kti akbid paramata ariati

81
1 LAPORAN PARTUS OLEH : NAMA : AYU LISTIAN NIM : 2011 1B 004 YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA KABUPATEN MUNA 2011

Upload: septian-muna-barakati

Post on 08-Jul-2015

331 views

Category:

Data & Analytics


1 download

DESCRIPTION

KABUPATEN MUNA

TRANSCRIPT

Page 1: Kti akbid paramata  ariati

1

LAPORAN PARTUS

OLEH :

NAMA : AYU LISTIAN

NIM : 2011 1B 004

YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE

AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA

KABUPATEN MUNA

2011

Page 2: Kti akbid paramata  ariati

2

Page 3: Kti akbid paramata  ariati

3

Page 4: Kti akbid paramata  ariati

4

RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

1. Nama : Ariati

2. Nim : 2011.IB.0002

3. Jenis kelamin : Perempuan

4. Tempat/ tanggal lahir : Ambon, 08 Januari 1995

5. Agama : Islam

6. Suku/Kebangsaan : Ambon/ Indonesia

7. Alamat : Jln, Lumba-Lumba

B. Identitas Orang Tua

1. Nama Ayah/Ibu : Alimuddin. G/ Suriati

2. Pekerjaan : Wiraswasta

3. Alamat : Jln. Lumba-Lumba

C. Pendidikan

1. SD : SD Negeri 18 Katobu Tahun 2005

2. SMP : SMP Negeri 2 Raha Tahun 2008

3. SMA : SMA Negeri 1 Raha 2011

4. Akademi Kebidanan Paramata Raha tahun 2011 sampai sekarang.

Page 5: Kti akbid paramata  ariati

5

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang

telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan studi kasus ini.

Studi Kasus ini dapat dibuat untuk memenuhi salah satu syarat dalam

menyelesaikan program DIII Kebidanan Akademi Kebidanan Paramata Raha

Kabupaten Muna dengan judul “ Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan

Kebidanan Komunitas pada Keluarga Tn”T” dengan Ibu Hamil di

Kelurahan Laiworu Kecamatan Batalaiworu Kabupaten Muna Tanggal 09

s.d 31 Mei 2014

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa studi kasus ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran

yang sifatnya membangun dari semua pihak untuk penyempurnaan penyusunan

Studi Kasus ini.

Dalam penulisan Studi Kasus ini banyak hambatan dan kesulitan yang

dijumpai namun berkat bimbingan dan arahan dari berbagai pihak sehingga

Studi Kasus ini dapat diselesaikan, untuk itu penulis menyampaikan ucapan

terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Bapak Arif Ndaga,

SKM., M.Kes selaku pembimbing I dan Ibu Rosdiana, S.ST selaku pembimbing II

atas kesediaannya berupa waktu, bimbingan, motivasi, petunjuk, pengarahan dan

dorongan baik moril maupun materi yang begitu sangat berharga.

Page 6: Kti akbid paramata  ariati

6

Demikian pula penulis banyak ucapkan terima kasih dan penghargaan yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Laode Muhlisi, A. Kep., M.Kes selaku ketua yayasa Akademi

Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna.

2. Ibu Rosminah Mannsyarif, S.Si.T., M.Kes selaku Direktur Akademi

Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna.

3. Ibu Sitti Derita, S.ST selaku penguji yang telah memberikan masukan

saran dan kritik dalam ujian Studi Kasus.

4. Bapak dan ibu dosen staff Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten

Muna yang telah banyak memberikan bantuan, pembimbing, pengetahuan

dan keterampilan yang bermanfaat bagi penulis selama mengikuti

pendidikan..

5. Kepada orang tua tercinta, Ibunda Suriati dan Ayahanda Alimuddin. G

yang dengan penuh cinta mendidik, memberikan dukungan moril maupun

materi, do”a dan kasih sayang kepada penulis menyelesaikan pendidikan

DIII Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna.

6. Kepada kekasihku tercinta Ibrahim, yang penuh kasih sayang memberikan

dukungan , semangat dan pengorbanannya yang tak pernah penulis

lupakan selama mengikuti pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata

Raha Kabupaten Muna.

7. Kepada adik-adiku Harisman dan Sahrul dan serta keluarga besarku yang

telah memberikan dukungan dan semangat kepada penulis selama proses

penulisan Studi Kasus ini.

Page 7: Kti akbid paramata  ariati

7

8. Kepada sahabat-sahabatku Selvyn, Intan, Osin, Esty, Sulis yang menjadi

motivator dan tempet curhat terbaik buat penulis.

9. Kepada teman-teman seangkatanku yang penulis tidak bisa sebutkan satu

persatu terimah kasih banyak buat dukungan dan semangatnya selama

menyelesaikan DIII Kebidanan Paramata Raha.

10. Kepada teman-teman yang penulis sudah anggap seperti kakaku sendiri

ada Rocki, Ilan, Bento dan lain-lain yang penulis tidak bisa tulis pesatu

nama-namanya, yang sudah memberikan dukungan dan semangat dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Akhir kata penulis mengucapkan semoga Allah SWT memberikan imbalan

yang setimpal atas jerih payah dari semua pihak yang telah memberikan bantuan

kepada penulis dan semoga studi kasus ini dapat memberikan manfaat kepada kita

semua, amin.

Raha, Agustus 2014

Ariati

Page 8: Kti akbid paramata  ariati

8

DAFTAR ISI

Halaman Judul ………………………………………………………….................. i

Lembar Persetujuan…………………………………………………….................. ii

Lembar Pengesahan................................................................................................. iii

Riwayat Hidup ..................................................................................................... iv

Kata Pengantar ……….. .......................................................................................... v

Daftar Isi .................................................................................................... vii

Daftar Tabel …………………………….…………………………………… viiii

Intisari ……………………………………………………………………….. ....... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah..........................................................1

B. Ruang Lingkup Pembahasan ...................................................3

C. Tujuan Telaah..........................................................................3

D. Manfaat Telaah........................................................................5

E. Metode Telaah .........................................................................6

F. Sistematika Telaah……………………………………….. .....7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka ...............................................................................8

1. Komunitas ...............................................................................8

a. Pengertian ...........................................................................8

b. Ciri-ciri komunitas ………………………… .....................8

c. Peran bidan dikomunitas ....................................................9

2. Keluarga ................................................................................10

a. Pengertian .........................................................................10

b. Bentuk/ tipe keluarga .......................................................12

c. Peranan keluarga ..............................................................13

d. Tugas-tugas keluarga ........................................................14

3. Kehamilan .............................................................................14

a. Pengertian .........................................................................14

Page 9: Kti akbid paramata  ariati

9

b. Perubahan anatomi dalam kehamilan ...............................15

c. Perubahan dan adaptasi dalam kehamilan ........................18

d. Asuhan neonatal ...............................................................19

4. Kehamilan dengan factor resiko(APGO) ...............................20

a. Pengertian .........................................................................20

b. Macam-macam kehamilan resiko tinggi ..........................20

c. Kehamilan dengan factor resiko tinggi .............................21

d. Bahaya yang terjadi pada ibu hamil .................................22

e. Primi tua sekunder ............................................................25

f. Bekas operasi sesar ...........................................................27

B. Konsep Manajemen Kebidanan ...................................................27

1. Pengertian ..............................................................................27

2. Langkah-Langkah Manajemen .............................................28

3. Pendokumentasian ................................................................31

BAB III STUDI KASUS

A. Pengumpulan Data Dasar .................................................................33

B. Identifikasi Diagnosa dan Masaalah Aktual ....................................43

C. Identifikasi Diagnosa dan Masaalah Potensial .................................46

D. Menilai Perlunya Tindakan Segera/Kolaborasi ...............................46

E. Perencanaan Asuhan Kebidanan ......................................................47

F. Pelaksanaan Asuhan Kebidanan ........................................................48

G. Evaluasi Kefektifan Asuhan .............................................................49

H. Pendokumentasian ...........................................................................50

I. Catatan Perkembangan .....................................................................55

BAB IV PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................67

B.Saran .......................................................................................................68

DaftarPustaka ....................................................................................................69

Lampiran-Lampiran

Page 10: Kti akbid paramata  ariati

10

INTISARI

Ariati (2011.IB.0002), Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan

Kebidanan Komunitas pada Keluarga Tn”T” dengan IBU Hamil di

Kelurahan Laiworu Kecamatan Batalaiworu Kabupaten Muna Tanggal 09

s.d 31 Mei 2014, di Bawah bimbingan Arif Ndaga dan Rosdiana.

Latar Belakang : Penulisan karya tulis ini karena melihat dengan masih tingginya angka kematian ibu (AKI), masalah ibu hamil dengan umur lebih dari

35 tahun perlu segera ditanggulangi, memerlukan perhatian dan penanggulangan serius dari pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan, karena masalah tersebut

apabila tidak ditanggulangi maka akan mempengaruhi kesehatan ibu, seperti pada hamil tua dapat terjadi tekanan darah tinggi, partus macet, perdarahan, sedangkan bahaya terhadap janin yaitu kemungkinan bisa cacat.

Tujuan : Untuk dapat melakukan, memperoleh gambaran umum dan dapat melaksanakan asuhan kebidanan komunitas pada klien dengan ibu hamil di

Kelurahan Laiworu Kecamatan Batalaiworu. Metode Penulisan : Pada karya tulis ini metode yang digunakan adalah wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, studi dokumentasi dan studi

kepustakaan. Waktu dan Tempat : Pelaksanaan asuhan kebidanan pada klien Ny”L” di

Kelurahan Laiworu Kecamatan Batalaiworu Kabupaten Muna yang dilaksanakan pada tanggal 09 s.d 31 Mei 2014. Hasil : Yang didapatkan setelah melakukan asuhan kebidanan pada klien melalui

evaluasi dalam mencatat perkembangan selama 3 minggu 1 hari menunjukan keadaan umum ibu baik, Kesadaran compesmentis, Tekanan Darah :120/80 mmHg, Nadi : 80x/menit, Suhu : 36,80C, Pernapasan: 20x/menit. Dari diagnose

masalah dapat teratasi. Pembahasan : Pada Karya Tulis ini, membahas perbandingan antara teori dengan

kasus tentang ibu hamil dari segi pengkajian, diagnose kebidanan, rencana tindakan, pelaksanaan sampai evaluasi atau dengan menggunakan 7 langkah varney.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kasus ini menggunakan metode pendekatan proses keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi secara

sistematis dan berksinambungan sampai tercaainya penyembuhan. Kata kunci : Asuhan Kebidanan Komunitas pada Ibu Hamil

Daftar pustaka : 14 (2008-2013)

Page 11: Kti akbid paramata  ariati

11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebidanan kesehatan komunitas adalah pelayanan kebidanan professional

yang ditujukan pada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi,

dalam upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan

penyakit dan peningkatan kesehatan dengan menjamin keterjangkauan pelayanan

kesehatan yang dibutuhkan, dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencana,

pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan.(Syafaruddin.2011/10/konsep

dasar kebidanan komunitas).

Kebidanan komunitas memberikan perhatian terhadap pengaruh factor

lingkungan meliputi fisik, biologis, psikologis, social dan cultural dan spiritual

terhadap kesehatan masyarakat dan memberi prioritas pada strategi pencegahan

peningkatan dan pemeliharaan kesehatan, dalam upaya mencapai tujuan. Selain

itu, komunitas juga dipandang sebagai target pelayanan kesehatan yang bertujuan

mencapai kesehatan komunitas sebagai suatu peningkatan kesehatan dan

kerjasama suatu mekanisme untuk mempermudah pencapaian tujuan yang berarti

serta masyarakat / komunitas tersebut dilibatkan secara aktif untuk mencapai tujua

ntersebut.(Syafaruddin.2011/10/konsep dasar kebidanan komunitas).

Kehamilan merupakan sesuatu yang unik dan penuh misteri bagi pasangan

suami istri. Setiap kehamilan diharapkan dapat berakhir dengan aman dan

sejahtera baik bagi ibu maupun janinnya, oleh karena itu, pelayanan kesehatan

Page 12: Kti akbid paramata  ariati

12

maternal sangatlah penting dan semua perempuan diharapkan mendapatkan akses

terhadap pelayanan kesehatan tersebut.

Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah

pbesar di negara–negara berkembang, di negara miskin, 20%-50% kematian

wanita usia subur disebabkan oleh hal yang berkaitan dengan kehamilan. Menurut

data statistic yang dikeluarkan WHO bidan PBB yang menangani masalah bidang

kesehatan. Tercatat angka kematian ibu dalam kehamilan dan persalinan di dunia

mencapai 515.000 setiap tahun (Sarwono,2008).

Dengan masih tingginya angka kematian ibu (AKI), masalah ibu hamil dengan

umur lebih dari 35 tahun perlu segera ditanggulangi, memerlukan perhatian dan

penanggulangan serius dari semua pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan,

karena masalah tersebut apabila tidak ditanggulangi maka akan mempengaruhi

kesehatan ibu, seperti pada hamil tua dapat terjadi tekanan darah tinggi, partus

macet, perdarahan, sedangkan bahaya terhadap janin yaitu kemungkinan bisa

cacat.(Manuaba,2010).

Survey awal yang telah dilakukan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Muna

jumlah ibu hamil pada tahun 2013 sebanyak 4295 orang dan ibu hamil lebih dari

35 tahun sebanyak 353 orang , dan pada tahun 2014 sejak bulan Januari - April

sebanyak 2247 orang dan ibu hamil lebih dari 35 tahun sebanyak 496 orang .

(Dinas Kesehatan Kabupaten Muna, 2013 - 2014).

Data dari Puskesmas Batalaiworu tahun 2014 sejak bulan Januari-Mei jumlah

ibu hamil sebanyak 122 dan ibu hamil lebih dari 35 tahun sebanyak 7 orang.

(Puskesmas batalaiworu, 2014)

Page 13: Kti akbid paramata  ariati

13

Berdasarkan hal di atas penulis tertarik untuk mengadakan studi kasus pada

keluarga Tn.T dengan umur ibu hamil lebih dari 35 tahun dengan kategori

APGO. Dengan menelusuri kasus tersebut di harapkan dapat menjadi bahan

masukan bagi bidan, bahwa asuhan bukan saja di berikan di klinik tetapi jg di

rumah klien bersama keluarga.

B. Ruang Lingkup Pembahasan

Ruang lingkup pembahasan studi kasus ini dalam manajemen asuhan

kebidanan komunitas pada keluarga Tn.T dengan ibu hamil di Kelurahan Laiworu

kecamatan Batalaiworu kabupaten Muna, mulai tanggal 09 s.d 31 Mei 2014.

C. Tujuan Telaah

1. Tujuan Umum

Dapat melaksanakan Manajemen Asuhan Kebidanan Komunitas pada

Keluarga Tn.T dengan Ibu Hamil dengan menggunakan pendekatan manajemen

asuhan kebidanan sesuai dengan wewenang bidan.

2. Tujuan Khusus

Setelah melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil diharapkan dapat :

a. Melaksanakan dan melakukan pengkajian dan pengumpulan analisis data

pada Keluarga Tn.T dengan Ibu Hamil di Kelurahan Laiworu Kecamatan

Batalaiworu Kabupaten Muna tanggal 09 s.d 31 Mei 2014.

b. Merumuskan diagnosa dan masalah aktual pada Keluarga Tn. T dengan Ibu

Hamil di Kelurahan Laiworu Kecamatan Batalaiworu Kabupaten Muna

tanggal 09 s.d 31 Mei 2014.

Page 14: Kti akbid paramata  ariati

14

c. Identifikasi diagnosa dan masalah potensial pada Keluarga Tn.T dengan Ibu

Hamil di Kelurahan Laiworu Kecamatan Batalaiworu Kabupaten Muna

tanggal 09 s.d 31 Mei 2014.

d. Menilai perlunya kebutuhan tindakan segera, konsultasi, dan kolaborasi pada

Keluarga Tn.T dengan Ibu Hamil di Kelurahan Laiworu Kecamatan

Batalaiworu Kabupaten Muna tanggal 09 s.d 31 Mei 2014.

e. Menetapkan rencana asuhan sesuai dengan rencana diagnosa aktual dan

potensial dan masalah pada Keluarga Tn.T dengan Ibu Hamil di Kelurahan

Laiworu Kecamatan Batalaiworu Kabupaten Muna tanggal 09 s.d 31 Mei

2014.

f. Ditetapkan asuhan yang telah direncanakan secara efisien dan efektif pada

Keluarga Tn.T dengan ibu hamil di Kelurahan Laiworu Kecamatan

Batalaiworu Kabupaten Muna tanggal 09 s.d 31 Mei 2014.

g. Terlaksanya tindakan yang telah dilakukan pada Keluarga Tn.T dengan Ibu

Hamil di Kelurahan Laiworu Kecamatan Batalaiworu Kabupaten Muna

tanggal 09 s.d 31 Mei 2014.

h. Terdokumentasinya asuhan kebidanan pada Keluarga Tn.T dengan Ibu Hamil

di Kelurahan Laiworu Kecamatan Batalaiworu 09 s.d 31 Mei 2014.

Page 15: Kti akbid paramata  ariati

15

D. Manfaat Telaah

1. Manfaat Teoritis

Sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki status kesehatan ibu hamil

terhadap resiko yang terjadi.

2. Manfaat Praktis

Sebagai salah satu sumber informsi bagi penentu kebijakan dan pelaksanaan

program baik pihak puskesmas dalam menyusun perencanaan, pelaksanaan,

dan evaluasi program sebagai upaya pencegahan.

3. Manfaat Bagi institusi

Sebagai bahan acuan diharapkan dapat di manfaatkn terutama dalam

pengembangan konsep tentang kategori APGO di Institusi Program Studi DIII

Kebidanan Paramata Raha.

4. Manfaat Bagi Penulis

a. Pengetahuan yang telah di peroleh khususnya asuhan sebagai salah satu

persyaratan dalam menyelesaikan ujian akhir di jenjang pendidikan

Diploma III Kebidanan Paramata Raha.

b. Merupakan konstribusi pemikiran bagi penulis dalam proses penerapan

ilmu kebidanan pada ibu hamil dengan kategori APGO.

Page 16: Kti akbid paramata  ariati

16

E. Metode Telaah

Metode yang di gunakan dalam pembuatan studi kasus ini adalah sebagai

berikut :

1. Studi Kepustakaan yaitu dengan membaca buku-buku dan makalah yang

berhubungan dengan judul studi kasus ini.

2. Studi Kasus yaitu dengan menggunakan metode pendekatan masalah dalam

asuhan kebidanan yang meliputi pengkajian dan analisa data, menetapkan

diagnosa/masalah aktual dan potensial, mengidentifikasi tindakan dan

mengevaluasi asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan kategori APGO serta

mendokumentasikan.

Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data ini :

a. Anamnese/wawancara

Wawancara dengan klien dan keluarganya guna mendapatkan data yang di

perlukan untuk memberikan asuhan kebidanan pada klien tersebut.

b. Observasi

Dilakukan dengan melihat dan mengamati secara langsung keadaan dan pola

hidup klien juga termasuk lingkungan fisik dan keluarga.

c. Pemeriksaan fisik

Klien di lakukan pemeriksaan secara umum terdiri dari keadaan umum, tanda-

tanda vital, pemeriksaan secara sistematis dari kepala hingga kaki dengan

teknik inspeksi, palpasi, perkusi dan pemeriksaan laboratorium.

Page 17: Kti akbid paramata  ariati

17

3. Diskusi dan Tanya Jawab

Mengadakan diskusi dan tanya jawab dengan bidan yang menangani langsung

klien tersebut dan dosen pembimbing studi kasus.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika yang digunakan dalam pembuatan studi kasus ini yaitu :

1. Bab 1 pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, ruang lingkup

pembahasan, tujuan telaah, manfaat telaah, metode telaah, dan sistematika

telaah.

2. Bab II tinjauan pustaka terdiri dari telaah pustaka dan konsep manejemen

kebidanan yang didalamnya terdapat pengertian, langkah-langkah manejemen

dan pendokumentasian.

3. Bab III studi kasus terdiri dari pengumpulan data dasar, identifikasi diagnosa

dan masalah aktual, identifikasi diagnose dan masalah potensial, menilai

perlunya intervensi segera, konsultasi dan kolaborasi, perencanaan asuhan

kebidanan, pelaksanaan asuhan kebidanan, evaluasi kefektifan asuhan dan

pendokumentasian.

4. Bab IV pembahasan

5. Bab V penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

Selain itu, dalam pembuatan kasus ini juga dilengkapi dengan daftar pustaka

dan lampiran- lampiran.

Page 18: Kti akbid paramata  ariati

18

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Telaah Pustaka

1. Komunitas

a. Pengertian

Komunitas adalah sekelompok orang yang saling peduli satu sama lain lebih

dari yang seharusnya, dimana dalam sebuah komunitas terjadi relasi pribadi yang

erat antar para anggota kunitas tersebut karena adanya kesamaan interest atau

values (kadra,200).

Komunitas terdiri dari sekelompok individu yang tinggal pada wilayah

tertentu, yang memiliki nilai-nilai keyakinan dan minat relative sama serta adanya

interaksi satu sama lain untuk mencapai tujuan. Selain itu, komunitas juga

dipandang sebagai target pelayanan kesehatan. Untuk mencapai kesehatan

komunitas, komunitas tersebut harus dilibatkan secara aktif (syafrudin, 2009).

b. Ciri-Ciri Komunitas

Adapun ciri-ciri komunitas adalah sebagai berikut :

1) Adanya kesatuan wilayah (teritorialitas) terbatas.

2) Adanya kesatuan adat istiadat.

3) Berlaku nilai nilai kolektif

4) Adanya rasa identitas dan loyalitas terhadap komunitas (syafrudin, 2009).

Page 19: Kti akbid paramata  ariati

19

c. Peran bidan dikomunitas

1) Pemberi pelayanan kesehatan (provider)

Memberikan pelayanan kebidanan secara langsung dan tidak langsung kepada

klien dengan menggunakan asuhan kebidanan terhadap individu, keluarga,

kelompok, dan masyarakat.

2) Pendidik

Memberikan pendidikan kesehatan kepada kelompok keluarga yang beresiko

tinggi dan kader kesehatan.

3) Pengelola

Mengelola (merencanakan, mengorganisasi, menggerakan, dan

mengevaluasi) pelayanan kebidanan baik secara langsung maupun tidak

langsung dan menggunakan peran serta aktif masyarakat dalam kegiatan

komunitas.

4) Konselor

Memberikan konseling/bimbingan kepada kader keluarga dan masyarakat

tentang masalah kesehatan komunitas sesuai prioritas.

5) Pembela klien (advokat)

Peran bidan sebagai penasehat adalah kegiatan memberikan informasi dan

sokongan kepada seseorang sehingga mampu membuat keputusan yang

terbaik dan memungkinkan bagi dirinya. Sokongan dapat berupa dorongan

secara verbal atau keterlibatan berdiskusi dengan petugas kesehatan lain,

instansi atau anggota keluarga dalam melindungi dan memfasilitasi keluarga

dalam pelayanan kebidanan komunitas.

Page 20: Kti akbid paramata  ariati

20

6) Kolaborator/koordinator

Kolaborasi dengan disiplin ilmu baik lintas program maupun sektoral.

7) Perencanaan

Peranan bidan dikomunitas sebagai perencana yaitu dalam bentuk

perencanaan pelayanan kebidanan individu dan keluarga serta berpartisipasi

dalam perencanaan program-program dimasyarakat luas untuk suatu

kebutuhan tertentu yang ada kaitanya dengan kesehatan.

8) Peneliti

Melakukan penelitian untuk mengembangkan kebidanan komunitas

(syafrudin,2009).

2. Keluarga

a. Pengertian

Pengertian keluarga akan berbeda satu dengan yang lainya, bergantung pada

orientasi dan cara pandang yang di gunakan seseorang dalam mendefinisikanya.

Ada beberapa pengertian tentang keluarga antara lain

Menurut Bussard dan Ball (1966) keluarga merupakan lingkungan sosial yang

sangat dekat hubunganya dengan seseorang. Menurut WHO (1969) keluarga

adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah,

adopsi, atau perkawinan. Menurut Duval (1972) kelurga adalah sekumpulan orang

yang di hubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan

menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan

perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial dari tiap anggota keluarga.

