laporan mikvir uji sterilitas jamu

27
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI VIROLOGI “UJI KUALITAS PADA JAMU (Gemuk Sehat)” KELOMPOK VII-J ANGGOTA: 1. Dominika Palang Sili (NIM: 17113325 A) 2. Biratika Dewi Karlina D (NIM: 17113326 A) 3. Pesta Natalia (NIM: 17113327 A) 4. Arsiaty Sumule (NIM: 17113328 A) Rabu, 20 Maret 2013 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SETIA BUDI

Upload: biratika-dewi-karlina

Post on 26-Oct-2015

356 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

pengujian sterilitas jamu

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Mikvir Uji sterilitas Jamu

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI VIROLOGI

“UJI KUALITAS PADA JAMU (Gemuk Sehat)”

KELOMPOK VII-J

ANGGOTA:

1. Dominika Palang Sili (NIM: 17113325 A)

2. Biratika Dewi Karlina D (NIM: 17113326 A)

3. Pesta Natalia (NIM: 17113327 A)

4. Arsiaty Sumule (NIM: 17113328 A)

Rabu, 20 Maret 2013

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SETIA BUDI

SURAKARTA

2013

Page 2: Laporan Mikvir Uji sterilitas Jamu

Ambil 1ml dari pengenceran 10-1, selanjutnya masukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi air fisiologis (pengenceran 10-2 )

Ambil 1ml dari pengenceran kedua, selanjutnya masukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi air fisiologis (pengenceran 10-3)

Inkubasi Pengenceran 10-1, 10-2, dan 10-3 diambil masing-masing 1ml tiap pengenceran, masukkan ke dalam cawan petri. Setelah itu, tambahkan NA.

I. TOPIK

Pemeriksaan Kualitas Jamu (Gemuk Sehat)

II. TUJUAN

Memeriksa kualitas jamu yang beredar di pasaran dengan mencari tahu

kandungan mikrob yang terdapat pada jamu tersebut.

Untuk mengetahui ada/tidaknya mikroba pada Jamu.

Untuk mengetahui sampel jamu memenuhi syarat atau tidak.

Untuk mengetahui higienitas jamu.

III. ALAT DAN BAHAN

Alat Bahan

Rak tabung

Tabung reaksi

Pipet 1ml dan 10ml

Siring

Cawan petri

Inkubator

Alkohol

Spirtus

Air Fisiologis

Kalium Fellorit

Media NA, SGA,

Dan VJA.

IV. CARA KERJA

a. ALT

Page 3: Laporan Mikvir Uji sterilitas Jamu

Ambil 1ml dari pengenceran 10-1, selanjutnya masukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi air fisiologis (pengenceran 10-2 )

Ambil 1ml dari pengenceran kedua, selanjutnya masukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi air fisiologis (pengenceran 10-3)

Inkubasi Pengenceran 10-1, 10-2, dan 10-3 diambil masing-masing 1ml tiap pengenceran, masukkan ke dalam cawan petri. Setelah itu, tambahkan SGA.

Ambil 1 ml dari pengenceran 10-1 masukkan ke dalam cawan petri kosong.

InkubasiSetelah itu, tambahkan agar VJA sebagai media.

Ambil 1ml dari sampel,kenudian masukkan dalam tabung reaksi Inkubasi

b. Uji AKK

c. Uji S.Aureus

d. Uji Salmonela

Page 4: Laporan Mikvir Uji sterilitas Jamu

Ambil 1ml dari masing-masing pengenceran(10ml,1ml,0.1ml), kemudian masukkan dalam tabung reaksi

