"dilema anggaran pemerintah daerah: antara pembangunan dan tuduhan korupsi"- universitas...

19
ALSA LEGAL REVIEW COMPETITION TEMA : DILEMA ANGGARAN PEMERINTAHAN DAERAH : ANTARA PEMBANGUNAN DAN TUDUHAN KORUPSI ISAKH BENYAMIN MANUBULU NIM : 1516051189 KATA PENGANTAR Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya atas bimbingan dan rahmatNya, saya diberikan kemudahan serta dimampukan untuk menyelesaikan Legal Review dalam memulai sampai merampung penulisan makalah bertema “Dilema Anggaran Pemerintah Daerah : Antara Pembangunan dan Tuduhan Korupsi” dengan tepat waktu. Saya ingin berterimakasih pula kepada pihak pihak yang ikut berperan aktif sebagai informan dan narasumber yang bersedia menyumbangkan pendapatnya dalam penyusunan Legal Review ini. Legal Review ini dibuat dalam bentuk sebuah karya ilmiah sebagai partisipan dalam Legal Review Competition. Makalah ini membahas tentang hubungan transdental dari Anggaran Pemerintah daerah yang berimplikasi pada hipotesa masyarakat yakni APD untuk pembangunan atau korupsi. Saya sangat berharap penulisan Legal Review ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya. Akhir kata, saya ingin menyampaikan bahwa penyusunan Legal Review ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Saya mohon maaf jika terdapat penulisan yang salah atau pemaknaan yang salah dalam Legal Review ini. Dikarenakan hal tersebut, maka saya membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca agar saya dapat menyempurnakan, meningkatkan serta dapat membangun penyusunan Legal Review ini dengan lebih sempurna di kemudian hari.

Upload: alsa-indonesia

Post on 26-Jul-2016

229 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

ALSA LEGAL REVIEW

COMPETITION

TEMA : “DILEMA ANGGARAN PEMERINTAHAN DAERAH : ANTARA

PEMBANGUNAN DAN TUDUHAN KORUPSI”

ISAKH BENYAMIN MANUBULU

NIM : 1516051189

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya atas

bimbingan dan rahmatNya, saya diberikan kemudahan serta dimampukan untuk

menyelesaikan Legal Review dalam memulai sampai merampung penulisan makalah

bertema “Dilema Anggaran Pemerintah Daerah : Antara Pembangunan dan Tuduhan

Korupsi” dengan tepat waktu. Saya ingin berterimakasih pula kepada pihak – pihak yang

ikut berperan aktif sebagai informan dan narasumber yang bersedia menyumbangkan

pendapatnya dalam penyusunan Legal Review ini.

Legal Review ini dibuat dalam bentuk sebuah karya ilmiah sebagai partisipan dalam Legal

Review Competition. Makalah ini membahas tentang hubungan transdental dari Anggaran

Pemerintah daerah yang berimplikasi pada hipotesa masyarakat yakni APD untuk

pembangunan atau korupsi. Saya sangat berharap penulisan Legal Review ini dapat

bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya.

Akhir kata, saya ingin menyampaikan bahwa penyusunan Legal Review ini masih sangat

jauh dari kesempurnaan. Saya mohon maaf jika terdapat penulisan yang salah atau

pemaknaan yang salah dalam Legal Review ini. Dikarenakan hal tersebut, maka saya

membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca agar saya dapat

menyempurnakan, meningkatkan serta dapat membangun penyusunan Legal Review ini

dengan lebih sempurna di kemudian hari.

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Anggaran Pemerintahan Daerah adalah total keuangan Pemerintah Daerah (Perda)

yang dibahas dan disetujui bersama oleh Perda dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

serta ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Anggaran Pemerintah Daerah disusun

sesuai dengan kebutuhan pemerintahan dan kemampuan keuangan. Selain itu,

Anggaran Pemerintah Daerah (APD) merupakan total dari pengeluaran Perda dalam

meningkatkan infrastruktur dan pembangunan di daerahnya.

Perkembangan zaman saat ini menjadi salah satu faktor utama dari peningkatan

Anggaran Pemerintah Daerah dikarenakan tuntutan dari globalisasi yang begitu besar

yang seyogianya harus dijalankan untuk menghindari ketertinggalan. Dikarenakan

Anggaran Pemerintah Daerah yang begitu besar, maka timbulah dugaan – dugaan atau

prasangka serta tuduhan yang sedikit menyimpang mengenai anggaran pemerintah

daerah.

Tuduhan tersebut mengarah pada kasus korupsi dalam pemerintahan dan menjadikan

perwakilan dari rakyat sebagai tersangka dari kasus korupsi itu sendiri. Korupsi

menurut Kritgaard adalah merupakan suatu tingkah laku yang menyimpang dari tugas

– tugas resmi jabatannya dalam negara, dimana untuk memperoleh keuntungan status

atau uang yang menyangkut diri pribadi (perorangan, keluarga dekat, kelompok

sendiri), atau melanggar aturan pelaksanaan yang menyangkut tingkah laku pribadi.

