oleh : mila tejamaya s.si., mohs., phd bahan kimia sangat ... · absorbsi kulit 4. absorbsi mata 5....

5
Walaupun bahan kimia memiliki kegunaan yang bermacam-macam, bahan kimia juga berpotensi memberikan berbagai dampak negatif bagi manusia dan lingkungan. Kasus kecelakaan pada beberapa industri manufaktur bahan kimia dan/atau industri pengguna bahan kimia semakin marak terjadi. Sebagai contoh, bulan Oktober 2017 telah terjadi kebakaran dan ledakan pabrik mercon dan kembang api di Kosambi, Tangerang akibat percikan api yang menyambar bahan baku kembang api dan petasan banting yang mudah terbakar (Kompas, 2017). Agustus 2015, ledakan terjadi di perusahaan Tianjin Provinsi Hebei, perusahaan penyimpanan bahan kimia ini, saat itu menyimpan 11.300 ton bahan kimia berbahaya dan menyebabkan 173 kematian. Oleh karena itu, penggunaan bahan kimia harus dikelola dengan baik. Berdasarkan wujudnya, bahan kimia di tempat kerja dapat berwujud padat, cair, atau gas. Namun karena sifat kimia-fisik dari suatu bahan bahan kimia (mudah menguap, tekanan uap yang tinggi, titik didih yang rendah) dan/atau proses yang ada di tempat kerja (seperti pemanasan, penyemprotan/ spray , pengamplasan, penghancuran/blasting) bahan kimia dapat berubah wujud menjadi gas, uap dan aerosol (campuran padatan atau cairan di udara) yang mengkontaminasi udara kerja (airborne contaminant). Kontaminan Udara (Airborne contaminant) Penggunaan bahan kimia di tempat kerja dapat menyebabkan lepasnya bahan kimia tersebut ke udara kerja sehingga menghasilkan airborne contaminant. Hal ini bisa disebabkan sifat fisika-kimia material tersebut atsiri (volatile), atau karena proses kerja tertentu seperti pemanasan, spray, blasting, dan lainnya. Kontaminan udara (airborne contaminant) merupakan sekelompok bahan kimia yang ada dalam campuran udara namun bersifat asing dalam kondisi udara normal. Beberapa jenis kontaminan udara di tempat kerja yang dapat diklasifikasikan berdasarkan wujud fisiknya (Bagan 1). 1. Gas dan Uap a. Gas Gas merupakan fluida berwujud gas pada suhu 250C dan tekanan 760 mmHg yang dapat mengisi suatu wadah dan memberikan tekanan yang sama ke seluruh arah. Beberapa contoh gas di tempat kerja (Principles of Occupational health and Hygiene): Ÿ Gas klorin digunakan untuk pengolahan air Ÿ Oksida nitrogen (gas gelak) digunakan sebagai anaesthesia Ÿ Ammonia dalam proses pendinginan Ÿ Fosfin untuk fumigasi biji-bijian Ÿ Oksigen (dalam tabung) untuk sumber oksigen Ÿ Etilen oksida untuk sterilisasi mesin-mesin di rumah sakit IIHA NEWSLETTER Maret 2018 | BAHAYA KIMIA DI TEMPAT KERJA Oleh : Mila Tejamaya S.Si., MOHS., PhD ahan kimia sangat dekat hubungannya dengan manusia, tidak hanya digunakan di tempat kerja, tetapi B juga dalam kegiatan sehari-hari, seperti di rumah tangga (gas untuk memasak, deterjen, insektisida, dll), di kantor (tinta, spidol, dll), dan di sekolah (cat warna, bahan kimia praktikum kimia dan biologi, dll). Hingga saat ini, jumlah bahan kimia yang terdaftar dalam CAS (Chemical Abstrak Service) sejumlah 137 juta bahan kimia organik dan anorganik. 1 Bagan 1. Klasifikasi kontaminan kimia di udara

Upload: vunhi

Post on 02-Mar-2019

311 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Oleh : Mila Tejamaya S.Si., MOHS., PhD Bahan kimia sangat ... · Absorbsi kulit 4. Absorbsi mata 5. Injeksi (untuk kasus yang tidak disengaja) ... metabolism, dan ekskresi. Kecepatan

