obstetri patologi (2)

29
Obstetri Patologi I Obstetri-Ginekologi. Akbid Kuliah Alifah Padang. Dosen : dr.Marsal Salvina SpOG.

Upload: rahmi-hayati

Post on 10-Feb-2016

80 views

Category:

Documents


17 download

DESCRIPTION

ami

TRANSCRIPT

Page 1: Obstetri Patologi (2)

Obstetri Patologi I

Obstetri-Ginekologi.Akbid Kuliah Alifah Padang.Dosen : dr.Marsal Salvina SpOG.

Page 2: Obstetri Patologi (2)

1.1 Lingkup Komplikasi KebidananNo. Komplikasi Mulai Sampai 1. Kehamilan

Trim.I, II, IIIAwal kehamilan

Tanda inpartu

2. PersalinanK.I. II, III, IV

Inpartu Anak lahir

3. Masa Nifas 42 hari Post partum

4. Kedaruratan kebidanan

5. Tindakan operatif kebidanan

Page 3: Obstetri Patologi (2)

Komplikasi Kehamilan1. Kelainan lamanya kehamilan

No UK (mg) Berat janin (Gr)

Istilah

1. ‹ 20 ‹ 500 Abortus 2. 20- ‹ 28 500- 999 Partus Immaturus 3. 28- ‹ 37 1000- 2499 Partus prematurus 4. 37- 42 ≥ 2500 Partus maturus 5. › 42 Partus Post maturus

No. 2 & 3 Disebut Pre Term

Page 4: Obstetri Patologi (2)

Embrio

Page 5: Obstetri Patologi (2)
Page 6: Obstetri Patologi (2)

Bab.1.1.Abortus (keguguran) Definisi: Pengeluaran hasil konsepsi/ terhentinya

kehamilan sebelum. berat janin ≥ 500 gr, usia kehamilan < 20 minggu.

Klassifikasi : 1. Abortus`spontan : Keguguran tanpa intervensi . 2. Abortus buatan (Ab Provokatus) : Sengaja digugurkan. a. Ab.Prov artificialis Ab.Prov.Medisinalis

rekomendasi Tim Ahli yg terkait. b. Ab.Prov. Criminalis pengguguran tanpa alasan

yg sah. ( aspek hukum.) Frekwensi : 18 – 20 %

Page 7: Obstetri Patologi (2)

Etiologi Abortus spontan 1.Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi : - Kelainan ovum,Zygote,embrio, janin. - Abnormalitas pembentukkan plasenta.

2.Faktor maternal : - Infeksi bakteri,virus atau parasit. - Peny.vaskuler hipertensi. - Peny. Endokrine. - Trauma. - Kelainan uterus spt, Mioma Uteri, Hipoplasi Uterus dll. 3. Faktor eksternal: - Radiasi. - Obat2an spt antagonis as folat, antikoagulan.

Page 8: Obstetri Patologi (2)

Patogenesa Abortus : 1. Janin mati, terjadi pdrh pada decidua basalis,

nekrosis jar. hsl konsepsi terlepas kontraksi uterus Abortus.

Sebelum Kehamilan 10 minggu, kadang2 dapat dikeluarkan dengan lengkap (Ab.Kompletus) bila > 10 mg, villi khorealis tertanam lebih dalam Abortus inkompletus.

2. Terjadi kontraksi uterus decidua lepas , janin mati kontraksi uterus Abortus.

Page 9: Obstetri Patologi (2)

Perdarahan Hamil MudaNo. Items Keterangan 1. Abortus Imminens (mengancam)

Inkompletus (bersisa)Incipiens (berlangsung)Kompletus (lengkap)Missed Abortion (tertunda)Infeksiosa (infeksi)Habitualis (≥ 3 kali)

2. KET Decidual cast 3. Molahidatidosa Perdarahan atau Mola Abortion 4. HM + Kel. Traktus

Genitalis- Erosio,Polip, Ca Cervix- Varices yg pecah,Trauma

Page 10: Obstetri Patologi (2)

