buruh migran menggugat

116
BURUH MIGRAN MENGGUGAT: Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013

Upload: muhammad-mukhlisin

Post on 17-Mar-2016

274 views

Category:

Documents


17 download

DESCRIPTION

Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013.

TRANSCRIPT

Page 1: Buruh Migran Menggugat

BURUH MIGRAN MENGGUGAT:Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik

Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013

Page 2: Buruh Migran Menggugat

BURUH MIGRAN MENGGUGAT:Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik

Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan

Tahun 2013

.:: Hal 1 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 3: Buruh Migran Menggugat

BURUH MIGRAN MENGGUGAT:

Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi

Pada Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013

Penyusun:

Muh. Irsyadul Ibad, Yossy Suparyo , Nisrina Muthahari, Pratina Ikhtiyarini,

Fathulloh, Ahmad Rofahan, Anwar “Bobi” Ma'arif, Fera Nuraini

Penyelaras Bahasa:

Yossy Suparyo, M. Irsyadul Ibad

Tata Letak:

Wahyu Narko

Penerbit:

Pusat Sumber Daya Buruh Migran | Infest Yogyakarta

Jl. Veteran Gg. Janur Kuning 11 A

Pandeyan UH Yogyakarta 55121 | Telp/fax: 0274 -372378 | Email: [email protected] | Website:

www.buruhmigran.or.id | www.infest.or.id

Pemantauan ini dilakukan oleh Jaringan Kerja Buruh Migran untuk Keterbukaan Informasi Publik

yang terdiri dari Infest Yogyakarta, Pusat Sumber Daya Buruh Migran (PSD-BM), Lakpesdam-NU

Cilcacap, Paguyuban Peduli Buruh Migran dan Perempuan Seruni Banyumas, Serikat Buruh Migran

Indonesia (SBMI), Jingga Media Cirebon, Medialink Jakarta, Indonesian Migran Workers Union

(IMWU) Hong Kong, Asosiasi Buruh Migran Indonesia (ATKI) Hong Kong, dan Persatuan BMI

Tolak Overcharging (PILLAR) Hong Kong.

Didukung oleh Yayasan Tifa Jakarta

.:: Hal 2 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 4: Buruh Migran Menggugat

DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN 5

A. Latar Belakang Masalah 5

B. Metode Pemantauan 12

C. Ruang Lingkup Pemantauan 13

BAB II : PENYELENGGARAAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

PADA LEMBAGA PELAYANAN SEKTOR MIGRASI KETENAGAKERJAAN 15

A. Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi 15

B. Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia 37

C. Kementerian Luar Negeri 62

D. Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Hong Kong 66

BAB III: DINAMIKA PEMANTAUAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK PADA

SEKTOR MIGRASI KETENAGAKERJAAN 75

A. Peta Informasi Publik Sektor Migrasi Ketenagakerjaan 75

B. Proses Pemantauan 78

C. Apakah Sistem Informasi Menjawab Kebutuhan Informasi? 87

BAB IV: REKOMENDASI 90

A. Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi 90

B. Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia 91

C. Kementerian Luar Negeri 91

D. Komisi Informasi Pusat 92

E. Buruh Migran dan Elemen Masyarakat Sipil Lainnya 92

BAB V: RAGAM CATATAN PENGETAHUAN DAN TESTIMONI 93

.:: Hal 3 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 5: Buruh Migran Menggugat
Page 6: Buruh Migran Menggugat

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kelahiran Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik memberi

harapan baru pada kelompok buruh migran untuk mendorong pelayanan publik di sektor migrasi

ketenagakerjaan yang terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik. Kehadiran Undang-

undang 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan publik menjadi bagian lain yang turut mendukung

perbaikan tata kelola lembaga-lembaga publik yang bertanggungjawab atas pelaksanaan penempatan

dan perlindungan buruh migran. Pelaksanaan amanat UU 14 Tahun 2008 yang diimplementasikan

sejak tahun 2010 dengan terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) 61 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik hingga kini masih

belum menemukan bentuk ideal. Situasi tersebut turut terjadi pada sektor migrasi ketenagakerjaan.

Undang-undang Nomor 39 Tahun 2004 Tentang Penempatan Dan Perlindungan Tenaga Kerja

Indonesia Di Luar Negeri, secara spesifik, telah turut mengatur beberapa aspek hak informasi yang

melekat pada buruh migran Indonesia (BMI). Kewajiban-kewajiban penyediaan informasi tersebut

melekat pada institusi swasta yang terkait dengan penempatan BMI dan lembaga publik pemerintah.

UU tersebut telah mengulas tentang pentingnya hak informasi yang melekat pada BMI.

Hak atas informasi atau hak untuk memperoleh informasi merupakan bagian dari hak asasi manusia

yang diatur dalam pasal 28 F Undang-undang Dasar 1945. Setiap warga negara, secara setara, berhak

untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan

sosialnya. Hak tersebut melingkupi beberapa aspek spesifik, yaitu mencari, memperoleh, memiliki,

menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi melalui pelbagai jenis saluran yang telah

tersedia.

.:: Hal 5 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 7: Buruh Migran Menggugat

“Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk

mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari,

memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan

menggunakan segala jenis saluran yang tersedia”

UUD 1945 Pasal 28 F

Informasi dalam negara demokrasi memegang peran besar dalam membangun partisipasi warga dan

mendorong pemerintahan yang demokratis, transparan, efektif, efisien dan bertanggungjawab.

Pelaksanaan tugas negara melalui lembaga-lembaga publik, akan lebih maksimal jika ditempatkan

dalam ranah terbuka yang dapat dikontrol dan diawasi oleh setiap anggota masyarakat. Keterlibatan

masyarakat, terutama kelompok yang langsung bersinggungan dengan jenis layanan, turut

menentukan sejauh mana lembaga publik bisa dan mampu menjalankan amanat pelaksanaan

pelayanan publik. Keterbukaan informasi secara fungsional berfungsi untuk mendorong perubahan

pola kerja yang belaku dan digunakan oleh lembaga publik. Lembaga publik di Indonesia masih

identik dengan ketertutupan. Dalih rahasia negara masih menjadi salah satu senjata ampuh bagi

lembaga publik untuk menuntut publik diam dan tidak mendapatkan akses atas informasi tertentu.

Kerahasiaan yang semula menjadi istilah yang digunakan secara sembarangan, kini diatur secara ketat

dengan persyaratan yang rinci. Semakin ketatnya penentuan kriteria kerahasiaan informasi,

berimplikasi pada semakin besarnya jumlah informasi yang disebut informasi publik.

Era ketertutupan yang ditandai dengan lebih besarnya informasi yang disebut rahasia atau tertutup,

idealnya kini berganti dengan era keterbukaan yang lebih banyak memberikan kesempatan publik

mengakses informasi. Masyarakat yang semula memiliki akses terbatas, kini lebih leluasa untuk

meminta, mengumpulkan dan mempergunakan dokumen informasi yang dimiliki oleh lembaga

publik1.

1 Kristian Erdianto, Implementasi Hak Atas Informasi Publik: Sebuah Kajian Dari Tiga Badan Publik Indonesia. Jakarta: Yayasan 28 dan Centre for Law and Democracy, 2012. hal 11

.:: Hal 6 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 8: Buruh Migran Menggugat

Gambar 1: Logika Keterbukaan Informasi

Disadur dan diubahsesuaikan dari Eriyanto, Dkk (2012)

Implementasi keterbukaan Informasi publik masih menjadi salah satu tantangan besar pengelolaan

sektor pelayanan publik di Indonesia. Sejak disahkan pada tahun 2008 dan diikuti oleh terbitnya

peraturan pemerintah yang spesifik mengaturnya, UU KIP belum sepenuhnya diberlakukan dan

dilaksanakan pada semua sektor. Analisa Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan

(Kontras) pada institusi kepolisian menujukkan masih lemahnya penegakan keterbukaan informasi

pada jajaran institusi penegak hukum tersebut. Uji informasi yang dilakukan salah satunya

menemukan bahwa 8 media website Kepolisian Republik Indonesia (Polri) belum memenuhi 5 jenis

informasi dasar yang harus tersedia mengacu pada UU KIP, seperti Profil Organisasi, Program dan

kegiatan yang tengah berlangsung; Informasi keuangan; akses informasi publik, dan; peraturan

sepsifik yang berimplikasi kepada publik2.

Sektor migrasi ketenagakerjaan adalah salah satu layanan publik yang tak luput dari kewajiban

keterbukaan informasi. Tak jauh berbeda dengan beberapaa sektor lain, seperti kepolisian, lembaga-

lembaga publik yang bertanggung jawab pada sektor ini pun masih menunjukkan ketertutupan. BMI

yang kerap disebut sebagai “pahlawan devisa” hingga saat ini masih mengalami pelbagai persoalan

yang salah satunya terkait dengan ketersediaan informasi. Sejak proses penempatan, BMI kerap

menghadapi persoalan yang diakibatkan oleh mnimnya akses atas informasi.

2 Kontras, Laporan Pemantauan Pelaksanaan Keterbukaan Informasi Publik Di Institusi Polri. Jakarta: 2011. hal 20

.:: Hal 7 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 9: Buruh Migran Menggugat

Salah satu ketertutupan informasi yang menjadi salah satu penyebab persoalan BMI, sebagai contoh,

adalah daftar pengguna jasa bermasalah. UU Nomor 39 Tahun 2004 mewajibakan pihak KJRI untuk

secara berkala menerbitkan daftar pengguna jasa bermasalah di masing-masing negara penempatan.

Faktanya, BMI di negara tujuan kerap tidak mengetahui daftar nama pengguna jasa yang masuk

dalam daftar hitam. Hasilnya, BMI menjadi pihak yang rentan ditempakan pada pengguna jasa yang

bermasalah atau tidak bertanggungjawab. Minimnya akses informasi menyebabkan BMI menjadi

kelompok rentan pada proses pra penempatan, penempatan hingga kepulangan ke tanah air. Kasus

lain yang mengemuka terkait dengan akses informasi salah satunya menyangkut kewajiban

kepemilikan Kartu Tanda kerja Luar Negeri (KTKLN). Pengawasan yang dilakukan oleh Pusat

Sumber Daya Buruh Migran bersama jaringan kerja BMI, seperti Serikat Buruh Migran Indonesia

(SBMI), menunjukkan adanya kesimpangsiuran informasi dan pelanggaran dalam penyediaan

informasi pada sektor ini.

KTKLN yang pada UU 39 Tahun 2004 turut dibebankan kepada Pelaksana Penempatan Tenaga

Kerja Indonesia Swasta.(PPTKIS), oleh Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja

Indonesia (BNP2TKI) seakan-akan menjadi beban BMI secara perorangan. Implikasinya, BMI

menjadi sulit dalam proses pemberangkatan, kepulangan sementara ke tanah air hingga persoalan lain

yang terjadi selama proses pemberangkatan. Persoalan tersebut lebih banyak terjadi pada BMI yang

pulang cuti ke tanah air. Pelbagai persoalan dialami oleh BMI akibat kesimpangsiuran informasi

KTKLN. Selebaran informasi KTKLN yang dibuat oleh BNP2TKI menjadi salah satu sumber

persoalan tersebut. Melalui media informasi tersebut, BNP2TKI seakan-akan menjadikan BMI

sebagai satu-satunya subjek hukum yang diatur oleh UU 39 Tahun 2004. Ancaman pidana yang

sebetulnya melekat pada PPTKIS yang memberangkatkan BMI tanpa KTKLN justeru ditimpakan

kepada BMI. Pasal 64 yang mengatur larangan bagi PPTKIS untuk menempatkan BMI tanpa

KTKLN, justeru disebut sebagai semata kewajiban BMI. Pasal 104 yang mengatur pidana terkait

KTKLN tidak disampaikan secara utuh dengan merujuk pada pasal 103 yang emnunjukkan subjek

hukum yang diatur. Hasilnya, informasi ancaman pidana atas ketiadaan KTKLN yang melekat pada

PPTKIS justeru dibebankan kepada BMI.

.:: Hal 8 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 10: Buruh Migran Menggugat

Gambar 2 Selebaran Informasi BNP2TKI tentang KTKLN

Informasi terkait dengan tata pengawasan pihak swasta yang terkait dengan penempatan BMI, seperti

PPTKIS dan konsorsium asuransi, pun tidak mudah ditemukan dalam beragam saluran informasi

yang dimiliki oleh lembaga-lembaga yang terkait langsung dengan tata kelola migrasi

ketenagakerjaan. Ketiadaan informasi tersebut membuat BMI tidak memiliki alternatif untuk

mengetahui pihak-pihak swasta yang pernah melanggar hukum dalam proses penempatan. Hal ini

tentu saja memperbesar kerentanan BMI untuk jatuh pada praktek perdagangan manusia, pemerasan

dan penjeratan hutang. Janji BNP2TKI untuk menerapkan sistem daftar hitam (black list) terbuka

untuk PPTKIS pun tak kunjung berbuah hasil3. Hingga kini, BMI masih mengalami kesulitan untuk

3 Kepala BNP2TKI menyatakan akan membuat sistem daftar hitam yang memuat daftar PPTKIS dan Agensi di negara penempatan yang bermasalah. Selain rencana tersebut, turut direncanakan sistem bursa kerja tingkat kecamatan guna mencegah percaloan, dan; sistem peringkat (rating) untuk balai latihan kerja (BLK) agar BMI

.:: Hal 9 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 11: Buruh Migran Menggugat

mencari daftar PPTKIS yang bersumber dari pengawasan pemerintah.

Situasi penempatan BMI melalui sektor swasta yang tida dibarengi oleh akses informasi pengawasan

oleh negara jelas merugikan BMI. Laporan Perdagangan Perempuan dan Anak di Indonesia yang

disusun oleh International Catholic Migration Commission (ICMC) menunjukkan bahwa PPTKIS

dan calo tenaga kerja di luar negeri menjadi salah satu aktor penting dalam praktek perdagangan

manusia. Praktek tersebut berupa pemberian kerja yang tidak sesuai dengan kesepakatan sebelum

pemberangkatan, eksploitasi akibat penjeratan hutang, hingga penempatan BMI perempuan di

industri seks4.

Informasi pada sektor migrasi ketenagakerjaan tidak melekat semata pada satu lembaga publik. Secara

umum, Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemnakertrans) dan BNP2TKI adalah dua

lembaga yang secara spesfik mengurusi bidang tersebut. Di daerah, kedua lembaga tersebut memiliki

turunan serupa yang mengurusi bidang ini, seperti Badan Pelayanan Penempatan dan Perlindungan

Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI)di Provinsi dan Dinas Tenaga Kerja. Kementrian Luar Negeri

(Kemlu), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kementrian Sosial (Kemsos) dan kepolisian adalah deret

lembaga publik yang turut mengurusi isu ini.

Selain itu ketersediaan informasi publik yang memadai di sektor ini tidak semata harus

diselenggarakan oleh lembaga-lembaga publik di tingkat pusat. Di tingkat daerah, penyediaan

informasi yang memadai juga sangat dibutuhkan oleh BMI dan wajib dilakukan oleh lembaga publik

terkait. Uji penelusuran yang dilakukan oleh Pusat Sumber Daya Buruh Migran pada tahun 2012

menunjukkan lemahnya penyelanggaraan penyediaan informasi oleh lembaga publik yang mengurusi

BMI di daerah. Analisa ketersediaan alat informasi Lembaga negara yang mengelola penempatan BMI

menunjukkan bahwa hanya 3 dari 18 BP3TKI di daerah yang memiliki situs (website). Ketiga

BP3TKI yang memiliki situs tersebut adalah UPT P3TKI Surabaya, BP3TKI Makasar dan Mataram.

dapat memilih. Hingga saat ini, belum terdapat sistem daftar hitam yang terbuka dan dapat diakses oleh BMI. Lihat http://www.gugustugastrafficking.org/index.php?option=com_content&view=article&id=121:bnp2tki&catid=97:pptkis-bermasalah&Itemid=126. Diakses pada 7 November 2013.

4 Ruth Rosenberg, Perdagangan Perempuan dan Anak di Indonesia. Jakarta: ICMC, 2003. hal 23-24

.:: Hal 10 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 12: Buruh Migran Menggugat

Ketiga situs yang dikelola oleh lembaga negara tersebut hanya menggunakan blog dengan

menggunakan subdomain wordpress.com dan Blogspot.com.

Ketiga situs tersebut miskin konten yang membantu BMI. Situs BP3TKI Mataram

(http://bp3tkimataram.wordpress.com) hanya berisi 1 konten berisi pengumuman penerimaan

Pegawai Negeri Sipil (PNS) BNP2TKI yang terkahir diunggah pada 28 Oktober 200TKI9. Situs

BP3TKI Makassar (http://bp3tkimks.wordpress.com) hanya berisi halaman statis yang memuat visi

dan misi saja. Situs ini terakhir diperbaharui pada 16 Februari 2012. Situs UPT P3TKI Surabaya

(http://upt-p3tkisurabaya.blogspot.com) hanya menyediakan 9 konten pada tahun 2011 dan

kebanyakan hanya berisi informasi seremoni institusi tersebut. Dari keseluruhan informasi yang

disediakan di situs tersebut hanya 1 informasi tentang kebutuhan migrasi, yaitu informasi tentang

persyaratan KTKLN (diunggah pada 3 Mei 2011). Ketiga situs tersebut, bahkan, tidak menyediakan

alamat resmi yang dapat dituju oleh BMI untuk pengurusan administrasi atau kasus5.

Konteks keterbukaan informasi pada sektor ini secara garis besar menghadapi dua tantangan besar,

yaitu: (1) ketersediaan informasi yang dikelola oleh lembaga negara terkait, dan; (2) akurasi informasi

yang disampaikan oleh masing-masing lembaga publik. Kajian ini mencoba memaparkan beberapa

bagian dari keterbukaan informasi yang diselenggarakan oleh lembaga publik yang

bertanggungjawab pada sektor migrasi ketenagakerjaan. Laporan ini disusun mengacu pada hasil uji

informasi yang dilakukan oleh Jaringan Kerja BMI untuk keterbukaan informasi yang dilakukan

sejak Februari hingga Oktober 2013.

Pemanatauan akses informasi pada sektor migrasi ketenagakerjaan yag dilakukan oleh Jaringan Kerja

BMI untuk keterbukaan Informasi bertujuan untuk: pertama, mendorong transparansi dan

akuntabilitas pada masing-masing lembaga publik yang terkait secara langsung dengan tata kelola

penempatan dan perlindungan BMI. Keterbukaan informasi diharapkan memperbesar kontrol

5 Pemeriksaan ketiga media tersebut pada November 2013 menunjukkan tidak adanya perubahan pada BP3TKI Makasar dan Mataram. Blog khusus UPT-P3TKI Jawa Timur kini sudah dihapus. Alamat URL merujuk pada badan tersebut telah dinaungi secara khusus oleh Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Jawa Timur di alamat http://disnakertransduk.jatimprov.go.id/unit-pelaksana-teknis/upt-p3tki-surabaya/profi-upt-p3tki. Meski demikian, tidak ada penyediaan informasi yang memadai pada sub bagian portal tersebut.

.:: Hal 11 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 13: Buruh Migran Menggugat

masyarakat sipil terhadap kinerja lembaga-lembaga publik tersebut yang berimplikasi pada perbaikan

penyelenggaraan pelayanan dan tata kelola. Kedua, memperluas keterlibatan kelompok BMI dalam

pengawasan pelayanan publik di sektor migrasi ketenagakerjaan melalui keterbukaan informasi

publik. Akses informasi yang terbuka diharapkan dapat dapat memperkuat posisi BMI berhubungan

dengan lembaga publik dan sektor swasta lain yang terkait. Ketiga, mendorong efektivitas kinerja

keterbukaan informasi yang telah diterapkan pada masing-masing lembaga publik sektor migrasi

ketenagakerjaan.

B. Metode Pemantauan

Proses pemantauan keterbukaan informasi dilakukan dengan mengajukan permintaan informasi

kepada lembaga-lembaga publik. Permintaan informasi dilakukan secara tertulis menggunakan surat

resmi permintaan informasi dan beberapa pendekatan lainnya, seperti melalui pesawat telepon, media

sosial dan tatap muka. Upaya mendatangi lembaga publik terkait juga dilakukan untuk memeriksa

kesiapan langsung masing-masing lembaga publik dalam penyelenggaraan keterbukaan informasi,

seperti kesiapan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID).

Pemantauan juga dilakukan melalui pengawasan detil informasi publik yang terkait langsung dengan

pelayanan publik yang disampaikan lembaga melalui media resmi. Pengawasan ini terkait dengan isu-

isu spesifik yang berkaitan langsung dengan pelayanan sektor migrasi ketenagakerjaan.

Prosedur permintaan informasi, sebagai salah satu metode, digunakan mengikuti alur permintaan

informasi yang diatur dalam UU 14 Tahun 2008, PP 61 Tahun 2010 dan Peraturan Komisi Informasi

(PERKI). Permintaan informasi disusun dan disampaikan oleh perseorangan dan organisasi yang

tergabung dalam jaringan kerja ini.

Pencatatan pengetahuan dan pembelajaran menjadi bagian langsung dari proses ini guna

memunculkan beragam pengalaman terkait ke publik. Ragam pengalaman ini diharapkan mampu

memberi pembelajaran bagi komunitas dan individu BMI atau elemen masyarakat sipil lain yang

bermaksud melakukan permintaan informasi.

.:: Hal 12 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 14: Buruh Migran Menggugat

Proses uji informasi yang dilakukan oleh jaringan kerja ini berkembang menyasar beberapa lembaga

publik yang semula tidak ditargetkan dalam perencaan kolektif. Perkembangan ini harus dilakukan

untuk menanggapi pelbagai temuan dan dinamika tata kelola dan pelayanan BMI oleh lembaga

publik.

C. Ruang Lingkup Pemantauan

Proses pemantauan ini mencakup beberapa aspek, yaitu: (1) penelusuran kesiapan kelembagaan PPID;

(2) pelacakan kelengkapan informasi melalui media website lembaga publik, dan; (3) tanggapan

lembaga publik atas permintaan informasi. Kesemua aspek diharapkan memberi gambaran terperinci

tentang kesiapan dan implementasi keterbukaan informasi. Pemeriksaan juga diharapkan menemukan

rincian pola penerapan pada masing-masing lembaga.

Proses pemantauan ini dilakukan di Indonesia dan di luar negeri (Hong Kong). Di Indonesia uji

informasi menyasar lembaga-lembaga di tingkat nasional dan daerah. Sementara di luar negeri, uji

informasi menyasar secara spesifik Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Hong Kong.

Nasional

Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja

Indonesia (BNP2TKI)

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemnakertrans)

Kementerian Luar Negeri (Kemenlu)

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

Direktorat Jenderal Imigrasi

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)

Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Jawa Barat

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Cirebon

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Indramayu

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Majalengka

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kuningan

Jawa Tengah BP3TKI Jawa Tengah

Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Banyumas

.:: Hal 13 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 15: Buruh Migran Menggugat

Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Cilacap

Jawa Timur

Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Penempatan dan Perlindungan

Tenaga Kerja Indonesia (UPTP3TKI) Surabaya

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Malang

Yogyakarta

Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja

Indonesia (BP3TKI) Yogyakarta

Kantor Imigrasi Kelas II Yogyakarta

Hong Kong Konsulat Jenderal Republik Indonesia

.:: Hal 14 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 16: Buruh Migran Menggugat

BAB II

PENYELENGGARAAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

PADA LEMBAGA PELAYANAN SEKTOR MIGRASI KETENAGAKERJAAN

A. Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Berbicara tentang Tenaga Kerja Indonesia (TKI), maka Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

(Kemenakertrans) adalah lembaga utama yang diserahi tugas dan wewenang untuk mengatur segala

regulasi terkait dengan ketenagakerjaan. Kemenakertrans menjadi lembaga publik yang memiliki

kewenangan membuat kebijakan yang kemudian dapat dilaksanakan oleh Badan Nasional

Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) selaku badan publik pelaksana

kebijakan seputar migrasi TKI.