Walaupun bahan kimia memiliki kegunaan yang

bermacam-macam, bahan kimia juga berpotensi

memberikan berbagai dampak negatif bagi manusia dan

lingkungan. Kasus kecelakaan pada beberapa industri

manufaktur bahan kimia dan/atau industri pengguna

bahan kimia semakin marak terjadi. Sebagai contoh,

bulan Oktober 2017 telah terjadi kebakaran dan ledakan

pabrik mercon dan kembang api di Kosambi, Tangerang

akibat percikan api yang menyambar bahan baku

kembang api dan petasan banting yang mudah terbakar

(Kompas, 2017). Agustus 2015, ledakan terjadi di

perusahaan Tianjin Provinsi Hebei, perusahaan

penyimpanan bahan kimia ini, saat itu menyimpan 11.300

ton bahan kimia berbahaya dan menyebabkan 173

kematian. Oleh karena itu, penggunaan bahan kimia

harus dikelola dengan baik.

Berdasarkan wujudnya, bahan kimia di tempat

kerja dapat berwujud padat, cair, atau gas. Namun karena

sifat kimia-fisik dari suatu bahan bahan kimia (mudah

menguap, tekanan uap yang tinggi, titik didih yang

rendah) dan/atau proses yang ada di tempat kerja (seperti

pemanasan, penyemprotan/spray, pengamplasan,

penghancuran/blasting) bahan kimia dapat berubah

wujud menjadi gas, uap dan aerosol (campuran padatan

atau cairan di udara) yang mengkontaminasi udara kerja

(airborne contaminant).

Kontaminan Udara (Airborne contaminant)

Penggunaan bahan kimia di tempat kerja dapat

menyebabkan lepasnya bahan kimia tersebut ke udara

kerja sehingga menghasilkan airborne contaminant. Hal

ini bisa disebabkan sifat fisika-kimia material tersebut

atsiri (volatile), atau karena proses kerja tertentu seperti

pemanasan, spray, blasting, dan lainnya.

Kontaminan udara (airborne contaminant) merupakan sekelompok bahan kimia yang ada dalam campuran udara namun bersifat asing dalam kondisi udara normal. Beberapa jenis kontaminan udara di tempat kerja yang dapat diklasifikasikan berdasarkan wujud fisiknya (Bagan 1).

1. Gas dan Uap

a. Gas

Gas merupakan fluida berwujud gas pada suhu 250C dan tekanan 760 mmHg yang dapat mengisi suatu wadah dan memberikan tekanan yang sama ke seluruh arah. Beberapa contoh gas di tempat kerja (Principles of Occupational health and Hygiene):

Ÿ Gas klorin digunakan untuk pengolahan air

Ÿ Oksida nitrogen (gas gelak) digunakan sebagai anaesthesia

Ÿ Ammonia dalam proses pendinginan

Ÿ Fosfin untuk fumigasi biji-bijian

Ÿ Oksigen (dalam tabung) untuk sumber oksigen

Ÿ Etilen oksida untuk sterilisasi mesin-mesin di rumah sakit

IIHA NEWSLETTERMaret 2018|

BAHAYA KIMIA DI TEMPAT KERJAOleh : Mila Tejamaya S.Si., MOHS., PhD

ahan kimia sangat dekat hubungannya dengan manusia, tidak hanya digunakan di tempat kerja, tetapi

Bjuga dalam kegiatan sehari-hari, seperti di rumah tangga (gas untuk memasak, deterjen, insektisida, dll),

di kantor (tinta, spidol, dll), dan di sekolah (cat warna, bahan kimia praktikum kimia dan biologi, dll).

Hingga saat ini, jumlah bahan kimia yang terdaftar dalam CAS (Chemical Abstrak Service) sejumlah 137 juta bahan

kimia organik dan anorganik.

1

Bagan 1. Klasifikasi kontaminan kimia di udara

Page 2: Oleh : Mila Tejamaya S.Si., MOHS., PhD Bahan kimia sangat ... · Absorbsi kulit 4. Absorbsi mata 5. Injeksi (untuk kasus yang tidak disengaja) ... metabolism, dan ekskresi. Kecepatan

Ÿ Ammonia dalam proses pendinginan

Ÿ Fosfin untuk fumigasi biji-bijian

Ÿ Oksigen (dalam tabung) untuk sumber oksigen

Ÿ Etilen oksida untuk sterilisasi mesin-mesin di rumah sakit

Selain itu, terdapat beberapa jenis gas sebagai produk samping dari suatu rekasi kimia, seperti:

