oleh: fakultas hukum universitas udayana 2015 · review rancangan peraturan daerah kabupaten...
TRANSCRIPT
KAJIAN DAN PENDAPAT HUKUM
RANCANGAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN GIANYAR NOMOR ………TAHUN 2014
TENTANG
PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM
Oleh:
Prof. Dr. Ida Bagus Wyasa Putra., Sh.,M.Hum.
Ni Luh Gede Astariyani., SH., MH.
Anak Agung Istri Ari Atu Dewi., SH.,MH.
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2015
REVIEW
RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GIANYAR TENTANG
PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM
================================================================
I. PENDAHULUAN
Review Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar tentang Perusahaan Air Minum , yang disusun atas dasar hasil analisis koherensi.
II. ANALISIS KOHERENSI
Analisis koherensi Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar tentang Perusahaan Air Minum berdasarkan pada beberapa peraturan perundang-undangan antara lain :
BUPATI GIANYAR
PROVINSI BALI
PERATURAN DAERAH KABUPATEN GIANYAR
NOMOR ………TAHUN 2014
TENTANG
PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM
KABUPATEN GIANYAR
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI GIANYAR
1. Sesuai dengan lampiran TP3 angka 2
dan 3 Judul Perundang-undangan
memuat keterangan mengenai jenis, nomor, tahun pengundangan
atau penetapan dan nama peraturan perundang-undangan
dan nama Peraturan Perundang-undangan
dibuat secara singkat dan mencerminkan isi Peraturan Perundang-
undangan. 2. Menyesuaikan dengan
Lampiran III Permendagri No 1 tahun 2014 tentang
Pembenutkan Produk
Hukum Daerah
Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat khususnya di bidang penyediaan
air minum, maka perlu menyempurnakan
diselenggarakan system penyediaan air minum dan tata kelola perusahaan secara lebih
profesional;
b. bahwa Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 1998 tentang Kepengurusan
Perusahaan Daerah Air Minum dan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 34 Tahun 2000
tentang Pedoman Kepegawaian Perusahaan Daerah Air Minum
telah dicabut dan diganti dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2007 tentang
Organ dan Kepegawaian Perusahaan Daerah Air Minum,
maka Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Gianyar Nomor 3 Tahun 1995
tentang Pendirian Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Daerah Tingkat II Gianyar
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah
Kabupaten Gianyar Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pendirian Perusahaan Daerah Air Minum
Kabupaten Gianyar (Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Gianyar Tahun 2006 Nomor 6)
perlu ditinjau dan penyesuaian;
bahwa kebutuhan masyarakat akan air minum yang bersih dan sehat semakin meningkat
Dasar pertimbangan yang digunakan dalam Rancangan Peraturan Daerah ini
meliputi pertimbangan yang bersifat filosofis, sosiologis
dan yuridis Dasar pertimbangan sebaiknya :
1. Belum menunjukan latar belakang dan alasan
pembuatan Perda, yang memuat unsur filosofis, yuridis, dan sosiologis.
2. Perlu mencantumkan landasan filosofis, landasan sosiologis dan
landasan yuridis terkait dengan pembentukan
Perda ( sesuai dengan Lampiran II angka 19 UU No 12 Tahun 2011)
sehingga penyediaan air minum
perlu dikelola secara transparan, akuntabel dan efisien oleh Perusahaan Daerah Air Minum
yang merupakan hak, wewenang dan kewajiban Pemerintah Kabupaten Gianyar untuk
membentuk Perusahaan Daerah Air Minum dalam rangka
penyelenggaraan otonomi daerah;
c. bahwa untuk memberikan landasan dan kepastian hukum
bagi PDAM dalam pengelolaan air minum, perlu dilakukan pengaturan tentang Perusahaan
Daerah Air Minum;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, maka perlu menetapkan tentang Perusahaan
Daerah Air Minum Kabupaten Gianyar.
Mengingat : 1. Undang - Undang Nomor 69
Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah - daerah Tingkat II dalam Wilayah
Daerah - daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa
Tenggara Timur ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655 ) ;
2. Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Dalam merumuskan dasar
hukum yang mengacu Pedoman angka 28 TP3, bahwa dasar hukum memuat
dasar kewenangan pembuatan Peraturan
Perundang-undangan yang memerintahkan pembuatan Peraturan Perundang-
undangan.
Tahun 1962 Nomor 10
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2397);
3. Undang-Undang Nomor 7
Tahun 2004 tentang Sumber
Daya Air ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4377 ) ;
4. Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Undang – Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang
– Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4844) ;
5. Undang–Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4938 ) ;
6. Undang–Undang Nomor 12
UU 32 sudah diganti dengan
UU 23 ahun 2014. Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58 , Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
a. Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 2 Tahun 2007 tentang Organ dan
Kepewaian Perusahaan Daerah Air Minum;
b. Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 23 Tahun 2006 tentang Pedoman
Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum Pada Perusahaan
Air Minum.
Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 5234);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 16
Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
(Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 33 Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4490);
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 1984 tentang Tata Cara Pembinaan dan
Pengawasan Perusahaan Daerah di Lingkungan
Pemerintah Daerah ;
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 3 Tahun 1998 tentang Bentuk Hukum Badan Usaha
Milik Daerah ;
10. Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 23 Tahun 2006 tentang Pedoman Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air
Minum Pada Perusahaan Daerah Air Minum;
11. Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 2 Tahun 2007
tentang Organ dan Kepegawaian Perusahaan Daerah Air Minum ;
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014
tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah;
13. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 18/PRT/M/2007 tentang
Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum;
14. Keputusan Menteri Negara Otonomi Daerah Nomor : 8
Tahun 2000 tentang Pedoman Akuntansi Perusahaan Daerah Air Minum ;
15. Peraturan Daerah Kabupaten
Gianyar Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pendirian Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten
Gianyar (Lembaran Daerah Kabupaten Gianyar Tahun 2006 Nomor 6);
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KABUPATEN GIANYAR
dan
BUPATI GIANYAR
MEMUTUSKAN :
Teknik penulisan sudah
sesuai dengan Sudah sesuai dengan Lampiran II huruf B5
angka 56 UU 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan. Sesuai dengan Lampiran III Permendagri No 1 tahun
2014 tentang Pembenutkan Produk Hukum Daerah
Menetapkan : PERATURAN DAERAH
KABUPATEN GIANYAR TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM
KABUPATEN GIANYAR
Teknik penulisan sudah
sesuai dengan Sudah sesuai
dengan Lampiran II huruf B5
angka 59 UU 12 Tahun
2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-
undangan.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Adapun isi ketentuan
umum sesuai dengan Pedoman angka 98 TP3
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Gianyar.
2. Pemerintah Daerah adalah pemerintahan Kabupaten Gianyar.
3. Bupati adalah Bupati Gianyar.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Gianyar.
5. Perusahaan Daerah Air Minum yang
selanjutnya disebut PDAM adalah Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten
Gianyar. 6. Dewan Pengawas adalah Dewan Pengawas
Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten
Gianyar. 7. Direksi adalah Direksi Perusahaan Daerah
Air Minum Kabupaten Gianyar.
8. Pegawai adalah Pegawai PDAM Kabupaten Gianyar.
9. Laba bersih adalah laba yang diperoleh dari seluruh pendapatan dikurangi dengan seluruh biaya.
10. Jasa Produksi adalah laba bersih setelah dikurangi dengan penyusutan, cadangan
tujuan dan pengurangan yang wajar dalam perusahaan.
11. Rencana Kerja Anggaran Perusahaan,
selanjutnya disingkat RKAP adalah rencana keuangan tahunan Perusahaan yang dibahas dan disetujui bersama oleh Dewan
Pengawas dan disahkan oleh Bupati.
adalah sebagai berikut:
a. Batasan pengertian atau definisi;
b. Singkatan atau
akronim yang digunakan dalam peraturan
c. Hal lain yang bersifat umum yang berlaku
bagi pasal atau beberapa pasal berikutnya antara lain
ketentuan yang mencerminkan asas,
maksud dan tujuan tanpa dirumuskan sendiri dalam pasal
atau bab.
BAB II
PEMBENTUKAN
Bagian Kesatu
Pendirian
Pasal 2
PDAM Kabupaten Gianyar didirikan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Gianyar Nomor 3 Tahun
Norma Pasal 2 Perlu di ubah menjadi : Perusahaan Daerah Air Minum dibentuk dengan Peraturan Daearah
1995 tentang Pendirian Perusahaan Daerah Air
Minum Kabupaten Daerah Tingkat II Gianyar sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar Nomor 6 Tahun
2006.
Bagian Kedua
Nama dan Logo
Pasal 3
(1) Dengan Peraturan Daerah ini, PDAM diberi nama Perusahaan Daerah Air Minum
Kabupaten Gianyar. (2) Logo PDAM dan spesifikasinya ditetapkan
oleh Bupati atas usul Direksi melalui
Dewan Pengawas.
