landasan hukum keuangan negara

71
1. UU NO. 17 TAHUN 2003 TTG KEUANGAN NEGARA 2. UU NO. 1 TAHUN 2004 TTG PERBENDAHARAAN NEGARA 3. UU NO. 15 TAHUN 2004 TTG PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN TANGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARA

Upload: tatang-suwandi

Post on 18-Nov-2014

1.028 views

Category:

Economy & Finance


5 download

DESCRIPTION

Landasan Hukum Keuangan Negara terdiri dari 3 paket undang-undang

TRANSCRIPT

Page 1: Landasan Hukum Keuangan Negara

1. UU NO. 17 TAHUN 2003 TTG KEUANGAN NEGARA

2. UU NO. 1 TAHUN 2004 TTG PERBENDAHARAAN NEGARA

3. UU NO. 15 TAHUN 2004 TTG PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN

TANGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARA

Page 2: Landasan Hukum Keuangan Negara
Page 3: Landasan Hukum Keuangan Negara

UU No. 17 / 2003TENTANG KEUANGAN NEGARA

Pengertian Keuangan Negara Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Negara Penyusunan dan Penetapan APBN / APBD Pelaksanaan APBN dan APBD Perttanggungjawaban atas Pelaksanaan

APBN/APBD Pidana, Saknsi Administratif dan ganti Rugi

Page 4: Landasan Hukum Keuangan Negara

Pengertian-Pengertian Keuangan Negara Adalah semua hak dan kewajiban negara yg dpt dinilai uang, serta segala

sesuatu baik berupa uang maupun barang yg dpt dijadikan sbg milik negara berhubung dg pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut

APBN Adalah rencana keuangan tahunan pemeintahan negara yg disetujui oleh

DPR APBD Adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yg disetujui oleh

DPRD Penerimaan Negara Adalah uang yg masuk ke rekening kas negara Pengeluaran Negara Adalah uang yg keluar dari kas negara Pendapatan Negara Adalah hak pemerintah pusat yg diakui sbg penambah nilai kekayaan

bersih Belanja Negara Adalah kewajiban pemerintah pusat yg diakui sbg pengurang nilai kekayaan bersih

Page 5: Landasan Hukum Keuangan Negara

Keuangan Negara Hak Negara Kewajiban Negara Penerimaan Negara Pengeluaran Negara Penerimaan Daerah Pengeluaran Daerah Kekayaan Negara/Kekayaan Daerah yg dikelola

sendiri atau oleh pihak lain Kekayaan Pihak Lain yg dikuasai negara Kekayaan Pihak lain yg diperoleh dg

menggunakan fasilitas negara

Page 6: Landasan Hukum Keuangan Negara

PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA Presiden, selaku Kepala Pemerintahan memegang

kekuasaan pengelolaan keuangan negara sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan.

Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Negara a. Dikuasakan kepada : 1. Menteri Keuangan 2. Menteri Teknis/Pimpinan Lembaga b. Diserahkan kepada : Gubernur/Bupati/Walikota ( UU No.17/2003 Psl 6 ayat 1 dan 2 )

Page 7: Landasan Hukum Keuangan Negara

Comptabel beheer administratief beheer

PEMBUATAN PEMBUATAN KOMITMENKOMITMEN

PENGUJIAN & PENGUJIAN & PEMBEBANANPEMBEBANAN

PERINTAH PERINTAH PEMBAYARANPEMBAYARAN PENGUJIANPENGUJIAN PENCAIRAN PENCAIRAN

DANADANA

Pemisahan Kewenangan

Menteri Teknis Menteri Keuangan

Page 8: Landasan Hukum Keuangan Negara

Menteri Keuangan sebagai pembantu

Presiden dalam bidang keuangan pada

hakekatnya adalah Chief Financial Officer

(CFO) Pemerintah R.I.

Menteri Keuangan sebagai pembantu

Presiden dalam bidang keuangan pada

hakekatnya adalah Chief Financial Officer

(CFO) Pemerintah R.I.

Setiap menteri sebagai pembantu Presiden

pada hakekatnya adalah Chief Operational

Officer (COO) untuk bidang tugas

kementerian yang dipimpinnya.

Setiap menteri sebagai pembantu Presiden

pada hakekatnya adalah Chief Operational

Officer (COO) untuk bidang tugas

kementerian yang dipimpinnya.

Page 9: Landasan Hukum Keuangan Negara

UU No. 17 tahun 2003

Presiden

Men.Keu Men.Teknis Gub/Bpt/ Ka. Lbg W.kota KPPN KPA KPA SKPD

Page 10: Landasan Hukum Keuangan Negara

Men.keu Men/k.l. Gub/bpt/w.k.

Presiden

kppn

KPA

KPA

PPK

B.O.

PPSPM

KPA

Pihak.III

Pjbt/PanitiaPengadaan

B.Penerima

Bendahara

Page 11: Landasan Hukum Keuangan Negara

Kewenangan Menteri Keuangan

Selaku Pengelola Fiskal dan Wk. Pemerintah dalam hal kepemilikan kekayaan Negara yg dipisahkan, dg tugas :

1. menyusun kebij. fiskal ekonomi makro 2. menyusun ranc. APBN 3. mengesahkan dok. Pelaks. Angg. 4. perjanjian int. di bid. Moneter 5. pemungutan pendptn negara sesuai UU. 6. melaks. Fungsi kebendaharaan umum. 7. menyusun laporan Keuangan ( sbg. pertanggungjawaban pelaksanaan APBN). 8. tugas lainnya di bid pengelolaan fiskal ( UUNo. 17/2003 Bab II Psl 8 )

Page 12: Landasan Hukum Keuangan Negara

Pendelegasian Kewenangan BUN Selaku Bendahara Umum Negara

( BUN ), pelaksanaan anggaran di daerah dikuasakan kepada :

KPPN selaku Kuasa Bendahara Umum Negara ( Kuasa BUN ), sesuai dengan batas kewenangannya.

