nyeri kepala.docx

13
Dian Utami C111 09 134 PBL NYERI KEPALA 1 SKENARIO IV Seorang perempuan berusia 40 tahun dibawa ke RS dengan keluhan utama sakit kepala kronis yang dialami sejak 6 bulan sebelumnya. Nyeri kepala terasa diseluruh kepala semakin lama semakin memberat. Sakit kepala terutama timbul pagi hari, terkadang disertai muntah tanpa didahului mual. Sakit kepala dirasakan memberat saat pasien mengedan, buang air besar dan batuk. ANALISA KASUS 1. Mendefinisikan nyeri kepala Nyeri kepala adalah perasaan sakit atau nyeri, termasuk rasa tidak nyaman yang menyerang daerah tengkorak (kepala) mulai dari kening kearah atas dan belakang kepala. dan daerah wajah. Definisi menurut IASP (International assosiation for the study of pain): Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang sedang terjadi atau telah terjadi atau yang digambarkan dengan kerusakan jaringan. 2. Menyebutkan klasifikasi nyeri kepala Klasifikasi HIS 1988 ; 1. migrain 2. nyeri kepala tension 3. nyeri kepala cluster dan hemicrania kronik paroksismal 4. nyeri kepala yang tidak berhubungan lesi structural 5. nyeri kepala berhubungan dengan cedera kepala 6. nyeri kepala berhubungan dengan gangguan vaskuler 7. nyeri kepala berhubungan denagn gangguan intrakranial non vaskuler 8. nyeri kepala berhubungan dengan zat-zat atau putus zat obat 9. nyeri kepela berhubunggan dengan infeksi non cephalic 10. nyeri kepala berhubungan dengan gangguan metabolic 11. nyeri kepala atau nyeri wajah dengan gangguan tengkorak, leher, mata, hidung, gigi, mulut, atau struktur-struktur wajah kranium 12. neuralgia cranialis, nyeri batang syaraf dan nyeri deafness 13. nyeri kepala yang terklasifikasi Nyeri terdiri dari: 1. nyeri perifer 2. nyeri sentral (nyeri di aferens, nyeri konduktif) 3. nyeri perseptif 3. Mengidentifikasi tipe nyeri kepala primer dan sekunder Secara garis besar, nyeri kepala dibagi 2; nyeri kepala primer dan sekunder. Nyeri kepala yang disebabkan bermacam gangguan yang disebabkan penyebab lain seperti infeksi,tumor, trauma kepala dll disebut sebagai nyeri kepala sekunder. Sedangkan nyeri kepala primer lebih disebabkan kerena terlibatnya organ peka nyeri dalam kepala yang menyebabkan sensasi nyeri. Organ dalam kepala yang peka nyeri terdiri dari selapit otak, pembuluh darah, saraf otak, sebagian lapisan tengkorak. Pada nyeri kepala yang disebabkan gangguan tidur,disebabkan karena akumulasi zat karbondioksida saat tidur yang menyebabkan melebarnya pembuluh darah otak. Sensasi inilah yang menyebabkan sensasi nyeri kepala. 4. Menyebutkan epidemiologi nyeri kepala 5. Mengidentifikasi struktur intrakranial dan ekstrakranial yang peka nyeri Nyeri kranial Tengkorak sendiri tidak peka terhadap rasa nyeri. Lesi pada tulang seperti metastase keganasan atau penyakit Paget jarang menimbulkan keluhan pada penderitanya. Rasa nyeri dapat ditimbulkan oleh penyakit gigi, sinusitis akut, otitis atau mastoiditis. Nyeri intrakranial Otak sendiri tidak peka terhadap rasa nyeri. Jaringan yang peka terhadap rasa nyeri adalah pembuluh darah arteri serebral dan dural, pembuluh darah yang besar dan sinus venosus. Nyeri dapat timbul dari: 1. Inflamasi pembuluh-pembuluh arteri serebral, seperti pada arthritis kranialis. 2. Dilatasi pembuluh arteri seperti migraine, febris atau akibat kerja obat, termasuk alcohol. 3. Penarikan atau pergeseran pembuluh darah serebral seperti yang terjadi pada tumor, abses atau perdarahan. 4. Inflamasi dura mater seperti pada meningitis. Nyeri ekstrakranial

Upload: dian-utami

Post on 31-Dec-2014

105 views

Category:

Documents


51 download

DESCRIPTION

laporan PBL neuro

TRANSCRIPT

Page 1: Nyeri Kepala.docx

Dian Utami C111 09 134PBL NYERI KEPALA

1

SKENARIO IVSeorang perempuan berusia 40 tahun dibawa ke RS

dengan keluhan utama sakit kepala kronis yang dialami sejak 6 bulan sebelumnya. Nyeri kepala terasa diseluruh kepala semakin lama semakin memberat. Sakit kepala terutama timbul pagi hari, terkadang disertai muntah tanpa didahului mual. Sakit kepala dirasakan memberat saat pasien mengedan, buang air besar dan batuk.

ANALISA KASUS

1. Mendefinisikan nyeri kepalaNyeri kepala adalah perasaan sakit atau nyeri,

termasuk rasa tidak nyaman yang menyerang daerah tengkorak (kepala) mulai dari kening kearah atas dan belakang kepala. dan daerah wajah.

Definisi menurut IASP (International assosiation for the study of pain): Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang sedang terjadi atau telah terjadi atau yang digambarkan dengan kerusakan jaringan.

2. Menyebutkan klasifikasi nyeri kepala

Klasifikasi HIS 1988 ;1. migrain2. nyeri kepala tension3. nyeri kepala cluster dan hemicrania kronik paroksismal4. nyeri kepala yang tidak berhubungan lesi structural5. nyeri kepala berhubungan dengan cedera kepala6. nyeri kepala berhubungan dengan gangguan vaskuler7. nyeri kepala berhubungan denagn gangguan intrakranial non vaskuler8. nyeri kepala berhubungan dengan zat-zat atau putus zat obat9. nyeri kepela berhubunggan dengan infeksi non cephalic10. nyeri kepala berhubungan dengan gangguan metabolic11. nyeri kepala atau nyeri wajah dengan gangguan tengkorak,

leher, mata, hidung, gigi, mulut, atau struktur-struktur wajah kranium12. neuralgia cranialis, nyeri batang syaraf dan nyeri deafness13. nyeri kepala yang terklasifikasi

Nyeri terdiri dari:1. nyeri perifer2. nyeri sentral (nyeri di aferens, nyeri konduktif)3. nyeri perseptif

3. Mengidentifikasi tipe nyeri kepala primer dan sekunder

Secara garis besar, nyeri kepala dibagi 2; nyeri kepala primer dan sekunder. Nyeri kepala yang disebabkan bermacam gangguan yang disebabkan penyebab lain seperti infeksi,tumor, trauma kepala dll disebut sebagai nyeri kepala sekunder. Sedangkan nyeri kepala primer lebih disebabkan kerena terlibatnya organ peka nyeri dalam kepala yang menyebabkan sensasi nyeri. Organ dalam kepala yang peka nyeri terdiri dari selapit otak, pembuluh darah, saraf otak, sebagian lapisan tengkorak. Pada nyeri kepala yang disebabkan gangguan tidur,disebabkan karena akumulasi zat karbondioksida saat tidur yang menyebabkan melebarnya pembuluh darah otak. Sensasi inilah yang menyebabkan sensasi nyeri kepala.