(1) Sebaknya Penamaan PDAM langsung disebut. (sebagai contoh PDAM Tirta Amerta)
(2) Logo dan spesifikasi PDAM sebaiknya diatur dengan peraturan bupati.
Bagian Ketiga
Tempat Kedudukan dan Wilayah Usaha
Pasal 4
(1) PDAM berkedudukan dan berkantor Pusat di Ibu Kota Kabupaten Gianyar.
(2) Pembentukan Cabang dan/atau Unit Pelayanan PDAM dapat dilaksanakan dengan persetujuan Bupati.
Pasal 5
Wilayah usaha PDAM meliputi seluruh Wilayah Kabupaten Gianyar. yang berada dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Perlu dielaborasi norma
Pasal 4 ayat (1) mengenai
Tempat kedudukan:
(1) PDAM berkedudukan
di Kabupaten Gianyar.
Pasal 5 sebaiknya di hapus karena wilayah PDAM sudah pasti di Kabupaten Gianyar
Bagian Keempat
Visi, Misi danTujuan
Pasal 6
(1) Visi PDAM Kabupaten Gianyar adalah “Terwujudnya Pelayanan Air Minum yang
Menyeluruh dan Berkesinambungan Secara Profesional Berdasarkan Tri Hita Karana”
(2) Misi PDAM Kabupaten Gianyar adalah: a. Memberikan pelayanan yang terbaik
kepada masyarakat dengan
memproduksi dan mendistribusikan air
Pasal 6 Sebaiknya di hapus.
Menyesuaikan dengan teknik penulisan Perlu
penyesuaian agar memenuhi ketentuan angka 97TP3 (vide Pasal 64 ayat (2) UU P3).
Dalam angka 97 UU P3
menyatakan : Ketentuan umum berisi: a. batasan pengertian
atau definisi; b. singkatan atau akronim
bersih berkualitas tinggi
b. Meningkatkan kinerja perusahaan melalui pengolahan efesien sehingga dapat menjadi salah satu altenatif
sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) tanpa mengabaikan pengembangan perusahaan dan tanpa membebani
masyarakat c. Mengoptimalkan Profesionalisme
Sumber Daya Manusia (SDM). (3) Tujuan PDAM Kabupaten Gianyar adalah :
a. menyediakan pelayanan kepada
masyarakat sesuai dengan ruang lingkup usahanya;
b. memberikan kontribusi pada pendapatan asli daerah; dan
c. meningkatkan perekonomian daerah.
yang dituangkan dalam
batasan pengertian atau definisi; dan/atau
c. hal-hal lain yang bersifat umum yang berlaku bagi pasal atau
beberapa pasal berikutnya antara lain ketentuan
yang mencerminkan asas, maksud, dan tujuan
tanpa dirumuskan tersendiri dalam pasal
atau bab.
Bagian Kelima
Ruang Lingkup Usaha
Pasal 7
(1) Untuk mencapai tujuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6, PDAM melaksanakan kegiatan sebagai berikut :
a. memproduksi air minum; b. mendistribusikan air minum kepada
pelanggan;
c. merencanakan, membangun/mengembangkan, mengoperasikan, dan mengevaluasi
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) terdiri atas Unit Sumer Air, Unit
Produksi, Unit Distribusi, dan Unit Pelanggan;
d. melakukan usaha lain yang tidak
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
(2) Kegiatan sesuai yang dimaksud ayat (1)
dengan tetap memperhatikan konservasi, pendayagunaan, pengendalian daya rusak
air, pemberdayaan dan pengawasan Sumber Daya Air (SDA) sesuai Peraturan Perundangan.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai
Pada “Bagian Kelima Ruang Lingkup Usaha” antara judul
dan penjabaran norma pasal 7 ayat (1) huruf c tidak sinkron. Sebaiknya diatur
dalam Pasal tersendiri.
pelaksanaan pengelolaan dan penyediaan
air minum sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur dengan Peraturan Bupati
Bagian Keenam
Modal
Pasal 8
(1) Neraca permulaan Perusahaan Daerah
terdiri dari semua aktiva dan pasiva Perusahaan Daerah;
(2) Modal Dasar Perusahaan Daerah terdiri dari Kekayaan Daerah yang dipisahkan;
(3) Setiap penambahan atau pengurangan
modal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) yang merupakan investasi atau divestasi Pemerintah Daerah ditetapkan
dengan Peraturan Daerah; (4) Modal Dasar Perusahaan Daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) ditambah dari penyisihan sebagian Anggaran Keuangan Daerah, Penyertaan
Modal Pemerintah Pusat, Penanaman Modal Asing (PMA), dan Pinjaman;
(5) Semua alat likwid disimpan pada Bank Pembangunan Daerah dan / atau Bank Pemerintah lainnya;
Sudah sesuai dengan Ketentuan Pasal 6 UUno 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah
Dikaji kembali dalam Pasal
20 ayat (4) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2006
tentang Pedoman Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum Pada Perusahaan
Air Minum
Dikaji juga Bab tentang BUMD dalam UU No 23 tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah
BAB III
ORGAN PDAM
Bagian Kesatu
Pengurus
Pasal 9
Organ PDAM terdiri dari : a. Bupati selaku pemilik modal; b. Dewan Pengawas; dan
c. Direksi
Sesuaikan dengan Pasal 2 Permendagri Nomor 2 Tahun 2007 tentang Organ dan Kepegawaian Perusahaan Air Minum
Dikaji juga Bab tentang
BUMD dalam UU No 23 tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah
Bagian Kedua Dalam PAsal 10 huruf e ada pengulangan Dalam
Bupati
Pasal 10
Bupati mempunyai tugas dan wewenang :
a. Menetapkan struktur organisasi dan tata kerja PDAM;
b. Menetapkan/mengesahkan Anggaran
Perusahaan ; c. Mengesahkan Rencana Strategis Bisnis 5
Tahunan (CorporatePlan) ; d. Menetapkan pokok-pokok penggajian
pegawai dan direksi;
e. Mengangkat dan memberhentikan Ketua dan anggota Dewan Pengawas ;
f. Mengangkat dan memberhentikan anggota Direksi ;
g. Memberikan persetujuan kepada Direksi
dalam menjaminkan, melepaskan asset milik perusahaan ;
h. Memberikan persetujuan kepada direksi
dalam melakukan pinjaman dan melakukan kerjasama dengan pihak lain.
PAsal 11 ayat (1).erlu diharmonisasikan.
Bagian Ketiga
Dewan Pengawas
Paragraf 1
Pengangkatan dan Pemberhentian
Pasal 11
(1) Dewan Pengawas diangkat dan diberhentikan oleh Bupati.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengangkatan dan pemberhentian Dewan
Pengawas diatur dengan Peraturan Bupati.
Pasal 12
(1) Dewan Pengawas terdiri dari paling banyak 3 (tiga) orang, seorang diantaranya
dipilih menjadi ketua merangkap anggota, seorang lainnya diangkat sebagai
sekretaris merangkap anggota, dan seorang lainnya sebagai anggota.
Dalam PAsal 11 ada pengulangan pengaturan mengenai “Dewan Pengawas diangkat dan diberhentikan oleh Bupati”. Norma ini sudah diatur dalam Pasal 10 huruf e.
Pasal 12 ayat (1) dan ayat (2) sudah sesuai dengan Pasal 20 Permendagri 2 Tahun 2007.
Pasal 12 ayat (3) huruf a tidak sesuai dengan norma dalam Pasal 18 Permendagri Nomor 2 tahun 2007 yang menyatakan batas umur dewa pengawas adalah 65 (enam puluh lima) Tahun.
(2) Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) berasal dari unsur : a. pejabat Pemerintah Daerah; b. perorangan / profesional atau
akademisi; dan c. perwakilan masyarakat pelanggan.
(3) Untuk dapat diangkat sebagai Dewan
Pengawas harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. usia paling tinggi 55 (lima puluh lima) tahun; b. menguasai manajemen PDAM;
c. lulus uji kepatutan dan kelayakan; d. menyediakan waktu yang cukup untuk
melaksanakan tugasnya; e. mempunyai pengalaman dalam bidang
keahliannya paling sedikit 5 (lima)
tahun, bagi unsur perorangan / profesional atau akademisi; dan
f. tidak terikat hubungan kekerabatan
dengan Bupati, Anggota Direksi atau Anggota Dewan Pengawas lainnya
sampai dengan derajat ketiga baik menurut garis lurus maupun kesamping.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengangkatan anggota Dewan Pengawas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati.
Pasal 13
(1) Masa jabatan Dewan Pengawas ditetapkan paling lama 3 (tiga) tahun dan dapat
diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan.
(2) Pengangkatan kembali anggota Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dibuktikan dengan kinerja dalam
melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan Direksi dan kemampuan PDAM dalam meningkatkan
kinerja pelayanan air minum kepada masyarakat.