Inkubasi

e. MPN Coliform

V. DASAR TEORI

Obat bahan alam merupakan obat yang menggunakan bahan baku berasal dari alam

(tumbuhan dan hewan). Obat bahan alam dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis yaitu

jamu, obat herbal terstandar, dan fitofarmaka. Jamu (Empirical based herbal

medicine) adalah obat bahan alam yang disediakan secara tradisional, misalnya

dalam bentuk serbuk seduhan, pil, dan cairan yang berisi seluruh bahan tanaman

yang menjadi penyusun jamu tersebut dan digunakan secara tradisional. Bentuk

jamu tidak memerlukan pembuktian ilmiah sampai dengan klinis, tetapi cukup

dengan bukti empiris saja. Obat herbal terstandar (Scientific based herbal medicine)

yaitu obat bahan alam yang disajikan dari ekstrak atau penyaringan bahan alam yang

dapat berupa tanaman obat, binatang, maupun mineral.. Proses ini membutuhkan

peralatan yang lebih kompleks dan mahal, serta ditunjang dengan pembuktian ilmiah

berupa penelitian-penelitian pre-klinik. Fitofarmaka (Clinical based herbal medicine)

merupakan bentuk obat bahan alam dari bahan alam yang dapat disejajarkan dengan

obat modern karena proses pembuatannya telah terstandar serta ditunjang oleh bukti

ilmiah sampai dengan uji klinik pada manusiaketiga jenis obat bahan alam tersebut

sering disebut juga sebagai jamu. Namun ketiga jenis obat bahan alam tersebut

sering disebut juga sebagai jamu.

Sementara menurut keterangan BP POM; jamu adalah bahan atau ramuan bahan

yang berasal dari bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian

(galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah

digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Pengolahan jamu antara

lain adalah direbus atau digodok, dikeringkan atau dikonsumsi langsung.

Page 5: Laporan Mikvir Uji sterilitas Jamu

(Maheshwari, 2002)

Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang

disebut medium. Medium yang digunakan untuk menumbuhkan

dan mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut harus sesuai susunannya dengan

kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan.

Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang sangat sederhana

yang hanya mengandung garam anargonik di tambah sumber karbon organik

seperti gula.

Sedangkan mikroorganime lainnya memerlukan suatu medium yang sangat

kompleks yaitu berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks

lainnya. (Volk, dan Wheeler,1993)

Akan tetapi yang terpenting medium harus mengandung nutrien yang merupakan

substansi dengan berat molekul rendah dan mudah larut dalam air. Nutrien ini

adalah degradasi dari nutrien dengan molekul yang kompleks. Nutrien dalam

medium harus memenuhi kebutuhan dasar makhluk hidup, yang meliputi air,

karbon, energi, mineral dan faktor tumbuh.

(Mila Ermila, 2005)

Uji ALT (Angka Lempeng Total) mengandung prinsip yaitu pertumbuhankoloni

bakteri aerob mesofil setelah cuplikan diinokulasikan pada lempeng agar dengan cara

tuang dan diinkubasikan pada suhu yang sesuai. Setelah inkubasidipilih cawan petri

dari satu pengenceran yang menunjukkan jumlah koloni 30-300 koloni. Jumlah koloni

rata-rata dari kedua cawan dihitung lalu dikalikandengan factor pengencerannya.

Hasil dinyatakan sebagai Angka Lempeng Total(ALT) dalam tiap gram contoh bahan

(Anonim, 2000).

Uji angka lempeng total bertujuan untuk menunjukkan jumlahmikroorganisme dalam

suatu sediaan dengan metode hitungan cawan. Jikasel masih dapat ditumbuhkan pada

medium agar, maka sel mikrobia tersebutakan berkembang biak dan membentuk

koloni yang dapat langsung dilihatdengan mata tanpa menggunakan mikroskop.

Karena jumlah mikroorganisme dalam sampel tidak diketahui sebelumnya,maka

untuk memperoleh sekurang-kurangnya satu cawan yang mengandungkoloni dalam

jumlah yang memenuhi syarat tersebut maka harus dilakukansederetan pengenceran

dan pencawanan. Jumlah organisme yang terdapat dalamsampel asal ditentukan

Page 6: Laporan Mikvir Uji sterilitas Jamu

dengan mengalikan jumlah koloni yang terbentuk denganfaktor pengenceran pada

cawan yang bersangkutan (Hadioetomo, 1985).

