newsletter tata ruang dan pertanahan edisi januari 2015
TRANSCRIPT
-
8/10/2019 Newsletter Tata Ruang dan Pertanahan Edisi Januari 2015
1/4
TATA RUANGPERTANAHANMEDIA INFORMASI BIDANG TATA RUANG DAN PERTANAHAN
REDAKSI:| Penanggung Jawab : Direktur Tata Ruang dan Pertanahan|
im Redaksi : Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan| Editor : Astri Yulianti, Santi Yulianti, Gina Puspitasari | Desain Tata Letak : Indra Ade Saputra dan Astri Yulianti|
Pentingnya Peran Tata Ruang dalam Mitigasi Bencana
UNDANG-UNDANGAPARATUR SIPIL NEGARAhalaman 3
SEMINAR SMART PLANNINGAPPROACH
halaman 4
RESENSI BUKU:MATERI TEKNIS REVISI PEDOMAN
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANGhalaman 4
EDISI 1/ JANUARI 2015
Desember 2014 merupakan bulan yang
penuh dengan ujian bagi masyarakat
Indonesia. Berbagai bencana seperti
bencana longsor, bencana banjir, serta
hilangnya pesawat Air Asia QZ8501
terjadi secara berurutan. Bencana longsor
yang terjadi di Banjarnegara telah
memakan korban tewas sebanyak 97
orang (Kompas.com, 25 Desember 2014)
dan menyebabkan lebih dari 100 orang
mengungsi. Sementara itu, bencana
banjir melanda kabupaten Bandung,
Aceh, dan Kampung Pulo, Jakarta.
Menurut Menteri Pekerjaan Umum -
Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono,
bencana tanah longsor di Banjarnegara
antara lain terjadi karena pelanggaran
tata ruang di wilayah perbukitan yang ada
di sepanjang jalan. Wilayah perbukitan
dengan kemiringan 30 derajat lebihsemestinya ditanami jenis tanaman
konservasi. Namun, yang terjadi di
Banjarnegara, wilayah perbukitan justru
ditanami tanaman produktif seperti kubis
dan kentang, ujar Basuki. Lebih lanjut,
menurutnya, pemerintah harus bertindak
cepat memberikan sosialisasi tentang
potensi bencana dan tata ruang wilayah.
Dengan memerhatikan rencana tata ruangdan menerapkan pola budidaya tanaman
yang tepat, setidaknya dampak kerugian
akibat bencana bisa diminimalkan,
ujarnya. Ke depan, penataan ruang di
suatu wilayah wajib memerhatikan daya
dukung serta aspek mitigasi bencana.
Dalam suatu wilayah yang memiliki risiko
bencana, dapat dilakukan pengaturan
pemanfaatan ruang agar wilayah yang
memiliki kerentanan bencana dalam berbagai
aspek (sik, sosial, budaya, ekonomi,
kelembagaan dan lain sebagainya) dapat
dihindarkan dari bencana atau setidaknya
dikurangi risiko dari dampak bencana.
Struktur dan pola ruang suatu wilayah
tersebut juga harus ditetapkan dengan
mempertimbangkan tingkat kerentanan
bencana dari wilayah tersebut. Misalnya,
beberapa wilayah yang berpotensi terkena
bencana dengan skala besar, tidak boleh
dihuni secara permanen oleh masyarakat.
10 Tahun Tsunami Aceh
Sepuluh tahun berlalu sejak tragedi tsunami
yang menewaskan sekitar 126.741 warga
Aceh dan 93.285 orang dinyatakan hilang
pada 26 Desember 2004. Tragedi tsunami
ini diperingati di berbagai belahan dunia.
Selain di Banda Aceh, peringatan serupa
dilakukan di daerah yang juga terkena
tsunami di Peraliya, Sri Lanka, yang
dipimpin Presiden Sri Lanka MahindaRajapaksa.