( UU No.1/2004 Psl.7 ayat 2 g – Psl 8 ayat 1 )

Page 13: Landasan Hukum Keuangan Negara

Kewenangan Menteri Teknis / Ketua Lembaga

Selaku Pengguna Anggaran / Pengguna Barang kementrian negara / lembaga yg dipimpinnya ( COO ),dg tugas :

1. menyusun ranc. Angg.kementrian negara/lembaga. 2. menyusun dok. Pelaks. Angg. 3. melaks.angg.kemetrian negara/lembaga. 4. melaks. Pemungutan PNBP dan menyetorkan ke Kas Negara. 5. mengelola utang dan piutang neg. di lingk. Kementrian negara/lembaga. 6. mengelola BMN. 7. menyusun dan menyampaikan lap.keu. 8. hal-hal lain yg menjadi tgg. jwbnya ( UU No.17 / 2004 psl. 9 )

Page 14: Landasan Hukum Keuangan Negara

Penyusunan dan Penetapan APBN APBN ditetapkan tiap tahun dg UU APBN meliputi anggaran pendapatan, anggaran

belanja dan pembiayaan Pendapatan negara : 1. penerimaan pajak 2. penerimaan bukan pajak (PNBP) 3. Hibah Belanja Negara : 1. belanja pem.pusat 2. pelaksanaan perimbangan keu pem.pusat dan

daerah 3. dirinci menurut organisasi, fungsi dan jenis belanja.

Page 15: Landasan Hukum Keuangan Negara

Sistem Penganggaran sebelum UU No.17/2003

Line Item Budgeting System

Penerimaan Pengeluaran

Rutin Pembangunan Rutin Pembangunan

migas hutang LN jenis sektor

Non migas belanja

Page 16: Landasan Hukum Keuangan Negara

Penyusunan APBN menurut UU 17/2003

Diawali dengan RPJM 5 tahun RPJM dijabarkan ke dalam RKP 1 tahun RPJM didistribusikan ke dalam Renstra- K/L 5 tahun Renstra – K/L dijabarkan ke dalam Renja-K/L tahun RKP dan Renja-K/L dirumuskan ke dalam RKA-K/L

1 tahun

Page 17: Landasan Hukum Keuangan Negara

SAPSK SAPSK

Penyusunan Dokumen Anggaran

RKAKLRKAKLPem

erintah

Pem

erintah

DP

RD

PR

Kem

enterianT

eknis

Depk

eu

(DJA

PK

)

RKAP/RKAP/RAPBNRAPBN

RKPRKP

PanitiaPanitiaAnggaranAnggaran

Penyusunan RKAKL Pembahasan

RKAKL

Penyusunan RAPBN

Januari November

RKAKLRKAKL

RUURUUAPBNAPBN

UUUUAPBNAPBN

PERRESPERRESRINCIANRINCIAN

APBNAPBN

PembahasanRUU-APBN

KomisiSektora

l

Oktober

Page 18: Landasan Hukum Keuangan Negara

APBN

RENCANA STRATEGIS

KEMENTERIAN / LEMBAGA

(REN-STRA K/L)

RENCANA PEMBANGUNAN

JANGKA MENENGAH

(RPJMN)

RENCANA KERJA

KEMENTERIAN / LEMBAGA

(REN-JA K/L)

RENCANA KERJA

PEMERINTAH (RKP)

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN

LEMENTERIAN / LEMBAGA (RKA-K/L)

Medium Term fiscal Framework (MTFF)

KERANGKA FISKAL JANGKA MENENGAH (KFJM)

APBN

BELANJA K/L

Medium Term Expenditure Framework

(MTEF)

KERANGKA PENGELUARAN

JANGKA MENENGAH

(KPJM)

Menggunakan 3 Pendekatan Penyusunan

SINKRONISASI DALAM SISTEM PENGANGGARANSINKRONISASI DALAM SISTEM PENGANGGARAN

Page 19: Landasan Hukum Keuangan Negara

Penganggaran Terpadu( Unified Budget )

Kepala Satuan Kerja / KPA, satu-satunya penanggungjawab kegiatan atas anggaran yg dikuasainya

Penyatuan anggaran rutin dan pembangunan ke dalam satu jenis akun belanja, meniadakan terjadinya duplikasi anggaran dan kegiatan

Adanya keterpaduan yang sinergis antara pelaksanaan fungsi, program dan kegiatan pada masing-masing satker

Page 20: Landasan Hukum Keuangan Negara

Performance Budgeting System Merupakan sistem penganggaran yang

didasari atas rencana kinerja instansi pemerintah yang telah mendapat persetujuan

Mempresentasikan gambaran aspek keuangan dari seluruh kegiatan penyelenggaraan pemerintahan Negara sebagaimana diuraikan dalam Rencana Kinerja, dalam rangka pencapaian visi dan misi organisasi

Page 21: Landasan Hukum Keuangan Negara

Siklus KPJM

Medium Term Expenditure Framework

1. Setting Fiscal Target Allocation of Resources to Strategie 2.

Economic and Fiscal Framework Budget Policy Corporate Plan

Fiscal Update Statement Statement

Central Cabinet Minister

Page 22: Landasan Hukum Keuangan Negara

Medium Term Expenditure Framework(Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah)

Pernyataan Bank Dunia (World Bank ) 1. Proses pengambilan keputusan penganggaran harus menjadi lebih akuntabel, sesuai dengan hukum dan kredibel. 2. Akuntabilitas politik seharusnya meningkat baik pada level politisi, maupun pada level manajerial melalui transparansi yang lebih besar. 3. Mendorong para politisi untuk mengedepankan prioritas- prioritas sebagaimana dana yang disediakan/diinginkan. 4. Meningkatkan manajer tingkat sektoral untuk lebih akuntabel dalam pencapaian skala prioritas. 5. Melakukan spesifikasi sumber daya yang lebih baik dalam konteks MTEF

Page 23: Landasan Hukum Keuangan Negara

Penerapan Penerapan Sistem Sistem PenganggaranPenganggaran

SATUAN KERJA SEBAGAI PENANGUNGJAWAB PENCAPAIAN KELUARAN/OUTPUT KEGIATAN/ SUBKEGIATAN

SATUAN KERJA MEMPUNYAI KELUARAN YANG JELAS & TERUKUR SEBAGAI AKIBAT DARI PELAKSANAAN KEGIATAN

PEMBEBANAN ANGGARAN PADA JENIS BELANJA YANG SESUAI

PERHITUNGAN ANGGARAN DIDASARKAN PADA STANDAR BIAYA (BERISFAT UMUM DAN BERSIFAT KHUSUS

RANGKAIAN TINDAKAN YG DILAKSANAKAN SATUAN KERJA SESUAI DENGAN TUGAS POKOKNYA UNTUK MENGHASILKAN KELUARANAN YANG DITENTUKAN