Khamir yang lebih besar daripada kebanyakan bakteri timbul apabilaorganism hidup

sebagai parasit atau pathogen dalam jaringan, sedangkandalam bentuk kapang apabila

organism tersebut merupakan saprofit dalamtanah atau dalam medium laboratorium

(Tortora, 2010). Khamir itu bersifat fakultatif; artinya, mereka dapat hidup baik dalam

keadaan aerobik maupun keadaan anaerobik. Kapang adalah mikroorganismeaerobic

sejati. Cendawan dapat hidup dalam kisaran suhu yang luas, dengansuhu optimum

kebanyakan spesies saprofitik dari 22 sampai 30°C; spesies patogenik mempunyai

suhu optimum lebih tinggi, biasanya 30-37°C. Beberapa cendawan akan tumbuh pada

atau mendekati 0°C dan dengandemikian dapat menyebabkan kerusakan pada daging

atau sayur-sayurandalam penyimpanan dingin. Cendawan mampu memanfaatkan

berbagai bahanuntuk gizinya. Sekalipun demikian, mereka itu heterotrof (Pelczar,

2008).

Pertumbuhan bakteri dapat diukur dengan beberapa cara, yaitu denganmenghitung

jumah sel dan dengan mngukur massa total populasi, yang biasanya sebanding dengan

jumlah sel. Jumlah populasi biasanya dihitungsebagai jumlah sel dalam 1 ml cairan

per 1 mg materi padat. Dengan membuatseri pengenceran, kita dapat memperkirakan

jumlah bakteri dalam sampel(Radji, 2010).

Untuk pengujian dilakukan dengan cara :

Uji Angka Kapang/ Khamir Total (AKK)

Pada pengujian ini akan diketahui seberapa besar cemaran kapang/ khamir pada

sediaan. Caranya dengan menghitung koloni kapang/ khamirpada serial pengenceran

sampel sediaan. Hasil pengujian akan dibandingkandengan standar uji cemaran

mikroba SNI 19-2897-1992 (Soediono, 2007).

Uji Angka Lempeng Total (ALT)

Pada pengujian ini akan diketahui seberapa besar cemaran bakteri padasediaan.

Caranya dengan menghitung koloni bakteri pada serial pengenceransampel sediaan.

Setiap sediaan menyaratkan batas angka bakteri dan kapang/ khamir tertentu yang

masih dianggap aman untuk dikonsumsi, yaitu < 104koloni per ml untuk kapang/

Page 7: Laporan Mikvir Uji sterilitas Jamu

khamir dan 106 koloni per ml untuk bakteri.Hasil pengujian ini akan dibandingkan

dengan standar uji cemaran mikrobaSNI 19-2897-1992 (Soediono, 2007).

Dalam perhitungan jumlah mikroba, sel-sel hidup dan mati jugadipergitungkan. Suatu

sel yang hidup dapat diartikan sebagai satu sel yangmampu membelah diri dan dapat

menghasilkan individu yang baru. Cara yangdigunakan untuk menghitung sel-sel

yang hidup adalah dengan menentukan jumlah sel-sel dalam sampel yang mampu

membentuk koloni pada media agaryang sesuai. Oleh karena itu, perhitungan jumlah

koloni sel-sel hidup ini sering dinamakan “Plate Count” atau perhitungan koloni

(colony count).  Ada 2 cara melakukan suatu plate count, yaitu: Metode Sebaran dan

Metode Taburan (Brooks,2004).

Metode MPN (Most Probable Number).

Perhitungan secara tidak langsung ada beberapa cara yaitu : perhitungan pada cawan

petri (total plate count / TPC), perhitungan melalui pengenceran, perhitungan jumlah

terkecil atau terdekat (MPN methode), dan kalorimeter (cara kekeruhan atau

turbidimetri). Metode MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu uji pendugaan (presumtive

test), uji konfirmasi (confirmed test), dan uji kelengkapan (completed test). Dalam uji

tahap pertama, keberadaan coliform masih dalam tingkat probabilitas rendah; masih

dalam dugaan.

Uji ini mendeteksi sifat fermentatif coliform dalam sampel. Metode perhitungan MPN

sering digunakan dalam pengamatan untuk menghitung jumlah bakteri yang terdapat

di dalam tanah seperti Nitrosomonas dan Nitrobacter. Kedua jenis bakteri ini

memegang peranan penting dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman,

sehubungan dengan kemampuannya dalam mengikat N2 dari udara dan mengubah

ammonium menjadi nitrat (Lim, 1998).

