newsletter tata ruang dan pertanahan edisi februari 2015

4
TATA RUANG PERTANAHAN MEDIA INFORMASI BIDANG TATA RUANG DAN PERTANAHAN REDAKSI: | Penanggung Jawab : Direktur Tata Ruang dan Pertanahan | | Tim Redaksi : Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan | Editor : Astri Yulianti, Santi Yulianti, Gina Puspitasari | Desain Tata Letak : Indra Ade Saputra dan Astri Yulianti | Perpres No. 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015 - 2019 PERPRES NO 179 TAHUN 2014 halaman 3 RAPAT ESELON II BKPRN halaman 4 RESENSI BUKU: GERAKAN KOTA HIJAU halaman 4 EDISI 2/ FEBRUARI 2015 Pada tanggal 8 Januari 2015, Presiden Joko Widodo telah menandatangani Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. RPJMN 2015-2019 merupakan visi, misi, dan agenda Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla. RPJMN 2015 - 2019 disusun berdasarkan konsep Nawacita yang dipadukan dengan Rancangan Teknokratik RPJMN 2015 – 2019 yang disusun Kementerian PPN/Bappenas pada tahun 2014 dan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005- 2025, sesuai amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Sebelum ditetapkan menjadi RPJMN 2015 – 2019, Kementerian PPN/Bappenas telah menggelar Musyawarah Rencana Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) di Jakarta, yang menghasilkan rancangan akhir Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Selain itu, dilaksanakan pula Musrenbang Regional di lima wilayah yakni: Belitung (wilayah Sumatera), Tarakan (wilayah Kalimantan), Palu (wilayah Sulawesi), Ambon (wilayah Maluku dan Papua), kemudian Lombok (wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara), dengan maksud menjaring masukan dari seluruh daerah. RPJMN berfungsi untuk menjadi pedoman Kementerian/Lembaga dalam menyusun rencana strategis, bahan penyusunan dan penyesuaian RPJM Daerah, menjadi pedoman pemerintah dalam menyusun Rencana Kerja Pemerintah (RKP), dan acuan dasar dalam pemantauan dan evaluasi RPJM Nasional. Menurut Perpres No 2 Tahun 2015 tersebut, RPJMN juga dapat menjadi acuan bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan pembangunan nasional. Berdasarkan lampiran Perpres tersebut, pemerintah akan memrioritaskan pembangunan nasional untuk mencapai kedaulatan pangan, ketersediaan energi dan pengelolaan sumber daya maritim serta kelautan dalam lima tahun ke depan. Pemerintah juga berkomitmen mengarahkan pembangunan untuk mencapai peningkatan kesejahteraan berkelanjutan, dengan mendorong warga Indonesia memiliki jiwa gotong royong, dan harmonis dalam kehidupan antarkelompok sosial. Sementara itu, untuk rencana detail tata ruang yang disusun oleh pemerintah pusat dan daerah saat ini belum didukung citra satelit beresolusi tinggi. Hanya 3,5 persen wilayah yang punya citra satelit resolusi tinggi. Dari 1,9 juta kilometer persegi (km2) luas wilayah Indonesia, hanya 68.000 km2 yang punya citra resolusi tinggi di bawah 60 sentimeter. Dari 1,9 juta km2 setelah dikurangi kawasan hutan, data yang jadi prioritas pencitraan resolusi tinggi seluas 500.000 km2. Untuk mendapat citra resolusi tinggi bagi daerah prioritas seluas 500.000 km2 butuh dana 5 juta euro atau 9 juta dollar AS atau Rp 112,5 miliar. Tahun ini, DPD menargetkan untuk membahas 12 RUU. DPD menyebutkan bahwa sebagai program strategis lembaga bidang legislasi, DPD memutuskan 16 RUU yang menjadi perhatian mereka. Dari 16 RUU, hanya 2 RUU yang menjadi program legislasi nasional (prolegnas) prioritas, yaitu RUU Pertanahan, termasuk substansi RUU Pengadilan Agraria yang diputus DPD periode lalu, dan RUU Pengelolaan Daerah Perbatasan. [AY] NEWSLETTER KILAS BALIK: DINAMIKA ISU TATA RUANG DAN PERTANAHAN KONSINYASI DIT. TATA RUANG DAN PERTANAHAN .... HAL 2 Buku I RPJMN 2015 - 2019

Upload: pustaka-virtual-tata-ruang-dan-pertanahan-pusvir-trp

Post on 20-Nov-2015

41 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

merupakan media informasi dan sosialisasi yang diterbitkan oleh Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan Kementerian PPN/Bappenas setiap bulan. Memuat kegiatan Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan serta isu-isu terkini terkait dengan bidang tata ruang dan pertanahan.