4. Menyebutkan epidemiologi nyeri kepala

5. Mengidentifikasi struktur intrakranial dan ekstrakranial yang peka nyeri

Nyeri kranialTengkorak sendiri tidak peka terhadap rasa nyeri. Lesi pada tulang seperti metastase keganasan atau penyakit Paget jarang menimbulkan keluhan pada penderitanya. Rasa nyeri dapat ditimbulkan oleh penyakit gigi, sinusitis akut, otitis atau mastoiditis.

Nyeri intrakranialOtak sendiri tidak peka terhadap rasa nyeri. Jaringan yang peka terhadap rasa nyeri adalah pembuluh

darah arteri serebral dan dural, pembuluh darah yang besar dan sinus venosus. Nyeri dapat timbul dari:1. Inflamasi pembuluh-pembuluh arteri serebral,

seperti pada arthritis kranialis.2. Dilatasi pembuluh arteri seperti migraine, febris

atau akibat kerja obat, termasuk alcohol.3. Penarikan atau pergeseran pembuluh darah

serebral seperti yang terjadi pada tumor, abses atau perdarahan.

4. Inflamasi dura mater seperti pada meningitis.

Nyeri ekstrakranialSpasme terus-menerus pada otot leher atau

kulit kepala merupakan penyebab nyeri yang lazim terjadi pada penderita spondilosis servikalis atau tension headache (nyeri kepala-tegang otot). Rasa nyeri ini sering disertai rasa tekan setempat yang terutama dirasakan di otot-otot frontalis dan trapezius. Nyeri ekstrakranial dapat disebabkan oleh inflamasi, rupture atau dilatasi pembuluh darah ekstrakranial. Sebagai contoh, arteri superfisialis temporalis sering terkena pada arthritis kranialis. Penyakit okuler seperti iritis atau glaucoma akut dapat menimbulkan nyeri ekstrakranial dengan derajat nyeri yang bervariasi. Akhirnya bagian terbesar nyeri kepala dapat dikatakan terjadi akibat gangguan vaskuler atau kontraksi terus menerus pada otot-otot ekstrakranial.

6. Menjelaskan patofisiologi timbulnya nyeri kepala

Pada nyeri kepala, sensitisasi terdapat di nosiseptor meningeal dan neuron trigeminal sentral. Fenomena pengurangan nilai ambang dari kulit dan kutaneus allodynia didapat pada penderita yang mendapat serangan migren dan nyeri kepala kronik lain yang disangkakan sebagai refleksi pemberatan

respons dari neuron trigeminalsentral.3

lnervasi sensoris pembuluh darah intrakranial sebahagian besar berasal dari ganglion trigeminal dari didalam serabut sensoris tersebut mengandung neuropeptid dimana jumlah dan peranannya adalah yang paling besar adalah CGRP(Calcitonin Gene Related Peptide), kemudian diikuti oleh SP(substance

Page 2: Nyeri Kepala.docx

Dian Utami C111 09 134PBL NYERI KEPALA

2

P), NKA(Neurokinin A), pituitary adenylate cyclase activating peptide (PACAP) nitricoxide (NO), molekul prostaglandin E2 (PGEJ2) bradikinin, serotonin(5-HT)

dan adenosin triphosphat (ATP), mengaktivasi atau mensensitisasi nosiseptor2. Khusus untuk nyeri kepala klaster clan chronic parox-ysmal headache ada lagi pelepasan VIP(vasoactive intestine peptide) yang berperan dalam timbulnya gejala nasal

congestion dan rhinorrhea.10,14

Marker pain sensing nerves lain yang berperan dalam proses nyeri adalah opioid dynorphin, sensory neuron-specific sodium channel(Nav 1.8), purinergic

reseptors(P2X3), isolectin B4 (IB4) , neuropeptide Y ,

galanin dan artemin reseptor ( GFR-∝3 = GDNF Glial Cell Derived Neourotrophic Factor family receptor-∝3). 29 Sistem ascending dan descending pain pathway yang berperan dalam transmisi dan modulasi nyeri terletak dibatang otak. Batang otak memainkan peranan yang paling penting sebagai dalam pembawa impuls nosiseptif dan juga sebagai modulator impuls tersebut. Modulasi transmisi sensoris sebahagian besar berpusat di batang otak (misalnya periaquaductal grey matter, locus coeruleus, nukleus raphe magnus dan reticular formation), ia mengatur integrasi nyeri, emosi dan respons otonomik yang melibatkan konvergensi kerja dari korteks somatosensorik, hipotalamus, anterior cyngulate cortex, dan struktur sistem limbik lainnya. Dengan demikian batang otak disebut juga

sebagai generator dan modulator sefalgi.25

Stimuli elektrode, atau deposisi zat besi Fe yang berlebihan pada periaquaduct grey(PAG) matter pada midbrain dapat mencetuskan timbulnya nyeri kepala seperti migren (migraine like headache).Pada penelitian MRI(Magnetic Resonance Imaging) terhadap keterlibatan batang otak pada penderita migren, CDH(Chronic Daily Headache) dan sampel kontrol yang non sefalgi, didapat bukti adanya peninggian deposisi Fe di PAG pada penderita

migren dan CDH dibandingkan dengan kontrol.15

Patofisiologi CDH belumlah diketahui dengan jelas .Pada CDH justru yang paling berperan adalah

proses sensitisasi sentral. Keterlibatan aktivasi reseptor NMDA(N-metil-D-Aspartat), produksi NO dan supersensitivitas akan menaikkan produksi neuropeptide sensoris yang bertahan lama. Kenaikan nitrit Likuor serebrospinal ternyata bersamaan dengan kenaikan kadar cGMP(cytoplasmic Guanosine Mono phosphat) di likuor. Kadar CGRP, SP maupun NKA juga tampak

meninggi pada likuor pasien CDH.26

Reseptor opioid di down regulated oleh penggunaan konsumsi opioid analgetik yang cenderung menaik setiap harinya. Pada saat serangan akut migren, terjadi disregulasi dari sistem opoid endogen, akan tetapi dengan adanya analgesic overusedmaka terjadi desensitisasi yang berperan dalam perubahan dari migren menjadi CDH.15

Adanya inflamasi steril pada nyeri kepala ditandai dengan pelepasan kaskade zat substansi dari perbagai sel. Makrofag melepaskan sitokin lL1 (Interleukin .1), lL6 dan TNF∝ (Tumor Necrotizing Factor ∝) dan NGF (Nerve Growth Factor). Mast cell melepas/mengasingkan metabolit histamin, serotonin, prostaglandin dan arachidonic acid dengan kemampuan melakukan sensitisasi terminal sel saraf. Pada saat proses inflamasi, terjadi proses upregulasi beberapa reseptor (VR1, sensory specific sodium/SNS, dan SNS-2)dan peptides(CGRP, SP)

7. Menjelaskan etiologi nyeri kepalaIstilah nyeri kepala digunakan untuk mencakup pelbagai penyebab nyeri fasial disamping nyeri kepala yang lebih lazim digunakan.Sinopsis PenyebabA. Intrakranial1. InflamasiMeningismus; Meningitis; Ensefalitis; Poliomielitis; Malaria; Abses Serebral; Artritis Krania.2. Non-InflamasiMigrain; Nyeri Kepala Kluster; Gegar Otak; Perdarahan Ekstra Dural; Perdarahan Subdural; Perdarahan Subarakhnoid; Stroke; Neoplasma; Hipertensi Benigna Intrakranial.

