modul ssle – 02 : peraturan dan standar

47
MyDoc/Pusbin-KPK/Draft1 PEKERJAAN PELATIHAN PENGAWAS LAPANGAN (SITE SUPERVISOR) PEMASANGAN INSTALASI LIFT DAN ESKALATOR (SSLE) DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI (PUSBIN-KPK) MODUL SSLE – 02 : PERATURAN DAN STANDAR NASIONAL INDONESIA 2006

Upload: others

Post on 05-Oct-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MODUL SSLE – 02 : PERATURAN DAN STANDAR

MyDoc/Pusbin-KPK/Draft1

PEKERJAAN

PELATIHAN PENGAWAS LAPANGAN (SITE SUPERVISOR) PEMASANGAN INSTALASI LIFT DAN ESKALATOR (SSLE)

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA

PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI (PUSBIN-KPK)

MODUL SSLE – 02 : PERATURAN DAN STANDAR

NASIONAL INDONESIA

2006

Page 2: MODUL SSLE – 02 : PERATURAN DAN STANDAR

Modul SSLE-02 : Peraturan dan Standar Nasional

Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -i-

KATA PENGANTAR

Salah satu modul pelatihan yang akan diberikan kepada peserta pelatihan

Pengawas Lapangan (site supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator

adalah mengenai Peraturan dan Standar Nasional yang dapat digunakan sebagai

acuan dalam pelaksanaan pekerjaan pemasangan instalasi lift dan eskalator.

Penulisan dan penyusunan buku ini disesuaikan dengan posisi pelatihan, dimana

Para Peserta Pelatihan Pengawas Lapangan (site supervisor) Pemasangan

Instalasi Lift dan Eskalator ini bukanlah mereka yang masih awam dalam hal

pekerjaan Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator.

Kami menyadari bahwa modul ini masih jauh dari sempurna baik ditinjau dari segi

materi sistematika penulisan maupun tata bahasanya. Untuk itu kami

mengharapkan kritik dan saran dari para peserta dan pembaca semua, dalam

rangka perbaikan dan penyempurnaan modul ini.

Page 3: MODUL SSLE – 02 : PERATURAN DAN STANDAR

Modul SSLE-02 : Peraturan dan Standar Nasional

Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -ii-

Page 4: MODUL SSLE – 02 : PERATURAN DAN STANDAR

Modul SSLE-02 : Peraturan dan Standar Nasional

Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -iii-

LEMBAR TUJUAN

MODUL PELATIHAN : Pelatihan Pengawas Lapangan (Site

Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan

Eskalator (SSLE)

MODEL PELATIHAN : Lokakarya Terstruktur

TUJUAN UMUM PELATIHAN :

Mampu melakukan pengawasan pekerjaan pemasangan instalasi pesawat lift dan

ekskalator dalam gedung sesuai dengan spesifikasi teknis, gambar perencanaan

dan mutu yang dipersyaratkan sampai diserah terimakan kepada pemilik.

TUJUAN KHUSUS PELATIHAN :

Pada akhir pelatihan peserta mampu :

1. Menerapkan sistem manajemen K3.

2. Menerapkan peraturan dan standar nasional.

3. Menjelaskan pengenalan sistem transportasi vertikal.

4. Mengawasi pemasangan komponen instalasi dan pengamanan.

5. Menjelaskan Instalasi Daya, Kendali dan Proteksi

6. Menjelaskan dasar-dasar teknik kelistrikan dan mekanikal.

7. Menjelaskan metode pemasangan lift dan eskalator.

8. Menjelaskan teknik pemeriksaan dan uji coba lift dan eskalator.

9. Menjelaskan riksa uji lift dan eskalator.

10. Menjelaskan proyek dan karakteristiknya.

11. Mengendalikan proyek (PDCA).

12. Membuat teknik pelaporan.

Page 5: MODUL SSLE – 02 : PERATURAN DAN STANDAR

Modul SSLE-02 : Peraturan dan Standar Nasional

Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -iv-

NO. DAN JUDUL MODUL : SSLE - 02 PERATURAN DAN STANDAR

NASIONAL INDONESIA

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)

Setelah mempelajari modul, peserta mampu memahami peraturan dan standar

nasional Indonesia guna pelaksanaan Pemasangan Instalasi Lift dan Ekskalator

sesuai ketentuan dokumen kontrak sebagai acuan dalam pelaksanaan pekerjaan

sesuai peraturan yang berlaku sehingga layak difungsikan.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)

Pada akhir pelatihan peserta mampu :

1. Menerapkan Peraturan dan Standar untuk Pekerjaan Lift dan Eskalator

2. Menerapkan Standar Nasional

Page 6: MODUL SSLE – 02 : PERATURAN DAN STANDAR

Modul SSLE-02 : Peraturan dan Standar Nasional

Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -v-

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

LEMBAR TUJUAN ...................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................. iv

DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN

MODUL PELATIHAN PENGAWAS

LAPANGAN (SITE SUPERVISOR)

PEMASANGAN INSTALASI LIFT DAN

ESKALATOR (SSLE) .................................................................. v

DAFTAR MODUL ........................................................................................ vi

PANDUAN INSTRUKTUR ........................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

BAB II PERATURAN DAN STANDAR

UNTUK PEKERJAAN LIFT DAN

ESKALATOR .......................................................................... 3

BAB III STANDAR NASIONAL ................................................................. 9

RANGKUMAN

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1 : Garis Besar Peraturan Menteri

Tenaga Kerja No. MEN

03/1999

Lampiran 2 : Garis Besar Undang-undang No.

1 tahun 1970 : Keselamatan

Kerja

Lampiran 3 : Salinan Undang-Undang No. 1

tahun 1970 : Keselamatan

Kerja

Lampiran 4 : Salinan Keputusan Gubernur

DKI 1982 : mengenai lift

kebakaran

Page 7: MODUL SSLE – 02 : PERATURAN DAN STANDAR

Modul SSLE-02 : Peraturan dan Standar Nasional

Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -vi-

DAFTAR PUSTAKA

HAND OUT

Page 8: MODUL SSLE – 02 : PERATURAN DAN STANDAR

Modul SSLE-02 : Peraturan dan Standar Nasional

Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -vii-

DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN MODUL

PELATIHAN PENGAWAS LAPANGAN (Site Supervisor)

PEMASANGAN INSTALASI LIFT DAN ESKALATOR

(SSLE)

1. Kompetensi kerja yang disyaratkan untuk jabatan kerja Pengawas

Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator

(SSLE)dibakukan dalam Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia

(SKKNI) yang didalamnya telah ditetapkan unit-unit kerja sehingga dalam

Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi

Lift dan Eskalator (SSLE) unit-unit tersebut menjadi Tujuan Khusus

Pelatihan.

