modul ssle – 08 : teknik pemeriksaan & uji coba lift dan

52
MyDoc/Pusbin-KPK/Draft1 PEKERJAAN PELATIHAN PENGAWAS LAPANGAN (SITE SUPERVISOR) PEMASANGAN INSTALASI LIFT DAN ESKALATOR (SSLE) DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI (PUSBIN-KPK) MODUL SSLE – 08 : TEKNIK PEMERIKSAAN & UJI COBA LIFT DAN ESKALATOR 2006

Upload: others

Post on 28-Oct-2021

17 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: MODUL SSLE – 08 : TEKNIK PEMERIKSAAN & UJI COBA LIFT DAN

MyDoc/Pusbin-KPK/Draft1

PEKERJAAN

PELATIHAN PENGAWAS LAPANGAN (SITE SUPERVISOR) PEMASANGAN INSTALASI LIFT DAN ESKALATOR (SSLE)

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA

PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI (PUSBIN-KPK)

MODUL SSLE – 08 : TEKNIK PEMERIKSAAN & UJI

COBA LIFT DAN ESKALATOR

2006

Page 2: MODUL SSLE – 08 : TEKNIK PEMERIKSAAN & UJI COBA LIFT DAN

Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator i

KATA PENGANTAR

Modul ini membicarakan mengenai Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift &

Eskalator yang merupakan salah satu modul dari seluruh modul yang harus

dikuasai oleh Peserta Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor)

Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator.

Penulisan dan penyusunan buku ini disesuaikan dengan posisi pelatihan, dimana

Para Peserta Pelatihan ini bukanlah mereka yang masih awam dalam hal

pekerjaan Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator.

Tentu saja buku ini bukan buku yang sudah sempurna, melainkan masih cukup

banyak kekurangan yang tidak kami sadari namun sebagai panduan seorang

Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator

dirasakan telah memenuhi dari cukup.

Masukan-masukan demi penyempurnaan buku ini sangat kami harapkan dan

terima kasih atas koreksi dan masukannya.

Page 3: MODUL SSLE – 08 : TEKNIK PEMERIKSAAN & UJI COBA LIFT DAN

Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator ii

Page 4: MODUL SSLE – 08 : TEKNIK PEMERIKSAAN & UJI COBA LIFT DAN

Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator iii

LEMBAR TUJUAN

MODUL PELATIHAN : Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE)

MODEL PELATIHAN : Lokakarya Terstruktur

TUJUAN UMUM PELATIHAN :

Mampu melakukan pengawasan pekerjaan pemasangan instalasi pesawat lift dan

ekskalator dalam gedung sesuai dengan spesifikasi teknis, gambar perencanaan

dan mutu yang dipersyaratkan sampai diserah terimakan kepada pemilik.

TUJUAN KHUSUS PELATIHAN :

Pada akhir pelatihan peserta mampu :

1. Menerapkan sistem manajemen K3.

2. Menerapkan peraturan dan standar nasional.

3. Menjelaskan pengenalan sistem transportasi vertikal.

4. Mengawasi pemasangan komponen instalasi dan pengamanan.

5. Menjelaskan Instalasi Daya Kendali dan Proteksi

6. Menjelaskan dasar-dasar teknik kelistrikan dan mekanikal.

7. Menjelaskan metode pemasangan lift dan eskalator.

8. Menjelaskan teknik pemeriksaan dan uji coba lift dan eskalator.

9. Menjelaskan riksa uji lift dan eskalator.

10. Menjelaskan proyek dan karakteristiknya.

11. Mengendalikan proyek (PDCA).

12. Membuat teknik pelaporan.

Page 5: MODUL SSLE – 08 : TEKNIK PEMERIKSAAN & UJI COBA LIFT DAN

Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator iv

NO. DAN JUDUL MODUL : SSLE – 08 TEKNIK PEMERIKSAAN DAN UJI

COBA LIFT DAN

ESKALATOR

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)

Setelah mempelajari modul, peserta mampu menjelaskan teknik pemeriksaan dan

uji coba sesuai ketentuan dokumen kontrak sebagai acuan dalam pelaksanaan

pekerjaan pemasangan lift dan ekskalator sesuai peraturan yang berlaku sehingga

layak difungsikan.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)

Pada akhir pelatihan peserta mampu :

1. Menjelaskan prosedur kerja

2. Menjelaskan pengujian alat pengaman

3. Menjelaskan pengujian unjuk kerja

4. Menjelaskan penilaian (auditing)

Page 6: MODUL SSLE – 08 : TEKNIK PEMERIKSAAN & UJI COBA LIFT DAN

Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator v

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

LEMBAR TUJUAN ...................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................. iv

DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN

MODUL PELATIHAN PENGAWAS

LAPANGAN (SITE SUPERVISOR)

PEMASANGAN INSTALASI LIFT DAN

ESKALATOR (SSLE) .................................................................. vi

DAFTAR MODUL ........................................................................................ vii

PANDUAN INSTRUKTUR ........................................................................... viii

BAB I PROSEDUR KERJA ....................................................... 1

1.1 RUANG

LINGKU

P ..................................................... 1

1.2

....................................................... MAKSUD DAN TUJUAN

1.3 JENIS

RIKSA

UJI .................................................. 2

1.4

....................................................... SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

BAB II PENGUJIAN ALAT PENGAMAN ............................................. 4

BAB III PENGUJIAN UNJUK KERJA ................................................... 5

3.1 KAMAR

MESIN ............................................ 5

3.2 RUANG

LUNCU

R .................................................... 8

Page 7: MODUL SSLE – 08 : TEKNIK PEMERIKSAAN & UJI COBA LIFT DAN

Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator vi

3.3 LEKUK

DASAR

(Pit) ................................................ 9

3.4 PINTU-

PINTU

LANTAI .......................................... 10

3.5

....................................................... KERETA LIFT DAN LUAS KERETA LIFT

3.5.1 Kereta

Lift .................................................. 12

3.5.2

....................................................... Kapasitas dan Luas Lantai Kereta

3.6 TALI BAJA ....................................................... 15

3.7 PERLENGKAPAN

PENGA

MAN ............................................... 17

3.7.1 Pesawat

pengam

an

kereta

(car

safety

device) ........................................... 17

3.7.2 Sakelar-

sakelar

Pembat

as (Limit

Switche

s) .................................................... 19

3.7.3

....................................................... Penyangga / Peredam

3.8 LUANG LARI (Runby)................................................. 21

3.9 PERALATAN TANDA

BAHAY

A ..................................................... 22

Page 8: MODUL SSLE – 08 : TEKNIK PEMERIKSAAN & UJI COBA LIFT DAN

Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator vii

BAB IV PENILAIAN (AUDITING) .......................................................... 23

4.1. PERSIAPAN ....................................................... 23

4.2. UJI COBA PESAWAT

LIFT ................................................ 23

4.3. URUTAN TINDAKAN

MENJAL

ANKAN

LIFT ................................................ 25

4.4. MENCOBA JALANKAN LIFT

D

E

N

G

A

N

K

E

C

E

P

A

T

A

N

I

N

S

P

E

C

T

I

Page 9: MODUL SSLE – 08 : TEKNIK PEMERIKSAAN & UJI COBA LIFT DAN

Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator viii

O

N

S

P

E

E

D

2

6

4.5. UJI COBA KECEPATAN

PENUH

(FULL

SPEED) .......................................... 26

4.6. UJI COBA PESAWAT

PENGA

MAN

(Safety

Device) ........................................... 27

RANGKUMAN ............................................................................................. 29

LAMPIRAN

Lampiran 1

D

a

t

a

T

e

Page 10: MODUL SSLE – 08 : TEKNIK PEMERIKSAAN & UJI COBA LIFT DAN

Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator ix

k

n

i

s

d

a

n

H

a

s

i

l

U

j

i

3

0

Lampiran 2 Laporan Pengujian

3

3

Lampiran 3 Bentuk Tanda Teruji

Page 11: MODUL SSLE – 08 : TEKNIK PEMERIKSAAN & UJI COBA LIFT DAN

Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator x

3

4

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 35

HAND OUT

Page 12: MODUL SSLE – 08 : TEKNIK PEMERIKSAAN & UJI COBA LIFT DAN

Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator xi

DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN MODUL PELATIHAN PENGAWAS LAPANGAN (Site Supervisor)

PEMASANGAN INSTALASI LIFT DAN ESKALATOR (SSLE)

1. Kompetensi kerja yang disyaratkan untuk jabatan kerja Pengawas

Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator

(SSLE) dibakukan dalam Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia

(SKKNI) yang didalamnya telah ditetapkan unit-unit kerja sehingga dalam

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi

Lift dan Eskalator (SSLE) unit-unit tersebut menjadi Tujuan Khusus

Pelatihan.

2. Standar Latihan Kerja (SLK) disusun berdasarkan analisis dari masing-

masing Unit Kompetensi, Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja yang

menghasilkan kebutuhan pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku

dari setiap Elemen Kompetensi yang dituangkan dalam bentuk suatu

susunan kurikulum dan silabus pelatihan yang diperlukan untuk memenuhi

tuntutan kompetensi tersebut.

3. Untuk mendukung tercapainya tujuan khusus pelatihan tersebut, maka

berdasarkan Kurikulum dan Silabus yang ditetapkan dalam SLK, disusun

seperangkat modul pelatihan (seperti tercantum dalam Daftar Modul) yang

harus menjadi bahan pengajaran dalam pelatihan Pengawas Lapangan

(Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE).

