newsletter tata ruang dan pertanahan (trp)/juni 2014

Upload: pustaka-virtual-tata-ruang-dan-pertanahan-pusvir-trp

Post on 11-Oct-2015

25 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

diterbitkan oleh Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan Bappenas setiap bulan

TRANSCRIPT

  • TATA RUANG PERTANAHANMEDIA INFORMASI BIDANG TATA RUANG DAN PERTANAHAN

    T: 021 392 7412 E: [email protected] WWW.TATARUANGPERTANAHAN.COM

    Dinamika Isu Tata Ruang dan Pertanahan

    RAKORNAS BKPRD 2014halaman 2

    PENTINGNYA RUU PENGELOLAAN RUANG UDARAhalaman 2

    RESENSI BUKU: MEMANTAPKAN PEREKONOMIAN

    INDONESIA

    halaman 4

    EDISI 5 / JUNI 2014

    ISU TATA RUANG :

    Konversi hutan gambut menjadi perkebunan kelapa sawit secara ekstensif, termasuk penebangan hutan dan pembangunan kanal-kanal pengatur ketinggian air menyebabkan perubahan ELRVLNOLQJNXQJDQVHFDUDGUDVWLV+DOLWXmenjadi salah satu fokus pemberitaan WDWD UXDQJ SDGD EXODQ LQL 533 *DPEXWyang belum selesai menjadi faktor utama GDODP NHWLGDNMHODVDQ SHQDWDDQQ\D

    Sementara itu, keberadaan pabrik pasir besi di dekat lokasi bandara, yang sebelumnya dinilai bakal membahayakan keselamatan penerbangan, kini tidak lagi menjadi permasalahan karena VXGDK DGD VHMXPODK SHQ\HVXDLDQSejumlah kajian mengenai uap panas yang dikeluarkan cerobong asap pabrik, debu pasir besi yang beterbangan, serta jarak antara landasan pacu bandara

    dan pabrik menjadi hal wajib yang harus GLSHUKDWLNDQ ROHK SDEULN EHVL WHUVHEXW

    Kebutuhan warga atas ruang publik mewajibkan pemerintah untuk mempermudah akses ruang publik lain menjadi lebih mudah, menyenangkan, GDQ DPDQ +DO LQL VHNDOLJXV PHQXQWXWpemerintah untuk lebih kreatif dalam SHQDWDDQQ\D6DODKVDWXUXDQJSXEOLN\DQJsering digunakan warga adalah taman NRWD7DPDQNRWDPHPLOLNLEHUEDJDLYDULDVLdan fasilitas seperti jogging track, taman EHUPDLQ DQDN GDQ DNVHV :L)L JUDWLV

    Mei juga menjadi bulan yang menyoroti NHUXVDNDQ 7DPDQ %XQJNXO GL 6XUDED\DKegiatan Walls Ice Cream Day di sepanjang -DODQ5D\D'DUPRWHUVHEXWPHQJDNLEDWNDQKDPSLUVHPXDWDQDPDQMHQLVGL7DPDQ%XQJNXO UXVDNEDKNDQ UDWDGHQJDQ WDQDK+DO LQL GLNDUHQDNDQ PDVVD PHPEOXGDNPHQ\HUEX FXS HV NULP VHMDN SDJL

    ISU PERTANAHAN:

    Kasus suap lahan hutan menjadi berita yang FXNXSPHQFXDWGLEXODQLQL.DVXVVXDS\DQJPHQ\HUHW %XSDWL %RJRU 5DFKPDW

  • Country Portfolio Review Mission (CPRM) merupakan forum bersama antara

    Pemerintah Indonesia dan ADB untuk

    mereview portofolio proyek-proyek yang didanai ADB baik pencapaian

    serta permasalahan-permasalahan

    yang dihadapi selama pelaksanaan

    proyek dalam satu tahun tertentu.

    Dalam forum yang diadakan pada

    Selasa, 20 Mei 2014 di Ruang SG 1-5,

    Bappenas, Direktur Pendanaan Luar

    Negeri Multilateral Kementerian PPN/

    Bappenas, R.M Dewo Broto Joko P.,

    SH, LLM, menekankan bahwa fokus

    CPRM pada empat hal utama, yakni:

    (1) Kinerja Pelaksanaan Kegiatan; (2)

    Identi!kasi Masalah, Permasalahan

    Sistemik, dan Tindak Lanjut; (3)

    Penguatan Sistem Pemantauan dan

    Evaluasi; dan (4) Action Plan 2014.