B. KranialPenyakit Gigi; Otitis dan Mastoiditis; Sinusitis; Penyakit pada tengkorak.

C. EkstrakranialTrauma; Spondilosis servikalis; Glaukoma; Ulkus Kornea; Iritis; Skleritis; Neuralgia Trigeminus; Neuralgia temporo mandibularis.

D. UmumFebris; Hipertensi; Obat-obatan; Penyebab Psikogenik.

Rasa nyeri di dalam kepala, seperti halnya nyeri di bagian lain, akan dihantarkan ke korteks serebri oleh serabut-serabut saraf sensorik. Nyeri kepala dapat mempunyai distribusi permukaan yang terlokalisasi atau terasa menyeluruh (difus) di dalam kepala sebagai suatu kesatuan. Nervus yang terutama terlibat:

1. Nervus Trigeminus atau nervus kelima yang mempersarafi wajah dan bangunan di wajah, bagian dua per tiga anterior kulit kepala dan periosteum di bawahnya di luar tulang tengkorak. Di dalam tengkorak, nervus ini mempersarafi dura mater dan pembuluh-pembuluh darah pada fossa anterior dan media di depan tentorium serebri.

2. Tiga nervus servikalis pertama yang mempersarafi bagian sepertiga posterior kulit kepala serta periosteum dan muskulus trapezius di luar tengkorak. Di dalam tengkorak, ketiga saraf ini mempersarafi dura mater di sebelah posterior tentorium dan pembuluh-pembuluh darah pada fossa posterior

8. Menjelaskan gambaran klinik masing-masing jenis nyeri kepala yang lazim ditemukan

Sakit kepala memang banyak jenisnya, di antaranya sakit kepala tegang otot, sakit kepala klaster, sakit kepala sinus, sakit kepala spinal (berkaitan dengan tulang belakang), sakit kepala seksual (dipicu oleh kegiatan seksual terutama

Page 3: Nyeri Kepala.docx

Dian Utami C111 09 134PBL NYERI KEPALA

3

orgasme), sakit kepala es krim (terjadi bila mengonsumsi makanan atau minuman dingin misalnya es krim), dan banyak lagi.

Dari sekian banyak jenis itu, sakit kepala bisa juga dimasukkan dalam tiga kelompok besar. Pertama, sakit kepala vaskular yang dikarenakan adanya pelebaran pembuluh darah otak. Masuk golongan ini yaitu saklt kepala klaster, sakit kepala hipertensif, sakit kepala toksik, dan migrain.

Kedua, sakit kepala tegang otot yang ditandai oleh kontraksi otot-otot kepala dan leher. Sakit kepala tegang otot merupakan jenis yang biasa dialami banyak orang. Sekitar 30-80 persen orang dewasa pernah mengalaminya, dan lebih banyak diderita wanita ketimbang pria. Sering juga disebut sakit kepala stres, kontraksi otot, sakit kepala harian, atau sakit kepala kronis nonprogresif.

Sakit kepala ini biasanya bertahap dan sering terjadi di tengah hari. Bisa bersifat episodik atau kronis, dan bisa terjadi lebih dari 1-2 kali per bulan.

Ketiga, sakit kepala karena penyakit organik, seperti tumor otak, perdarahan otak, sumbatan pada pembuluh darah otak, gangguan sendi, neuralgia saraf otak, juga akibat penyakit pada mata, telinga, hidung, tenggorokan, dan gigi. Kelompok ini jelas paling serius dan membutuhkan deteksi dini karena bisa berakibat fatal.

Nyeri Menusuk

Sakit kepala tegang otot sebabnya macam-macam, dan kebanyakan karena otot di leher bagian belakang terasa tegang atau kencang, juga di kulit kepala. Bisa juga tidak diketahui sebabnya.

Stres dari lingkungan (biasanya keluarga, hubungan sosial, kerja, dan sekolah, pertemanan) atau dalam diri penderita sendiri bisa menjadi pemicu. Stres harian bisa membawa pada keadaan sakit kepala tegang otot yang kronis.

Sakit ini biasanya dapat diatasi dengan obat pereda nyeri seperti ibuprofen. Pada beberapa kasus diperlukan juga obat antidepresan. Terapi jenis manajemen stres atau biofeedback kadang bermanfaat juga untuk mengurangi atau mencegah sakit kepala tegang otot.

Sakit kepala klaster biasanya lebih parah daripada tegang otot, bahkan lebih nyeri ketimbang migrain dan terjadi secara episodik. Rasa nyerinya begitu menusuk dan intensif, di sekitar mata atau pelipis. Nyerinya bisa selama 15-180 menit, bisa menyebar ke wajah dan leher atas.

Dalam periode sakit itu si penderita bisa mengalaminya beberapa kali sehari. Dan biasanya terjadi pada waktu yang sama tiap harinya. Lebih sering dialami pria ketimbang wanita.

Di Amerika Serikat, sakit kepala klaster mengenai sekitar 0,5 persen dari populasi dan 80 persen dari penderita berkelamin laki-laki. Perokok berat sering mengalami sakit kepala klaster dan sering juga berkaitan dengan kebiasaan konsumsi alkohol.

Penyebab pastinya belum diketahui, tetapi para ahli menduga ini ada hubungannya dengan saraf trigeminal, saraf yang membawa sensasi dari kepala ke otak dan berakhir pada pembuluh darah yang ada di sekitar otak. Beberapa ahli lain mengaitkamrya dengan hipotalamus, salah satu bagian dari otak.

Kalau sudah kena sakit kepala ini harus minum obat yang bersifat mengurangi atau menghentikan nyerinya. Tindak pencegahan juga diperlukan guna

mengurangi frekuensi dan intensitas serangannya, sehingga mutu hidup pendenta terjaga baik.

Jika penyebab sakit kepala tidak segera ditemukan, bisa dilakukan pemeiiksaan seperti tes pencitraan peisarafan seperti CT scan (computed tomography scan) atau MRI (magnetic resonance imaging), sehingga bisa ditentukan terapi yang tepat.

Hindari dengan Mengelola Stres

Beberapa macam sakit kepala bisa dicegah dengan menghindari pemicu. Kiat-kiat ini bisa dilakukan untuk menghindarkan diri dari sakit kepala:

• Belajar mengelola stres.• Menghindari situasi, misalnya konflik.• Rutin berolahraga.• Rutin melakukan rileksasi, misalnya yoga atau meditasi.• Mengenali dan menyingkirkan makanan alergen dari diet Anda. Sakit kepala terutama jenis klaster dan migrain sering terkait dengan alergi makanan.

Apa Saja Gejalanya

Sakit kepala ini jarang yang parah, paling nyerinya dalam tahap sedang-sedang saja. Namun, rasa sakitnya konstan seperti nyeri atau tertekan selama sekitar 30 menit. Tidak seperti migrain, sakit kepala ini biasanya tak berkaitan dengan sensitivitas terhadap suara dan cahaya, nyut-nyutan, mual, dan muntah.

Tanda-tandanya meliputi:• Sakit kepala begitu bangun tidur.• Sakit otot.• Sulit tidur atau maunya tidur terus.• Melayang-layang.• Kelelahan berat.• Gangguan konsentrasi.

Page 4: Nyeri Kepala.docx

Dian Utami C111 09 134PBL NYERI KEPALA

4

• Terganggu oleh cahaya atau suara berisik, tetapi tidak berat.

