modul ssle – 02 : peraturan dan standar
TRANSCRIPT
MyDoc/Pusbin-KPK/Draft1
PEKERJAAN
PELATIHAN PENGAWAS LAPANGAN (SITE SUPERVISOR) PEMASANGAN INSTALASI LIFT DAN ESKALATOR (SSLE)
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI (PUSBIN-KPK)
MODUL SSLE – 02 : PERATURAN DAN STANDAR
NASIONAL INDONESIA
2006
Modul SSLE-02 : Peraturan dan Standar Nasional
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -i-
KATA PENGANTAR
Salah satu modul pelatihan yang akan diberikan kepada peserta pelatihan
Pengawas Lapangan (site supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator
adalah mengenai Peraturan dan Standar Nasional yang dapat digunakan sebagai
acuan dalam pelaksanaan pekerjaan pemasangan instalasi lift dan eskalator.
Penulisan dan penyusunan buku ini disesuaikan dengan posisi pelatihan, dimana
Para Peserta Pelatihan Pengawas Lapangan (site supervisor) Pemasangan
Instalasi Lift dan Eskalator ini bukanlah mereka yang masih awam dalam hal
pekerjaan Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator.
Kami menyadari bahwa modul ini masih jauh dari sempurna baik ditinjau dari segi
materi sistematika penulisan maupun tata bahasanya. Untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari para peserta dan pembaca semua, dalam
rangka perbaikan dan penyempurnaan modul ini.
Modul SSLE-02 : Peraturan dan Standar Nasional
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -ii-
Modul SSLE-02 : Peraturan dan Standar Nasional
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -iii-
LEMBAR TUJUAN
MODUL PELATIHAN : Pelatihan Pengawas Lapangan (Site
Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan
Eskalator (SSLE)
MODEL PELATIHAN : Lokakarya Terstruktur
TUJUAN UMUM PELATIHAN :
Mampu melakukan pengawasan pekerjaan pemasangan instalasi pesawat lift dan
ekskalator dalam gedung sesuai dengan spesifikasi teknis, gambar perencanaan
dan mutu yang dipersyaratkan sampai diserah terimakan kepada pemilik.
TUJUAN KHUSUS PELATIHAN :
Pada akhir pelatihan peserta mampu :
1. Menerapkan sistem manajemen K3.
2. Menerapkan peraturan dan standar nasional.
3. Menjelaskan pengenalan sistem transportasi vertikal.
4. Mengawasi pemasangan komponen instalasi dan pengamanan.
5. Menjelaskan Instalasi Daya, Kendali dan Proteksi
6. Menjelaskan dasar-dasar teknik kelistrikan dan mekanikal.
7. Menjelaskan metode pemasangan lift dan eskalator.
8. Menjelaskan teknik pemeriksaan dan uji coba lift dan eskalator.
9. Menjelaskan riksa uji lift dan eskalator.
10. Menjelaskan proyek dan karakteristiknya.
11. Mengendalikan proyek (PDCA).
12. Membuat teknik pelaporan.
Modul SSLE-02 : Peraturan dan Standar Nasional
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -iv-
NO. DAN JUDUL MODUL : SSLE - 02 PERATURAN DAN STANDAR
NASIONAL INDONESIA
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Setelah mempelajari modul, peserta mampu memahami peraturan dan standar
nasional Indonesia guna pelaksanaan Pemasangan Instalasi Lift dan Ekskalator
sesuai ketentuan dokumen kontrak sebagai acuan dalam pelaksanaan pekerjaan
sesuai peraturan yang berlaku sehingga layak difungsikan.
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
Pada akhir pelatihan peserta mampu :
1. Menerapkan Peraturan dan Standar untuk Pekerjaan Lift dan Eskalator
2. Menerapkan Standar Nasional
Modul SSLE-02 : Peraturan dan Standar Nasional
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -v-
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
LEMBAR TUJUAN ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iv
DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN
MODUL PELATIHAN PENGAWAS
LAPANGAN (SITE SUPERVISOR)
PEMASANGAN INSTALASI LIFT DAN
ESKALATOR (SSLE) .................................................................. v
DAFTAR MODUL ........................................................................................ vi
PANDUAN INSTRUKTUR ........................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
BAB II PERATURAN DAN STANDAR
UNTUK PEKERJAAN LIFT DAN
ESKALATOR .......................................................................... 3
BAB III STANDAR NASIONAL ................................................................. 9
RANGKUMAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 : Garis Besar Peraturan Menteri
Tenaga Kerja No. MEN
03/1999
Lampiran 2 : Garis Besar Undang-undang No.
1 tahun 1970 : Keselamatan
Kerja
Lampiran 3 : Salinan Undang-Undang No. 1
tahun 1970 : Keselamatan
Kerja
Lampiran 4 : Salinan Keputusan Gubernur
DKI 1982 : mengenai lift
kebakaran
Modul SSLE-02 : Peraturan dan Standar Nasional
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -vi-
DAFTAR PUSTAKA
HAND OUT
Modul SSLE-02 : Peraturan dan Standar Nasional
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -vii-
DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN MODUL
PELATIHAN PENGAWAS LAPANGAN (Site Supervisor)
PEMASANGAN INSTALASI LIFT DAN ESKALATOR
(SSLE)
1. Kompetensi kerja yang disyaratkan untuk jabatan kerja Pengawas
Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator
(SSLE)dibakukan dalam Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
(SKKNI) yang didalamnya telah ditetapkan unit-unit kerja sehingga dalam
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi
Lift dan Eskalator (SSLE) unit-unit tersebut menjadi Tujuan Khusus
Pelatihan.
2. Standar Latihan Kerja (SLK) disusun berdasarkan analisis dari masing-
masing Unit Kompetensi, Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja
yang menghasilkan kebutuhan pengetahuan, keterampilan dan sikap
perilaku dari setiap Elemen Kompetensi yang dituangkan dalam bentuk
suatu susunan kurikulum dan silabus pelatihan yang diperlukan untuk
memenuhi tuntutan kompetensi tersebut.
