nadia ariati mutiana_260110150025_penentuan koefisien partisi minyak air asam salisilat
DESCRIPTION
dTRANSCRIPT
7/17/2019 Nadia Ariati Mutiana_260110150025_penentuan Koefisien Partisi Minyak Air Asam Salisilat
http://slidepdf.com/reader/full/nadia-ariati-mutiana260110150025penentuan-koefisien-partisi-minyak-air-asam 1/10
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA MEDISINAL
Penentuan Koefisien Partisi Minyakatau Air Asam Salisilat
Selasa, 15 September 2015
Kelompok VII
Selasa, Pukul 13:00-16:00 WIB
Nama NPM
Nadia Ariati M. 260110150025
LABORATORIUM KIMIA MEDISINAL
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2015
Nilai TTD
(Sheila P) (Teresia)
7/17/2019 Nadia Ariati Mutiana_260110150025_penentuan Koefisien Partisi Minyak Air Asam Salisilat
http://slidepdf.com/reader/full/nadia-ariati-mutiana260110150025penentuan-koefisien-partisi-minyak-air-asam 2/10
I.
Tujuan
Menentukan koefisien partisi asam salisilat menggunakan metode
pengocokan
II.
Prinsip
2.1. Titrasi Asam Basa
Titrasi asam basa merupakan campuran antara larutan asam dan basa.
Titrasi dilakukan untuk mengetahui kadar suatu larutan asam dengan
menggukan larutan basa yang telah diketahui kadarnya, dan sebaliknya.
Hasil titrasi ditentukan oleh titik ekivalen, titik ekivalen dapat diketahui
oleh bantuan indikator. Indikator ini yang nantinya akan merubah warna
apabila sudah mencapai titik ekivalen (Purba dan Sunardi,2012).
2.2. Koefisien Partisi
Hukum partisi menyatakan bahwa senyawa tertentu pada suhu
tertentu, akan memisahkan dirinya sendiri di antara dua pelarut yang
saling tidak bercampur pada perbandingan konsentrasi yang tetap.
Perbandingan tetap ini dinamakan koefisien partisi dengan rumus:
P
P berupa koefisien partisi senyawa (organik), berupa konsentrasi
senyawa dalam fase organik atau fase minyak (berair) berupa
konsentrasi senyawa dalamfase air (Cairns,2004)
III. Reaksi
O O-Na
+ NaOH(q) + H2O(aq)
O O-C2H5
+ C2H5-O-C2H5 +
H2O
O
OH
OH OH
O
OH
OHO-C2H5 +H20
7/17/2019 Nadia Ariati Mutiana_260110150025_penentuan Koefisien Partisi Minyak Air Asam Salisilat
http://slidepdf.com/reader/full/nadia-ariati-mutiana260110150025penentuan-koefisien-partisi-minyak-air-asam 3/10
IV. Teori dasar
Menurut Arrhenius, suatu zat asam apabila dilarutkan dalam air ia akan
melepaskan ion H+. Suatu zat basa apabila dimasukkan ke dalam air ia akan
menghasilkan ion OH- (hidroksida). Pembawa sifat dari basa adlah ion OH -
(Purba dan Sunardi, 2012).
Senyawa organik yang mengandung gugus karboksilat (-COOH) termasuk
asam lemah. Asam lemah sendiri hanya terionisasi sebagian apabila dalam
air. Namun apabila dengan basa, H+ akan ditarik dari gugus karboksilat
kemudian terbentuk anion karboksilat. Namun reaksi ini tidak berlangsung
sempurna karena merupakan asam lemah kecuali digunakan basa yang lebih
kuat dari air (Fessenden dan Joan, 1986).
Asam salisilat memiliki gugus kerboksilat, jadi bila dikatakan asam
salisilat merupakan asam lemah. Asam salisilat banyakdihgunakan untuk obat
luar terhadap infeksi jamur ringan, berkhasiat bakteriostatis lemah dan
berdaya keratolitis. Berdaya karbolitis yaitu pada konsentrasi 5% - 10% dapat
melarutkan lapisan tanduk kulit (Salirawati, dkk, 2007).
Nama lain dari asam salisilat adalah asam o-hidrolksibenzoat. Asam
salisilat digunakan untuk obat gosok atau minyak angin, sedangkan asam
asetil digunakan sebagai obat penghilang sakit kepala (aspirin) (Underwood,
dkk, 2002).
