motivasi kerja dan hubungan industrial

18
PENDAHULUAN Motivasi adalah kondisi psikologis yang merupakan hasil dari interaksi antara kebutuhan individu dan faktor luar yang mempengaruhi perilaku seseorang. ASPEK UTAMA DALAM MOTIVASI: INDIVIDU DAN KEBUTUHAN Seorang manajer diharapkan mampu mengenali dan mengerti tentang tipe dan tingkatan motivasi yang dimiliki karyawan. Manajer juga harus menjaga serta mengelola motivasi yang ada dalam kelompok karyawan yang diarahkan pada peningkatan kinerja individu sebagai karyawan. Perbedaan yang ada dalam masing- masing individu menjadi hambatan tersendiri bagi manajer dalam melakukan pemetaan kondisi karyawan yang dipimpinnya. Cara yang mudah untuk mengatasinya yaitu dengan mengenali dua hal yaitu kebutuhan dan tujuan.

Upload: baskara-adisakti

Post on 31-Jul-2015

221 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: Motivasi Kerja Dan Hubungan Industrial

PENDAHULUAN

Motivasi adalah kondisi psikologis yang merupakan hasil dari interaksi

antara kebutuhan individu dan faktor luar yang mempengaruhi perilaku seseorang.

ASPEK UTAMA DALAM MOTIVASI: INDIVIDU DAN KEBUTUHAN

Seorang manajer diharapkan mampu mengenali dan mengerti tentang tipe

dan tingkatan motivasi yang dimiliki karyawan. Manajer juga harus menjaga serta

mengelola motivasi yang ada dalam kelompok karyawan yang diarahkan pada

peningkatan kinerja individu sebagai karyawan. Perbedaan yang ada dalam

masing-masing individu menjadi hambatan tersendiri bagi manajer dalam

melakukan pemetaan kondisi karyawan yang dipimpinnya. Cara yang mudah

untuk mengatasinya yaitu dengan mengenali dua hal yaitu kebutuhan dan tujuan.

Kebutuhan adalah kekurangan yang dirasakan oleh individu pada saat-saat

tertentu sehingga menciptakan rangsangan untuk menginginkan sesuatu.

Kekurangan itu dapat berupa kekurangan secar fisik, psikologis, sosial,dll. Akibat

adanya kekurangan itu maka muncul kebutuhan akan respon dari apa yang sedang

terjadi. Proses selanjutnya adalah apabila kebutuhan itu muncul maka individu

yang memiliki kebutuhan tersebut akan berusaha untuk mencari dan memenuhi

kebutuhan itu.

Page 2: Motivasi Kerja Dan Hubungan Industrial

Hal penting dari tujuan-tujuan individu adalah kenyataan atau realitas.

Individu merasa kekurangan akan sesuatu, kemudian individu tersebut berusaha

mencari jalan keluar untuk memenuhi kekurangan itu. Langkah selanjutnya adalah

menetapkan tujuan yang hendak dicapai dan melakukan evaluasi kemampuan diri

untuk melengkapi persyaratan-persyaratan dalam mencapai tujuan tersebut. Dari

hal itu kemudian akan diketahui apakah individu akan memperolah hadiah atau

hukuman dari pencapaian tujuan atau tidak. Lalu terakhir yang terjadi adalah

kekurangan kebutuhan lagi yang dirasakan oleh individu dari proses yang telah ia

lakukan sebelumnya dan proses ini berulang kembali.

MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA

Secara teoritis, hubungan antara motivasi dan prestasi kerja dapat

dijelaskan dengan menggunakan teori pengharapan. Menurut teori ini, kinerja

karyawan merupakan fungsi dari kemampuan dan motivasi. Karyawan memiliki

kemampuan yang sama tetapi motivasi kerja lebih tinggi, maka dia mungkin

sekali akan memiliki prestasi kerja lebih baik dibandingkan karyawan lainnya.

TEORI MANAJEMEN DAN TEORI MOTIVASI

McGregor mengamati praktek manajemen yang dilakuakan oleh para

manajer dalam mengelola para karyawannya. Ahli ini mengemukakan bahwa

praktek manajemen dari para manajer dipengaruhi oleh asumsi-asumsinya

Page 3: Motivasi Kerja Dan Hubungan Industrial

terhadap karyawan. Motivasi mempunyai dua macam bentuk, yaitu motivasi

positif dan motivasi negatif.

a. Motivasi Positif

Motivasi Positif merupakan proses untuk mempengaruhi orang lain

dengan cara memberikan penambahan tingkat kepuasan tertentu.

b. Motivasi Negatif

Motivasi Negatif merupakan proses untuk mempengaruhi oranglain

dengan cara menakut-nakuti atau mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu

secara paksa.