Metode MPN biasanya biasanya dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba di

dalam contoh yang berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk contoh

berbentuk padat. Perhitungan jumlah suatu bakteri dapat melalui berbagai macam uji

seperti uji kualitatif koliform yang secara lengkap terdiri dari tiga tahap yaitu uji

penduga (uji kuantitatif, bisa dengan metode MPN), uji penguat dan uji pelengkap.

Waktu, mutu sampel, biaya, tujuan analisis merupakan beberapa faktor penentu dalam

uji kualitatif koliform. Bakteri koliform dapat dihitung dengan menggunakan metode

cawan petri (metode perhitungan secara tidak langsung yang didasarkan pada

Page 8: Laporan Mikvir Uji sterilitas Jamu

anggapan bahwa setiap sel yang dapat hidup akan berkembang menjadi satu koloni

yang merupakan suatu indeks bagi jumlah organisme yang dapat hidup yang terdapat

pada sampel.

Output metode MPN adalah nilai MPN. Nilai MPN adalah perkiraan jumlah unit

tumbuh (growth unit) atau unit pembentuk koloni (colony forming unit) dalam

sampel. Namun, pada umumnya nilai MPN juda diartikan sebagai perkiraan jumlah

individu bakteri. Satuan yang digunakan, umumnya per 100 mL atau per gram.

Metode MPN memiliki limit kepercayaan 95 persen sehingga pada setiap nilai MPN,

terdapat jangkauan nilai MPN terendah dan nilai MPN tertinggi (Lim, 1998).

Menurut Plummer (1987), ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menghitung

atau mengukur jumlah jasad renik di dalam suatu suspensi atau bahan, yang dapat

dibedakan atas beberapa kelompok yaitu:

a. Perhitungan jumlah sel

1. Hitungan mikroskopik

2. Hitungan cawan

3. MPN (Most Probable Number)

b. Perhitungan massa sel secara langsung

1. Volumetrik

2. Gravimetrik

3. Kekeruhan (turbidimetri)

c. Perhitungan massa sel secara tidak langsung

1. Analisis komponen sel

2. Analisis produk katabolisme

3. Analisis konsumsi nutrient

Metode MPN biasanya dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam contoh

yang berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk contoh berbentuk padat

dengan terlebih dahulu membuat suspensi 1:10 dari contoh tersebut. Metode MPN

digunakan medium cair di dalam tabung reaksi, dimana perhitungannya dilakukan

berdasarkan jumlah tabung yang positif yaitu yang ditumbuhi oleh jasad renik setelah

inkubasi pada suhu dan waktu tertentu. Pengamatan tabung yang positif dapat dilihat

dengan mengamati timbulnya kekeruhan atau terbentuknya gas di dalam tabung kecil

Page 9: Laporan Mikvir Uji sterilitas Jamu

(tabung Durham) yang diletakkan pada posisi terbalik, yaitu untuk jasad renik

pembentuk gas.

Untuk metode MPN (most probable number) digunakan medium cair dalam wadah

berupa tabung reaksi, perhitungan di lakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif

yaitu tabung yang mengalami perubahan pada mediumnya baik itu berupa perubahan

warna atau terbentuknya gelembung gas pada dasar tabung durham. Pada metode

perhitungan MPN ini digunakan bentuk tiga seri pengenceran, yang pertama 10-1, 10-2,

dan 10-3. Kemudian dari hasil perubahan tersebut dicari nilai MPNnya pada tabel nilai

MPN, dan untuk jumlah bakterinya maka digunakan rumus.

Metode MPN merupakan uji deretan tabung yang menyuburkan pertumbuhan

koliform sehingga diperoleh nilai untuk menduga jumlah koliform dalam sampel yang

diuji. Uji positif akan menghasilkan angka indeks. Angka ini disesuaikan dengan tabel

MPN untuk menentukan jumlah koliform dalam sampel.

Bakteri koliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik lain dengan

kata lain merupakan bakteri indikator sebagai tanda bahwa adanya pencemaran

bakteri patogen. Penentuan koliform fecal menjadi indikator pencemaran dikarenakan

jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen.

