(warta vol 15 no.1 2009) profil binahong

33
Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009 1 KONSENTRAT PROTEIN KELAPA UNTUK PRODUK PANGAN Sampai saat ini minyak kelapa merupakan produk utama yang diolah dari daging buah kelapa. Minyak kelapa merupakan pro- duk yang diperoleh dari peng- olahan kopra dengan cara kering (dry process of coconut ) ataupun langsung dari kelapa segar de- ngan cara basah (wet process of coconut). Proses pengolahan mi- nyak kelapa cara basah dapat menghasilkan produk akhir be- rupa minyak kelapa yang dikenal dengan sebutan minyak perawan, minyak kelapa murni atau virgin coconut oil (VCO). Selain VCO, juga diperoleh hasil ikutan berupa air kelapa, ampas kelapa, skim ke- lapa dan blondo. eknologi pengolahan untuk menghasilkan berbagai pro- duk bernilai ekonomi dari hasil ikutan VCO telah tersedia seperti pengolahan nata de coco, sirup dan minuman ringan, tepung kelapa, kecap, anggur kelapa dan lain-lain. Skim kelapa dan blondo mengandung protein yang cukup tinggi sehingga merupakan sumber protein yang potensial untuk di- proses lanjut menjadi konsentrat protein kelapa. Konsentrat protein kelapa (KPK) dapat digunakan sebagai bahan tambahan sumber protein dalam pengolahan berbagai produk pangan antara lain produk ekstrusi dan makanan bayi serta sebagai stabilizer untuk menstabil- kan sistem emulsi. Pengolahan dan Karakteristik Konsentrat Protein Kelapa Pengolahan konsentrat protein kelapa Konsentrat protein kelapa dapat diproses dari skim kelapa maupun blondo. Skim adalah lapisan bawah yang terbentuk pada saat dilakukan pendiaman santan untuk mendapat- kan krim. Blondo adalah lapisan kaya protein yang terbentuk ketika dilakukan proses pendiaman untuk mendapatkan (VCO) Virgin Coco- nut Oil (Gambar 1). Proses ekstraksi minyak cara basah dapat meng- hasilkan protein berkualitas lebih baik dibandingkan dengan peng- olahan cara kering. Protein kelapa tersebut dapat diolah menjadi kon- sentrat protein kelapa dengan meng- gunakan beberapa teknik pemisahan seperti pemanasan, presipitasi se- suai dengan titik isoelektris protein, sentrifugasi dan ultrafiltrasi. Karakteristik konsentrat protein kelapa akan berbeda dengan per- bedaan metode preparasi yang di- lakukan. Konsentrat protein krim ke- lapa yang dibuat dengan cara peng- asaman santan, lalu disentrifugasi memiliki kadar air 3,58%, protein 88,94%, lemak 1,90%, abu 3,95% T Gambar 1. Skim kelapa dan blondo sebagai bahan baku untuk pengolahan konsentrat protein kelapa Volume 15, Nomor 1 April 2009 W A R T A BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN TERBIT TIGA KALI SETAHUN ISSN 0853 - 8204 PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN Dok : Steivie Karouw dan Rindengan Barlina (Balitka)

Upload: regina-pramudita

Post on 28-Dec-2015

76 views

Category:

Documents


16 download

TRANSCRIPT

Page 1: (Warta Vol 15 No.1 2009) Profil Binahong

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009 1

KONSENTRAT PROTEIN KELAPA UNTUK PRODUK PANGAN

Sampai saat ini minyak kelapa merupakan produk utama yang diolah dari daging buah kelapa. Minyak kelapa merupakan pro-duk yang diperoleh dari peng-olahan kopra dengan cara kering (dry process of coconut ) ataupun langsung dari kelapa segar de-ngan cara basah (wet process of coconut). Proses pengolahan mi-nyak kelapa cara basah dapat menghasilkan produk akhir be-rupa minyak kelapa yang dikenal dengan sebutan minyak perawan, minyak kelapa murni atau virgin coconut oil (VCO). Selain VCO, juga diperoleh hasil ikutan berupa air kelapa, ampas kelapa, skim ke-lapa dan blondo.

eknologi pengolahan untuk menghasilkan berbagai pro-duk bernilai ekonomi dari

hasil ikutan VCO telah tersedia seperti pengolahan nata de coco, sirup dan minuman ringan, tepung kelapa, kecap, anggur kelapa dan lain-lain. Skim kelapa dan blondo mengandung protein yang cukup tinggi sehingga merupakan sumber protein yang potensial untuk di-proses lanjut menjadi konsentrat protein kelapa. Konsentrat protein kelapa (KPK) dapat digunakan sebagai bahan tambahan sumber protein dalam pengolahan berbagai produk pangan antara lain produk

ekstrusi dan makanan bayi serta sebagai stabilizer untuk menstabil-kan sistem emulsi.

Pengolahan dan Karakteristik Konsentrat Protein Kelapa

Pengolahan konsentrat protein kelapa

Konsentrat protein kelapa dapat diproses dari skim kelapa maupun blondo. Skim adalah lapisan bawah yang terbentuk pada saat dilakukan pendiaman santan untuk mendapat-kan krim. Blondo adalah lapisan kaya protein yang terbentuk ketika dilakukan proses pendiaman untuk mendapatkan (VCO) Virgin Coco-nut Oil (Gambar 1). Proses ekstraksi minyak cara basah dapat meng-hasilkan protein berkualitas lebih baik dibandingkan dengan peng-olahan cara kering. Protein kelapa tersebut dapat diolah menjadi kon-sentrat protein kelapa dengan meng-gunakan beberapa teknik pemisahan seperti pemanasan, presipitasi se-suai dengan titik isoelektris protein, sentrifugasi dan ultrafiltrasi.

Karakteristik konsentrat protein kelapa akan berbeda dengan per-bedaan metode preparasi yang di-lakukan. Konsentrat protein krim ke-lapa yang dibuat dengan cara peng-asaman santan, lalu disentrifugasi memiliki kadar air 3,58%, protein 88,94%, lemak 1,90%, abu 3,95%

T

Gambar 1. Skim kelapa dan blondo sebagai bahan baku untuk pengolahan konsentrat protein kelapa

Volume 15, Nomor 1 April 2009

WA R T A BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN TERBIT TIGA KALI SETAHUN

ISSN 0853 - 8204

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Dok

: S

teiv

ie K

arou

w d

an R

inde

ngan

Bar

lina

(Bal

itka)

Page 2: (Warta Vol 15 No.1 2009) Profil Binahong

Binahong (Anredera cordifolia) sebagai obat

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009 2

dan karbohidrat 1,64%. Sedangkan yang diproses dengan pembekuan kemudian dipanaskan pada suhu 40oC mengandung kadar air 3,37%, protein 75,27%, lemak 2,45%, abu 4,24% dan karbohidrat 14,67%. Konsentrat protein dari skim kelapa mengandung lemak 2,0%, air 8,5% dan abu 9,0% serta protein 33-35%. Kadar protein konsentrat skim dapat meningkat sampai 46,63%.

Kandungan asam amino konsentrat protein kelapa

Protein merupakan suatu zat ma-kanan yang amat penting bagi tubuh, karena zat ini berfungsi sebagai zat pembangun dan zat pengatur. Mo-lekul protein tersusun atas sejumlah asam amino sebagai bahan dasar yang saling berikatan satu sama lain. Asam amino dalam kondisi netral (pH isolelektrik, PI) berada dalam bentuk ion dipolar atau juga disebut ion zwitter. Sampai sekarang ini, dikenal 24 jenis asam amino, yang digolongkan menjadi dua kelompok yaitu asam amino eksogen dan asam amino endogen. Asam amino en-dogen dapat disintesis dalam tubuh, sehingga dikenal dengan sebutan asam amino non-essensial. Sedang-kan asam amino eksogen adalah asam amino yang tidak dapat di-sintesis dalam tubuh manusia, ka-rena itu disebut asam amino essen-sial, artinya harus didapatkan dari makanan yang dikonsumsi. Asam amino essensial di antaranya adalah lisin, leusin, isoleusin, treonin, metionin, valin dan fenilalanin.

Berdasarkan kelarutannya, pro-tein dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kelompok yaitu albumin, globulin, glutelin, prolamin, histin dan prolamin. Protein kelapa terdiri atas fraksi globulin 40,1%, albumin 21,0%, prolamin 3,3%, glutelin 19,2% dan senyawa bukan protein 4,8%. Konsentrat protein kelapa mengandung asam amino essensial yaitu isoleusin, leusin, lisin, meti-onin, phenilalanin, treonin dan valin. Kandungan asam amino pada daging buah kelapa akan berbeda pada umur buah yang berbeda. Pada daging buah kelapa hibrida Khina-1 ternyata kadar asam aminonya me-ningkat sampai umur buah 10 bulan, kemudian menurun saat mencapai umur buah 11 - 12 bulan. Khusus

asam amino essensial cenderung turun dari umur buah 10 bulan sam-pai umur buah 12 bulan. Komposisi asam amino konsentrat protein ke-lapa dibandingkan dengan konsen-trat protein kedelai disajikan pada Tabel 1.

Berdasarkan Tabel 1, Asam amino glutamat merupakan asam amino dominan pada konsentrat protein kelapa disusul arginin, asam aspartat dan leusin. Meskipun tidak termasuk dalam asam amino essen-sial, tetapi asam amino glutamat sangat penting sebagai nutrisi untuk otak. Asam amino histidin dan arginin dikelompokkan dalam asam amino non essensial karena asam amino arginin tidak essensial bagi anak-anak dan orang dewasa, tetapi berguna bagi pertumbuhan bayi, sedangkan histidin essensial bagi anak-anak tetapi tidak essensial bagi orang dewasa.

Pemanfaatan Konsentrat Protein Kelapa Makanan bayi

Konsentrat protein kelapa (KPK) telah dimanfaatkan dalam peng-olahan makanan bayi dan diperoleh 2 formula yang cukup baik, yaitu FORMULA-C (FC) dan FORMU-LA-F (FF) setelah dibandingkan de-ngan kasein dengan menggunakan tikus percobaan. FC adalah makanan bayi dari campuran KPK (kadar pro-tein 31,49%) dan Tepung Beras Instan (TBI) = 5,5 : 4,5. Sedangkan FF adalah makanan bayi dari cam-puran KPK (Kadar protein 46,63%) dan Tepung Beras Instan (TBI) = 3,5 : 6,5. Selanjutnya pengujian mu-tu protein makanan bayi dilakukan secara in vivo dengan menggunakan tikus percobaan selama 10 hari. Pengujian mutu protein menghasil-kan nilai NPR (Net Protein Rasio), NB (Nilai Biologi), DC (Daya Cerna Sejati) dan NPU (Net Protein Utili-zation). Hasil pengujian mutu pro-tein makanan bayi dari Formula C dan Formula F dibandingkan dengan kasein sebagai kontrol disajikan pa-da Tabel 2. Berdasarkan hasil peng-ujian in vivo tersebut, protein kelapa memiliki mutu cukup baik diban-ding kasein.

DAFTAR ISI Informasi Komoditas Konsentrat protein kelapa untuk pro- duk pangan................................................. 1 Binahong (Anredera cordifolia) sebagai obat ............................................................ 3 Teknologi pengolahan citra digital untuk identifikasi mutu fisik produk tanaman perkebunan................................................. 6 Sembung (Blumea balsamifera) berkhasiat sebagai obat rematik .................................. 9 Nematoda entomopatogen (Steinernema) sebagai agensia pengendali hama secara hayati.......................................................... 11Nilai lebih jarak pagar (Jatropha curcas) sebagai sumber energi flora....................... 12Tanaman asam kandis (Garcinia xantho chymus) dan manfaatnya............................ 14Tanaman obat berkhasiat antikanker ......... 17Potensi tanaman saga (Abrus precato- rius) sebagai pestisida nabati ..................... 21Peluang budidaya dan manfaat jintan hitam (Nigella sativa) ................................ 23Prospek pengendalian Helopeltis antonii dengan menggunakan beberapa macam insektisida nabati ...................................... 25Panili budidaya dan kerabat liarnya........... 26Ulat bertanduk pada tanaman asam jawa............................................................ 28Tanaman inang serangga vektor penyakit kerdil pada tanaman lada ........................... 29

Berita

The 4th Meetimg of the Asian Cotton Research And Development Network Anyang Cina 23 - 26 September 2008 ..... 32Pedoman bagi penulis ................................ 32

Warta Penelitian dan Pengem-bangan Tanaman Industri me-muat pokok-pokok kegiatan ser-ta hasil penelitian dan pengem-bangan tanaman perkebunan.

PENANGGUNG JAWAB : Kapuslitbang Perkebunan

M. SYAKIR

A. DEWAN REDAKSI Ketua Merangkap Anggota

AGUS KARDINAN Anggota :

DONO WAHYUNO ENDANG HADIPOENTYANTI

DEDI SOLEH EFFENDI E. RINI PRIBADI

M. DJAZULI BAMBANG PRASTOWO

B. REDAKSI PELAKSANA

YUSNIARTI SUSILOWATI MALA DEWI

ELFIANSYAH DAMANIK

Alamat Redaksi dan Penerbit Pusat Penelitian dan Pengembangan

Perkebunan. Jl. Tentara Pelajar No. 1 Bogor 16111

Telp. (0251) 8313083 Faks. (0251) 8336194

Sumber Dana : DIPA 2OO9 Pusat Penelitian dan

Pengembangan Tanaman Perkebunan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Page 3: (Warta Vol 15 No.1 2009) Profil Binahong

Tanaman obat berkhasiat antikanker

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009 3

Produk ekstrusi Proses ekstrusi merupakan

suatu teknik yang telah umum digunakan dalam pengolahan biji-bijian seperti gandum, sorgum, jagung dan beras serta bahan lain yang mengandung karbohidrat dengan menggunakan ekstruder. Saat ini hasil teknologi ekstrusi yang ditujukan untuk membuat produk makanan ringan dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama ada-lah produk yang menggunakan satu macam bahan utama, misalnya gan-dum, beras serta sumber pati lain-nya. Kelompok kedua adalah pro-duk yang dibuat dari campuran ber-bagai sumber pati seperti ubi jalar atau yang dicampur dengan kacang-kacangan yang mengandung protein. Dengan mempertimbangkan kan-dungan protein yang ada pada konsentrat protein kelapa, maka konsentrat protein kelapa telah di-manfaatkan sebagai bahan tambahan sumber protein pada pengolahan produk ekstrusi dari campuran te-pung beras dan tepung jagung. Pe-nambahan KPK sebesar 2,5; 5,0 dan 7,5% dapat meningkatkan derajat pengembangan produk ekstrusi yang dihasilkan dibandingkan dengan tanpa penambahan KPK (kontrol).

Stabilizer untuk sistem emulsi Konsentrat protein kelapa telah

diujikan sebagai stabilizer untuk

menstabilkan sistem emulsi minyak dalam air (O/W) dan sebagai pem-banding digunakan whey protein isolat. Ternyata KPK dapat men-stabilkan sistem emulsi meskipun belum sebaik whey protein isolat. Hal ini kemungkinan disebabkan karena masih terdapatnya partikel-partikel non protein seperti mineral, lemak dan karbohidrat. Oleh karena itu masih perlu dilakukan penelitian untuk mendapatkan teknik ekstraksi dan pemurnian yang tepat untuk menghasilkan konsentrat protein kelapa dengan tingkat kemurnian yang lebih baik. KPK dengan karak-teristik tersebut, akan lebih tepat untuk dimanfaatkan sebagai stabili-

zer pada produk pangan seperti yogurt, salad dressing dan sauce.

Penutup

Konsentrat protein kelapa dapat digunakan untuk keperluan seperti makanan bayi, produk ekstrusi dan stabilizer. Untuk sistem emulsi pengembangan lebih lanjut produk ini, dapat diberikan melalui sosiali-sasi berupa desiminasi ke pengguna dan dilakukan sebagai bentuk kerjasama.

BINAHONG (Anredera cordifolia) SEBAGAI OBAT

Tanaman binahong (Anredera cor-difolia (Ten.) Steenis) adalah ta-naman obat potensial yang dapat mengatasi berbagai jenis penyakit. Tanaman ini berasal dari dataran Cina dengan nama asalnya adalah Dheng shan chi. Di Indonesia ta-naman ini belum banyak dikenal, sedangkan di Vietnam tanaman ini merupakan suatu makanan wajib bagi masyarakat di sana. Binahong tumbuh menjalar dan panjangnya dapat mencapai 5 meter, berbatang lunak berbentuk silindris dan pada ketiak daun terdapat seperti umbi yang bertekstur kasar. Daunnya tung-gal dan mempunyai tangkai

pendek, bersusun berselang-seling dan berbentuk jantung. Panjang daun antara 5 - 10 cm dan mem-punyai lebar antara 3 - 7 cm. Seluruh bagian tanaman bina-hong dapat dimanfaatkan, mulai dari akar, batang, daun, umbi dan bunganya.

anaman binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) ter-masuk dalam famili

Basella-ceae merupakan salah satu tanaman obat yang mempunyai potensi besar ke depan untuk diteliti, karena dari tanaman ini masih

banyak yang perlu digali sebagai bahan fito farmaka. Tanaman ini sebenarnya berasal dari Cina dan menyebar ke Asia Tenggara. Di negara Eropa maupun Amerika, tanaman ini cukup dikenal, tetapi para ahli di sana belum tertarik untuk meneliti serius dan mendalam, padahal beragam khasiat sebagai obat telah diakui.

Di Indonesia tanaman ini dikenal sebagai gendola yang sering diguna-kan sebagai gapura yang melingkar di atas jalan taman. Namun tanaman ini belum banyak dikenal dalam masyarakat Indonesia.

Tabel 1. Komposisi asam amino konsentrat protein kelapa dibandingkan de- ngan konsentrat protein kedelai

Jenis Asam Amino Konsentrat Protein .Kelapaa Konsentrat Protein Kedelaib Asam amino essensial : Isoleusin 3,4 5,2 Leusin 6,0 9,1 Lisin 3,8 7,1 Phenilalanin 3,5 5,7 Tirosin 1,6 3,7 Sistin 1,4 1,67 Metionin 1,5 1,54 Treonin 3,4 4,5 Triptofan 0,7 - Valin 4,9 5,2 Asam amino non essensial : Histidin 1,8 3,1 Arginin 11,7 8,5 Asam aspartat 8,3 13,5 Asam glutamat 19,3 21,0 Serin 4,7 5,9 Prolin 3,8 5,8 Alanin 4,3 5,1 Glisin 4,1 4,8

Keterangan : a) Rindengan (1988); b) Jeunink dan Ceftel (1979)

Tabel 2. Mutu makanan bayi (formulasi konsentrat protein kelapa dan tepung beras instan) dibanding kasein

Jenis Formula NPR NB DC NPU Formula-C 3,41 96,47 93,79 90,51 Formula-F 3,60 96,46 94,57 91,26 Kasein 4,96 98,12 94,23 92,47

Sumber : Rindengan (1988) , Keterangan : NPR= Net protein rasio NB = Nilai Biologi DC = Daya curna NPU = Net protein utilization

T

Steivie Karouw dan Rindengan Barlina, Balitka

Page 4: (Warta Vol 15 No.1 2009) Profil Binahong

Binahong (Anredera cordifolia) sebagai obat

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009 4

Tanaman merambat ini perlu dikembangkan dan diteliti lebih jauh. Terutama untuk mengung-kapkan khasiat dari bahan aktif yang dikandungnya. Berbagai pengala-man yang ditemui di masyarakat, binahong dapat dimanfaatkan untuk membantu proses penyembuhan penyakit-penyakit berat (http:/portal. cbn. net.it.cbprtl/cybermed/detail).

Deskripsi dan klasifikasi tanaman Binahong merupakan tanaman

menjalar dan bersifat perennial (ber-umur lama), panjang dapat mencapai 5 m. Batang lunak, berbentuk silin-dris, saling membelit, berwarna merah, bagian dalam solid, permukaan halus, kadang memben-tuk semacam umbi yang melekat di ketiak daun dengan bentuk tak ber-aturan dan bertekstur kasar. Daun tunggal, ber-tangkai sangat pendek, tersusun berseling, ber-warna hijau, bentuk jan-tung, panjang 5 - 10 cm, lebar 3 - 7 cm, helaian daun tipis lemas, ujung runcing, pangkal berle-kuk, tepi rata, permuka-an licin, bisa dimakan. Bunga majemuk berben-tuk tandan, bertangkai panjang, muncul di ke-tiak daun, mahkota ber-warna krem keputih-putihan berjumlah lima helai tidak berlekatan, panjang helai mahkota 0,5 - 1 cm, berbau ha-rum. Akar berbentuk rim-pang, berdaging lunak.

Tanaman ini diklasifi-kasikan dalam kelas ; Magnoliopsida, Sub-kelas ; Hamamelidae, Or-do ; Caryophyllales, Familia; Base-llaceae, Genus; AAnnrreeddeerraa,, Spesies; Anredera cordifolia (Ten.) Steenis (http://www.plantamor. com)

Kandungan kimia

Setiap tanaman akan mempro-duksi bermacam-macam senyawa kimia untuk tujuan tertentu. Se-nyawa kimia ini lebih banyak

fungsinya untuk bersaing dengan mahluk hidup lainnya. Senyawa ini disebut dengan metabolit sekunder.

Untuk mengungkapkan ada apa dibalik khasiat tanaman binahong maka perlu dilakukan penelitian lebih jauh mengenai kandungan senyawa aktif. Dari hasil penelitian pendahuluan Universitas Gadjah Mada, dinyatakan bahwa pada kultur in vitro daun binahong terkandung senyawa aktif flavonoid, alkaloid, terpenoid dan saponin (http://fbau-gm.

wordpress.com/tag/binahong). Senyawa-senyawa ini dapat berperan sesuai fungsinya masing-masing.

Kemampuan binahong untuk me-nyembuhkan berbagai jenis penyakit ini berkaitan erat dengan senyawa aktif yang terkandung di dalamnya seperti flavonoid. Flavonoid dapat berperan langsung sebagai antibiotik dengan menggangu fungsi dari mi-kroorganisme seperti bakteri dan vi-rus. Alkaloid adalah bahan organik yang mengandung nitrogen sebagai

bagian dari sistem heterosiklik. Al-kaloid memiliki aktivitas hipogli-kemik. Senyawa terpenoid adalah senyawa hidrokarbon isometrik membantu tubuh dalam proses sin-tesa organik dan pemulihan sel-sel tubuh. Sedangkan saponin dapat menurunkan kolesterol, mempunyai sifat sebagai antioksidan, antivirus dan anti karsinogenik dan mani-pulator fermentasi rumen.

Perbanyakan Perbanyakan tanaman binahong

dilakukan secara vegetatif dan ge-neratif dengan menggunakan akar rimpang dan biji. Perbanyakan dari rimpang akar dengan mencabut atau memisahkan rimpang dari pohon induk, dipilih rimpang yang telah cukup tua. Rimpang ditanam pada media tanah yang telah dicampur pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1. Rimpang yang telah di tanam sebaiknya diberi naungan sampai 50%. Untuk perbanyakan me-lalui biji dapat dilakukan apabila bijinya telah ma-tang. Biji yang disemai-kan pada pembibitan se-telah memiliki 4 - 6 daun, umur tanaman kurang lebih 1 bulan sudah dapat dipindahkan ke lapangan. Sampai saat ini perbanya-kan tanaman umumnya lebih banyak mengguna-kan cara vegetatif dengan menggunakan rimpang karena lebih cepat tumbuh dan sifatnya sama dengan

induknya. Binahong tum-buh baik pada tempat teduh dan agak lembab.

