nefrotik syndrom

13
NEPROTIK SYNDROME A. DEFINISI Sindrom nefrotik adalah keadaan klinis yang disebabkan oleh peningkatan permeabilitas glomerulus terhadap protein plasma yang menimbulkan proteinuria hipoalbumin, hiper lipida dan edema. ( Betz : 2002 ; 233 ). Sindrom nefrotik adalah gangguan disfungsional ginjal tanpa disertai peradangan biasa terjadi pada usia anak 2-4 tahun.( Tucker : 2001 ; 975 ). B. ETIOLOGI Menurut suriadi ( 2001 : 218-219 ) syndrome nefrotik disebabkan oleh : Timbul setelah kerusakan glomerulus akibat ( systemic lupus erythematous, diabetes mellitus, skle cell disease ) Respon alergi, glomerulusnepritis, yang berkaitan dengan respon imun ( abnormal imunoglobilin )

Upload: mira

Post on 15-Dec-2015

16 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

perkemihan

TRANSCRIPT

Page 1: Nefrotik Syndrom

NEPROTIK SYNDROME

A.DEFINISI

Sindrom nefrotik adalah keadaan klinis yang

disebabkan oleh peningkatan permeabilitas

glomerulus terhadap protein plasma yang

menimbulkan proteinuria hipoalbumin, hiper lipida

dan edema. ( Betz : 2002 ; 233 ).

Sindrom nefrotik adalah gangguan disfungsional

ginjal tanpa disertai peradangan biasa terjadi pada

usia anak 2-4 tahun.( Tucker : 2001 ; 975 ).

A.ETIOLOGI

Menurut suriadi ( 2001 : 218-219 ) syndrome nefrotik

disebabkan oleh :

Timbul setelah kerusakan glomerulus akibat

( systemic lupus erythematous, diabetes mellitus,

skle cell disease )

Respon alergi, glomerulusnepritis, yang berkaitan

dengan respon imun ( abnormal imunoglobilin )

B.PATOFISIOLOGI

Meningkatnya permeabilitas dinding kapiler

glomerulus akan berakibat pada hilangnya protein

plasma dan akan terjadi proteinuria, kelanjutan dari

proteinuria menyebabkan hipoalbumin. Dengan

menurunnya albumin, tekanan osmotic plasma

menurun sehingga cairan intravaskular berpindah

kedalam interstitial. Perpindahan cairan tersebut

Page 2: Nefrotik Syndrom

menjadikan volume cairan intravaskular berkurang,

sehingga menurunkan jumlah aliran darah ke renal

karena hipovolemia. Menurunnya aliran darah ke

renal, ginjal akan melakukan kompensasi dengan

merangsang produksi renin angiotensin dan

peningkatan sekresi ADH serta aldosteron sehingga

terjadi retensi natrium, air dan menjadi udem. Terjadi

peningkatan kolesterol dan trigliserida serum akibat

dari peningkatan stimulasi produksi lipoprotein dan

lemak akan banyak dalam urine. Menurunnya respon

imun kaena sel imun tertekan, kemungkinan

disebabkan oleh hipoalbumin, hiperlipidemia, dan

defisiensi zat Zn ( Suriadi : 2001 ; 217 ).

C.MANIFESTASI KLINIS

Menurut Suriadi ( 2001 : 219 ) tanda dan gejala dari

syndrome nefrotik adalah edema periorbital dan

tergantung pada ‘ pitting’ edema pada muka,

berlanjut ke abdomen serta genital dan extremitas,

anureksia, fatigue, nyeri abdomen, berat badan

meningkat.

D.PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan penunjang dari syndrome nefrotik

meliputi tanda klinis pada anak, riwayat infeksi

saluran nafas atas, analisa urine yaitu meningkatnya

Page 3: Nefrotik Syndrom

protein dalam urine, menurunnya serum protein dan

biopsy ginjal ( Suriadi : 2001 ; 219 ). Menurut Tucker (

2001 : 975 ) pengkajian pada sindrom nefrotik

meliputi edema, oliguria, urine gelap dan berbusa,

berat badan bertambah, wajah bengkak, anureksia,

lesu, peka terhadap rangsang, asites, diare, muntah,

pucat atau dengan tanpa anemia, penurunan

kemampuan aktivitas.

E. PENATALAKSAAN

Medis

Menurut Ngastiyah ( 1997 ; 306-307 )

penatalaksanaan medis meliputi istirahat sampai

edema tinggal sedikit, diet tinggi

protein sebanyak 2-3 gr/Kg/BB dengan garam

minimal bila edema masih sedikit, mencegah

infeksi, diuretic, kortikosteroid, antibiotik bila

ada tanda-tanda infeksi.

Keperawatan

Menurut Ngastiyah ( 1997 : 307 ) pasien dengan

syndrome nefrotik perlu dirawat di rumah sakit

karena memerlukan pengawasan dan

pengobatana khusus. Masalah pasien yang perlu

diperhatikan adalah edema yang berat, diet,

resiko terjadi komplikasi, pengawasan mengenai

pengobatan/ganguan rasa nyaman adan aman,

serta kurang pengetahuan mengenai

penyakit/umum.

Page 4: Nefrotik Syndrom

F. FOKUS PENGKAJIAN

Menurut Suriadi ( 2001 : 209 ) pengkajian meliputi

riwayat perawatan edema , tanda- tanda vital, deteksi

dini hipovolemia, status hidrasi, monitor hasil

laboratorium dan pantau urine setiap hari ( adanya

proteinuria ), dan pengetahuan keluarga.

