n. n. - cerita wayang

Upload: yoni-ahmad

Post on 09-Apr-2018

319 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • 8/8/2019 N. N. - Cerita Wayang

    1/31

    Abimanyu Gendong

    Arjuna yang pergi dari Kasatrian Madukara. Hal ini menyebabkan para Pandawa sedih, sebab Dewi Subadramasih menyusui Abimanyu yang saat itu masih bayi. Tiba-tiba Prabu Baladewa sebagai utusan Duryudanadatang ingin memboyong Abimanyu beserta Dewi Subadra ke Kerajaan Astina. Namun Abimanyu yangmasih kecil itu selalu menangis dan minta bunga Tunjungseta. Permintaan bayi itu akan diusahakan olehDrona.

    Dewi Subadra dan Abimanyu dibawa Baladewa ke Astina tetapi Dewi Srikandi ingin ikut. Baladewa melarangsehingga terjadi pertengkaran. Setelah mereka sampai di tengah hutan, Patih Pragota diperintah Baladewauntuk membawa Abimanyu ke tengah hutan bersama keris Baladewa. Pragota tanggap bahwa Abimanyusupaya dibunuh, tetapi karena tidak sampai hati, Abimanyu ditinggal sendirian di tengah hutan. Di hutan ituAbimanyu dilindungi oleh seekor gajah, burung, dan ular.

    Pada waktu Abimanyu sendirian di tengah hutan ia buang hajad kebetulan mengenai Jaka Prayitna yangbertapa dan Abimanyu dibunuhnya. Peristiwa itu membuat marah sang Gajah yang mengawal Abimanyu.Jaka Prayitna dikejar gajah, burung, dan ular, sampai bertemu dengan Arjuna maka terjadi peperangan.

    Gajah kembali ujudnya yaitu Bima, burung garuda menjadi Gatotkaca dan ular menjadi Antareja, sedangkanAbimanyu dihidupkan Arjuna, dan diminta pergi ke Astina bersama Jaka Prayitna untuk menemui Baladewa.Terjadilah peperangan antara Kurawa dengan Jaka Prayitna dan akhirnya Dewi Subadra dikembalikankepada Arjuna.

    Abimanyu Grogol

    Abimanyu berada di Tegalkuru dan membuat pesanggarahan. Ulah Abimanyu itu membuat marahDuryudana, penguasa Astina dan atas bantuan Begawan Pramana Sejati, Abimanyu dikutuk menjadi arca.

    Sementara di Kasatrian Madukara Dewi Dewi Subadra meminta kepada Arjuna untuk mencari Abimanyu.Pada saat yang sama, Wisanggeni dari Kahyangan Argadahana dan Prabangkara dari Kaindran ingin mencariayahnya. Di tengah jalan mereka bertemu Gatotkaca yang meminta bantuannya untuk menolong Abimanyuyang menjadi arca. Wisanggeni memoleskan minyak Candusekti pada arca itu dan Abimanyu hidup kembali.Selanjutnya mereka menuju ke Keraton Astina dan bertemu dengan Arjuna.

    Arjuna kemudian berperang tanding melawan Begawan Pramanasejati tetapi tidak dapat me-ngalahkan.Akhirnya Kresna minta bantuan Semar untuk melawan Pramanasejati dan kembali berujud semula yaituBatari Durga dan pulang ke Setra Gandamayit.

    Abimanyu Gugur

    Terkadang disebut Angkawijaya Gugur, yang tergolong lakon pakem, adalah bagian dari serial lakon-lakonBaratayuda. Dalam lakon itu diceritakan tentang kegundahan Abimanyu karena ia tidak diijinkan turun kegelanggang Baratayuda. Baru pada hari ke tigabelas, Abimanyu diperkenankan ikut berperang.

    Pada hari itu, Arjuna dan Bima terpancing mengejar lawan-lawannya sampai keluar gelanggang. Dengandemikian di tengah gelanggang, Abimanyu menjadi pusat sasaran musuh. Abimanyu akhirnya tewas dengan

    tubuh penuh luka. Namun gugurnya Abimanya berhasil membunuh Lesmana Mandrakumara, aliasSarojakusuma, putra mahkota Astina. Putra Mahkota Astina itu mati ketika hendak mencoba menjadipahlawan dengan membunuh Abimanyu yang telah terkepung. Abimanyu akhirnya gugur setelah dikeroyokpara Kurawa, dan kepalanya dihantam gada Kyai Glinggang milik Jayadrata.

    Sebelumnya, dari pihak Pandawa, telah gugur tiga orang ksatria putra Arjuna lainnya, yakni Brantalaras,Bambang Sumitra, dan Wilugangga. Ketiganya gugur terkena panah Begawan Drona. Inilah yang terutamamembuat Abimanyu mengamuk, kehilangan kewaspadaan, dan akhirnya terjebak dalam perangkap siasatperang Kurawa.

  • 8/8/2019 N. N. - Cerita Wayang

    2/31

    Dalam pewayangan diceritakan, gugurnya Abimanyu juga disebabkan termakan oleh sumpahnyasendiri.Dulu, sebelum menikah dengan Dewi Utari, untuk meyakinkan bahwa ia masih perjaka, Abimanyuberkata: "Aku masih perjaka. Jika aku berkata tidak benar, kelak aku akan mati dengan tubuh penuh anakpanah."

    Abiyasa Lair/ Palasara Rabi

    Cerita ini mengisahkan tentang Palasara yang menjadi pertapa besar dan sedang diuji oleh Hyang Gurumelalui bidadari tetapi tidak berhasil. Oleh Hyang Guru dicoba lagi dengan Narada merubah dirinya menjadisepasang burung emprit dan bersarang di gelung Palasara, tetapi juga tidak dihiraukannya. Namun setelahia mengetahui kedua burung itu tidak mengurus anaknya ia marah dan mengejar burung itu.

    Sesampainya ditepi Sungai Gangga, Begawan Palasara bertemu dngan Dewi Durgandini dan dapat menebakteka-teki akhirnya menjadi istrinya dan Palasara membuat istana di Hutan Gajah Oya.

    Perkawinannya melahirkan seorang anak diberi nama Kresnadwipayana (Abyasa). Selama tinggal di tepiSungai Gangga, dari perahu Durgandini, lahir Kencakarupa dan Rupakenca, Dewi Rekatawati, dan Rajamala.Dalam hal ini ia tidak jadi meneruskan memburu burung dan kembali ke Gajah Oya. Sementara itu ketigaputra angkat Palasara , yaitu Kencakarupa, Rupakenca dan Rajamala mengadakan pembrontakan di Wirata,

    tetapi dikalahkan oleh Durgandana.

    Palasara kemudian meninggalkan Dewi Durgandini. Dewi Durgandini kemudian diperistri Oleh Sentanu.

    Adon-adon Rajamala

    Pangeran Wratsangka dan Utara menghadap ayahnya Prabu Matswapati dan memohon agar sang Rajamencari jago untuk menandingi Rajamala, yang menjadi jago dari Kencakarupa dan Rupakenca. Sang Rajamemberikan nasehat agar menemui Lurah Wijakangka yang kemungkinan dapat mencarikan jago.Perjalanan mereka tidak sia-sia, ternyata lurah pasar itu mengatakan adiknya, Abilawa akan siap menjadijago, maka bersama-sama mereka pergi ke tempat Jagal Walakas.

    Namun yang dicari tidak ada dan mendengar bahwa adiknya berada di hutan, segera ia mencarinya danmenemukannya. Ia sedang tidur di bawah pohon beringin. Wijakangka membangunkannya dengan caramenarik rambut yang ada pada ibu jari kakinya. Abilawa terbangun, karena merasa terganggu tidurnya, iamarah dan mengangkat ke udara Wijakangka. Namun setelah dijelaskan ia tenang kembali dan sanggupmenjadi jago melawan Rajamala.

    Sementara Pamadi yang diikuti Semar, Gareng dan Petruk berada di hutan dan bertemu sepasang raksasayang akan memangsanya, tetapi setelah Arjuna melepaskan panahnya kedua raksasa itu berubah ujudmenjadi Dewa Brahma dan istrinya, Rarasati. Ia memerintahkan kepada Arjuna agar pergi ke alun-alunWirata dan menghadiahkan senjata Bramasta untuk membunuh Rajamala. Namun, Pamadi harus menyamarsebagai wanita dengan nama Kandi Wrahatnala.

    Di alun-alun Wirata perang tanding Rajamala melawan Abilawa dimulai. Jagal Abilawa berhasil melemparkanmusuhnya sehingga tidak bergerak. Teman-temannya menolongnya dengan melemparkan Rajamala kedalam kolam yang berisi air berkhasiat yang dapat menyembuhkan. Akibatnya, Rajamala segar bugar ke

    luar dari kolam dan menyerang Abilawa, begitu berulangkali dan Abilawa tidak dapat membunuhnya. Hal inidilihat oleh Kandi Wrahatnala, maka ia memberikan senjata Bramasta kepada Semar agar dimasukkan kedalam kolam dan seketika itu air kolam mendidih dan berbusa.

    Pada waktu Rajamala jatuh dan dimasukkan ke dalam kolam ia tidak segar bugar tetapi tubuhnya hancurlebur dan mati. Kencakarupa dan Rupakenca melihat jagonya mati maka mengejar Abilawa dan dalampengejarannya ia bertemu dengan Kandi Wrahatnala maka ia jatuh cinta dan ingin mengawininya.

    Selanjutnya Kandi Wrahatala mengabdi kepada Dewi Utari dan sanggup menolong Kencakarupa. Pada suatuhari ia diutus Utari untuk membawa surat untuk Kencaka. Kesempatan ini digunakan Kencakarupa untuk

  • 8/8/2019 N. N. - Cerita Wayang

    3/31

  • 8/8/2019 N. N. - Cerita Wayang

    4/31

    Dengan sisa-sisa tenaganya R.Gatotkaca melarikan diri untuk menghadap Resi Seta. Oleh Resi SetaR.Gatotkaca diberi Aji Narantaka untuk menandingi Aji Gineng milik R.Dursala. Setelah mendapatkankesaktian dan aji Narantaka, R.Gatotkaca kembali menemui Dursala.

    Melihat kedatangan R.Gatokaca, Dursala lalu menghantamnya dengan aji Gineng namun dapat ditangkisdengan aji Narantaka milik Gatotkaca. Benturan Aji Gineng milik R.Dursala dan Aji Narantaka milik

    R.Gatotkaca menimbulkan suara yang dahsyat. Akhirnya Aji Gineng tidak dapat mengalahkan Aji Narantakamilik Gatotkaca, akibatnya tubuh R.Dursala hancur lebur terkena hantaman Aji Narantaka. Dengan kematianR.Dursala, bala tentara Kurawa kucar-kacir dan melarikan diri kembali ke negara Astina untuk memberikabar kematian R.Dursala.

    Gatotkaca dengan memiliki Aji Narantaka, sesumbar barang siapa wanita yang mampu menahan AjiNarantaka miliknya, ia akan diperistri. Ternyata Dewi Sampani mampu menahan Aji Narantaka miliknya,maka diperistrilah Dewi Santaka dan berputra Jaya Sumpena.

    Alap-alatak Dursilawati

    Pada suatu hari Prabu Suyudana kehilangan adiknya putri yakni Dursilawati yang telah bertunangan denganJayadrata. Untuk itu sang Raja mengutus Adipati Karna yang diikuti Kurawa mencari putri itu. Di perjalananbertemu dengan Kala Bancuring, Kala Mingkalpa dan Kala Pralemba utusan Prabu Kuranda Gena dariTirtakadasar, yang ingin pergi ke Astina dan terjadi perkelahian.

    Sementara Arjuna yang diikuti Semar, Gareng, Petruk sedang lewat di tengah hutan tiba-tiba mendengartangis wanita yang berada di atas punggung gajah yakni Dursilawati. Tanpa pikir panjang Arjuna segeramemberi pertolongan dengan melepaskan takah angin untuk mengusir gajah itu serta membebaskan sangPutri, yang selanjutnya akan dibawa ke Astina. Namun diperjalanan Arjuna diserang oleh Kurawa danditangkap, diikat kemudian ditahan di Astina.

    Prabu Kurandageni yang mendengar berita bahwa bala tentaranya terbunuh maka ia mengutus embanKepetmega untuk menculik Dursilawati. Perjalanan Kepetmega membuahkan hasil sehingga membuat gusarPrabu Suyudana. Untuk itu ia minta pertolongan Arjuna agar datat menemukan kembali Dursilawati. KaliArjuna sanggup tetapi ia minta Jayadrata mengikutinya dan kedua ksatria itu menuju Tirtakadasar.

    Setelah tiba ditemtat penyekatak Dewi Dursilawati, Arjuna mengajukan pertanyaan, atakah Dursilawatibersedia menjadi istri Jayadrata. Setelah mendatat jawaban yang pasti maka Jayadrata dimintamembebaskan sendiri Dursilawati di ruang Prabu Kuranda Geni.

    Akhirnya Arjuna datat membunuh Kuranda Geni da n membebaskannya dan dibawa ke Astina. MakaSuyudana mengawinkan pasangan itu. Sedangkan gajah yang menculik Dursilawati datang tetapi datatdibunuh Bima.

    Alap-alatak Setyaboma

    Terkadang juga disebut lakon Kresna Pujangga. Begawan Drona dan Prabu Kalakresna adalah dua di antarabanyak pihak yang ingin memperistri Dewi Setyaboma, putri Prabu Setyajid dari Kerajaan Lesanpura. Satusyarat yang harus ditempuh para pelamar sang Dewi, adalah harus sanggup mengalahkan kesaktianSetyaki, adik Dewi Setyaboma. Drona yang didukung oleh Kurawa, menunjuk Dursasana sebagai wakilDrona pada adu kesaktian itu. Ternyata Dursasana kalah, walaupun para Kurawa yang lain datangmembantunya.

