newsletter jakber edisi november 2019jakberketahanan.org/wp-content/uploads/2019/12/... · menjadi...

5
Jakarta Berita Berketahanan NOVEMBER, 2019 Perubahan Iklim Halaman 2 Halaman 2 Sumber Daya Manusia LIMA HALAMAN SEKRETARIAT JAKARTA BERKETAHANAN Sekretariat Jakarta Berketahanan Bersambung ke Hal. 4 >>> Bersambung ke Hal. 4 >>> JAKARTA bERKETAHANAN Selayang Pandang Source : Dokumentasi JakBer Source : Dokumentasi Bappenas 2019 Sekretariat Jakarta Berketahanan terbentuk pada 6 September 2017, Sekretariat Jakarta Berketahanan hadir untuk membantu Koordinator Ketahanan Kota/Chief Resilience Officer (CRO) dalam mewujudkan Jakarta sebagai kota berketahanan”. Untuk mewujudkan Jakarta sebagai kota Berketahanan, terdapat 3 (tiga) tahapan yang harus dilalui oleh DKI Jakarta. Tahap I, Membentuk Dasar untuk Membangun Ketahanan Kota dengan menyusun Penilaian Awal Ketahanan/Preliminary Resilience Assessment (PRA). Tahap II, Analisis Peluang dan Kemitraan melalui penyusunan strategi (Developing Resilience Strategy). Tahap III, Kemitraan dan Implementasi (Partnerships and Implementation). Saat ini, Jakarta telah memasuki Tahap II. Jika tahap I berfokus pada memotret kondisi ketahanan eksisting atau disebut Penilaian Awal Ketahanan, Tahap II lebih fokus pada Perumusan Strategi Ketahanan. Seluruh rangkaian kegiatan Program Jakarta Berketahanan dilakukan dengan pendekatan kolaboratif yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan di DKI Jakarta. Jumat, 8 November 2019, Sekretariat Jakarta Berketahanan menjadi salah satu panelis dalam diskusi mengenai “Hak Atas Udara Bersih di Jakarta” yang diadakan oleh Nekropolis. Nekropolis adalah sebuah platform yang bertujuan untuk menyebarkan nilai inklusivitas di kota dengan mengorganisir acara-acara diskusi dan membangun aktivisme media sosial tentang isu-isu perkotaan yang harapannya mampu untuk memberdayakan dan menjembatani anak-anak muda dan gerakan mahasiswa di sekitarnya. Dalam diskusi ini, hadir pula beberapa tokoh yang memang bergerak dan mendorong perbaikan terkait polusi udara di Jakarta seperti Elisa dari Rujak Rabu, 20 November 2019. Dalam rangka institusionalisasi KMP, Kementerian PPN/Bappenas menyelenggarakan Forum Kemitraan Multi-Pihak (MSP Day) “Berbagi Praktik Inovasi Kemitraan Multi-Pihak dalam Pembangunan untuk Pencapaian Agenda 2030”. MSP Day adalah forum antar pemangku kepentingan sebagai sarana untuk menginstitusionalisasikan pelaksanaan Kemitraan Multi-Pihak (KMP) pertukaran pengetahuan, inovasi, dan praktik baik dalam mendukung pencapaian TPB/SDGs di Indonesia. Pendekatan Kemitraan Multi-Pihak (KMP) penting dalam percepatan pelaksanaan agenda pembangunan. Berbagai tantangan pembangunan di daerah yang ditangani secara kolaboratif antara pemerintah, sektor Center for Urban Studies, Bella dari ICEL (Indonesian Center for Environmental Law), Almo dari WRI (World Research Initiative), dan Andhyta F. Utami yang bertindak sebagai Moderator. Diskusi dimulai dengan paparan dari WRI yang menjelaskan bagaimana polusi udara terjadi dan bagaimana dampaknya pada berbagai kegiatan sehari-hari masyarakat baik di lingkungan perkotaan atau non perkotaan. Di dalam diskusinya almo menyampaikan bahwa berbagai kota-kota besar dunia setidaknya pernah mengalami hal yang sama soal polusi udara. Membicarakan “Hak Atas Udara Bersih Di Jakarta” Bappenas Perkuat Kerjasama Multi-Pihak Demi Tercapainya Target SDGS di 2030 Menteri Bappenas Suharso Monoarfa memberikan sambutan sekaligus membuka Forum Kemitraan Multi-Pihak 2019 di Hotel Bidakara 20 November 2019. Muatan Akhir Dokumen Ikhtiar Jakarta Terus Digodok Bersama Berbagai Pemangku Kepentingan Millenials Menjadi Agen Utama dalam Upaya Mewujudkan Ketahanan Kota Di Masa Depan

