newsletter tata ruang dan pertanahan edisi januari 2015

Upload: pustaka-virtual-tata-ruang-dan-pertanahan-pusvir-trp

Post on 02-Jun-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Newsletter Tata Ruang dan Pertanahan Edisi Januari 2015

    1/4

    TATA RUANGPERTANAHANMEDIA INFORMASI BIDANG TATA RUANG DAN PERTANAHAN

    REDAKSI:| Penanggung Jawab : Direktur Tata Ruang dan Pertanahan|

    im Redaksi : Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan| Editor : Astri Yulianti, Santi Yulianti, Gina Puspitasari | Desain Tata Letak : Indra Ade Saputra dan Astri Yulianti|

    Pentingnya Peran Tata Ruang dalam Mitigasi Bencana

    UNDANG-UNDANGAPARATUR SIPIL NEGARAhalaman 3

    SEMINAR SMART PLANNINGAPPROACH

    halaman 4

    RESENSI BUKU:MATERI TEKNIS REVISI PEDOMAN

    PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANGhalaman 4

    EDISI 1/ JANUARI 2015

    Desember 2014 merupakan bulan yang

    penuh dengan ujian bagi masyarakat

    Indonesia. Berbagai bencana seperti

    bencana longsor, bencana banjir, serta

    hilangnya pesawat Air Asia QZ8501

    terjadi secara berurutan. Bencana longsor

    yang terjadi di Banjarnegara telah

    memakan korban tewas sebanyak 97

    orang (Kompas.com, 25 Desember 2014)

    dan menyebabkan lebih dari 100 orang

    mengungsi. Sementara itu, bencana

    banjir melanda kabupaten Bandung,

    Aceh, dan Kampung Pulo, Jakarta.

    Menurut Menteri Pekerjaan Umum -

    Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono,

    bencana tanah longsor di Banjarnegara

    antara lain terjadi karena pelanggaran

    tata ruang di wilayah perbukitan yang ada

    di sepanjang jalan. Wilayah perbukitan

    dengan kemiringan 30 derajat lebihsemestinya ditanami jenis tanaman

    konservasi. Namun, yang terjadi di

    Banjarnegara, wilayah perbukitan justru

    ditanami tanaman produktif seperti kubis

    dan kentang, ujar Basuki. Lebih lanjut,

    menurutnya, pemerintah harus bertindak

    cepat memberikan sosialisasi tentang

    potensi bencana dan tata ruang wilayah.

    Dengan memerhatikan rencana tata ruangdan menerapkan pola budidaya tanaman

    yang tepat, setidaknya dampak kerugian

    akibat bencana bisa diminimalkan,

    ujarnya. Ke depan, penataan ruang di

    suatu wilayah wajib memerhatikan daya

    dukung serta aspek mitigasi bencana.

    Dalam suatu wilayah yang memiliki risiko

    bencana, dapat dilakukan pengaturan

    pemanfaatan ruang agar wilayah yang

    memiliki kerentanan bencana dalam berbagai

    aspek (sik, sosial, budaya, ekonomi,

    kelembagaan dan lain sebagainya) dapat

    dihindarkan dari bencana atau setidaknya

    dikurangi risiko dari dampak bencana.

    Struktur dan pola ruang suatu wilayah

    tersebut juga harus ditetapkan dengan

    mempertimbangkan tingkat kerentanan

    bencana dari wilayah tersebut. Misalnya,

    beberapa wilayah yang berpotensi terkena

    bencana dengan skala besar, tidak boleh

    dihuni secara permanen oleh masyarakat.

    10 Tahun Tsunami Aceh

    Sepuluh tahun berlalu sejak tragedi tsunami

    yang menewaskan sekitar 126.741 warga

    Aceh dan 93.285 orang dinyatakan hilang

    pada 26 Desember 2004. Tragedi tsunami

    ini diperingati di berbagai belahan dunia.

    Selain di Banda Aceh, peringatan serupa

    dilakukan di daerah yang juga terkena

    tsunami di Peraliya, Sri Lanka, yang

    dipimpin Presiden Sri Lanka MahindaRajapaksa.

