modul buku guru pkn sma xi
DESCRIPTION
RPP pknTRANSCRIPT
SILABUSNama Sekolah : SMA/MA ....Mata Pelajaran : Pendidikan KewarganegaraanKelas/ Program : XI / IPA-IPSSemester : GanjilStandar Kompetensi : 1. menganalisis budaya politik di Indonesia
No Kompetensi Dasar Indikator Materi pokok/Pembelajaran
Kegiatan PembelajaranPenilaian Alokasi
waktuSumber /
Bahan / AlatMetode Bentuk
1.1
1.2
1.3
Mendeskripsikan pengertian budaya politik
menganalisis tipe-tipe budaya politik yang berkembang dalam masyarakat Indonesia
mendeskripsikan pentingnya sosialisasi pengembangan budaya politik
Mendeskripsikan pengertian budaya politik
Mengidentifikasi tipe-tipe budaya politik menurut Almond, dkk
Mengidentifikasi tipe-tipe budaya politik yang berkembang di Indonesia
Menganalisis budaya politik yang berkembang di Indonesia
1.1.1pengertian budaya politik
1.2.1tipe-tipe budaya politik menurut Gabriel A. Almond dan Sidney Verba1.2.2 tipe-tipe budaya politik yang berkembang di Indonesia
1.3.1 Budaya politik yang berkembang di Indonesia
Secara individu menggali informasi melalui studi pustaka tentang pengertian budaya politik
Secara klasikal mendiskusikan tipe-tipe budaya politik menurut Almond dan tipe-tipe budaya politik yang berkembang di Indonesia
Secara kelompok menggali informasi melalui media massa tentang budaya politik yang berkembang di Indonesia
Mempresentasikan hasil temuan dan diskusi kelompok (melalui media power point)
Ulangan
Ulangan
Tugas kelompok
Pengamatan
Uraian
Uraian
Laporan diskusiDan Resume
Performance
1 jam
3 jam
2 jam
2 jam
Buku PKn SMA kls XI,Retno L, Esis
Budaya Politik oleh Almond , Bina Aksara1984
Bahan Internet
Bahan : petunjuk penugasan kelompokdanArtikel dari koran dan internetsertaFoto , CDAlat Presentasi:- laptop
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 1
No Kompetensi Dasar Indikator Materi pokok/Pembelajaran
Kegiatan PembelajaranPenilaian Alokasi
waktuSumber /
Bahan / AlatMetode Bentuk
1.4 menampilkan peran serta budaya politik partisipan
Mendeskripsikan budaya politik partisipan di Indonesia
1.4.1 Budaya Politik Partisipan di Indonesia
Secara individu mendeskripsikan temuannya mengenai budaya politik partispan di Indonesia
Tugas individu
(PR)
kliping 2 jam
- infocus
Bahan : petunjuk penugasan individudanArtikel dari koran dan internetsertaFoto , CD
Mengetahui, Kepala Sekolah Guru MP PKn
NIP. NIP.
SILABUSNama Sekolah : SMA/MA ....Mata Pelajaran : Pendidikan KewarganegaraanKelas/ Program : XI / IPA-IPSSemester : Ganjil
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 2
Standar Kompetensi : 2. Menganalisis budaya demokrasi menuju masyarakat madani
No Kompetensi Dasar Indikator Materi pokok/Pembelajaran
Kegiatan PembelajaranPenilaian Alokasi
waktuSumber /
Bahan / AlatMetode Bentuk
2.1
2.2
2.3
Mendeskripsikan pengertian dan prinsip-prinsip budaya demokrasi
Megidentifikasi ciri-ciri masyarakat madani
Menganalisis pelaksanaan demokrasi di Indonesia sejak orde lama, orde baru, dan reformasi
Mendeskripsikan pengertian budaya demokrasi
Mendeskripsikan prinsip-prinsip budaya demokrasi
Mendeskrisikan pengertian masyarakat madani
Mengidentifikasi ciri-ciri masyarakat madani
Menganalisis pelaksanaan demokrasi yang berkembang di Indonesia
2.1.1pengertian budaya demokrasi
2.1.2 prinsip-prinsip budaya demokrasi
2.2.1 Pengertian masyarakat madani
2.2.2 Ciri-ciri masyarakat Madani
2.3.1 Pelaksanaan demokrasi di Indonesia pada era orde lama
2.3.2 Pelaksanaan demokrasi di Indonesia pada era orde baru2.3.3 Pelaksanaan demokrasi di
Secara individu menggali informasi melalui studi pustaka tentang pengertian budaya demokrasi
Secara klasikal mendiskusikan prinsip-prinsip budaya demokrasi
Secara individu menggali informasi melalui studi pustaka tentang pengertian masyarakat madani dan mengidentifikasi ciri-ciri masyarakat madani
Secara berkelompok menggali iinformasi melalui studi pustaka mengenai pelaksanaan demokrasi di era orde lama
Secara individu melalui media film ”Tragedi Jakarta 1998” menganalisis pelaksanaan demokrasi di Indonesia pada era Orba dan Reformasi
Kuis
Ulangan
Ulangan
Tugas Kelompok
Tugas Individu
Jawaban singkat
Uraian
Uraian
Laporan Tertulis
Laporan hasil analisa & Resume film
1 jam
1 jam
2 jam
1 jam
3 jam
Buku PKn SMA kls XI,Retno L, Esis
Demokrasi, HAM dan Masyarakat madani, Tim ICCE UIN Jakarta, 2003
Buku PKn SMA kls XI,Retno L, Esis
Bahan : petunjuk penugasan kelompokdanArtikel dari koran dan internet
VCD Tragedi Jakarta 1998Alat:Laptop, infocus &
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 3
No Kompetensi Dasar Indikator Materi pokok/Pembelajaran
Kegiatan PembelajaranPenilaian Alokasi
waktuSumber /
Bahan / AlatMetode Bentuk
2.4 Menampilkan perilaku budaya demokrasi dalam kehidupan sehari-hari
Menunjukkkan perilaku budaya demokrasi dalam kehidupan sehari-hari
Indonesia pada era reformasi
Budaya Demokrasi dalam kehidupan Sehari-hari
Secara individu menunjukkan perilaku pada masyarakat Indonesia yang mencermikan budaya demokrasi dalam kehidupan sehari-hari
Tugas Individu
(PR)
Kliping 2 jam
speaker aktive
Artikel di media cetak, bahan internetAlat:Gunting, lem dan kertas A4
Mengetahui, Kepala Sekolah Guru MP PKn
NIP. NIP.