Upload: others

Post on 13-Aug-2020

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Newsletter Jakber Edisi November 2019jakberketahanan.org/wp-content/uploads/2019/12/... · menjadi kunci utama dalam proses mewujudkan ketahanan kota di Indonesia. Ruang-ruang diskusi

JakartaBerita

BerketahananNOVEMBER, 2019

Perubahan IklimHalaman 2 Halaman 2

Sumber Daya Manusia

LIMA HALAMAN SEKRETARIAT JAKARTA BERKETAHANAN

Sekretariat Jakarta Berketahanan

Bersambung ke Hal. 4 >>>

Bersambung ke Hal. 4 >>>

JAKARTA bERKETAHANAN

Selayang Pandang

Source : Dokumentasi JakBer

Source : Dokumentasi Bappenas 2019

Sekretariat Jakarta Berketahanan terbentuk pada 6 September 2017, Sekretariat Jakarta Berketahanan hadir untuk membantu Koordinator Ketahanan Kota/Chief Resilience Officer (CRO) dalam mewujudkan Jakarta sebagai kota berketahanan”.

Untuk mewujudkan Jakarta sebagai kota Berketahanan, terdapat 3 (tiga) tahapan yang harus dilalui oleh DKI Jakarta. Tahap I, Membentuk Dasar untuk Membangun Ketahanan Kota dengan menyusun Penilaian Awal Ketahanan/Preliminary Resilience Assessment (PRA). Tahap II, Analisis Peluang dan Kemitraan melalui penyusunan strategi (Developing Resilience Strategy). Tahap III, Kemitraan dan Implementasi (Partnerships and Implementation).

Saat ini, Jakarta telah memasuki Tahap II. Jika tahap I berfokus pada memotret kondisi ketahanan eksisting atau disebut Penilaian Awal Ketahanan, Tahap II lebih fokus pada Perumusan Strategi Ketahanan. Seluruh rangkaian kegiatan Program Jakarta Berketahanan dilakukan dengan pendekatan kolaboratif yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan di DKI Jakarta.

Jumat, 8 November 2019, Sekretariat Jakarta Berketahanan menjadi salah satu panelis dalam diskusi mengenai “Hak Atas Udara Bersih di Jakarta” yang diadakan oleh Nekropolis. Nekropolis adalah sebuah platform yang bertujuan untuk menyebarkan nilai inklusivitas di kota dengan mengorganisir acara-acara diskusi dan membangun aktivisme media sosial tentang isu-isu perkotaan yang harapannya mampu untuk memberdayakan dan menjembatani anak-anak muda dan gerakan mahasiswa di sekitarnya.

Dalam diskusi ini, hadir pula beberapa tokoh yang memang bergerak dan mendorong perbaikan terkait polusi udara di Jakarta seperti Elisa dari Rujak

Rabu, 20 November 2019. Dalam rangka institusionalisasi KMP, Kementerian PPN/Bappenas menyelenggarakan Forum Kemitraan Multi-Pihak (MSP Day) “Berbagi Praktik Inovasi Kemitraan Multi-Pihak dalam Pembangunan untuk Pencapaian Agenda 2030”. MSP Day adalah forum antar pemangku kepentingan sebagai sarana untuk menginstitusionalisasikan pelaksanaan Kemitraan Multi-Pihak

(KMP) pertukaran pengetahuan, inovasi, dan praktik baik dalam mendukung pencapaian TPB/SDGs di Indonesia.

Pendekatan Kemitraan Multi-Pihak (KMP) penting dalam percepatan pelaksanaan agenda pembangunan. Berbagai tantangan pembangunan di daerah yang ditangani secara kolaboratif antara pemerintah, sektor

Center for Urban Studies, Bella dari ICEL (Indonesian Center for Environmental Law), Almo dari WRI (World Research Initiative), dan Andhyta F. Utami yang bertindak sebagai Moderator.

