hasil penelitian hubungan industrial
TRANSCRIPT
ANALISIS HUBUNGAN INDUSTRIAL DI PT PLN
(PERSERO) DISTRIBUSI JATENG DAN DIY, JATINGALEH,
SEMARANG
Disusun Oleh:
Lea Handayani S (12010112120034)
Ria Palupi (12010112130233)
Feliana Ade S. (12010112130310)
Haifa Hannum A. (12010112140313)
Marshellani M. A. (12010112140294)
Yuniati T.N. (12010110141088)
WINTERTemplate
01
BAB IPENDAHULUAN
021-1. Latar Belakang
Sumber daya manusia merupakan komponen terpenting dalam suatu perusahaan. Tercapai tidaknya tujuan perusahaan juga sangat dipengaruhi oleh karyawannya. Maka dari itu hubungan antara perusahaan dan karyawan harus tetap terjalin dengan baik agar tujuan perusahan dapat tercapai.
Namun sampai saat ini, masih banyak terjadi perselisihan atau konflik antara pihak perusahaan dan karyawan. Penyelesaian konflik yang terjadi antara pihak perusahaan dan karyawan harus cepat diatasi supaya konflik yang terjadi tidak berdampak buruk terhadap kinerja perusahaan. Hubungan industrial merupakan wadah yang dapat menanggulangi dan menyelesaikan masalah antara karyawan, perusahaan serta dibantu oleh pihak pemerintah.
Tujuan akhir pengaturan Hubungan Industrial adalah untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan pekerja maupun pengusaha. Kedua tujuan ini saling berkaitan, tidak terpisah, bahkan saling mempengaruhi.
031-2 Rumusan Masalah
Bedasarkan latar belakang yang telah disampaikan di atas, rumusan masalah yang akan di bahas dalam laporan penelitian ini adalah :
1. Bagaimana penerapan hubungan industrial di PT PLN (Persero) Distribusi Jateng dan DIY, Jatingaleh?
2. Apa peran dari pihak perusahaan, pihak pekerja dan pihak pemerintah dalam penerapan hubungan industrial di PT PLN (Persero) Distribusi Jateng dan DIY, Jatingaleh ?
3. Saran apa saja yang digunakan di PT PLN (Persero) Distribusi Jateng dan DIY, Jatingaleh dalam penerapan hubungan industrial?
4. Apa peran dari sarana hubungan industrial yang diterapkan di PT PLN (Persero) Distribusi Jateng dan DIY, Jatingaleh?
5. Apakah kendala-kendala yang dialami dalam penerapan hubungan industrial di PT PLN (Persero) Distribusi Jateng dan DIY, Jatingaleh dan bagaimana penyelesaiannya?
6. Apakah hubungan industrial yang dijalankan sudah sesuai dengan tujuan dari PT PLN (Persero) Distribusi Jateng dan DIY, Jatingaleh?
041-3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui penerapan hubungan industrial di PT PLN (Persero) Distribusi Jateng dan DIY, Jatingaleh.
2. Untuk mengetahui peran dari pihak perusahaan, pihak pekerja dan pihak pemerintah dalam penerapan hubungan industrial di PT PLN (Persero) Distribusi Jateng dan DIY, Jatingaleh.
3. Untuk mengetahui sarana yang digunakan dalam penerapan hubungan industrial di PT PLN (Persero) Distribusi Jateng dan DIY, Jatingaleh.
4. Untuk mengetahui peran dari sarana hubungan industrial yang diterapkan di PT PLN (Persero) Distribusi Jateng dan DIY, Jatingaleh.
5. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dialami dalam penerapan hubungan industrial di PT PLN (Persero) Distribusi Jateng dan DIY, Jatingaleh beserta cara penyelesaiannya.
6. Untuk mengetahui kesesuaian antara hubungan industrial yang dijalankan dengan tujuan dari PT PLN (Persero) Distribusi Jateng dan DIY, Jatingaleh.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
Hubungan Industrial
Pengertian Hubungan Industrial
Hubungan industrial adalah hubungan antara pihak pengusaha, karyawan dan pemerintah.