    Setelah Dursana dan para Kurawa serta raja-raja yang lain dikalahkan, datanglah Arjunamemasuki gelanggang sayembara. Ternyata Arjuna menang. Namuk Dewi Setyaboma belum mau

  • 8/8/2019 N. N. - Cerita Wayang

    5/31

    menerima kemenangan Arjuna, sebelum ksatria Pandawa itu dapat menguraikan tebakannya Rasa sejatidan sejatining rasa. Arjuna bingung menghadapi tebakan itu dan karenanya ia minta waktu.

    Pada saat itulah Dewi Setyaboma diculik Patih Kalawresni dan dibawa ke Kerajaan Dwarawati, ke hadapanPrabu Kalakresna.Saat itulah Arjuna dan Narayana datang membebaskan Dewi Setyaboma. Patih Kalawresni dan PrabuKalakresna dikalahkan. Narayana juga sanggup menguraikan tebakan Setyaboma, sehingga ialah yang

    kemudian menjadi suami Dewi Setyaboma.

    Alap-alapan Larasati

    Kyai Antagopa yang bertempat tinggal di Widarakandang wilayah Mandura mempunyai anak Rarasati, sertamempunyai anak angkat Bratajaya dan Narayana. Rarasati telah dewasa dan cantik maka banyak pria yangmelamar. Agar ia mendapatkan suami yang terhormat maka kakaknya, yakni Udawa mengadakansayembara perang tanding, ia sendiri jagonya. Banyak para raja dan pangeran yang melamar termasukJayapitana putra mahkota dari Astina yang telah mendapat restu Drestarastra. Ia datang ke Widarakandangbersama Sengkuni, Dursasana, Jayadrata mencoba memasuki sayembara perang tetapi Suyudana kalah.

    Sementara Arjuna diberitahu oleh Abiyasa bahwa Dewi Rarasati itu diperuntukan kepadanya, oleh karena itu

    ia diperintah untuk segera datang di Kademangan Wirakandang. Semar memberikan nasehat agar Rarasatidilarikan tetapi Arjuna menolak dan memutuskan akan mengikuti sayembara perang.

    Setelah tiba di Widarakandang sebenarnya ia merupakan tamu yang ditungu-tunggu, tetapi Arjuna tetapakan mengadakan perang tanding. Narayana mentertawakan dan mengatakan bahwa sayembara itu hanyatipu muslihat Udawa agar supaya Dewi Rarasati tidak diambil orang lain, karena menurut dewa, Rarasatitelah ditentukan sebagai istri Permadi.Arjuna tidak senang mendengar keterangan itu dan ia tetap ingin perang tanding. Sekarang perang tandingdimulai dan akhirnya Udawa kalah dan Udawa me-nyerahkan Rarasati kepada Arjuna.

    Alap-alapan Surtikanti

    Dalam lakon ini, diceritakan keresahan Prabu Salya setelah mendapat laporan tentang adanya seseorangyang serupa dengan Permadi (Arjuna semasa muda) sering memasuki keputren pada malam hari.

    Karena secara tak langsung Permadi menjadi tertuduh, ia menyanggupi akan menangkap orang yangmelarikan putri Prabu Salya itu dalam waktu satu minggu. Melalui perang tanding seru, akhirnya Permadibisa menangkapnya. Ternyata yang sering datang ke keputren menjumpai Dewi Surtikanti adalahSuryaputra alias Karna.

    Sementara itu, dibantu oleh Permadi, Suryaputra berhasil mengalahkan Prabu Karnamandra, raja Awangga.Sesudah menjadi raja di Awangga, Suryaputra alias Adipati Karna dikawinkan dengan Dewi Surtikanti, atasusaha Permadi alias Arjuna.

    Alap-alapan Setyaboma

    Terkadang juga disebut lakon Kresna Pujangga. Begawan Drona dan Prabu Kalakresna adalah dua di antarabanyak pihak yang ingin memperistri Dewi Setyaboma, putri Prabu Setyajid dari Kerajaan Lesanpura. Satusyarat yang harus ditempuh para pelamar sang Dewi, adalah harus sanggup mengalahkan kesaktianSetyaki, adik Dewi Setyaboma. Drona yang didukung oleh Kurawa, menunjuk Dursasana sebagai wakilDrona pada adu kesaktian itu. Ternyata Dursasana kalah, walaupun para Kurawa yang lain datangmembantunya.

    Setelah Dursana dan para Kurawa serta raja-raja yang lain dikalahkan, datanglah Arjuna

  • 8/8/2019 N. N. - Cerita Wayang

    6/31

    memasuki gelanggang sayembara. Ternyata Arjuna menang. Namun Dewi Setyaboma belum maumenerima kemenangan Arjuna, sebelum ksatria Pandawa itu dapat menguraikan tebakannya Rasa sejatidan sejatining rasa. Arjuna bingung menghadapi tebakan itu dan karenanya ia minta waktu.

    Pada saat itulah Dewi Setyaboma diculik Patih Kalawresni dan dibawa ke Kerajaan Dwarawati, ke hadapanPrabu Kalakresna.Saat itulah Arjuna dan Narayana datang membebaskan Dewi Setyaboma. Patih Kalawresni dan Prabu

    Kalakresna dikalahkan. Narayana juga sanggup menguraikan tebakan Setyaboma, sehingga ialah yangkemudian menjadi suami Dewi Setyaboma.

    Alap-alapan Ulupi

    Arjuna rindu terhadap Dewi Anggraini . Kerinduan Arjuna itu diketahui oleh Batara Kamajaya, yangkemudian mendatanginya dan menjelaskan bahwa ada seorang wanita yang wajah dan tindak tanduknyamirip dengan Dewi Angraini, tempatnya di Pertapaan Yasarata. Nama wanita itu adalah Dewi Ulupi atauPalupi, anak Begawan Kanwa.Siapa yang dapat mengalahkan Antasena, dia berhak menjadi suami Dewi Ulupi.

    Berita diadakannya sayembara bagi Dewi Ulupi didengar oleh Dursasana dari Kerajaan Astina danDewasrani dari Kerajaan Tunggul Malaya yang juga ingin melamar Dewi Ulupi. Dursasana dan Jayadratamaju perang melawan Antasena, dengan mudah terlempar oleh kesaktian Antasena. Demikian jugaDewasrani juga mengalami nasib yang sama.Akhirnya Arjuna datang, dan dapat memenang-kan sayembara itu, sehingga ia berhak mengawini DewiUlupi.

    Antarja Lair

    Di negara Saptapratala, Hyang Anantaboga, resi Abiyasa, para Pandawa, berkumpul untuk menunggu DewiNagagini yang akan melahirkan putera, berkatalah resi Abiyasa,"Hyang Anantaboga perkenankanlahnagagini saya bawa ke negara Amarta, jika bayi telah lahir, akan saya serahkan kembali ." Hyang

    Anantaboga menyetujuinya, dan berangkatlah Resi Abiyasa dengan Dewi Nagagini beserta pada Pandawakembali ke Amarta. Sesampainya di Amarta telah hadir pula Hyang Kanekaputra dan para bidadari,berkatalah Hyang Narada,"gara-gara telah terjadi , tak lain dan tak bukan, titahku resi Abiyasa akanmenurunkan ke-alusan-nya Gandamana, lagipula aku datang di Amarta atas nama Hyang guru, untukmenyaksikan kelahiran bayi Nagagini". Tak lama setelah Hyang Narada bersabda, lahirlah bayi darikandungan Dewi Nagagini.

    Resi Abiyasa diberitahu oleh Hyang Kanekaputra, bahwa Hyang Guru berkenan memberi nama kepada sibayi: Senaputra, Antarja, lagipula diberi wahyu kesaktian racun hru pada gigi taringnya si bayi. Untukmendapatkan kelemasan ototototnya, diseyogyakan si bayi diadu perang, dikemudian hari bayi akanmenjadi jagonya para dewa. Setelah Hyang Narada selesai bersabda, kembalilah ke Suralaya diiring padabidadari . Negara Amarta pada waktu yang bersamaan , dikepung oleh musuh, raja dari Paranggumiwang,bernama Prabu Salksadewa, datang akan menuntut balas dendam kematian ayahnya prabu Kaskaya, yangdibunuh oleh prabu Pandudewanata, ayah dari Prabu Yudistira dari negara Wanamarta.

    Berkatalah Hyang Anantaboga,"Biarlah si Antarja menghadapi musuh dari Paranggumiwang, Werkudarabimbinglah puteramu ke medan laga". Prabu Saksadewa mati oleh Anantareja, prajurit Paranggumiwang,patih Kalasudarga, emban Saksadewi tak dapat pula menandingi Antarja, mati kesemuanya oleh puteraRaden Arya Werkudara, Antareja.

    Seluruh istana besukacita merayakan kemenangan, Hyang Ananboga membawa cucunya Raden Anatarejakembali ke Saptapratala.

  • 8/8/2019 N. N. - Cerita Wayang

    7/31

    Antarja Takon Bapa

    Di kerajaan Astina Prabu Nagabagendo, Begawan Durna menghadap Prabu Duryudana, oleh Begawan Durnadikatakan bahwa anak muridnya yang bernama Nagabagendo bersedia menjadi duta untuk membinasakanPandawa. Setelah semua mufakat, berangkatlah Begawan Durna diiringi Prabu Nagabagendo menujunegeri Amarta, namun diperjalanan bertemu dengan R. Sentyaki dan R. Udawa kesatria dari Dwarawati.

    Setelah mengetahui bahwa Prabu Nagabagendo akan menjadi perusuh dan membahayakan keluargaPandawa, kedua satria tersebut lalu berperang dengan Prabu Nagabagendo dam kedua satria digertak PrabuNagabagendo, R. Udawa jatuh dilapangan negeri Amarta dan R. Sentyaki jatuh di negeri Amarta. Begitu R.Sentyaki mendapat dirinya berada di negeri Amarta, segera melaporkan akan mara bahaya yang akanmenimpa pihak Pandawa, belum selesai melaporkan kejadian yang dialami pihak Pandawa, datang PrabuNagabagendo untuk merebut kekuasaan Amarta, maka terjadilah peperangan dan pihak Pandawa tak adayang dapat mengalahkan kesaktian Prabu Nagabagendo.

    Akhirnya berdasarkan saran Prabu Kresna, bahwa yang dapat mengalahkan Prabu Nagabagendo adalahkesatria yang berkulit sisik seperti ular, maka R. Angkawijaya ditugaskan untuk mencari satria yangdimaksud. Sementara itu di sumur Jalatunda, R. Pudak Kencana menghadap kakeknya, Sang HyangHanantaboga untuk diberitahu siapa sebenarnya ayahnya dan dimana berada.

    Oleh Sang Hyang Hanantaboga diberitahu bahwa ayahndanya ada di negeri Amarta bersemayam diKasatrian Jodipati. Dengan diiringi kakeknya, R. Pudak Kencana pergi menuju kasatrian Jodipati dan ditengah jalan bertemulah ia dengan R. Angkawijaya yang sedang mencari jago untuk melawan PrabuNagabagendo. Sesampainya di negeri Amarta, R. Pudak Kencana bertemu dengan R. Werkudara, namun R.Werkudara akan mengakui sebagai anaknya bila mampu membinasakan Prabu Nagabagendo. Akhirnya R.Pudak Kencana berperang melawan Prabu Nagabagendo dan binasa, oleh kakeknya R. Pudak Kencana dapatdihidupkan kembali dengan air kehidupan yang disebut Tirta Kamandanu serta R. Pudak Kencana diberikesaktian Ajian Upas Onto.

    Dengan kesaktian Upas Onto, R. Pudak Kencana dapat membinasakan Prabu Nagabagendo dan bala tentaraKurawa dapat dikalahkan oleh Pandawa beserta putra-putranya.

    Dengan kematian Prabu Nagabagendo negeri Amarta menjadi aman, tentram dan damai serta R.PudakKencana menjadi bagian keluarga besar Pandawa dan beralih nama R.Antareja.

    Antasena Rabi

    Prabu Duryudana, Prabu Baladewa, patih Sangkuni dan R.Tirtanata sedang bersidang di Balairung istanaAstina untuk membahas pelaksanaan perkawinan putra mahkota negeri Astina R. Suryakusuma denganDewi Janaka yang telah dipersuntingkan dan dipertunangkan dengan R. Antasena putra R. Werkudara.

    Prabu Duryudana percaya dengan kelihaian Pendeta Durna bahwa pertunangan Dewi Janakawati dengan R.Antasena dapat digagalkan yang akhirnya Dewi Janakawati akan dipersandingkan dengan R. Suryakusuma.Prabu Kresna sedang bingung atas permintaan putranya Samba untuk dikawinkan dengan Janakawati,mengingat Dewi Janakawati telah dipertunangkan dengan R. Antasena putra Werkudara. Prabu DasaKumara raja negeri Krenda Bumi juga tergila-gila dengan Dewi Janakawati dan ingin memperistri, makadengan diikuti adiknya Prabu Dewa Pratala beserta bala tentaranya pergilah Prabu Dasa Kumara menuju

    Kasatrian Madukara.

    R. Janaka menghadapi banyaknya pelamar yang ingin mempersunting putrinya Dewi Janakawati, akhirnyadiadakan sayembara bertanding, dengan ketentuan siapa yang kalah dipersilahkan pulang kenegeri asalnya,dan barang siapa berbuat curang dinyatakan pihak yang kalah. Maka R. Samba, R. Suryakusuma, PrabuDasa Kumara dan R. Antasena saling berhadapan mengadu kesaktian. Yang akhirnya R. Antasenamemenangkan sayembara untuk memiliki Dewi Janakawati.

