optimasi konsentrasi ekstrak binahong dalam ...repository.usd.ac.id/30846/2/148114172_full.pdfyaitu:...

90
OPTIMASI KONSENTRASI EKSTRAK BINAHONG (Anredera cordifolia) DALAM SEDIAAN BIOMATERIAL SELULOSA BAKTERI (Acetobacter xylinum) SEBAGAI PENUTUP LUKA DIABETES SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi Oleh: Maria Ines Habsari NIM : 148114172 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 05-Feb-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • OPTIMASI KONSENTRASI EKSTRAK BINAHONG (Anredera cordifolia)

    DALAM SEDIAAN BIOMATERIAL SELULOSA BAKTERI (Acetobacter

    xylinum) SEBAGAI PENUTUP LUKA DIABETES

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

    Program Studi Farmasi

    Oleh:

    Maria Ines Habsari

    NIM : 148114172

    FAKULTAS FARMASI

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2018

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • i

    OPTIMASI KONSENTRASI EKSTRAK BINAHONG (Anredera cordifolia)

    DALAM SEDIAAN BIOMATERIAL SELULOSA BAKTERI (Acetobacter

    xylinum) SEBAGAI PENUTUP LUKA DIABETES

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

    Program Studi Farmasi

    Oleh:

    Maria Ines Habsari

    NIM : 148114172

    FAKULTAS FARMASI

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2018

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ii

    PERSETUJUAN PEMBIMBING

    OPTIMASI KONSENTRASI EKSTRAK BINAHONG (Anredera cordifolia)

    DALAM SEDIAAN BIOMATERIAL SELULOSA BAKTERI (Acetobacter

    xylinum) SEBAGAI PENUTUP LUKA DIABETES

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PENGESAIIAN SKRIP$ BERJUDUL

    OPTIMAST KONSENTRAST f KSTRAK BrNArroN G (Anredera cordifoliatDALAM SEDIAAN BIOMATERTAL SELULOSA BAKTERT (Acetobacter

    xylinum) SEBAGAI PENUTUP LUKA DIABETES

    Oleh;

    Maria Ines Habsari

    NIM : 148114172

    Dipertahankan di hadapan Panitia Penguii Siaiosi,ili' ri

    ,*i$l{{lie J.. ,,,',**'*.1 , ,,'o ,

    ." ,.1,

    Panitia Penguji :

    1. Enade Perdana Istyastono, Ph.D., Apt.

    2. Dr. Sri Hartati Yuliani. Apt.

    3. Phebe Hendra, Ph.D.. Api.

    Fakultas Farmasi

    Universitas Sanata Dharma

    paoatanggai: 16 Juli 2018

    Mengetahui.

    Fakultas Farmasi

    i

    it1

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iv

    HALAMAN PERSEMBAHAN

    Karya ini dipersembahkan teristimewa untuk Tuhan Yesus Kristus

    “Sebab Tuhan, Dia sendiri akan berjalan di depanmu, Dia sendiri akan menyertai

    engkau, Dia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan

    engkau; janganlah takut dan janganlah patah hati” - (Ulangan 31:8)

    Ayah, Mama, Mas Angga, Mas Oni dan Adik Ocha

    Sahabat-sahabat dan orang tercinta yang mendukung dan mendoakan senantiasa

    Almamater Universitas Sanata Dharma

    Terima kasih atas kasih, semangat, cinta, doa, dan dukungan yang diberikan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • v

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

    Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis

    ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali telah disebutkan

    dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

    Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme dalam naskah

    ini, maka saya bersedia menanggung segaa sanksi sesuai peraturan perundang-

    undangan yang berlaku.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vi

    LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

    PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

    Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

    Nama : Maria Ines Habsari

    Nomor Mahasiswa : 148114172

    Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

    Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul "Optimasi

    Konsentrasi Ekstrak Binahong (Anredera cordifolia) dalam Sediaan

    Biomaterial Selulosa Bakteri (Acetobacter xylinum) sebagai Penutup Luka

    Diabetes" beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya

    memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk

    menyimpan, mengalihkan dalam bentuk lain, mengelolanya dalam bennrk

    pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

    intemet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin

    saya atau member royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya

    sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vii

    PRAKATA

    Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa

    karena atas berkat dan rahmat kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi

    dengan judul “Optimasi Konsentrasi Ekstrak Binahong (Anredera cordifolia)

    dalam Sediaan Biomaterial Selulosa Bakteri (Acetobacter xylinum) sebagai

    Penutup Luka Diabetes” dengan baik dan lancar. Skripsi ini disusun sebagai

    salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi

    Farmasi. Skripsi ini merupakan bagian dari penelitian Dr. Sri Hartati Yuliani, Apt.

    yang berjudul “Pengembangan Sediaan Penyembuh Luka Bagi Penderita Diabetes

    dengan Bahan Aktif Ekstrak Tempe” berdasarkan SK no.: 075/penel.LPPM

    USD/IV/2017.

    Melalui skripsi ini, penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat

    bagi para pembaca sehingga dapat dipergunakan sebagai sumber pengetahuan dan

    menjadi inspirasi untuk melakukan penelitian yang lebih lanjut nantinya.

    Penulisan skripsi ini tidak lepas dari banyak bantuan, dukungan,

    semangat, dan saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin

    mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Ibu Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi

    Universitas Sanata Dharma.

    2. Bapak Enade Perdana Istyastono, Ph.D., Apt. selaku dosen pembimbing yang

    telah memberikan ilmu, dukungan, dan saran dalam penelitian ini.

    3. Ibu Dr. Sri Hartati Yuliani, Apt. selaku dosen penguji yang telah bersedia

    memberikan dukungan, saran dan masukan bagi penelitian ini.

    4. Ibu Phebe Hendra, Ph.D., Apt. selaku dosen penguji yang telah bersedia

    memberikan saran dan masukan bagi penelitian ini.

    5. Bapak Yohanes Ratijo yang telah banyak mendukung dan meluangkan waktu

    untuk membantu penelitian ini.

    6. Bapak Musrifin, Mas Agung, Bapak Kayat, Mas Kunto, Pak Wagiran dan

    Mas Bimo selaku laboran yang telah mendukung jalannya penelitian ini.

    7. Keluarga penulis yang telah memberikan doa, semangat dan dukungan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii

    8. Rekan Kerja Penelitian Albertus Bayu Handyasto dan Nur Amalia

    Perwitasari yang menjadi sahabat sekaligus rekan kerja dalam penelitian ini.

    9. Wiranto Adi yang telah banyak membantu dan menyemangati dalam proses

    penelitian ini.

    10. Ignasia Handipta Mahardika, S.Farm dan Michael Rahardja Gani, M.Farm,

    Apt. yang telah banyak membantu dalam proses penelitian ini.

    11. Teman-teman penulis yang selalu menyemangati.

    12. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah

    membantu dalam penelitian dan penulisan skripsi ini.

    Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan di dalam skripsi ini. Oleh

    karena itu dengan terbuka dan senang hati penulis menerima kritik dan saran

    yang membangun dari para pembaca. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat

    bermanfaat bagi pembaca.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii

    HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii

    HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................. v

    PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................................................. vi

    PRAKATA ............................................................................................................ vii

    DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii

    DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix

    DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. x

    DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xi

    ABSTRAK ............................................................................................................ xii

    ABSTRACT ........................................................................................................... xiii

    PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

    METODE PENELITIAN ........................................................................................ 2

    Pemilihan Bahan ..................................................................................................... 3

    Ekstraksi Daun Kering Binahong............................................................................ 3

    Preparasi Limbah Cair Ketela Rambat .................................................................... 3

    Sterilisasi Ruangan, Alat, dan Bahan ...................................................................... 3

    Pembuatan Biomaterial Selulosa Bakteri Ekstrak Binahong .................................. 4

    Uji Sterilitas ............................................................................................................ 5

    Evaluasi Sifat Fisik Sediaan .................................................................................... 5

    Analisis Gugus Fungsi Menggunakan Instrumen FT-IR ........................................ 6

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii

    Analisis Morfologi Menggunakan Instrumen SEM (Scanning Electron

    Microscopy)............................................................................................................. 6

    Analisis Sifat Mekanik dengan Uji Tarik................................................................ 6

    Dasar Penentuan Formula Optimal ......................................................................... 7

    Uji Aktivitas Sediaan Biomaterial Selulosa Bakteri Ekstrak Binahong ................. 7

    Uji Histopatologi Pengecatan Hematoxylin-Eosin (HE) ........................................ 8

    Tata cara analisis hasil ............................................................................................ 8

    HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 9

    Formulasi Sediaan ................................................................................................... 9

    Uji Sterilitas ............................................................................................................ 9

    Evaluasi Sifat Fisik ............................................................................................... 10

    Analisis Gugus Fungsi dengan Instrumen FT-IR.................................................. 14

    Analisis Morfologi Menggunakan Instrumen SEM (Scanning Electrom

    Microscopy)........................................................................................................... 14

    Analisis Sifat Mekanik dengan Uji Tarik.............................................................. 17

    Uji Aktivitas Sediaan ............................................................................................ 17

    Uji Histopatologi ................................................................................................... 19

    KESIMPULAN ..................................................................................................... 23

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 24

    LAMPIRAN .......................................................................................................... 26

    BIOGRAFI PENULIS .......................................................................................... 74

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ix

    DAFTAR TABEL

    Tabel I. Formula tiap Petri Biomaterial Selulosa ………………………. 4

    Tabel II. Hasil Uji Sifat Fisik dan Sifat Mekanik Sediaan………………. 11

    Tabel III. Hasil Interpretasi Gugus Fungsi dari Sampel………………….. 12

    Tabel IV. Hasil Uji Aktivitas Sediaan……………………………………. 18

    Tabel V. Interpretasi Hasil Uji Histopatologi……………………………. 19

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • x

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1. Hasil Uji Sterilitas…………………………………………….. 9

    Gambar 2. Foto Permukaan SEM………………………………………… 14

    Gambar 3. Foto Melintang SEM………………………………………….. 16

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1. Ethical Clearance Penelitian .......................................................... 26

    Lampiran 2. Data Pembuatan Biomaterial Selulosa ............................................ 27

    Lampiran 3. Data Hasil Uji Sterilitas Sediaan .................................................... 29

    Lampiran 4. Data Hasil Uji Sifat Fisik Sediaan .................................................. 30

    Lampiran 5. Data Prakondisi Mencit .................................................................. 40

    Lampiran 6. Data Hasil Uji Aktivitas Sediaan .................................................... 41

    Lampiran 7. Hasil Uji Statistik Penelitian ........................................................... 43

    Lampiran 8. Hasil Uji Histopatologi ................................................................... 72

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    OPTIMASI KONSENTRASI EKSTRAK BINAHONG (Anredera cordifolia)

    DALAM SEDIAAN BIOMATERIAL SELULOSA BAKTERI (Acetobacter

    xylinum) SEBAGAI PENUTUP LUKA DIABETES

    Maria Ines Habsari

    Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Kampus III Paingan,

    Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta, 55282, Indonesia.