Tanda-tanda sakit kepala klaster:• Nyeri yang dalam dan menusuk di sekitar mata dan pelipis.• Hidung meler.• Mata merah dan berair.• Mata kuyu dan inginnya menutup terus.

Mungkin Tanda Sakit Serius

Sakit kepala bisa menjadi tanda adanya kondisi serius yang yang sedang berkembang di dalam tubuh. Apa saja kemugkinannya?

• Kerap merasakan sakit kepala berat, hampir di sepanjang hidup. Mungkin berkaitan dengan subarachnoid hemorrhage (perdarahan di daerah selaput di otak).• Sakit kepala yang memburuk disertai rasa kebas, menurunnya daya penglihatan, sulit bicara, lemah. Mungkin indikasi dari stroke.• Sakit kepala yang memburuk setelah 6 bulan, dan sering menyerang di pagi hari. Bisa berkaitan dengan tumor otak.• Sakit kepala mendadak. Jika disertai demam dan leher kaku, bisa jadi indikasi meningitis.

9. Menjelaskan pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis nyeri kepala.Pemeriksaan Penunjang :Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk membantu mendiagnosa nyeri kepala seperti :1. Foto Rongten kepela2. EEG3. CT-SCAN4. Arteriografi, Brain Scan Nuklir5. Pemeriksaan laboratorium(Tidak rutin atas indikasi)6. Pemeriksaaan psikologi (jarang dilakukan).

10. Menjelaskan langkah-langkah menegakkan diagnosis kasus nyeri kepala

PENDEKATAN DIAGNOSTIK

Ada empat pertanyaan pendahuluan yang harus ditanyakan dalam anamnesa keluhan nyeri kepala:1. Apakah nyeri kepala itu merupakan nyeri kepala “biasa”?Istilah “biasa” disini berarti nyeri kepala yang terjadi kadang-kadang tanpa sebab yang jelas dan lazim diderita banyak orang. Namun kemungkinan adanya gangguan biokimiawi dibalik nyeri tersebut juga tidak dapat disingkirkan.

2. Apakah pasien pernah mengalami gangguan cedera kepala yang terjadi segera, beberapa minggu bahkan beberapa bulan sebelum timbulnya nyeri kepala untuk pertama kali?Nyeri kepala semacam ini bias merupakan suatu gejala sisa setelah seseorang mengalami kontusio cerebri atau perdarahan subdural.

3. Apakah disertai gejala demam?Jika ya, penyebabnya harus dipikirkan. Pada penyakit-penyakit infeksi tertentu, terutama demam tifoid dan infeksi yang disebabkan oleh arbovirus, nyeri kepala dapat dirasakan sangat hebat sehingga menutupi keluhan demamnya.

4. Apakah pasien minum obat-obat yang bias menjadi penyebab nyeri kepala tersebut?Kepada pasien wanita harus ditanyakan secara khusus apakah mereka sedang minum pil kontrasepsi.

Lokasi, Penyebaran, dan Sifat Nyeri

Persepsi tentang nyeri kepala sangat bervariasi tergantung pada kepribadian penderitanya. Oleh karena itu perlu ditentukan derajat intensitasnya. Apakah nyeri kepala tersebut menyebabkan penderita tidak mampu melakukan pekerjaan fisik ataupun mental? Serangan nyeri yang terdapat pada malapetaka seperti meningitis akut atau perdarahan

subarachnoid begitu hebatnya dan sebelumnya tidak pernah dialami oleh penderita. Nyeri kepala vaskuler bersifat berdenyut dan semakin terasa ketika batuk, mengejan dan terguncang-guncang.

Lokasi rasa nyeri dapat menjadi unsur yang amat penting dalam menentukan patologi yang kemungkinan terdapat di balik keluhan tersebut. Nyeri kepala yang terdapat di bagian depan (dahi dan pelipis) sejauh ini merupakan keluhan yang paling sering dijumpai dan sebagian besar bersifat “biasa” bila dilihat dari segi jenis dan responnya terhadap pemberian preparat analgetik yang ringan. Sebaliknya, nyeri pada satu sisi kepala (nyeri unilateral) terjadi pada migraine, nyeri kepala kluster, arthritis kranialis, neuralgia trigeminus, sinusitis, penyakit gigi dan inflamasi telinga. Nyeri yang dirasakan pada puncak kepala (vertex), khususnya yang resisten terhadap pemberian analgetik ringan memberikan kesan kea rah penyebab psikogenik.

Pemeriksaan fisik :Dilakukan lengkap : pemeriksaan umum, internus dan neurologik. Pemeriksaan lokal kepala, nyeri tekan didaerah kepala, gerakan kepala ke segala arah, palpasi arteri temporalis,spasme otot peri-cranial dan tengkuk, bruit orbital dan temporal.

11. Menjelaskan penatalaksanaan masing-masing nyeri kepala yang lazim ditemukan.

Strategi penanggulangan nyeri :1. pengobatan proses dasar atau kelainan fisiologik spesifik (kausa etiologi,patogenesa), missal antibiotik untuk infeksi, spasmolitik untuk kolik, ergot untuk migren, dll termasuk pembedahan bila diperlukan.2. pengobatan psikologik/psikiatrik dan atau psikotropik yang bertujuan untuk : menolong penderita untuk menyesuaikan diri dengan stress akibat nyeri, dan mengobati faktor2 [sikologik yang mnyebabkan atau mengkambuhkan nyeri..3. terapi medikamentosa berupa analgetik untuk pengobatan simptomatik nyeri, apabila pengobatan

Page 5: Nyeri Kepala.docx

Dian Utami C111 09 134PBL NYERI KEPALA

5

spesifik tidak ada atau kurang memadai4. terapi2 dengan metoda fisik yang sifatnya simptomatik apabila pengobatan 1,2, dan 3 kurang memadai atau dianggap gagal..

Farmakologis Mengidentifikasi obat-obat yang digunakan pada kasus NKMenjelaskan langkah-langkah penggunaannyaMenjelaskan efek dari obat tsbMenjelaskan efek samping yang dapat timbul pada pemakaian obat terrsebut

Pengobatan farmakologik untuk nyeri kepala primer. Prospek obat2 baru

• Serotonin agonist, opioids, baclofen(GABAB agonist) dan clonidine menginhibisi pelepasan antidromic SP dengan cara mengaktivasi

presinaps.14

• NMDA reseptor memainkan peran dalam fenomena wind-up dan f sensitisasi sentral. Pemberian ketamine secara sistemik dapat

mengurangi allodynia dan hyperalgesia.14

Ketamine adalah suatu NMDA antagonis dapat

dipakai untuk memodulasi nyeri kronik.11 Akan tetapi berdasarkan penelitian akhir ternyata golongan NMDA bloker seperti Ketamine, dextrophan, dan memantine tidak bermanfaat terhadap migren, sehingga tidak

direkomendasikan sebagai obat r migren 27

• Artemin adalah salah satu jenis family dari Glial cell-Derived Neurotrophic Factor(GDNF) mempunyai efek antihyperalgesik dan antiallodynic effect dengan cara menormalisasi pelepasan CGRP, SP dan P2X3 receptors, neuropeptide Y. Reseptor yang selektif terhadap artemin belum dapat secara pasti diidentifikasi. Artemin diProduksi ljuga disepanjang pembuluh

darah yang melayani akson simpatis29

• Obat2an non selective serotonin reuptake inhibitor(NSSRi) seperti : amitriptilin secara signifikan dapat sebagai profilaksis thd nyeri TTH

kronik, mengurangi intensitas, durasi dan frekwensi sekitar 30% . sedangkan obat antidepresan lain seperti highly selective SHT reuptake inhibitor(citalopram) hanya mengurangi

12% saja secara tidak signifikan.28

• Antidepresan juga mempunyai efek analgetik secara langsung dengan menghambat serotonin reuptake, ternyata amitriptilin mempunyai efek analgetik lebih besar dibandingkan obat2an SSRIs dan noradrenaline reuptake inhibitors. Diduga efek analgetiknya terutama dari ,efeknya

sebagai NMDA reseptor antagonis.28Amitriptilin juga mempunyai fungsi potensiasi terhadap efek opioid endogen. Dibuktikan bahwa kadar Met-enkephalin di likuor serebrospinal penderita TTH kronik meninggi, akan tetapi kadar βendorphin normal.