2. Standar Latihan Kerja (SLK) disusun berdasarkan analisis dari masing-

masing Unit Kompetensi, Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja

yang menghasilkan kebutuhan pengetahuan, keterampilan dan sikap

perilaku dari setiap Elemen Kompetensi yang dituangkan dalam bentuk

suatu susunan kurikulum dan silabus pelatihan yang diperlukan untuk

memenuhi tuntutan kompetensi tersebut.

3. Untuk mendukung tercapainya tujuan khusus pelatihan tersebut, maka

berdasarkan Kurikulum dan Silabus yang ditetapkan dalam SLK, disusun

seperangkat modul pelatihan (seperti tercantum dalam Daftar Modul) yang

harus menjadi bahan pengajaran dalam pelatihan Pengawas Lapangan

(Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE).

Page 9: MODUL SSLE – 02 : PERATURAN DAN STANDAR

Modul SSLE-02 : Peraturan dan Standar Nasional

Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -viii-

DAFTAR MODUL

Jabatan Kerja : Pengawas Lapangan (Site Supervisor)

Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE)

Nomor Modul

Kode Judul Modul

1 SSLE – 01 Sistem Manajemen (K3)

2 SSLE – 02 Peraturan dan Standar Nasional

3 SSLE – 03 Pengenalan Sistem Transportasi Vertikal

4 SSLE – 04 Komponen Instalasi Daya, Kendali dan Proteksi

5 SSLE – 05 Instalasi Daya, Kendali dan Proteksi

6 SSLE – 06 Dasar-dasar Teknik Kelistrikan dan Mekanikal

7 SSLE – 07 Metode Pemasangan Lift dan Eskalator

8 SSLE – 08 Teknik Pemeriksaan dan Uji Coba Lift dan Eskalator

9 SSLE – 09 Riksa Uji Lift dan Eskalator

10 SSLE – 10 Proyek dan Karakteristiknya

11 SSLE – 11 Pengendalian Proyek (PDCA)

12 SSLE – 12 Teknik Pelaporan

Page 10: MODUL SSLE – 02 : PERATURAN DAN STANDAR

Modul SSLE-02 : Peraturan dan Standar Nasional

Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -ix-

PANDUAN INSTRUKTUR

NAMA PELATIHAN : PELATIHAN PENGAWAS LAPANGAN (SITE

SUPERVISOR) PEMASANGAN INSTALASI LIFT

DAN ESKALATOR (SSLE)

KODE MODUL : SSLE - 02

JUDUL MODUL : PERATURAN DAN STANDAR NASIONAL

DESKRIPSI : Materi ini membahas pengetahuan Peraturan

Umum, Peraturan Khusus, dan Standar

Nasional untuk pelatihan Pelatihan Pengawas

Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi

Lift dan Eskalator (SSLE).

TEMPAT KEGIATAN : Ruangan Kelas lengkap dengan fasilitasnya.

WAKTU PEMBELAJARAN : 3 (Tiga) Jam Pelajaran (JP) (1 JP = 45 Menit)

Page 11: MODUL SSLE – 02 : PERATURAN DAN STANDAR

Modul SSLE-02 : Peraturan dan Standar Nasional

Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -x-

RENCANA PEMBELAJARAN

KEGIATAN INSTRUKTUR KEGIATAN PESERTA PENDUKUNG

1. Ceramah : Pembukaan/

Bab I, Pendahuluan Menjelaskan tujuan

instruksional umum(TIU) dan Tujuan instruksional khusus (TIK)

Menjelaskan maksud dan tujuan peraturan dan standar nasional Indonesia

Menjelaskan pengertian peraturan dan standar nasional Indonesia

Waktu : 5 menit

Mengikuti penjelasan TIU

dan TIK dengan tekun dan aktif

Mengikuti penjelasan maksud dan tujuan peraturan dan standar nasional Indonesia

Mengikuti penjelasan pengertian peraturan dan standar nasional Indonesia

Mengajukan pertanyaan apabila ada yang kurang jelas.

OHT

2. Ceramah : Bab II, Peraturan

dan Standar Lift & Eskalator Memberikan penjelasan, uraian atau-pun bahasan mengenai Peraturan Keselamatan Khusus Waktu : 70 menit

Mengikuti penjelasan,

uraian atau bahasan instruktur dengan tekun dan aktif.

Mengajukan pertanyaan apabila ada yang kurang jelas.

OHT

3. Ceramah : Bab IV, Standar

nasional Memberikan penjelasan, uraian atau-pun bahasan mengenai Standar nasional yang mengacu pada anjuran keselamatan oleh NEMI inc.

Waktu : 60 menit

Mengikuti penjelasan,

uraian atau bahasan instruktur dengan tekun dan aktif.

Mengajukan pertanyaan apabila ada yang kurang jelas.

OHT

Page 12: MODUL SSLE – 02 : PERATURAN DAN STANDAR

Modul SSLE-02: Peraturan & Standar Nasional

Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -1-

BAB I

PENDAHULUAN

1. Dari sudut pandang hak-hak asasi manusia pencegahan kecelakaan adalah hal

yang serius yang harus ditangani oleh perusahaan. Semua karyawan berhak

mendapat perlindungan yang sesuai dengan tugasnya, boleh jadi cukup berupa

alat-alat pelindung diri, dan buku pedoman atau instruksi yang jelas dalam

menjalani tugas.

Bagi perusahaan jasa bidang lift dan eskalator, buku pedoman keselamatan kerja

tidak cukup menjamin. Oleh karena itu perlu ada pelatihan dan diikuti

pengawasaan di lapangan.

2. Inilah tugas Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) yang

diangkat oleh direksi perusahaan untuk maksud-maksud tersebut diatas. P2K3

senantiasa membuat evaluasi dan tiap-tiap kali jika perlu, memperbaiki buku

pedoman atau prosedur khusus untuk suatu tugas yang penuh resiko.

Dalam bab berikut akan diuraikan peraturan perusahaan tentang usaha

pencegahan kecelakaan dalam konteks pemasangan dan perawatan pesawat lift.