Keuntungan mendeteksi koliform adalah jauh lebih murah, cepat, dan sederhana

daripada mendeteksi bakteri patogenik lain. Koliform merupakan suatu grup bakteri

yang digunakan sebagai indikator adanya pencemaran dan kondisi sanitasi yang tidak

baik terhadap air, makanan, susu dan produk-produk susu. Pada saat perhitungan

koloni, apabila jumlah koloni yang di temukan kurang dari standart yang telah di

tetapkan, maka suatu sampel bisa di katakan murni.

Beberapa jenis bakteri selain coliform juga memiliki sifat fermentatif, sehingga

diperlukan uji konfirmasi untuk mengetes kembali kebenaran adanya coliform dengan

bantuan medium selektif diferensial. Uji kelengkapan kembali meyakinkan hasil tes

uji konfirmasi dengan mendeteksi sifat fermentatif dan pengamatan mikroskop

terhadap ciri-ciri coliform: berbentuk batang, gram negatif, tidak-berspora. Bakteri

coliform adalah golongan bakteri intestinal, yaitu hidup dalam saluran pencernaan

manusia. Bakteri coliform adalah bakteri indicator keberadaan bakteri patogenik

lainnya. Lebih tepatnya, sebenarnya bakteri coliform fecal adalah bakteri indicator

adanya pencemaran bakteri pathogen. Penentuan coliform fekal menjadi indikator

pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan

Page 10: Laporan Mikvir Uji sterilitas Jamu

keberadaan bakteri pathogen. Selain itu, mendeteksi coliform jauh lebih murah, cepat

dan sederhana daripada mndeteksi bakteri patogenik lain.

Salah satu anggota kelompok coliform adalah E.coli. Karena E.coli adalah bakteri

coliform yang ada pada kotoran manusia, maka E.coli sering disebut sebagai coliform

fekal. Pengujian coliform jauh lebih cepat jika dibandingkan dengan uji E.coli karena

hanya memerlukan uji penduga yang merupakan tahap pertama uji E.coli.

Bakteri coliform merupakan parameter mikrobiologis terpenting bagi kualitas air

minum. Kelompok bakteri coliform, antara lain Eschericia coli, Enterrobacter

aerogenes, dan Citrobacter fruendi. Keberadaan bakteri di dalam air minum itu

menunjukkan tingkat sanitasi rendah. Keberadaan bakteri ini juga menunjukkan

adanya bakteri pathogen lain misalnya, Shigella, yang menyebabkan diare hingga

muntaber.

VI. PEMBAHASAN

Metode MPN biasanya biasanya dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba di

dalam contoh yang berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk contoh berbentuk

padat

Metode perhitungan MPN menggunakan media cair di dalam tabung reaksiyang berisi

tabung durham, dimana perhitungan dilakukan berdasarkan jumlah tabungyang positif yaitu

yang ditumbuhi oleh jasad renik setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu. Pengamatan

tabung yang positif dapat dilihat dengan mengamati timbulnya kekeruhan atau terbentuknya

gas didalam tabung durham yang diletakkan pada posisi terbalik, yaitu untuk jasad renik

pembentuk gas, sehingga tabung durham tersebut naik keatas.

Keuntungan dari metoda ini adalah :

1.      Dapat dibuat sangat peka dengan penggunaan volume inokulum contoh yang lebih besar

dari 1,0 ml/tabung.

2.      Bahan-bahan dapat dipersiapkan untuk tugas lapangan.

3.      Media pertumbuhan selektif dapat digunakan untuk menghitung jenismikroorganisme yang

diharapkan di antara jenis-jenis lainnya yang adadalam bahan pangan tersebut.

Kerugiannya adalah dibutuhkannya banyak ulangan untuk diperoleh hasilyang teliti

dan sehubungan dengan hal tersebut banyak biaya dan waktu yangdibutuhkan untuk

Page 11: Laporan Mikvir Uji sterilitas Jamu

persiapannya. Metoda ini banyak digunakan untuk menghitung bakteri patogenik dalam

jumlah sedikit yang terdapat dalam bahan pangan (Buckle dkk, 1985).

Dalam percobaan kali ini, digunakan 2 sampel air dari tempat yang berbeda-beda.

Tempat pengambilan sampel tersebut yaitu di wilayah kampus yaitu kantin A dan kantin B.

