motivasi kerja dan hubungan industrial

50
MOTIVASI KERJA DAN HUBUNGAN INDUSTRIAL Gema Wibawa Mukti

Upload: fadilla-fitriana

Post on 05-Aug-2015

238 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Gema Wibawa Mukti

Motivasi adalah Berbagai faktor yang menyebabkan, menyalurkan dan mempertahankan tingkah laku individual Motivasi adalah karakteristik psikologi manusia yang memberi kontribusi pada tingkat komitmen seseorang Memotivasi adalah proses manajemen untuk mempengaruhi tingkah laku manusia berdasarkan pengetahuan mengenai apa yang membuat orang tergerak

Motivasi diasumsikan sebagai hal baik Motivasi adalah satu dari beberapa faktor yang menentukan prestasi kerja seseorang Pasokan motivasi harus selalu tersedia dan perlu penggantian secara periodik Motivasi merupakan peralatan yang dapat dipakai oleh manajer untuk mengatur hubungan pekerjaan dalam organisasi

Kepribadian Kemampuan

MotivasiSikap Kerja Emosi

Usaha

Perilaku Kerja

Hasil Kerja

Imbalan

4

Model Motivasi KerjaTUJUANTUJUAN ORGANISASI ORGANISASI STRUKTUR ORGANISASI SUASANA MOTIVASI POLA PERANAN INTERAKSI

MEKANISME PENGUAT

KEBUTUHAN

P E R A N A N

MOTIVASI KERJA

TINGKAT PERAN DAN PERILAKU .

MOTIVASI KERJA ( KEPUAS AN)

INDIVIDU

KEPRIBA DIAN

HARAPAN

PERSEPSI TTG TUJUAN & PE NETAPAN TUJUAN

PERSEPSI DAN PENERIMA

5

Kebutuhan umum Akan Prestasi Keterlibatan dlm kegiiatan Yg diperlukan Kepentingan sosial tugas Bagian dlm menentukan tujuan Alasan untuk persetujuan Rangsangan persetujuan Harapan bhw prestasi akan Menghasilkan persetujuan Lain-lain alasan untuk promosi Rangsangan lain Harapan bahwa prestasi Akan menghasilkan Imbalan lain

Kepuasan hakiki yang diharapkan akan disebabkan oleh prestasi Kepuasan yang diharap Kan dalam persetujuan Yg akan dise Babkan oleh prestasi Kepuasan lain yg diharrapkan dan promosi yg disebabkan prestasi Standar keunggulan yg jelas Umpan balik ttg prestasi Tanggung jawab thd sukses Sukarnya tugas Tersedianya sumber daya yg Tersedia utk melaksanakan tugas Adanya kepercayaan diri Alasan untuk Untuk berprestasi ( mendekati sukses) Alasan untuk Untuk berprestasi ( mendekati sukses)

Dua motivasi Yang melahir kan perilaku

Pengalaman masa lalu ttg keberhasilan dalam bidang ttt

Alasan untuk Untuk berprestasi ( mendekati sukses) 6

Intrinsik --- dari dalam diri Ektrinsik---- dari luar diri

7

Ingin mengungguli/berkompetisi terhadap standar baik standar pribadi maupun lingkungan Selalu merasa tidak puas Ingin melakukan sesuatu yang unik ( lain daripada yang lain ) Mempunyai rencana yang matang untuk tujuan jangka panjang8

Selalu ingin bersahabat dengan erat Merasa iba dengan orang lain Senang dengan suasana kebersamaan Dapat merasakan perasaan orang lain

9

Cenderung ingin menguasai/mengendalikan orang lain dan memberi bantuan tanpa diminta tetapi mengharapkan pengakuan terhadap pengaruhnya

10

Mengambil risiko yang wajar Bertanggung jawab secara pribadi Menggunakan umpan balik Merasa dikejar-kejar waktu Mengerjakan sesuatu dengan kreatif dan inovatif Menyukai situasi yang serba mungkin Berinisiatif suka menyelidiki dan mempelajari lingkungan Lebih menyukai kegiatan untuk mendapatkan keahlian daripada hanya untuk persahabatan Menginginkan ukuran yang konkrit bagi prestasi dan kemajuannya Cenderung ngotot dalam menghadapi kesulitan dan hambatan

