motivasi perempuan lansia bekerja ( studi buruh...
TRANSCRIPT
MOTIVASI PEREMPUAN LANSIA BEKERJA
( Studi Buruh Gendong Pasar Beringharjo, Yogyakarta)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Strata I
Oleh :
RIF’ ATUNNISA’
NIM. 13250033
Pembimbing :
Noorkamilah, S.Ag, M.Si
NIP. 19740408 200604 2 002
PROGRAM STUDI ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2018
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk :
Bapak terhebatku Abdul Basith
Ibu terbaik sepanjang masa Ibu Suprihatin
sebagai salah satu bentuk cinta dan kasih penulis
atas segala do’a, perjuangan dan pengorbanannya.
Teman-teman mahasiswa UIN seperjuangan
Almamater tercinta Prodi Ilmu Kesejahteraan Sosial
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
vii
MOTTO
Sebaik-baik manusia adalah yang panjang umurnya dan baik amalannya. Dan sejelek-jelek manusia adalah orang yang panjang
umurnya dan jelek amalannya
(HR. Ahmad, At-Tirmidzi dan Al-Hakim dari Abu Bakrah radhiallahu ‘anhu)
Jika hidup bukan tentang kemanusiaan dan kehidupan harmoni,
saya tidak tahu untuk hidup itu
(Orlando Bloom)
Kemanapun manusia untuk peduli adalah sesuatu yang menjadikan hidup bermakna paling dalam
(Pablo Casals)
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas anugerah dari-
Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Motivasi Perempuan
Lansia Bekerja Studi Pada Buruh Gendong di Pasar Beringharjo”. Sholawat serta
salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, yaitu Nabi
Muhammad SAW, yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa
ajaran agama Islam yang sempurna dan menjadi anugerah serta rahmat bagi
seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan skripsi ini sebagai
tugas akhir untuk memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu
dalam bidang Ilmu Kesejahteraan Sosial di Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat
bagi perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang Ilmu
Kesejahteraan Sosial.
Penulis menyadari penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa
adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Ibu Andayani, S.IP, MSW. selaku ketua Prodi Ilmu Kesejahteraan Sosial
yang telah memberikan berbagai ilmu pengetahuan.
2. Bapak DR. H. Zainudin, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing Akademik
yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan selama proses
perkuliahan.
ix
3. Ibu Noorkamilah, S.Ag, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah memberikan bimbingan, masukan, serta kontribusi menjadi sosok
penting dalam penulisan skripsi ini.
4. Segenap Bapak Ibu dosen Prodi Ilmu Kesejahteraan Sosial yang telah
memberikan banyak ilmu sejak awal hingga akhir masa perkuliahan.
5. Seluruh staff dan karyawan TU di Fakultas Dakwah dan Komunikasi
yang telah membantu memperlancar segala urusan di kampus.
6. Ibu Umi Asih selaku koordinator lapangan Yayasan Annisa Swasti
(YASANTI) yang turut memberikan informasi untuk melengkapi
penyusunan skripsi ini.
7. Pengurus paguyuban buruh gendong Pasar Beringharjo “Sayuk Rukun”
Yayasan yang telah memberikan informasi selama penelitian skripsi ini.
8. Pihak buruh gendong perempuan lansia Pasar Beringharjo yang telah
memberikan informasi dan kemudahan bagi penulis dalam menyelesaikan
penelitian ini.
9. Keluargaku (Bapaku Abdul Basith dan ibuku Suprihatin) yang telah
memberikan do’a, serta dukungan moril dan materil selama ini kepada
penulis.
10. Keluarga Trah mbah Suwito Hartono yang sering sekali menghibur
penulis dari kejenuhan dengan liburan.
11. Keluarga Bani Mustangin Marsam Blitar yang selalu memberikan do’a
dan dukungan kepada penulis.
x
12. Sahabat-sahabatku yang sudah dianggap seperti keluarga penulis Ekmil
Lana Dina, Nur Fatichah, Defa Farhana, Ganita Ajeng,Kusmiyati
terimakasih sudah berjuang bersama, dan senantiasa memberikan
dukungan sampai saat ini.
13. Sahabat-sahabat dari masa kecilku mbak Alvi Desi Nurmayanti, Miska
Handayani, Christami Oktaviani, dan Helena Arsya Nugraha yang terus
memberikan semangat dan perhatian untuk segera menyelesaikan skripsi
ini.
14. Keluarga besar Komunitas NAMA, Restu Khusnul Lathifah, M. Husain
Maulana, Mukron, mbak Vika, Irwan, Daus, Galuh, Temon, Asep, Sandy,
15. Sahabat seperjuangan KKN, Ica, Imel, Eva, mbak Rin, mas Zakki,
Lukman, Fatah, dan Jaya.
16. Keluarga besar alumni SMK Muhammadiyah 2 Yogyakarta, Dian, Melin,
Caca, Novika, Ica, Widiya yang terusmemberikan semangat dan perhatian
untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
17. Sahabat-sahabat alumni MTsN Yogyakarta 1 terkusus untuk kelas 9c
Riska, Ifa, Ciendy, Della, dan Keke yang senantiasa tetap menjaga
silaturahmi kita sampai saat ini.
18. Teman-teman PRAMUDITA yang tidak bisa disebutkan satu-persatu
terima kasih atas keterbukaan dan kebaikan yang selalu diberikan.
19. Teman-teman relawan Paguyuban Pengajar Pinggir Sungai codhe (P3S).
20. Keluarga TPA Sunan Gunung Jati yang telah memberikan do’a , perhatian,
pelajaran serta dukungan.
xi
21. Adek-adekku santri TKA-TPA Sunan Gunung Jati, Wadah Sinau Bareng
(WASIRENG), dan codhe yang selalu memberikan keceriaan dan mengisi
kala penulis jenuh.
22. Teman-teman seperjuangan mahasiswa UIN Sunan Kalijaga, khususnya
teman-teman mahasiswa Prodi Ilmu Kesejahteraan Sosial angkatan 2013.
23. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah
memberikan bantuan moril dan materil, sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi
ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak
untuk perbaikan kedepannya. Pada akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini
dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca. Amin.
Yogyakarta, 13 Februari 2018
Penulis
Rif’atunnisa’
NIM 13250033
xii
ABSTRAK
Rif’atunnisa’ 13250033. Motivasi Perempuan Lansia Bekerja (Studi Buruh
Gendong Pasar Beringharjo, Yogyakarta). Program Studi Ilmu Kesejahteraan
Sosial, Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga Yogyakarta, 2018.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2017.
Fokus pada motivasi kerja perempuan lansia buruh gendong di pasar Beringharjo.
Penelitian ini datang dari ketertarikan peneliti mengenai perempuan lansia yang
masih memilih bekerja menjadi buruh gendong yang notabene pekerjaan itu
memikul beban yang berat dan peneliti ingin mengetahui yang menjadi dorongan
lansia bekerja. Pemilihan tempat di Pasar Beringharjo Yogyakarta karena jumlah
buruh gendong disana lebih banyak daripada di pasar lain dan Pasar Beringharjo
menjadi salah satu ikon yang ada di Yogyakarta.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Motivasi yang
terbagi menjadi dua Ekternal dan Internal. Peneliti menggunakan motivasi internal
yang lebih fokus kepada teori ERG (Existence, Relatedness, Growth). Motivasi
eksternal yang fokus terhadap program-program yang menunjang buruh gendong.
Subyek penelitian ini adalah 6 (enam) buruh gendong perempuan lansia di Pasar
Beringharjo. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan
menggunakan pengumpulan data, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Untuk
menguji keabsahan data menggunakan teknik triangulasi serta analisis data
dengan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian Motivasi awal bekerja : kebutuhan keberadaan berupa
upah,kebutuhan, dan relasi berupa ikatan persaudaraan. Motivasi bertahan berupa
: motivasi eksistensi berupa pengakuan di masyarakat: motivasi relasi dengan
keluarga, pelanggan, dan dinas pasar. Growth berupa pengajian minggu pon ,
belajar membaca, dan pelatihan sebagai program yang menunjang kecakapan diri
buruh gendong. Program yang menunjang kecakapan diri buruh gendong berupa :
Simpan pinjam, koperasi, cek kesehatan gratis, dan aksesibilitas. Proses
pencapaian kebutuan: fulfilment-progression dan satisfaction – strengthening.
Kata Kunci : motivasi lansia bekerja, perempuan, buruh gendong.
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii
SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI ............................................................ iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................ iv
SURAT PERNYATAAN BERJILBAB ...................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... vi
MOTTO ......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................... viii
ABSTRAK ..................................................................................................... xii
DAFTAR ISI .................................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvi
DAFTAR BAGAN ......................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 8
E. Kajian Pustaka ............................................................................ 9
F. Kerangka Teori ........................................................................... 14
G. Metode Penelitian ....................................................................... 25
H. Metodologi Penelitian ................................................................ 34
BAB II GAMBARAN UMUM MOTIVASI BURUH GENDONG
PEREMPUAN LANSIA PASAR BERINGHARJO .................... 36
A. Gambaran Umum Pasar Beringharjo .......................................... 36
B. Profil Buruh Gendong ................................................................ 44
C. Paguyuban Buruh Gendong ........................................................ 58
xiv
BAB III MOTIVASI PEREMPUAN LANSIA BEKERJA DALAM
TEORI ERG ................................................................................... 70
A. Motivasi Internal ........................................................................ 71
B. Motivasi Eksternal ...................................................................... 104
C. Proses pencapaian Kebutuhan .................................................... 118
BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 128
A. Kesimpulan ................................................................................ 128
B. Saran ........................................................................................... 130
C. Penutup ........................................................................................ 130
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 132
LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Presentase Penduduk Lansia di Indonesia Tahun 2010 – 2035 ..... 3
Tabel 1.2 Persentase Estimasi Penduduk Lansia di Indonesia Tahun 2015 .. 4
Tabel 1.3 Teknik Pengambilan Sampel Penelitian......................................... 28
Tabel 2.4 Zonazi ............................................................................................. 41
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Proses Motivasi ........................................................................ 18
Gambar 1.2 Proses Model Hubungan Antara Kebutuhan ERG .................... 24
Gambar 1.3 Proses Pengambilan Sampel...................................................... 28
Gambar 2.4 Pasar Beringharjo Yogyakarta .................................................. 37
Gambar 2.5 Buruh Gendong Perempuan Pasar Beringharjo ........................ 45
Gambar 2.6 Tempat Buruh Gendong Menunggu Pelangan .......................... 53
xvii
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Susunan Pengurus Paguyuban Sayuk Rukun ............................. 61
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usia lanjut merupakan usia yang tidak bisa dielakkan oleh siapapun
khususnya bagi manusia yang dikaruniai umur panjang. Proses tua atau aging
merupakan suatu proses yang dialami setiap makhluk hidup. Siti Partini
Suardiman mengatakan bahwa menjadi tua adalah proses perubahan biologis
secara terus-menerus yang dialami manusia pada semua tingkatan umur dan
waktu, sedangkan yang dimaksud dengan usia lanjut yaitu tahap akhir dari
proses penuaan tersebut.1
Usia lanjut atau sering disebut dengan lansia biasanya dipandang
sebagai masa kemunduran, masa dimana seseorang menjalani penurunan-
penuruan yang terjadi pada dirinya baik secara biologis, ekonomi, dan
psikologi. Secara biologis lansia akan mengalami penurunan daya tahan fisik
dan mental. Secara ekonomi, umumnya lansia lebih dipandang sebagai beban
daripada sumber daya. Masalah psikologi yang dihadapi usia lanjut pada
umumnya meliputi: kesepian, terkucilkan dari lingkungan, ketidakberdayaan,
perasaan tidak berguna, kurang percaya diri, ketergantungan, keterlantaran
terutama bagi lansia miskin, post power syndrome dan sebagainya.2
1 Siti Partini Suardiman, Psikologi Usia Lanjut, (Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press, 2011), hlm. 1.
