f-jakber #2 forum jakarta...
TRANSCRIPT
Kesiapan Jakarta MenghadapiGempa Bumi : Prediksi Dan Potensi
Jakarta 05 Desember 2019
F-JAKBER #2
Forum JakartaBerketahanan
Diselenggarakan oleh : Didukung oleh :
Pro
sidin
g
ii
PROSIDING FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD)
Strategi Ketahanan Kota
Tim Pengarah FGD :
1. Vera Revina Sari ( Plt. Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup selaku Plt. Koordinator Ketahanan Kota Jakarta/Chief
Resilience Officer (CRO) Jakarta Berketahanan)
Penulis :
1. Mira Fajar (Sekretariat Jakarta Berketahanan)
2. Rendy Primrizqi (Sekretariat Jakarta Berketahanan)
3. Angga Safik Ul Ridwan (Sekretariat Jakarta Berketahanan)
iii
UCAPAN TERIMA KASIH
Forum Jakarta Berketahanan ini dibiayai oleh dana hibah dari 100RC yang digagas oleh Rockefeller Foundation kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebagai anggota dari jaringan kota berketahanan. Sekretariat Jakarta Berketahanan mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat, termasuk para fasilitator yang telah membantu dan terlibat langsung dalam penyelenggaraan Forum Jakarta Berketahanan dengan tema Kesiapan Jakarta Menghadapi Gempa Bumi : Prediksi Dan Potensi ini.
iv
KATA PENGANTAR
Upaya dalam membangun ketahanan kota (resilience city) Jakarta sudah dilakukan
oleh berbagai pemangku kepentingan; baik pemerintah dengan berbagai program
dan kebijakannya, pihak swasta dan organisasi sosial dengan aneka kegiatannya,
hingga para akademisi dengan ragam riset yang dilakukan. Upaya ini mendapatkan
momentum baru ketika Jakarta telah terpilih sebagai salah satu dari 37 kota dunia
untuk bergabung dalam jejaring internasional 100 Kota Berketahanan/100 Resilient
Cities (100RC) pada Mei 2016.
Dukungan 100RC untuk mewujudkan Jakarta menjadi Kota Berketahanan
mencakup 3 (tiga) tahapan, yaitu: (i) Tahap I: Penyusunan Penilaian Awal
Ketahanan Kota/Preliminary Resilience Assessment (PRA); (ii) Tahap II:
Penyusunan Strategi Ketahanan Kota/City Resilience Strategy; dan (iii) Tahap III:
Implementasi Strategi Ketahanan Kota/Implementation of City Resilience Strategy.
Melalui pengembangan Strategi Ketahanan Kota tersebut, Jakarta akan mampu
mewujudkan ketahanan kota dalam menghadapi segala guncangan dan tekanan
yang sedang dan/atau akan dialami di masa mendatang.
Saat ini, Jakarta telah menyelesaikan Tahap II dan berhasil meluncurkan Strategi
Ketahanan Kota/City Resilience Strategy yang didalamnya menjelaskan
permasalahan yang dihadapi Kota Jakarta, kondisi ketahanan Kota Jakarta, serta 3
(tiga) pilar Kota Jakarta agar menjadi kota yang berketahanan. Dalam dokumen
tersebut, ditemukenali juga sejumlah program-program prioritas yang dirasa penting
untuk diimplementasikan demi mewujudkan Jakarta yang berketahanan.
Ketiga pilar Ketahanan Kota Jakarta agar menjadi kota yang berketahanan adalah
SIAP, SEHAT dan TERHUBUNG. Jakarta SIAP yaitu mewujudkan masyarakat di
DKI Jakarta yang siap siaga terhadap berbagai tekanan dan guncangan yang
dihadapi, termasuk risiko terhadap bencana dan dampak dari perubahan iklim.
Jakarta yang siap dapat terlihat dari kapasitas yang memadai dari semua pemangku
kepentingan, baik itu pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta dalam menghadapi
berbagai tekanan dan guncangan. Jakarta SEHAT merupakan upaya untuk
menciptakan kondisi masyarakat dan lingkungan perkotaan yang sehat dengan
menjamin akses terhadap pelayanan air bersih, air limbah, dan pengelolaan
persampahan yang berkelanjutan bagi semua. Kemudian, Jakarta TERHUBUNG
v
adalah keterpaduan layanan transportasi umum maupun aksesibilitas bagi semua
lapisan masyarakat.
Untuk mengimplementasikan setiap strategi yang ada, kolaborasi menjadi kunci
utama dan semangat yang harus terus dijaga. Melalui kolaborasi, upaya untuk
menyamakan persepektif, memperkaya ide dan gagasan, serta melaksanakan
setiap komitmen dan konsensus yang muncul dapat dilaksanakan secara
berkelanjutan. Dengan demikian, Forum Jekarta Berketahanan diharapkan dapat
menjadi wadah yang memeprtemukan berbagai forum lain yang sudah ada di
Jakarta sehingga buah pemikiran dan semangat pembangunan yang sedang
berjalan dapat disinergikan dan saling terintegrasi antarsatu dengan dengan lainnya
guna bersama mewujudkan Jakarta yang lebih berketahanan di masa depan.
Jakarta, Desember 2019
Plt. Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup selaku Koordinator
Plt. Ketahanan Kota/Chief Resilience Officer (CRO) Jakarta Berketahanan
Ir. Vera Revina Sari, M.Eng
vi
DAFTAR ISI
Tim .............................................................................................................................. ii
Ucapan Terima Kasih .................................................................................................. iii
Kata Pengantar ............................................................................................................ iv
Daftar Isi ...................................................................................................................... vi
A. Sambutan dan Pembukaan .................................................................................... 1
B. Penjelasan Kegiatan ............................................................................................... 2
i. Latar Belakang Kegiatan ..................................................................................... 2
ii. Tujuan Kegiatan .................................................................................................. 5
iii. Bentuk Kegiatan .................................................................................................. 5
iv. Narasumber dan Peserta ..................................................................................... 5
v. Agenda Kegiatan .............................................................................................. 11
C. Materi Kegiatan .................................................................................................... 13
D. Notulensi Diskusi .................................................................................................. 14
E. Lampiran .............................................................................................................. 22
i. Daftar Hadir ..................................................................................................... 22
ii. Dokumentasi Kegiatan .................................................................................... 36
1
A. SAMBUTAN DAN PEMBUKAAN
Sambutan dan pembukaan acara diberikan oleh Plt. Deputi Gubernur Bidang Tata
Ruang dan Lingkungan Hiduo Ibu Vera Revina Sari selaku Plt. Ketahanan
Kota/Chief Resilience Officer (CRO) Jakarta Berketahanan. Adapun poin-poin
penting yang menjadi catatan dalam sambutan tersebut adalah sebagai berikut :
• Strategi Ketahanan Kota Jakarta ini merupakan dokumen hidup yang diharapkan
dapat membantu para pemimpin dari sektor publik, swasta, dan sipil di Jakarta
agar dapat berjalan selaras dan berkolaborasi mengantisipasi berbagai
guncangan dan tekanan yang dihadapi Jakarta.
