naskah akademik perda subak.doc

15
NASKAH AKADEMIK RANCANGAN PERATURAN DAERAH TE N T A N G SU B A K I. Identifikasi Masalah Lembaga Subak sebagai bagian dari budaya Bali merupakan masyarakat hukum adat yang bercorak sosio religius yang sangat spesifik dan khas yang tumbuh dan berkembang sepanjang sejarah berabad-abad telah memberikan sumbangan yang sangat berharga terhadap kelangsungan kehidupan masyarakat dan pembanguan di Provinsi Bali. Subak yang selama ini dikenal di Bali pada dasarnya adalah suatu wadah atau organisasi tempat berhimpunnya para petani dengan tekad dan semangat yang tinggi untuk bekerja sama secara bergotong royong dalam upaya mendapatkan air dengan tujuan memproduksi tanaman pangan khususnya padi dan palawija. dan pada umumnya beranggapan bahwa bagaimana sebaiknya irigasi itu dapat dikelola agar mampu mencukupi kebutuhan air berbagai tanaman pada saat tanaman itu kekurangan air. Karena lingkungan topografi dan kondisi sungai-sungai di Bali yang umumnya curam, maka hal itu menyebabkan sumber air untuk komplek petani persawahan umumnya cukup jauh, dan kadang-kadang mereka harus membuat terowongan. (aungan). Kondisi ini yang menyebabkan para petani tidak mampu bekerja sendiri-sendiri, dan mereka harus

Upload: therisya-karmila

Post on 27-Dec-2015

239 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Naskah Akademik Perda Subak.doc

NASKAH AKADEMIK

RANCANGAN PERATURAN DAERAH

TE N T A N G

SU B A K

I. Identifikasi Masalah

Lembaga Subak sebagai bagian dari budaya Bali merupakan masyarakat hukum

adat yang bercorak sosio religius yang sangat spesifik dan khas yang tumbuh dan

berkembang sepanjang sejarah berabad-abad telah memberikan sumbangan yang sangat

berharga terhadap kelangsungan kehidupan masyarakat dan pembanguan di Provinsi Bali.

Subak yang selama ini dikenal di Bali pada dasarnya adalah suatu wadah atau organisasi

tempat berhimpunnya para petani dengan tekad dan semangat yang tinggi untuk bekerja

sama secara bergotong royong dalam upaya mendapatkan air dengan tujuan memproduksi

tanaman pangan khususnya padi dan palawija. dan pada umumnya beranggapan bahwa

bagaimana sebaiknya irigasi itu dapat dikelola agar mampu mencukupi kebutuhan air

berbagai tanaman pada saat tanaman itu kekurangan air. Karena lingkungan topografi dan

kondisi sungai-sungai di Bali yang umumnya curam, maka hal itu menyebabkan sumber

air untuk komplek petani persawahan umumnya cukup jauh, dan kadang-kadang mereka

harus membuat terowongan. (aungan). Kondisi ini yang menyebabkan para petani tidak

mampu bekerja sendiri-sendiri, dan mereka harus menghimpun diri dalam bentuk

kelompok, yang dikenal dengan sebutan organisiasi Subak yang berlandaskan konsepsi Tri

Hita Karana (THK), yang bermakna bahwa dalam proses berkehidupan menuju hidup yang

sejahtera, manusia harus berusaha menjaga kesejahteraan (mokshartam jagadhita), manusia

harus berusaha menjaga keserasihan hubungan antara manusia dengan penciptanya yakni

Tuhan Yang Maha Esa (parhyangan), manusia dengan manusia (pawongan) dan manusia

dengan alam lingkungannya (palemahan). Secara implisit konsepsi holistik Tri Hita Karana

mengandung pesan agar manusia mengelola dan menjaga kelestarian sumberdaya alam dan

lingkungannya secara arif dan bijaksana dan alam merupakan anugrah Tuhan yang dapat

memberikan sumber kehidupan dan penghidupan bagi umat manusia. Oleh karena itu alam

harus dijaga dan dipelihara kelestariannya agar dapat dimanfaatkan bukan saja oleh

Page 2: Naskah Akademik Perda Subak.doc

generasi masa kini melainkan juga oleh generasi-generasi seterusnya. Konsep Tri Hita

Karana sungguh relevan dengan konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable

development) yang kini begitu populer dan sering dijadikan rujukan oleh setiap

perencanaan pembangunan diberbagai sektor. Berkembangnya sektor sektor lain diluar

sektor pertanian menyebabkan kebutuhan air semakin meningkat dengan adanya alih

fungsi lahan, baik secara kuantitas, maupun kualitas, karena nanti persaingan terhadap

keperluan pemukiman dan sumber daya air semakin ketat sektor irigasi sangat penting

peranannya untuk menyediakan bahan makanan bagi penduduk maka disarankan;

(i) sistem irigasi harus responsive terhadap kepentingan petani,

(ii) penawaran dan permintaan terhadap air harus dapat dipertemukan sedekat

mungkin.

