oma

45
OTITIS MEDIA AKUT PADA ANAK FRISCA APRILLIA HALIM 07120100055 Pembimbing : dr. Fransisca Handy SpA

Upload: dila-junita

Post on 14-Nov-2015

39 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

otitis media akut

TRANSCRIPT

  • OTITIS MEDIA AKUT PADA ANAK

    FRISCA APRILLIA HALIM

    07120100055

    Pembimbing :

    dr. Fransisca Handy SpA

  • PENDAHULUAN

  • Otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa liang telinga tengah, tuba eustachius, antrum mastoid, dan sel-sel mastoid.

    85% anak-anak akan mengalami paling tidak satu kali otitis media akut dan 80-90% akan mengalami otitis media dengan efusi sebelum usia 3 tahun.

    Insiden penyakit cenderung menurun setelah usia 6 tahun

    Otitis media akut dapat disebabkan oleh bakteri atau virus.

    Penatalaksanaan otitis media akut bergantung pada usia anak, unilateral atau bilateral serta tingkat keparahan penyakit.

  • DEFINISI DAN KLASIFIKASI

  • Otitis media akut adalah peradangan telinga dan tanda klinik lokal atau tanda- tanda yang bersifat cepat dan singkat.

  • EPIDEMIOLOGI

  • 85% anak-anak mengalami paling tidak satu kali otitis media akut

    80-90% anak mengalami otitis media dengan efusi sebelum usia 3 tahun.

    Insiden otitis media akut cenderung menurun saat usia 6 tahun

  • FAKTOR PREDISPOSISI

  • ANATOMI TELINGA

  • -Panjang tuba eustachius dewasa 37,5 mm dan pada bayi 17,5 mm.

    -Pada dewasa, tuba eustachius membentuk sudut 45o terhadap bidang horisontal, sedangkan pada bayi bervariasi dari horisontal sampai membentuk sudut 10o terhadap bidang horisontal.

    Kontraksi otot tensor velipalatini pada dewasa lebih stabil.

  • ETIOLOGI

  • Bakteri Tiga jenis bakteri penyebab otitis media tersering

    adalah Streptococcus pneumoniae (40%), Haemophilus influenzae (25-30%) balita dan Moraxella catarhalis (10-15%).

    5% kasus dijumpai patogen-patogen lain seperti Streptococcus pyogenes (grup A -Hemolitic), Staphylococcus aureus Rawat inap, dan organisme gram negatif.

  • Virus Paling sering dijumpai pada anak-anak yaitu

    Respiratory Syncytial Virus (RSV), Influenza virus, atau Adenovirus (30-40%).

    10-15% Influenza virus, Rhinovirus atau Enterovirus. Dapat dilakukan pemeriksaan Polymerase Chain

    Reaction (PCR) dan Enzyme Linked Immunoabsorbent Assay (ELISA)

  • PATOFISIOLOGI DAN GEJALA KLINIS

  • STADIUM OKLUSI TUBA EUSTACHIUS

  • STADIUM HIPEREMIS (PRE-SUPURASI)

  • STADIUM SUPURASI

  • STADIUM PERFORASI

  • STADIUM RESOLUSI

  • Gejala : Berkurang atau berhentinya otore Membran timpani berangsur normal hingga perforasi

    membran timpani menutup kembali Pendengaran kembali normal

    Kembali tanpa pengobatan bila : Membran timpani masih utuh Tahan tubuh baik Virulensi kuman rendah

  • DIAGNOSIS

  • Kriteria diagnosis harus memenuhi tiga hal Mendadak dan bersifat akut. Tanda efusi bulging, terbatas atau tidak ada gerakan pada

    membran timpani, terdapat bayangan cairan di belakang membran timpani, dan terdapat cairan yang keluar dari telinga.

    Gejala peradangan telinga tengah kemerahan atau eritema pada membran timpani, nyeri telinga atau otalgia yang mengganggu tidur dan aktivitas normal.

  • Kriteria ringan-sedang cairan di telinga tengah mobilitas membran timpani menurun bayangan cairan di belakang membran timpani membengkak pada membran timpani otore yang purulen demam, otalgia, gangguan pendengaran, tinitus, vertigo dan

    kemerahan pada membran timpani.

    Kriteria berat semua kriteria ringan sedang + demam > 39C, dan otalgia

    persisten > 48 jam

  • A. NORMAL TM B. TM DENGAN MILD BULGING C. TM DENGAN MODERATE BULGING D. TM DENGAN SEVERE BULGING

  • DIAGNOSIS BANDING

  • PENATALAKSANAAN

  • TATALAKSANA AWAL OTITIS MEDIA AKUT

  • Lini 1 Amoksisilin 80-90 mg/kg per hari dalam 2 dosis terpisah Amoksisilin - klavulanat (90 mg/kg amoksisilin per hari,

    dengan 6.4 mg/kg klavulanat per hari) dalam 2 dosis terpisah

    Alergi penisilin Cefdinir 14 mg/kg per hari dalam 1 atau 2 dosis, Cefuroxime 30 mg/kg per hari dalam 2 dosis terpisah, Cefpodoxime 10 mg/kg per hari dalam 2 dosis terpisah, Ceftriaxone 50 mg IM atau IV per hari untuk 1 atau 3 hari.

  • Gagal pengobatan Amoksisilin - klavulanat (90 mg/kg amoksisilin per

    hari, dengan 6.4 mg/kg klavulanat per hari dalam 2 dosis terpisah)

    Ceftriaxone 50 mg IM atau IV per hari untuk 1 atau 3 hari

    Clindamycin 30-40 mg/kg per hari dalam 3 dosis selama 3 hari.