TRANSCRIPT

  • TATA RUANG PERTANAHANMEDIA INFORMASI BIDANG TATA RUANG DAN PERTANAHAN

    REDAKSI:| Penanggung Jawab : Direktur Tata Ruang dan Pertanahan |

    | Tim Redaksi : Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan | Editor : Astri Yulianti, Santi Yulianti, Gina Puspitasari | Desain Tata Letak : Indra Ade Saputra dan Astri Yulianti |

    Perpres No. 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015 - 2019

    PERPRES NO 179 TAHUN 2014halaman 3

    RAPAT ESELON II BKPRNhalaman 4

    RESENSI BUKU: GERAKAN KOTA HIJAUhalaman 4

    EDISI 2/ FEBRUARI 2015

    Pada tanggal 8 Januari 2015, Presiden Joko Widodo telah menandatangani Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. RPJMN 2015-2019 merupakan visi, misi, dan agenda Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla.

    RPJMN 2015 - 2019 disusun berdasarkan konsep Nawacita yang dipadukan dengan Rancangan Teknokratik RPJMN 2015 2019 yang disusun Kementerian PPN/Bappenas pada tahun 2014 dan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025, sesuai amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.

    Sebelum ditetapkan menjadi RPJMN 2015 2019, Kementerian PPN/Bappenas telah menggelar Musyawarah Rencana

    Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) di Jakarta, yang menghasilkan rancangan akhir Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Selain itu, dilaksanakan pula Musrenbang Regional di lima wilayah yakni: Belitung (wilayah Sumatera), Tarakan (wilayah Kalimantan), Palu (wilayah Sulawesi), Ambon (wilayah Maluku dan Papua), kemudian Lombok (wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara), dengan maksud menjaring masukan dari seluruh daerah.

    RPJMN berfungsi untuk menjadi pedoman Kementerian/Lembaga dalam menyusun rencana strategis, bahan penyusunan dan penyesuaian RPJM Daerah, menjadi pedoman pemerintah dalam menyusun Rencana Kerja Pemerintah (RKP), dan acuan dasar dalam pemantauan dan evaluasi RPJM Nasional. Menurut Perpres No 2 Tahun 2015 tersebut, RPJMN juga dapat menjadi acuan bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan pembangunan nasional.

    Berdasarkan lampiran Perpres tersebut, pemerintah akan memrioritaskan pembangunan nasional untuk mencapai kedaulatan pangan, ketersediaan energi dan pengelolaan sumber daya maritim serta kelautan dalam lima tahun ke depan. Pemerintah juga berkomitmen mengarahkan pembangunan untuk mencapai peningkatan kesejahteraan

    berkelanjutan, dengan mendorong warga Indonesia memiliki jiwa gotong royong, dan harmonis dalam kehidupan antarkelompok sosial.

    Sementara itu, untuk rencana detail tata ruang yang disusun oleh pemerintah pusat dan daerah saat ini belum didukung citra satelit beresolusi tinggi. Hanya 3,5 persen wilayah yang punya citra satelit resolusi tinggi. Dari 1,9 juta kilometer persegi (km2) luas wilayah Indonesia, hanya 68.000 km2 yang punya citra resolusi tinggi di bawah 60 sentimeter. Dari 1,9 juta km2 setelah dikurangi kawasan hutan, data yang jadi prioritas pencitraan resolusi tinggi seluas 500.000 km2. Untuk mendapat citra resolusi tinggi bagi daerah prioritas seluas 500.000 km2 butuh dana 5 juta euro atau 9 juta dollar AS atau Rp 112,5 miliar.