3. Untuk mendukung tercapainya tujuan khusus pelatihan tersebut, maka
berdasarkan Kurikulum dan Silabus yang ditetapkan dalam SLK, disusun
seperangkat modul pelatihan (seperti tercantum dalam Daftar Modul) yang
harus menjadi bahan pengajaran dalam pelatihan Pengawas Lapangan
(Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE).
Modul SSLE-02 : Peraturan dan Standar Nasional
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -viii-
DAFTAR MODUL
Jabatan Kerja : Pengawas Lapangan (Site Supervisor)
Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE)
Nomor Modul
Kode Judul Modul
1 SSLE – 01 Sistem Manajemen (K3)
2 SSLE – 02 Peraturan dan Standar Nasional
3 SSLE – 03 Pengenalan Sistem Transportasi Vertikal
4 SSLE – 04 Komponen Instalasi Daya, Kendali dan Proteksi
5 SSLE – 05 Instalasi Daya, Kendali dan Proteksi
6 SSLE – 06 Dasar-dasar Teknik Kelistrikan dan Mekanikal
7 SSLE – 07 Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
8 SSLE – 08 Teknik Pemeriksaan dan Uji Coba Lift dan Eskalator
9 SSLE – 09 Riksa Uji Lift dan Eskalator
10 SSLE – 10 Proyek dan Karakteristiknya
11 SSLE – 11 Pengendalian Proyek (PDCA)
12 SSLE – 12 Teknik Pelaporan
Modul SSLE-02 : Peraturan dan Standar Nasional
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -ix-
PANDUAN INSTRUKTUR
NAMA PELATIHAN : PELATIHAN PENGAWAS LAPANGAN (SITE
SUPERVISOR) PEMASANGAN INSTALASI LIFT
DAN ESKALATOR (SSLE)
KODE MODUL : SSLE - 02
JUDUL MODUL : PERATURAN DAN STANDAR NASIONAL
DESKRIPSI : Materi ini membahas pengetahuan Peraturan
Umum, Peraturan Khusus, dan Standar
Nasional untuk pelatihan Pelatihan Pengawas
Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi
Lift dan Eskalator (SSLE).
TEMPAT KEGIATAN : Ruangan Kelas lengkap dengan fasilitasnya.
WAKTU PEMBELAJARAN : 3 (Tiga) Jam Pelajaran (JP) (1 JP = 45 Menit)
Modul SSLE-02 : Peraturan dan Standar Nasional
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -x-
RENCANA PEMBELAJARAN
KEGIATAN INSTRUKTUR KEGIATAN PESERTA PENDUKUNG
1. Ceramah : Pembukaan/
Bab I, Pendahuluan Menjelaskan tujuan
instruksional umum(TIU) dan Tujuan instruksional khusus (TIK)
Menjelaskan maksud dan tujuan peraturan dan standar nasional Indonesia
Menjelaskan pengertian peraturan dan standar nasional Indonesia
Waktu : 5 menit
Mengikuti penjelasan TIU
dan TIK dengan tekun dan aktif
Mengikuti penjelasan maksud dan tujuan peraturan dan standar nasional Indonesia
Mengikuti penjelasan pengertian peraturan dan standar nasional Indonesia
Mengajukan pertanyaan apabila ada yang kurang jelas.
OHT
2. Ceramah : Bab II, Peraturan
dan Standar Lift & Eskalator Memberikan penjelasan, uraian atau-pun bahasan mengenai Peraturan Keselamatan Khusus Waktu : 70 menit
Mengikuti penjelasan,
uraian atau bahasan instruktur dengan tekun dan aktif.
Mengajukan pertanyaan apabila ada yang kurang jelas.
OHT
3. Ceramah : Bab IV, Standar
nasional Memberikan penjelasan, uraian atau-pun bahasan mengenai Standar nasional yang mengacu pada anjuran keselamatan oleh NEMI inc.
Waktu : 60 menit
Mengikuti penjelasan,
uraian atau bahasan instruktur dengan tekun dan aktif.
Mengajukan pertanyaan apabila ada yang kurang jelas.
OHT
Modul SSLE-02: Peraturan & Standar Nasional
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -1-
BAB I
PENDAHULUAN
1. Dari sudut pandang hak-hak asasi manusia pencegahan kecelakaan adalah hal
yang serius yang harus ditangani oleh perusahaan. Semua karyawan berhak
mendapat perlindungan yang sesuai dengan tugasnya, boleh jadi cukup berupa
alat-alat pelindung diri, dan buku pedoman atau instruksi yang jelas dalam
menjalani tugas.
Bagi perusahaan jasa bidang lift dan eskalator, buku pedoman keselamatan kerja
tidak cukup menjamin. Oleh karena itu perlu ada pelatihan dan diikuti
pengawasaan di lapangan.
2. Inilah tugas Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) yang
diangkat oleh direksi perusahaan untuk maksud-maksud tersebut diatas. P2K3
senantiasa membuat evaluasi dan tiap-tiap kali jika perlu, memperbaiki buku
pedoman atau prosedur khusus untuk suatu tugas yang penuh resiko.
Dalam bab berikut akan diuraikan peraturan perusahaan tentang usaha
pencegahan kecelakaan dalam konteks pemasangan dan perawatan pesawat lift.
3. Jika peraturan perusahaan mengenai K3 terlalu panjang oleh sebab pekerjaan,
maka perlu dikeluarkan buku saku, memuat ringkasan peraturan, yaitu
persyaratan minimal. Setiap karyawan yang bertugas di lapangan penuh dengan
resiko kecelakaan, menerima buku saku tersebut sebagai peringatan dan juga
menumbuhkan sikap hati-hati selama bertugas. Lihat box di halaman berikut.
4. Semua tingkat jenjang manajemen bertanggung jawab dalam pengembangan
peraturan, pedoman dan praktek kerja lapangan (field practice) yang aman.