    Abdul Muhari, peneliti tsunami dari

    Kementerian Kelautan dan Perikanan,

    mengatakan, bencana tsunami Aceh harus

    menjadi pelajaran penting bagi bangsa

    ini agar mitigasi bencana diintegrasikan

    dalam pembangunan nasional, apalagi

    pemerintah akan mengembangkan sektor

    maritim (Kompas, 27 Desember 2014).

    Kepala Pusat Data Informasi dan Humas

    Badan Nasional Penanggulangan

    Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho

    mengatakan, sistem peringatan dini

    tsunami di Indonesia masih bermasalah.

    Kesiapan infrastruktur proteksi juga

    belum kuat. Hingga saat ini, kota Banda

    Aceh dan kota-kota lain di Indonesia yang

    rentan dilanda tsunami belum terlindungi.

    Pasca tsunami, tata ruang Aceh

    sebenarnya mengutamakan kebencanaan.

    Wilayah rawan bencana dibatasi untuk

    pembangunan. Untuk tsunami, luas

    wilayah pesisir yang harus dikosongkan disetiap kabupaten/kota adalah 500 meter

    sampai 1 kilometer dari garis pantai.

    [berbagai sumber]

    NEWSLETTER

    KILAS BALIK: DINAMIKA ISU TATA RUANG DAN PERTANAHAN

    PASCA MUSRENBANGNAS RPJMN 2015 - 2019 .... HAL 2

    Ilustrasi Penataan Ruang

  • 8/10/2019 Newsletter Tata Ruang dan Pertanahan Edisi Januari 2015

    2/4

    enyediaan tanah menjadi faktor penting

    alam pembangunan infrastruktur di

    ndonesia. Dengan kemunculan konflik

    han yang menghambat penyediaan

    anah, membuat ide pembentukan Bankanah mencuat ke permukaan. Hal itulah

    ang kemudian dibahas dalam Focus Group

    iscussion Urban Land Policy, yang diadakan

    leh Direktorat Perumahan dan Permukiman

    ementerian PPN/Bappenas, di Hotel

    Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun

    2014 tentang Perlindungan danPengelolaan Ekosistem Gambut,telah mengatur tentang perencanaan,pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan,pengawasan, serta sanksi administratif.

    Pada PP tersebut juga dibahas mengenaikriteria fungsi lindung ekosistem gambutyang terdiri atas: (a) 30 persen dari seluruhluas Kesatuan Hidrologis Gambut; (b)gambut dengan ketebalan 3 (tiga) meteratau lebih; (c) plasma nutfah spesik dan/atau endemik; (d) spesies yang dilindungisesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan/atau (e) ekosistemgambut yang berada di kawasan lindungsebagaimana ditetapkan dalam rencanatata ruang wilayah, kawasan hutan lindung,dan kawasan hutan konservasi.

    Hal tersebut mengemuka pada diskusimengenai pembahasan perlindungan danpengelolaan ekosistem Gambut dalampengembangan dan pengelolaan lahan rawa

    berkelanjutan yang dihadiri oleh Direktorat

    Tata Ruang dan Pertanahan di Hotel Sultan,Jakarta, (26/11). Diskusi tersebut diadakandalam rangka menyambut Indonesia WaterLearning Week(IWLW) yang fokus membahasperkembangan pengelolaan lahan gambut.

    PP No. 71 Tahun 2014, memiliki amanat untukmenetapkan peta kesatuan hidrologis gambutserta menetapkan fungsi lindung dan fungsibudidaya Ekosistem Gambut berdasarkanhasil pemetaan lahan gambut tersebut.Penetapan tersebut ditargetkan tercapai padatahun 2018. Kegiatan pemetaan tersebutsejalan dengan kegiatan PP No. 73 Tahun2013 tentang Rawa yang mengatur mengenaipenetapan rawa, pengelolaan rawa, sisteminformasi rawa, perizinan dan pengawasan,serta pemberdayaan masyarakat.

