peraturan sni lift

35
PELATIHAN PENGAWAS LAPANGAN INSTALASI LIFT & ESKALATOR Judul Modul : Peraturan dan Standard Nasional Makasar, tanggal 11 April 2011 Paparan oleh : Ir. SAWONO KUSASI A2K3 Nakertrans SELAMAT DATANG SALAM SEJAHTERA

Upload: ahmad-andi

Post on 24-Oct-2015

1.344 views

Category:

Documents


97 download

DESCRIPTION

standar nasional indonesia tentang perawatan lifgt

TRANSCRIPT

PELATIHAN PENGAWAS LAPANGANINSTALASI LIFT & ESKALATOR

Judul Modul : Peraturan dan Standard Nasional

Makasar, tanggal 11 April 2011

Paparan oleh : Ir. SAWONO KUSASIA2K3 Nakertrans

SELAMAT DATANG SALAM SEJAHTERA

URAIAN MATERIURAIAN MATERI

Pelatihan ini membahasPengetahuan peraturan umumPeraturan khusus, danStandar nasional untuk para pengawas lapangan (site supervisor) pemasangan instalasi lift dan eskalator.

TUJUAN INSTRUKSIONAL TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)UMUM (TIU)

Setelah mempelajari modul, peserta mampu memahami peraturan dan SNI,

Guna pelaksanaan pengawasan pemasangan instalasi lift dan eskalator,

Sesuai ketentuan dokumen kontrak,

Dan sebagai acuan dalam pelaksanaan pekerjaan agar hasilnya layak difungsikan.

TUJUAN INSTRUKSIONAL TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)KHUSUS (TIK)

Pada akhir pelatihan ini peserta mampu :1.Mengenali sumber-sumber bahaya2.Menerapkan sistem manajemen K33.Menerapkan organisasi perencanaan dan pelaksanaan4.Melaksanakan tugas-tugas P2K3 dan tanggung jawab managerial.

LANDASAN HUKUMLANDASAN HUKUM

1. Undang-undang No.01 tahun 1970 tentang keselamatan kerja dan usaha mencegah kecelakaan maupun bahaya.

2. Peraturan menteri Nakertrans No.01/MEN/1980 K3, Konstruksi Bangunan.

3. Peraturan menteri Nakertrans No.03/MEN/1999, Syarat-syarat K3 lift.

4. Peraturan menteri Nakertrans No.05/MEN/1996, Sistem manajemen K3.

Pasal-3 : Kapasitas lift sesuai SNI : 68 kg per orang.

Pasal-5 : Mesin traksi harus sesuai dengan SNI : Rem adalah bagian dari mesin.

Pasal-6 : Kamar mesin harus tahan api 1 jam. Pintu masuk min.0.7 m x 2.0 m.

Permen No.03/MEN/1999 K3 Permen No.03/MEN/1999 K3 LiftLift

FAKTOR KEAMANANFAKTOR KEAMANAN

Pasal-7 : Kecepatan tali Faktor keamanan 20 m/m – 59 m/m 8.0 59 m/m – 90 m/m 9.5 105 m/m – 180 m/m 10.5210 m/m – 300 m/m 11.5300 m/m – keatas 12.0

Diameter tali minimal = 10 mmJumlah lembar minimal = 3

RUANG RUANG LUNCURLUNCUR ((hoistwayhoistway))

Pasal-9 : Ruang luncur express (lift non-stop) minimal satu pintu darurat setiap 3 lantai.

Dimensi pintu darurat min 70 cm x 140 cm

Tahan api (sesuai peraturan bangunan)Overhead : Ruang bebas minimal 50 cm (SNI 60 cm)Pit (lekuk dasar) : Ruang bebas minimal 50 cm (SNI 60 cm)

LEKUK LEKUK DASARDASAR ATAU ATAU PITPIT

Pasal 10 :Lantai dasar pit kekuatannya 5000 N/m2.

Jika pit tidak langsung disangga tanah (pondasi), maka:Bobot imbang harus dilengkapi alat pengaman (safety device).

Ruangan bagian bawah pit dilarang untuk kegiatan (demi keselamatan).

KERETAKERETAPasal-11 : Pintu darurat pada atap kereta minimal 0.35 x 0.45 m.

Pintu darurat dinding samping kereta, dilengkapi saklar pengaman, kunci dan handel.

Luas kereta sesuai dengan jumlah maximum penumpang (lihat lampiran).

Contoh: luas 3.020 m2 kapasitas 19 orang.luas 1.6 x 1.5 = 2.4 m2 = 1000 kg (= 15P)Rata-rata IP = 2.4/15 = 0.16 m2.

KECEPATAN LEBIHKECEPATAN LEBIH((overspeedoverspeed))

Pasal-13 : Kecepatan lebih (%) saat governor bekerja

s/d 42 m/m = 150%s/d 90 m/m = 140%s/d 120 m/m = 135%> 120 m/m = 130 %

Saklar pengaman (stop switch) pada governor untuk lift-lift berkecepatan 60 m/m dan lebih.

KINERJA PESAWAT KINERJA PESAWAT PENGAMANPENGAMAN

Pasal-15 :Jarak kemerosotan kereta saat rem (alat) pengaman bekerja.