Manfaat Tanaman

Manfaat tanaman ini sangat besar dalam dunia pengobatan, secara em-piris binahong dapat menyembuh-kan berbagai jenis penyakit. Dalam pengobatan, bagian tanaman yang digunakan dapat berasal dari akar, batang, daun, dan bunga maupun umbi yang menempel pada ketiak daun.

S T O P P R E S !

Penggunaan bahan bakar nabati (BBN) telah disadari merupakan

salah satu langkah prespektif untuk mengatasi masalah krisis energi. Untuk mendukung pengembangan BBN tersebut Badan

Penelitian dan Pengembangan Pertanian, melalui Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan telah menyiapkan beragam teknologi pendukung, mulai dari penyediaan varietas unggul

tanaman penghasil BBN, teknologi budidaya, hingga penanganan pascapanen, dan pengolahannya.

Cukup banyak tanaman perkebunan yang mampu berperan sebagai penghasil minyak nabati seperti : Jarak pagar, jarak

kepyar, kamalakian, aren sawit, dan sebagainya. Terkait dengan potensi yang dimiliki oleh komoditas perkebunan

serta memperhatikan perkembangan inovasi perkebunan yang ada saat ini, maka Puslitbang Perkebunan akan memperkenalkan inovasi tersebut dalam kegiatan Pekan Teknologi Perkebunan yang dirancang sebagai forum komunikasi semua stakeholder perkebunan, terutama untuk penggalangan konsep dan strategi

percepatan implementasi teknologi BBN Tema yang akan diangkat ”Teknologi Perkebunan Menjawab Krisis Energi”

yang akan diselenggarakan 11-15 Agustus 2009 di Kampus Penelitian Pertanian Cimanggu, Bogor

Pekan Teknologi Perkebunan akan mencakup berbagai acara seperti :

- Peluncuran (Launching) buku, varietas dan produk - Simposium V Litbang Tanaman Perkebunan

- Pameran Teknologi dan Produk - Temu Bisnis/Diskusi panel

- Bazar dan Lomba Acara ini juga merupakan kegiatan dari rangkaian peringatan 35

tahun Badan Litbang Pertanian yang mengangkat tema ”Agroinovasi Penggerak Sistem Pertanian Industrial”

Panitia Pelaksana

Page 5: (Warta Vol 15 No.1 2009) Profil Binahong

Tanaman obat berkhasiat antikanker

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009 5

Tanaman ini dikenal dengan sebutan Madeira Vine dipercaya memiliki kandungan antioksidan tinggi dan antivirus. Tanaman ini masih diteliti meski dalam lingkup terbatas. Percobaan pada tikus yang disuntik dengan bahan ekstrak dari binahong dapat meningkatkan daya tahan tubuh, peningkatan agresivitas tikus dan tidak mudah sakit

Beberapa penyakit yang dapat disembuhkan dengan menggunakan tanaman ini adalah: kerusakan gin-jal, diabetes, pembengkakan jan-tung, muntah darah, tifus, stroke, wasir, rhematik, pemulihan pasca operasi, pemulihan pasca melahir-kan, menyembuhkan segala luka-luka dalam dan khitanan, radang usus, melancarkan dan menormalkan peredaran dan tekanan darah, sem-belit, sesak napas, sariawan berat, pusing-pusing, sakit perut, menurun-kan panas tinggi, menyuburkan kan-dungan, maag, asam urat, keputihan, pembengkakan hati, meningkatkan vitalitas dan daya tahan tubuh.

Cara penggunaan

Cara paling mudah penggunaan binahong adalah dengan merebusnya atau sebagai campuran pada makan-an seperti mi atau dimakan langsung sebagai lalapan. Dari bahan segar dapat digunakan umbi yang baru diambil. Pemakaian secara oral dapat diramu sebagai berikut : umbi binahong sebanyak tiga potong, dengan ukuran kurang lebih 2 - 3 cm, dicuci bersih dengan air, kemudian direbus dengan 5 gelas, setelah dingin disaring dan hasilnya diminum 2 - 3 kali sehari. Cara ini untuk menyembuhkan luka bekas operasi, maag, typus, disentri, men-cegah stroke, asam urat dan sakit pinggang, untuk vitalitas tubuh di-tambah telur dan madu.

Untuk pemakaian luar, daun dan batang ditumbuk halus kemudian dioleskan pada bagian yang sakit, memar karena terpukul, kena api, rheumatik, pegal linu, nyeri urat, dan menghaluskan kulit.

Umbi binahong dapat dicampur bahan lain dengan cara direbus ber-sama daun sirih, temulawak dengan perbandingan 7 : 9 : 13 untuk pe-nyembuhan pembengkakan jantung, pembengkakan hati, kencing ma-

nis, kerusakan ginjal dan radang usus besar. Untuk meningkat vitali-tas tubuh, batang binahong dapat dicampur dengan kencur dan di-rebus dari 3 gelas air menjadi 1 gelas kemudian diminum tiap malam selama satu minggu, hasilnya badan akan menjadi segar.

Daun binahong dicuci bersih lalu ditumbuk sampai halus kemudian dioleskan atau dibalur pada seluruh tubuh bayi, akan menurunkan panas tinggi. Lebih baik lagi apabila ibu-nya meminum jus daun binahong, ini akan lebih cepat untuk penyem-buhan bayi.

Bunga direbus dengan air satu gelas sampai menjadi seperempat gelas diminum bermanfaat untuk menyuburkan kandungan.

Selain penggunaan dalam bentuk segar binahong juga dapat diguna-kan dalam bentuk olahan agar prak-tis penggunaannya seperti bentuk kering (simplisia), serbuk dan kap-sul.

Simplisia dihasilkan dari tanam-an segar yang dikeringkan baik de-ngan menggunakan matahari mau-pun oven sampai kadar airnya men-jadi 8 - 10%. Simplisia yang akan dikonsumsi ditimbang terlebih da-hulu sebanyak 5 g dan direbus de-ngan air sebanyak 3 gelas sampai menjadi 1 gelas lalu disaring dan airnya diminum.

Serbuk didapat dari simplisia yang digiling dengan menggunakan grinder dengan ukuran 40 - 60 mesh. Penggunaan serbuk yaitu 1 sendok serbuk binahong diseduh dengan 1 gelas air panas mendidih dan setelah dingin baru diminun, ini dilakukan 3 kali sehari.

Kapsul dihasilkan dari serbuk bi-nahong yang dimasukkan ke dalam kapsul sebanyak 0,5g. Kapsul di-

konsumsi 3 kali sehari sebanyak 2 - 3 kapsul sekali minum tergantung parahnya penyakit yang diderita. Ke-untungan penggunaan simplisia, ser-buk dan kapsul adalah dapat disim-pan lebih lama dan penggunaannya kapan saja serta praktis (http://pra-yudi. wordpress.com).

Implikasi

Penggunaan tanaman obat untuk pengobatan berbagai jenis penyakit saat ini semakin berkembang. Penggunaan tanaman obat disam-ping harganya murah juga lebih mudah didapat dan tersedia di-banyak tempat, secara komparatif rata-rata lebih murah dan relatif memerlukan teknologi yang lebih sederhana (Ruslan Aspan 2004).

Dalam penggunaan dapat dibilang praktis hanya dengan cara dimakan langsung dalam keadaan mentah, direbus, atau dibuat sim-plisia yang dapat disimpan dan kapan saja dapat digunakan serta dapat dibuat dalam bentuk ekstrak dan kapsul.

Perkembangan pemanfaatan ta-naman obat mampu meningkatkan pendapatan masyarakat. Ini dapat dilihat dari jumlah produsen jamu, produksi dan nilai jual serta potensi pasar bahan baku yang sangat bagus (Sutjipto, 2004).

Penutup Tanaman binahong mempunyai

manfaat sangat besar dalam dunia pengobatan, secara empiris dapat menyembuhkan berbagai penyakit berat. Dalam pengobatan yang di-gunakan adalah bagian, akar, ba-tang, daun, bunga serta umbi. Selain penelitian aspek budidaya yang tepat untuk meningkatkan pemanfaatan

Gambar : Tanaman binahong dan umbi yang keluar dari ketiak daun

Page 6: (Warta Vol 15 No.1 2009) Profil Binahong

Binahong (Anredera cordifolia) sebagai obat

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009 6

tanaman binahong perlu penelitian untuk mengungkapkan secara jelas mengenai khasiat senyawa aktif

yang terkandung di dalamnya yang berkaitan dengan penyembuhan berbagai jenis penyakit.

TEKNOLOGI PENGOLAHAN CITRA DIGITAL UNTUK IDENTIFIKASI MUTU FISIK PRODUK

TANAMAN PERKEBUNAN

Dewasa ini sebagai akibat glo-balisasi persaingan di berbagai bidang semakin tajam. Termasuk pula bisnis bidang pertanian dan perkebunan menjadi bagian yang harus mampu menghadapi per-saingan tersebut. Perusahaan-perusahaan yang dahulu bersaing hanya pada tingkat lokal atau regional, kini harus pula bersaing dengan perusahaan dari seluruh dunia. Hanya perusahaan yang mampu menghasilkan barang atau jasa berkualitas kelas dunia yang dapat bersaing dalam pasar global. Di dalam negeri, sejalan dengan meningkatnya taraf hidup dan status sosial di masyara- kat, maka pemahaman akan pentingnya mutu dan keamanan produk semakin tinggi. Konsumen di masa datang akan menuntut mutu dan kesegaran dari produk olahan hasil dari tanaman pangan maupun perkebunan khusus- nya produk makanan, minuman dan obat-obatan. Mereka akan semakin khawatir mengenai kesehatan dan gizi, keamanan produk dan berbagai cemar- an mikroba dan kimia yang mengganggu kesehatan atau menyebabkan penyakit. Kondisi ini akan mendorong berkembang-nya inovasi teknologi yang meng-hasilkan berbagai jenis dan ben-tuk produk olahan yang me-menuhi selera konsumen. Ter-capainya pengembangan berbagai inovasi teknologi ini memerlukan kemampuan rekayasa proses yang sesuai. Maju mundurnya perkem-bangan industri hasil tanaman perkebunan Indonesia di masa datang akan sangat ditentukan oleh peranan rekayasa proses dalam menciptakan berbagai inovasi teknologi tersebut. Ke-mampuan rekayasa proses ini akan dipengaruhi oleh keber-

hasilan penelitian dan pengem-bangan serta dukungan kualitas sumberdaya manusianya.

alah satu mata rantai dalam rangkaian sistem agribisnis adalah identifikasi mutu.

Banyak cara dikembangkan untuk mengidentifikasi mutu produk per-kebunan baik secara fisik, mekanik maupun elektronik dan mengguna-kan bahan-bahan kimia di laborato-rium. Untuk pengujian mutu fisik, selama ini masih menggunakan cara-cara visual (kasat mata) atau per-alatan sederhana semi mekanis. Cara-cara seperti ini sangat lambat dan menyebabkan bias yang sangat tinggi. Cara baru yang mudah, murah dan cepat dalam pengo-perasiannya adalah dengan meng-gunakan teknologi pengolahan citra digital.

Teknologi Pengolahan Citra me-rupakan bidang yang cukup berkem-bang saat ini semenjak orang mengerti bahwa komputer tidak hanya dapat menangani teks dan angka-angka, tetapi juga data citra. Dalam perkembangannya pengolah-an citra dapat digunakan dalam membedakan jenis produk karena teknologi ini memiliki kemampuan dalam menganalisis produk ber-dasarkan perbedaan intensitas war-na. Meskipun demikian teknolo- gi ini tidak dapat berdiri sendiri, masih membutuhkan perangkat pem-bantu lainnya sebagai alat pengam-bilan keputusan seperti jaringan syaraf tiruan atau menggunakan lo-gika fuzzy. Penggunaan teknologi ini memungkinkan produk perkebunan akan terjamin mutunya, serta ter-hindar dari berbagai bentuk cemaran karena memiliki tingkat konsistensi yang tinggi dalam sistem peng-awasannya.

A. Aspek Mutu dan Keamanan

Produk Tanaman Perkebunan Mutu

Dalam kehidupan sehari-hari kita seringkali membicarakan masalah mutu, misalnya mengenai mutu sebagian besar produk buatan luar negeri lebih baik daripada mutu pro-duk dalam negeri. Apa sesungguh-nya mutu itu ?. Pertanyaan ini sangat banyak jawabannya, karena makna-nya akan berlainan bagi setiap orang dan tergantung pada konteksnya. Mutu sendiri memiliki banyak kriteria yang berubah secara terus menerus.

Kramer dan Twigg (1970) men-definisikan mutu sebagai gabungan sifat-sifat yang membedakan suatu produk dan memiliki arti penting dalam penentuan tingkat penerimaan pembeli. Dengan demikian, mutu sebagai sasaran dirumuskan dari perspektif konsumen, sehingga eks-presi mutu memerlukan perbanding-an antara kriteria dan realitas. Hal tersebut berakibat pada perkembang-an definisi mutu dan secara ringkas disusun oleh Lidror dan Prussia (1993) adalah sebagai berikut: sejumlah atribut atau sifat-sifat yang menggambarkan produk (McDer-mont and Count, 1971), penyesuaian terhadap tuntutan (Crosby, 1979), penyesuaian terhadap kebutuhan konsumen pada harga yang terbatas (Groocock, 1986), kemampuan un-tuk memberikan manfaat (Juran, 1988), dan penyesuaian terhadap ke-butuhan antisipatif konsumen pada harga yang terbatas (Lidror and Prussia, 1990). International Organi-zation for Standardization (ISO) di Eropa mendefinisikan mutu adalah derajat dalam keseluruhan karak-teristik produk dalam memenuhi tuntutan-tuntutan yang berasal dari sasaran penggunaan.

S

Feri Manoi, Balittro

Page 7: (Warta Vol 15 No.1 2009) Profil Binahong

Tanaman obat berkhasiat antikanker

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009 7

Mutu hasil tanaman perkebunan khususnya untuk komoditas yang bahan utamanya hortikultura segar merupakan kombinasi dari karak-teristik, atribut dan sifat-sifat yang memberikan nilai komoditas sebagai bahan makanan dan kesenangan (Kader, 1992). Tampilan yang baik merupakan atribut penyesuaian dari mutu hasil pertanian antara produ-sen dan konsumen. Jaminan kea-manan hasil pertanian merupakan atribut mutu yang sangat penting bagi konsumen dan menjadi tang-gung jawab moral bagi produsen dan institusi yang terlibat dalam jaringan pemasaran sebelum sampai ke tangan konsumen.

Komponen Mutu

Komponen mutu digunakan untuk menilai suatu komoditas yang berkaitan dengan pemilahan dan pembakuan, tanggap terhadap ber-bagai faktor lingkungan dan per-lakuan pascapanen serta seleksi dalam program pemuliaan. Peran dari masing-masing atribut mutu bergantung pada komoditas dan dayaguna yang diharapkan. Rincian atribut mutu dimaksud khususnya untuk buah dan sayuran segar seperti pada Tabel 1.

Kramer dan Twigg (1983) meng-klasifikasikan karakteristik mutu ba-han pangan menjadi dua kelompok, yaitu : (1) karakteristik fisik/tampak, meliputi penampilan yaitu warna, ukuran, bentuk dan cacat fisik; kinestika yaitu tekstur, kekentalan dan konsistensi; flavor yaitu sensasi dari kombinasi bau dan cicip, dan (2) karakteristik tersembunyi, yaitu nilai gizi dan keamanan mikrobio-logis. Berdasarkan karakteristik ter-sebut, profil produk pangan umum-nya ditentukan oleh ciri organoleptik kritis, misalnya kerenyahan pada keripik. Namun, ciri organoleptik lainnya seperti bau, aroma, rasa dan warna juga ikut menentukan. Pada produk pangan, pemenuhan spesifi-kasi dan fungsi produk yang ber-sangkutan dilakukan menurut stan-dar estetika (warna, rasa, bau, dan kejernihan), kimiawi (mineral, logam-logam berat dan bahan kimia

yang ada dalam bahan pangan), dan mikrobiologi (tidak mengandung bakteri Eschericia coli dan patogen).

Penilaian dan Pemeriksaan Mutu

Penilaian mutu dapat bersifat merusak dan tidak merusak bahan hasil pertanian yang dinilai. Pe-nilaian tersebut berdasarkan skala objektif berdasarkan pembacaan peralatan dan bersifat subjektif ber-dasarkan pertimbangan manusiawi menggunakan skala hedonik. Peng-ukuran dimensi, bobot, dan volume suatu hasil pertanian pada umumnya bersifat tidak merusak. Sedangkan untuk penilaian tekstur, cita-rasa dan nilai gizi biasanya bersifat merusak. Penilaian mutu non-destruktif saat ini sudah banyak dikembangkan, salah satunya adalah dengan meng-gunakan teknologi pengolahan citra digital.

B. Pengendalian Mutu Tanaman Perkebunan dengan Pengola- han Citra Digital

Pengolahan citra digital

Pengolahan citra (Image Pro-cessing) merupakan proses peng-olahan dan proses analisis citra yang banyak melibatkan persepsi visual. Proses ini mempunyai data masukan dan informasi keluaran yang ber-bentuk citra. Teknik-teknik peng-olahan citra umumnya terdiri atas penajaman citra, kompresi citra dan koreksi citra yang tidak fokus. Be-berapa penerapan teknik pengolah-an citra antara lain Computer grap-hic, Pattern recognition, Artificial intelligence dan Psychophysics.

Dalam hal ini sistem visual adalah sebuah proses untuk mem-peroleh pengukuran atau abstraksi sifat-sifat geometri dari citra. Kom-

ponen yang membentuk sistem visual adalah komponen geometri, pengukuran dan interpretasi.

Ada dua bagian pada proses pembentukan citra, yaitu geometri citra yang menentukan suatu titik dalam pemandangan diproyeksikan pada bidang citra dan fisik cahaya yang menentukan kecerahan suatu titik pada bidang citra sebagai fung-si pencahayaan pemandangan serta sifat-sifat permukaan.

Citra masukan diperoleh melalui suatu kamera yang di dalamnya terdapat suatu alat digitasi yang mengubah citra masukan yang ber-bentuk analog menjadi citra digital. Dalam pengambilan citra, hanya citra yang berbentuk digital yang dapat diproses oleh komputer di-gital, data citra yang dimasukkan berupa nilai-nilai integer yang menunjukkan nilai intensitas cahaya atau keabuan setiap pixel. Citra di-gital dapat diperoleh secara otomatis dari sistem penangkap citra mem-bentuk suatu matrik dimana elemen-elemennya menyatakan nilai inten-sitas cahaya pada suatu himpunan diskrit pada titik. Sistem tersebut merupakan bagian terdepan dari suatu sistem pengolahan citra, seper-ti terlihat pada Gambar 1 dan 2.

Komputer digital hanya dapat memproses suatu citra dalam bentuk digital, data citra yang dimasukkan berupa nilai-nilai integer yang me-nunjukkan nilai intensitas cahaya atau tingkat warna tiap pixel. Citra digital dapat diperoleh secara otoma-tis dari sistem penangkap citra digi-tal (frame grabber) yang melakukan penjelajahan citra dan membentuk suatu matrik dimana elemen-elemen-nya menyatakan nilai intensitas cahaya pada suatu himpunan diskrit dari titik. Perangkat pengolahan citra antara

Tabel 1. Komponen mutu produk pertanian dan perkebunan Atribut Utama Komponen

Tampilan Ukuran : dimensi, bobot, volume Bentuk dan kondisi : diameter, panjang, lebar, kehalusan, kepadatan, keseragaman Warna : keseragaman, intensitas Kilap : sifat lapisan lilin Cacat : morfologis, fisik dan mekanis, fisiologis, patologis, entomologis

Tekstur Kekokohan, kekerasan, kelembutan, kerenyahan, sifat berair (succulence, juiciness), terasa bertepung, terasa berpasir, keliatan, terasa berserat.

Citarasa Kemanisan, keasaman, kesepetan, kepahitan, aroma, cita rasa asing dan bau asing. Nilai gizi Karbohidrat (termasuk serat makanan), protein, lemak, vitamin, dan mineral Keamanan Adanya toksikan alami, cemaran (residu kimia, logam berat), mikotoksin, kontaminan mikroba.

Page 8: (Warta Vol 15 No.1 2009) Profil Binahong

Binahong (Anredera cordifolia) sebagai obat

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009 8

lain adalah kamera digital (yang memiliki fasilitas macro), komputer sebagai pemroses data citra dan sample holder sebagai tempat untuk menyimpan sampel yang dilengkapi dengan sistem penerangan dengan sistem cahaya yang cukup dan merata.

Keuntungan menggunakan teknolo logi pengolahan citra digital

Teknologi Pengolahan Citra Di-gital mempunyai kemampuan dalam segmentasi citra, operasi citra biner, operasi morfologi, pelacakan tepi objek, analisis tekstur dan pengolah-an warna. Kemampuan tersebut dapat dimanfaatkan dalam pemisah-an latar belakang dengan objek, penghitungan indeks warna, peng-hitungan garis tengah, penghitungan keliling, sehingga untuk kepentingan identifikasi mutu hasil pertanian sangat mungkin bisa digunakan mengingat kemampuan seperti ini

- Tingkat ketepatan yang tinggi - Cepat dalam pengerjaannya - Relatif murah dalam pembiayaan - Tidak merusak bahan yang diuji

Hubungan pengolahan citra digital dengan bidang lain

Untuk melengkapi teknologi pengolahan citra digital diperlukan

pengetahuan tentang aplikasi atau tujuan dari penggunaan teknologi ini. Pengetahuan yang dapat mem-bantu dalam pengambilan keputusan digunakan oleh perancang sistem dalam banyak bentuk, baik secara implisit maupun eksplisit. Kehandal-an dan efisiensi dari sesuatu sistem biasanya ditentukan oleh kualitas pengetahuan yang digunakan oleh sistem. Masalah-masalah yang rumit kerap kali hanya dapat dipecahkan dengan mengidentifikasi sumber pengetahuan yang tepat dan meka-nisme yang cocok untuk digunakan dalam sistem. Namun perlu diingat bahwa pemecahan suatu masalah harus mengutamakan kesederhanaan dan kemudahan, bila hasilnya ter-nyata kurang memuaskan, bisa di-gunakan pengetahuan yang lebih kompleks. Hal ini menjadi penting sebab dalam suatu sistem visual, bukan hanya akurasi yang menjadi bahan pertimbangan, tetapi juga kecepatan suatu proses untuk men-jamin kelancaran aliran data dan pengambilan keputusan. Pengguna-an pengetahuan yang kompleks akan membawa pada komputasi yang berat, yang pada akhirnya akan memperlambat proses.

Dalam perkembangannya, tekno-logi pengolahan citra digital memer-lukan dukungan perangkat lunak yang lain sebagai sistem pengam-

bilan keputusan yang memiliki tingkat ketelitian yang tinggi, serta mampu bekerja secara cepat. Salah satu teknologi yang dapat membantu dalam sistem pengambilan keputus-an ini adalah dengan menggunakan kecerdasan buatan (Artificial Intelli-gent). Secara umum dapat dikatakan bahwa kecerdasan buatan adalah suatu ilmu tentang teknik komputasi yang dapat diterapkan pada sistem peralatan (mesin) sehingga bisa bekerja secara cerdas seperti yang dikerjakan oleh manusia. Kecerdas-an buatan pada suatu sistem mem-butuhkan kemampuan prediksi dan pengendalian sistem secara interak-tif, layaknya seseorang yang me-miliki kecerdasan tertentu. Berbagai kecerdasan buatan dapat dikategori-kan dalam beberapa macam dimensi menurut keunggulan spesifik yang dimiliki.

Kecerdasan buatan yang dapat dipadukan dengan pengolahan citra digital antara lain Jaringan Syaraf Tiruan (JST), Logika Fuzzy, Genetic Algorithm dan lain sebagainya. Penggunaan kecerdasan buatan ini memungkinkan hasil yang diperoleh memiliki tingkat akurasi yang tinggi karena kemampuannya dalam meng-olah data yang tidak linear.

