newsletter udik edisi 7 agustus 2014 - memantau pemeriksaan saksi korban kasus medan

Upload: paul-sinlaeloe

Post on 09-Oct-2015

76 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Pada edisi yang lalu, Newsletter UDIK berbagi informasi terkait dengan kegiatan pemantauan atas kinerja dan perilaku jaksa. Selain itu, ada harapan besar yaitu warga masyarakat berani untuk menyampaikan berbagai keluhan berkaitan dengan proses penanganan hukum yang dialaminya. Edisi kali ini, Tim Pemantau PIAR NTT mulai bisa berbagi tentang fakta lapangan saat melakukan pemantauan atas jalannya persidangan di pengadilan. Fakta miris, terlihat di Pengadilan Negeri Kupang dan Pengadilan Tipikor Kupang. Tim Pemantau mencatat sejumlah temuan; seperti adanya perlakuan khusus oleh Jaksa terhadap pelaku tindak pidana korupsi. Dimana para terdakwa tidak menggunakan rompi tahanan dan dibiarkan secara leluasa keluar masuk ruang pengadilan. Bukan hanya itu, tetapi para terdakwa pun dapat seenaknya ke warung makan yang ada di kompleks pengadilan. Selain itu, ada terdakwa korupsi saat dijemput oleh Jaksa dengan menggunakan mobil tahanan dan para terdakwa diijinkan untuk duduk di depan mobil tahanan. Dilain sisi, perilaku jaksa berbeda untuk terdakwa lainnya. Ada terdakwa yang mendapatkan pengawalan ketat dari aparat kejaksaan ketika akan ke toilet dan wajib menggunakan rompi tahanan. Bahkan ada juga terdakwa lainnya yang menggunakan rompi dan tidak diperbolehkan turun dari mobil tahanan sebelum jadwal mereka untuk disidangkan.***

TRANSCRIPT

  • Dedek...

    PerkumpulanPengembangan Inisiatif &

    Advokasi RakyatNusa Tenggara Timur

    PIAR - NTT

    UdikUntuk Demokrasi & Kedaulatan KitaUdikEdisi 07/PJ. 2/30 Agustus 2014 Media Informasi PIAR NTT dan Komunitas

    Bersambung ke Hal. 2

    Pada edisi yang lalu, NewsletterUDIK berbagi informasi terkaitdengan kegiatan pemantauan ataskinerja dan perilaku jaksa. Selainitu, ada harapan besar yaitu wargamasya raka t be ran i un tukmenyampaikan berbagai keluhanberka i tan dengan p rosespenanganan hukum yangdialaminya.

    Edisi kali ini, Tim PemantauPIAR NTT mulai bisa berbagitentang fakta lapangan saatmelakukan pemantauan atasj a l a n n y a p e r s i d a n g a n d ipengadilan. Fakta miris, terlihat diPengadilan Negeri Kupang danPengadilan Tipikor Kupang. TimPemantau mencatat sejumlahtemuan; seperti adanya perlakuankhusus oleh Jaksa terhadap pelakutindak pidana korupsi. Dimana paraterdakwa tidak menggunakanrompi tahanan dan dibiarkansecara leluasa keluar masuk ruangpengadilan. Bukan hanya itu, tetapipara terdakwa pun dapatseenaknya ke warung makan yangada di kompleks pengadilan.

    Selain itu, ada terdakwakorupsi saat dijemput oleh Jaksadengan menggunakan mobiltahanan dan para terdakwadiijinkan untuk duduk di depanmobil tahanan.

    Dilain sisi, perilaku jaksaberbeda untuk terdakwa lainnya.Ada terdakwa yang mendapatkanpengawalan ketat dari aparatkejaksaan ketika akan ke toilet danwajib menggunakan rompi tahanan.Bahkan ada juga terdakwa lainnyayang menggunakan rompi dantidak diperbolehkan turun dari mobiltahanan sebelum jadwal merekauntuk disidangkan.***

    SIKAP BEDA JAKSA

    Proses persidangan kasusperdagangan orang (hummantrafficking) dengan terdakwa RebekaOematan Ledoh telah memasukitahapan pemeriksaan saksi korban.Selama bulan Agustus 2014, sebanyak10 orang saksi korban telah diperiksadan diambil keterangannya dalampemeriksaan sidang di PengadilanNegeri Kupang. Kepada majelis hakimyang terdiri dari Parlas Nababan, SH.,MH., sebagai ketua majelis, Ida AyuNyoman A. D., SH., dan JamserSimanjuntak, SH., sebagai anggota.Para saksi korban yang dihadirkanoleh JPU Lala Siregar, SH., terdiri atasHerdina Ndun, Yuliana Seuk, YantiLasfeto, Erni Anin, Elisabet Funan,Yumina Abu, Yasinta Tefa, AdrismaTob, Deli Foni dan Yeni Tfukanim e m b e r i k e t e r a n g a n y a n gs u b s t a n s i n y a s a m a b a h w aterdakwalah yang memberangkatkanmeraka dari Kupang menuju Medan.