1. Abortus imminens(Threatened abortion)

No. Gejala klinis Pemeriksaan(Periksa dalam)

Penanganan

1. Perdarahan ‹ Darah sedikit Bed Rest

2. His (-), ringan OUI ttp Prep Progesteron

3. Pem USG : kantong janin utuh, janin baik

Besar uterus sesuai usia kehamilan

Bila janin tidak baik kuretase

Page 11: Obstetri Patologi (2)
Page 12: Obstetri Patologi (2)

2. Abortus InkompletusNo. Gejala klinis Pemeriksaan

(Periksa dalam)Penanganan

1. Perdarahan banyak

Darah banyak nyeri kurang

Perbaiki KUKuretase.

2. His (-), ringan OUI terbuka, tera ba keluar jaringan

Uterotonika

3. Pem USG : kan tong janin(-), janin mati

Uterus mengecil Antibiotika

Page 13: Obstetri Patologi (2)

Ab. Kompletus- Inkompletus

Page 14: Obstetri Patologi (2)

3. Abortus KompletusNo. Gej klinis Pemeriksaan

(Periksa dlm)Penanganan

1. Perdarahan ‹ Darah ‹, nyeri kurang

Kuretase (-)

2. His (-), ringan OUI tertutup, jaringan (-)

Uterotonika

3. USG : kantong janin(-).

Uterus mengecil Antibiotika

Page 15: Obstetri Patologi (2)

4. Abortus IncipiensNo. Gejala klinis Pemeriksaan

(Periksa dalam)Penanganan

1. Perdarahan › Darah >, nyeri hebat

Kuretase (+)

2. His (+), kuat OUI terbuka, Ketuban utuh, menonjol

Uterotonika

3. Pem USG : kantong janin utuh, janin hidup/ mati

Uterus mengecil Antibiotika

Page 16: Obstetri Patologi (2)

5. Abortus Infeksiosa(abortus Febrilis.)

Adalah Ab.Inkompetus atau incipiens yang disertai infeksi.

Disertai demam, lokhia bau, kembung, atau tegang (peritonitis). Dapat di sertai syok endotoxin hipothermi.

Gej.klinis : Sesuai dengan Abortus Inkompletus atau Abortus

IncipiensTH/ : - Perbaiki KU, posisi Fowler. - AB ( triple). - Stlh 24 jam pemberian AB kuretase, kecuali

terjadi perdarahan banyak segera kuret

Page 17: Obstetri Patologi (2)

6. Missed AbortionAbortus yg tertunda 8 mg

No. Gejala klinis Pemeriksaan(Periksa dalam)

Penanganan

1. Perdarahan ‹ Darah ‹, nyeri (-)

Dilatasi dgn Laminaria StiftKuretase (+)

2. His (-) OUI tertutupUterus mengecil DJJ (-)

- Uterotonika- Kalau perlu sedia transfusi darah

3. Pem USG : kantong janin mengecil, janin mati

Tambahan :USGHb, CT, BT

Antibiotika

Page 18: Obstetri Patologi (2)

7.Abortus Habitualis Definisi : Abortus spontan yg terjadi 3x

ber-turut2.

Frekwensi: < 1%. Sering terjadi pd Primitua.

Etio : kel.genetik (khromosom), kel hormonal, dan anatomis.

Th / : - Tergantung etiologi, mis kelainan anatomis Cerclace (Pengikatan servik).

Page 19: Obstetri Patologi (2)

Komplikasi ABORTUS 1. Perdarahan yg hebat. 2. Kerusakan serviks. 3. Infeksiosa. 4. Perforasi. 5. Renal failure, disebabkan infeksi . 6. Syok bakterial.