Abdul Muhari, peneliti tsunami dari
Kementerian Kelautan dan Perikanan,
mengatakan, bencana tsunami Aceh harus
menjadi pelajaran penting bagi bangsa
ini agar mitigasi bencana diintegrasikan
dalam pembangunan nasional, apalagi
pemerintah akan mengembangkan sektor
maritim (Kompas, 27 Desember 2014).
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas
Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho
mengatakan, sistem peringatan dini
tsunami di Indonesia masih bermasalah.
Kesiapan infrastruktur proteksi juga
belum kuat. Hingga saat ini, kota Banda
Aceh dan kota-kota lain di Indonesia yang
rentan dilanda tsunami belum terlindungi.
Pasca tsunami, tata ruang Aceh
sebenarnya mengutamakan kebencanaan.
Wilayah rawan bencana dibatasi untuk
pembangunan. Untuk tsunami, luas
wilayah pesisir yang harus dikosongkan disetiap kabupaten/kota adalah 500 meter
sampai 1 kilometer dari garis pantai.
[berbagai sumber]
NEWSLETTER
KILAS BALIK: DINAMIKA ISU TATA RUANG DAN PERTANAHAN
PASCA MUSRENBANGNAS RPJMN 2015 - 2019 .... HAL 2
Ilustrasi Penataan Ruang
-
8/10/2019 Newsletter Tata Ruang dan Pertanahan Edisi Januari 2015
2/4
enyediaan tanah menjadi faktor penting
alam pembangunan infrastruktur di
ndonesia. Dengan kemunculan konflik
han yang menghambat penyediaan
anah, membuat ide pembentukan Bankanah mencuat ke permukaan. Hal itulah
ang kemudian dibahas dalam Focus Group
iscussion Urban Land Policy, yang diadakan
leh Direktorat Perumahan dan Permukiman
ementerian PPN/Bappenas, di Hotel
Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun
2014 tentang Perlindungan danPengelolaan Ekosistem Gambut,telah mengatur tentang perencanaan,pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan,pengawasan, serta sanksi administratif.
Pada PP tersebut juga dibahas mengenaikriteria fungsi lindung ekosistem gambutyang terdiri atas: (a) 30 persen dari seluruhluas Kesatuan Hidrologis Gambut; (b)gambut dengan ketebalan 3 (tiga) meteratau lebih; (c) plasma nutfah spesik dan/atau endemik; (d) spesies yang dilindungisesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan/atau (e) ekosistemgambut yang berada di kawasan lindungsebagaimana ditetapkan dalam rencanatata ruang wilayah, kawasan hutan lindung,dan kawasan hutan konservasi.
Hal tersebut mengemuka pada diskusimengenai pembahasan perlindungan danpengelolaan ekosistem Gambut dalampengembangan dan pengelolaan lahan rawa
berkelanjutan yang dihadiri oleh Direktorat
Tata Ruang dan Pertanahan di Hotel Sultan,Jakarta, (26/11). Diskusi tersebut diadakandalam rangka menyambut Indonesia WaterLearning Week(IWLW) yang fokus membahasperkembangan pengelolaan lahan gambut.
PP No. 71 Tahun 2014, memiliki amanat untukmenetapkan peta kesatuan hidrologis gambutserta menetapkan fungsi lindung dan fungsibudidaya Ekosistem Gambut berdasarkanhasil pemetaan lahan gambut tersebut.Penetapan tersebut ditargetkan tercapai padatahun 2018. Kegiatan pemetaan tersebutsejalan dengan kegiatan PP No. 73 Tahun2013 tentang Rawa yang mengatur mengenaipenetapan rawa, pengelolaan rawa, sisteminformasi rawa, perizinan dan pengawasan,serta pemberdayaan masyarakat.
Selain itu, PP tersebut juga memiliki amanatuntuk menetapkan peta kesatuan hidrologisrawa serta menetapkan fungsi lindung danfungsi budidaya Ekosistem rawa berdasarkanhasil pemetaan lahan rawa tersebut, yang
ditargetkan untuk penetapan tahun 2018.