11

Stres Merupakan kondisi ketegangan yang berpengaruh

terhadap emosi, jalan pikiran dan kondisi fisik seseorang Yang tidak dapat diatasi berakibat ketidak mampuan seseorang berinteraksi secara positif dengan lingkungannya baik dalam pekerjaan maupun di luar pekerjaan

12

A Model of Stress

13

Sumber Stres

Beban tugas yang terlalu berat, Tekanan waktu, Penyeliaan yang kurang baik, Iklim kerja yang tidak nyaman Kurangnya informasi dan feed back tentang prestasi kerja, Ketidakseimbangan antaran wewenang dan tanggung jawab, Ketidakjelasan peranan karyawan dalam keseluruhan kegiatan perusahaan Frustrasi karena adanya intervensi pihak lain yang menimbulkan terganggu konsentrasi kerja, konflik antara karyawan dengan pihak lain didalam maupun di luar lingkungan kerja, Sistem nilai yang dianut oleh karyawan dan yang dianut oleh perusahaan, Perubahan yang menimbulkan ketidak pastian14

Konseling Landasan pemberian konseling karena berbagai

masalah yang dihadapi karyawan termasuk stre dapat berpengaruh pada prstasi kerja, kemampuan untuk penyesuaian diri.

15

Konseling efektif Melibatkan paling sedikit dua pihak yaitu karyawan dan

konselor Berwujud komunikasi dua arah yang terbuka Membantu karyawan menghadapi dan menyelesaikan masalah Meningkatkan kemampuan organisasi mencapai sasarannya Memperlakukan karyawan secara lebih manusiawi Mengatasi permasalahan pribadi dan organisasional Bersifat konfidential Ditangani oleh tenaga ahli secara profesional, baik yang terdapat di dalam organisasi maupun mendatangkan ahli secara khusus dari luar perusahaan.16

Hubungan Industrial Hubungan antara karyawan dengan perusahaan Hubungan yang serasi dan harmonis antara

manajemen dan karyawan. Hubungan formal yang terdapat antara kelompok manajemen dan kelompok karyawan yang terdapat di perusahaan.

17

Pihak yang berkepentingan1.2. 3.

4.

5. 6.

Manajemen Para karyawan Pemilik modal dan pemegang saham Kelompok tertentu dalam masyarakat yang menjadi konsumen barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan Para pemasok Pemerintah

18

Serikat Pekerja Pekerja menghadapi kondisi yang tidak

menguntungkan, seperti upah yang sangat rendah, kondisi kerja yang tidak manusiawi, yang semuanya turut berpengaruh terhadap sikap karyawan terhadap perusahaaan Kesadaran bahwa apabila para pekerja berjuang sendiri-sendiri akan berada pada posisi yang lemah.

19

Beberapa alasan yang bersifat ekonomi, psikologikal dan pragmatikal masuk dalam serikat pekerja Hasrat untuk diakui, dalam serikat pekerja memiliki hak suara untuk turut menentukan nasibnya sendiri Mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk didengar pendapat dan masalahnya oleh manajemen Dapat meningkatkan pengetahuan dalam berbagai bidang di luar tugasnya sehari-hari Integritas kepribadian seseorang mendapat pengakuan dan penghargaan yang wajar20

The Unions Impact on Employee Performance and Job Satisfaction

EXHIBIT

17-4 21

Lima Tahap pertumbuhan Hubungan Industrial1.2. 3.

4.5.

Tahap Konflik Tahap Pengakuan Eksistensi Tahap Negosiasi Tahap Akomodasi Tahap Kerja sama

22

23

Hubungan Kerja Hubungan kerja adalah hubungan antara pekerja dan pengusaha terjadi setelah diadakan perjanjian oleh pekerja pengusaha, dimana pekerja menyatakan kesanggupannya untuk bekerja pada pengusaha dengan menerima upah dan pengusaha menyatakan kesanggupannya untuk memperkerjakan pekerja dengan membayar upah.

Hubungan Kerja Hubungan kerja dapat berlangsung untuk waktu tidak

tertentu dan dapat juga diadakan untuk jangka waktu tertentu.