  • PEMBEDAHAN

    Indikasi miringostomi nyeri berat, demam, komplikasi otitis media akut (paresis

    nervus fasialis, mastoiditis, labirinitis, dan infeksi sistem saraf pusat)

    Indikasi timpanosintesis terapi antibiotik tidak memuaskan, terdapat komplikasi

    supuratif, pada bayi baru lahir atau pasien yang sistem imun tubuh rendah.

    Indikasi Adenoidektomi miringotomi dan insersi tuba timpanosintesis.

  • PENCEGAHAN

  • PENCEGAHAN

    Imunisasi Vaksin influenza dan pneumococcal 13-valent conjugate vaccine dan Vaksin influenza

    Pemberian ASI mengurangi risiko otitis media akut sebanyak 0.61 kali dibandingkan pemberian susu formula.

    Menghindari pajanan asap rokok

    Menghindari penggunaan dot

  • PROGNOSIS DAN KOMPLIKASI

    Prognosis pada otitis media akut ad vitam, fungsionam dan sanationam adalah baik.

    Komplikasi: Otitis media supuratif kronik mastoiditis, abses-subperiosteal, intrakranial

    (meningitis dan abses otak) hilangnya pendengaran permanen yang dapat

    menyebabkan masalah dalam kemampuan bicara dan bahasa.

  • KESIMPULAN

    Otitis media akut adalah peradangan telinga tengah dengan gejala dan tanda-tanda yang bersifat cepat dan singkat yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus.

    Gejala klinis dapat dilihat berdasarkan stadiumnya. Otitis media akut dapat sembuh dalam 3 hari tanpa

    pemberian antibiotik. Oleh karena itu antibiotik dianjurkan jika gejala tidak membaik dalam dua sampai tiga hari, atau ada perburukan gejala.

    Otitis media dapat dicegah dengan pemberian vaksin influenza, menganjurkan pemberian ASI selama 6 bulan, pneumococcal 13-valent conjugate vaccine, menghindari pajanan rokok, dan menghindari pemakaian dot.

  • DAFTAR PUSTAKA 1.Djaafar ZA, Helmi, Restuti RD. Kelainan Telinga Tengah. Dalam: Soepardi EA,

    Iskandar N, Bashiruddin J. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher, edisi ke-6. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2007. hal. 64-86.

    2.Kerschner JE. Otitis Media. Dalam: Kliegman RM. Nelson Textbook of Pediatrics. edisi ke-18. USA: Saunders Elsevier; 2007. hal. 2632-46.

    4.Moore KL, Agur AM, Dalley AF. Head. Essential Clinical Anatomy. Edisi ke-4. New York: Lippincott Williams & Wilkins; 2010. hal. 574-84.

    6.Titisari H. 2005. Prevalensi dan Sensitivitas Haemophilus Influenzae pada Otitis Media Akut di RSCM dan RSAB Harapan Kita. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

    8.Chan LS, Takata GS, Shekelle P, Morton SC, Mason W, Marcy SM. Evidence assessment of management of acute otitis media: II. Research gaps and priorities for future research. Pediatrics. 2001;108 :248 54.

    10.Buchman CA, Levine JD, Balkany TJ. Infection of the Ear. Dalam: Lee KJ. Essential Otolaryngology Head and Neck Surgery. edisi ke-8. USA: McGraw-Hill Companies, Inc; 2003. hal. 462-511.

    12.Weinberger PM, Terris DJ. Ototaryngology Head & Neck Surgery. Dalam: Doherty GM. CURRENT Diagnosis & Treatment: Surgery. New York, NY: McGraw-Hill; 2010.

    13.Bluestone CD. Eustachian tube function and dysfunction. Dalam: Rosenfeld RM, Bluestone CD. Evidence based otitis media. Canada: BC Decker. 2003. hal.163-79

  • 9. Massoud E. Eustachian tube function. 2013. http:emedicine.medscape.com/article/874348-overview. Diakses tanggal 31 Januari 2015.

    10.Waxman SG. The Auditory System.Dalam: Waxman SG. Clinical Neuroanatomy. New York, NY: McGraw-Hill. 2013.

    11. Adams GL, Boeis LR, Higler PA. Penyakit telinga tengah dan mastoid. Dalam : Michael M, Paparella MD, George L, Adams MD, Samuel C. Buku Ajar Penyakit THT. edisi ke-6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2000. hal. 89-117.

    12. Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J. Komplikasi Otitis Media Supuratif. Dalam: Zainul AD, Ratna DR, Helmi. Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT. edisi Ke-6. Jakarta; Balai Penerbit FKUI. 2010. hal.71-78.

    13. Karma PH, Penttila MA, Sipla MM, Kataja MJ. Otoscopic diagnosis of middle ear effusion in acute and non acute otitis media. The value of different otoscopic finding. Int J Pediatric Otorhinolaryngol. 17:37-49.

    14. Rubin MA, Gonzales R, Sande MA, Pharyngitis Sinusitis Otitis and Other Upper Respiratory Tract Infections. Dalam: Fauci AS. Harrisonss Principles of Internal Medicine. edisi ke-17. USA: McGraw-Hill Companies, Inc. 2008. hal. 205-14.

    15. American Academy of Pediatrics and America Academy of Family Physicians. Diagnosis and Management of Acute Otitis Media. Pediatrics. 2004. 113(5):1451- 65.

    16. American Academy of Pediatrics. Clinical Practice Guideline: The Diagnosis and Management of Acute Otitis Media. Pediatrics. 2013. 131(3):964-99.

    17. World Health Organization. Chronic suppurative otitis media : Burden of illness and management options. Switzerland: WHO; 2004. hal. 1-22

    18. Tierney LM, McPhee SJ, Papadaxis MA. Current Medical Diagnosis And Treatment. USA: McGraw Hill Appleton Lange. 2005.