n i m : q100140037eprints.ums.ac.id/45574/23/10. publikasi ilmiah.pdforganisasi intra sekolah (osis...

19
i PENGELOLAAN KARAKTER KERJA KERAS DALAM EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DI SD N 1 PLOSOREJO PUBLIKASI ILMIAH Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Magister Administrasi Pendidikan Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Oleh WAHYU KUSUMANINGTYAS N I M : Q100140037 PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

Upload: others

Post on 30-Nov-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: N I M : Q100140037eprints.ums.ac.id/45574/23/10. Publikasi Ilmiah.pdforganisasi intra sekolah (OSIS ), latihan kepemimpinan dan wawasan wiyata mandala. Salah satu kegiatan ekstrakurikuler

i

PENGELOLAAN KARAKTER KERJA KERAS

DALAM EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DI SD N 1 PLOSOREJO

PUBLIKASI ILMIAH

Disusun

Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Magister Administrasi

Pendidikan Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta

Oleh

WAHYU KUSUMANINGTYAS

N I M : Q100140037

PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2016

Page 2: N I M : Q100140037eprints.ums.ac.id/45574/23/10. Publikasi Ilmiah.pdforganisasi intra sekolah (OSIS ), latihan kepemimpinan dan wawasan wiyata mandala. Salah satu kegiatan ekstrakurikuler

ii

Page 3: N I M : Q100140037eprints.ums.ac.id/45574/23/10. Publikasi Ilmiah.pdforganisasi intra sekolah (OSIS ), latihan kepemimpinan dan wawasan wiyata mandala. Salah satu kegiatan ekstrakurikuler

iii

Page 4: N I M : Q100140037eprints.ums.ac.id/45574/23/10. Publikasi Ilmiah.pdforganisasi intra sekolah (OSIS ), latihan kepemimpinan dan wawasan wiyata mandala. Salah satu kegiatan ekstrakurikuler

iv

Page 5: N I M : Q100140037eprints.ums.ac.id/45574/23/10. Publikasi Ilmiah.pdforganisasi intra sekolah (OSIS ), latihan kepemimpinan dan wawasan wiyata mandala. Salah satu kegiatan ekstrakurikuler

1

PENGELOLAAN KARAKTER KERJA KERAS

DALAM EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DI SD N 1 PLOSOREJO

oleh

Wahyu Kusumaningtyas, Sutama, dan Sabar Narimo

Magister Administrasi Pendidikan, Sekolah Pascasarjana

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Email : [email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pengelolaan karakter kerja keras dalam

ekstrakurikuler pramuka berbasis keteladanan dan pembiasaan serta mendeskripsikan

kendala yang muncul dari pengeloaan karakter kerja keras di SDN 1 Plosorejo. Penelitian

ini merupakan penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan wawancara,

observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data dengan analisis situs. Proses

pengumpulan data melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Keabsahan data menggunakan uji kredibility, pengujian transferabilitas, uji

ketergantungan dan uji kepastian. Hasil penelitian, 1. Profil sekolah SDN 1 Plosorejo, 2.

Guru memberikan contoh keteladanan dan pembiasaan pengelolaan karakter kerja keras

melalui ekstrakurikuler pramuka dan dicontohkan secara langsung terhadap siswa dilihat

dari kegiatan dan tingkah laku sehari-hari disekolah., 3. Kendala pengelolaan karakter

kerja keras dalam ekstrakurikuler pramuka di SDN 1 Plosorejo

Kata Kunci : karakter, kerja keras, ekstrakurikuler pramuka

Abstract

This study aimed to describe the character of the management of hard work in the scout -

based extracurricular exemplary and habituation and to describe the constraints arising

from the management of hard work in the character of SDN 1 Plosorejo. This research is

qualitative. Data collection techniques with interviews, observation, and documentation.

Data analysis techniques to the analysis of the site. The process of collecting data

through data reduction, data presentation, and conclusion. The validity of test data using

kredibility, transferability test, certainty test, and dependence test. The results of the

research, 1. Profile of SDN 1 Plosorejo, 2. Teacher gives examples of exemplary

character and habituation management of hard work through extracurricular scout and

modeled directly on students seen from the activities and daily behavior in school, 3.

