oma 2

14
Askep Otitis Media Akut BAB I PENDAHULUAN Otitis media adalah inflamasi pada bagian telinga tengah. Otitis media sebenarnya adalah diagnosa yang paling sering dijumpai pada anak – anak di bawah usia 15 tahun. Ada 3 ( tiga ) jenis otitis media yang paling umum ditemukan di klinik, yaitu : Otitis Media Akut, Otitis Media Serosa (Otitis media dengan efusi), Otitis Media Kronik. Pada makalah ini akan dijelaskan Otitis media akut dan bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan Otitis media akut. Penyebab utama otitis media akut adalah masuknya bakteri patogenik ke dalam telinga tengah yang normalnya adalah steril. Paling sering terjadi bila terdapat disfungsi tuba eustachii seperti obstruksi yang disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan atas, inflamasi jaringan disekitarnya atau reaksi alergik. BAB II TINJAUAN TEORITIS OTITIS MEDIA AKUT 2.1 Defenisi Otitis mediaakut (OMA) adalah peradangan akut sebagian atau seluruh periosteum telinga tengah (Kapita selekta kedokteran, 1999). Otitis media akut adalah keadaan dimana terdapatnya cairan di dalam telinga tengah dengan tanda dan gejala infeksi. Yang paling sering terlihat ialah : Otitis media viral akut

Upload: herdicekaf

Post on 03-Jan-2016

12 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

aaaa

TRANSCRIPT

Page 1: Oma 2

Askep Otitis Media Akut

BAB I

PENDAHULUAN

Otitis media adalah inflamasi pada bagian telinga tengah. Otitis media sebenarnya adalah

diagnosa yang paling sering dijumpai pada anak – anak di bawah usia 15 tahun. Ada 3 ( tiga

) jenis otitis media yang paling umum ditemukan di klinik, yaitu : Otitis Media Akut, Otitis

Media Serosa (Otitis media dengan efusi), Otitis Media Kronik.

Pada makalah ini akan dijelaskan Otitis media akut dan bagaimana asuhan keperawatan

pada pasien dengan Otitis media akut.

Penyebab utama otitis media akut adalah masuknya bakteri patogenik ke dalam telinga

tengah yang normalnya adalah steril. Paling sering terjadi bila terdapat disfungsi tuba

eustachii seperti obstruksi yang disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan atas, inflamasi

jaringan disekitarnya  atau reaksi alergik.

BAB II

TINJAUAN TEORITIS OTITIS MEDIA AKUT

2.1 Defenisi

Otitis mediaakut (OMA) adalah peradangan akut sebagian atau seluruh periosteum

telinga tengah (Kapita selekta kedokteran, 1999). Otitis media akut adalah keadaan dimana

terdapatnya cairan di dalam telinga tengah dengan tanda dan gejala infeksi.

Yang paling sering terlihat ialah :

         Otitis media viral akut

         Otitis media bakterial akut

         Otitis media nekrotik akut

2.2 Etiologi

Penyebab utama otitis media akut adalah masuknya bakteri patogenik ke dalam telinga

tengah yang normalnya adalah steril. Paling sering terjadi bila terdapat disfungsi tuba

eustachii seperti obstruksi yang disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan atas, inflamasi

jaringan disekitarnya (eg : sinusitis, hipertrofi adenoid) atau reaksi alergik ( eg : rhinitis

alergika). Bakteri yang umum ditemukan adalah bakteri piogenik seperti streptococcus

Page 2: Oma 2

haemolyticus, staphylococcus aureus, pneumococcus , haemophylus influenza, escherecia

coli, streptococcus anhaemolyticus, proteus vulgaris, pseudomonas aerugenosa.

2.3 Patofisiologi

Umumnya otitis media dari nasofaring yang kemudian mengenai telinga tengah, kecuali

pada kasus yang relatif jarang, yang mendapatkan infeksi bakteri yang membocorkan

membran timpani. Stadium awal komplikasi ini dimulai dengan hiperemi dan edema pada

mukosa tuba eusthacius bagian faring, yang kemudian lumennya dipersempit oleh

hiperplasi limfoid pada submukosa.

Gangguan ventilasi telinga tengah ini disertai oleh terkumpulnya cairan eksudat dan

transudat dalam telinga tengah, akibatnya telinga tengah menjadi sangat rentan terhadap

infeksi bakteri yang datang langsung dari nasofaring. Selanjutnya faktor ketahanan tubuh

pejamu dan virulensi bakteri akan menentukan progresivitas penyakit.

2.4 Manifestasi Klinis

Gejala otitis media dapat bervariasi menurut beratnya infeksi dan bisa sangat ringan dan

sementara atau sangat berat. Keadaan ini biasanya unilateral pada orang dewasa.

