mudahrabah

15
NAMA : DEPO LESTARI SINAGA NIM : 140523010 TUGAS : PERBANKAN SYARIAH MUDHARABAH

Upload: depo-sinaga

Post on 15-Apr-2017

334 views

Category:

Economy & Finance


0 download

TRANSCRIPT

NAMA : DEPO LESTARI SINAGANIM : 140523010TUGAS : PERBANKAN SYARIAH

MUDHARABAH

1. PENGERTIAN MUDHARABAHMudaharabah atau disebut juga Muqaradhan berarti bepergian untuk urusan dagang. Secara muamalah berarti pemilik modal (shahibul maal) menyerahkan modalnya kepada pekerja/pedagang (mudaharib) untuk diperdagangkan/diusahakan, sedangkan keuntungan dagang itu dibagi menurut kesepakatan bersama. Nailul Authar. Mudharabah merupakan bahasa penduduk Iraq, sedangkan menurut bahasa penduduk hijaz disebut dengan istilah qirad.

2. LANDASAN HUKUM AKAD MUDAHARABAH

Sesunguhnya orang-orang yang mengelola harta Allah dengan tidak benar, maka bagi mereka api neraka di hari kiamat” (HR. Bukhari)

Sesunguhnya, Islam menganjurkan manusia untuk mencari harta dengan sebanyak-banyaknya dan bebas ke segala penjuru, tidak melulu di dalm negeri. “… dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah SWT…”( QS. Al Muzammil (73) : 20)

“Apabila telah ditunaikan shalat maka bertebarlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah SWT”. (QS. Al Jumu”ah (62) : 10)

“Tidak ada dosa bagi kamu untuk mecari karunia (rezeki hasil perniagaan) Tuhanmu…” (QS. Al Baqarah (2) : 198)

Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas bahwasanya Sayyidina Abbas jikalau memberikan dana ke mitra usahanya secara Mudaharabah, ia mensyaratkan agar danaya tidak dibawa mengurangi lautan, menuruni lembah berbahatya, atau mebeli ternak yang berparuparu basah, jika menyalahi peraturan maka yang bersangkutann bertangung jawab atas dana tersebut. Disampaikan nyalah syarat-syarat tesrbut ke Rasullah SAW dan Rasulpan memperkenakannya (hadits dikutif oleh Imam Alfasi dalam majama”azzawaid 4/161).

Dari Syu’aib r.a bahwa Rasulluah SAw bersabda: “Tiga perkara di dalamnya terdapat keberkatan, menjual dengan pembayran secara kredit, Muqaradahah (nama lain dari Mudaharabah), mencampuir gamdum dengan tepung untuk keperluan rumah dan bukan untuk dijual. “ (HR Ibnu Majah).

3. RUKUN MUDHARABAH

a. Orang yang berakad:1. Shahibul Mal / Rabbul Maal (pemilik

Modal)2. Mudaharib (pelaksana/usahawan)

b. Modal (Maal)c. Kerja atau usaha (Dharabah)d. Keuntungan (Ribh)e. Shigat (Ijab Qabul)

4. SYARAT-SYARAT MUDHARABAHa.Orang yang terkait dalam akad adalah cakap

bertindak hukum b. Syarat modal yang digunakan harus

1. Berbentuk uang (bukan barang)2. Jelas jumlahnya3. Tunai bukan (berbentuk hutang)4. Langsung diserahkan kepada Mudaharib

C.Pembagian keuntungan harus jelas, dan besar sesuai nisbah yang disepakati.

5. TEKNIS PERBANKAN

1. MaknaMudaharabah adalah akad kerjasama antar Bank yang menyediakan modal dengan Mudaharib (nasabah) yang memanfaatkannya untuk tujuan-tujuan usaha yang produktif dan halal. Hasil keuntungan dari penggunaan dana tersebut dibagi bersama berdasarkan nisbah yang disepakati.

2. Rukun dan syaratMenurut jumhur ulama menyatakan bahwa rukun Mudharabah adalah:1. Shahibu al maal (pelaku akad dan pemilik modal/dana/Bank),2. Mudharib (pelaku akad dalam menjalankan usaha dan disebut juga sebagai pengusaha/nasabah) maal (modal/dana pembiayaan)3. Ribh/Irbah (keuntungan atas hasil usaha)4. Dharabah (kerja atau jenis usaha pembiayaan yang akan dijalankan),dan5. Shigat (isi akad perjanjian).

LANJUTAN…

3. Jenis UsahaDana Mudaharabah dapat digunakan untuk jenis usaha perdagangan atau perniagaan seperti : dalam usaha waralaba, atau usaha yang berbentuk kemitraan (partnership), dana untuk penambahan modal kerja atau modal kerja baru.

LANJUTAN…

4. Bagi Hasil Bagi hasil adalah keuntungan yang diperoleh dari pengelolaan dana pembiayaan

Mudharabah yang diberikan dengan persyaratan:

Perhitungan dari pendapatan total proyek (pendekatan revenue sharing atau profit sharing) Landasan perhintungan cash flow reasonable yang disepakati bersama Pembagian bagi hasil dilakukan setiap bulan atau yang disepakti.

Pembagian bagi hasil (keuntungan/kerugian) sesuai dengan nisbah yang disepakati. Pihak-pihak yang mendapatkan bagi hasil adalah para pihak yang terlibat dalam usaha Mudharabah, selain dari itu tidak berhak menerimanya.

Bank tidak akan menerima keuntungan, apabila terjadi kegagalan atau wanprestasi yang bukan dilakukan oleh Mudaharib.