Peraturan yang dikembangkan minimal memuat standar yang digariskan oleh
pemerintah mengenai pencegahan kecelakaan dan mencerminkan kebijakan
direksi.
Modul SSLE-02: Peraturan & Standar Nasional
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -2-
Tindakan hati-hati bagi tehnisi lift
Pada waktu melakukan pekerjaan repair, call back trouble shooting ataupun
maintenance service, petunjuk-petunjuk ini perlu diperhatikan :
1. Team terdiri dari dua orang saja, kecuali pekerjaan khusus dan atas ijin dari
atasannya.
2. Tidak boleh ada 2 team pada satu unit lift untuk melakukan beberapa macam
pekerjaan.
3. Pada saat melakukan pekerjaan pemeriksaan (check up) diatas atap kereta, pit
dan hoist way, lift diset ke “inspection mode”.
4. Jika membetulkan kerusakan yang sifatnya mekanis, maka matikan dulu sumber
tenaga listrik. Sebelum mulai yakinkan diri apa perlu tenaga listrik (untuk
menjalankan lift dan sebagainya).
5. Jika pekerjaan memerlukan tenaga listrik maka jangan segan-segan gunakan
stopping switch, emergency stop atau switch lain yang sejenis.
6. Jangan gunakan kawat “jumper” jika tidak yakin bahwa akibatnya tidak aman
bagi pihak lain. Jika kawat jumper harus digunakan, maka operasi lift diganti
dari normal ke “inspection mode” dan khusus digunakan untuk mencari
penyebab kemacetan.
7. Jangan membetulkan peralatan dalam pit, jika pit tersebut banjir (penuh air).
8. Biasakan melihat ke atas saat mau masuk ke lubang pintu ruang luncur.
Yakinkan aman tidak ada orang bekerja diatasnya (kemungkinan benda-benda
dapat terjatuh).
9. Periksa steiger, ikatannya, jenis bambu papan plank injakan harus terikat.
10. Ruang luncur harus dilengkapi cahaya instalasi listrik sementara.
Modul SSLE-02: Peraturan & Standar Nasional
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -3-
BAB II
PERATURAN DAN STANDAR LIFT DAN ESKALATOR
Peraturan keselamatan khusus bagi pekerja lapangan yakni tehnisi instalatir dan
perawatan lift meliputi :
2.1 Bekerja di Kamar Mesin
1. Selama proses pemasangan lift pada suatu proyek gedung bertingkat sering
kita dapati pada kamar mesin hal-hal sebagai berikut :
a. Lubang ruang luncur belum ditutup atau dicor beton
b. Jendela ventilasi belum dipasang
c. Lampu listrik penerangan dan stop kontak belum dipasang, dan
d. Pintu masuk kamar mesin belum dipasang
2. Kita harus waspada akan bahaya terjatuh kedalam ruang luncur. Hindari
kemungkinan air hujan masuk melalui jendela dan pintu yang belum selesai
dipasang.
3. Instalasi penerangan listrik hendaknya dipasang cukup tinggi (min. 2 meter),
begitu pula kawat-kawat listrik perlu diikat/clamp dan dirapikan walaupun
bersifat sementara dan dimana perlu dipasang sekering.
4. Pasang label cukup besar yang menyatakan jangan mendekat bagi siapa
yang tidak berkepentingan karena berbahaya.
5. Jika ragu-ragu akan kekuatan kait penggantung (“hoisting hook”) atau balok
penggantung (“hoisting beam”) maka minta surat pernyataan dari pihak
kontraktor utama atau manajemen konstruksi bahwa hoisting hook tersebut
mampu menahan beban tarik yang diminta.
6. Hoisting hook dapat patah walaupun ukurannya cukup (umpama diameter 1
inchi untuk beban 2 ton) oleh sebab dipanaskan pada saat pembuatannya
atau karena bentuk tekukan yang salah. Lihat contoh gambar bentuk kait
yang betul.
Modul SSLE-02: Peraturan & Standar Nasional
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -4-
7. Kemudian terakhir dianjurkan agar kamar mesin harus bersih dari barang-
barang asing dan dari debu. Oleh karena itu dinding dan lantai perlu diplester
rata untuk menghindari akumulasi debu dikemudian hari. Penggunaan
penyedot debu dianjurkan. Ingat, debu itu penyebab penyakit dan kerusakan
pada micro switch serta komponen elektronik.
2.2 Bekerja di Lekuk Dasar (pit)
1. Pada proyek bangunan bertingkat sering klita dapati kenyataan bahwa lekuk
dasar dipakai sebagai tempat membuang segala jenis sampah, kotoran
bangunan (puing), sisa barang dari instalatir lain. Juga kadang-kadang pit
tersebut berair oleh karena pengecoran beton tidak sempurna dan permukaan
air tanah, tinggi. Oleh karena itu perlu dipasang dinding penutup sementara
pada tiap-tiap lubang pintu lantai (berpintu dan berkunci) serta dipasang label
yang menyatakan jangan mendekat bagi yang tidak berkepentingan,
walaupun hal ini menimbulkan biaya yang cukup besar. Alternatif lain cukup
memasang pagar kerja (barikade) setinggi 1.5 m sepanjang lubang-lubang
pintu dan diberi label. “Bahaya, jangan mendekat, jangan buang
benda/sampah kedalam lubang luncur lift”. Setelah lekuk dasar dibersihkan
dan air dikeringkan, maka segera dibuat kedap air (water proofing).
Catatan :
membersi
hkan pit
adalah
tugas
kontraktor
utama
Modul SSLE-02: Peraturan & Standar Nasional
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -5-
sebelum
serah terima
lapangan,
kepada
kontraktor
lift.
2. Pastikan semua orang harus memakai topi pelindung (safety helmet) selama
bekerja dalam pit atau melakukan inspeksi, karena tidak mustahil barang atau
perkakas terjatuh dari kamar mesin atau dari lantai-lantai diatasnya. Sebagai
tindakan hati-hati, kepala regu dapat memasang bidang papan pelindung atau
penyekat horizontal pada jarak-jarak tertentu pada ruang luncur.