1 Data Kajian Ekonomi Dan Keuangan Regional Provinsi Bali Triwulan I 2015

mentargetkan bahwa Anggaran Pemerintah Bali di tahun 2015 adalah sebesar

diperkirakan sebesar Rp. 4,99 Triliun yang dialokasikan dalam 2 bagian yaitu belanja

tidak langsung yang sifatnya rutin dengan porsi 69,41% dan belanja langsung dengan

porsi 30,59%. Alokasi Anggaran Pengeluaran ini lebih besar dibandingkan dengan

Tahun 2014, hal tersebut tercermin dari rasio belanja modal terhadap total belanja

yang sebesar 10,72% atau lebih besar dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang

hanya sebesar 9,73%.

1 Ringkasan rancangan anggaran Pembelanjaan Pemerintah Daerah Provinsi Bali Per Tahun 2015

Laporan Ringkasan APBD Provinsi Bali per tahun 2015 adalah sebesar Rp.

5.021.195.581.782,07 (± 5 Triliun) dengan rincian belanja langsusng sebesar Rp.

2 1.556.321.609.082,54 (± 1,5 Triliun) dan belanja tidak langsung sebesar Rp.

3.464.873.972.699,53 (± 3,4 Triliun). Pengeluaran Perda Prov. Bali ini sering

dipersoalkan oleh publik dan menjadi sebuah dinamika mengenai APD bagi publik

dan Perda itu sendiri. 3

Pada kenyataannya, tujuan pemerintah dalam menetapkan anggaran belanja negara

yang tinggi adalah untuk membangun daerahnya sehingga daerah tersebut tidak

dikatakan sebagai daerah yang tertinggal di bidang IPTEK dsb. Pembangunan dari

sebuah daerah tentunya sangat membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Pemerintah

berusaha untuk mewujudkan ketentraman dan kenyamanan dari masyarakat yang

berdomisili di daerahnya. Pembangunan dari suatu daerah bisa berjalan dengan

optimal jika ada rasa saling percaya dalam sebuah masyarakat dan sikap jujur dari

wakil rakyat dalam hal ini pemerintah dalam melaksanakan tugasnya.

Namun di sisi lain, anggaran yang diterima pemerintah daerah terkadang disalah

gunakan dan hal ini berimplikasi pada kasus korupsi. Seperti pengertiannya, kasus

korupsi merupakan suatu aktifitas dimana seorang pejabat menyalahgunakan

jabatannya untuk mendapatkan keuntungan pribadi serta mengambil sesuatu yang

bukan menjadi haknya secara diam – diam. Kasus korupsi di era ini merupakan suatu

kasus yang baru dimata dunia nasional bahkan dunia internasional. Korupsi telah

menjadi budaya bagi masyarakat dunia.

Korupsi dilaksanakan secara individu maupun secara kolektif (bersama). Salah satu

koruptor terbesar yang pernah tercatat adalah 4H. M. Soeharto dengan urutan pertama

dari daftar 10 orang terkorup di dunia. Gelar sebagai orang terkorup nomor satu di

dunia ini diberikan kepada Soeharto karena telah melakukan penyelewengan terhadap

anggaran negara pada masa kepemimpinannya sebesar 15 – 35 Milyar.

2 Social Pshycology, persepsi orang membentuk kesan terhadap orang lain Halaman (40-78) Living Stone 2001 3 FA KERKABI TW I 2015, 27 – 05 – 2015. (ringkasan dan indeks anggaran PEMDA Bali serta Inflasi dan

Deflasi) 4 Integral8.blogspot.com/2012/05/nama-nama-koruptor-terbesar-didunia.html?m=1

dilihat dari segi ekonomi dan membahas mengenai peningkatan anggaran belanja

pemerintah daerah dalam kurung waktu 2014 - 2015 maka kita dapat menyimpulkan

bahwa anggaran belanja daerah sudah seharusnya memiliki nominal yang tidak sedikit

karena kernaikan harga pasar international dan kebutuhan hidup yang semakin tinggi.

Laporan yang jelas mengenai APBD sangatlah diperlukan sebagai bukti.

Publik saat ini diperhadapkan pada keadaan dilema dimana mereka meragukan

eksistensi dari perwakilan yang telah mereka pilih untuk memimpin daerahnya.

Ketidakpastian mengenai anggaran membuat kepercayaan mereka goyah dan

pemerintah tertuduh. Publik menyalahkan pemerintah dikarenakan anggaran dari

perda yang begitu melonjak naik dan berimplikasi pada anggapan masyarakat yakni

Pemerintah Korupsi atau Pembangunan Daerah.