Definisi

Pemutusan hubungan kerja adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara pekerja/buruh dan pengusaha

(UU 13/2003 tentang ketenagakerjaan: Bab I: ketentuan umum pasal 1 ayat 25)

26

Definisi

Pemberhentian pegawai adalah pemutusan hubungan kerja, baik untuk sementara maupun untuk selamanya yang dilakukan oleh perusahaan atas permintaan pegawai atau karena kehendak perusahaan. Tujuan dari pemberhentian pegawai adalah untuk mempertahankan efektivitas dan efisiensi organisasi perusahaan.

27

Flippo (1992) mengartikan separation sbg keadaan memisahkan pegawai dgn organisasi yg diakibatkan oleh masa pensiun, pemberhentian dlm arti tdk diperlukan lagi oleh perusahaan dan atau pemecatan krn tdk memenuhi harapan perusahaan.

Dasar Hukum UU 13/2003 tentang ketenagakerjaan: BAB XII

Pemutusan Hubungan Kerja, Pasal 150 s.d. 172

29

UU 13 / 2003 ttg KETENAGAKERJAAN UU 13/2003 terutama dlm Pasal 151 ayat (1) mengamanatkan bhw

semua pihak (pengusaha, pekerja, SP dan Pemerintah) dgn sgl upaya hrs mengusahakan agar jangan terjadi PHK. Sekalipun sgl upaya tlh dilakukan tetapi PHK tdk dpt dihindarkan, maka maksud dilakukannya PHK hrs dirundingkan antara pengusaha, SP dan pekerja terutama bila pekerja tdk menjadi anggota SP. Pengusaha melaksanakan PHK stlh ada penetapan penetapan PHK dari lembaga penyelesaian perselisihan industrial. UU no.12 / 1964 adalah UU ttg Pemutusan Hubungan Kerja di Perusahaan Swasta. UU ini mengamanatkan PHK hrs dicegah dgn sgl daya upaya, bahkan dlm beberapa hal dilarang dilakukan PHK.

Pointers tentang PHK dalam UU 13/2003(1)

Pasal 151 Pengusaha, pekerja/buruh, serikat pekerja/serikat buruh, dan pemerintah, dengan segala upaya harus mengusahakan agar jangan terjadi pemutusan hubungan kerja. Pasal 153 Pengusaha dilarang melakukan pemutusan hubungan kerja dengan alasan :a. b. c. d. e.

(1)

pekerja/buruh berhalangan masuk kerja karena sakit menurut keterangan dokter selama waktu tidak melampaui 12 (dua belas) bulan secara terus-menerus; pekerja/buruh berhalangan menjalankan pekerjaannya karena memenuhi kewajiban terhadap negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; pekerja/buruh menjalankan ibadah yang diperintahkan agamanya; pekerja/buruh menikah; pekerja/buruh perempuan hamil, melahirkan, gugur kandungan, atau menyusui bayinya;31

Pekerja/buruh mempunyai pertalian darah dan/atau ikatan perkawinan dengan pekerja/buruh lainnya di dalam satu perusahaan, kecuali telah diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahan, atau perjanjian kerja bersama; g. Pekerja/buruh mendirikan, menjadi anggota dan/atau pengurus serikat pekerja/serikat buruh, pekerja/buruh melakukan kegiatan serikat pekerja/serikat buruh di luar jam kerja, atau di dalam jam kerja atas kesepakatan pengusaha, atau berdasarkan ketentuan yang diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama; h. Pekerja/buruh yang mengadukan pengusaha kepada yang berwajib mengenai perbuatan pengusaha yang melakukan tindak pidana kejahatan; i. Karena perbedaan paham, agama, aliran politik, suku, warna kulit, golongan, jenis kelamin, kondisi fisik, atau status perkawinan; j. Pekerja/buruh dalam keadaan cacat tetap, sakit akibat kecelakaan kerja, atau sakit karena hubungan kerja yang menurut surat keterangan dokter yang jangka waktu penyembuhannya belum dapat dipastikan. (2) Pemutusan hubungan kerja yang dilakukan dengan alasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) batal demi hukum dan pengusaha wajib mempekerjakan kembali pekerja/buruh yang bersangkutan.f.32

Alasan Pemutusan Hubungan Kerja1. 2. 3.