    Telp. (0274) 883037, Fax. (0274) 886529

    [email protected]

    ABSTRAK

    Biomaterial selulosa bakteri ekstrak binahong berpotensi untuk

    mempercepat penyembuhan luka pada penderita diabetes. Penelitian ini bertujuan

    untuk mengetahui konsentrasi optimum terhadap daya penyembuhan luka dan

    pengaruh peningkatan konsentrasi ekstrak binahong (Anredera cordifolia)

    terhadap sifat fisika pada sediaan biomaterial selulosa bakteri (Acetobacter

    xylinum) diabetic wound healing yang dibuat dalam 3 konsentrasi ekstrak yaitu

    2,5%, 5%, dan 7,5%. Formula optimal dipilih berdasarkan uji yang dilakukan,

    yaitu: uji sterilitas; sifat fisik yang meliputi organoleptis, keseragaman bobot, pH

    larutan sediaan, persentase moisture content dan absorption, dan uji tarik;

    analisis morfologi dengan Scanning Electron Microscopy (SEM) dan analisis

    gugus fungsi dengan FT-IR. Formula 2 (F2) dipilih sebagai formula optimal

    karena merupakan sediaan yang memiliki CV keseragaman bobot 1,86%; pH

    larutan sediaan 5,3; nilai persentase moisture content 2,21% dan moisture

    absorption 22,09%; tensile strength 7,51 MPa dan strain at f max 19,53%; steril;

    berwarna hijau dan halus; ketebalan rata-rata 116,80 µm; terdapat ekstrak

    binahong pada sediaan yang ditunjukkan dengan hasil foto SEM dan analisis

    gugus fungsi dengan FT-IR yang menunjukkan adanya gugus C-H stretch dan

    C=C aromatis; dan uji aktivitas serta histopatologi menunjukkan hasil bahwa

    sediaan dapat mempercepat penyembuhan luka diabetes menjadi sama dengan

    luka normal.

    Kata kunci: Ekstrak binahong, biomaterial selulosa, diabetes, luka diabetes.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    mailto:[email protected]

  • xiii

    ABSTRACT

    Bacterial cellulose binahong extract potentially accelerate wound

    healing in diabetics. This study aims to determine the optimum concentration of

    wound healing and the effect of increasing concentration of binahong extract

    (Anredera cordifolia) on the physical properties of bacterial cellulose

    (Acetobacter xylinum) diabetic wound healing which is made in 3 concentration

    extract that is 2.5%, 5%, and 7.5%. The optimum formula is chosen based on the

    test performed, namely: sterility test; physical properties including organoleptic,

    weight uniformity, pH of the dosage solution, percentage moisture content and

    absorption, and tensile test; morphological analysis with Scanning Electron

    Microscopy (SEM) and functional group analysis with FT-IR. Formula 2 (F2) is

    chosen as the optimal formula because it is a dosage having a uniformity CV of

    1.86% weight; pH of the dosage solution 5.3; percentage moisture content 2.21%

    and moisture absorption 22.09%; tensile strength 7.51 MPa and strain at f max

    19.53%; sterile; green and smooth; average thickness 116.80 μm; there is a

    binahong extract on the preparation shown by SEM photo and functional group

    analysis with FT-IR showing the presence of C-H stretch and C=C aromatic

    groups; activity and histopathologic tests showed that F2 dosage forms can

    accelerate the healing of diabetic wounds to be the same as normal wounds.

    Keywords: Binahong extract, cellulose biomaterial, diabetes, diabetes wound.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1

    PENDAHULUAN

    Diabetes mellitus adalah penyakit kronis dan merupakan penyakit

    metabolik yang ditandai oleh hiperglikemia akibat kegagalan sekresi insulin,

    kerja insulin atau keduanya (Mihardja et al., 2014). Kadar glukosa yang tinggi

    pada penderita diabetes dapat meningkatkan jumlah MMP-9. Diketahui bahwa

    peningkatan ekspresi MMP-9 juga diinduksi oleh prostaglandin E2 (PGE2).

    Matrix metalloproteinases (MMPs) dapat mendegradasi kolagen (Yen et al.,

    2008, Mclennan et al., 2008). Selain itu, diabetes mellitus menyebabkan

    epitelisasi tidak terjadi karena beberapa alasan yaitu berkurangnya level

    fibronectin dalam plasma dan meningkatnya intensitas dan durasi dari respon

    inflamasi sehingga dapat memperlambat proses penyembuhan luka (Hamed et

    al., 2013).

    Matriks ekstraseluler dari selulosa bakteri dapat menggantikan

    kerusakan matriks ekstraseluler serta menstimulasi tubuh untuk memproduksi

    kolagen sehingga dapat mempercepat mekanisme penyembuhan luka (El-hoseny

    et al., 2015). Menurut Divadi dan Yuliani (2015) kandungan flavonoid dan asam

    askorbat pada ekstrak daun binahong memiliki aktivitas pembentukan kolagen

    dan percepatan epitelisasi yang dapat mempercepat proses penyembuhan luka.

    Quercetin yang merupakan flavonoid dan asam ursolat dalam ekstrak daun

    binahong diketahui memiliki efek antiinflamasi dan kemopreventif melalui

    penghambatan siklooksigenase-2 (COX-2) dan sintesis prostaglandin (Kurniawan

    et al., 2014, Istyastono and Yuliani, 2016). Sintesis prostaglandin yang terganggu

    dapat menurunkan aktivitas enzim matrix metalloproteinases 9 (Yen et al.,

    2008), sehingga berpotensi mempercepat penyembuhan luka kronis pada

    penderita DM. Kandungan asam askorbat dalam ekstrak binahong memiliki

    peran yang penting untuk mengaktivasi enzim prolyl-hydroxygenase yang

    membantu pada fase hidroksilasi dalam proses pembentukan kolagen sehingga

    proses penyembuhan luka dapat dipercepat (Patricia and Yuliani, 2015).

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi ekstrak binahong

    (Anredera cordifolia) yang optimal dan pengaruh peningkatan konsentrasi ekstrak

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    binahong (Anredera cordifolia) terhadap sifat fisika pada sediaan biomaterial

    selulosa bakteri (Acetobacter xylinum) limbah ketela rambat (Ipomoea batatas

    Poir) diabetic wound healing, serta uji aktivitas untuk melihat potensi sediaan

    dalam mempercepat penyembuhan luka diabetes. Hipotesis dari penelitian ini

    adalah konsentrasi ekstrak binahong tertentu dapat menghasilkan sediaan

    biomaterial selulosa ekstrak binahong yang optimal sebagai diabetic wound

    healing serta peningkatan konsentrasi ekstrak binahong dapat memberikan

    pengaruh terhadap sifat fisika sediaan dan dalam aktivitasnya mempercepat

    penyembuhan luka diabetes.

    METODE PENELITIAN

    Jenis dan rancangan penelitian ini adalah eksperimental murni. Bahan

    yang digunakan dalam penelitian antara lain Ketela rambat yang bagian daging

    ketelanya berwarna putih, gula pasir, urea kualitas teknis, etanol 70 % kualitas

    teknis, etanol 96% kualitas teknis, asam asetat glasial kualitas teknis, gliserol

    kualitas teknis, kultur bakteri Acetobacter xylinum, NaOH kualitas p.a. buatan

    E.Merck®, HCl kualitas p.a. buatan E.Merck®, aquadest, pH stik buatan

    E.Merck®, kertas coklat pembungkus, isolasi bening, kapas, hepafix, kertas

    coklat, ketamine 10%, silika gel, dan silet buatan Gillette®, ekstrak binahong

    (Anredera cordifolia), aloksan monohidrat (Sigma), WFI, krim Veet®, Nutrient

    Agar, formalin 0,8% dan 10%.

    Alat dan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Spuit

    injeksi, biopsy punch 5 mm, jarum suntik, alat-alat gelas, Blood Glucose Test

    Meter (GlucoDrTM), timbangan digital (Mettler-Toledo B.V.PC 2000), oven

    drying (Memmert BE 500), autoklaf (ALP Co.,Ltd. Model KT-40), magnetic

    stirrer-hot plate (Heidolph MR 2002), Laminar Air Flow (LAF), seperangkat alat

    gelas (Pyrex dan Duran), Nampan (Lion Star dengan dimensi 230x176x39 mm),

    spatula, magnetic stirrer, timbangan, pisau, talenan, gunting (Han Kwang Korea),

    blender (Moulinex), baskom, cawan petri (Pyrex), kain mori, plastik, toples,

    Spektrofotometer IR (IR Shimadzu Prestige-21), seperangkat instrumen SEM

    (Jeol JSM T300), alat uji tensile strength (Universal Testing Machine Zwick Z

    0.5).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    Subjek uji pada penelitian ini adalah 30 ekor mencit jantan galur Swiss,

    usia 2-3 bulan, bobot 20-30 g diperoleh dari Laboratorium Imono Fakultas

    Farmasi Universitas Sanata Dharma dalam kondisi sehat yang telah mendapatkan

    Ethical cleareance dari Komisi Ethical Clearance untuk Penelitian Praklinik,

    Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu Universitas Gadjah Mada.

    Pemilihan Bahan

    Serbuk kering daun binahong diperoleh dari penelitian Divadi and

    Yuliani (2015) yang telah dilakukan determinasi sebelumnya dengan bantuan

    seorang determinator di Laboratorium Botani Farmasi Fakultas Farmasi

    Universitas Sanata Dharma.

    Ekstraksi Daun Kering Binahong

    Sebanyak 20 gram serbuk kering daun binahong dimaserasi dengan

    menggunakan 200 mL etanol 96% selama 90 menit pada suhu 50oC dan dilakukan

    pengadukan dengan menggunakan alat shaker pada 200rpm. Maserat dipisahkan

    dan terkonsentrasi hingga 25% dari volume, dan didapatkan ekstrak binahong

    (Yuliani et al., 2012).

    Preparasi Limbah Cair Ketela Rambat

    Pada penelitian ini, langkah-langkah yang dilakukan yaitu ketela dikupas

    dan dicuci sampai bersih, lalu ketela ditimbang dan dipotong-potong menjadi

    kecil kemudian ditambah sedikit air lalu diblender menjadi bubur ketela. Setelah

    itu, bubur ditambah air (1 bagian bubur ditambah dengan 1 bagian air) dan diaduk.

    Bubur ketela dimasukkan ke dalam kain mori lalu diperas dan disaring. Suspensi

    pati ini ditampung pada wadah pengendapan lalu bagian cairan hasil penyaringan

    pertamanya langsung dipindahkan ke dalam botol plastik sambil dibiarkan selama

    24 jam agar beberapa pati yang belum mengendap ini mengendap di dalam botol

    plastik. Cairan di atas endapan ini diambil untuk proses pembuatan biomaterial

    (Gani, 2013).

    Sterilisasi Ruangan, Alat, dan Bahan

    Kabinet Laminar Air Flow (LAF) dibersihkan dengan etanol 70%

    kemudian lampu UV dinyalakan selama 1 jam. Proses ini dilakukan sebelum

    proses sterilisasi biomaterial selulosa bakteri ekstrak binahong. Alat-alat gelas dan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    logam disterilisasi dengan autoklaf selama 15 menit dengan suhu 121oC,

    sedangkan alat yang terbuat dari plastik disterilisasi dengan sinar UV selama 3

    jam dan etanol 70%.

    Tabel I. Formula tiap Petri Biomaterial Selulosa Bakteri Ekstrak Binahong

    Formula B F1 F2 F3

    Air ketela rambat 40 mL 40 mL 40 mL 40 mL

    Gula Pasir 4 g 4 g 4 g 4 g

    Urea 0,2 g 0,2 g 0,2 g 0,2 g

    Gliserol 0,2 g 0,2 g 0,2 g 0,2 g

    Acetobacter xylinum 8 mL 8 mL 8 mL 8 mL

    Ekstrak Binahong 2,5% - 25 mL - -

    Ekstrak Binahong 5% - - 25 mL -

    Ekstrak Binahong 7,5% - - - 25 mL

    Keterangan: B (Basis); F1 (formula 1); F2(formula 2); F3 (formula 3).

    Pembuatan Biomaterial Selulosa Bakteri Ekstrak Binahong

    Pembuatan biomaterial selulosa seperti pada Tabel I. Air ketela rambat

    sebanyak 40 mL di tambahkan 4 gram gula pasir, 2 gram urea dan 0,2 gram

    gliserol diaduk dengan stirrer dan dipanaskan dengan hot plate. Campuran

    diasamkan dengan penambahan asam asetat glasial hingga pH berkisar antara 3-4.