SILABUSNama Sekolah : SMA/MA ....Mata Pelajaran : Pendidikan KewarganegaraanKelas/ Program : XI / IPA-IPSSemester : GanjilStandar Kompetensi : 3. Menampilkan sikap keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 4
No Kompetensi Dasar Indikator Materi pokok/Pembelajaran
Kegiatan PembelajaranPenilaian Alokasi
waktuSumber /
Bahan / AlatMetode Bentuk
3.1
3.2
3.3
Mendeskripsikan pengertian dan pentingnya keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
menganalisis dampak penyelenggaraan pemerintahan yang tidak transparan
Menunjukkan sikap keterbukaan dan keadilan dalam
Mendeskripsikan pengertian keterbukaan dan keadilan
Menguraikan pentingnya keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Mengidentifikasi dampak penyelenggaraan pemerintahan yang tidak transparan
Menunjukkan sikap keterbukaan dan
3.1.1pengertian keterbukaan 3.1.2 pengertian keadilan3.1.3 Pentingnya keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
3.2.1 Dampak Penyelenggaraan Pemerintahan yang tidak Transparan di beberapa negara3.2.2 Dampak Penyelenggaraan Pemerintahan yang tidak Transparan di Indonesia
3.3.1 Keterbukaan dan Keadilan Dalam
Secara individu menggali informasi melalui studi pustaka tentang pengertian keterbukaan dan keadilan
Secara klasikal mendiskusikan alasan pentingnya keterbukaan dan jaminan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Secara kelompok melalui media film ”The Rules in The World” menganalisis dampak pemerintahan yang tidak transparan
Mempresentasikan hasil temuan dan diskusi kelompok (melalui media power point)
Secara individu
Ulangan
Ulangan
Tugas kelompok
Pengamatan
Tugas Individu
Uraian
Uraian
Laporan diskusiDan Resume
Lembar Pengamatan
Laporan tertulis & Kliping
1 jam
1 jam
2 jam
2 jam
2 jam
Buku PKn SMA kls XI,Retno L, Esis Bahan internet
Bahan : petunjuk penugasan kelompokdanVCD ”The Rules in The World”Alat :- laptop- infocus- speaker aktifAlat : Laptop & Infocus
Artikel dari media cetak dan internet
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 5
No Kompetensi Dasar Indikator Materi pokok/Pembelajaran
Kegiatan PembelajaranPenilaian Alokasi
waktuSumber /
Bahan / AlatMetode Bentuk
kehidupan berbangsa dan bernegara
keadilan dalam kehidupan sehari-hari
Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
menggali informasi melalui studi pustaka dan media internet mengenai kasus-kasus keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
sertaFoto , CD
Mengetahui, Kepala Sekolah Guru MP PKn
NIP. NIP.
SILABUSNama Sekolah : SMA/MA ....Mata Pelajaran : Pendidikan KewarganegaraanKelas/ Program : XI / IPA-IPSSemester : GenapStandar Kompetensi : 4. Menganalisis hubungan internasional dan organisasi internasional
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 6
No Kompetensi Dasar Indikator Materi pokok/Pembelajaran
Kegiatan PembelajaranPenilaian Alokasi
waktuSumber /
Bahan / AlatMetode Bentuk
4.1
4.2
4.3
4.4
Mendeskripsikan pengertian, pentingnya, dan sarana-sarana hubungan internasional bagi suatu negara
Menjelaskan Tahap-tahap perjanjian internasional
Mengkaji peranan organisasi internasional (ASEAN, AA, PBB) dalam meningkatkan hubungan internasional
Menghargai kerjasama dan perjanjian internasional yang bermanfaat bagi Indonesia
Mendeskripsikan pengertian hubungan internasional
Mendeskripsikan pentingnya hubungan internasional
Mengidentifikasi sarana-sarana hubungan internasional
Menguraikan tahap-tahap perjanjian internasional
Menguraikan peranan ASEAN, AA dan PBB dalam meningkatkan hubungan internasional
Menunjukkan manfaat perjanjian internasional bagi Indonesia
4.1.1 Pengertian Hubungan Internasional4.1.2 Peranan Hubungan Internasional4.1.3 Sarana-sarana hubungan internasional
4.2.1 Tahap-tahap Perjanjian Internasional
4.3.1 Peranan ASEAN4.3.2 Peranan AA4.3.3 Peranan PBB
4.4.1 Manfaat Perjanjian-Perjanjian Internasional yang melibatkan Indonesia
Secara individu menggali informasi melalui studi pustaka tentang pengertian hubungan internasional
Secara klasikal mendiskusikan peranan hubungan internasional dan sarana-sarana dalam hubungan internasional
Secara kelompok menguraikan tahap-tahap perjanjian internasional
Secara kelompok menggali informasi melalui media cetak dan internet mengenai peranan ASEAN, AA, dan PBB
Mempresentasikan hasil temuan 3 kelompok kajian
Secara klasikal menguraikan beberapa contoh perjanjian internasional
Ulangan
Ulangan
Tugas kelompok
Tugas kelompok
Ulangan
Uraian
Uraian
Resume
Laporan tertulis dalm bentuk power point
Uraian
1 jam
1 jam
1 jjam
2 jam
2 jam
2 jam
Buku PKn SMA kls XI,Retno L, Esis
Bahan Internet
Bahan : petunjuk penugasan kelompokdanArtikel dari koran dan internetsertaFoto , CDAlat Presentasi:- laptop- infocus
Bahan : petunjuk penugasan individudanArtikel dari koran dan
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 7
No Kompetensi Dasar Indikator Materi pokok/Pembelajaran
Kegiatan PembelajaranPenilaian Alokasi
waktuSumber /
Bahan / AlatMetode Bentuk
internetsertaFoto , CD
Buku PKn SMA kls XI,Retno L, Esis
Mengetahui, Kepala Sekolah Guru MP PKn
NIP. NIP.