Constraints management labor code hard in extracurricular scout at SDN 1 Plosorejo

Keywords: character , hard work , extracurricular scout

Page 6: N I M : Q100140037eprints.ums.ac.id/45574/23/10. Publikasi Ilmiah.pdforganisasi intra sekolah (OSIS ), latihan kepemimpinan dan wawasan wiyata mandala. Salah satu kegiatan ekstrakurikuler

2

PENDAHULUAN

Dengan kepemimpinan Presiden Indonesia saat ini yaitu bapak Joko

Widodo yang memberi nama kabinet pemerintahannya dengan Kabinet Kerja

menjadikan semangat untuk rakyat agar selalu bekerja keras untuk mencapai suatu

hasil yang maksimal. Pendidikan karakter saat ini menjadi fokus program

Kementerian Pendidikan Nasional. Di setiap kesempatan Menteri Pendidikan

yang selalu mengemukakan, agar pendidikan karakter diberikan sejak usia dini.

Pendidikan karakter sudah menjadi kewajiban yang harus diberikan pada

peserta didik dalam segala satuan pendidikan. Maka dari itu, pramuka sebagai

salah satu kegiatan ekstrakurikuler di sekolah dasar sangat relevan dengan

pendidikan karakter bangsa terbukti dengan kesamaan nilai-nilai pendidikan

karakter dengan nilai-nilai kepramukaan, sehingga sangat tepat bila melalui

pramuka pendidikan karakter dapat dibentuk. Surat Keputusan (SK) menteri

pendidikan dan kebudayaan (mendikbud ) Nomor : 0461/U/1964 dan Surat

Keputusan (SK) Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen

Dikdasmen) Nomor : 226/C/kep/O/1992 dinyatakan bahwa kegiatan

ekstrakurikuler merupakan salah satu jalur pembinaan kesiswaan disamping jalur

organisasi intra sekolah (OSIS ), latihan kepemimpinan dan wawasan wiyata

mandala. Salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang dapat menjadi wadah bagi guru

untuk menanamkan pendidikan karakter adalah kegiatan ekstrakurikuler pramuka.

Di dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka terdapat pelatihan-pelatihan yang

membentuk peserta didik menjadi pribadi yang mandiri dan berbudi pekerti luhur

serta adanya penanaman karakter kerja keras.

Karakter kerja keras merupakan bagian dari karakter bangsa yang paling

dominan dan salah satu budaya bangsa yang membuat Indonesia menjadi negara

yang merdeka dan diakui banyak negara dunia. Dengan semangat kerja keras pula

Indonesia mampu membuktikan bahwa Indonesia siap menghadapi segala

tantangan untuk menjadi negara yang besar. Untuk itu sebagai salah satu langkah

Page 7: N I M : Q100140037eprints.ums.ac.id/45574/23/10. Publikasi Ilmiah.pdforganisasi intra sekolah (OSIS ), latihan kepemimpinan dan wawasan wiyata mandala. Salah satu kegiatan ekstrakurikuler

3

agar para penerus bangsa sekarang ini lebih memiliki jiwa yang penuh semangat

dan tidak mudah putus asa maka pihak sekolah mengadakan ektrakulikuler yang

nanti diharapkan mampu untuk menanamkan karakter kerja keras pada siswa.

Tujuan dari kegiatan ekstrakurikuler adalah untuk memantapkan pendidikan

kepribadian dan untuk lebih mengaitkan antara pengetahuan yang diperoleh dalam

progam kurikulum dengan keadaan dan lingkungan yang dibutuhkan.

Pendidikan adalah proses pewarisan budaya dan karakter bangsa bagi

generasi muda untuk peningkatan kualitas kehidupan masyarakat dan bangsa di

masa mendatang. Sedangkan karakter yaitu watak, tabiat, akhlak atau kepribadian

seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan yang diyakini

dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap dan

bertindak. Maka Pendidikan Karakter yaitu proses pewarisan budaya pada

generasi muda untuk membentuk kepribadian sebagai landasan untuk cara

pandang, berpikir, bersikap dan bertindak.

Secara konsep karakter dapat diartikan sebagai usaha terus-menerus seorang

individu atau kelompok dengan berbagai cara untuk mengukir, mengembangkan,

atau melembagakan sifat kebijakan pada dirinya sendiri atau pada orang lain Jejen

Mustafa (2012:223). Hendro Darmawan (2010:277) mengartikan karakter sebagai

watak, tabiat, pembawaan, dan kebiasaan.