Masa Jabatan Dewa Pengawas sudah sesuai dengan Pasal 21 Permendagri Nomor 2 tahun 2007.
Pasal 14
Dalam hal masa jabatan Dewan Pengawas telah berakhir, sedangkan Dewan Pengawas
yang baru belum terbentuk, maka Bupati dapat mengangkat kembali Dewan Pengawas untuk paling lama 3 (tiga) bulan.
Paragraf 2
Tugas dan Wewenang
Pasal 15
Dewan Pengawas mempunyai tugas sebagai berikut :
a. melaksanakan pengawasan, pengendalian dan pembinaan terhadap kepengurusan dan pengelolaan PDAM;
b. memberikan pertimbangan kepada Bupati; c. memeriksa dan menyampaikan Rencana
Strategis Bisnis (business plan/corporate plan), dan Rencana Bisnis dan Anggaran Tahunan PDAM yang dibuat Direksi kepada
Bupati untuk mendapatkan pengesahan; d. mengadakan rapat dengan Direksi paling
sedikit 3 (tiga) bulan sekali; e. menyampaikan laporan hasil pelaksanaan
tugas kepada Bupati setiap 3 (tiga) bulan
sekali dan sewaktu-waktu apabila diperlukan;
f. mengadakan rapat dengan Direksi dan
pemilik modal PDAM sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun sekali; dan
g. melaksanakan tugas lainnya yang diberikan Bupati sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pasal 16
Dewan Pengawas dalam melaksanakan
tugasnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 mempunyai wewenang sebagai berikut :
a. menilai kinerja Direksi dalam mengelola PDAM;
b. menilai laporan triwulan dan laporan
Pasal 15 Sudah sesuai dengan Pasal 22 Permendagri Nomor 2 tahun 2007.
Pasal 16 huruf a sampai huruf d sudah sesuai
dengan pasal 23 Permendagri Nomor 2 tahun 2007.
Pasal 16 huruf e sampai huruf h perlu dikaji lagi.
Norma yang di blok kuning merupakan pengulangan norma.
tahunan yang disampaikan Direksi untuk
mendapat pengesahan Bupati; c. meminta keterangan Direksi mengenai
pengelolaan dan pengembangan PDAM;
d. mengusulkan pengangkatan, pemberhentian sementara, rehabilitasi dan pemberhentian Direksi kepada Bupati;
e. memberikan teguran/peringatan kepada Direksi yang tidak melaksanakan tugas
sesuai dengan program kerja yang telah disetujui;
f. dapat meminta audit independen untuk
melakukan pemeriksaan PDAM; g. memeriksa Direksi yang diduga melakukan
tindakan yang merugikan PDAM; dan h. melakukan wewenang lainnya yang
diberikan Bupati sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
Paragraf 3
Penghasilan dan Jasa Pengabdian
Pasal 17
Dewan Pengawas karena tugasnya diberikan
penghasilan berupa uang jasa.
Pasal 18
(1) Ketua Dewan Pengawas merangkap anggota menerima uang jasa paling banyak sebesar 45% (empat puluh lima persen) dari gaji
Direktur Utama. (2) Sekretaris Dewan Pengawas merangkap
anggota menerima uang jasa paling banyak sebesar 40% (empat puluh persen) dari gaji Direktur Utama
(3) Anggota Dewan Pengawas menerima uang jasa paling banyak sebesar 35% (tiga puluh lima persen) dari gaji Direktur Utama.
(4) Besaran uang jasa Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat
(2) dan ayat (3) ditetapkan dengan Keputusan Bupati setelah memperhatikan kemampuan keuangan PDAM.
Sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 29 Permendagri Nomor 2 tahun 2007
Pasal 19
(1) Dalam hal PDAM memperoleh keuntungan, Dewan Pengawas memperoleh bagian dari
jasa produksi. (2) Besaran jasa produksi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan
Keputusan Bupati setelah memperhatikan kemampuan keuangan PDAM.
Pasal 20
(1) Dewan Pengawas mendapat uang jasa
pengabdian yang besarnya ditetapkan oleh Bupati dengan memperhatikan
kemampuan keuangan PDAM. (2) Dewan Pengawas yang diberhentikan
dengan hormat sebelum masa jabatannya
berakhir, mendapat uang jasa pengabdian dengan syarat telah menjalankan tugasnya paling sedikit 1 (satu) tahun.
(3) Besaran uang jasa pengabdian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2) didasarkan atas penghitungan lamanya bertugas dibagi masa jabatan dikalikan uang jasa bulan terakhir.
Paragraf 4
Pemberhentian
Pasal 21
(1) Anggota Dewan Pengawas berhenti karena:
a. masa jabatannya berakhir; atau b. meninggal dunia.
(2) Anggota Dewan Pengawas diberhentikan karena : a. permintaan sendiri;
b. reorganisasi; c. kedudukan sebagai pejabat daerah
telah berakhir;
d. mencapai batas usia 65 (enam puluh lima) tahun;
e. tidak dapat melaksanakan tugas; f. melakukan tindakan yang merugikan
PDAM;
Sudah sesuai dengan Permendagri Nomor 2 tahun 2007
g. melakukan tindakan atau bersikap
yang bertentangan dengan kepentingan Daerah atau Negara; dan/atau
h. dihukum karena melakukan tindak pidana berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan secara tetap. (3) Pemberhentian anggota Dewan Pengawas
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh Bupati.
Pasal 22
(1) Bupati berwenang memberhentikan sementara anggota Dewan Pengawas yang
diduga melakukan salah satu perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (2) huruf f dan huruf g
(2) Pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan status hukum yang telah ditetapkan
sebagai tersangka oleh Penyidik dalam perkara tindak pidana.
(3) Pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Bupati.
(4) Anggota Dewan Pengawas dapat dipulihkan kembali nama baik dan jabatannya setelah
dinyatakan tidak terbukti bersalah berdasarkan Putusan Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.
(5) Apabila perbuatan yang dilakukan oleh Anggota Dewan Pengawas merupakan tindak pidana dengan putusan bersalah
dan telah memperoleh kekuatan hukum tetap yang bersangkutan diberhentikan
dengan tidak hormat.
Pasal 23
Apabila perbuatan yang dilakukan oleh anggota Dewan Pengawas merupakan tindak pidana
yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (2)
huruf h, yang bersangkutan diberhentikan
dengan tidak hormat dengan Keputusan
Bupati.
Paragraf 5
Sekretariat Dewan Pengawas
Pasal 24
(1) Untuk membantu kelancaran tugas Dewan Pengawas, dapat dibentuk Sekretariat Dewan Pengawas dengan Keputusan Ketua
Dewan Pengawas. (2) Sekretariat Dewan Pengawas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dibantu oleh Pegawai Kesekretariatan paling banyak 3 (tiga) orang.
(3) Status Pegawai Kesekretariatan Dewan Pengawas adalah sebagai Pegawai Kontrak yang digaji sesuai kontrak kerja ditetapkan
oleh Ketua Dewan Pengawas atas usulan Direksi
(4) Sekretariat Dewan Pengawas bertempat di kantor PDAM,
(5) Gaji Pegawai Kontrak sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dan biaya operasional sekretariat Dewan Pengawas
dibebankan pada anggaran PDAM.
Sudah sesuai dengan pasal 24 Permendagri nomor 2 tahun 2007
Bagian Keempat
Direksi
Paragraf 1
Pengangkatan
Pasal 25
(1) PDAM dipimpin oleh Direksi yang terdiri dari
Direktur Utama dan dibantu oleh paling banyak 3 (tiga) Direktur.
(2) Jumlah Direksi sesuai yang dimaksud sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan sesuai jumlah pelanggan, yaitu :
a. 1 (satu) orang Direksi untuk jumlah pelanggan sampai dengan 30.000 (tiga puluh ribu);
b. paling banyak 3 (tiga) orang Direksi untuk
Sudah sesuai dengan Pasal 3, Pasal 4 dan Pasal 5 Permendagri nomor 2 tahun 2007.
Perlu ditambahkan pragraf tentang larangan direksi. Sesuaikan dengan Permendagri nomor 2 tahun 2007
jumlah pelanggan dari 30.001 (tiga puluh
ribu satu) sampai dengan 100.000 (seratus ribu); dan
c. paling banyak 4 (empat) Direksi untuk
pelanggan di atas 100.000 (seratus ribu).
Pasal 26
(1) Direksi diangkat oleh Bupati atas usul Dewan Pengawas.
(2) Direksi dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada Bupati melalui Dewan Pengawas.
Pasal 27
(1) Masa jabatan Direksi ditetapkan selama 4 (empat) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan
berikutnya. (2) Dikecualikan dari ayat (1) apabila Direktur
diangkat menjadi Direktur Utama.