SILABUSNama Sekolah : SMA/MA ....Mata Pelajaran : Pendidikan KewarganegaraanKelas/ Program : XI / IPA-IPSSemester : Genap Standar Kompetensi : 5. Menganalisis sistem hukum dan peradilan internasional
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 8
No Kompetensi Dasar Indikator Materi pokok/Pembelajaran
Kegiatan PembelajaranPenilaian Alokasi
waktuSumber /
Bahan / AlatMetode Bentuk
5.1
5.2
5.3
Mendeskripsikan sistem hukum dan peradilan internasional
Menjelaskan penyebab timbulnya sengketa internasional dan cara penyelesaian oleh Mahkamah Internasional
Menghargai putusan Mahkamah Internasional
Menguraikan sistem hukum dan oeradilan internasional
Mengidentifikasi penyebab timbulnya sengketa internasional
Menguraikan cara penyelesaian sengketa internasional oleh Mahkamah internasional
Menunjukkan sikap menghargai putusan Mahkamah Internasional
5.1.1Sistem hukum dan Peradilan Internasional
5.2.1 Penyebab Timbulnya Sengketa Internasional
5.2.2Peranan Mahkamah Internasional dalam Menyelesaikan Sengketa Internasional
5.3.1 Menghargai Putusan Mahkamah Internasional
Secara individu menggali informasi melalui studi pustaka tentang sistem hukum dan peradilan internasional
Secara klasikal menngidentifikasi melalui kajian pustaka mengenai sebab-sebab timbulnya sengketa internasional
Secara kelompok menggali nformasi melalui media massa dan internet tentang peranan Mahkamah Internasional dalam menyelesaikan kasus-kasus sengketa internasional
Secara kelompok melalui diskusi menunjukkan sikap menghargai putusan Mahkamah Internasional (satu contoh kasus sesuai pilihan kelompok dan sekaligus digabung pelaksanaannya pada saat membahas materi peranan
Ulangan
Ulangan
Tugas kelompok
Tugas kelompok
Uraian
Uraian
Laporan diskusi& kliping
Laporan tertulis dan kliping
1 jam
1 jam
2 jam
1 jam
Buku PKn SMA kls XI,Retno L, Esis
Budaya Politik oleh Almond , Bina Aksara1984
Bahan Internet
Bahan : petunjuk penugasan kelompokdanArtikel dari koran dan internetsertaFoto , CD/VCD Sengketa internasional: kasus Irak, Bosnia, Afghanistan, dll
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 9
No Kompetensi Dasar Indikator Materi pokok/Pembelajaran
Kegiatan PembelajaranPenilaian Alokasi
waktuSumber /
Bahan / AlatMetode Bentuk
mahkamah internasional)
Mempresentasi hasil diskusi kelompok dalam bentuk power point
Pengamatan
Performance
2 jam Alat Presentasi:- laptop- infocus
Mengetahui, Kepala Sekolah Guru MP PKn
NIP. NIP.
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 10
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nomor : 001/RPP
I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : BUDAYA POLITIK
3. Kelas/Program : XI
4. Pertemuan Minggu ke : 1
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
II. STANDAR KOMPETENSI/KOMPETENSI DASAR
1. Standar Kompetensi
1. Menganalisis budaya politik di Indonesia
2. Kompetensi Dasar
1.1. Mendeskripsikan pengertian budaya politik
III. INDIKATOR
1. Mendeskripsikan pengertian budaya politik 2. Menjelaskan orientasi masyarakat terhadap suatu sistem politik.
IV. STRATEGI PEMBELAJARAN
No. Kegiatan BelajarWaktu
( Menit )
Aspek lifeskill
yang
dikembangkan
1. Pendahuluan
- Memberikan salam
siswa
- Mengabsen dan
mengetahui kondisi
siswa
15’
- Disiplin
- Kerja sama
- Keterampil
an
2. Kegiatan Inti
- Menyampaikan
kompetensi yang ingin
dicapai
- Penjelasan materi
- Tanya jawab
55’ - Kerja sama
- Kesungguh
an
- Disiplin
- Uji diri
11
- Latihan
3. Penutup
- Evaluasi/Tanya jawab
- Penenangan
20’- Pengendali
an diri
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. Buku Paket PKn Kelas XI
2 Media massa (Koran, Majalah, Internet)
3. Buku-Buku Sumber yang Relevan
4. Lembar Kerja Siswa
VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT
1. Penilaian Kognitif
2. Penilaian Afektif
..........., .....20..
MengetahuiKepala SMA/MA ......... Guru Mata Pelajaran
NIP. NIP.
12
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nomor : 002/RPP
I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : 1. Tipe-tipe budaya politik menurut Gabriel A.
Almond dan Sidney Verba.