    Berbagai fakta mengemukadalam persidangan kasus ini, mulaidari pemalsuan identitas para korbanberupa KTP, perubahan nama serta

    manipulasi umur dilakukan olehterdakwa untuk memuluskan aksinya.Herdina Ndun kepada majelis hakimmengemukakan bahwa saat dirinyadiberangkatkan oleh terdakwa, iaberusia 33 tahun, namun KTP yangdibuatkan Rebeca merubah umurnyamenjadi lebih muda yakni 28 tahun.Hal sebaliknya dialami oleh korbanAdrisma Tob yang saat diberangkatkanberumur 13 tahun namun dalam KTPyang dipalsukan oleh terdakwa, namakorban dirubah menjadi Antri AdolfinaTob dengan umur 22 tahun.

    Persidangan kasus ini jugamengungkap fakta bahwa kerja samayang dibangun antara terdakwaRebeca dengan Mohar sebagai pihakyang menerima dan menampungtenaga kerja yang dikirim telahterorganisir dengan baik. Korban-korban yang diberangkatkan tidakdidampingi oleh kedua pihak ini,melainkan dibiarkan berangkat sendiri,dan untuk memudahkan prosespenjemputan di Medan, terdakwa telahmempersiapkan tanda khusus berupawarna pakian para korban yang

    MEMANTAU PEMERIKSAANSAKSI KORBAN KASUS MEDAN

  • Halaman 2

    Sambungan Hal. 1Memantau Pemeriksaan...

    Edisi 07/PJ. 2/30 Agustus 2014

    Dalam rangka menegakan supremasi hukum di Indonesiaotomatis institusi peradilan (Kepolisian, Kejaksaan danPengadilan) yang adalah garda terdepan dalampenegakan hukum harus dikawal kinerjanya, agar institusiperadilan yang ada dapat bekerja secara merdeka,berwibawa, bersih, jujur serta tidak memihak. Sejalandengan semangat untuk memperbaiki kinerja institusikejaksaan, PIAR NTT dengan dukungan AIPJ tengahmelakukan pemantauan terhadap kinerja dan perilakujaksa sekaligus melakukan sosialisasi tentang Tugas dankewenangan Kejaksaan RI terhadap masyarakat.

    Kegiatan pemantauan yang dilakukan telahmemberikan gambaran nyata bahwa masih perluperbaikan dalam proses penanganan hukum olehkejaksaan. Tim Pemantau PIAR NTT, yang secara rutinmelihat jalannya persidangan di pengadilan cukup mirisdengan perilaku dan sikap jaksa.

    Fakta di lapangan yang didapat pada periode Agustus2014 ini menunjukkan sejumlah perilaku jaksa dirasatidak tepat. Dalam persidangan di Pengadilan NegeriKupang dan Pengadilan TIPIKOR (Kota Kupang), TimPemantau mencatat sejumlah temuan; seperti adanyaperlakuan khusus oleh Jaksa terhadap pelaku tindak

    pidana korupsi. Dimana para terdakwa tidakmenggunakan rompi tahanan dan dibiarkan secara leluasakeluar masuk ruang pengadilan. Bukan hanya itu, tetapipara terdakwa pun dapat seenaknya ke warung makanyang ada di kompleks pengadilan.

    Dalam persidangan, terlihat juga beberapa orangJaksa yang main handphone (Hp) saat sidang berlansung.Juga ada pandangan lainnya bahwa ada terdakwa korupsisaat dijemput oleh Jaksa dengan menggunakan mobiltahanan, para terdakwa diijinkan untuk duduk didepanmobil tahanan seperti layaknya pembesar (bos) dengansopir pribadinya. Apalagi ketika duduk di bagian depanmobil tahanan tanpa menggunakan rompi tahanan.

    Dilain sisi, perilaku jaksa berbeda untuk terdakwalainnya. Ada terdakwa yang mendapatkan pengawalanketat dari aparat kejaksaan ketika akan ke toilet dan wajibmenggunakan rompi tahanan. Bahkan ada juga terdakwalainnya yang menggunakan rompi dan tidak diperbolehkanturun dari mobil tahanan sebelum jadwal mereka untukdisidangkan.

    Harusnya jaksa belajar dari pengalaman bahwa adaterdakwa kasus korupsi yang melarikan diri saat menunggujadwal persidangan di pengadilan.*(YB)

    Jaksa Berperilaku Beda Bagi Terdakwa

    diberangkatkan. Setiap kali akanmemberangkatkan para korban,terdakwa telah lebih dahulu memberitahu Mohar tentang warna baju dancelana para korban yang telahberangkat sehingga memudahkanMohar saat menjemput para korban.Bukan hanya itu, terdakwa pun telahmengajari para korban tentang caramenjawab pertanyaan petugas dibandara dengan tujuan untukmengelabui petugas yang mencurigaikeberangkatan para korban sebagaitindakan pengiriman tenaga kerjasecara illegal.