(iii) kehilangan air dan alih fungsi lahan harus diminimalkan. Untuk mencapai

hal-hal tersebut diperlukan penantaan kembali sistem fisik dan manajemen,

serta adanya modernisasi serta pengakuan dan penghormatan tersebut mesti

diatur dalam undang-undang yang bermakna diatur berdasarkan ketentuan

undang-undang, atau pengakuan dan penghormatan negara atas kesatuan

mayarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya harus memenuhi

ketentuan Undang-Undang.

Artinya, pengakuan dan penghormatan kesatuan mayarakat hukum adat dapat

diatur dengan Peraturan Daerah, asalkan berdasarkan atau memenuhi ketentuan

undang-undang, maka Subak pun perlu diakui dan dihormati dengan mengaturnya

dalam Peraturan Daerah. Pengaturan tentang Subak sudah dilakukan pada tahun

1972 yakni dalam Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 02/PD/DPRD/1972

tentang irigasi yang ditetapkan pada tanggal 13 Desember 1972 oleh DPRD

Provinsi Bali. Namun sesuai perkembangan hukum dan masyarakat, menyebabkan

Perda tersebut tidak sesuai lagi dengan kebutuhan masyarakat, disamping ada

kecendrungan masyarakat untuk melakukan pemekaran Subak serta membentuk

Subak yang baru. Untuk menyikapi kecendrungan dimaksud perlu dibuatkan Perda

tentang Subak sehingga perlu diakui dan dihormati keberadaannya beserta hak-hak

tradisionalnya.

Data Statistik Subak

Page 3: Naskah Akademik Perda Subak.doc

Subak yang tersebar di delapan kabupaten dan satu kota di Bali pada tahun 2003

tercatat 1.600 buah berkurang 42 buah menjadi 1.558 buah, menurun lagi 13 buah

menjadi 1.545 buah pada tahun 2008 dan pada 2008 tercatat 1.546 subak.

Di Kota Denpasar, misalnya awalnya terdapat 46 subah, namun sekarang hanya

masih tersisa 37 subak atau sembilan subak telah sirna. Kawasan subak yang ada

sekarang kondisinya compang-camping, karena di sela-sela sawah ada bangunan-

bangunan megah. Di Kota Denpasar dalam lima tahun terjadi penyusutan lahan dari

5.753 hektare masih tersisa 2.856 hektare dan itupun diperkirakan masih terus

menyempit lagi.

Sementara di Kabupaten Badung juga terjadi alih fungsi lahan, namun jumlah

subak justru meningkat berkat adanya pemekaran dari 113 subak pada 2003

sekarang menjadi 116 subak.

Lahan sawah beriigasi di Bali secara keseluruhan di Bali pada 2005 tercatat 87.850

hektare, namun sekarang hanya masih tersisa 82.664 hektare, sehingga menyusut

5.186 hektare. Sementara penyusutan lima tahun sebelum 2005 rata-rata 750

hektare setiap tahunnya untuk memenuhi berbagai kepentingan pembangunan,

termasuk tempat pemukiman baru.

Penyebab Masalah pada Implementing Agency (IA) :

Adapun pemerintah sebagai implementing agency dan stakeholder dalam kebijakan

irigasi subak di Bali menghadapi berbagai macam hambatan termasuk laju

peralihan alih fungsi lahan di Bali dari pertanian ke non-pertanian, belum ada

penataan, perlindungan, serta pelestarian yang signifikan bagi subak. Pemerintah

belum mampu menjamin kehidupan yang layak bagi para petani melalui subsidi

pertanian secara keseluruhan, pasar menyebabkan petani banyak merugi dan ini

merembet pada ketidakseriusan dalam mengelola subak dan pertanian itu sendiri.

Kendala untuk implementasi program pelestarian subak. Salah satunya minimnya

anggaran. Untuk di tahun 2013, belum ada dana bantuan dari pemerintah pusat.

Namun di tahun 2014 direncanakan tiap subak yang masuk Warisan Budaya Dunia

mendapat dana Rp 500 juta. Sementara anggaran dari Pemprov Bali masih sangat

kecil hanya Rp 300 juta. Anggaran dari Pemprov untuk WBD di tahun 2013 hanya

dapat Rp 300 juta. Untuk tahun 2014, diusulkan Rp 1,5 M tetapi hanya dapat Rp

Page 4: Naskah Akademik Perda Subak.doc

350 juta. Dana itu untuk program penataan dan perbaikan saluran irigasi,

sosialisasi, membuat data base subak, dan lainnya.