Sebaiknya kegiatan pemetaan dilakukansecara paralel berdasarkan asas One MapPolicy dan dikoordinasikan oleh BIG. Perlumenjadi perhatian bahwa tidak semuarawa memiliki kawasan gambut. Selainitu, sumber data berasal dari KementerianKehutanan Lingkungan Hidup terkaitpenetapan fungsi kawasan lindung.
Lebih lanjut, perlu adanya penetapan SNIdan penyusunan NSPK terkait sebagaiturunan dari PP 71 Tahun 2014. BMKGmemiliki pemetaan potensi banjir yangdiperbaharui setiap bulannya sebagai bahanuntuk mengetahui lahan gambut yangberpotensi sebagai wilayah kawasan banjir.
Ke depan, Pilot Project pemetaan gambutdan rawa diusulkan akan dilakukan dibeberapa wilayah, yakni: kabupatenBengkalis, provinsi Riau dan kabupaten KubuRaya di provinsi Kalimantan Barat. [RI/SY]
Indonesia Water Learning Week:Perkembangan Pengelolaan Lahan Gambut
Pasca Musrenbangnas RPJMN 2015 - 2019:
Jakarta, (19/12). Dalam rangkamenyempurnakan rancangan RPJMN2015 2019 dengan mengakomodasimasukan dalam pelaksanaan MusrenbangRegional dan Musrenbang Nasional,Kementerian Perencanaan PembangunanNasional/Bappenas menyelenggarakanpertemuan Pasca MusyawarahPerencanaan Pembangunan Nasional(Musrenbangnas), di Gedung KementerianPPN/Bappenas, (19/12).
Kegiatan Pasca Musrenbangnasini merupakan rangkaian kegiatanMusrenbang RPJMN 2015 2019,
yang sebelumnya terdiri atas RapatKonsultasi Pembangunan TingkatPusat (Rakorbangpus); MusrenbangRegional; Musrenbang Nasional, hinggaterakhir adalah Pasca Musrenbangnas.
Pertemuan yang dilaksanakandalam bentuk pertemuan trilateralantara Kementerian PPN/Bappenas,Kementerian/Lembaga terkait dan
Pemerintah Daerah (Bappeda Provinsi)ini membahas dan menyepakati kegiatanstrategis dalam mendukung agendaprioritas pembangunan dalam limatahun ke depan. Dalam kegiatan ini,Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan,Kementerian PPN/Bappenas bertindaksebagai panitia penyelenggara kegiatan.
Adapun Kementerian/Lembaga terkaityang hadir berjumlah 12 instansi, yakni:Kementerian Energi dan Sumber DayaMineral, Kementerian Perhubungan,Kementerian Kebudayaan dan PendidikanDasar dan Menengah, Kementerian Kesehatan,
Kementerian Agama, Kementerian PekerjaanUmum dan Perumahan Rakyat, KementerianKomunikasi dan Informatika, KementerianRiset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi,Kementerian Pendayagunaan AparaturNegara dan Reformasi Birokrasi, KementerianPemuda dan Olahraga, Badan Kependudukandan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN),serta Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Kegiatan Pasca Musrenbangnas diawali dengansambutan dari Deputi Bidang PengembanganRegional dan Otonomi daerah Bappenas, ImronBulkin. Acara kemudian dilanjutkan dengandiskusi trilateral yang terbagi dalam beberapasesi sesuai dengan pembagian jadwal untuksetiap pulau. Dalam sambutannya, Imronmenyatakan bahwa kegiatan Pasca Musrenbangmemang didesain agar pembahasan sinergiantara Pusat dan Daerah lebih difokuskanpada penjelasan kriteria penentuanprioritas atas substansi penting yang telahdiusulkan oleh daerah, hingga pencapaiantarget, lokasi dan alokasi pendanaan.