    Puncak penderitaan yangdialami para korban terjadi saatmereka telah bekerja di Medan.Hampir seluruh korban yangdiperiksa mengakui bahwa selamabekerja pada sarang burung walletmilik Mohar yang berlokasi di Jl.Katamso Medan, para korban seringmengalami siksaan fisik sepertipemukulan, diberi makan nasi putihdan kerupuk setiap hari, diperiksarutin setiap kali ke kamar kecil dengana l a s a n pa r a k o r b a n a k a nmenyelundupkan sarang burungwallet ke kamar mandi, membiarkanpara korban tidur di lantai beralaskantikar lusuh, tidak pernah menerima

    gaji, rambut para korban digunduli,para korban diberi obat yangmembuat mereka tidak pernahmenstruasi dan bahkan para korbantidak pernah melihat cahaya mataharisebab disekap dalam ruang tertutupyang ventilasinya pun ditutupmenggunakan kertas koran. Salahsatu korban, Yeni Tfukani mengakudirinya pernah beberapa kaliditelanjangi oleh keponakan Moharyang bernama Vina dan bagiantubuhnya yang terlarang dipotretkemudian ditunjukkan kepada teman-temannya sesama peker ja .

    Tindakan penyekapan iniperlahan mulai terungkap saat korbanHerdina Ndun nekad melompat darilantai 4 gedung milik Mohar yangberfungsi sebagai rumah tinggalsekaligus tempat usaha sarangburung wallet. Beruntung bahwa aksinekad ini tidak berakibat fatal sebabkorban Herdina Ndun yang melompattersangkut pada palang besi gedungdan diketahui oleh warga sekitarseh ingga Moha r be rupayam e n y e l a m a t k a n n y a . A k i b a tperbuatannya ini, Herdina Ndunkemudian dikembalikan ke Kupangtanpa menerima upah sepeser pun.

    Menyusu l aks i nekad

    Herdina, para korban yang masihtetap di Medan mulai terserangpenyakit berupa bengkaknya seluruhanggota tubuh. Penyakit ini kemudianmerenggut dua nyawa teman parakorban secara berturut-turut yakniMarni Baun dan Rista Bota. Jenazahkorban meninggal ini kemudiandikirim kembali ke Kupang namunkeluarga menemukan keganjilanpada jenazah para korban lalumelaporkannya ke pihak Polda NTT.Menindaklanjuti laporan keluargakorban, Polda NTT di bawah tekananaliansi LSM-LSM yang peduliterhadap kasus perdagangan orangkemudian berangkat ke Medan danberhasil mengembalikan seluruhkorban selamat yang saat iniberstatus sebagai saksi korban dalampersidangan kasus ini.

    Proses hukum kasus inimasih dalam tahapan pemeriksaansaksi ahli, dan diharapkan akanberjalan dengan lancar sehinggasampai pada putusan pengadilanyang mampu memberi rasa adil bagimasyarakat, khususnya para korban,baik yang masih hidup maupunkeluarga korban yang telahmeninggal.*(ES)

  • Halaman 3

    Baronda ...

    Aliansi Melawan Perdagangan Orang (Ampera) NTTmencium" adanya kedekatan khusus antara PT MalindoMitra Perkasa (MMP) dengan orang dalam di lingkunganPolda NTT.

    Koordinator Ampera NTT, Paul Sinlaeloe, S.H,kepada Pos Kupang, Rabu (27/8/2014), mengatakan,pihaknya melihat dan patut menduga adanya kedekatanalias hubungan yang tidak biasa antara PT MMP sebagaiPerusahaan Pengerah Jasa TKI (PJTKI) dengan orang-orang dalam institusi Polda NTT.

    Dugaan ini berdasarkan penelusuran sementara danberdasarkan tulisan yang dipublikasi Harian Pos Kupangsetahun lalu, tepatnya tanggal 3 Juli 2013 terkait acaraHUT ke-67 Bhayangkara di Stadion Ricky HP Sitohang,Senin (1/7/2013) malam.

    Dalam tulisan itu, lanjut Paul, Pos Kupang dalamsitus berita onlinenya menulis khusus tentang profilDirektur Utama PT MMP, Ariyanisti Zulhanita PB, yangsaat itu bersama orangtua dan dua temannya hadirsekal igus tampi l bernyanyi pada acara i tu.

    "Seorang direktur utama hadir dan bernyanyi padaacara itu, patut diduga ada hubungan khusus antara PTMMP dengan oknum Polda NTT. Dan, faktanya memangZulhanita ini direktur Utama perusahaan itu. Kalausekadar hadir tidak apa-apa, tapi ini malah hadir bersamaorangtua, membawa kawan-kawannya dan tampilbernyanyi lagi," tandas Paul.