    Kegiatan ini dibagi menjadi dua bagian,

    yakni Workshop Country Portfolio Review Mission (CPRM) dan Pameran Kerjasama Pembangunan Indonesia

    dan ADB. Kegiatan Workshop dibagi

    ke dalam dua sesi, yang masing-

    masing sesi diisi oleh tiga narasumber.

    Sesi I membahas mengenai program

    kerjasama antara Indonesia dan ADB

    dan arahan kebijakan. Sesi II mengulas

    mengenai Sharing Experiences dan Best Practices dari program yang telah berjalan dalam konteks Kerjasama

    Pemerintah Indonesia dan ADB.

    Sementara, Pameran Kerjasama

    Indonesia dan ADB menampilkan

    berbagai macam dokumentasi dari

    program kerjasama ADB dengan K/L,

    terutama mengenai program SAFVER

    yang dimiliki oleh Kementerian Kelautan

    dan Perikanan, INVEST yang dimiliki oleh

    Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,

    serta berbagai program lainnya.

    Dalam kaitannya dengan Bidang

    Pertanahan, pada pembangunan

    infrastruktur, permasalahan sistemik yang

    sering terjadi adalah pada proses akuisisi

    lahan (Land Acquisition and Resettlement Plan-LARP) dan AMDAL. Untuk itu, sejak proses PPTA, kedua isu tersebut harus

    masuk dan dibahas secara tuntas, termasuk

    menjalin kerjasama yang baik antara

    ADB dan Sistem Pemerintahan untuk

    mencapai peningkatan program. (RNI/AY)

    RAPAT KOORDINASI NASIONAL BKPRD TAHUN 2014

    Dalam rangka memperkuat peran dan

    fungsi BKPRD dalam rangka mewujudkan

    optimalisasi koordinasi penataan ruang di

    daerah, Ditjen Bina Bangda Kementerian

    Dalam Negeri menyelenggarakan Rapat

    Koordinasi Badan Koordinasi Penataan

    Ruang Daerah (Rakornas BKPRD), di Hotel

    Goodway, Nusa Dua, Bali, pada hari Rabu-

    Jumat, (7-9/5). Kegiatan Rakornas ini

    mengusung tema Membangun Efektivitas

    Kinerja Kelembagaan Penataan Ruang

    Daerah dalam mendukung terwujudnya

    Keberhasilan Pembangunan Daerah.

    Rakornas yang dibuka oleh Menteri

    Dalam Negeri, Gamawan Fauzi ini, turut

    menghadirkan Menteri Pekerjaan Umum,

    Djoko Kirmanto sebagai keynote speaker. Mengenai status penerapan RTRW

    menjadi perda, saat ini telah ditetapkan

    25 dari 33 perda RTRW Provinsi, 285 dari

    398 Perda RTRW Kabupaten, dan 72

    dari 93 Perda RTRW Kota, tutur Djoko.

    Mengingat RTRW Provinsi, Kabupaten

    dan Kota merupakan rencana umum,

    RTRW provinsi, Kabupaten dan Kota

    belum bisa dijadikan acuan dalam

    pelaksanaan pemanfaatan ruang dan

    pengendalian pemanfaatan ruang.

    Dalam rakornas tersebut, terlaksana dua

    kegiatan yakni sidang pleno dan sidang

    kelompok kerja. Pada sidang pleno

    tersebut dibahas mengenai penyusunan

    dan penetapan Rencana Tata Ruang

    Wilayah (RTRW) dan permasalahan

    spesi!k dalam penyelenggaraan penataan

    ruang yang dihadapi oleh daerah.

    Pada sidang kelompok kerja, dibagi

    pula menjadi dua pembahasan

    mengenai peran pokja perencanaan

    tata ruang dan peran pokja pemanfaatan

    dan pengendalian pemanfaatan

    ruang. Beberapa isu yang dibahas

    yakni: (1) SDM yang kompeten dan

    handal; (2) Perpres KSN; (3) reklamasi

    pembangunan daerah; (4) integrasi

    pola ruang; (5) sistem informasi dalam

    monitoring dan evaluasi; (6) pedoman/

    acuan pelaksanaan; (7) data spasial;

    dan (8) alokasi pola ruang perairan laut.