Page 21: Kti akbid paramata  ariati

21

Menurut Depkes RI (1988) keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang

terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di

suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

Menurut UU.No 10 tahun 1992 keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat

ang terdiri dari suami, istri, dan anaknya atau anak atau ayahnya dan anak atau

ibunya, dan anaknya.

b. Bentuk / Tipe kelurga

Pembagian tipe ini bergantung pada kepada konteks keilmuan dan orang yang

mengelompokan :

1) Secara tradisional

Secara tradisional keluarga di kelompokan menjadi 2 yaitu:

a) Keluarga inti ( Nuclear Family )

Adalah keluarga yang hanya terdiri daria ayah, ibu,dan anak di peroleh dari

keturunan atau adopsi atau keduanya

b) Keluarga besar (Extended Family)

Adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga lain ang masih mempunyai

hubungan darah (kakek- nenek, paman, bibi).

2) Secara moderen

Berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa individualisme,maka

pengelompokan tipe keluarga selain yang tersebut di atas adalah:

a) Dyadic Nucler yaitu Suami- istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai

anak yang keduanya atau salah satunya bekerja di luar rumah.

Page 22: Kti akbid paramata  ariati

22

b) Single parent yaitu satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian

pasaganya dan anak-anaknya dapat tinggal di rumah/ di luar rumah.

c. Peranan Keluarga

Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat,

kegiatan yang berhubungan dengan indifidu dalam posisi dan situasi tertentu.

Peranan individu di dasari dengan harapan dan pola perilaku dari kelurga,

kelompok dan masyarakat.

1) Peranan ayah

Ayah sebagai suami dari istri dan ayah bagi anak-anak, berperan sebagai

pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala

keluarga, sebagai anggota dari sekelompok sosialnya, serta sebagai anggota

masyarakat dari lingkungan.

2) Peran ibu

Sementara istri sebagai ibu dari anak-anaknya mempunyai peranan untuk

mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,

pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta

sebagai anggota masyarakat dari lingkunganya, disamping itu juga ibu dapat

berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.

3) Peran anak

Sementara peran anak dalam melaksanakan peran psiko-sosial sesuai tingkat

perkembanganya sampai kelak menjadi orang tua baru (Effendy, 1998).

Page 23: Kti akbid paramata  ariati

23

d. Tugas-tugas keluarga

Tugas-tugas keluarga mencakup :

1) Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.

2) Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.

3) Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukanya.

4) Sosialisasinya antar anggota keluarga.

5) Pengaturan jumlah anggota keluarga.

6) Penetapan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas

(Effendy, 1998).

2. Kehamilan

a. Pengertian

Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis. Setiap wanita

memiliki organ reproduksi sehat, yang telah megalami menstruasi, dan melakukan

hubungan seksual dengan seorang pria yang organ reproduksinya sehat sangat

besar kemungkinannya akan mengalami kehamilan. Apabila kehamilan ini

direncanakan akan memberi rasa kebahagiaan dan penuh harapan (Mandriwati,

2007)

Kehamilan adalah suatu proses yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya

janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)

dihitung dari hari pertama haid terakhir (saifuddin,2007). kehamilan di bagi dalam

3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan,triwulan

Page 24: Kti akbid paramata  ariati

24

kedua dari bulan ke empat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ke tujuh

sampai 9 bulan (Ratna Pediastuti,2012:1)

Periode antepartun adalah periode kehamilan yang di hitung sejak hari

pertama haid terakhir sampai di mulainya persalinan.periode antepartum di bagi

atas 3 trimester yang masing-masing terdiri atas 13 minggu, pembgian waktu ini

diambil dari ketentuan yang mempertimbangkan bahwa lama kehamilan di

perkirakan kurang dari 40 minggu. Pada praktiknya,trimester 1 dipertimbangkan

secara umum berlangsung pada minggu pertama hingga minggu ke-12(12

minggu),trimester II minggu ke –13 sampai dengan minggu ke -27 (15 minggu ),

dan trimester III minggu ke-27 sampai dengan minggu ke-40 (13 minggu)

(Asrinah,2010)

b. Perubahan Anatomi dan Adaptasi fisiologi dalam Kehamilan.

Menurut Sarwono Prawiroharjo (2010), perubahan anatomi dan adaptasi

fisiologi pada ibu hamil adalah sebagai barikut:

1) Perubahan Sistem Reproduksi

a) Uterus

Pada kehamilan 12 minggu lebih penambahan ukuran uterus didominasi oleh

desakan dari hasil konsepsi. Pada awal kehamilan tuba fallopi, ovarium,dan

ligamentum rotundum berada sedikit dibawah apeks fundus, sementara pada akhir

kehamilan akan berada sedikit di atas pertengahan uterus.

b) Serviks

Serviks menjadi lunak (soft) yang disebut dengan tanda Goodell, banyak

jaringan ikat yang mengandung kolagen, kelenjar servikal membesar dan

Page 25: Kti akbid paramata  ariati

25

mengeluarkan banyak cairan mukus karna pertambahan dan pelebaran pembuluh

darah, warnanya menjadi livid yang disebut tanda Chadwick.

c) Vagina dan Vulva

Minggu ke-8 terjadi hipervaskularisasi sehingga vagina tampak merah dan

kebiruan (tanda chatwick). pH vagina menjadi lebih asam. Dari 4 menjadi 6.5

menyebabkan rentan terhadap infeksi vagina. Mengalami deskuamasi/pelepasan

elemen epitel pada sel-sel vagina akibat stimulasi estrogen membentuk rabas

vagina disebut leukore (keputihan). Hormon kehamilan mempersiapkan vagina

supaya distensi selama persalinan dengan produksi mukosa vagina yang tebal,

jarinagn ikat longar, hipertropi otot polos dan pemanjangan vagina.

d) Ovarium

Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel baru

juga ditunda.hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan di ovarium. Folikel

ini akan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal kehamilan. Dan setelah itu

akan berperan sebagai penghasil progeteron dlam jumlah yang relatif minimal

e) Payudara

Karena adanya peningkatan suplai darah di bawah pengaruh aktifitas

hormon,jaringan glandular dari payudara membesar dan puting menjadi lebih

efektif walaupun perubahan payudara dalam bentuk yang membesar terjadi pada

waktu menjelang persalinan. Estrogen menyebabkan pertumbuhan tubulus

lactiforeus dan duktus juga menyebabkan penyimpangan lemak.progesteron

menyebabkan tumbuhnya lobus, alveoli lebih tervaskularisasi dan mampu

bersekresi. Hormon pertumbuhan dan glukokortikoid juga mempunyai peranan

Page 26: Kti akbid paramata  ariati

26

penting dalam perkembangan ini, Prolaktin merangsang produksi kolostrum dan

air susu ibu.(Nurul Jannah,2011)

f) Kulit

Terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena hormon hipofis yaitu

MSH(Melanopshore Stimulating Hormon) meningkat, Kloasma gravidarum

adalah bintik-bintik pigmen kecoklatan yang tampak di kulit dahi, pipi, hidung

dan leher, Peningkatan pigmentasi juga terdapat pada perut bawah bagian tengah

biasanya tampak garis gelap yang di sebut linea nigra. Srtriae grafidarum adalah

kulit perut tampak retak biru, di mana setelah partus tampak berwarna putih yang

di sebut striae albicans, Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan

menyebabkan robeknya serabut di bawah kulit sehingga timbul striae

grafidarum.(Manuaba, 2010).

c. Perubahan dan adaptasi psiklogik dalam kehamilan

1) Kehamilan pada trimester I

Setelah konsepsi, kadar hormon progesteron dan estrogen dalam tubuh akan

meningkat, ini menyebabkan timbulnya mual dan muntah pada pagi hari, lemah,

lelah, dan membesarnya payudara. Ibu merasa tidak sehat.

2) Kehamilan trimester II

Pada trimester ini biasanya ibu sudah merasa sehat, telah terbiasa dengan

kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman karena hamil sudah

berkurang. Ibu telah meneriama kehamilanya dan mulai menggunakan energi

serta pikiran secara lebih konstruktif, pada trimester ini ibu sudah merasakan

pergerakan janinya.

Page 27: Kti akbid paramata  ariati

27

3) Kehamilan trimester III

Pada trimester ini sering di sebut sebagai periode menunggu dan waspada

sebab pada saat ini ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Kadang

ibu mersa khawatir bila bayinya lahir sewaktu-waktu, ibu merasa khawatir kalau

bayinya lahir tidak normal.

d. Asuahan Antenatal

Menurut Fraser, dkk (2012) asuhan antenatal di tujukan untuk memantau

kemajuan kehamilan guna mendukung kesehatan ibu dan perkembangan janin

normal.

1) Tujuan asuhan antenatal

Tujuan asuhan antenatala adalah sebagai berikut :

a) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan

tumbuh kembang bayi

b) Meningkatkan dan mempertahankan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi

c) Mengenali secara dini adanya ketidak normalan komplikasi yang mungkin

terjadi selama hamil termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan

pembedahan

d) Mempersiapkan persalinan cukup bulan melahirkan dengan selamat ibu

maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin

e) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian AsiI

ekslusif

f) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar

dapat tumbuh kembang secara normal

Page 28: Kti akbid paramata  ariati

28

4. Kehamilan dengan faktor resiko (APGO)

a. Pengertian

Kehamilan Risiko Tinggi adalah salah satu kehamilan yang di dalamnya

kehidupan atau kesehatan ibu atau janin dalam bahaya akibat gangguan kehamilan

yang kebetulan atau unik. ( Manuaba,2010 )

b. Tanda-tanda bahaya pada kehamilan

Tanda-tanda bahaya pada kehamilan adalah keadaan pada ibu hamil yang

mengancam jiwa ibu atau janin yang dikandungnya.

Tanda bahaya pada kehamilan adalah:

a. Perdarahan pervaginam

b. Sakit kepala yang hebat, menetap dan tidak menghilang

c. Perubahan visual yang hebat

d. Nyeri abdomen yang hebat

e. Bayi kurang bergerak seperti biasa

f. Pembengkakan pada wajah dan tangan

(Manuaba, 2010)

c. Faktor Resiko Umur >35 Tahun

Masalah-masalah utama pada resiko kehamilan usia diatas 35 tahun adalah

yang sering ditemukan para dokter pada wanita hamil dengan usia diatas 35 tahun

seperti diabetes gestasional (diabetes yang muncul pada saat kehamilan), tekanan

darah tinggi dan juga masalah-masalah pada janin. Wanita hamil dengan usia

lebih tua akan lebih sering mengalami masalah pada kandung kemih dibandingkan

wanita hamil dengan usia yang lebih muda. Resiko lainnya adalah resiko

Page 29: Kti akbid paramata  ariati

29

keguguran yang lebih besar. Kehamilan diusia > 35 tahun terjadi gangguan pada

sistem hormon seperti hormon progesteron dan estrogen. Selain jumlah sel telur

yang sedikit juga berpengaruh terhadap kemampuan rahim untuk menerima bakal

janin dan embrio faktor ini terkadang mengalami kesulitan untuk melekat

dilapisan dinding rahim atau endometrium, ini dapat meningkatkan terjadinya

keguguran. (Ridwanamiruddin, 2007)

Resiko bagi sang Ibu diantaranya adalah:

1) Tekanan darah tinggi dan diabetes.

2) Pendarahan yang dapat membahayakan Ibu dan bayinya.

3) Bayi dilahirkan secara Caesar.

4) Terjadi kehamilan diluar rahim.

Sedangkan resiko pada bayi adalah:

1) Cacat bawaan, bisa berupa kelainan kromosom pada anak

2) Keguguran, dikarenakan penurunan kemampuan rahim untuk menerima

janin.

3) Resiko meninggalnya bayi yang dilahirkan

4) Persalinan dengan bayi prematur (berat lahir rendah) (Saifudin, 2009).

d. Macam-macan kehamilan resiko tinggi

Menurut Poedji Rochyati dkk kriteria resiko tinggi adalah sebagai berikut:

1) Resiko

Risiko adalah suatu ukuran statistik dari peluang atau kemungkinan untuk

terjadinya suatu keadaan gawat-darurat yang tidak diinginkan pada masa

mendatang, seperti kematian, kesakitan, kecacatan, ketidak nyamanan, atau

Page 30: Kti akbid paramata  ariati

30

ketidak puasan (5K) pada ibu dan bayi. Ukuran risiko dapat dituangkan dalam

bentuk angka disebut skor. Digunakan angka bulat di bawah 10, sebagai angka

dasar 2, 4 dan 8 pada tiap faktor untuk membedakan risiko yang rendah, risiko

menengah, risiko tinggi.

