modul pelatihan kebijakan perlindungan anak...

18
59 Modul Pelatihan Kebijakan Perlindungan Anak

Upload: others

Post on 27-Oct-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Modul Pelatihan Kebijakan Perlindungan Anak 59jmk.or.id/storage/uploads/modul-icdrc/pkpa-bab-3-b... · Pre test menggunakan google docs atau aplikasi kahoot. Tetapi jika kondisi peserta

59Modul Pelatihan Kebijakan Perlindungan Anak

Page 2: Modul Pelatihan Kebijakan Perlindungan Anak 59jmk.or.id/storage/uploads/modul-icdrc/pkpa-bab-3-b... · Pre test menggunakan google docs atau aplikasi kahoot. Tetapi jika kondisi peserta

Modul Pelatihan Kebijakan Perlindungan Anak60

Page 3: Modul Pelatihan Kebijakan Perlindungan Anak 59jmk.or.id/storage/uploads/modul-icdrc/pkpa-bab-3-b... · Pre test menggunakan google docs atau aplikasi kahoot. Tetapi jika kondisi peserta

61Modul Pelatihan Kebijakan Perlindungan Anak

Lembar Kerja 1. Pre-Post Test

LAMPIRAN PRE – POST TEST

1. Apa yang menjadi fokus pekerjaan anda saat ini? 2. Apakah program-program anda memiliki dampak kepada anak-anak? Jelaskan dengan singkat!3. Apa harapan anda mengikuti pelatihan ini? 4. Apakah anda pernah mengikuti pelatihan perlindungan anak sebelumnya? 5. Menurut anda, usia berapakah seseorang di sebut sebagai anak?6. Menurut anda, mengapa perlu pelatihan “Child Safeguarding” di lembaga anda? 7. Sebutkan jenis-jenis kekerasan yang anda ketahui?8. Sebutkan perbedaan “Child Protection” dengan “Child Safeguarding” ?9. Sebutkan tiga komponen utama untuk menciptakan kebijakan perlindungan anak yang komprehensif? 10. Menurut anda, Apa yang harus dilakukan agar organisasi anda aman bagi anak?

Catatan Panitia .Pre test menggunakan google docs atau aplikasi kahoot. Tetapi jika kondisi peserta dan internet tidak mendukung, anda dapat menggunakan pretest dengan metode lembar kerja.

Lembar Kerja 2 . Kaleidoskop Perlindungan Anak

TABEL KALEIDOSKOP

Page 4: Modul Pelatihan Kebijakan Perlindungan Anak 59jmk.or.id/storage/uploads/modul-icdrc/pkpa-bab-3-b... · Pre test menggunakan google docs atau aplikasi kahoot. Tetapi jika kondisi peserta

Modul Pelatihan Kebijakan Perlindungan Anak62

Lembar Kerja 3. . Study Kasus Mengidentifikasi Kekerasan pada Anak1. AMANDA TODD

edia sosial sudah menjadi bagian dari gaya hidup masa kini. Hampir semua orang, khususnya remaja, pasti memi-liki akun di media sosial seperti facebook, twitter, path, ask.fm, dan lain sebagainya. Bila diper-gunakan sebagaimana mestinya, media sosial dapat merekatkan hubungan antar penggunanya. Namun tak sedikit pula yang menyalahgunakan media sosial sebagai ajang bullying. Bahkan beberapa orang memilih jalan bunuh diri akibat tidak kuat menahan bullyingyang ditujukan pada dirinya di media sosial.

Kasus bunuh diri yang diaki-batkan bullying di media sosial sempat meramai. Salah satu nya adalah kasus yang diala-mi oleh Amanda Todd. Kasus yang sempat menggemparkan Kanada ini berawal dari foto topless Amanda yang tersebar di jejaring sosial. Foto tersebut diambil saat ia masih berada di kelas 7 (tujuh). Saat itu Amanda berkenalan dengan seorang pria tak dikenal di internet, melalui layanan videocam pria tersebut membujuk Amanda agar mau memperlihatkan payudaranya. Setahun setelahnya, pria tersebut kemudian mengancam Aman-da akan menyebarkan rekaman video itu jika Amanda tidak mau mempertontonkan daerah pribadinya kepada pria itu.

Puncaknya, sebuah akun di facebook menggunakan foto bugil Amanda sebagai foto profil

M lalu mengontak teman-teman sekolah Amanda. Hal itu mem-buat banyak orang membully Amanda, termasuk salah satu akun “meme” terkenal, dan hal itu membuat Amanda dicemooh di sekolah dan di lingkungan nya. Selama itu pula banyak yang menjadikan Amanda sebagai objek lelucon tidak penting dan mengirimi amana pesan dan komentar buruk seperti salah satunya menyuruhnya untuk mati saja.