3. Jika peraturan perusahaan mengenai K3 terlalu panjang oleh sebab pekerjaan,

maka perlu dikeluarkan buku saku, memuat ringkasan peraturan, yaitu

persyaratan minimal. Setiap karyawan yang bertugas di lapangan penuh dengan

resiko kecelakaan, menerima buku saku tersebut sebagai peringatan dan juga

menumbuhkan sikap hati-hati selama bertugas. Lihat box di halaman berikut.

4. Semua tingkat jenjang manajemen bertanggung jawab dalam pengembangan

peraturan, pedoman dan praktek kerja lapangan (field practice) yang aman.

Peraturan yang dikembangkan minimal memuat standar yang digariskan oleh

pemerintah mengenai pencegahan kecelakaan dan mencerminkan kebijakan

direksi.

Page 13: MODUL SSLE – 02 : PERATURAN DAN STANDAR

Modul SSLE-02: Peraturan & Standar Nasional

Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -2-

Tindakan hati-hati bagi tehnisi lift

Pada waktu melakukan pekerjaan repair, call back trouble shooting ataupun

maintenance service, petunjuk-petunjuk ini perlu diperhatikan :

1. Team terdiri dari dua orang saja, kecuali pekerjaan khusus dan atas ijin dari

atasannya.

2. Tidak boleh ada 2 team pada satu unit lift untuk melakukan beberapa macam

pekerjaan.

3. Pada saat melakukan pekerjaan pemeriksaan (check up) diatas atap kereta, pit

dan hoist way, lift diset ke “inspection mode”.

4. Jika membetulkan kerusakan yang sifatnya mekanis, maka matikan dulu sumber

tenaga listrik. Sebelum mulai yakinkan diri apa perlu tenaga listrik (untuk

menjalankan lift dan sebagainya).

5. Jika pekerjaan memerlukan tenaga listrik maka jangan segan-segan gunakan

stopping switch, emergency stop atau switch lain yang sejenis.

6. Jangan gunakan kawat “jumper” jika tidak yakin bahwa akibatnya tidak aman

bagi pihak lain. Jika kawat jumper harus digunakan, maka operasi lift diganti

dari normal ke “inspection mode” dan khusus digunakan untuk mencari

penyebab kemacetan.

7. Jangan membetulkan peralatan dalam pit, jika pit tersebut banjir (penuh air).

8. Biasakan melihat ke atas saat mau masuk ke lubang pintu ruang luncur.

Yakinkan aman tidak ada orang bekerja diatasnya (kemungkinan benda-benda

dapat terjatuh).

9. Periksa steiger, ikatannya, jenis bambu papan plank injakan harus terikat.

10. Ruang luncur harus dilengkapi cahaya instalasi listrik sementara.

Page 14: MODUL SSLE – 02 : PERATURAN DAN STANDAR

Modul SSLE-02: Peraturan & Standar Nasional

Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -3-

BAB II

PERATURAN DAN STANDAR LIFT DAN ESKALATOR

Peraturan keselamatan khusus bagi pekerja lapangan yakni tehnisi instalatir dan

perawatan lift meliputi :

2.1 Bekerja di Kamar Mesin

1. Selama proses pemasangan lift pada suatu proyek gedung bertingkat sering

kita dapati pada kamar mesin hal-hal sebagai berikut :

a. Lubang ruang luncur belum ditutup atau dicor beton

b. Jendela ventilasi belum dipasang

c. Lampu listrik penerangan dan stop kontak belum dipasang, dan

d. Pintu masuk kamar mesin belum dipasang

2. Kita harus waspada akan bahaya terjatuh kedalam ruang luncur. Hindari

kemungkinan air hujan masuk melalui jendela dan pintu yang belum selesai

dipasang.

3. Instalasi penerangan listrik hendaknya dipasang cukup tinggi (min. 2 meter),

begitu pula kawat-kawat listrik perlu diikat/clamp dan dirapikan walaupun

bersifat sementara dan dimana perlu dipasang sekering.

4. Pasang label cukup besar yang menyatakan jangan mendekat bagi siapa

yang tidak berkepentingan karena berbahaya.

5. Jika ragu-ragu akan kekuatan kait penggantung (“hoisting hook”) atau balok

penggantung (“hoisting beam”) maka minta surat pernyataan dari pihak

kontraktor utama atau manajemen konstruksi bahwa hoisting hook tersebut

mampu menahan beban tarik yang diminta.

6. Hoisting hook dapat patah walaupun ukurannya cukup (umpama diameter 1

inchi untuk beban 2 ton) oleh sebab dipanaskan pada saat pembuatannya

atau karena bentuk tekukan yang salah. Lihat contoh gambar bentuk kait

yang betul.

Page 15: MODUL SSLE – 02 : PERATURAN DAN STANDAR

Modul SSLE-02: Peraturan & Standar Nasional

Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -4-

7. Kemudian terakhir dianjurkan agar kamar mesin harus bersih dari barang-

barang asing dan dari debu. Oleh karena itu dinding dan lantai perlu diplester

rata untuk menghindari akumulasi debu dikemudian hari. Penggunaan

penyedot debu dianjurkan. Ingat, debu itu penyebab penyakit dan kerusakan

pada micro switch serta komponen elektronik.

2.2 Bekerja di Lekuk Dasar (pit)

1. Pada proyek bangunan bertingkat sering klita dapati kenyataan bahwa lekuk

dasar dipakai sebagai tempat membuang segala jenis sampah, kotoran

bangunan (puing), sisa barang dari instalatir lain. Juga kadang-kadang pit

tersebut berair oleh karena pengecoran beton tidak sempurna dan permukaan

air tanah, tinggi. Oleh karena itu perlu dipasang dinding penutup sementara

pada tiap-tiap lubang pintu lantai (berpintu dan berkunci) serta dipasang label

yang menyatakan jangan mendekat bagi yang tidak berkepentingan,

walaupun hal ini menimbulkan biaya yang cukup besar. Alternatif lain cukup

memasang pagar kerja (barikade) setinggi 1.5 m sepanjang lubang-lubang

pintu dan diberi label. “Bahaya, jangan mendekat, jangan buang

benda/sampah kedalam lubang luncur lift”. Setelah lekuk dasar dibersihkan

dan air dikeringkan, maka segera dibuat kedap air (water proofing).

Catatan :

membersi

hkan pit

adalah

tugas

kontraktor

utama

Page 16: MODUL SSLE – 02 : PERATURAN DAN STANDAR

Modul SSLE-02: Peraturan & Standar Nasional

Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -5-

sebelum

serah terima

lapangan,

kepada

kontraktor

lift.