Legal review ini akan memberikan jawaban, tanggapan dan opini serta akan

membahas mengenai Legal Issue dalam masyarakat. Selain tu, legal review ini juga

akan memberikan fakta – fakta menarik mengenai cara penyelenggaraan

pemerintahan yang baik dan benar dan membuktikan kebenaran dari isu – isu yang

terjadi di masyarakat sebagai gejala social.

B. RUMUSAN MASALAH

1.1 Apakah asas penyelenggaraan pemerintahan sudah benar dilakukan ?

1.1 Bagaimana stabilitas dan optimalisasi serta situasi dan kondisi pembangunan di

Provinsi Bali?

1.2 Apakah masyarakat setuju dengan Anggaran Perda yang melonjak pada tahun

2015 ?

1.3 Bagaimana opini serta pandangan masyarakat mengenai Anggaran Pemerintah

Daerah Provinsi Bali serta kondisi pemerataan pembangunan di Provinsi Bali saat

ini?

1.4 Siapa yang bertanggung jawab atas kejanggalan terhadap dilema penggunaan

anggaran pemerintah daerah yang melonjak di tahun 2015?

BAB II

PEMBAHASAN

A. SEKILAS MENGENAI ASAS PEMERINTAHAN YANG BAIK

TAHUN 1999

Dalam Ketetapan MPR Nomor XI/MPR/1998 dan Undang- Undang Negara Kesatuan

Repblik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang

Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme Pasal 1 angka 6 (enam)

menyebutkan bahwa Asas umum Pemerintahan Yang Baik (AUPB) adalah asas yang

menjunjung tinggi norma kesusilaan, kepatutan, dan norma hukum, untuk

mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.

Dalam Bab III Pasal III Undang – Undang Nomor 28 Tahun 1999 menyebutkan Asas

– Asas Umum Penyelenggaraan Negara meliputi :

1. Asas Kepastian Hukum

Asas ini mengutamakan landasan peraturan Perundang – Undangan, Kepatutan

dan Keadilan dalam setiap Kebijakan Penyelenggaraan Pemerintahan

2. Asas Tertib Penyelenggaraan Pemerintahan

Asas Tertib Penyelenggaraan Pemerintahan Adalah asas yang menjadi landasan

keteraturan, keserasian, dan keseimbangan dalam pengendalian penyelenggaraan

negara.

3. Asas Kepentingan Umum

asas Kepentingan Umum adalaha asas yang mendahulukan kesejahteraan umum

dengan cara yang aspiratif, akomodatif, dan selektif.

4. Asas Keterbukaan

Asas keterbukaan adalah asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk

memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang

penyelenggaraan negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi

pribadi, golongan, dan rahasia negara.5

5 Asas Pemerintahan, Prof. Dr. H. Inu Kencana Syafiie, M. Si 2013, P. 81 - 86

5. Asas Proporsionalitas

Asas Proporsionalitas adalah asas yang mengutamakan keseimbangan antara hak

dan kewajiban Penyelenggara Negara.

6. Asas Profesionalitas

Asas profesionalitas adalah asas yang mengutamakan keahlian yang berlandaskan

kode etik dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

7. Asas Akuntabilitas

Asas akuntabilitas adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil

akhir dari kegiatan Penyelenggara Negara harus dapat dipertanggungjawabkan

kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Asas – asas ini merupakan suatu realisasi nyata dari pemerintah yang dipublikasikan dalam

bentuk satu etika dalam menjalankan pemerintahan yang baik. Sekarang kita akan membahas

mengenai realisiasi dari asas – asas ini, selain itu perlu kita ketahui bahwa asas dapat juga

diartikan sebagai sebuah etika. Tentunya dalam segala bidang kehiudpan, kita membutuhkan

etika agar dapat menjalin kenyamanan dan ketertiban dalam sebuah kegiatan.

Untuk mewujudkan pemerintahan yang baik tentunya etika juga sangat dibutuhkan. Salah

satu contoh asas atau etika yang akan ditekan dari beberapa etika diatas adalah etika

Kepentingan Umum, etika Tertib Penyelenggaraan Pemerintahan, etika Keterbukaan

dan etika Akuntabilitas.

Seharusnya Pemerintah menjalankan kekuasaaannya dalam sebuah wilayah dengan tidak

mementingkan kepentingan atau keperluan pribadi tetapi mementingkan kepentingan umum.

Namun nyatanya mereka tidak selalu mementingkan kepentingan umum tetapi mendahulukan

kepuasan pribadi. Ini berakibat fatal dan ujung – ujungnya adalah kasus korupsi. Salah satu

contoh kasus korupsi di Bali adalah KASUS KORUPSI PDAM KARANGASEM dan

6KORUPSI MANTAN BUPATI JEMBARA.