Pada 10 Oktober 2012, Amanda ditemukan tewas di rumahnya. Sebelumnya Amanda ternyata juga telah beberapa kali mela-kukan usaha bunuh diri mulai dari meminum pemutih hingga

menyayat nadinya. Kasus Aman-da Todd kemudian menjadi perhatian dunia karena sebelum Amanda meninggal ia sempat mengunggah sebuah video di youtube. Di video berjudul My Story: Struggling, bullying, suicide and self-harm itu Aman-da tampak terdiam dan mem-bolak-balik kartu yang berisi isi hatinya. Hingga hari ini sudah lebih dari 18 juta orang yang telah melihat video Amanda Todd.

Sumber : Artikel ini telah tayang di Tribunstyle.com dengan judul Kisah Hidup Amanda Todd, Gadis 15 Tahun yang Pilih Bunuh Diri Usai Di-bully

Pertanyaan

1. Kekerasan apa yang terjadi dalam kasus ini?2. Adakah tanda-tanda kekerasan dalam kasus ini?3. Apa yang dapat dilakukan dan siapa yang harus dilibatkan agar kasus seperti ini tidak terulang kembali?4. Apakah kasus seperti ini mungkin terjadi di lingkungan anda? Berikan alasannya!

Page 5: Modul Pelatihan Kebijakan Perlindungan Anak 59jmk.or.id/storage/uploads/modul-icdrc/pkpa-bab-3-b... · Pre test menggunakan google docs atau aplikasi kahoot. Tetapi jika kondisi peserta

63Modul Pelatihan Kebijakan Perlindungan Anak

2. HUKUMAN SEBAGAI BAGIAN DARI PENDIDIKAN

enanganan kasus kekerasan terhadap siswa oleh oknum guru Ksatrian Purwokerto, LS, kini masuk di ranah penyidikan. Pol-res Banyumas telah menetapkan LS sebagai tersangka dalam kasus tersebut. Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Korban Kekerasan berbasis Gender dan Anak ( PPT PKBGA) Kabupa-ten Banyumas, Triwuryaning-sih, menyesalkan peristiwa itu. Ia menilai perbuatan LS tidak mencerminkan karakter guru yang seharusnya menjadi teladan bagi siswanya. Kejadian ini be-rawal dari keterlambatan siswa mengikuti mata pelajaran yang diampu LS. Kamis pagi, pukul 07.00 Wib, para siswa menjalani rutinitas sebelum memulai Ke-giatan Belajar Mengajar (KBM) dengan mengaji.

Pukul 08.00 Wib, usai kegiatan mengaji, para siswa bersiap men-erima pelajaran dari guru mere-ka, sampai 10 menit kemudian, ternyata sang guru, LS, belum masuk kelas untuk memulai KBM. Karena yang ditunggu tak kunjung datang, sejumlah siswa memutuskan keluar ke kantin untuk jajan. Beberapa menit kemudian, mereka pun kembali ke kelas untuk mengikuti pem-belajaran.

Ternyata kelas yang mereka tempati tadi berubah sepi atau kosong. KBM dipindah ke ruang yang tak mereka ketahui. ternya-ta kelas pindah ke laboratorium dan akhirnya membuat siswa terlambatnya lebih lama. Para siswa berhasil bergabung kem-

P bali dengan kelasnya untuk melanjutkan KBM. Tetapi siswa yang terlambat ini bisa kembali belajar dengan beberapa syarat. Hukuman dari sang guru karena keterlambatan mereka sudah menanti. Sang guru geram. Satu persatu siswa itu harus meng-hadapi kemarahan LS. LS sempat menawari siswa terkait hukuman apa yang mau diterima agar membuat mereka jera. Hingga ia memutuskan untuk memberi-kan pelajaran kepada siswanya dengan cara menampar pipi mereka. Tangan kiri LS sempat mengelus-elus bagian samping muka yang akan jadi sasaran tamparannya.

Siswa hanya berdiri pasrah menerima hukuman yang akan diterima. Tangan kanannya langsung mengayun ke bagian samping muka hingga menim-

bulkan suara keras. Ironisnya, LS mempersilakan agar cara dia memberikan pelajaran ke sis-wanya itu direkam.

LS, beralasan hukuman yang dia berikan ke siswanya itu sebagai bentuk pendidikan agar anak didiknya jera, dan tidak mengulangi pelanggaran-nya lagi. “Dia alasannya tujuan pemberian hukuman itu untuk mendidik biar siswa tidak me-ngulang perbuatannya. Karena dia anggap siswa itu sering telat, suka ngobrol sendiri atau gak menurut,”katanya. Dari sembilan siswa yang menerima perlakuan kasar LS, empat di antaranya menurut Tri mengalami cedera ringan, mulai gangguan pende-ngaran hingga memar.

Sumber : Tribunjogja.com

Pertanyaan

1. Kekerasan apa yang terjadi dalam kasus ini?2. Adakah tanda-tanda kekerasan dalam kasus ini?3. Apa yang dapat dilakukan dan siapa yang harus dilibatkan agar kasus seperti ini tidak terulang kembali?4. Apakah kasus seperti ini mungkin terjadi di lingkungan anda? Berikan alasannya!