    Selain itu, PP tersebut juga memiliki amanatuntuk menetapkan peta kesatuan hidrologisrawa serta menetapkan fungsi lindung danfungsi budidaya Ekosistem rawa berdasarkanhasil pemetaan lahan rawa tersebut, yang

    ditargetkan untuk penetapan tahun 2018.

    Sebaiknya kegiatan pemetaan dilakukansecara paralel berdasarkan asas One MapPolicy dan dikoordinasikan oleh BIG. Perlumenjadi perhatian bahwa tidak semuarawa memiliki kawasan gambut. Selainitu, sumber data berasal dari KementerianKehutanan Lingkungan Hidup terkaitpenetapan fungsi kawasan lindung.

    Lebih lanjut, perlu adanya penetapan SNIdan penyusunan NSPK terkait sebagaiturunan dari PP 71 Tahun 2014. BMKGmemiliki pemetaan potensi banjir yangdiperbaharui setiap bulannya sebagai bahanuntuk mengetahui lahan gambut yangberpotensi sebagai wilayah kawasan banjir.

    Ke depan, Pilot Project pemetaan gambutdan rawa diusulkan akan dilakukan dibeberapa wilayah, yakni: kabupatenBengkalis, provinsi Riau dan kabupaten KubuRaya di provinsi Kalimantan Barat. [RI/SY]

    Indonesia Water Learning Week:Perkembangan Pengelolaan Lahan Gambut

    Pasca Musrenbangnas RPJMN 2015 - 2019:

    Jakarta, (19/12). Dalam rangkamenyempurnakan rancangan RPJMN2015 2019 dengan mengakomodasimasukan dalam pelaksanaan MusrenbangRegional dan Musrenbang Nasional,Kementerian Perencanaan PembangunanNasional/Bappenas menyelenggarakanpertemuan Pasca MusyawarahPerencanaan Pembangunan Nasional(Musrenbangnas), di Gedung KementerianPPN/Bappenas, (19/12).

    Kegiatan Pasca Musrenbangnasini merupakan rangkaian kegiatanMusrenbang RPJMN 2015 2019,

    yang sebelumnya terdiri atas RapatKonsultasi Pembangunan TingkatPusat (Rakorbangpus); MusrenbangRegional; Musrenbang Nasional, hinggaterakhir adalah Pasca Musrenbangnas.

    Pertemuan yang dilaksanakandalam bentuk pertemuan trilateralantara Kementerian PPN/Bappenas,Kementerian/Lembaga terkait dan

    Pemerintah Daerah (Bappeda Provinsi)ini membahas dan menyepakati kegiatanstrategis dalam mendukung agendaprioritas pembangunan dalam limatahun ke depan. Dalam kegiatan ini,Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan,Kementerian PPN/Bappenas bertindaksebagai panitia penyelenggara kegiatan.

    Adapun Kementerian/Lembaga terkaityang hadir berjumlah 12 instansi, yakni:Kementerian Energi dan Sumber DayaMineral, Kementerian Perhubungan,Kementerian Kebudayaan dan PendidikanDasar dan Menengah, Kementerian Kesehatan,

    Kementerian Agama, Kementerian PekerjaanUmum dan Perumahan Rakyat, KementerianKomunikasi dan Informatika, KementerianRiset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi,Kementerian Pendayagunaan AparaturNegara dan Reformasi Birokrasi, KementerianPemuda dan Olahraga, Badan Kependudukandan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN),serta Perusahaan Listrik Negara (PLN).

    Kegiatan Pasca Musrenbangnas diawali dengansambutan dari Deputi Bidang PengembanganRegional dan Otonomi daerah Bappenas, ImronBulkin. Acara kemudian dilanjutkan dengandiskusi trilateral yang terbagi dalam beberapasesi sesuai dengan pembagian jadwal untuksetiap pulau. Dalam sambutannya, Imronmenyatakan bahwa kegiatan Pasca Musrenbangmemang didesain agar pembahasan sinergiantara Pusat dan Daerah lebih difokuskanpada penjelasan kriteria penentuanprioritas atas substansi penting yang telahdiusulkan oleh daerah, hingga pencapaiantarget, lokasi dan alokasi pendanaan.