2. Tipe-tipe budaya politik yang berkembang di
Indonesia
3. Kelas/Program : XI
4. Pertemuan Minggu ke : 2
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
II. STANDAR KOMPETENSI/KOMPETENSI DASAR
1. Standar Kompetensi
1. Menganalisis budaya politik di Indonesia
2. Kompetensi Dasar
1.2 Menganalisis tipe-tipe budaya politik yang berkembang dalam masyarakat Indonesia
III. INDIKATOR
1. Mengidentifikasi tipe-tipe budaya politik menurut Almond, dkk
2. Mengidentifikasi tipe-tipe budaya politik yang berkembang di Indonesia
IV. STRATEGI PEMBELAJARAN
No. Kegiatan Belajar Waktu (Menit)
Aspek lifeskill
yang
dikembangkan
1. Pendahuluan
- Memberikan salam
siswa
- Mengabsen dan
mengetahui kondisi
15’ - Disiplin
- Kerja sama
- Keterampil
an
13
siswa
2. Kegiatan Inti
- Menyampaikan
kompetensi yang ingin
dicapai
- Penjelasan materi
- Tanya jawab
- Latihan
55’
- Kerja sama
- Kesungguh
an
- Disiplin
- Uji diri
3. Penutup
- Evaluasi/Tanya jawab
- Penenangan
20’- Pengendali
an diri
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. Buku Paket PKn Kelas XI
2. Majalah, Koran, dan internet
3. Buku-Buku Sumber yang Relevan
4. Surat kabar, majalah, dan internet.
VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT
1. Penilaian Kognitif
2. Penilaian Afektif
........., ....... 20..
MengetahuiKepala SMA/MA ......... Guru Mata Pelajaran
NIP. NIP.
14
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nomor : 003/RPP
I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : Budaya Politik yang Berkembang di
Indonesia
3. Kelas/Program : XI
4. Pertemuan Minggu ke : 3
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
II. STANDAR KOMPETENSI/KOMPETENSI DASAR
1. Standar Kompetensi
1. Menganalisis budaya politik di Indonesia
2. Kompetensi Dasar
1.3. Mendeskripsikan pentingnya sosialisasi pengembangan budaya politik
III. INDIKATOR
1. Menganalisis budaya politik yang berkembang di Indonesia.
2. Menjelaskan pendapat para pakar tentang perkembangan budaya politik
di Indonesia.
IV. STRATEGI PEMBELAJARAN
No. Kegiatan Belajar Waktu (Menit)
Aspek lifeskill
yang
dikembangkan
1. Pendahuluan 15’ - Disiplin
15
- Memberikan salam
siswa
- Mengabsen dan
mengetahui kondisi
siswa
- Kerja sama
- Keterampil
an
2. Kegiatan Inti
- Menyampaikan
kompetensi yang ingin
dicapai
- Penjelasan materi
- Tanya jawab
- Latihan
55’
- Kerja sama
- Kesungguh
an
- Disiplin
- Uji diri
3. Penutup
- Evaluasi/Tanya jawab
- Penenangan
20’- Pengendali
an diri
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. Buku Paket PKn Kelas XI
2. Majalah, Koran, dan Internet
3. Buku-Buku Sumber yang Relevan
4. Lembar Kerja Siswa
VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT
1. Penilaian Kognitif
2. Penilaian Afektif
........., ........ 20..
MengetahuiKepala SMA/MA ......... Guru Mata Pelajaran
NIP. NIP.
16
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nomor : 004/RPP
I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : Budaya Politik Partisipan di Indonesia
3. Kelas/Program : XI
4. Pertemuan Minggu ke : 4
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
II. STANDAR KOMPETENSI/KOMPETENSI DASAR
1. Standar Kompetensi
1. Menganalisis budaya politik di Indonesia
2. Kompetensi Dasar
1.4. Menampilkan peran serta budaya politik partisipan
III. INDIKATOR
1. Mendeskripsikan budaya politik partisipan di Indonesia
IV. STRATEGI PEMBELAJARAN
17
No. Kegiatan Belajar Waktu (Menit)
Aspek lifeskill
yang
dikembangkan
1. Pendahuluan
- Memberikan salam
siswa
- Mengabsen dan
mengetahui kondisi
siswa
15’
- Disiplin
- Kerja sama
- Keterampil
an
2. Kegiatan Inti
- Menyampaikan
kompetensi yang ingin
dicapai
- Penjelasan materi
- Tanya jawab
55’
- Kerja sama
- Kesungguh
an
- Disiplin
- Uji diri
3. Penutup
- Evaluasi/Tanya jawab
- Penenangan
20’- Pengendali
an diri
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. Buku Paket PKn Kelas XI
2. Majalah, Koran, dan Internet
3. Buku-Buku Sumber yang Relevan
4. Lembar Kerja Siswa
VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT
1. Penilaian Kognitif
2. Penilaian Afektif
........., ....... 20..
MengetahuiKepala SMA/MA ......... Guru Mata Pelajaran
NIP. NIP.
18
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nomor : 006/RPP
I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : Budaya Demokrasi
3. Kelas/Program : XI
4. Pertemuan Minggu ke : 6
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
II. STANDAR KOMPETENSI/KOMPETENSI DASAR
1. Standar Kompetensi
2. menganalisis budaya demokrasi menuju masyarakat madani
2. Kompetensi Dasar
2.1. Mendeskripsikan pengertian dan prinsip-prinsip budaya demokrasi
III. INDIKATOR
1. Mendeskripsikan pengertian budaya demokrasi
19
2. Mendeskripsikan prinsip-prinsip budaya demokrasi
IV. STRATEGI PEMBELAJARAN
No. Kegiatan Belajar Waktu (Menit)
Aspek lifeskill
yang
dikembangkan
1. Pendahuluan
- Memberikan salam
siswa
- Mengabsen dan
mengetahui kondisi
siswa
15’
- Disiplin
- Kerja sama
- Keterampil
an
2. Kegiatan Inti
- Menyampaikan
kompetensi yang ingin
dicapai
- Penjelasan materi
- Tanya jawab
- Latihan
55’
- Kerja sama
- Kesungguh
an
- Disiplin
- Uji diri
3. Penutup
- Evaluasi/Tanya jawab
- Penenangan
20’- Pengendali
an diri
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. Buku Paket PKn Kelas XI
2. UUD 1945 yang Telah Diamandemen
3. Buku-Buku Sumber yang Relevan
4. Lembar Kerja Siswa
5. Majalah, koran, dan internet
VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT
1. Penilaian Kognitif
2. Penilaian Afektif
........., ....... 20..