6 www.antikorupsi.org/en/content/kasus-korupsi-di-Bali-belum-diperiksa

Selain itu, ada juga kasus korupsi yang sampai saat ini belum diperiksa yakni mengenai

7PENYELEWENANG APBD BALI yang menggelapkan dana sebesar 184,970 Miliar dan

tersangka dalam kasus ini terdiri dari 20 orang yang 5 diantaranya telah diamankan dan

katanya akan segera disidang, tatapi kendalanya saat ini adalah 1 dari 5 orang yang

diamankan tersebut dikabarkan meninggal dunia namun Kepala Seksi Ekonomi dan Moneter

Kejaksan Bali (kejati) Bali TNA Kusumayudha, yang juga salah seorang tim penyidik kejati

Bali, mengaku belum mengetahui kebenaran kabar itu. “kami baru mengirim surat panggilan

kepada yang bersangkutan. Kalau benar ia meninggal, maka kami akan segera buat BAP

bahwa tersangka meninggal dalam proses penyidikan” ujar Kusumayudha.

kasus ini menggambarkan tentang suatuk kesenjangan dalam pemerintahan dimana

pemerintah sendiri tidak memberikan sebuah contoh yang baik kepada masyarakat tetapi

menuntut masyarakat untuk mengikuti hukum yang telah mereka buat, kasus ini

mengundang pendapat dari masyarakat mengenai sikap pemerintah yang terlalu menuntut,

“saya bingung dengan pemerintah kita saat ini, mereka menuntut kita untuk bertindak sesuai

dengan undang – undang tetapi mereka sendiri tidak memberikan teladan, mereka sendiri

membuat membuat peraturan itu dan mereka yang melanggar” ujar Deni Saingu.

B. STABILITAS DAN OPTIMALISASI PEMBANGUNAN DI DAERAH BALI,

APAKAH SUDAH SESUAI DENGAN ANGGARAN PEMERINTAH YANG BESAR?

Anggaran dari pemerintah yang besar terkadang menjadi suatu pertanyaan bagi

masyarakat yang berdomisili di suatu wilayah. Hal yang serupa terjadi di banyak

tempat salah satunya adalah Prov. Bali. Dikarenakan Anggaran Pemerintah Daerah

yang besar, maka masyarakatpun mulai bertanya, dikemanakan saja Anggaran

tersebut. Setelah diberikan pertanyaan – pertanyaan terkait DILEMA ANGGARAN

PUBLIK, ANTARA TUDUHAN 8 KORUPSI ATAU PEMBANGUNAN, maka

beginilah tanggapan dari masyarakat.

7 www.antikorupsi.org/en/content/kasus-korupsi-di-Bali-belum-diperkisa 8 Pengantar Penelitian Hukum, Soejono Soekanto, 1984. Pengelolaan, Analisa dan Kontruksi Data (p. 68) BAB

IX Metodologi Pengumpulan Data Hal 164

Anggaran pemerintah daerah Bali di tahun 2015 naik sekitar 10,72 % dari tahun 2015. Total

Anggaran Belanja PEMDA Bali di tahun 2015 sekitar Rp. ± 5 Triliyun. Wajar tidak dana ini

dipertanyakan? Tuduhan korupsi, apakah itu wajar? Menurut saudara/i, bagaimana optimalisasi

pembangunan di daerah Bali?

Christin Sanger

SI.Teknik Informatika UNPAD

1. “ tentang peningkatan anggaran : harap diperhitungkan

juga besar nilai inflasi yang terjadi, sehingga biasanya

kalau dikatakan anggaran naik sekitar 10,72%, inflasi 5-

7% misalnya, maka peningkatan anggaran berarti hanya

sekitar 5% kan?

2. Tentang tuduhan korupsi : apakah ada tim audit realisasi

anggaran? Kalau ada yang dipertanyakan adalah apakah

kredibilitas auditor bisa dipertanggungjawabkan? Kalau

tidak ada auditor, bagaimana dengan mekanisme realisasi

annggaran pemdanya. Sepertinya agak risih kalau untuk

langsung menuduh korupsi tanpa pemahaman terlebih

dahulu

3. Untuk 9pembangunan : saya kurang tau, hanya menurut

penglihatan saya daerah yang sulit untuk berubah salah

satunya adalah kintamani, kurang pasti ini masuk kab.

Bangli kalau ngga salah”

Alexander Djari

Universitas Kingdom Ministry

1. Saya percaya pemerintah Bali telah melakukan sebaik

mungkin dan semaksimal mungkin dalam tugasnya.

Pengeluaran yang besar, mungkin dikarenakan faktor

gloBalisasi di bidang perindustrian dan ekonomi juga.

Kita sebaiknya berhenti untuk menuduh tetapi

menganalisa terlebih dahulu, tidak sepantasnya kita

menuduh bahwa pemerintah sebagai agen korupsi.

Setidaknya kita tahu rincian pengeluarannya sebelum

berbicara.