Kategori mutu yang dapat diidenti fikasi dengan teknologi pengolahan citra digital

Sistem kerja pengolahan citra digital, hanya akan menangkap citra (Red, Green, Blue, Hue, Saturation dan Intensity) dari permukaan objek-nya saja, sehingga kategori mutu yang bisa diidentifikasi dengan cara ini hanya berupa mutu fisik dari komoditas perkebunan yang diuji. Beberapa ketegori mutu fisik yang dapat diidentifikasi antara lain me-nyangkut ukuran, bentuk, tingkat kematangan, tingkat kerusakan, ce-maran (jamur, residu, dll), ataupun tekstur dari komoditi tersebut.

C. Aplikasi Teknologi Pengolahan Citra Digital pada Komoditas Tanaman Perkebunan

Gambar 2. Teknik pengolahan citra digital

Gambar 1. Elemen-elemen dari sistem pengolahan citra

Citra

Masukan Citra

Digital Komputer Digital

Bingkai Penyimpan Citra

Monitor Peraga

Sensor Pengubah Analog Ke Digital

Page 9: (Warta Vol 15 No.1 2009) Profil Binahong

Tanaman obat berkhasiat antikanker

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009 9

Aplikasi Teknologi Pengolahan Citra pada komoditas tanaman per-kebunan belum berkembang. Hal ini menjadi peluang untuk dikem-bangkan mengingat banyak sekali komponen mutu yang dapat diiden-tifikasi dengan menggunakan tekno-logi ini. Beberapa komoditas tanam-an perkebunan baik yang berbentuk buah, biji, batang, daun, akar atau-pun rimpang dapat diidentifikasi mutunya dengan menggunakan tek-nologi ini. Sebagai contoh pada ko-moditas tanaman perkebunan yang berbentuk biji, melalui teknologi ini dapat diidentifikasi tingkat ke-utuhannya, tingkat kerusakannya dan tingkat kematangannya. Untuk komoditas yang bentuknya selain biji juga dapat dilakukan hal yang sama. Bahkan teknologi ini dapat digunakan untuk menduga adanya

cemaran ataupun infeksi dari jamur yang tidak diinginkan.

Penerapan teknologi pengolahan citra pada komoditas perkebunan sangat besar manfaatnya, mengingat teknologi ini memiliki tingkat ketepatan yang tinggi dan harga relatif lebih murah. Selain itu cara kerja teknologi ini sangat cepat dan peralatan yang digunakannya sangat sederhana. Pengembangan dari penerapan teknologi ini dapat di-gunakan dalam sistem sortasi non-destruktif atau sortasi tanpa harus merusak atau menyentuh komoditas-nya.

Penutup

Penerapan teknologi pengolahan citra untuk identifikasi mutu produk tanaman perkebunan sangat ber-

peluang untuk dikembangkan me-ngingat teknologi ini sangat se-derhana tetapi memiliki daya guna yang sangat tinggi. Tingkat kesulit-an yang tertinggi pada pengem-bangan teknologi ini adalah dalam sistem pemprogramannya, meng-ingat teknologi ini menggunakan skrip-skrip pemrograman yang melibatkan sistem kecerdasan buatan, namun dalam penerapan dan penggunaannya sangat mudah dan sederhana. Pengembangan teknologi ini dapat digunakan untuk keperluan sortasi non-destruktif menjadi lebih efisien.

SEMBUNG (Blumea balsamifera) BERKHASIAT SEBAGAI OBAT REMATIK

Tanaman sembung (Blumea balsa-mifera L.DC) adalah tanaman yang berpotensi untuk mengobati penyakit rematik. Penggunaan ta-naman sembung untuk keperluan pengobatan di kalangan masyara-kat masih dilakukan secara kon-vensional. Tanaman ini masih di-ambil dari alam, belum dibudi-dayakan, namun banyak dicari masyarakat, untuk bahan ramu-an obat tradisional. Tanaman sembung dapat digunakan sebagai obat luar, dan dapat direbus untuk diminum airnya. Bagian tanaman obat yang digunakan adalah daun dan akar muda dari tumbuhan yang belum berbunga, baik digunakan dalam bentuk segar atau yang telah dikering-kan. Biasanya penggunaan ta-naman obat ini sering dilaku- kan masyarakat secara tung- gal karena daun dan akarnya mengandung minyak atsiri terdiri dari borneol, lineol dan kamfer, deuretik glikosido, flavanol, dan tanin yang berfungsi untuk mengobati penyakit rematik, ekspektoran, dan antiseptik. Per-

banyakan tanaman sembung dilakukan secara generatif melalui biji dan vegetatif dengan sobekan tanaman yang tumbuh dari akarnya.

embung (Blumea balsamifera L. DC (Syn : Conza balsa-mifera. L)) berasal dari Nepal,

menyebar luas dari India sampai ke Cina Selatan. Di Indonesia tanaman sembung biasa ditanam sebagai tanaman obat tradisional. Daun maupun akarnya berkhasiat sebagai obat rematik. Nama lain tanaman ini disebut sembung utan (Sunda), sembung lelet, sembung langu (Jawa), capa (Melayu) dan sembung (Bali). Tanaman ini diklasifikasikan dalam Bangsa: Asterales, Suku: Compositae .

Tanaman sembung tumbuh di tempat terbuka maupun di tempat agak teduh, dan tidak tahan terhadap kekeringan. Tanaman banyak di-temukan di daerah tropis sampai sub tropis, tumbuh baik di dataran rendah sampai 2.200 m di atas

permukaan laut dan pada tanah berpasir atau tanah yang agak lembab/basah.

Tanaman obat ini tersebar di seluruh Indonesia dan belum di-budidayakan secara optimal, di Pulau Jawa tanaman sembung di-temukan tumbuh secara liar di antara pohon jati. Karakteristik Tanaman

Sembung termasuk tanaman semak, tinggi tanaman 1 - 4 m, batangnya berbulu, berwarna abu-abu, bau batangnya seperti bau rempah. Daun tunggal, berbentuk oval sampai lanset, bagian bawah daun menyirip, panjang daun 25 - 40 cm dan lebar 10 - 20 cm, berwarna hijau. Bunga majemuk, berbentuk bundar, duduk atau bertangkai, terbentuk di ketiak daun dan ujung batang, dan berbentuk sebagai malai, mahkota berwarna putih kekuningan. Buahnya kotak, berbentuk silindris, berambut dan berwarna putih kecokelatan. Bijinya

S

Agus Supriatna Somantri, BBPP Pasca Panen Pertanian

Page 10: (Warta Vol 15 No.1 2009) Profil Binahong

Binahong (Anredera cordifolia) sebagai obat

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009 10

berbentuk pipih berwarna putih dan berukuran 8 - 10 atau kira-kira 1 mm panjangnya dan berbulu. Sembung berakar tunggang, berwarna putih kotor. Tanaman sembung berasa pedas, agak pahit, sifatnya hangat, dan baunya seperti bau rempah-rempah.

Perbanyakan tanaman dilakukan dengan menggunakan biji atau sobekan tanaman yang tumbuh dari akarnya. Cara pemeliharaan tidak sulit, perlu dijaga supaya cukup air, dengan penyiraman yang teratur yaitu untuk menjaga kelembaban. Pemupukan dasar menggunakan pupuk organik (pupuk kandang dan kompos). Sembung menghendaki cukup matahari atau sedikit terbuka.

Untuk pengobatan penyakit re-matik, tanaman sembung sebaiknya dipanen saat tanaman pada pertum-buhan vegetatif (daun muda) belum masuk fase pembungaan.

Penggunaan tanaman sembung untuk pengobatan rematik.

Istilah rematik berasal dari kata rheumaticas (bahasa Yunani) atau rhematismas (bahasa Latin) yang artinya cairan busuk yang berasal dari otak yang menyebar ke sendi-sendi dan menimbulkan sakit linu. Penyakit rematik dapat menyerang pada segala usia, umumnya pada usia lanjut. Dalam anatomi tubuh manusia persendian mempunyai fungsi sangat penting untuk segala aktivitas gerak yaitu duduk, jong-kok, berjalan, dan mengangkut berbagai bahan dan lain sebagainya. Gejala penyakit rematik ditandai dengan keluhan utama rasa sakit, pegal linu dan rasa kaku, biasanya terjadi pada gangguan gerak dan lemah otot, dan kemudian menim-bulkan pembengkakan sendi se-hingga terjadi gangguan gerak dan lemah otot. Apabila dibiarkan sam-pai menahun maka penyakit tersebut menjadi kronis. Penyakit rematik disebut juga peradangan sendi

(arthritis) yang disebabkan adanya penumpukan asam urat di dalam darah yang lama kelamaan meng-kristal yang berbentuk jarum-jarum halus di persendian dan biasanya menimbulkan rasa nyeri rematik yang tak tertahankan. Penyakit ini disebabkan 2 faktor yakni:

a. Faktor makanan karena adanya akibat gangguan pencernaan yang mengandung zat purin, sehingga terjadi penumpukan kristal zat asam urat di dalam sendi. Makan-an yang banyak mengandung zat purin yakni: jerohan ( hati, limpa, ginjal, usus, otak), udang, cumi, kepiting, ikan teri dan kacang-kacangan.

b. Faktor lain yang berpengaruh yaitu akibat kegemukan dan pe-nyakit ginjal. Sembung adalah salah satu

tanaman obat yang secara empiris mampu mengatasi penyakit rematik, selain itu dapat melancarkan sir-kulasi, menghilangkan bekuan darah dan pembengkakan.

Masyarakat penderita umumnya berusaha mengobati dengan me-manfaatkan obat tradisional ka- rena cukup aman dan relatif mudah tersedia. Biasanya penyembuhan penyakit rematik membutuhkan waktu yang cukup lama. Sebagai pengobatan penyakit rematik, sem-bung dapat digunakan herba segar maupun bahan yang dikeringkan (simplisia). Cara penggunaaannya sangat mudah ambil tanaman sembung sebanyak 15 - 30 g herba segar atau 9 - 18 g herba kering (simplisia) atau kemudian dicuci bersih dan direbus dengan tiga gelas air hingga menjadi satu gelas ke-mudian disaring, dan air rebusannya diminum sebanyak 2 kali sehari setengah gelas sekali pagi dan sore. Sebaiknya merebus daun sembung dalam panci tertutup agar minyak atsirinya tidak menguap atau dengan cara dilumatkan menggunakan herba tanaman sebanyak 3 - 4 lembar daun

segar bisa ditambah secukupnya kapur sirih, setelah itu ditempelkan pada bagian yang terkena penyakit rematik, dilakukan secara teratur sampai penyakit tersebut sembuh. Bagian tanaman yang baik diguna-kan sebagai obat adalah daun muda atau akar muda dari tanaman yang belum berbunga.

Fitokimia Tanaman.

Pada daun maupun akar tanaman sembung terkandung senyawa-senyawa yang bermanfaat bagi pengobatan atau kesehatan manu-sia. Di samping itu, tanaman sembung juga dapat menyembuhkan persendian sakit setelah melahirkan, nyeri haid, influenza, demam, sesak napas (asma), batuk, bronhitis, pe-rut kembung, diare, sariawan, nyeri dada akibat penyempitan pembuluh darah koroner dan kencing manis (diabetes melitus). Fungsi lain dapat menambah nafsu makan, dan anti bakteri. Menurut informasi lain, sembung dinamakan folia blumea (daun sembung), karena daunnya mengandung minyak atsiri yang di dalamnya mengandung borneol, sineol, limone, asam palmitin dan myrristin, alkohol sesquiterpen, dimethylether, zat tanin pyro-katechin dan glikogid. Senyawa-senyawa tersebut mengandung flavonil yang berkhasiat sebagai anti radang. Menurut Plowman dan Hambury pada daun Blumea balsamifera, terdapat kandungan senyawa minyak atsiri 0,1 - 0,5%, Ngai-kamfer. Senyawa utama yang terdapat dalam minyak atsiri mengandung 1-borneol atau Ngai-kamfer atau leuderol 1-borneol berupa hablur yang bentuknya kadang-kadang kecil yaitu dengan titik lebur 203 - 2040C. (£)²°D= 360C - 370C (dalam etanol). Pada senyawa tersebut ditemukan xau-tuksilin atau brevitolin (C10 H12 O4) berupa hablur dan berupa lembaran (dalam etanol). Menurut catatan (Laporan tahun 1895 Sland Plan-tentuin), setelah diisolasi dari 139 kg daun sembung diperoleh 122 ml minyak atsiri, dan kemudian

Page 11: (Warta Vol 15 No.1 2009) Profil Binahong

Tanaman obat berkhasiat antikanker

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009 11

diaplikasikan pada mencit untuk melihat perbandingan antara LD50 dan dosis kecil yang menyebabkan hipotermia = 6,268 (± 50 dan 3.000) dan keduanya diamati dengan cara

pemberian IP. Dari hasil percobaan tersebut didapat dosis optimum 800 mg/kg bobot badan dan ekstrak etanol dari tanam obat sembung yang berkhasiat sebagai tranquilizer.

NEMATODA ENTOMOPATOGEN (Steinernema) SEBAGAI AGENSIA PENGENDALI

HAMA SECARA HAYATI

Anjuran untuk menerapkan pro-gram pengendalian hama terpadu (PHT) yang sudah dirakit khu-susnya untuk tanaman tembakau dan kapas, ternyata masih sulit untuk diadopsi oleh petani. Salah satu penyebabnya adalah masih kompleksnya teknologi PHT yang dianjurkan sehingga perlu di-sederhanakan. Secara teknis penggunaan insektisida cukup sederhana tetapi memiliki dampak negatif, sehingga perlu dicari alternatif yang lain. Dalam usaha inilah nematoda Steinernema sp. yang dapat menginfeksi serangga hama dari ordo Lepidoptera, Coleoptera, Orthoptera, Hemip-tera, dan beberapa ordo lainnya, terutama yang hidup di dalam tanah, menjadi salah satu kan-didat yang potensial untuk di-kembangkan sebagai bioinsek-tisida, karena efektivitasnya relatif sama dengan insektisida kimia dan lebih aman.

asil penelitian yang telah dilakukan sampai saat ini. telah ditemukan ±30 isolat

Steinernema sp dari berbagai daerah pengembangan kapas dan tembakau di Jawa dan Sumatera. Isolat Ab05 yang berasal dari Asembagus, Jawa Timur, telah diidentifikasi sebagai Steinernema carpocapsae. Dalam usaha pemanfaatan S. carpocapsae sebagai bioinsektisida, aspek yang paling penting untuk dikuasai adalah perbanyakan secara massal baik secara in vivo maupun in vitro. Di Amerika Serikat dan negara-negara Eropa, perbanyakannya secara in vivo Steinernema dilakukan pada ulat Galleria mellonella.

Setelah terjadi kontak Seteiner-nema masuk ke dalam serangga inang. Infectif juvenil (IJ) memiliki beberapa metode altematif untuk masuk, yaitu melalui lubang alami, mulut, spirakel dan anus. Di dalam inang, IJ melepas kedua lapis kutikulanya, secara aktif mempene-trasi melalui dinding usus tengah atau trakea (dinding saluran per-nafasan) dan memasuki hemokoel (rongga badan). IJ mengeluarkan bakteri simbion Xenarhabdus nematophilus melalui anus yang dengan cepat berkembang biak dalam inang dan membunuh se-rangga inangnya secara septisemia dalam waktu 48 jam. IJ meng-konsumsi bakteri dan jaringan serangga inangnya kemudian ber-kembang menjadi dewasa dan bereproduksi.

Nematoda Steinernema sp. me-rupakan salah satu alternatif agensia hayati untuk mengendalikan hama secara non kimiawi selain parasitoid, predator, cendawan, virus dan bak-teri lainnya. Sebagai bioinsektisida, entomopatogen ini mempunyai be-berapa kelebihan, yaitu efektif, per-sisten di dalam tanah; dapat dipro-duksi secara massal, diformulasi, dan diaplikasikan secara konven-sional; kompatibel dengan kompo-nen lain dalam pengendalian hama terpadu (PHT); serta tidak men-cemari lingkungan. Kemungkinan nematoda ini diproduksi secara murah berpeluang sangat besar se-cara in vivo dan in vitro. Beberapa kelemahan nematoda Steinernema sp. antara lain persistensinya yang pendek bila diaplikasikan pada

kanopi, namun dapat ditanggulangi dengan teknik formulasi.

Klasifikasi

Steinernema sp. adalah nemato-da entomopatogenik obligat yang termasuk dalam kelas Secementea, ordo Rhabditida, famili Steinerne-matidae. Sampai saat ini genus Stei-nernema terdiri dari 16 spesies. Spesies yang paling banyak diteliti adalah Steinernema carpocapsae Weiser karena potensinya yang sangat besar dalam pengendalian hama.

S. carpocapsae merupakan pe-makan bakteri dan sekaligus bersim-biosis secara mutualistik dengan bakteri tersebut yang juga patogenik terhadap serangga inangnya. Bakteri tersebut adalah X. nematophillus yang hidup pada saluran pencernaan nematoda. X. nematophilus me-rupakan bakteri gram negatif, fakultatif anaerob, termasuk famili Enterobacteriaceae.

Siklus Hidup

S. carpocapsae mengalami tiga stadia perkembangan, yaitu telur, juvenil (larva) dan dewasa. Dalam perkembangannya juvenil meng-alami ekdisis empat kali sehingga terdiri dari empat instar, yaitu instar-1 (J1) sampai dengan instar-4 (J4). S. carpocapsae mempunyai stadia resisten yang dalam bahasa Jerman disebut dauer larvae atau dauer yang berarti tahan atau permanen. Sebutan yang lebih umum adalah infektif juvenil atau IJ. J3 yang masih terselubung di dalam kutikula

H

Nursalam Sirait, Balittro

Page 12: (Warta Vol 15 No.1 2009) Profil Binahong

Binahong (Anredera cordifolia) sebagai obat

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009 12

dari J2 adalah juvenil yang berperan sebagai IJ. Jadi J3 atau IJ mempu-nyai dua lapis kutikula. Kutikula ganda ini mampu melindungi juvenil nematoda terhadap faktor biotik. Fase IJ tersebut adalah satu-satunya instar juvenil yang dapat mempene-trasi dan menginfeksi melalui lubang tubuh inangnya (mulut, anus, spi-rakel) atau penetrasi langsung pada kutikula.

Secara detail siklus hidup S. car-pocapsae. Pada waktu menginfeksi inangnya, S. carpocapsae hanya membentuk dua sampai tiga gene-rasi, tergantung pada ukuran atau volume inangnya. S. carpocapsae dewasa dari generasi pertama, biasanya dua sampai sembilan ekor dalam satu inang. Betina biasanya jauh lebih panjang dan besar dari-pada yang jantan. Betina berukuran 10 - 12 mm dan jantan 1,2 - 2,0 mm. S. carpocapsae bersifat amfimiktik, yaitu memerlukan jantan dan betina untuk bereproduksi pada seluruh generasi dan tidak pernah bersifat hermaproditik. Satu ekor betina yang bertemu dengan jantan mampu menghasilkan 2.000 hingga 10.000 telur. Telur menetas dan juvenil berkembang menjadi dewasa di dalam tubuh serangga inang. Bila inangnya cukup besar, generasi kedua ini belum beremigrasi atau keluar dari inangnya. Jaringan serangga inang dipakai oleh bakteri simbion untuk berkembang biak dan nematoda memanfaatkan bak-

teri serta hasil sampingannya se-bagai makanan mereka. Bakteri X. nematophilus juga menghasil-kan beberapa antibiotik yang berfungsi sebagai pelindung bagi nematoda dari kontaminasi oleh mikroorganisme lain. Ukuran gene-rasi kedua ini hanya 2 - 9 mm dan setiap betina hanya menghasilkan 90 - 100 telur. Telur menetas di dalam serangga inang namun juvenil yang dihasilkan meninggalkan inang sebagai IJ untuk menginfeksi se-rangga yang baru. Hal ini dilakukan karena persediaan nutrisi pada serangga inangnya sudah habis untuk perkembangan tiga generasi nematoda.

Matricidal endotoky dapat terjadi pada kondisi tertentu, yaitu pada betina dewasa yang lebih tua. Peris-tiwa yang terjadi adalah telur mene-tas di dalam tubuh betina dan juvenil memakan tubuh induknya. Infektif juvenil kemudian keluar melalui lubang anterior dan posterior dari kutikula yang tersisa dari induknya.

Potensi sebagai nematoda entomo-patogen

Nematoda S. carpocapsae per-tama kali diisolasi di Jerman dan dideskripsikan sebagai Aplectana kraussei oleh Steiner pada 1923. Setelah itu sejumlah spesies lain diisolasi dan kelompok nematoda ini kemudian dikenal sebagai salah satu agensia pengendali hayati yang paling berpotensi pada

program-program pengendalian hama terpadu (PHT).

S. carpocapsae memiliki kisaran inang yang luas, terutama serangga-serangga Coleoptera yang berhabitat di dalam tanah. Lebih dari 250 spesies serangga inang dari beberapa ordo telah dilaporkan. Lingkungan tanah merupakan tempat yang paling baik untuk terjadinya interaksi antara serangga dengan nematoda, karena lebih dari 90% serangga menghabiskan waktunya atau siklus hidupnya di dalam tanah. Di samping itu tanah merupakan habitat alami bagi nematoda steinernematid.

Penutup

Efek patologis pada serangga inang dapat terjadi secara eksternal, internal, dan dalam bentuk perubah-an prilaku. Efek eksternal dapat berupa perubahan morfologi, se-dangkan efek internal berupa ke-lainan-kelainan fisiologi. Serangga yang terinfeksi oleh nematoda sering memperlihatkan prilaku abnormal atau menjadi steril, berkurangnya daya reproduktivitas dalam jumlah besar dan tertundanya perkembang-an. Secara umum, serangga ter-sebut kehilangan sedikit warnanya, lemah, dan menjadi tidak efektif. Serangga yang sudah mati biasanya basah, karena seluruh jaringannya hancur, kecuali kutikulanya yang masih utuh.

NILAI LEBIH JARAK PAGAR (Jatropha curcas) SEBAGAI SUMBER ENERGI FLORA

Pemerintah sudah mengambil ke-bijaksanaan untuk mengatasi kri-sis energi fosil dengan meningkat-kan kapasitas sumber energi flora, sebagai sumber energi terbarukan yang berasal dari tanaman. Jarak pagar dinilai potensial karena me-miliki nilai lebih dibanding dengan sumber penghasil bahan

bakar flora lainnya. Sumber energi flora jarak pagar terutama difokuskan untuk menggantikan minyak tanah. Secara teoritis dengan asumsi rata-rata pro-duktivitas tanaman jarak pagar 5 ton biji/hektar, dapat meng-hasilkan JCO sebanyak 1.500 liter. Maka setiap hektar jarak pagar

dapat menggantikan konsumsi 2.499 liter minyak tanah (0,6 liter JCO = 1,0 liter minyak tanah). Untuk menggantikan konsumsi minyak tanah yang saat ini sekitar 10 juta kilo liter/tahun, dibutuh-kan sekitar 4 juta hektar luas areal tanaman jarak pagar. Hal ini memungkinkan karena ada

Andi Muhammad Amir, Balittas

Page 13: (Warta Vol 15 No.1 2009) Profil Binahong

Tanaman obat berkhasiat antikanker

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009 13

sembilan nilai lebih jarak pagar yang akan diuraikan, termasuk salah satunya potensi kesesuaian lahan untuk ekstensifikasi bisa mencapai 49,5 juta hektar.

ntuk menjamin pasokan ener-gi dalam negeri guna men-dukung pembangunan yang

berkelanjutan, pemerintah telah me-nerbitkan Peraturan Presiden No.5 tahun 2006 tentang Kebijakan Ener-gi Nasional, di antaranya menyebut-kan kontribusi sumber energi flora (bahan bakar nabati) dalam kon-sumsi energi nasional ditargetkan lebih dari 5% pada tahun 2025. Un-tuk percepatan penyediaan dan pe-manfaatan energi flora, telah keluar pula instruksi Presiden No.1 tahun 2006. Dalam Inpres tersebut, Men-teri Pertanian ditugaskan untuk; a). Mendorong penyediaan bahan baku, b). Melakukan penyuluhan dan pengembangan, c). Memfasilitasi penyediaan benih dan bibit tanaman dan d). Mengintegrasikan kegiatan pengembangan dan pasca panen ba-han bakar nabati. Dewasa ini ma-salah krisis energi sudah mengglo-bal, Presiden Susilo Bambang Yudo-yono dalam pertemuan KTT G.8 Out Reach Countries pada 9 Juli 2008 sudah meminta perhatian yang serius untuk mengatasi masalah krisis ener-gi kepada para negara anggota.