Tujuan dari pendidikan karakter adalah untuk mengembangkan karakter

bangsa agar mampu mewujudkan nilai-nilai luhur Pancasila. Pembangunan

karakter ini berfungsi untuk mengembangkan potensi dasar agar berbaik hati,

berpikiran baik, dan berperilaku baik (memperbaiki perilaku yang kurang baik

dan menguatkan perilaku yang sudah baik) serta menyaring budaya yang kurang

sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila.

Menurut Zainal Aqib dan Sujak (2011: 81), kepramukaan adalah proses

pendidikan di luar sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan

menarik, menyenangkan, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam.

Pengertian lainnya, Baden Powell mendefinisikan kepramukaan sebagai berikut

Page 8: N I M : Q100140037eprints.ums.ac.id/45574/23/10. Publikasi Ilmiah.pdforganisasi intra sekolah (OSIS ), latihan kepemimpinan dan wawasan wiyata mandala. Salah satu kegiatan ekstrakurikuler

4

Sunardi (2006: 3) :“kepramukaan ini bukan suatu ilmu yang harus dipelajari

dengan tekun, bukan pula merupakan kumpulan ajaran-ajaran dan naskah-naskah

dari suatu buku. Kepramukaan adalah suatu permainan yang menyenangkan di

alam terbuka, tempat orang dewasa dan anak-anak pergi bersama-sama,

mengadakan pengembaraanbagaikan kakak beradik, membina kesehatan dan

kebahagiaan, keterampilan dan kesediaan untuk memberi pertolongan bagi yang

membutuhkan”.

Menurut Dharma Kesuma (2011:17), kerja keras adalah suatu istilah yang

melingkupi suatu upaya yang terus dilakukan (tidak pernah menyerah) dalam

menyelesaikan pekerjaan/yang menjadi tugasnya sampai tuntas. Kerja keras

bukan berarti bekerja sampai tuntas lalu berhenti, istilah yang kami maksud

adalah mengarah pada visi besar yang harus dicapai untuk kebaikan/kemlasahatan

manusia (umat) dan lingkungannya.

Pada penelitian ini belum dapat menjawab permasalahan karakter kerja

keras pada realita kehidupan sehari-hari. penelitian ini hanya meneliti ruang

lingkup kegiatan ekstrakurikuler pramuka saja sehingga hanya terbatas pada

kegiatan di sekolah saja.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan 1. Pengelolaan

karakter kerja keras dalam ekstrakurikuler pramuka berbasis keteladanan, 2.

Pengelolaan karakter kerja keras dalam ekstrakurikuler pramuka berbasis

pembiasaan, 3. Kendala yang muncul dari pengelolaan kerja keras dalam

ekstrakurikuler pramuka di SD N 1 Plosorejo.

METODE

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif (qualitative research). Moleong (2012: 4), mendefinisikan

metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang

Page 9: N I M : Q100140037eprints.ums.ac.id/45574/23/10. Publikasi Ilmiah.pdforganisasi intra sekolah (OSIS ), latihan kepemimpinan dan wawasan wiyata mandala. Salah satu kegiatan ekstrakurikuler

5

dapat diamati. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Plosorejo. Subyek penelitian

adalah kepala sekolah, guru dan siswa.

Teknik pengumpulan data dengan wawancara, Sugiyono (2012 : 186)

mengatakan wawancara bahwa wawancara adalah percakapan dengan maksud

tertentu, percakapan itu dilakukan oleh dua belah pihak, yaitu pewawancara

(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang

memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Observasi atau pengamatan merupakan

teknik pengumpulan data yang mempunyai ciri spesifik berkenaan dengan

perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan responden yang diamati

tidak terlalu besar Sugiyono (2012 : 145). Dan yang terakhir teknik dokumentasi

yaitu dengan mengumpulkan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan

data informasi sesuai dengan masalah penelitian, seperti peta, data statistik,

jumlah dan nama pegawai, data siswa, data pendidik, grafik, gambar, surat-surat,

foto, akte, dsb Danial (2009: 79).