Page 13: MODUL SSLE – 08 : TEKNIK PEMERIKSAAN & UJI COBA LIFT DAN

Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator xii

DAFTAR MODUL

Jabatan Kerja : Pengawas Lapangan (Site Supervisor)

Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE)

Nomor Modul

Kode Judul Modul

1 SSLE – 01 Sistem Manajemen (K3)

2 SSLE – 02 Peraturan dan Standar Nasional

3 SSLE – 03 Pengenalan Sistem Transportasi Vertikal

4 SSLE – 04 Komponen Instalasi Daya, Kendali dan Proteksi

5 SSLE – 05 Instalasi Daya, Kendali dan Proteksi

6 SSLE – 06 Dasar-dasar Teknik Kelistrikan dan Mekanikal

7 SSLE – 07 Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

8 SSLE – 08 Teknik Pemeriksaan dan Uji Coba Lift dan Eskalator

9 SSLE – 09 Riksa Uji Lift dan Eskalator

10 SSLE – 10 Proyek dan Karakteristiknya

11 SSLE – 11 Pengendalian Proyek (PDCA)

12 SSLE – 12 Teknik Pelaporan

Page 14: MODUL SSLE – 08 : TEKNIK PEMERIKSAAN & UJI COBA LIFT DAN

Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator xiii

PANDUAN INSTRUKTUR

NAMA PELATIHAN : PELATIHAN PENGAWAS LAPANGAN (SITE

SUPERVISOR) PEMASANGAN INSTALASI LIFT

DAN ESKALATOR (SSLE)

KODE MODUL : SSLE - 08

JUDUL MODUL : TEKNIK PEMERIKSAAN DAN UJI COBA LIFT

DAN ESKALATOR

DESKRIPSI : Materi ini membahas pengetahuan Prosedur

kerja, Pengujian alat pengaman, Pengujian

unjuk kerja, Penilaian (auditing) untuk pelatihan

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor)

Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE)

TEMPAT KEGIATAN : Ruangan Kelas lengkap dengan fasilitasnya.

WAKTU PEMBELAJARAN : 2 (Dua) Jam Pelajaran (JP) (1 JP = 45 Menit)

Page 15: MODUL SSLE – 08 : TEKNIK PEMERIKSAAN & UJI COBA LIFT DAN

Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator xiv

RENCANA PEMBELAJARAN

KEGIATAN INSTRUKTUR KEGIATAN PESERTA PENDUKUNG

1. Ceramah : Pembukaan/

Bab I, Pendahuluan

Menjelaskan tujuan instruksional umum(TIU) dan Tujuan instruksional khusus (TIK)

Menjelaskan maksud dan tujuan teknik pemeriksaan dan uji coba lift dan eskalator.

Menjelaskan pengertian teknik pemeriksaan dan uji coba lift dan eskalator.

Waktu : 5 menit

Mengikuti penjelasan TIU

dan TIK dengan tekun dan aktif

Mengikuti penjelasan maksud dan tujuan teknik pemeriksaan dan uji coba lift dan eskalator.

Mengikuti penjelasan pengertian teknik pemeriksaan dan uji coba lift dan eskalator.

Mengajukan pertanyaan apabila ada yang kurang jelas.

OHT

2. Ceramah : Bab II, Prosedur

kerja

Memberikan penjelasan, uraian atau-pun bahasan mengenai : Prosedur kerja. Waktu : 25 menit

Mengikuti penjelasan,

uraian atau bahasan instruktur dengan tekun dan aktif.

Mengajukan pertanyaan apabila ada yang kurang jelas.

OHT

3. Ceramah : Bab III, Pengujian

alat pengaman

Memberikan penjelasan, uraian atau-pun bahasan mengenai : Pengujian alat pengaman Waktu : 20 menit

Mengikuti penjelasan,

uraian atau bahasan instruktur dengan tekun dan aktif.

Mengajukan pertanyaan apabila ada yang kurang jelas.

OHT

4. Ceramah : Bab IV, Pengujian

unjuk kerja

Memberikan penjelasan, uraian atau-pun bahasan mengenai : Pengujian unjuk kerja Waktu : 20 menit

Mengikuti penjelasan,

uraian atau bahasan instruktur dengan tekun dan aktif.

Mengajukan pertanyaan apabila ada yang kurang jelas.

OHT

Page 16: MODUL SSLE – 08 : TEKNIK PEMERIKSAAN & UJI COBA LIFT DAN

Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator xv

KEGIATAN INSTRUKTUR KEGIATAN PESERTA PENDUKUNG

5. Ceramah : Bab V, Penilaian

(auditing)

Memberikan penjelasan, uraian atau-pun bahasan mengenai : Penilaian (auditing). Waktu : 20 menit

Mengikuti penjelasan,

uraian atau bahasan instruktur dengan tekun dan aktif.

Mengajukan pertanyaan apabila ada yang kurang jelas.

OHT

Page 17: MODUL SSLE – 08 : TEKNIK PEMERIKSAAN & UJI COBA LIFT DAN

Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -1-

BAB I

PROSEDUR KERJA

1.1 RUANG LINGKUP

Untuk memperlancar pemakaian instalasi pesawat lift serta untuk

mengurangi risiko akibat perubahan yang mungkin timbul selama

pemakaiannya pada gedung bertingkat, perlu ditetapkan standar

pemeriksaan dan pengujian.

Tulisan ini dapat digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan

dengan kegiatan yang menyangkut perencanaan, pembuatan,

pemasangan, pemeriksaan, pengujian, pemakaian, perubahan dan

perawatan suatu instalasi lift.

Pemeriksaan dan pengujian instalasi pesawat lift ini bersendi pada segi-

segi Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang melindungi tenaga kerja

dan orang ramai dari sumber-sumber bahaya yang mungkin timbul dari

pesawat lift baik selama dipasang, diperiksa, diuji, digunakan, dirubah

atau dirawat, sehingga dapat dicapai sasaran yaitu: melindungi tenaga

kerja, penggunaan peralatan, serta lingkungan dari kemungkinan terjadi

kerusakan atau kegagalan yang dapat menimbulkan kecelakaan.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari pelajaran pemeriksaan dan pengujian instalasi pesawat lift

adalah memberi pedoman kepada siapapun yang memerlukan dalam

melaksanaan perencanaan, pembuatan, pemasangan, perawatan,

pemeriksaan, perubahan teknis sehingga sesuai standar operasi

penggunaan pesawat.

Page 18: MODUL SSLE – 08 : TEKNIK PEMERIKSAAN & UJI COBA LIFT DAN

Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -2-

1.3 JENIS RIKSA UJI

Pemeriksaan dan pengujian terhadap pesawat lift dibagi dalam 3 (tiga)

jenis yaitu:

a. Pemeriksaan dan pengujian awal terhadap instalasi yang baru

selesai dipasang.

b. Pemeriksaan dan pengujian ulang sekurang-kurangnya satu kali

setahun.

c. Pemeriksaan dan pengujian khusus karena pada pesawat telah

diadakan reparasi, perubahan teknis dan nyata-nyata dianggap perlu.

1.4 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

Setiap instalasi pesawat yang baru selesai dipasang, atau direparasi,

atau diadakan perubahan teknis, sebelum dipakai harus dilakukan

pemeriksaan dan pengujian. Tujuan dari pemeriksaan dan pengujian ini

ialah untuk meyakinkan bahwa pesawat lift yang bersangkutan betul-

betul berfungsi dengan aman dan mencapai kinerja (performance)

sebagaimana mestinya.

Pelaksanaan pemeriksaan biasa disebut inspektur. Dia harus tanggap

dengan kelengkapan peralatan yang dipasang sesuai dengan spesifikasi

teknis.

Pelaksanaan pemeriksaan selama pengujian instalasi lift harus

memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Pemeriksa atau penguji harus memakai pakaian kerja berlengan

pendek, bersepatu yang tidak mudah tergelincir, siap dengan lampu

senter model saku, pensil dan buku catatan, serta membawa palu

karet.

b. Pemeriksa tidak boleh memakai jam tangan, cincin atau sejenisnya,

dan tidak berdasi (dasi dilepas, lengan panjang digulung).

c. Pemeriksa sebaiknya menggunakan sarung tangan khusus, dimana

saat tertentu diperlukan.

Page 19: MODUL SSLE – 08 : TEKNIK PEMERIKSAAN & UJI COBA LIFT DAN

Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -3-

d. Waktu bertugas di atas atap kereta, usahakan salah satu tangan

harus berpegang pada bagian rangka kereta yang aman atau pagar

railing.

e. Sebelum bagian-bagian alat listrik diperiksa, aliran listrik ke bagian

yang diperiksa harus dimatikan dan pada sakelarnya harus diberi

tanda peringatan bahwa lift sedang diperiksa.

f. Perhatikan; harus tersedia sarana kendali di atas kereta antara lain

tombol untuk menggerakkan kereta bergerak ke atas dan ke bawah

dengan kecepatan rendah (inspection speed) 0,5 m/s, tombol stop

darurat (emergency stop switch) yang dapat memberhentikan kereta

dalam keadaan darurat dan lampu penerangan yang berpelindung.

Page 20: MODUL SSLE – 08 : TEKNIK PEMERIKSAAN & UJI COBA LIFT DAN

Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -4-

BAB II

PENGUJIAN ALAT PENGAMAN

Peralatan pengaman utama pada lift ialah :

1. Sebuah alat pengindra dan pembatas kecepatan (governor) yang

mengatur bekerjanya alat pengaman kereta (car safety device) apabila

kecepatan kereta melampaui batas yang ditentukan dilengkapi dengan

pemutus kontrol listrik.

2. Sakelar pelamban (slow down switch) dan sakelar batas lintas (limit

switch) yang keduanya berfungsi sebagai pengaman batas perjalanan

kereta baik diujung atas maupun di ujung bawah yang bertugas untuk

menghentikan kereta apabila sampai pada batas perjalanan terakhir ke

atas atau ke bawah.

3. Rem mesin yang bekerja secara otomatis apabila sumber tenaga listrik

tiba-tiba terputus.

4. Kunci kait (interlock) pada semua pintu lantai dan kontak listrik

pengaman pada pintu kereta, keduanya untuk mengatur secara

otomatis, agar pintu lantai dan pintu kereta hanya dapat terbuka apabila

kereta berada pada batas tertentu dari permukaan lantai perhentian

(lihat 7.4).

5. Penyangga dan peredam (buffer) terpasang pada lekuk dasar ruang

luncur untuk meredam gaya tumbukan kereta dan/atau bobot imbang

yang mungkin jatuh bebas, yaitu ada 2 macam :

Penyangga pegas (atau penyangga masip kenyal)

Penyangga hidrolik atau peredam

6. Tombol sakelar darurat (emergency stop switch) di dalam kereta yang

berbentuk gagang atau tombol berwarna merah. Juga tombol darurat

tersebut terdapat pada atap kereta untuk digunakan selama

pemeriksaan.