• Strategi ini mempromosikan tata kelola terintegrasi di seluruh sektor dan
mengarusutamakan prinsip kohesi sosial ke dalam paradigma penyediaan
pelayanan umum, melalui tiga pilar utama: (1) Jakarta SIAP, (2) Jakarta SEHAT
dan (3) Jakarta TERHUBUNG. Dengan demikian, strategi ini diharapkan dapat
menjadi kerangka acuan dan pedoman pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam
merumuskan dan menjalankan program-program kebijakannya.
• Salah satu upaya untuk mendorong implementasi strategi ini kedalam program-
program kebijakan adalah dengan menyelenggarakan diskusi terbuka antar-
pemangku kepentingan dengan pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang dalam hal
ini diwakili oleh berbagai SKPD terkait.
• Diskusi terbuka ini juga diharapkan mampu menjembatani berbagai forum yang
telah ada di DKI Jakarta untuk saling berbagi informasi dan pembelajaran dalam
menyelasaikan berbagai isu ketahanan kota di Jakarta.
• Adapun tema yang diangkat pada kesempatan awal ini adalah “Kesiapsiagaan
Jakarta Menghadapi Gempa Bumi : Prediksi dan Potensi”, yang merupakan
salah satu aksi dibawah pilar Jakarta Siap. Tema ini diangkat karena mengingat
bahwa Jakarta sebagai salah satu kota megapolitan dengan penduduk lebih dari
12 juta orang berada dalam bayang-bayang gempa dengan setidaknya 12
sumber gempa dalam radius 500 KM mengelilingi Jakarta. Beberapa diskusi juga
menunjukkan temuan adanya sesar gempa yang melintasi Jakarta dan ancaman
Megatrust 8.9 SR dari Selatan Pulau Jawa yang membuat Jakarta menjadi
sangat rawan terhadap bencana gempa besar.
2
B. PENJELASAN KEGIATAN
Forum Jakarta Berketahanan diselenggarakan oleh Sekretariat Jakarta
Berketahanan dan Pemprov DKI pada tanggal 05 Desember 2019 yang didukung
oleh BPBD DKI Jakarta, UN-OCHA, UNDP, BMKG DKI Jakarta, ISER-UI, SKALA,
dan IAGI. Forum Jakarta Berketahanan akan mendiskusikan terkait Kesiapan
Jakarta Menghadapi Gempa Bumi : Prediksi Dan Potensi yang mengundangan
berbagai pemangku kepentingan seperti Kementerian/Lembaga Pemerintah Pusat,
SKPD Pemprov DKI, BUMN dan BUMD, sektor swasta, organisasi masyarakat sipil,
akademisi dan organisasi internasional.
i. LATAR BELAKANG KEGIATAN
Indonesia adalah negara yang beralaskan pada tiga lempeng dunia , yaitu
Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Pasifik. Selain itu,
ada bagian Indonesia yang bersentuhan dengan lempeng-lempeng kecil
lainnya, misalnya Lempeng Filipina. Pada masing-masing lempeng terdapat
ratusan sesar yang aktif maupun dalam kondisi “tidur”. Masing-masing tepi
lempeng bertumbukan dan ada yang bertipe subduksi, yang bila tumbukan
terjadi pelepasan energi akibat tekanan pada lokasi pertemuan lempeng dapat
mengakibatkan gempa bumi.
Jakarta sebagai salah satu kota megapolitan dengan penduduk lebih dari 12
juta orang berada dalam bayang-bayang gempa dengan setidaknya 12 sumber
gempa dalam radius 500 KM mengelilingi Jakarta. Bebrepa diskusi juga
menunjukan temuan adanya sesar gempa yang melintasi Jakarta dan ancaman
Megatrust 8.9 SR dari Selatan Pulau Jawa yang membuat Jakarta menjadi
sangat rawan terhadap bencana gempa besar.
Dari catatan sejarah juga ditmukan bahwa Jakarta pada masa lalu pernah luluh
lantak di guncang gempa berkekuatan besar. Peradaban pernah terganggu
dengan jumlah korban terhitung banyak pada masanya dan bencana ikutan
menyertainya seperti kolera, tipus, kelaparan, dll. Gempa tanggal 5 Januari
1699 menyebabkan Batavia mengalami guncangan yang hebat akibat
rambatan gempa di Jawa Barat, saat Gunung Salak meletus. Gempa susulan
3
terjadi sampai beberapa hari sesudahnya. Sejumlah guncangan seperti yang
tercatat dalam Makalah "Historical Evidence for Major Tsunamis in the Java
Subduction Zone" dari Asia Research Institute, terjadi selama tiga perempat
jam hingga satu jam. Tepian kali Ciliwung longsor, pepohonan tumbang di
seantaro Jakarta, ribuan kubik lumpur ditumpahkan dan sampai di Jakarta,
sungai Ciliwung tersumbat demikian pula kanal-kanal Oud Batavia (Jakarta
lama). Banjir lumpur mengepung Jakarta yang baru saja di guncang gempa
besar. Kondisi lingkungan tak sehat dan semakin parah (demikian tulisan Sir
Thomas Stamford raffless dalam bukunya History of Java). Saat itu Jakarta
mengalami 2 bencana sekaligus, gempa dan banjir lumpur. Dampak lainnya
adalah28 orang tewas, 49 gedung batu yang kokoh hancur, serta hampir
semua rumah mengalami kerusakan. Walaupun gempa 1699 sering dikaitkan
dengan letusan Gunung Salak namun beberapa ahli menduga pusat gempa
berada di selatan Jakarta, berupa gempa seismik. Hingga saat ini penyebab
pasti gempa ini masih menjadi misteri.