KOMPONEN POKOK

Page 24: Landasan Hukum Keuangan Negara

1. SATUAN KERJA PUSAT ESELON I

2. SATUAN KERJA PUSAT ESELON II

3. SATUAN KERJA INSTANSI VERTIKAL ESELON II

4. SATUAN KERJA INSTANSI VERTIKAL ESELON III

5. SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD)

6. SATUAN KERJA NON VERTIKAL TERTENTU (SNVT)

7. SATUAN KERJA SEMENTARA (SKS)

8. SATUAN KERJA KHUSUS (DILUAR BAGIAN ANGGARAN K/L)

Page 25: Landasan Hukum Keuangan Negara

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara ( APBN )Ruang Lingkup APBN1.Pendapatan Negara a. Penerimaan pajak b. Penerimaan bukan pajak c. Penerimaan hibah ( DN, LN )2. Belanja Negara a. Belanja Pemerintah Pusat ( APBN ) b. Belanja Pemerintah Daerah ( Perimbangan Keuangan) 3. Pembiayaan Pembiayaan yg digunakan utk menutup

defisit yg bersumber dari dana dalam/luar negeri

Page 26: Landasan Hukum Keuangan Negara

Pengurusan APBN 1. Pengurusan Umum ( Administratif Beheer ) dilaksanakan oleh Menteri teknis/Pimpinan

Lembaga 2. Pengurusan Khusus ( Comptable Beheer ) dilaksanakan oleh Menteri Keuangan

Cyclus APBN 1. Perencanaan Anggaran ( RUU-APBN ) 2. Penetapan Anggaran ( UU-APBN ) 3. Pelaksanaan Anggaran ( kementrian negara /

lembaga ) 4. Pengawasan Anggaran ( pengawas fungsional ) 5. Perhitungan Anggaran Negara, LKPP setelah

diperiksa BPK

Page 27: Landasan Hukum Keuangan Negara

Asas Umum UU-APBN, sebagai dasar bagi pemerintah pusat untuk

melakukan penerimaan dan pengeluaran negara Perda-APBD, sebagai dasar bagi pemerintah daerah untuk

melakukan penerimaan dan pengeluaran daerah. Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran, dilarang

melakukan tindakan yang dapat membebankan APBN/APBD apabila anggaran pengeluaran tersebut tidak tersedia dan/atau tidak cukup tersedia

Semua pengeluaran negara/daerah, yg sesuai dengan prog. pemerintah pusat/daerah dibiayai dengan APBN/APBD

Anggaran yang digunakan utk kegiatan mendesak / tidak terduga disediakan dalam bagian anggaran tersendiri, yg selanjutnya dilaksanakan dengan PP.

Kelambatan pembayaran atas tagihan yg berkaitan dg pelaks. APBN/APBD dpt dikenakan denda/bunga.

Page 28: Landasan Hukum Keuangan Negara

Dilarang atas beban APBN : 1. Perayaan atau peringatan kementrian negara/ lembaga/pemerintah daerah 2. Pemberian ucapan selamat, hadiah/tanda mata, karangan bunga utk berbagai peristiwa 3. Pesta utk berbagai peristiwa dan pekan olah raga kementrian negara/lembaga/pemerintah daerah 4. Pengeluaran lain-lain utk kegiatan/keperluan yg sejenis spti tsb di atas. Dibatasi atas beban APBN : Penyelenggaraan rapat, rapat dinas, seminar,

pertemuan, loka karya, peresmian kantor/proyek dan sejenisnya. Boleh dilakukan secara sederhana dan hal-hal yg sangat penting.

Page 29: Landasan Hukum Keuangan Negara

Pendapatan Negara Adalah hak pemerintah pusat yg diakui sbg penambah nilai kekayaan bersih.

Pendapatan Negara terdiri atas : 1. penerimaan pajak 2. penerimaan bukan pajak 3. hibah

Belanja Negara Adalah kewajiban pemerintah pusat yg diakui sbg pengurang nilai kekayaan

bersih.

Belanja Negara dirinci menurut : 1. organiasi 2. fungsi 3. jenis belanja

Pembiayaan Adalah setiap penerimaan yg perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yg

akan diterima kembali, baik pd tahun anggaran bersangkutan maupun pd tahun anggaran berikutnya.

Page 30: Landasan Hukum Keuangan Negara

Dilarang atas beban APBN : 1. Perayaan atau peringatan kementrian negara/ lembaga/pemerintah daerah 2. Pemberian ucapan selamat, hadiah/ tanda mata, karangan bunga utk berbagai peristiwa 3. Pesta utk berbagai peristiwa dan pekan olah raga kementrian negara /lembaga/ pemerintah daerah 4. Pengeluaran lain-lain utk kegiatan/keperluan yg sejenis spti tsb di atas. Dibatasi atas beban APBN : Penyelenggaraan rapat, rapat dinas, seminar, pertemuan, loka karya, peresmian kantor/proyek dan sejenisnya, boleh dilakukan secara sederhana dan hal-hal yg sangat penting.

Page 31: Landasan Hukum Keuangan Negara
Page 32: Landasan Hukum Keuangan Negara

UU No. 1 Tahun 20041. UU Perbendaharaan Negara sebagai wujud

pelaksanaan pengelolaan keuangan negara.

2. Pelaksanaan Pengelolaan Keuangan Negara dilakukan secara terbuka dan bertangungjawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat

3. Perbendaharaan Negara adalah pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara, termasuk investasi dan kekayaan yang dipisahkan, yg ditetapkan dalam APBN/APBD

Page 33: Landasan Hukum Keuangan Negara

Pejabat Perbendaharaan

Menteri / Pimp. Lbg selaku Pengguna Anggaran / Pengguna Barang

Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara

Gubernur / Bupati / Walikota selaku Kepala Pemerintahan Daerah

Kepala Satuan Pengelola Keuangan Daerah adalah Bendahara Umum Daerah

Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah adalah Pengguna Angaran / Penguna Barang Daerah

Page 34: Landasan Hukum Keuangan Negara

Pendelegasian Kewenangan PA

Menyusun dok. Pelaks. Anggaran. Menunjuk Kuasa Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Barang Menetapkan pjbt. yg bertugas melakukan pemungutan pen. Negara. Menetapkan pjbt. Yg melakukan pengel. utang dan piutang. Melakukan tindakan yg mengakibatkan yg mengakibatkan pengel.