    Tahun ini, DPD menargetkan untuk membahas 12 RUU. DPD menyebutkan bahwa sebagai program strategis lembaga bidang legislasi, DPD memutuskan 16 RUU yang menjadi perhatian mereka. Dari 16 RUU, hanya 2 RUU yang menjadi program legislasi nasional (prolegnas) prioritas, yaitu RUU Pertanahan, termasuk substansi RUU Pengadilan Agraria yang diputus DPD periode lalu, dan RUU Pengelolaan Daerah Perbatasan. [AY]

    NEWSLETTER

    KILAS BALIK: DINAMIKA ISU TATA RUANG DAN PERTANAHAN

    KONSINYASI DIT. TATA RUANG DAN PERTANAHAN .... HAL 2

    Buku I RPJMN 2015 - 2019

  • Penyediaan tanah menjadi faktor penting dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia. Dengan kemunculan konflik lahan yang menghambat penyediaan tanah, membuat ide pembentukan Bank Tanah mencuat ke permukaan. Hal itulah yang kemudian dibahas dalam Focus Group Discussion Urban Land Policy, yang diadakan oleh Direktorat Perumahan dan Permukiman Kementerian PPN/Bappenas, di Hotel

    Ambhara, Jakarta (8/7).

    FGD Urban Land Policy dilaksanakan dalam rangka penyusunan Roadmap Housing Policy Reform sebagai masukan bagi penyusunan RPJMN 2015-2019 Bidang Perumahan dan Permukiman. Pada FGD ini turut hadir pula Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan Bappenas, Badan Pertanahan Nasional, Kementerian Perumahan Rakyat, HUD,

    Jakarta, Kamis (15/01). Sebagai upaya meningkatkan kualitas perencanaan tata ruang nasional, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) bekerja sama dengan Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) untuk melakukan sertifikasi perencana dalam kegiatan perencanaan di wilayah Kementerian ATR/BPN. Kementerian ATR/BPN dan IAP menandatangani Nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) sebagai langkah awal meningkatkan kompetensi, kualitas produk perencanaan sekaligus pembinaan profesi perencana.

    Dalam sambutannya, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN Ferry Mursyidan Baldan mengungkapkan bahwa pengelolaan tata ruang sebaiknya terpadu mencakup darat, laut, udara dan bawah tanah. Maka dari itu, perencanaan tata ruang yang visioner merupakan keniscayaan. Peningkatan kompetensi perencana ruang (konsultan dan staf pemerintah) menjadi salah satu persyaratan bagi peningkatan kualitas produk rencana tata ruang, dan pengendalian ruang, ujarnya menambahkan.

    Ketua Umum Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia (IAP) Bernadus Djonoputro, menjelaskan, ke depan hendaknya dapat lebih diarahkan pada perencanaan ruang

    Indonesia yang inovatif, mumpuni, berpihak pada kebutuhan masyarakat dan tata ruang menjadi panglima pembangunan. [OM]

    Seminar Planning Outlook:Sertifikasi Perencana oleh IAP bersama Kementerian Agraria dan Tata Ruang

    Menteri Agraria dan Tata Ruang, Ferry Mursyidan Baldan memberi-kan sambutan pada seminar Planning Outlook (15/1). Sumber: Dokumentasi TRP.

    Konsinyering Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan:

    Jakarta, Selasa (9/01). Dalam rangka evaluasi pelaksanaan kegiatan Tahun 2014 dan pembahasan Rencana Kerja Tahun 2015, Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan, Kementerian PPN/Bappenas menyelenggarakan konsinyasi yang bertempat di Ruang Rapat SS-4 dan SG-3, di Gedung Bappenas, Jakarta, pada 8 9 Januari 2015.

    Pada kesempatan tersebut, paparan disampaikan oleh tiga sub bidang dan dua sekretariat yang berada di bawah koordinasi Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan, yakni: 1) Subdit Tata Ruang, 2) Subdit Pertanahan, 3) Subdit Informasi dan Sosialisasi (Infosos), 4) Sekretariat BKPRN, dan 5) Sekretariat RAN.

    Pada Tahun 2014, Subdit Tata Ruang telah menyusun penulisan naskah RPJMN 2015 2019 dan RKP 2015 bidang tata ruang. Selain itu, dilaksanakan pula pembahasan Renja K/L 2015, pembahasan RKA K/L 2015, dan penyusunan kuesioner profil penataan ruang daerah.