Cukup banyak jenis komoditas budidaya dan non budidaya yang berpotensi untuk dimanfaatkan se-bagai sumber bahan bakar energi flora. Sebagai sumber energi terbaru-kan, jarak pagar (Jatropha curcas L.) dinilai potensial karena memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan sumber energi flora lainnya.

Nilai Lebih Jarak Pagar

Nilai plus dari tanaman jarak pagar (J. curcas) tersebut adalah sebagai berikut;

Energi purba

Dari segi sejarah, eksistensi tanaman jarak pagar sebagai sumber energi flora sudah diketahui. Pada zaman dahulu, manusia purba

membakar biji jarak kering pada sumbu obor untuk penerangan di malam hari. Jadi boleh dikatakan umur energi minyak jarak ini sudah setua umur peradaban manusia. Kelapa sawit, nipah, alang-alang dan sumber energi flora lainnya relatif lebih baru ditemukan, setelah peradaban manusia semakin ber-kembang.

Sudah memasyarakat

Khusus bagi penduduk Indonesia pada masa penjajahan Jepang, mi-nyak jarak dimanfaatkan sebagai bahan bakar pesawat terbang milik pemerintah kolonial. Jarak pagar tidak asing bagi masyarakat In-donesia, terdapat hampir di seluruh pelosok nusantara. Masing-masing daerah mengenal jarak pagar dengan nama daerah sendiri seperti; nawaih nawas (Nangroe Aceh Darussalam), jirak (Sumatera Barat), jarak kosta (Jawa Barat), jarak cina (Jawa Te-ngah), kalele (Madura), jarak pager (Bali), kuman terna (Nusa Teng-gara), lulunan (Pulau Alor), paku kase (Pulau Roti), bintalo (Gorontalo), wolando (Sulawesi Utara), tanggang-tanggang kali (Sulawesi Selatan), malate (Seram Timur), balacai (Halmahera Utara) dan bolacai hid (Ternate dan Tidore).

Budidaya relatif mudah

Tanaman ini relatif lebih mudah ditanam, baik secara monokultur maupun polikultur. Umur tanaman cukup panjang yaitu bisa mencapai 50 tahun. Dapat beradaptasi pada lahan beriklim kering maupun lahan marginal, dan juga dimanfaatkan se-bagai tanaman konservasi lahan. Jarak pagar merupakan tanaman yang paling sedikit membutuhkan curah hujan, dibandingkan dengan tanaman lainnya yang juga potensial menghasilkan energi flora. Jarak pagar masih dapat tumbuh dengan baik pada kisaran curah hujan 480 mm - 2.380 mm/tahun. Di daerah yang mengalami musim kemarau panjang jarak pagar beradaptasi

dengan cara meranggaskan daun-daunnya.

Kesesuaian lahan luas

Berdasarkan peta Sumber Daya Lahan dan Arah Tata Ruang Per-tanian serta peta Sumber Daya Iklim Skala 1 : 1.000.000, terdapat 49,5 juta hektar lahan yang sesuai untuk pengembangan jarak pagar di Indonesia. Kesesuaian lahan tersebut di kelompokkan menjadi; sangat sesuai (S1) ; cukup sesuai (S2) dan sesuai marginal (S3). Masing-masing luasnya adalah 14,3 juta ha, 5,5 juta hektar dan 29,7 juta hektar. Suatu potensi yang sangat besar bagi ekstensifikasi areal tanam jarak pagar. Apalagi sejauh ini berapa luas areal tanaman jarak pagar secara tepat belum diketahui, karena sesuai dengan namanya jarak pagar, maka benar-benar hanya berfungsi sebagai tanaman pagar.

Sumber energi non pangan

Seperti halnya sumber energi non budidaya (nipah, alang-alang dsb) penggunaan yang cukup banyak tidak akan menimbulkan masalah pada ketahanan pangan. Jarak pagar juga bukan merupakan sumber bahan pangan, tidak seperti kelapa sawit, ubi kayu, tebu, sorghum, jagung, sagu dan aren yang juga bisa diolah menjadi bahan bakar energi flora, sehingga tidak akan menganggu persediaan kebutuhan pangan. Contoh dilema antara kebutuhan energi dan pangan ada pada tanaman tebu (gula). Tanaman tebu akan sulit berperan sebagai sumber energi flora, karena produksi gula nasional hanya 2,8 juta ton jauh lebih kecil dari konsumsinya sebagai salah satu dari sembilan kebutuhan pokok yang mencapai 3,7 juta ton.

Teknologi pengolahan sederhana

Proses pengolahan jarak pagar menjadi minyak kasar (Jatropha Crude Oil/JCO) pengganti minyak tanah atau untuk bahan bakar bagi peralatan memasak sangat seder-hana. Alat pres mini Tipe Balittri II merupakan salah satu pengupas biji

U

Page 14: (Warta Vol 15 No.1 2009) Profil Binahong

Binahong (Anredera cordifolia) sebagai obat

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009 14

jarak kering untuk menghasilkan Jatropha Crude Oil (JCO) dengan rendemen di atas 30%. Pengolahan jarak pagar untuk bahan bakar mesin diesel pengganti solar juga tidak memerlukan teknologi tinggi sehing-ga biaya investasinya relatif lebih murah. Apalagi pada daerah terpen-cil akan sangat membantu para ne-layan, seperti di kepulauan Sangihe-Talaud, dimana harga solar bisa mencapai Rp 10.000/liter dan bisa mencapai Rp 20.000/liter di Wa-mena.

Panen lebih cepat

Prioritas utama penghasil bio-diesel adalah kelapa sawit, setelah itu jarak pagar. Keunggulan jarak pagar disamping tidak sebagai komoditas pangan adalah bisa ber-produksi lebih cepat. Umumnya jarak pagar berbunga pada umur 6 - 8 bulan, dengan produktivitas op-timum dan stabil sejak tanaman ber-umur 5 tahun, yakni bisa mencapai 0,4 - 12 ton/ha/tahun. Kandungan minyak dari biji jarak pagar rata-rata 1.500 liter/ha/tahun, lebih kecil dari kandungan minyak kelapa sawit sebesar 5.950 liter/ha/tahun. Kadar atau rendemen minyak (trigliserida) dalam inti biji sekitar 55 atau 33% dari total berat biji, lebih besar dari kelapa sawit yang hanya 20% dari total berat biji. Hanya saja kelapa sawit baru bisa berproduksi dan dipanen pada umur 4 - 5 tahun. Puslitbangbun sudah menghasil- kan benih jarak pagar jenis IP.1P; IP.1A: dan IP.1M. Benih jenis IP.1P direkomendasikan untuk daerah beriklim basah, IP.1A untuk daerah beriklim kering dan IP.1M untuk daerah beriklim sedang dan kering.

Serangan OPT minimal

Jarak pagar dipilih sebagai tanaman pagar, tanaman pinggiran jalan di desa, tanaman pembatas kebun karena sifatnya yang tahan gangguan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Tanaman ini bisa tumbuh dengan baik karena hewan ternak peliharaan seperti kambing, domba, sapi dan lain sebagainya tidak suka makan daun tanaman jarak. Dalam media ‘’Info-Tek Jarak Pagar’’ terbitan Puslitbangbun se-dikit persentase informasi mengenai serangan OPT terhadap jarak pagar. Kalaupun ada serangan, karena adanya perubahan ekosistim dari semula areal tanaman ubi kayu, areal tanaman tebu, areal tanaman ke- lapa dikonversikan menjadi areal tanaman jarak pagar, akibatnya be-berapa OPT yang bersifat pholi-phage beralih menyerang tanaman jarak pagar (bukan inang utama). Hama tungau spesies Acrocercops. sp dan Selenothrips rubrocornis pada musim kemarau dapat menim-bulkan kerusakan daun mencapai 90%, tetapi hal ini perlu dicermati lebih lanjut apakah kerusakan itu 100% dipengaruhi serangan hama tungau, atau memang karena sifat fisiologis jarak pagar, yang pada musim kemarau menggugurkan daun-daunnya untuk bisa tahan terhadap kekeringan.

Temuan kompor protos

Hasil kerjasama Puslitbangbun dengan Hohenheim University, Stuttgart Jerman, sudah dicoba kompor minyak nabati ‘’Protos’’

yang dapat menggunakan minyak jarak kasar (JCO) sebagai bahan bakarnya. Hasil uji di Pusat Peneliti-an dan Pengembangan Tanaman Perkebunan (Puslitbangbun) Bogor menunjukkan volume pemakaian minyak JCO dengan kompor ini lebih hemat dibandingkan volume pemakaian minyak tanah dengan kompor minyak tanah konvensional. Untuk jangka waktu pembakaran yang sama, pemakaian 0,6 liter minyak JCO dengan kompor minyak nabati ‘’Protos’’, setara dengan pemakaian satu liter minyak tanah dengan kompor minyak tanah biasa. Dengan demikian konsumsi rumah tangga yang rata-rata memakai 6 - 7 liter minyak tanah/minggu dapat ditekan menjadi 3,6 - 4,2 liter JCO/ minggu.

Penutup

Jarak pagar mempunyai nilai le-bih, yaitu sebagai obat-obatan (her-bal medicine), tanaman hias (be- berapa spesies), pestisida nabati, arang briket, sabun, pupuk kompos dan lain sebagainya. Namun manfa-at utama dan terpenting dari jarak pagar hendaknya lebih difokuskan untuk menggantikan peran minyak tanah, meskipun peluangnya masih perlu ditingkatkan lagi. Pengem-bangan jarak pagar dalam praktek-nya masih banyak menghadapi kendala, di antaranya yaitu ke-lembagaan, sinergisme antar insti-tusi yang terkait dan lain sebagainya. Sebagai saran dalam teknologi budi-daya perlu terus dilakukan pencarian jenis-jenis unggul.

TANAMAN ASAM KANDIS (Garcinia xanthochymus)

DAN MANFAATNYA

Tanaman asam kandis (Garcinia xanthochymus) banyak terdapat di negara-negara tropis, merupa-kan tanaman yang memiliki ba-nyak manfaat. Hingga saat ini ta-

naman asam kandis belum dibudi-dayakan secara intensif maupun ektensif, akan tetapi pemanfaatan buah dan kayunya terus berlang-sung sehingga keberadaan asam

kandis mulai berkurang bahkan langka. Tanaman asam kandis tumbuh alami di hutan primer, buah rasanya asam, banyak me-ngandung vitamin C, dapat di-

Michellia Darwis, Balittro

Page 15: (Warta Vol 15 No.1 2009) Profil Binahong

Tanaman obat berkhasiat antikanker

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009 15

makan dalam keadaan segar atau dalam bentuk olahan. Buah dapat dimanfaatkan sebagai rempah pada masakan yang berasal dari Sumatera seperti rendang, sate padang, gulai ikan, asam padeh dan dapat dijadikan selai, cam-puran kari, cuka, acar serta ber-khasiat sebagai antikolesterol dan pelangsing. Buah keringnya di-gunakan untuk mengobati gang-guan empedu. Pemanfaatan lain adalah getahnya sebagai bahan pewarna. Batang tanaman asam kandis dapat dijadikan material bahan bangunan bahkan kulit ba-tang dilaporkan bermanfaat se-bagai anti kanker dan tidak meng-ganggu pertumbuhan sel. Tanam-an ini mempunyai potensi ekonomi yang dapat meningkatkan eko-nomi rakyat dan potensi ekologi yang sangat besar dalam konser-vasi lahan

anyak sekali jenis asam yang ada di nusantara, seperti asam gelugur yang diperoleh dari

sejenis jeruk keprok yang diiris tipis kemudian dijemur sampai kering, asam jawa, asam sunti yang di-peroleh dari belimbing wuluh, dan asam kandis yang diperoleh dari kulit buah yang dikeringkan.

Asam kandis merupakan salah satu tanaman rempah yang poten-sinya perlu dikembangkan. Secara botani asam kandis masih kurang dikenal dan orang lebih banyak me-ngetahui asam kandis dari buahnya yang sudah diiris tipis dan sudah dikeringkan yang digunakan untuk bumbu masak.

Deskripsi tanaman

Asam kandis (Garcinia xantho-chymus Hook. f) merupakan tanaman yang berasal dari India, sekerabat dengan manggis dan asam gelugur. Tinggi tanaman dapat mencapai sekitar 15 m. Di India tanaman ini disebut kokkam, di Malaysia disebut asam kandis, di Thailand disebut mada-luang (Chia-ng Mai), mada, chakassa, di Kali-mantan disebut buran, di Lampung disebut kunyi' talerang dan di Sumatera Barat disebut asam kandih.

Asam kandis termasuk famili : Clusiaceae, genus Garcinia, species Garcinia xanthochymus. Sinonim : Garcinia pictoria (Roxb.) D’Arcy, Garcinia tinctoria (DC.) W. F. Wight, Xanthochymus tinctorius DC.

Batang tanaman asam kandis beralur, terkelupas (sekerabat de-ngan manggis serta asam gelugur), pendek dan lurus, kayunya berwarna cokelat kelabu, bergetah putih, lengket. Tajuknya berbentuk seperti piramid, lebat dengan batang utama tegak dan cabang-cabang tumbuh mendatar, seperti pohon manggis. Seluruh bagian tanaman tidak berbulu.

Daun lanset memanjang, sempit, panjang 12 - 24 cm dan lebar 4 - 7 cm. Daun muda berwarna hijau muda, tulang utama menonjol dengan banyak tulang daun kecil-kecil pendek letaknya sejajar, setelah tua daun berwarna hijau tua, lembaran atas berkilap, panjang tangkai daun 1 - 2,5 cm. Bunga ber-warna putih, ada di ketiak daun berjumlah 4 - 10 kuntum, berdia-meter sekitar 1 cm, bunga betina mempunyai kepala putik bercuping 5, daun mahkota dan daun kelopak masing-masing terdiri dari 5 helai, panjang gagang bunga 2 - 3,5 cm. Pembungaan biasanya setelah masa kering yang cukup panjang (minimal tiga bulan) dan bisa berbunga dua kali setahun, biasanya pembungaan antara bulan Maret dan Mei.

Asam kandis merupakan tum-buhan hutan yang kulit buahnya seperti buah rambai tapi lebih tebal, rasanya sangat asam, buahnya ber-getah, berbentuk agak membulat, meruncing, dengan diameter men-capai 9 cm. Di dalam buah terdapat biji 1 - 5 butir, dengan panjang sekitar 2,5 cm, berwarna cokelat terbungkus daging buah yang ber-warna kuning-jingga dan meng-hasilkan minyak.

Jenis Garcinia yang mirip de-ngan G. xanthochymus adalah Garcinia dulcis, kedua jenis ini seringkali tertukar satu sama lain,

perbedaannya terletak pada daun dan bulu yang tumbuh. Pada G. xanthochymus daunnya lebih kecil dan lebih sempit, dan seluruh bagian tanamannya tidak berbulu. Sedangkan pada G. dulcis daunnya lebih besar dan lebar, pada ranting dan lembaran bawah daun terdapat bulu.

Kegunaan

Buah asam kandis rasanya asam, banyak mengandung vitamin C, dapat dimakan dalam keadaan segar atau dalam bentuk olahan. Buah dapat dimanfaatkan sebagai rempah pada masakan yang berasal dari Sumatera seperti rendang, sate padang, gulai ikan, asam padeh dan dapat dijadikan selai, campuran kari, cuka, acar serta berkhasiat sebagai antikolesterol dan pelangsing. Buah. G. xanthochymus mengandung komponen aktif biologi yang diketahui dapat menghambat sintesa lipid dan asam lemak (fatty acids) dan menurunkan formasi LDL dan triglyceride. Buah keringnya diguna-kan untuk mengobati gangguan empedu. Pemanfaatan lain adalah getahnya sebagai bahan pewarna.

Batang tanaman ini lurus, keras, berkualitas baik sehingga dapat di-manfaatkan untuk material bangun-an. Di daerah Lubuk Alung Kabupa-ten Padang Pariaman Propinsi Su-matera Barat banyak masyarakat memanfaatkan kayu yang berasal dari pohon asam kandis untuk membangun rumah. Asam kandis merupakan salah satu jenis kayu rakyat yang dalam pengangkutannya harus dilengkapi Surat Keterangan Asal Usul (SKAU) seperti tanaman jati, mahoni, akasia dan beberapa tanaman lainnya.

Kulit batang asam kandis jantan dilaporkan mengandung tetrapenilto-luquinol yang bermanfaat sebagai anti kanker dan tidak mengganggu pertumbuhan sel (masih dalam tahap penelitian).

Tanaman asam kandis memiliki sistem perakaran tunggang yang kuat

B

Page 16: (Warta Vol 15 No.1 2009) Profil Binahong

Binahong (Anredera cordifolia) sebagai obat

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009 16

sehingga dapat berfungsi sebagai penahan longsor, erosi dan juga sebagai penyimpan air. Selain itu daunnya yang hijau dengan tajuk yang bagus cocok digunakan sebagai tanaman peneduh di perkotaan.

Budidaya dan Pasca Panen

Syarat tumbuh

Tanaman asam kandis biasanya tumbuh di daerah tropis basah dan kering. Di daerah-daerah tropis tanaman ini dibudidayakan dan juga ditemukan tumbuh liar. Di Indonesia daerah penyebaran tanaman ini adalah Kalimantan dan Sumatera.

Tanaman ini merupakan tanaman tahunan, umumnya tumbuh pada ketinggian di bawah 1.000 m di atas permukaan laut, menyukai naungan dan suasana lembab. Tanaman yang berada di bawah naungan tumbuh lebih baik dibanding tanaman yang ditanam di tempat terbuka. Naungan dibuat secara sederhana dengan memagari tanaman dengan ranting-ranting pohon dan di bagian atasnya ditutupi dengan ranting-ranting pohon yang berdaun.

Perkembang biakan tanaman a-sam kandis secara generatif dengan biji. Biji ini berfungsi sebagai ca-dangan makanan dan sebagai saluran makanan. Pada umumnya dari satu biji tumbuh satu tunas, tetapi dapat pula tumbuh 2 tunas.

Panen dan pasca panen

Pada umumnya musim berbuah bulan Juli dan panen asam kandis dilakukan pada buah yang sudah masak, jatuh dari batangnya. Cara pengolahan buah diiris-iris lalu dijemur hingga kering sampai berwarna kehitaman kemudian disimpan. Penyimpanan dilakukan dalam jangka waktu yang cukup lama tanpa berkurang kualitasnya dan dapat dijual. Di pasaran asam kandis dapat diperoleh dalam bentuk kering

Potensi untuk dikembangkan

Asia Tenggara merupakan pusat gen utama Garcinia spp. Indonesia yang terletak di Asia Tenggara dan beriklim tropis merupakan salah satu negara sumber plasma nutfah jenis

ini, namun amat disayangkan pene-litian mengenai tanaman ini sedikit sekali, budidayanya pun masih sangat jarang, sehingga potensi yang ada pada asam kandis kurang berkembang.

Tanaman asam kandis mem-punyai potensi ekonomi yang dapat meningkatkan ekonomi rakyat dan juga mempunyai potensi ekologi yang sangat besar dalam konservasi lahan. Contoh kasus pada daerah Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman, dengan memanfaatkan pohon asam kandis yang berasal dari pohon yang dibiarkan tumbuh alami, masyarakat daerah sekitar banyak merasakan manfaatnya dalam membantu perekonomian mereka. Namun, amat disayangkan selama ini tanaman asam kandis tidak pernah dibudidayakan, sementara pemanfaatannya terus berlangsung baik buah maupun kayunya, ter-utama untuk bumbu masakan.

Buah asam kandis sangat ber-potensi untuk dikembangkan dan dipasarkan pada pasar internasional, karena jika buah yang sudah diiris dan dikeringkan bersifat tidak volu-meneous, tidak mudah busuk dan rusak, tidak sehingga dapat tahan lama.

Ketersediaan pasar

Perdagangan asam kandis biasa-nya hanya di sekitar daerah produk-si, belum diperdagangkan ke manca-negara. Asam kandis dapat diperoleh dalam bentuk kering. Ketersediaan asam kandis di pasar makin berkurang bahkan bisa dikatakan langka hal ini dikarenakan budidaya tanaman dengan nama spesies G. xanthochymus ini masih sangat kurang.

Penutup

Asam kandis merupakan tanaman yang belum dibudidayakan secara intensif maupun ekstensif. Peman-faatan buah dan kayunya terus

Gambar 1. a) Daun dan buah asam kandis yang masih muda, b) Daun, buah dan penampang melintang buahasam kandis, c) Buah asam kandis, d) Kulit buah asam kandis yang telahdikeringkan.

a

c

b

d

Sum

ber:

http

//tro

pica

l.com

/cat

alog

/uid

/ Gar

cini

a X

anth

uchy

mus

.htm

dan

http

: //c

ooki

slan

ds. B

isho

pmus

eum

.org

/spe

cies

.asp

Page 17: (Warta Vol 15 No.1 2009) Profil Binahong

Tanaman obat berkhasiat antikanker

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009 17

berlangsung sehingga keberadaan asam kandis mulai berkurang bahkan langka.

Bagian batang dan buah tanaman ini sudah dimanfaatkan oleh masya-rakat akan tetapi buah merupakan bagian terbesar. Buah mengandung vitamin C dimanfaatkan sebagai

rempah pada beberapa masakan dari Sumatera, selai, campuran kari, cuka, acar, antikolesterol, mengobati gangguan empedu dan pelangsing. Tanaman asam kandis mempunyai potensi ekonomi yang dapat meningkatkan ekonomi rakyat

Penelitian untuk perbanyakan dalam rangka konservasi, dan pemanfaatan tanaman ini secara optimal perlu segera dilakukan.