4.5. 6.

7.8.

Undang-Undang Keinginan perusahaan Keinginan karyawan Pensiun Kontrak kerja berakhir Kesehatan karyawan Meninggal dunia Perusahaan dilikuidasi.

... Lanjutan ...Tulus (1993:167) menyebutkan bahwa pemutusan hubungan kerja terjadi kalau salah satu pihak atau kedua belah pihak merasa rugi bilamana hubungan kerja tersebut dilanjutkan. Pemutusan hubungan kerja dapat terjadi karena: kemauan karyawan, kemauan perusahaan, atau kemauan kedua belah pihak. Alasan pemutusan hubungan kerja antara lain: ketidakjujuran, ketidakmampuan bekerja, malas, pemabok, ketidakpatuhan, kemangkiran, dan ketidakdisiplinan, usia lanjut, sakit-sakitan terus menerus, kemunduran perusahaan, dan sebagainya.

Ad.1.: Undang-Undang Undang-undang dapat menyebabkan seorang karyawan harus

... Lanjutan alasan PHK...

diberhentikan dari suatu perusahaan, misalnya karyawan anakanak, karyawan WNA, atau karyawan yang terlibat organisasi terlarang. Ad.2.: Keinginan Perusahaan: karyawan tidak mampu menyelesaikan pekerjaannya perilaku dan disiplinnya kurang baik melanggar peraturan-peraturan dan tata tertib perusahaan tidak dapat bekerja sama dan terjadi konflik dengan karyawan lain melakukan tindakan amoral dalam perusahaan

... Lanjutan alasan PHK... Ad.3.: Keinginan karyawanPemberhentian atas keinginan karyawan sendiri dengan mengajukan permohonan untuk berhenti dari perusahaan tersebut. Pada umumnya karyawan mengajukan permohonan berhenti karena beberapa alasan, antara lain: Pindah ke tempat lain Kesehatan yang kurang baik Untuk melanjutkan pendidikan Berwiraswasta

... Lanjutan alasan PHK... bagi Turnover karyawan akan menimbulkan kerugianperusahaan. jika banyak karyawan berhenti atas keinginan sendiri, maka manajemen perusahaan dapat dikatakan kurang baik dan perlu dilakukan instrospeksi diri dari manajer. (Hasibuan, 2001: 208-209).

Ad.4.: Pensiun Pensiun adalah pemberhentian karyawan atas keinginan perusahaan, undang-undang, ataupun keinginan karyawan sendiri. Keinginan perusahaan mempesiunkan karyawan karena produktivitas kerjanya rendah sebagai akibat usia lanjut, cacat fisik, kecelakaan dalam melaksanakan pekerjaan, dsb. Ad.5.: Kontrak kerja berakhir Pemberhentian berdasarkan berakhirnya kontrak kerja tidak menimbulkan konsekuensi karena telah diatur terlebih dahulu dalam perjanjian saat mereka diterima.

... Lanjutan alasan PHK...

Ad.6.: Kesehatan karyawan Kesehatan karyawan dapat menjadi alasan untuk pemberhentian karyawan. Inisiatif pemberhentian bisa berdasarkan keinginan perusahaan ataupun keinginan karyawan. Ad.7.: Meninggal dunia Karyawan yang meninggal dunia secara otomatis putus hubungan kerjanya dengan perusahaan. Perusahaan memberikan pesangon atau uang pensiun bagi keluarga yang ditinggalkan sesuai dengan pearturan yang ada.

... Lanjutan alasan PHK...

... Lanjutandilikuidasi PHK... alasan Ad.8.: Perusahaan Karyawan akan dilepas jika perusahaan dilikuidasi atau

ditutup karena bangkrut. Bangkrutnya perusahaan harus berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku, sedangkan karyawan yang dilepas harus mendapat pesangon sesuai dengan ketentuan pemerintah (Hasibuan, 2001: 2007-2009).