    Selanjutnya campuran didinginkan dan dilakukan penambahan gliserol sebanyak

    1,0 gram. Campuran dituang ke dalam cawan petri sebanyak 40 mL ke dalam tiap

    petri berdiameter 9 cm yang telah disterilkan dengan autoklaf, kemudian

    ditambahkan 8 mL bakteri Acetobacter xylinum secara aseptis di dekat api bunsen.

    Lalu cawan petri ditutup dengan rapat menggunakan kertas coklat dan

    difermentasi selama 7 hari pada suhu kamar. Lapisan pelikel yang terbentuk

    dicuci beberapa kali dengan air kran, aquadest, lalu dengan air panas selama 3-5

    menit, lalu lapisan pelikel ini ditimbang. Lapisan pelikel direndam dengan larutan

    NaOH 3% selama 48 jam dan larutan NaOH diganti tiap 24 jam sekali. Setelah 48

    jam, lapisan pelikel dicuci dengan aquadest setelah dicuci lalu lapisan pelikel ini

    direndam dengan larutan HCl 3% selama 15 menit. Setelah 15 menit, lapisan

    pelikel ini dicuci kembali dengan aquadest hingga menunjukkan pH mendekati

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    range pH netral, pencucian dengan aquadest ini dihentikan kemudian air di

    lapisan pelikel ini dibuang dan lapisan pelikel ditimbang. Lalu lapisan pelikel

    dimasukkan ke oven yang sudah dibersihkan dengan etanol 70% dengan suhu

    40ºC selama 40 menit untuk mengurangi kadar air pada lapisan pelikel sebelum

    proses perendaman. Lapisan pelikel kemudian ditimbang.

    Kemudian dibuat ekstrak binahong dengan konsentrasi 2,5%, 5%, dan

    7,5% dengan cara menimbang 2,5 g, 5 g dan 7,5 g ekstrak etanol binahong yang

    kemudian masing-masing dilarutkan dalam 100 mL etanol 96%. Larutan ekstrak

    binahong yang telah dibuat dengan konsentrasi 2,5%, 5%, dan 7,5% digunakan

    untuk merendam lapisan pelikel. Lapisan pelikel yang terbentuk pada petri

    direndam selama 72 jam dalam 25 mL ekstrak binahong, lalu ditimbang. Lapisan

    pelikel+larutan ekstrak binahong ini dikeringkan dalam oven yang sudah

    dibersihkan sebelumnya dengan etanol 70% dengan suhu 35-40ºC selama 2 hari.

    Setelah lapisan pelikel ini membentuk lembaran tipis, lapisan pelikel ini

    ditimbang, dicetak menggunakan pelubang sumuran dengan diameter 1 cm, lalu

    disterilkan dengan lampu UV selama 3 jam di dalam LAF (Laminar Air Flow).

    Lalu disimpan di dalam plastik dan diletakkan di dalam toples bersilika gel.

    Uji Sterilitas

    Uji sterilitas dilakukan dengan meletakkan sediaan berdiameter 1 cm ke

    media Nutrien Agar pada cawan petri. Tiap petri kemudian dibungkus plastic

    wrap dan diinkubasi terbalik selama 24 jam (Mahardika 2017).

    Evaluasi Sifat Fisik Sediaan

    Uji Organoleptis Uji organoleptis dilakukan dengan mengamati warna dan

    kehalusan dari masing-masing sediaan bioselulosa bakteri yang telah dibuat

    (Shirsand et al., 2012).

    Uji Keseragaman Bobot Sediaan biomaterial selulosa ditimbang sebanyak 10 tiap

    formula, lalu dihitung rata-rata bobot sediaan (British Pharmacopoeia, 2009).

    Uji pH Larutan Sediaan Uji pH larutan sediaan dilakukan dengan merendam

    setiap formula biomaterial selulosa berdiameter 1 cm dalam 20 mL akuades pada

    suhu 36,5oC- 37,5oC selama 24 jam (British Pharmacopoeia, 2009).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

    Uji Persentase Moisture Content Selama 24 jam sediaan diletakkan dalam

    desikator berisi silika, kemudian bobot sediaan ditimbang (Toshkhani et al.,

    2013).

    Uji Persentase Moisture Absorption Sediaan diletakkan dalam climatic chamber

    dengan kelembaban 85% RH dan suhu 28°C selama 24 jam, kemudian bobot

    sediaan ditimbang (Toshkhani et al., 2013).

    Analisis Gugus Fungsi Menggunakan Instrumen FT-IR Analisis ini

    menggunakan seperangkat alat FTIR. Langkah-langkahnya adalah lapisan tipis

    atau pelikel yang diperoleh dari hasil fermentasi dijepit pada tempat sampel

    kemudian diletakkan pada alat ke arah sinar infra merah. Hasilnya akan direkam

    ke dalam kertas berskala berupa alur kurva bilangan gelombang terhadap

    intensitas (Gani, 2013).

    Analisis Morfologi Menggunakan Instrumen SEM (Scanning Electron

    Microscopy) Analisis ini bertujuan untuk melihat struktur morfologi dari

    biomaterial selulosa bakteri yang dilakukan dengan menggunakan instrumen

    SEM. Melalui analisis struktur morfologi ini, dapat dilihat struktur permukaan dan

    melintang dari biomaterial selulosa bakteri, bentuk mikrofibril dari biomaterial

    selulosa bakteri, diameter dari mikrofibril selulosa bakteri maupun struktur

    permukaan serta melintang dari selulosa bakteri yang telah diberi penambahan

    ekstrak (Gani, 2013).

    Analisis Sifat Mekanik dengan Uji Tarik Sampel material yang telah

    dikeringkan dipotong dengan ukuran 15 x 3 cm. Hasil potongan/spesimen

    dimasukkan ke dalam pemotong dumb-bell dan dilakukan pencetakan bentuk.

    Setelah itu sampel dipotong sesuai dengan pola yang terbentuk pada sampel.

    Ketebalan sampel diukur dengan mikrometer Mitutoyo lalu kedua sisi hasil

    pemotongan ini dikaitkan pada Universal Testing Machine. Aktifkan program

    Test Zwick. Power dan panel pada posisi ON. Isikan data sampel sesuai ukuran

    standar. Spesifikasi alat yang digunakan yaitu memakai spisau dengan standar

    ASTM. Alat dinyalakan dan diset dengan test speed = 10 mm/min lalu spesimen

    diamati sampai putus, pengujian dihentikan ketika spesimen sudah putus. Data

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

    yang diperoleh berupa persen perpanjangan (percent elongation), kuat tarik

    (tensile strength) dan F max (Gani, 2013).

    Dasar Penentuan Formula Optimal

    Formula optimal ditentukan dengan evaluasi sifat fisika sediaan dan uji

    aktivitas sediaan biomaterial selulosa bakteri. Hasil uji kemudian diuji statistik

    dan dianalisis. Formula optimal dipilih berdasarkan hasil uji keseragaman bobot,

    persentase moisture content dan moisture absorption, pH larutan sediaan,

    sterilitas, organoleptis, sifat mekanik dan uji aktivitas sediaan.

    Uji Aktivitas Sediaan Biomaterial Selulosa Bakteri Ekstrak Binahong

    Lima belas ekor mencit galur Swiss jantan diabetes yang terinduksi

    aloksan dan 15 ekor mencit galur Swiss jantan tidak diabetes (normal) dengan

    berat 20-30 gram dibagi menjadi 5 kelompok, setiap kelompok berjumlah 3 ekor

    mencit, Kelompok I sebagai kontrol negatif (tidak diberi perlakuan), kelompok II

    sebagai kontrol positif dengan pemberian sediaan selulosa bakteri tanpa

    penambahan ekstrak, kelompok III-V merupakan kelompok perlakuan dengan 3

    peringkat konsentrasi ekstrak binahong (Anredera cordifolia).

    Mencit diabetes memiliki kadar gula darah > 200 mg/dl. Mencit diabetes

    diperoleh dengan menginjeksi aloksan monohidrat 10% secara intraperitoneal

    dengan dosis 186,9 mg/kgBB sebanyak 1x penyuntikan selama 2 hari berturut-

    turut. Setiap mencit dianestesi dengan injeksi ketamin pada dosis 40 mg/kgBB

    secara intramuscular pada paha mencit (Divadi and Yuliani, 2015). Pada tiap

    mencit diberikan 1 luka eksisi menggunakan biopsy punch berdiameter 5 mm.

    Luka dibuat pada punggung mencit yang sudah dicukur 48 jam sebelumnya. Luka

    eksisi pada tiap ekor mencit diberi perlakuan berbeda, yaitu: kontrol negatif yaitu

    dilukai namun tidak diberi sediaan (tanpa perlakuan), kontrol positif dengan

    pemberian basis (bioselulosa bakteri), dan pemberian bioselulosa bakteri+ekstrak

    binahong (F1) dengan konsentrasi 2,5%, konsentrasi 5% (F2), dan konsentrasi

    7,5% (F3).

    Penggantian sediaan dilakukan setiap 24 jam sampai 14 hari kemudian.

    Selama 14 hari, luka mencit difoto kemudian penurunan luas luka diukur

    menggunakan software imageJ. Setelah 14 hari, mencit dieuthanasia dengan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

    injeksi ketamin secara intraperitoneal dengan dosis ketamin 3x dosis anestesia

    yaitu 120 mg/kg BB. Setelah dieuthanasia, akan dilakukan uji histopatologi, kulit

    punggung diambil dengan ukuran 2x2 cm dan disimpan dalam pot berisi formalin

    10%. Berikut ini rumus persen penutupan luka menurut Thu et al. (2012).

    Wound Closure (%) = (𝐴𝑟𝑒𝑎 𝑙𝑢𝑘𝑎 𝑝𝑎𝑑𝑎 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒−0)−(𝐴𝑟𝑒𝑎 𝑙𝑢𝑘𝑎 𝑝𝑎𝑑𝑎 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒−𝑛)

    (𝐴𝑟𝑒𝑎 𝑙𝑢𝑘𝑎 𝑝𝑎𝑑𝑎 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒−0)𝑥100%.

    Uji Histopatologi Pengecatan Hematoxylin-Eosin (HE)

    Uji histopatologi dilakukan dengan pengecatan menggunakan

    Hematoxylin Eosin. Preparat diamati histopatologinya secara mikroskopis dengan

    mikroskop cahaya Olympus tipe BH-2 yang terhubung dengan kamera Optilab

    v.2.1 (Micronos, Indonesia). Pembuatan dan pembacaan preparat sampel jaringan

    kulit dilakukan oleh bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Hewan,

    Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

    Tata cara analisis hasil

    Analisis kuantitatif Data yang diperolah dari keseragaman bobot, moisture

    content, moisture absorption, persen penyembuhan luka, dan tensile strength atau

    uji tarik diuji statistik menggunakan software R i.386 3.4.3 dengan uji ANAVA

    dan Post Hoc test (untuk data evaluasi sifat fisika). Uji statistika dilakukan dalam

    taraf kepercayaan 95%.