Terkait dengan pelaksanaan keterbukaan informasi publik, Kemenakertrans mulai

mengimplementasikan UU KIP dengan diterbitkannya Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Nomor KEP 218/MEN/VIII/2011 Tentang Pejabat Pengelola Informasi dan

Dokumentasi Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada 19 Agustus 2011. Peraturan tersebut

mengatur secara spesifik alur dan pola pelaksanaan keterbukaan informasi di kementerian tersebut.

Penerbitan Peraturan Menteri (Permen) tersebut turut diikuti dengan pembentukan kelembagaan

Pengelola Informasi dan Dokumentasi.

Berikut tabel ringkasan profil Kemenakertrans dalam konteks keterbukaan informasi publik:

Nama LembagaKementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia

(Kemenakertrans) PPID (Tersedia/Tidak

Tersedia)

Tersedia

Peraturan terkait PPIDKeputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia

Nomor Kep. 218/ MEN/ VIII/ 2012 tentang Pejabat Pengelola Informasi

.:: Hal 15 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 17: Buruh Migran Menggugat

dan Dokumentasi Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Jumlah Petugas PPID

Mengacu pada struktur yang tersedia, jumlah pejabat yang mengurus

Pengelolaan Informasi dan Dokumentasi (PPID) di Kemenakertrans

sebanyak 42 anggota.

Mengacu lampiran dari Kepmenakertrans No.218 tahun 2011, susunan

dari anggota Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) di

lingkungan Kemenakertrans adalah sebagai berikut:

Dewan Pertimbangan:

1. Inspektur Jendral

2. Direktur Jendral Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas.

3. Direktur Jendral Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja.

4. Direktur Jendral Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan

Sosial Tenaga Kerja.

5. Direktur Jendral Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan.

6. Direktur Jendral Pembinaan Pembangunan Kawasan Transmigrasi.

7. Direktur Jendral Pembinaan Pengembangan Masyarakat dan

Kawasan Transmigrasi.

8. Kepala Badan Penelitian, Pengembangan, dan Informasi.

Atasan Pengelola Informasi dan Dokumentasi Utama:

Sekretaris Jendral.

Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi Utama:

Kepala Pusat Hubungan Masyarakat.

Sekretaris:

Kepala Bidang Hubungan Antar Lembaga, Dokumentasi dan

Perpustakaan, Pusat Hubungan Masyarakat.

.:: Hal 16 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 18: Buruh Migran Menggugat

Bidang Pengelola dan Pelayanan Informasi Publik:

1. Kabag Perencanaan Umum Biro Perencanaan.

2. Kabag Perencanaan dan Pengembangan Pegawai, Biro Organisasi

dan Kepegawaian.

3. Kabag Perlengkapan, Biro Umum.

4. Kabag Akuntansi dan Pelaporan, Biro Keuangan.

5. Kabag Pendapat Umum dan Media Massa Pusat Hubungan

Masyarakat.

6. Kabag Pengembangan Sistem Informasi dan Sumber Daya

Informatika, Badan Penelitian, Pengembangan dan Informasi.

Bidang Dokumentasi dan Arsip Informasi Publik:

1. Kabag Evaluasi dan Pelaporan Biro Perencanaan;

2. Kabag Rumah Tangga dan Keamanan Biro Umum;

3. Kabag TU Pusat Humas;

4. Kabag TU Biro Hukum;

5. Kabag TU Biro Umum;

6. Kabag TU Biro Keuangan;

7. Kabag TU Biro Organisasi dan Kepegawaian;

8. Kasubbid Publikasi, Dokumentasi, dan Perpustakaan Pusat Humas.

9. Kasubag Dokumentasi dan Informasi Hukum Biro Hukum.

Bidang Sengketa Informasi Publik:

1. Kepala Biro Hukum;

2. Kabag Penyululan dan Bantuan Hukum, Biro Hukum;

3. Kabag Hukum dan Kerja Sama Luar Negeri Ditjen Pembinaan

Pelatihan dan Produktivitas;

4. Kabag Hukum dan Kerja Sama Luar Negeri Ditjen Pembinaan

Penempatan Tenaga Kerja;

.:: Hal 17 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 19: Buruh Migran Menggugat

5. Kabag Hukum dan Kerja Sama Luar Negeri Ditjen Pembinaan

Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja;

6. Kabag Hukum dan Kerja Sama Luar Negeri Ditjen Pembinaan

Pengawasan Ketenagakerjaan;

7. Kabag Hukum dan Organisasi Ditjen Pembinaan Pembangunan

Kawasan Transmigrasi;

8. Kabag Hukum dan Organisasi Ditjen Pembinaan Pengembangan

Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi;

9. Bagian Umum Inspektorat Jandral;

10. Kabag Program, Evaluasi, dan Pelaporan Badan Penelitian,

Pengembangan dan Informasi.

Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi Unit Kerja:

1. Sekretaris Inspektorat Jendral;

2. Sekretaris Direktorat Jendral; Pembinaan Pejabat Pengelola

Informasi dan Dokumentasi Unit Kerja Pelatihan dan

Produktivitas;

3. Sekretaris Direktorat Jendral Pembinaan Penempatan Tenaga

Kerja;

4. Sekretaris Direktorat Jendral Pembinaan Hubungan Industrial dan

Jaminan Sosial Tenaga Kerja;

5. Sekretaris Direktorat Jendral Pembinaan Pengawasan

Ketenagakerjaan;

6. Sekretaris Direktorat Jendral Pembinaan Pembangunan Kawasan

Transmigrasi.

Saluran Publik

Alamat: Lantai 2 Ruangan Perpustakaan Kemenakertrans di Jl. Jenderal

Gatot Subroto Kav 51 Jakarta Selatan

Telepon: 021-7900019, 021-5255733 FAX: 021-5201513 Website:

http://ppid.depnakertrans.go.id

Email: [email protected] Twitter: @menakertrans

.:: Hal 18 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 20: Buruh Migran Menggugat

Berikut bagan struktur PPID Kemenakertrans:

Gambar 3

Struktur PPID Kemnakertrans

Mengacu pada hasil dan proses permintaan informasi yang dilakukan Jaringan Kerja Buruh Migran

Indonesia (BMI) untuk Keterbukaan Informasi didapati PPID Kemenakertrans tidak maksimal dalam

mengimplementasikan keterbukaan informasi. Salah satu indikator yang mencolok dari proses ini

adalah kesimpangsiuran pelayanan permintaan informasi.

.:: Hal 19 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 21: Buruh Migran Menggugat

Gambar 4

Anwar “Bobi” Ma'arif, Pegiat DPN SBMI saat memantau perkembangan permintaan informasi yang

diajukan ke PPID Kemenakertrans

Semua permintaan informasi yang dikirimkan kepada kementerian ini tidak dijawab sesuai prosedur

waktu pelayanan yang ditentukan (10 hari kerja + 7 hari kerja untuk tambahan), kecuali permintaan

informasi dari DPN SBMI terkait permohonan penjelasan Peraturan Menteri No.4 tahun 2013

tentang TKI re-entry. Beberapa permintaan informasi bahkan tidak ditanggapi oleh PPID

Kemenakertrans. Mengacu pada hasil pengamatan langsung yang dilakukan dengan mendatangi

PPID Kemenakertrans oleh DPN SBMI dan Pusat Sumber Daya Buruh Migran (PSD-BM), PPID

Kemenakertrans berada satu ruangan dengan perpustakaan. Tim pemantau beberapa kali menemukan

meja PPID kosong dan hanya dijaga oleh petugas perpustakaan. Petugas penjaga yang secara spesifik

berwenang menangani permintaan informasi sejauh pemantauan yang dilakukan oleh DPN SBMI

masih belum jelas.

Saat pemantauan berlangsung, petugas perpustakaan memanggil petugas lain yang disebut sebagai

petugas yang biasa melayani loket PPID. Petugas tersebut ternyata merupakan bagian dari

.:: Hal 20 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 22: Buruh Migran Menggugat

perpustakaan Kemenakertrans dan tidak memiliki pengetahuan yang memadai untuk melayani proses

permintaan informasi yang disampaikan. Aksi saling lempar wewenang oleh petugas yang menjaga

meja PPID pun turut terjadi. Pemantau yang mencoba menacari keterangan lebih rinci mengenai

proses penyelenggaraan keterbukaan informasi tidak dapat mendapatkan penjelasan maksimal oleh

petugas yang disebut sebagai petugas PPID.

Upaya klarifikasi permintaan informasi yang dilakukan oleh Dewan Pimpinan Nasional (DPN)

Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) secara langsung dengan mendatangi PPID di

Kemenakertrans turut menemui jalan buntu. Pihak PPID pun sempat menyatakan telah

mengirimkan jawaban atas permintaan informasi yang disampaikan oleh DPN SBMI melalui pos.

Ironisnya, DPN SBMI tidak pernah secara langsung menerima jawaban Kemnakertrans melalui pos.

Pihak PPID pun berkebaratan dan tidak dapat menunjukkan resi pengiriman berkas jawaban6.

Upaya meminta langsung jenis informasi yang disampaikan melalui surat dalam tatap muka tersebut

pun tidak dapat dipenuhi. Idealnya, jika dokumen tersebut pernah dikirimkan melalui surat kepada

DPN SBMI, maka proses temu kembali dokumen akan menjadi lebih mudah dibandingkan dengan

mempersiapkan dokumen itu dari awal. Tidak adanya pembukuan secara terperinci brtentangan

dengan prinsip pendokumentasian yang diatur dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Nomor Kep. 218/ MEN/ VIII/ 2012 pasal 167. Pasal 19 Kepmen tersebut lebih

memperinci kewajiban PPID selaku penyedia informasi untuk mencatat dan membuat rekapitulasi

berkala8. Fenomena tersebut menunjukkan bahwa impementasi keterbukaan informasi, mengacu pada

Keputusan Menteri yang sama, bahwa setiap informasi publik dapat diakses secara oleh setiap saat

belum terimplementasi sepenuhnya9.

6 Catatan laporan pemantauan DPN SBMI ke Kamnakertrans. 7 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Kep.218/MEN/VIII/2012 Pasal 16:Kepala Pusat

Hubungan Masyarakat Kementerian dan Kepala Unit Pelaksana Teknis membuat pembukuan permohonan dan pelayanan informasi publik.

8 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Kep.218/MEN/VIII/2012 Pasal 19 mencatat setiap permohonan dan membuat rekapitulasinya secara berkala; membangun dan mengembangkan sistem pengelolaan informasi dan dokumentasi; memberikan jawaban atas permohonan informasi;

9 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Kep.218/MEN/VIII/2012 Pasal 3: setiap informasi publik bersifat terbuka, dan dapat diakses oleh setiap pengguna informasi publik;

.:: Hal 21 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 23: Buruh Migran Menggugat

Proses pemenuhan yang melampaui batas 10 hari ditambah 7 hari kerja menunjukkan kinerja yang

belum sepenuhnya berjalan mengacu pada aturan yang spesifik mengatur pola kerja PPID. Belum

maksimalnya pelayanan juga ditunjukkan oleh tidak adanya bukti yang diberikan kepada pemohon

informasi, seperti diatur dalam Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 201010. Tidak adanya

nomor registrasi yang diberikan mempersulit proses pemeriksaan status permohonan informasi yang

disampaikan pemohon. Meski akhirnya Pihak PPID memberikan beberapa jawaban atas permintaan

informasi, ketercukupan aspek prosedural masih belum sepenuhnya terpenuhi. Pihak PPID tidak

memberikan keterangan rinci atas jenis informasi yang tidak diberikan meskipun berada dalam surat

permintaan informasi yang sama. Pengecualian ini tidak mendapatkan penjelasan rinci seperti diatur

dalam Perki 01 201011.

Gambar 5

Mekanisme Permintaan Informasi di Kemnakertrans

10 Peraturan Komisi Informasi Nomor 01 Tahun 2010 Pasal 24. 11 Peraturan Komisi Informasi Nomor 01 Tahun 2010 Pasal 26.

.:: Hal 22 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 24: Buruh Migran Menggugat

Tabel Pemantauan Website Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans)

NoJenis Informasi

Berdasarkan UU KIPTingkat Penerapan

1 Profil Organisasi Status Ketersediaan Informasi: Tidak Lengkap

Informasi tentang profil organisasi, terdapat di beberapa menu,

antara lain menu “Tentang Kemenakertrans” yang berisi

menu Organisasi, Visi dan Misi, Sejarah, dan Rencana Strategis

(renstra) Kemenakertrans.

Profil organisasi Kemenakertrans untuk sub menu organisasi

berisi susunan organisasi yang ada di Kemenakertrans beserta

nama pemegang jabatan. Visi-misi Kemenakertrans secara

sederhana memaparkan apa yang menjadi tujuan dan cara

pelaksanaannya secara sederhana. Untuk sub menu sejarah

Kemenakertrans, dijelaskan mengenai seluk-beluk dibentuknya

Kemenakertrans.

Sedangkan pada sub menu rencana strategis Kemenakertrans,

hanya dijelaskan secara singkat mengenai tujuan dari

peningkatan daya saing di bidang ketenagakerjaan. Sedangkan

menu renstra Kemenakertrans justru tak bisa diakses.

Menu lain yang masih berkaitan dengan profil organisasi adalah

menu “Unit Kerja” terdiri dari Sekretariat Jendral, Inspektorat

Jendral, Badan Penelitian, Pengembangan, dan Informasi, serta

enam Direktorat Jendral di Kemenakertrans yang masing-

masing menu dirinci dalam empat sub-menu antara lain; menu

“Organisasi” yang berisi bagan struktur jabatan dan nama

pejabat, menu “Tugas, Pokok dan Fungsi” berisi ringkasan tugas

.:: Hal 23 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 25: Buruh Migran Menggugat

dalam satu hingga dua kalimat dan rincian fungsi dalam daftar

tanda dan angka (bullet and numbering), menu “Visi dan Misi”

berisi visi dan misi masing-masing unit kerja, dan menu “Web

Unit Kerja” yang berisi tautan (link) pada sub domain atau web

khusus di masing-masing unit kerja.

Sub domain “Web Unit Kerja” tidak semua bisa diakses.

Beberapa web unit kerja yang tak berfungsi diantaranya:

Inspektorat Jendral; Sekretariat Jendral; Ditjen Pembinaan,

Pengembangan Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi; serta

Ditjen Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial

Ketenagakerjaan. Web-web tersebut ada yang berisi halaman

kosong dan sebagian memang tak bisa diakses.

Sebagai salah satu lembaga pemerintah, website Kemenakertrans

tidak menyertakan kontak lengkap yang bisa menghubungkan

lembaga mereka dengan masyarakat. Bila dilihat pada home page Kemenakertrnas, hanya akan ditemu alamat kantor saja tanpa

nomor telepon, fax, ataupun alamat email.

Informasi nomor telepon/fax, baru ditemukan di Sub Domain

Unit Kerja Ditjen Binalantas

http://binalattas.depnakertrans.go.id/ , sementara informasi

alamat surat elektronik (surel/email) tidak berhasil ditemukan,

admin web hanya menyediakan formulir online untuk bertanya. 2 Program Kegiatan Status Ketersediaan Informasi: Tidak Lengkap

Kemenakertrans sama sekali tak mencantumkan program-

program kegiatan yang sedang atau akan dilaksanakan secara

rinci pada menu khusus. Website Kemenakertrans hanya

menginformasikan program kegiatan melalui berita-berita yang

.:: Hal 24 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 26: Buruh Migran Menggugat

bersifat umum. Menu khusus terkait program kegiatan tersedia

pada halaman unduh (download) yang berisi satu dokumen

Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP 2010-2025)

yang bersifat sangat umum.

Satu sal terpenting dari program dan kegiatan dari kementerian

atau lembaga adalah adanya quick wins. Kemenakertrans tak

menyertakan quick wins dalam websitenya. Quick wins sendiri

adalah sesuatu inisiatif yang mudah dan cepat dicapai yang

mengawali suatu program besar dan sulit dalam waktu yang

kurang dari 12 bulan.

Secara sederhana, quick wins merupakan program wajib yang

menjadi prioritas suatu kementerian/ lembaga dan berusaha

untuk diselesaikan dalam waktu secepatnya. Biasanya quick wins mencakup program 100 hari kerja masa jabatan suatu periode

kerja kementerian/ lembaga.

Menu di website Kemenakertrans sebenarnya menunjukkan

program kerja tentang Perencanaan Tenaga Kerja. Namun

demikian, menu tersebut mengarah ke sub domain

http://pusatptk.depnakertrans.go.id yang hanya berisi data statis

terkait ketenagakerjaan yang susah diakses dan dipahami publik.

Tidak adanya program kerja yang dicantumkan dalam website,

mengakibatkan tertutupnya akses informasi tentang apa saja

program kerja yang sedang dikerjakan Kemenakertrans, siapa

penanggungjawab programnya, dan berapa besar pagu APBN

yang digunakan.

.:: Hal 25 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 27: Buruh Migran Menggugat

3 Info Keuangan

Status Ketersediaan Informasi: Tidak Ada

Website Kemenakertrans sama sekali tak mencatumkan laporan

keuangannya. Padahal sebagai lembaga publik pemerintah,

sudah seharusnya melakukan pelaporan keuangan sebagai

bentuk transparansi.

Rencana Kerja Anggaran (RKA) dan Daftar Isian Pelaksanaan

Anggaran (DIPA) di setiap badan publik telah diatur cukup jelas

di UU No. 14 Tahun 2008. Pada undang-undang tersebut,

dengan jelas disebutkan bahwa DIPA dan RKA-KL adalah

dokumen terbuka yang harus dipublikasikan.

4Akses Info Publik

(PPID)

Status Ketersediaan Informasi: Tidak Lengkap

PPID Kemenakertrans berada di alamat

http://ppid.depnakertrans.go.id/. Menu atau tautan (link)

website PPID Kemenakertrans dicantumkan dalam menu

pemintas (shortcut) di website utama www.depnakertrans.go.id.

Laman muka PPID Kemenakertrans berisi menu-menu berupa

beranda, badan publik, struktur, standar layanan, informasi

publik, dan pemohon informasi. Website PPID Kemenakertrans

tidak lengkap dalam memberikan informasi sesuai dengan UU

KIP.

PPID Kemenakertrans tidak mencantumkan informasi pokok

seperti informasi serta merta yang berisi informasi rutin

keuangan dan kegiatan atau program yang sedang dijalankan.

Selain itu, menu struktur di website PPID Kemenakertrans,

kosong, sehingga tidak ada informasi bagaimana struktur PPID,

siapa saja pejabatnya, dan apa tugas pokok dari masing-masing

.:: Hal 26 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 28: Buruh Migran Menggugat

orang yang memegang jabatan dalam PPID.

Sesuai dengan UU Nomor 14 Tahun 2008 dijelaskan bahwa

setiap badan publik wajib menyertakan informasi, mengenai

data jumlah permintaan informasi yang masuk ke

Kemenakertrans, jumlah data yang permintaan informasinya

ditolak, dan alasan penolakan. Sampai saat ini, website PPID

Kemenakertrans sama sekali tak menyertakan data-data tersebut.

Data wajib lain yang wajib diberikan tiap badan publik adalah

data tentang pengumuman yang menyangkut kepentingan

masyarakat luas. Jenis informasi ini bisa berupa pengumuman.

PPID Kemenakertrans sama sekali tak menyertakan informasi

tersebut.

Lagi-lagi website PPID Kemenakertrans juga tak menyertakan

kontak lengkap seperti nomor telepon, fax ataupun alamat

email. Website PPID hanya menyertakan alamat kantor/

gedung Kemenakertrans saja.

Pada menu informasi publik PPID Kemenakertrans, diberikan

juga sub menu lain yang berhubungan dengan informasi

publik. Beberapa sub menu yang ada dalam menu informasi

publik diantaranya sub menu tentang Sekretariat Sendral,

Inspektorat Jendral, Balifto, Ditjen P2MKT, Ditjen P2KT,

Ditjen Binapenta, Ditjen Binalattas, Ditjen PHI Jamsos dan

Ditjen PPK.

Dari semua sub menu yang ada di informasi publik, hanya sub

.:: Hal 27 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 29: Buruh Migran Menggugat

menu Balifto saja yang bisa diakses. Sub menu lain sama sekali

tak diakses dan hanya menampilkan halaman kosong. Jenis

informasi lain yang juga wajib ada dalam PPID adalah SOP.

Namun, lagi-lagi PPID Kemenakertrans juga tak

menyampaikan informasi tersebut.

Tegasnya dari pemantauan yang dilakukan, keberadaan website

PPID Kemenakertrans terkesan hanya formalitas atau “sekadar

ada” dan tidak dikelola dengan serius.

5 Peraturan dan Kebijakan

Status Ketersediaan Informasi: Sangat Lengkap

Peraturan dan kebijakan juga merupakan informasi yang wajib

disediakan di website badan publik. Pada website

Kemenakertrans, informasi ini disajikan cukup rinci dan

lengkap dalam menu peraturan perundangan. Menu ini cukup

rinci memaparkan peraturan dan kebijakan yang berhubungan

dengan ketenagakerjaan. Menu peraturan di website

Kemenakertrans juga memudahkan pengguna untuk

mengunduh (download) dokumen. Selain itu, admin web cukup

cepat untuk mengunggah setiap dokumen peraturan terbaru.

Beberapa jenis peraturan dan kebijakan yang ada dalam website

Kemenakertrans diantaranya:

● undang-undang

● peraturan pemerintah

● keputusan presiden

● instruksi presiden

● peraturan presiden

● keputusan menteri

.:: Hal 28 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 30: Buruh Migran Menggugat

● Peraturan Menteri

● instruksi menteri

● kep. dirjen/kabadan

● surat keputusan bersama

● surat edaran

● lainnya (keputusan musyawarah nasional korpri)

Dari semua menu tersebut, Kemenakertrans dengan lengkap

menyebutkan informasi yang mereka punya terkait kebijakan

dan peraturan.

Gambar 6

Cuplikan Website PPID Kemnakertrans

Website PPID Kemenakertrans hanya berisi informasi statis dan tidak memiliki pengelolaan berkala

(update).

.:: Hal 29 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 31: Buruh Migran Menggugat

Tabel Informasi Lain di Website Kemenakertrans (http://depnakertrans.go.id/)

No Jenis Informasi Tingkat Penerapan

1. Kemitraan

Status: Tidak Tersedia

Website Kemenakertrans tidak menyediakan informasi mengenai

kemitraan atau kerja sama yang sedang dijalin, termasuk kerja sama dalam

hal ketenagakerjaan dengan pelbagai pihak baik lembaga pemerintah,

lembaga pendidikan, organisasi masyarakat, maupun pihak swasta.

2.Info Reguler

(Berita)

Tersedia

Salah satu jenis informasi tambahan yang ditemukan dalam website

Kemenakertrans adalah info reguler. Info ini lebih memperlihatkan

konten-konten yang berhubungan dengan pemberitaan yang menyangkut

Kemenakertrnas. Info reguler disajikan dalam tiga kategori yakni Tenaga

Kerja, Transmigrasi, dan Umum

3.

Layanan

Online (Selain

PPID)

Tersedia

Layanan publik online website Kemenakertrans selain PPID, terdapat

dalam menu Layanan Online yang berisi 3 layanan, yakni: Informasi

pasar kerja, Tenaga Kerja Asing (TKA) Online, dan Bursa Transmigrasi

Online.

Layanan online terkait Tenaga Kerja Indonesia (TKI) melalui sistem

bernama SISKOTKILN sebenarnya ada, namun tidak dipublikasikan dan

hanya bisa diakses sementara (untuk kebutuhan TKI Overstay di Arab

Saudi dalam mencari nomor paspor mereka) melalui kanal (port) atau

alamat khusus di:

http://siskotkln.depnakertrans.go.id:8080

Sehingga dapat dikatakan di website Kemenakertrans tidak ada layanan

online atau menu informasi yang secara khusus disediakan bagi TKI

selain peraturan dan undang-undang.

.:: Hal 30 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 32: Buruh Migran Menggugat

Gambar 7

Struktur Kerja Dit. PTKLN

Salah satu bagian khusus pada Kemenakertrans yang secara spesifik mengurusi bidang

ketenagakerjaan adalah Direktorat Jendral Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja (Binapenta).

Direktorat ini bertugas untuk mengkoordinir tata kelola pelaksanaan ketenagakerjaan di Indonesia,

termasuk di luar negeri. Ketenagakerjaan di luar negeri dikelola langsung di bawah Direktorat

Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri (Dit PTKLN).

