morfologi.docx

Upload: hery-karistiana

Post on 15-Oct-2015

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

MorfologiTanaman pepaya merupakan perdu tinggi kurang lebih 10 meter, tidak berkayu, silindris, berongga, putih, kotor. Daun tunggal, bulat, ujung runcing, pangkal bertoreh, tepi bertoreh, tepi bergerigi, diameter 25-75 cm, pertulangan menjari, panjang tangkai 25-100 cm, hijau. Bunga tunggal, bertekuk bintang, di ketiak daun, berkelamin satu atau berumah dua. Bunga jantan terletak pada tandan yang serupa malai, kelopak kecil, kapala sari bertangkai pendek atau duduk, kuning, mahkota bentuk terompet, tepi bertajuk lima, bertabung panjang, putih kekuningan. Bunga betina berdiri sendiri, mahkota lepas, kepala putik lima, duduk, bakal buah beruang satu, putih kekuningan. Biji bulat atau bulat panjang, kecil, bagian luardibungkus selaput tipis yang berisi cairan, masih muda putih, setelah tua hitam. Akarnya tunggang, bercabang bulat, putih kekuningan (Depkes 2000).4. Kandungan kimiaDaun, akar dan kulit batang Carica papaya, Linn. mengandung alkaloid, saponin dan flavonoid. Daun dan akar juga mengandung polifenol dan biji mengandung saponin (Depkes 2000). Daun mengandung enzim papain, alkaloid karpaina, pseudo karpaina, glikosid, karposid, dan saponin. Buah mengandung beta karotene, pectin, d-galaktosa, l-arabinosa, papain, papayotimin papain. Biji mengandung glukosida cacirin, karpain. Getah mengandung papain, kemokapain, lisosim, lipase, glutamine, dan siklotransferase (Muchlisah 2004).5. KegunaanDaun pepaya berkhasiat sebagai bahan obat malaria dan menambah nafsu makan. Akar dan biji berkhasiat sebagai obat cacing, getah buah berkhasiat sebagai obat memperbaiki pencernakan (Depkes 2000). Getah buah pepaya untuk kulit melepuh karena panas, daun pepaya muda untuk pengobatan malaria, demam dan susah buang air besar, akar jari pepaya untuk pengobatan karena digigit ular berbisa, biji pepaya untuk pengobatan rambut beruban sebelum waktunya dan obat cacing gelang, serta pengobatan lain misalnya maag, sariawan dan merangsang nafsu makan (Muchlisah 2004). Khasiat tanaman pepaya antara lain sebagai anti inflamasi dari ekstrak etanol akar pepaya (Adjirni dan Saroni 2000), efek spermisid (antifertilitas) dari ekstrak biji pepaya (Ilyas dkk) anti kanker dari ekstrak daun pepaya (Sukardiman dan Ekasari 2006), peningkatan kemampuan belajar pada tikus yang diberi ekstrak daun papaya (Rachmawati 2007) dan buah pepaya sebagai obat kerusakan hati (Hembing 2008).

Kandungan biji pepayaTaninTanin merupakan zat organik yang sangat kompleks dan terdiri dari senyawa fenolik. Istilah tanin pertama sekali diaplikasikan pada tahun 1796 oleh Seguil dalam Fitri (2009). Tanin terdiri dari sekelompok zat zat kompleks yang terdapat secara meluas dalam dunia tumbuh tumbuhan, antara lain terdapat pada bagian kulit kayu, batang, daun dan buah buahan. Ada beberapa jenis tumbuh tumbuhan atau tanaman yang dapat menghasilkan tanin, antara lain : tanaman pinang, tanaman akasia, gabus, bakau, pinus, pepaya dan gambir Risnasari (2001) dalam Fitri (2009).Tanin merupakan salah satu jenis senyawa yang termasuk ke dalam golongan polifenol. Senyawa tanin ini banyak dijumpai pada tumbuhan. Tanin dahulu digunakan untuk menyamakkan kulit hewan karena sifatnya yang dapat mengikat protein. Selain itu juga tanin dapat mengikat alkaloid dan glatin. Tanin secara umum didefinisikan sebagai senyawa polifenol yang memiliki berat molekul cukup tinggi (lebih dari 1000) dan dapat membentuk kompleks dengan protein. Selain itu tanin juga dapat mengendapkan protein, alkaloid, dan glatin. Tanin juga dapat membentuk logam secara stabil, sehingga jika manusia kebanyakan mengkonsumsi makan yang memiliki tanin maka Fe pada darah akan berkurang sehingga menyebabkan anemia (Anonim2, 2010).