3. Pit harus dilengkapi dengan tangga monyet, dipasang dekat lubang pintu dan
penerangan listrik dan stop kontak. Juga dipasang penyekat penghalang
(screen) membatasi ruang bobot imbang dan juga penyekat dengan lift
disebelah kiri-kanan, bagi keselamatan teknisi pemeliharaan kemudian dan
sepanjang waktu.
Catatan : lekuk dasar dalam maksimal 90 cm tidak diperlukan tangga monyet.
2.3 Bekerja di Ruang Luncur (Hoist way)
Tergantung pada metoda pemasangan yang dipilih, maka keselamatan kerja
perlu perhatian khusus. Tetapi secara umum, jika kita bekerja didalam ruang
luncur, maka harus memakai topi pengaman (safety helmet) dan sabuk
pengaman (safety belt), atau pelana pengaman (safety harness). Pengaman ini
dilengkapi dengan tali “pendaki gunung” dan ujung tali dikaitkan pada struktur
bangunan atau steiger, atau pada tali life line yang khusus dipasang dari kamar
mesin sampai ke pit.
Catatan :
Tali pada safety harness mempunyai sifat peredam; jika seseorang terjatuh,
maka dia akan tertahan tanpa mengalami hempasan. Panjang tali dibatasi
maksimal 1.50 meter.
Tali life line perlu dipasang, jika metode pemasangan memakai false-car
(tidak ada steiger).
Modul SSLE-02: Peraturan & Standar Nasional
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -6-
a. Metode Perancah (steiger, scaffolding)
Perlu diperhatikan keselamatan terhadap kemungkinan terjatuh. Sebab-sebab
utama kecelakaan ialah :
1. Tali pengikat steiger bambu telah kendor, sehingga terjadi goyangan,
getaran dan kemerosotan batang penyangga.
2. Pada steiger besi tidak dipasang pen pengaman. Unit steiger dapat
terangkat secara tidak sengaja lepas dari dudukannya dari unit steiger
dibawah dan steiger dapat runtuh.
Biasanya steiger besi dipasang oleh perusahaan khusus. Pastikan kita
mendapat jaminan tertulis dari perusahaan tersebut atas keamanannya.
Steiger harus diikat pada struktur bangunan pada jarak-jarak tertentu.
3. Papan (plank) kayu bidang pijak tidak diikat dan posisi tidak seimbang dan
mudah tergulir. Papan tersebut sebaiknya cukup lebar (25 cm) dan cukup
tebal (2 cm), tiap-tiap batang harus diikat didua tempat tumpuannya.
b. Metode False car atau Hoisting platform
1. Keselamatan sangat bergantung pada safety device yang dipasang pada
platform, dan juga keahlian melalui latihan-latihan. Alat pengaman ini perlu
diperiksa secara teratur dan diservice oleh ahlinya. Pastikan platform
tersebut hanya 2 orang pekerja, yang satu sebagai pemimpin yang lain,
serta tetap terus menerus berkomuniokasi antara keduanya agar tidak
salah paham. Pastikan memakai false car yang mendapat sertifikat
keselamatan dan jangan memakai false car bekas yang tidak jelas
sertifikat keselamatannya.
2. Disamping pesawat pengaman (safety device), bagian-bagian false car
tersebut dibawah ini, perlu diperiksa :
(1) Katrol atau teromol (periksa pasak, dsb)
(2) Pengikatan ujung tali baja penarik, jika menggunakan penjepit cross-B
clamp atau U-bolt, maka bagian U-nya terletak bagian tali berujung,
minimal digunakan 2 buah jepitan.
(3) Tali baja penarik kemungkinan rantas (beberapa elemen telah patah).
Modul SSLE-02: Peraturan & Standar Nasional
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -7-
(4) Alarm harus berbunyi saat false car akan bergerak.
2.4 Pintu-pintu Lantai (Landing doors)
Bekerja pada pintu-pintu lantai memerlukan persiapan. Saklar utama harus
dimatikan dan dipasang label peringatan (Tag out). Jika perlu sekering-
sekeringnya dilepas dan disimpan di tempat yang aman. Sediakan barikade atau
penghalang dimuka pintu agar orang lalu lalang jangan mendekat. Tinggi
penghalang paling tidak 110 cm. Selama bekerja memeriksa pintu perhatikan
jangan sampai alat perkakas terjatuh ke dalam ruang luncur, dan atau tertinggal
di atap kereta. Biasanya atap kereta lift berada pada lantai dimana pintu sedang
diperiksa. Gunakan lampu penerangan yang disediakan ai atas atap kereta.
2.5 Bekerja di atas atap kereta
Prosedur naik ke atap kereta sebagai berikut :
1. Asumsi tehnisi ada di lantai 2. Turunkan kereta ke lantai 1. Saat kereta
bergerak turun selama kira-kira 3 detik, buka pintu dengan kunci khusus
(emergency releasing device).
2. Saat pintu terbuka kereta berhenti dengan atap hampir rata dengan lantai.
Lihat gambar.
3. Pintu harus ditahan agar tetap terbuka baru melangkah masuk diatas atap.
Segera perhatikan dimana emergency stop switch. Bekerja diatap kereta
melakukam pemeriksaan, harus dengan cahaya penerangan yang cukup.
Gunakan looplamp yang tersedia. Lift harus dijalankan dengan kecepatan
inspeksi (inspection mode) kira-kira 30 m/m. Penyimpangan dari prosedur
(jika diperlukan) harus minta izin atasan. Saklar inspeksi dilengkapi dengan
pegas sehingga jika dilepas lift langsung berhenti, demi keamanan.
Perhatikan seharusnya bagian belakang keretan ada pagar (railing) setinggi
1.0 m keliling dari sisi kiri ke belakang dan ke sisi kanan berwarna kuning.