    Analisis kualitatif Dilakukan pengamatan pada uji histopatologi untuk

    mendapatkan perbandingan mikroskopis struktur kulit. Dilakukan pengamatan

    morfologi pada uji morfologi menggunakan instrumen Scanning Electron

    Microscopy. Dilakukan analisis gugus fungsi dengan menggunakan instrumen FT-

    IR, analisis tersebut dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya absorbsi pada

    suatu frekuensi tertentu sebagai penanda ada atau tidaknya gugus fungsional

    tertentu. Gugus fungsional dalam molekul akan dianalisis secara kualitatif dengan

    melihat bentuk spektra yang dihasilkan yaitu dengan melihat puncak spesifik yang

    menunjukkan jenis gugus fungsional tertentu.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Formulasi Sediaan Biomaterial Selulosa Bakteri (Acetobacter xylinum)

    Ekstrak Binahong (Anredera cordifolia) sebagai Penutup Luka Diabetes

    Formula Sediaan Biomaterial Selulosa Bakteri (Acetobacter xylinum)

    Ekstrak Binahong (Anredera cordifolia) sebagai penutup luka diabetes diperoleh

    dari penelitian Gani (2013) yang kemudian dimodifikasi. Konsentrasi ekstrak

    binahong yang digunakan adalah 2,5%; 5%; dan 7,5% yang didapatkan dari

    penelitian Mutiara et al. (2015) yang pada penelitiannya diformulasikan ke dalam

    bentuk sediaan hidrogel, lalu dimodifikasi ke dalam bentuk sediaan patch

    biomaterial selulosa ekstrak binahong. Media yang digunakan untuk fermentasi

    adalah air ketela rambat yang memiliki langkah pembuatan yang cukup panjang.

    Penggunaan media lain selain air ketela rambat seperti air kelapa juga dapat

    digunakan untuk fermentasi bakteri Acetobacter xylinum, namun perlu dilakukan

    penelitian lebih lanjut untuk dapat memproduksi selulosa bakteri dengan hasil

    yang seragam karena masih terdapat ketidakseragaman ketebalan dari selulosa

    bakteri.

    Uji Sterilitas

    Uji sterilitas dilakukan untuk mengetahui keberhasilan teknik sterilisasi

    akhir dengan lampu UV yang dilakukan mampu menghasilkan sediaan yang steril.

    Sediaan biomaterial selulosa harus memenuhi syarat sterilitas karena akan

    diaplikasikan pada luka penderita diabetes. Apabila sediaan tidak steril maka

    dapat mengakibatkan infeksi pada luka penderita diabetes dan dapat menghambat

    proses penyembuhan luka diabetes (Leung, 2007).

    Berdasarkan uji sterilitas yang telah dilakukan didapatkan bahwa Basis,

    F1, F2 dan F3 adalah steril, yang dibuktikan dengan tidak adanya pertumbuhan

    mikroba pada media seperti pada Gambar 1.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    a b c

    d e f

    Gambar 1. Hasil Uji Sterilitas: (a);(b);(c)Basis; (d)F1; (e)F2; (f)F3

    Evaluasi Sifat Fisik

    Evaluasi sifat fisik yang dilakukan antara lain adalah uji organoleptis,

    keseragaman bobot, pH larutan sediaan, persentase moisture content dan moisture

    absorption, analisis morfologi, dan analisis sifat mekanik.

    Uji Organoleptis

    Pengamatan secara visual yang dilakukan terhadap sediaan biomaterial

    selulosa bakteri ekstrak binahong secara keseluruhan memiliki warna hijau, halus,

    dan kering (Tabel II). Warna hijau pada F1, F2 dan F3 memiliki perbedaan,

    dimana seiring dengan peningkatan konsentrasi ekstrak binahong maka warna

    hijau yang dimiliki akan semakin tua atau semakin pekat. Sedangkan basis

    memiliki warna yang putih keruh karena tidak ada penambahan ekstrak.

    Uji Keseragaman Bobot

    Sediaan biomaterial selulosa bakteri ekstrak binahong yang dihasilkan

    dinyatakan seragam karena telah memenuhi kriteria (coefficient of variation) CV

    yang ditentukan oleh British Pharmacopoeia (2009) yaitu kurang dari 10% dengan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    11

    Tabel II. Hasil Uji Sifat Fisik dan Sifat Mekanik Sediaan

    Sediaan

    Organoleptis

    % % Tensile Strain at

    Keseragaman pH Moisture Moisture Strength Fmax

    Warna Kehalusan Tekstur Bobot Larutan Content Absorption (MPa) (%)

    (% CV) Sediaan ( ±SD) ( ±SD) ( ±SD) ( ±SD)

    Basis Putih Halus Kering 3,63 5,8 12,97± 17,63± 64,67± 2,59±

    2,10a,b,c 10,22 1,01

    a,b 0,75a,b

    F1 Hijau Halus Kering 1,70 5,9 3,57± 3,21± 10,01± 18,60±

    Muda

    0,98 0,50 3,11 1,05

    F2 Hijau Halus Kering 1,86 5,3 2,21± 22,09± 7,51± 19,53±

    0,45 1,80d 1,97 0,72

    F3 Hijau tua Halus Kering 1,97 5,2 3,25± 9,27± 61,28± 1,81±

    1,34 1,75e,f 12,15e,f 0,52

    e.f

    Keterangan: a= B dan F1 berbeda bermakna, b= B dan F2 berbeda bermakna, c= B dan F3 berbeda bermakna,

    d= F2 dan F1 berbeda bermakna, e= F3 dan F1 berbeda bermakna, f= F3 dan F2 berbeda bermakna, data berbeda

    bermakna jika (p-value < 0,05)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

    Tabel III. Hasil Interpretasi Gugus Fungsi dari Sampel

    No. Sampel

    Bilangan

    Gelombang (cm-

    1)

    Gugus Fungsi

    1. Basis 3334,01 Alcohol O-H stretch

    1030,18 C-O stretch

    1107,33 C-O-C stretch

    2. Ekstrak Binahong 2941,49 C-H stretch alkane

    2,5% 1022,19 C-O stretch

    1449,15 C=C aromatis

    3. Ekstrak Binahong 5% 2942,94 C-H stretch alkane

    1448,77 C=C aromatis

    1022,46 C-O stretch

    4. Ekstrak Binahong 2941,05 C-H stretch alkane

    7,5% 1449,16 C=C aromatis

    1022,39 C-O stretch

    5. F1 1030,75 C-O stretch

    1426,54 C=C aromatis

    2893,68 C-H stretch alkane

    3343,55 Alcohol O-H stretch

    1107,33 C-O-C stretch

    1645,11 C=C alkena

    6. F2 1022,15 C-O stretch

    1428,16 C=C aromatis

    2918,68 C-H stretch alkane

    3288,80 Alcohol O-H stretch

    1105,54 C-O-C stretch

    1650,89 C=C alkena

    7. F3 1031,88 C-O stretch

    1425,48 C=C aromatis

    2896,02 C-H stretch alkane

    3345,16 Alcohol O-H stretch

    1108,18 C-O-C stretch

    1637,29 C=C alkena

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

    CV masing-masing sediaan basis, F1, F2, dan F3 dapat dilihat pada Tabel II.

    Hasil statistik menunjukkan bahwa seluruh sediaan memiliki bobot yang berbeda

    bermakna.

    Uji pH Larutan Sediaan

    Sediaan biomaterial selulosa bakteri ekstrak binahong memiliki pH yang

    sesuai dengan range pH yang dapat diterima kulit yaitu 4-7 (Tabel II) (British

    Pharmacopoeia, 2009).

    Uji Persentase Moisture Content

    Uji persentase moisture content dilakukan dengan tujuan melihat jumlah

    kandungan air yang terdapat dalam sediaan, karena menurut Toshkhani et al.

    (2013) sediaan penutup luka yang baik adalah sediaan yang mampu menjaga

    kondisi luka agar tetap lembab. Kondisi luka dijaga agar tetap lembab karena pada

    kulit yang terluka umumnya mengalami penguapan yang dapat mencapai 20 kali

    lebih besar dibandingkan kulit normal. Ketika kulit yang terluka terpapar udara

    langsung, luka akan terdehidrasi dan akan terbentuk keropeng, namun sel yang

    berada dalam kondisi kering atau kelembapan rendah dapat kehilangan vitalitas

    dan fungsinya atau bahkan kulit dapat mati (Xu et al., 2016).

    Nilai persen yang didapat menunjukkan jumlah kandungan lembab yang

    dimiliki sediaan. Urutan persen moisture content dari yang tertinggi adalah

    basis>F1>F3>F2 (Tabel II). Basis memiliki nilai persen moisture content yang

    paling tinggi, hal ini dapat disebabkan karena basis memiliki rongga-rongga antar

    fibril selulosa bakteri yang cukup besar apabila dibandingkan dengan formula.

    Semakin besar rongga-rongga antara fibril selulosa bakteri, semakin mudah air

    terpenetrasi ke dalam sediaan (Guo and Catchmark, 2012).

    Uji Persentase Moisture Absorption

    Uji moisture absorption dilakukan dengan tujuan untuk melihat seberapa

    besar daya serap sediaan. Hal ini berkaitan dengan kemampuan sediaan dalam

    menyerap cairan, terutama eksudat pada luka penderita diabetes. Menurut

    (Toshkhani et al. 2013) sediaan penutup luka yang baik juga harus memiliki

    kemampuan penyerapan eksudat yang baik. Urutan persen moisture absorption

    dari yang tertinggi adalah F2>basis>F3>F1 (Tabel II). Hasil yang diperoleh

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    menunjukkan bahwa sediaan F2 memiliki kemampuan penyerapan lembab yang

    paling baik. Menurut Putranti (2017) penyerapan sediaan bergantung dari

    moisture content, di mana sediaan yang memiliki moisture content tinggi akan

    cenderung menarik air lebih sedikit. Pada hasil uji yang diperoleh oleh peneliti

    antara moisture content dan moisture absorption tidak menunjukkan adanya

    keterkaitan, hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya pengendalian pengacau

    seperti suhu dan RH pada desikator, sehingga sulit dikontrol penyerapan airnya.

    Analisis Gugus Fungsi dengan Instrumen FT-IR

    Analisis ini bertujuan untuk melihat adanya interaksi antara biomaterial

    selulosa bakteri dan ekstrak binahong seiring dengan adanya penambahan bahan

    tersebut. Apabila ada interaksi maka akan terlihat adanya perbedaan dari spektra

    masing-masing sampel sehingga melalui spektra-spektra ini dapat dilakukan

    interpretasi gugus fungsi dari masing-masing sampel.

    Pada penelitian Gani (2013) ditemukan bahwa selulosa bakteri memiliki

    gugus fungsi –OH dan C=O stretching yang muncul pada bilangan gelombang

    3441,01 cm-1 dan 1627,92 cm-1 pada hasil interpretasi spektra IR. Menurut

    penelitian Veronita et al. (2017) ekstrak daun binahong memiliki gugus fungsi

    C=C aromatis. Hasil interpretasi berdasarkan Pongpiachan (2014) pada Tabel III

    menunjukkan bahwa ekstrak daun binahong memiliki gugus fungsi C-H stretch,

    C=C aromatis dan C-O stretch. Pada F1, F2 dan F3 ditemukan adanya gugus

    fungsi C-H stretch dan C=C aromatis yang menandakan bahwa ketiga formula

    tersebut mengandung ekstrak binahong.

    Analisis Morfologi Menggunakan Instrumen SEM (Scanning Electrom

    Microscopy)

    Analisis morfologi ini bertujuan untuk melihat struktur permukaan dan

    melintang dari selulosa bakteri, bentuk mikrofibril dari selulosa bakteri, diameter

    dari mikrofibril selulosa bakteri maupun struktur permukaan serta melintang dari

    selulosa bakteri yang telah diberi penambahan ekstrak binahong. Analisis

    morfologi permukaan sampel juga dapat memperkuat perbedaan hasil analisis

    sifat fisik secara makroskopis dan organoleptis dari masing-masing sampel.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

    Pada foto permukaan basis dapat terlihat bahwa permukaannya terlihat

    tidak merata dan terdapat banyak lekukan. Hal ini pula dapat menyebabkan

    tekstur dari sampel menjadi kasar. Selain itu bentuk yang tidak merata dapat

    terjadi karena kondisi dari sampel bioselulosa bakteri yang sedikit terlipat

    sebelum dianalisis dengan menggunakan instrumen SEM.