    Melihat R. Antasena yang tidak berhias dan bersehaja, Dewi Janakawati tidak mau dipersandingkan,akhirnya R. Janaka dengan senjata Kyai Pamuk menhajar R. Antasena dan keanehan terjadi bahwa R.Antasena tidak binasa dan luka terkena senjata R. Janaka justru sebaliknya menjadi kesatria yang tampan,

  • 8/8/2019 N. N. - Cerita Wayang

    8/31

    gagah dan perkasa sehingga Dewi Janakawati bersedia dipersandingnya perkawinan Dewi Janakawatidengan R. Antasena, Prabu Dewa Pratala mengamuk di kesatrian Madukara sebab kakandanya Prabu DasaKumara telah ditolak lamarannya memperistri Dewi Janakawati tetapi hal ini bisa ditangani oleh putraPendawa. Prabu Dewa Pratala yang mengamuk dapat dikalahkan R. Antasena dan melarikan diri sambilmenculik Dewi Pergiwati istri Gatotkaca yang akhirnya terjadilah saling kejar mengejar diangkasa dan PrabuDewa Pratala dapat dibinasakan R. Gatotkaca.

    Dengan binasanya Prabu Dewa Pratala negeri Amarta menjadi tenang dan R.Suryakusuma besertapengiringnya kembali ke negeri Astina, Prabu Kresna dan R.Samba juga kembali ke negeri Dwarawati.

    Arimba Lena

    Lakon ini menceritakan perjalanan

  • 8/8/2019 N. N. - Cerita Wayang

    9/31

    Abiyasa, Pamadi diminta menghadapi musuh yang dibantu Patih Gandamana dan akhirnya Ardawalika matiterbunuh dari tangan Arjuna. Dalam kematiannya ia mengancam kelak dalam perang Baratayuda akanmembalas dendam.

    Arjuna Lair 2Syahdan Hyang Siwahbuja, menerima Hyang Narada dan mendengarkan laporannya, bahwasanya gara-garaterjadi, dikarenakan Dyah Maerah permaisuri raja Mandura dan Dyah Kuntinalibrata permaisuri prabuPandudewanata dari kerajaan Astina, keduanya mereka mengandung dan sudah masanya bayi lahir, akantetapi hal tersebut hanya menunggu sabda Hyang Siwahbuja.

    Kepada Hyang Narada, Hyang Guru bersabda,Wahai kakanda Hyang Narada, sampaikanlah pesankukepada Hyang Wisnu dan Sri, bahwasanya kepada mereka saya perintahkan untuk menitis kepada DyahMaerah dan Dyah Kuntinalibrata. Wisnu, seyogyanya kehalusannya nanti pada Pandawa, yaitu bayi yangakan terlahir berilah nama raden Arjuna, juga Pamadi, , kewadagannya nantinya pada bayi yang akanterlahir dari Dyah Maerah, berikan nama raden Narayana, juga Kesawa. Sri juga demikian, kehalusannyapada Dyah Wara Subadra, dan kewadagannya pada Dyah Jembawati berikan juga nama Dyah Nawangsasi.,mundurlah Hyang Narada, dan setelah kepada mereka dijelaskan perintah Hyang Padawinenang, keduanyadibawa oleh Hyang Narada, turun ke bumi, bukan lagi berujud dewa, akan tetapi dalam bentuk cahaya.

    Prabu Basudewa, raja Mandura, mendapatkan wisik dewata, bahwasanya kelak Dewi Maerah permaisuriraja, akan melahirkan bayi gundangkasih, satu nantinya berwujud putih dan satu hitam, pula dewabersabda nantinya yang putih adalah penjelmaannya Hyang Basuki, adapun yang hitam Hyang Wisnu.Adapun permaisuri yang muda, Dewi Badrahini, akan melahirkan seorang puteri, itu pula besok akan adabidadari, Dewi Sri yang menjelmanya kepada sianak yang akan terlahir.

    Terdengar berita, bahwasanya Dewi Kuntilanibrata, permaisuri raja Astina, Pandudewanata sudah masanyaakan melahirkan bayi, akan hal itu sang prabu Basudewa berkehendak akan menghadirinya ke Astina. DiAstina Pandudewanata menungguhi Dewi Kuntinalibrata melahirkan bayinya. Hayu-hayu, bersabdalah HyangNarada kepadanya dengan diiring para bidadari, dengan mengheningkan cipta, suatu cahaya berlalu sudahmasuk ke kandungan Dyah Kunti, terlahirlah bayi dari kandunagn Dewi Kunti, dengan disaksikan pulabagawan Kresnadipayana, demikian pula Hyang Endra. Seorang bayi terlahir lelaki, oleh Hyang Endra bayidiangkat menjadi putera, diberinya nama Endratanaya, pula diberi senjata yang berupa panah bernamaBramasta. Hyang Endra dan Hyang Narada setelah selesai menunaikan tugasnya segera kembali ke

    kahyangan.

    Pada kalanya prabu Pandudewanata menjamu prabu Basudewa, prabu Bismaka, dengan dihadap pula paraPandawa, seorang prajurit juga melaporkan kepada sang prbau, musuh dari negara Srawantipura, prabuArdawalika dating, maksud akan membalas dendam kematian bapaknya dari Palasara.

    Prabu Pandudewanata memerintahkan kepada segenap wadya supaya menanggulangi musuh yang dating,resi Abiyasa memerintahkan kepada Arya Widura, dan Arjuna supaya dibawa pula dalam medan peperanganmelawan Ardawalika.

    Prabu Ardawalika dapat dibunh Arjuna, dan mengancam,Hai Arjuna, akan kubalas kematianku padakalanya Baratayuda sang Arjuna menjawabnya,Besok ataupun sekarang, bagiku siap menanggulanginya.

    Widura dan patih Arya Gandamana memunahkan musuh-musuh dari Srawantipura, bala yaksa matiterbunuh kesemuanya. Seluruh istana Astina, sangat bersenang hati, musuh telah sirna, mereka

    merayakannya dengan segenap anggota keluarga istana.

    Arjuna Papa 1

    Di istana Astina, dihadapan patih sakuni, prabu Suyudana berkata, Pamanda patih sakuni, sesudahnyaadinda Arjuna mati diracun, iba rasa hatiku, sekarang kuperintahkan, kepada ratu sabrang prabu

  • 8/8/2019 N. N. - Cerita Wayang

    10/31

    Jayasutikna hendaknya dapat memusnahkan para Pandawa, jika terlaksana, akan kupenuhi permintaannyameminang ananda Dewi Lesmanawati, berangkatlah patih Sakuni, resi Durna, dan para Kurawa untukmenyampaikan pesan prabu Suyudana.

    Hyang Baruna beserta puterinya retna Suyakti, iba rasa hatinya melihat Arjuna terapung-apung disamudera, berkatalah, Wahai, raden Arjuna, kusembuhkan raden dari perbuatan para Kurawa yangmeracuni raden, baiklah raden segera berangkat ke Sigrangga. Adapun putramu Abimanyu dan Irawan,

    telah berada di Astina, sembuhlah raden Arjuna dari keracunannya, sambil mengucapkan terimaksih,berangkatlah Arjuna ke gua Srigangga.

    Pula telah berkumpul, Sri Kresna dengan prabu Yudistira, Nakula, Sadewa dan Werkudara, kesemuanyaakan menuju ke istana Astina, tak lain akan mencari Arjuna, demikian pula Gatutkaca, Anantasena,kesemuanya telah berangkat untuk mencari pamandanya Arjuna.

    Dewi Banowati terperanjat hatinya melihat raden Arjuna sudah ada di kamarnya, setellah berbincang-bincang, masuklah raden Abimanyu dan Irawan, dengan isyarat darii ayahandanya, diseyogyakan menujuke ruangan lain, lajulah raden Abimanyu ke gupit Mandragini, dan bertemulah dengan puteri ratu sabrang,Dewi Sutiknawati. Para inang pengasuh dari puteri tersebut, sangat terheran-heran melihat tindak-tanduksang puteri Dewi Sutiknawati dan raden Abimanyu, takut jika dipersalahkan oleh prabu Jayasutikna, lajulahpara inang untuk melapor.

    Sri Suyudana, prabu Jayasutikna dan para Kurawa lengkap di istana sedang mereka berbincang-bincang,

    masuklah inang Dewi Sutiknawati, melaporkan, bahwasanya di gupit Mandragini terdapat pencuri, tak adalain, mencuri asmara Dewi Sutiknawati. Marahlah Suyudana, demikian pula Jayasutikna, lajulah merekadengan maksud akan menangkap si pencuri, ikut serta pula para Kurawa dibelakangnya.

    Perang terjadi sangat rame, Prabu Jayasutikna mati terbunuh oleh raden Arjuna, Suyudana akhirnyameminta maaf, Pandawa bersedia pula memaafkannya.

    Arjuna Papa 2

    Prabu Duryudana, Druna dan Patih Sengkuni membuat kesepakatan akan mengundang Pandawa ke Astinauntuk jamuan makan. Namun dibalik itu sebenarnya Pandawa akan diracuni agar mati semua. Pandawa

    datang di Astina memenuhi undangan serta tidak menduga akan adanya akal busuk yang dirancangSengkuni. Para Kurawa gembira akan kedatangan Pandawa dan setelah menyantap makanan para Pandawajatuh ke tanah dan mati.Suyudana memerintahkan agar jenazah Bima dibuang ke sumur Jalatunda, lalu jenazah Arjuna dilempar ketengah samudera, sedangkan jenazah Yudistira, Nakula, dan Sadewa dimasukkan ke Gua Sigrangga.

    Jenazah Arjuna yang terapung-apung di lautan terlihat oleh Sang Hyang Baruna dan putrinya yakni Suyakti(istri Arjuna) pada waktu Arjuna membunuh raja raksasa Kala Roga dari Kerajaan Guadasar. Sebagai balasjasa maka Arjuna dihidupkan kembali oleh Sang Hyang Baruna dan diperintah untuk pergi ke GuaSigrangga. Arjuna segera menuju ke Gua Sigrangga dan di sana bertemu dengan Dewi Suparti istri SangHyang Antaboga yang sedang menunggui jenazah Yudistira, Nakula, dan Sadewa.Arjuna meminta agar saudara-saudaranya dihidupkan kembali dan permohonan itu dikabulkan. Tidak lamaBima juga datang di tempat itu setelah dihidupkan kembali oleh Hyang Antaboga pada waktu ia berada disumur Jalatunda.

    Arjuna Sendang

    Arjuna merasa karena dapat mengalahkan Prabu Jatikusuma dari Parang Gubarja. Batara Guru tidak senangdengan kecongkakan Arjuna itu dan dikutuk menjadi sendang (kolam air) atas permintaan Jatikusuma.Arjuna sadar apa yang terjadi maka mohon kepada dewa agar semua mata air mengalir ke sendang. Tidaklama antaranya, para bidadari resah karena tidak ada air, sehingga mereka turun ke hutan Krendayanamenemukan kolam terus mandi dan mereka juga harus berada di dalam kolam bersama Begawan

  • 8/8/2019 N. N. - Cerita Wayang

    11/31

    Banyurasa (Arjuna) dan lama kelamaan tidak mau kembali ke kahyangan.

    Sementara itu ada putri cantik bernama Dewi Nilawati dan Dewi Suwarsi duduk di tepi sendang. Arjunajatuh cinta pada keduanya. Pada waktu akan dicium, kedua putri itu berubah menjadi Dewa Guru danNarada, yang kemudian kembali ke Kayangan.Jatikusuma menyerang tetapi dapat dikalahkan Arjuna.

    Arjuna Terus

    Raja Astina Prabu Suyudana berkenan duduk di singgasana kerajaan, dihadap oleh Pandita Praja DhahyangDurna, Adipati Karna, Patih Sakuni, saudara-saudara raja tampak juga Raden Arya Dursusana, Raden AryaKartamarma, Raden Arya Jayadrata, Raden Arya Durmagati, Raden Arya Citraksa dan Raden Arya Citraksi.Konon di pasewakan Prabu Suyudana menguraikan keheranannya perihal berita yang tersiar bahwasanyasaudaranya Pandawa mengalami keelokan-keelokan kehidupannya, yang tak lain tentu atas perkenan dewa.Untuk jangan sampai raja selalu dirundung keheranan, dikeluarkanlah perintah untuk menyelidiki kebenaranberita tersebut. Tugas diberikan kepada Patih Arya Sakuni, Dipati Karna beserta para Korawa. Selesaiperintah raja, pertemuan di pasewakan pada waktu itu segera dibubarkan. Raja meninggalkan pasewakan,selanjutnya berkenan bertemu dengan permaisuri Dewi Banowati. Kepada sang Permaisuri dijelaskan,bahwasanya atas kehendak raja telah diutus Patih Sakuni, Dipati Karna dan para Korawa pergi ke praja

    Amarta, untuk menyatakan kebenaran berita, bahwasanya Pandawa mengalami keelokan-keelokan dalamkehidupannya.

    Konon Sri Kresna raja di negara Dwarawati sangat rindu kepada adik-adiknya Pandawa, kepada merekayang menghadapnya, yalah putra mahkota Raden Arya Samba, Raden Arya Setyaaka dan Raden AryaSetyaki, Patih Udawa diperintahkan untuk tetap berada di istana. Sesuai titah raja, segera Sri Kresna melajuke praja Amarta.Di Kerajaan Guwamiring, Prabu Jatayaksa sedang mengadakan perembukan dengan Patih Jataketu, danemban raja bernama Jatayaksi. Permasalahan berkisar kepada tersiarnya berita, bahwasanya raja dariKerajaan Srawantipura bernama Prabu Sukendra berputra-putri bernama Dyah Sarimaya yang teramat elokparasnya. Raja Guwamiring berketetapan diri untuk melamarnya, kepada punggawa praja ialah dtya tertuabernama Kalameru diserahi tugas menyampaikan surat lamaran ke hadapan raja Srawantipura. Setelahditerima perintah raja, bermohon dirilah Kalameru untuk melaksanakan tugas raja. Kepergiannya disertaiwadyabala Kerajaan Guwamiring parjurit andalan raja kesemuanya berwujud raksasa si Kalayaksa,Kalanindita, Kalakarawu. Di pertengahan perjalanannya mereka bertemu dengan wadyabala dari Kerajaan

    Astina, terjadilah perselisihan rembug sehingga memuncak menjadi peperangan. Wadya yaksa terpaksamundur tak tahan menghadapi wadyabala Astina, namun kedua-duanya menyadari tak perlunya dilanjutkanperselisihan tersebut, sehingga kedua-duanya pun melanjutkan perjalanannya masing-masing.