Jika tidak ada railing tersebut maka jaga diri masing-masing atas resiko
terjatuh dengan senantiasa berpegang pada bagian-bagian rangka kereta.
Jika pekerjaan inspeksi dilakukan oleh dua orang, dan seorang memegang
saklar inspeksi maka tiap-tiap kali kereta mau digerakkan (baik naik maupun
turun) harus memberi peringatan rekan kerja dan rekan kerja harus
menjawab.
Modul SSLE-02: Peraturan & Standar Nasional
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -8-
Jangan membawa perkakas didalam kantong dari kain atau tas yang bertali.
Gunakan kotak kaleng perkakas yang cukup kecil. Jangan tinggalkan barang-
barang diatas atap kereta setelah selesai bekerja. Jangam menggantungkan
lampu listrik tambahan pada tali baja. Perhatikan posisi bobot imbang saat
kereta bergerak. Pada posisi tertentu bobot imbang bersimpangan jalan
dengan kereta.
Modul SSLE-02: Peraturan & Standar Nasional
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -9-
Modul SSLE-02: Peraturan & Standar Nasional
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -10-
BAB III
STANDAR NASIONAL
ANJURAN KESELAMATAN Oleh NEMI Inc, New York
(National Elevator Manufacturing Industry)
Bagi mereka yang telah mempelajari kesejahteraan karyawan bersepakat, bahwa
sebagian besar kecelakaan diakibatkan oleh keteledoran diri sendiri dan kurangnya
perhatian atau tenggang rasa terhadap kawan sekerjanya. Setelah menganalisa
secara seksama berbagai kecelakaan maka disusun uraian anjuran berikut ini yang
bukan saja gamblang dan beralasan, tetapi yang sangat penting ialah sebagai
langkah pasti menuju tercapainya pembakuan prosedur dimasa yang akan datang
yang dituntut oleh masyarakat.
1. Tuntutan utama atas keselamatan kerja ialah lingkungan tempat kerja yang
bersih. Jangan biarkan sampah berserakan seperti potongan-potongan kayu
(bekas pengepakan), pipa, paku kawat, puing kotoran dan sebagainya.
2. Pekerja harus memakai kaca mata pelindung yang tahan benturan, jika bekerja
pada tempat dimana mata mungkin terluka, seperti :
a. Mengetrik beton usahakan pecahan akibat mesin pahat (dengan motor
listrik) tidak berhamburan.
b. Pengecoran babbit (rope-socket/thimble rod)
c. Mesin gerenda, kumutator atau sejenisnya. Juga dianjurkan kacamata
dipakai selama bekerja di dalam ruang luncur terbuka, dimana debu
berhamburan. Kacamata pelindung disediakan oleh perusahaan secara
cuma-cuma. Tetapi jika tidak diperoleh, mintalah kepada atasan (supervisor).
Penyelidikan mengenai kecelakaan menunjukkan bahwa mata terluka
umumnya oleh sebab debu dan kotoran.
3. Setelah lantai-lantai bangunan selesai disiapkan, dianjurkan dipasang barikade
atau penghalang (dimuka lubang ruang luncur) oleh kontraktor utama (general
Modul SSLE-02: Peraturan & Standar Nasional
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -11-
contractor). Pekerjaan modernisasi liftpun termasuk mengikuti aturan tersebut,
jika pintu-pintu diganti baru.
Barikade harus dibuat setinggi 110 cm minimal, dan dipasang minimal berjarak
60 cm sebagai ruang bebas dimuka dinding ruang luncur, dan dibuat
sedemikian rupa, sehingga bagian-bagian lift mudah dibongkar dan/atau
dipasang.
Sebelum dipasang pintu-pintu lift permanen, sebaiknya lubang-lubang pintu
ditutup dulu sementara setinggi minimal 180 cm. Jika diperlukan harus
memindahkan barikade, pastikan memasangnya kembali pada tempatnya
sebelum meninggalkan tempat pekerjaan.
4. Jika digunakan scaffolding (steiger), maka gunakan kayu berserat panjang
diutamakan kayu spruce atau pinus kuning (di Indonesia biasa digunakan kayu
dolken atau bambu). Papan pijak seharusnya berukuran minimal 4 cm x 20 cm
dan pendukungnya pun selebar papan tersebut, kecuali jika dipakai dalam hal
ini lebar pendukung tidak kurang dari 8 cm. Gunakan hanya papan-papan pijak
yang disediakan oleh perusahaan sendiri. Jangan biarkan orang lain diluar
perusahaan menggunakan scafolding anda ataupun papan pijak anda.
Dilarang meminjamkan peralatan kerja seperti takel (chain hoist) ataupun mesin
bor misalnya, kepada kontraktor lain, dan jangan mengerjakan
penarikan/pengangkatan barang untuk kepentingan kontraktor lain dengan
menggunakan peralatan milik anda.
5. Scaffolding yang berayun-ayun tidak dianjurkan, tetapi jika digunakan juga,
maka dibuat dari bahan terbaik seperti tersebut pada No. 4. Tali yang
digunakan ialah tali serat dengan diameter tidak lebih kecil dari 1.0 cm.
6. Alat-alat seperti “jacks” (dongkrak), “wall climbers” (pemanjat dinding) dan
“go devil” (false car) harus dibuat kokoh dan sempurna. Juga dianjurkan alat-
alat tersebut dilengkapi dengan pengaman.
7. Penggunaan tangga tidak dianjurkan. Tetapi jika tidak mau dipakai, hendaknya
tangga dalam keadaan baik : tidak ada rusuknya yang rusak, ataupun tiangnya
yang retak. Ujung dan pangkalnya di”matikan” agar terhindar dari slip terlepas
atau terputar ; dan ”sepatu pengaman” dipasang pada pangkal dibawah
Modul SSLE-02: Peraturan & Standar Nasional
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -12-
tangga. Jika tangga tersebut digunakan pada daerah ramai, lobi, koridor dan
jalur bongkar muat, maka satu orang ditugasskan menjaga dibawah pada
pangkal tangga.