2 Ibid., hlm. 15.
2
Proses penuaan yang kemudian disebut Lanjut Usia ini adalah
seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas, hal ini didasarkan pada
Undang Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia.
Klasifikasi lansia menurut WHO berdasarkan umur dimulai umur 65 tahun,
sedangkan klasifikasi yang diperlukan bagi Indonesia adalah 60 tahun.3
Data mensos mencatat bahwa jumlah lansia di Indonesia terbilang
257.912.349 dari kategori lansia berjumlah 18.043.717 jiwa, tidak terlantar
10.533.831 jiwa, Rawan terlantar 4.658.280 jiwa dan yang terlantar 2.851.606
jiwa.4 Adapun yang dimaksud lansia rawan yaitu lansia yang diterlantarkan
oleh keluarganya, kemudian lansia terlantar yakni lansia yang tidak dapat
memenuhi kebutuhan dasarnya seperti sandang, pangan, papan serta terlantar
secara psikis dan sosial.5 Sedangkan lansia tidak terlantar yakni lansia yang
menikmati masa tua dengan fisik prima, tidak sakit-sakitan, masih dapat
beraktifitas sesuai kemampuan, perasaan yang tenang dan bahagia, tidak
merasa kesepian, memiliki keluarga yang bahagia, anak cucu yang senantiasa
dekat, kawan-kawan yang masih bisa diajak berbagi cerita, dan kondisi
spiritual yang tenang.6 Poin terakhir tersebut adalah kondisi ideal lansia yang
lebih baik dari dua poin sebelumnya.
3 Alexander Lucas Slamet, Ilmu Kesehatan Masyarakat, (Yogyakarta: CV. Andi Offset,
2016),hlm. 84.
4 Mensos: ada 2,8 juta jiwa usia terlantar, http://www.kemsos.go.id/modules, Diakses
pada 4 April 2017, pukul 09.30 WIB
5 Pengertian PMKS, http://dissos.jabarprov.go.id/gispmks/?page_id=2764, Diakses pada
4 April 2017, pukul 09.30 WIB
6 Sekilas Gambaran Pengentasan Lansia http://dinsos.jogjaprov.go.id/sekilas-gambaran-
pengentasan-lansia-terlantar-di-pstw/, Diakses pada 4 April 2017, pukul 09.30 WIB
3
Menurut proyeksi pemerintah (Badan Pusat Statistik) pertumbuhan
jumlah lansia dalam beberapa tahun kedepan akan terus meningkat. Terbukti
dengan fakta demografi yang terus mengalami kenaikan. Berikut tabel 1.1
dijelaskan Presentase penduduk lansia di Indonesia tahun 2010-2035.
Tabel 1.1
Presentase Penduduk Lansia di Indonesia Tahun 2010 – 2035
Sumber : Badan Pusat Statistik, Proyeksi Penduduk 2010-20357
Hasil proyeksi penduduk lansia di Indonesia dari tahun 2010 hingga
tahun 2035 menurut Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa semakin
meningkatnya dari tahun ketahun.8 Hal tersebut ditunjukan oleh garis
horisontal yang terus meningkat keatas. Kondisi semakin banyaknya jumlah
lansia tentu saja menjadi pertimbangan lebih serius untuk pemenuhan usaha
kebutuhannya. Berikut presentase estimasi penduduk lansia di Indonesia.
7 Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, Situasi Lanjut Usia (LANSIA) di
Indonesia 29 Mei- Hari Lanjut Usia Nasional, (Jakarta: 2016), hlm 2.
8 Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, Situasi Lanjut Usia (LANSIA) di
Indonesia 29 Mei- Hari Lanjut Usia Nasional, (Jakarta: 2016), hlm 2.
4
Tabel 1.2
Persentase Estimasi Penduduk Lansia di Indonesia Tahun 2015
0
2
4
6
8
10
12
14
16
Sumber: Kementerian Kesehatan RI, Profil Kesehatan Indonesia, 20159
Tabel diatas menunjukkan bahwa Provinsi Yogyakarta memiliki angka
lansia tertinggi. Estimasi tersebut menjadi kuat dengan adanya berita yang
tercantum dalam berita Merdeka, Jum’at, 7 Februari 2014:
Pemerintah mencatat Yogyakarta merupakan kota yang memiliki
jumlah penduduk lanjut usia (lansia) tertinggi di Indonesia. Dari total
penduduk di kota pelajar tersebut, diperkirakan, lansia mencapai 13,4 persen
pada 2015, meningkat 14,7 persen (2020), dan 19,5 persen (2030).
"Yogyakarta memang bisa dibilang kota pensiun. Mungkin karena adem
ayem, hidup tenteram," kata Menteri Perencanaan Pembangunan
Nasional/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana saat ditemui
dikantornya, Jakarta, Jumat (7/2). Secara keseluruhan, dari total penduduk
9Ibid,., hlm 2.
5
Indonesia pada tahun ini, lansia mencapai 8,2 persen. Diperkirakan, meningkat
8,7 persen (2015) dan 9,7 persen (2019).10
Meningkatnya penduduk lansia di Indonesia terkhusus di Provinsi
Yogyakarta memerlukan penyiapan usaha pemenuhan kesejahteraan yang baik
dan tepat guna, jika hal tersebut belum dapat terpenuhi maka cenderung akan
muncul masalah sosial yakni lansia terlantar. Ilmu Kesejahteraan Sosial
menyebutnya sebagai Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).
PMKS sendiri didefinisikan sebagai seseorang atau keluarga yang karena
suatu hambatan, kesulitan atau gangguan tidak dapat melaksanakan fungsi
sosialnya dan karenanya tidak dapat menjalin hubungan yang serasi dan
kreatif dengan lingkungannya sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya (jasmani, rohani dan sosial) secara memadai dan wajar.11
Mengenai permasalahan lansia ini terdapat sebuah strategi yang
dikenal dengan self-employment, artinya menciptakan kesempatan bekerja
untuk dirinya sendiri. Berikutnya usia lanjut menjadi tetap memungkinkan
bagi seseorang untuk bekerja meningkatkan kemandirian agar dapat
membantu diri serta keluarga sehingga tidak menjadi beban bagi orang lain.12
Strategi ini juga yang memiliki peluang bagi lansia untuk terhindar dari
masalah lansia rawan terlantar ataupun lansia terlantar itu sendiri.
10
Jumlah Penduduk Lansia di Yogyakarta, https://www.merdeka.com/uang/jumlah-
penduduk-lansia-di-yogyakarta-tertinggi-di-indonesia.html, diakses pada 4 April 2017, pukul
09.30 WIB.
11 Jenis-jenis PMKS, http://dinsos.jogjaprov.go.id/jenis-jenis-pmks/, diakses pada 4 April
2017, pukul 09.30 WIB.
12 Saparinah Sadli, , Berbeda Tetapi Setara pemikiran tentang kajian perempuan,
(Jakarta: Kompas, 2010), hlm. 129.
6
Salah satu contoh usaha lansia yang menciptakan pekerjaan untuk
dirinya sendiri yaitu buruh gendong perempuan di Yogyakarta. Pekerjaan
buruh yang dimaksud adalah buruh dalam sektor informal. Sesuai dengan
namanya, tugas mereka adalah membawakan barang belanjaan pembeli
dengan cara digendong.13
Adapun Jumlah buruh gendong di sejumlah pasar di
Kota Yogyakarta cukup banyak, yaitu Buruh gendong dari Pasar Beringharjo,
Pasar Giwangan, Pasar Kranggan, dan Pasar Buah Gamping DIY tercatat ada
ratusan orang. Pasar Beringharjo sendiri tercatat sebanyak 250 orang, Pasar
Giwangan 135 orang, Pasar Gamping 44 orang, dan Pasar Kranggan 13
orang.14
Data diatas menunjukan bahwa buruh gendong paling banyak terdapat
di Pasar Beringharjo. Adapun sebagian besar buruh gendong di Pasar
Beringharjo adalah perempuan lansia yang jumlahnya kurang lebih 200
orang.15
Melihat angka lansia yang begitu tinggi di Yogyakarta dan juga
adanya aktivitas pemenuhan ekonomi yang baik dari para lansia, membuat
peneliti tertarik untuk mengetahui motif dibalik usaha para lansia tersebut.
Tentunya usaha para lansia untuk tetap menjadi buruh gendong tak bisa
dilepaskan dengan adanya dorongan motivasi. Motivasi tersebut bisa
beranekaragam dan dapat muncul dari dalam diri buruh gendong, dari
13
Buruh Gendong Menanti, http://www.solidaritas.net/2016/12/buruh-gendong-menanti-
asa.html diakses pada 4 April 2017, pukul 09.03 WIB
14 Ibid, di akses pada 05 April 2017, pukul 20.00 WIB.
15 Mbah Rubiyem, 40 tahun Bekerja Sebagai Buruh Gendong di Pasar Beringharjo,
https://www.brilio.net, di akses pada 05 April 2017, pukul 20.00 WIB
7
keluarga, teman, ataupun dari lingkungan sekitar. Oleh karena kondisi
tersebut, penulis tertarik untuk meneliti tentang “Motivasi Perempuan Lansia
Bekerja Studi Pada Buruh Gendong Di Pasar Beringharjo”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil pemaparan pada latar belakang maslah, penulis
menemukan permasalan yaitu; bagaimana motivasi kerja perempuan lansia
buruh gendong di pasar Beringharjo ?