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

model interaktif (Interactive Model of Analysis). Menurut Miles dan Huberman

(2014:16) dalam model ini tiga komponen analisis, yaitu reduksi data, sajian data

dan penarikan kesimpulan, dilakukan dengan bentuk interaktif dengan proses

pengumpulan data (data collecting) sebagai suatu siklus.

Pengecekan keabsahan data diperlukan kesungguhan dan ketelitian yang

harus diukur melalui berbagai instrumen. Sutama (2012:71) menyatakan untuk

menguji kredibilitas temuan di lapangan, Guba lebih jauh menyarankan tiga buah

cara, yakni memperpanjang waktu tinggal bersama di lapangan agar memperoleh

peluang untuk memperluas ruang lingkup, melakukan pengamatan lebih tekun

agar dapat memberi peluang kepada peneliti menghayatinya lebih dalam, dan

menguji temuan itu dengan metode triangulasi seperti pernah disarankan oleh

Denzin dengan empat modus triangulasi, termasuk menggunakan 1) sumber

ganda, 2) metode ganda, 3) peneliti ganda, dan 4) teori yang berbeda.

Page 10: N I M : Q100140037eprints.ums.ac.id/45574/23/10. Publikasi Ilmiah.pdforganisasi intra sekolah (OSIS ), latihan kepemimpinan dan wawasan wiyata mandala. Salah satu kegiatan ekstrakurikuler

6

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Pengelolaan karakter kerja keras dalam ekstrakurikuler pramuka

berbasis keteladanan di SDN 1 Plosorejo

Kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN 1 Plosorejo diikuti oleh kelas

empat sampai kelas enam. Untuk kelas empat tergabung dalam kelompok

pramuka siaga dan untuk siswa kelas lima dan enam tergabung dalam kelompok

pramuka penggalang. Kegiatan ekstrakurikuler pramuka dilaksanakan setiap hari

Jumat mulai pukul 15.00 WIB sampai pukul 16.30 WIB. Ekstrakurikuler pramuka

yang dilaksanakan di SDN 1 Plosorejo merupakan pendidikan non formal yang

dilaksanakan diluar jam pelajaran sekolah dan merupakan salah satu

ekstrakurikuler yang wajib dilaksanakan setiap lembaga pendidikan formal.

Dalam kegiatan pramuka siswa juga dididik dan dilatih untuk memiliki karakter

kerja keras yang sangat berguna untuk kehidupannya kelak. Karena dalam

pramuka terdapat kegiatan yang mengharuskan setiap individunya untuk bekerja

keras guna mendapatkan hasil yang ingin dicapai secara maksimal.

Ekstrakurikuler pramuka yang dilaksanakan di SDN 1 Plosorejo

merupakan pendidikan non formal yang salah satu kegiatan bertujuan untuk

mengelola karakter kerja keras melalui keteladanan. Kepala sekolah dan guru

pembimbing peserta didik adalah model utama bagi siswa. Apa yang mereka

kerjakan dan lalukan banyak diadopsi dan ditiru oleh siswa. Oleh karena itu,

karakter positif yang dimiliki kepala sekolah dan guru pembimbing sangat baik

apabila ditampakkan dan di tularkan kepada siswa dengan tujuan para siswa mau

meniru atau mencontoh perbuatan baik tersebut.

Page 11: N I M : Q100140037eprints.ums.ac.id/45574/23/10. Publikasi Ilmiah.pdforganisasi intra sekolah (OSIS ), latihan kepemimpinan dan wawasan wiyata mandala. Salah satu kegiatan ekstrakurikuler

7

Karakter kerja keras yang ingin ditularkan kepada para siswa, haruslah

dimulai dengan contoh keteladanan yang diberikan oleh kepala sekolah dan guru,

termasuk dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pramuka. Kerja keras juga

merupakan usaha untuk membentuk watak dan perilaku sesuai dengan yang sudah

ditetapkan untuk mencapai suatu yang diinginkan. Hasil penelitian ini didukung

hasil penelitian terdahulu oleh Tofiq Nugroho (2011) peserta didik harus dilatih

untuk mampu bekerja keras. Bukan hanya mampu bekerja keras, tetapi juga

mampu bekerja cerdas, ikhlas, dan tuntas. Orang yang bekerja keras akan menuai

kesuksesan dari apa yang telah dikerjakannya dan mampu mewujudkan

impiannya menjadi sebuah kenyataan.