Ÿ Karbon monoksida dari pembakaran yang tidak sempurna

Ÿ Oksida nitrogen dari buangan diesel

Ÿ Ozon dar i mesin fotokopi dan mesin pengelasan dengan busur listrik (electric arc)

Ÿ Formaldehida dari multiplek (kayu lapis atau plywood)

Ÿ Hidrogen sulfide dari aliran pembuangan air limbah

b. Uap

Uap merupakan zat berwujud gas dan dilepaskan dari material berwujud cair atau padat pada suhu 250C dan tekanan 760 mmHg, namun karena proses penguapan atau sublimasi, cairan tersebut berubah wujud menjadi uap. Di tempat kerja, senyawa organik yang digunakan sebagai pelarut, lem, cat, reaktan kimia, katalis, dan sebagainya melepaskan uap melalui proses pemanasan, penguapan dan spray. Contoh senyawa organik tersebut adalah kloroform, aseton, ethanol, klorofluorokarbon (CFCs), benzene, toluene, dan sebagainya.

Raksa juga dapat menghasilkan uap yang mengkontaminasi tempat kerja seperti yang ditemukan dilokasi penambangan emas. Naftalena dan paradikrlorobenzene (deodoran) merupakan contoh zat padat yang dapat menyublim dan melepaskan uap di tempat kerja.

2. Partikulat

Partikulat merupakan material kecil berbentuk padatan atau droplet cairan yang terdispersi di udara dengan ukuran diameter <100 µm. Untuk material dengan ukuran <0,001 µm dikategorikan sebagai gas/uap. Partikulat berdasarkan wujud fisik zat dan komposisinya diklasifikasikan menjadi aerosol padat dan aerosol cair dengan klasifikasi sebagai berikut:

a. Debu (dust)

Debu merupakan partikulat padat yang dihasilkan dari proses mekanik terhadap padatan yang besar, seperti penghancuran, pengamplasan, tumbukan, pe ledakan, penyar ingan dan pemecahan. Debu umumnya memiliki ukuran > 0,5 µm; dengan komposisi material organic (debu kayu, debu tepung, serbuk sari) atau anorganik (debu pasir, tanah, dan bahan radioaktif).

Contoh dari debu adalah debu dari proses pembuatan semen, debu tepung di pabrik roti, debu cat saat mengamplas dinding yang mengandung cat, dan sebagainya.

µm; dengan komposisi material organic (debu kayu, debu tepung, serbuk sari) atau anorganik (debu pasir, tanah, dan bahan radioaktif).

Contoh dari debu adalah debu dari proses pembuatan semen, debu tepung di pabrik roti, debu cat saat mengamplas dinding yang mengandung cat, dan sebagainya.

b. Fiber (serat)

Fiber merupakan debu berbentuk silinder dengan perbandingan panjang terhadap lebar = 3:1. Fiber memiliki diameter <3 µm. Fiber dapat bersifat organik seperti serat kapas dan serat kayu ataupun anorganik seperti silika dan asbestos.

c. Fume

Fume merupakan suatu aerosol padat yang terbentuk dari uap (umumnya logam) yang terkondensasi dalam udara dingin. Fume logam umumnya teroksidasi dan membentuk oksida logam. Ukuran fume umumnya <1 µm. Fume sering ditemukan dari industri-industri logam seperti peleburan logam atau pengelasan logam.

d. Asap (smoke)

Asap merupakan aerosol padat yang dihasilkan dari proses pembakaran yang tidak sempurna. Asap mengandung partikel karbon atau jelaga dengan ukuran kurang dari <0,1 µm. Asap juga seringkali mengandung droplet cairan. Umumnya smoke berasal dari buangan diesel, asam dari pemanas/furnace berbahan bakar batubara atau kokas, jaringan manusia akibat operasi laser, dan asap rokok.

e. Mist

Mist merupakan droplet cai ran yang tersuspensi di udara yang terbentuk dari aksi mekanis terhadap cairan menjadi droplet-droplet kecil. Contoh dari mist adalah spray cat, spray pestisida, pembuihan tanki celup (dip tank).

f. Fog (kabut)

Fog memiliki definisi yang sama dengan mist hanya saja ukurannya yang lebih hanya saja ukurannya yang lebih kecil dibandingkan dengan mist. Bila mist terbentuk karena pemecahan secara mekanis dari cairan, fog terbentuk karena kondensasi uap. Contohnya adalah fog asam dari proses kimia.