Penelusuran yang dilakukan pada website yang secara spesifik melayani sektor ketenagakerjaan ini

menunjukkan bahwa sistem informasi ini tidak terkelola. Konten terbaru yang disajikan dalam portal

.:: Hal 31 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 33: Buruh Migran Menggugat

ini tertanggal 8 Mei 2010. Tata letak portal ini pun masih belum tertata rapi. Penyajian informasi

melalui portal ini menunjukkan seakan portal ini belum selesai dibangun. Permasalah teknis berupa

tata posisi dan letak konten masih muncul dalam web yang dikelola oleh lembaga publik di tingkat

nasional ini.

Gambar 8

Cuplikan website Binapenta

Portal ini secara gamblang menunjukkan kinerja tidak optimal dari pengelolaan informasi pada

Direktorat Jendral yang secara spesifik menangani bidang ketenagakerjaan. Selain konten terakhir

yang diunggah pada tahun 2010, portal ini tidak pula menyediakan informasi yang berkaitan

langsung dengan wewenang dan pelaksanaan pelayanan publik di bawah direktorat ini. Empat menu

utama yang berkaitan dengan pelayanan publik tidak satu pun bekerja atau dapat digunakan, yaitu

info kerja, e-reporting informasi tenaga kerja, informasi tenaga kerja asing dan publikasi. Hampir

semua menu yang terpapar di halaman utama website tidak berfungsi atau bermasalah pada layanan.

Menu layanan yang terkait dengan pelayanan publik secara umum hanya menyajikan profil

pelayanan tanpa menjelaskan prosedur dan mekanisme akses publik atas pelayanan tersebut. Salah satu

temuan menarik terdapat pada menu bursa kerja. Menu ini tidak menyajikan daftar bursa kerja,

melainkan daftar Dinas Tenaga Kerja di setiap daerah yang disebut sebagai tempat informasi terpadu

.:: Hal 32 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 34: Buruh Migran Menggugat

pencarian kerja. Menu ini pun turut merekomendasikan satu portal eksternal (www.infokerja.web.id)

yang tidak bisa diakses.

Layanan khusus BMI tidak terdapat pada portal ini. Informasi-informasi pokok, seperti hasil

pengawasan dan evaluasi PPTKIS, selaku sektor swasta yang diberi wewenang penempatan BMI,

tidak dapat ditemukan pada lembaga yang bertanggungjawab pada bidang tersebut ini. Ketersediaan

informasi tentang PPTKIS bermasalah berguna bagi TKI untuk menentukan pilihan jasa PPTKIS

yang akan digunakan. Lebih jauh, hasil evaluasi yang menunjukkan kinerja pelayanan PPTKIS

menjadi bagian lain yang digunakan sebagai bahan pertimbangan.

Gambar 9

Cuplikan konten website Dirjen Binapenta terkait dengan isu BMI yang sangat minim informasi dan

tidak dikelola dengan serius

Serupa dengan Kementerian, Dinas terkait dengan Ketenagakerjaan di daerah pun masih jauh dari

memenuhi aspek minimal keterbukaan informasi. Pemantauan yang dilakukan di beberapa daerah,

seperti Banyumas, Kuningan, Cirebon dan Majalengka menunjukkan lemahnya implementasi

keterbukaan informasi pada dinas urusan ketenagakerjaan yang berhubungan dengan TKI di daerah-

daerah tersebut. Pemantauan yang dilakukan di beberapa daerah tersebut bahkan menunjukkan fakta

bahwa lembaga publik terkait bahkan tidak mengerti definisi PPID, seperti diamanatkan oleh UU

KIP dan Keputusan Menteri terkait.

.:: Hal 33 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 35: Buruh Migran Menggugat

Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Banyumas

Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Banyumas berdasarkan

pemantauan Paguyuban Buruh Migran dan Perempuan Seruni Banyumas, belum memiliki PPID.

Permintaan informasi yang dilakukan melalui surat dilayani menggunakan prosedur umum, yakni

didata oleh bagian tata usaha yang kemudian didisposisikan ke Pimpinan. Hingga 2013 permintaan

informasi yang masuk hanya dari Seruni Banyumas.

Mengacu pada pengalaman Seruni, permintaan informasi secara mendalam masih jarang terjadi di

Banyumas. Permintaan informasi secara resmi yang disampaikan kepada Dinas tersebut merupakan

permintaan informasi publik pertama yang diterima. Pihak dinas pun kebingungan dengan prosedur

permintaan informasi yang disampaikan oleh Suswoyo, salah satu pegiat Seruni12.

Pihak Dinas menyatakan secara spesifik bahwa PPID pada dinas tersebut belum terbentuk.

Permintaan informasi dapat disampaikan langsung kepada Kepala Dinas. Faktor kedekatan Seruni

Banyumas dengan pihak Dinsosnakertrans turut memengaruhi pemberian informasi yang diminta

oleh Suswoyo. Pihak dinas menyatakan sangat sulit untuk menyediakan informasi yang diminta,

tetapi pihak dinas menyatakan kesiapan memenuhi permintaan informasi yang disampaikan oleh

Seruni Banyumas. Salah satu kesulitan dalam penyediaan informasi oleh dinas tersebut terkait dengan

masih karut-marutnya tata kelola data dan dokumen pada dinas tersebut. Peminta informasi bahkan

menerima data mentah (buku jurnal penempatan TKI Banyumas) yang perlu dikaji lebih lanjut.

Situasi tersebut menyebabkan peminta informai dari Banyumas harus melakukan pendekatan non-

prosedural untuk mengakses informasi. Peminta informasi dilakukan dengan menghubungi

langsung petugas yang dikenal pada dinas tersebut13. Soal akses informasi publik, pada tahun 2011

Dinas ini sempat mengikuti sosialisasi pengadaan sistem informasi berupa website untuk

Disnakertrans Banyumas dari Pemerintah Kabupaten Banyumas, namun hingga saat ini keberadaan

sistem informasi tersebut belum direalisasikan.

12 Keterangan Suswoyo, Pegiat Seruni Banyumas, 6 Juli 201313 ibid

.:: Hal 34 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 36: Buruh Migran Menggugat

Gambar 10: Rovahan, Pegiat Jingga Media saat melakukan permintaan informasi BMI

Dinas Tenaga Kerja Cirebon, Indramayu, Kuningan dan Majalengka

Didatangi oleh peminta informasi dari Jingga Media Cirebon, ketiga dinas tersebut terperanjat

mengetahui daftar informasi yang diminta. Selain tidak mengerti aturan yang mengatur keterbukaan

informasi melalui UU 14 Tahun 2008, dinas-dinas tersebut menyatakan secara rinci bahwa PPID

belum terbentuk pada ketiga dinas di wilayah Jawa Barat tersebut. Mereka kebingungan menanggapi

permintaan informasi secara prosedural yang disampaikan oleh Ahmad Rovahan, Pegiat Jingga Media

Cirebon.

Permintaan informasi berupa surat yang disampaikan dinilai setara dengan surat masuk lainnya. Surat

tersebut akan disampaikan kepada Kepala Dinas, kemudian didistribusikan kepada bagian-bagian

terkait. Kondisi yang sama ditemui Disnaker Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan yang

secara struktur belum memiliki PPID. Pada badan-badan publik tersebut, setiap permintaan informasi

dan data yang masuk akan diterima oleh Kepala Dinas dan selanjutnya kepala dinas akan

.:: Hal 35 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 37: Buruh Migran Menggugat

menginstruksikan kepada staf-staf bawahannya. Namun hingga laporan ini disusun hanya

Dinsosnakertrans Kabupaten Bayumas yang secara substansi tetap melayani permintaan informasi

publik, meskipun belum memiliki struktur PPID. `

Mengacu pada pengalaman Jingga Media Cirebon, Dinas tenaga kerja di Cirebon, Majalengka,

Kuningan dan Indramayu kesemuanya tidak memiliki PPID. Kesemua Dinas tenaga kerja ini tidak

dapat memberikan keterangan tentang keberadaan PPID di masing-masing lembaga. Permintaan

informasi yang disampaikan tidak dijawab hingga satu bulan. Permintaan informasi tersebut

disampaikan melalui surat yang dikirimkan melalui kurir. Upaya menanyakan status permintaan

informasi kian menunjukkan ketidaktahuan lembaga-lembaga tersebut tentang prosedur keterbukaan

informasi. Saat mengkonfirmasi surat tersebut, dinas-dinas tersebut menyatakan bahwa surat belum

didisposisi dari kepala dinas kepada pihak yang berwenang.

Permintaan informasi baru ditanggapi ketika Pegiat Jingga Media menyampaikan keberaratan atas

pengabaian permintaan informasi. Permintaan ada yang disampaikan melalui kurir tersebut mendapat

jawaban dari Dinas Cirebon dan Kuningan. Sementara, pihak dinas di Kabupaten Indramayu dan

Majalengka menyatakan tidak menerima permintaan informasi tersebut14.

Salah satu indikasi keterbatasan penyelenggaran keterbukaan informasi di ketiga wilayah tersebut

tampak dari tidak tersedianya portal (website) resmi masing-masing dinas yang dikelola untuk

menyampaikan informasi secara berkala kepada publik. Kebutuhan informasi spesifik yang tersedia di

portal akan sangat membantu BMI, calon BMI dan keluarga untuk memperoleh informasi yang turut

menentukan keamanan selama proses migrasi.

14 Wawancara Ahmad Rofahan, 6 Juli 2013

.:: Hal 36 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 38: Buruh Migran Menggugat

Gambar 11: Hariyanto (Kanan) saat mengajukan permintaan informasi ke PPID BNP2TKI

B. Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI)

Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) menjadi salah

satu bagian penting dalam tata kelola migrasi ketenagakerjaan. Badan ini dibentuk melalui Peraturan

Presiden (Perpres) No 81/2006 tentang Pembentukan BNP2TKI. Struktur operasional kerja

BNP2TKI melibatkan unsur-unsur instansi pemerintah pusat terkait pelayanan TKI, seperti

Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Kementerian tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans),

Kepolisian, Kementerian Sosial (Kemensos), Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas),

Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dan Direktorat Jendral Imigrasi (Kemenhukam).

Sebagai bagian dari lembaga yang memperoleh pembiayaan negara dan ditunjuk melalui keputusan

presiden, BNP2TKI termasuk dalam kategori lembaga publik yang berkewajiban menyelenggarakan

keterbukaan informasi publik. Implementasi keterbukaan informasi telah disebutkan secara spesifik

melalui Keputusan Kepala BNP2TKI Nomor : KEP.56/KA/VIII/2011 tentang Pembentukan

Organisasi dan Penunjukan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi di lingkungan Badan

Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia; dan Peraturan Kepala Badan

.:: Hal 37 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 39: Buruh Migran Menggugat

Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Nomor PER.16/KA/XII/2011

tentang Pedoman Kerja Informasi dan Dokumentasi di Lingkungan Badan Nasional Penempatan dan

Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia. Kedua peraturan spesifik tersebut mengatur pelaksanaan

keterbukaan informasi di BNP2TKI. Melalui kedua peraturan tersebut, pembentukan dan kinerja

BNP2TKI ditetapkan sebagai bagian dari kerja kelembagaan.

Sistem kerja PPID BNP2TKI berada di dalam struktur Biro Hukum dan Humas dengan status ex

officio (tugas yang dilaksanakan melekat karena jabatan yang diemban). Implementasi tersebut sama

dengan struktur PPID di masing-masing satuan kerja di daerah/perwakilan (BP3TKI). BP3TKI di

daerah memang telah memiliki PPID, namun tidak seluruh pegawai daerah mengerti dan memahami

bagaimana cara kerja dan sistem layanan PPID, karena fungsi PPID baru disosialisasikan awal tahun

2013.

Tahun 2013 memang diberikan anggaran bagi masing-masing BP3TKI untuk membentuk PPID

sebagai bentuk layanan informasi badan publik kepada masyarakat. Menurut keterangan Hariyanto,

Kepala Bagian Humas BNP2TKI anggaran yang diberikan kepada BP3TKI di daerah hanya berupa

tambahan gaji yang diberikan kepada pegawai-pegawai PPID. Jumlah tambahan gaji pun bervariasi,

tergantung pada masing-masing BP3TKI di daerah15.

Sejak semula dibentuk, konsentrasi layanan informasi PPID di BNP2TKI memang terpusat/sentral,

dimana PPID di daerah (BP3TKI) harus berkoordinasi dalam memproses jawaban setiap permintaan

informasi yang mereka terima. Cara kerja demikian dilakukan karena tidak ada aturan baku dalam

UU KIP yang membatasi koordinasi antar PPID pada lembaga yang memiliki hubungan struktural

dalam merespon permintaan informasi.

Hariyanto menyampaikan SOP dari BNP2TKI untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan pemohon

informasi sudah ada. BP3TKI daerah hanya perlu menjabarkan SOP-nya sendiri, tergantung

keperluan masing-masing unit teknis. Soal sosialisasi kebaradaan PPID dan layanan KIP kepada

15 Wawancara Hariyanto, Biro Hukum dan Humas BNP2TKI

.:: Hal 38 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 40: Buruh Migran Menggugat

masyarakat (khususnya TKI dan keluarga), Hariyanto berkilah bahwa sosialisasi sebenarnya menjadi

tanggungan Kementerian Komunikasi, sehingga tidak ada kewajiban bagi BNP2TKI untuk

mensosialisasikan keberadaan PPID kepada masyarakat16.

Himbauan menyangkut PPID dan layanan KIP hanya dilakukan BNP2TKI kepada BP3TKI di

daerah untuk melayani pemohon informasi dengan baik agar tidak sampai ke proses sengketa atau

sidang ajudikasi. Hingga awal 2013 diinformasikan bahwa belum sampai 50 % dari seluruh pegawai

BNP2TKI dan BP3TKI yang mengetahui mekanisme KIP, karena memang PPID di BNP2TKI sifat

keorganisasiannya ex officio atau dianggap tidak mengikat.

Berikut tabel ringkasan profil PPID BNP2TKI:

Nama LembagaBadan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja

Indonesia (BNP2TKI)

Jumlah Satuan Kerja Turunan

(daerah atau perwakilan luar

negeri)

1. Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga

Kerja Indonesia (BP3TKI) berada di 19 wilayah yaitu Aceh,

Medan, Pekanbaru, Tanjung Pinang, Palembang, Jakarta, Serang,

Bandung, Yogyakarta, Semarang, Denpasar, Mataram, Kupang,

Banjarbaru, Pontianak, Nunukan, Makassar, Manado, dan Surabaya

(UPT-P3TKI)

B. Loka Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga

Kerja Indonesia (LP3TKI) berada di 5 daerah yaitu Padang, Bandar

Lampung, Palu, Kendari, dan Gorontalo.

C. Pos Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja

Indonesia (P4TKI) berada di 14 daerah yaitu Jambi, Pare-Pare,

Dumai, Tanjung Balai Karimun, Batam, Sambas, Entikong,

Maumere, Sumba, Tanjung Balai Asahan, Bekasi, Cilacap,

Palangkaraya, dan Mamuju.

16 ibid

.:: Hal 39 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 41: Buruh Migran Menggugat

PPID (Tersedia/Tidak

Tersedia)Tersedia

Peraturan terkait PPID

1. Keputusan Kepala BNP2TKI Nomor :

KEP.56/KA/VIII/2011 tentang Pembentukan Organisasi dan

Penunjukan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi di

lingkungan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan

Tenaga Kerja Indonesia

2. Peraturan Kepala Badan Nasional Penempatan dan

Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Nomor

PER.16/KA/XII/2011 tentang Pedoman Kerja Informasi dan

Dokumentasi di Lingkungan Badan Nasional Penempatan

dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia

Saluran publik

Alamat: Jl MT Haryono Kav 52 Gedung A Lt 1 Jakarta Selatan

12770

Telepon: 021-7981205

FAX: 021-7981205

Website: http://www.bnp2tki.go.id/layanan-publik.html

http://www.ppid.bnp2tki.go.id/

Email: [email protected]

Twitter: @BNP2TKI_

.:: Hal 40 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 42: Buruh Migran Menggugat

Berikut struktur PPID di BNP2TKI:

Gambar 12

Struktur PPID BNP2TKI

Pemantauan yang dilakukan selama proses penyusunan desk study dilakukan pula pada satuan kerja

atau perwakilan BNP2TKI di beberapa daerah, seperti BP3TKI Yogyakarta, BP3TKI Semarang,

UPT P3TKI Jawa Timur. Berikut adalah hasil ringkasan hasil pemantauan:

No Badan Publik Hasil Pemantauan PPID dan Layanan KIP

1 BP3TKI Daerah Istimewa

Yogyakarta (DIY)

Narasumber:

PPID BP3TKI Yogyakarta dikoordinatori oleh Kepala TU yang

mempunyai dua orang staf yang khusus menangani PPID. Sedangkan

penanggung jawab PPID adalah Kepala BP3TKI Yogyakarta. Dua

orang staf TU mendapat gaji tambahan sebesar Rp.300.000 setiap

.:: Hal 41 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 43: Buruh Migran Menggugat

Sri Wartiyah-Kabag TU bulannya. Dalam pelaksanaan kerja, petugas PPID memiliki juklak

dan juknis yang telah ditetapkan oleh Kepala BP3TKI Yogyakarta

dalam menjalankan teknis kerja PPID.

BP3TKI Yogyakarta tidak memiliki saluran informasi publik berupa

website. BP3TKI Yogyakarta pernah berencana membuat website,

namun mekanisme saluran informasi di BNP2TKI harus terpusat di

website BNP2TKI, sehingga BP3TKI DIY hanya diperkenankan

mengirim berita ke website BNP2TKI.

Sejak ada surat keputusan dan sosialisasi mengenai PPID di awal

2013, pemohon informasi tertulis yang sudah masuk ke BP3TKI

Yogyakarta hanyalah dari Infest Yogyakarta. Selebihnya wartawan

yang menanyakan informasi secara lisan. Sri Wartiyah juga mengaku

belum pernah ada pelatihan apapun dari BNP2TKI untuk PPID di

daerah (BP3TKI). Sosialisasi soal PPID dan layanan KIP hanya sekali

dilakukan di Januari 2013 bersama seluruh perwakilan BP3TKI dari

daerah-daerah lain.

Staf tata usaha yang dipilih menjadi anggota PPID adalah mereka

yang menjabat sebagai arsiparis dan petugas pembuat laporan. Dalam

menjawab setiap permohonan informasi selalu ada koordinasi dengan

divisi lain sehingga meminimalisir terjadinya kesalahan. Jika ada

pemohon informasi secara tertulis melalui surat, maka surat tembusan

yang berisi jawaban akan dikirim ke BNP2TKI juga. Secara prosedur,

setiap surat permohonan yang masuk ke BP3TKI juga akan dibaca

pimpinan terlebih dahulu untuk diputuskan bisa dijawab semuanya

atau tidak.

.:: Hal 42 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 44: Buruh Migran Menggugat

BP3TKI Yogyakarta juga belum melakukan sosialisasi secara khusus

mengenai layanan KIP ataupun kebaradaan PPID secara ke

masyarakat. Namun secara umum, BP3TKI Yogyakarta

menyampaikan bahwa mereka juga memiliki program sosialisasi

tentang penempatan dan perlindungan TKI di 20 kelurahan yang

menjadi kantong-kantong TKI di DIY atau melakukan pameran17.

2 BP3TKI Semarang

Narasumber:

Abdul Rohman-Kepala

BP3TKI Semarang

Sesuai dengan surat edaran dari BNP2TKI, setiap kantor BP3TKI di

daerah sudah harus memiliki PPID di tahun 2013. Di BP3TKI

Semarang sendiri, PPID mulai ada sejak Januari 2013 dengan Kepala

BP3TKI, Abdul Rohman sebagai koordinator.

Meskipun tidak menjelaskan jumlah pasti, Rohman mengungkapkan

bahwa sudah banyak permintaan informasi yang masuk dan mereka

layani, namun mereka mengakui belum mendokumentasikannya

dengan baik. Surat permohonan informasi kepada BP3TKI Semarang

bisa ditujukan kepada Kepala PPID atau Kepala BP3TKI Semarang

karena pemangku jabatannya pun sama. BP3TKI Semarang juga

belum memiliki website sendiri untuk penyebaran informasi, jadi

selama ini jika ada informasi yang akan diberitakan tetap masuk dan

terpusat di website BNP2TKI.

Sama halnya dengan BP3TKI Yogyakarta, BP3TKI Semarang pernah

mengusulkan agar memiliki website sendiri guna mempermudah

penyampaian informasi kepada publik, tetapi BNP2TKI belum

menyetujui dan menyampaikan bahwa belum ada anggaran untuk

pengadaan website BP3TKI. Persoalan website ini akan diusulkan

lagi di tahun 2014. Diakui Rohman, bahwa PPID BP3TKI Semarang

memang belum maksimal dalam melayani permintaan informasi.

17 Wawancara Sri Wartiyah, Kepala Bagian Tata Usaha BP3TKI Yogyakarta pada 19 Juni 2013

.:: Hal 43 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 45: Buruh Migran Menggugat

BP3TKI Semarang juga menyampaikan bahwa mereka belum

melakukan sosialisasi terkait keberadaan layanan KIP dan PPID

kepada masyarakat khususnya keluarga TKI.

Sejauh ini sosialisasi masih sebatas pada persoalan penempatan dan

perlindungan TKI secara umum. Persoalan anggaran menjadi alasan

utama mengapa layanan dan keberadaan PPID belum sisosialisasikan

kepada masyarakat. BP3TKI Semarang juga mengaku belum

memiliki prosedur standar operasi pelayanan permohonan informasi

publik. Terkait SDM yang tersedia, jumlah petugas dalam struktur

PPID BP3TKI Semarang ada 5 orang (termasuk Kepala BP3TKI

Semarang)18.

Pemantauan soal layanan informasi publik juga dilalakukan dengan mengamati website BNP2TKI di

alamat http://www.bnp2tki.go.id , berikut tabel hasil pengamatannya:

Gambar 13: Cuplikan Portal BNP2TKI

18 Wawancara Abdul Rahman, Kepala BP3TKI Semarang.

.:: Hal 44 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 46: Buruh Migran Menggugat

Tabel Pemantauan Website BNP2TKI

NoLima Jenis Informasi

Berdasarkan UU KIPTingkat Penerapan

1.

Profil Organisasi

Status Ketersediaan Informasi: Tidak Lengkap

Profil Organisasi BNP2TKI terbagi ke dalam beberapa menu. Visi dan

misi organisasi ini misalnya berada pada menu bernama "Organisasi".

Struktur Organisasi berada pada menu yang sama, ditulis lengkap dan

terdiri dari 23 direktorat.

Kontak berada pada menu "Kontak" yang dibagi menjadi 4 bagian,

yakni Bagian Redaksi BNP2TKI, Bagian Perlindungan TKI, Bagian

Penempatan TKI, dan Bagian KLN dan Promosi. Setiap bagian

memiliki alamat kontak sama, yang membedakan hanya pada alamat

surat elektroniknya (surel).

Sayangnya alamat surel/email di bagian Perlindungan TKI tak

dicantumkan. Kontak telepon kantor juga tidak tak ada di bagian

menu tersebut. Kontak telepon hanya ada pada bagian Crisis Center di

bagian kepala website. Profil PPID belum bisa ditemukan pada sub

domaian PPID website BNP2TKI yang beralamat di

http://ppid.bnp2tki.go.id ,. Menu profil menampilkan pemberitahuan

berupa tulisan “dalam penyusunan”. Kontak telepon dan fax

dicantumkan jelas pada menu "Kontak Kami" sedangkan alamat surel

belum tercantum.

Struktur organisasi PPID BNP2TKI pun tidak tercantum pada sub

domain website ini, padahal ketika melihat kembali struktur organisasi

di website BNP2TKI belum ada pencantuman PPID sebagai bagian

dari struktur yang notabene sudah dibentuk.