Berdasarkan jumlah skor kehamilan dibagi tiga kelompok:

a) Kehamilan Risiko Rendah (KRR)

Kehamilan tanpa masalah / faktor risiko, fisiologis dan kemungkinan besar

diikuti oleh persalinan normal dengan ibu dan bayi hidup sehat.

b) Kehamilan Risiko Tinggi (KRT)

Kehamilan dengan satu atau lebih faktor risiko, baik dari pihak ibu maupun

janinnya yang memberi dampak kurang menguntungkan baik bagi ibu maupun

janinnya, memiliki risiko kegawatan tetapi tidak darurat.

c) Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST)

Kehamilan dengan faktor risiko:

(1) Perdarahan sebelum bayi lahir, memberi dampak gawat dan darurat bagi

jiwa ibu dan atau banyinya, membutuhkan di rujuk tepat waktu dan tindakan

segera untuk penanganan adekuat dalam upaya menyelamatkan nyawa ibu

dan bayinya.

(2) Ibu dengan faktor risiko dua atau lebih, tingkat risiko kegawatannya

meningkat, yang membutuhkan pertolongan persalinan di rumah sakit oleh

dokter.

Page 31: Kti akbid paramata  ariati

31

2) Batasan Faktor Risiko / Masalah

a) Ada Potensi Gawat Obstetri / APGO

Kehamilan yang perlu di waspadai adalah sebagai berikut :

(1) Terlalu Tua

Hamil pada usia tua atau >35 tahun merupakan faktor resiko bahaya dalam

kehamilan baik bahaya bagi ibu maupun janin di mana pada usia tersebut keadaan

kesehatan dan fungsi alat reproduksinya mengalami penurunan fungsi sehingga

kemungkinan kehamilan dan persalinannya mengalami penyulit. Semakin tua

pertambahan umur atau lebih dari 40 tahun kemungkinan lebih besar mengalami

tekanan darah tinggi, diabetes, atau penyakit kardiovaskuler selama kehamilan.

Pada beberapa wanita dengan usia lebih tua, penurunan kesehatan otot dan

fleksibilitas tulang sendi yang mempersulit kontraksi sehingga kelahiran rata-rata

lebih lama dan sedikit rumit, dengan lebih sering harus di lakukan opersi caesar

(SC) dan pertolongan kelahiran lain (ekstraksi vakum) (Murkoff, 2007).

(2) Terlalu Muda

Kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia dibawah 20

tahun akan meningkat 2-5 kali lebih tinggi dari pada kematian maternal yang

terjadi pada usia 20-29 tahun (Prawirohardjo, 2007).

Hamil pada usia muda atau <20 th merupakan faktor resiko bahaya kehamilan

bagi ibu maupun janin dimana pada usia tersebut keadaan kesehatan, kementalan

fisik dan fungsi alat reproduksi belum matang, belum siap untuk hamil (Murkoff ,

2007).

Page 32: Kti akbid paramata  ariati

32

b) Bahaya yang terjadi pada ibu hamil adalah sebagai berikut :

(1) Ibu hamil pertama pada umur ≥ 35 tahun. Pada usia tersebut mudah terjadi

penyakit pada ibu dan organ kandungan yang menua. Jalan lahir juga

tambah kaku. Ada kemungkinan lebih besar ibu hamil mendapatkan anak

cacat, terjadi persalinan macet dan perdarahan. Bahaya yang terjadi antara

lain:, Hipertensi / tekanan darah tinggi, Pre-eklamsia, ketuban pecah dini:

yaitu ketuban pecah sebelum persalinan, persalinan tidak lancar atau macet:

ibu mengejan lebih dari satu jam, bayi tidak dapat lahir dengan tenaga ibu

sendiri melalui jalan lahir biasa., Perdarahan setelah bayi lahir, Bayi lahir

dengan berat badan lahir rendah (BBLR) < 2500 gr.

c) Anak terkecil < 2 tahun

Ibu hamil yang jarak kelahiran dengan anak terkecil kurang dari 2 tahun.

Kesehatan fisik dan rahim ibu masih butuh cukup istirahat. Ada kemungkinan ibu

masih menyusui. Selain itu anak masih butuh asuhan dan perhatian orang tuanya.

Bahaya yang dapat terjadi:

1) Perdarahan setelah bayi lahir karena kondisi ibu lemah

2) Bayi prematur / lahir belum cukup bulan, sebelum 37 minggu

3) Bayi dengan berat badan rendah / BBLR < 2500 gr.

d) Primitua sekunder

Ibu hamil dengan persalinan terakhir ≥ 10 tahun yang lalu. Ibu dalam

kehamilan dan persalinan ini seolah-olah menghadapi persalinan yang pertama

lagi. Kehamilan ini bisa terjadi pada:

1) Anak pertama mati, janin didambakan dengan nilai sosial tinggi

Page 33: Kti akbid paramata  ariati

33

2) Anak terkecil hidup umur 10 tahun lebih, ibu tidak ber-KB.

Bahaya yang akan terjadi:

(a) Anak pertama mati, janin didambakan dengan nilai sosial tinggi

(b) Anak terkecil hidup umur 10 tahun lebih, ibu tidak ber-KB.

e) Grande multi

Ibu pernah hamil / melahirkan 4 kali atau lebih. Karena ibu sering melahirkan

maka kemungkinan akan banyak ditemui keadaan:

1) Kesehatan terganggu: anemia, kurang gizi

2) Kekendoran pada dinding perut

3) Tampak ibu dengan perut menggantung

4) Kekendoran dinding rahim

Bahaya yang dapat terjadi:

1) Kelainan letak, persalinan letak lintang

2) Robekan rahim pada kelainan letak lintang

3) Persalinan lama

4) Perdarahan pasca persalinan.

Grandemultipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi 6 kali atau lebih

hidup atau mati

f) Umur 35 tahun atau lebih

Ibu hamil berumur 35 tahun atau lebih, dimana pada usia tersebut terjadi

perubahan pada jaringan alat-alat kandungan dan jalan lahir tidak lentur lagi.

Selain itu ada kecenderungan didapatkan penyakit lain dalam tubuh ibu. Bahaya

yang dapat terjadi :

Page 34: Kti akbid paramata  ariati

34

1) Tekanan darah tinggi dan pre-eklamsia

2) Ketuban pecah dini

3) Persalinan tidak lancar / macet

4) Perdarahan setelah bayi lahir

g) Tinggi badan 145 cm atau kurang

Terdapat tiga batasan pada kelompok risiko ini:

1) Ibu hamil pertama sangat membutuhkan perhatian khusus. Luas panggul ibu

dan besar kepala janin mungkin tidak proporsional, dalam hal ini ada dua

kemungkinan yang terjadi:

2) Panggul ibu sebagai jalan lahir ternyata sempit dengan janin / kepala tidak

besar.

3) Panggul ukuran normal tetapi anaknya besar / kepala besar

4) Ibu hamil kedua, dengan kehamilan lalu bayi lahir cukup bulan tetapi mati

dalam waktu (umur bayi) 7 hari atau kurang.

5) Ibu hamil kehamilan sebelumnya belum penah melahirkan cukup bulan, dan

berat badan lahir rendah < 2500 gram. Bahaya yang dapat terjadi: persalinan

berjalan tidak lancar, bayi sukar lahir, dalam bahaya. Kebutuhan pertolongan

medik : persalinan operasi sesar.

h) Riwayat obstetri jelek (ROJ)

Dapat terjadi pada ibu hamil dengan:

Kehamilan kedua, dimana kehamilan yang pertama mengalami

1) Keguguran

2) Lahir belum cukup bulan

Page 35: Kti akbid paramata  ariati

35

3) Lahir mati

4) Lahir hidup lalu mati umur ≤ 7 hari

5) Kehamilan ketiga atau lebih, kehamilan yang lalu pernah mengalami

keguguran ≥ 2 kali

6) Kehamilan kedua atau lebih, kehamilan terakhir janin mati dalam kandungan.

Bahaya yang dapat terjadi:

1) Kegagalan kehamilan dapat berulang dan terjadi lagi, dengan tanda-tanda

pengeluaran buah kehamilan sebelum waktunya keluar darah, perut kencang.

2) Penyakit dari ibu yang menyebabkan kegagalan kehamilan, misalnya:

Diabetes mellitus, radang saluran kencing

i) Persalinan yang lalu dengan tindakan

Persalinan yang ditolong dengan alat melalui jalan lahir biasa atau per-vaginam:

1) Tindakan dengan cunam / forcep / vakum. Bahaya yang dapat terjadi:

(a) Robekan / perlukaan jalan lahir

(b) Perdarahan pasca persalinan

2) Uri manual, yaitu: tindakan pengeluaran plasenta dari rongga rahim dengan

menggunakan tangan. Tindakan ini dilakukan pada keadaan bila:

(a) Ditunggu setengah jam uri tidak dapat lahir sendiri

(b) Setelah bayi lahir serta uri belum lahir terjadi perdarahan banyak > 500 cc

Bahaya yang dapat terjadi:

(1) Radang, bila tangan penolong tidak steril

(2) Perforasi, bila jari si penolong menembus rahim

(3) Perdarahan

Page 36: Kti akbid paramata  ariati

36

(4) Ibu diberi infus / tranfusi pada persalinan lalu. Persalinan yang lalu

mengalami perdarahan pasca persalinan yang banyak lebih dari 500 cc,

sehingga ibu menjadi syok dan membutuhkan infus, serta transfusi darah.

j) Bekas Operasi Sesar

Ibu hamil, pada persalinan yang lalu dilakukan operasi sesar. Oleh karena itu

pada dinding rahim ibu terdapat cacat bekas luka operasi. Bahaya pada robekan

rahim : kematian janin dan kematian ibu, perdarahan dan infeksi.

( deso, 2011)

B. Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan

1. Pengertian

Manajemen asuhan kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang

digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan

berdasarkan teori ilmiah, temuan, atau keterampilan dalam rangkaian tahapan

logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien.( Erna Juliana

Simatupang,2008 )

2. Tahapan dalam Manajemen Asuhan Kebidanan

Proses manajemen kebidanan terdiri dari atas 7 langkah. Manajemen asuhan

kebidanan dimulai dengan identifikasi data dasar dan diakhiri dengan evaluasi

asuhan kebidanan. Ketujuh langkah terdiru dari keseluruhan kerangka kerja yang

dapat di pakai dalam segala situasi.

Page 37: Kti akbid paramata  ariati

37

a. Identifikasi Data Dasar

Identifikasi data merupakan langkah awal dari manajemen kebidanan,

langkah merupakan intelektual dan mengidentifikasi masalah klien, kegiatan yang

di laksanakan dalam rangka identifikasi data dasar meliputi pengumpulan data dan

pengolahan.( Varney,2007 )

1) Pengumpulan data

Dalam pengumpulan data mencari dan menggali data/fakta atau informasi

baik dari klien, keluarga maupun tim kesehatan lainnya atau data yang di peroleh

dari hasil pemeriksaan pada pencatatan dokumen medik, hal yang di lakukan

dalam pengumpulan data meliputi:

a) Wawancara

Wawancara/ anamnese adalah tanya jawab yang di lakukan antara bidan

klien, keluarga maupun ytim medis lainya dan data ang di kumpulkan

mencangkup semua keluhan dan masalah yang di miliki

b) Observasi dan pemerikssan fisik

Pada saat observasi di lakukan inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi.

Pemeriksaan di lakukan dari ujung kepala sampai ujung kaki.

2). Pengolahan data

Setelah data di kumpulkan secara lengkap dan benar maka selanjutnya di

kelompokan dalam:

a) Data subyektif

Meliputi identitas klien, keluhan utama. Riwayat penyakit,riwayat menstruasi,latar

belakang budaya,pengetahuan dan dukungan keluarga serta keadaan

Page 38: Kti akbid paramata  ariati

38

psikososial.sehingga dalam hal ini kasus hiperemesis gravidarum berdasarkan

teori dan hasil pemerikssan yang biasa dikeluhkan oleh pasien yaitu,sering

muntah, lemas, dan cepat lelah.

b) Data obyektif

Menyangkut keadaan umum, tinggi dan berat badan, tanda-tanda vital dan

keadaan fisik obstetri.

b. Interprestsi Data Dasar

Diagnosa adalah hasil analisis dan perumusan masalah yang di putuskan

berdasarkan identifikasi yang di dapat dari analisa-analisa dasar.