         Membrane tymphani merah, sering menggelembung tanpa tonjolan tulang yang dapat

dilihat, tidak bergerak pada otoskopi pneumatic ( pemberian tekanan positif atau negative

pada telinga tengah dengan insulator balon yang dikaitkan ke otoskop ), dapat mengalami

perforasi.

         Otorrhea, bila terjadi rupture membrane tymphani

         Keluhan nyeri telinga ( otalgia )

         Demam

         Anoreksia

         Limfadenopati servikal anterior

2.5 Pemeriksaan Diagnostik

         Otoscope untuk melakukan auskultasi pada bagian telinga luar

         Timpanogram untuk mengukur keseuaian dan kekakuan membrane timpani

         Kultur dan uji sensitifitas ; dilakukan bila dilakukan timpanosentesis (Aspirasi jarum dari

telinga tengah melalui membrane timpani).

2.6 Penatalaksanaan Medis

Page 3: Oma 2

Hasil penatalaksanaan otitis media bergantung pada efektifitas terapi ( e.g : dosis

antibiotika oral yang diresepkan dan durasi terapi ), virulensi bakteri, dan status fisik klien.

Antibiotik dapat digunakan untuk otitis media akut. Pilihan pertama adalah Amoksisilin;

pilihan kedua – digunakan bila diperkirakan organismenya resisten terhadap amoksisilin –

adalah amoksisilin dengan klavulanat (Augmentin ; sefalosporin generasi kedua), atau

trimetoprin sulfametoksazol. Pada klien yang alergi penisilin, dapat diberikan eritronmisin

dan sulfonamide atau trimetoprim – sulfa.

2.7 Komplikasi

         Jika gendang telinga telah pecah lebih dari 2 minggu, risiko infeksi menjadi sangat umum.

         Umumnya penanganan yang dilakukan adalah mencuci telinga dan mengeringkannya

selama beberapa minggu hingga cairan tidak lagi keluar.

         Otitis media yang tidak diobati dapat menyebar ke jaringan sekitar telinga tengah,

termasuk otak. Namun komplikasi ini umumnya jarang terjadi.

         Salah satunya adalah mastoiditis pada 1 dari 1000 anak dengan OMA yangtidak diobati.

         Otitis media yang tidak diatasi juga dapat menyebabkan kehilangan pendengaran

permanen.

         Cairan di telinga tengah dan otitis media kronik dapat mengurangi pendengaran anak serta

menyebabkan masalah dalam kemampuan bicara dan bahasa.

         Otitis media dengan efusi didiagnosis jika cairan bertahan dalam telinga tengah selama 3

bulan atau lebih.

Page 4: Oma 2

BAB III

TINJAUAN ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

3.1 Pengkajian

a.      Anamnesa

Nama  klien, No. Rek. Media, Usia (Otitis media  sering dijumpai pada anak – anak di bawah

usia 15 tahun), Tinggi dan berat badan, Tanggal dan waktu kedatangan, Orang yang dapat

dihubungi.

b.     Keluhan Utama : Menanakan alasan klien berobat ke rumah sakit dan menanyakan apa

saja keluhan yang ia rasakan.

c.      Riwayat Kesehatan Dulu : menanyakan apakah klien pernah mengalami otitis media

sebelumnya.

d.     Riwayat kesehatan keluarga : menanyakan apakah ada anggota keluarga yang memiliki

riwayat penyakit ini sebelumnya

e.      Riwayat penyakit sekarang :  tanyakan pada klien gejala-gejala apa saja yang

dirasakannya saat ini.

f.        Pengkajian pola Fungsional Gordon

  Pola Persepsi – Manajemen Kesehatan

-          Tanyakan kepada klien pendapatnya mengenai kesehatan dan penyakit. Apakah pasien

langsung mencari pengobatan atau menunggu sampai penyakit tersebut mengganggu

aktivitas pasien.

-          Tanyakan tentang penggunaan obat-obat tertentu (misalnya antidepresan trisiklik,

antihistamin, fenotiasin, inhibitor monoamin oksidase ( MAO), antikolinergik dan

antispasmotik dan obat anti-parkinson.

-          Tanyakan tentang penggunaan alcohol, dan tembakau untuk mengetahui gaya hidup klien

  Pola Nutrisi – Metabolik

-          Tanyakan bagaimana pola dan porsi makan sehari-hari klien ( pagi, siang dan malam )

-          Tanyakan bagaimana nafsu makan klien, apakah ada mual muntah, pantangan atau alergi

-          Tanyakan apakah klien mengalami gangguan dalam menelan

-          Tanyakan apakah klien sering mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran yang

mengandung vitamin antioksidant

  Pola Eliminasi

Page 5: Oma 2

-          Tanyakan bagaimana pola BAK dan BAB, warna  dan karakteristiknya

-          Berapa kali miksi dalam sehari, karakteristik urin dan defekasi

-          Adakah masalah dalam proses miksi dan defekasi, adakah penggunaan alat bantu untuk

miksi dan defekasi.