2. Pembangunan sudah optimal menurut saya. Saya benar-

benar menikmati kehidupan di Bali

Deni Saingu Da Tamerang

Mahasiswa Kedokteran UNUD

1. Anggaran yang besar yaaa itu patut dipertanyakan

2. Kalau dilihat secara umum sih banyak yah, Korupsi!

Karena banyak sekali pembangunan yang tidak maksimal

dan efektif!. Saya rasa pemerintah Bali kurang efektif

dalam menjalankan tugasnya . kita banyak melihat

infrastruktur dimana- man yang membutuhkan perubahan,

tetapi selama ini gak pernah berubah. Tetep- tetep aja.

Lagipula banyak kasus korupsi saat ini jadi menurut saya

wajar kalau tuduhan korupsi itu dilemparkan kepada

pemerintah.

3. Pembangunan di daerah Bali menurut saya sudah baik,

sangat baik, tapi perlu intuk ditingkatkan lagi, dan

tentunya ada tempat yang masih butuh perbaikan.

Niur Sitorus

Wirausaha

1. Tuduhan korupsi ya wajar karena kita mengalami sendiri,

sering disiarkan di TV Bali dan anggaran yang besar itu

ngga prnah ada laporan yang jelas.

2. Pembangunan dan semua kebijakan Bali saya setujui dan

pendapat saya itu sudah berjalan dengan baik namun ada

agen- agen yang terkadang membuat gagal akan rencana

pemerintah Bali. Pemerintah sendiri berusaha untuk

menekan korupsi tapi korupsi malah makin menjadi- jadi.

Contoh kecilnya waktu saya kecelakaan dan saya ngurus

BAP ke Kepolisian, Dia nganterin saya lalu terang-

terangan minta duit, emang saya ngga ngasih tapi itu tetap

aja masuk kategori korupsi. Organ- organ pemerintahan

aja ngga mau naatin kebijakan pemerintah salah satunya

adalah menekan korupsi tapi malah nuntut kita naatin

mereka, anek kan

3. Pembangunan di daerah Bali sudah optimal. Tempat-

tempat bersejarah dan semuanya telah dirawat dengan

baik, pemerintah Bali sangat menjaga kenyamanan dari

penduduknya

A.A. Gede Agung Indra

Mhs. FH UNUD

1. Tuduhan korupsi menurutku ngga pantas, soalnya

anggaran yang besar itu udah ada realisasinya buat kita

semua

2. Pembangunan di daerah Bali yang membutuhkan

anggaran yang besar itu wajar karena Bali itu merupakan

tujuan wisata nasional dan internasional, kedua karena

Bali sering mendapat kunjungan tamu negara, ketiga

karena Bali sering menjadi tempat pertemuan bertaraf

nasional dan internasional. Dikarenakan alasan – alasan

itu, maka wajar aja kalau Bali memerlukan biaya yang

besar untuk perawatan – perawatan obyek- obyek

peninggalan sejarah dan purbakala yang merupakan obyek

pariwisata.

3. Pembangunan di daerah Bali belum optimal karena masih

banyak saranan dan prasarana yang belum

terwujud/terealisasi, kedua masih banyak penduduk

miskin yang tersebar merata di setiap kabupaten dan kota

di provinsi Bali, ketiga persaingan menghadapi MEA

memerlukan tenaga- tenaga yang terdidik dan terlatih

sehingga penduduk masyarakat Bali tidak menjadi budak

di negerinya sendiri

Alberto Rischi Putra Bana

Mhs. FH UNUD

1. Saya menanggapi biaya yang besar dari pemerintah Bali

melalui pembangunan yang saya lihat. Sebagai pendatang

saya merasa tidak ada kekurangan dalam pembangunan ini

artinya biaya yang besar tersebut benar- benar

dipergunakan sebaik mungkin dan menutup peluang akan

tuduhan korupsi.

2. Dilihat dan dibandingkan dengan tempat saya, Bali jauh

lebih maju dan mungkin karena saya berasal dari kota

yang kecil makanya saya berpendapat tidak ada

kekurangan dalam pembangunan di pemerintah Bali. Saya

mendukung semua pembangunan di daerah Bali tapi ada

satu kekurangan yaitu kebijakan PEMDA Bali dalam

mengatasi masalah kemacetan, soalnya Bali sangat macet

NADYA KARUNIA

Mhs. FH UNUD

1. Anggaran Pemda yang besar itu wajar karena

pembangunan infrastruktur tidak sedikit serta kenaikan

harga akibat perkembangan zaman yang menguatkan

alasan ini

2. Tuduhan korupsi tidak sewajarnya diberikan kepada

pemerintah Bali. Kita butuh bukti jika berbicara, karena

kalau tidak ada bukti ujung – ujungnya bisa menjadi

tuduhan berbalas atau dasar pencemaran nama baik

3. Pembangunannya sejauh ini menurut saya sudah cukup

baik namun perlu ditingkatkan lagi

PITER EDWARD LAURE

Mhs. FH WARMADEWA

1. Yang menjadi pertanyaan dikemanakan uang sebanyak itu,

Bali terdiri dari banyak kabupaten namun pembangunan

yang belum merata. Menurut saya, isu korupsi ini wajar

aja.sebenarnya kita tidak seharusnya menuduh namun

mencurigai terlebih dahulu

2. Saya kurang setuju jika pemerintah dituduh korupsi,

patutnya kita mencurigai terlebih dahulu dan tidak boleh

dituduh soalnya kedua hal ini memiliki konteks yang beda

3. Pembangunan di daerah Bali dalam hal infrastruktur

belum optimal. Menurut saya tempatnya di karangasem.