2. Pastikan semua orang harus memakai topi pelindung (safety helmet) selama

bekerja dalam pit atau melakukan inspeksi, karena tidak mustahil barang atau

perkakas terjatuh dari kamar mesin atau dari lantai-lantai diatasnya. Sebagai

tindakan hati-hati, kepala regu dapat memasang bidang papan pelindung atau

penyekat horizontal pada jarak-jarak tertentu pada ruang luncur.

3. Pit harus dilengkapi dengan tangga monyet, dipasang dekat lubang pintu dan

penerangan listrik dan stop kontak. Juga dipasang penyekat penghalang

(screen) membatasi ruang bobot imbang dan juga penyekat dengan lift

disebelah kiri-kanan, bagi keselamatan teknisi pemeliharaan kemudian dan

sepanjang waktu.

Catatan : lekuk dasar dalam maksimal 90 cm tidak diperlukan tangga monyet.

2.3 Bekerja di Ruang Luncur (Hoist way)

Tergantung pada metoda pemasangan yang dipilih, maka keselamatan kerja

perlu perhatian khusus. Tetapi secara umum, jika kita bekerja didalam ruang

luncur, maka harus memakai topi pengaman (safety helmet) dan sabuk

pengaman (safety belt), atau pelana pengaman (safety harness). Pengaman ini

dilengkapi dengan tali “pendaki gunung” dan ujung tali dikaitkan pada struktur

bangunan atau steiger, atau pada tali life line yang khusus dipasang dari kamar

mesin sampai ke pit.

Catatan :

Tali pada safety harness mempunyai sifat peredam; jika seseorang terjatuh,

maka dia akan tertahan tanpa mengalami hempasan. Panjang tali dibatasi

maksimal 1.50 meter.

Tali life line perlu dipasang, jika metode pemasangan memakai false-car

(tidak ada steiger).

Page 17: MODUL SSLE – 02 : PERATURAN DAN STANDAR

Modul SSLE-02: Peraturan & Standar Nasional

Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -6-

a. Metode Perancah (steiger, scaffolding)

Perlu diperhatikan keselamatan terhadap kemungkinan terjatuh. Sebab-sebab

utama kecelakaan ialah :

1. Tali pengikat steiger bambu telah kendor, sehingga terjadi goyangan,

getaran dan kemerosotan batang penyangga.

2. Pada steiger besi tidak dipasang pen pengaman. Unit steiger dapat

terangkat secara tidak sengaja lepas dari dudukannya dari unit steiger

dibawah dan steiger dapat runtuh.

Biasanya steiger besi dipasang oleh perusahaan khusus. Pastikan kita

mendapat jaminan tertulis dari perusahaan tersebut atas keamanannya.

Steiger harus diikat pada struktur bangunan pada jarak-jarak tertentu.

3. Papan (plank) kayu bidang pijak tidak diikat dan posisi tidak seimbang dan

mudah tergulir. Papan tersebut sebaiknya cukup lebar (25 cm) dan cukup

tebal (2 cm), tiap-tiap batang harus diikat didua tempat tumpuannya.

b. Metode False car atau Hoisting platform

1. Keselamatan sangat bergantung pada safety device yang dipasang pada

platform, dan juga keahlian melalui latihan-latihan. Alat pengaman ini perlu

diperiksa secara teratur dan diservice oleh ahlinya. Pastikan platform

tersebut hanya 2 orang pekerja, yang satu sebagai pemimpin yang lain,

serta tetap terus menerus berkomuniokasi antara keduanya agar tidak

salah paham. Pastikan memakai false car yang mendapat sertifikat

keselamatan dan jangan memakai false car bekas yang tidak jelas

sertifikat keselamatannya.

2. Disamping pesawat pengaman (safety device), bagian-bagian false car

tersebut dibawah ini, perlu diperiksa :

(1) Katrol atau teromol (periksa pasak, dsb)

(2) Pengikatan ujung tali baja penarik, jika menggunakan penjepit cross-B

clamp atau U-bolt, maka bagian U-nya terletak bagian tali berujung,

minimal digunakan 2 buah jepitan.

(3) Tali baja penarik kemungkinan rantas (beberapa elemen telah patah).

Page 18: MODUL SSLE – 02 : PERATURAN DAN STANDAR

Modul SSLE-02: Peraturan & Standar Nasional

Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -7-

(4) Alarm harus berbunyi saat false car akan bergerak.

2.4 Pintu-pintu Lantai (Landing doors)

Bekerja pada pintu-pintu lantai memerlukan persiapan. Saklar utama harus

dimatikan dan dipasang label peringatan (Tag out). Jika perlu sekering-

sekeringnya dilepas dan disimpan di tempat yang aman. Sediakan barikade atau

penghalang dimuka pintu agar orang lalu lalang jangan mendekat. Tinggi

penghalang paling tidak 110 cm. Selama bekerja memeriksa pintu perhatikan

jangan sampai alat perkakas terjatuh ke dalam ruang luncur, dan atau tertinggal

di atap kereta. Biasanya atap kereta lift berada pada lantai dimana pintu sedang

diperiksa. Gunakan lampu penerangan yang disediakan ai atas atap kereta.

2.5 Bekerja di atas atap kereta

Prosedur naik ke atap kereta sebagai berikut :

1. Asumsi tehnisi ada di lantai 2. Turunkan kereta ke lantai 1. Saat kereta

bergerak turun selama kira-kira 3 detik, buka pintu dengan kunci khusus

(emergency releasing device).

2. Saat pintu terbuka kereta berhenti dengan atap hampir rata dengan lantai.

Lihat gambar.

3. Pintu harus ditahan agar tetap terbuka baru melangkah masuk diatas atap.

Segera perhatikan dimana emergency stop switch. Bekerja diatap kereta

melakukam pemeriksaan, harus dengan cahaya penerangan yang cukup.

Gunakan looplamp yang tersedia. Lift harus dijalankan dengan kecepatan

inspeksi (inspection mode) kira-kira 30 m/m. Penyimpangan dari prosedur

(jika diperlukan) harus minta izin atasan. Saklar inspeksi dilengkapi dengan

pegas sehingga jika dilepas lift langsung berhenti, demi keamanan.

Perhatikan seharusnya bagian belakang keretan ada pagar (railing) setinggi

1.0 m keliling dari sisi kiri ke belakang dan ke sisi kanan berwarna kuning.

Jika tidak ada railing tersebut maka jaga diri masing-masing atas resiko

terjatuh dengan senantiasa berpegang pada bagian-bagian rangka kereta.