• COX-2 Inhibitor juga berperan di mekanisme nosiseptif sentral. COX 2 Inhibitor dapat mengurangi proses neuronal spreading depression dan nociceptive excitoxicity yang di

mediasi oleh NMDA.5 Selektif COX-2 inhibitor yang dapat menembus otak juga mempunyai

efek terapeutik yang baik.14 COX-2 inhibitor mempunyai potensi analgetik inti inflamasi yang sama dengan indometasin dan mempunyai tolerabilitas yang lebih baik

• Capsaicin sistemik berperan sebagai neurotoksin sensoris yang menurunkan kadar SF-immunoreactive nerve fibers.dan NKA immunoreactive nerve fibers di cerebral vasculature. Seperti diketahui bahwa letak SP bersama sama dengan NKA di cerebrovascular nerve fibers dan di sel bodies dalam ganglion

trigeminal.10 Capsaicin secara akut atau kronik dapat menurunkan neurotransmitter SP di sensory fibers, terutama pemberian secara

topikal.14 Capsaicin olesan mengaktivasi gerbang reseptor vanilloid(VR-I) sehingga kation

dapat melewati sel11

• Nitric Oxide Synthase(NOS) inhibitor (L-NAME) telah terbukti efektif untuk pengobatan migren

akut dan TTH kronik?2,12,13

• Pada akhir2 ini sudah mulai dibuat percobaan

suatu CGRP bloker untuk pengobatan migren.1

• Sudah dimulai penelitian mengenai penggunaan Substance P antagonist, NK 1 antagonis untuk pengobatan untuk menginhibisi inflamasi

neurogenik, nyeri dan depresi maupun anxiety.4

• Obat2an 5HT IBID reseptor agonist seperti sumatriptan dapat menurunkan kadar CGRP. Jika stimulasi daripada 5-HT IB,ID oleh goltriptan maka dapat menghilangkan serangan akut migren

• Antikonvulsan seperti Carbamazepin, phenytoin, lidocaine (dan analog oralnya : mexiletine) memblokade sodium channel secara tidak spesifik dan mengurangi excitabilitas neuron di C nosiseptor yang telah mengalami sensitisasi. Lamotrigine menstabilkan salah subtype dari sodium channel, karena itu dapat menghambat mengurangi pelepasan glutamate Gabapentin yang mempunyai struktur analog dengan GABA (meskipun reseptornya maupun fungsi biokimiawinya belum diketahui dengan jelas) ternyata mempunyai efek untuk pelepasan GABA ataupun sintesa GABA. Sehingga gabapentin dapat digunakan untuk pengobatan postherpetik neuralgia,

neuropatik pain syndroma lainnya dan migren.14

Valproic acid suatu GABA agonist menaikkan efektifitas GABA dengan cara menginhibisi katabolisme GABA dan menghambat ekstravasasi plasma diduramater. Valproate sekarang ini dipakai untuk profilaksis migren dan nyeri neuropatik di

USA.14.24

Butalbital (barbiturate yang beraksi dengan cara potensiasi pada GABA reseptor) juga digunakan

untuk pengobatan migren.14

Page 6: Nyeri Kepala.docx

Dian Utami C111 09 134PBL NYERI KEPALA

6

Topiramate telah diteliti keberhasilannya untuk pengobatan CDH yang terdiri atas kronik migren dan analgesic overused, didapati dapat mengurangi

frekwensi nyeri kepala pasien(p<0.0007)31

• Mepyramine adalah suatu H1 antagonis yang

dapat meblokade proses histamine induced headache, sedangkan untuk NTG(nitriglycerine) induced headache dapat diblokade dengan steroid yang dapat menginhibisi iNOS(inducable Nitric Oxide Synthase) sehingga dapat menurunkan produksi NO

inducable,12

Pengobatan migren.

US Headache Consortium (dikutip dari American Academy of Neurology 2000) merekomendasikan beberapa macam obat untuk terapi migren akut berdasarkan data evidens penelitian paling tidak/sedikitnya ada 2 double blind, placebo controlled studies, plus a positive clinical impression of effect

sebagai berikut 27 : 1. Acetaminophen plus aspirin and caffeine 2. oral aspirin 3. oral ibuprofen 4. oral naproxen sodium 5. intranasal butorphanol 6. dihydroergotamine SC, IM, IV 7. dihydroergotamine and antiemetic IV 8. intranasal dihydroergotamine 9. prochlorperazine 10. oral rizatriptan 11. oral naratriptan 12. sumatriptan SC, intrasanal, oral 13. oral zolmitriptan

Di USA saat ini obat triptan yang beredar dan telah di approved oleh FDA(Food and Drug Administration) ialah sumatriptan, zolmitripta natatriptan, rizatriptan, almotriptan, frovatriptan, eletriptan. Triptan adalah selektif 5 HT agonist, yaitu pada 5HT1B reseptor di arteri intrakranial dan pada

5HT1D reseptor di trigeminal nerve terminal arteri2.

Triptan2 tsb dapat menghambat proses sentral

sensitisasi dan memblokade perkembangan CA.27

Obat2an yang sering dipakai & mekanismenya : 21 1. Acetaminophen: inhibisi sintesa prostaglandin di

CNS, inhibisi aktifitas nosiseptif via reseptor 5HT

2. Aspirin: inhibisi sintesa prostaglandin dan leukotriene

3. NSAIDs : inhibisi sintesa cyclooxygenase, prostaglandin, lipoxygenase & leukotriene, prostaglandin receptor antagonism

4. Caffeine: Stimulasi reseptor adenosine, enhanced analgesia, memperbesar potensi absorbsi gastrointestinal

5. Ergots(ergotarnine tartrate, dihydroergotamine) : suatu selektif arterial konstriktor yang kuat dan mempunyai daya ikat kuat melalui otot dinding arteri.

6. Opioids: stimulasi reseptor opioid endogen 7. Triptans : berikatan dengan reseptor 5HT1B,

5HT1D, 5HT1F, menginhibisi neuronal dengan cara

blokade aferen sensoris pada n.trigeminal, memblokade pelepasan vasoactive peptide dan juga proses inflamasi neurovaskuler di dura maupun meningens. Juga mempunyai efek vasokonstruksi dari pembuluh darah serebral dan dural yang mengakibatkan pengaruhnya terhadap cerebral blood flow.

8. steroids: anti inflamasi terhadap neurogenik inflamasi steril, mengurangi edema vasogenik, inhibisi terhadap dorsal raphe nuclei.