Berdasarkan ukuran aerodinamik dan lokasi deposisinya di saluran pernafasan, partikulat dapat dikategorikan menjadi (WHO Europe 2000, ISO 7708: 1995; ):

2

Gambar 1. Fume hasil pengelasan (welding)

Page 3: Oleh : Mila Tejamaya S.Si., MOHS., PhD Bahan kimia sangat ... · Absorbsi kulit 4. Absorbsi mata 5. Injeksi (untuk kasus yang tidak disengaja) ... metabolism, dan ekskresi. Kecepatan

Ÿ Inhalable particles: partikel dengan ukuran

aerodynamic < 100 mm

Ÿ Thoracic particles: partikel dengan ukuran

aerodynamic < 10 mm

Ÿ Respirable particles: partikel dengan ukuran

aerodynamic < 4 mm

Ÿ Coarse particles: partikel dengan ukuran

aerodinamik antara 2,5 mm - 10 mm

Ÿ F ine par t i c les : pa r t i ke l dengan ukuran

aerodynamic < 2,5 mm

Ÿ Ultrafine particles atau nanoparticles: partikel

dengan ukuran aerodynamic < 0,1 mm (atau < 100

nm)

Bahan kimia dapat masuk ke dalam ke dalam

tubuh manusia (route of entry) pada dasarnya dibagi

menjadi beberapa jalur (Bagan 1), yaitu:

1. Inhalasi (terhirup)

2. Ingesti (tertelan)

3. Absorbsi kulit

4. Absorbsi mata

5. Injeksi (untuk kasus yang tidak disengaja)

Semakin cepat toksikan masuk ke dalam sistem

peredaran darah, maka akan semakin besar dan cepat

dampaknya. Oleh karena itu, rute injeksi intravenous

merupakan jalur pajanan yang dapat menimbulkan

dampak kesehatan yang besar dan cepat, diikuti dengan

inhalasi, oral dan dermal.

Di tempat kerja, jalur inhalasi dan dermal

merupakan jalur pajanan yang paling sering dijumpai.

Namun karena luas permukaan alveoli yang lebih besar

(±140 m2) dibandingkan dengan luas permukaan kulit

(±1,5-2 m2) dan tipisnya dinding alveoli (±0,5 mikron)

dibandingkan ketebalan kulit (1-2 mm), maka pajanan

inhalasi lebih signifikan dibandingkan dengan pajanan

dermal.

Di dalam tubuh, bahan kimia atau dalam

toksikologi diisti lahkan sebagai toksikan akan

mengalami proses absorpsi, distribusi, metabolism, dan

ekskresi. Kecepatan absorpsi dan kecepatan eliminasi

menentukan apakah toksikan tersimpan dalam tubuh

dan menimbulkan dampak negatif. Hasil metabolisme

dari toksikan pun menentukan sifat toksisitasnya.

Beberapa bahan kimia di dalam tubuh termetabolisme

dengan menghasilkan metabolit (hasil metabolism) yang

lebih toksik dari parent compound (bahan kimia asal)

nya. Ilmu yang mempelajari proses toksikokinetik

(absorpsi, distribusi, metabolism dan ekskresi) serta

toksikodinamika dari toksikan adalah toksikologi.

Toksisitas adalah kemampuan suatu zat untuk

menyebabkan efek toksik. Efek toksik adalah gangguan

yang tidak diinginkan terhadap fisiologi tubuh yang

disebabkan karena pajanan berlebih terhadap bahaya

kimia melalui saluran pernafasan, absorbsi kulit, tertelan

(ingesti) dan injeksi. Efek toksik dapat bersifat:

1. Berdasarkan waktu yang diperlukan untuk munculnya

dampak kesehatan

a. Akut

Efek akut terjadi bila dampak kesehatan

muncul langsung setelah pajanan atau durasi

pendek (beberapa menit atau jam setelah

pajanan). Efek akut umumnya muncul karena

pajanan konsentrasi tinggi, bila seseorang

terpajan karbon monoksida (CO) dalam

konsentrasi tinggi, maka efek asfiksia atau bahkan

kematian dapat teramati dalam selang beberapa

menit/jam saja.

b. Kronis

Efek kronis terjadi dimana efek muncul setelah

sekian lama terpajan. Efek kronis adalah efek

yang muncul sekian lama setelah pajanan

berakhir. Umumnya terpajan dalam konsentrasi

rendah, dan dampaknya bersifat irreversible.