Jika pekerjaan inspeksi dilakukan oleh dua orang, dan seorang memegang

saklar inspeksi maka tiap-tiap kali kereta mau digerakkan (baik naik maupun

turun) harus memberi peringatan rekan kerja dan rekan kerja harus

menjawab.

Page 19: MODUL SSLE – 02 : PERATURAN DAN STANDAR

Modul SSLE-02: Peraturan & Standar Nasional

Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -8-

Jangan membawa perkakas didalam kantong dari kain atau tas yang bertali.

Gunakan kotak kaleng perkakas yang cukup kecil. Jangan tinggalkan barang-

barang diatas atap kereta setelah selesai bekerja. Jangam menggantungkan

lampu listrik tambahan pada tali baja. Perhatikan posisi bobot imbang saat

kereta bergerak. Pada posisi tertentu bobot imbang bersimpangan jalan

dengan kereta.

Page 20: MODUL SSLE – 02 : PERATURAN DAN STANDAR

Modul SSLE-02: Peraturan & Standar Nasional

Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -9-

Page 21: MODUL SSLE – 02 : PERATURAN DAN STANDAR

Modul SSLE-02: Peraturan & Standar Nasional

Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -10-

BAB III

STANDAR NASIONAL

ANJURAN KESELAMATAN Oleh NEMI Inc, New York

(National Elevator Manufacturing Industry)

Bagi mereka yang telah mempelajari kesejahteraan karyawan bersepakat, bahwa

sebagian besar kecelakaan diakibatkan oleh keteledoran diri sendiri dan kurangnya

perhatian atau tenggang rasa terhadap kawan sekerjanya. Setelah menganalisa

secara seksama berbagai kecelakaan maka disusun uraian anjuran berikut ini yang

bukan saja gamblang dan beralasan, tetapi yang sangat penting ialah sebagai

langkah pasti menuju tercapainya pembakuan prosedur dimasa yang akan datang

yang dituntut oleh masyarakat.

1. Tuntutan utama atas keselamatan kerja ialah lingkungan tempat kerja yang

bersih. Jangan biarkan sampah berserakan seperti potongan-potongan kayu

(bekas pengepakan), pipa, paku kawat, puing kotoran dan sebagainya.

2. Pekerja harus memakai kaca mata pelindung yang tahan benturan, jika bekerja

pada tempat dimana mata mungkin terluka, seperti :

a. Mengetrik beton usahakan pecahan akibat mesin pahat (dengan motor

listrik) tidak berhamburan.

b. Pengecoran babbit (rope-socket/thimble rod)

c. Mesin gerenda, kumutator atau sejenisnya. Juga dianjurkan kacamata

dipakai selama bekerja di dalam ruang luncur terbuka, dimana debu

berhamburan. Kacamata pelindung disediakan oleh perusahaan secara

cuma-cuma. Tetapi jika tidak diperoleh, mintalah kepada atasan (supervisor).

Penyelidikan mengenai kecelakaan menunjukkan bahwa mata terluka

umumnya oleh sebab debu dan kotoran.

3. Setelah lantai-lantai bangunan selesai disiapkan, dianjurkan dipasang barikade

atau penghalang (dimuka lubang ruang luncur) oleh kontraktor utama (general

Page 22: MODUL SSLE – 02 : PERATURAN DAN STANDAR

Modul SSLE-02: Peraturan & Standar Nasional

Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -11-

contractor). Pekerjaan modernisasi liftpun termasuk mengikuti aturan tersebut,

jika pintu-pintu diganti baru.

Barikade harus dibuat setinggi 110 cm minimal, dan dipasang minimal berjarak

60 cm sebagai ruang bebas dimuka dinding ruang luncur, dan dibuat

sedemikian rupa, sehingga bagian-bagian lift mudah dibongkar dan/atau

dipasang.

Sebelum dipasang pintu-pintu lift permanen, sebaiknya lubang-lubang pintu

ditutup dulu sementara setinggi minimal 180 cm. Jika diperlukan harus

memindahkan barikade, pastikan memasangnya kembali pada tempatnya

sebelum meninggalkan tempat pekerjaan.

4. Jika digunakan scaffolding (steiger), maka gunakan kayu berserat panjang

diutamakan kayu spruce atau pinus kuning (di Indonesia biasa digunakan kayu

dolken atau bambu). Papan pijak seharusnya berukuran minimal 4 cm x 20 cm

dan pendukungnya pun selebar papan tersebut, kecuali jika dipakai dalam hal

ini lebar pendukung tidak kurang dari 8 cm. Gunakan hanya papan-papan pijak

yang disediakan oleh perusahaan sendiri. Jangan biarkan orang lain diluar

perusahaan menggunakan scafolding anda ataupun papan pijak anda.

Dilarang meminjamkan peralatan kerja seperti takel (chain hoist) ataupun mesin

bor misalnya, kepada kontraktor lain, dan jangan mengerjakan

penarikan/pengangkatan barang untuk kepentingan kontraktor lain dengan

menggunakan peralatan milik anda.

5. Scaffolding yang berayun-ayun tidak dianjurkan, tetapi jika digunakan juga,

maka dibuat dari bahan terbaik seperti tersebut pada No. 4. Tali yang

digunakan ialah tali serat dengan diameter tidak lebih kecil dari 1.0 cm.

6. Alat-alat seperti “jacks” (dongkrak), “wall climbers” (pemanjat dinding) dan

“go devil” (false car) harus dibuat kokoh dan sempurna. Juga dianjurkan alat-

alat tersebut dilengkapi dengan pengaman.

7. Penggunaan tangga tidak dianjurkan. Tetapi jika tidak mau dipakai, hendaknya

tangga dalam keadaan baik : tidak ada rusuknya yang rusak, ataupun tiangnya

yang retak. Ujung dan pangkalnya di”matikan” agar terhindar dari slip terlepas

atau terputar ; dan ”sepatu pengaman” dipasang pada pangkal dibawah

Page 23: MODUL SSLE – 02 : PERATURAN DAN STANDAR

Modul SSLE-02: Peraturan & Standar Nasional

Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -12-

tangga. Jika tangga tersebut digunakan pada daerah ramai, lobi, koridor dan

jalur bongkar muat, maka satu orang ditugasskan menjaga dibawah pada

pangkal tangga.

8. Jika scaffolding atau tangga digunakan didalam ruang luncur, maka kereta lift

harus ditempatkan pada posisi yang aman dan saklar utama diputus dan

sekering dibuka. Kereta tetap tak bergerak selama scaffolding masih terpasang.

