nutrisi

33
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA “NUTRISI” 1. Pengertian Nutrisi atau gizi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan. Nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan (Soenarjo, 2000). Menurut Rock CL (2004), nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia menggunakan makanan untuk membentuk energi, mempertahankan kesehatan, pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal setiap organ baik antara asupan nutrisi dengan kebutuhan nutrisi. Sedangkan menurut Supariasa (2001), nutrisi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses degesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energy. 2. Jenis-jenis nutrient a. Karbohidrat Karbohidrat dihasilkan dari sintesis CO 2 dan H 2 O dengan bantuan sinar matahari dan zat hijau daun (klorofil)

Upload: rizka-evadiana

Post on 24-Jan-2016

36 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Askep Nutrisi

TRANSCRIPT

Page 1: Nutrisi

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

“NUTRISI”

1. Pengertian

Nutrisi atau gizi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk

fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan.

Nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya,

yaitu energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses

kehidupan (Soenarjo, 2000).

Menurut Rock CL (2004), nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia

menggunakan makanan untuk membentuk energi, mempertahankan kesehatan,

pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal setiap organ baik antara

asupan nutrisi dengan kebutuhan nutrisi.

Sedangkan menurut Supariasa (2001), nutrisi adalah suatu proses organisme

menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses degesti,

absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak

digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi normal dari

organ-organ, serta menghasilkan energy.

2. Jenis-jenis nutrient

a. Karbohidrat

Karbohidrat dihasilkan dari sintesis CO2dan H2O dengan bantuan sinar matahari

dan zat hijau daun (klorofil) melalui fotosintesis. Karbohidrat merupakan

sumber kalori bagi organisme heterotrof (makhluk hidup yang tidak dapat

membuat makanan sendiri). Karbohidrat dapat diperoleh dari nasi, jagung,

gandum, ubi jalar, ketela pohon, kentang, dan sagu. Fungsi karbohidrat yaitu

sebagai sumber energi untuk beraktivitas.

b. Protein

Protein terdiri dari asam amino esensial (tidak dapat dibuat di dalam tubuh) dan

asam amino non esensial (dapat dibuat di dalam tubuh). Protein berfungsi

sebagai zat pembangun dan pelindung tubuh, serta dapat pula menyediakan

energi. Kekurangan protein dapat menyebabkan penyakit kwashiorkor. Menurut

sumbernya, protein terbagi menjadi protein nabati yang berasal dari tumbuhan,

Page 2: Nutrisi

misalnya kacang-kacangan, padi-padian, dan sayuran, dan protein hewani yang

diperoleh dari daging hewan.

c. Lemak

Berdasarkan sumbernya, lemak juga dibedakan menjadi lemak nabati dan lemak

hewani. Lemak nabati diperoleh dari kelapa, kemiri, zaitun, kacang tanah, dan

buah alpukat. Sedangkan lemak hewani diperoleh dari daging, keju, mentega,

telur, ikan segar, susu, dan minyak ikan. Lemak berfungsi sebagai penyedia

energi cadangan, pembawa zat-zat makanan yang esensial, dan sebagai

pelindung organ-organ tubuh yang lunak, serta melindungi tubuh dari suhu

rendah.

d. Vitamin

Vitamin adalah senyawa organik kompleks yang esensial untuk pertumbuhan

dan fungsi biologis makhluk hidup. Kekurangan vitamin dapat menyebabkan

berbagai penyakit dan terjadinya avitaminosis.

e. Mineral

Mineral merupakan zat anorganik dan diperlukan oleh tubuh untuk membantu

berbagai aktivitas yang terjadi dalam tubuh, seperti kerja otot, peredaran darah,

pembekuan darah, dan lain-lain. Berbagai mineral yang diperlukan tubuh

dijabarkan dalam tabel berikut.

3. Masalah yang berhubungan dengan gangguan nutrisi (malnutrisi)

Secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas kekeurangan dan

kelebihan nutrisi, obesitas, malnutrisi, Diabetes Melitus, Hipertensi, Jantung Koroner,

Kanker, Anoreksia Nervosa.

a. Kekurangan nutrisi

Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam

keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat

ketidakmampuan asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme.

Tanda klinis :

Berat badan 10-20% dibawah normal

Tinggi badan dibawah ideal

Lingkar kulit triseps lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar

Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot

Adanya penurunan albumin serum

Page 3: Nutrisi

Adanya penurunan transferin

Kemungkinan penyebab:

Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori akibat

penyakitinfeksi atau kanker

Disfagia karena adanya kelainan persarafan

Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi laktosa

Nafsu makan menurun

b. Kelebihan nutrisi

Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang

mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan

metabolisme secara berlebihan.