    Harapannya, kegiatan ini melengkapiproses rangkaian kegiatan MusrenbangnasRPJMN 2015 2019. Dengan demikianakan terbangun kesamaan pemahamanatas kegiatan pembangunan prioritas dimasing-masing daerah, sehingga terciptakesepakatan pelaksanaan RPJMN 2015 2019 yang lebih solid antara pemerintahdaerah dan pemerintah pusat. [AY]

    POTRET KEGIATAN:

    Langkah Penyempurnaan Rancangan RPJMN 2015 - 2019

    Suasana kegiatan Pasca Musrenbangnas RPJMN 2015 - 2019 di Ruang SG 1-4, Gedung Bappenas, Jakarta (19/12).Sumber: Dokumentasi TRP

    2

  • 8/10/2019 Newsletter Tata Ruang dan Pertanahan Edisi Januari 2015

    3/4

    Ilustrasi Pegawai ASN. Sumber: www.kominfo.go.id (kiri) dan www.kemdagri.go.id (kanan)

    Undang-Undang Aparatur Sipil Negara (UU ASN)

    Sejak diberlakukannya reformasi birokrasidi lembaga pemerintah, berbagaiupaya dilakukan untuk meningkatkandan mewujudkan tujuan negara untukmencapai cita-cita bangsa. Reformasi

    birokrasi pada hakikatnya merupakanupaya untuk melakukan pembaharuandan perubahan mendasar terhadap sistempenyelenggaraan pemerintahan terutamamenyangkut aspek-aspek kelembagaan(organisasi), ketatalaksanaan (businessprocess) dan sumber daya manusia aparatur.Salah satu upaya dalam mendukungreformasi birokrasi yaitu disusunnyaUndang-Undang No. 5 Tahun 2014tentang Aparatur Sipil Negara, atauyang kita kenal dengan UU ASN.

    Setelah disetujui oleh DPR-RI padaRapat Paripurna, 19 Desember 2013,Rancangan Undang-Undang (RUU)Aparatur Sipil Negara (ASN) pada15 Januari 2014 telah disahkan olehPresiden Susilo Bambang Yudhoyonomenjadi Undang-Undang Nomor 5 Tahun2014 tentang Aparatur Sipil Negara.

    Undang-Undang Aparatur Sipil Negaramerupakan UU yang bertujuan untukmewujudkan aparatur sipil negarasebagai bagian dari reformasi birokrasi.UU ASN menyebutkan perlunya dibangunaparatur sipil negara yang memilikiintegritas, profesional, netral dan bebasdari intervensi politik, bersih dari praktikkorupsi, kolusi, dan nepotisme, serta mampumenyelenggarakan pelayanan publik bagimasyarakat dan mampu menjalankan

    peran sebagai unsur perekat persatuandan kesatuan bangsa berdasarkanPancasila dan Undang-Undang DasarNegara Republik Indonesia Tahun 1945.

    Selain itu, ditegaskan pula bahwaperlu ditetapkan aparatur sipil negarasebagai profesi yang memiliki kewajibanmengelola dan mengembangkan dirinyadan wajib mempertanggungjawabkankinerjanya serta menerapkan prinsipmerit dalam pelaksanaan manajemenaparatur sipil negara.

    UU ASN secara garis besar mengaturbeberapa hal pokok pegawai aparatursipil negara, yakni: (a) Jenis, Status, danKedudukan; (b) Fungsi, Tugas, dan Peran;(c) Jabatan ASN; (d) Hak dan Kewajiban;

    (e) Kelembagaan; (f) Manajemen ASN; (g)Mutasi, Penggajian, dan Pemberhentian;(h) Manajemen PPPK; (i) PengisianJabatan Pimpinan Tinggi; (j) Jadi PejabatNegara; (k) Organisasi dan PenyelesaianSengketa; serta (l) Ketentuan Peralihan.

    Dalam UU tersebut dijelaskan bahwapegawai ASN terdiri atas Pegawai NegeriSipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah denganPerjanjian Kerja (PPPK). Pegawai ASNberperan sebagai perencana, pelaksana,dan pengawas penyelenggaraan tugasumum pemerintahan dan pembangunannasional melalui pelaksanaan kebijakandan pelayanan publik yang profesional,bebas dari intervensi politik, serta bersihdari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.