(3) Pengangkatan kembali sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan
apabila Direksi terbukti mampu meningkatkan kinerja PDAM dan pelayanan kebutuhan air minum kepada
masyarakat. (4) Penilaian atas kinerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dilakukan oleh Bupati setelah memperoleh pertimbangan dari Dewan Pengawas.
Pasal 28
(1) Pemilihan calon Direksi dilakukan oleh
Dewan Pengawas melalui seleksi secara terbuka.
(2) Persyaratan atau kualifikasi untuk menjadi anggota Direksi adalah: a. Warga Negara Indonesia;
b. sehat jasmani dan rohani; c. tidak pernah menjalani hukuman
pidana karena kejahatan;
d. mempunyai pendidikan sekurang-kurangnya Sarjana Strata 1 (S1), atau
yang setara;
e. batas usia Direksi yang berasal dari
luar PDAM pada saat diangkat pertama kali berumur paling tinggi 50 (lima puluh) tahun;
f. batas usia Direksi yang berasal dari PDAM pada saat diangkat pertama kali berumur paling tinggi 52 (lima puluh
lima) tahun; g. mempunyai pengalaman kerja 10
(sepuluh) tahun dalam jajaran manajemen bagi yang berasal dari PDAM atau mempunyai pengalaman
kerja minimal 15 (lima belas) tahun dalam jajaran manajemen suatu
perusahaan bagi yang bukan berasal dari PDAM yang dibuktikan dengan surat keterangan (referensi) dari
perusahaan sebelumnya dengan penilaian baik;
h. lulus pelatihan manajemen air minum di
dalam atau di luar negeri yang telah terakreditasi dibuktikan dengan
sertifikat atau ijazah; i. membuat dan menyajikan proposal
mengenai visi dan misi PDAM;
j. bersedia bekerja penuh waktu dan tidak bekerja di perusahaan diluar PDAM;
k. tidak terikat hubungan keluarga dengan Bupati atau Wakil Bupati atau Dewan Pengawas atau Direksi lainnya sampai
derajat ketiga menurut garis lurus atau kesamping termasuk menantu dan ipar; dan
l. lulus uji kelayakan dan kepatutan yang dilaksanakan oleh tim ahli yang
ditunjuk oleh Bupati. (3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) tidak berlaku bagi Direksi yang
diangkat kembali untuk masa jabatan berikutnya, kecuali persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf b, huruf i, huruf j dan huruf l. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara
pemilihan calon Direksi diatur dengan Peraturan Bupati.
Paragraf 2
Tugas dan Wewenang
Pasal 29
Direksi mempunyai tugas: a. menyusun perencanaan, melakukan
koordinasi dan pengawasan seluruh kegiatan operasional pegawai;
b. membina pegawai;
c. mengurus dan mengelola kekayaan PDAM;
d. menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan;
e. menyusun Rencana Strategis Bisnis 5
(lima) tahunan (business plan/corporate plan) yang disahkan oleh Bupati melalui
Dewan Pengawas; menyusun dan menyampaikan Rencana Bisnis dan Anggaran Tahunan PDAM yang
merupakan penjabaran tahunan dari Rencana Strategis Bisnis (business plan/corporate plan) kepada Bupati melalui Dewan Pengawas;
f. menyusun dan menyampaikan laporan triwulan seluruh kegiatan PDAM ke Dewan Pengawas;
g. menyusun dan menyampaikan laporan tahunan yang berupa laporan keuangan yang telah diaudit oleh tim audit
independen dan laporan manajemen yang telah ditandatangani oleh Direksi
bersama-sama Dewan Pengawas guna disampaikan kepada Bupati;
h. menyebarluaskan laporan keuangan ke
khalayak ramai melalui publikasi media cetak atau media elektronik
Pasal 30
Direksi dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29, mempunyai wewenang :
a. menerima, mengangkat dan memutasi
pegawai PDAM berdasarkan Peraturan
Sudah sesuai dengan Permendagri nomor 2 tahun 2007
Terkait dengan tariff perlu menyesuikan dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 23 Tahun 2006 tentang Pedoman Teknis dan
Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum Pada Perusahaan Air Minum
Kepegawaian PDAM, memberhentikan
pegawai berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
b. menetapkan susunan organisasi dan
tata kerjanya dengan persetujuan Dewan Pengawas;
c. mengangkat pegawai untuk menduduki
jabatan di bawah Direksi; d. mewakili PDAM di dalam dan di luar
pengadilan; e. menunjuk kuasa untuk melakukan
perbuatan hukum mewakili PDAM di
dalam maupun di luar pengadilan; f. menandatangani Laporan Triwulan dan
Laporan Tahunan; g. menetapkan penghasilan dan jasa
produksi pegawai;
h. menandatangani perjanjian-perjanjian dengan pihak ketiga.
Pasal 31
(1) Direksi wajib mendapat persetujuan
Bupati dalam hal : a. menjual, menjaminkan atau melepaskan aset milik PDAM, yang berupa
: 1. barang bergerak; dan/atau
2. barang tidak bergerak. b. melakukan pinjaman, mengikatkan diri
dalam perjanjian, dan melakukan
kerjasama dengan pihak lain dengan menjaminkan aset PDAM;
c. mengadakan kerjasama usaha
patungan (joint venture), kerjasama operasional (joint operation) dalam
rangka usaha pengembangan PDAM antar Pemerintah atau Pemerintah
Daerah dengan Badan Usaha; d. menetapkan tarif air minum; e. mengadakan investasi modal dan/atau
penyertaan modal pada badan usaha lain; f. menyusun dan menetapkan strategi
pengelolaan usaha PDAM.
(3) Persetujuan Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a angka 1,
huruf b, huruf c, huruf d, huruf e dan
huruf f diberikan setelah mendapat pertimbangan Dewan Pengawas.
(4) Persetujuan Bupati sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a angka 2, diberikan setelah mendapat pertimbangan Dewan Pengawas dan persetujuan DPRD.
Paragraf 3
Pemberhentian
Pasal 32
(1) Direksi berhenti karena: a. masa jabatannya berakhir; b. meninggal dunia.
(2) Direksi diberhentikan karena:
a. permintaan sendiri;
b. reorganisasi; c. mencapai usia 60 (enam puluh) tahun;
d. melakukan tindakan yang merugikan PDAM;
e. melakukan tindakan atau bersikap
yang bertentangan dengan kepentingan Daerah atau Negara;
f. tidak dapat melaksanakan tugasnya; atau
g. dihukum karena melakukan tindak
berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.
(3) Pemberhentian Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
ditetapkan dengan Keputusan Bupati.
Pasal 33
(1) Direksi yang mengundurkan diri wajib mengajukan surat permohonan kepada Bupati.
(2) Permohonan pengunduran diri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
diajukan setelah Direksi melaksanakan kewajiban jabatannya paling sedikit 25 (dua puluh lima) bulan terhitung sejak
Sudah sesuai dengan Pasal 30 Permendagri nomor 2 tahun 2007
Ada apengulangan norma “dihukum karena melakukan tindak berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap” sehingga perlu di elaborasi
pelantikan.
(3) Surat permohonan pengunduran diri dimaksud diajukan paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal pengunduran
diri. (4) Apabila lewat waktu 30 (tiga puluh) hari
sejak diterimanya permohonan
pengunduran diri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Bupati belum menerbitkan
keputusan pemberhentian, maka pengunduran diri tersebut dianggap telah disetujui.
Pasal 34
(1) Bupati berwenang memberhentikan sementara anggota Direksi yang diduga melakukan salah satu perbuatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (2) huruf d dan huruf e
(2) Pemberhentian sementara sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) berdasarkan status hukum yang telah ditetapkan
sebagai tersangka oleh Penyidik dalam perkara tindak pidana.
(3) Pemberhentian sementara sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Bupati.
(4) Direksi dapat dipulihkan kembali nama baik dan jabatannya setelah dinyatakan tidak terbukti bersalah berdasarkan
Putusan Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.
(5) Apabila perbuatan yang dilakukan oleh
Direksi merupakan tindak pidana dengan putusan bersalah dan telah memperoleh
kekuatan hukum tetap yang bersangkutan diberhentikan dengan tidak hormat
Pasal 35
(1) Direksi yang tidak dapat melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 32 ayat (2) huruf f, maka Dewan Pengawas segera melaporkan kepada
Bupati. (2) Berdasarkan laporan Dewan Pengawas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Bupati memberhentikan Direksi yang bersangkutan paling lambat 12 (dua belas) hari.
(3) Pemberhentian Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan Keputusan Bupati.
Pasal 36
(1) Dalam hal terjadi kekosongan jabatan Direktur Utama atau Direktur lainnya, Bupati menunjuk salah satu anggota
Direksi yang masih aktif. (2) Dalam hal terjadi kekosongan jabatan
anggota Direksi selain Direktur Utama, Bupati menunjuk Direksi yang ada atau Pejabat Struktural PDAM menjadi pejabat
sementara Direktur sampai dengan adanya Direktur yang diangkat secara definitif.