Teori X dan Y

Menurut McGregor, manusia dapat dikelompokkan menjadi dua tipe

dengan ciri-ciri yang berbeda. Manusia tipe X memiliki ciri-ciri:

a. Pada dasarnya tidak menyukai pekerjaan sehingga sedapat mungkin

menghindarinya.

b. Karena tidak menyukai pekerjaan, maka manusia seperti ini akan memberikan

respon terhadap ancaman dan hukuman.

c. Menghindari tanggungjawab.

d. Ingin selalau diarahkan serta ingin mendpatkan jaminan keamanan dan

keselamatan pekerjaan.

Manusia tipe Y memiliki ciri-ciri:

a. Pada dasarnya bekerja adalah sama halnya dengan bermain, sehingga dianggap

sebagai sesuatu yang perlu dinikmati.

Page 4: Motivasi Kerja Dan Hubungan Industrial

b. Memiliki pengendalian diri dan mampu mengatur perilaku untuk mencapai

tujuan.

c. Memiliki respon (positif) terhadap imbalan, bukan ancaman dan hukuman.

d. Menerima tanggungjawab.

e. Memiliki inisiatif dan kreativitas dalam bekerja.

Terori Z

Menurut William Ouchi, teori Z adalah teori manajemen berdasarkan

karakteristik praktek-praktek manajemen yang sukses, serta diterapkan oleh para

manajer Jepang dan Amerika. Sistem manajemen ini umumnya merupakan

praktek manajemen konsensus.

Perusahaan-perusahaan yang menerapkan teori Z memiliki ciri:

a. Karyawan dipekerjakan seumur hidup. Jika perusahaan menghadapi masa

krisis, karyawan tidak akan di-PHK.

b. Pengambil keputusan secara konsensus.

c. Memberikan tanggungjawab individual.

d. Evaluasi prestasi dan promosi dilakukan secara hati-hati. Proses promosi

dilakukan dari bawah secara perlahan.

e. Memberikan keleluasaan pada karyawan untuk menggunakan keterlampilan

kerjanya.

Page 5: Motivasi Kerja Dan Hubungan Industrial

Teori Kepuasan Motivasi

Teori Hierarki Kebutuhan Maslow

Maslow mengemukakan bahwa manusia memiliki lima kebutuhan yang

bertingkat. Motivasi manusia dipengaruhi oleh kebutuhan yang mendesak untuk

dipenuhi. Kebutuhan manusia bersifat hierarki. Kebutuhan pada tingkat tinggi

tidak mungkin dirasakan jika kebutuhan tingkat yang lebih rendah belum

terpuaskan. Lima hierarki tersebut adalah:

a. Kebutuhan fisiologis, berupa sandang, pangan, papan, dan kebutuhan biologis.

b. Keamanan dan keselamatan, misalnya terbebas dari rasa sakit, ancaman PHK.

c. Kebutuhan sosial, kepemilikan, dan cinta, misalnya kebutuhan untuk berteman.

d. Kebutuhan akan penghargaan, misalnya berupa pujian.

e. Aktualisasi diri, yaitu kebutuhan untuk bertindak sesuai dengan kemauan dan

bakatnya.

Teori Hierarki Kebutuhan Alderfer

Aldefer berpendapat bahwa manusia memiliki kebutuhan yang bertingkat.

Menurutnya kebutuhan manusia terdiri atas tiga hierarki, yaitu:

a. Existence, meliputi kebutuhan fisiologis, keamanan, dan keselamatan.

b. Relatedness, meliputi kebutuhan untuk berhubungan dan bekerja sama dengan

orang lain.

c. Growth, meliputi kebutuhan untuk dihargai dan aktualisasi diri.

Page 6: Motivasi Kerja Dan Hubungan Industrial

Teori Dua Faktor (Herzberg)

Herzberg mengemukakan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi

ketidakpuasan dan kepuasan kerja karyawan. Menurutnya, kepuasan dan

ketidakpuasan kerja berada dalam kondisi yang berbeda dan tidak saling

berhubungan. Artinya, jika ketidakpuasan kerja rendah, tidak secara otomatis

diikuti oleh kepuasan kerja tinggi.