    Di Gunung Retawu, bermukimlah seorang pertapa yang suci bernama Begawan Abiyasa. Konon pada suatuhari dipacrabakan pertapaan Begawan Abyasa menerima kedatangan cucunya yang bernama RadenAngkawijaya. Ditanyailah Raden Angkawijaya, berdatang sembah menceriterakan bahwasanyakedatangannya di pertapaan diutus ayahandanya ialah Raden Arjuna dengan maksud mohon doa restuterkabulkanlah apa yang dicita-citakan ayahandanya. Seetlah sang Begawan memberikan jawabanseperlunya, kepada Raden Angkawijaya dipersiapkan segara meninggalkan pertapaan Wukir Retawu, untuksegera kembali diiringikan Kyai Semar, Nalagareng, dan Petruk.

    Di Kerajaan Srawantipura Prabu Sukendra membicarakan perihal keadaan putra-putrinya yang bernamaDyah Sarimaya dengan Patih Kalakismaya. Raja bersabda, " Wahai Kakanda Patih Kalakismaya, alangkahsedihnya keadaan saya ini. Bukanlah aib yang kusandang,melihat putriku Dyah Sarimaya mengandung tak

    tetntu ayahnya? Justru keadaan ini lebih mempersulit lagi, sebab banyak sudah para ratu lain negeri yangmengajukan lamaran, bagaimana sikapku menghadapi mereka Paman Patih?." Patih Kalakismayamempersilakan, sebaiknya kepada putri Sarimaya ditanyai saja, bagaimana duduk perkara sebenarnya. Rajamenerima usul Patih Kalakismaya, segera menemui putrinya di dalam kraton.

    Kepada Dyah Sarimaya raja bertanya," Wahai buah hatiku, Anakku Sarimaya, cobalah berterus-terangceritakanlah kepada aku, bagaimana asal-mulanya anakku mengandung? Dan siapakah gerangan yang telahberbuat denganmu itu?." Dyah Sarimaya dengan berterus-terang melaporkan keadaan dirinya dari awalsampai akhir, bahwasanya sampai dalam keadaan mengandung, sebab bertemu dengan seorang satriyaMadukara bernama Raden Arjuna. Agaknya keterangan yang jujur dari putri Sarimaya tak dapat begitu saja

  • 8/8/2019 N. N. - Cerita Wayang

    12/31

    diterima oleh Prabu Sukendra. Tampak raja sangat meluap amarahnya, kepada putranya bersabdalah sangRaja, " Wahai Anakku Mayakusuma, coba perhatikan kejadian kakakmu itu, sudah mengandung tak keruanlagi lakinya. Bagiku hidup di dunia ini sudah tak ada gunanya lagi, aib yang kuderita. Tak pantaslah bagiseorang raja yang disegani oleh para raja negeri lain, berputra tak keruan tingkah-lakunya, sebaiknya akutak suadi melihatnya saja," kepada Raden Mayakusuma dan Patih Kalakismaya diperintahkan untuk segeramenghukum Dyah Sarimaya, dengan jalan dibakar hidup-hidup. Perintah segera dilaksanakan, DyahSarimaya tampak terbakar di api unggun, namun tak mati. Kelihatan Raden Arjuna di dalam api unggun itu

    bertemu dengan istrinya ialah Dyah Sarimaya. Setelah berpesan kepada Dyah Sarimaya, Raden Arjunakembali ke praja Madukara.

    Di Kearajaan Amarta, Prabu Puntadewa menerima kedatangan raja Dwarawati Prabu Kresna, tampak jugahadir Raden Arya Wrekodara, Raden Nakula, dan Sadewa. Pembicaraan berkisar perihal Raden Arjuna yangsudah sekian lamanya tak tampak sowan ke praja Amarta. Selagi mereka berbincang-bincang masuklahAdipati Karna dan Patih Arya Sakuni diiringi pula oleh para Korawa. Raden Arya Dursasana, Raden AryaKartamarma, Raden Arya Durmagati, Raden Arya Jayadrata, Raden Arya Citraka, dan Raden Arya Citraksi.Seluruh yang hadir membulatkan tekad untuk menemui Raden Arjuna di praja Madukara.

    Raden Arjuna yang bergelar Sang Prabu Arjuna sedang duduk dihadap oleh putra-putranya, Raden AryaGatutukaca, Raden Angkawijaya, Kyai Semar, Nalagareng, dan Petruk. Hari itu Prabu Arjuna berkenanmemberikan perintah, " Wahai Putra-pitraku, hari ini siapa saja yang berkunjung ke Madukara, hendaknyatak melambung keris (senjata)," para putra mengiyakan perintah, pamandanya. Segera Prabu Arjuna masukkedalam kedaton, para putra berjaga-jaga kalau ada tamu berkunjung ke Madukara. Tak lama datanglah

    Sri Kresna dan Raden Arya Wrekodara, Raden Arya Gatutkaca berdatang sembah kepada kepadaayahandanya Raden Arya Wrekodara menyampaikan pesan Prabu Arjuna, jika hendak masuk ke Madukarakeris harap ditanggalkan. Peringatan yang disampaikan oleh putranya Raden Arya Gatutkaca dianggap olehRaden Wrekodara agak janggal, tak layak lagi seorang ksatriya menanggalkan kerisnya, apa lagikelengkapan sopan- santun berbuasana. Dalam benaknya Raden Wrekodara mengguman," Ah, ada-ada sajaArjuna ini ", segera segala peringatan tak diindahkannya, masuklah Raden Arya Wrekodara ke dalamruangan tamu di praja Madukara. Namun apa yang terjadi, selagi melangkahi pintu utama, Raden AryaWrekodara sudah berubah warna, berganti menjadi wujud seorang wanita. Menyadari dirinya telah berubahjenis, undurlah Raden Arya Wrekodara mengurungkan niatnya. Disusul kemudian oleh Sri Kresna, RadenAngkawijaya menyongsongnya, dan berdatang sembah sambil berkata. " Uwa Prabu Kresna, RamandaArjuna berpesan semua tamu yang masuk ke dalam praja Madukara, mohon senjata ditinggalkan"' namunPrabu Kresna pun tak menuruti permintaan Raden Angkawijaya. Selagi memaksa masuk ke dalam, berubahpula keadaan Prabu Kresna menjadi wanita. Sri Kresna menyadarinya, agaknya merasa malu takmengindahkan permohonan Raden Angkawijaya, baliklah Sri Kresna dengan tak mengucap sepatah katapun kepada Raden Angkawijaya. Namun dalam hatinya sangat masgul, apakah gerangan yang terjadidengan adiknya Arjuna bertingkah sedemikian rupa. Untuk meyakinkan keadaan tersebut, lajulah Sri Kresnaterbang menuju ke tempat Dewa Suralaya. Tak lain akan mencari sebab-musabab kejadian tersebut.

    Di kadewatan Suralaya, Hyang Girinata berembug dengan Hyang Narada, sabda Hyang Girinata. " KakandaNarada, apakah gerangan yang menjadikan gara-gara (huru-hara) di lingkungan Suralaya ini?". HyangNarada melapor pada Hyang Girinata, bahwasanya Suralaya, bahwasanya Suralaya dalam keadaan gara-gara tak lain dikarenakan Prabu Kresna naik ke kadewatan. Belum usai Hyang Narada melapor,menghadaplah Sri Kresna kepada Hyang Girinata menceriterakan bahwasanya diretyapada Arjunasedang mempertontonkan kesaktiannya, yang tak ubahnya seperti lalaning jagat. (Lalaning Jagad dapatdiartikan bahwasanya Janaka menjadi jagonya para dewa, dikarenakan kesaktiannya ). Hyang Siwahsetelah mendengar laporan Sri Kresna amat murka, Hyang Narada diutusnya kemretyapada untuk menemuiArjuna, dan berangkatlah Hyang Narada melakukan tugas tersebut. Sampailah sudah di praja Madukara,Raden Arya Gatutkaca menyongsong kedatangan Hyang Narada, tak ketinggalan Raden Angkawijaya.

    Dengan segala kerendahan hati kedua ksatriya memberitakan perihal segala peraturan tata cara yangdipesankan oleh ramandanya Prabu Arjuna, ialah barang siapa yang akan memasuki praja Madukara takdiperkenankan membawa serta senjata pada dirinya. Hyang Narada tentu saja tak dapat menerimaperlakuan peraturan yang sedemikian itu, apa lagi merasa dirinya sebagai seorang dewa dan menjadiutusan Hyang Girinata. Murkalah Hyang Narada kepada kedua istrinya tersebut, memaksakan dirinya untukmasuk melangkahi pintu gapura utama Madukara. Apa yang terjadi, tak ubahnya seperti yang terdahulu,barubah pulalah rupa dari dirinya sudah berubah menjadi wanita segera meninggalkan pura Madukara,kembali melapor ke Suralaya. Adapun Sri Kresna bersama-sama Raden Arya Bima, hanya tertegun sajamelihat keadaan demikian itu.

  • 8/8/2019 N. N. - Cerita Wayang

    13/31

    Di Kerajaan Amarta, Sri Yudistira menerima kadatangan Adipati Karna beserta Patih Arya Sakuni dan paraKorawa. Tampak tak jauh dari Sri Yudistira, Raden Nakula, Raden Sadewa. Agaknya setelah tugaspenyelidikan Adipati Karna dan Patih Arya Sakuni cukup membawa bukti-bukti, bermohon dirilahmereka balik ke nagara Astina.

    Konon Sekermbalinya Hyang Narada dari Madukara, Hyang Siwah segera turun kemretyapada untukmenemui Arjuna, tak lupa Hyang Narada tutut serta mengiringinya. Di pura Madukara Raden Arjuna yang

    sedang dihadap oleh Raden Gatutkaca,, Raden Angkawijaya menerima kedatangan Hyang Siwah dan HyangNarada. Setelah bertatap muka dengan Arjuna, Hyang Siwah menyadarinya bahwasanya bukan Arjuna,yang dihadapinya, malainkan Sang Hyang Jati wisesa. Bersujudlah Hyang Siwah di hadapan Sang HyangJatiwisesa, dan setelah diberi uraian dan penjelasan, bermohon dirilah Hyang Siwah untuk kembali kekahyangan Suralaya beserta Hyang Narada. Sri Kresna dan Raden Wrekodra yang hadir pula di puraMadukara diberitahu oleh Sang Hyang Jatiwisesa, bahwasanya sesungguhnya Raden Arjuna menjadilelananging jagat jagonya para dewa dalam membrantas kejahatan-kejahatan di dunia ini. Setelahberpesan, Hyang Jatiwisesa meninggalkan tubuh Arjubnam kembalilah dalam keadaan sebenarnya. Parakeluarga merangkul Raden Arjuna, seisi pura Madukara diliputi kebahagiaan. Namun suasana yang hanggar-binggar itu tak berlangsung lama. Justru para Korawa yang dipimpin oleh Adipati Karna mengadakanpembakaran. Banyak bangunan di Madukara yang terbakar, Raden Arya Gatutkaca dan Raden Angkawijayadiperintahkan untuk mengundurkan musuh yang ternyata mereka saudara sendiri, dari Korawa. Kaduaksatriya mengamuk bagaikan banteng yang terluka, para Korawa tak tahan menghadapi ulah kedua ksatriyatersebut dalam medan laga. Ajhirnya mundurlah mereka kembali ke negara Astina.

    Kembalilah pura Madukara diliputi kesenangan, Sri Kresna setelah melepaskan rindunya kepada RadenArjuna berkenan mohon diri kembali ke negara Dwarawati. Raden Arya Wrekodara pergi ke praja Amartauntuk melapor kepada Raja Yudistira, perihal kejadian-kejadian tersebut.

    Arjunawiwaha

    Untuk memperoleh senjata sakti yang dapat diandalkan untuk menghadapi Baratayuda Arjuna pergimeninggalkan keluarga dan saudara-saudaranya untuk bertapa di Gunung Indrakila.

    Sebagai pertapa ia menggunakan nama Begawan Mintaraga atau Begawan Ciptoning. Berbagai godaan yangdilakukan oleh tujuh orang bidadari tercantik dari kahyangan tidak membuatnya goyah.

    Sementara itu para dewa di kahyangan kebingungan karena tidak mampu menahan serbuan balatentararaksasa dari Kerajaan Manimantaka. Batara Guru lalu menyuruh Batara Endra untuk mencari manusia yangsanggup melawan Prabu Niwatakawaca dari Manimantaka.

    Sesudah melakukan berbagai pengujian, Batara Endra akhirnya memilih Arjuna sebagai jago para dewa.Tiga orang bidadari diutus menjemput ke kahyangan. Di kahyangan Arjuna ditugasi membunuh PrabuNiwatakawaca dengan dibekali dengan anak panah pusaka Pasopati. Selain itu, ia juga ditemani salahseorang bidadari, yaitu Dewi Supraba.Dengan bantuan Supraba akhirnya Arjuna berhasil membunuh Prabu Niwatakawaca. Sebagai hadiahnya,Arjuna diangkat sebagai raja para bidadari di kahyangan dengan gelar Prabu Kariti dan dibolehkan kawindengan 40 orang bidadari yang dipilihnya.