Diskusi dimulai dengan paparan dari WRI yang menjelaskan bagaimana polusi udara terjadi dan bagaimana dampaknya pada berbagai kegiatan sehari-hari masyarakat baik di lingkungan perkotaan atau non perkotaan. Di dalam diskusinya almo menyampaikan bahwa berbagai kota-kota besar dunia setidaknya pernah mengalami hal yang sama soal polusi udara.

Membicarakan “Hak Atas Udara Bersih Di Jakarta”

Bappenas Perkuat Kerjasama Multi-Pihak Demi Tercapainya Target SDGS di 2030

Menteri Bappenas Suharso Monoarfa memberikan sambutan sekaligus membuka Forum Kemitraan Multi-Pihak 2019 di Hotel Bidakara 20 November 2019.

Muatan Akhir Dokumen Ikhtiar Jakarta Terus Digodok Bersama Berbagai Pemangku Kepentingan

Millenials Menjadi Agen Utama dalam Upaya Mewujudkan Ketahanan Kota Di Masa Depan

Page 2: Newsletter Jakber Edisi November 2019jakberketahanan.org/wp-content/uploads/2019/12/... · menjadi kunci utama dalam proses mewujudkan ketahanan kota di Indonesia. Ruang-ruang diskusi

Source : Dokumentasi ITERA 2019

Source : Dokumentasi JakBer

Rabu, 20 November 2019. Dalam rangka institusionalisasi KMP, Kementerian PPN/Bappenas menyelenggarakan Forum Kemitraan Multi-Pihak (MSP Day) “Berbagi Praktik Inovasi Kemitraan Multi-Pihak dalam Pembangunan untuk Pencapaian Agenda 2030”. MSP Day adalah forum antar pemangku kepentingan sebagai sarana untuk menginstitusionalisasikan pelaksanaan Kemitraan Multi-Pihak

Rabu, 27 November 2018, Sekretariat Jakarta Berketahanan turut hadir dalam Lokakarya Rancangan Akhir Muatan Ikhtiar Jakarta (Promises of Jakarta) Program ACP DKI Jakarta yang diselenggarakan oleh ICLEI. Acara ini merupakan lanjutan dari berbagai lokakarya yang sudah dilaksanakan dari tahun 2018.

Adapun tujuan dari dilaksanakannya acara ini adalah memaparkan hasil perumusan muatan Ikhtiar (janji-janji) Jakarta serta target yang telah disepakati baik perwakilan masyarakat dan pelaku usaha maupun Dinas-Dinas terkait di Provinsi DKI Jakarta, mendiskusikan secara mendalam

muatan ikhtiar (janji-janji) Jakarta dan target-target dimasing-masing sektor dalam mendukung penurunan emisi GRK di DKI Jakarta hingga 30% di 2030, menyepakati dan menetapkan dokumen Ikhtiar (janji-janji) Jakarta dan target-target dimasing-masing sektor dalam mendukung penurunan emisi GRK di DKI Jakarta hingga 30% di 2030, dan memaparkan draf konsep Media Keterlibatan Warga – Engagement Platform.

Kegiatan ini akan dihadiri sebanyak 120 peserta dengan berbagai latar belakang, termasuk perwakilan pemerintah nasional, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, perwakilan masyarakat dari

berbagai komunitas, LSM, akademisi, tokoh masyarakat, dan swasta. Disamping itu, dua kota satelit DKI Jakarta untuk kegiatan ACP juga akan hadir untuk mengobservasi proses kegiatan, yaitu Kota Tangerang dan Kota Bekasi.

Dalam proses validasi setiap rumusan kegiatan dan target yang sudah disusun, peserta dibagi kedalam 4 (empat) kelompok besar. Adapun isu yang dibahas pada masing-masing kelompok diantaranya (i) Energi dan Gedung Hijau, (ii) Transportasi dan Kualitas Udara, (iii) Sektor Air Bersih dan Limbah (Padat dan Cair), (iv) Ruang terbuka hijau dan pertanian perkotaan serta kebencanaan.

