newsletter tata ruang dan pertanahan (trp) edisi i/februari 2014

Upload: pustaka-virtual-tata-ruang-dan-pertanahan-pusvir-trp

Post on 03-Jun-2018

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/11/2019 Newsletter Tata Ruang dan Pertanahan (TRP) Edisi I/Februari 2014

    1/4

  • 8/11/2019 Newsletter Tata Ruang dan Pertanahan (TRP) Edisi I/Februari 2014

    2/4

    IRSA International Conference 2013

    Lokakarya NasionalCapacity Building to Sustain Peace and Integration Jakarta, (15/1), UN-Habitat bersama parastakeholder berbagi pengalaman danpembelajaran dari salah satu program

    yang bernaung di bawah EuropeanUnion Aid to Uprooted People (AUP)dalam lokakarya nasional CapacityBuilding to Sustain Peace and Integrationdengan fokus pembahasan Realisasi Hakatas Tanah dan Rumah untuk Masyarakatdi Daerah Tertinggal: Masukan dariIndonesia Timur untuk RPJMN 2015-2019.

    Dalam paparannya, Wakil Menteri PPN /Wakil Kepala Bappenas Lukita Dinarsyah Tuwo mengatakan bahwa RPJMN

    2015-2019 sangat kritikal disebabkanadanya bonus demogra pendudukusia produktif. Dirinya juga menyatakanharapannya agar pengalaman dan

    Pada tanggal 2-4 Juli 2013, Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan mewakiliBAPPENAS untuk turut serta dalam The 4thIRSA Institute & the 23rd PRSCO Conference(PRSCO 2013), yang mengusung temaGreen Growth and Global Recovery: ARegional Perspective .

    Konferensi ini diselenggarakan olehFakultas Ekonomi dan Bisnis, UniversitasPadjadjaran yang bertempat di Hotel AsiaAfrika Bandung. Konferensi ini merupakanagenda dua tahunan dari RSAI dan menjaditempat bagi para ilmuwan regional danpeneliti dari berbagai disiplin ilmu yangberbeda dari negara-negara Pasi k dansekitarnya, untuk berbagi hasil penelitiandan mendiskusikan topik terkini tentangaspek regional dari berbagai isu global.

    Menteri PPN/Bappenas Prof. ArmidaAlisjahbana menjadi plenary speaker utamasebagai perwakilan dari IRSA Indonesia.

    Selain beliau, ada empat plenary speakerlain yang turut hadir, yakni Prof. Iwan JayaAzis (Cornell University/ADB ), Prof. Peter

    B. Dixon (Monash University ), Prof. PietRietvield ( VU University Amsterdam ), danProf. Jichung Yang ( President of PRSCO ).

    Direktorat Tata Ruang dan Pertanahanmewakili BAPPENAS mempresentasikanpaper mengenai Evaluasi StrategiSerti kasi Tanah di Indonesia. Paperini merupakan bagian dari kajian yangdilakukan oleh Direktorat Tata Ruangdan Pertanahan. Paper ini membahas

    singkat mengenai kepastian hukumhak atas tanah, untuk memberikaninformasi yang berkaitan dengan tanah

    bagi para pemangku kepentingan, danmerupakan administrasi pertanahan suarasebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Pokok Agraria Nomor 5/1960 danPeraturan Pemerintah Nomor 24/2007.Hal ini diyakini bahwa kepastian hukumatas tanah diperlukan untuk mengurangikon ik lahan.

    masukan dari lokakarya nasional ini dapatdireplikasikan ke daerah lain. Lokakaryanasional tersebut juga dihadiri oleh

    Direktur Tata Ruang dan Pertanahan, Dr.Ir. Oswar Mungkasa, MURP, yang menjadisalah satu pembicara dengan paparanmengenai Kebijakan Penetapan TanahAdat. Selain itu hadir pula Pelapor KhususPerserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untukHak atas Perumahan yang layak, RaquelRolnik dan Kepala Kerjasama DelegasiUni Eropa untuk Indonesia, BruneiDarussalam dan ASEAN, Frank Viault.

    Lokakarya nasional ini menghasilkanbeberapa kesimpulan terkait kebijakan

    pertanahan, sanitasi, air bersih, danhak bertempat tinggal dan bermukim.Bentuk tanggung jawab kolektif ini tidakhanya mengantarkan hasil, tapi juga

    menunjukkan kontribusi dari Indonesia Timur dalam merancang RPJMN 2015-2019, ujar Kemal Taruc, UN-HabitatProgramme.

    Selain sebagai masukan terhadappenyusunan rancangan RencanaPemerintah Jangka Menengah Nasional(RPJMN) 2015-2019 yang saat ini tengahberlangsung di bawah koordinasiKementerian PPN/Bappenas, hasil darilokakarya nasional ini turut menanggapitemuan awal Pelapor Khusus PBB untukHak atas Perumahan yang Layak yangakan menyampaikan laporannya secarautuh pada Sidang Dewan Hak AsasiManusia PBB di Jenewa bulan Maret 2014.

    )*+,-+ !-."$+$/(

    2

  • 8/11/2019 Newsletter Tata Ruang dan Pertanahan (TRP) Edisi I/Februari 2014

    3/4

    Menuju Smart City

    Smart City

    Banjir menjadi bencana tahunan yang tidakbisa dihindari. Kemacetan menjadi menuwajib setiap hari, tidak hanya di dalam kotanamun sudah meluas ke pinggiran. Publictransport bukannya menjadi kebanggaan, justru banyak menimbulkan keruwetan.Aksi kriminal jalanan menghiasi koransetiap hari.