Page 21: MODUL SSLE – 08 : TEKNIK PEMERIKSAAN & UJI COBA LIFT DAN

Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -5-

BAB III

PENGUJIAN UNJUK KERJA

Mengingat aspek-aspek keselamatan dan kesehatan kerja (K-3), maka

pemeriksaan dilakukan pada peralatan serta aspek-aspek ketentuan dalam

SNI:

1. Kamar mesin

2. Ruang luncur (hoistway, shaft)

3. Lekuk dasar (pit)

4. Pintu-pintu lantai perhentian

5. Kereta dan luas kereta

6. Tali baja (hoist rope)

7. Perlengkapan pengaman

8. Luang Lari (runby)

9. Peralatan tanda bahaya

3.1 KAMAR MESIN

a. Bangunan kamar mesin harus cukup kuat, serta terbuat dari bahan

tahan api dan tidak digunakan untuk keperluan-keperluan lain selain

pesawat lift.

b. Mesin serta bagian peralatan pengendalian harus ditempatkan dalam

kamar mesin, kecuali bagian peralatan lainnya dapat dipasang di luar

kamar mesin sesuai fungsinya.

c. Mesin harus dilengkapi dengan rem yang senantiasa bekerja atas

gaya pegas, selama mesin lift diam tidak bekerja.

d. Rem mesin terbuka oleh tenaga listrik, jika mesin bekerja. Rem

harus dapat menghentikan mesin dengan beban muatam kereta

120% secara otomatis apabila sumber tenaga listrik tiba-tiba teputus.

Page 22: MODUL SSLE – 08 : TEKNIK PEMERIKSAAN & UJI COBA LIFT DAN

Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -6-

e. Ukuran kamar mesin minimal harus lebih luas 60% dari kebutuhan

ruang peralatan keseluruhan, sehingga pemeriksaan dan perawatan

mesin serta peralatannya dapat dilakukan dengan aman dan leluasa.

f. Kamar mesin harus mempunyai atap dengan ketinggian sekurang-

kurangnya 2,20 meter diukur dari lantai.

g. Jarak luang antara mesin-mesin penggerak pesawat lift satu dengan

lainnya maupun antara mesin dengan dinding sekurang-kurangnya

0,75 meter.

h. Kamar mesin harus dilengkapi dengan pintu yang dapat dikunci,

membuka arah keluar dan ukuran minimal 0,70 m (lebar) x 2,0 m

(tinggi). Pada pintu kamar mesin harus dipasang tanda peringatan

“YANG TIDAK BERKEPENTINGAN DILARANG MASUK”.

i. Apabila jalan masuk ke kamar mesin menggunakan tangga, maka

pemasangan tangga tersebut harus cukup kuat dan pasangan tetap

(permanen) dan sudut kemiringan maksimal 40.

j. Kamar mesin harus dilengkapi dengan ventilasi yang baik.

k. Ventilasi kamar mesin harus dapat menaham suhu maksimal 40 C.

l. Pemasangan instalasi tenaga listrik dalam kamar mesin harus

memenuhi persyaratan Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL).

m. Penerangan kamar mesin harus sekurang-kurangnya 100 lux per

satuan mesin.

n. Kamar mesin dijaga bersih dan dilarang menaruh atau menyimpan

barang apapun.

o. Peralatan dan perkakas untuk maksud perawatan harus disimpan

rapi di lemari yang disediakan di kamar mesin.

p. Kamar mesin harus dilengkapi dengan stop kontak jenis tertutup dan

dilengkapi dengan kawat pentanahan.

Page 23: MODUL SSLE – 08 : TEKNIK PEMERIKSAAN & UJI COBA LIFT DAN

Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -7-

q. Harus tersedia lampu tangan yang sesuai dengan persyaratan

kelistrikan.

r. Harus tersedia alat pemadam api cepat CO2 atau bubuk kering atau

B.CF dari 5 kg dan ditempatkan pada tempat yang mudah dicapai,

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

s. Apabila kamar mesin tidak dijaga, maka pintu harus selalu tertutup

dan terkunci. Kunci tersebut harus disimpan oleh petugas yang

ditunjuk pada tempat yang telah ditentukan.

t. Alat-alat darurat seperti engkol dan pembuka rem harus ditempatkan

dalam kamar mesin pada tempat yang ditentukan, sedangkan kunci

darurat (interlock releasing key) harus disimpan oleh pengelola

bangunan dan atas tanggung jawabnya.

u. Pemasangan pemutus arus utama distribusi tenaga listrik (MCB)

harus pada tempat yang mudah dicapai dan tidak terhalang oleh

apapun.

v. Instalasi tenaga listrik untuk lift harus terpisah dari instalasi lain dan

harus dilayani secara khusus. Sakelar tersebut harus diberi tanda

pengenal dengan kata seperti “Lift”.

w. Tenaga listrik untuk pengendali (controller) harus terpisah dari MCB

(Main Circuit Breaker) dengan sakelar utama tersendiri.

x. Apabila kamar mesin merupakan bagian yang tertinggi dari

bangunan sekitarnya, harus dipasang instalasi penyalur petir.

y. Dudukan mesin harus sempurna, dan tidak cacat, gunakan isolasi

peredam getaran pada bed-plate dan kick-plate.

z. Permukaan pelumas didalam rumah gigi mesin harus cukup sesuai

dengan garis petunjuk tanda batas.

Page 24: MODUL SSLE – 08 : TEKNIK PEMERIKSAAN & UJI COBA LIFT DAN

Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -8-

aa. Roda tarik atau puli tidak retak atau cacat, alurnya harus sempurna

dan seragam, tidak menyebabkan gelincir (slip) antara roda dan tali.

3.2 RUANG LUNCUR

a. Bangunan ruang luncur harus dibuat dari bahan yang cukup kuat,

tahan api dan tertutup rapat mulai dari lekuk dasar sampai kebagian

teratas (langit-langit) dari ruang luncur.

b. Bangunan ruang luncur harus langsung didukung oleh pondasi

tanah. Jika tidak, maka bobot imbang harus dilengkapi dengan

pesawat pengaman, sama halnya dengan kereta.

c. Pada bagian ruang luncur ekspres harus dipasang pintu-pintu darurat

pada tiap-tiap jarak 12 meter, atau tiap-tiap 3 lantai.

d. Di dalam ruang luncur dilarang memasang peralatan apapun yang

bukan merupakan bagian dari instalasi lift.

e. Di bagian atas ruang luncur harus terdapat ruang bebas paling

sedikit 60 (enam puluh) cm, antara bagian teratas konstruksi kereta

dan langit-langit sewaktu bobot imbang menekan penuh penyangga.

f. Apabila di dalam ruang luncur dipasang instalasi listrik, maka harus

memenuhi persyaratan PUIL.

g. Bobot imbang (counterweight) harus dapat bergerak dengan lancar

mengikuti rel pemandu yang kokoh.

h. Apabila bobot imbang terdiri dari potongan atau balok-balok logam,

maka satu sama lain harus diikat paling sedikit dengan dua buah

baut, sehingga merupakan satu kesatuan yang kuat dan aman.

i. Rel - rel pemandu harus cukup kuat untuk menahan tekanan akibat

pesawat pengaman kereta saat bekerja.

Page 25: MODUL SSLE – 08 : TEKNIK PEMERIKSAAN & UJI COBA LIFT DAN

Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -9-

j. Rel - rel pemandu untuk kereta dan bobot imbang harus terbuat dari

baja dan konstruksi kaku, kecuali rel untuk lift pelayan (dumbwaiter)

dan lift yang kecepatannya tidak melebihi 30 m per menit.

k. Rel - rel pemandu lift berkecepatan tidak melebihi 30 m/m dan

digunakan di tempat-tempat kerja yang menyimpan dan/atau

mengolah bahan-bahan kimia atau bahan-bahan yang mudah

meledak, dapat digunakan bahan bukan logam, diantaranya kayu.

l. Rel - rel pemandu harus tetap lurus dan vertikal. Cara pemeriksaan

rel-rel dapat dilakukan dengan pandangan mata visual atau alat

lainnya.

m. Baut-baut angker pengikat braket harus tertanam dengan kuat pada

dinding dan tiap-tiap baut braket harus diperiksa satu demi satu.

n. Kereta dan bobot imbang yang menggunakan sepatu luncur, rel

pemandu harus dilumasi agar jalannya kereta dan bobot imbang

tidak terhambat atau tersendat.

3.3 LEKUK DASAR (Pit)

a. Di bagian lekuk dasar harus terdapat ruang bebas paling sedikit 60

(enam puluh) cm, antara lantai bawah dan bagian terbawah dari

konstruksi kereta sewaktu kereta menekan penuh penyangga.

b. Lekuk dasar dilarang untuk menyimpan atau menaruh barang

apapun dan selalu dalam keadaan bersih dan kering.

c. Dalam lekuk dasar harus dipasang lampu penerangan dengan stop

kontak dan tangga monyet pasangan permanen. Tangga permanen

tidak boleh licin dan pegangan tangga menonjol keatas sampai kira-

kira 30 cm diatas permukaan lantai. Tangga tersebut diharuskan

untuk kedalaman lekuk dasar lebih dari 1.2 meter.

Page 26: MODUL SSLE – 08 : TEKNIK PEMERIKSAAN & UJI COBA LIFT DAN

Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -10-

d. Untuk Kedalaman lekuk dasar lebih kecil dari 1.20 meter tidak

diharuskan memasang tangga permanen. Hanya orang yang

kompoten dan terlatih saja yang boleh masuk ke lekuk dasar.

e. Pintu darurat dapat dipasang di lekuk dasar, jika kedalamannya lebih

besar dari 2.50 meter. Ukuran pintu 0.6 m (lebar) x 1.20 m (tinggi)

membuka arah kedalam. Pintu tersebut dapat dibuka dari dalam

dengan grendel, sedangkan dari luar dibuka dengan kunci khusus.

f. Lantai lekuk dasar harus datar. Tonjolan pada bagian lantai

dibolehkan, jika diperlukan untuk tumpuan (buffer stand). Legokan

pada lantai dibolehkan pada daerah tertentu saja, agar tidak

mengganggu dan dimaksud untuk mengumpulkan air.

g. Untuk ruang luncur yang berjejer dimana lekuk dasar berbeda

kedalamannya, maka :

1. Jika selisih kedalamanya lebih besar dari 1.0 meter, harus

dipasang dinding pemisah pelindung setinggi minimal 1.50 meter.