Tanda klinis :

Berat badan lebih dari 10% berat ideal

Obesitas (lebih dari 20 % berat ideal)

Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita

Adanya jumlah asupan berlebihan aktivitas menurun atau monoton

Kemungkinan penyebab :

Perubahan pola makan

Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman

c. Obesitas

Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai

lebih dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan

asupan kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori.

d. Malnutrisi

Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat

gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi

yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan

rendah dengan asupan makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan

tubuh, adanya kelemahan otot dan penurunan energi, pucat pada kulit,

membrane mukosa, konjungtiva dan lain- lain.

e. Diabetes mellitus

Page 4: Nutrisi

Diabetes melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai

dengan adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin

atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan.

f. Hipertensi

Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh

berbagai masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya

obesitas, serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.

g. Penyakit jantung koroner

Penyakit jantung koroner merupakan gangguan nutrisi yang sering

disebabkan oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat ini,

penyakit jantung koroner sering dialami karena adanya perilaku atau gaya hidup

yang tidak sehat, obesitas dan lain-lain.

h. Kanker

Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh

pengonsumsian lemak secara berlebihan.

4. Faktor resiko yang menyebabkan gangguan nutrisi

a. Pengetahuan

Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat mempengaruhi

pola konsumsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi

sehingga dapat terjadi kesalahan.

b. Prasangka

Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi tinggi dapat

mempengaruhi gizi seseorang .

c. Kebiasaan

Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu

dapat mempengaruhi status gizi.

d. Kesukaan

Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan

kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh zat-zat yang

dibutuhkan secara cukup.

e. Ekonomi

Page 5: Nutrisi

Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena penyediaan

makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit, oleh karena itu,

masyarakat dengan kondisi perekonomian yang tinggi biasanya mampu

mencukupi kebutuhan gizi keluarganya di bandingkan masyarakat dengan kondisi

perekonomian rendah.

f. Usia

Pada usia 0-10 tahun kebutuhan metabolisme basa bertambah dengan cepat hal ini

sehubungan dengan factor pertumbuhan dan perkembangan yang cepat pada usia

tersebut. Setelah usia 20 tahun energy basal relative konstan.

g. Jenis kelamin

Kebutuhan metabolisme basal pada laki-laki lebih besar di bandingkan dengan

wanita pada laki-laki kebutuhan BMR 1,0 kkal/kg BB/jam dan pada wanita 0,9

kkal/kgBB/jam.

h. Tinggi dan berat badan

Tinggi dan berat badan berpengaruh terhadap luas permukaan tubuh, semakin luas

permukaan tubuh maka semakin besar pengeluaran panas sehingga kebutuhan

metabolisme basal tubuh juga menjadi lebih besar.

i. Status kesehatan

Nafsu makan yang baik adalah tanda yang sehat . Anoreksia (kurang nafsu

makan) biasanya gejala penyakit atau karena  efek samping obat.

j. Faktor Psikologis serti stress dan ketegangan

Motivasi individu untuk makan makanan yang seimbang dan persepsi individu

tentang diet merupakan pengaruh yang kuat. Makanan mempunyai nilai simbolik

yang kuat bagi banyak orang (mis. Susu menyimbolkan kelemahan dan daging

menyimbulkan kekuatan).

k. Alkohol dan Obat

Penggunaan alcohol dan obat yang berlebihan memberi kontribusi pada defisiensi

nutrisi karena uang mungkin dibelajakan untuk alcohol daripada makanan.

Alcohol yang berlebihan juga mempengaruhi organ gastrointestinal. Obat-obatan

yang menekan nafsu makan dapat menurunkan asupan zat gizi esensial. Obat-

obatan juga menghabiskan zat gizi yang tersimpan dan mengurangi absorpsi zat

gizi di dalam intestine.

5. Penilaian kecukupan gizi

Page 6: Nutrisi

Ada beberapa cara melakukan penilaian status gizi pada kelompok masyarakat,

yaitu penilaian secara langsung dan secara tidak langsung.

a. Penilaian secara langsung

Penilaian status gizi secara langsung dibagi menjadi empat penilaian yaitu

antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik. Adapun penilaian dari masing-masing

adalah sebagai berikut :

1) Antropometri

Secara umum bermakna ukuran tubuh manusia. Antropometri gizi

berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan

komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Dalam

pemakaian untuk penilaian status gizi, antropomteri disajikan dalam bentuk

indeks yang dikaitkan dengan variabel lain. Variabel tersebut adalah sebagai

berikut :

a) Umur

Umur sangat memegang peranan dalam penentuan status gizi, kesalahan

penentuan akan menyebabkan interpretasi status gizi yang salah. Hasil

penimbangan berat badan maupun tinggi badan yang akurat, menjadi tidak

berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat. Kesalahan

yang sering muncul adalah adanya kecenderunagn untuk memilih angka

yang mudah seperti 1 tahun; 1,5 tahun; 2 tahun. Oleh sebab itu penentuan

umur anak perlu dihitung dengan cermat. Ketentuannya adalah 1 tahun

adalah 12 bulan, 1 bulan adalah 30 hari. Jadi perhitungan umur adalah

dalam bulan penuh, artinya sisa umur dalam hari tidak diperhitungkan

( Depkes, 2004)