Dari berbagai hasil diskusi, Sekretariat Jakarta Berketahanan menilai, program prioritas dan target yang ingin dicapai lewat program Ikhtiar Jakarta ini sangat berkaitan dengan target yang ada pada dokumen Strategi Ketahanan Kota Jakarta. Dengan demikian, kolaborasi dan kerjasama dalam menyelaraskan isi kedua dokumen merupakan sebuah keniscayaan. Sekretariat Jakarta Berketahanan akan mengawal dan berusaha untuk terlibat aktif dalam upaya merumuskan dokumen final muatan Ikhtiar (janji-janji) Jakarta agar target yang ada dapat selaras dengan dokumen Strategi Ketahanan Kota Jakarta.

Pada sesi kedua, tim Sekretariat JakartaBerketahanan yang diwakili oleh Angga Safik selaku Program Officer menjelaskan bagaimana eksistensi kota di masa depan ditentukan oleh kemampuan individu, komunitas, pemerintah dan dunia bisnis yang ada di kota untuk bertahan dan menjadi lebih baik dalam menghadapi guncangan (shocks) dan tekanan (stresses). Dalam paparan tersebut Angga memberikan contoh bagaimana upaya Jakarta untuk menjadi kota yang berketahanan lewat perumusan Strategi Ketahanan Kota Jakarta. Selain itu, Angga juga menjelaskan bagaimana eksistensi kaum muda atau millennials mempunyai peranan yang sangat penting sebagai katalisator pencapaian ketahanan kota mengingat kecenderungan dan sifat dari kaum millennials dan generasi z yang mahir dalam menggunakan teknologi, sangat inklusif, dan kritis dalam melihat berbagai persoalan yang terjadi.

Berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh HMP – Mandalanata ITERA merupakan bentuk kerajsama yang harus terus dilakukan. Hal ini berkaitan erat dengan bagaimana upaya kolaborasi menjadi kunci utama dalam proses mewujudkan ketahanan kota di Indonesia. Ruang-ruang diskusi seperti ini menjadi kesempatan bagi berbagai pihak untuk terus bertukar ide dan berkontribusi untuk pembangunan Indonesia yang lebih baik.

Selasa, 26 November 2018, Sekretariat Jakarta Berketahanan turut hadir dalam acara Seminar Kebencanaan – Millenials Tanggap Bencana sebagai Strategi Ketahanan Negara yang diadakan Himpunan Mahasiswa Planologi – Mandalanata Institut Teknologi Sumatera (ITERA). Acara ini merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan sebagai bentuk memperluas pemahaman terkait studi perencanaan wilayah dan kota di Indonesia serta wadah untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terkait pentingnya merencanakan kota yang lebih baik di masa depan.Dalam rangkain puncak, Seminar nasional menghadirkan dua pembicara yang masing-masing mengupas tentang bagaimana milenials dapat berperan dalam meningkatkan kesiapsiagaan

terhadap bencana dan ketahanan kota. Pada sesi pertama, pemaparan terkait risiko dan potensi bencana yang ada di provinsi lampung disampaikan oleh Dosen ITERA Erlangga Ibrahim Fatah, S.Si., M.T.

Dalam paparannya, Erlangga menekankan pentingnya peningkatan kesadaran masyarakat dalam memahami setiap risiko bencana terutama gempa bumi dan tsunami yang kerap mengancam kehidupan masyarakat di Provinsi Lampung. Berbagai upaya seperti pemetaan kawasan rentan dan bentuk-bentuk mitigasi juga harus terus dilaksanakan dan disebarluaskan dalam berbagai bentuk agar meminimalisir potensi kerugian ketika bencana tersebut terjadi.

2 JakartaBerita

Berketahanan

Millenials Menjadi Agen Utama dalam Upaya Mewujudkan Ketahanan Kota Di Masa Depan

Muatan Akhir Dokumen Ikhtiar Jakarta Terus Digodok Bersama Berbagai Pemangku Kepentingan

NOVEMBER, 2019P

eru

bahan Ik

limS

um

ber D

aya M

anusia

Page 3: Newsletter Jakber Edisi November 2019jakberketahanan.org/wp-content/uploads/2019/12/... · menjadi kunci utama dalam proses mewujudkan ketahanan kota di Indonesia. Ruang-ruang diskusi

Contohnya adalah Mexico City pada awal 90an. Menghadapi tantangan tersebut Mexico City melakukan berbagai cara diantaranya adalah menambah stasiun pemantauan untuk memahami risiko dan kualitas udara secara lebih baik dan termutakhirkan sehingga pemerintah kota dapat menentukan kebijakan dengan lebih terarah.