    Selanjutnya, Paul menunjukkan link berita onlinePos Kupang yang memuat tulisan tentang Zulhanita.http://kupang.tribunnews.com/2013/07/03/ariyanisti-zulhanita-orang-kupang-ramah- ya. Menurutnya, denganmelihat kedekatan ini lalu dihubungkan dengan kasusyang tengah menimpa PT MMP yang berbuntut saling

    lapor antara bawahan denganpimpinan (Brigpol Rudy Soikdengan Kombes Pol MS, Red),masyarakat umum bisamemiliki pikiran negatif terkaitkasus saat ini.

    " M a s y a r a k a t b i s amenduga bahwa bisa saja adasesuatu yang luar biasa di balikini semua. Dan Ampera,melihat ini sebagai sesuatuyang tidak beres dan patutdiusut," kata Paul.

    Dari data perusahaanpengerah jasa TKI di NTTperiode Maret 2014 yangdiperoleh Ampera, lanjut Paul,ada sekitar 54 PJTKI yang

    memiliki cabang di NTT, dan dua lainnya berkantor pusatdi NTT.

    Dari 54 PJKTI itu, sebut Paul, PT Malindo MitraPerkasa berada pada urutan 27 dengan direkturutamanya, Ananisti Zulhanita, PB, dan Kepala Cabang,Ferianto Umbu Nono, yang beralamat di Jalan HTI RT019/RW 007, Kelurahan Maulafa, Kota Kupang.

    Perusahaan ini memiliki izin operasional nomor.562/12/KPPTSP/2013 yang berlaku tanggal 24/5/2013s a m p a i d e n g a n 2 4 / 5 / 2 0 1 5 . ( S u m b e r :http://kupang.tribunnews.com/2014/08/28/ampera-endus-kedeka tan-p t -mmp-dengan-o rang-po lda ) . * * *

    Ampera Endus Kedekatan PT MMP dengan Orang Polda

    Edisi 07/PJ. 2/30 Agustus 2014

  • Halaman 4

    Baronda ...

    P e n a n g g u n g j a w a b : P I A R N T T P e m i m p i n U m u m : S a r a h L . M b o e i kP e m i m p i n R e d a k s i : P a u l S i n l a E l o E S e k r e t a r i s : Yu l i B u n g a R e d a k t u rPelaksana : Ad i Nange Redaks i : Pau l S in laE loE , Ad i Nange, Zevan Aome,Yusak B i laut , Eston Sanam, Ian H. Ora, Martha Taga, Angky Hanas, LorensM i s s a , Goris Takene, Viktor Manbait. D i st r i b u s i : J u kef ta Po n o L ayo u t : A n a n gA l a m at Red a ks i : J l . W. J . L a l a m e nt i k G b . Pe gad a i a n Un i t Ke b u n R a j a RT3 2 / R w 1 0 K e l u r a h a n F a t u l u l i - O e b o b o K u p a n g N T T, Te l p / F a x : 0 3 8 08 2 7 9 1 7 , E m a i l : p i a r . n t t @ g m a i l . c o m F a c e b o o k : P I A R N T T

    UdikUntuk Demokrasi & Kedaulatan KitaUdik

    Setelah sebelumnya mendapatkan surat kuasadari Bandara Haji Hasan Aeroebosman, Kejaksaan Negeri(Kejari) Ende kembali mandapatkan surat kuasa dariBank NTT Cabang Ende. Pemberian surat kuasa olehBank NTT kepada kejaksaan terkait sejumlah nasabahyang belum melunasi kredit kepada Bank NTT CabangEnde.

    Demikian disampaikan oleh Kepala KejaksaanNegeri (Kajari) Ende Ery Ariansyah Harahap kepada VNdi ruang kerjanya akhir pekan kemarin. Dijelaskannya,sampai dengansaat ini, sebanyak 20 nasabah belummengembalikan kredit kepada Bank NTT.

    Kejaksaan bertindak atas nama Bank NTT untukmelakukan penagihan kepada nasabah, jelasnya. Diamenambahkan, dari jumlah debitur sebanyak 20 nasabahtersebut, jumlahuang yang dikredit mencapai Rp 2.093miliar.

    Jadi total uang Bank NTT yang ada di nasabahsebagai kredit macet sekitar Rp 2 miliar lebih, ujarnya.Bank NTT, lanjutnya, telah bekerja sama dengan KejatiNTT lewat penandatanganan MoU dengan Bank NTT.

    Karena di Kejati ada MoU dengan Bank NTTmakanya kita di level kabupaten kita ikut. Makanya kitalakukan pembicaraan dengan Kepala Cabang Bank NTTEnde supaya dilakukan, ujarnya. Dia menambahkan,pihaknya hanya fokus pada penagihan.