Saya pernah mengikuti kegiatan bakti sosial di

karangasem dan pembangunannya benar- benar belum

memuaskan.

Nadya Devi Maharani

Mhs. FH UNUD

1. Menurut saya penilaian korupsi di pemerintahan Bali ini

tidak wajar, saya kurang setuju dengan tuduhan korupsi

kepada pemerintah tersebut. Tapi kalau ditanya

kemungkinan korupsi di pemerintah Bali, pasti ada. Itu

bisa kita lihat dri tingkat kenaikan anggaran

pendapatannya selain itu dilihat dari jumlah kekayaan

gubernur Bali yang tiba – tiba saja banyak melouncing

satu usaha dan usahany tersebut bukanlah usaha biasa

yang memerlukan biaya yang sedikit., tapi usahanya

melebihi anggaran yang kita miliki. Kalau menurutku

bukan satu tuduhan melainkan satu praduga sementara ada

sesuatu yang tidak beres, ada kejanggalan karena untuk

meniti usaha seperti itu untuk gaji seorang gubernur

tentunya tidaklah cukup

2. Menurut saya kenaikan anggaran cukup besar tetapi

pembangunan belum merata. Kalau pembangunan sudah

merata, mengapa masih ada anak jalanan? Mengapa masih

ada warga yang tinggal di wilayah kumuh?

KELOMPOK MASYARAKAT 1. Peningkatan anggaran PEMDA Bali menurut kami itu

wajar

2. Tuduhan korupsi menurut saya ngga pantas buat

pemerintahan Bali, pembangunan di daerah Bali sudah

baik, wujud nyatanya dapat kita lihat dengan peningkatan

infrastruktur di Bali

3. Pembangunannya kurang bagus, menurut saya

pembangunannya ngga seimbang, di Bali bagian selatan

terus dibangun dan dibagian utara kurang diperhatikan

Dari hasil wawancara dengan masyakat diatas, dapat kita simpulkan keterpihakan

masyarakat yakni kepada pemerintah. Masyarakat yang berdomisili di Bali baik masyarakat

asli atau masyarakat pendatang pada kenyataannya sangat mendukung program pemerintah.

Faktanya 6 dari 10 komentator yang salah satunya adalah kelompok masyarakat menjadi

pendukung bagi program pemerintah (pro pemerintah). Mereka berpendapat bahwa anggaran

pemerintah daerah yang besar merupakan hal yang wajar dikarenakan adanya pembangunan

serta observasi tempat – tempat bersejarah. Selain itu masyarakat juga memperhitungkan

tingkat inflasi yang terjadi. Berbeda halnya dengan pendapat beberapa orang yang

mengatakan bahwa pemerintah melakukan korupsi.

Jika diselidiki lebih dalam lagi, maka kita akan menemukan kasus – kasus korupsi yang

sampai saat ini belum diselesaikan. Hal ini yang menjadi titik tolak bagi sebagian masyarakat

untuk menilai efektivitasnya proses pemerintahan di daerah Bali. Sejauh ini, sebagian

masyarakat mengatakan bahwa tidaklah pantas bagi kita masyarakat atau penduduk Bali

untuk memberikan tuduhan korupsi kepada pemerintah Bali, sewajarnya kita memberikan

suatu praduga dengan mempertanyakan anggaran tersebut.

Stabilitas dan optimalisasi pembangunan di daerah Bali, apakah sudah sesuai dengan

anggaran pemerintah yang besar? Jawabannya adalah ya. Pembangunan di Bali yang besar

tentunya membutuhkan biaya yang sedikit namun masyarakat kurang setuju jika stabilitas

dan optimalisasi sudah berjalan dengan baik. Menurut masyarakat, stabilitas dan optimalisasi

pembangunan sudah berjalan namun belum efisien dan merata. Masih ada daerah yang

pembangunannya sangat minim dikarenakan pemerintah membangun namun secara terpusat,

hal ini berimplikasi pada ketertinggalan beberapa daerah dalam bidang sarana dan prasarana

serta infrastruktur dalam pemerintahan. *Jawaban dari pertanyaan ini adalah merupakan

rangkuman dari pendapat masyarakat.