Kerja keras dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka ditunjukkan siswa

dengan berusaha hadir tepat waktu meskipun jadwal kegiatan tersebut berbenturan

dengan waktu istirahat dan bermain mereka, bahkan harus mengorbankan waktu

untuk sekolah mengaji. Selain itu siswa juga sangat antusias sekali mengikuti dan

melaksanakan berbagai kegiatan yang disajikan oleh para pembinanya dengan

sungguh-sungguh. Menurut Dharma Kesuma (2011:17) kerja keras adalah suatu

istilah yang melingkupi suatu upaya yang terus dilakukan (tidak pernah

menyerah) dalam menyelesaikan pekerjaan/yang menjadi tugasnya sampai tuntas.

Kerja keras bukan berarti bekerja sampai tuntas lalu berhenti, istilah yang

dimaksud adalah mengarah pada visi besar yang harus dicapai untuk

kebaikan/kemlasahatan manusia (umat) dan lingkungannya. Dengan kata lain,

Page 12: N I M : Q100140037eprints.ums.ac.id/45574/23/10. Publikasi Ilmiah.pdforganisasi intra sekolah (OSIS ), latihan kepemimpinan dan wawasan wiyata mandala. Salah satu kegiatan ekstrakurikuler

8

kerja keras adalah usaha terus-menerus yang dilakukan sampai mencapai hasil

yang diinginkan.

Dalam penelitian ini ditemukan bahwa siswa yang mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler pramuka akan memiliki karakter kerja keras yang kuat sehingga

mereka lebih percaya diri dalam setiap kegiatan dan merasa puas dengan hasil

jerih payahnya sendiri. Orang tua sebagai teladan pertama pendidikan di rumah

memberikan dukunga penuh bagi putra-putrinya untuk mengikuti setiap kegiatan

pendidikan baik formla maupun non formal di sekolah. Dalam hal ini sekolah

melalui komite melakukan koordinasi dengan orang tua untuk memberikan

dukungan dan partisipasinya kepada putra-putri mereka dalam mengikuti kegiatan

kepramukaan. Orang tua selalu mendukung karena sekolah juga selalu

menghimbau agar mengingatkan anaknya mengikuti kegiatan kepramukaan

karena masuk dalam kurikulum pendidikan dan nilainya masuk ke rapot.

Pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki kepala sekolah dan Pembina

pramuka di SDN 1 Plosorejo juga menjadi modal dasar untuk mendorong dan

mengelola karakter kerja keras melalui kegiatan kepramukaan. Pengalaman yang

dimiliki selama membina kegiatan kepramukaan juga menjadi bahan referensi

bagi pembina pramuka untuk mengadakan suatu kegiatan yang edukatif dan

menarik sehingga siswa akan merasa senang dan tidak cepat bosan serta

bersemangat untuk mengikuti setiap kegiatan. Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian Hilliard, Bowers, dan Ferris (2014) yang menyatakan bahwa kegiatan

pramuka merupakan sebuah program yang sangat berguna untuk membentuk

Page 13: N I M : Q100140037eprints.ums.ac.id/45574/23/10. Publikasi Ilmiah.pdforganisasi intra sekolah (OSIS ), latihan kepemimpinan dan wawasan wiyata mandala. Salah satu kegiatan ekstrakurikuler

9

karakter kerja keras para pemuda. Peran pramuka sangatlah penting untuk

membentuk karakternya, tentunya karakter yang mulia bagi bangsa dan negara.

2. Pengelolaan karakter kerja keras dalam ekstrakurikuler pramuka

berbasis pembiasaan di SDN 1 Plosorejo

Pembiasaan karakter kerja keras dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka

pada siswa yaitu dengan memberikan suatu kegiatan yang mengharuskan setiap

individu mengerjakan tugasnya sendiri meskipun kegiatan tersebut merupakan

satu kesatuan yang tidak dapat berdiri sendiri. Mereka harus saling membantu dan

bergotong royong untuk menyelesaikan suatu tugas, misalnya dalam pembuatan

pionering. Dalam membuat pionering dibutuhkan kerja sama dan kerja keras dari

masing-masing individu yang akan menghasilkan satu karya, hal ini menuntut

skill dan keterampilan serta kesungguhan mereka.