.:: Hal 45 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 47: Buruh Migran Menggugat

Berikut sub menu yang berada pada menu Organisasi :

1. Visi dan misi

2. Struktur organisasi

3. Sekretariat utama

4. Kerja sama LN dan promosi

5. Inspektorat

6. Penempatan

7. Perlindungan

2

Program Kegiatan

Yang Sedang

Berlangsung

Status Ketersediaan Informasi: Tidak Lengkap

Program kerja ataupun program kegiatan tidak memiliki menu khusus

di website BNP2TKI. Padahal ini merupakan salah satu informasi

penting yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk menilai sejauh

mana kinerja BNP2TKI.

Program kerja dan program kegiatan tidak digolongkan dalam rubrik

khusus. Pengunjung website hanya bisa melihat program-program

kegiatan lewat berita-berita yang ditampilkan. Pun demikian dengan

agenda-agenda yang sudah terlaksana, hanya bisa disaksikan sekilas

pada berita-berita yang setiap hari berganti.

3 Informasi Keuangan

Status Ketersediaan Informasi: Tidak Tersedia

Sebagai bagian dari keterbukaan informasi publik, informasi keuangan

merupakan jenis informasi yang wajib ditampilkan. Di website

BNP2TKI info keuangan seperti laporan keuangan tidak

dicantumkan. Bahkan info keuangan yang sudah diaudit BPK di

tahun-tahun kerja sebelumnya tidak dincantumkan sama sekali. Hal-

hal menyangkut keuangan hanya disinggung sedikit di rubrik LPSE

(Layanan Pengadaan Secara Elektronik) dan Info Lelang di bagian

.:: Hal 46 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 48: Buruh Migran Menggugat

bawah web berwujud file siapa pemenang tender.

**BNP2TKI menggolongkan laporan keuangan sebagai informasi

yang dikecualikan. Namun penjelasan soal informasi yang

dikecualikan sebatas pada laporan keuangan yang belum diaudit dan

laporan hasil pemeriksaan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK),

namun demikian, data keuangan yang telah diaudit BPK juga tidak

disampaikan ke publik19.

4 Akses Informasi Publik

Status Ketersediaan Informasi: Tersedia

Akses terhadap informasi publik secara spesifik disajikan melalui sub

domain yang beralamat di http://ppid.bnp2tki.go.id . Tautan menuju

website PPID BNP2TKI terletak pada bagian bawah website utama

BNP2TKI, menu ini tidak mudah dijangkau oleh mata pembaca.

Menu PPID berada di bagian bawah dengan judul huruf yang terlalu

kecil. Seolah-olah bagian ini adalah bagian tak penting yang tidak

perlu banyak diekspos.

Website PPID BNP2TKI menyajikan formulir permintaan informasi

secara online ataupun offline. Mekanisme permohonan informasi

secara online dilakukan dengan mengisi formulir permintaan informasi

yang dibagi menjadi dua jenis, yakni formulir elektronik permohonan

informasi dan formulir permohonan informasi untuk digunakan secara

offline. Menu di website PPID BNP2TKI secara umum berisi berita-

berita yang diambil dari konten website utama BNP2TKI. Belum

banyak jenis informasi khusus tentang layanan permintaan informasi

publik. Konten informasi tentang layanan KIP disajikan dalam

beberapa kategori menu yakni Menu “Informasi serta merta”,

“informasi berkala”, “informasi setiap saat”, “menu mekanisme

19 Surat keputusan Kepala BNP2TKI Nomor: KEP 100/KA/X/2012 mengecualikan laporan keuangan sebagai laporan yang terbuka. Poin ketiga lembar keputusan ini menyebutkan bahwa laporan keuangan sebelum audit oleh Badan Pengawas Keuangan (BPK) dan laporan hasil audit sebagai jenis informasi yang dirahasiakan.

.:: Hal 47 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 49: Buruh Migran Menggugat

pelayanan”, dan “Publikasi Cetakan”. Selain itu, ada dua menu utama

yang tidak bisa diakses antara lain “Profil”, “JDIH”, dan menu

“Hubungi Kami”

Beberapa menu utama diatas (yang bisa diakses) bila ditelusuri akan

berisi daftar informasi yang disajikan dalam berkas unduhan

(download) atau ringkasan berita dari web utama BNP2TKI.

Meskipun website PPID BNP2TKI terkesan memiliki konten

informasi yang lebih banyak dari website PPID Kemenakertrans,

namun jika diamati lebih rinci, informasi-informasi di website PPID

BNP2TKI hanya salinan dari konten berita dari web utama BNP2TKI

selain itu beberapa konten apabila diklik hanya berisi foto tanpa ada

narasi atau informasi tertulis.5 Peraturan dan

Kebijakan

Status Ketersediaan Informasi: Tersedia

Peraturan memiliki rubrik khusus di website utama BNP2TKI, yang

disajikan dalam menu dua menu yakni menu “Peraturan Ka

BNP2TKI” dan “Perundangan”.

Pada menu “Peraturan Ka BNP2TKI” terdapat 29 item informasi

berupa berkas surat eradan dan peraturan Kepala BNP2TKI dalam

bentuk dokumen pdf siap unduh (download). Sementara menu

“Perundangan” berisi Peraturan Pemerintah, Instruksi Presiden,

Peraturan Presiden, Keputusan Menteri, Peraturan Menteri, dan menu

PPID. Sebagai catatan meskipun informasi tentang peraturan dan

kebijakan telah dipublikasikan, namun berkas surat eradan dan

peraturan Kepala BNP2TKI tidak rutin atau tidak semua

dipublikasikan, beberapa surat edaran yang diterbitkan di tahun 2012

dan 2013 baru satu berkas yang diunggah (upload) di website

BNP2TKI. Berikut beberapa kategori informasi lain yang dipantau dari website BNP2TKI:

.:: Hal 48 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 50: Buruh Migran Menggugat

No Jenis Info Tingkat Penerapan

1. Kemitraan Berdasarkan pemantauan website, informasi kemitraan

terpampang dalam rubrik atau menu Organisasi-Kerja Sama

LN dan Promosi. Menu “Organisasi-Kerja Sama LN”

dibagi menjadi 2 direktorat yakni kerja sama luar negeri

kawasan Asia Pasifik dan Amerika, serta kerja sama luar

negeri kawasan Timur Tengah. Namun ketika kedua menu

tersebut dibuka, informasi yang ada hanya berisi struktur-

struktur tingkatan deputi bidang kerja sama dan luar negeri.

Tanpa ada keterangan atau informasi rinci mengenai jenis

kerja sama, salinan MoU, dan informasi pendukung tentang

kerja sama yang dilakukan.

Selain itu, kemitraan juga disinggung dalam informasi kerja

sama G to G dan G to P. Informasi kerja sama G to G

dengan Korea, Jepang, Timor Leste memang lengkap,

namun instrumen biaya penempatan tidak dicantumkan

secara jelas. Kerja sama G to P dengan Penang Seaget

Malaysia hanya menampilkan pendaftaran penempatan dan

perpanjangan pendaftaran penempatan.

Selain itu, sebagai pelaksana kebijakan penempatan dan

perlindungan TKI, BNP2TKI diketahui banyak melakukan

kerja sama dengan pelbagai pihak, misal pada konteks

pelayanan kesehatan bagi TKI, melalui prosedur permintaan

informasi publik, didapati bahwa BNP2TKI memiliki MoU

dengan Kepolisian Republik Indonesia, pada proses

penerbitan KTKLN di Malaysia BNP2TKI bekerja sama

.:: Hal 49 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 51: Buruh Migran Menggugat

dengan pihak perusahaan swasta, namun di website

BNP2TKI tidak ditemukan informasi terkait proses kerja

sama yang dilakukan, lebih-lebih mendapati berkas

dokumen MoU.

2. Info Reguler Rubrik Berita:

Website BNP2TKI aktif dalam menyajikan berita-berita

terkait dengan kinerja lembaga tersebut. Setiap minggu

hampir selalu ada berita yang diunggah yang kebanyakan

berisi kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan BNP2TKI.

Namun jika ditelisik lebih rinci, porsi berita berkarakter

kehumasan (seputar kegiatan BNP2TKI) lebih dominan

dibandingkan dengan jenis berita berupa informasi-

informasi yang dibutuhkan buruh migran dan keluarga,

baik terkait penempatan maupun perlindungan. Sehingga

terkesan kegiatan Kepala BNP2TKI menjadi subyek utama

atau fokus sajian berita, sementara kebutuhan informasi

berupa berita situasi penempatan dan perlindungan TKI

belum menjadi prioritas.

Sebagai contoh berita tanggal 14 Juli 2013, secara

keseluruhan membahas kegiatan-kegiatan yang dilakukan

oleh Jumhur Hidayat. Pada tanggal tersebut terdapat 12

berita yang semuanya menggunakan judul Kepala

BNP2TKI atau Jumhur Hidayat, sementara di saat yang

sama, ratusan ribu TKI di Arab Saudi dan keluarga mereka

.:: Hal 50 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 52: Buruh Migran Menggugat

di tanah air sedang menghadapi situasi sulit dan

membutuhkan banyak informasi seputar proses

pengampunan atau amnesty dari Kerajaan Arab Saudi.

Statistik Penempatan dan Kepulangan:

Statistik penempatan dan kepulangan upadate hingga tahun

2012.

Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang dicantumkan dalam website berisi tiga

jenis informasi, yakni Penempatan dan Perlindungan TKI,

Permasalahan Pelayanan dan Perlindungan TKI di luar

negeri, dan Executive Summary Hasil Penelitian Puslitfo.

Info: Rubrik info berisi informasi mengenai TKI Mandiri,

reformasi, lampiran promosi, KTKLN, kesempatan kerja di

luar negeri, info lelang dan info job. **Meski ada di bagian

teratas pada menu “info”, informasi mengenai TKI Mandiri

tidak ada sama sekali.

3.

Layanan Online (layanan umum

selain yang terdapat di PPID)

Layanan online selain PPID memang disediakan di website

BNP2TKI. Berisi 13 layanan, namun tidak semuanya dapat

diakses. Seperti layanan asuransi misalnya, ketika di klik

hanya berisi laman kosong dengan keterangan komponen

tidak ditemukan. pun demikian dengan layanan info kerja,

PPTKIS, layanan pendataan dan kepulangan TKI, serta

pelayanan penempatan, dan perlindungan tenaga kerja.

Crisis Center BNP2TKI juga tidak menyediakan layanan

pengaduan kasus secara online. Secara keseluruhan website utama BNP2TKI atau sub domain website PPID-nya telah menyediakan

.:: Hal 51 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 53: Buruh Migran Menggugat

menu-menu laiknya website milik berbagai lembaga pemerintah lain. Menu-menu tersebut sesuai

dengan apa yang termaktub dalam UU KIP no 14 tahun 2008, seperti adanya informasi berkala, serta

merta, dan informasi setiap saat. Bahkan jika dibandingkan dengan website Kemenakertrans, website

BNP2TKI bisa dibilang lebih terkelola secara serius dalam hal menyajikan informasi publik. Penilaian

tersebut merujuk pada beberapa aspek pengamatan seperti penyajian menu, tampilan, ataupun tingkat

kecepatan dan pemutahiran informasi (update). Sub domain PPID BNP2TKI juga lebih tergarap

serius bila dibanding dengan PPID Kemenakertrans.

C. Kementerian Luar Negeri

Kementerian Luar Negeri, disingkat Kemlu, dahulu Departemen Luar Negeri, (Deplu) adalah

Kementerian dalam Pemerintah Indonesia yang membidangi urusan luar negeri. Peranan Kemlu

dalam perlindungan BMI cukup besar, yaitu sebagai wakil dari Pemerintah Indonesia di setiap negara

penempatan. Hal tersebut sesuai dengan tugas Kemlu untuk memberikan perlindungan kepada warga

negara Indonesia di luar negeri, termasuk pemberian bantuan dan penyuluhan hukum, serta

pelayanan konsuler yang juga berhak diakses oleh warga negara yang berstatus sebagai BMI.

Implementasi keterbukaan informasi publik yang tertuang UU KIP Nomor 14 tahun 2008 didukung

dengan penerbitan Surat keputusan Menteri Luar Negeri melalui SK No. 20/B/KP/III/2011/01

tertanggal 28 Maret 2011. SK tersebut turut menunjuk Direktur Informasi dan Media sebagai PPID

Kementerian Luar Negeri. Secara rinci berikut pemantauan yang telah dilakukan pada PPID Kemlu:

Nama Lembaga Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia

Jumlah Satuan Kerja Turunan

(daerah atau perwakilan luar

negeri)

Pemerintah Indonesia saat ini memiliki sebanyak 131 perwakilan

yang terdiri dari 95 Kedutaan Besar, 3 Perutusan Tetap untuk

PBB di New York dan Jenewa, serta Perutusan Tetap untuk

ASEAN di Jakarta 30 Konsulat Jenderal dan 3 Konsulat Republik

Indonesia. Selain itu Indonesia juga telah mengangkat 64 Konsul

kehormatan.

.:: Hal 52 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 54: Buruh Migran Menggugat

PPID (Tersedia/Tidak Tersedia) Tersedia

Peraturan terkait PPID

SK Menteri Luar Negeri No. 20/B/KP/III/2011/01 tanggal 28

Maret 2011 tentang Pengelola Informasi dan Dokumentasi

Kementerian Luar Negeri dan Peraturan Menteri Luar Negeri

Nomor 02 Tahun 2012.

Jumlah Petugas PPID Belum diketahui

Saluran publik

Alamat:

Direktorat Informasi dan Media (Sub Direktorat Data Media)

Kementerian Luar Negeri RI Gedung Utama, Lantai 10

JL. Taman Pejambon No. 6 Jakarta 10110

Telepon: 021 - 3813453

FAX: 021 - 3857316

Website: http://ppid.kemlu.go.id/

Email: [email protected]

Twitter: @FasmedKemlu atau @Portal_Kemlu_RI

Catatan Tambahan

Direktorat Informasi dan Media berada di bawah naungan

Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik. Direktorat

Informasi dan Media mempunyai tugas melaksanakan sebagian

tugas Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik di

bidang informasi dan media mengenai berita, multimedia, data,

fasilitasi media, audio visual dan penerbitan dalam memantapkan

citra Indonesia dan membentuk opini publik yang positif bagi

kepentingan nasional Indonesia di luar negeri.

Direktorat Informasi dan Media menyelenggarakan fungsi:

1. Penyiapan perumusan kebijakan dan standardisasi teknis

di bidang informasi dan media mengenai berita,

multimedia, data, fasilitasi media, audio visual dan

penerbitan dalam memantapkan citra Indonesia dan

.:: Hal 53 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 55: Buruh Migran Menggugat

membentuk opini publik yang positif bagi kepentingan

nasional Indonesia di luar negeri;

2. Koordinasi dan pelaksanaan kebijakan dan standardisasi

teknis di bidang informasi dan media mengenai berita,

multimedia, data, fasilitasi media, audio visual dan

penerbitan dalam memantapkan citra Indonesia dan

membentuk opini publik yang positif bagi kepentingan

nasional Indonesia di luar negeri;

3. Penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan

prosedur di bidang informasi dan media mengenai

berita, multimedia, data, fasilitasi media, audio visual dan

penerbitan dalam memantapkan citra Indonesia dan

membentuk opini publik yang positif bagi kepentingan

nasional Indonesia di luar negeri;

4. Pemberian bimbingan teknis, informasi, evaluasi, dan

pelaporan di bidang diplomasi publik mengenai berita,

multimedia, data, fasilitasi media, audio visual dan

penerbitan dalam memantapkan citra Indonesia dan

membentuk opini publik yang positif bagi kepentingan

nasional Indonesia di luar negeri

Portal PPID Kemlu di alamat http://ppid.kemlu.go.id

menampilkan berbagai menu terkait fungsi berbagai Direktorat

yang ada di Kemlu. Informasi utama terkait Kemlu kebanyakan

berada terpisah di portal utama Kemlu (www.kemlu.go.id)

Salah satu media publikasi Kementerian Luar Negeri (Kemlu) yang mejadi fokus pemantauan adalah

website yang dimiliki oleh kementerian tersebut. Nama domain yang digunakan sebagai alamat resmi

website Kemlu adalah http://kemlu.go.id alamat domain lain yang bisa digunakan untuk masuk

.:: Hal 54 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 56: Buruh Migran Menggugat

dalam website Kemlu adalah http://deplu.go.id Departemen Luar Negeri (Deplu) sendiri adalah

nama lama dari Kemlu. Perubahan nama terjadi setelah dikeluarkannya Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 47 Tahun 2009 Tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara.

Dari hasil pengamatan, menu-menu di website Kemlu masih belum lengkap dalam menyediakan

informasi utama dan wajib, sesuai dengan standar pelayanan informasi yang ada di UU KIP Nomor

14 Tahun 2008. Adapun standar informasi yang harus diterbitkan badan publik kepada masyarakat

mencakup beberapa jenis informasi yakni informasi berkala, informasi serta merta dan informasi

setiap saat. Informasi berkala (pasal 9 UU KIP Nomor 14 tahun 2008), menyebutkan jenis informasi

yang wajib disediakan antara lain:

1. Profil Organisasi yang berisi: alamat, fax dan nomor telepon , struktur organisasi:

menentukan staf manajemen lini dan unit yang berada di bawahnya.

2. Program dan Kegiatan yang Berlangsung yang berisi: Nama program dan kegiatan , sasaran

dan penerima manfaat yang ditargetkan , besaran anggaran yang digunakan. serta nama

narahubung utama termasuk alamat dan nomor telepon untuk program dan kegiatan.

3. Informasi Keuangan

4. Akses terhadap Informasi Publik, yang berisi:

• Jumlah permohonan informasi publik yang diterima

• Jumlah permohonan informasi publik yang ditanggapi

• Jumlah permohonan informasi publik yang ditolak

• Alasan untuk penolakan terhadap permohonan

• Prosedur bagi permohonan informasi, narahubung dan rinciannya

5. Peraturan dan Kebijakan yang Berdampak pada Publik , yang berisi: Daftar UU, peraturan,

dan/atau kebijakan yang telah diterapkan atau dalam proses pengesahan.

Kelima jenis informasi di atas masuk dalam identifikasi kategori informasi berkala, informasi serta

merta dan informasi setiap saat.

.:: Hal 55 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 57: Buruh Migran Menggugat

Selain standardisasi penyediaan jenis informasi yang diatur di UU KIP, ditemukan juga beberapa jenis

informasi tambahan yang ada dalam website Kemlu seperti:

1. Informasi tentang kemitraan atau kerja sama dengan lembaga atau organisasi lain

2. Info reguler (Berita)

3. Info layanan online selain yang diatur oleh PPID.

Secara rinci terkait dengan penyediaan informasi publik di Kemlu, berikut tabel hasil pemantaun yang

telah dilakukan melalui website Kemlu:

NoJenis Informasi

berdasarkan UU KIPTingkat Penerapan

1. Profil Organisasi

Tidak Lengkap

Profil organisasi yang ada di website Kemlu, menggunakan nama

menu [Tentang Kemlu]. Menu tersebut mencakup beberapa sub menu

lainnya yang terdiri dari Struktur Kemlu, Sejarah Kemlu, Bangunan

Bersejarah Kemlu, Proses Benah Diri Kemlu, dan Logo Kemlu.

**Meskipun struktur organisasi Kemlu ada, namun tidak dijumpai

tugas pokok dan fungsi dari masing-masing jabatan yang ada di

Kemlu. Indikator mengenai pejelasan fungsi kerja adalah jenis

informasi utama yang wajib ada pada profil lembaga publik. Kemlu

juga tak melampirkan informasi visi dan misi lembaganya. Berikut

adalah sub menu yang terdapat di website Kemlu tahun 2013:

1. Struktur Kemlu

Menu ini berisi tentang struktur organisasi yang ada di Kemlu beserta

nama pejabatnya. Pada struktur organisasi di Kemlu, sudah

dipampang nama pejabat dan fotonya. Meski demikian, tugas pokok

dari masing-masing divisi belum dijelaskan dan masih

membingungkan.

.:: Hal 56 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 58: Buruh Migran Menggugat

2. Sejarah

Pada bagian profil Kemlu, juga dibuat sub menu berupa sejarah

perkembangan Kementerian Luar Negeri. Perkembangan tersebut,

lebih menekankan pada penjelasan tugas utama Kemlu dalam periode

kepengurusan.

3. Bangunan Sejarah Kemlu

Pada bagian sub menu ini, Kemlu menjelaskan secara singkat

mengenai beberapa tempat bersejarah yang berhubungan dengan

Kemlu. Sub menu ini tidak penting untuk dimasukkan dalam akses

menu Profil lembaga.

4. Proses Benah Diri Kemlu

Sub menu tentang proses benah diri Kemlu muncul dari adanya

Peraturan Presiden Nomor 05 Tahun 2004 tentang Percepatan

Pemberantasan Korupsi. Pada bagian ini, Kemlu berusaha menjelaskan

pada masyarakat bahwa instansinya sedang melakukan perbaikan

dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Kebijakan benah

diri ini berfokus pada tiga aspek utama, yaitu: (1) restrukturisasi

organisasi Departemen, (2) restrukturisasi Perwakilan RI di luar

negeri, dan (3) pembenahan profesi diplomat.

** Melalui sub menu di jenis info profil lembaga ini, masyarakat

sebenarnya bisa melakukan kontrol dan evaluasi.

5. Logo Kemlu

Profil Kemlu juga melampirkan lambang dari Kementerian Luar

Negeri Republik Indonesia yang bernama “Caraka Bhuwana.”

2.

Program dan

Kegiatan yang sedang

berlangsung

Tidak Lengkap

Program dan kegiatan adalah jenis informasi yang menyertakan data-

.:: Hal 57 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 59: Buruh Migran Menggugat

data program kerja dan kegiatan yang sedang berlangsung dan

diunggah di website Kemlu. Jenis informasi ini penting untuk

disertakan di setiap website kemeterian atau lembaga, sebagai salah

satu bentuk sosialisasi antara pihak pemerintah dan masyarakat.

Program kerja Kemlu tidak disajikan dan dalam satu menu khusus

yang berisi keseluruhan program kerja Kemlu melainkan hanya

beberapa program populer seperti Diaspora dan Apec yang disajikan

melalui banner yang mengarah pada halaman wesite khusus.

Sedangkan program kegiatan berupa kegiatan rutin, disajikan dalam

bentuk berita, hampir memenuhi 80 persen konten website Kemlu.

Selain bentuk berita, jenis kegiatan lain yang diunggah kemlu dalam

websitenya adalah agenda kegiatan yang memuat jadwal lengkap dari

kegiatan yang akan diselenggarakan Kemlu.

Hal terpenting dari program dan kegiatan dari kementerian atau

lembaga adalah adanya quick wins. Kemlu sendiri tak menyertakan

quick wins dalam websitenya. Quick wins sendiri adalah sesuatu inisiatif

yang mudah dan cepat dicapai yang mengawali suatu program besar

dan sulit dalam waktu yang kurang dari 12 bulan.

Secara sederhana, quick wins merupakan program wajib yang menjadi

prioritas suatu kementerian/ lembaga dan berusaha untuk diselesaikan

dalam waktu secepatnya. Biasanya quick wins mencakup program 100

hari kerja masa jabatan suatu periode kerja kementerian/ lembaga.

**Program kerja dan quick wins yang tak ada, juga membuat website

Kemlu tak menyertakan siapa penerima manfaat program, berapa

anggaran yang dibutuhkan untuk setiap program, serta siapa

.:: Hal 58 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 60: Buruh Migran Menggugat

penanggungjawab program.

3. Informasi Keuangan

Tidak dicantumkan

Kementerian dan lembaga publik, seharusnya menyertakan laporan

keuangannya. Hal ini menjadi suatu kewajiban, sebagai bentuk

transparansi atas anggaran yang telah dipakai.

Rencana Kerja Anggaran (RKA) dan Daftar Isian Pelaksanaan

Anggaran (DIPA) di setiap badan publik telah diatur cukup jelas di

UU No. 14 Tahun 2008. Pada undang-undang tersebut, dengan jelas

disebutkan bahwa DIPA dan RKA-KL adalah dokumen terbuka yang

harus dipublikasikan.

**Website Kemlu sama sekali tak mencantumkan laporan anggaran

keuangan. Selain itu, Kemlu juga tidak mencantumkan daftar aset

dan persediaan kekayaan yang dimiliki.