    Perumusan pada sidang pleno dan sidang

    kelompok kerja tersebut diharapkan

    dapat terwujudnya penguatan peran dan

    fungsi BKPRD melalui peningkatan kinerja

    yang lebih efektif dalam melaksanakan

    koordinasi penyelenggaraan penataan

    ruang daerah. (MA/AS/RN/CR/AY)

    POTRET KEGIATAN:

    Country Portfolio Review MissionForum Bersama antara Pemerintah Indonesia dan ADB

    Sumber: Dokumentasi TRP

    Membangun Efektivitas Kinerja Kelembagaan Penyelenggaraan Ruang Daerah

    2

  • Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP-3-K)

    'LWHWDSNDQQ\D 88 1R 7DKXQ 7HQWDQJ3HQJHORODDQ:LOD\DK3HVLVLUGDQ3XODX3XODX .HFLO PHPEHUL NHZHQDQJDQ3HPHULQWDK XQWXN PHQHWDSNDQ DWXUDQSHQ\XVXQDQ 5HQFDQD =RQDVL 8QWXN LWXVHWLDS3HPHULQWDK'DHUDKZDMLEPHQ\XVXQ5HQFDQD =RQDVL VHUWD PHQHWDSNDQQ\DGHQJDQ3HUDWXUDQ'DHUDK3HUGD

    %HUGDVDUNDQ 8QGDQJ8QGDQJ 1RPRU 7DKXQ WHQWDQJ 3HQJHORODDQ:LOD\DK 3HVLVLU GDQ 3XODX3XODX .HFLO%DE ,9 3HUHQFDQDDQ SDGD 3DVDO ayat 1 tercantum bahwa perencanaan pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-SXODXNHFLOWHUGLULDWDV5HQFDQD6WUDWHJLV:LOD\DK 3HVLVLU GDQ 3XODXSXODX .HFLO56:3. 5HQFDQD =RQDVL :LOD\DK3HVLVLUGDQ3XODXSXODX.HFLO5=:3.5HQFDQD 3HQJHORODDQ :LOD\DK 3HVLVLUGDQ 3XODXSXODX .HFLO 53:3. GDQ5HQFDQD$NVL3HQJHORODDQ:LOD\DK3HVLVLUGDQ3XODXSXODX.HFLO5$3:3.

    3HQDWDDQ UXDQJ ODXW SHVLVLU GDQ SXODXpulau kecil yang benar mensyaratkan DGDQ\D 3HUDWXUDQ 'DHUDK WHQWDQJUHQFDQD ]RQDVL 5HQFDQD ]RQDVL GDSDWmenggambarkan secara baik mengenai pola dan struktur ruang wilayah pesisir sehinga dapat memanfaatkannya secara optimal sesuai karakteristik dan NHEXWXKDQUXDQJ\DQJDGD

    5HQFDQD =RQDVL MXJD GDSDW PHQMDGLalat pengawasan untuk keseimbangan pemanfaatan, perlindungan pelestarian, dan kesejahteraan masyarakat sekaligus berfungsi memberikan kepastian dan perlindungan hukum dalam pemanfaatan SHUDLUDQSHVLVLU7LGDNKDQ\DLWX5HQFDQD=RQDVL MXJD PHQJDNRPRGDVLNDQ

    kepentingan perlindungan wilayah masyarakat hukum adat di perairan pesisir yang sudah ada dan berlaku secara turun WHPXUXQ

    Basis Utama%DVLV XWDPD \DQJ PHODQGDVL NHNXDWDQGDUL 5HQFDQD =RQDVL :3. \DLWX Ldata yang akurat; (ii) rencana zonasi; dan LLL NHVHSDNDWDQ DQWDU VWDNHKROGHU $GD NDZDVDQ GDODP 5=:3. GL ZLOD\DK3URYLQVL.DEXSDWHQ.RWD \DQJ GLPDNVXG\DLWX.DZDVDQ3HPDQIDDWDQ8PXPKawasan Konservasi; (3) Kawasan Strategis 1DVLRQDO7HUWHQWX.617GDQ$OXU/DXW