Tahun 1757 Jakarta kembali diguncang gempa dengan kekuatan 7 SR di pantai
utara Jakarta, berdasarkan catatan NGDC (National Geophysical Data center -
United States Department of Commerce) gempa ini diiringi dengan tsunami
dengan ketinggian 1 - 3 meter. Kerusakan banyak terjadi di sekitar pantai utara
Jakarta bagian timur, dimana Cilincing yang terparah. Kemudian gempa
kembali menghantam Jakarta yaitu pada 1780, korban jiwa juga masif pada
waktu itu.
27 Agustus 1883 Jakarta kembali menerima dampak dari daerah lain, yaitu
letusan Gunung Krakatau yang memicu tsunami setinggi 35 meter. Tercatat
banyak korban di Pulau Jawa bagian barat dan Selatan Pulau Sumatera
termasuk Jakarta hingga mencapai 36 ribu jiwa korban meninggal.
27 Februari 1903 juga terjadi gempa besar yang juga berdampak hingga ke
Jakarta. Gempa ini sering dikaitkan oleh para ahli adalah gempa yang mirip
seperti yang terjadi pada tahun 1699 yaitu akibat letusan Gunung Salak. Jika
terbukti berkorelasi maka ada potensi pengulangan dengan siklus 200 tahunan
yang mengancam Jakarta.
4
Pada tahun 2000-an pun Jakarta masih sering terkena goncangan gempa.
misalnya 9 Agustus 2007 terjadi gempa 7,5 SR di laut lepas pantai indramayu
pada kedalaman 290 km, yang guncangannya terasa hingga ke
Jakarta. Kemudian pada Jumat sore 16 Oktober 2009 pukul 16:52 WIB, USGS -
National Earthquake Center menyebut kekuatannya sebesar 6,1 SR dengan
kedalaman 50,6 km di bawah Pulau Panaitan. Gempa ini membuat panik
sebagian warga Jakarta.
Sebelumnya Agustus 2009 Jakarta juga merasakan akibat gempa di kawasan
Jawa Barat bagian selatan yang diguncang gempa 7 SR. Dan gempa yang
terjadi pada minggu pagi (15 April 2012), pukul 02:26:39 WIB dini hari. Gempa
berkekuatan 6 SR yang berlokasi di selatan Ujung Kulon ini membangunkan
sebagian warga Jakarta dan sekitarnya. Meski demikian tidak ada kerusakan
yang dilaporkan. Dan yang terbaru adalah gempa pada Tanggal 2 Agustus
2019 pukul 19.03 WIB dengan kekuatan 6.4 SR terletak 147 KM Barat Daya
Sumur-Banten yang berpotensi Tsunami pada sebagian wilayah Banten dan
Lampung juga berimbas kepanikan pada wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Gempa-gempa tersebut bukanlah sekedar deretan lini masa sejarah masa lalu,
beberapa ahli berpendapat fenomena dan catatan sejarah ini merupakan
petunjuk bahwa bencana yang sama bisa terulang di Jakarta dan sekitarnya.
Fakta membuktikan bahwa sejarah gempa selalu terulang dalam periode waktu
tertentu sehingga kota Jakarta dan sekitarnya dengan lebih dari 12 juta jiwa
penduduk dengan kurang lebih 600 gedung pencakar langit harus selalu siap
menghadapi skenario terburuk.
Untuk mencermati potensi gempa yang berdampak ke Jakarta dan sebagai
upaya meningkatkan kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana di DKI Jakarta,
dialog interaktif dengan tema: “KESIAPSIAGAAN JAKARTA MENGHADAPI
GEMPA BUMI (Prediksi dan Potensi)” bersama para pemagku kepentingan
dan pakar gempa bumi merupakan sebuah keniscayaan. Hal ini berkaitan pula
dengan upaya Jakarta dalam mewujudkan ketahanan kota lewat Pilar SIAP
yang fokus pada mewujudkan kota yang mampu melakukan mitigasi dan
beradaptasi dalam menghadapi guncangan dan tekanan, termasuk risiko
5
bencana dan dampak perubahan iklim. Dengan demikian, forum dan ruang
diskusi ini dapat menjadi wadah kolaborasi dan meningkatkan koordinasi
berbagai pemangku kepentingan dalam membangun kesiapan Jakarta
menghadapi berbagai bencana dan menjadi kota yang lebih berketahanan.
ii. TUJUAN KEGIATAN
Kegiatan ini bermaksud Membangun Kesiapsiagaan Multi Pihak dalam
mengantisipasi Ancaman Bencana Gempa Bumi di Wilayah DKI Jakarta.
Secara khusus, kegiatan ini juga bertujuan untuk:
1. Meningkatkan Kesiapsiagaan Pemerintah DKI Jakarta menyusun langkah
langkah antisipasi menghadapi ancaman Gempa Bumi melalui koordinasi
multi-pihak.
2. Meningkatkan kesadaran Masyarakat DKI Jakarta terhadap ancaman
gempa Bumi dan antisipasinya
3. Memahami Prediksi Sumber dan Potensi Gempa yang berdampak di DKI
Jakarta
iii. BENTUK KEGIATAN
Kegiatan ini dilaksanakan dengan bentuk Diskusi dan pemaparan dari berbagai
narasumber dan dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab antara peserta
forum dan narasumber yang dipimpin oleh moderator.
iv. NARASUMBER DAN PESERTA
Kegiatan Forum Jakarta Berketahanan menghadirkan 5 Pembicara dari
berbagai institusi diantaranya :
1. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)
2. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta
(BPBD)
3. Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
4. SKALA Partnership for Sustainable
6
5. Institute for Sustainable Earth and Resources (ISER) Universitas Indonesia
(UI)
Adapun kegiatan ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan, mencakup
unsur Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, swasta, kelompok
masyarakat (NGO/INGO), Perkumpulan Masyarakat, Akademisi dan media.