Pada titrasi asam kuat-basa kuat, basa lemah-asam kuat dan sebaliknya,
titik ekivalen pada saat titrasi, tidak akan dapat diamati dengan mata (secara
visual). Perubahan warna dari indikator baru bisa diamati pada saat mol titran
lebih besar dari mol titrat, sehingga yang bisa diamati hanya titik akhir titrasi
(Nuryati, dkk, 2010).
Indikator asam-basa adalah suatu asamorganik emah atau basa organik
emah yang mempunyai warna yang berbeda-beda ketika berada dalam bentuk
molekul dan ionnya. Jika konsentrasi ion H+ tinggi (larutan bersifat asam),
maka kesetimbangan akan bergeser ke kiri. Indikator H- Ind dominan dalam
bentuk molekul sehingga indikator berwarna A. Berikut contoh reaksinya :
7/17/2019 Nadia Ariati Mutiana_260110150025_penentuan Koefisien Partisi Minyak Air Asam Salisilat
http://slidepdf.com/reader/full/nadia-ariati-mutiana260110150025penentuan-koefisien-partisi-minyak-air-asam 4/10
H-Ind H+ + Ind- (Purba dan Sunardi,2012).
molekul warna A ion warna B
Indikator basa mempunyai rumus Ind- OH, berikut contoh reaksinya
Ind-OH Ind+ + OH-
Jika konsentrasi ionH+ tinggi (larutan bersifat asam) maka ion H+ akan
bereaksi engan ion OH- akan berkurang sehingga kesetimbangan akan
bergeser ke kanan (Purba dan Sunardi, 2012).
Senyawa-senyawa organik banyak digunakan sebagai indikator dalam
titrasi dan mempunyai karakteristik perubahan warna yang berbeda-beda.
Perubahan warna ini terjadi melalui proses keseimbangan bentuk molekul dan
ion dari senyawa indikator tersebut. Sebagai contoh pada senyawa
fenolftalein tidak berwarna pada kondisi asam dan menjadi merah pada
kondisi basa (Pruwono dan Mahardini, 2009).
Koefisien partisi minyak-air adalah suatu petunjuk sifat lipofilik dan
hidrofobik dari molekul obat. Lewatnya molekul obat melalui membran
lemak dan interaksi dengan makromolekul pada reseptor. Kadang-kadang
berhubungan baik dengan koefisien partisiknol larutan dan obat (Martin, dkk,
1990).
V. Alat dan bahan
5.1.Alat
1. Beaker glass
2. Buret
3.
Buret stand (statif)
4. Corong pemisah
5. Gelas ukur
6. Labu ukur
7. Pengaduk
8.
Perkamen
9. Pipet
10.
Spatula
7/17/2019 Nadia Ariati Mutiana_260110150025_penentuan Koefisien Partisi Minyak Air Asam Salisilat
http://slidepdf.com/reader/full/nadia-ariati-mutiana260110150025penentuan-koefisien-partisi-minyak-air-asam 5/10
11.
Tabung erlemeyer
12. Timbangan/neraca
5.2.Bahan
1.
Air
2. Asam salisilat
3. Etil eter
4. Indikator fenolftalein
5. Natrium hidroksida
5.3.Gambar alat
1.
Bulp 2. Beaker glass 3. Batang pengaduk
4. Buret 5. Corong 6. Corong Pemisah
7. Gelas ukur 8. Labu erlenmeyer 9. Neraca top loading
7/17/2019 Nadia Ariati Mutiana_260110150025_penentuan Koefisien Partisi Minyak Air Asam Salisilat
http://slidepdf.com/reader/full/nadia-ariati-mutiana260110150025penentuan-koefisien-partisi-minyak-air-asam 6/10
10. Panci 11. Pipet tetes 12. Pipet volume
VI. Prosedur
6.1.Membuat pereaksi NaOH dan asam salisilat
Timbang pelet NaOH 0,6 gr dan serbuk asam salisilat. Panaskan air hingga
mendidih. Biarkan uap air keluar dari celah tutup panci agar CO2 keluar
dan yang tersisa hanya air murni O2. Kemudian biarkan pelet NaOH 0,6 gr
ke dalam labu erlemeyer A dan serbuk asam salisilat ke dalam labu
erlemeyer yang telah dimasukkan air hangat 150 mL. Aduk kedua larutan
hingga terlarut sempurna dan masukkan masing-masing larutan ke dalam
botol secara terpisah.