Dalam menetapkan diagnosa bidan menggunakan pengetahuan profesional

sebagai data dasar untuk mengambil tindakan diagnosa kebidanan yang di tegakan

harus berlandaskan ancaman keselamatan hidup klien.( Varney, 2007 )

c. Merumuskan diagnosa/masalah potensial

Bab ini mengidentifikasi masalah potensial yang mungkin akan terjadi pada

klien jika mendapatkan penanganan yang akurat, yang di lakukan melalui

pengamatan, observasi dan persiapan untuk segala sesuatu yang mungkin terjadi

bila tidak segera di tangani dapat membawa dampak yang lebih berbahaya

sehingga mengancam kehidupan pasien

d. Identifikasi Perlunya Tindakan Segeradan Kolaborasi

Mengidentifikasi perlunya tindalkan segera oleh bidan atau dokter dan / untuk

di konsultasikan atau di tangani brersama dengan anggota tim kesehatan yang lain

sesuai dengan kondisi klien.pada tahap ini mencerminkan kesinambungan dari

proses manajemen kebidanan.

Page 39: Kti akbid paramata  ariati

39

e. Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan

Pada langkah ini, direncanakan asuhan yang menyeluruh yang di tentukan

oleh langkah-langkah sebelumnya.juga mengantisipasi diagnosa dan masalah

kebidanan secara komprehensif yang di dasari atas rasional tindakan yang relevan

dan diakui kebenarannya sesuai kondisi dan situasi brerdasarkan analisa dan

asumsi yang seharusnya boleh di kerjakan atau tidak oleh bidan.( Varney,2007 )

f. Langkah VI.Implementsi

Implementasi dapat dikerjakan keseluruhan oleh bidan bekerja sama dengan

tim kesehatan lain. Bidan harus bertanggung jawab terhadap tindakan langsung,

konsultasi maupun kolaborsi, implementasi ang efisien akan mengungi waktu dan

biaya perawatan serta meningkatkan kualitas pelayanan pada klien.

g. Langkah VII.Evaluasi

Mengevaluasi keefektifan asuhan yang sudah di berikan, meliputi pemenuhan

kebutuhan terhadap masalah yang telah diidentifikasi di dalam masalah dan

diagnosis

C. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan (SOAP)

1. Data Subyektif

Data atau fakta yang merupakan informasi termasuk biodata, mencangkup

nama,umur, tempat tinggal, pekerjaan, status perkawinan, pendidikan dan

keluhan-keluhan, diperoleh dari hasil wawancara langsung pada pasien atau dari

keluarga dan tenaga kesehatan lainnya.

Page 40: Kti akbid paramata  ariati

40

2. Data Obyektif

Data yang di peroleh dari hasil pemeriksaan fisik mencakup

inspeksi,palpasi,perkusi serta pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan

laboratorium.

3 Assesment

Merupakan keputusan yang di tegakan dari hasil perumusan masalah yang

mencakup kondisi, masalah dan prediksi terhadap kondisi tersebut. Penegakan

diagnosa kebidanan di jadikan sebagai dasar tindakan dalam upaya

menanggulangi ancaman keselamatan pasien/ klien.

4 Planning/perencanaan

Rencana kegiatan mencakup langkah-langkah yang akan dilakukan oleh bidan

dalam melakukan intervensi untuk memecahkan masalah pasien/klien.

Page 41: Kti akbid paramata  ariati

41

BAB III

STUDI KASUS

Pada bab ini akan diuraikan tentang penerapan manajemen kebidanan dalam

asuhan kebidanan pada keluarga Tn. T dengan ibu hamil kategori APGO di

Kelurahan Laino Kecamatan Batalaiworu pada 09 s.d 31 Mei 2014, yang diawali

dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi.

A. Identifikasi Data Dasar

1. Pengkajian Keluarga

Meliputi semua informasi yang akurat dan lengkap dari klien maupun keluarga

yang terdiri dari anamnese, pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus, dan

pemeriksaan penunjang.

a. Struktur dan Sifat Keluarga

1. Struktur Keluarga

Nama KK : Tn.T

Umur : 45 tahun

Agama : Islam

Pendidikan terakhir : SMA

Pekerjaan : Wiraswasta(pedagang)

Perkawinan ke : I ( satu )

Lamanya menikah : ± 20 tahun

Penghasilan perbulan : ± Rp 800.000,_

Alamat : Laino

Page 42: Kti akbid paramata  ariati

42

Tabel 1.1 Daftar anggota keluarga

No Nama Umur Agama Hubun

gan

Pendidikan Pekerjaan Penolong

persalinan L P

1. Ny .L 40

thn

Islam Istri SMP IRT Dukun

2. An .D 16

Thn

Islam Anak Sementara

SMA

Belum

kerja

Dukun

3. An. K 14

thn

Islam Anak Sementara

SMP

Belum

kerja

Dukun

4. An. F 11

thn

Islam Anak Sementara

SD

Belum

kerja

Bidan

5. An. K 9

thn

Islam Anak Sementara

SD

Belum

kerja

Bidan

6. An. K 4

thn

Islam Anak Belum

sekolah

Belum

kerja

Bidan

1) Sifat Keluarga

a) Tipe keluarga merupakan istri / Nuclear family.

b) Hubungan kepala keluarga dengan istri dan anak cukup baik

2) Peran Anggota Keluarga

Bapak sebagai suami dan kepala keluarga, ibu sebagai istri dan ibu rumah

tangga.

b. Pola Kebiasaan Sehari – Hari

1) Kebiasaan sehari-hari

a) Makanan pokok keluarga : Nasi

b) Pola makan keluarga : makanan pokok +sayur+lauk

c) Frekuensi makan : 3x sehari.

Page 43: Kti akbid paramata  ariati

43

c. Jenis Rekreasi dan hiburan

1) Keluarga tidak pernah melakukan rekreasi secara khusus.

2) Saat – saat santai digunakan untuk nonton televisi.

d. Pola komunikasi Keluarga

1) Bapak berperan sebagai pengambil keputusan dalam keluarga

2) Dalam mencari jalan pemecahan masalah dalam keluarga dilakukan

dengan musyawarah keluarga.

3) Tidak ada konflik dalam keluarga.

e. Pola istrahat keluarga

1) Kebiasaan istrahat siang / tidur siang : ± 1 jam ( 13.00 – 14.00 Wita

2) Kebiasaan istrahat malam / tidur malam : ± 7 jam ( 22.00 – 05.00 wita ).

f. Personal hygiene keluarga

1) Rambut dicuci 2x seminggu menggunakan sampo.

2) Gosok gigi 2x sehari menggunakan pasta gigi.

3) Mandi 3x sehari memakai sabun

4) Keluarga mempunyai kebiasaan mencuci tangan, memakai alas kaki,

mencuci kaki sebelum tidur, memotong kuku 1x/ minggu.

5) Kebiasaan mengganti pakaian dan pakaian dalam 2x sehari.

2. Faktor Sosial Ekonomi Dan Budaya

a. Penghasilan dan pengeluaran

1) Pekerjaan kepala keluarga adalah Wiraswasta(pedagang)

2) Besarnya penghasilan yang di dapat setiap bulan Rp ± 800.000,-

3) Penghasilan dalam sebulan cukup untuk makan sehari – hari

Page 44: Kti akbid paramata  ariati

44

4) Penentuan keuangan dalam keluarga adalah kepala keluarga, dan istri

bertanggung jawab mengatur kebutuhan rumah tangga sehari – hari.

b. Suku dan Agama

a. Bapak dan Ibu bersuku Buton.

b. Bapak dan Ibu beragama Islam dan melakukan sholat 5 waktu secara

rutin.

c. Peran Anggota Keluarga

1) Bapak sebagai pencari nafkah.

2) Ibu mengatur urusan rumah tangga dan segala hal keperluan pokok

sehari – hari.

d. Hubungan keluarga dengan masyarakat

Keluarga mempunyai hubungan baik dengan masyarakat sekitar dimana

bapak dan ibu selalu mengikuti kegiatan warga

3. Faktor lingkungan

a. Rumah

Keluarga menempati rumah sendiri dengan bentuk rumah papan dengan

ukuran 7x6 meter di atas tanah seluas 15x18 meter dengan kontruksi

rumah terbuat dari papan dan dinding papan.

Page 45: Kti akbid paramata  ariati

45

Dena Rumah :

I

IV

II III

7 Meter

Ket :

I Ruang tamu dengan ukuran 7 x 2,5 meter

II Ruang tidur dengan ukuran 3 x 3,5 meter

III Ruang dapur dan ruang makan 3 x 3,5 meter

IV Wc 2x2 meter

a. Memiliki fentilasi dan jendela sehingga pertukaran udara dalam rumah baik

b. Ruangan dalam rumah cukup mendapat cahaya matahari

c. Pengaturan perabot dalam rumah dari kebersihan cukup terjaga

d. Sudah memiliki kamar mandi sehingga bila mandi langsung dalam kamar

mandi.

Page 46: Kti akbid paramata  ariati

46

b. Sumber air minum dan sarana air bersih

1) Sumber air bersih di ambil dari air PAM yang keadaan airnya jernih tidak

berbau dan tidak berasa, dan keadaan sumur memenuhi syarat kesehatan

2) Pengolahan air untuk di minum dengan cara merebus sampai mendidih

selama ± 5-10 menit

c. Tempat pembuangan

1) Tinja keluarga di buang di Wc yang berbentuk leher angsa

2) Pembuangan sampah di buang pada tempatnya

3) Sampah kering di bakar

4) Sampah basah di kumpulkan di buang pada tempatnya

5) Pembuangan air limbah langsung digot

d. lingkungan Rumah

Lingkungan rumah tidak di tanami pohon

e. Fasilitas hiburan

Keluarga sudah memiliki televisi sebagai sarana hiburan dan informasi

4. Keadaan Kesehatan Keluarga Berencana

a. Keadaan kesehatan Keluarga

b. Kondisi kesehatan keluarga umumnya baik Bapak : Nampak sehat tidak ada

kelainan

c. Keadaan Kesehatan Ibu secara umum baik. Ibu dalam keadaan hamil, pada

kehamilannya sekarang ibu mengatakan :

1) Hamil yang kedelapan, pernah melahirkan tujuh kali, dan tidak pernah

keguguran.

Page 47: Kti akbid paramata  ariati

47

2) Hari pertama haid terakhir tanggal 30 – 09 - 2013.

3) Sudah merasakan pergerakan janinnya sejak umur kehamilan 4 bulan dan

masih dirasakan sampai sekarang.

4) Umur kehamilan ±8 bulan.

5) Ibu sudah disuntik imunisasi TT5

6) Status Gizi keluaga

Secara umum keadaan gizi keluarga baik.

7) Belum pernah menggunakan KB

d. Pemeriksaan Fisik

Sehubungan dengan kesehatan keluarga dilakukan pemeriksaan fisik yaitu:

1) Bapak Nampak sehat tidak ada kelainan

a. Berat Badan : 59 kg

b. Tinggi Badan : 170 cm

c. Tanda – tanda Vital :

Tekanan Darah : 110 / 70 mmHg

Nadi : 80x / menit

Suhu : 36,8 0C

Pernapasan : 22 x / menit

2) Ibu mengatakan selama kehamilannya mengalami muntah-muntah

a. Keadaan umum ibu : kurang baik

b. Kesadaran : komposmentis

c. Tafsiran persalinan : 08-07-2014

d. Umur kehamilan : 31 minggu 3 hari

Page 48: Kti akbid paramata  ariati

48

e. Tinggi Badan : 160 cm

f. Berat Badan : 60 cm

g. Tanda – tanda Vital :

Tekanan Darah : 100 / 70 mmHg

Nadi : 88 x / menit

Suhu : 36 0C

Pernapasan : 20 x / menit

h. Lila : 25 cm

i. Pemeriksaan fisik

a. Kepala

Rambut dan kulit kepala bersih, tidak rontok dan tidak ada benjolan.

b. Wajah

Ekspresi wajah baik, tidak pucat, tidak ada Oedema.

c. Mata

Konjung tiva merah muda, sklera tidak ikterus.

d. Hidung

Bersih, tidak ada polip dan tidak ada nyeri tekan.

e. Mulut dan gigi

Bibir tidak pecah – pecah, tidak ada karies pada gigi.

f. Telinga

Lekukan telinga normal dan bersih

Page 49: Kti akbid paramata  ariati

49

g. Leher

Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, limfe, arteri karotis, dan tidak ada

peningkatan vena jugularis.

h. Payudara

Putting susu menonjol, heperpigmentasi pada areola mamae,tidak ada nyeri

tekan, tidak ada benjolan dan kolostrum sudah ada bila dipencet.

i. Abdomen

Tidak ada luka bekas operasi, tonus otot perut kendor,pembesaran perut

sesuai umur kehamilan, TFU 30 cm, LP 95 cm, TBJ 2850 Gram.