Bel. Negara. Menetapkan pjbt yg bertugas melakukan pengujian dan perintah

pembayaran. Menggunakan BMN Menetapkan pjbt yg bertugas melakukan pengelolaan BMN. Mengawasi pelaks. Anggaran. Menyusun dan menyampaikan lap. Keu. ( seluruhnya tersebut di atas di lingkungan kementrian

negara/lembaga yg dipimpinnya ).

( UU No. 1/2004 psl. 4 ayat 1 dan 2 )

Page 35: Landasan Hukum Keuangan Negara

Penyusunan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Menteri/Pimpinan Lembaga menyusun Dok.Pelaks.

Anggaran setelah APBN ditetapkan Dok.pelaks.anggaran disusun berdasarkan alokasi anggaran

yg telah ditetapkan oleh Presiden ( Perpres ttg Rincian APBN)

RKA-BLU kementrian negara/lembaga merupakan bagian yg dilampirkan dalam dok.pelaks.anggaran kementrian negara/lembaga bersangkutan

Dok.pelaks.anggaran disahkan oleh Men.Keu. Dok.pelaks.anggaran disampaikan kpd : 1. Menteri / Pimp. Lembaga 2. Kuasa BUN (KPPN) 3. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

Page 36: Landasan Hukum Keuangan Negara

DIPADIPAPem

erintah

Pem

erintah

DP

RD

PR

Kem

enterianT

eknis

Depk

eu

(DJP

BN

)

DIPADIPA

Penyusunan DIPA

Penelahaann DIPA

Pengesahan DIPA

November December

DIPADIPA

Penyusunan Penyusunan Dokumen Dokumen

Pelaksanaan Pelaksanaan AnggaranAnggaran

MENTERITEKNISMENTERITEKNIS SATKERSATKER

KPPNKPPN

BEPEKABEPEKA

TahunTahunPelaksanaanPelaksanaan

anggarananggaran

Page 37: Landasan Hukum Keuangan Negara

Prinsip Pelaksanaan Anggaran

Hemat, tidak mewah, efisien dan sesuai dg kebutuhan teknis yg dipersyaratkan

Efektif, terarah dan terkendali sesuai dengan rencana, program / kegiatan, serta fungsi kementrian negara/lembaga

Mengutamakan produksi dalam negeri Setiap tagihan atas beban anggaran

negara dilakukan berdasarkan atas hak dan bukti-bukti yg sah, sesuai ketentuan yg berlaku

Page 38: Landasan Hukum Keuangan Negara

Pendelegasian Kewenangan PA Menyusun dok. Pelaks. Anggaran. Menunjuk Kuasa Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna

Barang Menetapkan pjbt. yg bertugas melakukan pemungutan

pen. Negara. Menetapkan pjbt. Yg melakukan pengel. utang dan

piutang. Melakukan tindakan yg mengakibatkan yg

mengakibatkan pengel. Bel. Negara. Menetapkan pjbt yg bertugas melakukan pengujian dan

perintah pembayaran. Menggunakan BMN Menetapkan pjbt yg bertugas melakukan pengelolaan

BMN. Mengawasi pelaks. Anggaran. Menyusun dan menyampaikan lap. Keu. ( seluruhnya tersebut di atas di lingkungan kementrian

negara/lembaga yg dipimpinnya ).

Page 39: Landasan Hukum Keuangan Negara

Pelaksanaan Anggaran Pendapatan

Setiap kementrian negara /lembaga wajib mengintensifkan perolehan PNBP yang menjadi tanggungjawabnya.

PNBP harus disetorkan seluruhnya ke rek. Kas Negara

Setiap penerimaan kementrian negara / lembaga tidak boleh digunakan langsung utk membiayai pengeluaran

Page 40: Landasan Hukum Keuangan Negara

Penerimaan Negara Bukan Pajak( PNBP ) Adalah Penerimaan negara yg diperoleh selain dari sektor pajak

atau cukai Menurut sifatnya terdiri atas : 1. PNBP Umum PNBP yg ada pada semua kementrian negara / lembaga 2. PNBP Fungsional PNBP yg hanya ada pada kementrian negara / lembaga dalam

rangka pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi kementrian negara / lembaga bersangkutan

Menurut Jenisnya meliputi : 1. Penerimaan Sumber Daya Alam (SDA) 2. Bagian Laba BUMN / BHMN 3. PNBP Lainnya. 4. Pendapatan BLU

Page 41: Landasan Hukum Keuangan Negara

Penerimaan Negara Penerimaan Negara adalah uang yang masuk ke kas negara Meliputi : 1. Penerimaan Anggaran a. Penerimaan Pajak ( 41 ) b. Penerimaan Bukan Pajak ( 42 ) c. Penerimaan Hibah ( 43 ) d. Penerimaan Pembiayaan ( 71 )

2. Penerimaan Non Anggaran ( 81 )

Penerimaan Negara yang diperoleh dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan negara harus disetorkan seluruhnya ke rekening kas negara.

Penerimaan Negara disetorkan melalui Bank Persepsi / Devisa Persepsi yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan.

Penerimaan Negara yang diperoleh selain pajak (PNBP), yg bersifat fungsional dapat dipergunakan kembali untuk kegiatan penyelenggaraan pemerintahan negara setelah mendapat persetujuan Menteri Keuangan.

Page 42: Landasan Hukum Keuangan Negara

Penerimaan komisi, potongan, ataupun bentuk lain sbg akibat penjualan dan / atau pengadaan barang / jasa oleh negara adalah hak negara

Bunga dan / atau jasa giro yang diperoleh pemerintah merupakan pendapatan negara

Untuk menatausahakan penerimaan negara, Menteri / Pimpinan Lembaga mengangkat Bendahara Penerimaan.