Pemaparan Almo mengenai data yang komprehensif dilanjutkan oleh elisa dalam hal memanfaatkan data guna membantu proses advokasi masyarakat kota yang dirugikan akibat rendahnya kualitas udara Jakarta saat ini. Elisa mencontohkan bagaimana dirinya telah bekerjasama dengan berbagai pemangku kepentingan dalam meningkatkan kewaspadaan masyarakat dan mendorong pemerintah untuk segera melakukan tindakan taktis guna meningkatkan kualitas udara Jakarta. Salah satunya adalah dengan menurunkan ambang batas kualitas polusi udara yang selama ini dijadikan acuan.

Senada dengan yang disampaikan dengan Elisa, Bella juga menyampaikan

bahwa berbagai hal yang sudah dilakukan oleh pemerintah tidak didasarkan pada data yang cukup akurat dan landasan hukum yang baik. Ambang batas yang masih terlalu tinggi dinilai seakan upaya yang sudah dilakukan Jakarta sudah pada arah yang benar meskipun berbeda dengan apa yang terjadi di lapangan.

Atas dasar itu, ICEL dan berbagai pemangku kepentingan maju untuk melayangkan tuntutan pada pemerintah baik di tingkat nasional atau Provinsi DKI untuk segera melakukan perubahan dan melakukan tindakan yang tepat guna.

Dilayangkannya gugatan warga ini merupakan upaya untuk melindungi hak atas udara bersih yang selama ini belum dinikmati secara baik oleh masyarakat secara luas.

Dalam kesempatan ini, Sekretariat Jakarta Berketahanan juga memaparkan bahwa berbagai tindakan dan upaya memang sedang dilakukan oleh Pemprov DKI, dan memang didalam upaya tersebut belum banyak terlihat hasil yang signifikan.

Diterbitkannya Ingub No. 66 Tahun 2019 juga merupakan contoh adanya upaya Pemprov DKI Jakarta dalam menanggapi isu polusi udara. Meskipun tetap harus diakui bahwa upaya tersebut membutuhkan waktu dan pentahapan yang tidak sebentar dan perlu untuk terus dikawal dalam pelaksanaanya.

Adapun berbagai upaya yang sedang dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta adalah diantaranya dengan menyusun Roadmap Perbaikan Kualitas Udara yang sedang dikerjakan oleh Dinas Lingkungan Hidup bekerjasama dengan berbagai pemangku kepentingan dan mitra pembangunan.

Didalam roadmap tersebut telah disusun rencana pembatasan jumlah kendaraan bermotor, rancangan kebijakan peningkatan tarif parkir kendaraan pribadi di beberapa titik aktivitas utama yang sudah dilengkapi dengan transportasi publik yang mantap, upaya penataan ruang dan kawasan guna mewujudkan lingkungan yang lebih baik, adanya upaya memperketat sistem uji emisi kendaraan pribadi dan umum yang diharapkan dapat mengurangi emisi kendaraan darat, upaya untuk evaluasi ambang batas untuk kualitas udara, dan berbagai kebijakan lainnya yang diharapkan dapat segera dilaksanakan di tahun 2020.

Pada akhir diskusi dan sesi tanya jawab, beberapa kesimpulan yang ditarik di dalam proses perbaikan dan pengembalian hak atas udara berseih adalah perlunya ada upaya untuk tetap mendorong pemerintah segera melakukan langkah konkrit. Peningkatan kesadaran masyarakat terkait isu ini juga harus dilakukan guna menghindari adanya kerugian baik materil maupun non materil. Kewajiban untuk memperbaiki kualitas udara memang menjadi tanggung jawab pemerintah sebagai penerima amanah, namun harus didukung pula oleh perbaikan pola hidup ramah lingkungan yang bisa dimulai dan terus disuarakan oleh masyarakat kota.