Apabila terjadi kegagalan usaha dan menyebabkan kerugian disebabkan oleh kelainan Mudharib, maka kerugian tersebut harus dutangung Mudaharib (menjadi piutang bank).

LANJUTAN….

5. Dharabah (Pekerjaan/Usaha)

Bank berhak melakukan pengawasan terhadap pekerjaan namun tidak berhak mencampuri urusan pekerjaan/usaha Mudaharib.

Mudaharib dilarang melakukan Mudaharabah dengan orang lain, kecuali jika pemilik modal memberikan izin.

Penyedia dana (Bank) tidak boleh membatasi usaha/tindakan Muedaharib dalam memperoleh keuntungan, kecuali diluar perjanjian (usaha yang telah ditetapkan) atau yang menyimpang dari aturan syariah.

6.AKUTANSI MUDHARABAH

a. Pengakuan Modal Mudaharabah pada saat Akad Modal pembiayaan Mudaharabah akan diakui ketika pembayaran dilakukan kepada

Mudharib (nasabah) Jika modal pembiayaan Mudahrabah diberikan secara angsur, maka diakui pada saat

pemberian pembayaran angsuran. b. Penialain Mudaharabah pada saat Akad Pembiayaan Mudaharabah akan dinilai ketika pembayaran atau sudah berada

dibawah kekuasaan Mudaharib. Pembiayaan Mudaharabah yang disipakan dalam bentuk lain (barang dengan non

monetary asset yang digunakan dalam usaha) akan dinilai berdasarkan nilai wajar dari asset tersebut (nilai yang disepakati) dan jika penilaian itu mengahsilkan perbedaan anatara nilai wajar dan nilai buku, maka perbedaan akan diakui sebagai keuntungan / kerugaian.

Biaya-biaya yang timbul akibat akad ditangung oleh salah satu atau dua belah pihak (seperti study kelayakan dan biaya sejenisnya), karena ini bukan merupakan bagian Mudahrabah, kecuali disepakati bersama.

 

LANJUTAN….c. Penilaian Modal Mudharabah setelah akad pembiayaan berakhir Modal Mudaharabah akan dinilai setelah akad berakhir sebagaimana penelitian saat akad Jika sebagaian modal Mudaharabah hilang karena bukan kelalaian nasabah, maka besar kerugian

tersebut akan mengurangi modal Mudharabah dan akan diperlakukan sebagai kerugian bank Apabila seluruh modal mudahrabah hilang tanpa pelangraran atau kealpaan dipihak

nasabah/mudaharib, maka pembiayaan Mudharabah akan diakhiri dan perhitungannya akan diselesaikan dan kerugain diperlakukan sebagai kerugian Bank

Jika pembiayaan diakhiri dengan cara dilikudiasi dan modal Mudaharabah belum dikembalikan kepada bank, maka modal Mudaharabah diakui sebagai piutang Bank kepada Mudaharib.

 d. Pengakuan keuntungan atau kerugian untuk Bank Keuntungan atau kerugian yang diterima Bank dalam transaksi Mudaharabah dari awal hingga

akhir periode usaha diakui pada saat diselesaikan. Jika Mudaharib tidak mebayar kewajiban kepada Bank, maka diakui sebagai piutang Bank

terhadap Mudaharib Hasil kerugian dari penyelesaain Mudaharabah akan diakui padaa saat penyelasaaiannya dengan

mnegurangi modal Mudaharabah Kerugain yang disebabkan oleh kesalahan atau kesalahan Mudaharib akan ditangung oleh

Mudaharib dan kerugian tersebut diakui sebagai piutang Bank kepada Mudaharib.

7. APLIKASI MUDAHRABAH DI BANK SYARIAH

1. Pada sisi penghimpuanan dana Mudharabah diterapkan pada:

a. Tabungan Mudaharabah adalah simpanan pihak ketiga di Bank Syariah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat atau beberapa hari sesuai perjanjian. Dalam hal ini Bank bertindak sebagai Mudaharib (pengelola modal) dan deposan sebagai Shahibul Maal (pemilik Modal). Bank sebagai Mudaharib akan membagi keuntungan kepada shahibul maal sesuai dengan nisbah (persentase) yang telah disepakti bersama.

b. Deposito Mudharabah ( Deposito Investasi Mudharabah) merupakan investasi melalui simpanan pihak ketiga (perorangan atau badan hukum), yang penarikannnya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu (jatuh tempo) dengan mendapatkan imbalan bagi hasil.

LANJUTAN…

2. Pada sisi pembiayaan, mudharabah diterapkan untuk

a. Pembiayaan modal kerja. Bank menyediakan pembiayaan modal investasi atau modal kerja sepenuhnya (pemilik modal/ sahhibul maal), sedangkan nasabah menyediakan usaha dan manajemennya (mudharib) Hasil keuntungan akan dibagi sesuai dengan kesepakatan bersama dalam bentuk nisbah (persentase) tertentu dari keuntungan misalnya 65% : 35%. 

b. Investasi khusus, disebut juga mudharabah muqayyadah, di mana sumber dana khusus dengan penyaluran dana yang khusus dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh shahibul maal.

8. PEMBATALAN MUDHARABAH

1. Tidak terpenuhinya salah satu atau beberapa syarat Mudharabah .

2. Pengelola dengan sengaja meninggalkan tugasnya sebagai pengelola modal atau pengelola modal berbuat sesuatu yang bertentangan dengan tujuan akad.

3. Apabila pelaksana atau pemilik modal meninggal dunia atau salah seorang pemilik modal meninggal dunia, mudharabah menjadi batal.

SKEMA MUDHARABAH