C. Tujuan Penelitian
Berangkat dari rumusan masalah yang sudah tersaji, maka penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui motivasi bekerja perempuan lansia buruh
gendong di pasar Beringharjo.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang akan diperoleh dalam penelitian tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Secara Teoritis:
Untuk menambah khasanah keilmuan dan wawasan bagi penyusun
khususnya dan pembaca pada umunya terkhusus ilmu pengetahuan di
bidang Kesejahteraan Sosial.
8
2. Secara Praktis:
a. Penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi
pemerintah kota Yogyakarta dalam upaya merumuskan suatu
kebijakan pembangunan yang menyangkut bidang ketenagakerjaan,
khususnya perempuan pekerja sektor informaldi Pasar Beringharjo
b. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi pelaksanaan
penelitian-penelitian yang relevan di masa yang akan datang.
c. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
sumbangan pemikiran di bidang ilmu kesejahteraan sosial.
d. Menjadi salah satu kajian untuk penulisan ilmiah tentang motivasi
buruh gendong perempuan lansia.
E. Kajian Pustaka
Sepengetahuan peneliti, penelitian dengan judul, “Motivasi Perempuan
Lansia Bekerja Studi Pada Buruh Gendong Di Pasar Beringharjo” merupakan
penelitian yang belum pernah dilakukan di Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, akan tetapi apabila permasalahan
sosial tersebut sudah pernah diteliti oleh peneliti sebelumnya, maka penelitian
ini dapat digunakan sebagai bahan pelengkap dari penelitian terdahulu.
Pengangkatan penulisan ini merupakan hasil karya asli peneliti dan bukan
hasil duplikasi karya peneliti lain. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi
referensi bagi berbagai pihak tentunya berkaitan dengan Motivasi Perempuan
Lansia Bekerja studi pada buruh gendong di pasar Beringharo. Dalam telaah
pustaka ini, penulis perlu melakukan tinjauan beberapa penelitian maupun
9
literatur-literatur atau skripsi yang ada kaitannya dengan tema yang akan
penulis sajikan dalam penelitian ini. Beberapa karya yang dapat penulis
kemukakan diantaranya adalah sebagai berikut:
Pertama, Sowanya Adi Prahara, Fakultas Psikologi Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta (Tahun 2010) dengan judul “ Makna Kerja Buruh
Gendong Perempuan di Pasar Beringharjo Yogyakarta : Sebuah Studi
Fenomenologi “ dalam tesisnya bertujuan untuk memahami makna kerja bagi
buruh gendong perempuan di pasar Beringharjo Yogyakarta. Pendekatan
studi-fenomenology dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Peneliti
menggunakan empat tahapan dalam proses penelitian kualitatif fenomenologi
yaitu epoche, phenomenological reduction, imaginative variation, dan
synthesis of meaning. Proses analisis dan interpretasi data meliputi bracketing,
horizonalizing, meaning units untuk mendapatkan deskripsi textural,
imaginative variation untuk mendapatkan deskripsi structural, dan
memadukan (composite) deskripsi textural dan structural menjadi suatu makna
yang universal dan mewakili informan secara keseluruhan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa buruh gendong perempuan di pasar Beringharjo
Yogyakarta merasakan kenyamanan dalam kerjanya. Hal tersebut dikarenakan
buruh gendong perempuan merasa bahwa bekerja adalah perwujudan orientasi
ekonomi guna mempertahankan kelangsungan hidup keluarganya, perwujudan
otonomi diri, kerja dimaknai sebagai rejeki pemberian dari Tuhan, kehidupan
sosial, dan sebagai sarana untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
Adanya rasa nyaman dalam bekerja, diakui oleh buruh gendong perempuan,
10
dipengaruhi oleh adanya motivasi, role model, faktor-faktor pendorong, nilai-
nilai yang mereka yakini dalam kehidupan dan diterapkan dalam pekerjaan,
kondisi buruh gendong perempuan di dalam pekerjaannya dan strategi coping
yang dilakukan.16
Tesis yang telah dilakukan tersebut memiliki perbedaan dengan
penelitian yang akan dilakukan, yaitu berfokus pada objek penelitian. Dimana
penelitian yang telah dilakukan memilih objek pada perempuan yang bekerja
menjadi buruh gendong dan yang akan dilakukan peneliti berfokus pada objek
yaitu perempuan lansia.
Kedua, Raden Yulianus Gatot, Ketahanan Nasional Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta (Tahun 1999) dengan judul “ Motivasi Kerja Buruh
Gendong dalam Meningkatkan Ketahanan Keluarga (Studi Penelitian di
Pasar Beringharjo Kodya Yogyakarta DIY) Suatu realita di dalam kehidupan
masyarakat bahwa wanita hanya dijadikan "konco wingking': Setelah
menikah, kehidupan wanita hanya dihabiskan untuk mengurusi rumah tangga
saja. Keadaan seperti ini menyebabkan diskriminasi peran sosial antara wanita
dan laki-laki. Emansipasi wanita membuat peran ganda bagi wanita. Wanita
tidak hanya sebagai ibu rumah tangga tetapi merupakan bagian dari anggota
masyarakat yang harus mampu mengembangkan diri untuk kepentingan
ekonomi, sosial, maupun dirinya sendiri. Modernisasi dibidang pertanian
mengakibatkan wanita tergeser dari bidang tersebut. Tuntutan kebutuhan
16
Sowanya Adi Prahara, Makna Kerja Buruh Gendong Perempuan di Pasar Beringharjo
Yogyakarta : Sebuah Studi Fenomenologi, Tesis ( Yogyakarta: Jurusan Magister Sains Teknologi
Fakultas Psikologi, UGM , 2010)
11
hidup yang makin berkembang mendorong mereka untuk mencari sumber
pendapatan lain diluar sektor pertanian. Menjadi Buruh gendong di Pasar
Beringharjo merupakan pekerjaan yang lebih sesuai. Penelitian ini bertujuan
menggambarkan dan menganalisa motivasi kerja buruh gendong dalam
meningkatkan ketahanan keluarga. Dalam menganalisa digunakan metode
diskriptif intepretatif. Sumber data diambil bukan atas dasar sampel tetapi
dilakukan melalui wawancara dengan para buruh gendong, pedagang,
pengelola dan staf Pasar Beringharjo maupun instansi terkait yang dipandang
representatip. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi kerja buruh
gendong meninggalkan rumah adalah tuntutan kebutuhan hidup keluarga.
Kebutuhan esensiil yaitu pemenuhan ekonomi keluarga yang meliputi
kebutuhan primer, biaya pendidikan anak, maupun kebutuhan sekunder selain
itu ada faktor pendorong yang berasal dari luar yaitu ajakan lainnya. Para
tetangga dan orang tua. Menjadi buruh gendong pada saat ini masih
merupakan suatu strategi untuk memenuhi bidang nafkah dan merupakan
budaya turun tumurun. Aktivitas sebagai bunrh gendong ternyata memperoleh
dukungan dari keluarga, dan hal ini dilakukan karena rendahnya tingkat
pendidikan, keterbatasan modal untuk berusaha dibidang lain yang lebih
layak, maupun keterbatasan skil yang dimiliki sebagai orang desa.17
Sekilas jika dilihat dari judulnya memang memiliki kesamaan atau
kemiripan yang akan dilakukan peneliti yaitu motivasi kerja buruh gendong,
17
Raden Yulianus Gatot, Motivasi Kerja Buruh Gendong dalam Meningkatkan Ketahanan
Keluarga (Studi Penelitian di Pasar Beringharjo Kodya Yogyakarta DIY) Tesis (Yogyakarta:
Ketahanan Nasional Universitas Gadjah Mada, 1999)
12
namun jika diulas kembali penelitian yang dilakukan saudara Raden Yulianus
Gatot berbeda dengan yang akan diteliti, yang dimana terfokus pada
meningkatkan ketahanan keluarga, sedangkan yang akan dilakukan peneliti
yaitu motivasi kerja buruh gendong perempuan lansia.
Ketiga, Anggie Finsa Mella, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta (Tahun 2011) dengan
judul “Strategi Survive Para Buruh Gendong di Pasar Beringharjo
Yogyakarta” adapun hasil penelitian dari Anggie Finsa Mella diperoleh
sebagai berikut: pertama, pekerjaan buruh gendong akan tetap ada karena
adanya faktor ekonomi, faktor pendidikan, dan faktor budaya. Para buruh
sangat membutuhkan pekerjaan ini untuk mendapatkan upah dan
keberadaannya sangat dibutuhkan oleh pedagang dan pembeli di pasar
Beringharjo. Kedua, dengan penghasilan yang kecil para buruh gendong
mempunyai strategi untuk tetap survive yaitu solidaritas dengan sesama buruh
gendong, mengikuti paguyuban dan kegiatan paguyuban, saling tolong
menolong, hutang piutang dan mencari pekerjaan tambahan agar mempunyai
pendapatan lebih untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.18
Penelitian yang telah dilakukan tersebut memiliki perbedaan dengan
penelitian yang akan dilakukan yaitu berfokus pada bagaimana caranya agar
buruh gendong tetap survive dalam melakukan pekerjaannya sedangkan
18
Anggie Finsa Mella, Strategi Survive Para Buruh Gendong di Pasar Beringharjo
Yogyakarta, Skripsi (Yogyakarta: Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, UIN
Sunan Kalijaga, 2011)
13
penelitian yang akan dilakukan faktor-faktor apa yang mempengaruhi buruh
gendong perempuan lansia tetap memilih bekerja menjadi buruh gendong.
Setelah dilakukan telaah pustaka, penulis menemukan hasil penelitian
tentang Motivasi Perempuan Lansia Bekerja Studi Pada Buruh Gendong Di
Pasar Beringharjo. Menurut penulis hal ini perlu untuk dilakukan penelitian
agar mengetahui lebih dalam tentang motivasi buruh gendong perempuan
lansia bekerja di pasar Beringharjo. karena dari penelitian yang sudah ada
bahwa mereka terfokus pada obyek buruh gendong perempuan saja, dan
belum ada yang mengkaji tentang buruh gendong perempuan lansia, untuk itu
peneliti merasa tertarik dalam dengan judul dan tema penelitiannya yang akan
dilakukan.
F. Kerangka Teori
Penelitian ini peneliti akan mencoba menganalisa fakta yang tampak
dilapangan dengan menggunakan beberapa teori yang meliputi teori lansia,
motivasi, dan E.R.G. Keseluruhan teori tersebut diharapkan mampu digunakan
sebagai alat untuk mengetahui keresahan peneliti mengenai motivasi yang
mendorong para lansia untuk tetap bekerja sebagai buruh gendong.
1. Tinjauan Tentang Lansia
a. Pengertian Lansia
Usia lanjut adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik,
yang di mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup.