6.2. Masukkan 15 mL larutan asam salisilat (1 g/100 mL) ke dalam
erlemeyer. Tambahkan 20 mL air. Teteskan 2 tetes larutan indikator
fenolftaein (0,1 gr dalam 100 mL etanol). Titrasi dengan larutan standar
natrium hidroksida (0,1 mL/L) hingga warna merah muda.
6.3. Masukkan 150 mL larutan asam salisilat (1 gr/100 mL air) ke corong
pemisah. Tambahkan 10 mL etil eter dan kocok. Masukkan lapisan cair
ke labu erlemeyer. Tambahkan 20 mL air, 2 tetes indikator fenolftalein
(0,1 gr dalam 100 mL etanol). Titrasi dengan larutan standar natrium
hidroksida (sekitaar 0,1 mol/L) hingga warna merah muda.
VII. Data pengamatan dan perhitungan
7.1.Data pengamatan
No. Perlakuan Hasil
1. Menimbang NaOH sebanyak 0,6
gr
2. Memanaskan aquades 2L CO2 hilang dan menguap
7/17/2019 Nadia Ariati Mutiana_260110150025_penentuan Koefisien Partisi Minyak Air Asam Salisilat
http://slidepdf.com/reader/full/nadia-ariati-mutiana260110150025penentuan-koefisien-partisi-minyak-air-asam 7/10
3. Melarutkan NaOH ke aquades
150 mL lalu aduk
NaOH larut semua dalam air
4. Menimbang asam salisilat 1,5 gr
5. Menggunakan aquades yang telah
dipanaskan
6. Melakukan asam salisilat ke
aquades 150 mL lalu aduk
Asam salisilat tida semuanya
dapat larut dalam air
7. Melakukan pembakuan NaOH
Titrasi I
Asam oksalat 0,1 N 10 mL + 3
tetes pp + NaOH
Tirasi II
Asam oksalat 0,1 N 10 mL + 3
tetes pp + NaOH
V1 NaOH = 15,9 mL
V2 NaOH = 17,1 mL
8. Bagian titrasi asam salisilat
Asam salisilat 15 mL + aquades
20 mL + 2 tetes pp + NaOH
V1 NaOH = 6,6 mL
V2 NaOH = 7,5 mL
9. Bagian titrasi Asam Salisilat 15
mL + 10 mL dietil eter + aquades
20 mL + 2 tetes pp + NaOH
7.2.Perhitungan
1.
Pembakuan NaOH (titrasi)
V1 x N1 = V2 x N2
10 x 0,1 =16,5 x N2
0,06 N = N2
2. Titrasi Asam Salisilat
V1 x N1 = V2 x N2
7,05 x 0,06 = 35x N2
0,012 = N2
7/17/2019 Nadia Ariati Mutiana_260110150025_penentuan Koefisien Partisi Minyak Air Asam Salisilat
http://slidepdf.com/reader/full/nadia-ariati-mutiana260110150025penentuan-koefisien-partisi-minyak-air-asam 8/10
3.
Konsentrasi Asam salisilat + dietil eter + air
V1 x N1 = V2 x N2
1,2 x 0,06 = 45 x N2
0,0016 N = N2
Titrasi asam salisilat dan dietil eter (Fase anorganik)
N = 0,012 – 0,0016
= 0,0104
Kp
=
= 6,5
VIII.
Pembahasan
Koefisien partisi merupaka suatu perbandingan kelarutan suatu zat
di dalam dua pelarut yang berbeda dan tidak saling bercampur. Fenomena
distribusi adalah suatu fenomena dimana distribusi suatu senyawa antara
dau fase cair tidak saling bercampur, tergantung pada interaksi fisik dan
kimia antara pelarut dan senyawa terlarut dalam dua fase yaitu struktur
molekul.
