muted group theory

Upload: indhanp

Post on 18-Jul-2015

290 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Muted Group Theory Muted Group Theory menyatakan bahwa seorang wanita berusaha menggunakan bahasa yang diciptakan oleh pria untuk mendeskripsikan pengalaman mereka. Proses ini membuat mereka raguragu dan sering kali tidak lancar ketika mampu menggunakan bahasa dengan fasih demi tujuan mereka. Hal ini tidak terjadi kepada wanita saja, tetapi pada kelompok-kelompok yang dibungkam karena tidak memadainya bahasa mereka. Tokoh yg berperan dalam teori ini adalah Edwin dan Shirley Ardener. Edwin menyatakan bahwa kelompok yang menyusun bagian teratas dari hierarkhi sosial menentukan sistem komunikasi bagi budaya tersebut. Kelompok dengan kekuasaan lebih rendah seperti wanita, kaum miskin, dan orang kuliat bewarna harus belajar untuk bekerja dalam sistem komunikasi yang dibentuk oleh kelompok dominan. Bagi kelompok bungkam, apa yg mereka katakan pertama kali harus bergeser dari pandangan mereka sendiri terhadap dunia dan kemudian diperbandingkan dengan pengalaman-pengalaman dari kelompok yang dominan. Kelompok dominan menurut Orbe dan Hetcher (2004) menyatakan bahwa di AS dan beberapa budaya lainnya, masyarakat memberikan penghargaan bagi karakteristik dan perspektif tertentu. Orang-orang dominan adalah Amerika keturunan Eropa, pria, heteroseksual, tidak memiliki cacat tubuh, muda, anggota kelas menengah ke atas, dan kristen. Berbicara tentang dominan dan non-dominan, terdapat pdua konsep penting, yaitu sex dan gender. Sex diartikan sebagai suatu kategori yang membedakan pria dan wanita dari sisi biologis, dan merupakan pemberian Tuhan yang tidak dapat dirubah. Sedangkan gender, merupakan suatu kategori yang membedakan antara pria dan wanita lewat proses pembelajaran pola perilaku dalam suatu kebudayaan yang mengkonstruksikan seseorang dalam feminitas dan maskulinitas.

Ada tiga asumsi yang mendasari teori ini, antara lain: 1. Perbedaaan pandangan antara pria dan wanita dikarenakan adanya perbedaaan pengalaman dan aktifitas yang berakar dari pembagian kerja antara pria dan wanita. Asumsi ini didasarkan pada suatu pembagian kerja antara pria dan wanita yang berbasis sex, dimana wanita cenderung diarahkan pada pekerjaan rumah tangga, sedangkan pria pada pekerjaan di luar rumah. 2. Karena dominasi politiknya, maka sistem persepsi pada pria cenderung dominan, bahkan menghambat kebebasan berekspresi dari para wanita. Tidak dapat dipungkiri bahwa pria lebih dihargai dalam kehidupan sosial, sebaliknya pengalaman wanita diabaikan, akibatnya wanita mengalami kesulitan dalam membicarakan pengalamannya tersebut. 3. Dalam rangka ikut berpartisipasi dalam masyarakat, wanita harus mentrasformasikan pola pemikiran mereka terhadap sistem ekspresi pria. Asumsi ini mengatakan bahwa ketika berbicara dengan sesamanya, wanita cenderung akan berkolaborasi secara alami karena mereka memerlukan bantuan dari sesamanya, wanita cenderung akan berkolaborasi secara alami karena mereka memerlukan bantuan dari sesamanya untuk menemukan kata-kata yang tepat dalam mengekspresikan pemikirannya. Ada beberapa metode yang digunakan untuk menghasilkan distribusi kekuasaan dan kediamaan seseorang, antara lain: Ridicule / Mengejek, menaruh perhatian bahwa pembicaraan wanita itu terpinggirkan dan diabaikan. Pria selalu mengganggap bahwa apapun yang dibicarakan oleh para wanita adalah halhal yang tidak bermakna dan mereka tidak dapat memahami mengapa wanita seringkali menghabiskan banyak waktu untuk bercakap-cakap dengan sesamanya di telepon. Ritual, salah satu contoh ritual di sini adalah upacara pernikahan, yang mana mengindikasikan bahwa wanita diberikan bagi para pria dan statusnya lebih rendah dibanding pria. Setelah menikah pun, wanita harus mengganti namanya sesuai dengan nama pria yang dinikahinya. Kontrol, Media dikendalikan oleh para pria, sedangkan kontribusi wanita dalam lingkup media sangat dibatasi. Salah satu buktinya adalah dalam hal interupsi. Ketika pria menginterupsi wanita, maka wanita akan mengikuti interupsi interupsi tersebut, namun sebaliknya bila wanita menginterupsi pria, maka pria tersebut tetap akan bertahan dalam pendapatnya.