b) Berat Badan

Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan gambaran

massa jaringan, termasuk cairan tubuh. Berat badan sangat peka terhadap

perubahan yang mendadak baik karena penyakit infeksi maupun

konsumsi makanan yang menurun. Berat badan ini dinyatakan dalam

bentuk indeks BB/U (Berat Badan menurut Umur) atau melakukan

penilaian dengam melihat perubahan berat badan pada saat pengukuran

dilakukan, yang dalam penggunaannya memberikan gambaran

keadaan kini. Berat badan paling banyak digunakan karena hanya

memerlukan satu pengukuran, hanya saja tergantung pada ketetapan umur,

Page 7: Nutrisi

tetapi kurang dapat menggambarkan kecenderungan perubahan situasi gizi

dari waktu ke waktu (Djumadias Abunain, 1990).

c) Tinggi Badan

Tinggi badan memberikan gambaran fungsi pertumbuhan yang dilihat dari

keadaan kurus kering dan kecil pendek. Tinggi badan sangat baik untuk

melihat keadaan gizi masa lalu terutama yang berkaitan dengan keadaan

berat badan lahir rendah dan kurang gizi pada masa balita. Tinggi badan

dinyatakan dalam bentuk Indeks TB/U ( tinggi badan menurut umur),

atau juga indeks BB/TB ( Berat Badan menurut Tinggi Badan) jarang

dilakukan karena perubahan tinggi badan yang lambat dan biasanya hanya

dilakukan setahun sekali. Keadaan indeks ini pada umumnya memberikan

gambaran keadaan lingkungan yang tidak baik, kemiskinan dan akibat

tidak sehat yang menahun ( Depkes RI, 2004). Berat badan dan

tinggi badan adalah salah satu parameter penting untuk menentukan status

kesehatan manusia, khususnya yang berhubungan dengan status gizi.

2) Klinis

Metode ini, didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang

dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal tersebut dapat dilihat pada

jaringan epitel seperti kulit, mata, rambut, dan mukosa oral atau pada organ-

organ yang dekat/dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid. 

3) Biokimia

Adalah suatu pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratoris yang

dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang

digunakan antara lain: urine, tinja, darah, beberapa jaringan tubuh lain seperti

hati dan otot. 

4) Biofisik

Penentuan gizi secara biofisik adalah suatu metode penentuan status gizi

dengan melihat kemampuan fungsi, khususnya jaringan, dan melihat

perubahan struktur jaringan.

b. Penilaian secara tidak langsung

Penilaian status gizi secara tidak langsung dibagi menjadi 3 yaitu: survey

konsumsi makanan, statistik vital, dan faktor ekologi . Adapun uraian dari ketiga

hal tersebut adalah sebagai berikut :

1) Survey konsumsi makanan

Page 8: Nutrisi

Adalah suatu metode penentuan status gizi secara tidak langsung dengan

melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi. 

2) Statistik vital

Adalah dengan cara menganalisis data beberapa statistik kesehatan seperti

angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat

penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi. 

3) Ekologi

Berdasarkan ungkapan dari Bengoa dikatakan bahwa malnutrisi merupakan

masalah ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis, dan

lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dari

keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi dll.

6. Konsep pemberian nutrisi per oral, parenteral, enteral

a. Pemberian Nutrisi Per Oral

a) Pengertian

Pemberian nutrisi melalui oral merupakan tindakan keperawatan yang

dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara

sendiri dengan cara membantu memberikan melalui mulut.

b) Indikasi

Diberikan kepada pasien yang memiliki gangguan mobilitas tetapi masih

sadar.

c) Kontra indikasi

Tidak dapat diberikan pada pasien koma, CA nasoparing, CA mandibularis.

b. Pemberian Nutrisi Parenteral

a) Pengertian

Pemberian Nutrisi Parenteral merupakan pemberian nutrisi berupa cairan

infus yang di masukkan ke dalam tubuh melalui darah vena baik sentral (untuk

nutrisi parenteral total) atau vena perifer (untuk nutrisi parenteral parsial).

Nutrisi parenteral adalah suatu bentuk pemberian nutrisi yang

diberikan langsung melalui pembuluh darah tanpa melalui saluran pencernaan

(Wiryana,2007). Nutrisi parenteral diberikan apabila usus tidak dipakai karena

sesuatu hal, misalnya: Malformasi Kongenital Intestinal, Enterokolitis

Nekrotikans, dan Distres Respirasi Berat. Nutrisi parsial parenteral diberikan

Page 9: Nutrisi

apabila usus dapatdipakai, tetapi tidak dapat mencukupi kebutuhan nutrisi

untuk pemeliharaan dan pertumbuhan (Setiati, 2000).