Penyebab Masalah pada Role Occupant (RO) :

Dalam sepuluh tahun terakhir, jumlah petani Bali kian berkurang. Hasil Sensus

Pertanian 2013 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Bali, jumlah petani tersisa

408.229 orang. Jumlah ini turun hingga 83.496 orang dibanding tahun 2003 lalu

yang mencapai 491.725 orang. Yang miris, penurunan jumlah petani terjadi hampir

di seluruh kabupaten di Bali. Rata-rata, penurunannya mencapai 1,84 persen. Hal

ini berimbas pada banyaknya alih fungsi lahan pertanian ke non-pertanian.

Sehingga, ini juga berdampak langsung pada eksistensi subak dari tahun ke tahun.

Masyarakat lebih fokus pada pengembangan lahan non pertanian dan tidak memilih

menjadi profesi petani, sehingga kurangnya kesadaran masyarakat menyebabkan

subak juga terancam, belum lagi persoalan musim kemarau, banyak petani merugi,

dan ketersediaan air di Bali yang semakin mengkhawatirkan.

II. Konsekuensi

Konsekuensi pada Masyarakat

Sesuai filosofi Tri Hita Karana, bilamana dua komponen dasar palemahan maupun

pawongan mengalami ketidakseimbangan, maka berimbas pada keseimbangan

parhyangan. Dimana masyarakat ke depannya akan mengalami banyak kesulitan

terkait ketahanan pangan dan pelestarian air melalui irigasi subak. Dalam aspek

kebudayaan, minimnya keterlibatan generasi muda yang cenderung memilih

teknologi, akan membuat keberadaan subak tradisional tergerus zaman dan

menghilangkan aset budaya yang bernilai tinggi di Bali.

Konsekuensi pada Pemerintah

Keberadaan subak yang diakui masuk Warisan Budaya Dunia secara tidak langsung

telah mempengaruhi peradaban dunia dalam penemuan teknologi tradisional pada

zamannya, dan daya tarik ini bukan saja bernilai materi melainkan pengetahuan

yang bernilai luhur. Sehingga pemerintah memiliki kewajiban moral dan sosial

kepada masyarakat untuk berkerja sama mempertahankan subak, dimulai dari

penataan pertanian untuk memepertahankan lahan basah, karena eksistensi subak

Page 5: Naskah Akademik Perda Subak.doc

sangat bergantung pada laju pertumbuhan fungsi lahan pertanian di Bali yang

meningkat atau stagnan maupun yang semakin berkurang. Pemerintah juga harus

melakukan pelestarian air dengan spirit meningkatkan jumlah subak secara

menyeluruh. Perhatian pemerintah dapat dilihat dari penganggaran maupun

kebijakan yang pro pertanian dan petani.

III. Analisis Manfaat

Analisis Manfaat pada IA

- Terfokusnya dan terarahnya pembahasan Rancangan Peraturan Daerah dalam

rangka tersusun dan terbentuknya Peraturan Daerah tentang Urusan Pemerintah

Daerah Provinsi Bali, yang dapat diberlakukan secara efektif, baik dari segi

normatif maupun segi sosiologis.

- Dengan efektifnya pemberlakuan Peraturan Daerah dimaksud, maka Peraturan

Daerah tersebut, merupakan dasar hukum kewenangan yang sah (legal), bagi

Perangkat Daerah melaksanakan tugas dan fungsinya dalam penyelenggaraan

pemerintah dan pembangunan.

Analisis Manfaat pada RO

- Subak sebagai suatu sistem irigasi merupakan teknologi sepadan yang telah

menyatu dengan sosio-kultural masyarakat setempat. Kesepadan teknologi

system subak ditunjukkan oleh anggota subak tersebut melalui pemahaman

terhadap cara pemanfaatan air irigasi yang berlanadaskan Tri Hita Karana

(THK) yang menyatu dengan cara membuat bangunan dan jaringan fisik irigasi,

cara mengoperasikan, kordinasi pelaksanaan operasi dan pemeliharaan yang

dilakukan oleh pekaseh (ketua subak), bentuk kelembagaan, dan informasi

untuk pengelolaannya. Sistem subak mampu melakukan pengelolaan irigasi

dengan dasar-dasar harmoni dan kebersamaan sesuai dengan prinsip konsep

THK, dan dengan dasar itu sistem subak mampu mengantisipasi kemungkinan

kekurangan air (khususnya pada musim kemarau), dengan mengelola

pelaksanaan pola tanam sesuai dengan peluang keberhasilannya. Selanjutnya,

sistem subak sebagai teknologi sepadan, pada dasarnya memiliki peluang untuk

ditransformasi, sejauh nilai-nilai kesepadanan teknologinya dipenuhi.