    Jabatan ASN terdiri atas JabatanAdministrasi, Jabatan Fungsional, danJabatan Pimpinan Tinggi. JabatanAdministrasi terdiri atas, jabatanadministrator, jabatan pengawas, danjabatan pelaksana. Sementara untukJabatan Fungsional dalam ASN terdiriatas jabatan fungsional keahlian danjabatan fungsional keterampilan. Untukjabatan Pimpinan Tinggi terdiri atas:(a) Jabatan pimpinan tinggi utama; (b)Jabatan pimpinan tinggi madya; dan(c) Jabatan pimpinan tinggi pratama.

    Hak dan Kewajiban ASN

    Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 inimenegaskan, PNS berhak memperoleh:(a) Gaji, tunjangan, dan fasilitas; (b)Cuti; (c) Jaminan pensiun dan jaminanhari tua; (d) Perlindungan; dan (e)Pengembangan kompetensi. AdapunPPPK berhak memperoleh: (a) Gaji dantunjangan; (b) Cuti; (c) Perlindungan;dan (d) Pengembangan kompetensi.

    Adapun kewajiban ASN adalah sebagaiberikut: (a) Setia dan taat kepada

    Pancasila, UUD Tahun 1945, NKRI, danpemerintah yang sah; (b) Menjagapersatuan dan kesatuan bangsa;(c) Melaksanakan kebijakan yangdirumuskan pejabat pemerintah yang

    berwenang; (d) Menaati ketentuanperaturan perundang-undangan; (e)Melaksanakan tugas kedinasan denganpenuh pengabdian, kejujuran, kesadaran,dan tanggung jawab; (f) Menunjukkanintegritas dan keteladanan dalam sikap,perilaku, ucapan dan tindakan kepadasetiap orang, baik di dalam maupun diluar kedinasan; (g) Menyimpan rahasiajabatan dan hanya dapat mengemukakanrahasia jabatan sesuai dengan ketentuanperundang-undangan; dan (h) Bersediaditempatkan di seluruh wilayah NKRI.

    Kelembagaan

    Dari sisi kelembagaan, ada empatlembaga yang mendapat delegasi dariPresiden untuk mengelola ASN, yaitu: (1)Kementerian Pendayagunaan AparaturNegara dan Reformasi Birokrrasi (PAN-RB);(2) Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN);(3) Lembaga Administrasi Negara (LAN);dan (4) Badan Kepegawaian Negara (BKN).

    Sistem Informasi ASN

    Untuk menjamin esiensi, efektivitas, danakurasi pengambilan keputusan dalamManajemen ASN, menurut UU No. 5/2014ini, diperlukan Sistem Informasi ASN, yangdiselenggarakan secara nasional danterintegrasi antar-Instansi Pemerintah.

    Sistem Informasi ASN memuat seluruhinformasi dan data pegawai ASN,yang meliputi: (a) Data riwayat hidup;(b) Riwayat pendidikan formal dannon formal; (c) Riwajat jabatan dankepangkatan; (d) Riwayat penghargaan,tanda jasa, atau tanda kehormatan; (e)Riwayat pengalaman berorganisasi; (f)Riwayat gaji; (g) Riwayat pendidikan danlatihan; (h) Daftar penilaian prestasi kerja;(i) Surat Keputusan; dan (j) Kompetensi.