    Ada beberapa zona di kawasan pemanfaatan umum, di antaranya yaitu zona perikanan tangkap, zona perikanan EXGLGD\DSDULZLVDWDGDQODLQQ\D'DUL]RQDterbagi lagi menjadi sub-zona, misalnya zona perikanan budidaya, sub-zonanya adalah perikanan budidaya keramba jaring apung ikan napoleon, perikanan EXGLGD\DUXPSXWODXWGDQODLQVHEDJDLQ\DUntuk kawasan konservasi, zona-nya terdiri atas zona inti, zona pemanfaatan terbatas, dan zona lain yang sesuai dengan SHUXQWXNDQQ\D =RQD]RQD GL NDZDVDQkonservasi dibuat oleh unit pengelola kawasan konservasi tersebut, sedangkan .DZDVDQ 6WUDWHJLV 1DVLRQDO 7HUWHQWX.617GDQDOXUODXWWLGDNGLNHQDODGDQ\DSHPEDJLDQPHQMDGL]RQD

    6HWHODK3HUDWXUDQ'DHUDKWHQWDQJ5=:3.keluar, seyogyanya segera diikuti dengan EHEHUDSDKDOVHEDJDLEHULNXWWHUELWQ\D,QGLNDVL 3URJUDP8WDPD GLEDQJXQQ\Dinfrastruktur dasar yang diperlukan; dan (3) masuknya investor ke zona-zona yang VHVXDL GHQJDQ SHUXQWXNDQQ\D 7LJD KDO

    itulah yang menjadi kriteria dari ukuran HIHNWLYLWDV GDUL LPSOHPHQWDVL 3HUDWXUDQ'DHUDKWHQWDQJ5=:3.

    Ekosistem pesisir dan pulau-pulau kecil sangat dinamis, melebihi dinamika di daratan, sehingga untuk menjaga akurasi EDWDVEDWDV NDZDVDQ GDODP 5=:3.VHWLGDNQ\D GDODP WDKXQ VHNDOL 3HUGD5=:3.WHUVHEXWSHUOXGLUHYLVL'HQJDQEHJLWXEDWDVEDWDVNDZDVDQGDODP5=:3.VHODOXIDNWXDO

    Akselerasi RTRW dengan RZWP-3-K5=:3. WLGDN EROHK OHSDV GDUL YLVLmisi dan rencana jangka panjang daerah, dan harus serasi, selaras, dan seimbang GHQJDQ 5HQFDQD 7DWD 5XDQJ :LOD\DK575: SHPHULQWDK SURYLQVL DWDXSHPHULQWDK NDEXSDWHQNRWD 8QWXN LWXdi masa mendatang, diharapkan seluruh SURYLQVL PDXSXQ NDEXSDWHQNRWD WHODKPHPLOLNL SHUGD 575: \DQJ GL GDODPQ\DPHPXDWPDWHUL5=:3.

    'DODPSHQ\XVXQDQSHUGD5=:3.GDQ575: WHUVHEXW GLSHUOXNDQ DNVHOHUDVLsecara tepat dan cermat untuk mengatasi kendala-kendala utamanya seperti keterbatasan kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia, keterbatasan penganggaran, kendala-kendala teknis, VHUWD PDVLK NXUDQJQ\D VRVLDOLVDVLDukungan dan kerjasama dari semua pihak baik di pusat maupun daerah sangat GLSHUOXNDQ

    (dari berbagai sumber)

    WAWASAN

    LINK TERKAITDirektorat Tata Ruang dan Pertanahan, Bappenas Portal Tata Ruang dan PertanahanSekretariat BKPRN

    Potret Kegiatan TRPRapat Koordinasi Nasional BKPRD 2014 Country Portofolio Review MissionRUU Pengelolaan Udara

    Ilustrasi Wilayah Pesisir (sumber photo: xraymag)

    3

  • Memantapkan Perekonomian Nasional

    3HUHQFDQDDQGDQVWUDWHJLSHPEDQJXQDQGDHUDKPHQMDGLKDOSHQWLQJ\DQJKDUXVGLODNXNDQ'DODPSHODNVDQDDQ53-013HPHULQWDK3XVDWGDQ3HPHULQWDK'DHUDKSHUOXbersama-sama menjaga keberhasilan yang telah diraih dan mengejar capaian pembangunan \DQJEHOXPWHUODNVDQDVHVXDLWDUJHW