Menurut Tucker ( 2001 : 975 ) pengkajian pada

syndrome nefrotik meliputi proteinuria terutama

albumin, serpihan sel darah merah, peningkatan

berat jenis urine, tes klierens kreatinin normal serta

darah yaitu hipoalbuminemia, hiperlipidemia, dan

natrium.

G.FOKUS INTERVENSI

Menurut Tucker ( 2001 : 975- 977 ) ada beberapa

focus intervensi untuk pasien dengan neprotik

Syndrome :

a. Perubahan volume

cairan : kebihan volume dalam ruang interstitial

b/d perpindahan cairan dari plasma ke ruang

interstitial, permeabilitas protein pada glomerulus

dan retensi air serta natrium; potensial terjadi

kekurangan cairan dari ruang vaskulker ke ruang

intertisial.

Tujuan : penurunan edema, haluaran urin

meningkat dengan berat jenis urin menurun, tidak

adanya tanda dehudrasi.

Intervensi :

Page 5: Nefrotik Syndrom

- Timbang berat badan/ hari

- Ukur input dan output.

- Ukur setiap spesimen yang

dikeluarkan.

- Kaji derajat edema.

- Ukur lingkar perut untuk memantau

derajat asites

- Beri kortikosteroid sesuai pesanan.

- Beri albumin rendah garam jika ada

pesanan

- Antisipasi diuresis dalam 3- 4 hari

dengan adanya berat badan menurun,

peningkata haluaran urin dan massa

jenis menurun. Sadari bahwa

dehidrasi dapat terjadi meskipun

kelebihancairan tetap ada.

- Pantau nadi, tekanan darah, untuk

hipovolemia.

b. Perubahan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan anorexia dan kelelahan dan atau pantau

pembatasan makanan.

Tujuan : konsumsi makanan yang adekuat

dengan kalori yang sesuai dengan usia dan berat

badan untuk menjaga kebutuhan metabolic.

Intervensi :

Page 6: Nefrotik Syndrom

- Antisipasi bahawa diit tinggi protein

mungkin tidak boleh diberikan pada

anak.

- Rencanakan pemberisan makanan

dengan tim yang terlibat ( ahli gizi,

orang tua, anak dan perawat )

- Buat makanan yang menarik.

- Beri porsi makanan kecil tapi sering.

- Catat masukan untuk mengevaluasi

jumlah kalori yang masuk.

c. Perubahan integritas

kulit berhubungan dengan edema menyeluruh.

Tujuan : Kulit tetap utuh

Intervensi :

- Kaji warna, tekstur kulit , serta piting

edema

- Tinggikan kepala dengan bantal untuk

menurunkan edema

- Jaga kulit tetap kering dan hangat

- Ubah posisi setiap 2 jam

- Tempatkan bantal dibawah dan

diantara kaki untuk menhindari

penekanan

d. Potensial terjadi

infeksi b/d peningkatan kerentanan akibat edema

dan terapi kortikosteroid.

Page 7: Nefrotik Syndrom

Tujuan : Pasien tidak menunjukkan tanda-tanda

infeksi

Intervensi :

- Kaji TTV setiap 4 jam

- Kaji tanda- tanda infeksi

- Beri antibiotik sesuai dengan indikasi

- Beri tahu orang tua bahwa anak tidak

boleh mendapatkan imunisasi sampai

bebas dari proteinuria.

e. Intoleran aktivitas b/d

kelelahan

Tujuan : Pasien dapat memulai aktivitasnya lagi

seperti di rumah sakt sebelum pulang

Intervensi :

- Pertahankan tirah baring

- Anjurkan melakukan aktivitas hiburan

- Anjurkan aktivitas yang mendidik

sesuai dengan usia

- Izinkan anak menentukan tingkat

aktivitasnya sesuai dengan bimbingan

- Jadwalkan periode istirahat tiap hari

f. Potensial gangguan

citra tubuh b/d perubahan tubuh yang cepat dan

efek samping terapi steroid.

Tujuan : Pasien menyukai tentang dirinya

Intervensi :

Page 8: Nefrotik Syndrom

- Anjurkan pasien untuk

mengekspresikan perasaan tentang

dirinya

- Anjurkan pasien untuk menanyakan

hal yang ingin diketahui

- Beri dukngan bahwa perubahan

tubuhnya tidak akan menetap dan

akan pulih kembali

- Dukung interaksi sosial

g. Kurang pengetahuan

b/d kurangnya informasi tentang perawatan diri di

rumah dan kebutuhan evaluasi.

Tujuan : Pasien dan keluarga tahu tentang

perawatan diri setelah di rumah dan intruksi

evaluasi

Intervensi :

- Jelakan sifat penyakit

- Diskusikan masalah diet

keseimbangan yang baik

- Diskusikan gejala yang muncul

kembali dan lapor dokter ( BB

meningkat, edema

meningkat,haluaran urin menurun )

Page 9: Nefrotik Syndrom

- Antisipasi penggunaan kortikosteroid (

wajah bulat, nafsu makan meningkat,

bulu lebat, distensi abdomen, emosi

labil )

h. Cemas b/d efek

hospitalisasi

Tujuan: Cemas berkurang

Intervensi :

- Kaji cemas pasien

- Anjurkan pasien untuk

mengekspresikan perasaannya

- Ber dukungan social pada orang tua

dan anak

- Ajak anak untuk berinterksi social.

H.PATHWAYS

Page 10: Nefrotik Syndrom