8. Jika scaffolding atau tangga digunakan didalam ruang luncur, maka kereta lift
harus ditempatkan pada posisi yang aman dan saklar utama diputus dan
sekering dibuka. Kereta tetap tak bergerak selama scaffolding masih terpasang.
9. Sebaiknya jangan ada orang didalam ruang luncur, dimana diatasnya ada
orang-orang lain yang sedang bekerja, kecuali telah dipasang papan pelindung
atau jaring yang buatannya memadai, dan dianggap kokoh pada batas ruang
luncur bersebelahan, dimana terdapat lift yang meluncur. Dianjurkan dipasang
pemisah dari anyaman kawat atau papan plywood.
10. Kontraktor lain dilarang menggunakan ruang luncur sebagai sarana menaikkan
barang-barangnya tanpa izin dari mekanik lift yang bertanggung jawab.
11. Saklar jenis “pisau” (knive blade switch) dan sambungan kawat bersifat
sementara adalah praktek yang berbahaya. Gunakan saklar permanen
(magnetic automatic breaker).
12. 1.a. Jika seorang sedang bekerja diatas atap kereta maka dia harus
paham kode sandi dengan temannya (operator). Switch operasi dipindah ke
“inspection mode”. Jika switch ini tidak disiapkan, maka aliran listrik ke
semua tombol panggil diputus.
1.b. Jika operator didalam kereta akan menggerakkan lift, maka rekannya
diatas atap telah mapan dengan aman dan aba-abanya harus diulang
oleh operator tersebut; sebelum lift digerakkan.
2. Sebelum mulai menginjak naik keatap kereta, pahami kondisi yang
mungkin berbahaya; roda gantung (car-sheave) pada lift tarik 2:1, lokasi
bobot imbang, tapes, balok pemisah, rantai dari penggerak pintu, dan
ambang. Penerangan yang cukup sangat penting.
Modul SSLE-02: Peraturan & Standar Nasional
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -13-
3. Perhatikan lokasi saklar-saklar dan kontak-kontak pemutus arus, dan
sebaiknya dibuka (diputus) selama bekerja untuk menghindari kereta
bergerak.
Bersihkan gelagar rangka kereta (cross-head) tempat berpijak dari minyak
untuk menghindari terpeleset.
4. Jika oleh sebab suatu keperluan operator tersebut sementara harus
meninggalkan kereta, maka kunci kontak dicabut, saklar darurat dimatikan,
dan dipasang label “lift tidak kerja” dan lampu penerangan kereta
dimatikan.
5. Selama bekerja diruang lekuk dasar, seorang harus pandai melindungi diri
sendiri dengan mematikan (memutuskan) saklar-saklar seperti : saklar limit,
roda kompensasi, dll yang dapat mencegah kereta bergerak. Perhatikan
juga alat-alat lift setelah kiri dan kanannya yang sedang bekerja.
13. Dalam hal melakukan reparasi dimana dibutuhkan pembongkaran/penggantian
alat tertentu, kereta harus diparkir pada posisi paling atas.
14. Sewajarnya orang-orang yang “kecanduan” (suka minum) dilarang ikut bekerja.
15. Semua pekerja harus memakai topi keselamatan (helmet) baik bekerja di dalam
R/L ataupun medan terbuka. Perusahaan harus menyediakan topi tersebut dan
tiap orang berhak memilikinya.
16. Pakaian seragam yang compang-camping, cincin, jam tangan, gelang, kalung,
dan sebagainya adalah sumber kecelakaan. Dasi harus dilepas atau masukkan
kedalam baju dari kancing teratas. Semua pihak harus menyadari hal tersebut.
17. Sepatu bersol tipis juga berbahaya. Gunakan sepatu keselamatan, anti-slip,
dan ujungnya dilengkapi plat baja (steel toe cap). Perusahaan dapat
menyediakan untuk pekerja-pekerjanya.
18. Semua perkakas listrik (mesin bor, dsb) harus di ‘grounded’. Jangan memakai
alat perkakas listrik yang cacat atau saklarnya tidak berfungsi. Lihat gambar.
Modul SSLE-02: Peraturan & Standar Nasional
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -14-
19. Jika memang diperlukan dipasang gagang tambahan untuk memperoleh
tekanan pada mesin bor listrik, maka pertimbangkan suatu cara agar mesin bor
tersebut tidak menendang.
20. Tali governor dan pesawat pengaman harus telah terpasang sebelum pekerja
diperbolehkan menggunakan false car. Jangan menggunakan mesin
pengangkat bahan bangunan sebagai false car.
21. Penggunaan 2 atau lebih chain hoist sekaligus untuk satu barang tidak
diperbolehkan.
22. Sling (jerat) harus dibuat dari tali kawat baja atau serat dalam keadaan baik.
23. Sengkang (pengikat) untuk menarik rel keatas harus berupa kait ganda
(moused hook). Lihat gambar.
Modul SSLE-02: Peraturan & Standar Nasional
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -15-
24. Pada saat membersihkan R/L hendaknya mulai dari atas kebawah dan pekerja
harus memakai penutup hidung, dan dianjurkan memakai pelindung mata.
25. (A) Perangkat PPK harus disiapkan pada tiap-tiap tempat kerja.
(B) Letak kotak PPK dan nomor telepon emergency harus jelas terpasang.
(C) PPK set pribadi perlu disimpan pada masing-masing kotak perkakas dari
mekanik
26. Jika mengukur gulungan tali (kawat atau serat), jangan berdiri dalam gulungan.
27. Jangan menyalakan korek api atau lilin di dalam R/L yang telah usang.
Kemungkinan terjadi kebakaran oleh sebab uap oli dan sebagainya. Gunakan
loop lamp.