(3) Dalam hal semua anggota Direksi tidak
dapat menjalankan tugas dan kewajibannya, Bupati menunjuk Pejabat
Struktural PDAM untuk menjalankan pengelolaan PDAM sampai dengan diangkatnya Direksi yang diangkat secara
definitif. (4) Penunjukan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), ayat (2), dan ayat (3), terlebih dahulu mendapat pertimbangan dari Dewan Pengawas.
Pasal 37
(1) Direktur dan/atau pejabat yang ditunjuk
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) mempunyai
tugas dan wewenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29, Pasal 30 dan Pasal 31, kecuali mengangkat dan
menempatkan pegawai. (2) Dalam waktu paling lama 6 (enam) bulan
setelah menunjuk Direktur dan/atau
pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3),
Bupati berkewajiban menetapkan Direksi secara definitive
(3) Pengangkatan Direksi sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dilakukan dengan memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28.
Paragraf 4
Penghasilan
Pasal 38
Penghasilan Direksi terdiri dari gaji dan
tunjangan.
Pasal 39
(1) Gaji Direktur Utama paling banyak 2,5 kali skala tertinggi gaji pokok pegawai PDAM Kabupaten Gianyar;
(2) Gaji Direktur sebesar 90 % (sembilan puluh persen) dari gaji Direktur Utama.
Pasal 40
(1) Tunjangan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 38 terdiri dari : a. tunjangan istri/suami dan anak paling
banyak 2 (dua) orang anak; b. tunjangan perumahan; c. tunjangan kesehatan
d. tunjangan kinerja; e. tunjangan hari raya keagamaan; f. tunjangan lain-lain.
(2) Besarnya tunjangan bagi Direktur
ditetapkan sebesar 90% (sembilan puluh persen) dari besarnya tunjangan Direktur Utama.
(3) Besaran tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Bupati setelah memperhatikan
pertimbangan Dewan Pengawas dan kemampuan keuangan PDAM.
Pasal 41
(1) Selain penghasilan sebagaimana dimaksud
Pasal 39 perlu dikaji kembali.
MengenaiGaji dan tunjangan direksi perlu mengacu pada Permendagri no. 2 Tahun 2007 khususnya Paragraf
4 tentang Penghasilan, Jasa Pengabdian, dan Cuti.
Pasal 12
(1) Penghasilan Direksi terdiri dari gaji dan tunjangan.
(2) Tunjangan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) terdiri dari: a. tunjangan perawatan/kesehatan
yang Inyak termasuk istri/suami dan anak; dan
b. tunjangan lainnya.
(3) Dalam hal PDAM memperoleh
keuntungan, Direksi memperoleh bagian dari jasa produksi.
(4) Besarnya gaji, tunjangan, dan bagian dari jasa produksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) ditetapkan
oleli Kepala Daerah setelah memperhatikan pendapat Dewan Pengawasdan kemampuan PDAM.
(5) Jumlah seluruh biaya untuk penghasilan Direksi, penghasilan Dewan Pengawas, penghasilan pegawai dan biaya tenaga kerja lainnya tidak boleh melebihi 40% (empat puluh per seratus) dari total biaya berdasarkan realisasi Anggaran Perusahaan Tabun Anggaran yang lalu.
dalam Pasal 38, kepada Direksi dapat
diberikan fasilitas rumah dinas dan kendaraan dinas.
(2) Dalam hal perusahaan belum dapat
menyediakan fasilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) perusahaan wajib memberikan tunjangan perumahan dan
tunjangan transportasi. (3) Besaran tunjangan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) ditetapkan dengan Keputusan Bupati setelah memperhatikan pertimbangan Dewan Pengawas dan
kemampuan keuangan PDAM.
Pasal 42
(1) Dalam hal PDAM memperoleh keuntungan, Direksi memperoleh bagian dari jasa
produksi. (2) Besaran jasa produksi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan
Keputusan Bupati.
Pasal 43
(1) Direksi setiap akhir masa jabatan dapat diberikan uang jasa pengabdian yang
besarnya ditetapkan oleh Bupati setelah memperhatikan pertimbangan Dewan
Pengawas dan kemampuan PDAM. (2) Direksi yang diberhentikan dengan hormat
sebelum masa jabatannya berakhir dapat
diberikan uang jasa pengabdian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan syarat telah menjalankan tugasnya
paling sedikit 1 (satu) tahun. (3) Besarnya uang jasa pengabdian
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) didasarkan atas perhitungan lamanya bertugas dibagi masa jabatan
dikalikan penghasilan bulan terakhir berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Paragraf 5 Perlu dielaborasi norma
Hak Cuti
Pasal 44
(1) Direksi memperoleh hak cuti meliputi : a. cuti tahunan selama 12 (dua belas)
hari kerja; b. cuti besar selama 2 (dua) bulan untuk setiap satu kali dalam masa jabatan;
c. cuti karena sakit; d. cuti karena 28ecreta alasan penting
atau cuti untuk menunaikan ibadah keagamaan;
e. cuti kawin diberikan paling lama 3
(tiga) hari kerja; f. cuti bersalin selama 3 (tiga) bulan;
dan/atau g. cuti di luar tanggungan PDAM.
(2) Direksi yang menjalankan cuti
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e dan huruf f, tetap diberikan penghasilan
penuh. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai
pelaksanaan cuti diatur dengan Peraturan Bupati. dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan.
Paragraf 6
Dana Representatif
Pasal 45
(1) Untuk mendukung kelancaran
pengelolaan perusahaan, Direksi dapat diberikan dana Representatif paling
banyak 75% (tujuh puluh lima persen) dari jumlah penghasilan Direksi dalam 1 (satu) tahun.
(2) Pedoman penggunaan dana Representatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Direksi
setelah mendapat persetujuan Dewan Pengawas. , berdasarkan prinsip efisien
dan efektif untuk kepentingan PDAM.
Perlu elaborasi norma.
BAB IV
ANGGARAN PERUSAHAAN, TAHUN BUKU, LAPORAN
Bagian Kesatu
Anggaran
Pasal 46
(1) Direksi wajib mengajukan Rencana Kerja
dan Anggaran PDAM paling lambat 60 (enam puluh) hari sebelum berakhirnya
tahun buku kepada Bupati melalui Dewan Pengawas untuk mendapat pengesahan.
(2) Apabila sampai dengan tanggal 31
Desember tahun berjalan, Bupati belum mengesahkan Rencana Kerja dan Anggaran
PDAM yang diajukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka Anggaran PDAM tersebut telah dianggap sah.
Bab tentang Anggaran Perusahaan telah sesuai dengan Pasal 22 UU Nomor 5 Tahun 1962.
Namun Yang perlu dicermati dan dikaji lebiih lanjut adalah pasal 46 ayat (2).
Bagian Kedua
Tahun Buku
Pasal 47
Tahun buku Perusahaan adalah tahun takwim
Sesuai dengan Pasal 21 UU no 5 Tahun 1962
Bagian Ketiga
Laporan Keuangan
Pasal 48
(1) Dalam hal terjadi pergeseran anggaran
yang diperkirakan melebihi nilai total rencana kerja dan anggaran PDAM tahun
berjalan, Direksi dapat melakukan perubahan anggaran dengan persetujuan Bupati melalui Dewan Pengawas.
(2) Dalam hal perubahan anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berkaitan dengan pergeseran anggaran yang tidak melebihi nilai total rencana kerja dan anggaran PDAM dapat
ditetapkan oleh Direksi dengan persetujuan Dewan Pengawas.
Pada Bagian Ketiga:
Pasal 48 berbicara masalah anggaran keuangan, sehingga perlu ditambah bagian baru tentang Anggaran KEuangan.
Anggara keuangan semangatnya berbeda dengan Laporan
Keuangan.
PErlu dipisah antara Laporan Keuangan dan Anggaran KEuangan.
Pasal 49 Berbicara Laporan Keuangan.
Sehingga perlu disesuaikan dengan Permendagri 2 Tahun 2007 dan UU Nomor 5
Pasal 49
(1) Paling lambat 3 (tiga) bulan setelah berakhirnya tahun buku, Direksi menyerahkan laporan keuangan yang
telah diaudit oleh auditor independen atau auditor Negara kepada Bupati melalui Dewan Pengawas untuk mendapatkan
pengesahan. (2) Apabila dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
setelah penyerahan laporan keuangan Bupati belum mengesahkan laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), maka laporan keuangan tersebut dianggap telah disahkan.
(3) Setelah laporan keuangan tahunan disahkan oleh Bupati, Direksi dibebaskan dari pertanggungjawaban terhadap segala
sesuatu yang termuat dalam laporan keuangan tersebut.