9. Sebaiknya jangan ada orang didalam ruang luncur, dimana diatasnya ada

orang-orang lain yang sedang bekerja, kecuali telah dipasang papan pelindung

atau jaring yang buatannya memadai, dan dianggap kokoh pada batas ruang

luncur bersebelahan, dimana terdapat lift yang meluncur. Dianjurkan dipasang

pemisah dari anyaman kawat atau papan plywood.

10. Kontraktor lain dilarang menggunakan ruang luncur sebagai sarana menaikkan

barang-barangnya tanpa izin dari mekanik lift yang bertanggung jawab.

11. Saklar jenis “pisau” (knive blade switch) dan sambungan kawat bersifat

sementara adalah praktek yang berbahaya. Gunakan saklar permanen

(magnetic automatic breaker).

12. 1.a. Jika seorang sedang bekerja diatas atap kereta maka dia harus

paham kode sandi dengan temannya (operator). Switch operasi dipindah ke

“inspection mode”. Jika switch ini tidak disiapkan, maka aliran listrik ke

semua tombol panggil diputus.

1.b. Jika operator didalam kereta akan menggerakkan lift, maka rekannya

diatas atap telah mapan dengan aman dan aba-abanya harus diulang

oleh operator tersebut; sebelum lift digerakkan.

2. Sebelum mulai menginjak naik keatap kereta, pahami kondisi yang

mungkin berbahaya; roda gantung (car-sheave) pada lift tarik 2:1, lokasi

bobot imbang, tapes, balok pemisah, rantai dari penggerak pintu, dan

ambang. Penerangan yang cukup sangat penting.

Page 24: MODUL SSLE – 02 : PERATURAN DAN STANDAR

Modul SSLE-02: Peraturan & Standar Nasional

Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -13-

3. Perhatikan lokasi saklar-saklar dan kontak-kontak pemutus arus, dan

sebaiknya dibuka (diputus) selama bekerja untuk menghindari kereta

bergerak.

Bersihkan gelagar rangka kereta (cross-head) tempat berpijak dari minyak

untuk menghindari terpeleset.

4. Jika oleh sebab suatu keperluan operator tersebut sementara harus

meninggalkan kereta, maka kunci kontak dicabut, saklar darurat dimatikan,

dan dipasang label “lift tidak kerja” dan lampu penerangan kereta

dimatikan.

5. Selama bekerja diruang lekuk dasar, seorang harus pandai melindungi diri

sendiri dengan mematikan (memutuskan) saklar-saklar seperti : saklar limit,

roda kompensasi, dll yang dapat mencegah kereta bergerak. Perhatikan

juga alat-alat lift setelah kiri dan kanannya yang sedang bekerja.

13. Dalam hal melakukan reparasi dimana dibutuhkan pembongkaran/penggantian

alat tertentu, kereta harus diparkir pada posisi paling atas.

14. Sewajarnya orang-orang yang “kecanduan” (suka minum) dilarang ikut bekerja.

15. Semua pekerja harus memakai topi keselamatan (helmet) baik bekerja di dalam

R/L ataupun medan terbuka. Perusahaan harus menyediakan topi tersebut dan

tiap orang berhak memilikinya.

16. Pakaian seragam yang compang-camping, cincin, jam tangan, gelang, kalung,

dan sebagainya adalah sumber kecelakaan. Dasi harus dilepas atau masukkan

kedalam baju dari kancing teratas. Semua pihak harus menyadari hal tersebut.

17. Sepatu bersol tipis juga berbahaya. Gunakan sepatu keselamatan, anti-slip,

dan ujungnya dilengkapi plat baja (steel toe cap). Perusahaan dapat

menyediakan untuk pekerja-pekerjanya.

18. Semua perkakas listrik (mesin bor, dsb) harus di ‘grounded’. Jangan memakai

alat perkakas listrik yang cacat atau saklarnya tidak berfungsi. Lihat gambar.

Page 25: MODUL SSLE – 02 : PERATURAN DAN STANDAR

Modul SSLE-02: Peraturan & Standar Nasional

Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -14-

19. Jika memang diperlukan dipasang gagang tambahan untuk memperoleh

tekanan pada mesin bor listrik, maka pertimbangkan suatu cara agar mesin bor

tersebut tidak menendang.

20. Tali governor dan pesawat pengaman harus telah terpasang sebelum pekerja

diperbolehkan menggunakan false car. Jangan menggunakan mesin

pengangkat bahan bangunan sebagai false car.

21. Penggunaan 2 atau lebih chain hoist sekaligus untuk satu barang tidak

diperbolehkan.

22. Sling (jerat) harus dibuat dari tali kawat baja atau serat dalam keadaan baik.

23. Sengkang (pengikat) untuk menarik rel keatas harus berupa kait ganda

(moused hook). Lihat gambar.

Page 26: MODUL SSLE – 02 : PERATURAN DAN STANDAR

Modul SSLE-02: Peraturan & Standar Nasional

Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -15-

24. Pada saat membersihkan R/L hendaknya mulai dari atas kebawah dan pekerja

harus memakai penutup hidung, dan dianjurkan memakai pelindung mata.

25. (A) Perangkat PPK harus disiapkan pada tiap-tiap tempat kerja.

(B) Letak kotak PPK dan nomor telepon emergency harus jelas terpasang.

(C) PPK set pribadi perlu disimpan pada masing-masing kotak perkakas dari

mekanik

26. Jika mengukur gulungan tali (kawat atau serat), jangan berdiri dalam gulungan.

27. Jangan menyalakan korek api atau lilin di dalam R/L yang telah usang.

Kemungkinan terjadi kebakaran oleh sebab uap oli dan sebagainya. Gunakan

loop lamp.

28. Jangan merosot melalui tali.

29. Pada saat membersihkan oli pada bagian-bagian yang bergerak lift jangan

digerakkan.

30. Pada saat meng-grenda kemutator, gunakan kacamata dan penutup hidung.

31. Menggunakan zat kompor pembersih tidak dianjurkan, karena uapnya bersifat

racun; dan juga berbahaya pada kulit yang terluka. Jangan gunakan bensin

sebagai pembersih.

32. Semua pekerja harus membuat laporan tertulis segera setelah terjadi

kecelakaan. Hal ini perlu sebagai perlindungan bagi dirinya.