Kegiatan tersebut dibatasi waktu sehingga mau tidak mau setiap siswa

harus menampilkan yang terbaik yang mereka miliki dan untuk menguji sejauh

mana mereka menerima materi dari pembinanya. Selain pionering, kegiatan yang

membutuhkan konsentrasi tinggi adalah kegiatan semaphore dan morse. Siswa

harus bekerja keras untuk konsentrasi dan jeli ketika pembina memberi tugas

tersebut. Karena sedikit saja mereka lengah maka akan terjadi kesalahan. Hal ini

menuntut siswa untuk bekerja keras memperhatikan pembina. Dari kegiatan

tersebut kerja keras siswa dapat dikelola dan akan menjadi pembiasaan dalam

kehidupan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Leena

Metsapelto & Lea Pulkkinen (2014). yang menyatakan bahwa kegiatan

ekstrakurikuler berpengaruh pada perkembangan anak dimana siswa

Page 14: N I M : Q100140037eprints.ums.ac.id/45574/23/10. Publikasi Ilmiah.pdforganisasi intra sekolah (OSIS ), latihan kepemimpinan dan wawasan wiyata mandala. Salah satu kegiatan ekstrakurikuler

10

menghabiskan wakru mereka untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman.

Kegiatan ekstrakurikuler juga mengacu pada kegiatan menuju kedewasaan yang

diawasi dan tidak terkait dengan kurikulum utama. Memberikan kesempatan bagi

peserta didik untuk mengembangkan potensi spesifik keterampilan atau

pengetahuan dan mengambil tempat diluar jam sekolah. Ekstrakurikuler

merupakan sarana untuk mengembangkan berbagai keterampilan sosial, kognitif

dan fisik.

3. Kendala pengelolaan karakter kerja keras dalam ekstrakurikuler

pramuka di SD N 1 Plosorejo

Faktor penghambat yang dihadapi dalam pengelolaan karakter kerja keras

dalam implementasi ekstrakurikuler pramuka di SDN 1 Plosorejo terletak pada

faktor teknis dimana kegiatan ini dilaksanakan pada sore hari yang sebagian besar

dimanfaatkan siswa untuk beristirahat, bermain maupun untuk mengaji, faktor

teknis lainnya adalah ketika masuk musim penghujan banyak sekali siswa yang

tidak berangkat untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka, hal ini

menyebabkan kegiatan tidak maksimal. Penelitian ini sejalan dengan penelitian

menurut Tasripin (2011) bahwa pengembangan pendidikan karakter melalui

kegiatan ekstrakurikuler memberikan kontribusi yang positif terhadap

pembentukan dan pengembangan karakter siswa.

Faktor lain yang menjadi salah satu penghambat pelaksanaan kegiatan

ekstrakurikuler pramuka di SDN 1 Plosorejo adalah masih kurangnya pembina

putra di sekolah tersebut. Dalam kegiatan kepramukaan yang cenderung banyak

dilakukan diluar ruangan dan menyatu dengan alam dibutuhkan skill dan

Page 15: N I M : Q100140037eprints.ums.ac.id/45574/23/10. Publikasi Ilmiah.pdforganisasi intra sekolah (OSIS ), latihan kepemimpinan dan wawasan wiyata mandala. Salah satu kegiatan ekstrakurikuler

11

keterampilan serta tenaga ekstra untuk melakukannya. Padahal di sekolah tersebut

pembina putranya sangat terbatas sehingga menjadi faktor penghambat

pelaksanaan.

Untuk mengatasi hambatan tersebut dengan mengubah waktu pelaksanaan,

apabila terlihat cuaca sedang tidak bersabahat maka pelaksanaan kegiatan

ekstrakurikuler dimulai lebih awal. Selain itu dengan memanfaatkan ruang kelas

untuk kegiatan. Menambah personil dan bantuan dari luar pihak sekolah juga

salah satu cara untuk mengatsi hambatan kurangnya tenaga pembina putra. Dewan

Kerja Ranting (DKR) siap membantu para pembina apabila sewaktu-waktu

dibutuhkan. Untuk mengatasi berbagai permasalahan yang terjadi dalam kegiatan

ekstrakurikuler pramuka di SDN 1 Plosorejo yaitu dengan diadakannya evaluasi

akhir kegiatan ekstrakurikuler pramuka sehingga lebih mudah untuk mengatahui

permasalahan-permasalahan yang terjadi. Tujuan akhirnya adalah dapat segera

diadakan perbaikan dan pengelolaan karakter kerja keras dalam ekstrakurikuler

pramuka dapat diaplikasikan oleh siswa baik dilingkungan sekolah maupun

tempat tinggalnya.