Kecepatan kereta Jarak min dan maxs/d 105 m/m 0.25 m, 1.10 ms/d 150 m/m 0.59 m, 1.80 ms/d 210 m/m 1.00 m, 3.00 ms/d 300 m/m 2.00 m, 5.60 m

Saklar pengaman (stop switch) pada rem pengaman untuk lift-lift berkecepatan 60 m/m dan lebih.

REL PEMANDUREL PEMANDU

Pasal-20 :Rel pemandu harus kuat atas tekanan kereta saat rem pesawat pengaman bekerja dengan beban penuh didalam kereta.

Contoh gaya reaksi : g = gravitasi bumiF = g x (P+Q) x P = berat kereta kosong

Q = beban kapasitas = faktor tekukA = luas penampang rel (mm2)

Tegangan Tekuk, T = F/A maksimum diizinkan 140 N/mm2

PEREDAM (penyangga)PEREDAM (penyangga)Pasal-21 : Peredam (penyangga) dan jarak langkah (stroke)Kecepatan lift Jarak langkah (stroke)s/d 45 m/m 4 cm, (karet masif kenyal)s/d 60 m/m 6 cm, jenis pegass/d 90 m/m 15 cm, jenis hidroliks/d 150 m/m 43 cm, jenis hidroliks/d 180 m/m 63 cm, jenis hidroliks/d 210 m/m 84 cm, jenis hidroliks/d 300 m/m 74 cm, jenis hidroliks/d 360 m/m 250 cm, jenis hidrolik

DOKUMENDOKUMEN

Pasal-24 :Gambar rencana pemasangan harus sesuai dengan SNI dan disahkan oleh pejabat yang ditunjuk, meliputi:Kamar mesinRuang luncur Pintu-pintu Rel pemandu, dan penguatnya (separator beam)Perhitungan tali baja, dan sertifikat tali.

IZIN PEMASANGANIZIN PEMASANGAN

Pasal-25 :Pengurus (kontraktor) lift harus mendapat Izin memasang atau merubahIzin menggunakan operasi lift (layak fungsi)

Perusahaan Jasa K3 : a) harus mendapat izin operasib) keputusan penunjukan oleh menteri

SERTIFIKAT TEKNISISERTIFIKAT TEKNISI

Pasal-27 :

SIO bagi teknisi setelah lulus dari bimbingan teknis (teknis lapangan dan teori).

SIO berlaku untuk 5 tahun.

Penjelasan SIO = Surat Izin Operasi

DAFTAR ISTILAHDAFTAR ISTILAH

1. bahaya (hazards)

suatu kondisi dan atau sikap yang berlaku ditempat kerja yang berpotensi terhadap terjadinya suatu kecelakaan.

2. kecelakaan (accident)suatu peristiwa yang tidak dikehendaki datangnya secara tiba-tiba, yang dapat mengakibatkan kerusakan harta benda gangguan lingkungan dan atau mengakibatkan cedera, bahkan kehilangan nyawa.

DAFTAR ISTILAHDAFTAR ISTILAH

3. kejadian (Incident)

suatu peristiwa yang nyaris dapat menyebabkan atau menimbulkan terjadinya suatu kecelakaan.

4. sumber bahayasegala faktor yang dapat menimbulkan atau

membantu adanya suatu bahaya.

5. resikosuatu kemungkinan terjadinya kerugian yang

diperkirakan dapat terjadi, akibat adanya bahaya, dalam suatu kegiatan atau dalam satuan waktu tertentu.

DAFTAR ISTILAHDAFTAR ISTILAH

6. keselamatan kerja (occupational safety)tindakan sesuai prosedur baku, untuk menghindari diri dari bahaya kecelakaan kerja dan resiko.

7. kesalahan manusiawi (human error)suatu gejala akibat dari beberapa faktor yang mempengaruhi unjuk kerja seseorang pada situasi tertentu.

DAFTAR ISTILAHDAFTAR ISTILAH

8. faktor manusia (human factor)faktor badaniah atau rohaniah pada diri siapapun dapat mempengaruhi langsung atau tidak langsung suatu unjuk kerja. Hal ini penyebab kesalahan “menilai” dan atau bertindak, dan mengakibatkan kecelakaan. Menilai disini berarti membuat keputusan.

9. ceroboh (negligent act)suatu tindakan direncanakan ataupun tidak, yang tidak semestinya, dan mengandung bahaya.

DAFTAR ISTILAHDAFTAR ISTILAH10. derita (severity)

suatu ukuran derajat kemalangan akibat kecelakaan, seperti kehilangan jumlah jam kerja akibat kecelakaan.

11. domino effectsuatu istilah yang dipakai untuk menggambarkan hubungan sebab dan akibat suatu peristiwa terhadap peristiwa lain. Suatu peristiwa kegagalan (atau kecelakaan) dapat mengakibatkan tambahan kegagalan (kecelakaan) yang lain dan seterusnya.

DAFTAR ISTILAHDAFTAR ISTILAH12. audit

pemeriksaan secara sistimatis dan independent untuk mencari fakta hasil kegiatan, apakah sesuai dengan rencana, dan apakah kebijakan/tujuan perusahaan tercapai.