4.Akses Info Publik

(PPID)

Tidak Lengkap

Pada jenis informasi akses info publik, website Kemlu telah memiliki

menu tersendiri yang mengatur permintaan informasi. Menu yang

diberi nama Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumen (PPID), telah

memerinci penjelasan terkait PPID. Akses informasi publik disajikan

di alamat http://ppid.kemlu.go.id/ namun disayangkan, tautan

menuju alamat tersebut hanya disediakan di sisi bawah website utama

Kemlu. Posisi tautan ini susah ditemukan pengunjung web dan menu

PPID Kemlu juga disandingkan bersama dengan banner kegiatan atau

layanan lain yang ditampilkan secara bergantian dalam tampilan slide. Selain itu website http://ppid.kemlu.go.id/ selama pemantauan

dilakukan sering kali tidak bisa diakses (offline).

.:: Hal 59 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 61: Buruh Migran Menggugat

Website PPID Kemlu memberikan informasi pelayanan bagi

masyarakat yang ingin melakukan permintaan informasi secara

online. Mekanisme permintaan informasi secara online dilakukan

dengan cara mengisi formulir permintaan informasi. Selain jalan

online, mekanisme permintaan informasi juga bisa dilakukan melalui

surat yang dikirim melalui pos.

Namun disayangkan sistem layanan permintaan informasi online

yang disediakan di website http://ppid.kemlu.go.id/ tidak berjalan dan

terpantau secara baik, hal ini terbukti saat dilakukan ujicoba

melakukan permintaan informasi secara online melalui formulir yang

disediakan di http://ppid.kemlu.go.id/ , hingga 1 bulan lebih sejak

mengisi formulir online, pemohon tidak mendapat tanggapan.

Sementara ketika pemohon mengirim surat keberatan kepada atasan

PPID Kemlu via pos, pihak PPID Kemlu melalui email

menyampaikan bahwa mereka belum menerima permintaan informasi

dari pemohon. Dari pengalaman dan uji coba ini diketahui bahwa

sistem permintaan informasi online yang disediakan di

http://ppid.kemlu.go.id/ tidak berjalan. Setelah mengisi formulir

online dengan benar, di website http://ppid.kemlu.go.id/ secara sistem

pemohon menerima pemberitahuan melalui email (mesin penjawab

otomatis) bahwa permohonan informasi telah diterima dan akan

diproses. Dalam menu PPID, memang terdapat sub menu tentang

pelayanan informasi publik yang memuat penjelasan umum soal

standar pelayanan, mekanisme, sengketa informasi, permohonan

informasi, serta kebijakan dan pertaruran. Meski demikian, tidak

dijelaskan sama sekali perihal jumlah permintaan infromasi yang

masuk, yang ditolak, ataupun alasan penolakan.

.:: Hal 60 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 62: Buruh Migran Menggugat

** Menu PPID Kemlu, berada di posisi paling bawah. Bila tak diamati

dengan benar, maka menu PPID sulit untuk ditemukan.

5.Peraturan dan

Kebijakan

Tidak Lengkap

Peraturan dan kebijakan adalah jenis informasi yang menyajikan

berbagai peraturan dan kebijakan, yang berhubungan dengan tugas

dan fungsi dari Kemlu.

** Website Kemlu tidak lengkap dalam menyampaikan peraturan dan

kebijakan apa, yang berhubungan dengan tugas dan fungsi mereka.

Hanya ada menu kebijakan, sedangkan peraturannya tidak ada.

Menu kebijakan yang ditampilkan oleh website Kemlu pun, adalah

kebijakan-kebijakan yang bersifat umum. Walaupun menu kebijakan

tersebut memuat tugas dan fungsi dari Kemlu, namun menu tersebut

hanya menyediakan kebijakan lama yang stagnan tanpa pembaharuan.

Peraturan yang muncul dalam website Kemlu, hanya ditemui pada

menu PPID, di mana keberadaan pejabat publik diatur dalam UU

Nomor 14 Tahun 2008. Selain di menu PPID, tidak ditemukan lagi

peraturan-peraturan yang mengacu pada ketentuan perundang-

undangan atau peraturan lain yang telah ditetapkan.

.:: Hal 61 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 63: Buruh Migran Menggugat

Info tambahan dari website Kemlu:

No Jenis Informasi Tingkat Penerapan

1. Kemitraan

Lengkap

Kemitraan adalah jenis informasi yang menunjukkan

bentuk kerja sama, antara Kemlu dengan kemterian

lainnya, lembaga, atau organisasi.

Kemitraan yang dijallin oleh Kemlu,didominasi oleh

bentuk kebijakan kerja sama. Beberapa bentuk kerja

sama Kemlu diantaranya adalah kerja sama diplomasi

tingkat Asean, Bilateral, Regional, Multilateral, dan

Internasional. Jenis informasi lain yang menyangkut

kemitraan adalah menu ‘Berita Perwakilan.’ Pada menu

ini, Kemlu memberikan kabar tentang kegiatan yang

berlangsung di KBRI-KBRI luar negeri.

2. Info Reguler (Berita)

Sangat Lengkap

Salah satu jenis informasi tambahan yang ditemukan

dalam website Kemlu adalah info reguler. Info ini lebih

memperlihatkan konten-konten yang berhubungan

dengan pemberitaan yang menyangkut Kemlu. Ada

beberapa munu, yang berhubungan dengan jenis

informasi ini, diantaranya adalah:

1. Beranda Home

Berbicara tentang beranda website Kemlu, maka akan

dijumpai berbagai jenis informasi berita. Berbagai

macam informasi rutin bentuk berita tersebut,

terpampang di bagian paling atas dengan tampilan

gambar bergerak. Tak cukup dengan gambar bergerak,

.:: Hal 62 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 64: Buruh Migran Menggugat

website Kemlu juga menambah sub menu Berita

Terkini dalam menu Beranda.

Selain bentuk berita, menu beranda juga menampilkan

jenis informasi program rutin lainnya yang terangkum

dalam sub menu Sorotan Media, Siaran Pers, Agenda

Kegiatan, Kisah Sukses, dan berita dalam bentuk audio

dan video. Bedanya, sub menu Agenda Kegiatan

dikhususkan untuk pemberitahuan adanya program

kegiatan yang sedang atau akan berlagsung.

2. Berita dan Agenda

Konten menu ‘Berita dan Agenda’ yang berisi sub menu

berita utama, berita perwakilan, info penting, agenda

kegiatan, siaran pers, berita terkini, press briefing, dan

kisah sukses adalah pengulangan dari menu ‘Beranda.’

Hampir seluruh sub menu di menu ‘Berita dan Agenda’

sama dengan isi menu ‘Beranda.’

**Temuan yang didapat pada menu ini adalah sub menu

‘Info Penting’ yang kontennya sangat sedikit. Posting

terakhir dari sub menu tersebut hanya memberitakan

satu info penting kepada masyarakat. Sepanjang tahun

2013 hingga pada 30 Juli 2013, website Kemlu baru

memosting info penting terkait: Himbauan Pada Warga

Indonesia Agar Mengikuti Proses Registrasi Terkait

dengan Kebijakan Amnesty di Arab Saudi dengan

Tenang dan Tertib. Info Penting Kemu ada sejak tahun

2009.Tiap tahun, jumlah pembaharuan informasinya

.:: Hal 63 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 65: Buruh Migran Menggugat

tak sama

3. Karir dan Beasiswa

Info reguler yang cukup konsisten dikeluarkan oleh

website Kemlu adalah menu ‘Karir dan Beasiswa.’

Menu ini dikeluarkan sebagai bentuk perhatian Kemlu,

terhadap kebutuhan masyarakat akan informasi peluang

kerja dan kesempatan beasiswa.

Bukan hal yang buruk, informasi macam ini memang

dibutuhkan oleh beberapa kalangan masyarakat seperti

akademisi dan pelajar. Informasi yang diberikan Kemlu

melalui menu ini diantaranya tawaran berkarir/

bergabung dengan Kemlu, informasi lowongan di

organisasi internasional, informasi program magang

bagi mahasiswa di Kemlu, dan informasi beasiswa.

3. Layanan Online (Selain PPID)

Layanan publik online website Kemlu selain PPID,

terdapat dalam menu tersendiri bernama “Pelayanan

Publik.”

Menu tersebut terdiri dari sub menu: Pelayanan

Perlindungan WNI dan BHI, Pengaduan Online,

Fasilitas Diplomatik, Lapor Diri Online, Pelayanan

Kekonsuleran, dan Pelayanan Media.

Konten-konten yang ada dari menu pelayanan publik,

hampir seluruhnya lengkap berisi penjelasan-penjelasan

rinci. Meski demikian, masih ada sub menu yang tidak

atau belum bisa diakses karena konten masih kosong.

.:: Hal 64 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 66: Buruh Migran Menggugat

** Temuan yang menarik dari menu layanan publik

Kemlu, adalah kekosongan konten pada sub menu

fasilitas diplomatik. Sub menu fasilitas diplomatik

memiliki beberapa pelayanan diantaranya:

• Peraturan Mengenai Hak dan kekebalan

Diplomatik

• Awal dan Akhir Hak dan Imunitas Diplomatik

• Kekebalan Staf Perwakilan Diplomatik dan Staf

Konsulat

• Kekebalan Staf Perwakilan Diplomatik dan Staf

Konsulat

• Fasilitas Kendaraan

• Prosedur Impor Barang

• Telecommunication Permit

• Fasilitas Properti

• Facilities for Excemption from taxes

Dari semua layanan diplomatik di atas, tak ada satupun

yang berfungsi. Bila salah satu layanan diklik, maka

yang muncul hanya halaman kosong dengan kalimat

berbunyi: “dalam Pengembangan”.

Secara keseluruhan pantauan pada website Kemlu di atas bisa terlihat jelas bagaimana jenis informasi

wajib, justru tidak memiliki konten yang disajikan secara lengkap sesuai ketentuan UU KIP Nomor

14 Tahun 2008. Beberapa menu malah menampilkan informasi yang tidak penting bagi kebutuhan

masyarakat secara langsung, seperti informasi bangunan sejarah Kemlu.

Ada beberapa menu yang sebenarnya sudah mendekati ketentuan standar pelayanan publik. Namun

.:: Hal 65 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 67: Buruh Migran Menggugat

demikian, lagi-lagi website Kemlu tidak menjelaskan secara rinci. Seperti jenis informasi struktur

pejabat yang mengisi posisi di Kemlu, tidak menjelaskan apa dan bagaimana kewenangan dan

wilayah kerja (job desk) dari masing-masing pemegang jabatan. Dalam hal informasi tentang struktur,

website Kemlu hanya menampilkan nama pemegang jabatan beserta foto.

Website Kemlu juga tak menampilkan program kerja tahunan. Padahal, program kerja penting untuk

diketahui masyarakat secara umum, agar kinerja Kemlu terpantau. Seperti yang telah dijelaskan di

pemantauan website Kemlu, tidak adanya quick wins juga membuat masyarakat tak mengetahui

program yang sedang dijalankan oleh Kemlu. Program yang masuk dalam quick wins sendiri adalah

indikator keberhasilan dari kinerja Kemlu dalam melayani masyarakat. Indikator tersebut mencakup

beberapa aspek seperti tingkat ketercapaian tujuan kegiatan dan tanggapan masyarakat atas kegiatan

yang diadakan Kemlu.

Jenis Informasi keuangan menjadi salah satu informasi yang sangat penting untuk dipublikasikan. Hal

ini menjadi salah satu bentuk transparansi Kemlu dalam mengelola keuangan. Besarnya anggaran

yang diterapkan di masing-masing jenis kegiatan juga menjelaskan bagaimana Kemlu menggunakan

uang negara. Selama ini, Kemlu tidak menyertakan jenis informasi keuangan atau anggaran apapun

dalam kanal websitenya.

Beberapa jenis informasi keuangan yang seharusnya diketahui oleh masyarakat, diantaranya seperti

anggaran negara yang diperuntukkan bagi Kemlu, Rencana Kerja Anggaran (RKA), Daftar Isian

Pelaksanaan Anggaran (DIPA), dan aset/kekayaan yang dimiliki oleh Kemlu. Hal ini sesuai dengan

UU KIP Nomor 18 Tahun 2008, yang menyatakan bahwa DIPA dan RKA salah satu dokumen

publik yang wajib untuk disiarkan oleh tiap badan publik.

.:: Hal 66 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 68: Buruh Migran Menggugat

Gambar 14: Pegiat Infest saat berdiskusi tentang KIP dengan perwakilan organisasi BMI Hong Kong

D. Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Hong Kong

Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Hong Kong menjadi salah satu sasaran utama dalam

proses pemantauan. KJRI Hong Kong dijadikan salah satu target sasaran pemantauan keterbukaan

informasi mengingat keberadaan KJRI tersebut di negara yang paling banyak menyerap tenaga kerja

dari Indonesia. Sebagai perwakilan negara di negara lain, KJRI Hong Kong mengemban amanat

untuk menjalankan proses diplomasi dan perlindungan warga negara di negara tersebut.

KJRI Hong Kong, pada konteks keterbukaan informasi, secara formal belum memiliki PPID seperti

yang diwajibkan dalam UU 14 Tahun 2008. KJRI Hongkong menyatakan fungsi PPID dijalankan

melalui oleh bagian hubungan masyarakat KJRI. Pihak KJRI mengklaim telah melakukan sosialisasi

proaktif dengan mendatangi warga negara Indonesia (WNI), termasuk buruh migran, secara berkala

untuk sosialisasi mengenai kegiatan dalam pelayanan buruh migran. Secara proaktif pula KJRI

menyatakan memiliki siaran radio berkala untuk menyiarkan informasi kepada WNI20.

20 Rekam dengar pendapat Pusat Sumber Daya Buruh Migran dan Medialink bersama KJRI Hong Kong pada 18 Februari 2013.

.:: Hal 67 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 69: Buruh Migran Menggugat

Dengar pendapat yang dilakukan oleh Pusat Sumber Daya Buruh Migran (PSDBM) dan Medialink

bersama KJRI Hong Kong pada 18 Februari 2013 menggali beberapa kecenderungan tata kelola

keterbukaan informasi publik. Pejabat di lingkungan KJRI Hong Kong sebagai lembaga publik

belum sepenuhnya mengetahui konsep dan implementasi keterbukaan informasi. Selain dengan tidak

menyediakan PPID, pihak KJRI tidak dapat membedakan keterbukaan informasi dengan tata kelola

kehumasan.

Permintaan informasi yang disampaikan oleh Tim 11 yang terdiri dari perwakilan PSDBM,

Indonesian Migrant Workers Union (IMWU), Asosiasi Buruh Migran Indonesia (ATKI) dan

Persatuan BMI Tolak Overcharging (Pillar) kepada pihak KJRI tidak bersambut sesuai prosedur. UU

KIP. Pihak KJRI sempat menolak surat kolektif yang disampaikan oleh Tim 11. setelah didesak untuk

menerima surat tersebut, pihak KJRI menolah untuk memberikan tanda terima permintaan informasi.

Upaya meminta kejelasan permintaan informasi menemui jalan buntu. Keberatan yang disampaikan

pihak tim 11 juga tidak memengaruhi KJRI. Kontak melalui pesawat telepon dan SMS hanya

ditanggapi dengan janji pihak KJRI untuk segera merespon. Proses permintaan informasi ini

menunjukkan karut marutnya tata kelola informasi dan wewenang memberi tanggapan pada

perwakilan RI tersebut21. Keterangan KJRI kepada PSDBM bahwa fungsi PPID diemban oleh bagian

Hubungan Masyarakat tidak terbukti dengan macetnya permintaan informasi ini.

Pemantauan penyediaan informasi melalui portal KJRI yang beralamat pada

http://www.kemlu.go.id/hongkong juga jauh dari memadai untuk menjawab kebutuhan pelayanan

informasi WNI, termasuk BMI/TKI Hong Kong. Pemantauan media website yang disediakan oleh

KJRI menunjukkan bahwa website ini lebih berfungsi sebagai media kehumasan dibandingkan

sebagai media yang menyediakan informasi publik secara memadai.

Berikut adalah tabel data pemantauan website KJRI Hong Kong:

21 Keterangan Tim 11 dan Catatan Pengajuan sengketa informasi Tim 11

.:: Hal 68 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 70: Buruh Migran Menggugat

Tabel Pemantauan Website KJRI HK

NoJenis Informasi berdasarkan

UU KIPTingkat Penerapan

1. Profil Organisasi Tidak Lengkap

Profil ogranisasi yang dikemas dalam portal KJRI Hong Kong

tidak menyajikan informasi secara lengkap. Profil website KJRI

menyediakan menu khusus yang menjabarkan tentang fungsi

masing-masing bagian di perwakilan RI ini, yaitu bagian

Ekonomi, protokol dan konsuler, Penerangan Sosial dan

Budaya, Imigrasi, perdagangan, kejaksaan, keuangan/bea cukai,

tenaga kerja, administrasi dan petugas komunikasi. Hanya 1

dari kesemua menu tersebut yang berisi penjelasan, yaitu fungsi

imigrasi. Fungsi-fungsi lain yang turut disajikan masih kosong

atau tidak berisi penjelasan apa pun. Portal ini pun tidak

menyajikan profil rinci tentang KJRI Hong Kong yang

memuat informasi dasar keberadaan KJRI. Beberapa menu lain

yang tersaji pada website tersebut antara lain, Berita dan

Agenda; Profil Negara dan Kerjasama, Galeri dan Arsip.

Berita dan Agenda, dengan sub menunya, adalah menu yang

paling kerap diperbaharui. Umumnya, ini dari menu ini adalah

kegiatan seremonial yang diselenggarakan secara langsung oleh

KJRI atau pihak lain yang bekerjasama dengan KJRI. Submenu

Berita Kemlu digunakan untuk menyajikan berita-berita

seputar Kementrian luar negeri yang tidak sepenuhnya

berkaitan dengan situasi masyarakat Indonesia di Hong Kong.

Submenu Info Penting tidak berisi informasi apa pun. Menu

ini masih dibiarkan kosong. Submenu Kalender Kegiatan hanya

.:: Hal 69 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 71: Buruh Migran Menggugat

menayangkan kalender elektronik yang sejak tahun 2012 tidak

menyajikan informasi kegiatan apapun.

Menu Profil Negara dan Kerja Sama memuat penjelasan

tentang negara Hong Kong. Beragam data disajikan dengan

tidak menyebutkan sumber acuan selain data statistik

perdagangan Indonesia-Hong Kong yang mengacu pada data

Badan Pusat Statistik. Data terakhir tersaji dalam profil tersebut

mengacu pada data tahun 2010. Artinya, data tersebut telah

lebih dari satu tahun tidak diperbaharui.

**Meskipun terdapat menu struktur organisasi, portal tidak

menyajikan penjelasan tugas pokok dan fungsi dari masing-

masing jabatan yang ada di Kemlu. Indikator mengenai

pejelasan fungsi kerja adalah jenis informasi utama yang wajib

ada pada profil lembaga publik.

2. Program dan Kegiatan

yang sedang berlangsung

Tersedia

Melalui menu khusus Pelayanan KJRI Hong Kong, Pihak KJRI

menyediakan beberapa informasi tentang kegiatan yang tengah

dikelola oleh lembaga publik ini. Beberapa program tersebut

antara lain:

Welcoming Program.Kegiatan ini diadakan setiap selasa dan Jumat yang berfungsi

sebagai kegiatan orientasi bagi khusus untuk TKI yang baru

datang untuk bekerja di Hong Kong. Kegiatan ini berisi

pembekalan khusus pengetahuan seputar kehidupan sosial,

.:: Hal 70 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 72: Buruh Migran Menggugat

ekonomi dan hukum di Hong Kong. Pembekalan juga

mencakup sosialisasi pelayanan yang diselenggarakan oleh

KJRI.

During-Stay Program.

Program ini disebut sebagai progaram reguler yang dilakukan

sepanjang tahun oleh KJRI Hong Kong. Kegiatan ini berupa

sosialisasi keterampilan, penyuluhan kerohanian, hukum dan

ketenagakerjaan. Kegiatan ini juga termasuk kegiatan lain

berupa sosialisasi melalui radio AM Metroplus bertajuk

“Ngobrol Bersama KJRI”22.

Exit Program.

Program ini menyasar kelompok BMI yang akan pulang ke

Indonesia. Pembelakalan kewirausahaan dan bimbingan

psikologi menjadi materi utama dalam kegiatan ini.

**Mengacu pada berita berkala yang diunggah ke portal KJRI

Hong Kong, tidak ditemukan secara spesifik informasi yang

menunjukkan ketiga program utama KJRI tersebut berjalan

sesuai rencana yang terpapar dalam profil program.

3. Informasi Keuangan

Tidak dicantumkan

KJRI HK tidak menyajikan laporan pengelolaan anggaran

keuangan lembaga berikut Rencana Kerja Anggara (RKA) dan

Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA).

**Website tersebut tidak menyajikan sama sekali tak

mencantumkan laporan anggaran keuangan, termasuk daftar

aset dan kekayaan yang dikelola.

22 Pertemuan dengar Pendapat KJRI HK bersama PSDBM dan Medialink pada 18 Februari 2013.

.:: Hal 71 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 73: Buruh Migran Menggugat

4. Akses Info Publik (PPID)

Tidak tersedia.

** Menu khusus petugas komunikasi dan Fungsi Penerangan,

Sosial dan Budaya masih kosong dan tidak berisi keterangan

apa pun.

5. Peraturan dan Kebijakan

Tidak Tersedia

**Portal ini tidak menyajikan sama sekali daftar kebijakan dan

peraturan yang menyangkut penyelenggaraan KJRI, termasuk

yang menyangkut tata pelayanan publik. KJRI pun turut

menerbitkan surat edaran yang tidak termuat dan dapat diakses

melalui portal ini. Salah satu surat edaran yang dikeluarkan oleh

KJRI Hong Kong terkait dengan implementasi sistem tata

kelola tenaga kerja migran dalam jaringan (daring/online).

Surat edaran ini membuat BMI tidak bisa pindah agensi dan

mencari agensi baru sebelum menyelesaikan kontrak. Situasi

menyebabkan BMI berpotensi menanggung kerugian, terutama

pada BMI yang mengalami pemutusan kontrak. BMI yang

mengalami pemutusan kontrak dan dipaksa melalui mekanisme

satu agensi harus kembali membayar potongan gaji.

Informasi Tambahan Seputar Portal KJRI

No Jenis Informasi Tingkat Penerapan

1. Kemitraan

Tidak Tersedia

Portal KJRI Hong Kong tidak memuat secara rinci

hubungan kemitraan dengan organisasi lain, termasuk

lembaga negara.

.:: Hal 72 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 74: Buruh Migran Menggugat

2. Info Reguler (Berita)

Tersedia

Informasi reguler yang terpapar dalam portal KJRI

memuat informasi kegiatan seremonial formal yang

dikelola KJRI secara langsung atau bekerjasama dengan

pihak lain.

Menu informasi lain tersedia dalam portal ini, seperti

menu beasiswa yang merujuk pada

http://darmasiswa.kemdiknas.go.id.

Menu publikasi belum berfungsi dan dimanfaatkan.

Menu Bulletin berisi dua berkas yang terakhir diunggah

pada 3 Desember 2013. Menu buku hanya berisi berkas

ujicoba penggunaan website, seperti foto. Menu tabloid

hanya berisi dua modul kepedulian lingkungan dan

pengenalan HIV AIDS yang diunggah pada tahun

2010.

3. Layanan Online (Selain PPID) Tersedia beberapa menu pelayanan publik pada bagian

sisi kanan website antara lain, Pelayanan Perlindungan

WNI & BHI; Pengaduan Online ; Lapor Diri Online ,

dan ; Pelayanan Kekonsuleran; Pelayanan Media.

Menu perlindungan WNI berisi penjelasan tentang

profil Direktorat Perlindungan WNI dan BHI. Menu

pelayanan media berisi mekanisme izin dan pelayanan

untuk media yang bermaksud meliput di KJRI. Menu

lapor diri online dan pengaduan online merujuk pada

formulir isian yang dapat digunakan untuk dua fungsi

tersebut.

.:: Hal 73 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 75: Buruh Migran Menggugat

Beberapa menu penting di bagian bawah, yaitu Asean

selayang Pandang, Akses, Lowongan Kerja

Internasional, Proses tata cara pendaftaran organisasi

dan Public speaking kontes, kesemuanya tidak berfungsi.