Dalam metode ini sampel yang telah diencerkan dituang kedalam masing-masing 3 tabung

reaksi, kemudian sampel tersebut diinkubasi selama 2 hari. Setelah 2 hari dilakukan

perhitungan berdasarkan jumlah tabung yang positif yaitu yang ditumbuhi oleh mikroba.

Pengamatan tabung positif dilakukan dengan mengamati perubahan warna pada sampel yang

sebelumnya dicampurkan dengan medium LB (Laktose Broth), atau dengan terbentuknya

gelembung gas dalam tabung durham. Fungsi dari tabung durham sendiri sebagai media

untuk menampung gas akibat metabolisme bakteri.

Dan penyebab lain dari terbentuknya gas dalam tabung, diakibatkan karena kontaminasi

dari udara ketika proses isolasi dalam inkubator. Medium LB digunakan karena medium ini

berfungsi sebagai media untuk mendeteksi kehadiran Coliform dalam air dan dalam

mempelajari fermentasi laktosa oleh bakteri pada umumnya. Pepton dan ekstrak beef

menyediakan nutrien esensial untuk memetabolisme bakteri. Laktosa menyediakan sumber

karbohidrat yang dapat difermentasi untuk organism Coliform. Pertumbuhan dengan

pembentukan gas adalah presumptive test untuk Coliform. Lactose broth dibuat dengan

komposisi 0,3% ekstrak beef; 0,5% pepton; dan 0,5% laktosa.

Dari hasil pengamatan, kedua sampel tersebut positif mengandung bakteri Coliform.

Hal ini ditunjukkan dengan adanya gelembung gas yang berada dalam tabung durham dan

warna larutan berubah menjadi keruh.

Menurut Suriawiria (1985), kekeruhan yang terdapat pada tabung reaksi disebabkan

karena adanya aktivitas dari suatu mikroorganisme. Kekeruhan yang terjadi pada tabung-

tabung reaksi tersebut berbeda, ada yang mengalami kekeruhan pada bagian permukaannya

saja dan juga ada yang mengalami kekeruhan merata pada seluruh media dan sampel.

Kekeruhan yang terjadi merata pada media disebabkan karena adanya mikroorganisme

anaerob fakultatif, yaitu mikroorganisme yang mampu hidup ataupun tumbuh dengan atau

tanpa adanya oksigen. Kekeruhan yang terjadi pada permukaannya saja disebabkan karena

adanya mikroorganisme aerob.

Menurut Fardiaz (1992), Gelembung udara yang dihasilkan pada tabungdurham

disebabkan oleh adanya aktivitas yang respirasi mikroorganisme, sehingga dapat dilihat hasil

dari respirasi mikroorganisme tersebut berupa gelembung gas.

Page 12: Laporan Mikvir Uji sterilitas Jamu

Untuk sampel air kantin A, nilai MPN dari tabel MPN yaitu 1,6. Dengan menggunakan

rumus MPN count, dalam 1 mL sampel terdapat 160 bakteri coliform. Untuk sampel air

kantin B, nilai MPN dari table MPN yaitu 0,23. Dengan menggunakan rumus MPN count,

dalam 1 mL sampel terdapat 23 bakteri coliform. Hal ini sudah diambang batas, karena

menurut Standar WHO yakni 95% dari sampel-sampel tidak boleh mengandung coliform

dalam 100 ml, tidak ada sampel yang mengandung E. coli dalam 100 ml, tidak ada sampel

yang mengandung coliform lebih dari 10 dalam 100 ml.

Jadi dari kedua sampel tersebut sudah tidak layak/aman untuk dikonsumsi sebab jumlah

bakteri coliform sudah ambang batas. Berdasarkan data yang diperoleh maka dapat

dijelaskan, bahwa mikroba yang terbentuk dalam tabung reaksi memerlukan oksigen untuk

hidup, sehingga mikroba tersebut tergolong ke dalam bakteri aerob, dan salah satu cara untuk

mengenali adanya mikroba dapat dilihat dari terbentuknya gas pada tabung yang menandakan

tabung bersifat positif. Dari hasil percobaan dapat kita simpulkan bahwa jamu “Gemuk

Sehat” negative terhadap Uji MPN Koliform.