2. Jika selisih kedalamannya lebih kecil dari 1.0 meter, maka cukup

dipasang pagar (railing) setinggi minimal 0.6 meter.

3.4 PINTU-PINTU LANTAI

Untuk mencegah kecelakaan yang mungkin timbul, diantaranya :

- Tergelincir, terhimpit atau terbentur pada pembukaan pintu.

- Terjerat atau terseret kereta

- Terjatuh ke dalam ruang luncur

- Terjepit pintu lantai.

Maka perlu diperhatikan syarat-syarat riksa uji sebagai berikut :

a. Kunci kait (interlock) harus dilengkapi dengan kontak arus listrik, dan

bekerja sejalan dengan pengendalian lift, sehingga kereta tidak dapat

bergerak jika salah satu pintu terbuka.

b. Semua jenis pintu (otomatis maupun tidak) harus dilengkapi dengan

kunci kait (interlock) yang menjamin :

Page 27: MODUL SSLE – 08 : TEKNIK PEMERIKSAAN & UJI COBA LIFT DAN

Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -11-

1. Kereta tidak dapat bergerak atau melanjutkan gerakannya,

kecuali apabila semua pintu dalam keadaan tertutup rapat dan

terkunci.

2. Pintu dapat terbuka jika kereta dalam keadaan berhenti dan

permukaan lantai kereta sama rata dengan lantai pemberhentian,

atau lantai kereta berada dalam batas jarak maksimum 20 cm

diatas atau dibawah dari permukaan lantai perhentian.

c. Pintu-pintu lantai dan pintu kereta harus dapat menutup dengan

rapat dengan cara penekanan oleh gaya pegas atau oleh gaya

gravitasi pemberat.

d. Jarak antara ambang pintu (door sill) kereta dan pintu lantai (running

clearance) harus dibuat tidak lebih dari 35 mm.

e. Alur-alur pada ambang pintu dimana sepatu-sepatu pintu meluncur

harus selalu bersih, sehingga pintu dapat bergerak tanpa hambatan.

Sepatu yang aus atau longgar harus segera diganti dengan yang

baru.

f. Apabila pada pintu-pintu dilengkapi dengan panel kaca, maka panel

tersebut harus selalu utuh dan kokoh dan tahan api sesuai pintunya.

g. Pada tiap kali perhentian, lantai kereta harus selalu rata dengan

permukaan lantai. Apabila tidak rata, maka alat perata kereta harus

diperiksa dan disetel.

h. Ambang pintu (door sill) harus dibuat dari bahan yang kuat dan tidak

licin.

i. Permukaan lantai pada ambang harus rata dengan permukaan lantai

sekitarnya.

j. Cahaya atau penerangan pada daerah lantai pemberhentian harus

cukup terang, minimal 100 lux.

Page 28: MODUL SSLE – 08 : TEKNIK PEMERIKSAAN & UJI COBA LIFT DAN

Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -12-

3.5 KERETA LIFT DAN LUAS KERETA LIFT

3.5.1 Kereta Lift

a. Setiap rangka kereta harus terbuat dari baja yang sesuai

kekuatannya, kecuali lift pelayan (dumbwaiter) tidak perlu dengan

rangka.

b. Atap kereta harus cukup kuat untuk menahan berat peralatan yang

ditempatkan diatasnya dan beban minimal dua orang yang mungkin

naik di atasnya.

c. Setiap atap kereta (kecuali lift pelayan) harus dilengkapi pintu darurat

dengan ketentuan :

1. Dapat dibuka dari dalam atau dari luar kereta arah ke atas

2. Tidak mengganggu peralatan di atas atap kereta sewaktu dibuka

sebagian atau seluruhnya.

3. Ukuran cukup luas, sekurang-kurangnya berukuran 0.35 x 0.45

m, yang memungkinkan orang keluar/masuk kereta dengan

mudah.

d. Pintu darurat harus dilengkapi dengan kontak arus listrik sejalan

dengan pengendalian, kecuali untuk lift yang tidak otomatis.

e. Interior badan kereta harus merupakan kurungan tertutup (kecuali lift

barang)

f. Kereta lift barang yang tidak diperlengkapi dengan atap, tinggi

dinding tidak boleh kurang dari 2 (dua) meter.

g. Luas lantai kereta harus dibatasi sesuai kapasitas atau jumlah

penumpang maksimal (lihat 7.7.4), kecuali lift rumah sakit (hospital

elevator) dapat lebih luas dengan ketentuan harus mendapat izin

khusus dan harus dilengkapi alat pembatas beban lebih (overload

limit switch).

h. Tinggi bagian dalam dari kereta tidak boleh kurang dari 2 (dua)

meter, (kecuali lift pelayan).

Page 29: MODUL SSLE – 08 : TEKNIK PEMERIKSAAN & UJI COBA LIFT DAN

Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -13-

i. Instalasi lampu penerangan dan langit-langit gantung (suspended

ceiling) di dalam kereta harus cukup kuat dan aman dari goncangan

akibat bekerjanya pesawat pengaman kereta. Langit-langit gantung

dilarang terbuat dari kaca (gllas).

j. Setiap kereta (kecuali lift pelayan) harus dilengkapi dengan pintu,

dengan pengaman mekanis dan elektris.

k. Setiap kereta (kecuali lift pelayan) harus dilengkapi dengan :

1. Ventilasi udara dan penerangan yang cukup serta memenuhi syarat.

2. Stop kontak, sarana kendali dan penerangan di atas atap kereta

(lihat 5.6).

3. Lampu darurat dalam kereta dengan sumber tenaga dari baterai

(aki), yang bekerja otomatis dan tahan selama satu jam.

4. Penerangan listrik di bawah bagian kereta, kecuali bila telah

tersedia penerangan pada lekuk dasar ruang.

l. Kereta harus diperiksa terhadap kemungkinan cacat konstruksi dan

pemasangan diantaranya :

- Baut-baut yang longgar

- Roda atau sepatu luncur pemandu yang sentris

- Goyangan, getaran dan suara-suara tidak normal.

m. Pintu darurat pada kereta harus diuji dengan cara membuka pintu

tersebut.

n. Setiap atap kereta (kecuali lift pelayan) harus dilengkapi pintu darurat

dengan ketentuan :

o. Kereta harus dilengkapi alat pembatas beban lebih (over load limit

switch) yang menyebabkan kereta tidak mau berangkat serta pintu

tetap terbuka dan membunyikan suara buzzer.

Page 30: MODUL SSLE – 08 : TEKNIK PEMERIKSAAN & UJI COBA LIFT DAN

Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -14-

3.5.2 Kapasitas dan Luas Lantai Kereta

a. Kapasitas angkut yang direncanakan dalam rekayasa pesawat lift

harus menjadi kapasitas angkut yang dinyatakan dan tertera dengan

jelas dalam kereta.

b. Perubahan kapasitas angkut yang diijinkan tersebut ayat (1) harus

dengan Keputusan Direktur atau Pejabat yang ditunjuknya.

c. Kapasitas angkut lift yang diijinkan harus tertulis dalam kereta dan

dinyatakan dalam kg dan jumlah orang yang dapat diangkut.

d. Cara menentukan jumlah maksimal orang yang dapat diangkut

tersebut pada ayat (3) ialah kapasitas angkut dalam kilogram (kg)

dibagi 68, kecuali lift kapasitas dibawah 600 kg dibagi 70 (lihat

daftar).

Contoh :

Muatan orang yang diijinkan) = 750 kg / 68 = 11 orang

Muatan yang diijinkan = 300 kg / 70 = 4 orang

e. Kapasitas angkut lift barang yang diijinkan harus tertulis dalam kereta

dan dinyatakan dalam kilogram (kg).

f. Kapasitas angkut yang ditetapkan dan diijinkan tidak boleh dilampaui

ataupun dirubah, termasuk penambahan dekorasi dinding, lantai dan

langit-langit kereta.

g. Kapasitas angkut tersebut harus dinyatakan secara tertulis dipasang

di dalam kereta pada tempat yang mudah dilihat dan dibaca.

h. Luas lantai kereta harus dibatasi untuk mencegah agar jumlah

penumpang tidak melebihi kapasitas angkut yang diijinkan. Lihat

daftar kapasitas lift yang umum dipakai (kg) dan luas kereta.

Page 31: MODUL SSLE – 08 : TEKNIK PEMERIKSAAN & UJI COBA LIFT DAN

Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -15-

Kapasitas

angkut

(kg)

Max jumlah

muatan orang

Max luas bersih

lantai kereta (m2)

300 375 450 525 600 680 750 900

1000 1100 1250 1350 1425 1500

4 5 6 7 9

10 11 13 15 16 18 20 21 22

0.90 1.10 1.30 1.45 1.60 1.75 1.90 2.20 2.50 2.65 2.95 3.10 3.25 3.40

3.6 TALI BAJA

Bahaya dan kecelakaan akibat putusnya tali baja tidak mudah terjadi apabila

tali baja tersebut cukup kuat, terpelihara baik dan pemeriksaan secara teratur.