TANAMAN OBAT BERKHASIAT ANTIKANKER

Penyakit seperti kanker merupa-kan salah satu konsekuensi yang harus diterima ketika manusia mulai menjalani kehidupan yang tidak sehat dan rendahnya mutu lingkungan memicu gen-gen ter-tentu untuk berekspresi sehingga menyebabkan pembelahan sel terjadi terus menerus yang tidak terkontrol. Terdapat lebih dari 100 jenis kanker yang dinamai berdasarkan organ atau jenis sel tempat kanker tersebut bermula. Deteksi dini penyakit tersebut di-sertai dengan langkah-langkah pengobatan dapat membantu me-nyembuhkan kanker. Berbagai ri-set dilakukan untuk mencari cara menghentikan pertumbuhan sel-sel kanker. Ilmuwan berlomba-lomba menemukan dan mengem-bangkan obat untuk mengatasi kanker. Di antaranya ialah me-manfaatkan bahan-bahan yang terkandung dalam tumbuhan ter-tentu. Umumnya, bahan alam an-tikanker memiliki kemampuan menghambat pembelahan sel atau bersifat sitotoksik dengan meng-ganggu proses-proses yang esen-sial. Penelitian yang dilakukan oleh Narenda Singh dan Henry Lai dari Universitas Washington, terungkap bahwa artemisinin yang terdapat dalam tumbuhan Artemisia mampu membunuh 75% sel kanker payudara yang memiliki kemampuan mengaku-mulasi zat besi tinggi dan hampir 100% dalam waktu 24 jam. Ke-aneka ragaman habitat dan orga-nisme memberi peluang besar akan peran bahan alam dalam berbagai disiplin ilmu pengeta-huan. Beberapa riset, menunjuk-kan ekstrak tanaman tertentu mampu menghambat pertumbuh-an sel kanker pada hewan uji. Tanaman Jombang atau juga di-kenal sebagai Dandelion memiliki

kemampuan tersebut sehingga berpotensi untuk dikembangkan sebagai tanaman herbal antikan-ker. Kandungan bahan kimia ber-khasiat dalam tumbuhan men-dorong pemanfaatan secara besar-besaran baik oleh masyarakat maupun industri untuk kemudian dijadikan produk kesehatan dan sebagainya.

anker ialah istilah yang di-gunakan untuk penyakit di-mana sel-sel membelah

secara tidak terkontrol dan mampu menyerang jaringan lainnya, baik dengan cara invasi maupun metastasis (migrasi). Sel-sel kanker dapat menyebar ke bagian lain tubuh melalui sistem peredaran darah dan limfa.

Sel senantiasa membelah untuk menjaga tubuh tetap sehat. Namun ketika sel telah tua, sel-sel tersebut akan mati. Kerusakan DNA menye-babkan terjadinya mutasi yang ber-dampak pada pertumbuhan dan pem-belahan sel. Ketika seharusnya sel menjadi tua dan mati, sel justru membelah secara tidak terkontrol yang mengakibatkan penumpukan massa sel yang sebenarnya tidak dibutuhkan oleh tubuh

Berdasarkan asal sel kanker ber-kembang, kanker dibagi menjadi be-berapa tipe yaitu:

- Carcinoma, yaitu kanker yang di-mulai dari kulit atau jaringan yang melapisi organ internal

- Sarcoma, yaitu kanker yang di-mulai di tulang, kartilago, lemak, otot, pembuluh darah, atau jaring-an penghubung dan penyokong lainnya

- Leukemia, yaitu kanker yang di-mulai dalam jaringan pembentuk darah seperti sumsum tulang se-

hingga menyebabkan diproduksi-nya sel darah abnormal dalam jumlah besar

- Lymphoma dan myeloma, yaitu kanker yang dimulai dari sel dalam sistem imun

- Kanker sistem saraf pusat, yaitu kanker yang terjadi pada jaringan otak dan sumsum tulang belakang (NCI 2008). Beberapa tumbuhan lain juga

memiliki aktivitas antikanker yang serupa sehingga tumbuhan tersebut berpotensi untuk dikembangkan menjadi produk obat antikanker. Pemanfaatan tumbuhan sebagai sum-ber obat, harus diimbangi oleh usaha pelestarian karena apabila tidak ada usaha pelestarian maka tumbuhan tersebut akan punah akibat eksploi-tasi secara berlebihan.

Beberapa jenis tanaman obat berkhasiat anti kanker antara lain :

Adas (Foeniculum vulgare)

Famili : Umbelliferae, Habitus : perdu, Jenis tanaman : tahunan. Ba-tang : permukaan kasar, beruas-ruas; cokelat; bulat. Daun: permukaan licin; kedudukan berselang-seling; majemuk; menyirip berbagi; ujung runcing; pangkal runcing; tepi rata; bentuk jarum; hijau muda.

Adas merupakan tanaman da-taran tinggi yang berasal dari Eropa Selatan dan Mediterania. Hampir seluruh bagian tanaman adas dapat dimanfaatkan. Bahan aktif yang ter-dapat dalam Adas ialah anethol, fenchone, estragol, pinene, limone-ne, dipentene, felagren, stigmasterin, anisaldehid dan umbeliferon. Stig-masterin pada adas ditemukan pada bagian akar dan biji. Sebagian besar bahan-bahan tersebut merupakan komponen minyak atsiri. Adas

K

Gusti Indriati dan Chery Soraya A, Balittri

Page 18: (Warta Vol 15 No.1 2009) Profil Binahong

Binahong (Anredera cordifolia) sebagai obat

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009 18

diindikasikan mempunyai aktivitas antikanker terutama kanker payu-dara, diafragma, gusi, hati, prostat, limpa, perut, tenggorokan, rahim, dan uvula. Umumnya pada tanaman obat jarang memiliki bahan senyawa tunggal sehingga sulit memastikan kandungan aktif mana yang ber-khasiat untuk pengobatan penyakit tertentu. Pada tanaman adas juga belum diketahui secara pasti kan-dungan bahan kimia yang memiliki aktivitas tinggi dalam melawan kanker.

Artemisia (Artemisia annua) Famili : Compositae, Habitus :

herba, Jenis tanaman : musiman. Batang : permukaan halus meng-kilap; hijau; persegi delapan. Ca-bang : monopodial; arah cabang bawah berbaring sorong, cabang atas ke atas; kedudukan spiral. Daun : permukaan halus; kedudukan berselang-seling; majemuk rangkap dua sampai tiga; menyirip berbagi; ujung runcing; pangkal runcing; hijau agak muda.

Artemisia juga merupakan ta-naman dataran tinggi berasal dari Cina. Tanaman ini menyebar ke Vietnam kemudian Indonesia. Ta-naman ini telah lama dimanfaatkan oleh bangsa Cina sebagai obat herbal di antaranya untuk mengobati de-mam. Namun penelitian terbaru menunjukkan bahwa Artemisia me-

miliki kegunaan lain yaitu sebagai antimalaria dan antikanker. Kan-dungan bahan aktif yang terdapat dalam Artemisia ialah artemisinin, artemether, dan artesunate. Artemi-sinin merupakan metabolit sekunder alami tumbuhan yang diidentifikasi-kan sebagai sesquiterpene lactone endoperoxide. Distribusi artemisinin pada tanaman artemisia paling ba-nyak terdapat pada daun yaitu se-banyak 89%. Bagian tanaman paling atas mengandung artemisinin dua kali lipat dibandingkan dengan bagian bawah.

Artemisinin bersifat sitotoksik ketika bereaksi dengan zat besi. Dibandingkan dengan sel normal, sel kanker mengandung lebih banyak zat besi yang digunakan untuk me-lakukan pembelahan sel. Pemberian artemisinin pada penderita kanker dapat merusak sel kanker, tanpa merusak sel normal di sekitarnya. Bahan aktif lainnya yaitu artesunate yang merupakan turunan artemisinin diketahui memiliki aktivitas tinggi melawan kanker usus besar dan leu-kemia dengan besar rata-rata peng-hambatan pertumbuhan sebesar 50% pada konsentrasi masing-masing 2,13 dan 1,11 mikro M. Selain me-miliki aktivitas antikanker, artesuna-te juga memiliki aktivitas antitumor.

Chikori (Chicoryum intibus)

Famili : Compositae, Habitus : herba, Jenis tanaman: musiman. Umbi : permukaan kasar; cokelat, membulat. Daun: permukaan atas kasar berbulu, bawah halus; kedudu-kan roset basal; tunggal; menyirip melengkung; ujung membulat; pangkal menyatu dengan tangkai; tepi rata; bulat telur terbalik lanset; warna hijau.

Tanaman Chikori diperbanyak dengan umbi. Tanaman ini banyak ditemukan di Inggris dan Irlandia. Chikori memiliki kemampuan me-lawan kanker payudara, wajah, gusi, hati, mulut, limpa, perut, lidah dan rahim. Bagian tanaman yang diguna-kan sebagai obat ialah akarnya yang banyak mengandung gula dan inulin. Selain itu juga mengandung bahan lainnya yang tidak diketahui secara pasti dan memberikan rasa pahit. Kandungan inulin tertinggi terdapat pada bagian akar yaitu mencapai 70%. Inulin merupakan senyawa kimia polifruktosa yang terdiri dari 30 fruktosa ditambah satu gugus glukosa. Pada inulin yang terkan-dung dalam Chikori mengandung 18 fruktosa. Dalam tubuh kita, inulin langsung diubah menjadi molekul prebiotik yang memberi makan bakteri-bakteri dalam saluran pen-cernaan. Dengan demikian, mening-katkan kesehatan saluran pencerna-

Tabel 1. Karakteristik kuantitatif beberapa tanaman obat berkhasiat antikanker

Jenis Tanaman

Parameter Adas Artemisia Chikori Evening

primrose

Ginseng

Korea

Jombang Komprey Pegagan Rosmeri St Jhon’s

wort

Tinggi (cm) 49,0 - 65,0 77,0 - 154,0 22,3 - 31,5 12,5 - 14,0 46,0 - 52,0 19,0 - 21,0 15,0 - 14,0 - 90,0 - 115,0 -

Diameter batang utama

(cm)

1,65 - 1,85 1,01 - 2,23 2,14 - 2,55 1,8 - 2,9 0,34 - 0,53 - - - 2,16 - 3,32 -

Diameter cabang (cm) - - - - - - - - 0,56 - 0,71 -

Panjang cabang (cm) - - - - - - - - - 14,0 - 15,7

Jumlah cabang - - - - 1 - 2 - - - - -

Jumlah bunga - - - - 3 - 7 - - - - -

Jumlah daun tiap cluster - - - - - - 13 - 65 - - -

Panjang daun (cm) 7,8 - 14,5 2,7 - 5,1 17,5 - 25,4 6,4 - 8,8 5,20 - 5,62 13,8 - 19,5 16,0 - 21,8 5,86 2,5 - 320 1,18 - 1,26

Panjang ruas batang (cm) - - - - - - - - 1,5 - 10,0 -

Lebar daun (cm2) 5,0 - 8,0 1,0 - 2,7 3,05 - 5,7 2,3 - 3,1 2,10 - 2,22 4,2 - 6,1 4,5 - 8,1 6,58 0,25 - 0,40 0,6 - 0,7

Tebal daun (mm) 0,05 - 0,25 0,10 - 0,15 0,15 - 0,25 0,2 - 0,25 0,24 - 0,26 0,15 0,3 - 0,5 0,26 0,15 - 0,25 0,05

Panjang petiol (cm) 0,5 - 1,0 0,2 - 0,8 3,6 - 7,1 2,0 - 5,6 - 5,7 - 11,7 3,0 - 10,5 28,86 - -

Lebar petiol (cm2) 0,14 - 0,51 - 0,8 - 1,0 - - - - 0,21 - -

Diameter petiol (cm) - - 0,16 - 0,26 0,22 - 0,35 - 0,11 - 0,22 0,24 - 0,51 - - -

Jari-jari petiol (cm) - - - 0,13 - 0,18 - 0,22 - 0,32 - - - -

Keterangan (-) Tida ada atau tidak diamati

Page 19: (Warta Vol 15 No.1 2009) Profil Binahong

Tanaman obat berkhasiat antikanker

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009 19

an. Sebuah penelitian yang diumum-kan tahun 2002 menunjukkan bahwa inulin dapat menurunkan risiko kanker usus besar.

Evening Primrose (Oenothera biennis L. )

Famili : Onagraceae, Habitus : herba, Jenis tanaman : musiman. Batang: bulat. Daun: permukaan atas berbulu halus, bawah licin sedikit berbulu; kedudukan daun roset ba-sal; tunggal; menyirip; ujung tumpul; pangkal runcing; tepi rata; bulat telur terbalik; warna daun atas hijau, bawah hijau lebih muda.

Evening primrose adalah tanam-an liar berbunga yang banyak di-temukan di dataran Amerika Utara, Eropa, dan beberapa tempat di Asia. Kata evening diambil dari karakter bunga yang hanya mekar di malam hari. Bunga evening primrose ber-warna kuning muda, minyak yang memiliki khasiat pengobatan dieks-traksi dari bijinya. Di masa lalu, pen-duduk di Amerika Utara mengguna-kan akarnya untuk mengobati wasir perut, radang tenggorokan, memar.

Minyak evening primrose di pasarkan dalam bentuk aslinya, dan ada juga dikemas dalam softgel atau kapsul. Unsur penyembuh pada mi-nyak evening primrose terdapat pada kandungan asam lemak esensial-nya yaitu omega-6 atau asam gama-linolenat (gamma-linolenic acid, GLA)

Minyak evening primrose me-miliki konsentrat asam lemak esen-sial cukup tinggi, sebanyak 7 - 10% tersedia dalam bentuk GLA. Kadar GLA pada makanan umumnya kecil, sementara tubuh kita hanya mampu membuat GLA dari lemak makanan tertentu saja. Di pasaran ada be-berapa jenis minyak tumbuhan lain yang kadar GLA-nya lebih tinggi, tetapi efektivitas dan keamanannya belum diteliti secara intensif seperti halnya minyak evening primrose.

Di dalam tubuh, GLA akan diproses menjadi prostaglandin, yaitu komponen mirip hormon yang berperan dalam banyak fungsi pada tubuh termasuk mengatasi peradang-an dan efeknya. Manfaat evening primrose: Meredakan nyeri/efek peradangan pada sindrom pramens-

truasi (premenstrual syndrome, PMS-kadamr GLA pada penderita PMS umumnya rendah), haid, endo-metriosis, radang payudara, wasir, rematoid artritis, lupus. Membantu mengatasi ketagihan karbohidrat. Mencegah kerusakan saraf akibat diabetes (penelitian mengindikasikan terjadinya peremajaan syaraf-syaraf yang rusak pada kasus diabetes). Meredakan eksem/psoriasis (mengu-rangi ketergantungan pada obat-obatan steroid) dan mencegah pe-nuaan dini, eksim/psoriasis dan pro-ses penuaan ada hubungannya de-ngan berkurangnya kemampuan tu-buh mengubah lemak makanan men-jadi GLA. Mengatasi jerawat dengan cara mengikis timbunan lemak berlebihan dari dalam kulit (sebum). Mengurangi/mencegah rasa kebal dan kesemutan pada tangan/kaki dan mengatasi kepikunan pada Alzhei-mer’s dengan membantu melancar-kan transmisi simpul-simpul saraf. Memperlancar aliran darah: men-cegah impotensi dan intertilitas, mencegah penyumbatan pembuluh darah akibat kelebihan kolesterol, menyehatkan kulit, kuku, rambut.

Ginseng Korea (Panax ginseng)

Famili: Portulaceae Habitus: her-ba, Jenis tanaman: musiman. Ba-tang: permukaan licin dan keras; hijau; bulat. Daun: permukaan atas dan bawah halus; kedudukan melingkar; tunggal; menyirip; ujung runcing; pangkal agak membulat; ¾ bagian tepi daun ke ujung bergerigi tajam kecil, ¼ bagian ke pangkal daun rata; bulat telur; warna daun atas hijau, bawah hijau agak putih. Bunga: tipe tunggal; kelopak hijau, terpisah; mahkota ungu, menyatu pada pangkalnya; kepala sari ter-pisah; bakal buah tenggelam.

Ginseng Korea (Toraji) memiliki kemampuan melawan kanker payu-dara, paru-paru, carcinoma dan perut. Aktivitas antikanker ginseng Korea didukung oleh kandungan ba-han kimia di dalamnya yaitu saponi-sida, triterpenat, panaksatriol, dan ginsenosida. Minyak atsiri ginseng Korea mengandung neoclovene, pa-nasinsanol A, panasinsanol B, spa-thulenol, neointermedeol, dan ginse-

nol, juga memiliki aktivitas antitumor dan merupakan jenis obat afrodisiaka.

Jombang (Taraxacum officinale)

Famili : Compositae, Habitus : herba, Jenis tanaman : musiman. Ba-tang: permukaan halus; hijau ke-merahan; setengah lingkaran. Daun: permukaan atas kasar, bawah licin; kedudukan roset basal; tunggal; menyirip; ujung membulat; pangkal meruncing; tepi bergerigi; lonjong; warna daun atas hijau, bawah hijau lebih muda. Bunga: tipe tunggal; mahkota kuning; kelopak hijau; war-na tangkai hijau muda, berongga; bakal buah menumpang; bentuk bola.

Jombang atau Dandelion merupa-kan tanaman herba yang tumbuh liar di lereng gunung atau sisi jalan yang berhawa sejuk. Tanaman menyebar melalui biji terbawa angin. Jombang diindikasikan dapat melawan kanker paru-paru, leher rahim, payudara, gusi, dan leukemia granulositik kronik. Herba tanaman ini baik dalam keadaan dikeringkan atau basah digunakan untuk mengobati kanker.

Dalam herba Jombang terkan-dung taraxasterol, taraxacerin, tara-xarol, kholine, inulin, pektin, kou-mestrol dan asparagin. Bagian lain tumbuhan seperti akar mengandung taraxol, taraxerol, taraxicin, tarxas-terol, beta-amyrin, stigmasterol, beta-sitosterol, choline, levuline, pektin, inulin, kalsium, kalium, glu-kosa dan fluktosa. Daun mengan-dung lutein, violaxanthine, plasto-quinone, tanin, karotenoid, kalium, natrium, kalsium, choline, copper, zat besi, magnesium, fosfor, silikon, sulfur dan vitamin (A, B1, B2, C dan D). Bunga Jombang mengandung arnidiol, asam folatβ-stig-mast-7-en α-sitoserol, 5 βflavoxanthin. Se-dangkan pollen mengandung vita-min C. Ekstrak alkohol Jombang dapat melindungi kerusakan hati tikus yang diberi zat karsinogenik dan menghambat perkembangan sar-coma. Kandungan polisakarida ta-naman Jombang dapat menghambat perkembangan sel kanker paru-paru manusia yang ditransplantasikan pada tikus.

Page 20: (Warta Vol 15 No.1 2009) Profil Binahong

Binahong (Anredera cordifolia) sebagai obat

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009 20

Komprey (Symphytum officinale)

Famili : Boraginaceae, Habitus : herba, Jenis tanaman : musiman. Batang : permukaan berbulu lebat; hijau; bentuk seperti bulan sabit. Daun: permukaan kasar dan tebal; kedudukan roset basal; tunggal; menjala; ujung runcing; pangkal meruncing; tepi rata; lanset; warna daun tua atas hijau, bawah hijau muda; warna daun muda hijau lebih muda.

Komprey merupakan sejenis bayam dan berasal dari Eropa. Bahan aktif yang terdapat dalam Komprey ialah allantoin, steroidal saponin, tanin, alkaloid pirolizidin, dan inulin. Allantoin merupakan bahan yang memiliki kemampuan proliferasi sel yang tinggi sehingga digunakan untuk mempercepat peng-gantian sel yang rusak. Dalam ke-dokteran biasa digunakan dalam kesehatan kulit dan kecantikan. Bahan ini aktif dalam konsentrasi rendah yaitu 0,1 - 2%.

Komprey dimanfaatkan untuk mengobati kanker paru-paru dan tulang. Pemanfaatan komprey tidak menyertakan bagian akar tanaman dan umumnya hanya digunakan sebagai obat eksternal saja. Dalam percobaan, komprey mengakibatkan peningkatan daya hidup tikus yang menderita tumor, menurunkan per-tumbuhan tumor, dan memiliki akti-vitas antimutageni. Meskipun demi-kian, bahan kimia dalam komprey yaitu alkaloid pirolizin dinyatakan berbahaya dan bersifat karsinogen pada manusia. Bila diberikan dalam dosis berlebih, bahan tersebut justru memicu pembentukan tumor spontan pada tikus. Pemerintah Kanada me-larang siapapun warganya untuk mengkonsumsi komprey dalam ben-tuk apapun. Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah komprey men-cegah kanker, menyembuhkan kan-ker, atau justru mengakibatkan kanker.

Pegagan (Centella asiatica L.)

Famili: Umbelliferae, Habitus: herba, Jenis tanaman: musiman. Aksesi 1 (Indonesia) Stolon: permukaan licin; hijau tua; bulat. Daun: permukaan atas dan bawah licin; tunggal; menjari; ujung

bundar; pangkal terbelah lancip; tepi bergigi; bulat; warna daun atas dan bawah hijau. Aksesi 2 (Malaysia) Stolon: permukaan licin; warna batang atas merah, bawah putih dan hijau; bulat. Daun: permukaan atas dan bawah licin; kedudukan ber-selang-seling; tunggal; menjari; ujung membulat; pangkal membulat sedikit terbelah; tepi beringgit; bulat; warna daun atas hijau, bawah hijau muda.

Pegagan atau antanan merupakan herba yang menyukai tanah yang agak lembab dan mendapat sinar matahari yang cukup atau teduh dan dapat tumbuh sampai ketinggian 2.500 m dpl. Tanaman ini berasal dari Asia dengan iklim tropis. Pada daerah perkebunan, tanaman ini biasa dimanfaatkan sebagai penutup tanah. Pegagan yang diamati karak-ter morfologinya berasal dari dua lokasi yang berbeda, yaitu Indonesia dan Malaysia. Panampakan morfolo-gi kedua tanaman dengan aksesi yang berbeda tersebut juga menun-jukkan perbedaan yang nyata pada penampakan daunnya. Daun pega-gan Malaysia memiliki bentuk yang lebih bundar dan permukaannya halus sedangkan pegagan asal Indo-nesia memiliki bentuk daun yang tidak bundar penuh. Bagian pangkal daun terbelah membentuk sudut yang lancip. Permukaan daunnya sedikit lebih kasar dengan urat daun yang jelas.

Bahan aktif yang terdapat dalam pegagan terdiri dari triterpenoid gli-kosida, asiatosida, saponin, thanku-nisida, madecassosida, brahmosida, meso-inositol dan centellose yang dapat digunakan untuk mengobati kanker abdomen, rahim, dan usus besar. Aktivitas antitumor dan karsi-nogenik juga ditemukan pada tanam-an ini. Bahan yang diperkirakan bersifat karsinogen terhadap kulit yaitu asiatosida. Karena itu, perlu pengelolaan yang tepat apabila ingin menggunakan tanaman obat ber-khasiat antikanker yang juga me-miliki aktivitas karsinogen.

Rosmeri (Rosmarinus officinalis)

Famili: Lamiceae, Habitus: perdu, Jenis tanaman: tahunan, Ba-tang: tua kasar dan berkayu, cokelat, bulat; muda halus dan berbulu, hijau

kemerahan, bulat. Cabang: monopo-dial; arah ke atas. Daun: permukaan atas halus, bawah lengket; kedudu-kan spiral; tunggal; sejajar; ujung tumpul agak membulat; pangkal tumpul; tepi rata; bentuk garis; warna daun atas hijau, bawah hijau putih.

Rosmeri merupakan tanaman obat tahunan yang hidup di dataran tinggi. Sejak dahulu, manusia me-manfaatkan tanaman ini sebagai bumbu dan pemberi aroma pada masakan. Minyak atsiri pada Ros-meri mengandung bahan aktif karno-sol, rosmasol, isorixmasol, epiros-masol, rosmaridifenol, dan rosmari-quinon. Rosmeri juga dilaporkan mengandung linalool, burneol dan kamfor. Selain bahan-bahan kimia tersebut, pada Rosmeri juga ditemu-kan dua bahan kimia lain yang belum diketahui dan memiliki berat molekul 330,2 dan 302,2. Bahan pertama yang memiliki berat mole-kul 330,2 diduga merupakan hasil pemecahan rantai intramolekular karnosol. Bahan aktif dalam Ros-meri tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengobati kanker payudara, hati, mulut, kulit, dan limpa.

St Jhon’s wort (Hypericum perfo-ratum)

Famili: Guttiferae, Habitus: herba, Jenis tanaman : musiman. Ba-tang: permukaan halus; hijau ke-merahan; bulat. Daun: permukaan atas kasar; kedudukan berhadapan; tunggal; menyirip; ujung membulat; pangkal tumpul; tepi rata; lonjong; warna daun atas hijau tua, bawah hijau lebih muda.