Menteri / Pimp.Lembaga dpt membuka rekening utk keperluan pelaksanaan penerimaan negara di lingkungan kementrian negara/lembaga.

Page 43: Landasan Hukum Keuangan Negara

Pelaksanan Anggaran Belanja Berdasarkan dokumen pelaksanaan anggaran DIPA adalah dok. pelaksanaan anggaran bagi

satker di lingkungan kementrian negara / lembaga DIPA disusun berdasarkan Perpres Rincian

APBN / SRAA DIPA sbg dasar pembayaran berlaku selama satu

tahun anggaran Pagu anggaran dalam DIPA merupakan batasan

tertinggi pengeluaran anggaran yg tidak boleh dilampaui

Page 44: Landasan Hukum Keuangan Negara

DIPA 1. Ditandatangani oleh Menteri / Pimpinan Lembaga / Pjbt yang ditunjuk ( PA / KPA ). 2. Disahkan dengan Surat Pengesahan oleh Dirjen PBN / Ka.Kanwil DJPBN / Pjbt yang ditunjuk. 3. Memuat nama PA / KPA, PPSPM dan Bendahara Pengeluaran sbg Pjbt Perbendaharaan / pelaksana anggaran. 4. Memuat sumber dana yg digunakan pada masing-masing DIPA. ( RM, PHLN, PNBP. ) sebagai pagu anggaran. 5. Pagu DIPA merupakan batasan tertinggi yg tdk boleh dilampaui. 6. Terdiri atas : a. DIPA Pusat b. DIPA Daerah c. DIPA APP d. DIPA Dekonsentrasi e. DIPA Tugas Pembantuan 7. Berlaku mulai tgl. 1 Januari s/d 31 Desember, selama satu tahun anggaran.

Page 45: Landasan Hukum Keuangan Negara

Kewenangan KPA ( penerima pendelegasian kewenangan PA )

Menunjuk pjbt. yang diberi kewenangan untuk melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran belanja / penanggungjwb kegiatan / pembuat komitmen.

Menunjuk pjbt. yang diberi kewenangan untuk menguji tagihan kpd negara dan menandatangani Surat Perintah Membayar ( SPM ).

Menunjuk Bendahara Pengeluaran utk melaksanakan tugas kebendaharaan dlm rangka pelaks. Angg. Belanja.

( Per. Dirjen PBN No. PER.66/PB/2005 )

Page 46: Landasan Hukum Keuangan Negara

Pejabat tsb. Dilarang : Saling merangkap jabatan satu sama lain ( antara PPK, PPSPM dan Bendahara

Pengeluaran ) Merangkap jabatan sbg. Bendahara

Pengeluaran.( KPA, PPK dan PPSPM )

Kecuali : 1. KPA merangkap sebagai PPK 2. KPA merangkap sebagai PSPM ( KPA tdk boleh merangkap keduanya )

Page 47: Landasan Hukum Keuangan Negara

UU No. 1 tahun 2004 UU APBN merupakan dasar bagi pem.pusat utk

melaksanakan penerimaan dan pengeluaran anggaran

Setiap pejabat dilarang melakukan tindakan yg berakibat pengeluaran anggaran atas beban APBN, jika anggaran untuk pembiayaan tsb tdk tersedia atau tdk cukup tersedia

Pengeluaran anggaran yg sifatnya mendesak dan/atau tdk terduga disediakan dalam bagian anggaran tersendiri, yg selanjutnya diatur dg PP

Page 48: Landasan Hukum Keuangan Negara

Bendahara Umum Negara Menteri Keuangan adalah Bendahara Umum Negara

(BUN) BUN mengangkat Kuasa Bendahara Umum Negara

(Kuasa BUN ) utk melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan anggaran dalam wilayah kerja yg telah ditetapkan

Tugas kebendaharaan meliputi kegiatan menerima, menyimpan, membayar atau menyerahkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang dan surat berharga yg berada dalam pengelolaannya

Kuasa BUN melaksanakan penerimaan dan pengeluaran Kas Negara dalam rangka pengendalian pelaksanaan anggaran negara dalam wilayah kerja yg ditetapkan.

Page 49: Landasan Hukum Keuangan Negara

BENDAHARA Bendahara Penerimaan: Adalah orang yg ditunjuk utk menerima, menyimpan, menyetorkan,

menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang pendapatan negara/daerah dalam rangka pelaksanaan APBN/APBD pada kantor/satuan kerja kementrian negara/lembaga/pemerintah daerah.

Bendahara Pengeluaran : Adalah orang yg ditunjuk utk menerima, menyimpan, membayarkan,

menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang utk keperluan belanja negara/daerah dalam rangka pelaksanaan APBN/APBD pada kantor/satuan kerja kementrian negara/lembaga/pemerintah daerah.

Bendahara Penerimaan/Bendahara Pengeluaran adalah Pejabat Fungsional

Setiap Bendahara bertanggungjawab secara pribadi atas kerugian keuangan negara yg berada dalam penguasannya.

Page 50: Landasan Hukum Keuangan Negara

Pengangkatan Bendahara

Menteri / pimpinan lembaga / gubernur / bupati /walikota mengangkat Bendahara Penerimaan utk melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan anggaran pendapatan pada kantor / satuan kerja di lingkungan kementrian negara / lembaga / satuan kerja perangkat daerah.

Menteri / pimpinan lembaga / gubernur/ bupati / walikota mengangkat Bendahara Pengeluaran utk melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan anggaran belanja pada kantor/satuan kerja di lingkungan kementrian negara / lembaga / satuan kerja perangkat daerah

Pengangkatan Bendahara dilakukan oleh Menteri / Pimpinan Lembaga

Page 51: Landasan Hukum Keuangan Negara

Pengelolaan Uang Persediaan

Menteri/Pimp. Lbg dapat membuka rekening utk keperluan pelaksanaan pengeluaran di lingkungan Kementrian negara/lembaga ybs. setelah mendapat persetujuan dari Menteri Keuangan selaku BUN

Menteri/Pimp. Lbg mengangkat Bendahara untuk mengelola uang yang harus dipertanggungjawabkan dalam rangka pelaksanaan pengeluaran kementrian negara / lembaga

Page 52: Landasan Hukum Keuangan Negara

Mekanisme Pencairan(PMK No.134/PMK.06/2005-Per.Dirjen PBN No.PER.66/PB/2005 ) Melalui Bendahara Pengeluaran : 1. secara tunai ( cash ), 2. dengan pemberian cek, 3. maksimal Rp. 10. juta , 4. atas beban Uang Persediaan ( UP ) Melalui Cara Langsung kpd Pihak Ketiga

: 1. dengan cara SPP-LS, 2. ditujukan ke rekening Pihak Ketiga, 3. wajib utk pembayaran di atas Rp.10. juta.