Page 20: Obstetri Patologi (2)

Bab.1.2. Partus Immaturus/prematurus Persalinan Pre Term (kurang bulan) Pendahuluan : Definisi : pengeluaran hasil konsepsi/ terhentinya

kehamilan sebelum. berat janin < 2500 gr, usia kehamilan < 37 minggu.

Frek 16-18 % Kelahiran hidup. Di AS 8 - 10 % Faktor risiko : - 1. Karakteristik pasien. - 2. Kompl/ kehamilan yg merupakan faktor

predisposisi .

Page 21: Obstetri Patologi (2)

Faktor Risiko Persalinan Prematur. 1. Karakteristik pasien : - Sosek rendah, Ras, Umur, riwayat

persalinan yg lalu, pekerjaan/aktifitas. - Merokok, penggunaan obat. 2. Komplikasi Keh ( Faktor predisposisi ) : - Infeksi sal. Kemih, peny. ibu ( HDK,

asma, peny, jantung, dll. - Over distensi, mis : gemelli,

hidramnion.dll

Page 22: Obstetri Patologi (2)

Definisi : Kontraksi uterus yang reguler diikuti dengan dilatasi servik yang progresif & atau

penipisan servik pd usia gestasi (< 37 mg ).

20 – 50 % diagnosis persalinan preterm tidak tepat

Persalinan prematur

Page 23: Obstetri Patologi (2)

Tujuan :1. Diagnosis dini persalinan preterm2. Identifikasi dan terapi penyebab

persalinan preterm bila mungkin3. Usaha untuk menghentikan

persalinan preterm4. Minimalkan morbiditas dan mortalitas

neonatal

Penatalaksanaan Persalinan Pretem

Page 24: Obstetri Patologi (2)

Terapi 1. Secara umum : - Bedrest. - penanganan faktor predisposisi. - Jangan melakukan hub seksual.

2. Medikamentosa : - Tokolitik mencegah kontraksi uterus.

Mis: MgSO4, terbutalin, ritodrin. - Pematangan paru janin mencegah

Respi ratory distres syndr (RDS) Prep.corticosteroid.

Page 25: Obstetri Patologi (2)

Bab.1.3.Kehamilan SerotinusPost Term ( lewat waktu) Definisi : Usia kehamilan : ≥ 42 minggu . Istilah lain : Postdatism, Posmaturitas, Postdates.

Komplikasi: KJDK yg terjadi akibat Insuffi siensi Plasenta, shg morbiditas dan mortalitas neonatus meningkat.

Penyebab utama mortalitas neonatal asfiksia. Etiologi : faktor ibu & anak yg mengganggu

mulai persalinan, mis : hormonal.

Page 26: Obstetri Patologi (2)

Diagnosa Anamnesa : - > 2 minggu dari HPHT. - Kapan mulai terasa gerak anak ? Pemeriksaan Obstetri : - Fundus uteri semakin turun, berat badan ibu

menurun. Pemeriksaan Penunjang : - USG : Oligohidramnion, gerak janin berkurang,

plasenta menjadi tua.

- Pemeriksaan Profil Biofisik: Dengan melakukan Non Stress Test Menilai hubungan perobahan episodik DJJ (akselerasi) dengan aktivitas gerakan Janin.

Bila DJJ tidak mengalami akselerasi dengan adanya gerakan janin NST : Non reaktif.

Page 27: Obstetri Patologi (2)

Penanganan 1. Ekspektatif : terutama pada servik yg belum

matang (Bishops Skore), asalkan keadaan janin baik. Perlu dilakukan pemantauan kesejahteraan janin

2. Aktif : atas indikasi : - dismaturitas. - kehamilan mencapai 44mg. Induksi dgn Oksitosin atau Prostaglandin,

dengan pengawasan intrapartum yg ketat.

Page 28: Obstetri Patologi (2)

Terima kasih

Solok, 4 Februari 2008

Page 29: Obstetri Patologi (2)

Terima kasih

dr. H. Marsal Salvina.Solok, 4 Februari 2008