    Tidak jauh berbeda, Subdit Pertanahan pun telah menyusun penulisan naskah RPJMN 2015 2019 dan RKP 2015 bidang pertanahan 2015-2019,

    pembahasan RKA K/L 2015, penyusunan Lampid (lampiran pidato Presiden), penyepakatan target sertipikasi tanah lintas K/L TA 2015, dan terakhir, penyusunan kajian pembentukan Bank Tanah.

    Sementara untuk pencapaian Subdit Infosos tahun 2014, antara lain: sosialisasi hasil kajian kebijakan bidang tata ruang dan pertanahan, pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi perencanaan pembangunan nasional bidang informasi tata ruang dan pertanahan (penggunaan naskah dinas), serta inventarisasi dan analisa kebijakan melalui penggunaan sistem Knowledge Management (Manajemen Pengetahuan). Pada tahun ini pula, Sekretariat BKPRN telah menyusun rekomendasi integrasi RZWP-3-K ke dalam RTRW dalam bentuk SE Mendagri dan protokol serta roadmap penyusunan RDTR periode 2015-2019 sebagai bahan identifikasi kebutuhan peta skala besar (1:5.000). Beriringan dengan kedua hal tersebut, Sekretariat BKPRN menginisiasi penyusunan regulasi pengelolaan ruang udara nasional, diseminasi KLHS dalam forum BKPRN, serta memasilitasi pembahasan penyelesaian Raperda RTRW Prov. Kalimantan Selatan.

    Sekretariat RAN telah menyusun peta dasar pertanahan dan cakupan bidang tanah bersertipikasi berdasarkan data per Juni

    2014, dan peta jalan pembentukan kamar khusus pertanahan pada pengadilan negeri. Sepanjang tahun ini pula, Sekretariat RAN telah menyelenggarakan kegiatan pilot project redistribusi dan access reform di Prov. Bangka Belitung dan Prov. Jawa Tengah.

    Hasil Evaluasi

    Dalam pelaksanaan pemantauan dan evaluasi, diusulkan agar kegiatan evaluasi RKP 2014 diselesaikan pada Semester I tahun 2015, sementara kegiatan pemantauan RKP 2015 dilaksanakan pada pertengahan tahun (Juli-Agustus 2015) karena kebutuhan akan masukan data dari Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN. Penyusunan buku profil tata ruang dan pertanahan disusun untuk mempermudah pemantauan dan evaluasi RPJMN 2015-2019. Buku profil disusun setidaknya 3 (tiga) kali dalam periode 2015-2019, yaitu: i) Buku profil pertama pada tahun 2015 (benchmark); ii) Buku profil kedua pada tahun 2017 (mid term review); dan iii) Buku profil ketiga pada tahun 2019 (evaluasi RPJMN/benchmark periode berikutnya). Pelaksanaan Knowledge Management (KM) di Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan akan dilanjutkan pada tahun 2015. Selain itu, pelaksanaan KM akan diperluas pada lingkup Kedeputian Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah, dengan Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan sebagai koordinator.

    Sekretariat Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional (BKPRN) dan Sekretariat Reforma Agraria Nasional (RAN) perlu melakukan inventarisasi tugas dan fungsi agar tidak tumpang tindih dengan Kementerian ATR/BPN dan melakukan penyesuaian terhadap rencana kerja tahun 2015.

    Rencana Kerja Tahun 2015

    Secara garis besar, fokus kegiatan Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan pada tahun 2015 meliputi: i) Sosialisasi RPJMN 2015-2019; ii) Penyusunan RKP 2016 bidang tata ruang dan pertanahan; iii) Sinkronisasi rencana tata ruang dan rencana pembangunan; iv) Fasilitasi Pelaksanaan sertipikasi tanah lintas K/L; v) Pelaksanaan pilot project redistribusi tanah dan access reform; vi) Peningkatan dan pengembangan wawasan penataan ruang; dan vii) Pengembangan sistem informasi tata ruang dan pertanahan. [ZH/OC/CP/GP]

    POTRET KEGIATAN:

    Santi Yulianti (kiri) selaku Kasubdit Informasi dan Sosialisasi sedang menyampaikan paparan mengenai evaluasi dan rencana kerja Subdit Infosos (8/1). Sumber: Dokumentasi TRP.