20
MengetahuiKepala SMA/MA ......... Guru Mata Pelajaran
NIP. NIP.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nomor : 007/RPP
I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : Pengertian Masyarakat Madani dan Ciri-ciri
Masyarakat Madani
3. Kelas/Program : XI
4. Pertemuan Minggu ke : 7
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
II. STANDAR KOMPETENSI/KOMPETENSI DASAR
1. Standar Kompetensi21
2. Menganalisis budaya demokrasi menuju masyarakat madani
2. Kompetensi Dasar
2.2. Mengidentifikasi ciri-ciri masyarakat madani
III. INDIKATOR
1. Mendeskrisikan pengertian masyarakat madani
2. Mengidentifikasi ciri-ciri masyarakat madani
IV. STRATEGI PEMBELAJARAN
No. Kegiatan Belajar Waktu (Menit)
Aspek lifeskill
yang
dikembangkan
1. Pendahuluan
- Memberikan salam
siswa
- Mengabsen dan
mengetahui kondisi
siswa
15’
- Disiplin
- Kerja sama
- Keterampil
an
2. Kegiatan Inti
- Menyampaikan
kompetensi yang ingin
dicapai
- Penjelasan materi
- Tanya jawab
- Latihan
55’
- Kerja sama
- Kesungguh
an
- Disiplin
- Uji diri
3. Penutup
- Evaluasi/Tanya jawab
- Penenangan
20’- Pengendali
an diri
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. Buku Paket PKn Kelas XI
2. Buku-Buku Sumber yang Relevan
3. Majalah, Koran, dan internet
4. Lembar Kerja Siswa
VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT
1. Penilaian Kognitif22
2. Penilaian Afektif
........., ....... 20..
MengetahuiKepala SMA/MA ......... Guru Mata Pelajaran
NIP. NIP.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nomor : 008/RPP
I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : Demokrasi di Indonesia
3. Kelas/Program : XI
4. Pertemuan Minggu ke : 8
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit23
II. STANDAR KOMPETENSI/KOMPETENSI DASAR
1.Standar Kompetensi
2. Menganalisis budaya demokrasi menuju masyarakat madani
2.Kompetensi Dasar
2.3. Menganalisis pelaksanaan demokrasi di Indonesia sejak orde lama,
orde baru, dan reformasi
III. INDIKATOR
1. Menganalisis pelaksanaan demokrasi yang berkembang di Indonesia
2. Menjelaskan prinsip-prinsip Demokrasi Pancasila
3. Menganalisis pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada Era Orde Lama,
Orde Baru, dan Reformasi.
IV. STRATEGI PEMBELAJARAN
No. Kegiatan Belajar Waktu (Menit)
Aspek lifeskill
yang
dikembangkan
1. Pendahuluan
- Memberikan salam
siswa
- Mengabsen dan
mengetahui kondisi
siswa
15’
- Disiplin
- Kerjasama
- Keterampil
an
2. Kegiatan Inti
- Menyampaikan
kompetensi yang ingin
dicapai
- Penjelasan materi
- Tanya jawab
- Latihan
55’
- Kerjasama
- Kesungguh
an
- Disiplin
- Uji diri
3. Penutup
- Evaluasi/Tanya jawab
- Penenangan
20’- Pengendali
an diri
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN
24
1. Buku Paket PKn Kelas XI
2. Majalah, Koran, dan internet
3. Buku-Buku Sumber yang Relevan
4. Lembar Kerja Siswa
VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT
1. Penilaian Kognitif
2. Penilaian Afektif
........, ....... 20..
MengetahuiKepala SMA/MA ......... Guru Mata Pelajaran
NIP. NIP.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nomor : 009/RPP
I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : Pemilihan Umum dan Perilaku yang 25
Mendukung Tegaknya Prinsip-Prinsip Demokrasi
3. Kelas/Program : XI
4. Pertemuan Minggu ke : 9
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
II. STANDAR KOMPETENSI/KOMPETENSI DASAR
1. Standar Kompetensi
2. Menganalisis budaya demokrasi menuju masyarakat madani
2. Kompetensi Dasar
2.4. Menampilkan perilaku budaya demokrasi dalam kehidupan sehari-hari
III. INDIKATOR
1. Menunjukkan perilaku budaya demokrasi dalam kehidupan sehari-hari
2. Memberi contoh pelaksanaan demokrasi dalam kehidupan sehari-hari.
3. Menjelaskan hakikat Pemilihan Umum, pelaksanaan Pemilihan Umum di
Indonesia.
4. Menunjuk contoh perilaku yang mendukung tegaknya budaya demokrasi
dalam kehidupan sehari-hari.
IV. STRATEGI PEMBELAJARAN
No. Kegiatan Belajar Waktu (Menit)
Aspek lifeskill
yang
dikembangkan
1. Pendahuluan
- Memberikan salam
siswa
- Mengabsen dan
mengetahui kondisi
siswa
15’
- Disiplin
- Kerja sama
- Keterampil
an
2. Kegiatan Inti
- Menyampaikan
kompetensi yang ingin
dicapai
- Penjelasan materi
- Tanya jawab
- Latihan
55’
- Kerja sama
- Kesungguh
an
- Disiplin
- Uji diri
26
3. Penutup
- Evaluasi/Tanya jawab
- Penenangan
20’- Pengendali
an diri
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. Buku Paket PKn Kelas XI
2. Majalah, Koran, dan Internet
3. Buku-Buku Sumber yang Relevan
4. Lembar Kerja Siswa
VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT
1. Penilaian Kognitif
2. Penilaian Afektif
........, ....... 20..