Peserta kegiatan FGD dapat dilihat pada tabel berikut:
KATEGORI UNSUR
Pemerintah Pusat Republik
Indonesia
1. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) 2. u.p. Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane
(BBWSCC) 3. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) 4. u.p. Kepala Badan Geologi 5. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) 6. u.p. Kepala Sekretariat Nasional Satuan Pendidikan Aman
Bencana, 7. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) 8. u.p. Kepala Sekretariat Rencana Aksi Nasional Adaptasi
Perubahan Iklim (RAN API) 9. Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) 10. Kepala Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)
u.p. Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini
Tsunami
11. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) u.p. Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB
Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta
12. Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta
13. Deputi Gubernur Provinsi DKI Jakarta Bidang Pengendalian
Penduduk, dan Permukiman
14. Deputi Gubernur Provinsi DKI Jakarta Industri, Perdagangan, dan
Transportasi
15. Deputi Gubernur Provinsi DKI Jakarta Bidang Budaya dan
Pariwisata
16. Plt. Deputi Gubernur Provinsi DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup
17. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Provinsi DKI
18. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) Provinsi DKI Jakarta
7
KATEGORI UNSUR
19. Kepala Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan Pertanahan Provinsi
DKI Jakarta
20. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta
21. Kepala Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta
22. Kepala Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta
23. Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta
24. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta
25. Kepala Dinas Komunikasi, Informasi, dan Statistika Provinsi DKI
Jakarta
26. Kepala Dinas Pemberdayaan Perlindungan Anak dan
Pengendalian Penduduk Provinsi DKI Jakarta
27. Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian DKI
Jakarta
28. Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan
Provinsi DKI Jakarta
29. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta
30. Kepala Dinas Perindustrian dan Energi Provinsi DKI Jakarta
31. Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
Provinsi DKI Jakarta
32. Asisten Deputi Gubernur Provinsi DKI Jakarta Bidang Tata Ruang
33. Asisten Deputi Gubernur Provinsi DKI Jakarta Bidang Lingkungan
34. Asisten Deputi Gubernur Provinsi DKI Jakarta Bidang
Pengendalian Penduduk
35. Asisten Deputi Gubernur Provinsi DKI Jakarta Bidang
Pengendalian Permukiman
36. Asisten Deputi Gubernur Provinsi DKI Jakarta Bidang Industri dan
Perdagangan
37. Asisten Deputi Gubernur Provinsi DKI Jakarta Bidang Transportasi
38. Asisten Deputi Gubernur Provinsi DKI Jakarta Bidang Budaya
39. Asisten Deputi Gubernur Provinsi DKI Jakarta Bidang Pariwisata
40. Kepala Biro Penataan Kota dan Lingkungan Hidup Setda Provinsi
DKI Jakarta
41. Sekretaris BPBD
42. Kepala Bidang Pemerintahan (Bappeda)
43. Kepala Bidang Sarana, Prasarana Kota dan Lingkungan Hidup
(Bappeda)
44. Kepala Bidang Perencanaan, Pengembangan, dan Pemantauan
8
KATEGORI UNSUR
Pembangunan (Bappeda)
45. Kepala Bidang Kesejahteraan Rakyat (Bappeda)
46. Kepala Bidang Ekonomi (Bappeda)
47. Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan (BPBD)
48. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik (BPBD)
49. Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BPBD)
50. Kepala Seksi pencegahan (BPBD)
51. Kepala Seksi kesiapsiagaan (BPBD)
52. Kepala Seksi pemberdayaan masyarakat dan Lembaga (BPBD)
53. Kepala UPT. Pusat Data dan Informasi Kebencanaan (BPBD)
54. Ketua Dewan Riset Daerah (DRD) Provinsi DKI Jakarta
55. Ketua Taruna Siaga Bencana (Tagana) Provinsi DKI Jakarta
56. Kepala Sekretariat TPB/SDGs Provinsi DKI Jakarta
57. Ketua Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP)
u.p. Bp Chalid Muhammad
u.p. Bp Irvan Pulungan
u.p. Sdr Oki
u.p. Sdri. Bellathea Christine
u.p. Sdri. Nelly
u.p. Sdr. Dimas
u.p. Sdr. Aulia
u.p. Sdr. Ikhwan
Pemerintah Daerah Sekitar 58. Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Tengah
59. Kepala Bappeda Kota Tangerang Selatan
60. Kepala Bappeda Kota Tangerang
61. Kepala Bappeda Kota Depok
62. Kepala Bappeda Kota Bekasi
63. Kepala Bappeda Kota Bogor
64. Kepala Bappeda Kabupaten Bogor
65. Kepala Bappeda Kabupaten Tangerang
66. Kepala Bappeda Kabupaten Bekasi
Badan Pengelola Wilayah
Jabodetabek 67. Kepala Badan Kerjasama Pembangunan (BKSP) Jabodetabekjur
Lembaga Kerjasama
Internasional 68. Managing Director Global Resilient Cities Network Asia Pacific
69. Secretary General UCLG ASPAC
9
KATEGORI UNSUR
70. Direktur C40
71. Direktur Vital Strategies
72. Direktur International Finance Corporation (IFC)
73. Direktur USAID APIK
u.p. Dr. Arie Mochamad, Climate Adaptation Governance Advisor
74. Direktur USAID IUWASH PLUS
75. Direktur JICA
76. Direktur UN-OCHA
77. Direktur UNDP
78. Direktur The World Bank Indonesia
Organisasi
Masyarakat/Asosiasi/LSM
79. Ketua Umum Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia
(MPBI)
80. Ketua Umum Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
81. Ketua Ikatan Ahli Bencana Indonesia (IABI)
82. Ketua Ikatan Ahli Perencana DKI Jakarta (IAP DKI Jakarta)
83. Ketua Konsorsium Peduli Bencana
84. Direktur Komite Penghapusan Bensin Bertimbel (KPBB)
85. Direktur RUJAK Center for Urban Studies (RCUS)
86. Ketua Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK)
87. Direktur WALHI DKI Jakarta
88. Direktur Peta Bencana.id
89. Ketua Koalisi Pejalan Kaki Indonesia
90. Direktur Urban and Regional Development Institute (URDI)
91. Presiden Indonesia Solid Waste Association (InSWA)
u.p. Ir. Sri Bebassari, M.Si
92. Ketua Yayasan Kausa Resiliensi Indonesia (YKRI)
93. Direktur Yayasan Plan International Indonesia
94. Country Manager Yayasan ICLEI
95. Ketua Umum Green Building Council Indonesia (GBCI)
96. Ketua KARINA – Caritas Indonesia
u.p. Program PfR-MURIA
97. Country Director Wahana Visi Indonesia (WVI)
98. Country Director Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC)
99. Country Director Institute for Transportation and Development
Policy (ITDP)
100. Country Director International Federation of Red Cross and Red
Crescent Societies (IFRC)
10
KATEGORI UNSUR
101. Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI)
102. Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) DKI Jakarta
103. Direktur Greenpeace Indonesia
104. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI)
u.p. Ketua Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup dan Sumber
Daya Air (LPLHSDA)
105. Ketua Nadhlatul Ulama (NU)
u.p. Ketua Lembaga Penanggulangan Penanggulangan Bencana
dan Perubahan Iklim (LPBI)
106. Ketua Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa
107. Ketua Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC)
108. Ketua PB Squad Jakarta
109. Ketua Yayasan Pengurangan Risiko Bencana (YPRB)
110. Direktur SKALA
111. Direktur Disaster Channel
112. Direktur World Seismic Safety Initiative
113. Ketua Forum Taman Bacaan Masyarakat Provinsi DKI Jakarta
114. Ketua Yayasan Sanggabuana
115. Ketua Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI)
116.