Metode kuantitatif digunakan untuk mengetahui jumlah mikroba yang ada pada suatu

sampel, umumnya dikenal dengan Angka Lempeng Total (ALT). Uji Angka Lempeng Total

(ALT) dan lebih tepatnya ALT aerob mesofil atau anaerob mesofil menggunakan media

padat dengan hasil akhir berupa koloni yang dapat diamati secara visual berupa angka dalam

koloni(cfu) per ml/g atau koloni/100ml. Cara yang digunakan antara lain dengan cara tuang,

cara tetes dan cara sebar (BPOM, 2008).

Prinsip pengujian Angka Lempeng Total menurut Metode Analisis Mikrobiologi (MA

PPOM 61/MIK/06) yaitu pertumbuhan koloni bakteri aerob mesofil setelah cuplikan

diinokulasikan pada media lempeng agar dengan cara tuang dan diinkubasi pada suhu yang

sesuai. Pada pengujan Angka Lempeng Total digunakan PDF (Pepton Dilution Fluid) sebagai

pengencer sampel dan menggunakan PCA (Plate Count Agar) sebagai media padatnya.

Digunakan juga pereaksi khusus Tri Phenyl tetrazalim Chlotide 0,5 % (TTC).

Prosedur pengujian Angka Lempeng Total menurut Metode Analisis  Mikrobiologi

(MA PPOM 61/MIK/06) yaitu dengan cara aseptik ditimbang 25 gram atau dipipet 25 ml

sampel ke dalam kantong stomacher steril. Setelah itu ditambahkan 225 ml PDF, dan

dihomogenkan dengan stomacher selama 30 detik sehingga diperoleh suspensi dengan

pengenceran 10-1. Disiapkan 5 tabung atau lebih yang masing-masing telah diisi dengan 9 ml

PDF. Hasil dari homogenisasi pada penyiapan sampel yang merupakan pengenceran 10-1

dipipet sebanyak 1 ml kedalam tabung PDF pertama, dikocok homogeny hingga diperoleh

Page 13: Laporan Mikvir Uji sterilitas Jamu

pengenceran 10-2. Dibuat pengenceran selanjutnya hingga 10-6 atau sesuai dengan

pengenceran yang diperlukan. Dari setiap pengenceran

dipipet 1ml kedalam cawan petri dan dibuat duplo, ke dalam setiap cawan dituangkan 15-20

ml media PDA yang sudah ditambahkan 1%TTC suhu 45°C. Cawan petri segera digoyang

dan diputar sedemikian rupa hingga suspense tersebar merata. Untuk mengetahui sterilitas

media dan pengencer dibuat uji kontrol (blangko). Pada satu cawan diisi 1 ml pengencer dan

media agar, pada cawan yang lain diisi media. Setelah media memadat, cawan diinkubasi

suhu 35-37°C selama 24-46 jam dengan posisi dibalik. Setelah itu jumlah koloni yang

tumbuh diamati dan dihitung.

Keuntungan dari metode pertumbuhan agar atau metode uji Angka Lempeng Total

adalah dapat mengetahui jumlah mikroba yang dominan. Keuntungan lainnya dapat diketahui

adanya mikroba jenis lain yang terdapat dalam contoh.

Adapun kelemahan dari metode ini adalah :

1)      Kemungkinan terjadinya koloni yang berasal lebih dari satu sel mikroba, seperti pada

mikroba yang berpasangan, rantai atau kelompok sel.

2)      Kemungkinan ini akan memperkecil jumlah sel mikroba yang sebenarnya. Kemungkinan

adanya jenis mikroba yang tidak dapat tumbuh karena penggunaan jenis media agar, suhu,

pH, atau kandungan oksigen selama masa inkubasi.

3)      Kemungkinan ada jenis mikroba tertentu yang tumbuh menyebar di seluruh permukaan

media agar sehingga menghalangi mikroba lain. Hal ini akan mengakibatkan mikroba lain

tersebut tidak terhitung.

4)      Penghitungan dilakukan pada media agar yang jumlah populasi mikrobanya antara 30 – 300

koloni. Bila jumlah populasi kurang dari 30 koloni akan menghasilkan penghitungan yang

kurang teliti secara statistik, namun bila lebih dari 300 koloni akan menghasilkan hal yang

sama karena terjadi persaingan diantara koloni.