Page 53: Landasan Hukum Keuangan Negara

Menteri TeknisSelaku Pengguna Anggaran

Tahapan Administratif

Menteri KeuanganMenteri KeuanganSelaku Bendahara Umum Selaku Bendahara Umum

NegaraNegaraTahapan KomptabelTahapan Komptabel

SPMSPM

SP2DSP2D

Pengujian:Pengujian:WetmatigheidWetmatigheidRechmatigheidRechmatigheidDoelmatigheidDoelmatigheid

PENGUJIAN•Substantif :

WetmatigheidRechmatigheid

Formal

PEMBUATANKOMITMEN

PEMBUATANKOMITMEN

PENGUJIANPs. 18 Ayat 2

UU No. 1 Th. 2004

PENGUJIANPs. 18 Ayat 2

UU No. 1 Th. 2004

PENGUJIANPs. 19 Ayat 2

UU No. 1 Th. 2004

PENGUJIANPs. 19 Ayat 2

UU No. 1 Th. 2004

Page 54: Landasan Hukum Keuangan Negara

MEKANISME PENCAIRAN (LS)MEKANISME PENCAIRAN (LS)

DAERAHDAERAHDAERAHDAERAHKONTRAKTOR/ SUPPLIER

KONTRAKTOR/ SUPPLIER

KUASAPENGGUNAANGGARAN

KUASAPENGGUNAANGGARAN

DJPbDJPb

123

4

5

6SPM

KAS NEGARA REKENING

BERITAACARASERAHTERIMA

87

SP2D

KPPN

PENYELESAIANPEKERJAAN

KANWILDJPb

KANWILDJPb

Page 55: Landasan Hukum Keuangan Negara

MEKANISME PENCAIRAN (UP)MEKANISME PENCAIRAN (UP)

DAERAHDAERAHDAERAHDAERAHBENDAHARABENDAHARA

KUASAPENGGUNAANGGARAN

KUASAPENGGUNAANGGARAN

1

2

3

6

SPM/GU

KAS NEGARA

REKENING

SP2D

KPPN DAERAHDAERAHDAERAHDAERAH

SUPLIERSUPLIER

BUKTI2

45

Page 56: Landasan Hukum Keuangan Negara

Pengelolaan Piutang dan Utang Pemerintah Pusat dpt memberikan

pinjamanatau hibah kpd Pemda/BUMN/BUMD sesuai UU APBN

Pelaksanaan pemberian pinjaman diatur dg PP Setiap pejabat (perbendaharaan) wajib

mengusahakan agar setiap piutang negara/daerah diselesaikan seluruhnya tepat waktu.

Penyelesaian piutang diselesaikan menurut peraturan perundang-undngan yg berlaku.

Page 57: Landasan Hukum Keuangan Negara

Benar

UJI DAN PERIKS

A

PEMBEBANANPEMBEBANAN

Proses SAI

Proses SAI

SPM GU

BUKTI

SP2D

LAPORANKEUANGAN

Draft SPM - GU

PENERBIT SPMBENDAHARA

PENGELUARANUNIT AKUNTASI

SATKERPENGUJI TAGIHANPEMBUAT KOMITMEN

SK SPK

KONTRAK

Daftar Lembur DAFTAR GAJI BA PK BA PB BA SERAH TERIMA

BUKTI DAN TAGIHAN

Salah

BayarBayar

Draft SPM - LS

SPM

KPPN

Transfer UP/GU

Transfer UP/GU

BAGAN ALIR PROSES PEMBAYARAN PADA SATUAN KERJA

SPM LS

Transfer pihak IIITransfer pihak III

BUKTI

Page 58: Landasan Hukum Keuangan Negara

Penyelesaian PiutangPiutang Negara :Oleh Menteri Keuangan Jika bag.piutang negara yg tidak disepakati tidak lebih dari

Rp.10.000.000.000,- (10 M)Oleh Presiden Jika bag.piutang yg tidak disepakati lebih dari Rp.10.000.000.000,-

(10 M) s.d Rp.100.000.000.000,- (100 M)Oleh Presiden setelah mendpt pertimbangan DPR Jika bag.piutang negara yg tidak disepakati lebih dari

Rp.100.000.000.000,- (100 M)Piutang Daerah :Oleh Gub./Bupati/W.Kota Jika bag.piutang daerah yg tidak disepakati tidak lebih dari

Rp.5.000.000.000,- (5 M)Oleh Gub./Bupati/W.Kota setelah mendpt pertimbangan DPRD Jika bag.piutang daerah yg tidak disepakati lebih dari

Rp.5.000.000.000,- (5 M)

Page 59: Landasan Hukum Keuangan Negara

Penghapusan Piutang Piutang Negara : Oleh Menteri Keuangan Utk jumlah s.d. Rp.10.000.000.000,- (10 M) Oleh Presiden Utk jumlah piutang negara lebih dari Rp.10.000.000.000,- (10 M) s.d. Rp.100.000.000.000,- (100 M) Oleh Presiden dg persetujuan DPR Utk jumlah piutang negara lebih dari Rp.100.000.000.000,- (100 M) Piutang Daerah: Oleh Gub./Bupati/W.Kota Utk jumlah piutang daerah s.d. Rp.5.000.000.000,- (5 M) Oleh Gub.Bupati/W.Kota dg persetujuan DPRD Utk jumlah piutang daerah lebih dari Rp.5.000.000.000,- (5 M)