    Aryapabu Kaw in 1

    Syahdan, Suralaya terancam ketentramannya oleh Prabu Sasradewa , raja dari negaa Guwamiring, yangberkehendak mempersunting bidadari kahyangan, yang bernama Dewi Rumbini, apalagi setelah balatentaranya yang dipimpin oleh Kalasaramba, sama sekali tak mendapatkan hasil, segenap wadyabalaGuwamiring dikerahkan untuk menggempur ka-Endran, dan mendaratlah mereka digunung Jamurdipa.

    Hyang Girinata, bersabda kepada Hyang Narada, hanya Arya Prabulah yang jago para dewa, untukmengundurkan wadyabala dari Guwamiring, untuk membawanya arya Prabu ke kahyangan, berangkatlahHyang Narada mencarinya. Setelah didapatnya, dan menyatakan kesanggupannya, maka Arya prabu dibawa

  • 8/8/2019 N. N. - Cerita Wayang

    14/31

    Hyang Narada ke Suralaya \, dimedan laga tak ayallah telah banyak berkumpul prajurit-prajurit dariGuwamiring, Arya Prabu untuk kali ini bisa dikalahkan oleh Sasradewa, dengan kesaktian raja Guwamiring,Arya Prabu dihembus melayang jatuh sangat jauh,

    Dikala Prabu Pandudewanata, raja Astina sedang mengadakan perburuan hewan-hewan dihutan Jatirokeh,didapatkannya adiknya Arya Prabu jatuh dari akasa, tak sadarn diri lagi Arya Prabu. Demikian pula HyangNarada juga sudah berada disekitar tempat kejadian tersebut, Arya Prabu disembuhkan oleh Hyang Narada

    dan kepadanya pula oleh Pandudewanata dipesan banyak-banyak, yang akhirnya kmebali ke medan laga,Hyang Narada kembali terlebih dahulu.

    Tak ayal lagi, Prabu Sasradewa, dapat dibunuh oleh Arya Prabu, demikian pula patihnya, Kalayaksa jugamati terbunuh, sisa prajurit dari Guwamiring melarikan diri. Oleh Hyang Girinata, kepada Hyang Naradadiperintahkan untuk mengawinkan Arya Prabu dan Dewi Rumbini, dengan restu Hyang Endra terlaksanalahperkawinan tersebut. Arya Prabu diperintahkan untuk segera kembali ke Mandura, dan mohon dirilah AryaPrabu beserta istrinya, Dewi Rumbini.

    Prabu Basudewa, raja Mandura dihadap oleh adiknya Raden Arya Ugrasena, menerima laporan Patihsaragupita, bahwasanya tugas untuk menemukan adik rajanya, Arya Prabu gagal . Tak lama, muncullahArya Prabu beserta istrinya Dewi Rumbini, dilaporkankanlah mulai awal sampai akhir dari perjalanannya,sukacitalah seluruh isi istana Mandura.

    Musuh dari Guwamiring datang, untuk membalas dendam, oleh Prabu Basudewa, Ugrasena diperintahkan

    untuk mengundurkankannya, dan terlaksanalah, prajurit dari Guwamiring dapat dikalahkan

    Aryaprabu Kawin 2

    Menceritakan tentang perkawinan Haryaprabu dengan seorang bidadari cantik bernama Dewi Rumbini.

    Suatu saat, Kahyangan Suralaya diserang oleh balatentara dari Kerajaan Guwamiring, pimpinan rajaraksasa Prabu Sasradewa. Karena bala tentara dewa kewalahan menghadapi serangan itu, mereka mintabantuan Haryaprabu Rukma, putra Prabu Basudewa, raja Mandura. Ternyata Haryaprabu Rukma yangdibantu Prabu Pandu Dewanata berhasil mengalahkan Prabu Sasradewa dan menghalau pasukan penyerang.

    Sebagai imbalan, Haryaprabu Rukma dinikahkan dengan Dewi Rumbini. Dari perkawinan ini, mereka

    mendapat dua orang anak, yaitu Dewi Rukmini dan Rukma. Selain itu Haryaprabu kemudian juga menjadiraja di Kumbina dengan gelar Prabu Bismaka.

    Bagawan Sena Rodra

    Sri Batara Kresna yang bergelar Sang Padmanaba dari Dwarawati membicarakan Werkudara yang sedangmenyebarkan ajaran yang didapatnya dari Barat, dan yang berganti nama menjadi Bagawan Senarodra. Iamenyebarkan ajarannya di Unggul Pawenang, dan banyak orang berguru kepadanya, termasuk Satyaka.Para dewa merasa tidak senang karena merasa disamai dan menganggap Senarodra akan memberontakterhadap para dewa. Menurut Batara Kresna Senarodra hanya ingin agar manusia itu berpandangan luas,mendapat kesempurnaan hidup, dan jangan mendapat kepapaan. Sri Kresna ingin mengunjungi dan melihatsendiri keadaannya, dan menyuruh Setyaki berangkat mendahuluinya.

    Di Tunggulmalaya Batari Durga dihadap oleh para makhluk halus dan juga Dewasrani, anaknya. Dewasranimelaporkan bahwa banyam orang mengikuti ajaran Sena rodra sehingga tidak menghaormati para Dewalagi. Batari Durga lalu pergi ketempat Bahgawan Senarodra dan memerintahkan agar para makhluk halusitu mengganggu orang-orang yangh sedang berguru. Di tengah jalan ia bertemu dengan Batara Kresna.Ketika ditanya keperluannya Batari Durga mengatakan akan menyadarkan Senarodra karena telahmengajarkan agar orang-orang membelakangi para dewa. Batara Kresna tidak sependapat, oleh karenanyaminta agar Batari Durga mengurungkan niatnya. Namu ia tidak mau, karenanya terjadi pergulatan antarakeduanya. Ketika Batari Durga hampir dikalahkan, ia marah sekali dan memperlihatkan taringnya. Hal inidiimbangi oleh Batara Kresna yang lalu tiwikrama menjadi raksasa sebesar gunung. Batari Durga ketakutandan karenanya akan memenuhi kemauan Sri Kresna.Mereka lalu berpisah. Namun Batari Durga ternyata

  • 8/8/2019 N. N. - Cerita Wayang

    15/31

    masih melanjutkan usahanya dengan cara menyuruh anak buahnya yang berupa makhluk halus untukmengganggu mereka dengan pergi ke Zjodipati, karena disitulah sumber dari perkumpulan orang-orangJawa. Batari Durga sendiri pergi ke Suranadi untuk melaporkan tindakan Senarodra ke Hyang PramestiGuru.

    Di Jodipati Bagawan Senarodra dikelilingi oleh anak-anaknya dan orang-orang Jawa yang inginmendapatkan ilmu dari Barat tersebut, berupa Ilmu Kesempurnaan Hidup. Dengan mempelajari ilmu itu

    hilanglah sifat angkara murka. Mareka hidup layak dan tenteram, di pekarangannya dibangun masjid kecilyang di bawahnya terdapat tempat berwudhu. Setyaki yanga datang menyatakan leinginnannya mendapat 4sifa(natk

    s

  • 8/8/2019 N. N. - Cerita Wayang

    16/31

    berpura-pura membantu membuka bungkus itu, namun tidak berhasil.

    Di pertapaan Rhatawu Bagawan Abiyasa mendapat pertanyaan dari cucunya, Raden Premadi, yangmenanyakan keadaan kakaknya yang terakhir dalam bungkus, yang telah beberapa tahun belum juga dapatdibuka. Abiyasa mengatakan kepada Arjuna bahwa saudaranya sedang menjalani kamarnya, ia akan lahirmenjadi satria utama, dan akan mendapat wahyujati.

    Keadaan itu menyebabkan adanya kegoncangan di dunia yang terasa pengaruhnya sampai di kahyangan.Untuk menghentikan kegoncangan itu Batara Guru menyuruh Gajahsena, anaknya yang berupa gajah,memecah bungkus yang akan melahirkan Manusia Sejati, dan memerintah Dewi Umayi agar memberinyateman berupa empat macam warna yang akan melindunginya . Dewi Umayi juga memberi ajaran tentangtujuh macam hal mengenai hubungan antara manusia dengan Tuhan. Sebagai calon Manusia ia harussanggup mengerjakannya.Diberitahukannya juga bahwa sekarang ia masih berada dalam taraf mertabatAkhadiyat, artinya pada tingkat pertama. Masih jauh perjalanannya menuju martabat Insan Kamil yangmerupakan tingkatan Manusia Sempurna. Dalam perjalanannya ia melalui'martabat terakhir' (martabatwuntat) yaitu permulaan menjadi benih (manusia). Pada martabat Akhadiyat ia diberi nafsu mutmainahyang berwarna putih, selanjutnya diberi bnafsu amarah yang berwarna merah. Ketika memasuki alam jisim(alam jasad) ia telah mempunyai wujud jasmaniah, karenanya mempunyai keinginan makan minum danbersanggama, tidak berbeda dengan hewan. Bedanya, ia akan diberi budi luhur; namun bila ia menolaknya,ia tidak dapat masuk sorga, ia akan mengembara pada akyan sabiyah. Ketika telah berada pada alam misaldiberi nafsu aluamah. Kemudian akan melalui alam arwah karena telah dimasuki roh. Ada sembilan macamroh yang masuk, yaitu : roh ilapi. Roh Robbani, roh Rokhani, roh Nurani, Rohulkudus, roh Rahmani, roh

    jasmani, roh nabati, dan roh Rewani. Semua itu tadi merupakan badan Hyang Guru yang menggerakkan(tindakan) manusia. Dalam alam Kabir ia telah bersatu dengan sembilan roh (Hyang Guru), ia dipakaisebagai sarana (penampilan Hyang Guru) di dunia. Semuanya telah tertulis dalam Lohkilmakpul yangberupa Ngelmi Kadim.

    Setelah selesai diberi ajaran, Dewi Uma memberinya busana berupa cawat kain bang bintulu berwarnamerah, hitam, kuning, putih, pupuk, sumping , gelang, porong, dan kuku Pancanaka. Kemudian Dewi Umaminta diri dengan mengatakan bahwa sebenarnya ia telah menyatu dalam dirinya.

    Gajahsena turun dari sorga lalu membuka bungkus yang merupakan anak Pandu. Setelah bungkus itupecah, karena terkeju keduanya lalu berkelahi, Gajahsena dipegang oleh Bratasena dan dibantingnya,jasadnya musna tetapi roh hewaninya masuk ke dalam dirinya.

    Ia menanyakan kepada orang yang ada didekatnya siapa dirinya. Orang tersebut, Hyang Narada,mengatakan bahwa ia adalah anak Pandu yang terlahir dalam bungkus. Hyang Narada memberinya namaBratasena dan diberitahu bahwa neskipun di hadapan Batara Guru ia tidak boleh duduk di bawah danmenyembah, karena ia penjelmaan Hyang Maya dan disayangi Hyang Manon.

    Penampilan Bratasena terlihat menakutkan, tinggi besar dan gagah, jika ia berbicara suaranya menggelegarseperti geledek, (kadang-kadang) mengaum seperti singa kelaparan.

    Kemudian atas permintaan raja Tasikmadu Bratasena diminta mengalahkan raja raksasa Kala Dahana, patihKala Bantala, Kala Maruta, dan senapati Kala Ranu. Setelah mereka dikalahkan, roh mereka masuk kedalam Bratasena . Dengan demikian sifat-sifat unsur alam yang empat yaitu, bumi, api, angin. Dan air telahmenyatu dalam dirinya.

    Bima Damel Lepen Serayu

    Pandawa minta setengah dari Negara Amarta seperti yang telah dijanjikan, Kurupati akan memberikan biladalam pertandingan membuat sungai Pandawa lebih dahulu selesai. Kurupati yakin akan menang karenamereka berseratus, sedangkan Pandawa hanya berlima. Lalu mulailah mereka membuat sungai, Kurawasegera bekerja, masing-masing mencangkuli tanah. Sungai yang dibuat Kurawa sudah hampir sampai keLaut Selatan.Pandawa berunding dengan Narayana bagaimana caranya mereka dapat memenangkanperlombaan itu. Narayana minta agar Wijasena (Bima) terjun ke Sumur Jalatunda dan seterusnya keSaptapratala untuk menemui nagaraja dan memintanya datang ke tempat Pandawa.

  • 8/8/2019 N. N. - Cerita Wayang

    17/31

    Setelah nagaraja datang, Narayana menceritakan tentang perlombaan itu dan minta agar nagaraja maumembantunya dengan cara berjalan di bawah tanah menuju Laut Selatan, sehingga membuat lorong dibawah tanah. Sedangkan Wijasena diminta berlari di atasnya ( di atas permukaan tanah). Lalu Narayanamengeluarkan Dewi Sembadra yang disimpannya di dalam cincinnya. Kepada Dewi Sembadra diceritakantentang permohonan itu, dan ia diminta membantunya dengan cara duduk di atas phallus Wijasena.DewiSembadra menurutinya.Maka mulailah nagaraja berjalan di bawah tanah, Wijasena berlari di atasnyadengan membawa Dewi Sembadra di atas phallus-nya.Dalam sekejap mata jadilah sungai itu sampai ke Lau

    Selatan dan dinamakan Sungai Serayu. Namun tiba-tiba Wijasena pingsan. Kresna datang menolong. KetikaWijasena siuman Kresna menanyakan sebabnya ia pingsan, dijawabnya bahwa phallus-nya ducapit olehudang betina.

    Dengan selesainya pembuatan sungai itu, sekali lagi para Pandawa menagih janji, namun Kurawa selalumengelak dengan cara minta diadakan perlombaan lainnya.