Pemberian nutrisi melalui parenteral dilakukan pasien yang tidak dapat

di penuhi kebutuhan nutrisinya melalui oral atau enteral

b) Tujuan Pemberian Nutrisi Parenteral

Tujuannya yaitu mempertahankan kebutuhan nutrisi

c) Metode pemberian Pemberian Nutrisi Parenteral

1. Nutrisi parenteral parsial, pemberian sebagian kebutuhan nutrisi melalui

intravena. Sebagian kebutuhan nutrisi harian pasien masih dapat di penuhi

melalui enteral. Cairan yang biasanya digunakan dalam bentuk dekstrosa

atau cairan asam amino

2. Nutrisi parenteral total, pemberian nutrisi melalui jalur intravena ketika

kebutuhan nutrisi sepenuhnya harus dipenuhi melalui cairan infus. Cairan

yang dapat digunakan adalah cairan yang mengandung karbohidrat seperti

Triofusin E1000, cairan yang mengandung asam amino seperti PanAmin

G, dan cairan yang mengandung lemak seperti Intralipid

3. Lokasi pemberian nutrisi secara parenteral melalui vena sentral dapat

melalui vena antikubital pada vena basilika sefalika, vena subklavia, vena

jugularis interna dan eksterna, dan vena femoralis. Nutrisi parenteral

melalui perifer dapat dilakukan pada sebagian vena di daerah tangan dan

kaki

c. Pemberian nutrisi enteral

a) Pengertian

Nutrisi enteral adalah nutrisi yang diberikan pada pasien yang tidak

dapatmemenuhi kebutuhan nutrisinya melalui rute oral, formula nutrisi

diberikanmelalui tube ke dalam lambung (gastric tube), nasogastric tube

(NGT), ataujejunum dapat secara manual maupun dengan bantuan pompa

mesin (Setiati,2000).

b) Indikasi

Pemberian nutrisi enteral diberikan pada pasien yang sama sekali tidak bisa

makan, makanan yang masuk tidak adekuat, pasien dengan sulit menelan,

pasien dengan luka bakar yang luas. Pada pasien dengan keadaan trauma

berat, luka bakar dan status katabolisme, maka pemberian nutrisi enteral

sebaiknya sesegera mungkin dalam 24 jam.

Page 10: Nutrisi

c) Kontra Indikasi

Kontra indikasi pemberian nutrisi enteral adalah keadaan dimana

saluran cerna tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya, kelainan anatomi

saluran cerna, iskemia saluran cerna, dan peritonitis berat. Pada pasien dengan

pembedahan, pemberian nutrisi enteral harus dikonfirmasikan dengan tanda

munculnya flatus.

Pada prinsipnya, pemberian formula enteral dimulai dengan dosis

rendah dan ditingkatkan secara bertahap sampai mencapai dosis maksimum

dalam waktu seminggu. Makanan enteral yang telah disediakan sebaiknya

dihabiskan dalam waktu maksimal 4 jam, waktu selebihnya akan

membahayakan karena kemungkinan makanan tersebut telah terkontaminasi

bakteri.

d) Route pemberian nutrisi enteral

1. Nasogastrik: pemberian melalui nasogastrik memerlukan fungsi gaster

yang baik, motilitas dan pengosongan gaster yang normal.

2. Transpilorik: pemberian transpilorik efektif jika ada atoni gaster.

3. Perkutaneus: bila bantuan nutrisi secara enteral dibutuhkan lebih dari 4

bulan. Jejunostomi diberikan bila ada GER, gastroparesis, pankreatitis.

e) Halangan yang mungkin terjadi pada pemberian nutrisi enteral

Pemberian nutrisi enteral terkadang mengalami hambatan. Beberapa

hambatan yang terjadi adalah sebagai berikut:

1. Gagalnya pengosongan lambung,

2. Aspirasi dari isi lambung,

3. Diare,

4. sinusitis,

5. Esofagitis,

6. Salah meletakkan pipa.

f) Komposisi formula untuk makanan enteral

Makanan enteral sebaiknya mempunyai komposisi yang seimbang. Kalori

non protein dari sumber karbohidrat berkisar 60-70%; bisa merupakan

polisakarida, disakardida mapun monosakarida. Glukosa polimer merupakan

karbohidrat yang lebih mudah diabsorpsi. Sedangkan komposisi kalori non

protein dari sumber lemak berkisar antara 30-40%; bisa merupakan lemak

bersumber dari Asam Lemak Esensial (ALE/EFA). Lemak ini mempunyai

Page 11: Nutrisi

konsentrasi kalori yang tinggi tetapi sifat abrsorpsinya buruk. Lemak MCT

merupakan bentuk lemak yang mudah diabsorpsi. Protein diberikan dalam

bentuk polimerik (memerlukan enzim pankreas) atau peptida. Protein whey

terhidrolisis merupakan bentuk protein yang lebih mudah diabsorpsi daripada

bentuk asam amino bebas.