Tujuan pengembangan hubungan industrial adalah untuk menciptakan hubungan yang aman dan harmonis antara pihak-pihak tersebut sehingga dapat meningkatkan produktivitas usaha.
Berikut ini kepentingan-kepentingan antara :
Kepentingan Pengusaha Dalam Perusahaan
Kepentingan Pekerja Dalam Perusahaan
Kepentingan Masyarakat dan Pemerintah
Setiap usaha baik usaha kecil ataupun besar selalu menyangkut kepentingan banyak orang
yakni pengusaha, pekerja dan masyarakat pemasok bahan dan masyarakat konsumen, serta
pemerintah.
1. Pengusaha, pekerja, pemerintah dan masyarakat pada umumnya sama-sama mempunyai kepentingan atas keberhasilan dan kelangsungan perusahaan
2. Perusahaan merupakan sumber penghasilan bagi banyak orang
3. Pengusaha dan pekerja mempunyai hubungan fungsional dan masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda.
4. Pengusaha dan pekerja merupakan anggota keluarga perusahaan
5. Tujuan pembinaan hubungan industrial adalah menciptakan ketenangan berusaha dan ketentraman bekerja
1. Pengusaha, pekerja, pemerintah dan masyarakat pada umumnya sama-sama mempunyai kepentingan atas keberhasilan dan kelangsungan perusahaan
2. Perusahaan merupakan sumber penghasilan bagi banyak orang
3. Pengusaha dan pekerja mempunyai hubungan fungsional dan masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda.
4. Pengusaha dan pekerja merupakan anggota keluarga perusahaan
5. Tujuan pembinaan hubungan industrial adalah menciptakan ketenangan berusaha dan ketentraman bekerja
Prinsip-prinsip
Hubungan Industrial
Terdapat dua masalah yang berkaitan dengan ruang lingkup hubungan industrial :1.Man Power Marketing2.Man Power Management
Ruang Lingkup Hubungan Industrial
1. Peraturan Perusahaan2. Lembaga Bipartit3. Serikat Pekerja 4. Kesepakatan Kerja Bersama5. Asosiasi Pengusaha 6. Lembaga Kerja Sama Tripatrit 7. Majelis Penyelesaian
Perselisihan Hubungan Industria
8. Hukum Ketenagakerjaan9. Pendidikan Hubungan
Industrial
Sarana Hubungan Industrial
Peraturan PerusahaanPeraturan perusahaan memuat mengenai :•Hari kerja, jam kerja dan waktu lembur•Waktu istirahat kerja dan cuti•Skala upah, tunjangan dan bonus•Program keselamatan dan dan kesehatan kerja•Ketentuan dan tindakan disiplin•Perawatan kesehatan dan pengobatan•Program kesejahteraan pekerja dan keluarga
Lembaga Bipartite
Lembaga atau forum bipartite adalah forum konsultasi antara wakil pengusaha dan wakil pekerja.
Fungsi utama lembaga ini adalah untuk menampung dan menyelesaikan keluhan dan tuntutan pekerja serta masalah-masalh hubungan industrial pada umumnya.
Serikat Pekerja• Partisipasi pekerja dalam hubungan industrial dapat dilakukan secara
langsung dan atau melalui system perwakilan dalam bentuk serikat pekerja.