    Kita melakukan pendampingan atau pengacaranegara. Jadi kita harus punya etikat baik dulu. Kita kerjasesuai kewenangan dengan cara yang strategis yangbisa membuat kreditor bisa membayar. Jadi bukan sepertideb collector. Kita pendekatan atau negosiasi, ujarnya.

    Setelah MoU di tingkat provinsi, pihannya dapatlakukan langkah dua arah. agar dapat berperan lebihaktif. Artinya kita langsung datang ke merekamenawarkan kepada mereka, Karena kita juga pengacaranegara, ujarnya.

    Sebelumnya Kejari Ende melakukan somasiterhadap manajemen KM Ararya yang terdampar di ujungBandara Haji Hasan Aeroebosman Ende. (Sumber :http://www.vnewsmedia.com/jaksa-bantu-tagih-piutang-bank-ntt/)***

    Jaksa Bantu Tagih Piutang Bank NTT

    Pengadilan Negeri Oelamasikembali menggelar sidang perkaraKekerasan Dalam Rumah Tangga(KDRT). Sidang perkara yang digelar(26/8/2014) ini dengan NomorPerkara 111/Pid.B/PN.OLM yangdipimpin majelis hakim FransiskaDari Paula Nino,SH (Ketua), DiahAyu Marti Astuty,SH, Ni Nyoman M.Melianawaty,SH (Anggota) denganacara tuntutan jaksa.

    Sidang pembacaan tuntutanoleh jaksa Artha dengan terdakwaYanto Seu. Dalam isi tuntutan yangdibacakan JPU Artha tersebut

    menerangkan bahwa terdakwa Yantotelah melanggar dan melakukantindak pidana pemukulan terhadapi s t r i n y a S i p o r a s e h i n g g amengakibatkan perdarahan lukapada bagian bibir dan pipi kiribengkak. Tindakan terdakwa inimelanggar pasal 44 ayat 1 Undang-undang Nomor 23 tahun 2004tentang Penghapusan KekerasanDalam Rumah Tangga.

    Dalam tuntutannya, terdakwadituntut 8 bulan penjara denganpotongan masa tahanan selamaberada dalam kurungan. Selesai

    pembacaan tuntutan oleh JaksaArtha, hakim ketua langsungmenanyakan kepada terdakwa Yanto terkait dengan tuntutan yangdisampaikan JPU. Apakah saudaraterima tuntutan jaksa tangan hakimketua. Terdakwa Yanto merasakeberatan dengan tuntutan JPUsehingga ia mengharapkan adakeinganan. Saya mohon kepadamajelis hakim agar hukumandiringankan pinta Yanto dalampersidangan.

    Sidang akan dilanjutkan padatanggal 4 September 2014 untukmendengarkan putusan.(ZA)

    YANTO SEU DITUNTUT 8 BULAN PENJARA

    Edisi 07/PJ. 2/30 Agustus 2014

  • Halaman 5Edisi 07/PJ. 2/30 Agustus 2014

    Baronda ...

    Tim Penyidik Kejaksaan TinggiNusa Tenggara Timur (Kejati NTT),Selasa, (19/8) melakukan penahananterhadap tersangka Ir. Kusuma Edi,K o n s u l t a n P e n g a w a s a npembangunan Rumah Khusus(Rukus) Tahun Anggaran 2012.

    Kepala Seksi PeneranganHukum Kejaksaan Tinggi Nusa

    Tenggara Timur, Ridwan SujanaAngsar, SH. Kepada Tim Redaksiwebsite Kejaksaan mengatakan,Tersangka Kusuma Edi dalamperkara Tindak pidana korupsipengelolaan anggaran pada SatkerP e n y e d i a a n R u m a h u n t u kmasyarakat berpenghasilan rendah(MBR) Dekretif Presiden di ProvinsiNTT TA 2012 khususnya diKabupaten Alor.

    Tersangka Kusuma Edi ditahansetelah diperiksa oleh Tim Penyidikselama 8 jam sejak jam 09.30 witasampai dengan jam 18.30 wita, kataRidwan.

    R i d w a n m e n a m b a h k a n ,

    Tersangka Kusuma Edi di tahan di

    Rutan Kupang untuk jangka waktu

    20 hari kedepan dengan keperluan

    Penyidikan dan pemberkasan.

    Mengenai kerugian keuangan

    negara masih dihitung oleh BPKP

    Prov. NTT ujarnya.