MengetahuiKepala SMA/MA ......... Guru Mata Pelajaran
NIP. NIP.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN27
Nomor : 010/RPP
I. IDENTITAS
1.Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : Keterbukaan dan Jaminan Keadilan
3. Kelas/Program : XI
4. Pertemuan Minggu ke : 10
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
II. STANDAR KOMPETENSI/KOMPETENSI DASAR
1. Standar Kompetensi
3. Menampilkan sikap keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara
2. Kompetensi Dasar
3. 1. Mendeskripsikan pengertian dan pentingnya keterbukaan dan
keadilan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
III. INDIKATOR
1. Mendeskripsikan pengertian keterbukaan dan keadilan
2. Menguraikan pentingnya keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara
IV. STRATEGI PEMBELAJARAN
No. Kegiatan Belajar Waktu (Menit)
Aspek lifeskill
yang
dikembangkan
1. Pendahuluan
- Memberikan salam
siswa
- Mengabsen dan
mengetahui kondisi
siswa
15’
- Disiplin
- Kerja sama
- Keterampil
an
2. Kegiatan Inti
- Menyampaikan
kompetensi yang ingin
dicapai
55’ - Kerja sama
- Kesungguh
an
- Disiplin
28
- Penjelasan materi
- Tanya jawab
- Latihan
- Uji diri
3. Penutup
- Evaluasi/Tanya jawab
- Penenangan
20’- Pengendali
an diri
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. Buku Paket PKn Kelas XI
2. Majalah, Koran, dan Internet
3. Buku-Buku Sumber yang Relevan
4. Lembar Kerja Siswa
VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT
1. Penilaian Kognitif
2. Penilaian Afektif
........, ........ 20..
MengetahuiKepala SMA/MA ......... Guru Mata Pelajaran
NIP. NIP.
29
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nomor : 012/RPP
I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : Penyelenggaraan Pemerintahan yang Tidak
Transparan
3. Kelas/Program : XI
4. Pertemuan Minggu ke : 12
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
II. STANDAR KOMPETENSI/KOMPETENSI DASAR
1. Standar Kompetensi
3. Menampilkan sikap keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara
2. Kompetensi Dasar
3.2. Menganalisis dampak penyelenggaraan pemerintahan yang tidak transparan
III. INDIKATOR
1. Mengidentifikasi dampak penyelenggaraan pemerintahan yang tidak
transparan.
2. Menyebutkan contoh perilaku penyelenggaraan pemerintah yang
tidak transparan di Indonesia.
IV. STRATEGI PEMBELAJARAN
No. Kegiatan Belajar Waktu (Menit)
Aspek lifeskill
yang
dikembangkan
1. Pendahuluan
- Memberikan salam
siswa
- Mengabsen dan
mengetahui kondisi
15’ - Disiplin
- Kerja sama
- Keterampil
an
30
siswa
2. Kegiatan Inti
- Menyampaikan
kompetensi yang ingin
dicapai
- Penjelasan materi
- Tanya jawab
- Latihan
55’
- Kerja sama
- Kesungguh
an
- Disiplin
- Uji diri
3. Penutup
- Evaluasi/Tanya jawab
- Penenangan
20’- Pengendali
an diri
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. Buku Paket PKn Kelas XI
2. UUD 1945 yang Telah Diamandemen
3. Buku-Buku Sumber yang Relevan
4. Lembar Kerja Siswa
VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT
1. Penilaian Kognitif
2. Penilaian Afektif
........., ........ 20..
MengetahuiKepala SMA/MA ......... Guru Mata Pelajaran
NIP. NIP.
31
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nomor : 013/RPP
I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : Sikap Keterbukaan dan Keadilan
3. Kelas/Program : XI
4. Pertemuan Minggu ke : 13
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
II. STANDAR KOMPETENSI/KOMPETENSI DASAR
1. Standar Kompetensi
3. Menampilkan sikap keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara
2. Kompetensi Dasar
3.3. Menunjukkan sikap keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan
berbangsa dan
bernegara
III. INDIKATOR
1. Menunjukkan sikap keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Menjelaskan hak dan kewajiban masyarakat dalam negara.
3. Menunjukkan perilaku positif terhadap upaya peningkatan jaminan
keadilan.
IV. STRATEGI PEMBELAJARAN
32
No. Kegiatan Belajar Waktu (Menit)
Aspek lifeskill
yang
dikembangkan
1. Pendahuluan
- Memberikan salam
siswa
- Mengabsen dan
mengetahui kondisi
siswa
15’
- Disiplin
- Kerja sama
- Keterampil
an
2. Kegiatan Inti
- Menyampaikan
kompetensi yang ingin
dicapai
- Penjelasan materi
- Tanya jawab
- Latihan
55’
- Kerja sama
- Kesungguh
an
- Disiplin
- Uji diri
3. Penutup
- Evaluasi / Tanya
jawab
- Penenangan
20’
- Pengendali
an diri
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. Buku Paket PKn Kelas XI
2. UUD 1945 yang Telah Diamandemen
3. Majalah, koran, dan internet
4. Buku-Buku Sumber yang Relevan
5. Lembar Kerja Siswa
VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT
1. Penilaian Kognitif
2. Penilaian Afektif
........., ........ 20..