Untuk mencegah terjadinya kecelakaan, harus diperhatikan syarat-syarat

sebagai berikut :

a. Tali penarik kereta, bobot imbang dan keperluan governor harus

digunakan tali baja lemas (flexible) dan dengan kekuatan serta faktor

keamanan yang sesuai, dan tidak boleh terdapat sambungan.

b. Rantai tidak boleh dipergunakan untuk penarik kereta dan bobot

imbang (kecuali lift khusus untuk perumahan yang sifat

penggunaannya pribadi).

c. Lift tarikan langsung (drum drive lift) sekurang-kurangnya harus

menggunakan 2 (dua) lembar tali baja penarik kereta dan dua tali

baja penarik bobot imbang, sedangkan lift tarikan gesek (traction

drive lift) harus mempergunakan minimal 3 (tiga) lembar tali baja,

(kecuali lift pelayan).

d. Penggunaan tali baja harus memperhitungkan faktor keamanan

sesuai daftar tersebut di bawah ini

Page 32: MODUL SSLE – 08 : TEKNIK PEMERIKSAAN & UJI COBA LIFT DAN

Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -16-

Kecepatan Lift

(m/m)

Faktor Keamanan

Tali baja tarik

20 - 59

60 - 90

105 - 180

210 - 300

diatas 300

8.0

9.5

10.5

11.5

12.0

e. Garis tengah tali baja penarik kereta dan bobot imbang sekurang-

kurangnya harus 8 (delapan) mm, kecuali lift pelayan 6 (enam) mm.

f. Perbandingan garis tengah teromol terhadap tali baja minimal

adalah :

1. 40 : 1 untuk lift jenis apapun

2. 25 : 1 untuk governor

g. Semua roda puli harus beralur khusus untuk penempatan tali baja.

Ukuran alur harus tepat/sesuai guna mencegah tali terjepit dan/atau

tergelincir (slip) terhadap keliling puli.

h. Tali baja pada lift tarikan langsung (drum drive lift) harus cukup

panjang, sehingga pada waktu kereta berada pada batas perjalanan

terakhir, tali baja dalam teromol masih bersisa sekurang-kurangnya

satu setengah belitan pada tabung gulungan.

i. Ujung tali baja pada lift tarikan langsung (drum drive lift) harus

diamankan dengan soket lonjong dari babit atau dijepit pada bagian

sisi kepingan dari tabung gulungan.

j. Pengikatan ujung tali pada kereta dan bobot imbang harus dikerjakan

sesuai prosedur baku dengan teliti dan baik. Dalam praktek

penyambungan tali baja ada 2 sistim yaitu :

1. Untuk lift berkecepatan maksimal sampai 45 m/m, pengikatan

dapat dengan cara diklem. Jumlah klem pengikatan baja

Page 33: MODUL SSLE – 08 : TEKNIK PEMERIKSAAN & UJI COBA LIFT DAN

Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -17-

sekurang-kurangnya 3 buah berjarak 20 cm dan arah baut klem

selang seling.

2. Untuk lift berkecepatan lebih dari 60 m/m atau lebih, pengikatan

dengan cara ujung tali masuk ke soket dari baja tempa, lilitan

diurai dan ditekuk masuk kedalam soket, kemudian soket dicor

dengan babit.

3.7 PERLENGKAPAN PENGAMAN

3.7.1 Pesawat pengaman kereta (car safety device)

1. Setiap kereta, kecuali lift pelayan harus dilengkapi pesawat

pengaman kereta yang dapat memberhentikan kereta dari kelajuan,

apabila terjadi kecepatan lebih.

2. Pesawat pengaman kereta yang dipergunakan harus dapat

memberhentikan kereta dengan aman tanpa mengejut.

3. Setiap lift harus dilengkapi dengan sebuah governor yang memicu

dan mengatur bekerjanya pesawat pengaman kereta, jika terjadi

kecepatan lebih (overspeed).

4. Governor harus disetel dan diuji sehingga pesawat pengaman kereta

bekerja sebelum mencapai prosentase kecepatan lebih tertentu,

sesuai daftar. Jika governor telah disetel dan disegel dari pabrik

pembuatnya, tetap harus diuji keabsahannya.

Daftar kecepatan lebih

Kecepatan lift

(m/m)

Prosentasi maksimal

kecepatan lebih terhadap

kecepatan normal (%)

Jarak tempuh

perhentian kereta

(kemerosotan)

saat saklar OS

terbuka

saat governor bekerja

Sampai 42 m/m 42 s/d 90 m/m 90 s/d 105 m/m 105 s/d 150 m/m 150 s/d 210 m/m 210 s/d 300 m/m

40 30 25 20 15 15

50 40 35 30 25 20

0,05 - 0,40 m 0,10 - 0,70 m 0,25 - 1,10 m 0,50 - 1,80 m 1,00 - 3,00 m 2,00 - 5,60 m

Page 34: MODUL SSLE – 08 : TEKNIK PEMERIKSAAN & UJI COBA LIFT DAN

Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -18-

5. Setiap lift yang kecepatannya minimal 60 m/m harus dilengkapi

sebuah sakelar (Overspeed Switch, OS) pemutus arus listrik ke

pengendalian motor. Saklar bekerja atas pengungkit pada governor

ketika lift mengalami kecepatan lebih tertentu (lihat daftar).

6. Pesawat pengaman harus dilengkapi dengan Safety Operated Switch

(SOS) untuk semua jenis atau kecepatan lift, yang dapat memutuskan

arus listrik ke motor saat governor bekerja.

7. Pesawat pengaman senantiasa dirawat agar selalu tetap dalam

keadaan bekerja baik. Pemeliharaan pesawat pengaman ini dengan

cara memberi pelumas secara teratur pada bagian tertentu.

8. Governor dan pesawat pengaman secara berkala harus diperiksa atas

keausan, keretakan, pecah, karatan dan atas kemungkinan baut-baut

longgar.

9. Pesawat pengaman dalam waktu-waktu tertentu harus diuji

kemampuannya. Pengujian harus dilakukan oleh tenaga ahli yang

kompeten.

Penjelasan Cara Bekerja Pesawat Pengaman Cara bekerja pesawat pengaman kereta terpisah dari cara bekerja motor penggerak lift. Peralatan pengaman kereta ini terdiri dari :

1. Governor sebagai pengindra dan pembatas kelajuan lift

2. Dasar pengaman kereta (safety block) , yang berada langsung dibagian bawah rangka kereta di kiri dan kanan (pada produk tertentu dipasang pada bagian atas rangka).

3. Tali baja governor

4. Roda teromol sebagai pengatur tegangan tali baja governor yang berada di lekuk dasar (pit). Lift berkecepatan tinggi (120 m/m keatas) pengaturan tegangan dengan pegas dan peredam hidrolis yang dipasang pada rangka teromol.

Tali baja governor, bergerak diantara roda penegang (tension sheave) dan roda governor dan kedua ujung dari kabel baja tersebut diikatkan pada tangan (stang) penggerak rem pada rangka kereta, sehingga pasak atau rem kiri dan kanan bekerja sekaligus serempak.

Dalam keadaan normal, pesawat pengaman tidak mempengaruhi jalannya lift, kecuali jika kecepatan lift melampaui batas kecepatan tertentu, dengan prosentase sesuai daftar tersebut diatas.

Page 35: MODUL SSLE – 08 : TEKNIK PEMERIKSAAN & UJI COBA LIFT DAN

Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -19-

Sistim pengaman ini bekerja dengan dua tahap sebagai berikut :

a. Pada tahap pertama, apabila awal mula terjadi kecepatan lebih (lihat daftar) lift dalam keadaan turun, maka governor akan membuka sakelar OS pemutus arus listrik ke motor penggerak lift, dan memberhentikan lift.

b. Apabila OS tidak sempat bekerja dan kereta tetap melaju dengan kecepatan terus meningkat, maka governor akan tersentak menyebabkan rahang governor menggigit tali baja, selanjutnya menyebabkan tangan-tangan menarik rem masuk kedalam rumah (blok) serta menjepit rel pengantar. Lift akan berhenti pada jarak lintas tertentu. Berhentinya dibantu oleh pegas yang ada pada blok rem/pasak. Lihat daftar jarak lintas perhentian merosot. Bersamaan dengan peristiwa tersebut saklar SOS terbuka, sehingga arus ke motor terputus.

3.7.2 Sakelar-sakelar Pembatas (Limit Switches)

1. Setiap lift harus dilengkapi dengan sakelar-sakelar pengaman batas

lintas (travel limit switches) yang akan memutuskan arus listrik ke

motor secara otomats sebelum kereta atau bobot imbang mencapai

batas-batas lintas terakhir ujung atas dan bawah dari ruang luncur

(lihat 6.2).

2. Sakelar-sakelar pengaman batas harus diperiksa mengenai jarak

terhadap lantai dan letaknya, keadaan ikatannya dan letak tuasnya

(cam), yang akan membuka saklar dan memutus arus listrik menuju

motor penggerak (lihat 7.8).

3. Terhadap sakelar-sakelar pengaman batas harus diadakan

percobaan (test) untuk mengetahui baik tidaknya cara bekerja

sakelar-sakelar tersebut, sehubungan dengan luang lari (runby).

4. Sakelar-sakelar pengaman batas harus selalu terpelihara baik, agar

dapat bekerja secara otomatis memutuskan arus listrik ke motor lift

dan pemberhentikan kereta, apabila kereta melampaui batas lintas

yang ditentukan, sebelum bobot-imbang menyentuh penyangga (lihat

7.8).

Page 36: MODUL SSLE – 08 : TEKNIK PEMERIKSAAN & UJI COBA LIFT DAN

Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -20-

3.7.3 Penyangga / Peredam (Buffer)

1. Setiap kereta dan bobot-imbang harus dilengkapi dengan

penyangga/peredam (buffer) yang ditempatkan di lantai lekuk dasar

(pit) ruang luncur.

2. Penggunaan penyangga harus sesuai dengan kecepatan kereta

menurut ketentuan sebagai berikut :

Kecepatan jalannya kereta Jenis peredam atau penyangga

yang harus digunakan

Kecepatan tidak

melebihi dari 30 m/m

Kecepatan lebih dari

30 m/m, tetapi kurang

dari 90 m/m

Kecepatan lebih dari

90 m/m

Bumper (penyangga masip kenyal

atau penyangga pegas (spring

buffer)

Penyangga pegas (spring buffer)

atau peredam oli (oil - atau

hydraulic -buffer)

Peredam oli (oil - atau hydraulic -

buffer)

3. Permukaan miyak hidrolis penyangga harus diperiksa, sesuai batas

petunjuk.

4. Untuk penyangga hidrolik harus digunakan jenis oli/minyak khusus

yang dianjurkan oleh pabrik pembuat.

5. Dudukan penyangga harus rata dan vertikal . Baut-bautnya harus

diperiksa.