(4) Dalam hal yang dimuat dalam laporan
keuangan tahunan ternyata tidak benar dan/atau menyesatkan, anggota Direksi
dan Dewan Pengawas secara tanggung renteng bertanggungjawab atas kerugian yang ditimbulkan.
Tahun 1962.
BAB V
PENGAWASAN
Pasal 50
(1) Dalam melakukan pengawasan internal,
Direktur Utama dibantu oleh Satuan Pengawas Internal.
(2) Pengawasan umum dilakukan oleh Bupati dan Dewan Pengawas.
(3) Bupati dapat menunjuk pejabat Pengawas
di lingkungan Pemerintah Daerah untuk melakukan pemeriksaan khusus atas pengelolaan dan pertanggungjawaban
PDAM, dan hasilnya disampaikan kepada Bupati.
(4) Dewan Pengawas dapat menunjuk Akuntan negara atau auditor independen untuk melakukan pemeriksaan atas
Perlu disesuaikan dengan Permendagri 2 Tahun 2007 dan UU Nomor 5 Tahun 1962.
laporan pertanggungjawaban PDAM.
BAB VI
PENETAPAN DAN PENGGUNAAN LABA
SERTA
PEMBERIAN JASA PRODUKSI
Pasal 51
(1) Penggunaan laba bersih setelah Pajak Penghasilan PDAM ditetapkan sebagai
berikut: a. untuk Dana Pembangunan Daerah
……………………... 55 % b. untuk Dana Sosial 5 % dan Pendidikan
Pegawai 5 % .…. 10 %
c. untuk Jasa Produksi sebesar …….……………………….. 15 %
dengan perhitungan :
Dewan Pengawas 10 % dari 15 %
Direksi 15 % dari 15 % dan
Pegawai
75 % dari 15 %
d. untuk Dana Pensiunan 2% dan Sokongan 3% ………....... 5 %
e. untuk Cadangan Umum
………………………………..… 15 %
(2) Penggunaan laba untuk Cadangan Umum
bilamana telah mendapat persetujuan dapat dialihkan kepada penggunaan lain
dengan Keputusan Bupati setelah mendengar pertimbangan Dewan Pengawas.
(3) Cara pengurusan dan penggunaan dari dana penyusutan dan cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ditentukan oleh Bupati atas usul Dewan Pengawas disesuaikan dengan peraturan
perundang-undangan. (4) PDAM dibebaskan dari kewajiban
Bab VI ini perlu disesuaikan dengan Pasal 25 UU Nomor 5 Tahun 1962.
Perlu dikaji lebih lanjut terkait dengan BAB VI
menyetorkan bagian laba kepada
Pemerintah Daerah yang diperhitungkan sebagai penyertaan modal Pemerintah Daerah sampai terpenuhinya cakupan
pelayanan sebesar 80%.
BAB VII
KERJASAMA PENGUSAHAAN PENGEMBANGAN PDAM
Bagian Kesatu
Lingkup Kerjasama
Pasal 52
(1) Bupati dapat bekerjasama dengan Pemerintah atau dengan Badan Usaha
dalam pengusahaan pengembangan PDAM. (2) Lingkup kerjasama pengusahaan
Pengembangan PDAM sesuai ayat (1)
meliputi; a. Unit air baku;
b. Uni produksi; c. Unit distribusi; d. Unit pelayanan; dan/atau
e. Pengelolaan.
Susuai Dengan PERATURAN
MENTERI PEKERJAAN UMUM
NOMOR : 18/PRT/M/2007 Tentang PENYELENGGARAAN
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM. Perlu dikaji kembali dengan Pasal 15, Pasal 23 dan Pasal
24 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2006
tentang Pedoman Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif
Air Minum Pada Perusahaan Air Minum
Bagian Kedua
Bentuk dan Prinsip Perjanjian
Pasal 53
(1) Bentuk perjanjian Kerjasama Pengusahaan Pengembangan PDAM Meliputi;
a. kontrak bangun, guna serah (buid, operate and transfer contract) untuk
seluruh pengembangan SPAM hingga pelayanan dan penagihan kepada
pelanggan atau untuk sebagian pengembangan SPAM atau
b. bentuk kerjasasama lain sesuai
ketentuan peraturan dan perundangan yang berlaku
(2) Pelaksanaan Proyek Kerjasama dengan
tata cara;
Sebaiknya di hhapus karena dalam norma pasal prinsip dan asas sudah menjiwai setiap pasal.
PErlu disesuaikan
dengan Pedoman angka
98 UU P3 adalah sebagai berikut: Hal lain yang bersifat
umum yang berlaku bagi pasal atau beberapa pasal
berikutnya antara lain ketentuan yang
mencerminkan asas, maksud dan tujuan tanpa dirumuskan
a. Perencanaan proyek Kejasama;
b. Penyiapan pra study kelayakan Proyek Kerjasama;
c. Transaksi Proyek Kerjasama; dan
d. Manajemen pelaksanaan Perjanjian Kerjasama.
(3) Kerjasama sesuai ayat (1) dan ayat (2)
dilakukan berdasarkan prinsip: a. efisiensi;
b. efektivitas; c. sinergi; d. saling menguntungkan;
e. kesepakatan bersama; f. itikad baik;
g. mengutamakan kepentingan nasional dan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;
h. persamaan kedudukan; i. transparansi; j. keadilan; dan kepastian hukum.
sendiri dalam pasal
atau bab.
BAB VIII
TARIF AIR MINUM
Kebijakan Penetapan Tarif
Pasal 54
(1) Penetapan tarif air Perusahaan Daerah didasarkan pada :
a. pemulihan biaya ; b. keterjangkauan ; c. efisiensi pendanaan ;
d. kesederhanaan ; e. transparansi.
(2) Tarif ditetapkan oleh Bupati atas usulan Direksi setelah mendapatkan kajian dan pertimbangan Dewan Pengawas.
(3) Paling lama 1 (satu) tahun Direksi melakukan penyesuaian tarif sesuai dengan tingkat inflasi dan beban bunga pinjaman
secara otomatis sedangkan pelaksanaannya dapat dilakukan secara bertahap.
(4) Penyesuaian tarif sebagaimana dimaksud pada ayat 3 disampaikan kepada Bupati untuk ditetapkan sebagai tarif penyesuaian.
Perludisesuaikan lagi dengan
primsip-prinsip dasar tariff dalam ketentuan Pasal 2 sampai Pasal 8 Permendagri Nomor 23 Tahun 2006 tentang Pedoman Teknis Dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum Pada Perusahaan Daerah Air Minum
Sebaiknya perlu ditambah norma : Tarif
ditetapkan oleh Bupati berdasarkan usulan Direksi setelah disetujui oleh Dewan Pengawas dan dikonsultasikan dengan DPRD.
(5) Penyesuaian tarif air minum berikutnya
dilakukan setiap tahun sesuai dengan tingkat inflasi floating maksimum sebesar 10 % (sepuluh perseratus) secara otomatis.
(6) Apabila terjadi perubahan komponen biaya, paling lama 4 (empat) tahun sekali Direksi melakukan peninjauan terhadap tarif.
(7) Peninjauan tarif sebagaimana dimaksud point 4 disampaikan kepada Bupati melalui
Badan Pengawas untuk ditetapkan sebagai tarif baru.
(8) Paling lama 3 (tiga) bulan sejak diterimanya
usul penyesuaian atau peninjauan tarif, Bupati sudah menetapkan atau menolak
usul tarif dimaksud. (9) Apabila Bupati menolak, Direksi
mengajukan usulan tarif baru berdasarkan
petunjuk Bupati.
BAB IX
KEPEGAWAIAN
Bagian Kesatu
Pasal 55
(1) Pegawai PDAM adalah pegawai Perusahaan
Daerah Air Minum Kabupaten Gianyar. (2) Pengangkatan Pegawai PDAM ditetapkan
dengan Suarat Keputusan Direksi.
Pasal 55 ayat 1 sebaiknya di normakan dalam ketentuan umum, karena merupakan difini dan/atau batasan
Penerimaan Pegawai
Pasal 56
(1) Penerimaan pegawai diumumkan secara terbuka ;
(2) Penerimaan Pegawai sesuai formasi dari kebutuhan PDAM Kabupaten Gianyar;
(3) Proses penerimaan pegawai diselenggarakan oleh suatu panitia yang dibentuk oleh Direksi ;
(4) Direksi dapat menggunakan lembaga lain untuk melaksanakan seleksi penerimaan pegawai ;
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai syarat-syarat dan tata cara penerimaan pegawai
Sesuai dengan Permendari No 2 tahun 2007 dan UU Nomor 5 Tahun 1962
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
dengan Peraturan Perusahaan.
Bagian Kedua
Pengangkatan Pegawai
Pasal 57
(1) Pelamar yang lulus seleksi, diterima dan diangkat oleh Direksi menjadi pegawai dalam masa percobaan.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai syarat-syarat dan tata cara penilaian masa
percobaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Perusahaan.