Sebagai mana di ketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa, ia
14
mempunyai kemampuan reproduksi dan melahirkan anak. Ketika
kondisi hidup berubah, seseorang akan kehilangan tugas dan fungsi ini,
dan memasuki selanjutnya, yaitu usia lanjut, kemudian mati. Bagi
manusia yang normal, siapa orangnya, tentu telah siap menerima
keadaan baru dalam setiap fase hidupnya dan mencoba menyesuaikan
diri dengan kondisi lingkunganya. Menurut Sumiati Ahmad
Mohammad, Guru Besar Universitas Gajah Mada Fakultas Kedokteran
usia 65 tahun keatas disebut masa lanjut usia atau senium.19
Argyo Demartoto mendefinisakn usia lanjut yaitu orang yang
kira-kira mulai terjadi pada usia 60 tahun ditandai dengan adanya
perubahan yang bersifat fisik dan psikologis yang cenderung mengarah
ke penyesuaian diri yang buruk dan hidupnya tidak bahagia.20
Secara garis besar lansia yaitu tahap akhir perkembangan daur
kehidupan manusia yang ditandai dengan adanya perubahan-perubahan
yang bersifat fisik dan psikologis. Serta klasifikasi lansia di Indonesia
perempuan yang tergolong usia lanjut yaitu usia 60 tahun keatas. 21
19
Jurnal Hasil Riset http://www.e-jurnal.com/2013/09/pengertian-lanjut-usia.html,
diakses pada tanggal 23 Maret 2017
20 Argyo Demartoto, Pelayanan Sosial Non Panti Bagi Lansia Suatu Kajian Sosiologis,
(Surakarta: Sebelas Maret University Press, 2006), hlm. 12.
21 Alexander Lucas Slamet, Ilmu kesehatan masyarakat, (Yogyakarta: CV. Andi Offset
2016), hlm. 84.
15
b. Karakteristik Lansia
Menurut Marry Buckly karakteristik usia lanjut sebagai berikut:22
1) Usia
Usia lanjut memiliki pengertian psikologis dan kultural
yang berbeda-beda didalam masyarakat. Masyarakat menganggap
bahwa usia lanjut adalah sesuatu yang mengkhawatirkan dan
menakutkan. Demikian pula usia lanjut itu sendiri merasakan
bahwa penolakan masyarakat terhadap usia tua yang dialaminya
dan pada gilirannya menyebabkan orang usia lanjut secara
emosional merasa tidak tentram dalam kehidupannya.
Sikap yang dimiliki oleh usia lanjut merupakan salah satu
faktor kepribadian manusia. masalah emosional (perasaan) dialami
oleh usia lanjut itu sendiri tetapi berkaitan dengan kekecewaan
berisikan anggapan bahwa orang usia lanjut adalah tidak berguna
dan tidak diinginkannya. Kenyatan ini mengakibatkan sulitnya
memahami dengan tepat tekanan-tekanan yang dialami oleh orang
usia lanjut apakah bersifat dari dalam atau dari luar. Oleh karena
itu perlu dimengerti keadaan jiwa (psikologis) dan reaksi-reaksi
usia lanjut terhadap usia tua.
2) Kematian
Usia lanjut adalah orang yang berangsur-angsur kehidupan
dunianya semakin sempit. Kehidupan yang semakin hari semakin
22
Ibid, hlm 15.
16
menyempit, banyak usia lanjut yang merasa khawatir akan
ketakutan-ketakutan yang semakin hari semakin menurun dan
menghadapi kematian yang setiap hari datang semakin dekat. Oleh
sebab itu perlu dipahami apa makna menjadi meninggal bagi orang
lanjut usia. Lebih lanjut langkah awal untuk membantu mengatasi
masalah orang usia lanjut dengan menghadapkan perasaan-
perasaan yang ada pada diri orang usia lanjut.
3) Intensifikasi (peningkatan)
Pada umumnya orang lanjut usia menjadi lebih egosentris.
Kurangnya sifat tenggang rasa dengan lainnya dan sibuk
memikirkan atau merenungkan tentang kematian, agama, dirinya
sendiri dan keadaan jasmaninya. Kondisi tersebut merupakan sifat
yang alamiah dan merupakan reaksi dari pertahanan diri terhadap
penolakan masyarakat terhadap dirinya.
4) Penyakit
Orang usia lanjut pada umumnya dikelilingi oleh penyakit
karena menurunan pada dirinya.perlu diperhatikan dan dipahami
bahwasannya akibat emosional dari penyakit terhadap semangat
dan kekuatan orang usia lanjt.
5) Kesepian dan Keterasingan
Sebagian besar orang lanjut usia berada dalam situasi
kesepian sebagai akibat kehilangan dari berbagai aspek dalam
kehidupannya. Seperti kehilangan sahabat, anak, istri, atau suami.
17
2. Tinjauan Tentang Motivasi Kerja
a. Pengertian Motivasi
Motivasi adalah suatu proses dimana kebutuhan-kebutuhan
mendorong seseorang untuk melakukan serangkaian kegiatan yang
mengarah ke tercapainya tujuan tertentu. Tujuan yang jika berhasil
dicapai, akan memuaskan atau memenuhi kebutuhan-kebutuhan
tersebut.23
Gambar 1.1
Proses Motivasi
Sumber : Ashar Sunyoto Munandar, Psikologi Industri dan Organisai24
Menurut Nursalam, motivasi yaitu sebagai kondisi internal
yang membangkitkan kita untuk bertindak, kemudian mendorong
untuk mencapai tujuan tertentu, dan membuat kita tetap tertarik untuk
23
Ashar Sunyoto Munandar, Psikologi Industri dan Organisai, (Jakarta: UI Press, 2008),
hlm 323.
24 Ashar Sunyoto Munandar, Psikologi Industri dan Organisai, (Jakarta: UI Press, 2008),
hlm 323.
Kelompok
kebutuhan yang
belum dipuaskan
Ketegangan Dorongan-dorongan
Tujuan telah
tercapai (kebutuhan
yang telah
dipuaskan)
Melakukan
serangkaian
(Perilaku mencari)
Reduksi dari
ketegangan
18
melakukan kegiatan tersebut. Kemudian motivasi dapat diartikan
sebagai dorangan internal dan eksternal dalam diri seseorang,
kemudian dalam motivasi juga adanya indikasi bahwa :25
1) Hasrat dan minat dalam melakukan suatu kegiatan.
2) Adanya dorongan serta kebutuhan untuk melakukan kegiatan.
3) Harapan dan cita-cita.
4) Penghargaan dan penghormatan atas diri
5) Lingkungan yang baik
6) Kegiatan yang menarik.
Motivasi kerja dapat didefinisikan secara operasional sebagai
kesungguhan atau usaha dari setiap individu untuk melakukan
pekerjaan guna untuk mencapai tujuan.26
Berdasarkan pengertian
tersebut, maka motivasi masing-masing individu baik internal maupun
eksternal sangat berpengaruh untuk mencapai suatu tujuan.
b. Teori Motivasi
Adapun teori yang dapat menjadi pembacaan atas fenomena
buruh gendong perempuan lansia di Pasar Beringharjo Yogyakarta
mampu dilihat oleh teori Existence, Relatedness-Growth needs (ERG).
Teori ERG berbicara mengenai moralitas dalam pilihan seseorang.
Setiap tindakan manusia atau struktur mengandung tiga aspek yaitu :
25
Nursalam dkk, Pendidikan Dalam Keperawatan, (Salemba medika), hlm 14.
26 Sutarto Wijono, Psikologi Industri & Organisasi dalam Suatu Bidang Gerak Psikologi
Sumber Daya Manusia, (Jakarta:Kencana,2010), hlm.25.
19
kebutuhan eksistensi (existence), kebutuhan hubungan relasi
relatedness), dan kebutuhan pertumbuhan (growth).27
1) Kebutuhan Eksistensi (existence needs)
Kebutuhan Eksistensi merupakan substansi material dan
fisik. Kebutuhan tersebut meliputi keinginan untuk mendapatkan
gaji, keuntungan, keselamatan secara fisik. Kategori kebutuhan
tersebut menjadi kebutuhan materi bagi individu atau diri sendiri.
Jika kebutuhan individu belum terpenuhi maka individu tersebut
mempunyai kecenderungan untuk bersaing dengan individu yang
lain.persaingan itu akan terjadi bila sumber yang diinginkan
terbatas dan dalam persaingan tersebut seringkali mengecewakan
individu yang lain. Kebutuhan tersebut akan dilakukan dengan
berbagai macam cara jika memang diperlukan untuk dipuaskan. 28
2) Kebutuhan Relasi (relatedness needs)
Merupakan kebutuhan untuk membagi pikiran, perasaan,
hubungan dan sosialisasi dengan orang lain. Dalam membina
hubungan tersebut individu mengharapkan memperoleh
pemahanan, perhatian, dan pengertian dari orang lain yang ada
disekitarnya seperti suami, istri, anak, teman, rekan kerja maupun
tetangga, dan membiarkan mereka menikmati hal-hal yang sama
27
Sutarto Wijono, Psikologi Industri & Organisasi dalam Suatu Bidang Gerak Psikologi
Sumber Daya Manusia, (Jakarta:Kencana,2010), hal.32.
28 Sutarto Wijono, Psikologi Industri & Organisasi dalam Suatu Bidang Gerak Psikologi
Sumber Daya Manusia, (Jakarta:Kencana,2010), hlm.33.
20
dengan kita. Individu berkeinginan untuk berkomunikasi secara
terbuka dengan oranglain yang dianggap penting dalam kehidupan
mereka dan mempunyai hubungan yang bermakna dengan
keluarga, teman dan rekan kerja. 29
3) Kebutuhan Pertumbuhan (growth needs)
Kebutuhan-kebutuhan yang dimiliki seseorang untuk
mengembangkan kecakapan mereka secara penuh. Kebutuhan
pertumbuhan ini mengacu pada bentuk kebutuhan yang mendorong
individu untuk menjadi orang yang kreatif dan produktif serta
berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk dirinya maupun
lingkungan dimana dia berada. Kepuasan akan pemenuhan
kebutuhan hidup ini akan timbul jika individu dapat menyelesaikan
masalah-masalah dan memuaskan keinginannya untuk dapat
mengembangkan potensi diri dan tumbuh secara optimal dalam
pertumbuhannya.30
Teori ERG menjelaskan bahwa manusia bekerja memenuhi
kebutuhan keberadaan (eksistensi), hubungan relasi dan pertumbuhan
terletak berdasarkan urutan kekonkretannya. Semakin konkret
kebutuhan yang akan dicapai maka semakin mudah untuk
mencapainya. Kebutuhan yang paling konkret menurut Alderfer adalah
29
Ashar Sunyoto Munandar, Psikologi Industri dan Organisai, (Jakarta: UI Press, 2008),
hlm 323.