Page 6: Modul Pelatihan Kebijakan Perlindungan Anak 59jmk.or.id/storage/uploads/modul-icdrc/pkpa-bab-3-b... · Pre test menggunakan google docs atau aplikasi kahoot. Tetapi jika kondisi peserta

Modul Pelatihan Kebijakan Perlindungan Anak64

3. DUKUN SEMAR MESEM

engaku punya ajian semar mesem, seorang pria berinisial WS alias Babeh, melakukan pelecehan seksual terhadap lebih dari 25 anak yang mayoritas laki-laki. Pria ini melakukan aksinya di gubuk kecil sebagai tempat praktik berkedok dukunnya. Kapolres Tangerang Kombes Pol Sabilul Alif menjelas-kan, aksi Babeh terjadi sejak awal 2017, namun baru ada orangtua korban yang melaporkannya pada Desember lalu. Kemudian, kepoli-sian membentuk tim penyidik un-tuk mengkroscek laporan tersebut.“Awalnya ada yang SMS ke saya dari masyarakat melaporkan kasus ke-kerasan seksual,” ujar Sabilul, Kamis (4/1/2018). Lalu dari SMS tersebut, pihaknya memerintahkan Kasat Reskrim Kompol Wiwin Setiawan melakukan penyelidikan. Setelah serangkaian penyelidikan, pada 20 Desember 2017, Sat Reskrim Unit V PPA, Pimpinan Kanit PPA Ipda Iwan Dewantoro, bersama 4 ang-gotanya melakukan penangkapan terhadap tersangka Babeh di kedia-mannya di Kampung Sakem, Desa Tamiang, Kecamatan Gunung Kaler, Kabupaten Tangerang.

Dari sanalah terungkap serang-kaian tingkah bejat pedofil yang dilakukan tersangka selama hampir setahun itu. “Tersangka mengakui dan menceritakan perbuatan yang dilakukannya. Tersangka menceri-takan, peristiwa itu berawal di Kam-pung Sakem, Desa Tamiang pada bulan April 2017,” kata dia.Saat itu, istri tersangka sudah 3 bulan men-jadi TKW di Malaysia. Menurut tersangka, anak-anak sering menda-tangi dirinya di gubug yang didiri-kan berdekatan dengan pesantren. Kedatangan anak-anak karena men-ganggap tersangka memiliki ajian semar mesem dan bisa mengobati orang sakit. Tersangka mengaku sehari-hari berprofesi sebagai guru honorer di salah satu SD di kawa-san Rajeg. Anak-anak itu kemu-

M dian meminta ajian semar mesem kepada tersangka. Atas permintaan itu, tersangka bersedia memberikan ajian semar mesem asalkan ada imbalannya. Namun, untuk mahar uang, anak-anak mengaku tidak memilikinya. “Dari sinilah tersang-ka kemudian mengatakan, mahar uang bisa diganti asalkan anak-anak bersedia disodomi. Berdasarkan pengakuan tersangka, anak-anak bersedia disodomi olehnya,” tutur Kapolres.

Sebelum melakukan aksi bejatnya, tersangka memerintahkan anak-anak untuk menelan gotri atau se-jenis logam bulat kecil yang diklaim tersangka sebagai bagian dari ritual pemberian ajian. Bila anak-anak menolaknya, tersangka mena-kut-nakuti korbannya akan terkena sial selama 60 hari. “Atas dasar itulah, akhirnya anak-anak suka rela dilecehkan oleh tersangka,” kata Sabilul. Hingga pada 2 Desember 2017, tersangka kembali melaku-kan aksi kekerasan seksual kepada 3 anak. Salah satu anak kemudian menceritakan peristiwa itu ke orang tuanya.

“Setelah dilakukan visum, atas perintah saya, kasus itu diambil alih

Polresta Tangerang,” ujar dia. Dari hasil interogasi, jumlah anak-anak yang menjadi korban kekerasan seksual Babeh sebanyak 25 orang yang kesemuanya sudah menjalani visum. Tersangka juga mengiyakan atau mengaku kenal nama puluhan anak yang menjadi korbannya. “Bahkan, saat saya salah mengeja nama anak yang menjadi korban, tersangkalah yang mengoreksinya,” kata Sabilul.

Dari peristiwa itu, diamankan barang bukti berupa sebuah kaos le-ngan pendek merek Little Boy, satu celana pendek warna biru ungu, pelor gotri, dan telepon genggam. Atas perbuatannya, Babeh dijerat Pasal 82 Undang-Undang Nomor 35 tahun 2014 tentang Perlindu-ngan Anak dengan ancaman huku-man penjara paling singkat 5 tahun dalam paling lama 15 tahun. Untuk selanjutnya, langkah yang diambil adalah melakukan pemeriksaan ter-hadap korban didampingi orangtua, saksi, dan tersangka. Kemudian melengkapi administrasi penyidi-kan dan gelar perkara.