Page 60: Landasan Hukum Keuangan Negara

Pengelolaan Utang Menteri Keuangan dapat menunjuk pejabat

yg diberi kuasa a.n. Menteri Keuangan utk mengadakan utang negara atau menerima hibah yg berasal dari dalam ataupun luar negeri sesuuai dg UU

Utang / hibah dapat diteruskpinjamkan kpd Pemda/BUMN/BUMD

Tata cara pengelolaan utnag ditetapkan dengan PP

Page 61: Landasan Hukum Keuangan Negara

Pengelolaan BMN/BMD Menteri Keuangan adalah Pengelola B M N Menteri/Pimp. Lmbg adalah Pengguna B M N Kepala kantor dalam lingk.kementrian

negara/lmbg adalah Kuasa Pengguna Barang (BMN)

Gub./Bupati/W.Kota menetapkan kebijakan pengelolaan BMD

Ka. SKPKD melakukan pengawasan atas penyelenggaraan pengelolaan BMD

Ka SKPD adalah Pengguna Barang (BMD)

Page 62: Landasan Hukum Keuangan Negara

Pengelolaan BMN / BMD Pengelolaan BMN / BMD diatur menurut PP No.

6 tahun 2006 Juknis PP NO.6 tahun 2006 meliputi, a.l.1.PMK No.96/PMK.06/2007 ttg Penggunaan,

Pemanfaatan, Pemindahtanganan, dan Penghapusan BMN

2.PMK No. 97/PMK.06/2007 ttg Klasifikasi dan Kodefikasi BMN

3.PMK. No.120/PMK.06/2007 ttg Penatausahaan BMN

Page 63: Landasan Hukum Keuangan Negara

UU NO. 15 TAHUN 2004UU NO. 15 TAHUN 2004

TENTANG PEMERIKSAAN PENGELOLAAN TENTANG PEMERIKSAAN PENGELOLAAN

DAN DAN

TANGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARATANGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARA

Page 64: Landasan Hukum Keuangan Negara

PemeriksaanPemeriksaan Proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi Proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi

yang dilakukan secara indepeden, obyektif, dan yang dilakukan secara indepeden, obyektif, dan profesional berdasarkan standar pemeriksaan, profesional berdasarkan standar pemeriksaan, utk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, utk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, dan kehandalan informasi mengenai pengelolaan dan kehandalan informasi mengenai pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara dan tanggung jawab keuangan negara

Badan Pemeriksa KeuanganBadan Pemeriksa Keuangan Adalah badan yang dibentuk untuk melakukan Adalah badan yang dibentuk untuk melakukan

pemeriksaan terhadap pengelolaan dan tanggung pemeriksaan terhadap pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara oleh pemerintahjawab keuangan negara oleh pemerintah

PemeriksaPemeriksa Adalah orang yang melaksanakan tugas Adalah orang yang melaksanakan tugas

pemeriksaan tanggung jawab pengelolaan pemeriksaan tanggung jawab pengelolaan keuangan negara untuk dan atas nama BPKkeuangan negara untuk dan atas nama BPK

Page 65: Landasan Hukum Keuangan Negara

Pejabat yg diperiksaPejabat yg diperiksa Adalah mereka yg bertangungjawab, yg selanjutnya disebut Adalah mereka yg bertangungjawab, yg selanjutnya disebut

pejabat yg diserahi tugas utk mengelola keuangan negarapejabat yg diserahi tugas utk mengelola keuangan negara Pengelolaan keuangan negaraPengelolaan keuangan negara Merupakan keseluruhan kegiatan pejabat pengelola keuangan Merupakan keseluruhan kegiatan pejabat pengelola keuangan

negara sesuai dg kedudukan dan tangung kewenangannya , negara sesuai dg kedudukan dan tangung kewenangannya , mulai perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan mulai perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pertanggungjawabanpertanggungjawaban

Tanggung jawab keuangan negaraTanggung jawab keuangan negara Merupakan kewajiban pemerintah utk melaksanakan pengelolaan Merupakan kewajiban pemerintah utk melaksanakan pengelolaan

dan tanggung jawab keuangan negara, secara tertib, taat pada dan tanggung jawab keuangan negara, secara tertib, taat pada peraturan perundang - undangan, efisien, ekonomis, efektif, dan peraturan perundang - undangan, efisien, ekonomis, efektif, dan transparan, dg memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. transparan, dg memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.

Standar pemeriksaanStandar pemeriksaan Adalah patokan untuk melakukan pemeriksaan pengelolaan dan Adalah patokan untuk melakukan pemeriksaan pengelolaan dan

tangung jawab keuangan negara yang meliputi standar umum, tangung jawab keuangan negara yang meliputi standar umum, standar pelaksanaan pemeriksaan, dan standar pelaporan yg standar pelaksanaan pemeriksaan, dan standar pelaporan yg wajib dipedomani oleh BPK atau pemeriksa.wajib dipedomani oleh BPK atau pemeriksa.

Laporan KeuanganLaporan Keuangan Adalah bentuk pertangungjawaban sbgmana ditetapkan dalam Adalah bentuk pertangungjawaban sbgmana ditetapkan dalam

UU No. 17/2003 yang meliputi LRA, Neraca, Laporan Arus Kas, UU No. 17/2003 yang meliputi LRA, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan yg dilampiri laporan perush. dan Catatan atas Laporan Keuangan yg dilampiri laporan perush. Negara dan badan lainnyaNegara dan badan lainnya

( Bentuk laporan disusun dan disajikan sesuai dengan SAP )( Bentuk laporan disusun dan disajikan sesuai dengan SAP )

Page 66: Landasan Hukum Keuangan Negara

Laporan KeuanganLaporan KeuanganMeliputi :Meliputi :1.1. Laporan Realisasi Angaran Belanja NegaraLaporan Realisasi Angaran Belanja Negara2.2. NeracaNeraca3.3. Laporan Arus KasLaporan Arus Kas4.4. Catatan atas Laporan KeuanganCatatan atas Laporan Keuangan ( UU No.17/2003 )( UU No.17/2003 )Menteri/Pim. Lbg menyampaikan Laporan Keuangan kpd Menteri/Pim. Lbg menyampaikan Laporan Keuangan kpd

Menteri Keuangan selambat-lambatnya dua bulan setelah Menteri Keuangan selambat-lambatnya dua bulan setelah berakhirnya th. Anggaranberakhirnya th. Anggaran