St Jhon’s wort memiliki kan-dungan bahan aktif hypericin, hyper-forin, tanin dan flavonoid. Flavonoid dalam St Jhon’s wort berguna dalam meningkatkan sistem imun tubuh. Hal ini menyebabkan tanaman ter-sebut juga berpotensi untuk meng-obati penderita AIDS. Sementara hypericin dan hyperforin berguna dalam terapi pengobatan penyakit kanker terutama kanker payudara, limfe, indung telur (ovary), perut, dan rahim. Dalam terapi pengobatan kanker, hypericin berperan sebagai agen dalam terapi fotodinamik. Hy-pericin merupakan turunan senyawa

Page 21: (Warta Vol 15 No.1 2009) Profil Binahong

Tanaman obat berkhasiat antikanker

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009 21

anthraquinone berwarna merah yang dipercaya berfungsi sebagai anti-biotik dan inhibitor enzim kinase non-spesifik.

Pengelolaan Plasma Nutfah Tanam-an Obat Berkhasiat Antikanker

Plasma nutfah merupakan sumber genetik yang penting sebagai bahan dasar dalam program pemuliaan serta sumber bahan pangan, obat, dan bahan baku industri. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati tertinggi di dunia. Indonesia me-miliki kekayaan plasma nutfah yang melimpah terdiri dari hewan, tum-buhan, dan mikroorganisme. Ber-bagai potensi yang dimiliki sumber plasma nutfah tersebut mem-butuhkan usaha pengelolaan plasma nutfah yang tepat agar kelestari- an sumber genetik tersebut tetap terjaga yang tujuannya ialah untuk melestarikan dan mengelolanya se-cara berkelanjutan serta memanfaat-kannya untuk kesejahteraan bangsa (Marum 2006). Pemanfaatan dan Potensi Pengem-bangan Tanaman Obat Berkhasiat Antikanker di Indonesia

Pemanfaatan tanaman obat tidak terlepas dari kegiatan penelitian yang telah dilakukan. Melalui kegiatan penelitian diketahui kegunaan ta-naman tersebut bagi manusia sehing-ga dapat dilakukan usaha-usaha pe-manfaatan. Kegiatan penelitian ta-naman obat berkhasiat kanker yang dilakukan BALITTRO meliputi pengoptimalan kandungan bahan aktif dengan perlakuan tertentu, ke-tahanan tanaman, uji adaptasi, dan pengujian bahan aktif.

Pegagan merupakan salah satu tanaman obat berkhasiat antikanker yang banyak diteliti. Hal ini dipicu oleh potensi tanaman ini yang sangat besar. Di samping sebagai obat alter-natif untuk mengobati kanker, pega-gan juga berguna untuk meningkat-kan daya ingat karena memiliki aktivitas memorigenik, hepatitis, dan wasir. Uji adaptasi pegagan telah dilakukan untuk mendapatkan varietas unggul.

Artemisia juga merupakan tumbuhan obat yang saat ini cukup banyak diteliti. Hasil penelitian yang telah dilakukan selanjutnya disebarluaskan kepada masyarakat melalui kegiatan seminar atau me-lalui jurnal ilmiah, buletin, dan maja-lah populer. Pelaku industri

jamu, farmasi, dan kosmetik adalah sebagian sasaran utama penyebar-luasan informasi hasil penelitian.

Dengan semakin tingginya ke-sadaran masyarakat untuk kembali menggunakan obat-obat berbahan dasar alami, maka potensi pengem-bangan tanaman obat menjadi se-makin besar. Tidak hanya masyara-kat Indonesia, masyarakat dunia juga mulai memberi perhatian pada tanaman-tanaman tertentu untuk mengobati sejumlah penyakit. De-ngan kekayaan alam yang dimiliki, Indonesia berpeluang besar menjadi negara terbesar dalam industri obat tradisional dari tumbuh-tumbuhan.

Penutup

Beberapa tumbuhan obat yang memiliki khasiat antikanker, di anta-ranya Adas, Artemisia, Chikori, Eve-ning primrose, Ginseng Korea (To-raji), Jombang, Komprey, Pegagan, Rosmeri, dan St Jhon’s wort. Ber-dasarkan hasil penelitian, ekstrak tumbuhan tersebut diketahui mampu menghambat pertumbuhan sel kan-ker.

POTENSI TANAMAN SAGA (Abrus precatorius) SEBAGAI PESTISIDA NABATI

Pestisida nabati sudah digunakan sejak dulu, namun dengan adanya kehadiran produk kimia di pasar-an yang memiliki keunggulan da-lam hal kecepatan dan efektivitas-nya maka penggunaan pestisida nabati dikesampingkan. Sampai saat ini telah terinventarisasi se-banyak 2.400 jenis tumbuhan yang terdiri dari 235 famili berpotensi sebagai bahan pestisida nabati, salah satunya adalah tanaman saga (Abrus precatorius Linn). Tanaman saga merupakan tanaman perdu, merambat, tum-buh liar di hutan, ladang atau pekarangan. Bagian tanaman yang biasa digunakan sebagai pestisida nabati adalah bijinya. Biji terdapat di dalam buah, berwarna merah dengan titik

hitam mengkilat dan licin, bentuknya bulat telur, kecil dan keras. Biji saga mengandung tan-nin, toksalbumin dan abrin, yang dapat diolah sebagai pestisida na-bati dalam bentuk tepung dengan menumbuk atau menggilingnya dan dapat digunakan untuk men-gendalikan hama gudang Sitophi-lus sp., nyamuk Aedes aegypty dan tikus.

estisida nabati adalah suatu bahan aktif tunggal atau ma-jemuk yang berasal dari tum-

buhan yang dapat digunakan untuk mengendalikan organisme peng-ganggu tumbuhan, dapat berfungsi sebagai penolak, penarik, antiferti-litas (pemandul), pembunuh atau bentuk lainnya.

Penggunaan pestisida nabati bukan merupakan suatu konsep baru, tapi hal ini sudah diupayakan sejak dulu oleh nenek moyang untuk menyikapi adanya gangguan hama dan penyakit pada tanaman. Namun dengan adanya kehadiran produk kimia (pestisida sintetis) beredar di pasaran yang memiliki keunggulan dalam hal kecepatan dan efektivitas-nya, sehingga penggunaan pestisida nabati dikesampingkan. Namun sekarang telah diketahui adanya efek pestisida sintetis yang bisa meracuni lingkungan mengembalikan ke-sadaran kita untuk memanfaatkan unsur-unsur dari alam dalam

P

Cheppy Syukur, Balittro

Page 22: (Warta Vol 15 No.1 2009) Profil Binahong

Binahong (Anredera cordifolia) sebagai obat

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009 22

membasmi organisme pengganggu tanaman (OPT).

Secara umum pestisida nabati di-artikan sebagai suatu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tum-buhan, dan biasanya relatif mudah dibuat dengan kemampuan dan pengetahuan yang terbatas. Oleh karena terbuat dari bahan alami/ nabati maka jenis pestisida ini ber-sifat mudah terurai di alam sehingga tidak mencemari lingkungan, relatif aman bagi manusia dan ternak peliharaan.

Sampai saat ini telah terinventari-sasi sebanyak 2.400 jenis tumbuhan yang termasuk kedalam 235 famili berpotensi sebagai bahan pestisida nabati.

Sejauh ini pestisida memiliki kelemahan yaitu daya kerjanya re-latif lambat sehingga tidak mem-bunuh jasad sasaran secara langsung (instant), tidak tahan disimpan, juga tidak tahan terhadap sinar matahari, dan kadang-kadang harus disemprot-kan berulang-ulang sehingga kurang praktis

Selain kelemahannya, pestisida nabati juga memiliki keunggulan yaitu: murah dan mudah dibuat oleh petani, relatif aman terhadap ling-kungan, tidak menyebabkan keracu-nan pada tanaman, tidak menimbul-kan kekebalan terhadap hama, kompatibel dengan cara pengen-dalian yang lain dan menghasilkan produk pertanian yang sehat.

Pestisida nabati dapat membunuh atau mengganggu serangan hama dan penyakit melalui cara kerja yang unik, yaitu dapat melalui perpaduan berbagai cara atau secara tunggal. Cara kerja pestisida nabati sangat spesifik, yaitu :merusak perkem-bangan telur, larva dan pupa, dapat menghambat pergantian kulit, meng-ganggu komunikasi serangga, me-nyebabkan serangga menolak ma-kan, menghambat reproduksi serang-ga betina, mengurangi nafsu makan sehingga memblokir kemampuan makan serangga, mengusir serangga; dan menghambat perkembangan patogen penyakit. Oleh karena itu penggunaan pestisida nabati sangat

dianjurkan demi keamanan ling-kungan dalam jangka panjang.

Saga merupakan salah satu ta-naman yang berpotensi sebagai pes-tisida nabati. Tanaman saga dikenal ada dua jenis yaitu saga pohon (Adenanthera pavonina) dan saga merambat (Abrus precatorius Linn.). Saga pohon umumnya digunakan sebagai pohon peneduh sedangkan saga merambat banyak digunakan sebagai pengobatan alternatif herbal seperti: amandel, radang mata, sariawan dan beberapa penyakit lain-nya. Saga rambat juga dapat diguna-kan sebagai pestisida nabati.

Saga rambat disebut saga leutik di Jawa Barat, saga telik di Jawa Tengah dan saga ketek di Minang-kabau.

Saga rambat mengandung tannin dan toksalbumin sebagai insektisida dan lain-lain. Bervariasinya kan-dungan bahan aktif dari tanaman yang sama dikarenakan tanaman berasal dari tempat yang berbeda, umur tanaman berbeda, jenis tanah berbeda, iklim yang berbeda, ketinggian yang berbeda, waktu panen berbeda dan lainnya. Hal ini mengakibatkan perlunya dilakukan penelitian khusus lokasi di daerah yang menggunakan pestisida nabati.

Deskripsi tanaman saga merambat (Abrus precatorius)

Tanaman perdu, merambat, tumbuh liar di hutan, ladang atau pekarangan. Tumbuh baik di daerah kering dengan ketinggian sampai 1.000 m di atas permukaan laut dan di tempat yang agak terlindung. Tinggi tanaman mencapai 2 - 5 m dan batangnya kecil.

Tanaman saga termasuk famili Leguminosae. Daun berukuran kecil-kecil berwarna hijau, berbentuk bulat telur menyerupai daun asam jawa yaitu daun majemuk menyirip genap (Abrupte pinnatus). dengan panjang 6.025 mm, lebar 3 - 8 mm, anak daun 8 - 18 pasang.

Bunga saga termasuk bunga majemuk bentuk tandan, kecil-kecil dengan mahkota berbentuk kupu-kupu berwarna putih dan ungu muda, bagian bawah berkelamin

dua, bagian atas hanya terdiri dari bunga jantan, kelopak bergerigi, pendek, berbulu, benang sari me-nyatu pada tabung, tangkai sari ± 1 cm, putik kepala sari kuning, tajuk bunga bersayap. Buahnya termasuk buah polong dengan panjang 2 - 5 cm, berwarna hijau setelah tua berwarna cokelat. Di dalam buah terdapat biji-biji yang berwarna merah dengan titik hitam mengkilat dan licin bentuknya bulat telur, kecil dan keras.

Kandungan kimia saga: glisirhi-zin, prekatorina, abrin, trigonelina, kholina, zat beracun toksalbumin glikosida dan hemoglutinin.

Daun, batang dan biji A. preca-torius mengandung saponin dan flavonoida, di samping itu batangnya juga mengandung polifenol dan biji-nya juga mengandung tanin, sedang-kan akarnya mengandung alkaloida, saponin dan polifenol.

Manfaat Saga (A. precatorius)

Bagian tanaman saga yang dimanfaatkan sebagai insektisida, fungisida adalah biji yang mengan-dung bahan aktif tanin dan toksal-bumin yang daya kerjanya seperti racun ular. Biji dapat diolah sebagai pestisida nabati dalam bentuk tepung dengan menumbuk atau menggiling-nya kemudian diaplikasikan pada OPT. Biji saga dengan bobot 0,5 g sudah bersifat racun bila tepungnya bersentuhan dengan luka pada OPT. Biji berbentuk tepung dicampur de-ngan tepung terigu pada konsentrasi 5% dapat digunakan untuk mengen-dalikan hama gudang Sitophilus sp. selama 3 bulan. Apabilla biji saga diekstrak dengan menggunakan air dan aseton dapat bersifat racun perut bagi serangga seperti nyamuk Aedes aegypty. Di India biji saga telah digunakan sebagai racun ternak dan manusia (Hart, 1963).

Selain tanin dan toksalbumin, zat racun abrin juga ditemukan pada biji, apabila tertelan akan dengan mudah menyebabkan keracunan dan reaksi racunnya cepat, langsung didistribusikan ke jaringan, seperti sel-sel darah, sel-sel hati dan ginjal. (Hart, 1963). Hal tersebut telah diuji pada beberapa hewan seperti tikus dengan dosis 0,02 mg/kg, kuda

Page 23: (Warta Vol 15 No.1 2009) Profil Binahong

Tanaman obat berkhasiat antikanker

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009 23

200 g menyebabkan kematian, tetapi pada sapi, kambing dan anjing lebih tahan.

Akar saga oleh sebagian ma-syarakat di Afrika dan Madagaskar digunakan sebagai racun, sedangkan menurut Riana Savitri (1994) infus daun saga dapat menghambat kuman Staphylacoccus aureus, Streptococ-cus betahernoliticus, dan Strepto-coccus pneumoniae pada dosis 250

mg/ml; 125 mg/ml; 125 mg/ml dengan diameter zona hambatan berturut-turut 8,3 ; 9,4 dan 9,4 mm.

Penutup

Abrus precatorius (saga rambat) merupakan tanaman perdu, tumbuh baik di daerah kering hingga ketinggian 1.000 m dpl. Biji saga berbentuk bulat telur, kecil, keras

berwarna merah dengan titik hitam mengkilat mengandung bahan aktif tannin, toksalbumin dan abrin, Biji saga ini berpotensi sebagai pestisida nabati pada hama gudang Stophilus sp, nyamuk Ades aegipty, tikus dan beberapa hewan lainnya

PELUANG BUDIDAYA DAN MANFAAT JINTAN HITAM (Nigella sativa)

Jintan hitam, black seed, black cu-min, black caraway, habastussau-dah (Nigella sativa L., N. cretica Miller, N. indica Roxb.) merupa-kan tanaman semusim, famili Ra-nunculaceae. Tanaman asli dari daerah Asia Barat, dan banyak tumbuh di sekitar Laut Tengah. Secara tradisional, jintan hitam telah lama dikenal sebagai obat berbagai macam penyakit di banyak negara, termasuk Indone-sia. Dikalangan umat Islam, banyak yang meyakini bahwa jintan hitam adalah obat utama untuk menyembuhkan segala macam penyakit. Keyakinan ini bersandarkan pada sebuah hadist Rasulullah yang menerangkan tentang manfaat jintan hitam. Berbagai obat tradisional yang berbahan baku jintan hitam di pasaran telah banyak beredar. Bahan biji/bubuk dikemas dalam bentuk kapsul isi 25 - 30 kapsul/ kemasan, minyak jintan dengan kemasan botol. Selain industri jamu/obat tradisional, jintan juga digunakan dalam industri peluma-tan buah-buahan, industri kecap dan industri bumbu masak. Total pemakaian jintan dalam industri besar dan menengah setahun adalah 144.817 kg dengan nilai 465 juta rupiah. Jintan banyak diimpor dari India dan Mesir serta negara timur tengah lainnya, total impor sebanyak 510.003 kg/ tahun senilai US$ 364.394. Se-bagian jintan di re-ekspor ke USA 259 kg (US$ 725). Sebagian lain-nya digunakan oleh industri rumahan atau industri kecil.

agian tanaman yang mem-punyai nilai ekonomi tinggi dan banyak digunakan adalah

biji, rasanya agak sedikit getir dan pedas. Jintan kaya nutrisi, seperti protein, lemak, karbohidrat, minyak atsiri dan mineral. Tanaman ini juga kaya anti oksidan yang berguna untuk kesehatan. Kandungan anti-oksidan pada jintan berbeda-beda, dipengaruhi oleh daerah dimana jintan ditanam (lingkungan).

Tanaman jintan berupa herba tegak tinggi 20 - 30 cm (kadang mencapai ±70 cm), susunan daun berseling, warna daun hijau muda dengan panjang 1 - 6 cm. Bunga ter-bentuk pada ujung cabang (termi-nal), panjang rangkaian 4 - 11 cm, jumlah mahkota bunga 5 buah. Bunga jintan berwarna hijau muda sampai sedikit kemerahan waktu muda dan kebiruan pada bunga tua, terdapat madu pada bunganya, penyerbukan tanaman dibantu oleh serangga. Buah berbentuk kapsul, terdiri dari beberapa biji. Bentuk biji jintan membulat, berwarna hitam atau abu-abu gelap, berukuran kecil (1 - 5 mg/btr). Jintan dikembang-biakkan dengan biji, tipe pertumbuh-an biji epigeal. Benih jintan ter-masuk benih ortodox, pada kondisi suhu ruang, benih tahan disimpan sampai 2 - 3 tahun. Benih jinten

ber-kecambah 14 - 16 hari setelah semai, tanaman mulai inisiasi bunga 36 - 49 hst (hari setelah tanam). Mulai ini-siasi sampai bunga dalam seluruh rangkaian mekar dibutuhkan waktu 7 - 10 hari Biji dapat dipanen 33 - 35 hari setelah pembungaan. Total satu musim tanam jintan adalah 70 - 100 hari. Pada daerah yang lebih panas, pembungaan terjadi lebih cepat (8 - 10 minggu setelah tanam), pada kondisi lebih kering umur tanaman lebih pendek. Rangkaian bunga jin-tan berupa malai, jumlah malai/ tanaman berkisar 8 - 22 buah dan jumlah biji/malai 37 - 64 buah. Pada awal pembungaan merupakan stadia yang kritis terhadap kebutuhan air. Pada stadia tersebut bila ke-kurangan air, dapat menurunkan pro-duksi hingga 50%. Produksi biji/ hektar sekitar 1.000 kg. Pada per-tanaman tanpa pemupukan dengan kerapatan tanam 180 tanaman/m2 dapat diperoleh hasil mencapai 786 kg biji, setara dengan minyak yang diperoleh sebanyak 144 kg (rende-men 183,3 g/kg) atau minyak atsiri hasil penyulingan sebanyak 3 kg (rendemen 3,9 g/kg).

Minyak jintan merupakan minyak tak jenuh (unsaturated fatty oil), banyak mengandung asam linoleat, sehingga baik untuk pengganti mi-nyak sayur dari tanaman lain seperti minyak bunga matahari. Warna mi-nyaknya lebih kuning, sifat minyak lebih stabil, dan

B

Gusti Indriati dan Khaerati, Balittri

Page 24: (Warta Vol 15 No.1 2009) Profil Binahong

Binahong (Anredera cordifolia) sebagai obat

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009 24

dapat disimpan lebih lama karena adanya kandungan polyphenolic. Selain untuk peng-obatan, biji jintan juga banyak dipakai untuk meningkatkan citarasa makanan dan minuman.

Budidaya tanaman

Tanaman tumbuh pada kisaran suhu 5 - 250C, tumbuh baik pada suhu sekitar 140C, dan pH tanah 5,8. Jarak tanam 15 x (25 - 40) cm. Pupuk yang digunakan adalah 80 kg N + 17,5 kg P + 33 kg K/ha. Kedalaman tanam 5 cm. Setelah pe-nanaman, dilakukan penyiraman agar pertumbuhan bibit seragam. Untuk hasil yang baik, pertanaman di musim kering setidaknya disiram seminggu sekali selama musim tanam, atau setidaknya sampai stadia pengisian benih.

Panen

Biji jintan dipanen dari tanaman yang sudah mulai mengering, tetapi belum kering benar. Buah jintan bersifat dehiscent, sehingga bila di-panen terlalu kering biji-biji sudah akan keluar dari buah yang pecah dengan sendirinya. Cara panen di-

lakukan dengan cara tanaman di-cabut dari tanah atau dipotong pada batangnya. Pasca panen

Untuk memisahkan biji dari tanaman dapat digunakan alat peron-tok dan dibersihkan dengan blower agar biji terpisah dari kotoran serasah tanaman. Biji dikeringkan, selanjutnya dapat disimpan berupa biji dan langsung digunakan, atau dipress langsung atau diekstrak menggunakan pelarut untuk men-dapatkan minyak. Biji dapat pula disuling untuk mendapatkan minyak atsiri. Rendemen minyak yang diper-oleh (34,78%) lebih tinggi bila menggunakan pelarut, sedangkan dengan sistem press hanya diperoleh rendemen 24,76%. Ekstraksi minyak menggunakan pelarut akan diperoleh warna minyak yang lebih terang (kuning keemasan), sebaliknya de-ngan sistem press, warna minyak lebih gelap (kuning kecokelatan). Komposisi fraksi sterol dalam minyak yang diperoleh dari ekstraksi

dengan pelarut dan sistem press juga berbeda (Tabel 1), penggunaan sistem ekstraksi dengan pelarut diperoleh mutu minyak yang lebih baik. B-sitosterol menghambat ab-sorbsi kolesterol tubuh, sehingga baik untuk kesehatan.

Kandungan biji jintan

Kandungan biji jintan antara lain adalah karbohidrat, protein, minyak, dan berbagai mineral. Kom-posisi tersebut bervariasi tergantung tempat tanaman tumbuh. Biji asal Tunisia mempunyai kadar minyak lebih tinggi, sedangkan kandungan mineralnya hampir sama (Tabel 2). Minyak jinten banyak mengandung lemak tak jenuh, dan baik untuk kesehatan. Biji jintan asal per-tanaman di Indonesia belum ada hasil analisanya, namun di kalangan pengobat tradisional diyakini dan terbukti khasiatnya lebih rendah dari biji asal daerah Mediteranean.

Minyak atsiri

Tabel 3. Komposisi kimia minyak atsiri jintan (mg/kg biji) Daerah asal sampel biji diperoleh Komposisi kimia

Ethiopia India Saudi Arabia Syria Sudan Selenium 0,114 - 0,339 0,13 - 0,30 0,02 - 0,33 0,01 - 0,40 0,10 - 0,16 DL-α-tocopherol 3,11 - 16,75 6,18 - 18,05 4,01 - 22,4 2,35 - 9,49 6,79 - 7,30 DL-δ-tocopherol 3,22 - 12,38 2,25 - 9,26 1,53 - 22,79 0 - 5,39 2,07 - 2,57 All-trans-retinol 0,16 - 0,26 0,21 - 0,36 0,13 - 0,29 0,16 - 1,57 0,14 - 0,16 Thymoquinone 1.138 - 5.983 900 - 4.256 2.250 - 1.923 0 - 3.916 1.196 – 1..344 Thymol 76 - 336 66 - 383 28 - 258 52 - 224 104 - 123

Sumber : Al-Saleh et. al. Level of selenium, tocopherol, thymoquinone and thymol of Nigella sativa seed. Journal of food composition and analisis 19 (2006) ; 167-175.