33. Pada waktu memeriksa kawat-kawat patah dari tali baja dengan menggunakan

bahan katun, hendaknya memakai sarung tangan (gloves). Gunakan

penerangan yang cukup.

34. Saat naik turun tangga, tangan siap untuk berpegang, walau satu tangan

membawa kotak perkakas. Perhatikan tindakan pada anak tangga.

Page 27: MODUL SSLE – 02 : PERATURAN DAN STANDAR

Modul SSLE-02: Peraturan & Standar Nasional

Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -16-

35. Jika bekerja menggunakan alat berapi disuatu bangunan (seperti las-acetylene,

dsb) perlindungan yang wajar harus disiapkan (pemadam api). Periksa dan

tanyakan kepada yang berwenang peraturan yang berlaku dibangunan tersebut

dan usahakan memperoleh izin.

36. Jangan membakar atau mengelas diatas orang lain yang sedang bekerja

dibawahnya, kecuali jika dipasang pelindung diantaranya.

37. Jika melakukan pekerjaan las atau menggunakan api didalam R/L agar diawasi

orang lain untuk menjaga segala kemungkinan buruk.

38. Jangan mengelas dilingkungan penuh sampah yang mudah terbakar. Tukang

las tidak boleh memakai baju berbekas minyak.

39. Jangan mengelas didalam R/L tua, dimana rel penuh denga oli (minyak).

40. Batang las acetylene yang masih hidup harus dipegang. Jangan ditaruh atau

digantungkan. Las listrik dengan pegangan electrode yang masih hidup harus

ditempatkan pada tempat yang telah ditentukan dan aman.

41. Pekerjaan pengelasan harus dilakukan degan memakai kedok berkaca hitam

(las electrode) atau kacamata hitam tanpa kedok ( las acetylene).

42. Jaga peralatan las dalam keadaan baik, tidak cacat, yaitu : saklar, pemegang

batang las, transformotor, sekering, motor, generator, tabung gas dengan klep

dan alat ukur tekanannya, obor (torches), dan sebagainya.

43. Jaga tabung-tabung gas oksigen, acetylene, propane, jauh-jauh dari bahaya

ledakan karena hubungan singkat listrik. Jauhkan dari tempat-tempat

berminyak.

44. Tabung-tabung gas oksigen dan sebagainya harus dibawa / ditaruh pada

gerobak beroda dan jaga semua fitting (sambungan) bersih dan kering.

45. Bahan “terpaulin” tahan api sebaiknya dipasang/digunakan untuk melindungi

alat-alat las pada waktu disimpan diruang tertentu.

Page 28: MODUL SSLE – 02 : PERATURAN DAN STANDAR

Modul SSLE-02: Peraturan & Standar Nasional

Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -17-

46. Saat mengerjakan las, paling tidak telah disiapkan bahan pemadam kebakaran

api seperti satu ember air dan satu karung pasir, dari pada tidak sama sekali.

47. Tabung pemadam kebakaran carbon dioxide atau soda acid sangat efektif.

48. Perhatikan bahaya gas yang timbul saat memadamkan api dengan pemadam

tersebut diatas, usahakan aliran udara ventilasi, dan selamatkan orang-orang

sekeliling.

49. Jika api membesar tidak dapat dikendalikan, segera dipanggil pasukan

pemadam kebakaran.

50. Jangan cenderung untuk bercanda saat menggunakan alat-alat las. Jangan

menggunakan gas okisgen untuk membersihkan debu.

51. Sekarang ini banyak barang-barang alat pengelasan bertuliskan tanda “panas”

agar jangan disentuh dan menyebabkan kulit melepuh.

Diharapkan tulisan-tulisan rekomendasi tersebut diatas sebagai titik awal mulainya

dibentuk aturan yang kokoh, dimana kerja sama antara karyawan dan majikan

dapat dibina.

Sepanjang industri dapat mendidik keselamatan kepada masyarakat lift, kondisi

kerja akan pasti menguntungkan bersama. Langkah-langkah perlindungan dapat

disiapkan, dan keselamatan merupakan pra-persyaratan yang permanen. Hasil yang

lebih baik dari program keselamatan akan diperoleh, jika antara pekerja dan majikan

membicarakan persoalan yang timbul dari peristiwa kecelakaan yang dilaporkan, dan

mencari jalan keluar atas tindakan apa yang sesuai untuk mencegah terulangnya

kejadian kecelakaan. Usahakan sekuat tenaga agar industri lift bebas dari

kecelakaan.

Disadur bebas dari : “Safety Recomendations for the Elevator Industry” yang

dikelurakan oleh NEMI, Inc. dan International Union of Elevator Constructors.

Page 29: MODUL SSLE – 02 : PERATURAN DAN STANDAR

Modul SSLE-02: Peraturan & Standar Nasional

Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -18-

Page 30: MODUL SSLE – 02 : PERATURAN DAN STANDAR

Modul SSLE-02: Peraturan & Standar Nasional Rangkuman

Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator R - 1

RANGKUMAN

Pentingnya peraturan pemerintah dan perusahaan yang baku, dan Standar Nasional

Safety Code pada setiap negara dalam bidang keselamatan atau pencegahan

kecelakaan. Direksi perusahaan mempercayakan P2K3 untuk menerbitkan

peraturan khusus yang menyangkut keselamatan kerja atas dasar visi dan misi

perusahaan dan undang-undang No.1 tahun 1970 dan Peraturan Menteri Tenaga

Kerja tentang penggunaan pesawat lift (KepMen No.03/M/1999).

Dalam pelatihan ini diuraikan mengenai sumber-sumber bahaya di tempat kerja,

membuat rencana kerja di lapangan yang aman bagi semua pihak, dan

memperhitungkan resiko dalam tugas - tugas yang khusus.