Harassment, dalam street harassment, wanita tidak memiliki kebebasan dalam mengakses jalan publik. Ruang publik dikendalikan oleh pria. Wanita yang pernah mengalami sexual harassment diabaikan dan dianggap tidak penting. Houston dan kramarae mengajukan beberapa strategi dalam mengubah kendali pria atas wanita. Pertama, memberi nama kepada silencing dalam suatu topik diskusi. Kedua, dengan mengklaim ulang, meningkatkan derajat dan pemikiran wanita, serta memulai perayaan dan pembelajaran di segala bidang bagi wanita. Melalui kegiatan ini, menunjukkan bahwa wanita juga dapat melakukan hal-hal yang efektif, berdampak, serta mampu berekspresi layaknya para pria. Ketiga, dengan menciptakan bahasa baru yang lebih representatif untuk menangkap dan menggambarkan pengalaman-pengalaman wanita.

Kenapa wanita dibungkam? Siapa yang membungkam?

Dalam teori ini dinyatakan bahwa seorang wanita berusaha menggunakan bahasa yang diciptakan oleh pria untuk mendeskripsikan pengalaman mereka. Proses ini membuat mereka ragu ragu dan menjadi sering kali tidak lancar dan fasih dalam mencapai tujuan mereka. Disinilah mulai muncul pembagian gender, dimana pria dirasa lebih fasih dan tegas dalam sistem komunikasi mereka. Perempuan mulai terbungkan karena adanya perbedaan sistem komunikasi yang dimiliki. Pria dirasa lebih mampu untuk memimpin dibandingkan wanita juga karena hal tersebut. Dan hal seperti ini tidak hanya terjadi pada kaum wanita saja, namun juga pada kelompok kelompok minoritas yang dibungkan oleh kelompok mayoritas yang lebih dominan. Penelitian Shirley dan Edwin Ardener, Cheris Kamarae?

Edwin dan Shirley Ardener menyatakan bahwa kelompok yang menyusun bagian teratas dari hierarkhi sosial menentukan sistem komunikasi bagi budaya tersebut. Kelompok dengan kekuasaan lebih rendah seperti wanita, kaum miskin, dan orang kulit bewarna harus belajar untuk bekerja dalam sistem komunikasi yang dibentuk oleh kelompok dominan. Menurut cheris kamarae, perkataan perempuan diabaikan dikelompok masyarakat kita; pendapat perempuan didevaluasikan (dikesampingkan). Ketika perempuan mencoba untuk mengatasi ketidakadilan ini lalu kendali laki laki menempatkan mereka pada kesulitan yang beranekaragam. Bahasa buatan laki laki membantu dalam mendefinisikan, mendepresiasikan dan mengeluarkan perempuan. Karenanya, perempuan adalah kelompok yang terbungkam.

Rapport talk dan report talk?