Faktor yang mempengaruhi ketidakpuasan kerja disebut sebagai faktor

lingkungan ( hygiene factors). Faktor ini terdiri atas upah dan gaji,

keamanan/jaminan pekerjaan, kondisi kerja, status, hubungan interpersonal,

supervisi teknis, dan kebijakan perusahaan. Faktor lingkungan berkaitan dengan

konteks pekerjaan ( job context), imbalan ekstrinsik (extrinsic reward), atau faktor

ekstrinsik.

Kepuasan kerja karyawan tergantung pada keberadaan faktor motivator

(motivator factor). Menurut Herzberg, Kepuasan kerja berhubungan positif

dengan motivasi kerja. Faktor motivator berkaitan dengan isi pekerjaan ( job

content), imbalan intrinsik ( intrinsic reward), atau faktor intrinsik. Faktor

motivator terdiri atas prestasi, pengakuan, pertumbuhan/perkembangan diri,

pekerjaan itu sendiri, kesempatan untuk maju, dan tanggungjawab.

Page 7: Motivasi Kerja Dan Hubungan Industrial

Teori Tiga Kebutuhan (McClelland)

Menurut McClelland, manusia memiliki tiga jenis kebutuhan yang

dipelajari dari kebudayaan. Kebutuhan tersebut adalah kekuasaan ( need for

power), afiliasi ( need for affiliation), dan prestasi (need for achievement).

Teori Penetapan Tujuan (Edwin Locke)

Adalah proses pengidentifikasian tingkat prestasi tertentu yang harus

dicapai dalam kurun waktu tertentu. Pada prinsipnya teori ini berpendapat bahwa

motivasi kerja karyawan akan meningkat jika mereka memahami tujuan yang

akan dicapai dan melihat keterkaitan tujuan tersebut dengan kepentingan

pribadinya.

Teori Keadilan ( J.S. Adams)

Situasi keadilan terjadi jika output (hasil) dibanding input (pengorbanan)

seorang karyawan sama dengan karyawan lainnya. Jika situasinya tidak adil maka

akan mendorong karyawan untuk berbuat sesuatu agar kondisi keadilan tercapai.

Teori Pengharapan (V. Vroom)

Teori pengharapan mengemukakan bahwa kinerja karyawan merupakan

fungsi dari kemampuan dan motivasinya. Motivasi dipengaruhi oleh ekpektansi

Page 8: Motivasi Kerja Dan Hubungan Industrial

dan valensi.

PENGELOLAAN DAN PENINGKATAN MOTIVASI KARYAWAN

Memotivasi Melalui komunikasi Efektif

Masalah yang sering terjadi dlam perusahaan adalah terjadinya

komunikasi satu arah dalam penyelesaian pekerjaan, penyampaian informasi dan

aspek-aspek lain antar individu. Konsep MBO ( Management By Objective)

menekankan bahwa komunikasi yang terjadi dalm perusahaan sebaiknya adalah

komunikasi dua arah ( two ways comunication). Dalam hal ini, pemimpin

perusahaan berusaha memberikan informasi yang mungkin berbeda dengan

kehendak atasan. Hal ini sangat penting untuk menghindari kesenjangan atau

kesalahpahaman antara kedua belah pihak.

Pemberdayaan Karyawan

Pemberdayaan adalah memberikan otonomi, kekuasaan dan kepercayaan

kepada karyawn, serta mendorong karyawan untuk lebih fleksibel terhadap aturan

yang ada demi tercapainya tugas yang dilakukan.

Mengenalkan Intrapreneurship

Intrapreneurship adalah sifat atau jiwa wirausaha yang berada pada

Page 9: Motivasi Kerja Dan Hubungan Industrial

lingkungan organisasi formal. Pengenalan intrapreneurship dalam organisasi

cukup penting karena karyawan diberikan ruang dan kebebasan untuk

mengembangkan kreativitas dan semangat untuk melakukan inovai-inovasi.

Beberapa hal yang harus dilakukan atasan dalam mengenalkan intrapreneurship

adalah mendorong karyawan untuk melaksanakan tugas yang ada, penggunaan

pertemuan informal jika dimungkinkan, toleransi bila terdapat kesalahan kecil dan

menganggap sebagai proses pengalaman kerja, memberikan penghargaan kepada

karyawan yang sukses, dan mengelola karyawan menjadi tim sukses yang

berpandang masa depan.