Sumber : www.liputan6.com

Pertanyaan

1. Kekerasan apa yang terjadi dalam kasus ini?2. Adakah tanda-tanda kekerasan dalam kasus ini?3. Apa yang dapat dilakukan dan siapa yang harus dilibatkan agar kasus seperti ini tidak terulang kembali?4. Apakah kasus seperti ini mungkin terjadi di lingkungan anda? Berikan alasannya!

Page 7: Modul Pelatihan Kebijakan Perlindungan Anak 59jmk.or.id/storage/uploads/modul-icdrc/pkpa-bab-3-b... · Pre test menggunakan google docs atau aplikasi kahoot. Tetapi jika kondisi peserta

65Modul Pelatihan Kebijakan Perlindungan Anak

4. PENDERITAAN 5 ANAK DI CIBUBUR

alang nian nasib 5 DI (4), A (5), CK (10), LA (10), dan D (8). Mereka ditelantarkan kedua orangtuanya karena mengkon-sumsi sabu. Kedua orangtua merupakan orang berada. Mere-ka tinggal di perumahan elite di Citra Gran, Cibubur. Ayah 5 anak itu, Utomo Perbowo meru-pakan dosen STT Muhammadi-yah di Cileungsi, Bogor. Sedan-gkan ibunya, Nurindria Sari merupakan ibu rumah tangga. Mereka memiliki dua mobil BMW dan Honda Odyssey. Keduanya juga memiliki usaha kontrakan rumah senilai Rp 30 juta setahun.

Saat diperiksa, kedua orangtua diketahui positif narkoba. Bah-kan saat digerebek di rumahnya, ditemukan 0,5 gram sabu dan alat isap sabu atau bong. Ka-div Humas Mabes Polri, Irjen Pol Anton Charliyan, di safe house KPAI, Cibubur, Sabtu (16/5/2015) memberi pesan di balik kasus penelantaran kasus tersebut. Pesan yang diambil ia-lah tentang bahaya penggunaan narkoba. “Inilah potret kecil bahaya narkoba, bayangkan saja. Yang pakai satu-dua orang tapi yang jadi korban 5 anak,” ujar Anton sambil menangis terharu usai menemui 5 anak Utomo dan istrinya.

Berikut pengakuan Utomo dan istri, seperti dirangkum, Senin (18/5/2015):

Utomo dan Iin menelantarkan anaknya, 1 anak lelakinya di-usir dari rumah dan terpaksa tidur di pos sekuriti perumahan.

M Sementara 4 anak perempuan-nya ‘diisolasi’ di dalam rumah mereka. Utomo dan Iin memiliki keyakinan yang aneh terha-dap metode mendidik anak. Ia mendidik anaknya dengan cara menelantarkan mereka. “Mereka anggap ini adalah hal yang benar untuk pendidikan anaknya,” ujar Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Anton Charlian, Sabtu (16/5/2015). Anak-anak mereka sampai terlihat kurus tak terawat. Untuk soal sekolah pun anak-anak Utomo dan Iin itu teran-cam tak bisa ikut Ujian Nasional.

Tidak hanya menelantarkan anak-anak, Utomo dan Iin juga tak mengurus rumahnya. Istana mereka tampak kotor dengan barang-barang yang berserakan di segala tempat dan bau busuk menyengat. Utomo mengaku tak punya waktu untuk membenahi masalah kebersihan di rumah-nya. Ia juga mengaku tak memi-liki cukup uang untuk meng-

gunakan jasa pembantu rumah tangga, padahal ada dua mobil yang selalu terparkir di halaman rumahnya.

Polisi menemukan sabu seberat 0,5 gram dari kediaman Utomo dan Iin di Perumahan Citra Gran Cluster Nusa Dua Blok E8 No 37 Cibubur. Ternyata pasangan suami istri ini telah mengguna-kan narkoba selama 6 bulan. Tak hanya itu, Utomo dan Iin juga diketahui pernah memakai barang haram saat anak-anaknya ada di rumah. Namun belum bisa dipastikan apakah di depan anak-anaknya. “Ya kalau (mema-kai) di rumah anak-anaknya ada di situ. Tetapi pengakuannya anaknya tidak sampai dicekoki,” ujar Direktur Narkoba Polda Metro Jaya Kombes Eko Dani-yanto kepada detikcom, Minggu (17/5/2015).

Sumber:detiknews.com

Pertanyaan

1. Kekerasan apa yang terjadi dalam kasus ini?2. Adakah tanda-tanda kekerasan dalam kasus ini?3. Apa yang dapat dilakukan dan siapa yang harus dilibatkan agar kasus seperti ini tidak terulang kembali?4. Apakah kasus seperti ini mungkin terjadi di lingkungan anda? Berikan alasannya!