Page 31: MODUL SSLE – 02 : PERATURAN DAN STANDAR

Modul SSLE-02: Peraturan & Standar Nasional Lampiran 1

Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator L.1 - 1

GARIS BESAR PERATURAN PEMERINTAH

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA

No. PER 03 / MEN / 1999

Syarat-syarat K3 untuk Pengangkutan Orang dan Barang :

Pasal 1 Istilah

Pasal 2 Ruang lingkup yang berlaku

Pasal 3 Kapasitas lift

Pasal 4 Cakupan bagian-bagian lift dalam peraturan

Pasal 5 Mesin dan Kamar mesin

Pasal 6 Ketahanan api dan pemadam

Pasal 7 Tali baja

Pasal 8 Teromol (puli)

Pasal 9 Bangunan Ruang luncur

Pasal 10 Lekuk dasar (pit)

Pasal 11 Kereta

Pasal 12 Pintu kereta dan Alat-alat operasi

Pasal 13 Governor dan kecepatan lebih

Pasal 14 Rem (pesawat) pengaman

Pasal 15 Batasan kerja rem pengaman

Pasal 16 Saklar pengaman

Pasal 17 Saklar batas lintas

Pasal 18 Lift tarikan gulung

Pasal 19 Bobot imbang

Pasal 20 Rel pemandu

Pasal 21 Batas-batas kerja bobot imbang

Pasal 22 Instalasi listrik

Pasal 23 Alarm kebakaran

Pasal 24 Syarat-syarat pemasangan dan perawatan

Page 32: MODUL SSLE – 02 : PERATURAN DAN STANDAR

Modul SSLE-02: Peraturan & Standar Nasional Lampiran 1

Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator L.1 - 2

Pasal 25 Perubahan teknis

Pasal 26 Perusahaan Jasa K3

Pasal 27 Surat izin operasi

Pasal 28 Standar teknis perawatan

Pasal 29 Penyandang cacat

Pasal 30 Pengawasan

Pasal 31 Sangsi

Page 33: MODUL SSLE – 02 : PERATURAN DAN STANDAR

Modul SSLE-02: Peraturan & Standar Nasional Lampiran 2

Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator L.2 - 1

GARIS BESAR UNDANG-UNDANG NO. 1 1970

(12 Jan 1970 disahkan oleh Presiden)

KESELAMATAN KERJA

Isi Ringkasan sebagai berikut :

Pasal 1 Definisi : 1. Tempat Kerja

2. Pengurus

3. Pengusaha

4. Direktur

5. Pegawai Pengawas

6. Ahli Keselamatan Kerja

Pasal 2 Ruang Lingkup

Segala tempat kerja : didarat, didalam tanah, dipermukaan air, didalam air,

dan diudara.

Pasal 3 Syarat-syarat Keselamatan :

1. Mencegah dan mengendalikan timbulnya kecelakaan

2. Mengurangi resiko kecelakaan

3. Menanggulangi (memadamkan, dan sebagainya)

Pasal 4 Proses terjadinya kecelakaan, dalam :

1. Perencanaan

Page 34: MODUL SSLE – 02 : PERATURAN DAN STANDAR

Modul SSLE-02: Peraturan & Standar Nasional Lampiran 2

Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator L.2 - 2

2. Pembuatan (produksi)

3. Transportasi (Handling)

4. Peredaran, perdagangan

5. Instalasi

6. Pemakaian

7. Pemeliharaan

8. Penyimpanan bahan

Pasal 5 Pengawasan

Tugas dan wewenang direktur

Pasal 6 Panitia banding

Pasal 7 Retribusi

Pasal 9 Pembinaan

Kewajiban pengurus

Pasal 10 Panitia Pembina K3

Wewenang menteri tenaga kerja

Pasal 11 Laporan Kecelakaan

Kewajiban pengurus

Pasal 12,13 Kewajiban & Hak tenaga kerja

Laporan dan alat-alat perlindungan diri

Pasal 14 Kewajiban pengurus

Membuat syarat-syarat kerja (peraturan perusahaan)

Memasang tanda peringatan, label, penerangan

Pasal 15 Pelaksanaan dan ancaman pidana

Pasal 16, 17, 18 Mulai diundangkan

Page 35: MODUL SSLE – 02 : PERATURAN DAN STANDAR

Modul SSLE-02: Peraturan & Standar Nasional Lampiran 3

Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator L.3 - 1

Page 36: MODUL SSLE – 02 : PERATURAN DAN STANDAR

Modul SSLE-02: Peraturan & Standar Nasional Lampiran 3

Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator L.3 - 2

Page 37: MODUL SSLE – 02 : PERATURAN DAN STANDAR

Modul SSLE-02: Peraturan & Standar Nasional Lampiran 3

Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator L.3 - 3

Page 38: MODUL SSLE – 02 : PERATURAN DAN STANDAR

Modul SSLE-02: Peraturan & Standar Nasional Lampiran 3

Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator L.3 - 4

Page 39: MODUL SSLE – 02 : PERATURAN DAN STANDAR

Modul SSLE-02: Peraturan & Standar Nasional Lampiran 3

Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator L.3 - 5

Page 40: MODUL SSLE – 02 : PERATURAN DAN STANDAR

Modul SSLE-02: Peraturan & Standar Nasional Lampiran 3

Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator L.3 - 6

Page 41: MODUL SSLE – 02 : PERATURAN DAN STANDAR

Modul SSLE-02: Peraturan & Standar Nasional Lampiran 4

Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator L.4 - 1

Page 42: MODUL SSLE – 02 : PERATURAN DAN STANDAR

Modul SSLE-02: Peraturan & Standar Nasional Lampiran 4

Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator L.4 - 2

Page 43: MODUL SSLE – 02 : PERATURAN DAN STANDAR

Modul SSLE-02: Peraturan & Standar Nasional Lampiran 4

Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator L.4 - 3

Page 44: MODUL SSLE – 02 : PERATURAN DAN STANDAR

Modul SSLE-02: Peraturan & Standar Nasional Lampiran 4

Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator L.4 - 4

Page 45: MODUL SSLE – 02 : PERATURAN DAN STANDAR

Modul SSLE-02: Peraturan & Standar Nasional Lampiran 4

Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator L.4 - 5

Page 46: MODUL SSLE – 02 : PERATURAN DAN STANDAR

Modul SSLE-02: Peraturan & Standar Nasional Lampiran 4

Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator L.4 - 6

Page 47: MODUL SSLE – 02 : PERATURAN DAN STANDAR

Modul SSLE-02: Peraturan & Standar Nasional Daftar Pustaka

Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator DP - 1

DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Pekerjaan Umum, Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Modul

Pelatihan, Puslatjakons, Jakarta.

2. Rusdi Suardi, Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja,

Penerbit PPM Jakarta.

3. Dalih SA dan Oja Sutiarno, Keselamatan Kerja Dalam Tatalaksana Bengkel,

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, 1982.

4. Garis besar Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. MEN 03/1999.

5. Garis besar Undang-undang No. 1 tahun 1970 : Keselamatan Kerja.

6. Salinan Undang-Undang No. 1 tahun 1970 : Keselamatan Kerja

7. Salinan Keputusan Gubernur DKI 1982 : mengenai lift kebakaran