 13. penyelidikan kecelakaan

upaya terarah untuk mengumpulkan dan menafsirkan serta menganalisa fakta meliputi suatu pencarian secara sistimatis sifat dan luasnya kejadian kecelakaan, termasuk resiko yang (telah) diambil, dan jumlah kerugian yang diambil.

DAFTAR ISTILAHDAFTAR ISTILAH

14. APD = alat pelindung diri 15. safety switches

sakelar-sakelar pengaman dipasang secara serie (berderet), jika salah satu terbuka/putus, lift akan berhenti bekerja.

 16. proaktif

ikut melaksanakan suatu tugas karena sesuai dengan kehendak

DAFTAR ISTILAHDAFTAR ISTILAH

17. disiplin (discipline)status dimana seorang dapat menguasai dirinya sendiri untuk bersikap sesuai aturan.

 18. sikap (aptitude)

kesanggupan seseorang menghadapi atau mempelajari masalah.

 19. tanggap (respons)

reaksi positip terhadap suatu perubahan (pekerjaan atau lingkungan).

KESELAMATAN KERJAKESELAMATAN KERJAUndang-undang No.1 tahun Undang-undang No.1 tahun

19701970Pasal 1 :Definisi : 1. Tempat Kerja

2. Pengurus3. Pengusaha4. Direktur5. Pegawai Pengawas6. Ahli Keselamatan Kerja (A2K3)

Pasal 2 :Ruang LingkupSegala tempat kerja : didarat, didalam tanah, dipermukaan air, didalam air, dan diudara.

Pasal 3 :Syarat-syarat Keselamatan :1.Mencegah dan mengendalikan timbulnya kecelakaan.2.Mengurangi resiko kecelakaan.3.Menanggulangi (memadamkan, dan sebagainya).4.Memberi pertolongan pada kecelakaan.5.Memelihara lingkungan dan kesehatan.6.dsb.

Pasal 4 :Proses terjadinya kecelakaan, dalam :1.Perencanaan (hubungan dengan SNI)2.Pembuatan (proses) pengolahan material dan limbah.3.Transportasi (handling), pengangkutan produk4.Peredaran, perdagangan5.Instalasi, proses pekerjaan6.Pemakaian, oleh masyarakat umum7.Pemeliharaan8.Penyimpanan bahan, produk dan material

Pasal 5 :PengawasanTugas dan wewenang direkturPelaksanaan langsung oleh AK3

Pasal 6 :Panitia banding Diatur oleh kementerian Nakertrans

Pasal 7 :Restribusi

Pasal 9 :PembinaanKewajiban pengurus menyelenggarakan latihanMenyediakan APD (hal pekerja)

Pasal 10 :Panitia Pembina K3Wewenang menteri Nakertrans

Pasal 11 :Laporan kecelakaanKewajiban pengurus, laporan dalam tempo 2 x 24 jam

Pasal 12, 13 :Kewajiban & Hak tenaga kerjaLaporan dan Alat-alat Pelindungan Diri (APD)

Pasal 14 :Kewajiban pengurusMembuat syarat-syarat kerja (peraturan perusahaan)Memasang tanda peringatan, label, penerangan

Pasal 15 :Pelaksanaan dan ancaman pidana

Pasal 16, 17, 18 : Mulai diundangkan

SNISNI(Standard Nasional (Standard Nasional

Indonesia)Indonesia)SNI diterbitkan oleh :

BSN : Badan Standardisasi Nasional

Gedung Manggala Wana Bhakti Lt.4 Blok IV

Jl. Gatot Subroto No.1 Jakarta 10270

Telp : (021) 574.7043

SNI 03-2190-1999 : Syarat-syarat Umum Konstruksi Lift Penumpang dengan Motor Traksi.

SNI 03-6573-2001 : Tata cara Perancangan Sistem

Transportasi Vertikal dalam Gedung.

SNI 03-7017-2004 : Pemeriksaan dan Pengujian Lift Traksi

Listrik pada Bangunan Gedung.

Daftar Isi SNI 03-6573-2001Daftar Isi SNI 03-6573-2001

Bab-4. Ketentuan TeknikBab-5. PerancanganBab-6. Sistem PelayananBab-7. Konstruksi LiftBab-8. Pemasangan Lift Tali Baja 8.4.Bab-9. Instalasi ListrikBab-10. Pemeriksaan dan PengujianBab-11. Pemeliharaan

Daftar Isi SNI 03-6573-2001Daftar Isi SNI 03-6573-2001

Bab-7.7.1. Umum7.2. Tata Letak7.3. Penerapan atas Bentuk Bangunan7.4. Susunan kelompok lift7.5. Ruang Luncur7.6. Kereta Lift7.7. Pintu7.8. Motor dan Mesin7.9. Pesawat Pengaman7.10. Sinyal7.11. Lift pelayanan khusus

TERIMA KASIH atas PERHATIAN

PARA HADIRIN

Untuk Tanya Jawab, hubungi :

Ir. Sarwono Kusasi Hp.0818.0615.5187