5)      Penghitungan populasi mikroba dapat dilakukan setelah masa inkubasi yang umumnya

membutuhkan waktu 24 jam atau lebih (Buckle, 1987).

Khamir adalah kapang yang tidak mempunyai hifa. Lazimnya, ragu berkembang biak melalui

pertunasan. Jenis pertunasan merupakan ciri yang banyak digunakan dalam identifikasi

khamir. Selain jenis pertunasan dapat juga digunakan bentuk dan jumlah askuspora (Lay,

1994).

Page 14: Laporan Mikvir Uji sterilitas Jamu

Kapang merupakan kelompuk mikroba multiseluler yang tergolong dalam fungsi yang

mempunyai filamen dan pertumbuhan pada makanan mudah dilihat karena penampakannya

yang berserabut seperti kapas. Pertumbuhannya mulamula berwarna putih tetapi spora

Jika telah tumbuh akan terbentuk berbagai warna tergantung dari jenis kapang. Sifat-sifat

morfologi kapang, baik penampakan mikroskopik, digunakan dalam identifikasi dan

klasifikasi kapang. Pada umumnya, sel khamir lebih besar daripada kebanyakkan bakteri

tetapi khamir yang paling kecil tidak sebesar bakteri yang terbesar. Khamir tidak dilengkapi

flagellum atau organ penggerak lainnya (Pelezar, 1988).

Page 15: Laporan Mikvir Uji sterilitas Jamu

VII. HASIL

Gambar Keterangan

Uji AKK 10-1pada Jamu Gemuk Sehat

maenunjukan hasil negatif

Uji AKK 10-2 pada Jamu Gemuk

Sehat maenunjukan hasil negative

Uji AKK 10-3 pada Jamu Gemuk

Sehat maenunjukan hasil negative

Uji ALT 10-2 pada Jamu Gemuk

Sehat maenunjukan hasil negatif

Page 16: Laporan Mikvir Uji sterilitas Jamu

Uji ALT 10-3 pada Jamu Gemuk

Sehat maenunjukan hasil negatif

Uji ALT 10-4 pada Jamu Gemuk

Sehat maenunjukan hasil negative

Uji S. Aureus pada Jamu Gemuk

Sehat maenunjukan hasil negative

Uji Salmonella pada Jamu Gemuk

Sehat maenunjukan hasil negative

Uji MPN 0,1 ml pada Jamu

Gemuk Sehat maenunjukan hasil

Page 17: Laporan Mikvir Uji sterilitas Jamu

negative

Uji MPN 1 ml pada Jamu Gemuk

Sehat maenunjukan hasil negatif

Page 18: Laporan Mikvir Uji sterilitas Jamu

VIII. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum, dapat disimpulkan bahwa Sampel Fruitamin

tidak memiliki mikroba dan memenuhi syarat untuk dikonsumsi.

Page 19: Laporan Mikvir Uji sterilitas Jamu

Daftar Pustaka

Athena, Sukar, Hendro, M, D. Anwar M, Haryono. 2004. Kandungan Bakteri

Total Coli dan Escherechia coli/Fecal Coli Air minum dari depot Air

minum isi ulang di Jakarta,Tangerang, dan Bekasi. Bul. Penel. Kesehatan.

Vol. 32, No.4

Mulia, R.M. 2005. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Pelczar, M.J dan E.S.C Chan. 2005. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press.

Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010 Tentang Persyaratan

Kualitas Air Minum.

Purwanigsih, H.D. 2009. Penentuan Tingkat kelayakan fitofarmaka es balok dan

air es polar di warung makan sekitar kampus UMS ditinjau dari Jumlah

Coliform Fecal. FKIP. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Sofa, M. Widura. 1997. Kualitas Bakteriologis Jamu Tradisional yang tidak

terdaftar di Bandung. Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran

Universitas Kristen Maranatha.

Widiyanti, N Luh Putu. M, Ni Putu Ristiati. 2004. Analisis Kualitatif Bakteri

Koliform Pada Depo Air Minum isi ulang di kota singaraja Bali. Jurnal

Ekologi Kesehatan Vol. 3 No