Perundangundangan

Keinginan perusahaan

Keinginan karyawan

Status karyawan

Pemberhentian

Pensiun

Uang Pensiun Uang Pesangon

Meninggal dan sebabsebab lainnya

Proses Pemberhentian Proses pemberhentian karyawan harus menurut prosedur sebagai berikut : Musyawarah karyawan dengan pimpinan perusahaan Musyawarah pimpinan serikat buruh dengan pimpinan

perusahaan Musyawarah pimpinan serikat buruh, pimpinan perusahaan, dan P4D Musyawarah pimpinan serikat buruh, pimpinan perusahaan, dan P4P Pemutusan berdasarkan Keputusan Pengadilan Negeri

... Lanjutan... adalah hal yang pasti terjadi. Pemberhentian karyawanPemberhentian karyawan berarti berhentinya kegiatan kerja seseorang karyawan dari suatu organisasi perusahaan. Pemberhentian karyawan akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan maupun karyawan. Pemberhentian karyawan adalah fungsi operasional yang terakhir dari Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM).

2 Kategori PHK PHK tanpa penetapan: tidak perlu meminta putusan

penetapan PHK dari lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial PHK dengan penetapan: perlu atau wajib meminta

putusan penetapan PHK dari lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial

44

PHK tanpa penetapanPasal 154 Penetapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 151 ayat (3) tidak diperlukan dalam hal : Pekerja/buruh masih dalam masa percobaan kerja, bilamana telah dipersyaratkan secara tertulis sebelumnya; b. Pekerja/buruh mengajukan permintaan pengunduran diri, secara tertulis atas kemauan sendiri tanpa ada indikasi adanya tekanan/intimidasi dari pengusaha, berakhirnya hubungan kerja sesuai dengan perjanjian kerja waktu tertentu untuk pertama kali; c. Pekerja/buruh mencapai usia pensiun sesuai dengan ketetapan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, perjanjian kerja bersama, atau peraturan perundangundangan; atau d. Pekerja/buruh meninggal dunia. Tambahan pasal 160:6, 168:1 dan 169:3a.45

TABEL JENIS TANGGUNGJAWAB PENGUSAHA (HAK KARYAWAN) KETERANGA N Gaji pokok + tunjangan tetap Gaji pokok + tunjangan tetap

KODE

JENIS UANG PESANGON

Dasar Aturan

UP

Uang pesangon

Psl. 157 jo 156 ayat 2 Psl. 157 jo 156 ayat 3

UPMK

Uang penghargaan masa kerja

UPH

Uang penggantian hak 1/2 bulan gaji pokok Sesuai tempat diterima kerja 15 %.UP+UPMK Sesuai KKB / KK / Per. Prs. Sesuai KKB / KK / Per. Prs.

UPH1

Cuti belum di ambil Biaya ongkos pulang pekerja & keluarganya Penggantian perumahan, pengobatan & perawatan

Psl. 156 ayat 4 a

UPH2

Psl. 156 ayat 4 b

UPH3

Psl. 156 ayat 4 c

UPH4

Hal lain sesuai KKB / KK / PP

Psl. 156 ayat 4 d

Upis

Uang pisah

Psl. 158 ayat 4

GK

Ganti Kerugian

Perundingan

Psl. 158 ayat 4

46

TABEL UANG PESANGON SESUAI MASA KERJA

KODE MK0 MK1 MK2 MK3 MK4 MK5 < 1 th

Lama Kerja

KETERANGAN 1 upah 2 upah 3 upah 4 upah 5 upah 6 upah

Dasar Aturan UU 13/2003 Psl. 156 ayat 2 a UU 13/2003 Psl. 156 ayat 2 b UU 13/2003 Psl. 156 ayat 2 c UU 13/2003 Psl. 156 ayat 2 d UU 13/2003 Psl. 156 ayat 2 e UU 13/2003 Psl. 156 ayat 2 f

Lebih 1 th tapi kurang 2 th Lebih 2 th tapi kurang 3 th Lebih 3 th tapi kurang 4 th Lebih 4 th tapi kurang 5 th Lebih 5 th tapi kurang 6 th

MK6MK7 MK8

Lebih 6 th tapi kurang 7 thLebih 7 th tapi kurang 8 th > 8 th

7 upah8 upah 9 upah

UU 13/2003 Psl. 156 ayat 2 gUU 13/2003 Psl. 156 ayat 2 h UU 13/2003 Psl. 156 ayat47 i 2