• Fungsi Serikat Pekerja1. Menampung aspirasi dan keluhan pekerja2. Menyalurkan aspirasi dan keluhan tersebut kepada manajemen atau
pengusaha baik secara langsung atau melalui Lembaga Bipartit3. Mewakili pekerja di Lembaga Bipartit4. Mewkaili pekerja di Tim Perunding untuk merumuskan Perjanjian Kerja
Bersama5. Mewakili pekerja di lembaga-lembaga kerjasama ketenagakerjaan sesuai
dengan tingkatannya6. Memperjuangkan hak dan kepentingan anggota7. Membantu menyelesaikan perselisihan industrial
Tujuan Serikat Pekerja• Keamanan Serikat Pekerja (Union Security). Serikat pekerja berupaya
menetapkan jaminan untuk diri mereka sendiri. • Setelah tujuan utama yaitu keamanan yang terjamin, maka pekerja mulai
memperbaiki sebagian besar anggota mereka melalui gaji, jam dan tunjangan untuk anggota-anggota. Persetujuan khusus tenaga kerja juga memberikan serikat pekerja peran dalam aktivitas SDM missal perekrutan, penyeleksian, kompensasi, promosi, dll.
Hak dan Kewajiban Serikat PekerjaHak:•Membuat perjanjian kerja bersama dengan pengusaha•Mewakili pekerja dalam menyelesaikan perselisihan industry•Mewakili pekerja dalam lembaga ketenagakerjaan•Membentuk lembaga atau melakukan kegiatan yang berkaitan dengan usaha peningkatan kesejahteraan pekerjaKewajiban:•Melindungi dan membela anggota dari pelanggaran hak-hak dan memperjuangkan kepentingannya•Memperjuangkan peningkatan kesejahteraan anggota dan keluarganya•Mempertanggungjawabkan kegiatan organisasi kepada anggotanya sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.
Perjanjian Kerja Bersama (PKB)• Perusahaan memuat ketentuan mengenai kewenangan dan kewajiban
perngusaha, serta kewajiban dan hak pekerja.
• PKB berisi ketentuan mengenai waktu kerja dan waktu istirahat, pengupahan dan jaminan social keselamtan dan kesehatankerja, tidakan pendisiplinan, serikat pekerja, fasilitas yang disediakan untuk serikat pekerja, dan pelaksanaan perundingan antara serikat pekerja dan pengusaha
Asosiasi PengusahaMitra kerja serikat pekerja dan pemerintah dalam penanganan masalah-masalah ketenagakerjaan dan hubungan industrial.
Lembaga Tripartit
Forum konsultasi antara wakil-wakil serikat pekerja, asosiasi pengusaha dan pemerintah.
Pendidikan Hubungan IndustrialDilakukan supaya mereka memahami prinsip-prinsip hubungan
industrial, peraturan perundangan ketenaga kerjaan, peran dan fungsi lembaga-lembaga ketenagakerjaan, seta meningkatkan kemampuan
mereka berorganisasi, berunding bersama, dan menyelesaikan perselisian hubungan industrial.
Lembaga Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrialapabila lembaga bipatrit dan tripatit tidak mampu menyelesaikan
masalah maka kasus dinyatakan sebagai perselisihan industrial dan diminta untuk diselesaikan oleh lembaga atau Majelis Perselisihan
Hubungan Industrial.
Peraturan Perundangan Ketenagakerjaanmencakup ketentuan sebelum bekerja, selama bekerja dan
sesudah bekerja.
Collective Bargaining
suatu proses dimana para wakil (representatip) dua kelompok bertemu dan bermaksud untuk merundingkan (negosiasi) suatu perjanjian yang mengatur hubungan hubungan kedua pihak di waktu yang akan datang.
• Ada dua tipe dasar perundingan kolektip antara karyawan dan manajemen: tradisional dan integratif.
• Tahap Perundingan Kolektif
1. Tahap perundingan negosiasi
2. Keberhasilan tahap keduaTahap ketiga merupakan kegiatan kegiatan ‘follow up’
Pengaruh Hubungan Industrial Terhadap Kinerja Manajer
• Manajer Puncak
berkaitan dengan pengambilan keputusan-keputusan yang cakupannya luas.
• Manajer Menengah/Madya
berhubungan dengan wakil serikat pekerja terutama untuk bagian SDM dan umum.
• Manajer Lini Pertama
manajer lini ini paling sering menerima keluha-keluhan dan sikap-sikap baik kepuasan maupun ketidak-puasan dari para pelaksana.