    Evaluasi Kegiatan Tahun 2014 dan Pembahasan Rencana Kegiatan Tahun 2015

    2

  • Peraturan Presiden Nomor 179 Tahun 2014:Rencana Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara di Provinsi Nusa Tenggara Timur

    Pada tanggal 8 Desember 2014 lalu, Presiden Joko Widodo telah menetapkan Peraturan Presiden Nomor 179 Tahun 2014 Tentang Kawasan Perbatasan Negara di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Perpres No. 179/2014 ini merupakan amanat Pasal 123 ayat (4) PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, bahwa penetapan Rencana Tata Ruang (RTR) Kawasan Strategis Nasional (KSN), termasuk 9 KSN RTR Kawasan Perbatasan Negara ditetapkan dengan Perpres.

    Kesembilan KSN tersebut meliputi RTR Kawasan Perbatasan Negara di 1) Kalimantan, 2) Nusa Tenggara Timur, 3) Papua, 4) Maluku Utara-Papua Barat, 5) Maluku, 6) Aceh-Sumatera Utara, 7) Riau-Kepulauan Riau, 8) Sulawesi Utara-Gorontalo-Sulawesi, dan 9) Kawasan Perbatasan yang berhadapan dengan Laut Lepas.

    Pengelolaan Kawasan Perbatasan Negara dilaksanakan oleh menteri/pimpinan instansi Pemerintah terkait, termasuk badan yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam bidang pengelolaan batas wilayah negara dan kawasan perbatasan, Gubernur, Bupati, dan pimpinan badan/lembaga sesuai dengan kewenangannya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

    Ruang Lingkup PengaturanPada Peraturan Presiden ini ruang lingkup pengaturannya, mencakup beberapa hal sebagai berikut: a) peran dan fungsi rencana tata ruang serta cakupan Kawasan Perbatasan Negara; b) tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang Kawasan Perbatasan Negara; c) rencana struktur ruang Kawasan Perbatasan Negara; d) rencana pola ruang Kawasan Perbatasan Negara; e) arahan pemanfaatan ruang

    Kawasan Perbatasan Negara; f) arahan pengendalian pemanfaatan ruang Kawasan Perbatasan; g) pengelolaan Kawasan Perbatasan Negara; dan h) peran masyarakat dalam penataan ruang di Kawasan Perbatasan Negara.

    Kawasan Perbatasan Negara di NTTDeliniasi (wilayah) pengaturan Kawasan Perbatasan Negara di Provinsi NTT mencakup kawasan perbatasan di darat dan laut. Kawasan perbatasan darat meliputi kawasan yang berada di kecamatan pada sisi dalam sepanjang batas wilayah Negara Indonesia dengan Negara Timor Leste. Kawasan perbatasan laut meliputi kawasan sisi dalam garis batas yurisdiksi, garis batas Laut Teritorial Indonesia dalam hal tidak ada batas yurisdiksi, dan/atau Garis Batas Klaim Maksimum dalam hal garis batas negara belum disepakati dengan Negara Timor Leste dan Negara Australia, hingga garis pantai termasuk: 1) kecamatan yang memiliki garis pantai tersebut; atau 2) seluruh kecamatan pada gugus kepulauan, atau hingga perairan dengan jarak 24 mil laut dari garis pangkal kepulauan.

    Selain itu, kawasan perbatasan darat dan kawasan perbatasan laut tersebut meliputi pula Pusat Kawasan Strategis nasional (PKSN) dan/atau kawasan perkotaan yang mendukung fungsi kawasan perbatasan Negara Provinsi NTT.PKSN adalah kawasan perkotaan yang ditetapkan untuk mendorong pengembangan kawasan perbatasan negara. Salah satu fungsi PKSN adalah sebagai pusat kegiatan pertahanan dan keamanan negara dan pusat pelayanan kepabeanan, imigrasi, karantina, dan keamanan (Custom, Immigration, Quarantine, and Security/CIQS).Di kawasan perbatasan negara di Provinsi NTT ditetapkan 3 (tiga) PKSN, yaitu PKSN

    Kalabahi di Kabupaten Alor, PKSN Atambua di Kabupaten Belu, dan PKSN Kefamenanu di Kabupaten Timor Tengah Utara.