Pada formula juga perlu ditambahkan serat; serat akan mengurangi risiko

diare dan mengurangi risiko konstipasi, memperlambat waktu transit makanan

pada saluran cerna, merupakan kontrol glikemik yang baik. Serat juga

mempromosikan fermentasi di usus besar sehingga menghasilkan SCFA yang

merupakan faktor trofik. SCFA menyediakan energi untuk sel epitel untuk

memelihara integritas dinding usus.

g) Pemberian nutrisi enteral pada keadaan khusus

Pada anak dengan gangguan pernapasan (fungsi pulmo tidak adekuat),

maka nutrisi yang diberikan sebaiknya tinggi lemak (50%) serta rendah

karbohidrat. Pada penyakit hepar, sebaiknya menggunakan sumber protein

tinggi BCAA, asam amino rendah aromatik. Bila ada ensefalopati hepatik,

protein sebaiknya diberikan <0.5 g/kgBB/hari.

Pada pasien dengan gangguan renal sebaiknya diberikan rendah protein,

padat kalori, rendah PO4, K, Mg. Pemberian protein dengan menggunakan

patokan GFR sebagai berikut: GFR >25: 0.6-0.7 g/kgBB/hari, bila GFR <25:

0.3 g/kgBB/hari.

7. Asuhan keperawatan klien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi

A. PENGKAJIAN

a. Identitas

a) Identitas Pasien

Nama : Ny S

Umur  : 35 th

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Status : Menikah

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Petani

Alamat : Gerokgak Gede, Tabanan

Page 12: Nutrisi

Tanggal masuk : 15/8/2011 , pukul 19:00 WITA

Tanggal pengkajian: 17/8/2011 , pukul 16:00 WITA

No. Register : 13 241 21

Diagnosa Medis : Thypoid Fever

b) Identitas Penanggung jawab

Nama : Ny SM

Umur : 50 th

Hubungan dgn pasien : Ibu kandung

Pekerjaan : Petani

Alamat : Tunjuk, Tabanan

b. Status  Kesehatan

a) Status Kesehatan saat ini

1. Keluhan utama

Saat MRS

Pasien  datang dengan keluhan suhu tubuh panas

Saat pengkajian

Pasien mengatakan badannya panas

2. Upaya yang dilakukan  untuk mengatasi

Pasien berobat jalan dipuskesmas dan menggunakan obat tradisional

(jamu)

b) Status Kesehatan Masa lalu

1. Penyakit yang pernah dialami

Pasien pernah mengalami penyakit seperti : panas, pilek, batuk dan

maag.

2. Pernah dirawat

Pasien mengatakan bahwa dirinya belum pernah dirawat dirumah sakit

sebelumya

3. Alergi

Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi, baik alergi

terhadap obat dan makanan

4. Riwayat Penyakit  Keluarga

Pasien Mengatakan didalam keluarganya tidak ada yang menderita

penyakit keturunan , seperti: Hipertensi , DM ,dan Jantung

5. Kebiasaan

Page 13: Nutrisi

Pasien mengatakan mempunyai kebiasaan minum  kopi 2 x sehari

c) Diagnosa Medis dan Therapy

Diagnosa Medis : Thypoid fever

Therapy : -RL 20 tts/mnt mempunyai fungsi untuk

mengatasi kehilangan cairan ektraseluler abnormal yang akut

PCT 3x350 mg mempunyai fungsi sebagai anagesik dan antipeuretik

dengan sedikit efek anti inflamasi dan juga dapat menghilangkan rasa

sakit dan suhu tubuh yang tinggi

c. Pola Kebutuhan Dasar

a) Pola Bernafas

Sebelum sakit : Pasien mengatakan bernafas dengan normal

Saat sakit : Pasien mengatakan tidak sesak

b) Pola Makan dan Minum

Sebelum sakit : Pasien mengatakan makan 3x seharidengan menu nasi,

daging/ikan, dan sayur-sayuran. Pasien minum air putih±9 gelas/hari (1

gelas± 200cc)

Saat sakit : Pasien mengatakan nafsu makannya berkurang

sehingga pasien hanya makan setengah porsi dengan bubur nasi atau

bubur sumsum. Pasien mengatakan mual muntah.

c) Pola Eliminasi 

BAB

Sebelum sakit : Pasien mengatakan biasanya BAB 1x sehari ,

pada pagi hari dengan konsistensi lembek , berwarna kuning dan

bau khas feses, tidak terdapat darah dalam feses.

Saat sakit : Pasien mengatakan BAB 1x sehari dengan

konsistensi lembek dan berwarna kuning, baunya khas feses, tanpa

darah dan lender.