Harapannya, kegiatan ini melengkapiproses rangkaian kegiatan MusrenbangnasRPJMN 2015 2019. Dengan demikianakan terbangun kesamaan pemahamanatas kegiatan pembangunan prioritas dimasing-masing daerah, sehingga terciptakesepakatan pelaksanaan RPJMN 2015 2019 yang lebih solid antara pemerintahdaerah dan pemerintah pusat. [AY]
POTRET KEGIATAN:
Langkah Penyempurnaan Rancangan RPJMN 2015 - 2019
Suasana kegiatan Pasca Musrenbangnas RPJMN 2015 - 2019 di Ruang SG 1-4, Gedung Bappenas, Jakarta (19/12).Sumber: Dokumentasi TRP
2
-
8/10/2019 Newsletter Tata Ruang dan Pertanahan Edisi Januari 2015
3/4
Ilustrasi Pegawai ASN. Sumber: www.kominfo.go.id (kiri) dan www.kemdagri.go.id (kanan)
Undang-Undang Aparatur Sipil Negara (UU ASN)
Sejak diberlakukannya reformasi birokrasidi lembaga pemerintah, berbagaiupaya dilakukan untuk meningkatkandan mewujudkan tujuan negara untukmencapai cita-cita bangsa. Reformasi
birokrasi pada hakikatnya merupakanupaya untuk melakukan pembaharuandan perubahan mendasar terhadap sistempenyelenggaraan pemerintahan terutamamenyangkut aspek-aspek kelembagaan(organisasi), ketatalaksanaan (businessprocess) dan sumber daya manusia aparatur.Salah satu upaya dalam mendukungreformasi birokrasi yaitu disusunnyaUndang-Undang No. 5 Tahun 2014tentang Aparatur Sipil Negara, atauyang kita kenal dengan UU ASN.
Setelah disetujui oleh DPR-RI padaRapat Paripurna, 19 Desember 2013,Rancangan Undang-Undang (RUU)Aparatur Sipil Negara (ASN) pada15 Januari 2014 telah disahkan olehPresiden Susilo Bambang Yudhoyonomenjadi Undang-Undang Nomor 5 Tahun2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
Undang-Undang Aparatur Sipil Negaramerupakan UU yang bertujuan untukmewujudkan aparatur sipil negarasebagai bagian dari reformasi birokrasi.UU ASN menyebutkan perlunya dibangunaparatur sipil negara yang memilikiintegritas, profesional, netral dan bebasdari intervensi politik, bersih dari praktikkorupsi, kolusi, dan nepotisme, serta mampumenyelenggarakan pelayanan publik bagimasyarakat dan mampu menjalankan
peran sebagai unsur perekat persatuandan kesatuan bangsa berdasarkanPancasila dan Undang-Undang DasarNegara Republik Indonesia Tahun 1945.
Selain itu, ditegaskan pula bahwaperlu ditetapkan aparatur sipil negarasebagai profesi yang memiliki kewajibanmengelola dan mengembangkan dirinyadan wajib mempertanggungjawabkankinerjanya serta menerapkan prinsipmerit dalam pelaksanaan manajemenaparatur sipil negara.
UU ASN secara garis besar mengaturbeberapa hal pokok pegawai aparatursipil negara, yakni: (a) Jenis, Status, danKedudukan; (b) Fungsi, Tugas, dan Peran;(c) Jabatan ASN; (d) Hak dan Kewajiban;
(e) Kelembagaan; (f) Manajemen ASN; (g)Mutasi, Penggajian, dan Pemberhentian;(h) Manajemen PPPK; (i) PengisianJabatan Pimpinan Tinggi; (j) Jadi PejabatNegara; (k) Organisasi dan PenyelesaianSengketa; serta (l) Ketentuan Peralihan.