Leopold : Teraba bulat, lunak dan tidak melenting(bokong)

Leopold II : Teraba memanjang seperti papan(puki)

Leopold III : Teraba bulat, keras dan melenting(kepala)

Leopold IV : Kepala belum masuk pintu atas panggul

Djj : 144x/menit

j. Ektremitas

Tidak ada oedema refleks patella (+) kiri kanan.

2) Pengkajian Psikososial

1. Status Emosi

Tingkat emosional keluarga cukup baik, bila ada masalah umumnya dapat

diselesaikan dengan baik.

2. Konsep diri

a) Pembawaan kepala keluarga dengan masyarkat sekitar baik.

b) Bapak cenderung pendiam dan tidak banyak bicara.

Page 50: Kti akbid paramata  ariati

50

3) Pola interaksi

Pola interaksi keluarga cukup baik, bahasa yang digunakan sehari – hari

adalah bahasa daerah muna

4) Pola pertahanan keluarga

Bapak dan ibu saling memahami bila ada masalah dibicarakan bersama dan

demikian pula ada permasalahan dengan saudara/ tetangga.

5) Pengkajian Pengetahuan Terhadap Kesehatan

1) Keluarga sudah memahami tentanng pemanfatan fasilitas kesehatan,

sehingga memiliki kebiasaan memilih tenaga bidan yang pertama dihubungi

bila mengalami ,masalah kesehatan.

2) Keluarga belum mengetahui tentang resiko yang akan terjadi jika hamil di

atas umur 35 tahun

6) Harapan Keluarga Tentang Petugas Kesehatan

Dapat membantu keluarga untuk memahami risiko ibu hamil dengan umur

lebih dari 35 tahun.

Page 51: Kti akbid paramata  ariati

51

B. Identifikasi Diagnosa/ Masalah Aktual

Pada langkah ini dignosa atau masalah berdasarkan interprestasi yang akurat

data-data yang telah dikumpulkan sehingga dapat merumuskan diagnosa dan

masalah yang spesifik, terdiri dari:

1. Kehamilan dengan kategori APGO

No. DATA ANALISIS DAN

INTERPRESTASI

1. Subyektif :

Ibu mengatakan : a. Hamil kedelapan,

melahirkan tujuh kali dan

belum pernah keguguran. b. Hari pertama haid terakhir

tanggal 30-09-2013

Obyektif :

a. Tonus otot perut kendor b. Ada striae albicans

c. Tafsiran persalinan tanggal 08-07-2014

a. Tonus otot perut kendor

disebabkan adanya peregangan pada kehamilan sebelumnya.

b. Nampak striae albicans yang merupakan retak-retak

jaringan kulit pada kehamilan sebelumnya yang bewarna kebiruan dan

berubah warna putih setelah melahirkan.

2. Subyektif :

Ibu mengatakan :

Umur ibu lebih dari 35 tahun.

Obyektif :

Umur ibu 40 tahun

Kehamilan yang terlalu tua dapat

beresiko pada ibu dan janinya.

Page 52: Kti akbid paramata  ariati

52

Tabulasi Perumusan Masalah

Tabulasi perumusan masalah adalah

1. Ibu hamil

No. Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran

1. Sifat Masalah 1

3 𝑥 1

1

3

Situasi krisis keluarga dan individu membutuhkan

penyesuaian terhadap perubahan diri dan perlu

mempersiapkan sumber daya dalam menghadapi kehamilan, persalinan dan

bayi baru lahir.

2. Kemungkina

n masalah

dapat terjadi

0

2 𝑥 2

0

Kemungkinan masalah tidak

dapat di rubah karena

kehamilan tidak dapat di

rubah dengan tindakan

sebab kehamilan adalah

proses alamiah.

3. Potensial

masalah

untuk diubah

1

3 𝑥 1

1

3

Masalah tidak bisa di cegah

sampai proses kelahiran

selesai.

4. Menonjolnya

masalah

1

2 𝑥 1

1

2

Masalah perlu segera di

tangani karena proses kelahiran akan segera

berlangsung berlangsung.

Jumlah

1 1/6

Page 53: Kti akbid paramata  ariati

53

2. Kehamilan dengan kategori APGO

No. Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran

1. Sifat Masalah

2

3𝑥 1

2

3

Merupakan ancaman

kesehatan yang dapat

mempengaruhi

kehamilan

2. Kemungkinan

masalah dapat

diubah

0/2x2

0 Masalah dengan APGO

tidak dapat dirubah

3. Potensi

masalah untuk

dirubah

1/3x1

1

3

Potensi masalah untuk

dapat di rubah sangat

rendah

4. Menonjolnya

masalah

0/2x1

0 Masalah tidak langsung di rasakan oleh ibu saat

ini kecuali ada masalah pada saat persalinan

Jumlah 3

Page 54: Kti akbid paramata  ariati

54

3. Masalah ibu yang belum menggunakan KB

No. Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran

1. Sifat Masalah 2

3𝑥 1

2

3

Merupakan ancaman

kesehatan yang dapat

mempengaruhi

kehamilan

2. Kemungkinan

masalah dapat

diubah

2

3𝑥 2

2

Kemungkinan masalah

dapat dirubah sebagian.

3. Potensi

masalah untuk

dirubah

2

3𝑥 1

2

3

Dengan memberi

penyuluhan pada

keluarga tentang

pentingnya ber KB.

4. Menonjolnya

masalah

2

2𝑥 1

1

Masalah tidak langsung

di rasakan oleh ibu saat

ini.

Jumlah

2 1/3

C. Identifikasi Diagnosa Masalah Potensial

Berdasarkan keadaan kesehatan Ny”L” dapat ditetapkan adanya suatu masalah

potensial yang akan terjadi pada Ny”L” yaitu potensial terjadinya perdarahan post

partum.

D. Perlunya Tindakan Segera / Kolaborasi

Berdasarkan data yang telah di kumpulkan pada Ny”L” tidak ada tindakan

kolaborasi dengan dokter.

Page 55: Kti akbid paramata  ariati

55

E. Rencana Asuhan

Sesuai dengan beberapa diagnosa dan masalah yang ada maka di susunlah

rencana rencana asuhan yang komprehensif guna mengatasi dan memenuhi

kebutuhan ibu yang meliputi preventif,promotif,dan rehabilitasi. Dalam memilih

asuhan yang akan di laksanakan di maksudkan untuk mencapai tujuan yang di

kehendaki berdasarkan diagnosa dan masalah yang ada.

Untuk lebih jelas dapat di lihat pada uraian di bawah ini:

A. Tujuan :

1. Jangka panjang

a. Keadaan umum ibu baik

b. Keluarga dapat meningkatkan status kesehatannya yang baik.

c. Kehamilan berlangsung normal tanpa ada penyulit atau komplikasi sehingga

dapat melahirkan dengan normal.

d. Menganjurkan ibu untuk menggunakan KB yang sesuai keinginanya.

2. Jangka pendek

a. Keluarga memiliki pengetahuan tentang faktor risiko pada ibu hamil dengan

umur lebih dari 35 tahun.

b. Rencana melahirkan di bidan.

c. Ibu memeriksakan kehamilannya minimal empat kali dalam kehamilan.

d. Ibu belum menggunakan KB selama kehamilan nya ini.

B. Kriteria Keberhasilan

1. Keadaan umum ibu baik di tandai dengan tanda-tanda vital dalam batas

normal, yaitu:

Page 56: Kti akbid paramata  ariati

56

a. Tekanan darah : 100/70 MmHg

b. Nadi : 88 kali/ menit

c. Suhu : 36 0C

d. Pernapasan : 20 kali/ menit

2. Keadaan kesehatan ibu dan keluarga baik

3. Kehamilan berlangsung normal di tandai dengan tidak terjadi tanda-tanda

bahaya dalam kehamilan yaitu perdarahan pervaginam,nyeri kepala yang

hebat, penglihatan kabur, demam,oedema pada wajah, tangan dan kaki,dan

belum merasakan pergerakan janinya.

4. Ibu bersedia menggunakan KB dan KB pilihanya suntik 3 bulan

C. Rencana Asuhan

1. Lakukan pendekatan pada keluarga

Rasional : keluarga bersikap ramah dan memberikan penerimaan yang baik.

2. Memberitahu ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan.

Rasional : Ibu koperatif dengan petugas

3. Beritahukan pada keluarga tentang masalah yang ada kehamilan dengan umur

lebih dari 35 tahun.

Rasional : keluarga dapat mengetahui tentang risiko yang terjadi pada ibu

hamil yang umur lebih dari 35 tahun.

4. Bersama Keluarga membahas masalah yang ada

c. Kehamilan dengan kategori APGO

Berikan penyuluhan pada keluarga tentang faktor resiko

akibat kehamilan dengan umur lebih dari 35 tahun

Page 57: Kti akbid paramata  ariati

57

Rasional : Keluarga dapat mengetahui faktor resiko umur diatas 35 tahun

d. Menganjurkan pada ibu untuk membuat rencana persalinan di bidan serta

menyiapkan biaya dan kebutuhan lainya

Rasional : agar komplikasi dalam persalinan dapat dicegah

5. Memberitahu pada ibu dan keluarga tentang tanda – tanda persalinan

Rasional : Agar ibu dan keluarga mengetahui tentang tanda – tanda persalinan.

F. Implementasi

Sistematika dalam pelaksanaan asuhan kebidanan yang telah di rencanakan

disesuaikan dengan keadaan dan kondisi kesehatan dari Ny”L” yang

teridentifikasi.

1. Lakukan pendekatan pada keluarga.

Hasil : Keluarga koperatif dengan petugas

2. Memberitahu ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan

Hasil : Tekanan darah : 110/80 MmHg

Nadi : 88 kala/ menit

Suhu : 36,5 0C

Pernapasan : 20 kali/menit

3. Menjelaskan pada keluarga tentang masalah ibu yang hamil diatas umur 35

tahun, resiko yang terjadi pada ibunya tekanan darah yang tinggi, perdarahan

yang dapat membahayakan ibu dan bayinya, bayi dilahirkan secara cesar, dan

terjadi kehamilan diluar rahim.

Hasil : Ibu dan keluarga merasa cemas dengan kehamilan nya saat ini.

Page 58: Kti akbid paramata  ariati

58

4. Memberitahu ibu dan keluarga tentang tanda – tanda persalinan

Hasil : Ibu dan keluarga telah mengetahui tentang tanda – tanda persalinan.

G. Evaluasi

Tanggal 09 Mei 2014 Jam: 12.15 WITA

1. Keadaan umum ibu baik ditandai dengan tanda-tanda vital dalam batas normal

Tekanan darah : 110/80 MmHg

Nadi : 88 kali/ menit

Suhu : 36,5 0C

Pernapasan : 20 kali/menit

2. Pembesaran perut sesuai umur kehamilan, TFU 30 cm, LP 95 cm, TBJ 2850

Gram. Leopold 1 : Teraba lunak, keras dan tidak melenting(bokong)

Leopold II : Teraba bagian yang datar, keras(punggung kiri)

Leopold III : Teraba keras, bulat, melenting(kepala)

Leopold IV : Kepala belum masuk pintu atas panggul

Djj : 144x/menit

H. Pendokumentasian

Pada langkah ini telah di uraikan tentang penerapan manajemen kebidanan

dalam 7 langkah Varney dan akan di persingkat menjadi pendokumentasia pada

ibu hamil kategori APGO di Kelurahan Laino Kecamatan Batalaiworu

Kabupaten Muna tanggal 09 s.d 31 Mei 2014.

Page 59: Kti akbid paramata  ariati

59

1. Data Subyektif (S)

Ibu mengatakan :

1. Hamil yang kedelapan, melahirkan tujuh kali dan tidak pernah keguguran

2. Hamil 8 bulan

3. Hari pertama haid terakhir tanggal 30-09-2013

4. Sudah merasakan pergerakan janinya dalam 1 hari pergerakan janinya

sering bergerak.