    (Basis) (F1)

    (F2) (F3)

    Gambar 2. Foto Permukaan SEM dari Basis, F1, F2, dan F3

    Bentuk serat dari selulosa bakteri tidak dapat terlihat dengan jelas karena

    perbesaran 500x yang digunakan tidak mampu untuk melihat serat dari selulosa

    bakteri. Hal ini disebabkan karena keterbatasan dari instrumen SEM yang

    digunakan. Selain itu jika digunakan perbesaran yang lebih besar lagi maka

    gambar yang dihasilkan menjadi sedikit kabur dan tidak jelas, sehingga

    diputuskan hanya menggunakan perbesaran 500x, sedangkan untuk dapat melihat

    serat-serat mikrofobril pada selulosa bakteri, paling tidak harus digunakan

    perbesaran hingga 5000x (Freire et. al., 2011).

    Pada Gambar 2 F1, F2, dan F3 terdapat partikel-partikel yang memiliki

    beragam ukuran, partikel tersebut merupakan ekstrak binahong yang kurang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

    terdispersi secara homogen saat melarutkan ekstrak dan merendamnya pada

    biomaterial selulosa bakteri. Namun, melalui hal ini dapat dibuktikan pula bahwa

    ekstrak binahong dengan konsentrasi 2,5%, 5%, dan 7,5% ini telah mampu

    melapisi biomaterial selulosa bakteri. Apabila gambar F1, F2 dan F3

    dibandingkan dengan basis maka dapat diketahui bahwa ekstrak binahong telah

    mampu melapisi biomaterial selulosa bakteri pada permukaannya.

    Berikut ini Gambar 3 yang merupakan foto melintang SEM dari selulosa

    bakteri tanpa ekstrak (basis), penambahan ekstrak binahong 2,5% (F1), ekstrak

    binahong 5% (F2), dan ekstrak binahong 7,5% (F3) dengan perbesaran 500x.

    (Basis) (F1)

    (F2) (F3)

    Gambar 3. Foto Melintang SEM dari Basis, F1, F2, dan F3

    Berdasarkan foto melintang SEM dari basis, F1, F2 dan F3 dapat terlihat

    secara jelas perbedaan ketebalan dari masing-masing sediaan. Pada Gambar 3

    basis, F1, F2 dan F3 diukur ketebalannya dari 5 titik yang berbeda dengan

    ketebalan rata-rata secara berurutan yaitu 23,86 µm, 68,82 µm, 116,80 µm, dan

    135,80 µm.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

    Pada Gambar 3 (F1) dapat terlihat bahwa ketebalannya tidak merata,

    menurut Scionti (2010) hal ini dapat disebabkan oleh pembentukan biomaterial

    selulosa bakteri yang tidak merata yang dapat disebabkan karena pada proses

    fermentasi selulosa yang dihasilkan memiliki perbedaan ketebalan antar pelikel

    dan perbedaan ketebalan di dalam pelikel itu sendiri. Pada Gambar 3 dapat

    diketahui bahwa ekstrak binahong tidak hanya melapisi di permukaan saja namun

    juga masuk dan mengisi rongga-rongga dari biomaterial selulosa bakteri sehingga

    mempengaruhi ketebalan masing-masing sediaan. Dapat disimpulkan bahwa

    seiring dengan peningkatan konsentrasi ekstrak binahong maka ketebalan dari

    sediaan juga akan meningkat.

    Analisis Sifat Mekanik dengan Uji Tarik

    Analisis sifat mekanik bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian

    ekstrak binahong terhadap karakterisitik sifat mekanik dari selulosa bakteri. Sifat

    mekanik dan kualitas suatu biomaterial dapat ditentukan dari nilai kekuatan tarik

    dan persen perpanjangannya. Menurut Iskandar et al. (2010), semakin tinggi

    kekuatan tarik dan persen elongasi dari suatu film maka semakin bagus kualitas

    dari film tersebut. Persen elongasi ini berbanding lurus dengan kuat tarik suatu

    film. Penambahan ekstrak binahong ke dalam biomaterial selulosa bakteri

    mempengaruhi kuat tarik dan persen elongasi dari sediaan yang ditunjukkan

    dalam hasil statistik yang berbeda bermakna antara basis dengan F1 dan F2,

    namun tidak berbeda bermakna antara basis dan F3 (Tabel II). Urutan strain at

    Fmax dari yang tertinggi adalah F2>F1>basis> F3. Adanya perbedaan nilai dari

    tensile strength dan strain at Fmax antar formula dapat disebabkan oleh sampel

    biomaterial selulosa yang kemungkinan memiliki ketebalan yang tidak seragam

    karena pada proses fermentasi selulosa yang dihasilkan memiliki perbedaan

    ketebalan antar pelikel dan perbedaan ketebalan di dalam pelikel itu sendiri

    (Scionti, 2010). Adanya kemungkinan perbedaan ketebalan dari sediaan ini akan

    mempengaruhi nilai kuat tarik dan perpanjangan elongasi (strain at F max).

    Uji Aktivitas Sediaan Biomaterial Selulosa Bakteri Ekstrak Binahong

    Dilakukan pengamatan terhadap subjek uji mencit setiap hari selama 14

    hari untuk memantau penutupan luka dengan mengambil gambar luka mencit dan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    dihitung persen penutupan luka menggunakan software Image J. Pada hari ke 14

    dipilih salah satu mencit dari tiap perlakuan untuk kemudian kulit mencit diambil

    untuk diuji histopatologi.

    Uji aktivitas bertujuan untuk mengetahui aktivitas penyembuhan luka

    diabetes yang diberi sediaan biomaterial selulosa bakteri ekstrak binahong dengan

    konsentrasi 2,5%, 5% dan 7,5%. Menurut penelitian El-hoseny et al. (2015)

    matriks ekstraseluler dari selulosa bakteri dapat menggantikan kerusakan matriks

    ekstraseluler serta menstimulasi tubuh untuk memproduksi kolagen sehingga

    dapat mempercepat mekanisme penyembuhan luka. Menurut Istyastono and

    Yuliani (2016) ekstrak daun binahong mengandung asam ursolat yang memiliki

    efek antiinflamasi dan kemopreventif melalui penghambatan siklooksigenase-2

    (COX-2) sehingga menghambat sintesis prostaglandin yang akan menghambat

    aktivitas MMP-9 yang diinduksi oleh prostaglandin E2 (PGE2) (Yen et al., 2008,

    Mclennan et al., 2008). Penghambatan aktivitas MMP akan menyebabkan

    degradasi matriks ekstraseluler berkurang sehingga akan mempercepat

    penyembuhan luka (Hariono et al., 2018).

    Tabel IV. Hasil Uji Aktivitas Sediaan

    Perlakuan luka % Wound Closure hari ke-14

    Mencit normal Mencit diabetes

    Kontrol (tanpa diberi

    sediaan) 98,58 ± 0,0129 92,77 ± 0,0267*

    Basis 99,22 ± 0,0136 98,20 ± 0,0172

    F1 100,00 ± 0,0000 98,29± 0,00178*

    F2 100,00 ± 0,0000 100,00 ± 0,0000

    F3 100,00 ± 0,0000 100,00 ± 0,0000

    Keterangan: *=hasil uji statistik t-test kecepatan penyembuhan luka berbeda

    bermakna (p-value

  • 19

    didapatkan hasil bahwa rata-rata kecepatan penutupan luka dengan pemberian F2

    dan F3 lebih cepat jika dibandingkan dengan basis dan F1.

    Uji Histopatologi

    Menurut Mclennan et al. (2008) kadar glukosa yang tinggi pada

    penderita diabetes meningkatkan jumlah MMP-9. Matrix metalloproteinases tipe

    9 (MMP-9) merupakan gelatinase atau kolagenase tipe IV yang dapat

    mendegradasi kolagen amorf dan fibronectin (Enoch and Leaper, 2007). Kadar

    gula yang tinggi secara tidak langsung akan mempengaruhi MMPs dengan

    pembentukan Advanced Glycation End Products (AGEs) yang akan terakumulasi

    selama kondisi hiperglikemia yang berkepanjangan. Jalur tersebut dapat

    mempengaruhi penyembuhan luka dengan meningkatkan inflamasi dan dengan

    demikian mempengaruhi remodelling matriks ekstraseluler. Kadar gula yang

    tinggi akan meningkatkan MMP-9 yang terlibat dalam beberapa aksi proinflamasi.

    Aksi MMP-9 akan meningkatkan aktivitas sitokin dan memungkinkan terjadinya

    respon inflamasi. Oleh sebab itu, waktu dari respon inflamasi akan terpengaruhi

    yang membawa pada penyembuhan luka yang buruk (Mclennan et al., 2008).

    Berdasarkan penelitian Istyastono and Yuliani (2016) kandungan asam

    ursolat dalam ekstrak daun binahong diketahui memiliki efek antiinflamasi dan

    kemopreventif melalui penghambatan siklooksigenase-2 (COX-2) sehingga

    menghambat sintesis prostaglandin. Sintesis prostaglandin yang terganggu dapat

    menurunkan aktivitas enzim matrix metalloproteinases 9 (Yen et al., 2008).

    Menurut Divadi and Yuliani (2015) kandungan flavonoid dan asam askorbat pada

    ekstrak daun binahong memiliki aktivitas pembentukan kolagen dan percepatan

    epitelisasi yang dapat mempercepat proses penyembuhan luka.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

    Tabel V. Interpretasi Hasil Uji Histopatologi

    Mencit normal Mencit diabetes

    Kontrol kulit terlihat normal dan tidak terlihat

    bekas luka biopsy.

    % Wound Closure Hari Ke-14 : 98,58 ±

    0,0129*

    Epithelisasi belum menutup seluruh area luka

    (4), kolagen padat sudah terbentuk (3), infiltrasi

    sel radang polimofonuklear tidak terlihat,

    angiogenesis (1), hal ini menunjukkan bahwa

    luka berada dalam fase proliferasi awal

    penyembuhan luka.

    % Wound Closure Hari Ke-14 : 92,77 ±

    0,0267

    Penyembuhan secara mikroskopis : berbeda

    Basis kulit terlihat normal dan tidak tampak

    bekas luka biopsy, hal ini menunjukkan bahwa

    luka berada dalam fase proliferasi.

    % Wound Closure Hari Ke-14 : 99,22 ±

    0,0136

    Basis Epithelisasi telah menutup seluruh area

    luka (4), kolagen padat sudah terbentuk (3),

    infiltrasi sel radang polimofonuklear tidak

    terlihat, angiogenesis (2), hal ini menunjukkan

    bahwa luka berada dalam fase proliferasi.

    % Wound Closure Hari Ke-14 : 98,20 ±

    0,0172

    Penyembuhan secara mikroskopis : tidak berbeda

    F1 Epithelisasi telah menutup seluruh area luka

    (4), kolagen padat sudah terbentuk (4),

    infiltrasi sel radang polimofonuklear tidak

    terlihat, angiogenesis (1) hal ini menunjukkan

    bahwa luka berada dalam fase proliferasi.

    % Wound Closure Hari Ke-14 : 100,00 ±

    0,0000*

    F1 Epithelisasi belum menutup seluruh area

    luka (3), kolagen padat sudah terbentuk (2),

    infiltrasi sel radang polimofonuklear tidak

    terlihat, angiogenesis (2) hal ini menunjukkan

    bahwa luka berada dalam fase awal proliferasi.