Page 8: Modul Pelatihan Kebijakan Perlindungan Anak 59jmk.or.id/storage/uploads/modul-icdrc/pkpa-bab-3-b... · Pre test menggunakan google docs atau aplikasi kahoot. Tetapi jika kondisi peserta

Modul Pelatihan Kebijakan Perlindungan Anak66

5. JURU PARKIR SELAMATKAN ANAK- ANAK YANG HIDUP DENGAN HIV/AIDS

utri baru saja terbangun dari tidur siangnya. Badannya masih lemas terduduk di lantai, tetapi wajahnya menyiratkan senyum menyaksikan kehebo-han teman-temannya yang berebut mainan di ruang tengah. Gadis kecil berusia 3 tahun itu sebelum nya hidup di sebuah hutan di wilayah Jepara, Jawa Tengah bersama neneknya. Kedua orang tuanya meninggal akibat AIDS. Warga desa kemu-dian mengusir Putri yang ter-infeksi HIV sejak lahir karena di-anggap sebagai pembawa petaka yang bisa menular ke penduduk lain. Kini Putri tinggal di sebuah rumah dua lantai seluas 70 meter persegi yang terletak di sebuah gang kecil di Sondakan, Solo, Jawa Tengah. Kontrakan ini digunakan sebagai rumah singgah Lentera, sebuah shelter untuk menampung anak-anak yatim piatu yang terbuang kare-na mengidap HIV/AIDS. Selain Putri, ada dua anak perempuan lain seusianya yang menetap di rumah singgah, Lisa dan Akila. Mereka dibuang karena tertular HIV sejak dari kandungan ibu mereka. Tidak ada saudara yang bersedia merawatnya.

Sejak kedua orang tuanya di Ku-dus meninggal akibat virus yang menggerogoti daya tahan tubuh itu, Lisa dibuang dan hidup di sebuah kandang ayam. Kondisi kesehatannya memburuk dan tak terurus. Sedangkan Akila hingga kini masih trauma karena sering dicemooh dan dilempari batu

P oleh warga desa. Bocah ini harus menanggung lara dan mengala-mi kekerasan di usia dini hanya karena ia mengidap HIV sejak lahir.Rumah singgah Lentera berdiri sejak 2012 atas inisia-tif Puger Mulyono, 42 tahun, seorang juru parkir di Kota Solo yang terketuk hatinya sejak ia pertama kali bertemu Yosef, bo-cah berusia 2 tahun yang telantar tanpa orang tua dan dibuang keluarga karena terinfeksi HIV.

Puger kemudian mengambil dan merawatnya. “Alasannya sederhana, hanya rasa iba. Bocah sekecil itu kok dibuang, diusir, dan dikucilkan,” kata Puger.

Puger membawa anak-anak itu hidup satu rumah dengan kelu-arganya. Istrinya, Dewi Setiawati, tak keberatan mengasuh mereka seperti anaknya sendiri. Bahkan, keempat anak kandung Puger dan Dewi kini menganggap mereka seperti saudara kandung, bermain bersama, dan berbagi makanan. Puger kemudian dikenal sebagai penampung anak dengan HIV/AIDS (ADHA) yang telantar di Kota Solo. Ia sering dihubungi rumah sakit yang ingin menitipkan ADHA yang sengaja tidak diambil keluarganya.

Anak-anak yang ditampung di rumah singgah rata-rata sudah positif mengidap AIDS dan membutuhkan pengobatan intensif untuk memperpanjang harapan hidup mereka. Bahkan ada yang divonis dokter umur-nya tak akan bertahan lama.Per-soalannya, mencari dokter yang

ramah ADHA di Solo tidaklah gampang. Banyak dokter yang belum siap menangani mereka.“Tidak sedikit dokter yang jijik dan tak mau menyentuh mere-ka, malah ada yang menolak mengobati mereka,” ujar Puger.Beberapa anak masih memiliki bintik kemerahan di sekujur tu-buh mereka, tetapi yang lainnya sudah bersih yang menandakan peningkatan daya tahan tubuh, meskipun belum bebas dari HIV.

Malangnya, ada juga anak yang tidak tertolong. Dua orang anak meninggal karena kondisinya sudah terlampau parah saat ditemukan Puger.Niat Puger un-tuk menolong dan menampung ADHA telantar tak selalu diang-gap baik oleh orang-orang di sekitarnya. Masyarakat kampung menolak keberadaan mereka karena takut tertular HIV. Puger dan keluarga terpaksa berpin-dah kontrakan dari satu rumah ke rumah lainnya.Awalnya ia tinggal di Kartasura, Sukoharjo, kemudian pindah ke Laweyan, Solo. Akhir tahun lalu, pemilik kontrakan di Laweyan enggan memperpanjang sewa. Salah satu alasannya, warga kampung berkeberatan dengan keberadaan anak-anak pengidap HIV/AIDS di lingkungan mereka.