2. Data Obyektif (O)

1. Keadaan umum ibu : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. Tinggi badan : 160 cm

4. Berat badan : 60 kg

5. Lila : 25 cm

6. Tanda-tanda vital

a. Tekanan darah : 100/70 MmHg

b. Nadi : 80 kali/ menit

c. Suhu : 36,5 0C

d. Pernapasan : 20 kali/menit

7. Pemeriksaan inspeksi,palpasi,dan perkusi

a. Kepala dan rambut

Inspeksi : Kepala dan rambut bersih, tidak rontok

Palpasi : Tidak ada benjolan

Page 60: Kti akbid paramata  ariati

60

b. Wajah/muka

Inspeksi : Ekspresi wajah senang, wajah tidak pucat, tidak ada

cloasma gravidarum.

Palpasi : Tidak ada oedema pada wajah

c. Mata

Inspeksi : Mata simetris kanan dan kiri, konjungtiva merah muda,

skelera tidak ikterus.

d. Hidung

Inspeksi : Simetris kanan dan kiri, konjungtiva merah muda,

skelera tidak ikterus.

e. Telinga

Inspeksi : Simetris kanan dan kiri, tidak ada secret, tampak adanya

polieter.

f. Mulut dan gigi

Inspeksi : Bibir lembab dan tidak pucat, tidak ada caries gigi, lidah

bersih, gusi merah muda, tidak ada sariawan.

g. Leher

Inspeksi : Tidak ada pembesaran kelenjar gondok

Palpasi : Tidak da pembesaran kelenjar gondok dan pembuluh

limfe, tidak ada pelebaran vena jugularis.

h. Payudara

Inspeksi : Payudara simetris kiri dan kanan, putting susu menonjol,

hyperpigmentasi pada areola mammae.

Page 61: Kti akbid paramata  ariati

61

Palpasi : Tidak ada benjolan, kolostrum ada, payudara tegang.

i. Abdomen

Inspeksi : Tidak ada luka bekas operasi, tonus otot perut tegang,

tampak linea nigra, terdapat striae livide.

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.

Leopold I : Teraba bulat, lunak, tidak melenting(bokong)

Pengukuran:

Tinggu fundus uteri : 30 cm

Lingkar perut : 95 cm

Tafsiran berat janin : 2850 gram

Leopold II : Pada bagian kiri ibu teraba bagian yang datar, keras

dan memanjang(punggung kiri)

Leopold III : Teraba bagian yang keras, bundar dan melenting

(kepala).

Leopold IV : Tangan konvergen, jari-jari tangan bertemu(kepala

belum masuk pintu atas panggul)

Auskultasi DJJ : Denyut jantung janin terdengar jelas, kuat dengan

frekuensi 140x/menit

j. Ektermitas atas dan bawah, tidak ada varises,tidak ada oedema, refleks

patella (+) kiri dan kanan.

Page 62: Kti akbid paramata  ariati

62

3. Assesment (A)

GVIIIPVIIA0,umur kehamilan 31 minggu 3 hari,punggung kiri, letak kepala,

belum masuk pintu atas panggul,intrauterin, tunggal, hidup, keadaan umum

ibu baik,dengan ibu hamil kategori APGO.

4. Planning (P)

1. Meminta persetujuan ibu untuk setiap tindakan yang akan di lakukan

Hasil : ibu bersedia dan mau di periksa.

2. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yaitu:

Tekanan darah : 100/70 MmHg

Nadi : 88 kali/menit

Suhu : 36,5 0C

Pernapasan : 20 kali/menit.

Hasil : ibu mengerti dengan keadaanya saat ini.

3. Menjelaskan pada keluarga tentang masalah factor resiko yang terjadi pada

ibu hamil diatas umur 35 tahun.

Hasil : Ibu dan keluarga merasa cemas dengan kehamilanya saat ini.

4. Memberitahu ibu dan keluarga tentang bahaya pada ibu hamil lebih dari 35

tahun, bahaya nya pada ibu bias terjadi tekanan darah yang tinggi, perdarahan

yang dapat membahayakan ibu dan bayinya, bayinya dilahirkan secara cesar,

dan terjadi kehamilan diluar rahim.

Hasil : Ibu dan keluarga baru mengetahui tantang bahaya pada ibu hamil lebih

dari 35 tahun.

Page 63: Kti akbid paramata  ariati

63

I. Catatan Perkembangan

Pada catatan perkembangan ini dilakukan pemantauan selama 3 minggu 1

hari mulai pada hari rabu dengan menggunakan metode pendekatan

Pendokumentasian Asuhan Kebidanan pada keluarga Tn”T” dengan ibu hamil

APGO Dikelurahan Laiworu Kecamatan Batalaiworu Kabupaten Muna 09 s.d 31

Mei 2014.

Kunjugan 1

Jum”at, 12 Mei 2014, Jam 11.30-13.30 WITA

a. Data subyektif (S)

Ibu mengatakan :

1) Hamil yang kedelapan, melahirkan tujuh kali, dan tidak pernah keguguran.

2) Sudah memeriksakan kehamilanya kepada bidan.

b. Data obyektif (O)

1) Keadaan umum ibu baik

2) Kesadaran composmentis

3) Tanda-tanda vital :

Tekanan darah : 100/70 mmHg

Nadi : 80x/menit

Pernapasan : 20x/menit

Suhu : 36,5 0c

4) Pemeriksaan fisik

1) Ibu

a) Keadaan umum ibu : Baik

Page 64: Kti akbid paramata  ariati

64

b) Kesadaran : Composmentis

c) Tinggi badan : 160 cm

d) Berat badan : 60 kg

e) Lila : 25 cm

f) Tanda-tanda vital

Tekanan darah : 100/70 MmHg

Nadi : 80 kali/ menit

Suhu : 36 oC

Pernapasan : 20 kali/menit

g) Pemeriksaan inspeksi,palpasi,dan perkusi

(a) Kepala dan rambut

Inspeksi : Kepala dan rambut bersih, tidak rontok

Palpasi : Tidak ada benjolan

(b) Wajah/muka

Inspeksi : Ekspresi wajah senang, wajah tidak pucat, tidak ada cloasma

gravidarum.

Palpasi : Tidak ada oedema pada wajah

(c) Mata

Inspeksi : Mata simetris kanan dan kiri, konjungtiva merah muda, skelera

tidak ikterus.

(d) Hidung

Inspeksi : Simetris kanan dan kiri, konjungtiva merah muda, skelera tidak

ikterus.

Page 65: Kti akbid paramata  ariati

65

(e) Telinga

Inspeksi : Simetris kanan dan kiri, tidak ada secret, tampak adanya polieter.

(f) Mulut dan gigi

Inspeksi : Bibir lembab dan tidak pucat, tidak ada caries gigi, lidah bersih,

gusi merah muda, tidak ada sariawan.

(g) Leher

Inspeksi : Tidak ada pembesaran kelenjar gondok

Palpasi : Tidak da pembesaran kelenjar gondok dan pembuluh limfe, tidak

ada pelebaran vena jugularis.

(h) Payudara

Inspeksi : Payudara simetris kiri dan kanan, putting susu menonjol,

hyperpigmentasi pada areola mammae. Palpasi : Tidak ada benjolan,

kolostrum ada, payudara tegang.

(i) Abdomen

Inspeksi : Tidak ada luka bekas operasi, tonus otot perut tegang, tampak

linea nigra, terdapat striae livide.

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.

Leopold I : Teraba lunak, bulat, tidak melenting(bokong)

Pengukuran:

Tinggu fundus uteri : 35 cm

Lingkar perut : 95 cm

Tafsiran berat janin : 2850 gram

Page 66: Kti akbid paramata  ariati

66

Leopold II : Pada bagian kiri ibu teraba bagian yang datar, keras dan

memanjang(punggung kiri)

Leopold III : Teraba bagian yang keras, bundar dan melenting (kepala).

Leopold IV : Tangan konvergen, jari-jari tangan bertemu(kepala belum

masuk pintu atas panggul)

Auskultasi DJJ : Denyut jantung janin terdengar jelas, kuat dengan frekuensi

140x/menit

(j) Ektermitas atas dan bawah, tidak ada varises,tidak ada oedema, refleks

patella (+) kiri dan kanan

c. Assessment (A)

Ibu hamil umur kehamilan 32 minggu, punggung kiri, letak kepala, kepala belum

msuk pintu atas panggul, intrauterine, tunggal, hidup, keadaan umum ibu dan

janin baik.

d. Planning (P)

1) Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu tentang pemeriksaan TTV,

pemeriksaan fisik.

Hasil : ibu mengerti dengan penjelasan bidan

2) Menjelaskan kepada ibu factor resiko hamil diatas umur 35 tahun

Hasil : ibu paham dengan penjelasan bidan

3) Memberikan obat tablet tambah darah pada ibu dan menjelaskan cara

mengkonsumsinya.

Hasil : ibu menerimah obat yang telah diberikan

Page 67: Kti akbid paramata  ariati

67

4) Memberikan susu ibu hamil pada ibu

Hasil : ibu telah menerimah susu yang telah diberikan dan mau

mengkonsumsinya.

5) Menganjurkan ibu istrahat yang cukup

Hasil : ibu sudah mulai tidur siang

6) Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan badan terutama kebersihan

daerah genitalia.

Hasil : ibu sudah mulai mengganti pakean dalam 2x sehari

Kunjungan 2

Minggu, 31 Mei 2014, Jam 08.30-10.00 WITA

b. Data subyektif (S)

Ibu mengatakan :

Usia kehamilanya 8 bulan lebih

c. Data obyektif (O)

1) Bapak Nampak sehat tidak ada kelainan.

a) Berat badan : 59 kg

b) Tinggi badan : 169 cm

c) Tanda-tanda vital :

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Nadi : 80x/menit

Suhu : 36,50c

Pernapasan : 20x/menit

Page 68: Kti akbid paramata  ariati

68

2) Ibu

b) Keadaan umum ibu : Baik

c) Kesadaran : Composmentis

d) Tinggi badan : 160 cm

e) Berat badan : 60 kg

f) Lila : 25 cm

g) Tanda-tanda vital

Tekanan darah : 100/70 MmHg

Nadi : 80 kali/ menit

Suhu : 36 oC

Pernapasan : 20 kali/menit

h) Pemeriksaan inspeksi,palpasi,dan perkusi

1) Kepala dan rambut

Inspeksi : Kepala dan rambut bersih, tidak rontok

Palpasi : Tidak ada benjolan

2) Wajah/muka

Inspeksi : Ekspresi wajah senang, wajah tidak pucat, tidak ada cloasma

gravidarum.

Palpasi : Tidak ada oedema pada wajah

3) Mata

Inspeksi : Mata simetris kanan dan kiri, konjungtiva merah muda, skelera

tidak ikterus.

Page 69: Kti akbid paramata  ariati

69

4) Hidung

Inspeksi : Simetris kanan dan kiri, konjungtiva merah muda, skelera tidak

ikterus.

5) Telinga

Inspeksi : Simetris kanan dan kiri, tidak ada secret, tampak adanya polieter.

6) Mulut dan gigi

Inspeksi : Bibir lembab dan tidak pucat, tidak ada caries gigi, lidah bersih,

gusi merah muda, tidak ada sariawan.

7) Leher

Inspeksi : Tidak ada pembesaran kelenjar gondok

Palpasi : Tidak da pembesaran kelenjar gondok dan pembuluh limfe, tidak

ada pelebaran vena jugularis.

8) Payudara

Inspeksi : Payudara simetris kiri dan kanan, putting susu menonjol,

hyperpigmentasi pada areola mammae. Palpasi : Tidak ada benjolan,

kolostrum ada, payudara tegang.

9) Abdomen

Inspeksi : Tidak ada luka bekas operasi, tonus otot perut tegang, tampak

linea nigra, terdapat striae livide.

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.

Leopold I : Teraba bulat, lunak dan tidak melenting(bokong)

Page 70: Kti akbid paramata  ariati

70

Pengukuran:

Tinggu fundus uteri : 30 cm

Lingkar perut : 95 cm

Tafsiran berat janin : 2850 gram

Leopold II : Pada bagian kiri ibu teraba bagian yang datar, keras dan

memanjang(punggung kiri)

Leopold III : Teraba bagian yang keras, bundar dan melenting (kepala).