28. Jangan merosot melalui tali.
29. Pada saat membersihkan oli pada bagian-bagian yang bergerak lift jangan
digerakkan.
30. Pada saat meng-grenda kemutator, gunakan kacamata dan penutup hidung.
31. Menggunakan zat kompor pembersih tidak dianjurkan, karena uapnya bersifat
racun; dan juga berbahaya pada kulit yang terluka. Jangan gunakan bensin
sebagai pembersih.
32. Semua pekerja harus membuat laporan tertulis segera setelah terjadi
kecelakaan. Hal ini perlu sebagai perlindungan bagi dirinya.
33. Pada waktu memeriksa kawat-kawat patah dari tali baja dengan menggunakan
bahan katun, hendaknya memakai sarung tangan (gloves). Gunakan
penerangan yang cukup.
34. Saat naik turun tangga, tangan siap untuk berpegang, walau satu tangan
membawa kotak perkakas. Perhatikan tindakan pada anak tangga.
Modul SSLE-02: Peraturan & Standar Nasional
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -16-
35. Jika bekerja menggunakan alat berapi disuatu bangunan (seperti las-acetylene,
dsb) perlindungan yang wajar harus disiapkan (pemadam api). Periksa dan
tanyakan kepada yang berwenang peraturan yang berlaku dibangunan tersebut
dan usahakan memperoleh izin.
36. Jangan membakar atau mengelas diatas orang lain yang sedang bekerja
dibawahnya, kecuali jika dipasang pelindung diantaranya.
37. Jika melakukan pekerjaan las atau menggunakan api didalam R/L agar diawasi
orang lain untuk menjaga segala kemungkinan buruk.
38. Jangan mengelas dilingkungan penuh sampah yang mudah terbakar. Tukang
las tidak boleh memakai baju berbekas minyak.
39. Jangan mengelas didalam R/L tua, dimana rel penuh denga oli (minyak).
40. Batang las acetylene yang masih hidup harus dipegang. Jangan ditaruh atau
digantungkan. Las listrik dengan pegangan electrode yang masih hidup harus
ditempatkan pada tempat yang telah ditentukan dan aman.
41. Pekerjaan pengelasan harus dilakukan degan memakai kedok berkaca hitam
(las electrode) atau kacamata hitam tanpa kedok ( las acetylene).
42. Jaga peralatan las dalam keadaan baik, tidak cacat, yaitu : saklar, pemegang
batang las, transformotor, sekering, motor, generator, tabung gas dengan klep
dan alat ukur tekanannya, obor (torches), dan sebagainya.
43. Jaga tabung-tabung gas oksigen, acetylene, propane, jauh-jauh dari bahaya
ledakan karena hubungan singkat listrik. Jauhkan dari tempat-tempat
berminyak.
44. Tabung-tabung gas oksigen dan sebagainya harus dibawa / ditaruh pada
gerobak beroda dan jaga semua fitting (sambungan) bersih dan kering.
45. Bahan “terpaulin” tahan api sebaiknya dipasang/digunakan untuk melindungi
alat-alat las pada waktu disimpan diruang tertentu.
Modul SSLE-02: Peraturan & Standar Nasional
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -17-
46. Saat mengerjakan las, paling tidak telah disiapkan bahan pemadam kebakaran
api seperti satu ember air dan satu karung pasir, dari pada tidak sama sekali.
47. Tabung pemadam kebakaran carbon dioxide atau soda acid sangat efektif.
48. Perhatikan bahaya gas yang timbul saat memadamkan api dengan pemadam
tersebut diatas, usahakan aliran udara ventilasi, dan selamatkan orang-orang
sekeliling.
49. Jika api membesar tidak dapat dikendalikan, segera dipanggil pasukan
pemadam kebakaran.
50. Jangan cenderung untuk bercanda saat menggunakan alat-alat las. Jangan
menggunakan gas okisgen untuk membersihkan debu.
51. Sekarang ini banyak barang-barang alat pengelasan bertuliskan tanda “panas”
agar jangan disentuh dan menyebabkan kulit melepuh.
Diharapkan tulisan-tulisan rekomendasi tersebut diatas sebagai titik awal mulainya
dibentuk aturan yang kokoh, dimana kerja sama antara karyawan dan majikan
dapat dibina.
Sepanjang industri dapat mendidik keselamatan kepada masyarakat lift, kondisi
kerja akan pasti menguntungkan bersama. Langkah-langkah perlindungan dapat
disiapkan, dan keselamatan merupakan pra-persyaratan yang permanen. Hasil yang
lebih baik dari program keselamatan akan diperoleh, jika antara pekerja dan majikan
membicarakan persoalan yang timbul dari peristiwa kecelakaan yang dilaporkan, dan
mencari jalan keluar atas tindakan apa yang sesuai untuk mencegah terulangnya
kejadian kecelakaan. Usahakan sekuat tenaga agar industri lift bebas dari
kecelakaan.
Disadur bebas dari : “Safety Recomendations for the Elevator Industry” yang
dikelurakan oleh NEMI, Inc. dan International Union of Elevator Constructors.
Modul SSLE-02: Peraturan & Standar Nasional
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -18-
Modul SSLE-02: Peraturan & Standar Nasional Rangkuman
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator R - 1
RANGKUMAN
Pentingnya peraturan pemerintah dan perusahaan yang baku, dan Standar Nasional
Safety Code pada setiap negara dalam bidang keselamatan atau pencegahan
kecelakaan. Direksi perusahaan mempercayakan P2K3 untuk menerbitkan
peraturan khusus yang menyangkut keselamatan kerja atas dasar visi dan misi
perusahaan dan undang-undang No.1 tahun 1970 dan Peraturan Menteri Tenaga
Kerja tentang penggunaan pesawat lift (KepMen No.03/M/1999).
Dalam pelatihan ini diuraikan mengenai sumber-sumber bahaya di tempat kerja,
membuat rencana kerja di lapangan yang aman bagi semua pihak, dan
memperhitungkan resiko dalam tugas - tugas yang khusus.