    Kasi Penkum menegaskan, ini

    adalah bentuk komitmen dari

    Kejaksaan Tinggi Nusa Tenggara

    Timur dalam memberantas Tindak

    Pidana Korupsi di NTT. (Sumber:

    http://www.kejaksaan.go.id/berita.p

    h p ? i d u = 0 & i d = 9 4 6 2 & h a l = 5 )

    Kejati NTT Tahan Konsultan Pengawas Pembagunan Rukus 2012

    Tim Penyidik Kejaksaan TinggiNusa Tenggara Timur (Kejati NTT)telah melakukan penahananterhadap tersangka FransiskusDethan selaku Pejabat PembuatKomitmen (PPK) proyek perumahanmasyarakat berpenghasilan rendah(MBR) tahun anggaran (TA) 2012 diKabupaten Timor Tengah Utara

    (TTU), Selasa, (12/8).Tersangka Fransiskus Dethan

    ditahan terkait dalam kasus TindakPidana Korupsi dalam pengelolaananggaran pada satker penyediaanRumah untuk MBR Direktif Presidendi Propinsi Nusa Tenggara Timur TA.2011, 2012 dan 2013 di KabupatenTimor Tengah Utara (TTU).

    Tersangka ditahan di RutanKupang untuk jangka waktu 20 (duapuluh) hari kedepan guna keperluanpenyidikan dan pemberkasan kataKepala Seksi Penerangan HukumKejaksaan Tinggi Nusa TenggaraTimur, Ridwan Sujana Angsar, SHkepada Tim Redaksi WebsiteKejaksaan.

    Kasi Penkum menambahkan,pemeriksaan terhadap tersangkaFransiskus Dethan yang dilakukanoleh Tim Penyidik sejak jam 09.15Wita sampai dengan jam 15.00 Witadi ruang Kasi Penkum/Humas.Ridwan mengungkapkan, penahananterhadap tersangka merupakanbentuk komitmen dan keseriusanKejaksaan Tinggi NTT dalam upayapemberantasan korupsi di NTT.Tidak tertutup kemungkinan adanyapenambahan tersangka untuk kasusi n i t u t u p n y a . ( S u m b e r :http://www.kejaksaan.go.id/berita.ph p ? i d u = 0 & i d = 9 4 5 4 & h a l = 6 )

    Kejati NTT Tahan Pejabat Pembuat KomitmenKasus Dugaan Korupsi MBR Kefamenanu

  • Halaman 6

    Baomong

    Edisi 07/PJ. 2/30 Agustus 2014

    U p a y apemberantasank o r u p s i y a n gdilakukan saat inisudah sampai padatahap yang cukupterbuka, artinyab a h w a a pa r a tpenegak hukumberani membukad i r i k e p a d amasyarakat umumd e n g a n c a r a

    menerbitkan regulasi yang memberi akses lebih kepadamasyarakat untuk berperan aktif dalam kontekspemberantasan tindak pidana korupsi. Hal palingsederhana yang dapat dilakukan oleh masyarakat ialahsegera melapor jika mengetahui atau memiliki informasipenting tentang sebuah kasus korupsi dan terhadappelapor yang bersangkutan, akan diberi perlindungandan perlakuan secara istimewa karena hal ini telah diaturdalam Peraturan Bersama Menteri Hukum dan HAM,Kejaksaan Agung, Kapolri, KPK dan LPSK Nomor Nomor: M.HH-11.HM.03.02. th.2011, Nomor :PER-045/A/JA/12/2011, Nomor :1 Tahun 2011, Nomor :KEPB-02/01-55/12/2011, Nomor :4 Tahun 2011 tentangPerlindungan terhadap Pelapor, Saksi Pelapor dan SaksiPelaku Yang Bekerjasama.

    Kendati demikian, yang menjadi pejadipermasalahan ialah apakah substansi peraturan ini sudahdisosialisasikan dengan baik kepada masyarakat atautidak? Jika sosialisasi belum berjalan maka tidakmengherankan bila keberadaan aturan tersebut sekadarmenjadi kerangka mati yang kehadirannya sebataspelengkap dari semangat pemberantasan korupsi yangberkobar saat ini. Aturan yang sempurna sekalipun, tanpapemahaman yang baik dari masyarakat terhadapsubstansinya, akan tetap menjadi aturan belaka tanpaoutput yang berarti.

    Dalam konteks penerapan sebuah aturan,masyarakat lebih cenderung pasif oleh sebab itu, institusi-institusi penegak hukum berkewajiban memberipemahaman kepada masyarakat mengenai tujuanpembentukan aturan tersebut. Sama halnya denganperaturan bersama yang dikemukakan di atas, jika prosessosialisasinya tidak berjalan maka masyarakat pun akantetap acuh terhadap keberadaannya. Ironisnya,masyarakat justru menjadi kambing hitam dari kegagalanaparat untuk memberantas korupsi. Masyarakat dianggapbelum sadar hukum untuk melaporkan suatu kasuskorupsi, padahal jika saja masyarakat mengetahui secara

    luas bahwa ada aturan yang mewajibkan aparat hukumuntuk memberi perlindungan dan perlakuan istimewabagi setiap pelapor tindak pidana korupsi, bukan sesuatuyang mustahil jika aparat yang akan kewalahanmenindaklanjuti berbagai laporan yang mengalir masukdari masyarakat.

