obstructive sleep apnea

18
Obstructive Sleep Apnea (OSA) 2.2.1 Defin i si Obstructive Sleep Apnea (OSA) ditandai dengan episode berulang dari keruntuhan dan obstruksi ja lan napas atas saat tidur. Episode obstruksi ini berhubungan dengan desaturasi oksihemoglobin secara berulang ketika tidur. OSA terkait dengan rasa kantuk di siang hari yang berlebihan, ini biasanya disebut sindrom O bstructive Sleep Apnea (OSA) . Meskipun p enyakit ini umum, OSA adalah penyakit yang tidak terdeteksi oleh sebahagian besar dokter di Amerika Serikat (Rowley, 2009). Definisi Obstructive Sleep Apnea menurut WHO

Upload: ilsasalsabil

Post on 09-Dec-2015

4 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

bnjx

TRANSCRIPT

Page 1: Obstructive Sleep Apnea

Obstructive Sleep Apnea (OSA)2.2.1 Definisi Obstructive Sleep Apnea (OSA)ditandai dengan episode berulang dari keruntuhan dan obstruksi jalan napas atas saat tidur. Episode obstruksi ini berhubungan dengan desaturasi oksihemoglobin secara berulang ketika tidur. OSA terkait dengan rasa kantuk di siang hari yang berlebihan, ini biasanya disebut sindrom Obstructive Sleep Apnea(OSA). Meskipun penyakit ini umum, OSA adalah penyakit yang tidak terdeteksi oleh sebahagian besar dokter di Amerika Serikat (Rowley, 2009). Definisi Obstructive Sleep Apneamenurut WHO merupakan ganggua n klinis yang ditandai dengan berulangnya episode obstruksi saluran napas atas sehingga dapat mengurangi aliran udara pada hidung atau mulut. Episode ini biasanya disertai dengan dengkuran keras dan hipoksemia, dan biasanya diakhiri dengan terbangun secara berulang, yang menyebabkan fragmentasi tidur. Pasien dengan sindrom Obstructive Sleep Apnea

Page 2: Obstructive Sleep Apnea

biasanya tidak menyadari dirinya terbangun tetapi, mengakibatkan penurunan kualitas tidur yang menyebabkan kantuk di siang hari. Kebanyakan pasien sindrom Obstructive Sleep Apneatidak terdeteksi kelainan pernafasan saat terjaga (WHO, 2007).2.2.2Epidemiologi Obstructive Sleep Apnea(OSA)adalah penyakit yang umum di Amerika Serikat. Data dari Wisconsin Cohort, studi menunjukkan prevalensi OSA pada orang berusia 30-60 tahun adalah 9-24% untuk pria dan 4-9% untuk perempuan. Estimasi prevalensi OSA adalah 2% untuk perempuan dan 4% untuk pria. Tujuh belas data serupa telah ditemukan dalam studi epidemiologi dari Pennsylvania (Rinaldi,2010). Prevalensi OSA dalam populasi non-Amerika hanya dipelajari pada pria dan telah ditemukan paling rendah 0,3% di Inggris dan

Page 3: Obstructive Sleep Apnea

paling tinggi 20-25% di Israel dan Australia (Rinaldi,2010). Dr. Syahrial MH Sp THT, juga mengatakan kematian pada usia produktif sebagian besar dikarenakan menderita OSA yang kemudian mengalami komplikasi. OSA lebih banyak menyerang pria daripada wanita, dengan perbandingan 7:1. Pada usia kurang dari 40 tahun, OSA menyerang 25% pria dan 10-15% wanita, sedangkan di atas usia 40 tahun, OSA menyerang 60% pria dan 40% wanita (Wika, 2008).2.2.3Patofisiologi Mendengkur dan OSASecara konseptual, saluran napas bagian atas adalah lebih mudah dipengaruhi dan itu menyebabkan terjadi kollaps. Kebanyakan pasien dengan sindrom Obstructive Sleep Apnea(OSA)menunjukkan obstruksi jalan napas atas baik pada bahagian lembut (yaitu, nasopharynx) ataubahagian lidah (yakni, oropharynx). Penelitian menunjukkan bahwa anatomi dan neuromuskular merupakan faktor penting terjadinya OSA. Faktor anatomi misalnya pembesaran tonsil, luas permukaan lidah, jaringan lunak, atau dinding lateral faring, panjang dari bahagian lunak (posisi normal dari rahang atas dan rahang bawah) penurunan luas