6. Penyangga pegas harus diperiksa, kedudukannya harus kokoh

ditempatnya.

7. Jarak langkah (stroke) dari penyangga/peredam harus diuji memenuhi

syarat-syarat sesuai dengan kecepatan lift, sebagai berikut :

Page 37: MODUL SSLE – 08 : TEKNIK PEMERIKSAAN & UJI COBA LIFT DAN

Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -21-

Kecepatan (m/m)

L, Langkah peredam saat ditekan

(Meter)

s/d 45 60 90 105 120 150 180 210 240 300 360 420

0.04 0.06 0.15 0.20 0.27 0.43 0.63 0.84 1.10 1.60 2.40 3.30

Pengujian dilakukan dengan cara menjalankan kereta turun

melampaui batas bawah, dan menekan penyangga sepenuhnya

dalam hal ini limit switch di jumper.

3.8 LUANG LARI (Runby)

a. Luang lari (runby) bobot imbang adalah jarak antara plat rangka

bawah bobot imbang dengan ujung atas penyangga. Luang lari harus

dibatasi minimal sebagai berikut :

1. Penyangga hidrolis pada lift berkecepatan minimal 90 m/m, luang

lari adalah 23 cm.

2. Penyangga pegas, untuk =

a. Kecepatan lift 7.5 m/m, luang lari = 11 cm

b. Kecepatan lift 15 m/m, luang lari = 15 cm

c. Kecepatan lift 30 m/m, luang lari = 22 cm

d. Kecepatan lift 60 m/m, luang lari = 30 cm.

b. Luang lari untuk kereta dan bobot imbang maksimal 60 cm, dengan

syarat saat plat rangka kereta menyentuh ujung atas penyangga,

rangka bobot imbang tidak menyentuh bagian bawah lantai kamar

mesin atau struktur lain.

Page 38: MODUL SSLE – 08 : TEKNIK PEMERIKSAAN & UJI COBA LIFT DAN

Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -22-

c. Ruang bebas atas yaitu jarak rangka kereta atau pelaralatannya

yang terpasang pada bagian teratas dengan langit-langit (lantai

kamar mesin bagian bawah) harus memenuhi syarat jumlah jarak -

jarak sebagai berikut :

1. Jarak Luang lari bobot imbang

2. Jarak Langkah (stroke) maksimal dari penyangga jika bobot

imbang menekan penuh.

3. Kemungkinan lonjakan kereta keatas (akibat bobot imbang

membentur penyangga) sebesar kira-kira setengah langkah

(stroke).

4. Ruang aman yang ditetapkan yaitu 60 cm (lihat 7.3(1)).

Contoh : Luang lari bobot imbang = 20 cm Kecepatan lift 180 m/m, sesuai daftar langkah penyangga = 63 cm Tinggi ruang bebas atas, saat bobot imbang membentu : 1. Luang lari = 20 cm 2. Langkah peredam = 63 cm 3. Lonjakan = 33 cm (setengah langkah) 4. Ruang aman = 60 cm (lihat 7.2.(5))

Jumlah = 176 cm

3.9 PERALATAN TANDA BAHAYA

Setiap kereta (kecuali kereta lift pelayan) harus dilengkapi dengan sinyal

tanda bahaya yang dapat digunakan dari dalam kereta, yaitu berupa :

a. Bel listrik kecemasan (darurat) yang dipasang dalam gedung di

tempat yang mudah didengar oleh pengawas bangunan atau orang

yang ditunjuk bertanggung jawab terhadap pemakaian lift, atau

b. Interphone atau intercom sebagai penghubung dari dalam kereta

dengan pengawas bangunan atau orang yang ditunjuk bertanggung

jawab terhadap pemakaian lift.

Page 39: MODUL SSLE – 08 : TEKNIK PEMERIKSAAN & UJI COBA LIFT DAN

Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -23-

BAB IV

PENILAIAN (AUDITING)

4.1. PERSIAPAN

Sebelum melaksanakan uji coba menjalankan lift yang baru terpasang,

seluruh instalasi perlu diperiksa secara fisik oleh supervisor, untuk

meyakinkan seluruh komponen telah terpasang lengkap dan benar.

Pemeriksaan dilakukan bersama kepala regu (charge-hand).

Kebersihan pada bagian-bagian yang bergerak sangat dituntut, yaitu alur

ambang pintu tempat lalu sepatu pintu, sepatu pemandu (guide shoes),

teromol rem dan terakhir motor perlu di tiup dengan blower.

Lift dicoba gerakan dengan engkol (setelah rem dibuka secara manual)

untuk meyakinkan rotor berputar bebas tanpa suara. Pada saat

mengengkol mungkin terasa perbedaan tenaga saat naik dan turun.

Pada bobot imbang (counterweight) diisi filler weight kira-kira separuh

dahulu sehingga sama berat (balanced) dengan kereta kosong, dan

selanjutnya tidak lagi terasa beda tenaga mengengkol saat naik maupun

turun.

4.2. UJI COBA PESAWAT LIFT

Uji coba pesawat lift dilakukan oleh teknisi (adjuster) yang

berpengalaman. Dimulai dengan pemeriksaan dan test fungsi tiap-tiap

peralatan sebelum motor dijalankan atau dihubungkan dengan tenaga

listrik. Berikut ini ialah urutan tindakan-tindakan awal :

a. Periksa kabel tenaga listrik 3 phase (R,S,T) pada panel distribusi

utama (main circuit breaker) dan periksa besaran sekering (atau

automatic breaker atau fuse) sesuai dengan ketentuan. Periksa

ulang daftar sekering terhadap besaran tenaga motor. Yakinkan

tegangan seimbang untuk tiap phase = 380 V

Page 40: MODUL SSLE – 08 : TEKNIK PEMERIKSAAN & UJI COBA LIFT DAN

Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -24-

b. Periksa pemasangan kawat arde (earthing) pada motor lift, panel

utama, governor dan pada rangka kereta lift.

c. Uji tahanan isolasi dari kumparan 3 phase motor lift dengan alat

megger minimal 0.5 mega Ohm.

d. Isi atau tuangkan minyak pelumas ke dalam gear box (lift dengan

geared machine) dan lumasi semua rumah bantalan as motor dan

mesin, dengan pelumas yang sesuai.

e. Buka magnetic core (kern) dari rem, bersihkan dan lumasi

(tipis/sedikit saja). Coba rem dapat membuka tanpa beban. Pastikan

arah tenaga listrik tidak terbalik. Luang (gap) sepatu rem dengan

teromol rem kira-kira 0.1 mm.

Lakukan penyetelan pegas dimana diperlukan. Lumasi semua titik-

titik tumpu dari pengungkit rem.

f. Coba putaran motor (tanpa beban) untuk memastikan arah putaran

sesuai dengan relay untuk arah naik dan turun.

g. Periksa rangkaian pengaman listrik (switches) seluruhnya (hubungan

seri) yang terdapat di pit, ruang luncur, atap kereta, governor, pintu-

pintu, semua harus berfungsi. Jika salah satu pengaman listrik

terbuka, maka relay penggerak motor tidak berfungsi.

h. Pengaman listrik tersebut dapat berupa kontak atau saklar mekanis,

yaitu :

1. Final limit switch (upper and lower)

2. Directional limit switch (upper and lower)

3. Slow down switch (upper and lower)

4. Door contact, pada tiap-tiap pintu lantai

5. Gate contact pada pintu kereta.

6. Emergency stop contact, didalam kereta

7. Broken tape switch, diatas atap kereta

8. Inspection stop contact, diatas atap kereta

9. Overspeed switch (OS), digovernor

10. Stopping Overspeed switch (SOS), pesawat pengaman

11. Rope stretch switch pada roda compensating rope

Page 41: MODUL SSLE – 08 : TEKNIK PEMERIKSAAN & UJI COBA LIFT DAN

Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -25-

i. Fungsikan tombol-tombol panggilan lantai dan kereta (relay masuk).

Biasanya hanya tombol kereta dan inspection. Jika telah aman,

tombol lantai diaktifkan.

4.3. URUTAN TINDAKAN MENJALANKAN LIFT

Berikut ini ialah urutan tindakan menjalankan lift, setelah tindakan awal

tersebut diatas selesai dilakukan. Bobot imbang masih dalam keadaan

dipasang “separuh dari jumlah batang filler weight” , sehingga balance

dengan kereta kosong.

a. Masukan saklar “inspection mode”. Seorang di atas atap kereta,

seorang lagi di kamar mesin. Gunakan intercom atau walky-talky

untuk komunikasi dengan rekan kerja. Pastikan tombol-tombol

inspection dilengkapi dengan pegas, dan bekerja atas tekanan jari

terus menerus. Jika tekanan berkurang, lift otomatis berhenti.

b. Jalankan lift dengan “inspection mode” dari atap kereta. Tekan

tombol UP bersamaan dengan tombol STOP, jika mau keatas. Atau

tekan tombol DOWN juga bersamaan dengan tombol STOP, jika

mau turun. Kecepatan lift saat inspection 0.5 m/detik (30 m/m).

c. Hubungi rekan kerja di kamar mesin. Mintakan konfirmasi “all clear”.

Teruskan operasi inspection.

d. Selama bergerak perhatikan suara atau getaran yang tidak wajar.

Jika ada yang tidak wajar, berhenti dan kembali, tandai dengan kapur

pada lokasi / posisi kereta, untuk pemeriksaan ulang kemudian.

Page 42: MODUL SSLE – 08 : TEKNIK PEMERIKSAAN & UJI COBA LIFT DAN

Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -26-

4.4. MENCOBA JALANKAN LIFT DENGAN KECEPATAN

“INSPECTION SPEED”

Sambil mencoba jalankan lift dengan kecepatan “inspection speed”, hal-

hal berikut dikerjakan :

a. Setel (adjust) posisi slow-down switch sesuai petunjuk pabrik, juga

final & direction limit switch pada ujung atas dan ujung bawah ruang

luncur.

b. Pasang metalic vane (bendera) di sepanjang ruang luncur dan disetel

posisinya untuk tiap-tiap pintu atau stopping floors. Pasang proximity

switch diatas atap kereta berjarak maksimal 10 mm dari metalic

vane.

c. Sebelum mencoba kecepatan penuh (full speed) perlu penyetelan

beberapa peralatan (lihat pelajaran “pekerjaan pemasangan” MPK07)

yaitu :

1. Tegangan tali baja harus seragam.

2. Bobot imbang diisi penuh yaitu 45% overbalance terhadap kereta

kosong.