Akademisi 117. Universitas Indonesia
u.p. Kepala Departemen Arsitektur Fakultas Teknik UI
u.p. Kepala Pusat Krisis Fakultas Psikologi
u.p. Ketua Institute for Sustainable Earth and Resources (ISER)
u.p. Kepala UPT Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan
(K3L) UI
u.p. Kepala Disaster Research and Response Centre (DRRC)
u.p. Ketua Research Center for Climate Change (RCCC)
118. Institut Teknologi Bandung
u.p Ir. Harkunti Pertiwi Rahayu Ph.D
119. Universitas Tarumanegara
u.p. Kepala Jurusan Arsitektur dan Perencanaan
120. Universitas Trisakti
u.p. Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas
Trisakti
11
KATEGORI UNSUR
BUMN/BUMD 121. Direktur Utama PD. PAM Jaya
122. Direktur Utama PD. PAL Jaya
123. Direktur Utama PD. Pasar Jaya
124. Direktur Utama PT. Mass Rapid Transit Jakarta (MRTJ)
125. Direktur Utama PT. Light Rail Transit Jakarta (LRTJ)
126. Direktur Utama PT. Transportasi Jakarta (TransJakarta)
127. Direktur Utama PT. Jakarta Propertindo
128. Direktur Utama PT. Jakarta Konsultindo
129. Direktur Utama PT. Kereta Commuter Indonesia
Swasta 130. Country Manager Buro Happold Engineering
131. Direktur Eksekutif PT. Matra Ruang Waktu Selaras
132. Direktur Eksekutif Jakarta Property Institute (JPI)
Media 133. Beritajakarta.id
134. KOMPAS
135. The Jakarta Post
136. Antara News
v. AGENDA KEGIATAN
Rangkaian kegiatan Forum Jakarta Berketahanan dilaksanakan pada,
Hari : Kamis
Tanggal : 5 Desember 2019
Waktu : Pukul 08.30 WIB – 13.00 WIB
Lokasi : Ruang Seribu Wajah, Gedung Balaikota Blok G Lt. 22, Jl. Medan Merdeka
Selatan 8-9 Jakarta Pusat
Adapun agenda kegiatan dapat dilihat pada table di bawah :
Waktu Acara Pengisi Acara/PIC
08.30 – 09.00 Pendaftaran Peserta Sekretariat Jakarta Berketahanan
dan Kedeputian TRLH
09.00 – 09.05 Menyanyikan Lagu Indonesia Raya Sekretariat Jakarta Berketahanan
09.05 – 09.10 Pembukaan oleh MC Sekretariat Jakarta Berketahanan
09.10 – 09.20 Laporan Pelaksanaan Forum Jakarta Berketahanan Plt. Deputi TRLH sekaligus Plt.
CRO Jakarta Berketahanan
12
Waktu Acara Pengisi Acara/PIC
09.20 – 09.30 Tayangan Video Jakarta Berketahanan Sekretariat Jakarta Berketahanan
09.30 – 10.30 Dialog Interaktif Moderator:
Prof. Dr. Ir. Jan Sopaheluwakan,
M.Sc. (ISER-UI) 09.30 – 09.40 Pemantik Diskusi oleh ISER-UI
Narasumber:
Prof. Dr. Ir. Jan Sopaheluwakan, M.Sc.
Tema:
Jakarta dan Bencana, khususnya Gempa Bumi
09.40 – 09.55 Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Tengah
Narasumber:
Dr. Mohamad Hidayat Lamakarate, M.Si
Tema:
Pembelajaran Pemprov Sulawesi Tengah dalam
menghadapi dan menanggulangi Bencana Gempa
Bumi (2018)
09.55 – 10.10 Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
(BMKG)
Narasumber:
Dr. Daryono, S.Si., M.Si (Kabid Informasi Gempabumi
dan Peringatan Dini Tsunami BMKG)
Tema:
Potensi dan Prediksi Bencana Gempa Bumi di
Indonesia dan Jakarta
10.10 – 10.25 Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Narasumber:
Sukmandaru Prihatmoko (Ketua Umum IAGI)
Tema:
Potensi dan Prediksi Bencana Gempa Bumi di
Indonesia dan Jakarta dari Aspek Geologi
13
Waktu Acara Pengisi Acara/PIC
10.25 – 10.40 Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Provinsi DKI Jakarta
Narasumber:
Ryan Sarsono (Kasie Mitigasi BPBD DKI Jakarta)
Tema:
Upaya Pemprov DKI Jakarta dalam Menghadapi dan
Menanggulangi Bencana Gempa Bumi
10.40 – 10.55 SKALA Partnership for Sustainablity
Narasumber:
Trinirmalaningrum (Direktur SKALA)
Tema:
Ekspedisi Batavia: Mencari Jejak Gempa di Jakarta
10.55 – 11.40 Sesi tanya Jawab dan Diskusi Moderator
11.40 – 11.55 Tindak Lanjut dan Sambutan Penutup Plt. Deputi TRLH sekaligus Plt.