2. Berdasarkan sifat dampak yang ditimbulkan

a. Reversible

Bila bahaya kimia memiliki efek reversible,

maka dampak yang ditimbulkan setelah terkena

pajanan dapat segera kembali ke semula atau

dapat sembuh. Efek reversible berkaitan dengan

efek akut.

b. Irreversible

Bila bahaya kimia memiliki efek irreversible,

maka dampak yang ditimbulkan akibat pajanan

bersifat permanen atau tidak dapat kembali ke

semula. Efek irreversible berkaitan dengan efek

kronis.

3

Bagan 2. Rute Pajanan Toksikan (Klaassen, 2001)

Page 4: Oleh : Mila Tejamaya S.Si., MOHS., PhD Bahan kimia sangat ... · Absorbsi kulit 4. Absorbsi mata 5. Injeksi (untuk kasus yang tidak disengaja) ... metabolism, dan ekskresi. Kecepatan

3. Berdasarkan dampak fisiologinya

a. Irritant: bahan kimia yang dapat menyebabkan

inflammasi pada membran mukosa dari saluran

pernafasan maupun mata, seperti asam dan

basa

b. Asfiksian: bahan kimia yang menyebabkan sel

tubuh kekurangan aliran oksigen, seperti gas

CO, H2S, simple asfiksia (H2, N2, CO2, dll), dan

sebagainya

c. Anesthetics: bahan kimia yang menyebabkan

depresi pada sistem syaraf pusat, seperti

alcohol, etil eter, hidrokarbon paraffin, dsb

d. Agen hepatotoksik: bahan kimia yang dapat

mengganggu fungsi hati, seperti karbon

tetraklorida; tetrakloroetan, nitrosamine, dsb

e. Agen nephrotoksik: bahan kimia yang dapat

mengganggu fungsi ginjal, seperti hidrokarbon

terhalogenasi dan uranium

f. Agen perusak darah (blood damaging agent)

adalah bahan kimia yang merusak sel darah

merah atau haemoglobin dalam darah, seperti

benzene, arsine, dan anilin

g. Agen perusak paru (lung damaging agent)

adalah bahan kimia yang mempengaruhi

jaringan paru, seperti silica, asbestos, debu

batubara, dan debu organic lainnya

4. Berdasarkan target organnya

Sifat toksik dari suatu zat kimia terhadap tubuh

dipengaruhi oleh beberapa hal seperti karakteristik agen

kimia, karakteristik pajanan dan kerentanan subjek atau

sistem biologi (Bagan 3). Oleh karena itu, dalam

toksikologi tidak hanya membahas dampak kesehatan

dari suatu zat, namun perlu dipahami karakteristik

pajanan serta dosisnya.

Beberapa tautan yang dapat d iakses untuk

mendapatkan informasi tentang sifat toksisitas dari

bahan kimia adalah:

1. Agency for Toxic Substances and Disease Registri (ATSDR): www.atsdr.cdc.gov

2. E u r o p e a n C h e m i c a l A g e n c y ( E C H A ) : https://echa.europa.eu

3. Integrated Risk Information System (IRIS): https:www.epa.gov/iris

4. T o x i c o l o g y D a t a N e t w o r k : https://toxnet.nlm.nih.gov

5. National Industrial Chemicals Notification and A s s e s s m e n t S c h e m e ( N I C N A S ) : https://www.nicnas.gov.au

6. Dan lain-lain

Oleh karena bahaya yang dimiliki oleh bahan

kimia, maka dalam hygiene industry, pengelolaan

bahaya kimia dimulai dari antisipasi, rekognisi atau

identifikasi bahaya kimia yang ada di tempat kerja,

evaluasi atau pengukuran pajanan dan dosis bahan

kimia serta mengendalikan pajanan tersebut, guna

mengeliminasi atau paling tidak meminimalkan risiko

terhadap keselamatan dan kesehatan pekerja.