Siswa yang rajin mengikuti setiap kegiatan dalam ekstrakurikuler pramuka

akan terlihat lebih menonjol dibandingkan dengan siswa yang malas dan jarang

mengikuti kegiatan. Penelitian ini juga didukung oleh Nikki Wilson (2009) yang

membahas tentang siswa yang berpartisipasi aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler

pramuka umumnya memiliki banyak kelebihan dan manfaat, termasuk memiliki

nilai yang lebih baik, sekolah yang lebih teratur dan memiliki konsep diri yang

Page 16: N I M : Q100140037eprints.ums.ac.id/45574/23/10. Publikasi Ilmiah.pdforganisasi intra sekolah (OSIS ), latihan kepemimpinan dan wawasan wiyata mandala. Salah satu kegiatan ekstrakurikuler

12

lebih tinggi. Siswa juga belajar mengenai keterampilan hidup seperti kerja sama

tim dan kepemimpinan sekaligus mengurangi kemungkinan mengkonsumsi

alkohol dan penggunaan narkoba serta terkait dengan masalah perilaku yang

menyimpang.

SIMPULAN

Pembina pramuka di SDN 1 Plosorejo memberikan keteladanan kepada

siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka dengan hadir sebelum kegiatan

dimulai, kepala sekolah juga selalu membina dan memantau setiap kegiatan.

Peran serta orang tua juga merupakan teladan bagi siswa yaitu dengan

memberikan dorongan dan semangat kepada putra-putrinya untuk aktif dalam

kepramukaan. Siswa juga berperan dalam pengelolaan karakter kerja keras,

terbukti mereka datang tepat waktu saat ekstrakurikuler, mematuhi tata tertib, dan

melaksanakan tugas yang diberikan pembina dengan sungguh-sungguh sesuai

dengan aturan yang telah di tentukan. Pengetahuan dan pengalaman pembina

merupakan faktor pendorong semangat dan merupakan referensi bagi siswa untuk

bekerja keras mewujudkan keinginan dan impiannya.

Kegiatan kepramukaan di SDN 1 Plosorejo dalam mengelola karakter

kerja keras berbasis pembiasaan sebagai berikut 1) adanya upacara pembukaan

dan penutupan saat ekstrakurikuler pramuka, hal ini akan membiasakan siswa

untuk mengikuti upacara bendera hari Senin. Selain itu juga menumbuhkan rasa

cinta tanah air serta pentingnya arti kerja keras pahlawan dalam memperjuangkan

kemerdekaan Indonesia. 2) mematuhi tata tertib yang berlaku dalam kegiatan

ekstrakurikuler pramuka. Peraturan tersebut diantaranya datang tepat waktu,

berpakaian pramuka rapi dan beratribut lengkap, mengerjakan tugas yang

diberikan oleh pembina dengan sungguh-sungguh. 3) Adanya kegiatan seperti

pionering, semaphore, morse. Pionering merupakan kegiatan yang dilaksanakan

diluar ruangan yang mengharuskan setiap regu membuat bentuk bangunan dari

Page 17: N I M : Q100140037eprints.ums.ac.id/45574/23/10. Publikasi Ilmiah.pdforganisasi intra sekolah (OSIS ), latihan kepemimpinan dan wawasan wiyata mandala. Salah satu kegiatan ekstrakurikuler

13

kayu dan tali untuk sebuah misi. Hal ini membutuhkan kerja keras dan gotong

royong untuk menjadikan bentuk seperti yang diinginkan. Setiap individu dari

regu tersebut harus berkerja karena adanya keterbatasan waktu, sehingga tidak ada

siswa yang tidak bekerja atau mendompleng teman lainnya.

Faktor penghambat yang dihadapi dalam pengelolaan karakter kerja keras

di SDN 1 Plosorejo terletak pada faktor teknis yaitu saat memasuki musim

penghujan. Selain itu waktu pelaksanaan juga berbenturan dengan waktu istirahat

dan bermain serta mengaji siswa. Maka banyak siswa yang sering ijin tidak

mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka. Faktor lain yang menjadi

penghambat adalah kurangnya pembina putra.