Leopold IV : Tangan konvergen, jari-jari tangan bertemu(kepala belum

masuk pintu atas panggul)

Auskultasi DJJ : Denyut jantung janin terdengar jelas, kuat dengan frekuensi

140x/menit

10) Ektermitas atas dan bawah, tidak ada varises,tidak ada oedema, refleks

patella (+) kiri dan kanan

e. Assessment (A)

Ibu hamil dengan usia kehamilan 34 minggu 5 hari, punggung kiri, letak kepala,

kepala belum masuk pintu atas panggul, intrauterine, tunggal, hidup, keadaan

umum ibu dan janin baik.

f. Planning (P)

1) Meminta persetujuan pada ibu dan keluarga untuk setiap tindakan yang akan

dilakukan.

Hasil : ibu mengerti dengan penjelasan bidan

Page 71: Kti akbid paramata  ariati

71

2) Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga tentang pemeriksaan

tanda-tanda vital dan pemeriksaan fisik.

Hasil : ibu mengerti dengan penyampaian bidan.

3) Menganjurkan ibu agar tetap mengkonsumsi susu yang telh diberikan,

Hasil : ibu telah mengkonsumsi susu yang telah diberikan.

4) Menjelaskan tanda-tanda bahaya dalam kehamilan yaitu perdarahan dari jalan

lahir(pervaginam), sakit kepala hebat, mual muntah berlebihan, gangguan

penglihatan, gerakan janin berkurang/tidak da sama sekali, dan mengigil atau

demam.

Hasil : ibu mengerti dengan penjelasan bidan.

5) Menganjurkan pada ibu untuk tetap memeriksakan kehamilanya tepat waktu

dan bila ada keluhan.

Hasil : ibu mau mengikuti anjuran bidan.

Page 72: Kti akbid paramata  ariati

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan membahas tentang kesenjangan teori dan hasil studi kasus

berdasarkan penerapan manajemen asuhan pada keluarga Tn.”T” dengan ibu

hamil kategori APGO di Kelurahan Laino Kecamatan Batalaiworu tanggal 09 s.d

31 Mei 2014.

Pembahasan ini disusun berdasarkan pendekatan manajemen kebidanan yang

terdiri dari 7 langkah.

A. Identifikasi Data Dasar

Pada langkah ini penulis melakukan pengkajian data dasar yang meliputi

identitas klien, data biologis, data psikologis,sosial ekonomi dan

spritual.informasi yang di peroleh mengenai data-data tersebut penulis

mengadakan wawancara langsung dari klien dan keluarganya serta sebagian

bersumber dari pemerisaan fisik.selain itu di peroleh dari petugas kesehatan yang

menangani klien.

Dalam proses pengumpulan data penulis tidak mengalami hambatan yang

dapat mempengaruhi perolehan data.

B. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Aktual

Berdasarkan data yang telah di kumpulkan, beberapa diagnosa dan masalah

ditemukan pada keluarga. Dan adapula diagnosa dan masalah yang spesifik terjadi

pada anggota.Adapun diagnosa dan masalah yang teridentifikasi pada keluarga

Tn.”T” adalah sebagai berikut:

Page 73: Kti akbid paramata  ariati

73

1. Ibu hamil dengan Kategori APGO

Ibu hamil di atas umur 35 tahun

Dari beberapa diagnosa dan masalah yang ada secara keseluruhan memenuhi

standar diagnosa dengan kategori di akui dan telah di sahkan oleh profesi,

berhubungan langsung dengan praktik kebidanan dan dapat di selesaikan dengan

pendekatan manajemen kebidanan

C. Merumuskan Diagnosa atau Masalah Potensial

Pada tinjauan asuhan kebidanan identifikasi masalah potensial yang mungkin

terjadi pada Ny”L” berdasarkan pengumpulan data, pengamatan yang cermat dan

observasi yang akurat kemudian di evaluasi apakah terdapat kondisi yang

abnormal dan apabila tidak mendapatkan penanganan dapat menimbulakan

keadaan berbahaya dalam kehamilan sehingga mengancam kehidupan ibu dan

janin.

Berdasarkan teori, bahaya atau potensial yang akan terjadi pada kehamilan

adalah penurunan kesehatan otot dan fleksibilitas tulang sendi yang mempersulit

kontraksi sehingga kelahiran rata-rata lebih lama dan sedikit rumit, dengan lebih

sering harus dilakukan operasi Caesar(SC) dan pertolongan kelahiran lain(ekstrasi

vakum).

Page 74: Kti akbid paramata  ariati

74

D. Identifikasi Perlunya Tindakan Segera dan Kolaborasi

Dalam kasus ini penulis melakukan tindakan kolaborasi dengan dokter untuk

menyelesaikan masalah-masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga Tn”T”

E. Rencana Tindakan

Dalam merencanakan asuhan pada keluarga ini di dasarkan pada diagnosa dan

masalah yang teridentifikasi sebelumnya.Selain itu dalam perencenaan asuhan

juga memperhatikan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang sehubugan

dengan kondisi kesehatan anggota keluarga sekarang ini. oleh karena itu maka

asuhan yang di rencanakan selai bersifat pengamatan pada keadaan kesehatan juga

asuhan di titikberatkan pada pendidikan kesehatan yang berorientasi pada upaya

preventif dan promotif.

Adapun rencana tindakan pada kasus keluarga ini adalah:

1. Kehamilan

a. Minta persetujuan pada ibu dan keluarga untuk setiap tindakan yang akan

dilakukan

b. Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan kehamilanya

c. Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang masalah yang ada

d. Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang bahaya pada ibu hamil dengan

umur lebih dari 35 tahun.

e. Memberikan penyuluhan tentang be KB

f. Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang tanda – tanda persalinan.

g. Anjurkan ibu untuk tetap memeriksakan kehamilanya di posyandu.

h. Beritahu ibu bahwa akan di kunjungi lagi tanggal 10-06-2014.

Page 75: Kti akbid paramata  ariati

75

F. Pelaksanaan tindakan Asuhan Kebidanan

Pada tahap pelaksanaan asuhan kebidanan pada keluarga Tn.”T” seluruh

asuhan yang direncanakan terlaksana dengan baik. Asuhan yang diberikan tidak

memberatkan bagi keluarga sehingga setiap pelaksanaan asuhan selalu

mendapatkan respon yang baik dan diterima oleh keluarga.

Dalam pelaksanaan asuhan ada beberapa asuhan yang di laksanakan secara

terus menerus setiap waktu melakukan kunjungan , namun ada beberapa asuhan

hanya di berikan, disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan keluarga.

1. Meminta persetujuan ibu untuk setiap tindakan yang akan di lakukan

Hasil : Ibu bersedia dan mau di periksa.

2. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yaitu yaitu keadaan umum ibu baik,

Tanda-tanda vital

Tekanan darah : 100/70 MmHg

Nadi : 88 kali/menit

Suhu : 36,5oC,

Pernapasan : 20 kali/menit,.

Hasil : ibu mengerti dengan keadaan saat ini

3. Menjelaskan pada keluarga tentang masalah yang ada

Hasil : Ibu dan keluarga telah mengetahui tentang masalah yang ada

4. Memberitahu ibu dan keluarga tentang bahaya pada ibu hamil lebih dari 35

tahun.

Hasil : Ibu dan keluarga mengetahui tantang bahaya pada ibu hamil lebih

dari 35 tahun.

Page 76: Kti akbid paramata  ariati

76

5. Memberitahu ibu dan keluarga tentang tanda – tanda persalinan

Hasil : Ibu dan keluarga telah mengetahui tentang tanda – tanda persalinan

G. Evaluasi

Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses manajemen asuhan

kebidanan di mana pada tahap ini di nilai adanya kemajuan dan keberhasilaan

dalam mengatasi masalah yang di hadapi oleh keluarga.Dalam evaluasi selama

melakukan penelitian.

Page 77: Kti akbid paramata  ariati

77

BAB V

PENUTUP

Setelah penulis mempelajari teori dan pengalaman langsung dilahan praktek

melalui studi kasus tentang asuhan kebidanan komunitas pada keluarga Tn.”T”

dengan ibu hamil APGO diKelurahan Laiworu Kecamatan Batalaiworu, maka

dalam bab ini penulis menarik kesimpulan dan saran-saran.

A. Kesimpulan

1. Pendokumentasian sangat penting dilaksanakan pada setiap tahap dari proses

asuhan kebidanan, karena hal ini merupakan bukti penanggung jawaban

bidan terhadap klien. Potensial yaitu sampaikan hasil pemeriksaan dan

pengamatan pada keluarga. Dari rencana asuhan kebidanan tersebut yang

telah diberikan ada kasus ini ada kesesuaian antara teori dan kasus yang ada.

2. Pada manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan komunitas pada

keluarga Tn.”T” mulai dari pengkajian sampai tahap akhir tidak ditemukan

adanya hambatan oleh karena adanya kerja sama antara klien dan petugas

kesehatan sehingga semua tindakan dapat terlaksana dengan baik.

3. Kurangnya pengetahuan tentang ibu hamil yang beresiko hamil diatas umur

35 tahun sehingga ibu tidak memikirkan dampak yang terjadi pada dirinya

dan janinya.

4. Dengan menilai ibu hamil yang beresiko hamil diatas umur 35 tahun

memerlukan tindakan segera atau berkolaborasi dengan dengan dokter.

Page 78: Kti akbid paramata  ariati

78

5. Memberikan rencana asuhan terhadap ibu hamil diatas umur 35 tahun, asuhan

yang memenuhi tentang dampak dari ibu yang hamil diatas umur 35 tahun.

6. Asuhan yang diberikan kepada ibu secara efisien dan efektif , dan

menjelaskan tentang yang dialaminya sekarang.

7. Telah terlaksananya tindakan yang bidan lakukan terhadap pasien yang hamil

diatas umur 35 tahun.

8. Telah dilakukan pendokumentasian asuhan kebidanan pada keluarga Tn”T”

dan telah dijelaskan secara tepat.

B. Saran

1. Diharapkan bagi pihak puskesmas agar mempertahankan dan dapat

meningkatkan kualitas dalam penanganan APGO pada ibu hamil.

2. Diharapkan bagi ibu hamil dengan APGO untuk mengetahui tentang factor

resiko hamil diumur yang terlau tua, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak

dinginkan oleh janinya.

3. Kepada mahasiswa (khususnya mahasiswa kebidanan) atau pembaca

disarankan agar dapat mengambil pelajaran dari kasus ini sehingga apabila

mendapatkan ibu hamil dengan factor resiko tinggi, maka kita dapat melakukan

tindakan yang tepat agar masalah tersebut tidak berlanjut ke arah yang lebih

buruk.

Page 79: Kti akbid paramata  ariati

79

DAFTAR PUSTAKA

Kadra. (2009) Kebidanan Komunitas Available at

kadrawilko.blogspot.2009/01/kebidanan-komunitas.

Mufdillah. (2009) Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Yogyakarta. Nuha

Medika.

Manuaba, Syafrudin (2010) Laporan Ujian Studi Kasus Available at

laporan-ujian-studi-kasus-kebidanan.html.

Mandriwati, G.A(2007) Asuhan Kebidanan Antenatal. Penerbit Buku

Kedokteran. Jakarta.EGC.

Murkoff , (2007). Kesehatan Ibu dan Anak.Kehamilan Dengan Resiko

Tinggi. kesehatan.ibu&anak.kehamilan.denganresikotinggi.htm

Nasrul, evendy(2010). Faktor Resiko.

Prawirohardjo, Sarwono. (2008) Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo.

Prawirohardjo, Sarwono. (2010) Pelayanan Kesehatan Maternal Dan

Neonatal. Jakarta, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Ridwanamiruddin, (2007) . factor Usia. faktorusia.midwife.is.htm

Safiuddin, A.B (2011) Buku Pelayanan Kesehatan Maternal dan Nonatal,

Jakarta : BP-SP.

Sutjahjo.(2011) Asuhan Keperawatan Kesehatan Available at

Salmah, et al.2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. EGC. Jakarta

Samineum. 2009. Kehamilan Normal. Jakarta. EGC

sulistyoningsih. (2011). Factor Resiko Kehamilan diatas 30 tahun.

faktoresiko.kehamilandiatasusia30tahun.maulacute14.htm

Page 80: Kti akbid paramata  ariati

80

Page 81: Kti akbid paramata  ariati

81