Puger kemudian berencana pindah rumah ke Pasar Kliwon, dekat dengan salah satu keluarga istrinya. Sesaat sebelum pindah, warga setempat berdemo di rumah kecil yang akan ditem-patinya itu. Mereka menolak jika lokasi itu menjadi rumah

Page 9: Modul Pelatihan Kebijakan Perlindungan Anak 59jmk.or.id/storage/uploads/modul-icdrc/pkpa-bab-3-b... · Pre test menggunakan google docs atau aplikasi kahoot. Tetapi jika kondisi peserta

67Modul Pelatihan Kebijakan Perlindungan Anak

singgah ADHA. “Walikota turun tangan membantu mencarikan beberapa lokasi untuk rumah singgah, namun selalu berakhir dengan penolakan warga,” kata Puger. Meskipun demikian, ia tidak marah dengan orang-orang yang menolaknya. Puger sadar bahwa pengetahuan masyarakat tentang penyakit ini masih ren-dah. Banyak yang menganggap HIV menular lewat udara, seper-ti virus flu, atau melalui kontak kulit. Banyak orang tua yang jijik dan melarang anaknya bermain dengan ADHA.

Puger akhirnya bertemu seorang ustadz yang sangat berpengaruh di sebuah kampung di Sondakan yang membantunya mencarikan kontrakan – yang saat ini ditem-pati untuk rumah singgah – dan memberikan perlindungan dari gangguan warga. Sampai seka-rang, tak ada yang berani meng-ganggu dan mengusir Puger maupun anak-anak di rumah singgah itu.

Pertanyaan

1. Kekerasan apa yang terjadi dalam kasus ini?2. Adakah tanda-tanda kekerasan dalam kasus ini?3. Apa yang dapat dilakukan dan siapa yang harus dilibatkan agar kasus seperti ini tidak terulang kembali?4. Apakah kasus seperti ini mungkin terjadi di lingkungan anda? Berikan alasannya!

Page 10: Modul Pelatihan Kebijakan Perlindungan Anak 59jmk.or.id/storage/uploads/modul-icdrc/pkpa-bab-3-b... · Pre test menggunakan google docs atau aplikasi kahoot. Tetapi jika kondisi peserta

Modul Pelatihan Kebijakan Perlindungan Anak68

INSTRUMEN 1Bekerja dengan Anak-anak dan Kontak dengan Anak-anakAlat untuk membantu menilai tingkat kontak dengan anak-anakGunakan alat ini untuk memutuskan apakah sebuah peran/posisi atau program yang membutuhkan kerja dengan anak-anak atau kontak (langsung atau tidak langsung) dengan anak-anak.

PETUNJUK. Identifikasi hal-hal yang relevan dengan peran/posisi atau program anda dari kedua kolom di bawah ini.

Lembar Kerja 4. Instrumen 1. Bekerja dengan Anak-Anak dan Kontak dengan Anak-Anak

Jika anda hanya mengidentifikasi 1 hal atau lebih dari kolom A; program/peran anda akan dianggap ‘bekerja dengan anak-anak’. Jika anda hanya mengidentifikasi 1 hal atau lebih dari kolom B; program/peran anda akan dianggap ‘melakukan kontak dengan anak-anak’. Jika anda telah mengidentifikasi hal-hal dari kedua kolom tersebut; program/peran anda akan dianggap ‘bekerja dengan anak-anak’.

Page 11: Modul Pelatihan Kebijakan Perlindungan Anak 59jmk.or.id/storage/uploads/modul-icdrc/pkpa-bab-3-b... · Pre test menggunakan google docs atau aplikasi kahoot. Tetapi jika kondisi peserta

69Modul Pelatihan Kebijakan Perlindungan Anak

DEFINISI DAN CONTOH

Bekerja dengan anak-anak berarti terlibat dalam sebuah aktivitas dengan anak-anak dimana kontak akan dianggap sebagai sebuah bagian normal dari aktivitas tersebut dan kontak tersebut tidak bersifat insidentil dalam aktivitas tersebut. Bekerja termasuk bekerja menjadi relawan atau pekerjaan lain yang tidak dibayar.

Kontak dengan anak-anak berarti terlibat dalam sebuah aktivitas atau berada dalam sebuah posisi yang membutuhkan kontak (langsung atau tidak langsung) dengan anak-anak, baik di bawah jobdesk tersebut atau karena sifat lingkungan kerja.

Kontak langsung dengan anak-anak berarti kontak fisik atau kontak tatap muka dengan anak-anak, contohnya ada anak-anak dalam komunitas yang sedang dikunjungi, mengawasi duta remaja, mengada-kan sebuah lokakarya remaja, respon kemanusiaan atau mewawancarai anak-anak secara pribadi.

Kontak tidak langsung dengan anak-anak berarti mengakses dan/atau mengelola gambar dan kisah anak-anak, komunikasi lisan jarak jauh, komunikasi tertulis atau komunikasi elektronik (online), con-tohnya menjadi tuan rumah untuk sebuah aktivitas partisipasi online bagi anak-anak atau menerima surat dari anak-anak untuk sebuah kampanye advokasi.