Pasal 58
(1) Pengangkatan calon pegawai menjadi
pegawai dilakukan setelah melalui masa percobaan selama 6 (enam) bulan dengan
ketentuan memenuhi daftar penilaian kerja setiap unsur paling sedikit bernilai baik.
(2) Daftar penilaian kerja sesuai ayat (1)
ditetapkan dalam Peraturan Perusahaan ; (3) Apabila pada akhir masa percobaan calon
pegawai tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tidak dapat diangkat sebagai pegawai tanpa
mendapat uang pesangon.
Pasal 59
(1) Direksi dapat mengangkat tenaga kontrak sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. (2) Kewenangan Direksi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Perusahaan. (3) Besaran honorarium tenaga kontrak
sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
ditetapkan dengan Keputusan Direksi yang berpedoman pada Upah Minimum Provinsi
dan/atau Upah Minimun Kabupaten/Kota. (4) Direksi melalui Dewan Pengawas dapat
Sesuai dengan pasal 33 permendagri nomor 2 tahun 2007
Perlu ditambah Pasal Baru tentang KEajiban dan larangan pegawai.
Sesuai dengan permendagri nomor 2 tahun 2007
mengusulkan dan mengangkat tenaga
kontrak menjadi pegawai setelah mendapat persetujuan Bupati.
Bagian Ketiga
Pembinaan Pegawai
Pasal 60
(1) Direksi berwenang melakukan pembinaan
pegawai PDAM yang meliputi: a. meningkatkan kemampuan atau
keahlian pegawai; b. menetapkan jenjang kepangkatan
pegawai;
c. pengenaan sanksi administrasi terhadap pegawai.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembinaan
pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Perusahaan.
Sesuai dengan permendagri nomor 2 tahun 2007
Bagian Keempat
Penghasilan
Pasal 61
(1) Penghasilan pegawai terdiri dari gaji dan tunjangan
(2) Jenis tunjangan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi : a. tunjangan istri/suami dan anak, paling
banyak 2 (dua) orang anak; b. tunjangan jabatan; c. tunjangan kesehatan
d. tunjangan pelaksana; e. tunjangan perusahaan;
f. tunjangan konpensasi kerja; g. tunjangan hari raya keagamaan; h. tunjanan kinerja;
i. tunjangan pendidikan; j. tunjangan pangan; k. tunjangan air dan listrik;
l. tunjangan transportasi; m. tunjangan lain-lain.
Sesuai dengan permendagri nomor 2 tahun 2007
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai besaran penghasilan pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan
Peraturan Perusahaan.
Pasal 62
(1) Dalam hal PDAM memperoleh keuntungan, pegawai memperoleh bagian dari jasa
produksi. (2) Besaran jasa produksi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan
Keputusan Direksi setelah mendapat persetujuan Dewan Pengawas.
Pasal 63
Jumlah seluruh biaya untuk penghasilan
Direksi, penghasilan Dewan Pengawas, penghasilan pegawai dan biaya tenaga kerja lainnya tidak boleh melebihi 40% (empat puluh
persen) dari total biaya berdasarkan realisasi Anggaran Perusahaan Tahun Anggaran
sebelumnya.
Bagian Kelima
Cuti Pegawai
Pasal 64
(1) Pegawai memperoleh hak cuti sebagai berikut :
a. cuti tahunan selama 12 (dua belas) hari
kerja; b. cuti besar;
c. cuti sakit; d. cuti bersalin e. cuti alasan penting;
f. cuti nikah; atau g. cuti diluar tanggungan PDAM.
(2) Pegawai yang menjalankan cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tetap
diberikan penghasilan penuh, kecuali cuti diluar tanggungan PDAM.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai
Sesuai dengan permendagri nomor 2 tahun 2007
pelaksanaan cuti sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), diatur dengan Peraturan Perusahaan setelah mendapat persetujuan Bupati.
Bagian Keenam
Disiplin Pegawai
Pasal 65
(1) Setiap pegawai wajib mematuhi ketentuan-
ketentuan disiplin yang memuat kewajiban dan larangan pegawai.
(2) Pegawai yang melanggar ketentuan-ketentuan disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenakan sanksi sesuai
ketentuan yang berlaku di PDAM. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai peraturan
disiplin dan jenis sanksi serta tata cara
penjatuhan sanksi diatur dengan Peraturan Perusahaan.
Disipillin pegawai sebaiknya di elaborasi ke dalam kewajiban dan larangan pegawai
Bagian Ketujuh
Pemberhentian
Pasal 66
Pegawai diberhentikan dengan alasan :
a. meninggal dunia; b. atas permintaan sendiri; c. tidak melaksanakan tugas;
d. mencapai batas usia pensiun; e. adanya penataan organisasi;
f. karena kesehatan dan/atau berhalangan tetap sehingga tidak dapat melaksanakan tugasnya;
g. meninggalkan tugas secara berturut-turut selama 5 (lima) hari tanpa alasan yang tidak
dapat dipertanggungjawabkan; h. melakukan tindakan yang dapat merugikan
keuangan PDAM; dan/atau
i. dihukum karena melakukan tindak pidana berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.
Pasal 67
Pada Bagian KEtujuh tentang Pemberhentian, perlu diklasifikasi antara pemberhentian sementara, pemberhentian dengan hormat dan pemberhentian dengan tidak hormatt.
Perlu penyesuaian dengan PErmendagri Nomor 2 Tahun 2007.
Demi kepentingan PDAM, Direksi dapat
menunda pemberhentian pegawai karena alasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66 huruf b.
Pasal 68
(1) Pegawai yang berhenti karena alasan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66 huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e dan huruf f, diberhentikan dengan hormat
dan kepadanya diberikan hak-hak kepegawaian sesuai dengan peraturan yang
berlaku di PDAM. (2) Pegawai yang berhenti karena alasan
sebagaimana dimaksud pasal 66 huruf g,
huruf h, dan huruf i diberhentikan tidak dengan hormat.
Pasal 69
Ketentuan lebih lanjut mengenai hak-hak
kepegawaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67 ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Perusahaan.
Pasal 70
(1) Pegawai yang telah mencapai usia 56 (lima puluh enam) tahun diberhentikan dengan hak pensiun.
(2) Pegawai yang telah pensiun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) namun masih dibutuhkan oleh perusahaan, dapat
diangkat sebagai tenaga ahli. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai
pengangkatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) beserta hak-haknya diatur dengan Peraturan Perusahaan.
Bagian Kedelapan
Pengangkatan dan Pemberhentian Tenaga Kontrak
Sesuai dengan permendagri nomor 2 tahun 2007
Pasal 71
(1) Kebutuhan Tenaga Kontrak berdasarkan pertimbangan dan kriteria sebagai berikut :
a. adanya tambahan volume pekerjaan yang
tidak rutin ; b. penyelesaian pekerjaan didasarkan
dalam jangka waktu tertentu ; dan
c. bukan merupakan kegiatan yang bersifat tetap.
(2) Dengan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) Direksi dapat
mengangkat dan memberhentikan Tenaga Kontrak sesuai kebutuhan dan kemampuan
Keuangan PDAM; (3) Pengangkatan dan Pemberhentian Tenaga
Kontrak atas persetujuan Badan Pengawas;
(4) Pengaturan administrasi, Tata cara dan mekanisme pengangkatan dan pemberhentian Tenaga Kontrak ditentukan
oleh Direksi atas persetujuan Badan Pengawas;
(5) Tenaga Kontrak digaji berdasarkan ikatan kontrak jangka pendek 1 (satu) tahun dan paling lama 2 (dua) tahun;
(6) Tenaga Kontrak tidak diperkenankan menduduki Jabatan Struktural atau
Fungsional; (7) Tenaga Kontrak dapat diberhentikan setelah
pekerjaan atau kegiatan yang dikerjakan
dinyatakan selesai oleh Direksi; (8) Pemberhentian Tenaga Kontrak tanpa
mendapatkan pesangon;
(9) Tenaga Kontrak yang memiliki keahlian khusus dan berprestasi diprioritaskan pada
penerimaan pegawai sesuai ketentuan berlaku.
Bagian Kesembilan
Syarat-syarat Penerimaan Tenaga Kontrak
Pasal 72
Setiap Warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan dalam
Sesuai dengan permendagri nomor 2 tahun 2007
Norma PAsal 73 sampai Pasal 77 sangat teknis, cukup diatur dengan peraturan perusahaan.