Tabel 2. Kandungan biji jinten dan asam lemak biji jintan Biji asal Tunisia Biji asal Iran Kandungan Biji asal

Tunisia Biji asal Iran Macam asam lemak

g/100 g asam lemak total Kadar minyak (%) 28,48 40,35 Protein kasar (%) 26,70 22,60 Myristic 0,35 0,41 Total karbohidrat (%) 40,00 32,70 Palmitik 17,20 18,40 Abu (%) 486,00 4,41 Palmitoleik 1,15 0,78 Potassium (mg/kg) 783,00 708,00 Asam stearat 2,84 3,69 Magnesium (mg/kg) 235,00 260,00 Asam oleat 25,00 23,70 Calcium (mg/kg) 572,00 564,00 Asam linoleat 50,31 49,15 Phosphor (mg/kg) 48,90 5,19 Asam lemak jenuh 22,70 25,50 Sodium (mg/kg) 20,80 18,50 Monounsaturated fatty acid 26,60 25,00 Iron (mg/kg) 8,650 9,42 Poly-unsaturated fatty acid 50,70 49,80 Zinc (mg/kg) 8,040 7,03 Mn (mg/kg) 4,430 3,37

Sumber : Salma et. al. 2007. Nigella sativa : Chemical composition and physicochemical characteristic of lipid fraction. Food Chemistry 101 : 673 - 681

Tabel 1. Fraksi sterol pada 2 metode ekstraksi minyak jintan. Fraksi sterol

(mg/100 g minyak) Pengepresan langsung dengan alat

hidrolik Ekstraksi dengan pelarut petroleum ether 40 - 600C

Cholesterol 52 ± 9 94 ± 17 Campestrol 28 ± 6 59 ± 12 Stigmasterol 68 ± 11 124 ± 19 Β-Sitosterol 636 ± 35 960 ± 60 Β- Sitostanol 44 ± 10 67 ± 12

Sumber M. Bassim Atta. 2003. Some characteristic Nigella seed cultivated in Egypt and its lipid profile. Food Chemistry 83 - 63 - 68.

Dok

: (

ww

w.a

ncie

nt h

ealin

goil.

com

/ass

ets/

imag

es/b

lack

_com

in)

Page 25: (Warta Vol 15 No.1 2009) Profil Binahong

Tanaman obat berkhasiat antikanker

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009 25

Biji jintan banyak mengandung minyak atsiri, di antaranya adalah trans-anetol, p-cymene, limonene, carvone. Kandungan Thymoquinone dalam minyak atsiri sebesar 18,4 - 24%. Kandungan selenium dan thymoquinone biji jinten dari ber-bagai daerah asal tanaman di-budidayakan bervariasi (Tabel 3). thymoquinone merupakan bahan aktif yang mempunyai effefar far-makologi di antaranya sebagai hepa-totoxicity, cardiotoksik, anti-diabet, ashma, mengobati kanker usus besar, dan pembengkakan.

Kegunaan

Secara tradisional, di kawasan Timur Tengah dan Asia Barat, jintan banyak digunakan untuk pengobatan hipertensi, diabetes, mengatasi pro-blem pernafasan, sakit perut dan saluran pencernakan, ginjal, dan meningkatkan kekebalan tubuh. Minyak jintan hitam dilaporkan mempunyai sifat anti tumor, anti-oksidan, anti inflamasi, anti bakteri dan menstimulasi sistem imun tubuh.

Penggunaan jintan berlebihan bersifat hypoglycaemic effect, me-rubah metabolisme hemoglobin sehingga menurunkan jumlah sel darah putih (leucocyte). Adanya selenium juga mempunyai efek farmakologi. Selenoprotein penting dalam fungsi enzym, berperan dalam regulasi reaksi reduksi-oksidasi (re-dox), berfungsi sebagai antioksidan,

menjaga integritas membran, me-tabolisme energi dan menjaga agar DNA tidak rusak. Pemakaian su-plement mengandung selenium 200 ug setiap hari menghindarkan dari resiko terserang kanker prostat, lambung dan usus besar.

Secara umum, konsumsi jintan hitam pada orang dewasa sebanyak 2 g (1 sendok teh) perhari, setara dengan kandungan selenium 0,34

ug, DL α-tokoferol 18,04 ug, DL-δ-tocoferol 10,84 ug, all-trans-retinol 0,54 ug, thymoquinone 4449 ug dan thymol 338 ug. Batas thymol pada makanan berdasarkan Comittee of Experts on Flavouring Subtances of the Council of Europa adalah se-besar 50 mg/kg. Tingkat toxicology thymol 1.800 mg/kg (pada tikus).

Jintan juga banyak digunakan sebagai bumbu pada masakan untuk meningkatkan citarasa. Penutup

Di Indonesia, jintan hitam belum dibudidayakan. Secara komersial, tanaman jintan berasal dari daerah Mediteranean, oleh karena itu pengembangan tanaman tersebut hanya pada daerah tertentu yaitu di

daerah pegunungan dengan ke-tinggian > 700 m dpl, seperti di daerah Dieng, Lembang dan daerah lainnya. Namun oleh karena mi-nyaknya bernilai ekonomi tinggi, pengembangan tanaman ini patut diperhatikan.

PROSPEK PENGENDALIAN Helopeltis antonii DENGAN MENGGUNAKAN BEBERAPA MACAM

INSEKTISIDA NABATI

Hama pengisap buah Helopeltis antonii (Heminoptera; Miridae) merupakan salah satu kendala utama pada budidaya kakao di Indonesia. Hama ini menimbulkan kerusakan dengan cara menusuk dan menghisap cairan buah mau-pun tunas-tunas muda. Serangan pada buah muda menyebabkan matinya buah tersebut, sedangkan

serangan pada buah berumur sedang mengakibatkan terbentuk-nya buah abnormal. Akibatnya daya hasil dan mutu kakao me-nurun. Serangan berat H. antonii dalam satu musim dapat menu-runkan daya hasil rata-rata 42 % selama tiga tahun berturut-turut.

elain menyerang buah H. antonii juga menyerang pucuk. Serangan berat dan berulang-

ulang pada pucuk dapat menekan produksi kakao sekitar 36 - 75%. H. antonii Signoret juga merupakan salah satu hama yang sering me-

Gambar : Tanaman jintan hitam (Nigella sativa)

S

Sri Wahyuni, Balittro

Page 26: (Warta Vol 15 No.1 2009) Profil Binahong

Binahong (Anredera cordifolia) sebagai obat

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009 26

nimbulkan kerugian di beberapa kebun teh. Populasi hama lebih dari 8 ekor/m2 (terdiri atas 2 ekor de-wasa dan 6 ekor nimfa) atau inten-sitas serangan 65,5% dapat me-nurunkan produksi pucuk teh klon Kiara-8 sebesar 87,6% selama 8 minggu (Dharmadi, 1989)

Serangan berat H. antonii pada tanaman teh dapat menimbulkan kerugian sekitar 50 - 100%. Untuk menanggulangi serangan H. antonii pada tanaman teh dan menekan populasi dapat dilakukan dengan pemangkasan tanaman, pengaturan daur petik pucuk teh, penggunaan klon unggul dan tanaman inang lain.

Selain pada kakao dan teh H. antonii merupakan hama penting pada tanaman jambu mete. Hama ini menyerang pucuk, tangkai bunga, dan buah muda. Daun yang terserang H. antonii terhambat pertumbuhan-nya dan menjadi kering. Serangan pada bunga menyebabkan kegagalan pembuahan. Buah yang terserang menunjukkan gejala bercak-bercak cokelat atau hitam akhirnya me-ngering dan gugur. Pada tanaman jambu mete, serangan sudah diang-gap membahayakan bila daun-daun muda sudah banyak yang terserang.

Penggunaan insektisida nabati ter-hadap H. antonii

Berdasarkan hasil penelitian di laboratorium Kelompok Peneliti Hama dan Penyakit Balittro, eks- trak tembakau konsentrasi 10% dengan cara aplikasi disiram- kan melalui akar tanaman jam- bu mete efektif terhadap H. an- tonii pada hari kelima setelah infestasi, dengan tingkat kemati- an 100%. Ekstrak mimba dengan cara yang sama efektif terhadap H. antonii pada hari kelima se- telah investasi konsentrasi 2,5, 5, dan 10% masing-masing dengan tingkat kematian 82,5 dan 87,5% (Mardiningsih et al; 2001). Dari hasil penelitian ekstrak tembakau dan ekstrak mimba dengan cara di-siramkan melalui akar bibit tanaman jambu mete dan berdasarkan hasil

analisa laboratorium BB Biogen, bahwa insektida nabati tembakau dan mimba bersifat sistemik.

Ekstrak CNSL dengan cara apli-kasi langsung pada serangga H. antonii dengan konsentrasi 1,25, 2,5 dan 5% efektif terahdap H. antonii pada hari ke lima sampai hari ke tujuh dengan tingkat kema-tian masing-masing 88, 90 dan 100%. Ekstrak CNSL yang diapli-kasi pada inang alternatif (buah mentimun) dengan konsentrasi 20% efektif terhdap H. antonii pada hari kelima setelah aplikasi dengan ting-kat kematian 80%. Ekstrak biji mim-ba dengan cara aplikasi pada bibit tanaman jambu mete konsentrasi 10% effektif terhadap H. antonii pada hari kedua setelah aplikasi dengan tingkat kematian 82,0% (Atmadja, 2005 )

Hasil penelitian selanjutnya yang dilakukan terhadap H. antonii dengan menggunakan minyak daun cengkeh, gagang cengkeh dan bunga cengkeh, konsentrasi minyak ter-sebut masing-masing 4% dengan cara aplikasi pada serangga efektif terhadap H. antonii hari ke tiga sam-pai hari ke empat setelah aplikasi dengan tingkat kematian masing-masing 92,5 - 95, 85 - 87,5, dan 82,5%.

Penggunaan minyak selasih (Oci-mum sp) terhadap H. antonii di-laboratorium, telah diuji beberapa jenis Ocimum yaitu Ocimum gra-tissimum, O. basilicum, dan O. mini-mum Ocimum. gratisimum kon-sentrasi 5% dan 10% efektif terhadap H. antonii dengan tingkat kematian masing-masing 86 dan 90%, O. basilicum efektif terhadap H. antonii konsentrasi 10% dengan tingkat kematian 83,3%, sedangkan O. minimum konsentrasi 10% hanya menimbulkan kematian 70% (Atmadja dan Suriati, 2007)

Penelitian insektisida nabati yang lainnya dilakukan dilabora-torium Kelti Hama dan Penyakit Balittro terhadap H. antonii adalah jahe merah, pala dan minyak masoyi. Minyak jahe merah dan minyak pala diaplikasikan pada serangga dan pada inang alternatif (buah menti-mun) sedangkan minyak masoyi diaplikasikan pada serangga. Hasil

penelitian menunjukkan, minyak jahe merah dan minyak pala kon-sentrasi masing-masing 6% efektif terhadap H. antonii dengan tingkat kematian 86,7 dan 86,7%; aplikasi pada serangga; 96,7 dan 83,3% apli-kasi pada inang alternatif, sedang-kan minyak masoyi konsentrasi 1 dan 2% efektif terhadap H. antonii dengan tingkat kematian masing-masing 87,5 dan 90% (Atmadja, 2008)

Di antara insektisida nabati yang diuji, insektisida nabati yang prospektif untuk digunakan adalah dari bahan tanaman cengkeh, selasih dan CNSL yang berasal dari kulit biji mete. Bahan tanaman tersebut banyak ditanam oleh petani per-kebunan sehingga mudah didapat dari alam dan dibuat sendiri.

Insektisida nabati dari bahan tanaman tersebut bisa dibuat dengan cara sederhana: daun cengkeh di blender ditambah air dengan perban-dingan satu bagian bahan tanaman ditambah dua bagian air (pelarut) kemudian disaring maka menjadi insektisida nabati ekstrak sederhana. Selasih banyak ditanam oleh petani, contoh di daerah Sumedang petani sudah bisa membuat minyak selasih dengan cara penyulingan yang se-derhana dengan cara dikukus seperti penyulingan biasa, hasilnya bisa digunakan sendiri oleh petani.

Kulit biji mete bisa digunakan sebagai insektisida nabati dipres, kulit biji mete dengan cara tersebut mengeluarkan minyak yang hasilnya mirip ekstrak CNSL. Dengan pembuatan insektida nabati seperti tersebut di atas maka petani bisa menyiapkan kebutuhan insektisida nabati untuk mengendalian H. antonii dalam skala luas di lapang.

Aplikasi insektida nabati di lapang pada pertanaman jambu mete dilakukan pada pagi hari, karena pada pagi hari sinar matahari belum terlalu panas terik, sehingga hama H. antonii masih banyak berada di pertanaman tersebut dan insektisida nabati akan efektif. Aplikasi insektisida nabati pada siang hari kurang baik karena insektisida nabati mudah terdegradasi oleh sinar ultraviolet.

Page 27: (Warta Vol 15 No.1 2009) Profil Binahong

Tanaman obat berkhasiat antikanker

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009 27

Penutup Dari hasil penelitian beberapa

insektisida nabati terhadap H.antonii yang dilakukan di laboratorium,

insektisida yang mempunyai prospek untuk dikembangkan adalah in-sektisida dari bahan tanaman ceng-keh, selasih dan kulit biji mete, karena disamping efektif juga efisien

dan bahan tanaman banyak ditanam oleh petani serta ramah lingkungan.

PANILI BUDIDAYA DAN KERABAT LIARNYA

Panili merupakan komoditas eks-por, 95% diusahakan oleh petani dalam bentuk perkebunan rakyat dan sisanya oleh perkebunan swasta yang berpotensi besar untuk tetap dikembangkan. Indo-nesia memasok 30 - 40% dari im-por dunia. Tidak diragunakan lagi bahwa kebutuhan dunia akan panili sangat tinggi, seiring de-ngan meningkat dan berkembang-nya industri berbasis panili. Na-mun masyarakat awam/petani ka-dang sulit membedakan tanaman dan buah panili yang komersial budidaya dan liar sehingga sering tercampur.

anili (Vanilla planifolia An-drews) banyak digunakan da-lam industri makanan, minum-

an dan confectionary product yang digunakan dalam bentuk utuh, bentuk, ekstrak atau oleorisin. Untuk keperluan farmasi digunakan dalam bentuk tinture, sedang untuk parfum dalam bentuk tinture dan absolut. Bentuk produk yang dijual petani umumnya berbentuk polong basah, sedang yang dijual oleh eksportir ke pasar internasional berbentuk polong kering. Pada umumnya petani kurang memahami perbedaan antara panili budidaya komersial dengan panili liar sehingga sering tercampur, merusak harga panili di pasaran bahkan tidak diterima di kalangan eksportir.

Panili (V. planifolia ) termasuk dalam famili Orchidaceae sama dengan anggrek dan merupakan tanaman tahunan yang berasal dari Timur Laut Mexico, masuk ke Indonesia pada tahun 1819. Jumlah famili dari panili lebih dari 165 jenis. Dari ratusan jenis panili yang

ada terdapat beberapa jenis panili liar yang merupakan jenis asli Indonesia. Di Palembang terdapat jenis Vanilla palembanica, sedangkan di Jawa ditemukan V. aphylla BL dan Vanilla albida BL, Di Sumatera dan Kalimantan ditemukan Vanilla albida. Sedangkan panili yang umum dibudidayakan dan komersial hanya satu jenis yaitu Vanilla planifolia dan perbanyakan biasanya dilakukan secara vegetatif dengan setek. Di Indonesia, panili telah menyebar luas hampir di seluruh wilayah dengan daerah sentra produksi, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, Bali dan Sulawesi Utara. Sedang daerah pengembangannya telah menyebar hampir di seluruh di Indonesia.

Deskripsi panili budidaya

Panili budidaya merupakan ta-naman yang tumbuh merambat dan berbatang basah berbentuk sulur, bulat dan beruas dengan warna daun hijau, bentuk bulat (teres) berukuran panjang ruas 12 - 15 cm, diameter 1,17 - 1,25 cm. Akar serabut dengan perakaran tipis dan pendek, pada ruas ba-tang sering keluar akar gantung. Daun berwarna hijau dengan bentuk memanjang (oblongus) ujung daun meruncing (acumina-tus), pangkal tumpul (obtusus), tepi rata (integer), pertulangan sejajar (rectinervis). Panjang daun 21 - 22 cm, lebar 4 - 7 cm dan tebal 1,77 cm. Bunga ber-bentuk tandan, berwarna kuning. Jumlah tandan bunga/tanaman 7 - 9. Jumlah bunga/tandan 22 - 24. Buah muda berwarna hijau, buah tua berwarna hijau tua, dan warna buah olahan berwarna cokelat ke-hitaman

dengan panjang polong 18 - 21 cm. Aroma wangi khas panili.

Morfologi bunga, buah dan daun panili budidaya (Vanilla planifolia)

Panili dapat diperbanyak dengan biji, namun untuk penyerbukannya diperlukan bantuan manusia dan untuk mengecambahkan bijinya harus dilakukan dengan teknik khusus (kultur jaringan) karena tidak mempunyai endosperm. Tanaman panili pada umumnya diperbanyak secara vegetatif yaitu dengan cara setek batang (sulur), dan untuk dapat tumbuh dengan baik harus ada tanaman untuk melekat dan merambat yaitu berupa pohon/tajar hidup dari Glyricidia maculata (gamal).

Deskripsi panili liar

V. aphylla (Syn V. griffithii Reichb F) jenis panili liar yang banyak terdapat di Indonesia. Jenis ini terdapat di Malaysia, Indonesia (Jawa, Sumatera, Kalimantan) pada ketinggian 200 - 900 m dpl. Batang agak kurus/kecil, daun mempunyai tangkai daun yang panjangnya 1,2 - 2,5 cm. Daun kecil berbentuk elip, lonjong, bulat telur, membulat dan meruncing pada bagian dasarnya. Panjang daun 7,5 - 17,5 cm dan lebarnya 1,8 - 4 cm, panjang daun seludang 5 - 12 mm.

Bunga lebih kecil dari pada V. planifolia berjumlah 6 - 12, panjang kelopak dan mahkota bunga 4 cm, berwarna hijau muda kekuningan, lebih kuning pada ujung-ujungnya. Panjang bibir bunga 4,75 cm, umumnya berwarna putih dan dasar bunga bagian dalam berwarna ungu tua. Bagian ujungnya berumbai

P

Warsi Rahmat Atmadja, Balittro

Page 28: (Warta Vol 15 No.1 2009) Profil Binahong

Binahong (Anredera cordifolia) sebagai obat

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009 28

berbentuk trompet, lebar mulutnya 3,75 cm. Masa pembungaan dan pembuahan hampir bersamaan wak-tunya dengan V. planifolia, tetapi hujan yang lebat pada bulan De-sember dan Januari tidak mem-pengaruhi pematangan buah, sehingga dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan jenis unggul baru. Buah panili liar tidak me-ngeluarkan aroma seperti buah V. planifolia. Menurut Heyne (1972) buah berair manis, enak dimakan dan dapat menyuburkan rambut. Karakteristik pada jenis ini adalah tahan terhadap hujan lebat.

V. aphylla BL

Jenis V. aphylla selain di Indonesia terdapat di Malaysia, Myanmar, Thailand, Laos dan

Vietnam. Batang agak kurus berbentuk segitiga, tidak berdaun, batang muda berwarna agak merah jambu dan bunga tua berwarna hijau. Daun seludang berwarna hijau pucat dan cepat jatuh. Batang dapat berfotosintesa apabila cukup cahaya. Tandannya mengeluarkan 3 bunga. Mahkota dan kelopak berwarna hijau kekuningan yang panjangnya ±3 cm dan lebarnya 4,5 cm yang bergulung mulai dari tengah. Bibir bersatu dengan column, pada dasar bunga membentuk corong ±1 cm. Bagian tengahnya berwarna ungu, dengan 3-4 alur merah pada setiap sisi, warna bibir hijau muda. Buah berbentuk silindris, dengan panjang 15 cm dan lebar 12 mm.

Penutup

Standar mutu panili dapat dipertahankan dengan cara memilih benih yang sehat/baik dan benar tidak tercampur panili liar, tepat umur panen (9 bulan), pengolahan cukup baik (dengan cara fermentasi).

Dengan mengetahui perbedaan panili budidaya dengan panili liar petani tidak akan dirugikan dalam hal harga. Panili liar buahnya tidak mengeluarkan aroma yang khas, bentuk daun kecil, berbentuk elip, lonjong dan bulat telur selain itu panili liar dapat menurunkan mutu panili Indonesia di pasaran dunia.

ULAT BERTANDUK PADA TANAMAN ASAM JAWA

Hampir seluruh bagian tanaman asam jawa (Tamarindus indica L.) dapat dimanfaatkan untuk ber-bagai keperluan, terutama sebagai bahan berbagai obat tradisional. Ulat bertanduk merupakan se-rangga pemakan daun yang di-jumpai menyerang tanaman asam di Cimanggu, Bogor. Ulat ini ter-masuk spesies Polyura hebe (Lepi-doptera: Nymphalidae). Serangan-nya terjadi secara insidentil. Se-rangan berat oleh serangga ini menyebabkan tanaman asam yang masih kecil (tinggi 1 - 1,75 m) menjadi gundul. Parasitoid telur dari serangga ini berpotensi untuk mengendalikan P. hebe. Pengen-dalian dengan menggunakan in sektisida nabati dapat diguna- kan ekstrak mimba, piretrum, Bacillus thuringiensis dan cen-dawan Beauveria bassiana. Racun kontak diaplikasikan apabila terjadi ledakan populasi dan serangan yang berat.

sam jawa banyak digunakan dalam industri minuman, es krim, selai, manisan atau

gula-gula dan obat tradisional. Ta-naman ini merupakan salah satu

komoditas ekspor. Di Indonesia, asam tumbuh di dataran rendah pada daerah yang musim kemaraunya panjang dan kering. Tanaman ini bisa berfungsi sebagai tanaman hias dan pelindung. Hampir semua ba-gian tanamannya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Bunga asam merupakan sumber madu. Bijinya dapat digiling untuk ma-kanan ternak, biji ini jika diolah dapat digunakan untuk mengental-kan sari buah; kayunya tahan rayap sehingga banyak digunakan untuk kerajinan dan untuk bahan perahu; daun muda yang diseduh dengan rimpang kunyit merupakan obat rematik. Kulit pohon asam yang direbus dengan adas pulawaras digunakan sebagai obat rematik dan asma; polong buah yang direbus dengan daun saga menjadi obat batuk kering. Buah yang telah masak merupakan obat morbili, sariawan dan jika dioleskan ke kulit kepala dapat mencegah rambut rontok. Buah yang disangrai dengan ketan putih, kemudian ditumbuk halus dan dicampur dengan air sampai me-nyerupai adonan dapat meng-haluskan kulit. Daging buahnya digunakan sebagai

bumbu masak, obat sakit kulit dan pencahar lemah (urus-urus).

Hama Pada Tanaman Asam

Salah satu hama yang menyerang tanaman asam ialah ulat bertanduk Polyura hebe, yang mempunyai metamorfosis holometabola (sem-purna) terdiri atas telur, larva, pupa dan imago. Belum diketahui siklus hidup (lama dari telur menjadi imago dan mulai meletakkan telur lagi) karena lama stadia telur belum pernah diamati.

Imago

Imago serangga ini berupa kupu-kupu. Sayap depan berwarna hitam kecokelatan dan hijau kekuningan, ada satu noktah berwarna hijau kekuningan. Sayap belakang juga berwarna sama dan ada sepasang ekor, pada bagian yang berwarna hitam kecokelatan ada strip-strip yang berwarna hijau kekuningan (Gambar 1a). Panjang tubuh 2,1 cm dan rentang sayap 6 cm.

A

Laba Udarno dan Endang Hadipoentyanti, Balittri dan

Balittro

Page 29: (Warta Vol 15 No.1 2009) Profil Binahong

Tanaman obat berkhasiat antikanker

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009 29

Kupu-kupu terbang jauh, ter-bangnya tidak teratur, sehingga sulit untuk ditangkap. Imago ini mem-punyai kebiasaan bertengger pada daun yang tinggi atau cabang, mensurvei tanah di bawah. Kupu-kupu ini selanjutnya terbang dengan cepat di sekitarnya, sering datang lagi pada tempat bertengger yang sama yang lebih disukai untuk beristirahat. Spesies ini ditemukan pada rembesan air di pinggir jalan, daging bangkai, kotoran dan getah pohon. Telur

Telur P. hebe yang baru diletakkan berwarna kuning, men-dekati menetas, telur ini berbintik hitam. Bintik hitam ini kelak akan menjadi kepalanya. Telur berbentuk bulat, diameter rata-rata 1,4 mm dan diletakkan satu per satu pada permukaan (Gambar 1b).