C. PERTANGGUNGJAWABAN ATAS DILEMA ANGGARAN PUBLIK

10Anggaran yang besar tentunya membutuhkan tanggung jawab yang besar pula. Di era

globalisasi saat ini, pemerintah profinsi Bali terus berupaya untuk membangun dan

mengejar ketertinggalan. Salah satu faktor yang menjadi alasan mengapa pemerintah

mengkhususkan anggaran yang besar ini untuk biaya pembangunan daerah karena ingin

mempertahankan eksistensi kepariwisataan Bali di mata Nasional maupun Internasional.

Kita tahu bahwa Bali adalah daerah yang dianugrahkan beribu kekayaan alam, keindahan

dan keelokan serta panorama yang tidak biasa. Sampai tahun 2015, pulau Bali telah

sukses untuk menjadi pelopor pariwisata di tingkat nasional sampai internasional dengan

memamerkan berbagai busana serta kesenian tari, melukis, pahatan yang bersifat natural.

Untuk terus meningkatkan eksistensinya maka ada harga yang harus dibayar. Pemerintah

Bali terus membangun dan membangun , hal tersebut membutuhkan biaya yang cukup

besar. Karena biaya yang besar tersebut maka masyarakat mulai mempertanyakan dan

memberikan tuduhan korupsi kepada pemerintah. Dalam hal ini, masyarakat menuntut

pertanggung jawaban dari pemerintah Bali atas peningkatan aggaran yang terjadi.

Salah satu kegiatan yang tidak boleh dilupakan dalam proses pengelolaan keuangan

daerah adalah pertanggungjawaban (pengelolaan keuangan daerah meliputi :

perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban dan

10 Informasi Pengambilan Keputusan, Sondang P. Siagian, PhD

Hukum pemerintahan Daerah, Prof.Juanda

pengawasan keuangan daerah). Pengelolaan keuangan daerah diatur dalam peraturan

mentri dalam negeri nomor 13 tahun 2013 tentang kekuasann pengelolaan keuangan

daerah, asas umum dan struktur APBD, penetapan APBD, penyusunan dan penetapan

APBD bagi daerah yang belum memiliki DPRD, Pelaksanaan APBD, perubahan APBD,

pengelolaan kas, Penatausahaan keuangan daerah, Pertanggungjawaban pelaksanaan

APBD, pembinaan dan pengelolaan keuangan daerah, dan pengelolaan keuangan BLUD.

Pengelolaan keuangan daerah harus dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-

undangan, efektif dan efisien, ekonomis, transparan dan bertanggungjawab dengan

memperhatikan asas keadilan, kepatutan dan kemanfaatan untuk masyarakat.

Sejalan dengan 11UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang perda dan UU Nomor 17 Tahun

2003 tentang keuangan negara pasal 17 – 18 yang menjelaskan bahwa penyusunan APBD

harus didasarrkan pada penetapan skala prioritas dan plafon anggaran serta PP No. 58

tahun 2005 tentang pengelolaan keuangan daerah menegaskan bahwa penyusunan harus

didasarkan pada kenyamanan 12 publik dan pengelolaan keuangan dengan laporan

berjangka yang transparan, selain itu juga dituntut pertanggungjawaban atas pengelolaan

dana pemerintahan.

Dengan demikian kita dapat menyimpulkan bahwa dalam isu dilema anggaran publik

yang bertanggungjawab dalam hal ini adalah pemerintah. Dalam menjalankan fungsinya

sebagai perwakilan masyarakat, pemerintah memiliki tugas yakni untuk mempertahankan

serta menjaga kepercayaan dari masyarakat. Dikaitkan dengan isu ini , maka kesimpulan

yang ditarik adalah pemerintah harus lebih bersifat transparan serta semakin memberikan

informasi yang lebih jelas dari sebelumnya guna menjaga asumsi masyarakat.

Namun masyarakat juga dapat dikatakan salah apabila transparansi yang dilakukan

pemerintah tidak ditanggapi secara benar. sebagai contoh pemerintah memposting data

keuangan per akhir desember 2015 dan harapannya adalah menutup asumsi masyarakat

mengenai korupsi dalam pemerintahan, tetapi bagaimana jika masyarakat sendiri yang

tidak merisihkan usaha pemerintah tersebut?, jika kenyataannya seperti itu maka dalam

kasus ini, masyarakatlah yang akan disalahkan.13

11 UU Pemerintahan dan Kependudukan 12 Informasi Pengambilan Keputusan, Sondang P. Siagian , PhD 13 Hukum Administrasi Daerah, Prof Drs. C. S. T. Kansil, SH, Christine S. T. Kansil S.H, MH, Drs. J. Hanny

Posumah, M.Si, Said Anake Rukinah, SH, MH. Hal 132. Isi dan Sinopsis UU No. 32 Tahun 2004

BAB III

KESIMPULAN

Pada dasarnya suatu pemerintahan yang baik dapat dijalankan secara optimal jika terjalin

suatu hubungan transparansi antara pemerintah dan masyarakat. Pemerintah memiliki

kewajiban dilihat dari segi hubungan dengan masyarakat dalam 14Peraturan Mentri PUT