CRO Jakarta Berketahanan
11.55 – 12.00 Foto Bersama Sekretariat Jakarta Berketahanan
12.00 – Selesai Makan Siang Sekretariat Jakarta Berketahanan
C. MATERI KEGIATAN
Paparan pembuka yang disampaikan oleh Ibu Vera Revina Sari dan paparan oleh
setiap pembicara dapat diakses melalui tautan di bawah ini :
1. Paparan Pembuka Plt. CRO : http://jakberketahanan.org/wp-
content/uploads/2019/12/20191203_Paparan-Forum-Jakarta-
Berketahanan_Bu-Vera_V.02.pdf
2. Paparan Pembuka dari ISER-UI : http://jakberketahanan.org/wp-
content/uploads/2019/12/Forum-Jakaber_Jan-Sopaheluwakan_ISER.pdf
14
3. Paparan dari BMKG : http://jakberketahanan.org/wp-
content/uploads/2019/12/Forum-Jakber_Daryono_BMKG-DKI-Jakarta.pdf
4. Paparan dari IAGI : http://jakberketahanan.org/wp-
content/uploads/2019/12/Forum-Jakber_Sukmandaru-Prihatmoko_Ketua-
IAGI.pdf
5. Paparan dari SKALA : http://jakberketahanan.org/wp-
content/uploads/2019/12/Forum-Jakber_Trinirmalaningrum_Dir.SKALA_.pdf
6. Paparan dari BPBD DKI Jakarta : http://jakberketahanan.org/wp-
content/uploads/2019/12/Forum-Jakber_BPBD-DKI-Jakarta.pdf
D. Notulensi Paparan dan Diskusi
No Pembicara Catatan
1. Prof. Dr. Ir. Jan Sopaheluwakan, M.sc. dari Institute for Sustainable Earth and Resources Universitas Indonesia (ISER-UI)
• DKI mengalami stagnasi pertumbuhan dalam konteks kesiapsiagaan bencana, hal ini menjadi sangat membahayakan karena dapat berdampak besar pada penghidupan di Jakarta. Berbagai data juga menunjukan jika gempa dengan skala 7 Skalaraighter terjadi kemungkinan akan mengakibatkan 1000 triliun di Jakarta.
• Saat ini Jakarta sudah punya Strategi Ketahanan Kota dengan 3 pilar utama. Pilar Siap, Pilar Sehat, dan Pilar Terhubung. Ketiga pilar ini menjadi fondasi yang baik dalam mewujudkan ketahanan kota di Jakarta.
• Dinas perindustrian telah melakukan mikrozonasi pada tahun 2011. Ada 3 jenis gempa. Dan ada hidden gempa masih dalam wacana. Sehingga kita harus bersiap untuk kejadian terburuk. Selain itu pada th 2006 JICA telah membuat kajian. Untuk mikrozonasi periode ulang 500 tahun. Data-data ini harus bisa dimanfaatkan untuk perbaikan kedepan.
• Kedepan menjadi sangat penting pula bagi Jakarta untuk mampu membayangkan berbagai scenario bencana yang mungkin terjadi sehingga kerugian dapat ditekan.
• Terdapat tiga pertanyaan awal untuk membuka diskusi dan menjadi pemantik bagi para narasumber 1. Apakah kita sudah mengenal dengan baik sumber
dan perilaku gempa yang mungkin terjadi di Jakarta 2. Bagaimana distribusi risiko gempa dalam ruang dan
15
waktu, apa elemen-elemen kerawanan yang perlu diwaspadai
3. Apakah sudah ditaksir berapa kerugian yang mungkin terjadi jika Jakarta benar-benar dilanda bencana gempa bumi dimasa depan dan sejauh mana kita telah siap dalam menghadapinya.
2. Dr. Daryono, S.Si., M, Si selaku Kabid Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG
• Dari catatan sejarah setidaknya telah terjadi 3 kali gempa yang melanda Jakarta, pada 5 januari 1699; 1780 dan 1834. Gempa pertama yang terjadi pada 5 januari 1699, menyebabkan korban jiwa sejumlah 28 orang meninggal, 21 rumah, dan 20 peternakan rusak. Dampaknya merusak mulai dari banten, lampung dan dirasakan di Bengkulu. Spectrumnya besar, saya yakin ini gempa akibat kiriman dari zona megathrust.
• Gempa kedua terjadi pada 22 januari 1780, dirasakan sampe Bengkulu, banten hingga Jawa Timur. Gempa ini ini juga bukan sesar aktif yang ada di Jakarta. melainkan akibat aktifitas megathrust di selatan Pulau Jawa.
• 10 oktober 1834 gempa ketiga terjadi, hal ini juga diakibatkan karena aktivitas gempa megathrust bukan karena sesar aktif di Jakarta.
• Ada 3 ancaman sumber gempa untuk wilayah DKI JKT: 1. Zona megathrust di selatan Jawa Barat 2. Zona megathrust di selatan Selat Sunda 3. Sesar aktif di daratan (Sesar Baribis, Sesar Lembang,
dan Sesar Cimandiri
• Pada peta seismisitas Jakarta, sejak tahun 2008 belum pernah tercata adanya gempa dangkal, meskipun dalam skala yang kecil sekalipun. Meskipun demikian akbiat kondisi batuan tanah berupa alluvial tebal Jakarta sangat mungkin terguncang dimasa depan akibat aktivitas berbagai sesar dan patahan di sekitar Jawa Barat dan Banten.
• Zona megathrust di selatan Jawa Barat sendiri diperkirakan bisa mencapai 6-7 SR hingga perkiraan terbesar mencapai 8,7 SR.
• Merujuk pada beberapa kejadian di Mexico yang karakteristik tanahnya sama dengan di Jakarta, hanya struktur bangunan yang kuat saja yang bertahan. Terbukti di Mexico ribuan rumah rusak dan hanya beberapa bangunan saja yang bertahan,
16
• Tanah lunak itu yang menjadi ancaman kita bukan sesar aktif yang ada di Jakarta. Semakin ke utara kondisi tanahnya di Jakarta semakin lunak, ketebalan semakin utara semakin tebal, ini menjadi penyebab gelombang panjang seismic.
• Jakarta belum siap hadapi gempa. Gempa lebak M 6.1 23 januari 2018. Masyarakat Jakarta sangat panik dan gagap karena tidak tahu harus berbuat apa. Sebagaian besar warga DKI belum tahu langkah tepat paling aman saat terjadi gempa.
• Solusinya tentu dengan mengedukasi masyarakat terkait cara-cara evakuasi ketika terjadi. Agar masyarakat kita tahu bagaimana dan harus melakukan apa ketika menghadapi gempa dan membangun rumah tahan gempa.
• Pelatihan ini sudah memberikan contoh yang sangat signifikan di Jepang. Gempa Yogyakarta 27 mei 2006 M=6.4 korban 5800 orang sedangkan di jepang dengan kekuatan sama hanya menelan korban 1 orang saja.