Page 6: Naskah Akademik Perda Subak.doc

- Subak merupakan teknologi yang masih tradisional dan berkearifan lokal. Peran

manusia dalam tata bagi distribusi air untuk keperluan irigasi persawahan masih

didominasi oleh tenaga , kemampuan,kearifan dan sikap adil dari masyarakat

yang dipimpin oleh pemangku adat. Namun disinilah letak keunggulan dari

sitem subak. Kesadaran untuk bekerja secara sosial terbentuk tanpa menafikan

penguasaan atas lahan pribadi. Selain itu kearifan pemangku adat dalam

mmbagi jatah air pada masyarakat petani menjadi prototipe kepemimpinan

lokal yang berkeadilan.

IV. Analisis Konsekuensi

Implementing Agency yang berperan dalam hal ini adalah :

- Pemerintah Provinsi Bali

- Gubernur Provinsi Bali

- Bupati/Walikota

Role Occupant atau masyarakat sasaran yang akan langsung terkena keberlakuan

Peraturan Daerah ini adalah :

- Pekaseh/Kelian Subak

- Krama Subak

Hak dan Kewajiban

Pada dasarnya subak merupakan teknologi yang masih tradisional dan berkearifan

lokal. Peran manusia dalam tata bagi distribusi air untuk keperluan irigasi

persawahan masih didominasi oleh tenaga , kemampuan,kearifan dan sikap adil

dari masyarakat yang dipimpin oleh pemangku adat. Namun disinilah letak

keunggulan dari sitem subak. Kesadaran untuk bekerja secara sosial terbentuk

tanpa menafikan penguasaan atas lahan pribadi. Selain itu kearifan pemangku adat

dalam mmbagi jatah air pada masyarakat petani menjadi prototipe kepemimpinan

lokal yang berkeadilan.

Untuk memperoleh penggunaan air yang optimal dan merata, air yang berlebihan

dapat dibuang melalui saluran drainasi yang tersedia pada setiap komplek/blok

Page 7: Naskah Akademik Perda Subak.doc

sawah milik petani. Sementara itu, untuk mengatasi masalah kekurangan air yang

tidak terduga, mereka melakukannya dengan cara-cara seperti:

1. saling pinjam meminjam air irigasi antar anggota subak dalam satu subak, atau

antar subak yang sistemnya terkait

2. melakukan sistem pelampias, yakni kebijakan untuk memberikan tambahan air

untuk lahan sawah yang berada lebih di hilir. Jumlah tambahan air ditentukan

dengan kesepakatan bersama,

3. melakukan sistem pengurangan porsi air yang harus diberikan pada suatu

blok/kompleks sawah milik petani tertentu, bila sawah tersebut telah mendapatkan

tirisan air dari suatu kawasan tertentu di sekitarnya. Jika debit air irigasi sedang

kecil, petani anggota subak tidak dibolehkan ke sawah pada malam hari,

pengaturan air diserahkan kepada pengurus Subak. Dengan demikian distribusi air

berjalan secara adil.

Pemerintah berkewajiban untuk mengawasi penggunaan lahan pertanian, fungsi

subak, dan memberikan subsidi pertanian, serta pelestarian subak melalui anggaran

yang tersedia.

Sanksi

- Awig-awig Subak

- Perizinan di bidang pertanian, melalui Persetujuan Pemerintah Bupati/Walikota

maupun Gubernur, untuk tata guna lahan.

Beban Finansial

- Iuran subak melalui organisasi subak itu sendiri maupun pungutan di tingkat

lokal

- Pemerintah dibebani anggaran untuk mengelola kebutuhan pertanian dan

mempermudah petani dalam menggarap lahannya, serta pelestarian subak

dengan biaya-biaya diperlukan melalui usulan anggaran di daerah.

Page 8: Naskah Akademik Perda Subak.doc

NASKAH AKADEMIK

RANCANGAN PERATURAN DAERAH

TENTANG SUBAK

PROVINSI BALI

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

PROVINSI BALI

REPUBLIK INDONESIA

2014

Page 9: Naskah Akademik Perda Subak.doc
Page 10: Naskah Akademik Perda Subak.doc

PERANCANGAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

NASKAH AKADEMIK

RANCANGAN PERDA TENTANG SUBAK

PROV. BALI

Nama Kelompok:

- Made Dita Widyantari 1103005072

- Putu Novi Pujayanti 1103005073

- Therisya Karmila 1103005101

- A.A.A. Indah Pradnya Paramita 1103005103

- Sisca Anggreni Md 1103005108

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2014