Menteri Keuangan menyampaikan Laporan Keuangan Menteri Keuangan menyampaikan Laporan Keuangan

Pemerintah Pusat kpd PresidenPemerintah Pusat kpd Presiden

Presiden menyampaikan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Presiden menyampaikan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat kpd BPK paling lambat tiga bulan setelah berakhirnya th. kpd BPK paling lambat tiga bulan setelah berakhirnya th. anggaran anggaran

( UU No. 1 / 2004 ) ( UU No. 1 / 2004 )

Page 67: Landasan Hukum Keuangan Negara

Pidana, Sanksi Administratif dan Pidana, Sanksi Administratif dan Ganti RugiGanti Rugi

Presiden memberi sanksi administratif kpd Presiden memberi sanksi administratif kpd pegawai negeri dan semua pihak yg tidak pegawai negeri dan semua pihak yg tidak memenuhi kewajibannya yg telah ditentukan memenuhi kewajibannya yg telah ditentukan dalam UU No. 15/2004dalam UU No. 15/2004

Menteri/Pimp.Lembaga/Gub/Bpt/W.Kota yg Menteri/Pimp.Lembaga/Gub/Bpt/W.Kota yg terbukti melakukan penyimpangan kebijakan yg terbukti melakukan penyimpangan kebijakan yg ditetapkan UU ttg APBN/Perda ttg APBD diancam ditetapkan UU ttg APBN/Perda ttg APBD diancam pidana penjara dan denda sesuai ketentuan UUpidana penjara dan denda sesuai ketentuan UU

Pimp. Org. kementrian negara/Lembaga/SKPD yg Pimp. Org. kementrian negara/Lembaga/SKPD yg terbukti melakukan penyimpangan kegiatan terbukti melakukan penyimpangan kegiatan angaran yg telah ditetapkan dalam UU ttg angaran yg telah ditetapkan dalam UU ttg APBN/Perda ttg APBD diancam dg pidana penjara APBN/Perda ttg APBD diancam dg pidana penjara dan denda sesuai dg UUdan denda sesuai dg UU

Page 68: Landasan Hukum Keuangan Negara

Tuntutan Ganti RugiTuntutan Ganti Rugi

Pejabat Negara, pegawai negeri bukan Pejabat Negara, pegawai negeri bukan bendahara yg melanggar hukum atau bendahara yg melanggar hukum atau melalaikan kewajibannya baik langsung melalaikan kewajibannya baik langsung atau tdk langsung yg merugikan keuangan atau tdk langsung yg merugikan keuangan negara diwajibkan mengganti kerugian negara diwajibkan mengganti kerugian negaranegara

Setiap Bendahara wajib menyampaikan Setiap Bendahara wajib menyampaikan laporan pertangungjawaban kpd BPKlaporan pertangungjawaban kpd BPK

Setiap Bendahara bertangungjawab Setiap Bendahara bertangungjawab secara pribadi atas kerugian keuangan secara pribadi atas kerugian keuangan negara yg berada dalam pengurusannyanegara yg berada dalam pengurusannya

Page 69: Landasan Hukum Keuangan Negara

Kerugian NegaraKerugian Negara Setiap kerugian negara wajib dilaporkan oleh atasan Setiap kerugian negara wajib dilaporkan oleh atasan

langsung atau Ka. Kantor kpd Menteri / Pim. Lbg dan langsung atau Ka. Kantor kpd Menteri / Pim. Lbg dan diberitahukan kpd BPK selambat-lambatnya tujuh hari diberitahukan kpd BPK selambat-lambatnya tujuh hari setelah kerugian negara diketahuisetelah kerugian negara diketahui

Bendahara, peg. Negeri bukan bendahara, pjbt lain yg Bendahara, peg. Negeri bukan bendahara, pjbt lain yg nyata-nyata melangar hukum atau melalaikan kewajiban, nyata-nyata melangar hukum atau melalaikan kewajiban, segera setelah kerugian negara diketahui segera segera setelah kerugian negara diketahui segera dimintakan kesanggupan atau pengakuan bhw kerugian tsb dimintakan kesanggupan atau pengakuan bhw kerugian tsb menjadi tangung jawabnya dan bersedia mengganti menjadi tangung jawabnya dan bersedia mengganti kerugian tsb.kerugian tsb.

Pengenaan ganti kerugian negara/daerah thdp Bendahara Pengenaan ganti kerugian negara/daerah thdp Bendahara ditetapkan oleh BPKditetapkan oleh BPK

Pengenaan ganti kerugian negara/daerah thdp peg.negeri Pengenaan ganti kerugian negara/daerah thdp peg.negeri bukan Bendahara ditetapkan oleh Menteri/Pimp. Lbg/ Gub/ bukan Bendahara ditetapkan oleh Menteri/Pimp. Lbg/ Gub/ Bpt / W.kotaBpt / W.kota

Mreka yg ditetapkan utk mengganti kerugian Mreka yg ditetapkan utk mengganti kerugian negara/daerah dpt dikenakan sanksi administratif dan/atau negara/daerah dpt dikenakan sanksi administratif dan/atau sanksi pidanasanksi pidana

Putusan Pidana tdk membebaskan dari TGR Putusan Pidana tdk membebaskan dari TGR ( UU No. 1/2004 )( UU No. 1/2004 )

Page 70: Landasan Hukum Keuangan Negara

Tindak Lanjut Pelaksanaan UUTindak Lanjut Pelaksanaan UU

Penyelesaian selanjutnya atasPenyelesaian selanjutnya atas

pelaksanaan UU No. 17/2003,pelaksanaan UU No. 17/2003,

UU No. 1 / 2004 danUU No. 1 / 2004 dan

UU No. 15/ 2003 UU No. 15/ 2003 ditetapkan lebih lanjut dengan ditetapkan lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah, Peraturan Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri Keuangan atau Petunjuk Menteri Keuangan atau Petunjuk Teknis lainnya sesuai paket yang Teknis lainnya sesuai paket yang ditetapkan.ditetapkan.

Page 71: Landasan Hukum Keuangan Negara

Terima Kasih . . . . .Terima Kasih . . . . .