    Bima Kacep

    Dewi Arimbi merasa kesal hatinya karena sudah lama suaminya, Arya Werkudara, belum kembali. Iamerencanakan akan mencarinya dengan Kalabendana. Adiknya menyarankan agar ditanyakan kepadaBatara Guru, tentu Batara Guru mengetahui apakah ia masih hidup atau mati. Kalabendana menolak ketikadisuruh menghadap Batara Guru sendirian, ia minta Dewi Arimbi ikut serta. Agar dapat segera sampai,maka Dewi Arimbi didukung oleh Kalabendana dan dibawa terbang.

    Di kahyangan Tinjamaya Dewi Uma dihadap oleh Emban Suntul Kenyut: ia bermuran durja karena sedangjatuh cinta kepada satria Jodipati, Arya Werkudara. Ia bingung bagaimana jika hal itu samapai diketahuioleh Hyang Girinata. Meskipun demikian ia akan tetap mencarinya . Dalam pembicaraan dengan pelayannyadiketahui bahwa Bima (Arya Werkudara) sedang tidak ada di Jodipati. Ia sedang bertapa dengan cara tidurdi Pucang Sewu. Karenannya pelayannya menyarankan agar Dewi Uma menggoda Arya Werkudara. DewiUma merasa lega, pelayannya tetap diminta ikut untuk menunjukkan jalan ke Pucang Sewu. Lalu keduanyaberangkat dengan memperhatikan keempat penjuru angin dan pusatnya, demikian pula diperhatikanbarangkali terlihat sinar (teja) yang berasal dari tubuh Bima. Ketika telah diketahui tempat pertapaan Bima,pelayanannya menyarankan agar dapat cepat sampai ke tujuan Dewi Uma akan didukung saja oleh EmbanSuntul dan dibawanya terbang.

    Di kahyangan Junggring Selaka Batara Guru dihadap oleh Hyang Kanekaputra serta para dewata. BataraGuru merasa terpukul dan heran atas kepergian Dewi Uma yang tanpa minta diri. Ia menanyakan kepadaBatara Narada di mana Dewi Uma berada. Batara Narada memberitahu agar dicari ke Pucang Sewu. BataraGuru menuruti saran Batara Narada dan keduanya segera berangkat menuju Pucang Sewu, sedangkan paraDewata yang lain agar menjaga kahyangan.

    Di Pucang Sewu Arya Werkudara sedang bertapa dengan jalan tidur, ia berada sendirian. Ia bertapa agarpada perang besar nanti dapat memenagkan peperangan. Ia telah bertapa selama lima belas hari dan tidakakan berhenti sebelum keinginannya terkabul. Karena telah merasa cukup lama namun belum ada tanda-tanda bahwa permohonannya akan terkabul, ia merasa sedih. Karena kuatnya bertapa. Kahyangansamapitergetar, hal itu berakibat Dewi Uma dan para bidadari lainnya terpengaruh.

    Dewi Uma yang didukung oleh Emban Suntul Kenyut sampai di atas Pucang Sewu dan telah melihat sinar(teja) yang keluar dari tubuh Bima. Mereka mencari akal bagaimana mendekatinya. Atas saran pelayannya,Dewi Uma memberanikan diri menuju tempat Bima bertapa. Dewi Uma memegang kakinya untuk

    membangunkannya. Bima terkejut karena merasa kakinya oleh seorang wanita, heran sekali marena yangmenungguinya seorang bidadari. Bima lalu menanyakkan apakah yang dikehendaki (Dewi Uma). Dewi Umamenjawab bahwa ia ingin membantu terlaksannya keinginan Bima, sebaliknya Dewi Uma menanyakan apakeinginan Bima sehingga ia melakukan tap tidur itu. Bima menjawab agar ia dapat memenangkan perangyang akan terjadi. Dewi Uma sanggup membantu terlaksananya hal itu dengan disaksikan oleh embannya .Bima merasa tertarik Kepada Dewi Uma karena Dewi Uma sengaja menggodanya. Keduanya lupa diri.

    Batara Guru yang sampai di tempat itu amat marah karena menemukan mereka sedang memadu kasih.Dengan membawa pusaka Kyai Cis Jaludara Batara Guru mendekati mereka agar berpisah, namunkeduanya tidak dapat berpisah. Maka pusaka Cis Jaludara itu dikenakan antara keduanya, dengan tak

  • 8/8/2019 N. N. - Cerita Wayang

    18/31

    disangka-sangka senjata itu memotong phallus Bima yang karena mantra Batara Guru berubah menjadisenjata Angking Gobel. Bima merasa malu sekali, demikian pula Dewi Uma. Bima minta ampun kepadaBatara Guru dan berjanji tidak akan berbuat demikian lagi. Bima lalu disuruh kembali ke negaranya.Demikian pula Dewi Uma kembali ke Suralaya; ia hamil dan nanti melahirkan anak yang dinamakanBimadari, anak inilah nanti yang akan menolong Bima dalam perang besar Barata.

    Batara Guru menjelaskan kepada Batara Narada bahwa Angking Gobel itu nanti dapat dipakai untuk

    membaasmi hama padi Ginjah Klepon.

    Setelah Bima dan Dewi Uma pergi, Batara Guru menanyakan kepada Batara Narada bagaimana caranyadapat membalas dendam. Batara Narada menyarankan agar Batara Guru menggoda Dewi Arimbi, apalagiBima sudah tidak mempunyai kejantanan lagi. Batara Guru menurut akan nasehat Batara Narada,namun dimana ia dapat menemui Dewi Arimbi ? Batara Narada mengatakan bahwa Dewi Arimbi yang ditinggal Bimasekarang sedang mencarinya bersama Kalabendana. Batara Guru harus mencarinya, dan agar keinginannyaterlaksana ia harus mengubah diri menjadi Bima, Batara Narada memisahkan diri agar Batara Guru dapatmenggoda Dewi Arimbi.

    Kemudian mereka bertemu, Dewi Arimbi didukung oleh Kalabendana, Kalabendana merasa girang sekaliketika malihat Bima (gadungan) itu. Demikian juga Bima (gadungan), ia memberitahu agar Kalabendanamemisahkan diri. Dewi Arimbi yang merasa telah lama tidak bertemu dengan suaminya , tidak menolakketika diajak memadu kasih oleh Bima, tanpa mengetahui bahwa itu Bima gadungan.

    Ketika Bima (yang asli) lewat di tempat itu, ia marah sekali melihat Dewi Arimbi bersama Bima (yang lain).Dewi Arimbi juga heran mengapa ada dua Bima. Kadua Bima itu lalu bertengkar dan berkelahi. Lamakelamaan Bima gadungan tidak dapat menghadapi Bima asli, sehingga ia berubah kembali menjadi BataraGuru. Bima terkejut dan bertanya mengapa Batara Guru menginginkan isterinya. Dijawab oleh Batara Gurubahwa perbuatannya itu hanya untuk membalas dendam. Setelah jelas persolannya, mereka semua pulangke tempat masing-masing. Batara Guru mengatakan bahwa ia juga turut merasa mempunyai anak Arimbinanti yang bernama Gatutkaca

    Bima Medamel

  • 8/8/2019 N. N. - Cerita Wayang

    19/31

    tersebut.

    Sepeninggal anak-anaknya Prabu Kalawintaka terbang ke kahyangan menghadap Batara Guru , ia tidakterlihat oleh manusia , karena berupa makhluk halus dan amat sakti.

    Di kahyangan Jonggring Salaka Batara Guru bertanya Batara Narada mengapa terjadi kegoncangan yangterasa sampai di kahyangan. Batara Narada menerangkan bahwa hal itu akibat badan Bima, yang telah

    menerima perintah dari Dewaruci agar menjadi petani, tetapi sekarang tanamannya diganggu oleh hama.Batara Guru lalau memerintahkan Batara Lodra untuk membunuh Kalawintaka agar tidak menjadipenghalang bagi Bima. Batara Lodra menyanggupi dan ia diberi bekal besi Pulosanipidonya sebagai senjatauntuk menghadapi Prabu Kalawintaka. Kemudian Batara Lodra minta diri.

    Ketika Prabu Kalawintaka sampai di kahyangan Kuwandawaru ia temui oleh Batara Lodra yang tidakmengijinkannya untuk menghadap Batara Guru dan disuruhnya kembali ke dunia. Ia marah sekali, demikianpula Batara Lodra karena Prabu Kalawintaka menolak untuk kembali. Keduanya lalu berkelahi. Karena lamatidak ada yang kalah atau menang, Batara Lodra mengambil gada Pulasani dan dipukulkannya ke PrabuKalawintaka .Seketika itu juga Prabu Kalawintaka rebah, namun tiba-tiba ia berubah menjadi papan dankelihatan ia berada di dalamnya. Batara Guru dan Batara Narada yang kemudian datang dan melihat haltersebut mengatakan bahwa papan itu dinamakannya Tlawingan Busur dan dapat dipakai untuk menolakhama.Ia dijadikan tempat pusaka Bima yang berupa keris bernama Kyai Banteng yang terjadi dariketurunan Kalagumarang yang bernama Kalabuja,kakakPrabu Kalawintaka. Bila kedua senjata itu disatukanmenyebabkan yang mempunyainya tenteram sehingga dalam mencari penghidupannya. Selanjutnya Batara

    Lodra diperintahkan memberikan pusaka itu kepada Bima dan diberitahukan pula cara memakainya, yaitudibawa mengelilingi sawah sambil dibacakan mantra.

    Sementara itu para hama yang menunggu di pinggir sawah mulai ada yang makan tanaman. Begitu melihatada yang mulai makan, lainnya segera menyerbu tanaman padi sehingga menyebabkan kerusakan yangcukup parah.

    Ketika Gatutkaca menengok tanamannya, ia terkejut melihat banyak tanaman yang layu. Segera iamemberitahu ayahnya. Bratasena yang sedang dihadap Raden Antareja dan Raden Antasena terkejutmendengar laporan itu, dan bersama anak-anaknya berangkat ke sawah. Ia merasa putus asamenyaksikannya,padahal ia bertanam itu atas perintah Dewaruci. Karena marahnya ia bermaksudmenghancurkannya saja, tidak ada gunanya dipelihara terus. Dewi Arimbi menghalangi niat itu denganmembujuknya, barangkali ada pertolongan dari Hyang Agung. Tak lama kemudian datanglah Batara Lodrayang membuatnya terkejut; Batara Lodra segera menerangkan bahwa ia duuutus Batara Guru untukmemberikan pusaka yang bernama Tlawingan Busur yang dapat dipergunakan untuk menolak hama lying-iying. Batara Lodra juga membrita bacaranya memakainya. Dengan adanya pusaka itu Raden Werkudaramerasa terhibur. Ia memerintahkan isteri dan anak-anaknya menyiapkan srana (perlengkapan sesaji) danmenjelang malam Selasa Kliwon mulai menumpas hama. Ia membawa Gada Rujak Polo,isterinya membawa sesajian, Antasena membawa gada Kulitasari, Antareja membawa dupa, dan Gatutkacamembawa keris Kyai Banteng. Ketika akan berangkat Werkudara membaca mantra. Menjelang pagi selesaiupacara pembasmian hama tersebut. Para hama yang terkena penolak hama itu menjadi sakit dan segeramelarikan diri. Tanaman yang ditinggalkan kembali menghijau. Tak lama kemudian ia mendapatpemberitahuan (wangsit) dari Dewaruci bahwa dalam perang Barata nanti ia akan mendapat kemenangankarena telah berhasil menanam padi ketan gondhil.

    Bima Pupuk

    Bima yang menjadi pendeta pertapa dengan gelar Begawan Bimakandaka di lereng Gunung Jamurdipa. Halitu membuat Prabu Anom Duryudana tidak senang, dan kemudian memerintahkan Begawan Drona untukmeyuruh Bima pergi dari Gunung Jamurdipa. Jika Bima menolak, Duryudana menyuruh Drona mem-bunuhnya.

    Drona sebenarnya tidak sanggup melaksanakan tugas itu. Itulah sebabnya ia lalu minta bantuan istrinya,Dewi Wilutama. Bidadari itu turun dari kahyangan dan memberitahukan kelemahan Bima, sertamembekalinya dengan anak panah pusaka Kyai Cundamanik.

    Begawan Drona lalu pergi ke Gunung Jamurdipa dengan dikawal muridnya, Prabu Klana Bramadirada dari

  • 8/8/2019 N. N. - Cerita Wayang

    20/31

    Kerajaan Bantarangin.

    Sesampainya di Gunung Jamurdipa, Begawan Drona minta agar Bima membubarkan pertapaannya. Bimamenolak sehingga terjadi perang. Karena panah Cundamanik tidak mempan, sesuai petunjuk DewiWilutama, Drona merenggut pupuk di dahi Bima, sehingga Bima roboh tanpa daya, sukmanya melayangkeluar dari tubuhnya.

    Gatotkaca yang menjadi murid Bima, segera melaporkan peristiwa itu ke Kerajaan Amarta. PrabuPuntadewa setelah mendengar laporan Gatotkaca menjadi sedih dan marah, sehingga melakukan

  • 8/8/2019 N. N. - Cerita Wayang

    21/31

    Di Kahyangan Jonggring Saloka, Batara Guru mengkawatirkan keberadaan Bimasuci yang mengajarkan ilmukasampurnan. Hal ini akan mengurangi eksistensi keberadaan dan kedudukan para dewa. Karena denganmendalami ilmu kasampurnan, manusia tidak lagi mau menyembah dan berbakti pada Dewa. Untuk ituBatara Guru memerintahkan para prajurit Dewa untuk mengusir Bimasuci dari pertapaannya. Yangmenerima perintah selanjutnya sama berangkat yang dipimpin Batara Bayu, Brama, Endra dll.

    Ditengah hutan Arjuna merasa sedih mencari keberadaan Bima yang sehabis memperoleh ilmu

    kasampurnan tidak pulang tapi justru menghilang pergi entah kemana keberadaannya. Atas saran SemarArjuna disuruh pergi ke wilayah negara Astina nanti akan menemukan dimana Bima berada.