    Sumber: UU ASN No. 5 Tahun 2014

    WAWASAN

    LINK TERKAITDirektorat Tata Ruang dan Pertanahan,

    Bappenas

    Portal Tata Ruang dan Pertanahan

    Sekretariat BKPRN

    Potret Kegiatan TRPPasca Musrenbangnas RPJMN 2015 - 2019

    Indonesia Water Learning Week

    Seminar Smart Planning Approach

    3

    http://www.bappenas.go.id/unit-kerja/deputi-bidang-pengembangan-regional-dan-otonomi-daerah/direktorat-tata-ruang-dan-pertanahan/?&kid=1394762669http://www.bappenas.go.id/unit-kerja/deputi-bidang-pengembangan-regional-dan-otonomi-daerah/direktorat-tata-ruang-dan-pertanahan/?&kid=1394762669http://www.tataruangpertanahan.com/http://www.bkprn.org/http://www.trp.or.id/detailberita/336/Pasca-Musrenbangnas-sebagai-Langkah-untuk-Sempurnakan-Rancangan-RPJMN-2015---2019-.htmlhttp://www.trp.or.id/detailberita/328/Indonesia-Water-Learning-Week---Perkembangan-Pengelolaan-Lahan-Gambut-.htmlhttp://www.bkprn.org/depan.php?cat=3&&id=334http://www.bkprn.org/depan.php?cat=3&&id=334http://www.bkprn.org/depan.php?cat=3&&id=334http://www.bkprn.org/depan.php?cat=3&&id=334http://www.trp.or.id/detailberita/328/Indonesia-Water-Learning-Week---Perkembangan-Pengelolaan-Lahan-Gambut-.htmlhttp://www.trp.or.id/detailberita/336/Pasca-Musrenbangnas-sebagai-Langkah-untuk-Sempurnakan-Rancangan-RPJMN-2015---2019-.htmlhttp://www.bkprn.org/http://www.tataruangpertanahan.com/http://www.bappenas.go.id/unit-kerja/deputi-bidang-pengembangan-regional-dan-otonomi-daerah/direktorat-tata-ruang-dan-pertanahan/?&kid=1394762669http://www.bappenas.go.id/unit-kerja/deputi-bidang-pengembangan-regional-dan-otonomi-daerah/direktorat-tata-ruang-dan-pertanahan/?&kid=1394762669
  • 8/10/2019 Newsletter Tata Ruang dan Pertanahan Edisi Januari 2015

    4/4

    The Awesome and Advanced Indonesia

    Revisi Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang berdasarkanPerspektif Pengurangan Risiko Bencana

    Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007, bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah nasional

    yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan. Aman dapat diartikan sebagai aman dari

    bencana alam, bencana sosial, dan bencana kegagalan teknologi. Sebagai negara rawan

    bencana, sangat penting bagi Indonesia memiliki kesiapsiagaan dalam mengantisipasi

    bencana untuk dapat mengurangi

    dampak yang ditimbulkan oleh bencana

    tersebut. Dalam upaya pengurangan risiko

    bencana, rencana tata ruang saat ini perlu

    memasukkan kajian risiko bencana untuk

    mengidentikasikan kerawanan, tingkat

    ancaman, tingkat kerentanan, dan tingkat

    kapasitas di suatu wilayah. Memasukkan

    upaya pengurangan risiko bencana ke

    dalam penataan ruang, yang meliputi

    perencanaan tata ruang, pemanfaatan

    ruang, dan pengendalian pemanfaatan

    ruang, harus menjadi prioritas Pemerintah

    dalam rangka memberikan perlindungan

    terhadap kehidupan dan penghidupan

    masyarakat, khususnya masyarakat miskin

    dan rentan, serta berpihak pada upaya

    pelestarian lingkungan hidup.

    Buku ini merupakan kelanjutan

    dari hasil kajian Kementerian

    Perencanaan Pembangunan Nasional/

    Badan Perencanaan Pembangunan

    Nasional [Bappenas) tentang Tinjauan

    Kebencanaan KSN Jabodetabekpunjur,

    dengan memasukkan lebih luas aspek

    mitigasi bencana dan merumuskan

    penerapannya secara teknis agar

    terintegrasi ke dalam rencana tata

    ruang. Kajian ini diharapkan dapat

    menyempurnakan pedoman penyusunan

    rencana tata ruang yang ada dan dapat

    berkontribusi dalam penyempurnaan

    proses perencanaan tata ruang sebagai

    instrumen mitigasi bencana maupun

    proses penyusunan kajian pengurangan

    risiko bencana.