Manajemen Hubungan Kerja Industrial
Secara umum, manajemen hubungan industrial akan menyangkut empat hal, yaitu membuat perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian.
BAB III
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat• Hari / tanggal : Selasa, 14 April 2014
• Waktu : 13.30-15.30 WIB
• Tempat : PT PLN (Persero) Distribusi Jawa
Tengah dan DIY, Jatingaleh, Semarang.
Metode PenelitianPenelitian ini bersifat eksploratoris, dengan menganalisis hubungan
industrial yang diterapkan di PT PLN (Persero) Distribusi Jawa
Tengah dan DIY.
Jenis Data
• Data Sekunder
Data sekunder adalah jenis data yang diperoleh secara tidak langsung dari obyek
penelitian/ narasumbernya. Dilihat dari sumber data, bahan tambahan yang berasal
dari sumber tertulis dapat dibagi atas sumber buku dan majalah ilmiah, sumber dari
arsip, dokumen pribadi, dan dokumen resmi.
Data Primer
Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari
sumber asli atau tidak melalui media perantara. Data primer dapat
berupa opini subjek secara individual atau kelompok.
Metode Pengumpulan Data
1. Wawancara (Interview)wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.
2. Kuesioner Kuesioner merupakan metode pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan tertulis yang diajukan oleh peneliti kepada responden.
3. Dokumentasi Dokumentasi yaitu metode yang digunakan untuk mencari data mengenai hal–hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan lain sebagainya. Dokumentasi dilakukan dengan cara mencatat dokumen atau arsip-arsip yang berkaitan dan dibutuhkan pada penelitian ini serta bertujuan untuk mencocokan dan melengkapi data primer, dalam hal ini adalah yang berkaitan dengan hubungan industrial di PLN Jatingaleh, Semarang serta dokumen-dokumen lain yang berkaitan dengan objek penelitian ini.
Daftar Pertanyaan dan Kuesioner
• Penerapan
1. Siapakah pihak yang bertanggung jawab dalam menjalankan penerapan hubungan industrial di PT PLN (Persero) Distribusi Jateng dan DIY, Jatingaleh?
2. Sarana apa saja yang ada dalam hubungan industrial di perusahaan?
– Pihak Perusahaan
1. Apakah perusahaan telah memberikan informasi peraturan mengenai hubungan industrial dengan baik?
2. Bagaimana cara sosialisasi mengenai hubungan industrial yang dilakukan perusahaan kepada karyawannya?
Karyawan
1. Apakah karyawan mengetahui dan memahami fungsi dari menerapkan hubungan industrial di perusahaan terutama serikat pekerja?
2. Sudahkah karyawan berpartisipasi dalam menerapkan hubungan industrial di perusahaan?
−Pemerintah1.Apakah pemerintah berperan aktif dalam intervensi mengenai hubungan industrial di perusahaan?2.Sudahkah pemerintah berpartisipasi dalam pengendalian ketika perusahaan mengalami masalah, khususnya dalam hubungan industrial perusahaan? •Kesesuaian dari hubungan industrial dengan tujuan PLN1.Apakah hubungan industrial benar-benar sudah diterapkan di perusahaan dengan kesesuaian tujuan perusahaan?2.Apakah terdapat kesulitan dalam menyesuaikan penerapan hubungan industrial dengan tujuan perusaan? •Lembaga kerja sama
1. Adakah Perjanjian KerjaBersama yang ditetapkan dalam perusahaan?2. Siapa saja pihak yang telah terlibat maupun berperan dalam pembuatan
Perjanjian Kerja Bersama?3. Apakah manfaat dari adanya Perjanjian Kerja Bersama bagi perusahaan?4. Adakah perjanjian kerja khusus selain Perjanjian Kerja Bersama?
BAB IVHASIL PENELITIAN
MottoListrik untuk Kehidupan yang Lebih Baik
• Misi
1.Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan
pemegang saham.
2.Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.
3.Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
4.Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
VisiDiakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang Bertumbuh kembang, Unggul dan
Terpercaya dengan bertumpu pada Potensi Insani.