30 Sutarto Wijono, Psikologi Industri & Organisasi dalam Suatu Bidang Gerak Psikologi
Sumber Daya Manusia, (Jakarta:Kencana,2010), hlm.34.
21
kebutuhan akan keberadaan yang paling mudah, kemudian dilanjutkan
dengan kebutuhan hubungan relasi dengan orang lain untuk dipenuhi
dalam mencapai prestasi kerja sebelum seseorang mencapai kebutuhan
yang lebih kompleks dan yang paling kurang konkret (abstrak) yaitu
kebutuhan pertumbuhan. Paling tidak dua alasan yang mendasar dalam
teori ini, yaitu: pertama, semakin sempurna suatu kebutuhan yang
paling konkret dicapai, maka akan semakin besar kebutuhan yang
kurang konkret (abstrak) dipenuhi. Kedua, semakin kurang sempurna
kebutuhan dicapai, maka akan semakin besar pula keinginan untuk
memenuhi kebutuhannya agar mendapat kepuasan.31
Teori E.R.G dari Adelfer ini merupakan penyesuain dari teori
Maslow yang menyatakan bahwa ada tiga proses yang diumpamakan
dapat terlihat dalam usaha mencapai suatu kebutuhan tersebut yaitu: a)
proses pemuasan-progresif (fulfillment-progression), b) kekecewaan-
Pengunduran (frustration-regression),dan c) kepuasan-kekuatan
(satisfaction-strengtheninf).32
1) Fulfillment-progression
Yang dimaksud dengan fulfillment-progression yaitu jika
individu memuaskan kebutuhan yang lebih konkret, maka tenaga
yang lebih dapat disiapkan untuk memperoleh aspek yang kurang
konkret, sifatnya yang lebih personal dan sulit untuk dipastikan.
31
Ibid
32 Sutarto Wijono, Psikologi Industri & Organisasi dalam Suatu Bidang Gerak Psikologi
Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Kencana,2010), hlm.34.
22
Misalnya jika individu telah dipuaskan oleh kebutuhan keberadaan
atau eksistensi, maka tenaga yang disiapkan kurang dapat
digunakan untuk memperoleh kebutuhan yang bersifat materi,
keselamatan dan keamanan.33
2) Frustration-regression
Proses ini merupakan kebalikan dari proses yang pertama,
yang dimana individu diumpamakan sebagai seseorang yang
cenderung untuk memenuhi kebutuhan yang lebih konkret jika
dirinya tidak dapat memenuhi kebutuhan yang abstrak. Kebutuhan
eksistensi akan lebih diinginkan apabila relasi dengan oranglain
tidak dapat dipuaskan. Hal ini akan lebih mudah atau lebih konkret
untuk dapat memenuhi kebutuhan survival daripada harus
membina hubungan dengan orang lain. Individu akan mengulang
kembali kebutuhan relasi dengan orang lain jika dirinya tidak
mendapat kepuasan dari kebutuhan pertumbuhan. Hal ini lebih
mudah dicapai untuk memperoleh dukungan dan bantuan daripada
mengembangkan kemampuan diri sendiri. Lebih singkatnya proses
ini dapat mengakibatkan individu melakukan pengunduran diri
untuk memperoleh kebutuhan pada tingkat yang lebih rendah jika
kebutuhan tingkat tinggi tidak dapat dipuaskan.34
33
Ibid, hal 35.
34 Sutarto Wijono, Psikologi Industri & Organisasi dalam Suatu Bidang Gerak Psikologi
Sumber Daya Manusia, (Jakarta:Kencana,2010), hlm.35-36.
23
3) Satisfaction-strengthening
Individu akan cenderung mengarahkan tenaganya pada
kebutuhan –kebutuhan yang telah berhasil dipuaskan. Misalnya
jika kebutuhan growth dipuaskan, maka individu juga akan terus
menginginkannya atau mempunyai keinginan yang lebih tinggi.35
Ketiga proses tersebut akan terjadi secara selaras. Proses
tersebut dapat dilihat pada Gambar 5.1. karena pada dasarnya setiap
orang mempunyai kecenderungan kebutuhan yang berbeda-beda dan
kebutuhan-kebutuhan tersebut akan bergerak sesuai dengan yang
diinginkan. Selain itu, pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tersebut
tergantung pada sejauh mana dirinya berhasil memuaskan kebutuhan-
kebutuhan tersebut.36
Gambar 1.2
Proses Model Hubungan Antara Kebutuhan E.R.G
Sumber: Sutarto Wijono, Psikologi Industri & Organisasi dalam Suatu
Bidang Gerak Psikologi Sumber Daya Manusia, (Jakarta:Kencana,2010).
35
Ibid, hal 36.
36 Sutarto Wijono, Psikologi Industri & Organisasi dalam Suatu Bidang Gerak Psikologi
Sumber Daya Manusia, (Jakarta:Kencana,2010), hlm.36.
RELATEDNESS
GROWTH EXISTENCE
24
Teori ERG membicarakan manusia dari perspektif pilihan dan
alasan buruh gendong perempuan lansia melakukan pekerjaan tersebut.
Penulis melihat kesesuaian yang signifikan sekali antara teori ERG dan
aktivitas yang dikerjakan oleh buruh gendong perempuan lansia di
Daerah Istimewa Yogyakarta.
Penelitian yang terkait dengan motivasi lansia bekerja sehingga
terbentuknya kerangka berfikir. Berikut kerangka berfikir dalam
penelitian :
Keterangan : Fokus Penelitian
Tingginya jumlah penduduk lansia
Menimbulkan
Motivasi
Kebutuhan
Eksitensi
(existence needs)
Banyaknya buruh gendong perempuan
di Pasar Beringharjo
Banyaknya lansia terlantar
Faktanya
Sebagian lansia produktif contohnya
bekerja sebagai buruh gendong
Banyaknya buruh lansia tidak bias
dilepaskan dengan dorongan motivasi
Teori E.R.G
Kebutuhan Pertumbuhan
(growth needs)
Kebutuhan Relasi
(Relatedness
needs)
25
G. Metodologi Penelitian
Metode Penelitian secara umum diartikan sebagai suatu kegiatan
ilmiah yang dilakukan secara bertahap, dengan menentukan topik,
pengumpulan data, dan menganalisis data, sehingga diperoleh suatu
pemahaman pengertian topik, gejala atau isu.37
Skripsi ini menggunakan
metode sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini pada dasarnya adalah penelitian lapangan (Field
Research), yang artinya data yang menjadi rujukan merupakan fakta-fakta
yang didapat dari lapangan38
yang bersifat kualitatif. Aplikasi penelitian
kualitatif merupakan konsekuensi dari metodelogis dan metode deskriptif.
Arif Furchan mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik
(utuh).39
Adapun penelitian disini yaitu menguraikan keadaan atau
gambaran-gambaran fakta yang terjadi, terutama yang berhubungan
37
Conny R. Semiawan., Metode Penelitian Kualitatif Jenis, Karakteristik dan
Keungguluannya (Jakarta: PT. Gramedia. 2010), hlm.2.
38 Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Penelitian dan Aplikasinya, (Jakarta: Graha
Indonesia, 2002), hlm 87.
39 Arif Furchan, Pengantar Metode Penelitian Kualitatif (Surabaya: Usaha NAsional.
1992), hlm. 22.
26
dengan motivasi perempuan lansia bekerja pada buruh gendong di pasar
Beringharjo.
2. Subjek dan Objek Penelitian
a. Subjek Penelitian
Penelitian ini tidak membahayakan subjek penelitian. Adanya
persetujuan terlebih dahulu antara partisipan dan peneliti. Sebagian
pakar berpendapat bahwa prinsip kesukarelaan terpenuhi, harus ada
hubungan yang setara anatara peneliti dengan partisipan.40
Penelitian ini peneliti menggunakan teknik Nonprobability
Sampling . Yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi
peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau angota populasi
untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi, sampling
sistematis, kuota, aksidental, purposive, jenuh, snowball. Teknik
sampling yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik
purposive sampling dan snowball sampling. Yang dimaksud purposive
sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan
melakukan pertimbangan tertentu dengan orang yang dianggap paling
tahu mengenai buruh gendong perempuan lansia pasar Beringharjo
sehingga memudahkan peneliti menjelajahi obyek atau situasi social
yang diteliti. Snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel
sumber data, yang pada awalnya jumlah sedikit, lama-lama menjadi
40
Janet M. Ruane, Dasar-dasar Metode penelitian Panduan Riset Ilmu Sosial (Bandung:
Nusa Media. 2013), hlm. 31
27
besar.41
Penarikan sample yang dilakukan secara berantai, mulai dari
jumlah informan yang sedikit, kemudian informan ini dimintai
pendapatnya tentang siapa saja informan lain yang dianggap otoritatif
untuk dimintai informasinya, sehingga jumlah informan akan semakin
banyak jumlahnya. Diharapkan dengan menggunakan teknik tersebut
informasi yang didapatkan akan semakin lengkap dan dapat
dibenarkan keabsahannya.42
Dari data yang diperoleh terdapat 247
buruh gendong perempuan yang bergabung dalam paguyuban Sayuk
Rukun. Dari 247 tersebut terdapat usia 30 tahun – 60 tahun berjumlah
80 orang buruh gendong usia produktif, kemudian usia 60 tahun keatas
terdapat 167 buruh gendong perempuan lansia. Teknik ini dapat
diibaratkan seperti bola salju yang sedang menggelinding, semakin
lama menggelinding maka akan semakin membesar. Penjelasan
mengenai jumlah informan dan teknik sampling yang digunakan dapat
di lihat pada tabel di bawah ini
41
Sugiyono, Metode Penelitian kombinasi (Mixed Methods), (Bandung: Alfabeta,2013),
hlm. 301-302.