Referensi:

Plog, B.A dan Quinlan, P.J. (2002) Fundamentals of Industrial Hygiene, 5th edition, National Safety Council

Talty, J.T (1988) Industrial Hygiene Engineering, Recognition, Measurement, Evaluation and Control, 2nd edition, Noyes Data Corporation, US

Reed, S.; Pisaniello, D. (2013) principles of Occupational Health & Hygiene-An Introduction, The Australian Institute of Occupational Hygienists

WHO Regional Office for Europe, Copenhagen, Denmark (2000), Chapter 7.3. Particulate matter, d i u n d u h d a r i http://www.euro.who.int/__data/assets/pdf_file/0019/123085/AQG2ndEd_7_3Particulate-matter.pdf?ua=1 pada tanggal 24 februari 2018

4

Bagan 3. Faktor yang mempengaruhi sifat toksisitas bahan kimia

Bagi Anda yang ingin mengirimkan tulisan, silakan kirimkan tulisan Anda ke [email protected]

Page 5: Oleh : Mila Tejamaya S.Si., MOHS., PhD Bahan kimia sangat ... · Absorbsi kulit 4. Absorbsi mata 5. Injeksi (untuk kasus yang tidak disengaja) ... metabolism, dan ekskresi. Kecepatan

INDONESIAN INDUSTRIAL HYGIENE ASSOCIATION

IIHA CONNECT (CONFERENCE, EXHIBITION & TRAINING) 20188-9 May 2018 Margo City Hotel, Depok, Indonesia

ENHANCING INDUSTRIAL HYGIENE CONTRIBUTION TOWARD BETTER WORKERS’ SAFETY AND HEALTH PROTECTION

IIHA Training Session IIHA Member Annual Meeting IIHA Conference IIHA ExhibitionTuesday, 08 May 2018

08.00-16.00Tuesday, 08 May 2018

16.30-18.00Wednesday, 09 May 2018

07.30-17.00Wednesday, 09 May 2018

07.00-17.00

Training Topics* * Please select minimum 2 topics from each session * Class will be open with minimum 30 participants

MorningSession

General Ventilation and Confined Space Ventilationby Prof. Park Doo Yong

Industrial Hygiene Ethicsby Wan Sabrina Wan Mohamad,CIH, CPIH

Heat Stress Assessmentby Dr. Ir. Sjahrul M. Nasri, MSc. (In Hyg)

AfternoonSession

Occupational Disease Diagnosisby Prof. L. Meily Kurniawidjaja

Indoor Air Qualityby Mila Tejamaya, PhD

Introduction to Radiation Safetyby Nur Ahmadi Wijaya, ST

Conference Keynote SpeakerDeputy for Coordination of Health ImprovementCoordinating Minister of Human Development and Culture Representativesdr. Sigit Priohutomo, MPH

International Labour Organization**ILO Representatives

Plenary Speaker

** To be confirmed

International Occupational Hygiene Association (IOHA)IOHA Representatives

Asian Network of Occupational Hygiene (ANOH)Prof. Park Doo Yong

University of Adelaide, South AustraliaProf. Dino Pisaniello, CIH

PT Pertamina Corporate PerseroIwan Jatmika

PT Aneka Tambang Tbk**Tri Hartono, ST

PT Pupuk KaltimPT. Pupuk Kaltim Representatives

Platform ClassAustralian Institute of Occupational Hygiene (AIOH)AIOH Representatives

Malaysian Industrial Hygiene Association (MIHA)MIHA Representatives

SKC Inc.SKC Inc RepresentativesDraeger Representatives

Draeger Asia LabAsia Lab Representatives

Parallel Class

Call for AbstractPresentation from academics, students and company representatives on HSE implementation; science & technology development in OSH field

For abstract guideline find at:www.iiha.id/iiha-connect-2018/Exhibition

OHS Service Provider

Personal Protective Equipment (PPE) Provider

Industrial Hygiene Laboratory

Environmental Laboratrory

OHS Related Equipment Provider

Medical Service Provider

Other Industries

Previous IIHA Connect 2017

RegistrationFor training and/or conference : bit.ly/iiha-connect-2018For submit an abstract : send email to [email protected] payment proof confirmation : send email to [email protected]

InvestmentTraining (non member IIHA) : IDR 975.000,-Training (member IIHA) : IDR 800.000,-

Conference (non member IIHA) : IDR 900.000,-Conference (member IIHA) : IDR 750.000,-Conference (student S1 dan Diploma) : IDR 500.000,-

Training & Conference (non member IIHA)IDR 1.750.000,-

Training & Conference (member IIHA)IDR 1.450.000,-

Join member? www.iiha.id/become-a-member/Contact PersonHamzah Hamid : +62-815-1701-8321Laksita Ri Hastiti : +62-813-146-146-41

[email protected]

O�ce : +62 21-788490434Building C, Floor 3, Public Health Faculty, UI, Depok

Important DatesAbstract Submission Deadline : 02 April 2018Abstract Notification : 13 April 2018Conference & Training Registration Deadline : 16 April 2018

Sponsors Media Partners