    Permasalahan tersebut dapat dikurangidengan penerapan teknologi di berbagaiaspek kehidupan perkotaan. Salah satukonsep yang saat ini sedang berjalan yaknikonsep Smart City .

    Smart city memang masih menjadi barangasing di Indonesia. Namun, bukanlah

    mimpi yang tak terjangkau, pada saatnyananti akan semakin popular dan nyata.Smart City adalah konsep pembangunankota dari Jepang. Konsep itu merupakanpembangunan kota dengan teknologi,tujuannya untuk menyelesaikan masalahyang terjadi pada kota-kota besar untukkaum urban.

    Smart city merupakan sebuh konsepdimana tidak hanya sekedar dapatmembuat kehidupan manusia menjadilebih baik, tetapi juga membuat kotamenjadi lebih layak untuk ditinggali

    nantinya, kata Deputi Gubernur bidang Tata Ruang dan Lingkungan HidupDKI, Sarwo Handayani, saat ditemui diKediaman Resmi Kedutaan Besar Jepang,

    Konsep Smart City pada umumnya adalahsuatu konsep bagaimana situasi kota bisadiketahui oleh pengelolanya, warganya,atau calon pendatang, sehingga kalau adaketidakberesan di suatu kota, pemangkukepentingan bisa segera mengambilkeputusan segera.

    Menurutnya, proses pengukuran, mulaidari mengetahui hingga antisipasi atauadaptasi akan bisa cepat jika dibantudengan teknologi informasi dankomunikasi. Prosesnya merupakan urutan

    sensing (mengukur), understanding (mengetahui), hingga controlling (pengendalian).

    Smart city adalah sebuah impian daripublik semua negara di dunia. Berbagaimacam data dan informasi yang beradadisetiap sudut kota dapat dikumpulkanmelalu sensor yang terpasang di setiapsudut kota, dianalisis dengan aplikasicerdas, selanjutnya disajikan sesuaidengan kebutuhan pengguna melaluiaplikasi yang dapat diakses oleh berbagai jenis gadget . Pada era yang akan datang,bisa dibayangkan bahwa kota kota yangtermasuk Smart City dilengkapi fasilitasyang serba canggih dan bebasis IT. Selain

    teknologinya yang serba canggih SDMnya pun selalu up to date . Seperti negara-negara maju yang memang penataan kota-kotanya sudah berbasis IT. Stasiun keretaapi, tra ffi c light , jalan raya, bahkan pejalankaki difasilitasi teknologi canggih.

    Smart city sendiri secara teoritis dapatdijabarkan melalui enam dimensi yaknismart economy, smart mobility, smartenvironment, smart people, smartliving, dan smart governance . Enamdimensi itu berhubungan dengan teoriregional dan neoklasik pertumbuhan dan

    pembangunan perkotaan tradisional.Dengan membangun secara perlahandemi perlahan, seharusnya konsep smartcity tidak hanya menjadi sebuah konsepatau impian tetapi dapat diwujudukandengan baik di salah satu kota di Indonesia.

    Konsep smart city secara sederhana adalahsebagai berikut (a) Sebuah kota berkinerjabaik dengan berpandangan ke dalamekonomi, penduduk, pemerintahan,

    mobilitas, lingkungan hidup; (b) Sebuahkota yang mengontrol dan mengintegrasisemua infrastruktur termasuk jalan,

    jembatan, terowongan, rel, kereta bawahtanah, bandara, pelabuhan, komunikasi,air, listrik, dan pengelolaan gedung.Dengan begitu dapat mengoptomalkansumber daya yang dimilikinya sertamerencanakan pencegahannya. Kegiatanpemeliharaan dan keamanan dipercayakankepada penduduknya; (c) Smart City dapat menghubungkan infrastuktur sik,infrastruktur IT, infrastruktur sosial, danbisnis infrastruktur untuk meningkatkankecerdasan kota; (d) Smart City membuatkota lebih e sien dan layak huni; (e)Penggunaan smart computing untukmembuat smart city dan fasilitasnyameliputi pendidikan, kesehatan,keselamatan umum, transportasi yanglebih cerdas, saling berhubungan dane sien.

    Banyak faktor yang membuat smart city ini menjadi sukses di beberapa negaraberkembang, selain inisiatif yang membuatsmart city ini berhasil faktor lain yaitu:Manajemen dan Organisasi, Teknologi,Pemerintahan, Kebijakan, Masyarakat,Ekonomi, Infrastruktur dan, Lingkungan.

    Dengan adanya konsep Smart City yangberkembang saat ini, diharapkan kedepan dapat membawa perubahan yangbesar dalam konsep tata ruang perkotaan,memberikan rasa aman dan kenyamananbagi warga dan calon pendatang, sertasolusi yang konkret bagi permasalahanurbanisasi, khususnya di kota-kota besarseperti Jakarta dan sekitarnya.

    (Dari berbagai sumber)

    0$0$%$/

    3

  • 8/11/2019 Newsletter Tata Ruang dan Pertanahan (TRP) Edisi I/Februari 2014

    4/4