Untuk mengatasi hambatan tersebut maka waktu pelaksanaan diajukan

jamnya, dan apabila terjadi hujan maka pelaksanaan kegiatan dilakukan di dalam

ruang kelas. Untuk mengatasi kekurangan pembina putra, dengan mengambil

bantuan dari luar pihak sekolah yaitu Dewan Kerja Ranting (DKR) yang siap

membantu sewaktu-waktu dibutuhkan.

Daftar Pustaka

Aqib, Z. 2012. Pendidikan Karakter Di Sekolah. Bandung: Yrama Karya.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2011. Pedoman Pelaksanaan

Organisasi Sekolah. Semarang: Depdikbud

Ekechukwu, Rosemary O dkk. 2014. Leadership Education Through

Extracurricular Activities In Tertiary Institutions In Nigeria. Academic

Research International, Volume V; No.3,273-279

Hasibuan, Z. A. 2007. Metodelogi Penelitian Pada Bidang Ilmu Komputer Dan

Teknologi Informasi : Konsep, Teknik, Dan Aplikasi. Jakarta : Fakultas Ilmu

Komputer Universitas Indonesia

J. Hilliard dkk. 2014. Program Innovations And Character in Cub Scouts Findings

from Year 1 of a Mixed-Methods, Longitudinal Study. Journal of Youth

Development, Volume IX; No.4,6-30

Page 18: N I M : Q100140037eprints.ums.ac.id/45574/23/10. Publikasi Ilmiah.pdforganisasi intra sekolah (OSIS ), latihan kepemimpinan dan wawasan wiyata mandala. Salah satu kegiatan ekstrakurikuler

14

Kesuma, D. 2012. Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah.

Bandung: Rosdakarya

Metsapelto, L. Riitta&Lea, P. 2014. The Benefits Of Extracurricular Activities

For Sosioemotional Behavior And School Achievement In Middle

Childhood: An Overview Of The Research. Journal of Educational

Research, Volume VI; No.3, 10-33

Lopez, S.J&Louis, M.C. 2009. The Principle of Strengths-Based Education.

Journal of College and Character, Volume X; No.4,143-154

Miles, B&Huberman, M. 1992: Qualitative Data Analisys. Sage Publication.

Terjemahan oleh Tjetjep Rohendi Rosidi. Tahun 2007. Jakarta: Penerbit

Universitas Indonesia

Moleong, Lexy J. 2012. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya

Ramly, M. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa.

Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional Badan Pengembangan Pusat

Kurikulum

Spradley, J. P. 2007. Metode Etnografi. Yogyakarta: Tiara Wacana. Edisi II

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendekatan Kualitatif dan R&D. Bandung.

Alfabeta

Sukmadinata, Syaodih, N. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya

Sunardi, A. BOB. 2006. Boyman Ragam Latihan Pramuka. Bandung: Nuansa

Muda

Suryosubroto, 1990. Tatalaksana Kurikulum. Jakarta: Rineka Cipta

Sutama. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, PTK dan

R&D. Surakarta: Fairus Media

Sutisna, O. 1989. Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis Untuk Praktek

Profesional. Bandung: Angkasa

Tasripin. 2011. Pengembangan Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan

Ekstrakurikuler Berbasis Pembiasaan: Studi Kasus di SDN Sukarame 01

Kecamatan Caringin Kabupaten Garut. Tesis. PPs-UPI

Page 19: N I M : Q100140037eprints.ums.ac.id/45574/23/10. Publikasi Ilmiah.pdforganisasi intra sekolah (OSIS ), latihan kepemimpinan dan wawasan wiyata mandala. Salah satu kegiatan ekstrakurikuler

15

Wilson, N. 2009. Impact of Extracurricular Activities on Students. A Research

Paper. http: //www2.uwstout.edu/content/lib/thesis/2009/2009wilsonn.pdf.

Wuryanto, A. 2011. Panduan Guru: Pendidikan Karakter Terintegrasi dalam

Pembelajaran Matematika SMP. http:// aguswuryanto. wordpress. Com

/2011 /12/22/2449/. Diakses hari Senin tanggal 27 Januari 2014 pukul 22:00

WIB.