    Istilah yang dikenal terkait dengan peraturanbersama di atas ialah whistleblower (saksi pelapor) danjustice collaborator (saksi pelaku yang bekerja sama).Whistleblower merupakan orang yang memberikanlaporan serta informasi tentang terjadinya atau akanterjadinya tindak pidana tetapi bukan merupakan bagiandari pelaku kejahatan yang dilaporkannya. Sedangkanjustice collaborator adalah orang yang bersedia membantuaparat penegak hukum untuk mengungkap suatu tindakpidana, dan orang tersebut juga merupakan pelaku daritindak pidana yang dilaporkannya.

    Upaya mengungkap berbagai kasus korupsisecara tuntas hingga akar-akarnya dapat dilakukan olehaparat penegak hukum bila memanfaatkan whistleblowerdan justice collaborator ini sebagai pintu masuk. Mengapademikian? Alasan logisnya ialah bahwa yang disebutkorupsi, pada umumnya dilakukan secara terencana dantersistematisir sehingga informasi dari dalam akan sangatmembantu membongkar jaringan ini secara keseluruhan.

    Permasalahannya ialah, sejauh ini telah adaaturan yang menjamin serta memberi perlindungankepada pelapor maupun saksi pelapor yang mau bekerjasama namun aparat penegak hukum belummengimplementasikan aturan ini secara konkrit sehinggamasyarakat melihat bahwa benar, ada perlindungan danperlakuan istimewa tersebut. Yang terjadi masyarakatjustru merasa terancam ketika berani melaporkan suatukasus korupsi sebab pelaku korupsi pada umumnyamerupakan orang yang memiliki kuasa di birokrasi.

    Dalam hubungan dengan tugas dan kewenangankejaksaan, hal ini dilihat sebagai sebuah kegagalan sebabterlepas dari tugas melakukan penuntutan maupunpenyidikan terhadap tindak pidana korupsi, jaksa diberitanggung jawab oleh negara untuk melakukan sosialisasiperaturan perundang-undangan kepada masyarakatsehingga masyarakat mengetahui substansi dari aturan-aturan yang berlaku. Jika sampai dengan saat ini,kesadaran masyarakat untuk melaporkan tindak pidanakorupsi masih rendah maka hal itu bukan semata-matarendahnya kesad maka hal itu bukan semata-matarendahnya kesadaran hukum masyarakat untuk melaportetapi karena lemahnya kejaksaan mensosialisasikanaturan tentang hak masyarakat pelapor untuk memperolehperlindungan.***(Penulis Staf PIAR NTT dan bagian dariTim Pemantau Kinerja dan Peri laku Jaksa)

    HAK MASYARAKAT PELAPOR TINDAK PIDANA KORUPSIUNTUK MENDAPAT PERLINDUNGAN HUKUM

    Oleh : Esthon Sanam,SH

  • Halaman 7

    Baomong

    Edisi 07/PJ. 2/30 Agustus 2014

    Kehabisan obat dan alatkesehatan habis pakai di RumahSakit Umum Daerah (RSUD)Kefamenanu dapat dilihat sebagaikejadian luar biasa. Persoalan initelah terjadi sejak Januari 2014sampai dengan saat ini.

    Menurut Direktur RSUDKefamenanu, dr. Wayan Wyarta,persoalan kehabisan obat dan alatkesehatan habis pakai ini sudah sejakJanuari 2014 dan sebelum iamenjabat sebagai direktur pada April2014. Bahkan menurutnya, persoalanini baru terkuak ketika dia mendudukijabatan tersebut. Kelangkaan obatterjadi karena sidang penetapananggaran di DPRD terlambat.

    Bupati Timor Tengah Utara(TTU), Raymundus Sau Fernandes,dalam pertemuan dengan perwakilanwarga kota Kefamenau di RSUDKefamemanu, tanggal 12 Agustus2014, mengatakan bahwa meskipunuang dikas daerah sudah ada, kitatidak dapat gunakan. Hal ini karenasidang penetapan anggaran di DPRDterlambat dilaksnakan. Disamping itumenurut Bupat i , terbatasnyaperusahaan obat di Kefamemanujuga menjadi hambatan sehinggabelum dapat dilaksanakannya tenderpengadaan obar oleh pihak rumahsakit.

    Bupati Fernandes juga

    mengatakan bahwa kita prihatindengan kondisi ini, tapi kita tidak bisabuat apa-apa. Saya tidak maumelanggar hukum, PNS yang ditunjukuntuk menjadi panitia tender jugatakut, makanya proses pengadaanobatnya belum dapat dilaksanakan.