• Pentingnya mitigasi gempa di Jakarta. Warga Jakarta harus mulai memahami bahaya gempa dan memulai edukasi mitigasi bencana gempabumi, karena ada periode ulang gempa.
• Sosialisasi mitigasi gempabumi perlu dilakukan di sekolah, PT, kantor pemerintah dan swasta serta di tengah masyarakat.
• Perlu juga dilakukan pengawasan dan penerapan building code untuk berbagai jenis bangunan yang ada di Jakarta.
3. Sukmandaru Prihatmoko selaku Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
• Saya akan menambahkan dari aspek geologinya. Bencana alam yang paing memakan korban adalah gempa bumi dan turunannya seperti tsunami, lukuifaksi, tanah longsor. Kita perlu sangat serius memperhatikan hal ini. Untuk kesiapsiagaannya sudah banyak dikeluarkan dari instansi baik pemerintah dan swasta, dari BNPB berupa safety sign termasuk perlatihan dan drill pada setiap karyawan.
• Populasi Indonesia meningkat sangat drastis karena semakin banyak kota ditinggali banyak manusia makin besar kerentanan yang akan terjadi.
• Mengenal gempa bumi yang mengakibatkan rekahan
17
disebut fault rupture seperti gempa bantul 2006 dan gempa palu 2018 yang mampu mebuat jalan tergeser dan mengenai rumah warga.
• Selain itu ada juga yang namanya ground motion, yaitu gempa yang pusatnya ada di jarak yang jauh namun dapat memberikan efek.
• Baik rupture dan ground motion dapat mengakibatkan hal yang sama saja atau dapat menimbulkan tsunami dan likuifaksi.
• Sejauh ini, sesar baribis memang ditemukan di sebelah utara pulau jawa barat dan bisa ke sesar kendeng. Mereka memiliki sliprate 5mm/th (kecepatan gerakan). Singkapan sesar ini terlihat sangat jelas di subang, sudah mulai dipetakan, namun belum diketahui bagian mana yang Jakarta.
• Badan geologi telah mengeluarkan peta seismotektonik jabodetabek punjur th 2019. IAGI meminta badan geologi untuk membuktikan dilapangan.
• Jakarta memiliki potensi yang besar terdampak gempa karena patahan dan gempa dari megathrust. Populasi Jakarta yang terus meningkat juga perlu diperhatikan. Saya ingin mengarisbawahi bahwa potensi gempa ini perlu didetailkan agar kit bisa tahu bagaimana kita bisa melakukan mitigasi dengan lebih baik dimasa depan.
4. Ryan Sarsono selaku Kepala Seksi Pencegahan dari BPBD DKI
Jakarta
• Peltihan pada berbagai masyarakat yang tinggal di highrise building sudah dilakukan. Meskipun, belum ada satuan khusus atau tim tanggap darurat Gedung tinggi yang dapat membantu sewaktu-waktu.
• Fokus utama BPBD DKI Jakarta tidak hanya pada kegiatan pelatihan, melainkan bagaimana dapat mewujudkan budaya kesiapsiagaan sehingga nilai ini tidak hanya menjadi angin lalu buah dari pletihan tapi menjadi gaya hidup bagi masyarakat Jakarta.
• Berbagai tindakan sudah dilakukan, BPBD telah melakukan tindakan kesiapsiagaan (sosialisasi dan simulasi) di RS dan di pasar karena dinilai menjadi tempat yang banyak dihampiri oleh orang yang belum mengetahui kondisi gedung tersebut karena sebagian besar orang datang sebagai pendatang.
• Pada tahun 2015 banyak orang berpendapat dan menegur kami terkait untuk apa kami melakukan simulasi
18
gempa, karena hanya terkesan menakut-nakuti. Namun ketika pada tahun 2018 terjadi gempa masyarakat baru menyadari bahwa Jakarta tidak bebas dari bahaya gempa bumi. Dengan demikian, terbukti bahwa masyarakat kita harus merasakan gempa untuk sadar tentang pentingnya kesiapsiagaan bencana. Hal ini menjadi perhatian serius bagi BPBD karena dengan demikian ancaman dan risiko korban akan meningkat.
• Selain berupaya pada pelatihan tindakan kesiapsiagaan, BPBD juga akan membuat ruang literasi dan simulator gempa, kebakaran dan asap yang dilengkapi ruang pustaka dan baca. BPBD juga akan menyediakan serta ada mobile unit simulasi gempa yang kami adop dari jepang untuk memberikan pelatihan di berbagai tempat dan meningkatkan pehamaman masyarakat di seluruh wilayah Jakarta
• Pendeketan yang juga didorong oleh BPBD adalah adanya budaya membaca. Karena dengan budaya membaca masyarakat akan banyak mendapatkan informasi baru dan pemahaman terkait kejadian bencana yang ada di Jakarta.
5. Trinirmalaningrum selaku Direktur SKALA Partnership
for Sustainability
• SKALA berhasil menemukan catatan dan bukti sejarah berupa berita di media massa tempo dulu dan foto perubahan berbagai bagunan yang terdampak bencana gempa bumi.
• Dalam media massa tempo dulu misalnya, disebutkan bahwa pada zaman kolonialisme belanda, terdapat laporan kerugian dan korban jiwa yang terjadi akibat gempa bumi pada tahun 1834.
• Dalam media tersebut dituliskan “10 Oktober 1834, Javasche Courant mengabarkan guncangan parah terjadi di batavia, banten, karawang, bogor, dan priangan pada pagi buta. Gemetar tanah terasa hingga tegal dan lampung bagian barat. kekuatan gempa diprediksi sekitar 7 skala richter (sr)”.
• Selain itu, SKALA juga telah bertemu dengan beberapa saksi hidup yang menceritakan kejadian gempa bumi pada tempo dulu yang dikenal sebagai “lindu” dan “aya-aya” oleh masyarakat lokal di wilayah Jabodetabek.
• Melalui catatan sejarah ini, SKALA bersama beberapa mitra akan berusaha menyusun satu dokumen informastif
19
yang dapat menjadi acuan dan pembelejaran dalam memahami potensi dan risiko bencana gempa bumi yang ada di Jakarta. Dengan begitu, nilai kesiapsiagaan ini dapat diturunkan kepada generasi baru sehingga masyarakat Jakarta dapat terus menjadi lebih bak kedepannya.