    % Wound Closure Hari Ke-14 : 98,29±

    0,00178

    Penyembuhan secara mikroskopis : berbeda

    F2 Tidak terlihat area bekas biopsy. Terlihat

    F2 Epitelisasi telah menutup seluruh area luka

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

    adanya dermal cyst yang berasal dari kelenjar,

    ephitelisasi telah menutup seluruh area luka

    (4), kolagen padat (3), infiltrasi sel radang

    polimorfonuklear (PMN) tidak terlihat (0),

    Angiogenesis (1), hal ini menunjukkan bahwa

    luka berada dalam fase proliferasi.

    % Wound Closure Hari Ke-14 : 100,00 ±

    0,0000

    (4), kolagen padat (3), infiltrasi sel radang

    polimorfonuklear (PMN) tidak terlihat (0),

    Angiogenesis (1), hal ini menunjukkan bahwa

    luka berada dalam fase proliferasi.

    % Wound Closure Hari Ke-14 : 100,00 ±

    0,0000

    Penyembuhan secara mikroskopis : tidak berbeda

    F3 Ephitelisasi belum menutup seluruh area

    luka (3). Kolagen padat (3), infiltrasi PMN

    tidak terlihat (0), Angiogenesis (1), hal ini

    menunjukkan bahwa luka berada dalam fase

    proliferasi.

    % Wound Closure Hari Ke-14 : 100,00 ±

    0,0000

    F3 Tidak terdapat area bekas biopsy, namun

    terlihat akumulasi hancuran sel radang

    bercampur massa homogen eosinofilik disertai

    infiltrasi neutrophil dan limfosit di subkutis hal

    ini menunjukkan bahwa penyembuhan luka

    masih berada pada tahap inflamasi akhir.

    % Wound Closure Hari Ke-14 : 100,00 ±

    0,0000

    Penyembuhan secara mikroskopis : berbeda

    Keterangan: *=hasil uji statistik t-test kecepatan penyembuhan luka berbeda

    bermakna (p-value

  • 22

    diperpanjang yang berakibat meningkatnya level Matrix Metalloproteases

    (MMPs) (Yuliani, 2013).

    Berdasarkan pengamatan mikroskopis hasil menunjukkan bahwa F2

    dapat menyembuhkan luka mencit normal dan diabetes lebih baik dibandingkan

    F1, F3, dan basis. Dapat diketahui bahwa pemberian sediaan F2 dapat

    menyembuhkan luka dengan lebih baik pada mencit normal dan diabetes,

    dibuktikan dengan hasil pembacaan yang menunjukkan bahwa epitelisasi telah

    menutup seluruh area luka (4), kolagen padat (3), infiltrasi sel radang

    polimorfonuklear (PMN) tidak terlihat (0), angiogenesis (1), dimana hal ini

    menunjukkan bahwa luka berada dalam fase proliferasi (Tabel IV).

    Formula 2 merupakan biomaterial selulosa yang direndam dengan

    ekstrak binahong 5%, menurut Yuliani (2013) sampai kadar 5% ekstrak tidak

    memiliki sifat iritasi. Hasil ini menunjukkan bahwa sediaan F2 telah mampu

    mempercepat penyembuhan luka pada mencit diabetes sehingga penyembuhannya

    sama dengan mencit normal.

    Peningkatan konsentrasi ekstrak binahong dalam sediaan biomaterial

    selulosa bakteri (Acetobacter xylinum) terbukti memiliki karakteristik yang

    berbeda dengan basis sediaan. Perbedaan karakteristik antara basis dan sediaan

    dapat terlihat dari sifat fisika, sifat mekanik, dan morfologi dari sediaan. Formula

    2 (F2) dipilih sebagai formula optimal karena merupakan sediaan yang memiliki

    CV keseragaman bobot 1,86% sehingga setiap sediaan memiliki kandungan atau

    jumlah ekstrak yang sama. pH larutan sediaan 5,3 telah sesuai dengan pH yang

    dapat diterima oleh kulit yaitu 4-7, apabila pH kurang atau lebih dari range yang

    telah ditetapkan, dikhawatirkan sediaan dapat mengiritasi luka sehingga dapat

    memperparah kondisi luka. Nilai persentase moisture content 2,21% memiliki

    pengaruh terhadap kemampuan sediaan dalam menyediakan kondisi lembab bagi

    luka dan nilai moisture absorption 22,09% merupakan nilai terbesar diantara

    formula, moisture absorption merupakan kemampuan sediaan dalam menarik

    eksudat yang terdapat pada luka. Tensile strength 7,51 MPa dan strain at F max

    19,53% yang menandakan bahwa sediaan memiliki fleksibilitas yang baik ketika

    diaplikasikan di area luka; sediaan yang dihasilkan oleh F2 steril sehingga aman

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    digunakan untuk luka penderita diabetes; berwarna hijau dan halus; ketebalan

    rata-rata 116,80 µm; terdapat ekstrak binahong pada sediaan yang ditunjukkan

    dengan hasil foto SEM dan analisis gugus fungsi dengan FT-IR yang

    menunjukkan adanya gugus C-H stretch dan C=C aromatis; dan uji aktivitas serta

    histopatologi yang menunjukkan sediaan dapat mempercepat penyembuhan luka

    diabetes menjadi sama dengan luka normal.

    KESIMPULAN

    Peningkatan konsentrasi ekstrak binahong dapat memberikan pengaruh

    terhadap sifat fisika sediaan. Konsentrasi ekstrak binahong (Anredera cordifolia)

    yang paling optimal dalam sediaan biomaterial selulosa bakteri (Acetobacter

    xylinum) sebagai penutp luka diabetes adalah formula 2 (F2).

    Saran untuk penelitian selanjutnya adalah perlu dilakukan pengecekan

    RH pada penggunan desikator dalam uji moisture content sehingga didapatkan

    pengkondisian yang sesuai.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    DAFTAR PUSTAKA

    Divadi, A. and Yuliani, S.H., 2015. Pembuatan dan Uji Aktivitas Sediaan Gel

    Scarless Wound dengan Ekstrak Binahong dan Zat Aktif Piroxicam. Jurnal

    Farmasi dan Sains Komunitas, 12 (2), 41–47.

    El-hoseny, S.M., Basmaji, P., Olyveira, G.M. De, Maria, L., Costa, M., Alwahedi,

    A.M., Domingos, J., and Francozo, G.B., 2015. Natural ECM-Bacterial

    Cellulose Wound Healing — Dubai Study. Journal of Biomaterials and

    Nanobiotechnology, (October), 237–246.

    Enoch, S. and Leaper, D.J., 2007. Basic science of wound healing. Surgery, 26

    (2), 31–37.

    Freire, C. S. R., Silvestre, A. J. D., Gandini, A. and Neto, C.P., 2011, New

    materials from cellulose fibers. A contribution to the implementation

    of the integrated biorefinery concept, O PAPEL, 72, 9,

    91–96.

    Gani, M.R., 2013. Pegaruh Pemberian Bioselulosa Bakteri Acetobacter xylinum

    dari Limbah Ketela Rambat (Ipomoea batatas Poir) dengan Penambahan

    Chitosan sebagai Material Penutup Luka pada Tikus Galur Wistar Jantan.

    Skripsi Universitas Sanata Dharma, 146.

    Guo, J. and Catchmark, J.M., 2012. Surface area and porosity of acid hydrolyzed

    cellulose nanowhiskers and cellulose produced by Gluconacetobacter

    xylinus. Carbohydrate Polymers, 87 (2), 1026–1037.

    Hamed, S., Bennett, C.L., Demiot, C., Ullmann, Y., Teot, L., and Desmoulière,

    A., 2013. Erythropoietin , a novel repurposed drug : An innovative treatment

    for wound healing in patients with diabetes mellitus. Wound Repair and

    Regeneration, 23–33.

    Hariono, M., Yuliani, S.H., Istyastono, E.P., Riswanto, F.D.O., and Adhipandito,

    C.F., 2018. Matrix metalloproteinase 9 ( MMP9 ) in wound healing of

    diabetic foot ulcer : Molecular target and structure-based drug design.

    Wound Medicine. Elsevier B.V.

    Iskandar, M.Z., Mulyati, S., Fathanah, U., Sari, I., and Juchairawati, 2010.

    Pembuatan Film Selulosa dari Nata de Pina. Jurnal Rekayasa Kimia dan

    Lingkungan, 7 (3), 105–111.

    Istyastono, E.P. and Yuliani, S.H., 2016. Scarless wound healing gel with

    Binahong (Anredera cordifolia (Ten) Steenis) leaves extract and celecoxib as

    the active ingredients. AIP Conference Proceedings, 1755, 1–6.

    Kurniawan, B., Carolia, N., and Pheilia, A., 2014. The Effectiveness Of Binahong

    Leaf Extract (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) and Mefenamic acid as

    Anti Inflammation to White Male Rat Induced By Karagenin. Jurnal

    Kedokteran Universitas Lampung, 4 (8), 151–157.

    Leung, P.C., 2007. Diabetic foot ulcers - a comprehensive review. The Surgeon, 5

    (4), 219–231.

    Mahardika, I.H., 2017. Optimasi Konsentrasi Hydroxypropyl Methylcellulose

    (HPMC) Sebagai Polimer Hydrocolloid Matrix Diabetic Wound Healing

    dengan Bahan Aktif Ibuprofen. Skripsi Universitas Sanata Dharma, 1–127.

    Mclennan, S., Min, D., and Yue, D., 2008. Matrix metalloproteinases and their

    roles in poor wound healing in diabetes. Wound Practice and Research, 16

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    (3), 116–121.

    Mihardja, L., Soetrisno, U., and Soegondo, S., 2014. Prevalence and clinical

    profile of diabetes mellitus in productive aged urban Indonesians. Journal of

    Diabetes Investigation, 5 (5), 507–512.

    Mutiara PI, G., Nurdiana, and Utami, Y.W., 2015. The Effectiveness of Binahong

    Hydrogel ( Anredera cordifolia ( Ten ) Steenis ) to Reduce Macrophages

    Number in Proliferation Phase of Wound on Hyperglycemia Rats ( Rattus

    norvegicus ) Wistar Strain glukosa . Hiperglikemia biasanya disebabkan

    yang dijumpai. Jurnal Kesehatan FKUB, 2, 29–40.

    Patricia, P. and Yuliani, S.H., 2015. Pembuatan dan Uji Aktivitas Sediaan Gel

    Scarless Wound dengan Ekstrak Binahong dan Zat Aktif Ibuprofen. Jurnal

    Farmasi dan Sains Komunitas, 12 (2), 54–60.

    Pharmacopoeia, B., 2009. British Pharmacopoeia Addendum. London: Her

    Majesty’s Stationery Office.

    Pongpiachan, S., 2014. FTIR Spectra of Organic Functional Group Composition

    in PM Collected at Chiang-Mai City, Thailand during the Haze Episode in

    March 2012. Journal of Applied Sciences, 14 (22), 2967–2977.

    Putranti, B.F., 2017. Optimasi Konsentrasi Polivinil Pirolidon K-30 (PVP K-30)

    Sebagai Polimer Hydrocolloid Matrix Diabetic Wound Healing dengan Zat

    Aktif Piroksikam. Skripsi Universitas Sanata Dharma, 1–20.

    Scionti, G., 2010. Mechanical Properties of Bacterial Cellulose Implants

    Mechanical Properties of Bacterial Cellulose Implants. Thesis Chalmers

    University of Technology Sweden, 31–34.

    Shirsand, S., Ladhane, G., Prathap, S., and Prakash, P., 2012. Design and

    evaluation of matrix transdermal patches of meloxicam. RGUHS J Pharm

    Sci, 2, 58–65.