3>>>

JakartaBerita

Berketahanan

Membicarakan “Hak Atas Udara Bersih Di Jakarta”

NOVEMBER, 2019

Source : Dokumentasi Nekropolis 2019

Source : Dokumentasi Nekropolis 2019 Source : Dokumentasi Nekropolis 2019

Source : Dokumentasi JakBer Source : Dokumentasi JakBer

Page 4: Newsletter Jakber Edisi November 2019jakberketahanan.org/wp-content/uploads/2019/12/... · menjadi kunci utama dalam proses mewujudkan ketahanan kota di Indonesia. Ruang-ruang diskusi

NOVEMBER, 20194E

nerg

i

Kliping

JakartaBerita

Berketahanan

swasta dan filantropi, CSOs, akademisi, mitra pembangunan, serta media menghasilkan outcome yang holistik dan berbasis masyarakat. Lebih jauh lagi, KMP merupakan means of implementation dalam mencapai target-target TPB/SDGs yang mempunyai tujuan kompleks mengingat pembangunan tidak hanya fokus pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menjamin pelestarian lingkungan, kesejahteraan masyarakat, dan perdamaian. Dalam upaya mendukung kerjasama multi-pihak, Kementerian PPN/Bappenas juga telah menerbitkan Panduan Kemitraan Multi Pihak (KMP) yang digunakan sebagai referensi dalam pelaksanaan kemitraan antar-seluruh pemangku kepentingan.

Forum Kemitraan Multi-Pihak secara resmi dibuka oleh Menteri Bappenas, Bapak Suharso Monoarfa. Dalam sambutannya, Suharso Monoarfa menyampaikan, kedepan, Indonesia harus menerapkan sistem kerja yang smart dan mampu memanfaatkan teknologi dengan sangat bagi sebagai bentuk efektifitas dan efisiensi kerja dalam mendukung upaya mencapai Indonesia maju. upaya tersebut akan dimulai di Bappenas dengan menyediakan berbagai infrastruktur yang mendukung kecepatan dalam berkeja bagi setiap ASN yang ada.

Bappenas sudah mengajukan rancangan pola kerja berbasis digital,

sudah disetujui oleh Presiden dan akan dilaksanakan pada 1 Januari 2020.

rencananya, konsep kerja smart office Bappenas akan mengandalkan cloud dan blockchain untuk menghubungkan sekitar 800 karyawan Bappenas. Dengan cara ini, Suharso menilai fleksibilitas kinerja birokrasi akan tercapai. lebih dari itu, setiap kerjasama dan kegiatan multi-pihak sepertihalnya dengan pencapaian Target Pembangunan Berkelanjutanatau Sustainable Development Goals akan dapat terwujud dengan lebih cepat.

Setelah acara secara resmi dibuka oleh Menteri Bappenas, acara dilanjutkan dengan high-level discussion yang menghadirkan berbagai pemimpin organisasi dan peneliti yang bekerja dan terlibat dalam upaya mendorong pencapaian Target Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals.

Dalam berbagai paparan dan sambutan yang disampaikan, pada hakikatnya pencapaian dan kegiatan yang sudah dilakukan telah mengarah pada tujuan yang sama, berbagai upaya juga menjadi lebih mudah karena SDG memberikan target yang lebih jelas termasuk kegiatan-kegiatan yang bisa dilakukan untuk mencapai setiap goals. Meskipun demikian, berbagai pemimpin juga menyadari bahwa Indonesia masih cukup tertinggal karena masih sibuk

dengan tumpang tindihnya birokarasi yang ada sehingga kedepan kolaborasi dalam hal kelembagaan dan percepatan juga perlu didorong agar setiap pemangku kepentingan dapat bekerja dengan lebih cepat.

Secara umum berbagai bantuan dan kesempatan kerjasama juga sudah sangat terbuka dan menjadi hal yang lumrah dilakukan. Kolaborasi menjadi hal utama yang harus terus digalakan dari tingkat nasional hingga lokal. Dengan demikian, setiap target dapat dicapai dengan baik dan dapat memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat Indonesia.

Selain high-level discussion, terdapat 4 (empat) sesi paralal yang masing-masing membahas (i) Pengembangan Kota Inklusif melalui Kemitraan Multi-Pihak, (ii) Kemitraan untuk Pengelolaan Sampah Laut yang Berkelanjutan, (iii) Kemitraan untuk Pengelolaan Sumber Daya Air yang Terintegra, dan (iv) Pemanfaatan Kemitraan Multi-Pihak untuk Transformasi Pedesaan. Dalam kesempatan ini, Sekretariat Jakarta Berketahanan berkesempatan mengikuti sesi 1 dan sesi 3 karena berkaitan dengan bagaimana mewujudkan ketahanan Kota Jakarta lewat pengelolaan Kota yang inklusif dan pengelolaan sumber daya air dalam mendukung kehidupan perkotaan.