Page 4: Obstructive Sleep Apnea

permukaan saluran napas atas meningkatkan tekanan udara sekitarnya yang mempengaruhi saluran nafas untuk kollaps (Rowley, 2009).Aktivitas neuromuskuler saluran bahagian atas, termasuk aktivitas reflex akan menurun ketika tidur, dan penurunan ini akan lebih terasa pada pasien OSA. Berkurangnya ventilasi motor output pada otot saluran napas atas diyakini menjadi kejadian awal kritis untuk terjadinya obstruksi pada saluran napas bagian atas; efek ini yang paling menonjol pada pasien dengan jalan napas atas cenderung runtuh karena alasan anatomi (Rowley, 2009).(Judarwanto, 2009).2.2.4 Klasifikasi Obstructive Sleep Apnea (OSA)OSA melibatkan beberapajenis obstruksi di jalan napas. Dalam OSA, udara terhenti mengalir melalui hidung dan mulut. Malah, upaya pernafasan melalui tenggorokan dan perut juga turut terganggu. Dengkuran terjadi ketika bagian belakang dari mulut (bahagian lunak dan jaringan berbentuk kerucut-anak lidah yang jatuh dari itu) santai dan bergetar saat udara masuk dan keluar. Pergerakkan arus udara antara langit-langit dan pangkal lidah, menyebabkan mendengkur (Health-Cares.Net, 2005; Schoenstadt, 2006

Page 5: Obstructive Sleep Apnea

). Biasanya, individu akan bangun, berdengus kuat, lalu segera kembali tidur. OSA lebih umum di kalangan pria daripada wanita, yaitu 1 dari 100 orang antara usia 40 hingga 70. Pria yang kelebihan berat badan, bahkan dengan hanya beberapa pon, umumnya rentan untuk terjadinya OSA. Penyebablain dari OSA termasuk hypothyroidism, tonsil membesar, atau penyempitan saluran hidung dan pernafasan karena alergi kronis atau cacat lahir (Health-Cares.Net, 2005;Schoenstadt, 2006).Central Sleep ApneaKondisi ini kurang umum daripada OSA. Ini melibatkan masalah dalam jalur saraf yang merangsang dan mengontrol pernapasan. Di sini, pernapasan oral, tenggorokan dan upaya pernapasan perut secara bersamaan terganggu. Orang-orang dengan Central Sleep Apneamungkin berhenti bernapas untuk jangka waktu beberapa detik, napas mereka mungkin terlalu dangkal atau jarang menyediakan kebutuhan oksigen yang mencukupi untuk darah dan jaringan (Health-

Page 6: Obstructive Sleep Apnea

Cares.Net, 2005).Mixed ApneaMixed Apnea, periode singkat Central Sleep Apneadiikuti dengan jangka waktu yang lama terjadi Obstructive Sleep Apnea (ICBC.inc, 2007; Sunitha, 2010).2.2.5Gambaran KlinisGejalanocturnala.Mendengkur, biasanya keras, dan mengganggu orang lainb.Menyaksikan pasangan tidur apnea, yang sering mendengkur dan diakhiri dengan mendengusc. Sambil terengah-engah dan tersedak yang menimbulkan sensasi pasien dari tidur gelisahd.Pasien sering mengalami arousals dan melempar atau memutar pada malam hari

Page 7: Obstructive Sleep Apnea

Gejala pagi haria.Tidak merasa segar saat bangunb.Sakit kepala c. Sakit atau rasa kering di tenggorokan d.Mengantuk saat aktivitas yang memerlukan kewaspadaan umum (misalnya, sekolah, bekerja, mengemudi).e.Kelelahan: letih, kurang memiliki energyf.Masalah dengan memori, konsentrasi, dan fungsi kognitif, terutama fungsi eksekutif Fisik Pemeriksaan fisik umum sering normal pada pasien dengan sindrom Obstructive Sleep Apnea(OSA), selain adanya obesitas (BMI> 30 kg/m2), lingkar leher besar, dan hipertensi. Melakukan evaluasi saluran napas bagian atas pada semua pasien, tetapi terutama pada orang dewasa nonobese dengan gejala yang onsisten dengan OSA. Berikut adalah beberapa fitur telah dikaitkan dengan kehadiran OSA;a.Lingkar leher: lebih besar dari 43 cm (17 inchi) pada pria dan 37 cm (15 inchi) pada wanita telah dikaitkan dengan peningkatan risiko OSA.b.Mallampati skor; Skor ini telah digunakan selama bertahun-