BAK

Sebelum sakit : Pasien mengatakan biasanya BAK ± 4-6 kali

dengan warna kekuningan dan bau khas urine dengan jumlah urine

tiap berkemih ± 300 ml

Saat sakit : Pasien mengatakan sudah kencing sebanyak 5x

dengan warna kuning pekat, bau khas urine dan tidak terdapat

darah dalam urine dengan jumlah urine tiap berkemih ± 300ml

Page 14: Nutrisi

d) Pola Aktifitas dan Latihan

Sebelum sakit : Pasien mengatakan biasa beraktifitas sehari-hari

seperti pergi kesawah dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga

Saat sakit : Pasien mengatakan mampu untuk mobilitas di atas

tempat tidur berpindah dan mobilitas secara mandiri.

e) Pola Istirahat dan Tidur

Sebelum sakit : Pasien mengatakan tidur± 10 jam /hari dgn kualitas

baik (nyenyak).

Saat sakit : Pasien mengatakan tidur hanya ± 5 jam /hari dgn

kualitas tdk nyenyak dan sering terbangun malam hari.

f) Pola Rasa Nyaman

Sebelum sakit : Pasien mengatakan nyaman tinggal dirumahnya karena

pasien tidak pernah mengalami masalah kesehatan yang serius.

Saat sakit : Pasien mengatakan merasa tidak nyaman karena

kepalanya sering pusing dan sering terbangun dimalam hari.

g) Pola Produktifitas

Sebelum sakit : Pasien adalah seorang ibu rumah tangga dan seorang

petani. Px belum menopause.

Saat sakit : Pasien mengatakan tidak biasa mengerjakan tugas-

tugas sehari-hari dirumah dan pergi kesawah.

d. Pengkajian Fisik

a) Keadaan umum

Tingkat kesadaran : komposmetis

GCS : E4 V5 M6

b) TTV saat pengkajian

TD : 110/80 mmHg

RR : 20 x/mnt

Nadi : 100 x/mnt

Suhu : 39  C

c) Antropometri

BB sebelum sakit : 55 kg

BB saat sakit : 50 kg

TB : 160 cm

IMT  = BB/TB(m)

Page 15: Nutrisi

         = 50/(1,6)

         = 50/2.56

         = 19.53 ( underweight )

e. Keadaan Fisik

a) Kepala

Kulit kepala bersih tanpa ketombe, rambut rontok, tampak kusam dan

kusut, tidak terdapat benjolan pada kepala, rambut berwarna hitam dan

tidak ada nyeri tekan.

b) Mata

Bentuk mata simetris, sclera anicterik, konjungtiva anemis, pupil isokor,

terdapat kantong mata dikedua mata, mata tampak sayu.

c) Hidung

Bentuk hidung simetris, hidung tampak bersih, penciuman baik dan tidak

terdapat sekret.

d) Telinga

Telinga pasien tampak bersih, pasien tidak merasa nyeri pada kedua

telinganya, pendengaran pasien baik dan tidak terdapat benjolan pada

telinga pasien.

e) Mulut

Mukosa bibir kering, lidah pecah – pecah dan kotor, tonsil tidak membesar

dan terdapat stomatitis.

f) Leher

Tidak terdapat bendungan vena jugularis, tidak terjadi pembesaran limfe,

kulit leher tampak bersih dan tidak iritasi.

g) Thorak

Bentuk dada simetris, tidak terdapat retraksi otot dada,luka tidak

ada,kemerahan tidak ada

h) Abdomen

Bentuk abdomen datar, tidak mengalami distensi, nyeri tekan (  - )

i) Integumen

Badan teraba panas, kulit  terlihat kusam dan kotor, dan wajah nampak

kemerahan.

f. Analisa Data

Page 16: Nutrisi

DATA INTERPRETASI MASALAH

Ds : Px mengatakan badannya panas

Do : - Px terlihat lemas

-    Badan px teraba panas

-    TD : 110/80 mmHg

-    Suhu : 39  C

-    RR : 20 x/mnt

-    Nadi : 100 x/mnt

Hipertermi

Ds : - Px mengatakan mual dan muntah

Px mengatakan tidak nafsu makan

Px mengatakan bahwa mampu menghabiskan

setengah porsi

Do : - BB sebelum sakit : 55 kg

- BB saat sakit  : 50 kg

- TB : 160

- IMT : 19,53 (underweight)

- konjungtiva anemis

Ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Ds : Px mengatakan sering terbangun pada

malam hari

Px hanya tidur + 5 jam

-  Terdapat kantong mata pada kedua mata

--Px Mata tampak sayu - Konjungtiva anemis

Gangguan pola tidur

Ds : -Px mengeluh badannya lengket dan kulit

terasa kotor

Do : - Px terlihat kusam dan kotor badan

Difisit self care ;

mandi

B. DAFTAR DIAGNOSE KEPERAWATAN

No.

Tanggal,Jamditemukan

Diagnosa Keperawatan Tanggal Teratasi

Ttd

1 17Agustus 2011 Hipertermi b/d proses penyakit d/d badan teraba panas, kondisi lemas,

Page 17: Nutrisi

dan suhu tubuh menigkat2 17 Agustus 2011 Ketidakseimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan b/d tidak mampu dalam memasukkan, mencerna, mengabsorbsi makanan karena faktor  biologis, psikologi d/d mual, muntah

3 17 Agustus 2011 Gangguan pola tidur b/d suhu tubuh tinggi d/d adanya kantong mata, mata tampak sayu dan konjungtiva anemis.