  Pola Aktivitas – Latihan

-          Perubahan aktivitas biasanya/hobi sehubungan dengan gangguan penglihatan. Klien akan

mengalami kesulitan atau keterbatasan dalam beraktivitas sehubungan dengan luas lapang

pandangnya yang berkurang dan kekeruhan pada matanya akibat dari glaukoma yang

dideritanya.

-          Kekuatan Otot : Biasanya klien tidak ada masalah dengan kekuatan ototnya karena yang

terganggu adalah pendengarannya.

-          Keluhan Beraktivitas : kaji keluhan klien saat beraktivitas.

  Pola Istirahat - Tidur

-          Kebiasaan : tanyakan lama, kebiasaan dan kualitas tidur pasien

-          Masalah Pola Tidur : Tanyakan apakah terjadi masalah istirahat/tidur yang berhubungan

dengan gangguan pada telinganya

-          Bagaimana perasaan klien setelah bangun tidur? Apakah merasa segar atau tidak?

  Pola Kognitif - Persepsi

-          Kaji status mental klien

-          Kaji kemampuan berkomunikasi dan kemampuan klien dalam memahami sesuatu

-          Kaji tingkat anxietas klien berdasarkan ekspresi wajah, nada bicara klien. Identifikasi

penyebab kecemasan klien

-          Pendengaran : menuru  karena masuknya bakteri patogenik ke dalam telinga tengah yang

normalnya adalah steril.

-          Penglihatan : Baik, biasanya klien yang mengalami gangguan pendengaran, tidak

berpengaruh terhadap penglihatannya.

-          Kaji apakah klien mengalami vertigo

-          Kaji nyeri : Gejalanya yaitu ketidaknyamanan ringan / atau mata berair. Nyeri tiba-tiba /

berat menetap atau tekanan pada atau sekitar mata, dan sakit kepala.

  Pola Persepsi Dan Konsep Diri

Page 6: Oma 2

-          Tanyakan pada klien bagaimana klien menggambarkan dirinya sendiri, apakah kejadian

yang menimpa klien mengubah gambaran dirinya

-          Tanyakan apa yang menjadi pikiran bagi klien, apakah merasa cemas, depresi atau takut

-          Apakah ada hal yang menjadi pikirannya

  Pola Peran Hubungan

-          Tanyakan apa pekerjaan pasien

-          Tanyakan tentang system pendukung dalam kehidupan klien seperti: pasangan, teman, dll.

-          Tanyakan apakah ada masalah keluarga berkenaan dengan perawatan penyakit klien

  Pola Seksualitas/Reproduksi

-          Tanyakan masalah seksual klien yang berhubungan dengan penyakitnya

-          Tanyakan kapan klien mulai menopause dan masalah kesehatan terkait dengan

menopause

-          Tanyakan apakah klien mengalami kesulitan/perubahan dalam pemenuhan kebutuhan

seks

  Pola Koping-Toleransi Stres

-          Tanyakan dan kaji perhatian utama selama dirawat di RS ( financial atau perawatan diri )

-          Kaji keadan emosi klien sehari-hari dan bagaimana klien mengatasi kecemasannya

(mekanisme koping klien ). Apakah ada penggunaan obat untuk penghilang stress atau

klien sering berbagi masalahnya dengan orang-orang terdekat.

  Pola Keyakinan-Nilai

-          Tanyakan agama klien dan apakah ada pantangan-pantangan dalam beragama serta

seberapa taat klien menjalankan ajaran agamanya. Orang yang dekat kepada Tuhannya

lebih berfikiran positif.

g.      Pemeriksaan Fisik

  Tanda – tanda vital : ukur suhu, nadi, tekanan darah, pernapasan

  Kaji adanya perilaku nyeri verbal dan non verbal

  Kaji adanya pembesaran kelenjar limfe di daerah leher

  Kaji kemungkinan tuli

  Pemeriksaan fisik dilakukan dari hair to toe dan berurutan berdasarkan system.

3.2 Asuhan Keperawatan berdasarkan NANDA, NOC dan NIC

Page 7: Oma 2

NANDA NOC NIC

1.      Nyeri akut

Definisi : Serangan

mendadak atau perlahan

dari intensitas ringan

sampai berat yang di

antisipasi atau

diprediksi durasi nyeri

kurang dari 6 bulan

Batasan karakteristik

  peningkatan tekanan intra

okuler (TIO) yang

ditandai dengan mual

dan muntah.