    Di Gunung Argakelasa/Sumur Jalatunda Bima sedang menerima kedatangan Anoman, niat awal Anomanmengingatkan Bima untuk segera pulang ke Amarta namun setelah tahu kedudukan Bimasuci sebenarnyajustru Anoman malah berguru kepadanya. Tidak lama kemudian datanglah Drona, dengan maksudmenyanjung dan mendorong Bima untuk tetap berada di pertapaan. Tak lama kemudian datangjuga Arjuna yang bermaksud juga mengingatkan kakaknya untuk segera pulang ke Amarta, karena kalauditinggal terlalu lama akan membayakan keselamatan negara. namun setelah menerima alas an danwejangan dari Bima, Arjuna justru berguru sama Bimasuci dan ingin tetap tinggal bersama di pertapaan.

    Untuk sementara Drona, Anoman dan Arjuna diminta meninggalkan tempat oleh Bimasuci karena akankedatangan para dewa. Batara Bayu, Brama, Endra datang ingin mengusir Bima karena lewat perdebatanpara dewa kewalahan selanjutnya para dewa menjatuhkan guntur api, angin, air namun semuanya dapatdiatasi Bimasuci. Karena para prajurit Dewa tidak berhasil mengusir Bimamsuci, Batara Guru menghadapi

    sendiri. Terjadilah Bantah tentang kedudukan dan eksistensi para dewa sebenarnya yang dikaitkan denganketauhitan. Batara Guru kewalahan menghadapi Bimasuci dan mengetahui siapa sebenarnya yang sedangbersemayan dalam jiwa Bima suci yang tidak lain adalah Sang Hyang Wenang. Setelah bertobat akhirnyapergi Batara Guru pergi mmeninggalkan Bimasuci. Setelah itu Sang Hyang Wenang keluar dari dalam tubuhBima kembali ke Kahyangan.

    Arjuna, Anoman, Drona menghadap Bimasuci kembali, tak lama kemudian datanglah Kresna yangmengingatkan Bimasuci, bahwa usaha untuk mencapai kesempurnaan tidak harus dengan laku ibadat yangterus meninggalkan keduniaan. Tapi juga dengan darma dengan kehidupan sehari-hari . Siapa yang berbuatbaik ikut memayu hayuning bawana ddilandasi dengan rasa iklas dan pasrah pada Tuhan maka insya Allahamalnya akan diterima dan akan mencapai kesempurnaan hidupnya baik di dunia maupun di akhirat.Selanjutnya Kresna juga mengingatkan bahwa Kerajaan Amarta sekarang dalam bahaya karena mendapatserangan dari musuh untuk itu Bima diminta segera pulang ke Amarta menyelamatkan negara danrakyatnya menuju kedamaian dan ketentraman yang abadi. Tiba-tiba Gatutkaca, Antarja tiba (jatuh) tanpasadarkan diri, setelah disadarkan Bima, mereka melaporkan keadaan negara Amarta yang porak porandadiserbu Musuh. Bima segera tergugah hatinya segera berangkat ke Amarta dengan para putera-puteranya.

    Setelah tiba di Amarta, Bima, Arjuna dan para putra-putra Pandawa segera mengusir para musuh. Namununtuk menghadapi raja sabrang semua kewalahan akhirnya Semar yang menghadapinya. Raja sabrangdapat ditundukkan dan kembali ke wujudnya asli yakni Batara Kala. Tujuan Batara Kala menyamar lalumembuat onar tidak lain adalah ingin mengingatkan Bima supaya segera kembali ke Amarta. Para Kurawamerasa malu terus mengamuk namun dapat diusir Bima.

    Para pandawa bersyukur dengan kembalinya Bima dan bersatunya kembali Pandawa, sehinggaketentraman, kedamaian dan kesejahteraan dapat hidup kembali di bumi Amarta. Amiin.

    Bima Swarga

    Nararya Werkudara telah berada di surga, di Padang Bunga ditemani oleh kedua pelayanannya Twalen danMredah. Ia ingin mengeluarkan ayahnya, Pandu, yang dimasukkan ke neraka Aweci dalam Bejana TembagaYang Berkepala Sapi oleh Batara Yama.

    Setelah Nararya Werkudara mengalahkan pasukan Kingkara yang diantaranya terdapat Suratma,Jogormanik, Dorakala dan Mahakala, - mereka adalah penjaga kerajaan Yama-, yang menyerang Wrekudarakarena telah menyalahi janji. Werkudara hanya diperkenankan mengeluarkan tiga roh, namun yangdikeluarkan adalah semua roh yang dineraka, karena ketika mencari roh Pandu hampir-hampir tidfak

  • 8/8/2019 N. N. - Cerita Wayang

    22/31

    diketemukan, maka bejana itu isinya dituangkannya keluar, roh Pandu diketemukan didasar bejana.Menurut Werkudara mereka memang hanya merupakan tiga (macam) roh, yaitu laki-laki, wanita, dan banci.Setelah ia mengeluarkan tulang-tulang Pandu, tulang-tulang itu disembah oleh Kunti dan saudara-saudaraWerkudara, demikian juga Werkudara yang ditipu oleh Nakula sehingga memberi sembah. Pandu hidup lagi,dapat berjalan, namun tidak dapat berbicara. Kunti minta kepada Werkudara agar mencari air suci yangberada di tempat kedudukan Siwa, untuk menyucikan Pandu. Air suci itu dijaga oleh dewa-dewa, PenjagaDunia Yang Empat dan Sembilan Penjaga Arah Mata-angin, dan terutama Dewa Ludra, dikitari oleh ular,

    hantu-kepala dan hantu-perut, sedangkan pintunya merupakan roda yang berputar.

    Citra Werkudara digambarkan oleh Twalen sebagai manusia kadua setelah Prama-Siwa, serupa denganDewa Bayu, dan ia amat mengenal akan hal-hal yang lahir bersamanya, yaitu air ketuban yang disebutMrajapati terletak di sebelah Timur, bersama Anggapati di Utara, Banaspati di Barat, dan Banaspati-raja diSelatan.Ia mempunyai kemampuan yang besar karena ia adalah Dewa Kahidupan. Ia menguasai pancatanmatra yaitu daya penciuman, daya rasa, daya penglihatan, daya peraba, dan daya pendengaran. Iamenguasai pengetahuan. Ia seorang yang tidak peduli terhadap hidupnya, mati juga baik, demikian pulahidup juga baik. Ia mau mengorbankan dirinya untuk memenuhi permintaan ibunya yaitu mencari air suci.

    Setelah sampai di kahyangan Batara Siwa, ia minta air suci tersebut. Dewa-dewa penjaga air suci itu marahdan menyerangnya, namun dapat dikalahkan oleh Werkudara. Mereka minta bantuan Dewa Bayu yangdisebutnya Pramajnana, karena atas bantuannyalah Wrekudara lahir ke dunia. Bayu kemudian memerangiWrekudara, Wrekudara bahkan menyerahkan gadanya, pemberian Kalamaya, anak arsitek Wismakarmayang dapat melarikan diri dari hutan Kandawa yang terbakar pada zaman dahulu ketika ia membangun

    Indraprasta. Wrekudara dipukulnya dengan gada,lalu mati. Namun Nawaruci yang cintanya kepadaWerkudara tidak berkurang, menghidupkannya lagi. Setyiap kali ia dipulul hingga mati oleh Bayu, Nawaruciselalu menghidupkannya. Kemudian muncul Siwatma di atas Werkudara dan Nawaruci di atas Bayu.Siwatma mengatakan kepada Bayu agar ia tidak memerangi Werkudara. Ia mengijinkan Werkudaramendapatkan air suci, meskipun hanya sedikit, dan memberinya dalam sebuah botol. Dan segeramenyuruhnya pergi, karena manusia yang bertulang tidak boleh berada berada di kahyangan.Twalen memujinya, hanya manusia seperti Werkudara-lah yang dapat melakukan pekerjaan ini secarasempurna, karena dia adalah anak dari Dewa Penguasa Kehidupan Di Tiga Dunia, anak dari DewaKehidupan, anak dari Bayu atau Prabajnana (Sic !).

    Dengan mendapat air suci itu, Werkudara merasa terbebas, yang juga akan melepaskan Pandu dari nerakadan menghidupkannya.

    Bima Tulak

    Para Pandawa disertai Gatutkaca sedang membicarakan rencana pembukaan hutan Suwelagiri untukdijadikan sawah. Prabu Darmakusuma minta agar masing-masing Pandawa membuat sawah sesuai denganperintah dewa-dewa, dan agar pembuatan sawah itu dapat diselesaikan dalam waktu satu hari. Tentangluasnya agar disesuaikan dengan kekuatan masing-masing; paling sedikit membuat tempat untukpembibitan padi.

    Mereka semua berangkat ke hutan Suwelagiri. Prabu Darmakusuma mengambil tempat di tengah, denganmempergunakan Aji Amral pembuatan sawah itu cukup dengan ditengok (diinguk) saja, sehingga setelahjadi dinamakan Sawah Sak Inguk.

    Berganti Raden Werkodara maju akan membuat sawah, ia duduk lalu menerapkan Aji Jala Sengkara. Karenasaktinya mantra itupkdengan menggerakan ba

  • 8/8/2019 N. N. - Cerita Wayang

    23/31

    Raden Sadewa demikian juga, karena terburu-buru ia hanya dapat menyiapkan tanah sedikit (saecrit).Setelah jadi dinamakan Sawah Saecrit.

    Raja Amarta beserta adik-adiknya menjadi petani, mereka juga menyabit rimput, menyiapkan lahan,menyebar padi untuk bibit, dan lain-lain pekerjaan petani. Setelah benih padi tumbuh, maka bibit padi itudipkul dibawa ke sawah masing-masing untuk ditanam. Mereka juga menyiangi rimput-rimput liar yangtumbuh. Selesai dengan pekerjaan itu mereka tinggal merawat dan menunggu buah padinya menjadi siap

    dipetik.

    Tersebutlah di negara Nganjuk hama tanaman yang merupakan anak-anak Prabu Kalagumarangmenghadap ayahandanya. Puthut Jayalapa, adik Prabu Kalagumarang melaporkan bahwa para hamatanaman ini telah beberapa hari menangis karena kelaparan. Mereka mendengar berita bahwa di Amartabanyak tanaman padi, karenanya mereka akan pergi ke sana mencari makan. Ia memintakan izin untukberangkat ke sana.

    Sebetulnya Parabu Kalagumarang merasa khawatir akan keselamatan para hama, karena mengetahuibagaimana saktinya para Pandawa. Namun ia juga tidak dapat melarang ; untuk menjaga keselamatan parahama ia memberi pusaka yang bernama Tumbak Kyai Ujung Langkir, khasiatnya bila hama yang mau matiakan hidup lagi bila pusaka itu diletakkan di atas hama yang mati.

    Setelah mendapat restu, mereka lalu berangkat. Karena merupakan hama,perjalanan mereka cepat sekalidan tidak terlihat oleh manusia. Puthut Jayalapa hanya memperhatikannya dari jauh.

    Setelah sampai di sawah dengan tanaman padinya yang subur, mereka tidak lagi dapat menahan diri .Semuanya menyrbu dan makan tanaman padi dengan perasaan gembira. Puthut Jayalapa hanya mengawasidari jauh, percaya bahwa bila ada yang mengganggu para hama akan dapat dimusnahkan dengan pusakatadi. Tanaman yang terkena hama tanpa ampun lagi menjadi rusak dan mati.

    Pada suatu hari Raden Nakula memeriksa tanamannya ke sawah, terkejut sekali ketika melihat tanamanpadinya banyak sekali yang mati. Ia segera menuju ke tempat kakak-kakaknya. Pada saat itu saudara-saudaranya sedang berkumpul, datanglah Raden Nakula memberitahu bahwa tanaman mereka mati semua.Mereka terkejut, karena beberapa hari yang lalu tanamannya masih terlihat subur. Mereka semua menujuke sawah masing-masing.

    Raden Arjuna memberitahu bahwa terdengar suara berisik di antara batang padi, sedangkan PrabuDarmakusuma membicarakan bagaimana caranya agar tanamannya menjadi sehat lagi. Raden Wrekodaramengetahui bahwa tanamannya disebu para hama. Ia berpendapat bahwa hama itu dapat dibasmi.Prabu Darmakusuma dan lainnya mengikuti bagaimana upaya Wrekodara dalam membasmi hama.Wrekodara meminta semuanya telanjang sambil membawa sesajian penolak hama berjalan mengelilingisawah mereka.

    Raden Wrekodara berjalan paling depan, diikuti oleh Prabu Darmakusuma yang membaca mantra sertamembawa serat membawa Serat Klimasada dan di belakangnya adik-adiknya yang lain. Ketika mulaimembaca mantra yang berbunyi sebagai berikut:

    1. Mel PlecungSemilah sundul gunung moncar uruping cahya, susurem damaring jagad, salallahu ngalahiwasalam, lumpurana, rampung.

    2. Mel GenturTunjungsari sarining ngukir, putra Pandhu Dewanata pretapane, dhasar bagus terusing ngati, panleburing jagading ama iki, rampung.

    3. Mel TanggulSemilah jambe-jambe thongun, ana baya mambang alun-alun, tapung kepruka marang ama,rampung.

    4. Mel Tarung

  • 8/8/2019 N. N. - Cerita Wayang

    24/31

    Subana subani telenge kembang, sahadat kalima kekalih delinga, ngama bareng pesating nyawa iki,rampung.

    5. Mel GulungGulung-gulungan emel sida mati ora lunga mendhung ajur telujuring nyawa ama, salallahu,rampung.

    6. Mel SipatKoluk jati rampung gunung, kang kotedha sira manyar gawa luwung gancang-gancang caritakabeh, salalaahu ngalahi wasalam, rampung.