MengetahuiKepala SMA/MA ......... Guru Mata Pelajaran
33
NIP. NIP.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nomor : 014/RPP
34
I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : Hubungan Internasional
3. Kelas/Program : XI
4. Pertemuan Minggu ke : 14
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
II. STANDAR KOMPETENSI/KOMPETENSI DASAR
4. Standar Kompetensi
4. Menganalisis hubungan internasional dan organisasi internasional
5. Kompetensi Dasar
4. 1. Mendeskripsikan pengertian, pentingnya, dan sarana-sarana
hubungan
internasional bagi suatu negara
III. INDIKATOR
1. Mendeskripsikan pengertian hubungan internasional
2. Mendeskripsikan pentingnya hubungan internasional
3. Mengidentifikasi sarana-sarana hubungan internasional
IV. STRATEGI PEMBELAJARAN
No. Kegiatan Belajar Waktu (Menit)
Aspek lifeskill
yang
dikembangkan
1. Pendahuluan
- Memberikan salam
siswa
- Mengabsen dan
mengetahui kondisi
siswa
15’
- Disiplin
- Kerja sama
- Keterampil
an
2. Kegiatan Inti
- Menyampaikan
kompetensi yang ingin
dicapai
- Penjelasan materi
55’ - Kerja sama
- Kesungguh
an
- Disiplin
- Uji diri
35
- Tanya jawab
- Latihan
3. Penutup
- Evaluasi/Tanya jawab
- Penenangan
20’- Pengendali
an diri
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. Buku Paket PKn Kelas XI
2. UUD 1945 yang Telah Diamandemen
3. Majalah, Koran, dan Internet
4. Buku-Buku Sumber yang Relevan
5. Lembar Kerja Siswa
VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT
1. Penilaian Kognitif
2. Penilaian Afektif
........., ........ 20..
MengetahuiKepala SMA/MA ......... Guru Mata Pelajaran
NIP. NIP.
36
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nomor : 015/RPP
I. IDENTITAS
1.Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : Tahap-Tahap Perjanjian Internasional
3. Kelas/Program : XI
4.Pertemuan Minggu ke : 15
5.Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
II. STANDAR KOMPETENSI/KOMPETENSI DASAR
1. Standar Kompetensi
4. Menganalisis hubungan internasional dan organisasi internasional
2. Kompetensi Dasar
4.2. Menjelaskan tahap-tahap perjanjian internasional
III. INDIKATOR
1. Menguraikan tahap-tahap perjanjian internasional
IV. STRATEGI PEMBELAJARAN
No. Kegiatan Belajar Waktu (Menit)
Aspek lifeskill
yang
dikembangkan
1. Pendahuluan
- Memberikan salam
siswa
- Mengabsen dan
mengetahui kondisi
siswa
15’
- Disiplin
- Kerja sama
- Keterampil
an
2. Kegiatan Inti
- Menyampaikan
kompetensi yang ingin
dicapai
- Penjelasan materi
- Tanya jawab
55’ - Kerja sama
- Kesungguh
an
- Disiplin
- Uji diri
37
- Latihan
3. Penutup
- Evaluasi/Tanya jawab
- Penenangan
20’- Pengendali
an diri
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. Buku Paket PKn Kelas XI
2. Majalah, Koran, dan Internet
3. UUD 1945 yang Telah Diamandemen
4. Buku-Buku Sumber yang Relevan
5. Lembar Kerja Siswa
VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT
1. Penilaian Kognitif
2. Penilaian Afektif
........., ......... 20..
MengetahuiKepala SMA/MA ......... Guru Mata Pelajaran
NIP. NIP.
.
38
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nomor : 016/RPP
I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : Organisasi Internasional
3. Kelas/Program : XI
4. Pertemuan Minggu ke : 16
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
II. STANDAR KOMPETENSI/KOMPETENSI DASAR
1. Standar Kompetensi
4. Menganalisis hubungan internasional dan organisasi internasional
2. Kompetensi Dasar
4.3. Mengkaji peranan organisasi internasional (ASEAN, AA, PBB) dalam
meningkatkan hubungan internasional
III. INDIKATOR
1. Menguraikan peranan ASEAN, AA dan PBB dalam meningkatkan
hubungan internasional
IV. STRATEGI PEMBELAJARAN
No. Kegiatan Belajar Waktu (Menit)
Aspek lifeskill
yang
dikembangkan
1. Pendahuluan
- Memberikan salam
siswa
- Mengabsen dan
mengetahui kondisi
siswa
15’
- Disiplin
- Kerja sama
- Keterampil
an
2. Kegiatan Inti
- Menyampaikan
kompetensi yang ingin
55’ - Kerja sama
- Kesungguh
an
39
dicapai
- Penjelasan materi
- Tanya jawab
- Latihan
- Disiplin
- Uji diri
3. Penutup
- Evaluasi/Tanya jawab
- Penenangan
20’- Pengendali
an diri
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. Buku Paket PKn Kelas XI
2. Majalah, Koran, dan Internet
3. UUD 1945 yang Telah Diamandemen
4. Buku-Buku Sumber yang Relevan
5. Lembar Kerja Siswa
VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT
1. Penilaian Kognitif
2. Penilaian Afektif
........., ......... 20..
MengetahuiKepala SMA/MA ......... Guru Mata Pelajaran
NIP. NIP.