Dalam UU tersebut dijelaskan bahwapegawai ASN terdiri atas Pegawai NegeriSipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah denganPerjanjian Kerja (PPPK). Pegawai ASNberperan sebagai perencana, pelaksana,dan pengawas penyelenggaraan tugasumum pemerintahan dan pembangunannasional melalui pelaksanaan kebijakandan pelayanan publik yang profesional,bebas dari intervensi politik, serta bersihdari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Jabatan ASN terdiri atas JabatanAdministrasi, Jabatan Fungsional, danJabatan Pimpinan Tinggi. JabatanAdministrasi terdiri atas, jabatanadministrator, jabatan pengawas, danjabatan pelaksana. Sementara untukJabatan Fungsional dalam ASN terdiriatas jabatan fungsional keahlian danjabatan fungsional keterampilan. Untukjabatan Pimpinan Tinggi terdiri atas:(a) Jabatan pimpinan tinggi utama; (b)Jabatan pimpinan tinggi madya; dan(c) Jabatan pimpinan tinggi pratama.
Hak dan Kewajiban ASN
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 inimenegaskan, PNS berhak memperoleh:(a) Gaji, tunjangan, dan fasilitas; (b)Cuti; (c) Jaminan pensiun dan jaminanhari tua; (d) Perlindungan; dan (e)Pengembangan kompetensi. AdapunPPPK berhak memperoleh: (a) Gaji dantunjangan; (b) Cuti; (c) Perlindungan;dan (d) Pengembangan kompetensi.
Adapun kewajiban ASN adalah sebagaiberikut: (a) Setia dan taat kepada
Pancasila, UUD Tahun 1945, NKRI, danpemerintah yang sah; (b) Menjagapersatuan dan kesatuan bangsa;(c) Melaksanakan kebijakan yangdirumuskan pejabat pemerintah yang
berwenang; (d) Menaati ketentuanperaturan perundang-undangan; (e)Melaksanakan tugas kedinasan denganpenuh pengabdian, kejujuran, kesadaran,dan tanggung jawab; (f) Menunjukkanintegritas dan keteladanan dalam sikap,perilaku, ucapan dan tindakan kepadasetiap orang, baik di dalam maupun diluar kedinasan; (g) Menyimpan rahasiajabatan dan hanya dapat mengemukakanrahasia jabatan sesuai dengan ketentuanperundang-undangan; dan (h) Bersediaditempatkan di seluruh wilayah NKRI.
Kelembagaan
Dari sisi kelembagaan, ada empatlembaga yang mendapat delegasi dariPresiden untuk mengelola ASN, yaitu: (1)Kementerian Pendayagunaan AparaturNegara dan Reformasi Birokrrasi (PAN-RB);(2) Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN);(3) Lembaga Administrasi Negara (LAN);dan (4) Badan Kepegawaian Negara (BKN).
Sistem Informasi ASN
Untuk menjamin esiensi, efektivitas, danakurasi pengambilan keputusan dalamManajemen ASN, menurut UU No. 5/2014ini, diperlukan Sistem Informasi ASN, yangdiselenggarakan secara nasional danterintegrasi antar-Instansi Pemerintah.
Sistem Informasi ASN memuat seluruhinformasi dan data pegawai ASN,yang meliputi: (a) Data riwayat hidup;(b) Riwayat pendidikan formal dannon formal; (c) Riwajat jabatan dankepangkatan; (d) Riwayat penghargaan,tanda jasa, atau tanda kehormatan; (e)Riwayat pengalaman berorganisasi; (f)Riwayat gaji; (g) Riwayat pendidikan danlatihan; (h) Daftar penilaian prestasi kerja;(i) Surat Keputusan; dan (j) Kompetensi.