42 Michael Quinn Patton, Metode Evaluasi Kualitatif, hlm.89.
28
Tabel 1.3 Teknik Pengambilan Sampel Penelitian
No. Informan Jumlah Teknik
1 a. Kepala Dinas Pasar
b. Penasehat Umum Buruh
Gendong Pasar Beringharjo
c. Ketua Paguyuban Buruh
Gendong
1
1
1
Purposive sampling
Purposive sampling
Purposive sampling
2 a. Perempuan lansia buruh
gendong di Pasar Beringharjo
dengan usia 60 tahun (masih
produktif).
b. Masih bekerja menjadi buruh
gendong
c. Lama bekerja (5 tahun
keatas)
6
Nonprobability
Sampling
Teknik pengambilan sampel sumber datadalam penelitian
kualitatif yang bersifat purposive dan snowball itu dapat digambarkan
seperti dibawah ini
Gambar 1.3
Proses Pengambilan Sampel
Berdasarkan gambar diatas dapat dijelaskan sebagai berikut. A
sebagai orang pertama yaitu Kepala Dinas Pasar Beringharjo sebagai
sumber data. Informan awal ini sebaik-baiknya dipilih orang yang bisa
A
C
D
E
F
B a b
c d e
Subjek penelitian
29
“membukakan pintu” untuk mengenali keseluruhan medan secara luas
mengenai pasar Beringharjo maupun buruh gendong pasar
Beringharjo. Selanjutnya A disarankan ke B yaitu Penasehat umum
buruh gendong pasar Beringharjo Umi Asih, beliau ini informan awal
yang dipilih sekaligus orang yang mampu membukakan pintu
mengenai buruh gendong pasar Beringharjo. Mereka yang tergolong
gatekeepers / penjaga gawang dan knowledgeable informant/ informan
yang cerdas. Kemudian dari B disarankan ke C, yaitu ketua paguyuban
buruh gendong pasar Beringharjo “Sayuk Rukun” Suyatmi. Kemudian
dari C diarahkan ke D, E, F, sebagai ketua kelompok bagian pasar
depan, pasar bagian tengah, dan bagian belakang. Dari ketua kelompok
D ketua kelompok bagian depan atau batik disarankan kepada a dan b
yang memenuhi kriteria. Begitu juga E ketua kelompok bagian pasar
tengah yang menyarankan kepada c dan d. dilanjut dengan F menjadi
ketua kelompok bagian sekaligus menjadi informan setelah itu F
menyarankan kepada e. 43
b. Objek Penelitian
Objek penelitian kualitatif mgenurut Suharsimi Arikunto
disebut variabel penelitian yang menjadi titik perhatian suatu
penelitian.44
Adapun yang menjadi obyek penelitian adalah motivasi
perempuan lansia.
43
Diolah dari data penelitian, 2018 44
Sugiyono, Metode Penelitian Kuatitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta,2009),
hlm. 215.
30
3. Teknik Pengumpulan Data
Data sebagai bahan baku informasi yang harus tersedia dengan
teknik-teknik yang sesuai. Jika data yang didapat dengan cara salah, maka
informasi yang didapat atau dihasilkan pun akan menjadi salah dan
sebaliknya.45
untuk mengumpulkan data yang diperlukan sebagai bahan
pembahasan dan analisis, dalam penelitian ini digunakan prosedur sebagai
berikut:
a. Observasi
Kegiatan Observasi meliputi pencatatan secara sistematik
kejadian, perilaku, obyek yang dilihat serta hal-hal lain yang
diperlukan dalam mendukung penelitian yang sedang dilakukan.46
Pada tahap awal observasi dilakukan secara umum, peneliti
mengumpulkan data atau informasi sebanyak mungkin tentang buruh
gendong di Pasar Beringharjo. Tahap selanjutnya peneliti melakukan
observasi yang terfokus, yaitu menyempitkan data atau informasi
mengenai Buruh Gendong Perempuan Lansia di Pasar Beringharjo
sehingga peneliti dapat menemukan pola-pola perilaku dan hubungan
yang terus terjadi seperti motivasi buruh gendong perempuan lansia
45
Dr. Husein Umar, S.E.,MBA.,M.M, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis,
(Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2013), hlm 12.
46 Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif, ( Yogyakarta: Graha
Ilmu.2006), hlm. 224.
31
bekerja. Dengan mengamati kegiatan keseharian buruh gendong
selama di pasar Beringharjo.
b. Wawancara
Wawancara dapat kita artikan sebuah interaksi timbal balik
yang didalamnya terdapat pertukaran segala macam informasi.47
Karena hampir sebagian besar data dalam penelitian diperoleh dari
hasil wawancara, maka hendaknya seorang peneliti haruslah paham
betul mengenai bagaimana ia harus melakukan wawancara.
Wawancara dilakukan secara mendalam atau wawancara
kualitatif. Wawancara dilakukan dengan santai, informal, dan masing-
masing pihak seakan-akan tidak memiliki beban psikologi. Wawancara
mendalam akan memperoleh data yang menyeluruh. Wawancara
mendalam biasanya lebih luwes, humanistik dan fleksibel masing-
masing tidak akan meyalahkan satu dengan yang lain yang terpenting
ada keterbukaan antara peneliti dengan yang diteliti.48
Wawancara
dilakukan pada saat buruh gendong beristirahat.
47
Samiaji Sarosa, Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar, (Jakarta: Indeks, 2012), hlm. 118.
48 Suwardi Endraswara, Metode,Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan Ideologi,
Epistemologi, dan Aplikasi, (Yogyakarta: Pustaka Widyatama.2006), hlm. 168.
32
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan sumber informasi non manusia,
seperti dokumen dan rekaman.49
Dokumentasi berupa foto, video, dan
film yang merupakan sumber data sekunder berguna bagi peneliti,
karena data-data tersebut berupa gambar, suara yang akan melengkapi
data yang bersifat tekstual.50
Dokumentasi yang dapat dikumpulkan
peneliti yaitu data-data dokumen perempuan lansia buruh gendong
yang sudah ada di Pasar Beringharjo maupun instansi, dan foto, file
data buruh gendong, rekaman hasil subjek, buku profil pasar
Beringharjo, serta buku profil buruh gendong yang diambil saat
penelitian di lapangan.
Dokumentasi ini digunakan untuk memperkuat data berupa
gambaran umum serta kondisi riil mengenai buruh gendong
perempuan lansia yang menjadi obyek peneliti ini. Metode ini juga
merupakan pendukung dari wawancara dan untuk mengetahui dan
mencatat data-data tentang latar belakang objek penelitian dan untuk
memperoleh data.
49
Rahel Widiawati Kimbal, Modal Sosial dan Ekonoi Industri Kecil Sebuah
StudiKualitatif, (Yogyakarta: Deepublish.2015), hlm. 73.
50 Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif, ( Yogyakarta: Graha
Ilmu.2006), hlm. 228.
33
4. Analisis Data
a. Reduksi Data
Reduksi data merupakan analisis yang menajamkan,
menggolongkan, membuang tidak perlu, penyaringan-penyaringan data
yang sudah didapat dari lapangan sehingga membentuk kesimpulan
yang dapat ditarik dan diverifikasi.51
b. Penyajian Data
Sekumpulan informasi yang tersusun yang memberikan suatu
kemungkinan sehingga adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan.52
Mendeskripsikan hasil data yang diperoleh dari penulisan
di lapangan dengan menggunakan kalimat yang sesuai dengan
pendekatan kualitatif, sesuai dengan laporan yang sistematis dan
mudah untuk difahami.
c. Kesimpulan/ Verifikasi
Kesimpulan atau verivikasi merupakan penarikan kesimpulan
dari data yang sudah diperoleh untuk menjawab rumusan masalah.53
5. Teknik Validitas Data
Memvalidasi hasil hasil data dinyatakan valid apabila tidak ada
perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang terjadi pada
51
Ulber Silalahi., Metode Penelitian Sosial ( Bandung: PT Refika Aditama.2012) , hlm
340.
52 Ibid. hlm 340
53 Muhammad Idrus, Metode Penelitian Sosial : Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif, (
Jakarta: Erlangga, 2009), hlm. 150.
34
obyek yang diteliti sebenarnya. Hal tersebut bersifat dinamis atau berubah-
ubah bahkan tidak konsisten. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
teknik triangulasi, yang dimana dalam menguji keabsahan data dari
berbagai sumber.54
Semakin banyak sumber, maka semakin banyak pula
data yang didapatkan, tentu saja hal tersebut semakin valid. Triangulasi
dalam penelitian ini dilakukan dengan cara membandingkan antara
informan satu dengan informan yang lainnya. Dari informasi pertama yang
diperoleh, peneliti menguji keabsahan data dengan cara mencari informasi
ke subjek utama, maupun subjek pendukung.
H. Sistematika Pembahasan
Agar pembahasan dan penulis ini dalam skripsi menjadi terarah, utuh
dan sistematis, maka penelitian ini dibagi ke dalam empat bab:
Bab pertama yakni pendahuluan, meliputi deskripsi latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjuan
pustaka, kerangka teori, metodologi penelitian dan sistematika pembahasan.
Bab kedua merupakan gambaran umum yang menjadi konteks
penelitian dimana didalamnya terdiri dari profil Bringharjo. Setelah
dipaparkannya profil, dilanjut dengan membahas sejarah buruh gendong pasar
Bringharjo, kemudian protet buruh gendong saat ini dan paguyuban buruh
gendong.
54
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2009), hlm.82-83
35
Bab ketiga penulis menyajikan data hasil penelitian di lapangan
kemudian di analisis data tersebut ke dalam narasi kata. Hal ini disandarkan
pada teori yang telah penulis kaji pada bab sebelumnya, sehingga bisa
menghasilkan data yang lebih akurat.
Bab keempat adalah penutup yang meliputi kesimpulan berisi tentang
catatan akhir dari penulisan skripsi ini yang berupa narasi deskriptif kualitatif
yang diakhiri dengan saran untuk siapapun dengan diakhiri kata penutup.
128
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan penelitian tentang motivasi perempuan lansia
bekerja studi pada buruh gendong pasar Beringharjo Yogyakarta, penulis
memetakkan motivasi buruh gendong peremuan lansia menjadi 2, yaitu
motivasi internal, dan motivasi eksternal. Sedangkan untuk mengukur tingkat
motivasi menggunakan proses pencapaian kebutuhan.
1. Motivasi internal perempuan lansia bekerja sebagai buruh gendong pasar
Beringharjo dipengaruhi oleh dua hal : yaitu motivasi awal bekerja yang
mencakup Kebutuhan keberadaan (existance) dan Kebutuhan relasi, dan
motivasi bertahan mencakup motivasi eksistensi, relasi dan Growht.
Motivasi awal bekerja yaitu kebutuhan keberadaan mencakup : 1) tentang
upah yang sudah mencukupi, 2) Kebutuhan Relasi yaitu buruh gendong
perempuan lansia pasar Beringharjo dipengaruhi oleh teman.
Sedangkan motivasi perempuan lansia untuk tetap menjadi buruh gendong
bertahan adalah hal utama yang menentukan keberlangsungan aktivitas
pekerjaannya dari waktu ke waktu. Motivasi inilah yang membuat
perempuan lansia merasa nyaman dan betah dengan pekerjaan yang
dijalani mencakup motivasi eksistensi yaitu buruh gendong perempuan
lansia mendapat pengakuan dari masyarakat dan kebutuhan Relasi ada tiga
yang mempengaruhi dari faktor eksternal yaitu 1) Buruh gendong dengan
129
keluarga, 2) Buruh gendong dengan pedagang, 3) Buruh gendong dengan
instansi.