    Tujuan Penataan Ruang di Kawasan PerbatasanTujuan penataan Ruang Kawasan Perbatasan Negara di Provinsi NTT adalah untuk mewujudkan kawasan berfungsi pertahanan dan keamanan negara (security) yang menjamin keutuhan, kedaulatan, dan ketertiban Wilayah Negara yang berbatasan dengan Negara Timor Leste dan negara Australia; kawasan berfungsi lindung yang lestari (sustainability); dan kawasan budi daya ekonomi perbatasan yang mandiri dan berdaya saing (prosperity).

    Rencana Struktur Ruang Kawasan PerbatasanRencana struktur ruang terdiri atas rencana sistem pusat permukiman perbatasan negara dan rencana sistem jaringan prasarana (transportasi, energi, telekomunikasi, sumber daya air, dan prasarana permukiman). Sementara untuk rencana pola ruang terdiri atas Kawasan Lindung dan Kawasan Budi Daya (Zona Budi Daya dan Zona Perairan).

    Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan PerbatasanAdapun arahan pengendalian pemanfaatan ruang kawasan perbatasan meliputi: i) arahan peraturan zonasi; ii) arahan perizinan; iii) arahan pemberian insentif dan disinsentif; serta iv) arahan pengenaan sanksi.

    Sumber: Perpres No. 179/2014 tentang RTR Kawasan

    Perbatasan Negara di Provinsi Nusa Tenggara Timur

    WAWASAN

    LINK TERKAITDirektorat Tata Ruang dan Pertanahan, Bappenas Portal Tata Ruang dan PertanahanSekretariat BKPRN

    Potret Kegiatan TRPKonsinyasi Direktorat Tata Ruang dan PertanahanSeminar Planning OutlookRapat Eselon II BKPRN

    Ilustrasi Gerbang Perbatasan di Wilayah Indonesia

    3

    http://www.bappenas.go.id/unit-kerja/deputi-bidang-pengembangan-regional-dan-otonomi-daerah/direktorat-tata-ruang-dan-pertanahan/?&kid=1394762669http://www.bappenas.go.id/unit-kerja/deputi-bidang-pengembangan-regional-dan-otonomi-daerah/direktorat-tata-ruang-dan-pertanahan/?&kid=1394762669http://www.tataruangpertanahan.comhttp://www.bkprn.orghttp://www.trp.or.id/detailberita/349/Kegiatan-Evaluasi-Kegiatan-Tahun-2014-dan-Pembahasan-Rencana-Kegiatan-Tahun-2015.htmlhttp://www.trp.or.id/detailberita/349/Kegiatan-Evaluasi-Kegiatan-Tahun-2014-dan-Pembahasan-Rencana-Kegiatan-Tahun-2015.htmlhttp://www.bkprn.org/depan.php?cat=3&&id=337

  • The Awesome and Advanced Indonesia

    Gerakan Kota HijauGerakan kota hijau adalah gerakan penataan ulang kehidupan warga dan kota. Gerakan kota hijau bertujuan untuk menghadapi perubahan iklim dengan melakukan antisipasi, adaptasi, dan mitigasi kota. Kota Hijau adalah kota yang sehat dan bersahabat. Kota diisi oleh orang-orang atau penduduk yang aktif dan bersahabat dengan lingkungan. Lebih dari itu, kota hijau dengan visinya yang lebih luas dan komprehensif, yaitu Kota yang Ramah

    Lingkungan, memiliki misi antara lain memanfaatkan secara efektif dan efisien sumberdaya air dan energi, mengurangi limbah, menerapkan sistem transportasi terpadu, menjamin kesehatan lingkungan, dan mensinergikan lingkungan alami dan buatan, berdasarkan perencanaan dan perancangan kota yang berpihak pada prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan baik secara lingkungan, sosial dan ekonomi secara seimbang. Buku ini membahas mengenai pembangunan kota hijau, apa itu kota hijau, mengapa pembangunan kota hijau perlu dilakukan, siapa yang melakukan, kapan pembangunan perlu dilakukan, bagaimana melakukan kota hijau, perencanaan dan perancangan berkelanjutan, ruang hijau

    terbuka, transportasi ramah lingkungan, dan lain sebagainya. Terdapat delapan atribut untuk mewujudkan kota hijau yaitu: a) peruntukan lahan dan tata ruang yang bertujuan untuk menciptakan ruang yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan; b) rencana pengembangan ruang terbuka hijau sebagai paru-paru kota dan daerah resapan air; c) pengembangan transportasi berbasis jaringan dan penggunaan transportasi bukan kendaraan bermotor, dan transportasi massal; d) penerapan bangunan hijau; e) peran serta masyarakat; f) pemanfaatan dan pengembangan energi terbarukan; g) pengelolaan sampah ramah lingkungan; serta h) pengelolaan air yang berkelanjutan. [AY]