TABEL UANG PENGHARGAAN MASA KERJA Dasar Aturan UU 13/2003 Psl. 156 ayat 3 a UU 13/2003 Psl. 156 ayat 3 b UU 13/2003 Psl. 156 ayat 3 c

KODE Upmk0 Upmk1 Upmk2 Upmk3 Upmk4 Upmk5 Upmk6 Upmk7 Upmk8

Lama Kerja Klasifikasi UPMK < 3 tahun Klasifikasi UPMK 3 - 6 th Klasifikasi UPMK 6 - 9 th Klasifikasi UPMK 9 - 12 th Klasifikasi UPMK 12 - 15 th Klasifikasi UPMK 15 - 18 th Klasifikasi UPMK 18 - 21 th Klasifikasi UPMK 21 - 24 th Klasifikasi UPMK > 24 th

KETERANGAN 0 upah 2 upah 3 upah 4 upah 5 upah 6 upah 7 upah 8 upah 10 upah

UU 13/2003 Psl. 156 ayat 3 dUU 13/2003 Psl. 156 ayat 3 e UU 13/2003 Psl. 156 ayat 3 f UU 13/2003 Psl. 156 ayat 3 g UU 13/2003 Psl. 156 ayat 3 48 h

TABEL HAK PESANGON KARYAWAN SESUAI ALASAN TERJADINYA PHK KO DE 1 JENIS PENYEBAB PHK Karyawan melakukan kesalahan berat (berdasar putusan pengadilan) DASAR ATURAN Pasal 158 (1,3) jo KepMK 012/03, jo SE 13/2005 UP 0 UPM K 0 UPH1 (cuti) 1 UPH2 (transpo rt) 1 UPH3 (rmh+o bat) UP H4 0 Upis 0 GK

2

Karyawan melakukan pelanggaran sesuai ketentuan kontrak kerja dan telah mendapat Surat PeringatanKaryawan berperkara pidana lebih dari 6 bulan (kasusnya bukan pengaduan Pengusaha) Mengundurkan diri Bukan karena kesalahan, tapi pekerja dapat menerima Prubahan status,penggabungan,peleburan/ perubahan kepemilikan, pekerja tidak bersedia lanjut kerja. Perubahan status, penggabungan, peleburan, pengusaha tidak bersedia menerima karyawan kembali bekerja Perusahaan tutup karena rugi, force majeur Perusahaan tutup karena melakukan efisiensi Perusahaan pailit Karyawan meninggal dunia Karyawan tidak masuk 5 hari secara berturutturut tanpa surat yg dpt dipertanggungjawabkan (mangkir) Pengusaha menganiaya karyawan & pengusaha wanprestasi Karyawan mengalami sakit berkepanjangan, mengalami cacat akibat kecelakaan kerja dan tidak dapat melakukan pekerjaannya setelah 12 bulan Karyawan masuk masa pensiun (Belum diikutkan program pensiun) Karyawan masuk masa pensiun (Telah diikutkan program pensiun dgn iuran dari perusahaan)

Pasal 161 (3)

1

1

1

1

15%

0

0

3 4 5 6

Pasal 160 (3,6,7) jo SE 13/2005 Pasal 162 (1,2) Pasal 27 KEP. 150/2000 jo UUK 13/2003 psl 191 Pasal 163 (1)

0 0 2 1

1 0 1 1

1 1 1 1

1 1 1 1 15% 15%

0 0 0 0

0 1 0 0 1

7

Pasal 163 (2)

2

1

1

1

15%

0

0

8 9 10 11 12

Pasal 164 (1) Pasal 164 (3) Pasal 165 Pasal 166 Pasal 168 (1,3)

1 2 1 2 0

1 1 1 1 0

1 1 1 1 1

1 1 1 1 1

15% 15% 15% 15% 0

0 0 0 0 0

0 0 0 0 0

13 14

Pasal 169 (1,2) Pasal 172

2 2

1 2

1 1

1 1

15% 15%

0 0

0 0

15 16

Pasal 167 (1,5) Pasal 167 (1)

2 0

1 0

1 1

1 1

15% 15%

0 0

0 0

49

Terimakasih dan Selamat Belajar