Diskusi dan tanya jawab
1. Bapak Iwan Eka
selaku asisten deputi bidang PRB menko PMK
• Bagaimana strategi mitigasi untuk mengurangi risiko bencana tsb. RPJMN ada 3 strategi. Perlu adanya memasukkan program-program PRB pada pembangunan berkelanjutan. BPBD punya strategi apa untuk PRB. Ada strategi PRB, mengurangi kerentanan dan peningkatan kapasitas. Implementasi dari pergub 170 dan 187 th 2016 apakah sudah di pantau? Karena BBPD pasti tidak mungkin mengcover semua. Sekarang ada program KATANA yang akan dilaunching pada 7 desember di Aceh dari BNPB. Kami melakukan dari SD, SMP, SMA. Bagaimana secara teknis BPBD akan memantau hal tersebut? Kemudian harus membuat rambu-rambu, dan ada floor captain. Kami sering dilatih seperti itu. Apa hal ini sudah diterapkan di seluruh gedung pemerintah?
2. Nurhidayat dari BPPT
• Dengan membayangkan kerugian infrastruktur sebesar 1000 triliun, tentukan pemerintah DKI harus sudah membuat skenario gempa, dengan membuat zonasi pemetaan gedung ada 1000 sekian. Agar mengetahui kekuatan gedung dan bisa mendeteksi gedung mana yang kuat, tempat shelter dimana, RS mana yang bisa digunakan. Fix kejadian ini akan terjadi tapi kapan terjadinya kita belum tau. Kita harus mulai memetakan gedung-gedung ini. Dari BPPT adanya patahan2 di endapan alluvial sekunder, saya menemukan dan itu merusak. Kami dikasih contoh gedung di wilayah tangerang di wilayah satu ada yang rusak dan bagian tidak, ternyata gedung itu ada ditengah daerah patahan. Bagaiamana jika itu terjadi di Jakarta ?
3. Khalid - TGUPP • Penting ada kajian lebih lanjut, terkait kajian mengenai reklamasi,
• Jakarta pasca ibu kota akan menjadi seperti apa, dan bagaiamana kondisinya dalam konteks kebencanaan. Sehingga perlu untuk dilihat berbagai kemungkinan kedepan ?
20
• Butuh validasi data terkait RW di DKI Jakarta, karena terdapat perbedaan antara data BPBD dan Pemprov DKI.
Tanggapan dari para narasumber
1. Ryan Sarono • Untuk Jakarta setiap 5 tahun sudah ada RPB diawali dengan IRBI. Rencana ini baru diturunkan menjadi Renkon. JKT sudah memiliki pemetaan Indeks risiko bencana. dalam pemetaan dikalsifikasikan ke dalam 8 ancaman bencana. untuk renkon ini dengan perbaikan mitigasi struktural akan dikaji apakah mempengaruhi indeks risiko bencana di Jakarta. Pada kami indeks risiko bencana kami mencoba PRBBK mereka menjadi first responder. Terkait dengan PRB memang sangat sulit karena personil kami hanya sedikit. Karena itu kami bekerja sama dengan NGO. Disamping itu terkait dengan fokus untuk prioritas dengan melakukan sekolah dan madrasah aman bencana untuk banjir dan kebakaran. Kami fokuskan di daerah rawan bencana. untuk pergub ini sudah ada instruksi dari pak Gubernur, setiap 26 april hari kesiapsiagaan nasional. Sasaran utamanya instansi pemerintahan. Setiap tahun ada instruksi terkait dengan melakukan evakuasi mandiri di DKI Jakarta. Di kami ada lembaga Forum PRB-API. Kami sudah petakan dari pramuka, tagana, baznas, dompet dhuafa dalam potensi BPBD melakukan PRB. Rambu sudah ada dan harus ada tim gedung untuk setiap lantai.
2. Sukmandaru • Setelah Jakarta tidak menjadi ibukota, pasti terdapat berbagai macam perubahan oleh karenanya setiap beberapa tahun Jakarta harus melakukan evaluasi terutama tentang pengembangan kota. Bagaimana masalah air tanah yang menyebabkan penurunan muka tanah, bagaimana masalah pengelolaan limbah, termasuk bagaimana penegakan insentif dan disinsentif yang ada. Sehingga tidak hanya soal gempa bumi yang perhatiannya harus ditingkatkan namun sistem secara menyeluruh juga.
3 Daryono • Ada pertanyaan kenapa bapak tidak memodelkan gempa di DKI Jakarta. Jawabanya, Sesar Jakarta sudah saya modelkan semua tapi baribis yang sudah terdefinitif. Saya berharap IAGI yang membuka karena saya sebagai pegawai BMKG tidak bisa membicarakan itu. Slipratenya belum terdefinisi secara jelas juga. Jadi kita hrus bisa
21
melihat peta geologi dan peta tektonik berbeda. Pembedanya adalah sliprate. Saya tidak bisa untuk memodelkan. Kalau saya yang melakukan nanti akan heboh karena saya mewakili BMKG.
• Apa yang dilakukan oleh prof Jan itu masih sangat besar. Dan harus di detailkan karena respon tanah itu sangat menentukan. SHM (structure Health monitoring) harus diteliti supaya Jakarta tahu secara detail bagaimana memantau perkembangan dan umur setiap bangunan yang ada. Dengan demikian, dapat diukur kemampuan dan risiko kerusakan yang mungkin terjadi.
4. Trinirmalaningrum • Pengalaman saya di palukoro, dan sekarang Batavia ada gap yang besar memang antara kenyataan dan kajian sudah dilakukan selama ini. Bagaimana memasukkan hasil riset kedalam kebijakan pemerintah baik pusat maupun daerah supaya mengecilkan gap tersebut.
5. Prof Jan • Harus betul-betul dilakukan kajian tentang kebijakan dan proses pengambilan keputusan yang dapat mendukung setiap proses perbaikan kedepannya.
• Kaitannya dengan scenario terburuk perlu diakukan secara bertahap dari makro, mezzo, mikro hingga nano. Jangan dijawab dengan langsung skala keluarga.
• Kita juga perlu memperhatikan kecenderungan adanya denial di masyarakat, jangan berjudi dengan bencana, jangan sampai kejadian bencana itu terjadi, pahami risiko tersebut.