    Para hama terkejut karena terkena pengaruh tolak bala tadi. Mereka berlarian, dan ketika melihat phallusBima mereka menjadi pingsan. Puthut Jayalapa yang melihat hal itu segera meletakan pusaka tadi di atashama yang pingsan. Ada yang siuman, tetapi akan makan tanaman lagi sudah tidak berdaya. Berulang kalidikerjakannya tetapi hasilnya tidak memuaskan, oleh karenanya Puthut Jayalapa mengajak para hama itupulang kembali ke Nganjuk. Semula para hama tadi menolak untuk pulang, tetapi dipaksa oleh PuthutJayalapa.

    Dengan selesainya mereka mengelilingi sawah, maka bersihlaj sawah tadi dari hama. Mreka lalu bernusanakembali. Beberapa hari kemudian mereka memeriksa tanaman mereka yang sudah mulai hidup subur danmulai nerbunga. Mereka bebesar hati ketika padinya telah dapat dituai.

    Dewa Ruci

    Arya Sena berguru kepada Dahyang Durna. Iia disuruh menceri tirtamarta untuk mensucikan dirinya. Iameminta diri kepada saudara-saudaranya, meskipun mereka menahan agar sena tidak berangkat, namun iaberangkat juga. Tidak ada yang menemaninya, kecuali angin ribut. Ia minta diri kepada Dahyang durna,yang diberi ansehat bila ia mendapatkan air itu maka akan mempunyai pengetahuan yang sempurna,menonjol di dunia dan akan melindungi orang tuanya yang dihormati karena dirinya. Dikatakan olehdahyang durna air itu ada di hutan Tikbrasara, di gadamadana pada lereng gunung Candramuka. Suyudana(pura-pura) menahan kepergian Werkudara, namun Werkudara berangkat juga.

    Setelah sampai di gunung Candramuka, dibongkarnya gunung itu namun ia tidak mendapatkan iar yangdicari, tetapi bertemu dengan raksasa Rukmuka dan rukmalkala, yang ketika melihat Werkudara amatmarah sehingga kelihatan seperti Batara Berawa yang akan menggempur bumi. Werkudara membantingkedua raksasa itu di batu hingga hancur luluh. Tiba-tiba muncul Hyang Indra dan Hyang Bayu yangmenyatakan terima kasih kepada Werkudara karena telah meruwatnya. Mereka kena tulah Hyang Pramestisehingga berupa raksasa. Ia mendengar suara dari Hyang Indra dan Bayu) yang memberitahukan bahwa iarkehidupan itu memang ada tetapi tempatnya bukan di gunung Candramuka. Ia disuruh minta penjelasankepada dahyang Durna lagi.

    Ketika kembali ke Astina dahyang durna mengatakan bahwa ia hanya diuji keteguhan hatinya dan baktinyakepad agurunya, lalu diberitahu bahwa iar itu ada di pusat samudra.

    Sebelum berangkat lagi ia lebih dahulu pergi ke Amarta. Ia menolak permintaan saudara-saudaranya agarmngurungkan niatnya dan ia segera berangkat. Setelah sampai di pinggir samudera lalu terjun ke laut. Ia

    ingat bahwa mempunyai Aji Jalasengara. Ia bertemu dengan seekor naga besar yang membelitnya, naga ituditusuk dengan kuku Pancanaka hingga tewas.

    Karena saudara-saudara Werkudara amat bersedih, Kresna menenangkannya dengan mengatakan bahwaWerkudara tidak akan mati, bahkan akan mendapat anugerah dewata, ia akan kembali dalam keadaan suci.

    Werkudara naik ke sebuah pulau dan bertemu dengan mahkluk kecil yang menyerupai dirinya, dan yangmengatakan bernamma Dewaruci. Setelah berdialog, karena kekagumannya ia minta diberi wejangan. Iadisuruh masuk ke perun Dewaruci melalui telinag kirinya. Di dalam perut Dewaruci ia melihat laut amatluas, seolah-olah tidak bertepi. Ketika ditanya apa yang dilihatnya, ia menjawab bahwa ia merasa bingung

  • 8/8/2019 N. N. - Cerita Wayang

    25/31

    sehingga tidak jelas penglihatannya. Tiba-tiba ia telkah berhadapan dengan Dewaruci, lalu ia dapat melihatTimur, Barat, selatan dan Utara atas dan bawah. Di dalam dunia yang terbalik (jagad walikan) ia jugamelihat matahari. Ketika ia disuruh melihat lainnya, ia melihat empat macam warna yaitu hitam, merahkuning dan putih. Dewaruci mengatakan bahwa warna merah, kuning, merah dan putih itu menjadipenghalang tindakannya yang baik, yang menuju ke penyatuan dengan Hyang Suksma. Bila ketiga hal itudapat dihilangkan ia akan dapat bersatu dengan Hyang illahi. Putih menunjukkan kesucian dankesejahteraan, hanya yang putihlah yang dapat menerima petunjuk ke arah kesatuan antara manusia

    dengan Tuhan (pamoring Kawula Gusti). Bila warna yang empat itu telah menghilang akan terlihat atu nyaladengan delapan warna yaitu kesatuan sejati (sejatining tunggal). Selanjutnya dikatakan bahwa semuawarna itu ada dalam dirinya, berupa isi bumi yang digambarkan sebagai badannya, dan bahwa jagad besardan jagad kecil itu tidak ada bedanya. Bila semua wwarna itu telah menghilang yang tinggal adalah bentukyang sebenarnya. Ketika Werkudara melihat sebuah boneka putih, ia bertanya apakah itu zat yang sedangia cari. Dijawab oleh Dewaruci bahwa bukan itu yang dicari. Yang dicari itu tak dapat dilihat, tak berwujud,tak berwarna, dan tak bertempat tinggal. Ia hanya dapat dilihat oleh orang yang telah jernir pandangannya.Yang kelihatan itu disebut Pramana, yang ada dalam tubuhnya.

    Werkudara minta diberi ajaran sampai tuntas, dan ia tidak mau keluar dari perut Dewaruci, karena disitu iamerasa nikmat. Namun Dewaruci tidak mengijinkannya, Karena hanya dengan kematian hal itu dapatdicapai. Ia diberi busana berupa cawat kain poleng bang bintulu yang sebenarnya telah diterimanya dariHyang Guru sejak masih berada di dalam bungkus. Cawat poleng bang bintulu itu akan menyebabkan iamampu menghilangkan kesombongan. Akhirnya Werkudara kembali ke Amarta.

    Gatutkaca Lair

    Di kahyangan Jonggringsalaka, para dewa kedatangan tamu Baladewa, Baladewa baru saja bermimpikahyangan dilanda banjir, ternyata kahyangan memang sedang menghadapi serangan Kala Sekipu.Baladewa mencoba melawan Sekipu tetapi kalah.

    Batara Guru kemudian menyuruh Batara Narada turun ke bumi untuk memberikan pusaka Wijayadanu danWijayacapa kepada Arjuna guna melawan Sekipu. Ternyata, pusaka jatuh ke tangan Suryatmaja yangmemang berwajah mirip Arjuna.

    Arjuna sedang berada di hutan untuk mencari kayu kastuba mulya guna memotong tali pusar Gatutkaca.Ketika tiba-tiba Narada datang dan mengatakan bahwa pusaka Wijayadanu dan Wijayacapa untuk Arjuna

    telah jatuh ke tangan Suryatmaja, Arjuna tidak begitu peduli. Hanya satu yang sedang Arjuna cari, kayukastuba mulia. Ternyata menurut Narada, sarung pusaka Wijayacapa itu dari kayu tersebut. Barulahkemudian Arjuna bersedia memenuhi Suryatmaja untuk meminjam sarung wijayacapa. Ketika Suryatmajamenolak meminjamkan, terjadilah perang. Suryatmaja kemudian bersedia me

  • 8/8/2019 N. N. - Cerita Wayang

    26/31

    Gendreh Kemasan

    Di Negeri Wirata R. Seta, R. Utara, R.Wiratsangka dan Patih Nirbita sedang menghadap Prabu Matswapatiuntuk membicarakan tentang hadiah yang akan diberikan kepada R. Arjuna ( Pandawa ) mengingat banyakjasa-jasa Pandawa kepada negara Wirata.

    Atas kesepakatan bersama, maka Dewi Utari putri Wirata dianugrahkan sebagai hadiah kepada R. Arjuna,

    namun Dewi Utari bersedia dijadikan hadiah apabila Pandawa mampu menjujung/mengangkatnya. Untukitu semua keluarga Pandawa mencoba menggendong/ mengangkatnya, akan tetapi tak satupun mampumengangkat Dewi Utari, akhirnya atas petunjuk Prabu Kresna R. Abimanyu diperintahkan ikut sayembarajunjung, dengan mengeluarkan sekuat tenaga R. Abimanyu mampu mengangkat Dewi Utari tanpa kesulitan.Maka dengan demikian R. Abimanyulah yang berhak memiliki Dewi Utari. Dengan kesepakatan bersama,perkawinan R. Abimanyu dengan Dewi Utari agar dirahasiakan sebab Prabu Duryudana tidak berkenan bilaDewi Utari dipersanding R. Abumanyu. Setelah semua persyaratan dan persiapan telah terpenuhi, DewiUtari dan R. Abimanyu segera melangsungkan pernikahan dan pihak Kurawa berusaha menhalangi namundapat digagalkan oleh Pandawa. Perkawinan ini masih dirahasiakan agar istri R.Abumanyu Dewi Siti Sundaritidak mengetahui, tetapi Kalabendana telah terlanjur memberitahu Dewi Siti Sundari dan Dewi Utari punakhirnya mengetahui bahwa suaminya telah beristri, sehingga ia merasa dibohongi dan terjadi perselisihankeduanya, melihat hal ini R. Abimanyu murka kepada pamannya Kalabendana, yang akhirnya tanpaterkendali dirinya, R. Abimanyu tega membunuh pamannya sendiri. Ketika ajal akan menjemputnya,Kalabendana berkata bahwa ia akan menanti R. Abumanyu dipintu surga sampai datangnya ajal menjemputR. Abimanyu dalam perang Bharatayudha nanti.

    Begitu juga R. Abimanyu bersumpah kepada Dewi Utari, bila ia berbohong ia rela mati hancur di perangBharatayudha nanti. Setelah selesai acara perkawinan Dewi Utari dan R. Abimanyu, rombongann Kurawamengamuk tetapi dapat diusir oleh R. Werkudara.

    Rabinipun Antareja

    Bima akan mengawinkan Antasena dengan Dewi Tirtawati, putri Batara Yamadipati. Prabu Kresna dan PrabuBaladewa bersiap pergi ke Kasatrian Jodipati, tempat tinggal Bima, untuk membantu persiapan pernikahan.Sementara itu Bima memberitahukan kepada Wisanggeni, bahwa rencana perkawinan Antareja itu ternyatagagal oleh karena dewa menganggap Bima tidak pernah menyembah dewa.

    Atas bantuan Bambang Wisanggeni, putra Arjuna yang lahir dari Dewi Dresanala, akhirnya Antasena dapatdikawinkan dengan Dewi Tirtawati, walaupun sempat dikacaukan oleh Prabu Boma-narakasura dari KerajaanTrajutrisna.

    Sementara itu PrabuYaksadewa dari Kerajaan Puserbumi yang akan meminta Dewi Siti Sundari dapat diusiroleh Gatutkaca.

    Rabinipun Antasena

    Bima akan mengawinkan Antasena dengan putri di kahyangan yakni DewiTirtawati, yakni putri BataraYamadipati.

    Prabu Kresna dan Baladewa bersiap pergi ke Kasatrian Jodipati, sementara Bima memberitahukan kepadaWisanggeni, bahwa perkawinan gagal oleh karena dewa menganggap Bima tidak pernah menyembah dewa.

    Atas bantuan Wisanggeni dan Hyang Wenang, Antasena dapat dikawinkan dengan Tirtawati, walaupunsempat dikacaukan oleh Bomanarakasura. Sementara Prabu Yaksadewa dari Puserbumi yang akan memintaSiti Sundari dapat dikembalikan Gatutkaca.

  • 8/8/2019 N. N. - Cerita Wayang

    27/31

    Arjuna Piningit

    ARJUNA PININGIT

    Prabu Pandudewanata raja Hastina sedih hatinya, disebabkan kandungan permaisurinya yang telah berumur

    7 bulan hilang tiba-tiba dari perut Dewi Kunthi. Prabu Pandu berpikir bahwa seluruh permasalahan ituberasal dari dewa, sehingga peristiwa yang menimpa istrinya adalah ulah para dewa. Maka berangkatlahPrabu Pandudewanata ke kayangan Jonggringsalaka. Alkisah perjalanan jabang bayi anak Prabu Pandunyasar di parang pawidodaren sehingga menimbulkan huru-hara dengan para bidadari, hingga akhirnyaNarada memisahkannya dan dihantarkan menghadap Batara Guru. Jabang bayi diberi wejangan tentangtugas kehidupan dan tugas kelak yang harus dijalani jabang bayi. Selanjutnya jabang bayi diberi anugerahLananging Jagad Lancuring Bawana dan menjadi jago di dunia dalam memerangi kejahatan. Dalamperjalanan menuju ke kandungan ibunya ia bertemu Batari Durga yang memaksa jabang bayi mengikutikehendaknya. Berkat kesaktian yang diterimanya dari para Dewa jabang bayi dapat selamat kembali lagi kekandungan Dewi Kunthi. Pandupun sempat melihat ketampanan calon anaknya tersebut. Tidak antara lamajabang bayipun lahir dan diberi nama Parta, Arjuna, Pandutenaya, Wijanarka, Janaka.

    Babat Alas AmerTidak disangka oleh Kurawa, ternyata setelah peristiwa Bale Sigala-gala ternyata Pandawa yang dikira matiterbakar ternyata masih hidup. Pandawa telah muncul di Negara Pancala setelah memenang