Apabila dirujuk, kesemua menu tersebut hanya akan

menampilkan logo.

Layanan keimigrasian disajikan dalam portal berbeda

yang beralamat di http://www.kjrihkimigrasi.org.

Layanan ini cukup memadai untuk memberikan

pelayanan keimigrasian kepada WNI dan warga negara

asing. Pelbagai info persyaratan, mekanisme dan

formulir yang dibutuhkan dapat diperoleh melalui

layanan ini. Pembiayaan pelaksanaan pelayanan

.:: Hal 74 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 76: Buruh Migran Menggugat

keimigrasian pun disajikan secara terbuka. Melalui

portal pelayanan khusus ini, pihak KJRI turut

menyediakan formulir online yang memudahkan

pengurusan dokumen keimigrasian.

Sebagai perwakilan negara di salah satu negara penempatan BMI terbesar, KJRI Hong Kong idealnya

telah menyediakan akses informasi memadai yang memperkuat perlindungan BMI. Proses uji

informasi yang disampaikan oleh BMI Hong Kong yang mengupas tata kelola sektor migrasi oleh

KJRI Hong Kong sampai pada tahap sengketa Informasi di Komisi Informasi Pusat. Pelbaga upaya

untuk menanyakan dan memeriksa sejauh mana pihak KJRI merespon permintaan informasi tidak

berhasil mendorong KJRI menjawab permintaan tersebut. Surat keberatan yang ditujukan kepada

atasan PPID di Kementrian dan Pimpinan KJRI pun tidak memperoleh tanggapan hingga batas yang

ditentukan sesuai ketentuan di UU KIP. Hal tersebut akhirnya mendorong BMI untuk membawa

kebuntuan permintaan informasi ini ke Komisi Informasi.

.:: Hal 75 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 77: Buruh Migran Menggugat

Gambar 15: Suasana Diskusi KIP Buruh Migran

BAB III

DINAMIKA PEMANTAUAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

PADA SEKTOR MIGRASI KETENAGAKERJAAN

A. Peta Informasi Publik Sektor Migrasi Ketenagakerjaan

Informasi sektor migrasi ketenagakerjaan tidak terpusat pada satu lembaga publik. Kementrian tenaga

Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) dan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga

Kerja Indonesia (BNP2TKI) menjadi dua lembaga publik utama yang bersinggungan dengan tata

kelola pelayanan publik ini. Selain keduanya, terdapat beberapa lembaga lain yang terkait dengan

mekanisme dan proses penempatan dan perlindungan buruh migran Indonesia (BMI), yaitu

Kementerian Luar Negeri, Direktorat Jendral Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia,

Kepolisian, Kementerian Kesehatan, dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Tata kelola sektor ini pun tidak terbatas pada tingkat nasional, tetapi juga pada tingkat Kabupaten

dan Provinsi. Kemenakertrans dan BNP2TKI memiliki lembaga turunan di masing-masing daerah

yang melaksanakan fungsi pelayanan dan pengawasan sektor ini di setiap Provinsi dan Kabupaten.

Kemenakertrans terhubung dengan Dinas tenaga Kerja dan Transmigrasi (di beberapa daerah nama

dan pengelompokan gugus tugas berbeda-beda), sementara BNP2TKI memiliki jajaran pelaksana di

daerah yaitu, Badan Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI).

Pengecualian hanya terjadi di Jawa Timur. Fungsi BP3TKI di provinsi ini dikelola oleh Unit

Pelaksana Teknis Pelayanan Penempatan Dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (UPT P3TKI).

Selain lembaga publik ini, sektor swasta turut terkait dengan tata kelola informasi yang menyangkut

penempatan dan perlindungan buruh migran. Namun, entitas yang turut dilibatkan dalam

penempatan BMI ini tidak dapat disentuh dengan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang

Keterbukaan Informasi Publik, seperti lembaga publik lainnya. Meski demikian, aturan yang

.:: Hal 76 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 78: Buruh Migran Menggugat

mewajibkan tata kelola informasi pada Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta

(PPTKIS) diatur secara spesfik melalui Undang-undang Nomor 39 Tahun 2004 Tentang

Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Di Luar Negeri. Tugas pengawasan tata

laksana penyediaan informasi oleh PPTKIS kepada BMI dan calon BMI yang masuk dalam kategori

kewajiban PPTKIS berada pada Kemenakertrans.

Keberadaan informasi sektor ini yang berada di beberapa lembaga dan tingkatan yang berbeda

membutuhkan pemetaan jenis informasi dan lembaga publik yang dinilai memiliki atau berkaitan

sebagai pelaksana. Proses pemantauan ini dimulai dengan pemetaan informasi dan sosialisasi

pemanfaatan UU keterbukaan informasi publik (KIP) bersama anggota Jaringan Kerja BMI untuk

Keterbukaan Informasi yang terdiri dari Infest Yogyakarta, Pusat Sumber Daya Buruh Migran,

Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI), Paguyuban Peduli Buruh Migran dan Perempuan Seruni

Banyumas, Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Nahdlatul Ulama

(LAKPESDAM-NU) Cilacap, Serikat Paguyuban Petani Qaryah Thayyibah (SPPQT) Salatiga dan

Jingga Media Cirebon. Upaya serupa turut digelar di Hong Kong bersama dengan Indonesian

Migrant Workers Union (IMWU), Asosiasi Buruh Migran Indonesia (ATKI) dan Persatuan BMI

Tolak Overcharging (Pillar).

Pemetaan informasi menunjukkan beragamnya jenis dan satuan informasi yang terkait dengan tata

laksanan penempatan dan perlindungan BMI. Informasi tersebut mencakup fase pra-penempatan,

penempatan dan kepulangan. Selain itu, satuan informasi juga menyangkut wewenang spesfik

lembaga publik di tingkat nasional, daerah dan di luar negeri. Keragaman kebutuhan pun terjadi pada

masing-masing organisasi yang turut melakukan pemanatauan. Kebutuhan tersebut sangat terkait

dengan fokus dan situasi sosial yang melingkupi BMI di masing-masing daerah.

Mengacu pada pemetaan jenis informasi yang yang terkait dengan migrasi ketenagakerjaan, tak

kurang dari 258 butir pertanyaan. Penambahan butir pertanyaan terjadi pada Oktober 2013 sebanyak

58 item pertanyaan. (daftar butir terlampir terlampir). Informasi tersebut terkait erat dengan tata

kelola sektor ini yang secara langsung dikelola atau menjadi tanggungjawab masing-masing lembaga

.:: Hal 77 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 79: Buruh Migran Menggugat

publik. Keterbatasan jumlah peminta informasi mengharuskan tim ini, baik di Indonesia mau pun di

Hongkong untuk memilah kembali jenis informasi berdasarkan skala prioritas.

Salah satu tantangan dalam proses ini adalah penguatan kapasitas anggota jaringan dalam

pemanfaatan instumen KIP dalam advokasi. Meski telah disahkan pada tahun 2008, dan diperkuat

dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2010, Undang-undang Nomor 14 Tahun

2008 tentang keterbukaan informasi publik masih belum banyak dikenal oleh jaringan kerja ini.

Proses penguatan kapasitas ini turut difasilitasi oleh komunitas Media Lintas Komunitas (Medialink)

Jakarta. Proses ini penguatan kapasitas formal diikuti dengan praktik langsung yang memberikan

pengalaman baru bagi anggota jaringan dalam upaya mengakses informasi. Proses pemantauan juga

diposisikan sebagai metode belajar kolektif antar organisasi. Setiap permintaan informasi yang akan

diajukan oleh individu atau organsiasi, akan terlebih dahulu dikoordinasikan dengan organisasi lain

untuk diperiksa dan diberi masukan. Proses ini tidak saja bertujuan untuk membangun kapasitas yang

setara antar pelaku, tetapi juga membangun kerja kolaboratif antar organisasi.

B. Proses Pemantauan

Proses pemantauan di Indonesia mulai dilakukan pada bulan Februari 2013, sementara proses di

Hong Kong mulai dilakukan pada Maret 2013. Permintaan informasi dilakukan oleh setiap

perwakilan informasi yang tertuju pada lembaga di tingkat daerah dan nasional. Pembagian peran

dilakukan untuk memastikan keterlibatan dan maksimalnya capaian jenis informasi yang diperoleh.

.:: Hal 78 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 80: Buruh Migran Menggugat

Gambar 16

Daftar dan persentase permintaan informasi berdasarkan badan publik

Terdapat dua proses utama yang dilakukan selama pemantauan ini, yaitu proses uji informasi dengan

mengajukan permintaan informasi kepada lembaga-lembaga publik; dan pemantauan implementasi

dan kesiapan lembaga publik dalam penyelenggaraan keterbukaan informasi. Proses uji informasi

dilakukan secara kolektif dan perseorangan.

.:: Hal 79 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 81: Buruh Migran Menggugat

Permintaan informasi sebagian dilakukan atas nama perseorangan, dan sebagian lainnya dilakukan

atas nama organisasi. Keduanya memberikan catatan pembelajaran tersendiri. Permintaan informasi

atas nama organisasi, pada beberapa badan publik, lebih mudah dibandingkan dengan proses yang

dilakukan secara individu.

Permintaan informasi di Indonesia dilakukan secara perseorangan atau mengatasnamakan organisasi.

Permintaan informasi yang semula mengacu pada hasil pemetaan informasi pada Januari 2013

berkembang sesuai dengan kebutuhan advokasi dan kepentingan spesifik atas informasi pada setiap

komunitas. Pada perkembangannya, permintaan informasi tutur disampaikan kepada lembaga-

lembaga yang diketahui terkait dengan beberapa aspek migrasi, seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

pada implementasi asuransi tenaga kerja Indonesia (TKI); Direktorat Jendral Imigrasi dan Kantor

Imigrasi pada soal pencekalan BMI tanpa KTKLN.

Hasil proses permintaan informasi memberikan gambaran lebih luas tentang pelbagai aspek yang

menjadi persoalan mendasar dalam tata kelola sektor ini. Hal tersebut yang menyebabkan proses

permintaan informasi berkembang menyasar pada lembaga-lembaga publik yang semula tidak

direncanakan. Pembelajaran penting dari situasi ini menunjukkan bahwa ketersediaan informasi yang

memadai memungkinkan pemetaan persoalan lebih terperinci guna kepentingan advokasi yang lebih

sistematis.

.:: Hal 80 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 82: Buruh Migran Menggugat

Gambar 17

Daftar Peminta Informasi dan Persentasenya

Metode permintaan informasi yang banyak dilakukan adalah dengan mengirimkan surat resmi

kepada lembaga publik tersasar. Permintaan turut mengujicoba ketersediaan sistem online yang telah

disediakan oleh PPID lembaga publik tertentu. Permintaan dengan menggunakan layanan online tersebut bertujuan untuk turut memeriksa kesiapan dan fungsi alat tersebut merespon permintaan

informasi. Upaya pengawalan permintaan informasi dilakukan dengan mendatangi langsung PPID

lembaga publik terkait atau tatap muka dan menggunakan sambungan telepon. Ketidakjelasan

alamat surat elektronik PPID di lembaga-lembaga publik tersasar menyebabkan tidak satupun

permintaan informasi disampaikan melalui media tersebut.

.:: Hal 81 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 83: Buruh Migran Menggugat

Gambar 18

Perbandingan Cara Meminta Informasi

Salah satu hambatan terbesar dalam proses permintaan informasi adalah belum tersedianya Pejabat

Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) di setiap badan publik. Mekanisme pengelolaan surat

masuk yang masih terpusat pada pimpinan lembaga, pada lembaga tertentu tidak sepenuhnya efektif

guna memberikan pelayanan atas permintaan informasi. Tanggapan atas permintaan informasi pada

lembaga-lembaga yang masih menerapkan metode tata kelola lama tersebut sangat tergantung

dengan faktor kepentingan dan kepemimpinan masing-masing lembaga. Artinya, dengan

membiarkan lembaga publik tetap berjalan tanpa PPID, maka tidak terdapat standar yang merata

dalam pelayanan informasi. Hal ini menyebabkan masyarakat akan kesulitan mengakses informasi

pada lembaga yang memiliki kepemimpinan tertutup.

Respon pihak Dinas Tenaga Kerja di Kabupaten Cirebon, Kuningan, Majalangka dan Indramayu

menunjukkan bahwa proses permintaan informasi yang disampaikan kepada badan publik yang

belum memiliki PPID sangat tergantung pada keputusan pimpinan lembaga. Surat permintaan

informasi diserhkan kepada pimpinan lembaga dan kemudian didisposisikan kepada pejabat

berwenang untuk dijawab. Model pelaksanaan seperti ini menyebabkan peminta informasi tidak

dapat menerima informasi secara tepat waktu karena harus menunggu pertimbangan pimpinan

lembaga. Di lain sisi, penolakan pemberian informasi dengan dalih tidak ada mekanisme yang

mengatur secara spesifik pada badan publik tersebut besar kemungkinannya terjadi.

.:: Hal 82 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 84: Buruh Migran Menggugat

Mengacu pada permintaan informasi yang dikirimkan, tercatat 53 permintaan informasi dikirimkan

kepada badan publik. Sejumlah 20 permintaan informasi memperoleh jawaban dari pihak lembaga

yang dituju dan 33 lainnya berstatus tidak dijawab atau diabaikan. Sebagian besar permintaan

informasi yang dijawab (80%) disampaikan secara tidak tepat waktu. Meski tidak tepat waktu,

sebagian besar lembaga publik tidak memberikan pemberitahuan status permintaan informasi.

Gambar 19

Perbandingan Waktu Menjawab

Persoalan PPID yang belum tersedia pada badan publik juga membuat permintaan informasi tidak

terdokumentasi. Tidak terdokumentasikannya permintaan informasi menyebabkan lembaga publik

mudah berkilah menyatakan penolakan adengan alasan tidak atau belum menerima permintaan

informasi. Ketidakjelasan pihak yang menerima menjadi salah fakta yang terjadi, seperti di Dinas

Tenaga Kerja Indramayu dan Majalengka. Akibat tidak ada pihak yang secara spesifik

bertanggungjawab atas permintaan informasi, peminta informasi tidak memperoleh kepastian pejabat

yang menangani, waktu pemberian informasi, bahksa status permintaan informasi tersebut.

.:: Hal 83 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 85: Buruh Migran Menggugat

Gambar 20

Perbandingan Lembaga Publik yang Memiliki PPID

Kekosongan PPID banyak terjadi pada lembaga di daerah, seperti Dinas Tenega Kerja di Banyumas,

Kuningan, Cirebon, Mejalengka, dan Indramayu. Berbeda dengan Dinas Ketenagakerjaan, BP3TKI

relatif lebih siap pada aspek penyiapan infrastruktur PPID. Pihak BNP2TKI telah melakukan

sosialisasi ke segenap BP3TKI pada Januari 201323. Meski demikian, respon atas permintaan informasi

di BP3TKI perlu dikonsultasikan dengan jajaran PPID di BNP2TKI. Meski telah memiliki PPID,

tidak berarti proses permintaan informasi yang disampaikan kepada BP3TKI dijawab tepat waktu.

Beberapa permintaan informasi dijawab terlambat oleh PPID BP3TKI, seperti jawaban yang diterima

oleh Pusat Sumber Daya Buruh Migran yang diperoleh setelah terlebih dahulu pihak BP3TKI

memanggil untuk dengar pendapat.

Kekosongan PPID juga terjadi pada Konsulat Jendral Republik Indonesia (KJRI) Hong Kong. Meski

menyatakan bahwa tugas pokok PPID ditangani oleh bagian informasi dan hubungan masyarakat,

namun fungsi tersebut tidak terbukti berjalan dengan baik. Permintaan informasi yang diajukan oleh

tim 11 BMI Hong Kong pada 10 Maret 2013, hingga laporan ini diternitkan (November 2013)

peminta informasi tidak menerima balasan dan jawaban apa pun.

Status permintaan informasi tersebut sekarang sudah diajukan sebagai sengketa di Komisi Informasi

Pusat. Kekosongan PPID pada KJRI membuat permintaan informasi berstatus tidak jelas. Pihak KJRI

23 Wawancara Kepala BP3TI Semarang dan Kabag Tata Usaha Usaha BP3TKI Yogyakarta

.:: Hal 84 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 86: Buruh Migran Menggugat

ketika dihubungi oleh Tim 11 saling lempat tanggungjawab. Salah satu jawaban yang diterima oleh

tim 11, yang menyatakan bahwa permintaan informasi baru akan dijawab setelah salah satu staff KJRI

kembali dari tanah air, menunjukkan bahwa ketergantungan pada staff tertentu masih tinggi.

Idealnya, permintaan informasi tersebut tetap dapat diproses tanpa kehadiran salah satu staff.

Faktanya, akhir Oktober 2013 permintaan informasi tersebut tidak kunjung mendapat respon.

Keberadaan PPID juga tidak sepenuhnya menyelesaikan persoalan akses informasi. PPID, pada

beberapa kasus, menunjukkan kinerja buruk. Mengacu pada gambar perbandingan ketepatan waktu

pemberian jawaban menunjukkan bahwa PPID masih belum bisa memenuhi standar operasional tata

kelola informasi publik. Pengamatan yang tertuju pada PPID Kemnakertrans menunjukkan bahwa

PPID belum mengerti sepenuhnya pokok tugas dan tanggung jawab yang diemban. Penunjukkan

tugas pun tidak jelas. PPID yang berada di ruangan perpustakaan Kemenakertrans ini dijaga oleh

petugas yang tidak begitu memahami KIP. Pelayanan tidak ramah dan saling lempar tanggungjawab

pun terjadi ketika SBMI mencoba memeriksa permintaan informasi secara langsung.

Kinerja tidak prima pada PPID Kemenakertrans ditunjukkan pula dengan dokumentasi pemberian

informasi. Kepada peminta informasi dari SBMI, petugas PPID menyatakan telah mengirimkan

jawaban melalui pos. Ketika ditanya salinan resi, petugas tersebut tidak dapat menujukkan kedua

bukti dokumen tersebut. Di lain sisi, pembukuan surat Dewan Pimppinan Nasional (DPN) SBMI

tidak pernah mencatat adanya surat masuk dari PPID Kemenakertrans24. Meski akhirnya DPN SBMI

menerima jawaban, fakta ini menunjukkan ketidakmampuan PPID Kemenakertrans untuk segera

merespon permintaan informasi publik yang mereka terima.

Persentase permintaan yang dijawab secara lengkap pun cukup kecil, yaitu 5% dari total 53

permintaan informasi. Informasi yang diberikan secara tidak lengkap tidak disisipi keterangan

spesifik. Informasi tersebut hanya tidak dijawab atau dihilangkan dari butir jawaban. Cara ini lebih

banyak dilakukan untuk butir pertanyaan menyangkut tata kelola keuangan dan data rinci persoalan

tertentu.

24 Wawancara Boby Alwi, Peminta Informasi dari DPN SBMI.

.:: Hal 85 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 87: Buruh Migran Menggugat

Gambar 21

Tabel Tanggapan Badan Publik Atas Permintaan Informasi Pegiat Buruh Migran

Bentuk respon lain yang diberikan kepada peminta informasi justru menyulitkan peminta Informasi.

Maizidah Salas, Pegiat SBMI Wonosobo yang meminta informasi seputar mekanisme pemulangan

jenazah TKI dari luar negeri ke Kementerian Luar Negeri (Kemlu) justru diminta ke Jakarta untuk

mendapatkan keterangan langsung. Respon ini bertentangan dengan prinsip penyediaan informasi

secara murah dan mudah yang diwajibkan oleh Undang-undang 14 Tahun 200825. Pemanggilan

peminta informasi yang berada di Wonosobo untuk ke Jakarta tentu menyulitkan peminta informasi.

Gambar 22

Cara Lembaga Publik Menjawab Permintaan Informasi

25 UU Nomor 14 Tahun 2008 Pasal 7, 9 dan 13.

.:: Hal 86 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 88: Buruh Migran Menggugat

Proses permintaan informasi berkembang seiring dengan temuan-temuan pada dokumen yang

diperoleh melalui uji informasi. Uji Informasi yang disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuagan (OJK),

Kantor Imigrasi, Kementerian Pendidikan Nasional, Kementerian Keuangan dan Kementerian

Kesehatan dilakukan mengingat kebutuhan spesifik yang berkembang.

Pengembangan permintaan informasi, salah satunya, mengacu pada kebutuhan advokasi yang

dilakukan oleh jaringan kerja ini. Advokasi terkait isu Kartu Tanda Kerja Luar Negeri (KTKLN)

adalah salah satu contoh pengembangan permintaan informasi berbasis isu yang dilakukan karena

kebutuhan advokasi langsung. Hasil uji informasi ini mampu menjadi bahan advokasi untuk

mencegah pencekalan BMI tanpa KTKLN yang dilakukan oleh imigrasi di beberapa bandar udara.

Pencekalan yang melanggar Undang-undang 14 Tahun 2011 tentang keimigrasian. Melalui hasil uji

informasi, KTKLN dinyatakan bukan sebagai persyaratan keimigrasian yang dapat digunakan untuk

mencegahtangkal (cekal) BMI ke luar negeri.

Gambar 23

Cuplikan Surat Jawaban KIP dari Kantor Imigrasi Kelas II Yogyakarta tentang KTKLN

.:: Hal 87 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 89: Buruh Migran Menggugat

C. Apakah Sistem Informasi Menjawab Kebutuhan Keterbukaan Informasi?

Salah satu persoalan penting dalam tata kelola keterbukaan informasi adalah ketersediaan media yang

secara cepat dan mudah diakses oleh publik untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Salah

satu pilihan utama, seiring berkembangnya teknologi berbasis internet, adalah penyediaan website

resmi masing-masing lembaga. Pada aspek ini, seluruh kementerian dan badan nasional yang menjadi

objek pemantauan telah memiliki sistem tersebut yang berupa website. Terdapat pula sistem PPID

online yang telah disediakan oleh Kemlu yang disebut sebagai “Gerbang Kemlu”.

Berbeda dengan di tingkat nasional, badan-badan publik di level Provinsi dan Kabupaten yang

menangani sektor migrasi ketenagakerjaan belum menyediakan sistem informasi berupa website.

Pelbagai persoalan disebut sebagai penyebab tidak adanya sistem informasi tersebut. BP3TKI yang

dinaungi oleh BNP2TKI menyatakan bahwa ketiadaan media tersebut disebabkan oleh keterbatasan

dana yang dimiliki. Menyikapi hal tersebut, BP3TKI di daerah menyerahkan pengelolaan informasi

pada website resmi BNP2TKI. Sementara, Dinas tenaga kerja di beberapa kabupaten tidak memiliki

alat kerja ini, seperti Cirebon, Banyumas, Cilacap, Malang, dan Majalengka.

Tabel Ketersediaan Website pada Lembaga Publik

No Lembaga Ketersediaan

Tersedia/Tidak

1 Kemenetrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tersedia (web)

2 BNP2TKI Tersedia (web)

3 Kementerian Luar Negeri Tersedia (web)

4 Konsulat Jenderal Republik Indonesia Hong Kong Tersedia (web)

5 BP3TKI Yogyakarta Tidak Tersedia

6 BP3TKI Semarang Tidak Tersedia

7 Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Banyumas Tidak Tersedia

8 Dinas Tenaga Kerja Majalengka Tidak Tersedia

9 Dinas Tenaga Kerja Cirebon Tidak Tersedia

10 Dinas Tenaga Kerja Indramayu Tersedia (blog)

11 Dinas Tenaga Kerja Kuningan Tersedia (blog)

.:: Hal 88 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 90: Buruh Migran Menggugat

Ketersediaan website tidak dapat sepenuhnya menjadi salah satu indikator keterbukaan informasi.

Ketersediaan media informasi ini sangat tergantung pada tata kelola masing-masing lembaga.