    Judul Buku:

    Materi Teknis Revisi Pedoman

    Penyusunan Rencana Tata RuangPenyusun: Bappenas - SCDRR Phase II

    Penerbit: Bappenas - SCDRR Phase II

    Jumlah halaman: 178

    DIR EKTORAT TATA RUAN G DAN

    PERTANAHAN,

    BAPPENAS

    Jalan Taman Suropati No. 2A

    Gedung Madiun Lt. 3

    T : 021 392 7412

    F :021 392 6601

    E : [email protected]

    W: www.trp.or.id

    Portal : www.tataruangpertanahan.com

    Untuk informasi lebih lanjut silakan hubungi kami:

    RESENSI BUKU:

    Seminar Smart Planning ApproachPengenalan Smart Planning Approach dan Keterkaitannya dengan Penataan Ruang

    peserta beserta narasumber berfoto bersama setelah

    gikuti seminar Smart Planning Approach.

    ber: Dokumentasi TRP

    MATERI TEKNIS:

    Jakarta, (27/11). Sekretariat BadanKoordinasi Penatanaan Ruang Nasional(BKPRN), Kementerian PPN/Bappenasbekerjasama dengan Tim Dana MitraLingkungan mengadakan seminarmengenai Pengenalan Smart Planning

    Approach dan Keterkaitannya denganPenataan Ruang.

    Pada kegiatan yang dibuka dan dipimpinoleh Direktur Tata Ruang dan PertanahanKementerian PPN/Bappenas, Ir. OswarMungkasa, MURP ini menghadirkan tiganarasumber, yakni: (i) Prof. Budi Priyatno,

    UGM; (ii) Tim Dana Mitra Lingkungan yangdiwakilkan oleh Wied W. Winaktoe; serta(iii) Ir. Steef Buijes, PUM Senior Expert. Turuthadir pula beberapa perwakilan dari K/L danPemda Provinsi Jawa Tengah.

    Pada pemaparannya, Prof. Budi Priyatno

    mengungkapkan bahwa isu perkotaanmerupakan isu sentral yang memilikiketerkaitan erat dengan tata ruang, sehinggatata ruang menjadi panglima pembangunan.Lebih lanjut, pihaknya menjelaskan bahwaSmart Planning Approach merupakankonsep masa depan yang fokus padaketerbukaan informasi. Penerapan konsep iniperlu didukung oleh kerjasama yang soliddan bersinergi antara semua pemangkukepentingan (akademisi, pelaku bisnis,pemerintah pusat dan daerah serta komuniti).Selain itu, leadership yang kuat menjadisuatu keniscayaan.

    Pada kesempatan tersebut, Wiedmengungkapkan bahwa penerapan Smart

    Planning Approach ini dapat diaplikasikanpada pengelolaan DAS Ciliwung yang saatini tengah dalam proses revitalisasi. Wiedjuga menambahkan, Smart Planning Processyang menginternalisasi environmental,social, smart growth merupakan arahyang penting didukung sebagai terobosancara membangun ruang (perencanaan,

    pemanfaatan, pengendalian, pemantauan)multisektor.

    Lebih lanjut, Steef menegaskan bahwaada dua hal yang menjadi penentu faktorpembangunan, yaitu aktivitas ekonomidan demogra. Demogra perlu menjadipertimbangan khusus jika hendakmelakukan pembangunan ke depan. Selainitu, pelestarian kota-kota lama, sepertiKota Lama Semarang, menjadi salah satuhal penting yang harus dilakukan kedepan. Pembangunan dan pelestarian KotaLama (Urban Heritage) dapat menopangperkembangan ekonomi dan pariwisatauntuk mewujudkan Smart City. Tentunya,seluruh pihak harus turut serta dankonsisten dalam pelaksanaannya.

    Penerapan konsep Smart Planning Approachdilakukan guna mewujudkan Smart Cityyang memang tidak mudah. NamunIndonesia perlu yakin bisa melakukannyakarena tools-nya yaitu ICT telah tersedia

    sebagai contoh kota Surabaya. Selain itu,kecenderungan perkembangan SmartCity adalah di kota yang perkembanganindustri kreatifnya maju. Untuk itu, perludicermati dukungan pemerintah dalampengembangan industri kreatif di Indonesia.[CR]

    4