4 18 Agustus 2011  Difisit self care ; mandi b/d penurunan motivasi d/d bau badan, kulit kusam dan kotor.

C. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Hari/tgl NoDx

RENCANA KEPERAWATAN TtdTujuan & KH Intervensi Rasional

Rabu17/8/2011

1 Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan suhu tubuh px kembali normal dengan KH :      Px tidak terlihat lemas      Badan px teraba hangat      TD : 120/80 mmHg      RR : 20 x/mnt      Nadi : 100 x/mnt      Suhu : 36  C

-Observasi perubahan suhu px-Berikan kompres hangat-Anjurkan pasien untuk banyak minum air putih-Anjurkan memakai pakaian yang menyerap keringat-Delegatif pemberian antiperatik dan antiseptik

-Sebagai informasi dasar untuk  perencanaan awal dan validasi data-Untuk menurunkan suhu tubuh px-Agar tidak kekurangan cairan dan eletrolit-Agar keringat tidak mengendap dan penguapan lebih cepat-Untuk menurunkan panas serta memperkuat pertahanan  tubuh px

Rabu17/8/2011

2 Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan pemenuhan kebutuhan nutrisi px terpenuhi dengan KH :BB meningkatPx tidak mualPx tidak muntahNafsu makan px meningkat IMT : 20 – 25Px mampu

-Kaji intake pxTingkatkan intake makan melalui :  Kurangi gangguan dari luar  Jaga privasi px   Sajikan makanan dalam kondisi hangat,  Selingi makan dengan minum  Jaga kebersihan mulut px

-Sebagai informasi dasar untuk  perencanaan awal dan validasi data-Cara khusus tingkatakan nafsu makan-Memudahkan makanan masuk-Mulut yang bersih meningkatkan nafsu makan-Meningkatkan intake

Page 18: Nutrisi

menghabiskan makanan 1 porsi

  Berikan makan sedikit tapi sering  Kolaborasi dengan ahli gizi

makanan-Memberikan asupan diit yang tepat

Rabu17/8/2011

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1 x 30 menit diharapkan pola tidur px kembali normal dengan KH :Px dapat tidur + 8 -10 jamPx tidak terbangun pada malam hariTidak terdapat kantong mataKonjungtiva ananemis

1)   Kaji masalah gangguan tidur px, karakteristik dan penyebab

-Bunyi hp/alarm dikecilkan-Lakukan massage pada daerah  belakang leher, tutup jendela/pintu

-Memberikan informasi dasar dalam menentukan rencana keperawatan-Mengurangi gangguan tidur-Mengurangi gangguan tidur

Kamis 18/8/2011

4 Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1 x 20 menit diharapkan kebutuhan perawatan diri ; mandi px terpenuhi dengan KH :Tidak tercium bau badanPx terlihat bersihKulit px bersihPx Nampak segar

-Kaji kemampuan px dalam perawatan diri ; mandi-Berikan penjelasan sebelum tindakan-Lakukan mandi diatas tempat tidurJaga privasi dan keamanan-Observasi TTV px-Berikan HE tentang perawatan diri ; mandi, memotong kuku, dann oral hygiene

-Memberikan informasi dasar dalam menentukan rencana keperawatan-Meningkatkan kepercayaan diri dan motivasi-Untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri ; mandi-Memberikan keamanan dan kenyamanan

5)      Mengecek perubahan keadaan px

M--Meningkatkan pengethauan dan motivasi dalam perawatan diri

8. Prosedur tindakan (sop) pemberian nutrisi melalui oral

a. Alat dan bahan

1) Piring

2) Sendok

Page 19: Nutrisi

3) Garpu

4) Gelas

5) Serbet

6) Mangkok cuci tangan

7) Pengalas

8) Jenis diet

b. Prosedur

1) Cuci tangan

2) Jelaskan prosedur yang dilakukan

3) Mengatur posisi pasien dengan posisi kepala lebih tinggi daripada badan

4) Membentangkan serbet dibawah dagu pasien

5) Anjurkan pasien untuk bedoa sebelum makan

6) Pasien tawari minum, jika perlu gunakan sedotan

7) Beritahu pasien jika makanan panas atau dingin anjurkan untuk mencicipi

makanan terlebih dahulu

8) Suapkan makanan sedikit demi sedikit untuk menghindari tersedak

9) Setelah selesai makan, pasien diberi minum, bersihkan mulut pasien, dan

dianjurkan dengan pemberian obat

10) Catat hasil atau respon pemenuhan terhadap makanan

11) Bersihkan alat dan cuci tangan.