Page 8: Obstructive Sleep Apnea

tahun untuk mengidentifikasi pasien yang beresiko untuk intubasi trakea sulit. Klasifikasi memberikan skor 1-4 berdasarkan fitur anatomis jalan napas terlihat saat pasien membuka mulutnya dan lidah menonjol. Sebuah studi 2006 menunjukkan bahwa untuk setiap peningkatan 1 unit di nilai Mallampati, rasio kemungkinan memiliki OSA (didefinisikan oleh AHI> 5) meningkat sebanyak 2,5. Selain itu, AHI meningkat sebesar 5 Peristiwa per hour.c. Tersempitnya dinding lateral saluran pernapasan, yang merupakan prediktor independen terhadap keberadaan OSA pada pria tapi tidak pada wanita.d.Pembesaran tonsil (3 + 4 +).e.Retrognathia atau micrognathia.f.Tinggi lengkung langit-langit keras (Rinaldi,2010; Kirk, 2003).2.2.6Faktor resiko Jenis kelamin Sleep apnealebih sering terjadi pada pria dibandingkan pada

Page 9: Obstructive Sleep Apnea

wanita. Pria cenderung memiliki leher yang lebih besar dan berat lebih dari perempuan. Namun, wanita cenderung untuk mendapatkan berat badan dan leher lebih besar setelah menopause, yang meningkatkan risiko mereka terserang sleep apnea(Punjabi, 2009). Usia Sleep apneapada orang dewasa paling umum terjadi pada usia 40-60 tahun. Namun demikian, sleep apneadapat menimpa semua orang dari segala usia (Simon, 2009).. Ras dan EtnisAfrika-Amerika menghadapi risiko yang lebih tinggi untuk Sleep apneadibandingkan kelompok etnis lainnya di Amerika Serikat. Ada studi yang menunjukka n bahwa prevalensi OSA di Asia adalah sebanding dengan yang didokumentasikan di Amerika Utara dan Eropa. Pengamatan yang menarik dan tak terduga yang muncul adalah, bahwa orang Asia cenderung kurang obesitas dari kulit putih, prevalensi penyakit di Timur tidak kurang dari di Barat.

Page 10: Obstructive Sleep Apnea

Selain itu, untuk usia tertentu, jenis kelamin, dan BMI, Asia memiliki tingkat keparahan penyakit lebih besar dari kulit putih (Punjabi, 2009)Riwayat Keluarga Orang dengan riwayat keluarga OSA akan meningkatkan risiko terjadinya kondisi sleep apnea(Punjabi, 2009). Kegemukan Obesitas, khususnya yang memiliki lemak di sekitar perut (bentuk apel), merupakan faktor risiko untuk sleep apnea, bahkan pada remaja dan anak-anak. Namun, tidak semua orang yang obesitas menderita sleep apnea. Sifat anatomis dan fisiologis tertentu dalam saluran udara lebih mungkin untuk hadir dalam penderita obesitas dengan apnea (MFMER, 2008)Karakteristik Fisik Leher besar Lingkar leher (17 inchi atau lebih besar pada pria dan 16 inchi atau lebih besar pada wanita) merupakan faktor risiko untuk sleep

Page 11: Obstructive Sleep Apnea

apnea(Mayoclinik, 2008).Karakteristik wajah dan tengkorak.Kelainan struktural di wajah dan tengkorak berkontribusi banyak pada kasus sleep apnea. Ini termasuk panjang bahagian bawah dari wajah. Brachycephaly, kelainan bawaan di mana kepala cenderung lebih pendek dan lebih luas dari rata-rata. Rahang atas sempit, dagu surut, overbitedan lidah lebih besar (Simon, 2009).Karakteristik Langit-langit lunakBeberapa orang memiliki kelainan khusus di daerah lunak (langit-langit) di bagian belakang mulut dan tenggorokan yang dapat menyebabkan sleep apnea.Kelainan ini meliputi langit-langit lunak lebih kaku, lebih besar dari biasanya, atau keduanya. Langit-langit lunak yang besar dapat menjadi faktor risiko yang signifikan untuk sleep apnea. Langit-

Page 12: Obstructive Sleep Apnea

langit lunak dan dinding tenggorokan di sekitarnya kollaps dengan mudah (Simon, 2009).Merokok dan Penggunaan AlkoholPerokok memiliki risiko lebih tinggi untuk sleep apnea. Orang yang merokok lebih dari 2 bungkus sehari memiliki risiko 40 kali lebih besar dibanding dengan bukan perokok. Minum alkohol juga dapat berhubungan dengan sleepapnea. Pasien didiagnosis dengan sleep apneadianjurkan untuk tidak minum alkohol sebelum tidur (Simon, 2009; Punjabi, 2009).