    Toshkhani, S., Shilakari, G., and Asthana, A., 2013. Advancements in wound

    healing biodegradable dermal patch formulation designing Advancements in

    Wound Healing Biodegradable Dermal Patch Formulation Designing. Inventi

    Rapid: Pharm Tech, 2013 (3).

    Veronita, F., Wijayati, N., and Mursiti, S., 2017. Isolasi dan Uji Aktivitas

    Antibakteri Daun Binahong serta Aplikasinya sebagai Hand Sanitizer.

    Indonesian Journal of Chemical Science, 6 (2).

    Xu, R., Xia, H., He, W., Li, Z., Zhao, J., Liu, B., and Wang, Y., 2016. Controlled

    water vapor transmission rate promotes wound-healing via wound re-

    epithelialization and contraction enhancement. Nature Scientific Reports,

    (April), 1–12.

    Yen, J., Khayrullina, T., and Ganea, D., 2008. PGE2-induced metalloproteinase-9

    is essential for dendritic cell migration. Blood Journal, 111 (1), 260–271.

    Yuliani, S.H., 2013. Uji Penyembuhan Luka dan Potensi Iritasi Ekstrak Etanol

    Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten) Steenis). Jurnal Ilmu

    Kefarmasian Indonesia, 11 (1), 83–88.

    Yuliani, S.H., Fudholi, A., Pramono, S., and Marchaban, 2012. The Effect of

    Formula to Physical Properties of Wound Healing Gel of Ethanolic Extract

    of Binahong (Anredera Cordifolia (Ten) Steenis). International Journal of

    Pharmaceutical Sciences and Research, 3 (11), 4254–4259.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    LAMPIRAN

    Lampiran 1. Ethical Clearance Penelitian

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

    Lampiran 2. Data Pembuatan Biomaterial Selulosa Bakteri Ekstrak Binahong

    2.1 Hasil perhitungan konsentrasi NaOH dan HCl yang digunakan

    NaOH 3%

    Hasil Penimbangan : 3,00 gram

    Pelarut yang digunakan = 100 mL aquadest

    Konsentrasi = massa/volume

    Konsentrasi = 3,00 gram/100 mL

    Konsentrasi = 0,03 gram/mL = 3 %

    HCl 3%

    C1x V1= C2xV2

    37% x V1= 3% x 100 mL

    V1= 8,11 mL

    Volume HCl yang diambil 8,11 mL dari HCl 37 % lalu di ad dalam 100 mL

    aquadest.

    2.2 Hasil perhitungan ekstrak binahong dengan konsentrasi 2,5%, 5% dan 7,5%

    Hasil Penimbangan

    Serbuk Kering Daun

    Binahong

    50 gram

    Pelarut yang digunakan 500 mL etanol 96%

    Volume setelah

    terkonsentrasi hingga 25% 125 mL

    2.3 Hasil Penimbangan Sediaan dalam Proses Pembuatan Sediaan Biomaterial

    Selulosa Bakteri Ekstrak Binahong

    F1 (g) F2 (g) F3 (g)

    No. Petri 1 2 3 1 2 3 1 2 3

    Sebelum

    Direndam 36,546 37,571 39,583 36,5 36,147 36,565 35,103 35,11 36,065

    Setelah

    Direndam

    Ekstrak

    39,331 41,689 40,063 38,2

    1 37,57 37,33 41,25

    40,33

    8 36,700

    Setelah

    Pengeringan 0,699 0,905 0,877 0,93 0,739 0,832 0,85 0,928 0,802

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    2.4 Hasil Sediaan

    (F1) (F2) (F3)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    Lampiran 3. Data Hasil Uji Sterilitas Sediaan Biomaterial Selulosa Bakteri

    Ekstrak Binahong

    a b

    c d

    e f

    Hasil Uji Sterilitas :

    (a);(b);(c) Basis= steril; (d)F1=steril; (e)F2=steril; (f)F3=steril

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

    Lampiran 4. Data Hasil Uji Sifat Fisik Sediaan Biomaterial Selulosa Bakteri

    Ekstrak Binahong

    4.1 Uji Organoleptis

    Basis Formula 1 Formula 2 Formula 3

    Warna Putih keruh Hijau muda Hijau Hijau tua

    Kehalusan Halus Halus Halus Halus

    Keterangan

    lain Kering, rapuh Kering, keras Kering, keras Kering, keras

    4.2 Uji Keseragaman Bobot

    Replikasi Basis Ekstrak 2,5% (g) Ekstrak 5% (g) Ekstrak 7,5%

    (g)

    1 0,0029 0,0113 0,0124 0,012

    2 0,0030 0,0117 0,0125 0,0124

    3 0,0028 0,0115 0,0120 0,0118

    4 0,0027 0,0116 0,0126 0,0119

    5 0,0028 0,0120 0,0123 0,0118

    6 0,0030 0,0114 0,0127 0,0121

    7 0,0030 0,0114 0,0126 0,0124

    8 0,0029 0,0116 0,0124 0,012

    9 0,0030 0,0115 0,0123 0,0121

    10 0,0029 0,0115 0,0128 0,0124

    0,0029 0,0116 0,0125 0,0121

    SD 0,0001 0,0002 0,0002 0,0002

    CV 3,635% 1,695% 1,861% 1,967%

    4.3 Uji pH Larutan Sediaan

    Replikasi Formula 1 Formula 2 Formula 3 Basis

    1 5,9 5,3 5,2 5,8

    2 5,8 5,2 5,2 5,8

    3 5,8 5,3 5,1 5,9

    5,833333333 5,266666667 5,166666667 5,833333333

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

    4.4 Uji Moisture Content

    Formula Bobot Awal

    (g)

    Bobot Akhir

    (g)

    % Moisture

    Content

    BASIS

    R1 0,0029 0,0026 11,5385%

    12,9744% R2 0,0030 0,0026 15,3846%

    R3 0,0028 0,0025 12,0000%

    F1

    R1 0,0117 0,0112 4,4643%

    3,5714% R2 0,0115 0,0112 2,6786%

    R3 0,0116 0,0112 3,5714%

    F2

    R1 0,0124 0,0121 2,4793%

    2,2111% R2 0,0125 0,0122 2,4590%

    R3 0,012 0,0118 1,6949%

    F3

    R1 0,0119 0,0125 4,8000%

    3,2529% R2 0,0118 0,0121 2,4793%

    R3 0,0118 0,0121 2,4793%

    4.5 Uji Moisture Absorption

    Formula Bobot Awal

    (g)

    Bobot Akhir

    (g)

    % Moisture

    Absorption

    BASIS

    R1 0,0025 0,0021 16,0000%

    17,6349% R2 0,0036 0,0033 8,3333%

    R3 0,0021 0,0027 28,5714%

    F1

    R1 0,0114 0,0118 3,5088%

    3,2062% R2 0,0114 0,0117 2,6316%

    R3 0,0115 0,0119 3,4783%

    F2

    R1 0,0123 0,0149 21,1382%

    22,0909% R2 0,0124 0,015 20,9677%

    R3 0,012 0,0149 24,1667%

    F3

    R1 0,0124 0,0138 11,2903%

    9,2731% R2 0,0121 0,0131 8,2645%

    R3 0,0121 0,0131 8,2645%

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

    4.6 Hasil Spektra IR Sampel

    4.6.1 Basis

    4.6.2 Ekstrak Binahong 2,5%

    4.6.3 Ekstrak Binahong 5%

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 33

    4.6.4 Ekstrak Binahong 7,5%

    4.6.5 F1

    4.6.6 F2

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 34

    4.6.7 F3

    4.7 Analisis Morfologi dengan SEM

    4.7.1. Hasil foto permukaan sediaan

    (Basis) (F1)

    (F2) (F3)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 35

    4.7.2. Hasil foto melintang sediaan

    (Basis) (F1)

    (F2) (F3)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 36

    4.8 Analisis Sifat Mekanik dengan Uji Tarik

    4.8.1 Basis

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 37

    4.8.2 F1

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 38

    4.8.3 F2

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 39

    4.8.4 F3

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 40

    Lampiran 5. Data Prakondisi Mencit

    Data Penimbangan Aloksan 10%

    Kertas Perkamen 0,324 gram

    Perkamen + isi 2,824 gram

    Bobot aloksan 2,50 gram

    Hasil perhitungan konsentrasi Aloksan 10% yang digunakan :

    Hasil Penimbangan : 2,50 gram

    Pelarut yang digunakan = 25 mL Water for Injection

    Konsentrasi = massa/volume

    Konsentrasi = 2,50 gram/25 mL

    Konsentrasi = 0,1 gram/mL = 10 %

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 41

    Lampiran 6. Data Hasil Uji Aktivitas Sediaan Biomaterial Selulosa Bakteri Ekstrak Binahong

    a. Data (%) Wound Closure mencit diabetes

    Hari

    ke-

    Tanpa Perlakuan BASIS F1 F2 F3

    1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

    0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

    1 4,73 2,20 5,85 7,61 10,00 7,96 12,35 15,02 18,23 31,11 18,81 34,80 21,16 28,76 15,55

    2 13,07 8,10 9,46 22,18 17,88 18,57 16,91 19,95 21,40 43,02 19,40 44,72 26,00 29,80 24,09

    3 22,36 18,08 16,77 33,99 29,40 27,32 24,28 21,94 23,11 56,14 20,96 63,91 37,19 35,09 44,39

    4 30,97 26,51 26,09 41,01 39,52 37,33 42,99 26,21 32,80 60,62 25,80 67,68 38,26 37,55 50,79

    5 35,50 30,70 36,47 54,00 44,11 40,42 27,08 29,87 34,30 62,18 34,23 71,73 46,67 40,75 61,02

    6 44,09 37,22 44,14 59,14 47,09 47,20 37,18 36,81 41,65 67,93 55,57 80,56 52,44 46,50 66,88

    7 51,08 42,57 53,49 60,50 54,89 56,08 42,26 43,51 43,32 74,55 57,14 84,77 56,43 53,48 72,30

    8 61,46 48,92 62,62 64,24 59,75 67,30 44,45 48,08 54,64 79,62 69,99 88,59 72,43 56,39 75,26

    9 69,64 56,97 73,79 70,89 64,03 70,25 58,45 50,30 55,60 88,95 74,80 92,34 89,11 68,08 78,37

    10 77,28 66,19 79,98 72,03 77,06 73,20 65,37 57,23 62,93 90,15 80,98 95,03 92,25 74,53 80,24

    11 82,40 72,77 85,94 81,15 83,24 79,56 66,11 67,90 71,42 97,05 90,95 95,87 95,91 83,46 80,72

    12 88,00 80,08 90,19 88,42 90,89 88,26 78,45 78,21 91,28 98,36 97,29 100 98,72 92,09 92,42

    13 91,29 87,69 90,94 90,60 96,08 94,32 86,68 86,92 98,14 100 100 100 100 94,96 100

    14 94,35 89,70 94,27 96,56 100 98,05 98,17 98,17 98,55 100 100 100 100 100 100

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 42

    b. Data (%) Wound Closure mencit normal (tidak diabetes)

    Hari

    ke-

    Tanpa Perlakuan BASIS F1 F2 F3

    1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

    0 0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

    1 12,62 10,22 16,19 13,13 10,48 12,99 33,76 12,45 36,25 14,03 16,74 16,10 13,42 17,68 11,80

    2 18,78 21,97 21,78 19,33 18,80 17,29 36,04 27,90 41,67 32,45 22,17 37,57 15,65 22,62 13,56

    3 29,67 32,33 33,52 26,30 28,33 30,29 42,45 45,36 59,17 46,72 47,57 58,32 17,06 38,77 17,24

    4 38,44 33,97 40,47 34,03 38,45 38,10 58,85 57,52 67,79 64,84 58,07 76,14 36,77 47,13 33,05