Dimana kebanyakan perempuan dalam bahasa percakapan sehari hari menggunakan pola hubungan bahasa, sebagai salah satu cara membangun hubungan baik dalam bernegosiasi. Sedangkan bahasa percakapan sedangkan laki laki menurut memilih untuk mempertahankan kebebasan, dan bernegosiasi, serta berupaya mempertahankan status hirarki sosialnya. Dari kedua statement tadi di atas, memperlihatkan bahwa terdapat referensi kepada status dan hubungan sebagai tujuan utama dari seorang laki laki, dan gaya percakapan perempuan. Pola berbicara yang lain antara perbedaan gender, dapat dijelaskan dalam beberapa hal berikut ini:

1.

Seorang perempuan berusaha menceritakan rahasia pribadinya kepada teman baiknya, untuk membangun kepercayaan dan hubungan pertemanan yang semakin dekat. Perempuan dalam kelompok kecil, sangat memperhatikan kontak mata antara satu sama lain. Perilaku anak laki laki saat menjelang dewasa, umumnya senang membicarakan segala hal yang berbau olahraga,otomotif, dan segala aktifitas yang bersifat teknologi canggih. Untuk anak laki laki saat menjelang dewasa, memiliki kecenderungan untuk merahasiakan cerita, dan emosinya kedalam (internalised), dimana terdapat stereotip, bahwa rahasia itu tidak untuk dibagi, ataupun diceritakan kembali kepada pihak lain, selain itu seorang laki laki akan dianggap lemah jika menampilkan luapan emosinya. Sehingga hal ini kemungkinanmenyebabkan ada stereotip bahwa, anak laki laki tidak boleh menangis (boys dont cry).

2.

3.

4.

Cameraman? Kenapa bukan cameraperson?

Karena awalnya bahasa diciptakan oleh pria untuk mendeskripsikan pengalaman mereka. Proses ini membuat kaum wanita ragu ragu dan menjadi sering kali tidak lancar dan fasih dalam mencapai tujuan mereka. Ini didukung oleh dominasi pria yang dirasa lebih fasih dan tegas dalam sistem komunikasi mereka yang mengakibatkan perempuan mulai terbungkan karena adanya perbedaan sistem komunikasi yang dimiliki. Ini yang mengakibatkan beberapa bahasa terlihat sangat maskulin. Seiring berjalanya waktu wanita-wanita yang terbungkam mulai bangkit dan melawan dominasi pria dengan gerakan Feminisme. Disini mulai terjadi perubahan bahasa dimana penggunaan sebutan kameramen berubah menjadi kameraperson Bagaimana mereduksi muted group theory? Kamus feminis?

Salah satunya dengan adanya kamus feminis yang dicetuskan oleh Kramarae dan Paula Treichler. Ini adalah kamus feminism yang menawarkan definisi kata-kata perempuan dan juga menawarkan alternative bacaan feminine. Kamus feminis ini adalah kebebasan dari kaum perempuan terhadap bahasa yang ada. Misalnya pada cameramen yang kenapa bukan kamerawomen?. Kamus tersebut menempatkan perempuan dipusat dan memikirkan kembali bentuk bahasa yang memiliki perspektif yang berbeda. Kramarae dan Paula Treichler tidak menyatakan bahwa semua perempuan menggunakan kata-kata dengan cara yang sama, tapi mereka memasukan definisi milik

perempuan hampir 2500 kata untuk menggambarkan kreatifitas bahasa perempuan dan untuk membantu memberikan kekuasaan kepada perempuan untuk merubah status terbungkamnya mereka Contoh 35-1

Appearance. Penampilan: penampilan wanita dalam busana kerjanya. Seorang wanita sangat peduli dengan penampilanya bukanlah hasil dari cuci otak., itu adalah reaksi dari keperluan. (A Redstockings Sister).

Cuckold. Suami yang istrinya tidak setia: istri yang suaminya tidak setia tetap dipanggil istri (wife). (Cheris Kamarae)