    Judul Buku: Gerakan Kota HijauPenyusun: Nirwono JogaPenerbit : PT. Gramedia PustakaJumlah halaman: 294Ukuran: 21 cm x 14 cm

    DIREKTORAT TATA RUANG DAN PERTANAHAN,BAPPENASJalan Taman Suropati No. 2AGedung Madiun Lt. 3

    T : 021 392 7412F : 021 392 6601E : [email protected]: www.trp.or.idPortal : www.tataruangpertanahan.com

    Untuk informasi lebih lanjut silakan hubungi kami:

    RESENSI BUKU:

    Jakarta, 21 Januari 2014. Dalam rangka evaluasi pelaksanaan tugas BKPRN selama 5 tahun terakhir, Kementerian PPN/Bappenas selaku Sekretariat BKPRN menyelenggarakan rapat koordinasi tingkat Eselon II, untuk mengonfirmasi laporan kegiatan BKPRN 2009 2014 sekaligus menjaring masukan dan perbaikan dari seluruh perwakilan anggota BKPRN yang terkait.

    Penyusunan laporan BKPRN tersebut sesuai dengan amanat penyusunan laporan pada Keppres No. 4 Tahun 2009 tentang

    Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional (BKPRN) Pasal 10, yang menyebutkan BKPRN melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada Presiden secara berkala setiap 6 (enam) bulan.

    Selanjutnya, Kementerian Perekonomian selaku Ketua BKPRN akan melaporkan pelaksanaan tugas BKPRN secara tertulis kepada Presiden, hal ini sesuai dengan Permenko No. Per-02/M.EKON/10/2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja BKPRN Pasal 6 Ketua BKPRN melaporkan pelaksanaan tugas BKPRN secara tertulis kepada Presiden secara berkala setiap 6 (enam) bulan. Laporan Kegiatan BKPRN Semester 2 Tahun 2014 membahas kegiatan BKPRN periode tahun 2009 2014 yang mengacu kepada: (i) Pelaksanaan Agenda Kerja BKPRN sejak tahun 2009 hingga 2014; (ii) Laporan semester kepada Presiden; dan (iii) Penugasan lain sesuai dengan isu penataan ruang yang berkembang.

    Adapun beberapa hal yang dibahas dalam laporan tersebut meliputi: (i) Struktur, Capaian, dan Tantangan; (ii) Fasilitasi Penyelesaian

    Peraturan Perundangan Bidang Penataan Ruang; (iii) Penguatan Kelembagaan Penataan Ruang Nasional dan Daerah; (iv) Pendayagunaan Penataan Ruang Nasional dan Daerah; serta (v) Penyelesaian sengketa dan konflik pemanfaatan ruang.

    Kelembagaan BKPRN

    Kehadiran Kementerian Agraria dan Tata Ruang di akhir tahun 2014 telah memberi warna baru bagi bidang tata ruang dan menjadikan kehadiran BKPRN sebagai badan koordinasi yang harus kembali dipertimbangkan.

    Namun demikian, pada perkembangannya ke depan, perlu dipertimbangkan pula apakah kemudian Kementerian Agraria dan Tata Ruang dapat mengemban secara utuh tugas dan fungsi BKPRN, sehingga keduanya dapat saling melengkapi dan mendukung satu sama lain. Dengan demikian, penyelesaian konflik dan sengketa dalam pemanfaatan dan pengendalian penataan ruang dapat diselesaikan dengan baik. [AY]

    Rapat Eselon II BKPRNFinalisasi Laporan BKPRN Periode Tahun 2009 2014

    Dr. Ir. Budi Situmorang, MURP (kiri), Dr. Ir. Oswar Mungkasa, MURP (tengah), dan Abdullah Kamarzuki (kanan) bertindak sebagai pimpinan rapat. Sumber: Dokumentasi TRP

    4