Sejarah
• Berawal di akhir abad ke 19, perkembangan ketenagalistrikan di Indonesia mulai ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang bergerak di bidang pabrik gula dan pabrik teh mendirikan pembangkit listrik untuk keperluan sendiri.
• Antara tahun 1942-1945 terjadi peralihan pengelolaan perusahaan- perusahaan Belanda tersebut oleh Jepang, setelah Belanda menyerah kepada pasukan tentara Jepang di awal Perang Dunia II.
• Proses peralihan kekuasaan kembali terjadi di akhir Perang Dunia II pada Agustus 1945, saat Jepang menyerah kepada Sekutu. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh para pemuda dan buruh listrik melalui delegasi Buruh/Pegawai Listrik dan Gas yang bersama-sama dengan Pimpinan KNI Pusat berinisiatif menghadap Presiden Soekarno untuk menyerahkan perusahaan-perusahaan tersebut kepada Pemerintah Republik Indonesia. Pada 27 Oktober 1945, Presiden Soekarno membentuk Jawatan Listrik dan Gas di bawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik sebesar 157,5 MW.
• Pada tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-PLN (Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di bidang listrik, gas dan kokas yang dibubarkan pada tanggal 1 Januari 1965. Pada saat yang sama, 2 (dua) perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai pengelola tenaga listrik milik negara dan Perusahaan Gas Negara (PGN) sebagai pengelola gas diresmikan.
• Pada tahun 1972, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.17, status Perusahaan Listrik Negara (PLN) ditetapkan sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara dan sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK) dengan tugas menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum.
• Seiring dengan kebijakan Pemerintah yang memberikan kesempatan kepada sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan listrik, maka sejak tahun 1994 status PLN beralih dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dan juga sebagai PKUK dalam menyediakan listrik bagi kepentingan umum hingga sekarang.
Penerapan Hubungan Industrial di PT. PLN Distribusi Jateng & DIY, Jatingaleh, Semarang
• Penerapan hubungan industrial sudah berjalan dengan baik.Terbukti dengan adanya sinkronisasi pembagian fungsi dan
wewenang diberbagai sarana hubungan industrial di PLN
Berdasarkan hasil penelitian dengan narasumber Bapak Haryadi selaku manajer bagian sumber daya manusia
di PT. PLN Distribusi Jateng & DIY, Jatingaleh, Semarang, maka :
• Pihak yang bertanggung jawab dalam menjalankan penerapan hubungan industrial adalah semua pihak yang berkontribusi secara operasionaldi PLN Jatingaleh (termasuk jajaran pimpinan sampai staff &karyawan)
Penerapan Hubungan Industrial di
PT. PLN Distribusi Jateng & DIY, Jatingaleh, Semarang
• Adanya peraturan perusahaan yang termuat di dalam S.O.P, serta penyesuaian peraturan kerja dengan UU Ketengakerjaan no 13 tahun 2003 (dan bila ada perubahan peraturan dari pusat ada sosialisasi yang dilakukan semua pihak pimpinan dan manajemen SDM terhadap karyawan dan staff melalui rapat, seminar, email,dsb)
• Adanya standar kerja di PLN bagi karyawannya yang dapat berupa sertifikasi untuk semua profesi bagi karyawan intern maupun ekstern(staff di lapangan), kualifikasi, pelatihan &keselamatan kerja,dsb
• Adanya morning coffee sebagai forum jajaran manajerial PLN dalam melakukan pembahasan aturan baru dan masalah di perusahaan
Sarana – Sarana Hubungan Industrial di PT. PLN Distribusi Jateng & DIY, Jatingaleh, Semarang
1. Peraturan Perusahaan
2. PKB (Perjanjian Kerja Bersama)
3. Lembaga bipartid
4. Serikat Pekerja
5. Lembaga Tripartid
6. Lembaga Kerja Tripartid dan Majelis PPHI
7. UU Ketenagakerjaan
PEMERINTAH SEBAGAI MITRA PLN
Komisaris PT PLN dan pemerintah berperan mengatur kenaikan gaji yang telah disesuaikan sesuai tingkatan atau level dan masa jabatannya. Selain itu pemerintah juga memantau laporan kinerja di PLN pusat maupun laporan kinerja dari PLN di setiap daerah di Indonesia yang sudah terstruktur dan nantinya disetor ke pusat, untuk dievaluasi
Peran Pihak Eksternal (masyarakat terhadap PLN)
Service Legal Agree yang memuat persetujuan atau kesepakatan layananSebagai contoh, adanya batas waktu dan prosedur pelayanan dalam mengatasi masalah gangguan pemadaman listrik yang telah ditentukan dalam kesepakatan tersebut oleh pihak PLN.