Page 12: Modul Pelatihan Kebijakan Perlindungan Anak 59jmk.or.id/storage/uploads/modul-icdrc/pkpa-bab-3-b... · Pre test menggunakan google docs atau aplikasi kahoot. Tetapi jika kondisi peserta

Modul Pelatihan Kebijakan Perlindungan Anak70Le

mbar

Kerj

a 5.

Con

toh T

abel

Kerj

a M

embu

at A

nalis

a R

isiko

dal

am A

ktivit

as I

CDR

CCH

ILD

SA

FEG

UA

RDIN

G R

ISK

ASS

ESSM

ENT

(DII

SI S

ETIA

P A

KTI

VIT

AS)

Dat

e

: 25

Sep

tem

ber 2

018

Prep

ared

by

: IC

DRC

Prog

ram

:

Dis

aste

r Ris

k M

anag

emen

t (A

NCP

)

Page 13: Modul Pelatihan Kebijakan Perlindungan Anak 59jmk.or.id/storage/uploads/modul-icdrc/pkpa-bab-3-b... · Pre test menggunakan google docs atau aplikasi kahoot. Tetapi jika kondisi peserta

71Modul Pelatihan Kebijakan Perlindungan Anak

Page 14: Modul Pelatihan Kebijakan Perlindungan Anak 59jmk.or.id/storage/uploads/modul-icdrc/pkpa-bab-3-b... · Pre test menggunakan google docs atau aplikasi kahoot. Tetapi jika kondisi peserta

Modul Pelatihan Kebijakan Perlindungan Anak72

Lembar Kerja 6. Study Kasus Mekanisme Respon1. STUDI KASUS RESPON

eorang aktivis lingkungan berinsial PDW menjadi tersangka atas kasus pencabulan sesama jenis. Tersangka yang juga fasilitator anak berskala internasional itu di-tangkap anggota Subdit IV Renakta Ditreskri mum Polda Kaltim.

Direktur Reskrimum Polda Kaltim, Kombes Pol Hilman menyatakan, kasus predator seksual ini mencuat setelah 9 orang korban melapor ke kepolisian.”Tersangka ditangkap di wilayah Yogjakarta,” kata Kombes-pol Hilman.

“Awalnya ada informasi dari bebe ra-pa korban yang menyampaikan se-cara tertutup kemudian kita telusuri dengan melakukan penyelidikan awal pada 20 Oktober,” ungkapnya.Dari penyelidikan itu, diketahui ada 9 korban yang diduga korban sodo-mi tersangka. Kemudian barang bukti yang dikumpulkan mulai dari smartphone dan laptop yang digu-nakan tersangka untuk menjaring korban melalui media sosial.

“Korban merupakan anggota ko-munitas lingkungan yang tersangka pimpin. Usianya antara 12 hingga 16 tahun,” beber Hilman.

Modus tersangka membujuk korban untuk bertemu di suatu tempat atau diajak ke rumah untuk menuntas-kan hasrat menyimpangnya. “Selan-jutnya tersangka mengoral kemalu-an korban bahkan memasukan alat vitalnya,” ungkapnya.

Tersangka melakukan aksi cabul sesama jenis itu sejak 2013 lalu seh-ingga tidak menutup kemungkinan korban bertambah. Mengi ngat jaringan pelaku yang cukup luas sebagai aktivis dan juga mahasiswa.

SDitambah lagi sering beraktivitas di luar negeri.

“Yang baru diketahui aksinya ada di 5 kota yakni Balikpapan, Samarin-da, Bontang, Tarakan dan Palu di Sulawesi Tengah. Tersangka menja-bat sebagai presiden di organisasi-nya sehingga mungkin banyak dana yang bisa dikelola kemudian dipakai untuk memperlancar aksinya de-ngan mengiming-imingi korban,” ujarnya.

Selain dijerat dengan Undang-Un-dang Perlindungan Anak, atas perbuatannya, tersangka juga dijerat dengan Pasal 292 KUHP dengan ancaman hukuman 5 tahun penjara.

Sumber . https.//news.okezone.com/read/2017/11/21/340/1817517/ast-aga-seorang-aktivis-ditangkap-kare-na-sodomi-9-remaja

Tugas Kelompok

Kelompok 1 1. PDW adalah staff di lembaga anda. 2. Apa yang akan Lembaga anda lakukan kepada PDW?

Kelompok 2 1. Korban adalah anak dari masyarakat dampingan lembaga anda.2. Apa yang akan anda lakukan jika korban melapor kepada lembaga anda?