HUBUNGAN INDUSTRIAL

Hubungan manajer-bawahan telah mengalami pasang surut sesuai dengan

perkembangan ilmu manajemen maupun tuntutan bisnis. Sejarah hubungan kerja

karyawan dengan manajemen mengalami perubahan mulai dari tradisional atau

klasik, neo klasik dan modern.

Manajemen Ilmiah (F.W. Taylor)

Adalah studi ilmiah dan pembagian pekerjaan menjadi elemen-elemen

pekerjaan mekanis terkecil, kemudian merangkaikannyamelalui kombinasi cara

yang paling efisien. Kegiatan dibagi menjadi aktivitas kecil yang terbatas agar

Page 10: Motivasi Kerja Dan Hubungan Industrial

karyawan dapat bekerja secara lebih efisien melalui penguasaan pekerjaan.

Penerapan manajemen ilmiah memungkinkan karyawan mudah diganti-ganti.

Studi Hawthorne (Elton Mayo)

Adalah serangkaian percobaan-percobaan yang menemukan bahwa

kelompok kerja secara signifikan dipengaruhi oleh cara karyawan berprilaku dan

berprestasi. Salah satu percobaan yang dilakuakan adalah dengan membandingkan

antara dua kelompok karyawan yang mendapatkan perlakuan yang berbeda dari

segi ruangan, jam kerja serta jenis pekerjaan yang bebeda. Studi ini menemukan

sesuatu yang lain dari dimensi manusia. Karyawan bukan merupakan sumberdaya

yang dimilki untuk kita manfaatkan, tetapi adalah manusia yang menjadi partner

perusahaan dalam mencapai tujuan.

ORGANISASI PEKERJA DAN JAMINAN SOSIAL

Perusahaan perlu menjaga hubungan dengan karyawan danhal ini perlu

mendapatkan perhatian serius dari perusahaan. Untuk itu perlu keseimbangan

dalam negosiasi, dimana karyawan diwakili oleh organisasi pekerja dan

perusahaan diwakili oleh pihak manajemen. Inti dari negosiasi itu adalah mencari

kesepakatan kerja yang saling menguntungkan untuk kedua belah pihak, bukan

kekuatan tawar menawar yang saling menjatuhkan.

Page 11: Motivasi Kerja Dan Hubungan Industrial

Organisasi Pekerja

Adalah organisasi yang mewakili karyawan dalam hal masalah penggajian,

jam kerja, dan kondisi atau lingkungan kerja yang merugikan karyawan.

Alasan Karyawan Bergabung dengan Organisasi Pekerja

Alasan mendasarnya yaitu bahwa organisasi pekerja memberikan beberapa

hal yang diperlukan oleh karyawan dimana pihak manajemen atau atasan tidak

mampu untuk menyediakan. Hal ini membawa dampak bahwa yang diinginkan

karyawan adalah ada semacam tempat atau lembaga yang mampu mengimbangi

kekuasaan atasan terutama dalam kebijakan yang berkaitan langsung dengan

karyawan. Disisi lain karyawan akan memberikan karya terbaik bagi perusahaan

selama perusahaan menghargai dan memberikan kompensasi yang sesuai dengan

usaha yang dilakukan karyawan.

Kekuatan Tawar Menawar dan Negosiasi Efektif

Tawar menawar yang dimaksud disisni adalah proses dimana karyawan

dan pemilik perusahaan diwakili oleh seseorang atau lembaga untuk bernegosiasi

tentang sebuah kontrak kerja yang mengatur penggajian, jam kerja dan beberapa

kebijakan terhadap karyawan.

Page 12: Motivasi Kerja Dan Hubungan Industrial

****************************************************************

DAFTAR PUSTAKA

Straub, Joseph T. dan Raymond F. Attner (1994), “Introduction To Businnes”, 5 ed.,

California: Wadsworth Publishing Company.

Ouchi, William (1985), “ Teori Z: Bagaimana Amerika Menghadapi Jepang Dalam Dunia

Bisnis ”, edisi terjemahan, Jakarta: Aksara Persada. Luthans, Fred (1995), “

Organizational Behavior”, 7 ed., New York: McGraw-Hill, Inc. Schermerhom Jr., John R.

Et.all., (1991), Managing Organizational Behavior, 4 ed., New York: John Willey, Inc.

Gibson, James L. Et.al. (1994), “ Organizations: Behavior, Structure, Processec”, 8 ed.,

Illionis: Irwin.

Page 13: Motivasi Kerja Dan Hubungan Industrial