    Karena persoalan ini, makabupati merasa bahwa ke depanRSUD Kefamenanu akan dijadikanBLUD. Dengan BLUD, rumah sakitakan menge lo la admin t ras ikeuangannya sendiri, sehingga tidakperlu lagi menunggu penetapanAPBD. Kalau sekarang tidak bisakarena harus ditetpakan dalamAPBD.

    Sementara itu, dalam PerdaNomor 1 tahun 2014 tentang APBDTTU, biaya pengadaan obat dan alatkesehatan habis pakai pada RSUDKefamenanu Rp.1,25 milyar. Padatahun anggaran 2013 biayapengadaan obat dan alat kesehatanhabis pakai Rp. 2,3 milyar. Selaindianggarkan dalam APBD, RSUDKefamenanu, pada tahun 2013 inijuga mendapt kucuran dana dariAPBN sebesar Rp 35 milyar untukbelanja alat kesehatan, obat dan nonalat kesehatan.

    Kondisi ketiadaan obat danalat kesehatan habis pakai di RSUDK e f a m e n a n u m e n g g u g a hsekelompok warga Kota Kefamenanu

    untuk melakukan aksi solidaritas.Kelompok warga tersebut melakukangerakan seribu rupiah untuk pasienRSUD Kefamemanu sejak tanggal14 Agustus 2014 sampai tanggal 21Agustus 2014. Hasil pengumpulankoin seribu rupiah dari keprihatinanwarga diantar ke pihak rumah sakituntuk dapat digunakan bagi pasienyang membutuhkan biaya untukmembeli obat.

    Dirketur RSUD Kefamenanu,dr Wayan Wyarta, didampingi KTURSUD Kefamemau dan Kepala SeksiPelayanan, menyambut baik kegiatansolidaritas tersebut dan sangatberterima kasih. Namun piah rumahsakit tidak dapat menerima koinseribu rupiah yang telah terkumpuldan menyarankan agar di jadikanbarang, obat atau alat kesehatanhabis pakai.

    Permintaan direktur rumahsakit ini ditindak lanjuti denganpembelian alat kesehatan habis pakaiberupa infuse, ferban, kasa steril danjarum infuse. Setelah membelisejumlah alat kesehatan habis pakai,kelompok warga yang melakukanakasi solidaritas itu kembali ke rumahsaki t dengan maksud untukmenyerahkannya. Namun kelompokwarga tersebut tidak dapat bertemudengan direktur rumah sakit danhanya bertemu dengan KTU dankepala seksi pelayanan rumah sakit.Oleh KTU dan kepala seksi, wargadiminta untuk bertemu dengandirektur rumah sakit yang saat ituberada di kantor bupat, dengan begitumaka bisa langsung bertemu jugadengan wakil bupatii. Sayangnyasetelah tiba di kantor bupati, WakilBupati TTU Aloysius Kobes tidakbersedia bertemu.*(VM)

    RSUD KEFAMENANU KEHABISAN OBAT

  • Halaman 8

    Kodak...

    Edisi 07/PJ. 2/30 Agustus 2014

    Sidang kasus korupsi proyek perpipaan dan air

    bersih Kabupaten Kupang di Kecamatan Semau

    dilangsungkan pada minggu kedua Agustus

    2014, dengan menghadirkan para terdakwa

    Joao Marsiano cs. Dalam persidangan tersebut,

    terlihat bahwa para terdakwa tidak

    menggunakan baju seragam tahanan yang

    berwarna oranye. Hal ini berbeda dengan

    terdakwa kasus pidana umum lainnya yang

    diwajibkan menggunakan baju seragam

    tahanan.

    Salah seorang saksi korban memberikan

    kesaksian dalam persidangan kasus human

    tafficing di Pengadilan Negeri Kupang pada

    pertengahan Agustus 2014 lalu, dengani

    terdakwa dalam kasus ini adalah Rebeka

    Oematan-Ledoh. Dalam kesaksiannya, saksi

    korban mengakui bahwa terdakwalah yang

    memberangkatkan saksi korban dan teman-

    teman dari Kupang ke Medan. Juga

    terdakwalah yang membuat dokumen palsu

    bagi saksi korban dan rekan-rekan. Namun,

    kesaksian saksi korban mendapat bantahan

    dari terdakwa.

    Suasana rapat para aktivis dan tokoh

    agama di Sekretarit Jaringan

    Perempuan Indonesia Timur (JPIT)

    Lasiana Kupang pada medio Agustus

    2014 lalu, terkait dengan berbagai

    kasus perdagangan orang. Para

    aktivis dan tokoh agama ini tergabung

    dalamAliansi Melawan Perdagangan

    Orang Nusa Tenggara Timur

    (AMPERA NTT).Salah satu kasus

    yang menjadi perhatian AMPERA NTT

    adalah dugaan kasus perdagangan

    orang yang melibatkan PT Malindo

    Mitra Perkasa.