9. Betabloker : Inhibisi pelepasan NE dengan cara blokade pre junctional beta receptors, memperlambat reduksi dari aktivitas tyropsine hydroxylase dalam hal sintesa NE, efek agonis pada 5HT1 reseptor, efek antagonis pada 5HT2

10.Ca Channel antagonis : mempengaruhi Ca influx dalam mencegah vasokonstruksi dan pelepasan SP

11. Cyproheptadine: Potent 5HT1 & 5HT2 antagonist

12. Pizotifen : 5HT2 antagonist

13. SSRI antidepresan: Selective serotonin reuptake inhibitor

NonfarmakologisPengobatan non farmakologik untuk nyeri kepala primer. Pengobatan Alternatif

Zanchin G,dkk8meneliti penggunaan self-manipulasi penanggulangan nyeri kepala primer pada sekitar 400 penderita di dua kota Padua dan Parma Headache Centres, Italy. Ternyata 65% (258 orang)

menggunakan beberapa 21 jenis self manipulasi terhadap beberapa letak di kepalanya untuk mengatasi nyeri kepalanya tersebut. Yaitu 30% melakukan kompresi/penekanan, 27% kompres dingin, 25% massage/pijit, 8% kompres panas terhadap daerah kepalanya yang dirasa sakit. Dari self manipulasi tersebut ternyata hanya dapat mengurangi nyerinya secara temporer sekitar 8% saja. Kelihatan disini bahwa manipulasi kompresi/penekanan lebih bermanfaat dibandingkan dengan manipulasi lainnya. Kompresi/penekanan dilakukan dengan tangan, jari atau benda yang padat ataupun dengan diikat dengan saputangan. Kompres dingin dengan cara handuk dingin atau dengan ice bag. Massage/pijit dengan self massage, pijit sendiri atau di pijit oleh orang lain. Kompres panas dengan cara, handuk panas, hair dryer atau dengan hot shower.

Djali D & Sjahrir H18 telah melakukan penelitian pada penderita nyeri kepala(285 orang) di poliklinik sefalgi FK.USU/RS HAM Medan, didapati usaha penanggulangan nyeri kepala paling banyak dengan membeli obat bebas analgetik (20.4%) , ke dukun (17.9%), tidur (11.6%).

Pada penelitian von Peter dkk6 menunjukkan bahwa sekitar 86% dari penderita nyeri kepala yang datang berobat ke klinik nyeri kepala New York Presbyterian Hospital, USA sering menggunakan pengobatan alternatif seperti massage(42%), exercise (3 0%), acupuncture (19%),biofeedback(15%),chiro practic(15%), herbs(15%), vitamin/nutritional

Page 7: Nyeri Kepala.docx

Dian Utami C111 09 134PBL NYERI KEPALA

7

supplements (14%) lain seperti yogy homeopathy dan aromatherapy. Ternyata penggunaan pengobatan alternatif jenis acupunture/acupressure, exercise, chiropractic manipulation, relaxation therapy, ma.ssage, biofeedback dan herbs dapat menolong sekitar 60% dari

penderita.6

Botulinum toxin A.(BTX A) Terapi nyeri kepala dengan botulinum toxin A

adalaq relatif baru.Bagaimana mekanisme BTX A dapat mengurangi nyeri kepala yang tepat belum lab diketahui. Diduga BTX A mempunyai target menurunkan CGRP

maupun SP, dan sebagai muscle relaxant.30

Evers S dkk19telah melakukan review meta analisis berdasarkan evidence based medicine criteria terhadap beberapa penelitian mengenai penggunaan botulinum toxin A terhadap beberapa jenis-jenis kepala primer.

Untuk 13 penelitian pada tension type headache hanya ada 2 penelitian yang memenuhi syarat evidence I dengan hasil yang negatif, untuk 4 penelitian pada migren didapati 1 yang positif dan 1 yang negatif yang memenuhi syarat evidence 1 ( well design, randomised, controlled study and sufficient number of patients). untuk untuk evidence II (well designed, randomized,controlled study but insufficient samples) hanya 1 yang positif, sedang yang evidence III( well designed,descriptive study) ada 3 studi yang positif. Sedangjenis cervicogenic headache, cluster headache, chronic paroxismal hemicrania hanya dilaporkan positif pada laporan kasus saja( evidence N).

Pada penelitian Ondo dkk30 pada 60 pasien nyeri kepala kronik yang diambil secara random, double blind; placebo controlled, parallel study terhadap chronic tension headache dan chronic migraine. Pada pasien tersebut dilakukan penyuntikan BTX A dan diikuti selama tiap 12 minggu, ternyata menunjukkan hasil perbaikan nyeri kepala sesudah pengobatan dalam 8-12 minggu (p<0.05). Akan tetapi dalam tulisan tersebut, penelitijuga mengutip beberapa penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa penyuntikan dengan memakai air garam salin, ataupun hanya menyuntikkan jarum suntik kosong ternyata juga menunjukan hasil perbaikan nyeri kepala pada pasien tension type headache.

12. Menjelaskan prognosis masing-masing jenis nyeri kepalaNyeri kepala yang berhubungan dengan lesi struktural mempunyai prognosis sesuai penyakit yang mendasarinya. PSA, meningitis dan proses desak ruang intrakranial mempunyai prognosis yang kewajiban seorang dokter adalah mengenal keadaan peninggianjelek. tekanan intrakranial sebelum adanya tanda herniasi tentorial.Nyeri kepala yang tidak berhubungan dengan lesi struktural pada umumnya juga non fatal. Walaupun seorang penderita telah diketahui menyandang migren atau nyeri kepala tegang, namun hal ini tidak menutup kemungkinan suatu saat mengalami pada pasien migrennyeri kepala struktural misalnya keganasan otak atau nyeri kepala tegang perlu diwaspadai jika terjadi perubahan pola dan gambaran klinis nyeri kepalanya yang berbeda dengan yang biasanya.

Page 8: Nyeri Kepala.docx

Dian Utami C111 09 134PBL NYERI KEPALA

8

TUMOR OTAK

Tumor otak merupakan penyakit yang sukar terdoagnosasecara dini, karena pada awalnya menunjukkan berbagai gejala yang menyesatkan dan eragukan tapi umumnya berjalan progresif.Manifestasi klinis tumor otak dapat berupa:• Gejala serebral umum, nyeri kepala, kejang• Gejala tekanan tinggi intrakranial• Gejala tumor otak yang spesifik• Gejala serebral umumDapat berupa perubahan mental yang ringan (Psikomotor asthenia), yang dapat dirasakan oleh keluarga dekat penderita berupa: mudah tersinggung, emosi, labil, pelupa, perlambatan aktivitas mental dan sosial, kehilangan inisiatif dan spontanitas, mungkin diketemukan ansietas dan depresi. Gejala ini berjalan progresif dan dapat dijumpai pada 2/3 kasus• Nyeri KepalaDiperkirakan 1% penyebab nyeri kepala adalah tumor otak dan 30% gejala awal tumor otak adalah nyeri kepala. Sedangkan gejala lanjut diketemukan 70% kasus. Sifat nyeri kepala bervariasi dari ringan dan episodik sampai berat dan berdenyut, umumnya bertambah berat pada malam hari dan pada saat bangun tidur pagi serta pada keadaan dimana terjadi peninggian tekanan tinggi intrakranial. Adanya nyeri kepala dengan psikomotor asthenia perlu dicurigai tumor otak.• MuntahTerdapat pada 30% kasus dan umumnya meyertai nyeri kepala. Lebih sering dijumpai pada tumor di fossa posterior, umumnya muntah bersifat proyektif dan tak disertai dengan mual.• KejangBangkitan kejang dapat merupakan gejala awal dari tumor otak pada 25% kasus, dan lebih dari 35% kasus pada stadium lanjut.Diperkirakan 2% penyebab bangkitan kejang adalah tumor otak.Perlu dicurigai penyebab bangkitan kejang adalah tumor otakbila:- Bagkitan kejang pertama kali pada usia lebih dari 25 tahun- Mengalami post iktal paralisis- Mengalami status epilepsi- Resisten terhadap obat-obat epilepsi- Bangkitan disertai dengan gejala TTIK lainBangkitan kejang ditemui pada 70% tumor otak