Penelusuran yang dilakukan pada website Kemenakertrans berikut Direktorat Pembinaan dan

Penempatan Tenaga Kerja (Binapenta); BNP2TKI; Kementerian luar Negeri dan KJRI Hong Kong

mengindikasikan masih lemahnya tata kelola informasi melalui media ini. Website Direktorat

Binapenta menjadi salah satu contoh buruknya tata kelola informasi publik melalui media website

yang telah tersedia (rincian lihat bab II). Media ini tidak saja minim informasi yang wajib disediakan

secara berkala, seperti informasi yang berkaitan dengan Badan Publik; informasi mengenai kegiatan

dan kinerja Badan Publik terkait; informasi mengenai laporan keuangan. Pembaharuan informasi

terakhir yang dilakukan oleh Badan Publik di bawah Kemenakertrans ini pada tahun 2010.

Website Binapenta juga tidak menyediakan informasi serta-merta, seperti suatu informasi yang dapat

mengancam hajat hidup orang banyak dan ketertiban umum. Contoh dari informasi serta merta yang

berkaitan dengan isu migrasi ketenagakerjaan adalah daftar hitam Pelaksana Penempatan Tenaga

Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) yang menjadi bagian tanggungjawab Direktorat ini.

Salah satu temuan penting dalam proses pemantauan ini terkait dengan penyediaan layanan PPID

online oleh Kemlu pada alamat www.ppid.kemlu.go.id. Layanan satu pintu PPID yang dibangun

oleh Kemlu ini tidak berfungsi. Ujicoba permintaan informasi yang dilakukan menggunakan

formulir pada sistem tersebut menunjukkan kegagalan fungsi teknologi tersebut. Sistem secara

otomatis memberikan pemberitahuan bahwa permintaan informasi telah diterima dan diproses oleh

PPID selambat-lambatnya 17 hari kerja. Faktanya, permintaan informasi yang disampaikan melalui

sistem tersebut tidak dijawab hingga batas akhir tersebut. Surat keberatan yang disampaikan oleh

Pratina Ikhtiarini, peminta informasi dari PSD-BM dibalas dengan pernyataan bahwa PPID Kemlu

belum menerima permintaan informasi tersebut.

.:: Hal 89 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 91: Buruh Migran Menggugat

Gambar 24

Contoh balasan otomatis yang diterima peminta Informasi

dari sistem formulir online di Website PPID Kemlu

Fenomena ini menunjukkan bahwa keterbukaan informasi tidak dapat semata ditunjukkan dengan

ketersediaan media atau teknologi yang termutakhir. Ketersediaan media harus diimbangi dengan

kesediaan lembaga publik untuk mengelola informasi, bersikap terbuka, dan konsisten dalam

melaksanakan peraturan negara yang mengharuskan keterbukaan informasi. Temuan paling

mencolok dari ketertutupan adalah nihilnya penyediaan laporan yang berkaitan dengan tata kelola

keuangan yang mencakup perencanaan dan implementasinya.

.:: Hal 90 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 92: Buruh Migran Menggugat

BAB VI

REKOMENDASI

Mengacu pada hasil pemantauan ini, beberapa rekomendasi secara spesifik disusun kepada masing-

masing badan publik. Rekomendasi ini disampaikan kepada Kementerian Tenaga Kerja dan

Transmigrasi (Kemenakertrans), Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja

Indonesia (BNP2TKI), Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Komisi Informasi Pusat dan

Organisasi/individu buruh migran. Rekomendasi terangkum sebagai berikut:

A. Kemnakertrans

1. Memperbaiki keseluruhan tata kelola dan pelayanan keterbukaan informasi publik dengan

mempersiapkan kelembagaan pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) yang

memenuhi standardisasi yang diatur dalam Undang-undang nomor 14 Tahun 2004,

Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2010 dan Peraturan Komisi Informasi lainnya.

2. Mengimplementasikan Keterbukaan informasi secara penuh dengan menjadikan kelembagaan

PPID sebagai bagian terintegerasi dengan kinerja dan tata layanan yang menjadi

tanggungjawab Kemnakertrans.

3. Menyediakan mekanisme khusus uji konsekuensi atas dokumen atau informasi yang

dikecualikan melalui Keputusan Menteri Nomor Kep. 218/ MEN/ VIII/ 2012 tentang

pelayanan informasi publik di kementerian tenaga kerja dan transmigrasi.

4. Memperbaiki kinerja tata kelola informasi melalui media resmi kementerian, seperti website,

agar dapat memenuhi standar keterbukaan informasi yang proaktif dan memenuhi aspek

kebutuhan informasi bagi buruh migran dan pihak lain yang turut menjadi kelompok

pemanfaat pelayanan.

5. Memberikan dukungan percepatan implementasi keterbukaan informasi pada jajaran Dinas

Tenaga Kerja di tingkat Provinsi dan Kabupaten;

6. Menyediakan layanan khusus informasi melalui website yang dapat diakses dengan mudah

terkait dengan pelayanan publik sektor migrasi ketenagakerjaan, seperti kajian dan evaluasi

keberadaan PPTKIS dan implementasi penerapan asuransi untuk BMI

.:: Hal 91 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 93: Buruh Migran Menggugat

B. Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI)

1. Memperbaiki kinerja PPID dalam pelayanan permintaan informasi publik dengan

membentuk sistem pengawasan khusus atas kinerja PPID;

2. Memperbaiki tata kelola saluran informasi melalui media website BNP2TKI sehingga lebih

mudah diakses oleh Buruh Migran Indonesia (BMI), terutama dengan penyediaan secara

lengkap jenis informasi pokok yang dibutuhkan oleh BMI terkait dengan proses penempatan

dan pelayanan langsung kepada BMI;

3. Mengkaji kembali isi Keputusan Kepala Badan Nomor KEP: 100/KA/X/2012 tentang Daftar

Informasi yang dikecualikan di lingkungan BNP2TKI mengingat terdapat pengecualian

yang bertentangan dengan UU Nomor 14 Tahun 2004;

4. Menyediakan mekanisme uji konsekuensi atas pengecualian jenis informasi yang diatur dalam

Keputusan Kepala Badan Nomor KEP: 100/KA/X/2012 tentang Daftar Informasi yang

dikecualikan di lingkungan BNP2TKI;

5. Memberikan dukungan kepada jajaran Badan Pelayanan Penempatan dan Perlindungan

Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) untuk penguatan kapasitas Pejabat Pengelola Informasi dan

Dokumentasi (PPID) dan pengelolaan mandiri saluran informasi publik di setiap daerah

mengingat keragaman kebutuhan informasi di daerah yang perlu difasilitasi;

6. Mengkaji kembali dan mencabut informasi salah yang disampaikan terkait dengan ancaman

pidana yang melekat pada BMI tanpa KTKLN;

C. Kementerian Luar Negeri

1. Mempercepat implementasi keterbukaan informasi publik di semua lembaga publik di bawah

naungan Kementrian Luar Negeri (Kemlu) dengan pemerataan pembentukan institusi Pejabat

Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) di lingkungan Kedutaan dan Konsulat Jenderal

Indonesia di luar negeri, khususnya di negara-negara penempatan TKI;

2. Mengevaluasi kinerja PPID di Jajaran Kemlu dan memastikan adanya pengawasan serta

supervisi dalam pengelolaan kelembagaan PPID;

3. Mengefektifkan ruang koordinasi antara PPID Kemlu dan jajaran pejabat Kedutaan dan

Kosulat di luar negeri untuk mempercepat proses dan pemenuhan kewajiban keterbukaan

.:: Hal 92 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 94: Buruh Migran Menggugat

informasi publik sesuai dengan UU nomor 14 Tahun 2008;

4. Mengevaluasi dan memperbaiki tata pelayanan informasi melalui media resmi Kemlu,

Kedutaan dan Konsulat di luar negeri agar memenuhi standar pelayanan keterbukaan

informasi publik;

D. Komisi Informasi Pusat

1. Memperkuat pengawasan atas kinerja keterbukaan informasi publik pada lembaga-lembaga

publik yang mengelola sektor migrasi ketenagakerjaan dalam memberikan pelayanan

informasi kepada publik secara luas;

2. Mengawasi dan memberikan masukan atas surat keputusan mengikat yang diterbitkan oleh

lembaga publik terkait dengan pengecualian informasi;

E. Buruh Migran dan Elemen Masyarakat Sipil Lain

1. Memperbanyak upaya untuk mendorong keterbukaan informasi di sektor migrasi

ketenagakerjaan baik di nasional, daerah, maupun pada badan publik di luar negeri;

2. Mempertimbangkan penggunaan metode permintaan informasi sebagai salah satu metode

guna mendukung advokasi menyeluruh berbasis data untuk perbaikan tata kelola pelayanan

dan perlindungan BMI.

.:: Hal 93 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 95: Buruh Migran Menggugat

BAB V

RAGAM CATATAN

PENGETAHUAN DAN TESTIMONI

Ketika BMI Hong Kong Menuntut Keterbukaan

Oleh: Fera Nuraini, BMI Hong Kong

Buruh migran yang tersebar di berbagai negara dan menjadi sumber devisa bagi negara Indonesia

sering sekali menjadi objek pemerasan, entah oleh calo bahkan oleh pemerintah sendiri. Kartu Tanda

Kerja Lur Negeri (KTKLN) adalah salah satu contoh yang menjadi isu hangat. Tentang cara

pengurusan KTKLN dan fungsi KTKLN itu sendiri bagi BMI. Banyak BMI yang saat mengurus

KTKLN dikenai biaya jutaan lebih, tapi ada juga yang tidak membayar sama sekali.

Kurangnya informasi menjadikan BMI kebanyakan hanya merujuk berdasarkan "katanya" saat

berhadapan dengan pihak pemerintahan atau badan publik. Pun juga di Hong Kong, tempat di mana

150.000 lebih buruh migran bekerja di sektor rumah tangga.

Bulan Februari 2013, BMI Hong Kong mendapat kesempatan untuk mengenal apa itu Undang-

Undang No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik yang dibawa oleh pegiat buruh

migran dari Yogyakarta dan Jakarta ke Hong Kong. Sebagai BMI yang yang masih menjadi WNI,

kita punya hak yang sama untuk meminta informasi yang kita butuhkan ke badan publik. Dalam hal

ini yang sering berhubungan dengan buruh migran adalah KJRI Hong Kong, sebagai perwakilan RI

yang berada di Hong Kong, Kementrian Tenaga Kerja, pihak Asuransi, Bea cukai bandara dan

BNP2TKI.

Terbentuklah tim yang dinamai Tim 11 yang bertugas mengirim surat ke badan publik yang telah

.:: Hal 94 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 96: Buruh Migran Menggugat

kita pilih bersama yakni KJRI Hong Kong, BNP2TKI dan Bea Cukai. BMI Hong Kong mengirim

surat kepada KJRI Hong Kong sebanyak 5 surat dengan pengirim surat yakni 5 BMI dari Tim 11 ini.

Surat dikirim pada tanggal 10 Maret 2013, antara lain:

1. Permohonan informasi pelayanan publik KJRI di Hong Kong

2. Permohonan informasi pelayanan publik penanganan buruh migrant KJRI di Hong Kong

3. Permohonan informasi pelayanan publik tentang pengawasan agency

4. Permohonan informasi struktur pelayanan KJRI di Hong Kong

5. Permohonan informasi public perlindungan pekerja migran KJRI di Hong Kong

Jarak 2 Minggu, Tim 11 menanyakan ke KJRI dengan menelepon beberapa stafnya, ada yang

menganggat telepon, dan ada yang tidak mengangkat telpon, bahkan ada staf KJRI yang sama sekali

tidak tahu-menahu soal surat yang Tim 11 kirim.

Karena sampai batas waktu yang telah ditentukan sesuai dengan UU KIP surat tersebut tidak

mendapatkan respon, TIM 11 pun mengirimkan surat keberatan ke KJRI pada tanggal 7 April 2013.

Saat tim 11 menghubungi lagi KJRI, jawaban mereka pun masih sama, tidak tahu menahu-nahu soal

surat tersebut. KJRI terkesan menyepelekan permintaan informasi yang dikirim tim 11.

Selain KJRI, surat juga dikirim ke BNP2TKI untuk meminta informasi tentang penerbitan KTKLN

yang meskipun mendapat balasan tetapi balasan tersebut belum memuaskan. Pun juga dengan surat

yang dikirim ke pihak bea cukai.

BMI yang mendapat julukan pahlawan devisa selama ini masih dinilai sebagai orang kelas bawah dan

tidak tahu apa-apa. Tetapi pergerakan berorganisasi yang dimiliki BMI Hong Kong sering menjadi

contoh bagi BMI di negara lain.

Pun juga dalam pemanfaatan UU KIP di mana Hong Kong menjadi negara pertama kali yang

.:: Hal 95 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 97: Buruh Migran Menggugat

memanfaatkan Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik bagi buruh migran. Respon positif

diterima BMI Hong Kong saat mengirim surat ke BNP2TKI dan Beacukai, tetapi tidak dengan KJRI

Hong Kong sebagai wakil pemerintahan yang berada di Hong Kong.

Mungkin karena KJRI Hong Kong belum punya PPID yang berkewajiban membalas surat tersebut.

Tapi bagaimana pun, informasi yang kami minta sangat penting bagi kelangsungan BMI baik yang

telah bekerja di Hong Kong maupun yang akan berangkat kerja ke Hong Kong.

Contoh nyata adalah pengawasan terhadap agency yang mencakup nama-nama agency yang telah

kena blacklist atau daftar hitam. BMI berhak tahu nama agen yang nakal sehingga bisa memilih saat

mencari majikan baru atau saat proses kontrak baru tidak akan salah masuk ke agen yang terkena

blacklist tetapi masih beroperasi. Alasan lain karena BMI Hong Kong tidak dijinkan untuk mengurus

kontrak mandiri sehingga mau tidak mau tetap harus berhubungan dengan agen.

Besar harapan kami bahwa surat-surat yang kami kirim tidak hanya mampir di meja staff lalu

terbuang sia-sia karena surat tersebut sangatlah penting bagi BMI Hong Kong. Harapan lain adalah

bahwa meskipun buruh migran, kita tetap berhak meminta informasi yang kita butuhkan ke badan

publik dan berharap mendapat jawaban sesuai dengan pertanyaan yang kami ajukan.

Mari manfaatkan UU KIP demi kemajuan bersama bagi buruh migran.

.:: Hal 96 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 98: Buruh Migran Menggugat

Membuka Kotak Hitam Penempatan

BMI Melalui Akses Informasi

Oleh: Ahmad Rovahan, Jingga Media Cirebon

Ketika diajak untuk bergabung dalam program kegiatan keterbukaan Informasi Publik ada rasa

tantangan tersendiri tentang sejauh mana kesiapan pemerintah dalam mengaplikasikan UU No 14

tahun 2008 ini. Rasa tertantang Saya timbul karena di Cirebon, spanduk dan beberapa alat peraga

informasi lainnya banyak tersebar dan menginformasikan kepada masyarakat untuk memanfaatkan

UU KIP untuk mendapatkan informasi dengan jelas.

Selain itu, beberapa kali sosialisasi yang diberikan oleh pemerintah terkait UU KIP ini terkesan

mewah dan glamor, karena diselenggarakan di Hotel berbintang di Cirebon. Kondisi ini juga yang

menantang Saya apakah pemerintah benar-benar menyosialisasikan UU KIP ini agar masyarakat

memanfaatkannya, atau sosialisasi tersebut hanya program semata untuk menghabiskan anggaran

semata?.

Pemerintah Daerah Belum Siap Laksanakan KIP

Informasi yang Saya cari dengan menggunakan UU KIP adalah informasi tentang Buruh Migran

yang ada di wilayah III Cirebon (Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan). Cirebon dan

sekitanya merupakan salah satu wilayah kantung buruh migran Jawa Barat bahkan Indonesia. Dalam

data yang dirilis BNP2TKI, Cirebon masuk dalam wilayah 10 besar pengirim Buruh Migran.

Banyaknya warga yang menjadi Buruh Migran, sudah barang tentu permasalahan yang dihadapi juga

cukup banyak dan beragam. Beberapa permasalahan yang dihadapai oleh Buruh Migran, salah

satunya adalah informasi yang kurang sempurna dan juga sulitnya mendapatkan informasi tentang

mekanisme keberangkatan yang aman.

.:: Hal 97 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 99: Buruh Migran Menggugat

Lembaga Daerah Tidak Memiliki Website Resmi

Salah satu indikasi dari ketidaksiapan pemerintah daerah dalam melaksanakan keterbukaan Informasi

adalah tidak dimilikinya website pribadi Dinas. Seperti Dinas tenaga Kerja dan transmigrasi. Dari

empat daerah (Cirebon, Indramayu, Kuningan dan Majalengka) hanya dua daerah yang memiliki

website pribadi dan itupun dengan kemasan yang sangat sederhana dan tidak banyak memberikan

informasi penting bagi masyarakat.

Saat ini, lembaga pemerintahan terendah di Indonesia saja (baca Desa) sudah banyak memiliki

website dan sadar akan pentingnya pusat informasi yang terkoneksi dengan internet tersebut. Dengan

adanya website, masyarakat akan lebih mudah mencari informasi yang dibutuhkan.

Yang lebih mengecewakan, beberapa Dinas Tenaga Kerja di Wilayah III Cirebon yang memiliki

webste, hanya menggunakan website gratisan (blog) yang minim konten dan dengan kemasan yang

sangat sederhana dan tidak menarik untuk dilihat. Selain itu, hampir di Website Dinas tersebut hanya

lebih menonjolkan kepengurusan dan program kerja dibandingkan dengan informasi yang

dibutuhkan oleh masyarakat. Bahkan, website yang dimiliki oleh Dinas tenaga kerja tersebut terlihat

update tahunan, karena data terakhir terposting tercatat pada tahun 2011.

Disnakertrans Wilayah III Cirebon Tidak Memiliki PPID

Bukti lain ketidaksiapan Disnakertrans di Wilayah III Cirebon dalam melaksanakan amanat Undang-

Undang KIP dan sesuai dengan aturan yang ditetapkan adalah, Disnakertrans di wilayah III Cirebon

tidak memiliki Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID). Sehingga ketika masyarakat

meminta informasi sesuai dengan UU KIP, proses yang akan dilalui cukup berbelit dan memakan

waktu. Sebagai contoh, ketika Saya meminta informasi di Disnakertrasn Kabupaten Cirebon, staf

dinas tidak mengerti tentang PPID dan mengatakan bahwa di Disnakertrans Cirebon belum memiliki

PPID. Semua surat yang masuk ke Dinas dalam rangka meminta informasi, akan diarahkan kepada

Kepala Dinas. Segala keputusan, akan ditentukan oleh Kepala Dinas.

.:: Hal 98 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 100: Buruh Migran Menggugat

Selain itu, ketika Saya mengubungi 3 Disnakertrans selain Cirebon pun hampir serupa. Ketika

ditanyakan mengenai PPID, kesemuanya hampir mengatakan tidak mengerti. Ini membuktikan

bahwa sosialisasi UU KIP yang diberikan oleh pemerintah daerah setempat sedikit kurang tepat.

Seharusnya, pengenalan tentang UU KIP dimantapkan terlebih dahulu di lingkungan Pemerintah

Daerah dan Dinas-Dinas yang dinaunginya, sehingga permasalahan ini (ketidakpahaman soal KIP

dan PPID) tidak terjadi.

Respon Atas Permintaan Informasi

Ketidaksiapan lainnya, terlihat dari proses jawaban yang diberikan oleh Dinas Daerah dalam

memberikan jawaban. Seluruh surat permintaan Informasi yang ditujukan kepada 4 Disnakertrans di

Wilayah III Cirebon tidak mendapatkan respon yang bagus.

Saat itu, saya mengirimkan satu surat secara langsung dan tiga surat melalui jasa pengiriman. Semua

permintaan informasi yang saya kirimkan tidak mendapatkan tanggapan hingga satu bulan lebih.

Ketika mencoba menghubungi 4 Dinas tersebut, ada yang mengatakan belum di setujui oleh Kepala

Dinas, ada yang mengatakan dalam proses, mengaku tidak menerima surat dan nomer telepon dinas

yang tercantum dalam website tidak bisa dihubungi.

Karena tidak mendapatkan respon yang cukup bagus dan sudah melewati batas waktu yang

ditentukan UU KIP, Saya kemudian mengirimkan surat keberatan kepada empat Disnakertrans

tersebut. Setelah adanya surat keberatan yang dikirimkan, tanggapan mulai berdatangan. Satu dinas

mengirimkan jawaban melalui jasa pengiriman, satu dinas meminta Saya mengambil langsung

jawabannya, satu dinas hanya menelepon dan satu dinas lagi masih tetap mengaku tidak menerima

surat. Analisa Saya, keempat dinas ini masih belum terbiasa dengan permintaan informasi yang

dilakukan oleh masyarakat. Apalagi yang berkaitan dengan data dan cukup merepotkan mereka.

Sehingga, ketika ada surat permintaan yang masuk, hanya dianggap angin lalu dan tidak ditanggapi

serius. Namun, setelah surat keberatan dengan mencantumkan UU KIP dan ketentuan proses

sengketa yang dapat ditempuh di Komisi Informasi, baru badan publik memberikan tanggapan.

.:: Hal 99 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 101: Buruh Migran Menggugat

Hambatan Keterbukaan Informasi

Hambatan yang dihadapi dalam permintaan informasi adalah ketidaksiapan lembaga yang diminta

informasi. Ketidaksiapan tersebut dilihat dari beberapa informasi yang sudah dituliskan di atas, seperti

belum memiliki PPID, tidak memiliki website, dan jarak yang cukup jauh sehingga harus

menggunakan jasa pengiriman. Tidak dimilikinya PPID di Disnakertrans wilayah III Cirebon,

menjadikan proses jawaban sangat terlambat, karena menunggu intruksi dari Kepala Dinas. Selain itu,

Dari pengalaman yang Saya lakukan, tanggapan yang diberikan dinas yang dimintai informasi

melalui jasa pengiriman dengan secara langsung cukup berbeda. Ketika bertemu secara langsung,

peminta informasi bisa memastikan surat sudah diterima dan bisa terus meminta perkembangan dan

alasan dari keterlambatan jawaban. Selain itu, peminta informasi bisa melihat secara langsung

tanggapan yang diberikan oleh badan publik yang didatangi saat merespon permintaan informasi

yang diminta.

Sedangkan pada surat permintaan informasi yang dikirimkan melalui jasa pengiriman, Saya hanya

bisa berkomunikasi melalui telepon. Selain itu, ada Dinas yang selalu memberikan jawaban belum

menerima surat permintaan, kondisi ini sulit dibuktikan, karena tidak kita sampaikan secara langsung.

Padahal, sesuai dengan data dan nomor resi yang kami minta di jasa pengiriman, surat kami sudah

diterima lembaga tersebut.

Hambatan lain ketika akan meminta informasi pada lembaga yang berada di luar daerah adalah

alamat kantor lembaga tersebut. Ketika hendak mengirimkan surat permintaan, kami sempat

terkendala alamat beberapa Disnakertrans yang tidak memiliki website. Bahkan, pada website resmi

pemerintah daerahnya pun tidak tercantum alamat Dinas tersebut.

Pemanfaatan Hasil Uji Informasi di Cirebon

Data yang Kami terima dari beberapa lembaga yang terkait dengan Buruh Migran, Kami sebarkan

kepada lembaga-lembaga yang konsen dalam pendampingan buruh migran di wilayah Cirebon dan

sekitarnya, seperti Mawar Balqis, SBMI Cirebon, Fahmina, dan lain-lain. Data ini cukup membantu,

karena banyak informasi yang dibutuhkan oleh lembaga-lembaga tersebut untuk kembali

.:: Hal 100 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 102: Buruh Migran Menggugat

diinformasikan kepada masyarakat. Seperti halnya, data PPTKIS yang legal, dihapus dan habis masa

izinnya. Data ini cukup membantu masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam memilih PPTKIS

ketika akan menjadi buruh migran. Data yang kami dapatkan juga yaitu data jumlah Buruh Migran

asal wilayah III Cirebon dan beberapa nama buruh migran yang terkena masalah. Data ini kami

sebarkan juga untuk bisa memberikan dorongan bersama kepada pemerintah pusat dan daerah dan

membuktikan banyaknya warga wilayah III Cirebon yang mengadu nasib di luar negeri. sehingga,

sudah seharusnya pemerintah memberikan perlindungan secara maksimal untuk para warganya, baik

ketika berada di dalam negeri maupun di luar negeri.