Dari kedua sesi yang diikuti, Sekretariat Jakarta Berketahanan menyimpulkan, upaya membangun ketahanan kota yang didukung oleh kerjasama multi-pihak adalah adanya mindset people centred development, melalu pendekatan ini inklusifitas menjadi nafas utama dalam mencapai target pembangunan.

Dari berbagai paparan dan diskusi yang sudah dilaksanakan, kegiatan Forum Kemitraan Multi-Pihak ditutup dengan kesimpulan bahwa kolaborasi menjadi kunci utama dalam setiap pelaksanaan program dan kegiatan pencapaian Target Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals. Keselarasan dan harmonisasi menjadi kunci utama yang harus dijaga dan diterapkan lewat koordinasi yang berkelanjutan. Nilai ini berkelindan dengan bagaimana Jakarta terus berupaya meuwujudkan ketahanan Kota Jakarta lewat Strategi Ketahananan Kota.

Bappenas Perkuat Kerjasama Multi-Pihak Demi Tercapainya Target SDGS di 2030

Source : Dokumentasi Bappenas 2019

>>>

Source : Dokumentasi Bappenas 2019

Page 5: Newsletter Jakber Edisi November 2019jakberketahanan.org/wp-content/uploads/2019/12/... · menjadi kunci utama dalam proses mewujudkan ketahanan kota di Indonesia. Ruang-ruang diskusi

NOVEMBER, 2019

New Earth Mission Will Track Rising Oceans into 203025 November 2019 | Link : http://jakberketahanan.org/2019/11/22/new-earth-mission-will-track-rising-oceans-into-2030/

Setelah Uji Publik, LRT Jakarta Targetkan 7.000 Penumpang per Hari25 November 2019 | Link : http://jakberketahanan.org/2019/11/22/setelah-uji-publik-lrt-jakarta-targetkan-7-000-penumpang-per-hari/

Jakarta braces for upcoming rainy season22 November 2019 | Link : http://jakberketahanan.org/2019/11/19/jakarta-braces-for-upcoming-rainy-season/

3 ways cities can prepare for climate emergencies21 November 2019 | Link : http://jakberketahanan.org/2019/11/19/3-ways-cities-can-prepare-for-climate-emergencies/

The transition from fossils to renewables and its impact on consumer prices21 November 2019 | Link : http://jakberketahanan.org/2019/11/19/the-transition-from-fossils-to-renewables-and-its-impact-on-consumer-prices/

Portal Jakarta BerketahananSekretariat

Manajemen Pengetahuan Jakarta Berketahanan

Laporan Bulanan Sekretariat Jakarta Berketahanan Bulan November 2019

Tautan Unduhan :

DokumenStrategi Ketahanan Kota Jakarta/Resilient Jakarta Strategy

Tautan Unduhan :

http://jakberketahanan.org/wp-content/uploads/2019/08/Strategi-Ketahanan-Kota-Jakarta-low-resulotion_V1..pdf

5E

nerg

i

JAKARTA bERKETAHANAN

Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9,

Jakarta 10110, Tel. (62-21) 389 01 802 Email : [email protected], Portal : www.jakberketahanan.org

SEKERTARIATJAKARTA BERKETAHANAN

Jakarta Berketahanan

JakBerketahanan

jakberketahanan

Produk Sekretariat Jakarta BerketahananLaporan - Dokumentasi - Strategi Publikasi Terkait Ketahanan Kota

Pustaka

Media Informasi Jakarta BerketahananMedia Digital

Kumpulan Berita Terkait Jakarta Berketahanan

Paparan terkait Hotspot City : Current state and challenges of Jakarta

Tautan Unduhan :

Kliping

Portal Sekretariat Jakarta Berketahanan

JakartaBerita

Berketahanan

http://jakberketahanan.org/wp-con-tent/up-loads/2019/12/20191209_Lap-November-2019-compressed.pdf

http://jakberketahanan.org/wp-con-tent/up-loads/2019/11/20191118_Andy-S._Kekhususan_DKI-Jakarta-1.pdf