dikorteks, 50% pasIen dengan astrositoma, 40% pada pasen meningioma, dan 25% pada glioblastoma.• Gejala Tkanan Tinggi IntrakranialBerupa keluhan nyeri kepala di daerah frontal dan oksipital yangtimbul pada pagi hari dan malam hari, muntah proyektil dan penurunan kesadaran. Pada pemeriksaan diketemukan papil udem. Keadaan ini perlu tindakan segera karena setiap saat dapat timbul ancaman herniasi. Selain itu dapat dijumpai parese N.VI akibat teregangnya N.VI oleh TTIK. Tumor-tumor yang sering memberikan gejala TTIK tanpa gejala-gejala fokal maupun lateralisasi adalah meduloblatoma, spendimoma dari ventrikel III, haemangioblastoma serebelum dan craniopharingioma.• Gejala spesifik tumor otak yang berhubungan dengan lokasi:Lobus frontal Menimbulkan gejala perubahan kepribadian Bila tumor menekan jaras motorik menimbulkan

hemiparese kontra lateral, kejang fokal Bila menekan permukaan media dapat

menyebabkan inkontinentia Bila tumor terletak pada basis frontal menimbulkan

sindrom fosterkennedy

Pada lobus dominan menimbulkan gejala afasia Lobus parietal

Dapat menimbulkan gejala modalitas sensori kortikal hemianopsihomonym

Bila terletak dekat area motorik dapat timbul kejang fokal danpada girus angularis menimbulkan gejala sindrom gerstmann’s

Lobus temporal Akan menimbulkan gejala hemianopsi, bangkitan

psikomotor, yang didahului dengan aura atau halusinasi

Bila letak tumor lebih dalam menimbulkan gejala afasia danhemiparese

Pada tumor yang terletak sekitar basal ganglia dapat diketemukan gejala choreoathetosis, parkinsonism

Lobus oksipital Menimbulkan bangkitan kejang yang dahului dengan

gangguanpenglihatan

Gangguan penglihatan yang permulaan bersifat quadranopia berkembang menjadi hemianopsia, objeckagnosia Tumor di ventrikel ke III

Tumor biasanya bertangkai sehingga pada pergerakan kepala menimbulkan obstruksi dari cairan serebrospinal dan terjadi peninggian tekanan intrakranial mendadak, pasen tiba-tiba nyeri kepala, penglihatan kabur, dan penurunan kesadaran

Tumor di cerebello pontin angie Tersering berasal dari N VIII yaitu acustic neurinoma Dapat dibedakan dengan tumor jenis lain karena

gejala awalnya berupa gangguan fungsi pendengaran

Gejala lain timbul bila tumor telah membesar dan keluar dari daerah pontin angel

Tumor Hipotalamus Menyebabkan gejala TTIK akibat oklusi dari foramen

Monroe Gangguan fungsi hipotalamus menyebabkan gejala:

gangguanperkembangan seksuil pada anak-anak, amenorrhoe,dwarfism, gangguan cairan dan elektrolit, bangkitan

Tumor di cerebelum Umumnya didapat gangguan berjalan dan gejala

TTIK akan cepatterjadi disertai dengan papil udem

Nyeri kepala khas didaerah oksipital yang menjalar keleher dan spasme dari otot-otot servikal

Tumor fosa posteriorDiketemukan gangguan berjalan, nyeri kepala dan muntah disertaidengan nystacmus, biasanya merupakan gejala awal darimedulloblastoma

IV. PEMERIKSAAN-PEMERIKSAAN PENUNJANGSetelah diagnosa klinik ditentukan, harus dilakukanpemeriksaan yang spesifik untuk memperkuat diagnosa dan mengetahuiletak tumor.# Elektroensefalografi (EEG)# Foto polos kepala# Arteriografi# Computerized Tomografi (CT Scan)# Magnetic Resonance Imaging (MRI)

V. GAMBARAN CT SCAN TUMOR OTAK BENIGNACT Scan merupakan alat diagnostik yang penting dalamevaluasi pasen yang diduga menderita tumor otak. Sensitifitas CT Scan untuk mendeteksi tumor yang berpenampang kurang dari 1 cm dan terletak pada basis kranil. Gambaran CT Scan pada tumor otak, umumnya tampak sebagai lesi abnormal berupa massa yang

Page 9: Nyeri Kepala.docx

Dian Utami C111 09 134PBL NYERI KEPALA

9

mendorong struktur otak disekitarnya. Biasanya tumor otak dikelilingi jaringan udem yang terlihat jelas karena densitasnya lebih rendah. Adanya kalsifikasi, perdarahan atau invasi mudah dibedakan dengan jaringan sekitarnya karena sifatnya yang hiperdens. Beberapa jenis tumor akan terlihat lebih nyata bila pada waktu pemeriksaan CT Scan disertai dengan pemberian zat kontras. Penilaian CT Scan pada tumor otak:# Tanda proses desak ruang:o Pendorongan struktur garis tengah itako Penekanan dan perubahan bentuk ventrikel# Kelainan densitas pada lesi: hipodens, hiperdens atau kombinasi,kalsifikasi, perdarahan# Udem perifokal1. Meningioma- Merupakan tumor jinak susunan saraf pusat yang berasal dari selselpembentuk lapisan luar membrana arakhnoidal (arakhnoid capcels), oleh sebab itu dapat dijumpai sepanjang durameter- Insidennya sekitar 15% dari seluruh tumor otak- Lokasinya ektra aksial dan berkapsul- Gambaran CT Scan:o Tanpa kontras gambaran meninioma 75% hiperdens dan14,4% isodenso Gambaran spesifik dari meninioma berupa enchancementdari tumor dengan pemberian kontras. Meninioma tampaksebagai masa yang homogen dengan densitas tinggi, tepibulat dan tegas.o Dapat terlihat juga adanya hiperostosis kranialis, destruksitulang, udem otak yang terjadi sekitar tumor, dan adanyadilatasi ventrikel.2. Adenoma Dituitari/Adenoma Hipofise- Hampir semua tumor hipofise berasal dari sel endokrin hipofise,sehingga tumor hipofise dikenal sebagai adenoma hipofise- Insidennya diperkirakan 5-10% dari tumor otak- Berupa masa intraseler dengan sekresi, masa intraseler nonsekresi atau masa dengan pembesaran ekstra seler- Kharakteristik dari adenoma hipofise adanya endokrinopati danpenekanan tumor pada jaringan sekitarnya,