Sumber: UU ASN No. 5 Tahun 2014
WAWASAN
LINK TERKAITDirektorat Tata Ruang dan Pertanahan,
Bappenas
Portal Tata Ruang dan Pertanahan
Sekretariat BKPRN
Potret Kegiatan TRPPasca Musrenbangnas RPJMN 2015 - 2019
Indonesia Water Learning Week
Seminar Smart Planning Approach
3
http://www.bappenas.go.id/unit-kerja/deputi-bidang-pengembangan-regional-dan-otonomi-daerah/direktorat-tata-ruang-dan-pertanahan/?&kid=1394762669http://www.bappenas.go.id/unit-kerja/deputi-bidang-pengembangan-regional-dan-otonomi-daerah/direktorat-tata-ruang-dan-pertanahan/?&kid=1394762669http://www.tataruangpertanahan.com/http://www.bkprn.org/http://www.trp.or.id/detailberita/336/Pasca-Musrenbangnas-sebagai-Langkah-untuk-Sempurnakan-Rancangan-RPJMN-2015---2019-.htmlhttp://www.trp.or.id/detailberita/328/Indonesia-Water-Learning-Week---Perkembangan-Pengelolaan-Lahan-Gambut-.htmlhttp://www.bkprn.org/depan.php?cat=3&&id=334http://www.bkprn.org/depan.php?cat=3&&id=334http://www.bkprn.org/depan.php?cat=3&&id=334http://www.bkprn.org/depan.php?cat=3&&id=334http://www.trp.or.id/detailberita/328/Indonesia-Water-Learning-Week---Perkembangan-Pengelolaan-Lahan-Gambut-.htmlhttp://www.trp.or.id/detailberita/336/Pasca-Musrenbangnas-sebagai-Langkah-untuk-Sempurnakan-Rancangan-RPJMN-2015---2019-.htmlhttp://www.bkprn.org/http://www.tataruangpertanahan.com/http://www.bappenas.go.id/unit-kerja/deputi-bidang-pengembangan-regional-dan-otonomi-daerah/direktorat-tata-ruang-dan-pertanahan/?&kid=1394762669http://www.bappenas.go.id/unit-kerja/deputi-bidang-pengembangan-regional-dan-otonomi-daerah/direktorat-tata-ruang-dan-pertanahan/?&kid=1394762669 -
8/10/2019 Newsletter Tata Ruang dan Pertanahan Edisi Januari 2015
4/4
The Awesome and Advanced Indonesia
Revisi Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang berdasarkanPerspektif Pengurangan Risiko Bencana
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007, bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah nasional
yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan. Aman dapat diartikan sebagai aman dari
bencana alam, bencana sosial, dan bencana kegagalan teknologi. Sebagai negara rawan
bencana, sangat penting bagi Indonesia memiliki kesiapsiagaan dalam mengantisipasi
bencana untuk dapat mengurangi
dampak yang ditimbulkan oleh bencana
tersebut. Dalam upaya pengurangan risiko
bencana, rencana tata ruang saat ini perlu
memasukkan kajian risiko bencana untuk
mengidentikasikan kerawanan, tingkat
ancaman, tingkat kerentanan, dan tingkat
kapasitas di suatu wilayah. Memasukkan
upaya pengurangan risiko bencana ke
dalam penataan ruang, yang meliputi
perencanaan tata ruang, pemanfaatan
ruang, dan pengendalian pemanfaatan
ruang, harus menjadi prioritas Pemerintah
dalam rangka memberikan perlindungan
terhadap kehidupan dan penghidupan
masyarakat, khususnya masyarakat miskin
dan rentan, serta berpihak pada upaya
pelestarian lingkungan hidup.
Buku ini merupakan kelanjutan
dari hasil kajian Kementerian
Perencanaan Pembangunan Nasional/
Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional [Bappenas) tentang Tinjauan
Kebencanaan KSN Jabodetabekpunjur,
dengan memasukkan lebih luas aspek
mitigasi bencana dan merumuskan
penerapannya secara teknis agar
terintegrasi ke dalam rencana tata
ruang. Kajian ini diharapkan dapat
menyempurnakan pedoman penyusunan
rencana tata ruang yang ada dan dapat
berkontribusi dalam penyempurnaan
proses perencanaan tata ruang sebagai
instrumen mitigasi bencana maupun
proses penyusunan kajian pengurangan
risiko bencana.