3. Pintu kereta difungsikan kerja secara otomatis buka tutup.

4. Periksa tegangan tali baja pesawat pengaman dengan menyetel

berat bandulnya di lekuk dasar (pit).

5. Setel static balance badan kereta terhadap rangka kereta dan

dudukannya pada landas.

4.5. UJI COBA KECEPATAN PENUH (FULL SPEED)

a. Kereta diisi dengan test weight, sebesar 45% kapasitas. Contoh ;

kapasitas lift 1000 kg, kereta diisi 450 kg test weight, yaitu 9 batang

besi tuang 50 kg.

b. Posisikan kereta pada lantai ditengah-tengah ruang luncur.

“inspection mode” dipindah ke “automatic mode”.

Page 43: MODUL SSLE – 08 : TEKNIK PEMERIKSAAN & UJI COBA LIFT DAN

Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -27-

c. Tekan tombol car call. Perhatikan aselerasi saat kereta berangkat

dan diselerasi saat kereta mau berhenti. Lakukan penyetelan sampai

halus saat-sat mau berhenti arah naik maupun turun.

d. Jalankan kereta non stop atau long run. Perhatikan deceleration saat

mau berhenti di lantai terminal atas / atau terminal bawah. Lakukan

penyetelan (jika perlu) sampai gerakan halus saat-saat mau berhenti.

e. Fungsikan tombo-tombol panggil lantai, periksa perhentian tiap-tiap

lantai. Lakukan penyetelan (posisi vane) agar perhentian rata lantai.

4.6. UJI COBA PESAWAT PENGAMAN (Safety Device)

a. Lift turun dengan beban seimbang (45% kapasitas), lepaskan rahang

governor (seolah-olah governor mengalami overspeed) sehingga

pesawat pengaman bekerja. Ukur jarak kemerosotan kereta saat

pesawat pengaman menjepit rel pemandu. Cocokan jarak

kemerosotan dengan standar yang berlaku.

b. Lift turun dengan beban penuh sampai lantai terminal bawah dan

sengaja dibikin merosot sampai membentur pit (cara limit switch di-

jumper). Ukur jarak kemerosotan (langkah) peredam yang ditekan

oleh kereta. Cocokan dengan standar yang berlaku.

c. Lift dibebani 120% kapasitas (jika kapasitas lift 1000 kg, maka

didalam kereta ditaruh test weight 24 batang @ 50 kg, dalam

keadaan turun dengan kecepatan penuh. Kemudian sumber tenaga

listrik diputus, sehingga rem mesin lift bekerja serentak. Periksa jarak

kemerosotan untuk menentukan batas deselerasi maksimal 9.8

m/s/s. Setel pegas agar deselerasi dibawah 9.8 nm/s/s. Setelah lift

diam berhenti, kereta dimasuki satu orang, untuk meyakinkan kereta

tidak merosot. Jika merosot maka setel kembali pegas rem lebih

kencang.

Page 44: MODUL SSLE – 08 : TEKNIK PEMERIKSAAN & UJI COBA LIFT DAN

Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -28-

Setelah selesai melakukan uji coba langkah berikutnya mengaktifkan

alat-alat tambahan (optional) jika ada, dan mengujinya. Diantaranya

ialah :

a. Fireman operation

b. Emergency fire operation

c. Emergency power operation

d. Automatic Rescue operation

e. Attendent Operation,

f. Hospital operation

Tindakan terakhir ialah mengisi formulir Field Test Data yang

disediakan pabrik untuk dikirim ke pabrik asal, dan formulir Depnaker

No. 38 L (contoh terlampir) sebagai syarat untuk memperoleh izin

penggunaan.

Page 45: MODUL SSLE – 08 : TEKNIK PEMERIKSAAN & UJI COBA LIFT DAN

Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator Rangkuman

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -1-

RANGKUMAN

Pemeriksaan dan pengujian harus dilakukan secara berkala paling lambat

dilakukan satu kali tiap-tiap tahun. Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian

ulang sama halnya dengan prosedur untuk pertama kalinya.

Pada pemeriksaan dan pengujian ulang harus dilakukan bersama-sama

dengan tenaga ahli yang kompeten dan bertanggung jawab.

Dalam melakukan pemeriksaan pegawai pengawas harus menjaga diri

keselamatan masing-masing terutama waktu berada dalam kamar mesin, di

atas kereta dan di dalam lekuk dasar.

Perhatikan setiap lift dan bagian-bagiannya harus dirawat sebagaimana

mestinya, agar selalu bekerja dengan tepat dan aman, dan memenuhi syarat-

syarat minimal pemeriksaan :

1. Kamar mesin, ruang luncur dan lekuk dasar (pit) harus selalu dijaga

kebersihannya dan bebas dari sampah, kotoran debu, ceceran minyak

dan halangan lainnya.

2. Rel pemandu, governor, pesawat pengaman, kereta, pintu-pintu, mesin,

penyangga dan peralatannya harus dirawat dan dilumasi secara teratur,

agar tetap dalam keadaan berfungsi sebagaimana mestinya dengan

aman.

3. Tali baja yang memperlihatkan tanda-tanda memecah, putus atau

patahan pada beberapa komponen, kawat, ataupun berkarat, dan

ataupun diameternya susut lebih dari 10%, harus segera diganti dengan

yang baru. Tali baja harus dilumasi dengan minyak pelumas yang

khusus, jika ternyata kering.

4. Semua pintu lantai harus lebih sering diperiksa dan disetel ulang, agar

selalu bekerja sebagaiman mestinya dengan optimal dan aman.

5. Semua peralatan pengaman (mekanis dan elektris) dan tanda - tanda

bahaya (alarm bell dan sebagainya) harus lebih sering diperiksa dan

dicoba, supaya selalu siap berfungsi sebagaimana mestinya.

Page 46: MODUL SSLE – 08 : TEKNIK PEMERIKSAAN & UJI COBA LIFT DAN

Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator Lampiran

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -1-

Lampiran I

Bentuk 38 L

DEPARTEMEN TENAGA KERJA R.I.

DIREKTORAT JENDERAL BINA HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN

DAN PENGAWASAN NORMA KERJA

DIREKTORAT BINA PENGAWASAN NORMA KESELAMATAN &

HYGIENE PERUSAHAAN DAN KESEHATAN KERJA

LAPORAN DATA TEKNIS DAN HASIL PENGUJIAN LIFT

1. Nama Gedung : …….………………………………………………………………….

2. A l a m a t : …….………………………………………………………………….

3. Jenis Lift : penumpang; barang; pelayan; No.Seri …..……………………………

4. Kapasitas angkut : …………… kg ; ………. orang ; kecepatan ……………. ……..m/m

5. Tenaga listrik yang dipakai DC ………….V; AC ……….. V ; Phase……….. ; ………..Hz

6. Sekering Utama : ………………………. A.

7. Mesin (jenis) …………..…….; tromol penggerak, dia …….………mm; RPM…………;

letak : atas, bawah, samping

8. Tali baja tarik,jumlah, lembar : ………dia…… ….mm, roping 1:1 ; 2:1 ; lain-

lain………..lilitan x kawat : ….. x …….. Keterangan konstruksi tali : …………………..

Pabrik pembuat : …………… Sertifikat pengujian No. ………………………….……

9. Kompensasi tali baja (ukuran & jumlah) …………..…; Pengikatan …………… ....………

10. Pesawat pengaman kereta, jenis ………………………………………………………..……

11. Jarak tempuh (lintas) …………. m; jumlah pemberhentian …………; jumlah pintu

……..…; sisi muka, sisi belakang …………………………………...

12. Pintu; lebar buka x tinggi ………x…… mm; Pengaman pintu ……………………… (jenis)

13. Pengujian perimbangan : …………………engkol, …………Tachometer, ………..lain-lain

Amperemeter……..(keterangan).

Perimbangan yang ditentukan dalam pengujian ini…………… %

overbalance bobot imbang

Perimbangan yang ditentukan oleh pabrik pembuat ……….. % overbalance bobot imbang

14. Berat keseluruhan bobot imbang : ……………………………………………………..(kg)

15. Pembetulan beban pengimbang ……… (jumlah) batang pengimbang, @………kg

=…….kg

ditambah / dikurangi (coret yang tidak perlu), jumlah batang beban pengimbang interior

kereta ………………kg…………….. bobot imbang ………………………………………..

16. Pengujian pesawat pengaman kereta dengan tangan, dengan kecepatan lebih, beban

di dalam kereta …………kg, kereta berhenti dengan (rata/tidak), kemiringan : ………… %

jarak kemerosotan : …………………………….mm

17. Governor bekerja pada kecepatan………m/m, ……..% Alat ukur yang digunakan, ….…….

Keterangan : ………………………………………………………………………………….

18. Jarak antara atap kereta dengan langit-langit ruang luncur ……….. ….………………..mm

jarak antara penyangga dengan dasar bobot imbang (runby)….…….mm,saat kereta rata

dengan lantai terminal atas.

Sakelar pengaman batas (final limit switch) arah keatas membuka pada ….………….. ..mm

19. Jarak antara bagian atas bobot imbang dengan langit-langit ruang luncur …….

…………mm

Page 47: MODUL SSLE – 08 : TEKNIK PEMERIKSAAN & UJI COBA LIFT DAN

Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator Lampiran

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -2-

Sakelar pengaman batas dan jarak antara rangka bawah kereta dengan penyangga (runby)

arah turun membuka pada….… mm. Saat kereta rata dengan lantai terminal

bawah….….mm

20. Dalam lekuk dasar (pit) ………mm, Jarak terdekat antara bagian bawah kereta dengan

dasar lantai lekuk dasar (luang aman), saat penyangga ditekan

penuh…………………………mm

21. Penyangga kereta jenis ……………; perpendekan (langkah) penyangga ……………..

…mm; penyangga bobot imbang jenis ………… ; perpendekan (langkah) penyanmgga

……….. mm

22. Keseimbangan kereta, beban dalam kereta ………. …….. ………………………

…………..