Pada percobaan kali ini, saya menggunakan senyawa organik yaituasam salisilat. Hal ini dikarenakan asam salisilat merupaka senyawa yang
mudah larut dalam pelarut organik daripada larut dalam air, sehingga
senyawa tersebut mudah dipisahkan dari campurannya yang mengandung
air atau larutannya. Hal yang pertama dilakukan dalam percobaan ini
adalah menimbang pelet NaOH dan serbuk asam salisilat. Lalu
memanaskan air hingga mendidih tanpa ditutup, air yang telah mendidih
didinginkan namun tetaap diberi celah agar tidak tersisa lagi uap CO2 atau
ditambahkan pula menggunakan air barit.air kapur dan yang tersisa hanya
air murni O2. Memasukan pelet NaOH ke dalam labu erlemeyer A agar
memudahkan dalam pengadukan dan penambahan air panas dengaan
tujuan agar pelet NaOH lebih mudah untuk diencerkan. Lalu larutan ini
dibagi menjadi dua secara terpisah hal ini bertujuan agar larutan tersebut
dapat digunakan dalam dua percobaan yang berbeda.
7/17/2019 Nadia Ariati Mutiana_260110150025_penentuan Koefisien Partisi Minyak Air Asam Salisilat
http://slidepdf.com/reader/full/nadia-ariati-mutiana260110150025penentuan-koefisien-partisi-minyak-air-asam 9/10
Memasukkan larutan asam salisilat ditambah dengan air pada
tabung pertama. Air disini berguna untuk penetralan. Lalu ditambahkan
indikator fenolftalein sebanyak 2 tetes. Fenolftalein sebagai indikator yang
berguna untuk merubah warna apabila larutan sudah mencapai titik
ekivalen pada saat mencapai titik ekivalen. Kemudian larutan NaOH
dititrasi, titrasi ini bertujuan untuk mengetahui kadar suatu larutan basa
dengan menggunakan larutan asam yang telah diketahui kadarnya. Dalam
percobaan ini, asam yang digunakan adalah asam salisilat. Hasil titrasi
ditentukan oleh titik ekivalen dengan bantuan indikator yaitu fenolftalein.
Pada indikator fenolftalein, apabila telah mencapai titik ekivalen maka
akan terjadi perubahan warna menjadi merah muda.
Kemudian pada tabung kedua larutan asam salisilat dimasukkan ke
corong pemisah dan ditambahkan etil eter. Kemudian larutan tersebut
dikocok, hal ini bertujuan agar larutan dalam konsentrasi organik dan fase
air akan memisahkan larutannya dan tidak dapat bercampur. Karena sifat
air dan miyak tidak akan bisa bersatu. Lalu ditambahkan air yang berguna
sebagai penetral antara minyak dan air. Kemudian larutan ini dimasukkan
ke dalam labu erlemeyer ditetesi fenolftalein, fenolftalein berguna sebagai
indikator ketika titrasi asam-basa. Lalu larutan ini di titrasi menggunakan
larutan NaOH standar, hingga warna merah muda.
IX.
Kesimpulan
Dari hasil percobaan ini didapatkan kesimpulan bahwa koefisien partisi dan
asam salisilat adalah 6,5 dan didapatkan dengan metode pengocokan.
Daftar pustaka
Cairns, Donald. 2004. Intisari Kimia Farmasi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Fessenden, Ralp J dan Joan S. Fessenden. 1986. Kimia Organik. Jakarta:
Erlangga.
7/17/2019 Nadia Ariati Mutiana_260110150025_penentuan Koefisien Partisi Minyak Air Asam Salisilat
http://slidepdf.com/reader/full/nadia-ariati-mutiana260110150025penentuan-koefisien-partisi-minyak-air-asam 10/10
Martin, A, dkk. 1990. Farmasi Fisik Dasar-Dasar Kimia Fisik Dalam Ilmu
Farmasetik. Jakarta: Penerbit UI Press.
Nuryati, Siti, dkk. 2010. Indikator Titrasi Asam Basa Dari Ekstrak Bunga Sepatu.
Yogyakarta.
Purwono, B dan Mahardani, C. 2009. Pembuatan Senyawa Turunan Azo Dari
Eugenol Dan Penggunaanya Sebagai Indikator Titrasi.
Purba, Michael dan Suanrdi. 2012. Kimia. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Salirawati, Das, dkk. 2007. Belajar Kimia Secara Menarik. Jakarta: Grasindo