Larva

Larva/ulat yang baru menetas dari telur, memakan kulitnya dahulu sebelum makan daun asam. Larva ini mempunyai panjang 4 mm, kepalanya berwarna hitam dan bertanduk yang bercabang empat. Tubuhnya berwarna kuning, setelah memakan daun berwarna hijau. Sesudah berganti kulit, kepala berwarna hijau dengan tanduk ber-warna cokelat. Pada tubuh larva yang sudah besar ada kombinasi warna kuning berbentuk V pada bagian dorsal tubuhnya, yaitu pada ruas abdomen keenam dan ke-delapan (Gambar 1c). Sedang pada ruas abomen lainnya, kombinasi warna kuning juga ada tetapi tidak menyambung sehingga tidak mem-bentuk huruf V. Larva P. hebe se-lain mempunyai tiga pasang tungkai asli juga mempunyai tungkai palsu yaitu pada ruas abdomen keenam, tujuh, delapan dan ruas terakhir. Panjang tubuh larva ini maksimum 4 cm. Kepala dan tanduk pada larva yang sudah besar berwarna hijau.

Prepupa

Setelah melewati masa aktif makan, serangga ini memasuki masa prepupa yaitu masa larva tidak lagi aktif makan. Pada masa ini, larva melingkarkan tubuhnya pada ranting (Gambar 1d).

Pupa

Pupa berwarna hijau dan beralur yang berwarna kuning, menggantung pada ranting. Bentuk pupa seperti buah mangga tetapi ukurannya kecil, panjang 1,7 cm dan lebarnya 0,9 - 1,0 cm. Pada satu kelompok dapat dijumpai 4 pupa, sehingga sekilas tampak seperti sekumpulan buah (Gambar 1e). Bekas kulit pupa yang telah ditinggalkan oleh serangga dewasa/imago keluar berwarna cokelat. Lama masa pupa adalah 9 - 11 hari.

Serangan

Serangan berat oleh serangga ini dapat membuat tanaman asam yang masih kecil menjadi gundul. Ketika dijumpai adanya dua ekor ulat ini

pada satu tanaman yang masih kecil, dapat menyebabkan kehilang-an daun sebesar 60%. Belum di-ketahui penyebab meledaknya se-rangan ulat ini. Keberadaan ulat ini pada tanaman asam tidak tampak dengan jelas karena warna ulat seperti daun. Orang akan sadar bahwa tanaman asamnya terserang oleh ulat ini setelah melihat daunnya habis.

Musuh Alami

Dari telur yang dikumpulkan dari daun diketahui adanya musuh alami yaitu parasitoid yang menyerang telur dari ordo Hymenoptera. Telur yang terserang parasitoid ini ber-warna kusam, tidak menetas menjadi ulat dan keluarnya parasitoid lebih lama dari pada keluarnya ulat kalau telur tidak terparasit.

Tanaman inang

P. hebe ditemukan pada tanaman leguminosae seperti Albizia falcata, Adenanthera dan Parkia speciosa (pete). Tanaman Albizia bisa hampir gundul. Tanaman Albizia yang ter-

Gambar 1. Siklus hidup P. hebe (a) Imago, (b) Telur, (c) Larva, (d) Prepupa dan (e) Pupa

Telur

Larva

Prepupa Pupa

Imago

b

c

d

e

a b

Page 30: (Warta Vol 15 No.1 2009) Profil Binahong

Binahong (Anredera cordifolia) sebagai obat

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009 30

serang bisa tidak berdaun (meran-ting).

Penyebaran

Serangan serangga ini terjadi di Sumatera, Kepulauan Sunda (Jawa Barat) dan Malaysia.

Strategi pengendalian

Seperti ulat Doleschallia polibete pada tanaman daun ungu (han-deuleum) yang juga termasuk famili Nymphalidae, maka P. hebe ke-mungkinan dapat dikendalikan de-ngan insektisida nabati berupa ekstrak mimba (75 ppm) dan pire-trum (89,5 ppm) yang disemprotkan pada daun di laboratorium. Selain itu juga dengan menggunakan larutan Bacillus thuringiensis 1 g/l di

lapang. Cendawan Beauveria bas-siana dengan konsentrasi spora 108/ml juga dapat digunakan untuk pengendalian di laboratorium. Da-lam keadaan eksplosif, insektisida sintetik berbahan aktif monokro-tofos, klorpirifos, piretroid, diklor-vos, piretroid, diklorvos dan diflu-benzuron dapat digunakan.

TANAMAN INANG SERANGGA VEKTOR PENYAKIT KERDIL PADA TANAMAN LADA

Penyakit kerdil atau penyakit keriting merupakan salah satu penyakit penting pada tanaman lada. Penyakit ini banyak di-jumpai di daerah sentra produksi lada, yaitu Bangka, Lampung, Ka-limantan Barat dan juga banyak ditemukan pada tanaman lada di Kebun Percobaan Sukamulya, Sukabumi. Penyebab dari penya-kit ini diantaranya adalah Piper Yellow Mottle Virus (PYMV) dan Cucumo Mottle Virus (CMV). Serangan kedua virus ini pada satu tanaman menyebabkan gejala serangan yang berat. Belum ada data yang pasti kerugian yang diakibatkan oleh penyakit ini. Pada tahun 1987 pernah dilapor-kan serangannya pada tanaman lada di Lampung mencapai 23,3% dan meningkat menjadi 30 - 40% pada tahun 1990. Virus yang sama sebelumnya telah diketahui me-nyerang tanaman lada di Malay-sia, Thailand, India, Sri Lanka, dan Brazil.

i Kebun Percobaan Suka-mulya telah dideteksi kebe-radaan CMV dan PYMV di

hampir semua tanaman lada yang di-budidayakan (LDL, Chunuk, Natar-1 dan 2, Petaling 1 dan 2) baik lada perdu maupun lada dengan tiang panjat. Penyakit ini dapat menye-rang tanaman Piperaceae lainnya yaitu rinu (Piper baccatum) dan Piper colubrinum. Di kebun petak pamer Balittro, terdapat tanaman sirih (Piper betle) yang

memperlihat-kan gejala penyakit kerdil, walaupun selama ini belum pernah dideteksi adanya virus tersebut pada tanaman sirih di Indonesia.

Penyebaran penyakit dapat me-lalui bahan tanaman maupun serang-ga vektornya. PYMV hanya dapat ditularkan oleh serangga vektor dan belum berhasil ditularkan secara mekanik, sedangkan CMV dapat ditularkan secara mekanik dan serangga vektor. Dua jenis kutu pu-tih, Planococcus minor dan Ferrisia virgata merupakan serangga vektor PYMV yang sangat efisien dalam menularkan penyakit kerdil di In-donesia ; dan A. gossypii merupakan serangga vektor CMV.

Untuk penyakit yang penularan-nya oleh serangga vektor, terjadinya suatu penyakit tidak terlepas dari adanya interaksi antara serangga, vektor dan tanaman. Kisaran tanam-an inang dari suatu serangga hama ataupun vektor perlu diketahui ka-rena tanaman tersebut dapat menjadi sumber infestasi bagi tanaman yang akan dibudidayakan. Dengan adanya serangga vektor yang hidup pada tanaman lain dan adanya sumber tanaman sakit, maka penyebaran penyakit akan dapat mudah terjadi. Tanaman inang

Dalam kamus entomologi, ta-naman inang diartikan sebagai tanaman yang menjadi tempat yang

disukai oleh serangga untuk di-kunjungi atau menetap dalam waktu lama, sedangkan dalam kamus umum pertanian tanaman inang ada-lah tanaman yang diserang oleh organisma (parasit) sebagai tempat hidup atau tempat mencari makan. Seringkali terdapat serangan serang-ga hama pada tanaman tertentu secara berulang, padahal tanaman tersebut tidak selamanya terdapat di lapang. Dengan demikian terdapat tanaman lain yang dapat menjadi inang (sebagai inang alternatif) dari hama tersebut sebagai tempat ber-kembang biak atau tempat mencari makan baik berupa tanaman yang dibudidayakan maupun tanaman liar (gulma). Lama dan ketahanan hidup serta keturunan yang dihasilkan dapat berbeda dari satu tanaman ke tanaman lain. Kemampuan yang de-mikian akan lebih cepat/besar terjadi pada tanaman yang menjadi inang utamanya.

Berdasarkan jumlah tanaman yang diserangnya, serangga perusak tanaman digolongkan sebagai mo-nofag, oligofag dan polifag. Mono-fag diartikan sifat dari serangga yang makan hanya pada satu jenis ta-naman atau satu genus tanaman saja, contohnya kupu-kupu dan ngengat yang bersifat monofag. Oligofag adalah sifat serangga yang tanaman inangnya terdiri dari berbagai genus dalam satu famili, misalnya serangga vektor penyakit bakteri pembuluh

D

Tri Lestari Mardiningsih, Balittro

Page 31: (Warta Vol 15 No.1 2009) Profil Binahong

Tanaman obat berkhasiat antikanker

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009 31

kayu cengkeh, Hindola spp, hama jahe, seperti Mimegralla coerulei-frons dan Aspidiella hartii mem-punyai tanaman inang yang sekeluar-ga dengan jahe. Polifag adalah sifat serangga yang mempunyai tanaman inang yang banyak dari berbagai famili, misalnya belalang dan aphid.

Kutu putih P. minor dan tanaman inangnya

P. minor termasuk dalam famili Pseudococcidae (ordo Hemiptera) merupakan kutu putih berukuran panjang 1 - 2 mm. Serangga dapat dengan mudah dikembangbiakkan di laboratorium pada kentang. Pada umbi tersebut, serangga jantan mempunyai 4 instar nimfa. Lama hidup instar pertama, kedua, ketiga dan keempat berturut-turut adalah 7 - 10 hari, 6 - 15 hari, 2 - 3 hari dan 2 - 6 hari. Sedang serangga betina mempunyai 3 instar nimfa, lama hidup instar pertama, kedua dan ketiga berturut 7 - 13 hari, 5 - 12 hari dan 5 - 14 hari. Lama masa imago jantan adalah 2 - 4 hari, sedang imago betina dapat hidup sampai 102 hari. Telur diletakkan dalam kelompok di dalam jalinan benang di bawah tubuh imago betina. Nimfa instar pertama aktif bergerak sebelum menemukan tem-pat yang cocok untuk menghisap.

Serangga ini termasuk dalam kategori polifag. Inangnya antara lain jambu mente, jambu biji, mangga, nenas, karet, alpukat, kapas, lada, padi, stroberi, kapolaga, jahe merah, teh, kakao, tomat, kentang, rambutan, kelapa, melati, nangka, kedelai, kacang tanah, Gliricidia maculata, G. sepium, semangka, mentimun, kol, ubu jalar, ilang-ilang.

Kutu putih F. virgata dan tanaman inangnya

F. virgata merupakan serangga yang polifag dan tersebar luas di daerah tropis. Serangga betina ini mempunyai ciri khas bentuk oval,

mempunyai sepasang stripes dan benang-benang lilin yang panjang, berukuran panjang 2 - 4 mm. Seekor betina dapat menghasilkan 200 - 450 telur. Siklus hidup berlangsung selama 1 - 2 bulan. Tanaman inang utamanya di Indonesia adalah lam-toro dan menyebar ke tanaman kopi, kakao, jeruk, dadap, dsb. Tanaman inang lain dilaporkan adalah jute, jambu mente, jambu biji, kapas, tebu, tomat, ubi kayu, ubi jalar, sri-kaya, mangga. Hasil observasi di pertanaman di KP Cimanggu, selain pada tanaman lada serangga ini ditemukan pada sirih, jarak pagar, pegagan, lada liar (rinu).

F. virgata menyerang daun, ranting, buah lada. Pada tanaman muda di persemaian atau rumah kaca, serangga ini dapat menutupi bagian tanaman dan berakibat daun/ ranting menjadi gugur. Dengan de-mikian, selain berperan sebagai serangga vektor, serangga ini ber-peran pula sebagai serangga hama. Serangga ini dikenal sebagai serang-ga vektor Swollen Shoot Disease dan badnavirus (CSSV) pada kakao.

Serangga pengisap A. gossypii dan tanaman inangnya

A. gossypii yang dikenal sebagai cotton atau melon aphid, juga me-rupakan serangga yang polifag dan bersifat kosmopolitan (tersebar di seluruh dunia) dengan warna yang bervariasi dari mulai hijau sampai

hitam atau kuning kecokelatan. Jenis yang terdapat pada tanaman lada berwarna hijau gelap, sedangkan jenis serangga yang sama pada tanaman tapak dara berwarna kuning. Serangga tersebut berukuran panjang 1 - 2 mm dan panjang antena setengah dari panjang tubuhnya.

Serangga ini berperan sebagai hama tanaman dan serangga vektor. Tanaman yang diserang mem-perlihatkan gejala daun-daun meng-gulung dan keriting serta per-tumbuhan tanamannya terganggu. A. gossypii dapat menularkan 50 jenis virus pada tanaman.

Tanaman inang dari serangga ini antara lain mentimun, kapas, jeruk, kopi, kakao, terong, cabe, kentang. Hibiscus spp., melon, kapas, legum dan tanaman Cucur-bitaeae lainnya. Walaupun mem-punyai banyak tanaman inangnya, akan tetapi belum tentu serangga ini dapat berkembangbiak pada ta-naman inang lain di sekitarnya. Hal ini telah dilaporkan bahwa A. gossypii dapat menyerang tanaman pada chrysanthemum dan mentimun di rumah kaca di Inggris, tetapi serangga yang menyerang chrysan-themum tidak dapat mengkolonisasi mentimun demikian pula sebaliknya walaupun keduanya dapat dipelihara pada tanaman kapas. Hal demikian pula terjadi pada A. gossypii asal tanaman tapak dara mudah

Tabel 1. Lama hidup serangga dewasa A. gossypii pada tanaman lada dan tapak dara di laboratorium dan rumah kaca

Rata-rata Hasil Pengamatan Tapak

dara Lada

Lama hidup (hari) serangga dewasa di laboratorium

2,6 1,3

Lama hidup (hari) serangga dewasa di rumah kaca

6,4 2,8

Banyaknya keturunan (ekor) di laboratorium

2,1 0,0

Banyaknya keturunan (ekor) di rumah kaca

7,7 0,6

Page 32: (Warta Vol 15 No.1 2009) Profil Binahong

Binahong (Anredera cordifolia) sebagai obat

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009 32

berkembangbiak dengan baik pada tanaman tapak dara di laboratorium maupun rumah kaca Balittro, tetapi tidak dapat bertahan dengan baik pada tanaman lada dan sulit berkembangbiak (Tabel 1). A. gossypii yang ditemukan pada lada dan sampai saat ini masih sulit dikembangbiakkan walaupun di-letakan pada bibit lada sendiri di rumah kaca. Walaupun ketahanan hidup A. gossypii tanaman tapak dara ini pendek, namun mampu berperan sebagai vektor CMV pada tanaman lada, sehingga dalam pe-nularan CMV dapat digunakan A. gossypii asal tapak dara walaupun keberhasilan penularannya masih rendah.

Penutup

Pengetahuan kisaran tanaman inang dari serangga vektor penyakit kerdil pada tanaman lada, berguna untuk tujuan penelitian maupun pembudidayaan tanaman lada. Saat pelaksanaan penelitian seringkali sulit untuk memelihara suatu serangga hama/vektor pada inang utamanya, sehingga perlu mencari tanaman inang alternatif yang mudah diperbanyak. Sebagai contoh P. minor sulit dikembangbiakkan pada tanaman lada, tetapi dengan diketahuinya umbi kentang dapat sebagai inang serangga tersebut, maka perbanyakan dapat dilakukan di laboratorium.

Ketiga serangga vektor penyakit kerdil pada tanaman lada, P. minor, F. virgata dan A. gossypii termasuk serangga yang polifag, dapat me-nyerang berbagai jenis tanaman perkebunan lainnya. Beberapa jenis gulma mungkin juga dapat menjadi inang serangga tersebut, hanya saja saat ini belum diketahui, sehingga perlu dilakukan observasi lebih lanjut.

Di antara tanaman inang dari F. virgata; adalah G. septium dan G. maculata yang digunakan sebagai

pohon panjat pada tanaman lada, perlu diperhatikan pengaruhnya terhadap penyebaran penyakit kerdil.

Diketahuinya keragaman tanam-an inang dari serangga vektor penyakit kerdil, maka sebelum pe-nanaman lada seyogyanya diperhati-kan keragaman tanaman yang ada dan sedapat mungkin menghindari penanaman di dekat tanaman yang menjadi inang serangga vektor atau memusnahkan tanaman inang ter-sebut sebelum penanaman tanaman lada.

alah seorang peneliti kapas yaitu Dr. Ir. Emy Sulistyowati, M.Ag dari Balai Penelitian

Tanaman Tembakau dan Serat di Malang telah mengikuti ’4TH MEETING OF THE ASIAN COTTON RESEARCH AND DEVELOPMENT NETWORK’ yang dilaksanakan di Anyang, Cina pertemuan tersebut bertujuan untuk menjalin komunikasi dan kerjasama yang konstruktif mendukung program pengembangan kapas nasional di Indonesia. Intisari dari pertemuan tersebut antara lain :

Program pertukaran plasma nut-fah di antara negara-negara yang tergabung dalam Asia Cotton Re-search and Development Network akan menjadi agenda organisasi da-lam waktu dekat setelah formulanya disusun. Untuk itu diperlukan per-

siapan administrasi berkaitan dengan peraturan-pemasukan dan pengeluar-an benih.

Beberapa teknik pemuliaan yang dilakukan oleh pemulia-pemulia kapas dari negara lain dapat diadopsi untuk memperbaiki kinerja perbaik-an varietas kapas nasional Indo-nesia dengan demikian upaya pe-nyedian varietas unggul kapas baru beserta teknologi-teknologi pendu-kungnya dapat diupayakan dengan baik.

Pengembangan kapas transgenik secara meluas di Cina dan India perlu mendapatkan perhatian lebih. Teknologi transgenik tersebut mam-pu meningkatkan produksi kapas na-sional di kedua negara tersebut. Apabila Indonesia berkeinginan untuk kembali menggunakan kapas transgenik, maka perlu dilakukan peninjauan kembali tentang peng-gunaan teknologi ini dengan me-lalukan analisa kebutuhan akan alter-natif varietas transgenik untuk meng-atasi masalah pengembangan kapas yang ada. Alternatif pilihan kapas transgenik cukup banyak, sehingga harus dilakukan pengkajian yang mendalam untuk menentukan trans-gene yang sesuai dengan masalah yang ada di masing-masing daerah pengembangan; apakah transgenik BT yang memberikan ketahanan terhadap hama penggerek buah ka-pas atau transgenik tahan herbisida untuk mengatasi kekurangan tenaga untuk persiapan lahan dan penyi-angan gulma ataukah transgene lainnya.

Pengembangan kapas organik di Indonesia membutuhkan persiapan yang cukup serius mengingat pem-batasan-pembatasan dalam peng-gunaan pupuk kimia dan pestisida.

S

The 4TH MEETING OF THE ASIAN COTTON RESEARCH AND

DEVELOPMENT NETWORK, ANYANG, CINA 23 - 26 September 2008

Rodiah Balfas, Balittro

BERITA PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN

Page 33: (Warta Vol 15 No.1 2009) Profil Binahong

Tanaman obat berkhasiat antikanker

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009 33

Untuk itu diperlukan penelitian yang mendukung program tersebut antara lain untuk agensia pengendalian ha-yati yang efektif dan budidaya yang paling sesuai. Di Indonesia sudah ada, instansi yang ditunjuk untuk melalukan sertifikasi produk orga-nik yaitu INOFICE (Indonesian

Organik Farming Certification), yang berkedudukan di Jln Tentara Pelajar No, 3. Bogor (Balittro).

Indonesia telah diusulkan sebagai salah satu alternatif negara penye-lenggara rencana pertemuan se-lanjutnya, yaitu the 5th- Asia Cotton

Research and Development Network pada tahun 2010 atau 2011.

PEDOMAN BAGI PENULIS

Pengertian : Warta merupakan in-formasi teknologi, prospek komo-ditas yang dirangkum dari sejumlah hasil penelitian yang telah di-terbitkan. Bahasa : Warta memuat tulisan dalam Bahasa Indonesia. Struktur : Naskah disusun dalam urutan sebagai berikut : judul tulisan dalam Bahasa Indonesia (20 - 30 kata), pendahuluan, topik-topik yang dibahas, penutup dan saran, serta daftar pustaka Bentuk Naskah : Naskah diketik di atas kertas A4 putih pada satu per-mukaan saja, dan bentuk huruf time new romance ukuran 12 pt dengan jarak 1,5 spasi. Pinggir kiri kanan tulisan disediakan ruang kosong minimal 3,5 cm dari pinggir kertas. Panjang naskah sebaiknya tidak melebihi 15 halaman termasuk tabel dan gambar. Judul Naskah : Judul tulisan me-rupakan suatu ungkapan yang dapat menggambarkan fokus masalah yang dibahas dalam tulisan tersebut. Pendahuluan : Berisi suatu pe-ngantar atau paparan tentang latar belakang topik, ruang lingkup ba-hasan dan tujuan tulisan. Jika diper-lukan disajikan pengertian-penger-tian dan cakupan bahasan. Topik bahasan : Informasi tentang topik yang dibahas dan disusun de-ngan urutan logika secara sistema-tis. Penutup dan Saran : Merupakan inti sari pembahasan dan dapat berisi himbauan tergantung dari materi bahasan.

S T O P P R E S !

Penggunaan bahan bakar nabati (BBN) telah disadari merupakan salah satu langkah prespektif untuk mengatasi masalah krisis

energi. Untuk mendukung pengembangan BBN tersebut Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, melalui Pusat Penelitian

dan Pengembangan Perkebunan telah menyiapkan beragam teknologi pendukung, mulai dari penyediaan varietas unggul

tanaman penghasil BBN, teknologi budidaya, hingga penanganan pascapanen, dan pengolahannya.

Cukup banyak tanaman perkebunan yang mampu berperan sebagai penghasil minyak nabati seperti : Jarak pagar, jarak

kepyar, kamalakian, aren sawit, dan sebagainya. Terkait dengan potensi yang dimiliki oleh komoditas perkebunan

serta memperhatikan perkembangan inovasi perkebunan yang ada saat ini, maka Puslitbang Perkebunan akan memperkenalkan inovasi tersebut dalam kegiatan Pekan Teknologi Perkebunan yang dirancang sebagai forum komunikasi semua stakeholder perkebunan, terutama untuk penggalangan konsep dan strategi

percepatan implementasi teknologi BBN Tema yang akan diangkat ”Teknologi Perkebunan Menjawab Krisis Energi” yang akan diselenggarakan 11-15 Agustus 2009 di Puslitbang

Perkebunan, Bogor Pekan Teknologi Perkebunan akan mencakup berbagai acara

seperti : - Peluncuran (Launching) buku, varietas dan produk

- Simposium V Litbang Tanaman Perkebunan - Pameran Teknologi dan Produk

- Temu Bisnis, - Bazar dan Lomba

Acara ini juga merupakan kegiatan dari rangkaian peringatan 35 tahun Badan Litbang Pertanian yang mengangkat tema ”Agroinovasi Penggerak Sistem Pertanian Industrial”

Panitia Pelaksana