Kebutuhan Growth yang mengacu kepada diri buruh gendong perempuan
lansia untuk mengembangkan potensi yang ada dalam diri buruh gendong.
Bentuk kebutuhan akan mendorong diri buruh gendong perempuan lansia
untuk menjadi pribadi kreatif dan produktif. Program yang menunjang
kecakapan diri buruh gendong yaitu meliputi : 1) Belajar membaca, 2)
Pelatihan, dan 3) pengajian minggu Pon.
2. Motivasi Eksternal yaitu motivasi yang muncul dari luar diri buruh
gendong perempuan lansia. Yang mempengaruhi diri buruh gendong
didasarkan pada ketertarikan untuk mengikuti program yang ada pada
paguyuban Sayuk rukun melalui dampingan Yasanti, kegiattan tersebut
berupa: Simpan pinjam, Koperasi, cek kesehatan gratis, dan aksesibilitas.
3. Adanya proses pencapaian untuk mengukur dorongan pada diri buruh
gendong perempuan lansia pasar Beringharjo, yang meliputi : a) Proses
Pemuasan – Progresif (Fulfilment-Progression), b) Kepuasan-Kekuatan
(satisfaction-Strengthening) sedangkan yang tidak terjadi dalam buruh
gendong pasar Beringharjo yaitu :Kekecewaan – Pengunduran
(Frustrasion-Regression)
130
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, maka ada beberapa saran dan
pembelajaran yang dapat peneliti sampaikan sebagai berikut :
1. Pemerintah lebih memperhatikan buruh pada sektor informal untuk
jaminan kerja terlebih pada buruh gendong .
2. Aktivitas untuk mendukung potensi buruh gendong lebih dioptimalkan
lagi tidak hanya dirutinkan diawal tetapi memiliki kelanjutan.
3. Keluarga dan pemerintah lebih memperhatikan ketahanan jasmanai dan
rohani dimana usia lanjut dari buruh gendong pasar Beringharjo tersebut
rentan dan rawan mengalami penyakit manula dan gangguan kesehatan
pada umumnya.
C. Penutup
1. Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga
tercurahlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
2. Penulis telah berusaha yang terbaik dalam penyusunan skripsi ini, namun
penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari
berbagai pihak yang tentunya bersifat membangun. Selain itu penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan
dukungan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
131
3. Akhirnya hanya kepada Allah SWT penulis memohon petunjuk, taufik dan
hidayah-Nya. Semoga skripsi yang sederhana ini mendapat ridha dari
Allah SWT dan dapat bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya maupun
bagi para pembaca pada umumnya. Amin Ya Rabbal A’lamin.
132
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Daymon, Christine & Immy Holloway, Metode-metode Riset Kualitatif dalam
Public Relations dan Marketing Communications, (Yogyakarta: PT
Bentang Pustaka. 2008)
Demartoto Argyo, Pelayanan Sosial Non Panti Bagi Lansia Suatu Kajian
Sosiologis, (Surakarta: Sebelas Maret University Press, 2006)
Endraswara Suwardi, Metode,Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan Ideologi,
Epistemologi, dan Aplikasi, (Yogyakarta: Pustaka Widyatama.2006)
Furchan Arif, Pengantar Metode Penelitian Kualitatif (Surabaya: Usaha
NAsional. 1992)
Hasan Iqbal, Pokok-pokok materi penelitian dan aplikasinya, (Jakarta: Graha
Indonesia, 2002)
Idrus Muhammad, Metode Penelitian Sosial : Pendekatan Kualitatif dan
Kuantitatif, ( Jakarta: Erlangga, 2009)
Ivancevich John M. dkk, Perilaku dan Manajemen Organisai, ( Yogyakarta: PT
Gelora Aksara Pratama, 2006)
Kimbal, Rahel Widiawati, Modal Sosial dan Ekonoi Industri Kecil Sebuah
StudiKualitatif, (Yogyakarta: Deepublish.2015)
Munandar, Ashar Sunyoto, Psikologi Industri dan Organisai, (Jakarta: UI Press,
2008)
Mustari, Andhie Surya, dkk, Statistik Penduduk Lanjut Usia 2014 Hasil Survei
Sosial Ekonomi Nasional, (Jakarta: Badan Pusat Statistik, 2015)
Nursalam dkk, Pendidikan Dalam Keperawatan, (Salemba medika)
Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, Situasi Lanjut Usia
(LANSIA) di Indonesia 29 Mei- Hari Lanjut Usia Nasional, (Jakarta:
2016),
Ruane Janet M., Dasar-dasar Metode penelitian Panduan Riset Ilmu Sosial
(Bandung: Nusa Media. 2013)
Sadli Saparinah, Berbeda Tetapi Setara pemikiran tentang kajian perempuan,
(Jakarta: Kompas, 2010)
133
Sarwono Jonathan, Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif, ( Yogyakarta:
Graha Ilmu.2006)
Semiawan Conny R. Metode Penelitian Kualitatif Jenis, Karakteristik dan
Keungguluannya (Jakarta: PT. Gramedia. 2010)
Silalahi Ulber, Metode Penelitian Sosial ( Bandung: PT Refika Aditama.2012)
Slamet, Alexander Lucas, Ilmu Kesehatan Masyarakat, (Yogyakarta: CV. Andi
Offset, 2016)
Suardiman Siti Partini, Psikologi Usia Lanjut, (Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 2011)
Umar Husein, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada. 2013)
Wijono Sutarto, psikologi Industri & Organisasi dalam Suatu Bidang Gerak
Psikologi Sumber Daya Manusia, (Jakarta:Kencana,2010)
Lain-lain
Anggie Finsa Mella, Strategi Survive Para Buruh Gendong di Pasar Beringharjo
Yogyakarta, Skripsi (Yogyakarta: Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial
dan Humaniora, UIN Sunan Kalijaga, 2011)
Jenis-jenis PMKS, http://dinsos.jogjaprov.go.id/jenis-jenis-pmks/, diakses pada 4
April 2017, pukul 09.30 WIB.
Jumlah Penduduk Lansia di Yogyakarta, https://www.merdeka.com/uang/jumlah-
penduduk-lansia-di-yogyakarta-tertinggi-di-indonesia.html diakses pada 4
April 2017, pukul 09.30 WIB.
Mbah Rubiyem, 40 tahun Bekerja Sebagai Buruh Gendong di Pasar Beringharjo,
https://www.brilio.net di akses pada 05 April 2017, pukul 20.00 WIB
Pengertian PMKS, http://dissos.jabarprov.go.id/gispmks/?page_id=2764. Diakses
pada 4 April 2017, pukul 09.30 WIB
Raden Yulianus Gatot, Motivasi Kerja Buruh Gendong dalam Meningkatkan
Ketahanan Keluarga (Studi Penelitian di Pasar Beringharjo Kodya
Yogyakarta DIY) Tesis (Yogyakarta: Ketahanan Nasional Universitas
Gadjah Mada, 1999)
134
Sekilas Gambaran Pengentasan Lansia http://dinsos.jogjaprov.go.id/sekilas-
gambaran-pengentasan-lansia-terlantar-di-pstw/. Diakses pada 4 April
2017, pukul 09.30 WIB
Sowanya Adi Prahara, Makna Kerja Buruh Gendong Perempuan di Pasar
Beringharjo Yogyakarta : Sebuah Studi Fenomenologi, Tesis (
Yogyakarta: Jurusan Magister Sains Teknologi Fakultas Psikologi, UGM ,
2010)
Pengertian Lanjut Usia http://www.e-jurnal.com/2013/09/pengertian-lanjut-
usia.html
Buruh Gendong Menanti Asa, http://www.solidaritas.net/2016/12/buruh-gendong-
menanti-asa.html di akses pada 05 April 2017, pukul 20.00 WIB.
Buruh Gendong Menanti, http://www.solidaritas.net/2016/12/buruh-gendong-
menanti-asa.html diakses pada 4 April 2017, pukul 09.03 WIB
Mensos: ada 2,8 juta jiwa usia terlantar, http://www.kemsos.go.id/modules.
Diakses pada 4 April 2017, pukul 09.30 WIB
DOKUMENTASI
Gambar 1.1
Buruh gendong ketika membawakan bawaan
dari pelanggan
Gambar 1.2
Klinik kesehatan pasar Beringharjo yang
disediakan Dinas Pasar
Gambar 1.3
Pembayaran Simpan Pinjam Gambar 1.4
Tempat Beristirahat Buruh Gendong
Gambar 2. 4
Kartu Tanda Anggota
Gambar 2.5
Kalender Buruh Gendong
Gambar 2.6
Ketika Buruh Gendong Perempuan Lansia
mengangkut barang yang melewati anak
tangga di pasar
Gambar 2.7
Denah Pasar Beringharjo Yogyakarta
Gambar 3.8
Buruh gendong Megambil Barang Pelanggan
Gambar 3.9
Buruh Gendong dengan Pelanggan
Gambar 3.10
Kotak Dana Sosial
Gambar 3.11
Buku Simpan Pinjam Usaha
Gambar 3.12
Pengajian Minggu Pon
Gambar 3.13
Cek Kesehatan Gratis
PEDOMAN WAWANCARA
JUDUL: MOTIVASI PEREMPUAN LANSIA BEKERJA
(Studi Buruh Gendong Pasar Beringharjo Kota Yogyakarta)
A. Kepala Dinas Pasar
a. Identitas
1. Nama :
2. Umur/usia :
3. Jenis Kelamin :
4. Pendidikan :
5. Alamat :
b. Pedoman Wawancara
1. Bagaimana perkembangan pasar Beringharo sejak berdirinya ?
2. Apa asas, maksud dan tujuan didirikannya pasar Beringharjo ?
3. Berapa jumlah pekerja yang berprofesi sebagai buruh gendong di pasar
Beringharjo ?
4. Ada berapa paguyuban yang dinaungi buruh gendong di pasar
Beringharjo ?
5. Apakah ada program yang dilakukan oleh pasar Beringharjo untuk
para buruh, khususnya kepada buruh lansia ?
6. Apakah ada bantuan yang diberikan pasar Beringharjo untuk para
buruh ?
7. Dalam bentuk apa bantuan tersebut ?
8. Bagaimana pihak pasar Beringharjo melakukan evaluasi pelayanan
untuk para buruh ?
B. Ketua Paguyuban Buruh Gendong
a. Identitas
1. Nama :
2. Umur/usia :
3. Jenis Kelamin :
4. Pendidikan :
5. Alamat :
6. Agama :
b. Pedoman Wawancara
1. Berapa jumlah pekerja yang berprofesi sebagai kuli gendong di Pasar
Beringharjo hingga saat ini ?