    5 47,07 36,43 57,45 41,58 44,10 44,49 67,76 64,08 77,08 81,17 81,87 79,70 65,27 51,35 57,44

    6 51,53 48,53 65,20 43,63 51,44 55,38 72,15 71,86 88,08 87,53 83,44 82,07 66,70 69,67 67,73

    7 54,48 55,47 75,81 46,20 52,39 59,48 81,62 78,76 89,44 84,77 83,11 87,39 71,17 75,19 78,30

    8 67,50 69,61 81,52 49,24 55,60 66,25 84,39 87,68 90,68 86,05 85,02 91,61 77,50 80,94 81,17

    9 72,69 77,73 88,62 55,08 63,18 72,97 91,22 95,65 93,92 90,65 90,59 93,46 88,71 81,52 83,11

    10 79,87 83,18 93,75 63,28 67,21 77,69 98,22 95,32 94,42 91,20 92,20 98,42 93,38 82,84 89,76

    11 86,89 88,73 95,22 71,46 80,98 82,65 98,45 97,65 98,28 92,97 100 99,67 94,52 84,05 94,93

    12 91,64 92,42 96,15 85,84 88,30 89,39 98,57 100 99,32 100 100 99,80 94,76 88,82 96,34

    13 95,16 96,56 98,00 92,57 94,50 95,49 100 100 100 100 100 100 95,79 97,25 100

    14 97,47 98,26 100 97,65 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 43

    Lampiran 7. Hasil Uji Statistik Penelitian

    7.1 Uji Statistik Keseragaman Bobot

    a. Uji Normalitas

    b. Uji Homogenitas

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 44

    c. Uji ANAVA

    d. Uji Post-Hoc

    Kelompok 1 Kelompok 2 P value Hasil

    F1 B 0.00 Berbeda

    F2 B 0.00 Berbeda

    F3 B 0.00 Berbeda

    F2 F1 0.00 Berbeda

    F3 F1 0.0000036 Berbeda

    F3 F2 0.0011022 Berbeda

    7.2 Uji Statistik Persentase Moisture Content

    a. Uji Normalitas pearson chi-square

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 45

    b. Uji Homogenitas

    c. Uji ANAVA

    d. Uji Post-Hoc

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 46

    7.3 Uji Statistik Persentase Moisture Absorption

    e. Uji Normalitas pearson chi-square

    f. Uji Homogenitas Levene Test

    g. Uji Kruskal Wallis

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 47

    h. Uji Post-Hoc

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 48

    Kelompok 1 Kelompok 2 P value Hasil

    F1 B 0,134 Tidak Berbeda

    F2 B 0,5305 Tidak Berbeda

    F3 B 0,2908 Tidak Berbeda

    F2 F1 0,02004 Berbeda

    F3 F1 0,0000439 Berbeda

    F3 F2 0,0009031 Berbeda

    7.4 Hasil Uji Statistik %Strain at Fmax

    a. Uji Normalitas

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 49

    b. Uji Homogenitas

    c. Uji ANAVA

    P-value di bawah 0,05 ada perbedaan yang signifikan

    Kelompok 1 Kelompok 2 P value Hasil

    F1 B 0.0000000 Berbeda

    F2 B 0.0000000 Berbeda

    F3 B 0.6389602 Tidak Berbeda

    F2 F1 0.5001896 Tidak Berbeda

    F3 F1 0.0000000 Berbeda

    F3 F2 0.0000000 Berbeda

    7.5 Hasil Uji Statistik Tensile Strength

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 50

    a. Uji Normalitas

    b. Uji Homogenitas

    c. Uji ANAVA

    P-value di bawah 0,05 ada perbedaan yang signifikan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 51

    d. Uji Post-Hoc

    Kelompok 1 Kelompok 2 P value Hasil

    F1 B 0.0000273 Berbeda

    F2 B 0.0000195 Berbeda

    F3 B 0.9118831 Tidak Berbeda

    F2 F1 0.9615253 Tidak Berbeda

    F3 F1 0.0000439 Berbeda

    F3 F2 0.0000309 Berbeda

    7.6 Uji statistik Kruskal Wallis kecepatan penyembuhan luka mencit

    7.6.1. Mencit Diabetes

    Uji normalitas pearson chi-square

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 52

    Uji Homogenitas Levene’s Test

    Uji Kruskall Wallis

    Uji Post Hoc

    a. TP vs B

    Rata-rata wound closure TP tidak berbeda bermakna dengan B

    p-value=0,3859

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 53

    b. TP vs F1

    Rata-rata penyembuhan TP dengan F1 tidak berbeda bermakna

    p-value=0,5515

    c. TP vs F2

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 54

    Rata-rata penyembuhan luka diabetes TP dan F2 berbeda bermakna yang berarti

    F2 memiliki penyembuhan yang lebih cepat

    p-value=0,008565

    d. TP vs F3

    Rata-rata penyembuhan luka TP dan F3 tidak berbeda bermakna

    p-value=0,09097

    e. B vs F1

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 55

    Rata-rata penyembuhan luka Basis dan F1 tidak berbeda bermakna

    p-value= 0,2114

    f. B vs F2

    Rata-rata wound closure basis dan F2 berbeda bermakna

    p-value=0,0006425

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 56

    g. B vs F3

    Rata-rata penyembuhan Basis dan F3 tidak berbeda bermakna

    p-value = 0,08757

    h. F1 vs F2

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 57

    Rata-rata wound closure F1 dan F2 berbeda bermakna

    p-value = 0,01116

    i. F1 vs F3

    Rata-rata wound closure mencit diabetes dengan pemberian sediaan F1 dan F3

    tidak berbeda bermakna (p-value = 0,07148)

    j. F2 vs F3

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 58

    Rata-rata wound closure mencit diabetes F2 dan F3 tidak berbeda bermakna.

    p-value=0,1461

    Analisis Statistik Kruskal Wallis

    Mencit Diabetes Nilai P-

    value Keterangan

    Kelompok 1 Kelompok 2

    Tanpa Perlakuan Basis 0,3859 Tidak Berbeda

    Tanpa Perlakuan F1 0,5515 Tidak Berbeda

    Tanpa Perlakuan F2 0,008565 Berbeda

    Tanpa Perlakuan F3 0,09097 Tidak Berbeda

    Basis F1 0,2114 Tidak Berbeda

    Basis F2 0,000643 Berbeda

    Basis F3 0,08757 Tidak Berbeda

    F1 F2 0,01116 Berbeda

    F1 F3 0,07148 Tidak Berbeda

    F2 F3 0,1461 Tidak Berbeda

    7.6.2. Mencit normal

    Uji normalitas pearson chi-square

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 59

    Uji Uji Homogenitas Levene’s Test

    Uji Kruskall Wallis

    Uji Post Hoc

    a. TP vs B

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 60

    Hasil : tidak berbeda bermakna

    b. TP VS F1

    Hasil : tidak berbeda bermakna

    c. TP vs F2

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 61

    Hasil : tidak berbeda bermakna

    d. TP vs F3

    Hasil : tidak berbeda bermakna

    e. B vs F1

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 62

    Hasil : berbeda bermakna

    f. B vs F2

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 63

    Hasil : berbeda bermakna

    g. B vs F3

    Hasil : tidak berbeda bermakna

    h. F1 vs F2

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 64

    Hasil : tidak berbeda bermakna

    i. F1 vs F3

    Hasil : tidak berbeda bermakna

    j. F2 vs F3

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 65

    Hasil : tidak berbeda bermakna

    Analisis Statistik Kruskal Wallis

    Mencit Normal Nilai P-

    value Keterangan

    Kelompok 1 Kelompok 2

    Tanpa Perlakuan Basis 0,05033 Tidak Berbeda

    Tanpa Perlakuan F1 0,09039 Tidak Berbeda

    Tanpa Perlakuan F2 0,09991 Tidak Berbeda

    Tanpa Perlakuan F3 0,8495 Tidak Berbeda

    Basis F1 0,01479 Berbeda

    Basis F2 0,00501 Berbeda

    Basis F3 0,06203 Tidak Berbeda

    F1 F2 0,8466 Tidak Berbeda

    F1 F3 0,1925 Tidak Berbeda

    F2 F3 0,2061 Tidak Berbeda

    7.7 Uji statistik T dua sampel berpasangan

    7.7.1 Uji Statistika Mencit Tanpa Perlakuan

    a. Uji normalitas pearson chi-square

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 66

    b. Uji homogenitas data

    c. Uji T

    Rata-rata wound closure tanpa perlakuan diabetes berbeda dengan rata-rata

    wound closure tanpa perlakuan non diabetes

    Rata-rata wound closure tanpa perlakuan diabetes < rata-rata wound

    closure tanpa perlakuan non diabetes

    7.7.2 Uji Statistika Mencit dengan pemberian Basis

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 67

    a. Uji normalitas pearson chi-square

    b. Uji homogenitas data

    c. Uji T

    Rata-rata wound closure basis diabetes tidak berbeda dengan rata-rata wound

    closure basis non diabetes.

    7.7.3 Uji Statistika Mencit dengan pemberian F1

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 68

    a. Uji Normalitas

    b. Uji Homogenitas

    c. Uji T-berpasangan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 69

    Hasil : berbeda bermakna

    7.7.4 Uji statistik dengan pemberian F2

    a. Uji Normalitas

    b. Uji Homogenitas

    c. Uji T-berpasangan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 70

    Hasil : penyembuhan tidak berbeda bermakna

    7.7.5 Uji Statistik Pemberian F3

    a. Uji Normalitas

    b. Uji Homogenitas

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 71

    c. Uji T berpasangan

    Hasil : tidak berbeda bermakna

    Analisis Statistik Uji T dua sampel

    berpasangan Nilai P-

    value Keterangan

    Mencit Normal Mencit Diabetes

    Tanpa Perlakuan Tanpa Perlakuan 0,01369 Berbeda

    Basis Basis 0,46870 Tidak Berbeda

    F1 F1 0,02996 Berbeda

    F2 F2 0,18910 Tidak Berbeda

    F3 F3 0,61300 Tidak Berbeda

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 72

    Lampiran 8. Hasil Uji Histopatologi

    8.1. Mencit Normal

    Tanpa Perlakuan

    Basis

    F1

    F2

    F3

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 73

    8.2. Mencit Diabetes

    Tanpa Perlakuan

    Basis

    F1

    F2

    F3

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 74

    BIOGRAFI PENULIS

    Penulis skripsi yang berjudul “Optimasi

    Konsentrasi Ekstrak Binahong dalam Sediaan

    Biomaterial Selulosa Bakteri Acetobacter xylinum

    Sebagai Material Penutup Luka Diabetes” memiliki

    nama lengkap Maria Ines Habsari. Dilahirkan di Curup

    Provinsi Bengkulu pada tanggal 10 November 1996 dari

    pasangan Bapak M. Suhadi Kusno dan Ibu Cornelia

    Indah Isa Siniwi. Penulis merupakan anak ketiga dari

    empat bersaudara. Penulis telah menyelesaikan

    pendidikan di TK Indriyasana Baciro pada tahun 2002 hingga 2003, lalu

    melanjutkan pendidikan di SD Joannes Bosco pada tahun 2003 hingga 2009.

    Penulis menempuh sekolah menengah pertama di SMP Pangudi Luhur 1

    Yogyakarta pada tahun 2009 hingga 2012, kemudian melanjutkan ke tingkat

    menengah atas dengan mengambil kelas akselerasi di SMA Negeri 8 Yogyakarta

    pada tahun 2012 hingga 2014. Penulis melanjutkan pendidikan tinggi di Fakultas

    Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tahun 2014 hingga 2018. Selama

    menjadi mahasiswa di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, penulis

    cukup aktif dalam kegiatan kemahasiswaan,