Peraturan Bupati ini mempunyai kesempatan
yang sama untuk melamar menjadi tenaga kontrak
Pasal 73
Syarat-syarat umum yang harus dipenuhi oleh setiap pelamar adalah ; (1) Warga Negara Indonesia,
(2) berusia paling rendah 18 (delapan belas) tahun dan paling tinggi 35 (tiga puluh lima)
tahun, (3) tidak pernah dihukum penjara atau
kurungan berdasarkan Keputusan
Pengadilan yang mempunyai kekuatan Hukum tetap karena melakukan suatu
Tindak Pidana kejahatan ; (4) tidak pernah terlibat dalam suatu gerakan
yang menentang Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945, Negara dan Pemerintah ;
(5) tidak pernah diberhentikan tidak dengan
hormat sebagai Pegawai suatu Instansi baik Instansi Pemerintah maupun Instansi
Swasta ; (6) tidak berkedudukan sebagai Pegawai Negeri
Sipil atau Calon Pegawai Negeri Sipil ;
(7) mempunyai Pendidikan, kecakapan atau keahlian yang diperlukan ;
(8) berkelakuan Baik yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) ; dan
(9) berbadan sehat yang dinyatakan dengan Surat Keterangan Dokter yang ditunjuk oleh PDAM.
Pasal 74
(1) Pengadaan Tenaga Kontrak/Harian PDAM
diumumkan secara luas oleh Direksi atau Pejabat yang ditunjuk.
(2) Dalam Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dicantumkan antara lain ;
a. jenis Tenaga Kontrak PDAM yang diperlukan ;
b. jumlah Tenaga Kontrak PDAM yang diperlukan ;
Hal yang sama sudah diatur dalam Pasal 56 .
c. syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh
setiap pelamar ; d. alamat tempat mengajukan lamaran ; e. batas waktu pengajuan Surat lamaran ;
dan f. jadwal dan materi seleksi .
Pasal 75
Setiap Pelamar harus mengajukan surat
lamaran yang ditulis dengan tulisan tangan sendiri ditujukan kepada Direksi dengan disertai syarat khusus yaitu ;
a. daftar riwayat hidup ; b. salinan Ijazah atau STTB yang sudah
disahkan dan sesuai dengan klasifikasi pendidikan yang diperlukan ;
c. Surat Keterangan Kesehatan dari dokter
Rumah Sakit Umum Pemerintah ; d. Surat Keterangan Berkelakuan Baik dari
Pejabat yang berwenang ;
e. Surat Pernyataan tidak pernah dihukum Penjara atau Kurungan berdasarkan
Keputusan Pengadilan yang sudah memiliki kekuatan hukum yang tetap karena melakukan suatu Tindak Pidana kejahatan ;
f. Surat Pernyataan tidak pernah terlibat dalam gerakan yang menentang Pancasila
Undang-Undang Dasar 1945, Negara dan Pemerintah ;
g. Surat Pernyataan tidak pernah
diberhentikan tidak dengan hormat sebagai Pegawai suatu Instansi baik Instansi Pemerintah atau Instansi Swasta ;
h. Surat Pernyataan tidak berkedudukan sebagai Pegawai Negeri Sipil atau Calon
Pegawai Sipil ; i. pas photo menurut ukuran dan jumlah yang
ditentukan ; dan
j. Surat Keterangan Pengalaman Kerja bagi Pelamar yang telah mempunyai Pengalaman Bekerja.
Pasal 76
Surat lamaran yang tidak memenuhi syarat umum dan / atau syarat khusus dinyatakan
tidak memenuhi syarat dan tidak lulus seleksi
administrasi oleh Panitia dan selanjutnya berkas lamaran dikembalikan kepada yang bersangkutan disertai pemberitahuan alasan-
alasannya.
Bagian Kesepuluh
Seleksi Tenaga Kontrak
Pasal 77
(1) Pelamar yang telah memenuhi syarat umum dan syarat khusus dinyatakan memenuhi
syarat dan lulus administrasi oleh Panitia, selanjutnya dipanggil untuk mengikuti seleksi.
(2) Seleksi diselenggarakan secara
profesional, jujur, adil, dan transparan
oleh Panitia yang dibentuk dan ditetapkan dengan Keputusan Direksi.
(3) Materi seleksi disusun oleh Panitia meliputi : a. pengetahuan Umum ;
b. mental ideologi ; c. pengetahuan teknis ; dan tes
kepribadian. (4) Peserta seleksi yang dinyatakan lulus
adalah peserta yang memiliki rangking
nilai tertinggi sampai dengan rangking sesuai dengan jumlah Tenaga Kontrak PDAM yang diperlukan,
(5) Kelulusan sesuai hasil seleksi diumumkan secara terbuka dengan mencantumkan
rangking nilai masing-masing peserta. (6) Peserta seleksi yang dinyatakan lulus
bersedia menandatangani kontrak kerja
dengan Direksi PDAM ,
Bagian Kesebelas
Penghasilan Tenaga Kontrak
Pasal 78
(1) Tenaga Kontrak digaji sesuai perjanjian kontrak kerja;
(2) Pemberian tunjangan sesuai dengan
praturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB IX
DANA PENSIUN
Pasal 79
(1) PDAM wajib mengikutsertakan direksi dan pegawai pada program pensiun yang
diselenggarakan oleh Dana Pensiun Pemberi Kerja dan/ atau Dana Pensiun
Lembaga Keuangan. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara
pelaksanaan pengikutsertaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Perusahaan.
Sesuai dengan permendagri nomor 2 tahun 2007
BAB X
PEMBUBARAN
Pasal 80
(1) Pembubaran atau perubahan bentuk
hukum PDAM ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
(2) Pembubaran atau perubahan bentuk
hukum sebagaimana dimaksud ayat (1) dapat dilaksanakan apabila PDAM mengalami kerugian akibat hutang yang
melebihi modal PDAM atau sebab-sebab lain.
(3) Dalam hal terjadi pembubaran PDAM seluruh hak dan kewajiban PDAM menjadi beban Pemerintah Daerah.
Perlu disesuaikan dengan
Ketentuan Pasal 29 UU Nomor 5 Tahun 1962 tentang
Perusahaan Daerah.
Saran : (1) Pembubaran PDAM ditetapkan
dengan Peraturan Daerah (2) Pelaksanaan Likwiditas
terhadap seluruh kekayaan perusahaan setelah diadakan likwidasi oleh Badan/ Lembaga sesuai dengan Perpu.
(3) Pertanggungjawaban likwidatur kepada Bupati selaku yang berwenang atau pemegang kekuasaan atas modal memberikan pembebasan tanggung jawab tentang pekerjaan yang telah diselesaikannya.
(4) Dalam Likwidatur Daerah dan/ atau Bupati selaku yang berwenang atau pemegang kekuasaan atas modal bertanggung jawab atas kerugian yang diderita oleh Pihak III apabila kerugian ini
disebabkan oleh neraca dan perhitungan laba rugi yang telah disahkan ternyata tidak menggambarkan keadaan PDAM yang sebenarnya.
BAB XI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 81
1. Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pendirian Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Gianyar masih
berlaku sepanjang belum dicabut dan tidak bertentangan dengan Peraturan Daerah ini.
2. Direksi dan Dewan Pengawas yang ada pada saat pendirian ditetapkan masih menduduki jabatan dimaksud, maka yang bersangkutan
tetap menjalankan tugasnya sampai masa jabatannya berakhir.
3. Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, maka : Peraturan dan/atau ketentuan-ketentuan yang diatur setingkat
dibawah Paerturan Daerah ini dinyatakan tidak berlaku.
Perlu ditambah Bab Sanksi Administratif.
Dalam Ketentuan Peralihan penulisan harus menyesuaikan dengan U P3 yaitu : (1).
BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 82
Peraturan Daerah ini mulai berlaku efektif
paling lambat 6 (enam) bulan sejak tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam
Lembaran Daerah
Sudah sesuai dengan Ketentuan angka 160 Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan/TP3
Ditetapkan di Gianyar pada tanggal
....................2014 BUPATI GIANYAR,
A. A. GDE. AGUNG
Sudah sesuai dengan Lampiran II Huruf D
angka 233 UU 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.
Sudah sesuai dengan
lampiran III huruf B
BHARATA
Permendagri No.1 Tahun
2014 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah
Sudah sesuai dengan lampiran III huruf B
Permendagri No.1 Tahun 2014 tentang Pembentukan Produk
Hukum Daerah
Diundangkan di Gianyar pada tanggal ................................... 2014
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN GIANYAR,
IDA BAGUS GAGA ADISAPUTRA
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GIANYAR
TAHUN 2014 NOMOR ……
Sudah sesuai dengan
Lampiran II Huruf D angka 233 UU 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.
Sudah sesuai dengan lampiran III huruf B
Permendagri No.1 Tahun 2014 tentang Pembentukan Produk
Hukum Daerah
Sudah sesuai dengan
lampiran III huruf B Permendagri No.1 Tahun
2014 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah
Salinan sesuai dengan aslinya
KEPALA BAGIAN HUKUM,
Ttd
NAMA
NIP.
Sudah sesuai dengan
Permendagri No.1 Tahun 2014 tentang
Pembentukan Produk Hukum Daerah