FlavonoidFlavonoid merupakan salah satu metabolit sekunder, kemungkinan keberadaannya dalam daun dipengaruhi oleh adanya proses fotosintesis sehingga daun muda belum terlalu banyak mengandung flavonoid (Sjahid, 2008). Flavonoid merupakan senyawa pereduksi yang baik, menghambat banyak reaksi oksidasi, baik secara enzim maupun non enzim. Flavonoid bertindak sebagai penampung yang baik radikal hidroksi dan superoksida dengan demikian melindungi lipid membran terhadap reaksi yang merusak. Aktivitas antioksidannya dapat menjelaskan mengapa flavonoid tertentu merupakan komponen aktif tumbuhan yang digunakan secara tradisional untuk mengobati gangguan fungsi hati flavonoid merupakan golongan terbesar senyawa fenol alam Harbone (1987) dalam Sjahid (2008). Flavonoid merupakan senyawa polar karena mempunyai sejumlah gugus hidroksil yang tak tersulih atau suatu gula, sehingga akan larut dalam pelarut polar seperti etanol, metanol, butanol, aseton, dimetilsulfoksida, dimetilformamida, dan air. Adanya gula yang terikat pada flavonoid cenderung menyebabkan flavonoid lebih mudah larut dalam air dan dengan demikian campuran pelarut dengan air merupakan pelarut yang lebih baik untuk glikosida dalam Harbone (1987) dalam Sjahid (2008). Flavonoid merupakan antioksidan yang dapat menangkap radikal bebas. Flavonoid menghentikan tahap awal reaksi dengan membebaskan satu atom hydrogen dari gugus hidroksilnya yang kemudian berikatan dengan satu radikal bebas. Dengan ikatan ini maka akan menstabilkan radikal peroksi yang membuat aktivasi energi berkurang, dan selanjutnya akan menghambat atau menghalangi reaksi oksidasi dari kolesterol Low density Lipoprotein (LDL) (Mutiah dkk., 2011).2.1.3.3. SaponinSaponin merupakaan senyawa glikosida kompleks dengan berat molekul tinggi yang dihasilkan terutama oleh tanaman, hewan laut tingkat rendah dan beberapa bakteri. Saponin larut dalam air tetapi tidak larut dalam eter. Saponin dapat mengganggu penyerapan mineral dan vitamin dalam tubuh. Saponin dapat menekan konsentrasi Fe hati melalui penyerapan Fe yang tidak sempurna dengan membentuk kompleks Saponin-Fe. Saponin mampu menurunkan konsentrasi kolesterol serum darah dengan mengikat dan mencegah absorbsi kolesterol karena interaksi saponin dan kolesterol merupakan kompleks yang tidak larut. Absorbsi kolesterol yang rendah menurunkan konsentrasi kolesterol serum darah dan memaksa meningkatnya metabolisme kolesterol dalam hati. Saponin juga dapat menguras kolesterol darah dengan membatasi penyerapan kembali dan meningkatkan ekskresi. Namun perlu diperhatikan bahwa penurunan konsentrasi kolesterol serum darah hanya dapat terjadi jika terjadi hiperkolesterol (Aswin, 2008).Berdasarkan struktur kimianya, saponin dikelompokkan menjadi tiga kelas utama yaitu kelas streroid, kelas steroid alkaloid, dan kelas triterpenoid. Sifat yang khas dari saponin antara lain berasa pahit, berbusa dalam air, beracun bagi binatang berdarah dingin, mempunyai aktivitas hemolisis (merusak sel darah merah), tidak beracun bagi binatang berdarah panas. Saponin yang terkandung dalam tanaman pepaya (Carica papaya L.) banyak ditemukan pada bagian bijinya. Saponin yang ada dalam biji pepaya, bermanfaat untuk menurunkan aktifitas kolesterol serum seperti aksi resin, yaitu dengan mengurangi sirkulasi enterohepatik asam empedu. Melalui penghambatan reaksi oksidasi kolesterol LDL ini maka dapat menurunkan kadar kolesterol darah. Dengan kandungankandungan tersebut, biji pepaya mempunyai efek hipolipidemia dan anti oksidan dalam darah (Mutiah dkk., 2011).2.2. KolesterolKolesterol adalah lemak berwarna kekuningan dan berupa seperti lilin (wax) yang diproduksi oleh tubuh kita, terutama di dalam hati (Heslet, 2007). Kolesterol merupakan suatu kombinasi dari asam lemak dan alkohol yang ditemukan didalam semua jaringan tubuh, khususnya dalam hepar, darah dan otak. Kolesterol adalah salah satu sterol yang penting dan terdapat banyak di alam. Dari semua proses kolesterol dapat dilihat bahwa gugus hidroksil yang

Pepaya berasal dari Amerika Tengah. Tanaman buah menahun ini tumbuh pada tanah lembab yang subur dan tidak tergenang air, dapat ditemukan di dataran rendah sampai ketinggian 1000 m dpl. Sesungguhnya tanaman pepaya merupakan semak yang berbentuk pohon, bergetah, tumbuh tegak, tinggi 2,5-10 meter, batangnya bulat berongga, tangkai di bagian atas kadang dapat bercabang. Pada kulit batang terdapat tanda bekas tangkai daun yang telah lepas Dalimartha dan Hembing (1994) dalam Soranta (2009). Daun berkumpul di ujung batang dan ujung percabangan, tangkainya bulat silindris, berongga, panjang 25-100 cm. Helaian daun bulat telur dengan diameter 25-75 cm, berbagi menjari, ujung runcing, pangkal berbentuk jantung, warna permukaan atas hijau tua, permukaan bawah warnanya hijau muda, tulang daun menonjol di permukaan bawah. Cupingcuping daun berlekuk sampai berbagi tidak beraturan, tulang cuping daun menyirip. Bunga jantan berkumpul dalam tandan, mahkota berbentuk terompet, warnanya putih kekuningan. Buahnya buah buni yang bisa bermacam-macam bentuk, warna, ataupun rasa daging buahnya. Bijinya banyak dan berwarna hitam. Tanaman ini dapat berbuah sepanjang tahun dimulai pada umur 6-7 bulan dan mulai berkurang setelah berumur 4 tahun Dalimartha dan Hembing (1994) dalam Soranta (2009).