Judul Buku:
Materi Teknis Revisi Pedoman
Penyusunan Rencana Tata RuangPenyusun: Bappenas - SCDRR Phase II
Penerbit: Bappenas - SCDRR Phase II
Jumlah halaman: 178
DIR EKTORAT TATA RUAN G DAN
PERTANAHAN,
BAPPENAS
Jalan Taman Suropati No. 2A
Gedung Madiun Lt. 3
T : 021 392 7412
F :021 392 6601
W: www.trp.or.id
Portal : www.tataruangpertanahan.com
Untuk informasi lebih lanjut silakan hubungi kami:
RESENSI BUKU:
Seminar Smart Planning ApproachPengenalan Smart Planning Approach dan Keterkaitannya dengan Penataan Ruang
peserta beserta narasumber berfoto bersama setelah
gikuti seminar Smart Planning Approach.
ber: Dokumentasi TRP
MATERI TEKNIS:
Jakarta, (27/11). Sekretariat BadanKoordinasi Penatanaan Ruang Nasional(BKPRN), Kementerian PPN/Bappenasbekerjasama dengan Tim Dana MitraLingkungan mengadakan seminarmengenai Pengenalan Smart Planning
Approach dan Keterkaitannya denganPenataan Ruang.
Pada kegiatan yang dibuka dan dipimpinoleh Direktur Tata Ruang dan PertanahanKementerian PPN/Bappenas, Ir. OswarMungkasa, MURP ini menghadirkan tiganarasumber, yakni: (i) Prof. Budi Priyatno,
UGM; (ii) Tim Dana Mitra Lingkungan yangdiwakilkan oleh Wied W. Winaktoe; serta(iii) Ir. Steef Buijes, PUM Senior Expert. Turuthadir pula beberapa perwakilan dari K/L danPemda Provinsi Jawa Tengah.
Pada pemaparannya, Prof. Budi Priyatno
mengungkapkan bahwa isu perkotaanmerupakan isu sentral yang memilikiketerkaitan erat dengan tata ruang, sehinggatata ruang menjadi panglima pembangunan.Lebih lanjut, pihaknya menjelaskan bahwaSmart Planning Approach merupakankonsep masa depan yang fokus padaketerbukaan informasi. Penerapan konsep iniperlu didukung oleh kerjasama yang soliddan bersinergi antara semua pemangkukepentingan (akademisi, pelaku bisnis,pemerintah pusat dan daerah serta komuniti).Selain itu, leadership yang kuat menjadisuatu keniscayaan.
Pada kesempatan tersebut, Wiedmengungkapkan bahwa penerapan Smart
Planning Approach ini dapat diaplikasikanpada pengelolaan DAS Ciliwung yang saatini tengah dalam proses revitalisasi. Wiedjuga menambahkan, Smart Planning Processyang menginternalisasi environmental,social, smart growth merupakan arahyang penting didukung sebagai terobosancara membangun ruang (perencanaan,
pemanfaatan, pengendalian, pemantauan)multisektor.
Lebih lanjut, Steef menegaskan bahwaada dua hal yang menjadi penentu faktorpembangunan, yaitu aktivitas ekonomidan demogra. Demogra perlu menjadipertimbangan khusus jika hendakmelakukan pembangunan ke depan. Selainitu, pelestarian kota-kota lama, sepertiKota Lama Semarang, menjadi salah satuhal penting yang harus dilakukan kedepan. Pembangunan dan pelestarian KotaLama (Urban Heritage) dapat menopangperkembangan ekonomi dan pariwisatauntuk mewujudkan Smart City. Tentunya,seluruh pihak harus turut serta dankonsisten dalam pelaksanaannya.
Penerapan konsep Smart Planning Approachdilakukan guna mewujudkan Smart Cityyang memang tidak mudah. NamunIndonesia perlu yakin bisa melakukannyakarena tools-nya yaitu ICT telah tersedia
sebagai contoh kota Surabaya. Selain itu,kecenderungan perkembangan SmartCity adalah di kota yang perkembanganindustri kreatifnya maju. Untuk itu, perludicermati dukungan pemerintah dalampengembangan industri kreatif di Indonesia.[CR]
4