menyebabkanpenekanan khiasma optikus- Biasanya pada usia 30-40 tahun- Tumor biasanya solid, dan bila terdapat pembentukan kista,nekrosis atau perdarahan menunjukkan degenerasi keganasan.- Gambaran CT Scan:o Terdapat gambaran hipodens yang berlokasi sekitar sellatursika, yang melebar dalam lingkungan konveks keatasdari kelenjar hipofisiso Pada makroadenoma, terlokasi secara sentral dan simetrispada sisterna supraseller dengan gambaran agak hiperdens,dengan kontras menunjukkan enchanchemento Bila adenoma kistik memperlihatkan gambaran hipodendengan enchancement cincin sekitarnyao Adanya perdarahan pada adenoma menunjukkan gambaranhiperdens yang bulat dan ireguler3. Kraniopharingioma- Tumor ini berasal dari sisa jaringan embrional, dan 50% usia pasenkurang dari 20 tahun- Insidennya kira-kira 2,5-4% dari tumor otak- Secara patologi gambarannya bervariasi dari solid, kistik dankalsifikasi- Lokalisasi biasanya di supraseller dengan obstruksi dari foramenintraventrikular yang menyebabkan hidrosefalus. Dapat pulatumbuh pada ventrikel III- Gambaran CT Scan:o Memperlihatkan densitas iso, hipo, dan hiperdens yangheterogen dan mempunyai tepi yang ireguler, dengankontras terdapat enhanchement pada bagian tepi(Peripheral rim) atau bentuk cincin dengan density yangheterogeno Pada kraniofaringioma yang kistik danmemperlihatkan lesihipodens yang bulat dengan enchancement cincin perifer,perlu di differesiasi diagnosa:# Adenoma pituitary# Meninioma juxtaseller# Glioma pada khiasma optikus4. Pilocytic Astrositoma

- Merupakan jenis astrositoma dengan grade rendah (grade 1)- Sering didapat pada usia muda (9-10 tahun), dan seringdiketemukan di daerah ventrikel atau serebelum dan jarang padasereberum- Insidennya diperkirakan 4% dari tumor intrakranial dan 8% dariglioma- Secara CT Scan:o Menunjukkan gambaran hipodens bentuk tak teratur dantepi tak rata. Pada jenis lain mungkin diketemukan kista.Kalsifikasi didapat 8-10% dan efek dari masa 50% kasus.Enchanchement pada 50% kasus, biasanya tak merata5. Akuistik Neurinoma- Berasal dari sel-sel selubung neurilemmal cabang vestibuler N.VIII,dekat ganglion dalam kanalis akustikus internus. Insiden pada usia40-60 tahun- Insidennya 5-10% dari tumor intrakranial- Tumor ini sering ditemukan pada sudut serebelloponting, sifatnyaunilateral da pada 5-8% bilateral dan biasanya merupakan bagiandari penyakit neurofibromatosis- Tumbuhnya lambat sehingga gejala berjalan berbulan/bertahuntahunsebelum diagnosa ditegakkan- Merupakan tumor jinak dan gejala yang ditimbulkan karenapenekanan pada struktur sekitarnya berupa penekanan N.VIII,N.VII, N.V, serebelum, penekanan dan distorsi dari batang otak,terjadi sumbatan pada aquaduktus silvii menyebabkan hidrosefalusdan herniasi tonsil serebelum ke foremen magnum- Gambaran CT Scan:o Tanpa kontras menunjukkan gambaran isodens atauhipodens, mingkin terdapat gambaran kistiko Dengan kontras menunjukkan enhanchement yanghomogen kadang-kadang membentuk cincino Bila tumor besar, ventrikel IV terdorong dan terdapathidrosefalus

Page 10: Nyeri Kepala.docx

Dian Utami C111 09 134PBL NYERI KEPALA

10

NYERI KEPALA II TUMOR

Nyeri kepala adalah nyeri yang paling banyak dikeluhkan penderita selain nyeri pinggang saat berobat ke dokter, dan nyeri kepala merupakan gejala awal yang diderita sekitar 30 persen pederita tumor otak.

“Gejala tumor otak tergantung letak dan kecepatan pertumbuhannya. Namun gejalanya muncul secara tersamar yang biasanya dimulai dengan gangguan mental ringan yang hanya dapat dirasakan oleh orang yang berhubungan dekat dengan penderita, seperti mudah tersinggung, emosinya labil, pelupa, lamban dan kurang inisiatif, serta depresi,” kata dokter ahli saraf di Lampung, dr Ruth Mariva SpS di Bandarlampung, belum lama ini, seperti dilansir Antara.

Dalam seminar sehari tentang nyeri kepala yang diselenggarakan RS Imanuel Way Halim, di Bandarlampung itu, Ruth mengatakan nyeri kepala biasanya sulit digambarkan dan bervariasi, mulai dari yang ringan dan episodik sampai berat dan berdenyut atau meletup, yang umumnya bertambah berat pada malam, saat bangun pagi dan saat perubahan posisi.

Pada awalnya, nyeri kepala tumor disebabkan pembengkakan lokal sekitar tumor atau akibat kerusakan pembuluh darah sekitar tumor, dan akhirnya disebabkan oleh tekanan tinggi di dalam kepala.

Selain nyeri kepala, katanya, pada tumor otak juga ditemukan gejala mual muntah terutama jika lokasi tumor di bagian belakang, kejang- kejang, dan mengalami gangguan penglihatan dan kelemahan saraf lainnya.

“Penderita biasanya datang ke dokter dengan keluhan nyeri kepala di daerah depan (dahi) dan kepala belakang, yang biasanya sudah berlangsung lama dan progresif,” katanya.

Berdasarkan penelitian IHS (International Headache Society) tahun 1988 dan disepakati oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI), terdapat 13 kelompok nyeri kepala, di antaranya adalah migren, nyeri kepala tipe tegang, nyeri kepala akibat trauma kepala, nyeri kepala akibat infeksi, dan nyeri kepala akibat gangguan metabolik.

Jika dilihat dari waktu dan lamanya serangan, nyeri kepala dapat dibagi atas nyeri kepala akut dan kronis. Menurut dr Ruth, nyeri kepala akut dan hebat memerlukan penanganan segera karena merupakan gejala dari penyakit-penyakit berbahaya, seperti penyakit pada pembuluh darah otak (stroke, thrombosis, hipertensi maligna), infeksi otak ( meningitis, ensefalitis, abses) dan keracunan karbon monoksida.

Disebutkannya, kebanyakan nyeri kepala merupakan gejala yang ringan, namun dapat juga sebagai gejala suatu penyakit yang serius atau berbahaya, misalnya apabila nyeri kepala hebat secara tiba-tiba, bertambah berat dan progresif, disertai kejang dan pingsan, terjadi saat aktifitas dan gangguan penglihatan.

Ruth menambahkan , nyeri kepala harus ditangani secara komprehensif, tidak hanya mengobati gejala/ keluhannya saja dengan memberikan obat penghilang nyeri, tetapi juga dengan mendeteksi dan menyingkirkan penyebab terjadinya keluhan tersebut. Penggunaan obat nyeri kepala yang tidak tepat dan berlebihan akan menimbulkan ketergantungan dan nyeri kepala susulan yang berkepanjangan.

Dalam kesempatan itu, ia juga menyebutkan bahwa 20 persen pasien yang berobat ke Poliklinik Saraf RS Imanuel Bandarlampung, Januari-Juni 2007, adalah penderita nyeri kepala. Sekitar 65 persen penderitanya adalah perempuan dan lebih dari 50 persen menderita nyeri kepala tegang. (yz)