Page 15: Modul Pelatihan Kebijakan Perlindungan Anak 59jmk.or.id/storage/uploads/modul-icdrc/pkpa-bab-3-b... · Pre test menggunakan google docs atau aplikasi kahoot. Tetapi jika kondisi peserta

73Modul Pelatihan Kebijakan Perlindungan Anak

Lembar Kerja 7. Refleksi Kebijakan Perlindungan Anak Menggunakan Insturmen 35. Template Rencana Aksi Untuk Mendokumentasikan Dukungan Untuk Mitra oleh Tim NegaraINSTRUMEN 35TEMPLATE RENCANA AKSI UNTUK MENDOKUMENTASIKAN DUKUNGAN UNTUK MITRA OLEH TIM NEGARARencana Aksi tersebut harus mendokumentasikan.• Kerangka waktu bagi mitra untuk mengembangkan kebijakan dan prosedur mereka sendiri• Dukungan apa yang akan diberikan kepada mitra untuk mengembangkan kebijakan dan prosedur tersebut seperti pelatihan atau memberikan bantuan untuk mengembangkan kebijakan dan prosedur tersebut

TEMPLATE RENCANA AKSI : NAMA MITRA :

Page 16: Modul Pelatihan Kebijakan Perlindungan Anak 59jmk.or.id/storage/uploads/modul-icdrc/pkpa-bab-3-b... · Pre test menggunakan google docs atau aplikasi kahoot. Tetapi jika kondisi peserta

Modul Pelatihan Kebijakan Perlindungan Anak74

LAMPIRAN PRE – POST TEST

1. Apa yang menjadi fokus pekerjaan anda saat ini? 2. Apakah program-program anda memiliki dampak kepada anak-anak? Jelaskan dengan singkat!3. Apa harapan anda mengikuti pelatihan ini? 4. Apakah anda pernah mengikuti pelatihan perlindungan anak sebelumnya? 5. Menurut anda, usia berapakah seseorang di sebut sebagai anak?6. Menurut anda, mengapa perlu pelatihan “Child Safeguarding” di lembaga anda? 7. Sebutkan jenis-jenis kekerasan yang anda ketahui?8. Sebutkan perbedaan “Child Protection” dengan “Child Safeguarding” ?9. Sebutkan tiga komponen utama untuk menciptakan kebijakan perlindungan anak yang komperhensif? 10. Menurut anda, apa yang harus dilakukan agar organisasi anda aman bagi anak?

Catatan Panitia .Pre test menggunakan google docs atau aplikasi kahoot. Tetapi jika kondisi peserta dan internet tidak mendukung, anda dapat menggunakan pretest dengan metode lembar kerja.

Lembar Kerja 8. Post Test

Lembar Kerja 9. Rencana Tindak Lanjut

Page 17: Modul Pelatihan Kebijakan Perlindungan Anak 59jmk.or.id/storage/uploads/modul-icdrc/pkpa-bab-3-b... · Pre test menggunakan google docs atau aplikasi kahoot. Tetapi jika kondisi peserta

75Modul Pelatihan Kebijakan Perlindungan Anak

Lembar Kerja 10. Evaluasi Pelatihan dan Fasilitator

EVALUASI PELATIHANPelatihan Perlindungan Anak (Child Safeguarding Training)

Mohon bantu kami untuk meningkatkan kualitas dari pelatihan yang kami berikan dengan meluang-kan sedikit waktu untuk mengisi formulir ini. Anda tidak harus menyebutkan nama anda, tetapi jika anda melakukannya itu akan membantu kami apabila kami ingin menindaklanjuti saran-saran anda. Mohon gunakan lembaran kertas lain jika anda membutuhkan lebih banyak tempat untuk jawaban anda.

Tanggal Kursus. ...................................................................................................................................Nama Pelatih. .......................................................................................................................................Nama/organisasi anda (opsional). ....................................................................................................

1. Sebelum berpartisipasi dalam kursus ini, berapa banyak anda tahu tentang perlindungan anak/ kekerasan terhadap anak? Mohon beri tanda pada skala di bawah ini (0 = tidak ada, 10 = pengetahuan ahli). 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

2. Sejak mengikuti kursus ini, berapa banyak menurut anda yang anda ketahui tentang perlindungan anak/kekerasan terhadap anak? Mohon beri tanda pada skala di bawah ini. 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

3. Bagaimana anda akan menilai pelatihan ini? Baik sekali Baik Sedang Buruk

4. Bagaimana anda akan menilai pelatih tersebut? Baik sekali Baik Sedang Buruk

5. Apa hal terpenting yang telah anda pelajari dalam pelatihan tersebut?--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

6. Apa yang dapat diperbaiki dalam pelatihan tersebut untuk membuatnya lebih baik pada masa yang akan datang?--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

7. Apa satu kata yang akan anda gunakan untuk menggambarkan pelatihan tersebut?--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

8. Komentar tambahan--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Terima kasih!Lampirkan semua dokumentasi.

Page 18: Modul Pelatihan Kebijakan Perlindungan Anak 59jmk.or.id/storage/uploads/modul-icdrc/pkpa-bab-3-b... · Pre test menggunakan google docs atau aplikasi kahoot. Tetapi jika kondisi peserta

Modul Pelatihan Kebijakan Perlindungan Anak76

LEMBAR EVALUASI FASILITATOR(diisi peserta di akhir pelaksanaan pelatihan)