Modul SSLE-02: Peraturan & Standar Nasional Lampiran 1
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator L.1 - 1
GARIS BESAR PERATURAN PEMERINTAH
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA
No. PER 03 / MEN / 1999
Syarat-syarat K3 untuk Pengangkutan Orang dan Barang :
Pasal 1 Istilah
Pasal 2 Ruang lingkup yang berlaku
Pasal 3 Kapasitas lift
Pasal 4 Cakupan bagian-bagian lift dalam peraturan
Pasal 5 Mesin dan Kamar mesin
Pasal 6 Ketahanan api dan pemadam
Pasal 7 Tali baja
Pasal 8 Teromol (puli)
Pasal 9 Bangunan Ruang luncur
Pasal 10 Lekuk dasar (pit)
Pasal 11 Kereta
Pasal 12 Pintu kereta dan Alat-alat operasi
Pasal 13 Governor dan kecepatan lebih
Pasal 14 Rem (pesawat) pengaman
Pasal 15 Batasan kerja rem pengaman
Pasal 16 Saklar pengaman
Pasal 17 Saklar batas lintas
Pasal 18 Lift tarikan gulung
Pasal 19 Bobot imbang
Pasal 20 Rel pemandu
Pasal 21 Batas-batas kerja bobot imbang
Pasal 22 Instalasi listrik
Pasal 23 Alarm kebakaran
Pasal 24 Syarat-syarat pemasangan dan perawatan
Modul SSLE-02: Peraturan & Standar Nasional Lampiran 1
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator L.1 - 2
Pasal 25 Perubahan teknis
Pasal 26 Perusahaan Jasa K3
Pasal 27 Surat izin operasi
Pasal 28 Standar teknis perawatan
Pasal 29 Penyandang cacat
Pasal 30 Pengawasan
Pasal 31 Sangsi
Modul SSLE-02: Peraturan & Standar Nasional Lampiran 2
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator L.2 - 1
GARIS BESAR UNDANG-UNDANG NO. 1 1970
(12 Jan 1970 disahkan oleh Presiden)
KESELAMATAN KERJA
Isi Ringkasan sebagai berikut :
Pasal 1 Definisi : 1. Tempat Kerja
2. Pengurus
3. Pengusaha
4. Direktur
5. Pegawai Pengawas
6. Ahli Keselamatan Kerja
Pasal 2 Ruang Lingkup
Segala tempat kerja : didarat, didalam tanah, dipermukaan air, didalam air,
dan diudara.
Pasal 3 Syarat-syarat Keselamatan :
1. Mencegah dan mengendalikan timbulnya kecelakaan
2. Mengurangi resiko kecelakaan
3. Menanggulangi (memadamkan, dan sebagainya)
Pasal 4 Proses terjadinya kecelakaan, dalam :
1. Perencanaan
Modul SSLE-02: Peraturan & Standar Nasional Lampiran 2
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator L.2 - 2
2. Pembuatan (produksi)
3. Transportasi (Handling)
4. Peredaran, perdagangan
5. Instalasi
6. Pemakaian
7. Pemeliharaan
8. Penyimpanan bahan
Pasal 5 Pengawasan
Tugas dan wewenang direktur
Pasal 6 Panitia banding
Pasal 7 Retribusi
Pasal 9 Pembinaan
Kewajiban pengurus
Pasal 10 Panitia Pembina K3
Wewenang menteri tenaga kerja
Pasal 11 Laporan Kecelakaan
Kewajiban pengurus
Pasal 12,13 Kewajiban & Hak tenaga kerja
Laporan dan alat-alat perlindungan diri
Pasal 14 Kewajiban pengurus
Membuat syarat-syarat kerja (peraturan perusahaan)
Memasang tanda peringatan, label, penerangan
Pasal 15 Pelaksanaan dan ancaman pidana
Pasal 16, 17, 18 Mulai diundangkan
Modul SSLE-02: Peraturan & Standar Nasional Lampiran 3
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator L.3 - 1
Modul SSLE-02: Peraturan & Standar Nasional Lampiran 3
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator L.3 - 2
Modul SSLE-02: Peraturan & Standar Nasional Lampiran 3
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator L.3 - 3
Modul SSLE-02: Peraturan & Standar Nasional Lampiran 3
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator L.3 - 4
Modul SSLE-02: Peraturan & Standar Nasional Lampiran 3
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator L.3 - 5
Modul SSLE-02: Peraturan & Standar Nasional Lampiran 3
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator L.3 - 6
Modul SSLE-02: Peraturan & Standar Nasional Lampiran 4
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator L.4 - 1
Modul SSLE-02: Peraturan & Standar Nasional Lampiran 4
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator L.4 - 2
Modul SSLE-02: Peraturan & Standar Nasional Lampiran 4
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator L.4 - 3
Modul SSLE-02: Peraturan & Standar Nasional Lampiran 4
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator L.4 - 4
Modul SSLE-02: Peraturan & Standar Nasional Lampiran 4
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator L.4 - 5
Modul SSLE-02: Peraturan & Standar Nasional Lampiran 4
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator L.4 - 6
Modul SSLE-02: Peraturan & Standar Nasional Daftar Pustaka
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator DP - 1
DAFTAR PUSTAKA
1. Departemen Pekerjaan Umum, Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Modul
Pelatihan, Puslatjakons, Jakarta.
2. Rusdi Suardi, Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
Penerbit PPM Jakarta.
3. Dalih SA dan Oja Sutiarno, Keselamatan Kerja Dalam Tatalaksana Bengkel,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, 1982.
4. Garis besar Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. MEN 03/1999.
5. Garis besar Undang-undang No. 1 tahun 1970 : Keselamatan Kerja.
6. Salinan Undang-Undang No. 1 tahun 1970 : Keselamatan Kerja
7. Salinan Keputusan Gubernur DKI 1982 : mengenai lift kebakaran