Dari data buruh migran yang bermasalah, kami juga melihat prosentase jenis pekerjaan yang sering

mendapatkan masalah. Dilihat dari data yang kami terima, Pekerja rumah Tangga (PRT),

mendominasi buruh migran asal wilayah III Cirebon yang bermasalah di luar negeri. Data ini juga

seharusnya menjadikan tolok ukur kepada PPTKIS untuk meberikan pelatihan keahlian (skill) secara

maksimal kepada para calon buruh migran dan juga mengarahkan masyarakat untuk lebih memilih

pekerjaan formal dibanding informal.

Permintaan Informasi di Lembaga Pemerintahan Pusat

Dua lembaga Pemerintah Pusat yang berada di Jakarta yang kami mintai informasi adalah

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, serta Badan Nasional Penempatan dan Pemulangan

Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI). Keduanya memang memberikan jawaban atas permintaan yang

kami minta, namun jawaban yang diberikan oleh Kemenakertrans sangat sederhana dan tidak rinci,

jauh dibandingkan yang kami terima dari PPID BNP2TKI. Selain itu, dari data yang kami terima

terlihat ada perbedaan jumlah. Seperti halnya jumlah tenaga kerja asal Cirebon, yang dicantumkan di

Kemenakertrans, BNP2TKI dan Disnakertrans Cirebon masing-masing berbeda. Perbedaan ini

terlihat merupakan hal yang sepele, tetapi kalau kita cermati lebih dalam, perbedaan data ini

menunjukkan tata kelola data migrasi yang masih karut marut dan tidak sinergis, serta data tidak

terhubung antar satu badan publik dengan badan publik lain. Karut marut dan tidak jelasnya data

migrasi bisa dipastikan mempersulit kerja-kerja pemerintah dalam melakukan pemantauan terhadap

jutaan BMI di luar negeri.

.:: Hal 101 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 103: Buruh Migran Menggugat

Website PPID Kemlu Tak Bisa Diandalkan

Oleh: Pratina Ikhtiarini, Pegiat PSD-BM

Awal bulan Juni ini (03/06/13), Pusat Sumber Daya Buruh Migran (PSD-BM) menerima surat

balasan dari Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Kementerian Luar Negeri

(Kemlu). Surat balasan tersebut terkait dengan surat keberatan atas permintaan informasi yang tidak

dijawab. PSD-BM yang diwakilkan oleh Pratina Ikhtiyarini, memang telah mengirimkan surat

keberatan pada PPID Kemlu sekitar dua minggu lalu. Sayangnya, surat balasan yang diterima melalui

email, tidak memberikan jawaban-jawaban atas informasi yang diminta.

Email dengan alamat [email protected] itu justru mengabarkan, bahwa surat permintaan

informasi yang dikirim oleh PSD-BM pada 10 April 2013 (melalui website PPID Kemlu) tidak

pernah diterima. Padahal dalam proses pengiriman permintaan informasi itu, PSD-BM juga telah

menerima konfirmasi surat terkirim dari mesin penjawab PPID Kemlu. Berikut adalah bukti surat

konfirmasinya:

Tanggapan yang diberikan oleh PPID Kemlu, tentu menimbulkan kecurigaan. Pertama, apakah

.:: Hal 102 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 104: Buruh Migran Menggugat

PPID Kemlu sengaja tidak membalas semua permintaan informasi yang dikirm melalui email? Kedua,

apakah website layanan PPID Kemlu tidak berfungsi? Hal ini bisa dilihat, dari susahnya akses untuk

bisa memasuki alamat [email protected]. Akses layanan PPID Kemlu, jika dilihat melalui

mesin pencarian Google justru beralamat di ppid.kemlu.go.id.

Melalui artikel ini, PSD-BM memaparkan bahwa layanan PPID Kemlu melalui internet tidak bisa

diandalkan. Maka untuk menghindari pembuangan waktu yang lama, kami menyarankan pada

seluruh pegiat buruh migran agar mengirim langsung surat permintaan informasi melalui pos. Surat

bisa dikirm dengan alamat: Direktur Informasi dan Media/ PPID Kementerian Luar Negeri, Jalan

Pejambon Nomor 6 Gedung Utama Lantai 10, Jakarta Pusat 10110, atau melalui fax dengan nomor

021.3857316.

.:: Hal 103 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 105: Buruh Migran Menggugat

Akses Informasi tak Semata Mengacu pada UU KIP:

Bincang KIP Bersama Mujtaba Hamdi26

Oleh: Nisrina Muthahari, Pegiat PSD-BM

Bahasan mengenai Keterbukaan Informasi Publik (KIP) lama tak dimunculkan. Sebagai upaya agar

teman-teman buruh migran tidak lupa, kali ini tim redaksi memuat hasil wawancara kontributor

www.buruhmigran.or.id dengan Mujtaba Hamdi tentang hakikat dari adanya UU KIP Nomor 14

Tahun 2008. Laki-laki yang akrab disapa Taba ini adalah salah satu pegiat buruh migran yang

berkegiatan di lembaga Media Link Jakarta. Pengalaman Taba dalam urusan KIP sudah tidak

diragukan lagi. Dirinya pernah menjadi fasilitator diskusi Tim 11 KIP di Hong Kong dan menjadi

pembicara dalam acara Lokakarya Hasil KIP BMI.

Berbicara mengenai KIP, Taba berpendapat bahwa substansi perolehan informasi itu adalah suatu

yang fundamental. Hal ini tidak berlebihan, karena Indonesia sendiri menjunjung paham demokrasi

di mana keterbukaan informasi adalah hak tiap individu. KIP juga memiliki fungsi sebagai akses

untuk mengontrol kinerja pemerintah. Maka dari itu, sudah menjadi keharusan bagi seluruh badan

publik di Indonesia untuk membuka informasi kepada masyarakat.

Namun demikian, masih banyak badan publik yang belum sadar untuk membuka akses informasi

pada masyarakat. “Watak birokrasi di Indonesia itu belum terdemokrasi. Inilah yang menjadi

sandungan keterbukaan informasi bagi masyarakat,” jelas Taba. Bebalnya birokrasi tentu bukan akhir

dari segalanya. Menurut laki-laki yang sedang menyelesaikan studi S2 di Antropologi Universitas

Indonesia ini , ada banyak jalan untuk mendapat informasi. Salah satunya melalui keberadaan

komunitas dan organisasi non pemerintahan. “Perkumpulan masyarakat di berbagai daerah Indonesia

yang membentuk kelompok/ komunitas bisa dimanfaatkan. Mereka bisa bergerak bersama menuntut

26 Mujtaba Hamdi, Pegiat Media Lintas Komunitas (Medialink) Jakarta

.:: Hal 104 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 106: Buruh Migran Menggugat

keterbukaan informasi. Setidaknya, regulasi macam itu ditempuh agar ada status hukum dan

kesamaan hak yang jelas dalam hal informasi,” paparnya.

Bagi Taba, kekuatan masyarakat yang terorganisir dalam memperjuangkan hak informasi lebih

efektif. “Kalau perjuangan hak informasi hanya dilakukan oleh segelitir komunitas saja, pemerintah

akan abai dalam meresponnya. Namun bila komunitas masyarakat disatukan sesuai kepentingan, misal

buruh migran dan keluarganya se-Indonesia, maka pemerintah pasti akan bertindak,” tutur Taba

yang sedang melanjutkan pendidikan di Universitas Indonesia.

Berbincang masalah teknis dalam meminta informasi ke badan publik, Taba juga mengingatkan pada

masyarakat khususnya BMI untuk tidak terpaku pada UU KIP saja. “Kadang minta informasi pakai

jalur KIP, proseduralnya panjang dan terhambat sistem. Maka dari itu, adanya UU pendukung terkait

informasi bisa dimanfaatkan,” paparnya. UU pendukung yang dimaksud Taba misalnya UU

pemerolehan informasi seperti UU tentang pers dan penyiaran.

Sesi terakhir wawancara, Taba menyampaikan pesan pada BMI untuk terus semangat dalam

memperjuang hak informasi. Hal ini menjadi kebutuhan primer bagi tiap buruh migran. Dia

berpendapat, banyaknya kasus kekerasan yang menimpa BMI salah satunya bermuara dari mampatnya

akses informasi.

.:: Hal 105 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 107: Buruh Migran Menggugat

Kemenakertrans dan KJRI Hong Kong Abaikan UU KIP?

Fathulloh, Pegiat PSD-BM

Melalui prosedur Undang-undang No.14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU

KIP) Pusat Sumber Daya Buruh Migran (PSD-BM) bersama Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI)

di Malang, Wonosobo, dan Indramayu, LAKPESDAM NU Cilacap, Infest Yogyakarta, Paguyuban

Buruh Migran dan Perempuan Seruni Banyumas, Serikat Paguyuban Petani Qoryah Thoyyibah

(SPPQT) Salatiga, LBH Yogyakarta, dan Jingga Media Cirebon, sejak 26 Januari 2013 telah

merancang gerakan permintaan informasi publik.

Gerakan serupa, dikembangkan organisasi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Hong Kong yang

tergabung dalam Tim 11, seperti Asosiasi Tenaga Kerja Indonesia (ATKI), Indonesian Migrant

Workers Union (IMWU), Persatuan BMI Tolak Overcharging (PILAR), dan Liga Pekerja Migran

Indonesia (LIPMI). Jejaring organisasi TKI baik di Indonesia dan Hong Kong meminta hak

informasi dengan cara mendatangi dan mengirim surat kepada badan-badan publik terkait tata kelola

penempatan dan perlindungan TKI.

Terhitung hingga Mei 2013, sebanyak 40 surat dengan 150 lebih jenis permintaan informasi telah

dikirim ke badan-badan publik seperti Kemeterian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans)

dan unit kerja turunannya di daerah, Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja

Indonesia (BNP2TKI) dan unit kerja turunannya di daerah, Kementerian Luar Negeri (Kemlu),

Dirjen Imigrasi, dan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Hong Kong.

Permintaan informasi ditanggapi beragam oleh lembaga-lembaga pemerintah tersebut. BNP2TKI

misalnya, meskipun beberapa permintaan informasi belum dipenuhi, Pejabat Pengelola Informasi dan

Dokumentasi (PPID) BNP2TKI tetap melayani permintaan informasi dan berupaya memberikan

beberapa dokumen yang diminta pemohon. Kementerian Hukum dan HAM yang menerima surat

permintaan informasi dari Muhammad Irsyadul Ibad, Koordinator PSD-BM, menyikapi dengan

.:: Hal 106 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 108: Buruh Migran Menggugat

meneruskan surat permintaan informasi tentang pencekalan TKI kepada Dirjen Imigrasi dan beberapa

hari kemudian Dirjen Imigrasi membalas.

Sementara beberapa badan publik mulai menanggapi permintaan informasi dari komunitas TKI,

Kemenakertrans dan KJRI Hong Kong yang menerima surat sejak Februari hingga April 2013 tidak

kunjung memberi jawaban. Baru memasuki Mei 2013 Jingga Media, SBMI Wonosobo, DPN SBMI,

dan beberapa pegiat lain menerima jawaban dari Kemenakertrans. Meskipun sudah menjawab

beberapa surat, mayoritas surat yang lain belum dijawab oleh Kemenakertrans, hingga beberapa pegiat

mengirim lagi surat keberatan kepada atasan PPID Kemenakertrans.

Lain Kemenakertrans, lain pula KJRI Hong Kong, jika Kemenakertrans mulai menjawab beberapa

surat (meskipun sangat lambat/di luar ketentuan UU KIP 10 hari kerja + 7 hari kerja untuk

tambahan), KJRI Hong Kong seolah mengabaikan mandat UU KIP, tak ada satu pun surat dari

beberapa TKI Hong Kong yang dibalas. Bahkan surat keberatan yang sudah dikirim sejak 7 April

2013 pun diabaikan.

“Dari sikap Kemenakertrans dan KJRI Hong Kong, publik bisa melihat, jika secara prosedural yang

diatur di UU KIP saja permintaan informasi TKI mereka abaikan, bagaimana dengan hak informasi

TKI yang seharusnya diberikan tanpa diminta?, lebih jauh, jika kedua lembaga tersebut tertutup,

maka jangan salahkan publik, jika menaruh ketidakpercayaan (distrust) atas berbagai kinerja

perlindungan terhadap TKI.” tutur Anwar Ma’arif, Sekjen DPN SBMI.

Kini surat yang telah memasuki masa tunggu dalam prosedur KIP, akan diproses untuk diajukan

sengketa informasi ke Komisi Informasi. Tim 11 di Hong Kong sudah menyiapkan kronologi dan

akan melakukan gugatan sengketa informasi kepada KJRI Hong Kong. Senada dengan rencana

tersebut, Ahmad Alamsyah Saragih, Komisioner Subkomisi Informasi Pertahanan dan Keamanan

dalam konferensi pers bersama PSD-BM (24/04/13) di Jakarta, mengatakan bahwa Komisi Informasi

akan mempersiapkan mekanisme sidang gugatan jarak jauh, memanfaatkan teknologi konferensi

video (streamming) untuk memproses sengketa informasi dari WNI di luar negeri.

.:: Hal 107 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 109: Buruh Migran Menggugat

Pernyataan Keberatan dan Sengketa KIP untuk Kemlu

Pratina Ikhtiyarini

Permintaan informasi kepada badan-badan publik pemerintah, terkait Buruh Migran Indonesia (BMI)

masih terus dipantau. Kabar terakhir tentang permintaan informasi, datang dari Infest Yogyakarta

yang mengirimkan surat pernyataan keberatan tentang permintaan informasi yang ditujukan pada

Kementerian Luar Negeri (Kemlu). Surat permintaan informasi yang dikirim sejak 10 April 2013 lalu,

hingga saat ini masih belum mendapat tanggapan. Sementara itu, BMI di Hong Kong yang

tergabung dalam Tim 11 juga sedang mempersiapkan surat persengketaan yang ditujukan pada KJRI

Hong Kong dan Kemlu beserta jajaran di bawahnya.

Formalitas Website PPID Kemlu

Kemlu sendiri memiliki PPID yang dikelola secara online melalui websitenya di

www.ppid.kemlu.go.id. Melalui alamat tersebut, masyarakat bisa meminta informasi apapun yang

berhubungan dengan Kemlu. Infest Yogyakarta yang diwakilkan oleh Pratina Ikhtiyarini, sempat

mengirimkan beberapa jenis permintaan informasi melalui website Kemlu.

.:: Hal 108 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 110: Buruh Migran Menggugat

Adapun jenis informasi yang diminta adalah sebagai berikut:

1. Apa saja kewenangan Kemlu, terkait proses penempatan dan perlindungan TKI yang bekerja

di luar negeri.

2. Daftar negara-negara penempatan TKI yang belum memiliki Mandatory Notification

Consuler (MNC).

3. Daftar negara-negara penempatan TKI yang telah memiliki Mandatory Notification

Consuler (MNC).

4. Mekanisme perlindungan dan bantuan hukum terhadap TKI yang bekerja di negara-negara

yang belum memiliki Mandatory Notification Consuler (MNC) maupun yang sudah

memiliki.

5. Daftar mutakhir (hingga 2013) TKI yang terancam hukuman mati di luar negeri, meliputi

nama TKI, daerah asal, nama PPTKIS yang memberangkatkan, nama negara penempatan,

jenis kasus, dan status proses hukum, status bantuan hukum.

6. Dokumen SOP atau mekanisme Pembayaran Diyat untuk TKI bermasalah di wilayah timur

tengah.

7. Dokumen laporan/hasil pengawasan kinerja perwakilan RI di negara-negara penempatan TKI

oleh Kementerian Luar Negeri.

8. Landasan hukum atas kebijakan Surat Edaran (SE) nomor 2524 dan sistem online KJRI Hong

Kong yang membuat TKI Hong Kong tidak bisa pindah agensi dan terjebak jerat potongan

gaji.

9. Seluruh salinan dokumen surat edaran dari Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan

Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI)

yang ditujukkan pada Kementerian Luar Negeri dalam kurun waktu 2007-2013.

Pertanyaan-pertanyaan di atas, dikirim dengan cara mengisi formulir isian di menu website PPID

Kemlu. Menu tersebut berisi tentang identitas lengkap pengirim yang disertai dengan scan kartu

identitas seperti KTP dan SIM. Setelah selesai mengirim surat permintaan tersebut, pengirim akan

mendapat respon melalui alamat email yang telah dicantumkan.

.:: Hal 109 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 111: Buruh Migran Menggugat

Respon atau tanggapan yang diberikan oleh PPID Kemlu melalui surat elektronik tersebut, dicurigai

sebagai surat jawaban mesin otomatis. Hal ini bisa dilihat dari lamanya respon yang diberikan, serta

bunyi pesan jawaban yang sama dari satu peminta informasi kepada peminta informasi lainnya. Inilah

yang menjadi kendala terkumpulnya informasi-informasi yang dibutuhkan oleh BMI dan

keluarganya.

Lamanya tanggapan yang belum dijawab oleh Kemlu, akhirnya disiasati dengan mengirim surat

pernyataan keberatan atas permintaan informasi. Pernyataan keberatan akan dikirim melalui

pengiriman surat langsung via pos dan melalui surat elektronika di website PPID Kemlu. Hal ini

dilakukan karena surat permintaan informasi telah dikirim lebih dari 10 + 7 hari kerja. Peraturan

tersebut juga sesuai dengan UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) dan

mengacu pada Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 tahun 2010 Tentang Standar Layanan Informasi

Publik.

Persengketaan Atas Permintaan Informasi

Langkah BMI di Hong Kong justru akan melewati fase persengketaan. Hal ini diungkapkan oleh

Muhammad Irsyadul Ibad, yang menjadi tutor Tim 11 dari BMI Hong Kong. Fase persengketaan

tersebut, sedang dalam proses pengumpulan alat bukti pengirim yang nantinya akan disengketakan di

pengadilan. Selain itu, dalam proses pengajuan persengketaan tersebut, juga sedang disiapkan

argumentasi-argumentasi yang bisa memperkuat posisi BMI Hong Kong agar dapat memperoleh

informasi yang diinginkan.

Formulir permohonan penyelesaian sengketa informasi tersebut, ditujukan pada pihak KJRI,

Kementerian Luar Negeri beserta jajaran di bawahnya. Berikut adalah jenis informasi yang diminta

oleh Tim 11 Hong Kong kepada KJRI di Hong Kong terkait dengan salinan dan daftar surat edaran

atau surat keputusan BNP2TKI terkait dengan Kartu Tanda Kerja Luar Negeri (KTKLN).

1. Mekanisme dan syarat pembuatan KTKLN yang diatur oleh BNP2TKI. Mohon lampirkan

salinan dokumen hukum yang diterbitkan BNP2TKI yang mengatur persyaratan dan

mekanisme pembuatan KTKLN.

.:: Hal 110 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 112: Buruh Migran Menggugat

2. Persyaratan pembuatan KTKLN di BP3TKI lain di Indonesia. Mohon lampirkan salinan

aturan atau surat edaran yang terkait.

3. Apa dasar hukum pencekalan oleh maskapai dan keimigrasian terhadap pekerja migran

Indonesia? Lampirkan dokumen dasar hukum dan surat edaran BNP2TKI yang mengatur

persoalan pencekalan tersebut.

4. Apakah BNP2TKI memberikan wewenang kepada KOTKIHO untuk menjadi pelaksana

administratif pembuatan KTKLN di Hong Kong.

5. Apakah jenis hubungan antara BNP2TKI dan KOTKIHO dalam pengurusan KTKLN di

luar negeri? Lampirkan SK yang memberikan wewenang kepada KOTKIHO untuk

mengelola administrasi kepengurusan KTKLN di Hong Kong.

6. Daftar lembaga lain yang diberi wewenang oleh BNP2TKI untuk mengurus atau menjadi

fasilitator administratif pengurusan KTKLN.

7. Adakah dukungan finansial antara BNP2TKI dan lembaga yang ditunjuk atau diberi

wewenang untuk memberikan pelayanan pengurusan KTKLN selain BP3TKI? Jika ada,

lampirkan laporan keuangan terkait.

8. Bagaimanakah aturan atau prosedur pengawasan dan jaminan kerahasiaan dokumen pribadi

yang diatur oleh BNP2TKI untuk lembaga yang ditunjuk sebagai pelaksana atau fasilitator

administratif pembuatan KTKLN?

9. Laporan jumlah pembuat KTKLN di Wilayah Hong Kong.

10. Laporan finansial keuangan yang masuk ke kas negara terkait dengan pembuatan KTKLN.

Persengketaan atas permintaan informasi di atas dilakukan, karena pihak KJRI menolak memberi

jawaban. Padahal, surat permintaan informasi telah dikirim sejak 4 April 2013 lalu. Langkah-langkah

yang telah dilakukan di atas, hendaknya bisa diikuti oleh pegiat buruh migran lainnya yang telah

mengirim surat permintaan informasi, tetapi belum juga mendapat tanggapan.

.:: Hal 111 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 113: Buruh Migran Menggugat

Kemlu Buka Akses Informasi Publik

Oleh: Anwar “Bobi” Ma'arif

Jakarta – Setelah diterbitkannya Peraturan Menteri Luar Negeri Nomor 02 Tahun 2012 Tentang

Standar Prosedur Pengelolaan dan Pelayanan Informasi Publik di Kementerian Luar Negeri dan

Perwakilan Republik Indonesia, sejak Mei 2012 Menlu telah menyampaikan kepada seluruh

KBRI/KJRI untuk membentuk Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID). Demikian

dikatakan oleh Andi Syamsurijal Usman Kasubdit Data Media Kemlu saat audensi dengan Team

Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) pada Jumat 11 Oktober 2012.

Karena tahun 2012 ada kebijakan penghematan anggaran hingga 37%, lanjut Andi, dari 130

Perwakilan baru ada 8 yang telah membentuk PPID. Kedelapan Perwakilan tersebut antara lain,

.:: Hal 112 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 114: Buruh Migran Menggugat

Bahrain, Canberra, Darwin, Kamboja, Brunai Darussalam, Senegal, Canada dan Whasington DC.

Tahun 2013 baru mendapat anggaran meski jumlah tidak besar.

“Terkait dengan layanan situs PPID Kemlu, Direktorat Infomed Dirjen Informasi dan Diplomasi

Publik Kemlu telah menunjuk satu orang admin dari unit kerja eselon dua, dan untuk meningkatkan

pelayana tersebut saat ini sedang melatih 58 orang dari masing-masing direktorat untuk mengelola

dan menginput seluruh iformasi publik”. Jelasnya

Sementara itu menurut June Kuncoro, upaya membuka informasi publik yang dilakukan oleh KJRI

Hongkong melalui dialog rutin tiap dua bulan dengan Jaringan Buruh Migran Indonesia (JBMI), dan

tiap tanggal 2-3 menggelar dialog interaktif melalui Radio Metroplus Hong Kong.

Beberapa usulan SBMI yang dilontarkan antara lain, agar tahun anggaran 2014 memprioritaskan

pembentukan PPID di negara-negara tujuan penempatan buruh migran, muatan informasi berkala

tentang hasil penilaian terhadap mitra usaha (agency) dan pengguna, penetapan mitra usaha dan

pengguna yang bermasalah sebagaimana amanat Pasal 25 UU 39/2004 Tentang Penempatan dan

Perlindungan TKI di Luar Negeri, perkembangan kasus yang ditangani, serta informasi yang

dibutuhkan lainnya.

.:: Hal 113 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 115: Buruh Migran Menggugat

- Sekian -

.:: Hal 114 | Laporan Pemantauan Keterbukaan Informasi Publik Di Sektor Migrasi Ketenagakerjaan Tahun 2013 ::.

Page 116: Buruh Migran Menggugat

Hak atas informasi atau hak untuk

memperoleh informasi merupakan

bagian dari hak asasi manusia yang

diatur dalam pasal 28 F Undang-

undang Dasar 1945. Setiap warga

negara, secara setara, berhak untuk

berkomunikasi dan memperoleh

informasi untuk mengembangkan

pribadi dan lingkungan sosialnya.

Hak tersebut melingkupi beberapa

aspek spesifik, yaitu mencari,

memperoleh, memiliki, menyimpan,

mengolah dan menyampaikan

informasi melalui pelbagai jenis

saluran yang telah tersedia.