Walaupun masyarakat tidak terlibat dalam pembuatan kesepakatan tersebut, namun semua aturan yang menyangkut pelayanan ke masyarakat sudah diatur dalam perjanjian Service Legal Agree.
KENDALA DAN CARA PENYELESAIANNYA
Kendala yang umunya terjadi di PLN adalah kendala internal, yaitu permasalahan ketidakdisiplinan karyawan dan konflik antar karyawan. Pelanggaran dan hukuman pada tingkat pegawai dibagai menjadi 3 kategori:
Ringan yaitu pelanggaran yang dilakukan karyawan ketika sekali tidak masuk kerja. Hukumannya adalah karyawan secara langsung akan mendapat teguran dari atasannya.
Sedang misalnya karyawan tidak masuk kerja beberapa hari tanpa ada keterangan. Hukumannya adalah karyawan mendapat surat peringatan dari pihak yang berwenang.
Berat, misalnya karyawan yang terbukti menggunakan narkoba atau obat-obat terlarang. Pelanggaran ini ditindaklanjuti dengan dibentuknya tim investigasi dari pihak dari Serikat Pekerja dan pihak manajemen yang seolah - olah melakukan advokasi terhadap karyawan, dan ada juga penerpan sanksi yang telah ditetapkan dalam peraturan perusahaan maupun PKB. (tindakan lainnya PHK oleh keputusan pihak manajemen PLN bila sudah tidak dapat ditolerir)
Kesesuaian penerapan hubungan industrial dengan tujuan perusahaan
Menurut Bapak Haryadi selaku manajer bagian sumber daya manusia di PT. PLN Distribusi Jateng & DIY,
Jatingaleh, Semarang
Kesesuaian peraturan dan kebijakan mengenai hubungan industrial dengan tujuan PLN telah
sesuai. Namun tetap ada usaha dari pihak manajemen untuk meningkatkan keserasian dalam pelaksanaanya yang diimbangi dengan kerjasama
dengan berbagai lembaga, maupun Serikat Pekerja
BAB V PENUTUP DAN KESIMPULAN
Kesimpulan
Secara teori, penerapan hubungan industrial di PT. PLN Distribusi Jateng dan DIY, Jatingaleh, Semarang, sudah sesuai dengan tujuan perusahaan. Sarana-sarana hubungan industrial seperti peraturan perusahaan, lembaga bipatrit, serikat pekerja, PKB, lembaga tipatrit, lembaga penyelesaian hubungan industrial, dan lain-lain juga sudah difungsikan. Selain itu, segala sesuatu yang berkaitan dengan hak dan kewajiban dari pihak perusahaan, pekerja dan pemerintah sudah berjalan sebagaimana mestinya sesuai dengan peraturan ketenagakerjaan.
Untuk kendala yang terjadi di perusahaan merupakan suatu hal yang maklum. Dalam menyelesaiakan kendala dan masalahpun dengan menerapkan sarana-sarana hubungan industrial yang ada di perusahaan. Seperti lembaga bipatrit dan tripatrit, serta PKB
Lampiran
TERIMA KASIH
MATUR NUWUN
THANK YOU
감사합니ありがとう
MERCI