No 3/PRT/1968 Pasal 11 ayat enam (6) tentang Biro VI (social Politik, Perundang-

undangan dan Hubungan Masyarakat) yang antara lain diberi tugas : menyelenggarakan

hubungan masyarkat (Public relations), melalui segala mass- Media Auditip –

Visuil/press/penerangan/penerbitan dan soal- soal dokumentasi dan urusan studio

Hubungan masyarakat. Peraturan ini semakin menguatkan alasan bahwa pemerintah harus

lebih lagi bersikap terbuka kepada masyarakat untuk mengantisipasi timbulnya isu – isu

publik yang dapat merusak kredibilitas pemerintah. Dalam menjalankan proses

pemerintahan, pemerintah dan masyarakat harus saling menjaga dan tidak saling

menuduh.

Dilema anggaran publik dikarenakan kesenjangan informasi di masyarakat merupakan hal

yang tidak jarang lagi dalam sebuah pemerintahan. Anggaran pemerintah yang besar

bertujuan untuk proses pembangunan. Masyarakat sendiri telah melihat wujud nyatanya

namun kurang berpartisipasi dalam proses pencarian informasi yang lebih dalam.

Pembangunan di daerah Bali telah berjalan namun belum optimal dan efisien serta

merata, oleh karena itu peran serta pemerintah dalam meningkatkan serta pemerataan

pembangunan perlu ditingkatkan lagi.

Untuk mencapai sebuah pemerataan serta kestabilan dalam proses pembangunan, sangat

diperlukan keyakinan dan kepercayaan antara masyarakat dan pemerintah. Kreadibilitas

pemerintah berada di tangan rakyat dan optimalisasi perkembangan suatu daerah berada

pada tangan pemerintah. Dua golongan ini harus saling mendukung agar semakin

menyempurnakan untuk membangun pulau Bali yang lebih baik dari sekarang.

14 The Liang Gie , Public Works engineering and Government Administration A Collection of Ideas, Page 73

Peraturan Mentri PU No. 3/PROTAP/1967

SARAN

15Transparansi sangat dibutuhkan dalam proses pemerintahan, saya tidak menyimpulkan

bahwa pemerintah Bali tidak bersifat transparansi terhadap rakyat, proses transparansi

oleh pemerintah telah berjalan dengan baik namun perlu untuk ditingkatkan lagi dan

disempurnakan lagi di hari – hari selanjutnya. Pemerintah harus memperhatikan opini

serta keluhan masyarakat mengenai korupsi . kasus korupsi perlu mendapat tindakan lebih

tegas.

Tidak lepas dari itu, masyarakatpun dituntut untuk lebih aktif dalam proses menjalankan

kebijakan publik. masyarakat harusnya memiliki keyakinan lebih kepada pemerintah

yang direalisasikan dengan menghilangkan tuduhan serta asumsi yang buruk dan

menjatuhkan kreadibilitas pemerintah. Di kemudian hari, masyarakat dan pemerintah

harus saling mendukung agar dapat tercipta suatu keseimbangan dalam proses

pemerintahan.

15 Legal Problem Solving, Reasoning , Research and Writing Fifth Edition by Maureen F. Fitzgerald.

Transparancy of publick Administration and balance of minority and majority, believe and trust, Vancoure 2010

Daftar Pustaka

Soekanto Soejono, 2012. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: Penerbit Universitas

Indonesia.

Juanda, 2008. Hukum Pemerintahan Daerah. Bengkulu: PT. Alumni.

TaylorSheley E - Lettia Anne Peplau - David O. Sears, 2009 (cetakan ke 12). Social

Pshycology. California – Los Angeles: Person Education- Prentice Hall – Kencana.

Gie The Liang, 1977. Pekerjaan Umum Keinsinyuran dan Administrasi Pemerintahan Suatu

Kumpulan Gagasan. Yogyakarta: Karya Kencana.

Siagian P. Sondang, 1973. Sistem Informasi Untuk pengambilan Keputusan. Jakarta: PT.

Gunung Agung.

Sugiyono, 2001, Metode Penelitian Administrasi, Bandung, Alfabeta.

UU Pemerintahan dan Kependudukan, Permendagri No. 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan

Produk Daerah dan Permendagri No. 51 Tahun 2010 tentang Pedoman pengawasan

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2015.

Kansil – Christine - Hanny Posumah - Said Aneke Rukiah, 2009. Hukum Administrasi

Daerah. Jakarta: Jala Permata Aksara.

Syafie Inu Kencana, 2013. Ilmu Pemerintahan. Semarang: Bumi Aksara.

Fitzgerald - Mauren F, 2010. Legal Problem Solving Reasoning, Research and Writing.

Vancouver: Lexis Nexis®.

IDENTITAS MAHASISWA