  Adanya laporan nyeri

secara verbal dan non

verbal

  Nafsu makan menurun

  Mual, muntah

      Tingkat kenyamanan

Indikator:

Melaporkan kondisi fisik

yang membaik

Melaporkan kondisi

psikologis yang

membaik

Mengekspresikan

kegembiraan terhadap

lingkungan sekitar

Mengekspresikan

kepuasan dengan control

nyeri

      Kontrol Nyeri

Indikator:

Mengenal factor

penyebab

Mengenal serangan nyeri

Mengenal gejala nyeri

Melaporkan control nyeri

      Tingkat Nyeri

Indikator:

Melaporkan nyeri

Frekuensi nyeri

Ekspresi wajah karena

nyeri

Perubahan tanda-tanda

vital

       Manajemen nyeri

Aktivitas :

  Kaji tipe intensitas,

karakteristik dan lokasi nyeri

  Kaji tingkatan skala nyeri

untuk menentukan dosis

analgesik

  Anjurkan istirahat ditempat

tidur dalam ruangan yang

tenang

  Atur sikap fowler 300 atau

dalam posisi nyaman.

  Ajarkan klien teknik relaksasai

dan nafas dalam

  Anjurkan klien menggunakan

mekanism koping yang baik

disaat nyeri terjadi

  Hindari mual, muntah karena

ini akan meningkatkan TIO

  Alihkan perhatian pada hal-hal

yang menyenangkan

  Hilangkan atau kurangi

sumber nyeri

       Pemberian analgesik

  Berikan analgesik sesuai order

dokter.

  Perhatikan resep obat, nama

pasien, dosis dan rute

pemberian secara benar

Page 8: Oma 2

sebelum pemberian obat.

2.   Gangguan persepsi

sensori-perseptual 

pendengaran

      Kompensasi Tingkah

Laku Pendengaran

Indikator:

Pantau gejala kerusakan

pendengaran

Menggunakan layananan

pendukung untuk

pendegaran yang lemah

Menghilangkan gangguan

Menggunakan bahasa

isarat

Membaca gerakan bibir

Memperoleh alat bantu

pendengaran

Mengingatkan yang lain

untuk menggunakan

teknik yang

menguntungkan

pendengaran

Memakai alat bantu

pendengaran (misal,

lampu pada telepon,

alarm kebakarab, bel

pintu, TDD

       Peningkatan Komunikasi:

Defisit Pendengaran

Aktivitas:

  Janjikan untuk mempermudah

pemeriksaan pendengaran

sebagaimana mestinya

  Memfasilitasi penggunaan alat

bantu sewajarnya

  Beritahu pasien bahwa suara

akan terdengar berbeda

dengan memakai alat bantu

  Jaga kebersihan alat bantu

  periksa secara rutin baterai

alat bantu

  Mendengar dengan penuh

perhatian

  Menahan diri dari berteriak

pada pasien yang mengalami

gangguan komunikasi

  Memfasilitasi lokasi

penggunaan alat bantu

  Memfasilitasi letak telepon

bagi gangguan pendengaran

sebagaimana mestinya

Page 9: Oma 2

Menggunakan alat bantu

dengar dengan benar

      Gambaran tubuh

Indikator:

Gambaran internal

Pribadi

Sesuai antara kenyataan,

ideal, dan perilaku tubuh

Deskripsi pada bagian

tubuh yang terkena

dampak

Menyesuaikan diri

dengan berubahnya

penampilan pisik

Menyesuaikan diri

dengan berubahnya

fungsi tubuh

Menyesuaikan diri

dengan berubahnnya

status kesehata

Kesediaan untuk

menggunakan strategi

untuk meningkatkan

penampilan dan fungsi

tubuh

      Pembentukan kognisi

Aktivitas:

Bantu pasien untuk menerima

kenyataan bahwa statemen

diri berada di tengah-tengah

timbulnya emosi

Bantu pasien memahami akan

ketidakmapuannya untuk

menggapai perilaku yang

diinginkan sering

disebabkan oleh statemen

diri yang tidak masuk akal

Tunjukkan bentuk-bentuk

kelainan fungsi berpikir

(misal, pikiran yang

bertentangan, terlalu banyak

menggeneralisasi,

penguatan, dan

personalisasi)

Bantu pasien mengenali

emosi yang menyakitkan 

yang ia rasakan

Bantu pasien mengenal

pemicu yang diterima (misal,

situasi, kejadian, dan

interaksi dengan orang lain)

yang membuat stress

Bantu pasien untuk mengenal

interpretasi pribadi yang

salah mengeni faktor pemicu

Page 10: Oma 2

yang diterima

Bantu pasien untuk

mengganti interpretasi yang

salah dengan yang lebih

realistis berdasarkan situasi

yang membuat stres,

kejadian, dan interaksi