23. Waktu yang diperlukan agar pintu menutup rapat …… detik lama pintumembuka…….detik

24. Rem mesin disetel dengan 125% muatan dalam kereta ……………….kg rangkaian kontrol

dimatikan (jarak kemerosotan kereta) ………..mm Sakelar induk dimatikan……….…mm

(jarak kemerosotan keatas saat beban kosong) ………….…… (jarak luncur arah kebawah

saat beban penuh).

25. Suara-suara tidak wajar……………… (terangkan) kenaikan panas tidak wajar (pada motor/

mesin …………………. (terangkan).

26. Motor lift, seri No. …………………(jenis) ; ………………. (tegangan tanpa beban) (volt);

………… (tegangan dengan beban penuh) …………(A); …………(Kw); ………. (Rpm)

27. Motor generator (jika ada) ………….. (jenis); …………. (Kw); ………… (Rpm);

……….. (volt); …………(A per phase); motor penggerak Generator ……… (jenis)

;…………. (Kw); ……………… (volt); …………….. (A);

……………….(Kw);…………… (suhu tertinggi)

exciter …………… (jenis); …………… (Rpm); ………… (Kw); …………………. (volt).

28. Pengaman arus lebih ……………….. (waktu dalam detik); …………………….……….(A)

29. Kecepatan kereta, arus dan tegangan dari motor lift.

Beban

dalam

kereta

(kg)

Beban dalam kereta (kg) Kecepatan

kereta

m/menit

(normal)

Arus (A) Tegangan (V) Kec. lambat

m/menit

mula

gerak

jalan

normal

berhenti jalan (inspection

speed)

Keatas tanpa beban

Kebawah tanpa beban

Keatas dengan beban seimbang

Kebawah dengan beban seimbang

Keatas dengan beban penuh

Kebawah dengan beban penuh, terbuka

sakelar magnet

Kebawah dengan beban penuh, tertutup

sakelar magnet

30. Segel governor No. ………………………………….. oleh :

31. Pembatasan beban lebih disegel pada : …………… (kg) ; …………………. (orang)

32. Penerangan darurat : Sumber ……………. ; tahan menyala …………………. (jam)

33. Interkom, sumber ………………………………………….. ………………………..

34. Peralatan tanda bahaya (alarm bell):

Sumber…………………………………………..

Page 48: MODUL SSLE – 08 : TEKNIK PEMERIKSAAN & UJI COBA LIFT DAN

Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator Lampiran

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -3-

…………………………19……

Yang melaksanakan pengujian

Instalatir : …………………. Nama pegawai pengawas Keselamatan Kerja :

Nama Petugas : …………………. ………………………………………………...

Tanggal : …………………. Tanggal : …………………………….

Tanda tangan : …………………. Tanda tangan : …………………………….

PELAKSANAAN PENGUJIAN

1. Pegawai Pengawas Keselamatan Kerja

Nama Pengawas : ………………………………………………………….……….

NIP : …………………………………………………………………..

Tanggal : …………………………………………………………………..

Tanda tangan : …………………………………………………………………..

2. Perusahaan Jasa Inspeksi Teknis : ………………………………………………….

Nama Tenaga Ahli K3 Lift : ………………………………………………….

Perusahaan/No.izin Inspeksi : ………………………………………………….

Tanggal : ………………………………………………….

Tanda tangan : ………………………………………………….

Page 49: MODUL SSLE – 08 : TEKNIK PEMERIKSAAN & UJI COBA LIFT DAN

Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator Lampiran

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -4-

Lampiran II

Bentuk 39 L

DEPARTEMEN TENAGA KERJA RI

DIREKTORAT JENDERAL BINA HUBUNGAN KETENAGA KERJAAN

DAN PENGAWASAN NORMA KERJA

DIREKTORAT BINA NORMA KESELAMATAN KERJA &

HYGIENE PERUSAHAAN DAN KESEHATAN KERJA

LAPORAN PENGUJIAN PESAWAT PENGAMAN KERETA

No. ………………………………………..

1. Nama gedung : …………………………………………………….

2. A l a m a t : …………………………………………………….

3. Jenis pesawat lift : …………………… No. Seri ………………..…..

4. Kapasitas angkut : ……………… kg; Kecepatan …………..m/menit

5. Jenis dan motor mesin : ………………Pabrik pembuat : …………………

6. Jenis pengontrol (kendali gerak): ….……….. Pabrik pembuat :……………………

7. Jenis pesawat pengaman : (Roll); (Wedge clamp); (Flexible guide clamp).

8. Jenis governor : ………………………………………………….

9. Jenis penjepit pada governor : Bahan…..dia alur ....mm (dgn pegas ya,… tidak,…)

10. Kondisi governor : % overspeed…………,% putus arus………………

11. Muatan diluar bobot kereta : (marmer, granit, lain-lain)…..………………. (kg)

12. Kondisi pada rel : ………… (Rel kiri) ………………… (Rel kanan)

13. Ukuran rel utama (rel bobot imbang) : ……. kg/m( …..kg/m)

jarak braket utama : ………m ; jarak braket bobot imbang : ……….m)

14. Kondisi tali baja governor setelah diuji : pabrik pembuat……negara asal…

….

15. Kondisi pemberat tegangan tali baja governor :………………………………………

16. Pesawat pengaman bekerja baik/tidak Kemerosotan kereta : ……………………(m)

Jika tidak diterangkan secara terperinci : .………………………

Kemiringan kereta akibat kerja pesawat pengaman :……………… …………

K E S I M P U L A N

Pesawat pengaman kereta ……………. Governor ………………………………

…………

Sakelar pengaman pd kec.lebih………% Tali baja governor ………………………………

Sakelar governor pd kec. lebih ………% Beban tambahan kereta …………………..…Kg

Pengaman dicoba dengan beban penuh/kosong : Bobot kereta kosong : ……………………..Kg

Keterangan : Jarak kereta merosot saat pengaman bekerja (m)

……………………………………

_____________________________________________________________________________

……………………… 19…..

Yang melaksanakan pengujian

Instalatir : ………………… Nama pegawai pengawas Keselamatan Kerja

:

Nama petugas : ………………… ……………………………………

…………

Tanggal : ………………… Tanggal : ………..……………………

Tanda tangan : ………………… Tanda tangan : ……………………………..

Page 50: MODUL SSLE – 08 : TEKNIK PEMERIKSAAN & UJI COBA LIFT DAN

Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator Lampiran

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -5-

Lampiran III

TANDA UJI KESELAMATAN KERJA

UU No. 1/1970.Jo.Permenaker 03/MEN/1999

No. Reg : ………………………………………..

Jenis Pesawat Lift : ………………………………………..

Merk/Buatan : …………………… No. Serie ………

Beban Maksimal

Kelajuan : ………………………………………..

Berlaku s/d : ………………………………………..

Diuji oleh : ………………………………………..

Perusahaan Jasa Instalasi : ..……………………………………….

No. telpon / fax : …………………………………………

Page 51: MODUL SSLE – 08 : TEKNIK PEMERIKSAAN & UJI COBA LIFT DAN

Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator Daftar Pustaka

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -1-

DAFTAR PUSTAKA

1. SNI 1718.1989 Riksa uji lift

2. Installation Manual, page 401 by NEMI Inc.1970

3. Factory Manual, Puarsa, Spain

4. . Installation Manual by Puarsa, Spain

5. Installation Manual, NEMI, Inc, New York

6. Lift Installation Manual by Northern Sdn Berhad, Malaysia

7. SNI.03-7017-2004, Pemeriksaan dan Pengujian Lif Traksi Listrik.

8. SNI.03-2190-1999, Syarat-syarat umum konstruksi lif penumpang yang

dijalankan dengan motor traksi.

9. SNI.03-2190.1-2000, Syarat-syarat umum konstruksi lif yang dijalankan

dengan transmisi hidrolik

10. SNI-03-2190.2-2000, Syarat-syarat umum konstruksi lif pelayan

(dumbwaiter) yang dijalankan dengan tenaga listrik

11. SNI.03-6247.1-2000, Syarat-syarat umum konstruksi lif pasien.

12. SNI.03-6247.2-2000, Syarat-syarat umum konstruksi lif penumpang

khusus untuk perumahan.

13. SNI.03-6248-2000, Syarat-syarat umum konstruksi eskalator yang

dijalan dengan tenaga listrik.

14. SNI.05-7052-2004, Syarat-syarat umum konstruksi lif penumpang yang

dijalankan dengan motor traksi tanpa kamar mesin.

15. SNI.03-6573-2001, Tatacara rancangan sistem transportasi vertikal

dalam gedung.

16. SNI...... (Nomor masih dalam perancangan BSN), Syarat-syarat umum

Konstruksi dan Keselamatan lift barang (masih berupa usulan).

17. Pola Standar Kualifikasi Keterampilan KepMen No.146/MEN/1990,

Dep.Naker.

18. Pembinaan Operasi P2K3, 1998, Dep. Naker

19. PermenNakertrans No.03/MEN/1999, Syarat-syarat Keselamatan dan

Kesehatan Kerja Lift untuk pengangkutan orang dan barang.

20. Maintenance for Building Manager, oleh Elevator World, Inc. USA, 1990

21. Elevator Maintenance Manual, 1999, oleh Zack McCain

22. Installation Manual, oleh NEMI, Inc. New York, 1970

Page 52: MODUL SSLE – 08 : TEKNIK PEMERIKSAAN & UJI COBA LIFT DAN

Modul SSLE-08:Teknik Pemeriksaan & Uji Coba Lift & Eskalator Daftar Pustaka

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -2-

23. Education Package, Volume-3, oleh Elevator World, Inc. New York.

24. The Guide of Elevatoring, oleh Elevator World, Inc. New York

25. Elevator Mechanical Design, 2nd detion, oleh Lubomir Janouvsky, 1993

26. Vertical Transportation: Elevator and Escalator, oleh George R.

Strackosch, ISBN 0-471-86733-0 (1982).