9. Prosedur tindakan (sop) pemberian nutrisi melalui NGT

a. Bahan Selang NGT

Pada umumnya, selang NGT yang digunakan terbuat dari bahan sebagai berikut :

1)    Karet

2)    Plastik

3)    Silik

b. Jenis Ukuran NGT

Pada umumnya, ukuran selang NGT yang di gunakan yaitu sebagai berikut :

1)    Ukuran untuk bayi yaitu no 5-7

2)    Ukuran untuk anak yaitu no 8-16

3)    Ukuran untuk dewasa yaitu no 14-20

c. Tujuan dan Manfaat

Page 20: Nutrisi

Memberikan nutrisi melalui NGT bertujuan untuk memenuhi,

memperbaiki dan mempertahankan kebutuhan nutrisi klien yang tidak mampu

makan dan minum secara normal. Sedangkan manfaatnya yaitu untuk

mempertahankan metabolisme tubuh dan mempercepat penyembuhan luka.

d.  Prinsip

Adapun prinsip dari memberikan nutrisi melalui NGT adalah sebagai berikut :

1) Steril.

2) Makanan yang dapat diberikan adalah makanan cair dan makanan yang

berlendir halus.

3) Sebelum dan sesudah makan dianjurkan untuk memberi air hangat terlebih

dahulu.

4) Pastikan tidak ada udara yang masuk kedalam selang saat memberikan makan

dan minum.

5) Pastikan selang dalam keadaan tertutup selama tidak diberi makan.

e. Persiapan Alat dan Bahan

1) Spuit 20-60 cc

2) Tissue atau kassa

3) Handscoon ( Sarung tangan)

4) Bengkok

5) Klem

6) Baki atau pengalas

7) Mangkok yang berisi makanan dalam bentuk cair

8) Gelas yang berisi air minum ( Air hangat )

f. Prosedur Pelaksanaan

1) Tahap orientasi

(1) Memberikan salam dan menyapa klien

(2) Memperkenalkan diri

(3) Menjelaskan kepada klien dan keluarga mengenai tindakan yang akan

dilakukan

(4) Menanyakan persetujuan mengenai tindakan yang akan dilakukan

2) Pelaksanaan

(1) Cuci tangan

Page 21: Nutrisi

(2) Siapkan peralatan, makanan dalam bentuk cair dan air minum hangat

diatas baki kemudian simpan disamping tempat tidur klien

(3) Posisikan klien dalam posisi semi fowler (setengah duduk)

(4) Jika posisi duduk merupakan posisi yang nyaman bagi klien atau posisi

miring kanan dengan kepala agak tinggi boleh dilakukan

(5) Gunakan handscoon (sarung tangan)

(6) Buka spuit yang telah terpasang, ketika akan membuka spuit pada

pangkal selang NGT, klem terlebih dahulu dengan cara menekuk

pangkal selang dengan menggunakan  klem, kemudian lepaskan spuit

dari pangkal selang NGT, dan lepaskan kembali klem

(7) Kemudian lakukan aspirasi dengan menggunakan spuit yang telah

terpasang, untuk memastikan kadar residu lambung

(8) Selanjutnya ambil air minum hangat terlebih dahulu yang sudah tersedia

dalam gelas dengan menggunakan spuit dan masukan ujung spuit pada

ujung pangkal selang NGT, tinggikan 45⁰ dari atas klien hingga air

minum masuk

(9) Kemudian ambil makanan cair yang telah disediakan dalam mangkok

dengan menggunakan spuit , lap ujung spuit dengan menggunakan tissue

atau kassa dan masukan ujung spuit pada pangkal selang NGT, tinggikan

45⁰ dari atas klien hingga makanan masuk

(10) Terakhir beri air minum hangat kembali

(11) Buka handscoon (sarung tangan) buang pada bengkok

(12) Posisikan kembali klien kedalam posisi semula

3) Tahap terminasi

(1) Mengevaluasi dan mencatat hasil tindakan

(2) Berpamitan dengan klien dan keluarga

(3) Bereskan kembali peralatan yang telah digunakan

(4) Cuci tangan

DAFTAR PUSTAKA

Page 22: Nutrisi

http://id.wikipedia.org/wiki/Nutrisi

http://endra-ndru.blogspot.com/2011/08/membatu-memberikan-makanan-

melalui.html?m=1

Alimul H, A Aziz. 2006. Pengantar KDM Aplikasi Konsep & Proses

Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Brunner & Suddart, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Vol.1. Jakarta:

EGC

Perry, dkk. 2005. Buku saku: Keterampilan dan Prosedur Dasar. Jakarta: EGC

https://idialisma93.wordpress.com/2012/01/11/faktor-penyebab-gangguan-gizi/

http://ndezz-ndezz.blogspot.com/2011/10/penilaian-kecukupan-nutrisi-nutrisi.html

http://ngurahjayaantara.blogspot.com/2014/04/sop-membantu-memberikan-makanan-

dan.html