2. Berapa umur rata-rata pekerja kuli gendong di Pasar Beringharjo pada
umumnya ?
3. Apakah pekerja kuli gendong tersebut berasal dari daerah yang dekat
dengan Pasar Beringharjo ini?
4. Apakah para pekerja kuli gendong di Pasar Beringharjo ini memiliki
izin bekerja sebagai kuli gendong?
5. Apakah jumlah pekerja kuli gendong di Pasar Beringharjo ini terus
bertambah setiap tahunnya?
6. Adakah penangulangan pembinaan/pemberdayaan bagi para pekerja
kuli gendong di Pasar Beringharjo ?
7. Apa pengaruh positif dan negatifnya dengan adanya pekerja kuli
gendong di Pasar Beringharjo ini ?
8. Seperti apa kehidupan pekerja kuli gendong di pasar Beringharjo ?
C. Perempuan Lansia Buruh Gendong
a. Identifikasi
1. Nama :
2. Umur/usia :
3. Asal daerah:
4. Status perkawinan :
5. Jumlah tanggungan :
6. Pendidikan terakhir:
7. Agama :
8. Alamat :
b. Pedoman Wawancara
A. Perempuan dalam memilih pekerjaan sebagai buruh gendong
1. Apa yang mendorong anda masih tetepa memilih bekerja di usia
senja ini ?
2. Sudah berapa lama anda bekerja sebagai kuli gendong ?
3. Mengapa memilih bekerja sebagai buruh gendong, semangat atau
keinginan ?
4. Apakah keluarga mendukung dengan pekerjaan ini ?
5. Berapa jam bekerja dalam sehari ?
6. Berapa hari bekerja dalam seminggu ?
7. Apakah ada usaha lain selain bekerja disini ?
8. Berapa pendapatan anda tiap hari ?
9. Bagaimana pemanfaatan pendapatan anda?
10. Berapa rupiah pengeluaran anda?
11. Apakah ada riwayat sakit ?
12. Sarana apa yang anda gunakan untuk pergi ke lokasi tempat anda
bekerja?
13. Berapa yang harus anda keluarkan untuk biaya transportasi?
14. Apakah dengan bekerja menjadi buruh gendong kebutuhan
terpenuhi ?
15. Dalam bekerja apakah anda memiliki target pengguna jasa anda
yang harus dicapai?
D. Hambatan yang ditemui selama bekerja sebagai buruh gendong
1. Apa yang memotivasi anda untuk bertahan bekerja menjadi buruh
gendong?
2. Apakah karena kebutuhan anda rela bekerja sebagai buruh gendong?
3. Apakah pendapatan suami anda tidak mencukupi kebutuhan keluarga
anda?
4. Apa manfaat yang anda peroleh selama bekerja menjadi buruh gendong?
5. Apa tujuan anda bekerja menjadi buruh gendong?
6. Adakah persyaratan khusus menjadi anggota buruh?
7. Adakah kartu anggota buruh dan berapa biaya administrasi yang harus
anda keluarkan?
8. Barang apa saja yang biasanya anda gendong?
9. Apakah anda merasa senang bekerja sebagai buruh gendong?
10. Apakah anda tidak merasa keberatan ketika menggendong barang yang
terlalu banyak?
11. Bagaimana hubungan ibu dengan buruh gendong yang lain?
12. Apakah ada wisatawan yang menjadi pelanggan anda?
13. Bagaimana hubungan anda dengan dengan wisatawan yang menggunakan
jasa anda?
14. Apa kendala yang anda alami selama bekerja?
15. Penyakit apa yang sering anda alami selama menjadi buruh gendong?
16. Apakah paguyuban atau yayasan atau dinas pengelolaan pasar yang
menaungi buruh gendong menyediakan layanan kesehatan?
17. Layanan seperti apa?
NO NAMA ALAMAT
1 Ibu Boinem Pereng Kembang, Bale Catur, Gamping Selman2 Ibu Mursinah Mertan, sukoreno, Sentolo, Kulon Progo3 Ibu Rubiyem/Rub Taruban Wetan,Tuksono, Sentolo, Kulon Prog4 Ibu Sariyem Salam, Salamrejo, Sentolo, Kulon Progo5 Ibu Seni Karang Wetan, Donomulyo, Nanggulan6 Ibu Tuginem Ngrandu, salam Rejo, Sentolo, Kulon Progo7 Ibu Suyatni Balak, Tuksono, Sentolo Kulon progo8 Ibu Sukiyem Kalisono, Tuksono, Sentolo, Kulon progo9 Ibu Surajiyem Krebet, Tuksono, Sentolo, Kulon Progo
10 Ibu Tumilah Jatisawit, Balecatur, Gamping, Sleman11 Ibu Sudilah Ponggalan, Giwangan, Umbulharjo, Sleman12 Ibu Sutiyem Taruban Wetan,Tuksono, Sentolo, Kulon Progo13 Ibu Sri Darsono Jl. Soga 40, Umbu harjo, jogja14 Ibu Samini Pandak, Wijirejo, Panak, Bantul15 Ibu Klinem Janten,Ngestiharjo, Kasihan, Bantul16 Ibu Tuminah Dulngalim Banggan, Sukoreno, Sentolo, Kulon Progo17 Mendes Sorolaten, Sidokarto, Gidean, Sleman18 Ibu Anik/Martini Samakan, Banjararum, Kalibawang, Kulon Progo19 Ibu Sulasmi/pesek Kricak Kidul, Kricak,Tegalrejo, Yogyakarta20 Sri Widyaningsih Bendo, Ngentakrejo, Lendah, Kulon Progo21 Ibu Parni Giwangan22 Ibu Sulami Jangkan Lor, Sentolo, Sentolo Kulon Progo23 Ibu Sumiati Paten24 Ibu Rukini Panjul, Srikayangan, Sentolo,Kulon progo25 Sri Maryati Jl. Soga 40, Umbu harjo, jogja26 ibu Eni Ernawati Sanan, Bawuran , Pleret, Bantul27 Ibu Sartini Sanan, Bawuran , Pleret, Bantul28 Ibu Suratmi Dukuh MJ, Gedongkiwi, Mantrijeron, Jogja29 Ibu Wajiyem Ketonggo,Wonokromo,Pleret,Bantul30 Ibu mulyo Slamet Condrowangsan, Potorono, Banguntapan, Bantul31 Ibu Parjiyem Panjul, Srikayangan, Sentolo,Kulon progo32 Ibu Paisah Depok, Sukoreno, Sentolo, Kulon Progo33 Ibu Kemiyem panjul, Srikayangan, Sentolo,Kulon progo34 Ibu Suminah Pokoh, Palbapang, Bantu35 Ibu Sukiyem B Sanan, Bawuran , Pleret, Bantul36 Ibu Biyem Sorolaten, Sidokarto, Gidean, Sleman37 Ibu Samirah
DAFTAR ANGGOTA PAGUYUBAN SAYUK RUKUN BURUH GENDONG PASAR BERINGHARJO
LANTAI 3 KELOMPOK MBAK SUTIYEM
CURRICULUM VITAE
Rif’atunnisa
(Yogyakarta, 27 Desember 1994)
Tompeyan TR III/ 133 RT 09 RW 03 Tegalrejo, Yogyakarta.
Kecamatan Tegalrejo, Yogyakarta 552244
Yogyakarta
Email: [email protected]
089 7300 2694
PENDIDIKAN
2013 – Sekarang Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Fakultas Dakwah Dan Komunikasi
Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial
2010 – 2013 SMK Muhammadiyah 2 Yogyakarta
2007 – 2010 MTsN Yogyakarta 1
2001 – 2007 SDN Pingit Yogyakarta
2000 – 2001 TK Buyung Yogyakarta
PENGALAMAN ORGANISASI
Februari 2017 Pengawas Pemilihan Umum Wali Kota Yogyakarta, Kecamatan Tegalrejo
September 2017 Anggota Karang Taruna Wiratama, Kelurahan Tegalrejo, Kota Yogyakarta, Daerah
Istimewa Yogyakarta
2016 – Sekarang Ketua Bidang Kesenian dan Kebudayaan PRAMUDITA (Perkumpulan Muda-Mudi
Tompeyan
2016 – Sekarang Pengajar Wadah Sinau Bareng (WASIRENG) Tompeyan, Tegalrejo, Kota
Yogyakarta
2015 – Sekarang Anggota Forum Komunikasi Kesejahteraan Indonesia (FORKOMKASI)
2015 – Sekarang Anggota Serikat Buruh Konstruksi Indonesia (SERBUK)
2014 – Sekarang Relawan Pengajar Sekolah Rakyat Pinggir Sungai Code
2013 – Sekarang Anggota LP3S Prodi Ilmu Kesejahteraan Sosial
2013 – Sekarang Sekretaris HPPI (Himpunan Pemuda Pemudi Tompeyan)
2013 – Sekarang Anggota Komunitas Teater “NAMA” Yogyakarta
2012 – Sekarang Pengajar TKA – TPA Sunan Gunung Jati
2014 Radio Rasida FM
2015 TIM Open Recruitment Relawan Pengajar Sekolah Rakyat Pinggir Sungai Code dan
Anggota P3S (Paguyuban Pengajar Pinggir Sungai)
2011 – 2013 Aggota Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) SMK Muhammadiyah 2 Yogyakarta
2011 – 2013 Anggota Hisbul Wathan Muhammadiyah (HW) SMK Muhammadiyah 2 Yogyakarta
2011 – 2013 Anggota Pecinta Alam (PIPA)
2007 – 2008 Anggota Palang Merah Remaja (PMR) MTsN Yogyakarta 1
2005 – 2006 Anggota Marching Band Sd N Pingit Yogyakarta
PENGALAMAN MAGANG DAN PELATIHAN
2011 Praktek Kerja Lapangan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Balai kota,
Umbulharjo, Kota Yogyakrata, Daerah Istimewa Yogyakarta
2015 – 2016 Mahasiswa Praktek Pekerjaan Sosial Mikro, Mezo dan Makro di Balai Rehabilitasi
Sosial Remaja (BRSR) Tridadi, Sleman,Daerah Istimewa Yogyakarta
2017 Pelatihan Menjahit Dasar di Kelurahan Tegalrejo, Kota Yogyakarta, Daerah
Istimewa Yogyakarta
KEMAMPUAN DAN MINAT
Memiliki kemampuan Bahasa Arab dan Inggris (Pasif)
Memiliki keteratikan terhadap isu-isu Sosial, Politik, Agama, Alam, dan Pengembangan Diri.
Memiliki kreativitas
Berwirausaha
Memiliki kemampuan belajar mengajar dengan anak-anak.
Demikian, daftar riwayat hidup ini telah saya buat dengan sebenar-benarnya
Yogyakarta, 14 februari 2018
Rif’atunnisa’