    6HODLQ LWX 3HPHULQWDK 3XVDW GDQ3HPHULQWDK 'DHUDK SXQ SHUOX EHUVDPDsama melakukan langkah-langkah konkret dan sinergi kebijakan antara pusat dan GDHUDK3HUHNRQRPLDQGXQLDWHUOLKDWPXODLPHPEDLN VHMDN NXDUWDO NH WDKXQ Sumber utama pemulihan ekonomi dunia GLWDKXQDGDODKDGDQ\DSHQLQJNDWDQaktivitas perekonomian di negara-negara berkembang, dan pulihnya perekonomian $PHULND 6HULNDW 3HUWXPEXKDQ HNRQRPLnegara berkembang (emerging and developed economies) diperkirakan akan NXDWGLWDKXQGDQ+DOLQLVHEDJDLdampak dari kebijakan pemerintah di negara berkembang yang cukup efektif sebagai stimulant dalam mempertahankan aktivitas ekonominya di tengah kondisi

    perekonomian global yang kurang NRQGXVLI %XNX LQL GLVXVXQ GHQJDQPDNVXG DJDU VHOXUXK MDMDUDQ 3HPHULQWDKDaerah di Indonesia dapat bersama-VDPD GHQJDQ 3HPHULQWDK 3XVDW XQWXNmenyamakan langkah guna memantapkan perekonomian nasional yang dapat mendorong peningkatan kesejahteraan UDN\DW\DQJEHUNHDGLODQ %XNX LQLGDSDWdijadikan acuan kerangka pembangunan untuk mencapai pemantapan perekonomian nasional bagi peningkatan kesejahteraan rakyat yang berkeadilan serta pedoman dalam upaya dan langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh daerah untuk mendukung pencapaian target SHPEDQJXQDQ

    -XGXO%XNXMemantapkan Perekonomian Nasional Penyusun: BappenasPenerbit : Bappenas Jumlah halaman: 178

    DIREKTORAT TATA RUANG DAN PERTANAHAN,BAPPENASJalan Taman Suropati No. 2AGedung Madiun Lt. 3

    T : 021 392 7412F : 021 392 6601E : [email protected]: www.trp.or.id

    Untuk informasi lebih lanjut silakan hubungi kami:

    RESENSI BUKU:

    Undang-undang No. 26 Tahun 2007

    mengamanatkan Pengelolaan Ruang Udara

    Nasional pada pasal 6 ayat 5 yang berbunyi

    Ruang laut dan ruang udara, pengelolaannya

    diatur dengan undang-undang tersendiri.

    Saat ini, UU Pengelolaan Ruang Udara belum

    tersusun, sehingga dirasa perlu melakukan

    kajian mendalam terkait peraturan yang

    sudah ada. Kajian yang diusulkan mengenai

    kewenangan lembaga dan dampaknya.

    Hal tersebut dibahas dalam pertemuan

    Perumusan peran dan pentingnya UU

    Pengelolaan Ruang Udara Nasional dalam

    Sistem Perencanaan Nasional, yang diadakan

    oleh Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan,

    pada Senin, 5 Mei 2014 di Ruang Lecture 1

    dan 2, Hotel Morrissey, Jl. KH. Wahid Hasyim,

    Jakarta Pusat.

    Pada pertemuan yang dipimpin oleh Direktur

    Tata Ruang dan Pertanahan, Kementerian PPN/

    Bappenas, Ir. Oswar Mungkasa, MURP, turut hadir

    pula dua narasumber, yaitu Sekretaris Dinas

    Hukum TNI Angkatan Udara dan Kepala Badan

    Pembinaan Hukum Nasional, DR. Wicipto Setiadi,

    SH, MH.

    Pengaturan pengelolaan ruang udara nasional

    dirasa perlu karena saat ini belum ada pengaturan/

    penentuan batas atas wilayah udara nasional, dan

    hal ini menimbulkan kebutuhan akan kejelasan

    kewenangan dan pengaturan penegakan hukum,

    termasuk pemberlakuan sanksi. Dengan adanya

    pengaturan ini pula, diharapkan kasus-kasus

    pelanggaran di wilayah udara, seperti pemetaan

    wilayah Indonesia oleh pesawat udara/satelit

    milik asing tanpa izin, dapat diatasi dengan baik.

    Dalam kegiatan ini pula, diusulkan bahwa yang

    akan menjadi pemrakarsa dalam perumusan UU

    Pengelolaan Ruang Udara Nasional ini adalah

    Kementerian Pertahanan. (ZH/AY)

    RUU Pengelolaan Udara Pentingnya Undang-Undang Pengelolaan Ruang Udara Nasional Berkelanjutan

    Sumber: Dokumentasi TRP

    Bagi Peningkatan Kesejahteraan Rakyat yang Berkeadilan

    4