40
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nomor : 017/RPP
I. IDENTITAS
1.Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : Manfaat Kerja Sama dan Perjanjian Internasional
3. Kelas/Program : XI
4.Pertemuan Minggu ke : 17
5.Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
II. STANDAR KOMPETENSI/KOMPETENSI DASAR
1.Standar Kompetensi
4. Menganalisis hubungan internasional dan organisasi internasional
2. Kompetensi Dasar
4.4. Menghargai kerja sama dan perjanjian internasional yang bermanfaat bagi Indonesia
III. INDIKATOR
1. Menunjukkan manfaat perjanjian internasional bagi Indonesia
IV. STRATEGI PEMBELAJARAN
No. Kegiatan Belajar Waktu (Menit)
Aspek lifeskill
yang
dikembangkan
1. Pendahuluan
- Memberikan salam
siswa
- Mengabsen dan
mengetahui kondisi
siswa
15’
- Disiplin
- Kerja sama
- Keterampil
an
2. Kegiatan Inti
- Menyampaikan
kompetensi yang ingin
dicapai
55’ - Kerja sama
- Kesungguh
an
- Disiplin
41
- Penjelasan materi
- Tanya jawab
- Latihan
- Uji diri
3. Penutup
- Evaluasi/Tanya jawab
- Penenangan
20’- Pengendali
an diri
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. Buku Paket PKn Kelas XI
2. Majalah, Koran, dan Internet
3. UUD 1945 yang Telah Diamandemen
4. Buku-Buku Sumber yang Relevan
5. Lembar Kerja Siswa
VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT
1. Penilaian Kognitif
2. Penilaian Afektif
........., ........ 20..
MengetahuiKepala SMA/MA ......... Guru Mata Pelajaran
NIP. NIP.
42
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nomor : 018/RPP
I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : Hukum Internasional
3. Kelas/Program : XI
4. Pertemuan Minggu ke: 18
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
II. STANDAR KOMPETENSI/KOMPETENSI DASAR
1. Standar Kompetensi
5. Menganalisis sistem hukum dan peradilan internasional
2. Kompetensi Dasar
5.1. Mendeskripsikan sistem hukum dan peradilan internasional
III. INDIKATOR
1. Menguraikan sistem hukum dan peradilan internasional
IV. STRATEGI PEMBELAJARAN
No. Kegiatan Belajar Waktu (Menit)
Aspek lifeskill
yang
dikembangkan
1. Pendahuluan
- Memberikan salam
siswa
- Mengabsen dan
mengetahui kondisi
siswa
15’
- Disiplin
- Kerjasama
- Keterampil
an
2. Kegiatan Inti
- Menyampaikan
kompetensi yang ingin
dicapai
55’ - Kerjasama
- Kesungguh
an
43
- Penjelasan materi
- Tanya jawab
- Latihan
- Disiplin
- Uji diri
3. Penutup
- Evaluasi/Tanya jawab
- Penenangan
20’- Pengendali
an diri
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. Buku Paket PKn Kelas XI
2. Majalah, Koran, dan Internet
3. UUD 1945 yang Telah Diamandemen
4. Buku-Buku Sumber yang Relevan
5. Lembar Kerja Siswa
VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT
1. Penilaian Kognitif
2. Penilaian Afektif
........., ........ 20..
MengetahuiKepala SMA/MA ......... Guru Mata Pelajaran
NIP. NIP.
44
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nomor : 019/RPP
I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : Peran Mahkamah Internasional dalam
Menyelesaikan
Sengketa
3. Kelas/Program : XI
4. Pertemuan Minggu ke : 19
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
II. STANDAR KOMPETENSI/KOMPETENSI DASAR
1. Standar Kompetensi
5. Menganalisis sistem hukum dan peradilan internasional
2. Kompetensi Dasar
5.2. Menjelaskan penyebab timbulnya sengketa internasional dan cara
penyelesaian oleh Mahkamah Internasional
III. INDIKATOR
1. Mengidentifikasi penyebab timbulnya sengketa internasional
2. Menguraikan cara penyelesaian sengketa internasional oleh
Mahkamah internasional
IV. STRATEGI PEMBELAJARAN
No. Kegiatan Belajar Waktu (Menit)
Aspek lifeskill
yang
dikembangkan
1. Pendahuluan
- Memberikan salam
siswa
15’ - Disiplin
- Kerjasama
- Keterampil
45
- Mengabsen dan
mengetahui kondisi
siswa
an
2. Kegiatan Inti
- Menyampaikan
kompetensi yang ingin
dicapai
- Penjelasan materi
- Tanya jawab
- Latihan
55’
- Kerjasama
- Kesungguh
an
- Disiplin
- Uji diri
3. Penutup
- Evaluasi / Tanya
jawab
- Penenangan
20’
- Pengendali
an diri
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. Buku Paket PKn Kelas XI
2. UUD 1945 yang Telah Diamandemen
3. Buku-Buku Sumber yang Relevan
4. Lembar Kerja Siswa
5. Majalah, Koran, dan Internet
VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT
1. Penilaian Kognitif
2. Penilaian Afektif
........., ......... 20..
MengetahuiKepala SMA/MA ......... Guru Mata Pelajaran
NIP. NIP.
46
KUNCI JAWABAN
BAB 1A. Pilihan Ganda
1. e2. e3. b4. b5. d6. b7. a8. d9. b10.a
B.Esai1. Kondisi budaya politik Indonesia dewasa ini berada dalam masa transisi.
Karena budaya politik Indonesia pernah mengalami beberapa pengaruh budaya politik seperti budaya politik tradisional, budaya politik Islam, dan budaya politik modern. Budaya politik tradisional adalah budaya politik yang mengedepankan satu budaya dari etnis tertentu yang ada di Indonesia. Misalnya, budaya politik yang berangkat dari paham masyarakat Jawa. Hal itu pernah terjadi ketika negeri ini dipimpin oleh Soeharto. Budaya politik Islam adalah budaya politik yang lebih mendasarkan idenya pada satu keyakinan dan nilai agama tertentu, dalam hal ini tentu saja agama Islam. Agama Islam di Indonesia menjadi agama mayoritas dan Indonesia merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. Budaya politik Islam biasanya dipelopori oleh kelompok santri. Kelompok ini identik dengan pendidikan pesantren atau sekolah-sekolah Islam. Sedangkan budaya politik modern adalah budaya politik yang mencoba meninggalkan karakter etnis tertentu atau pendasaran pada agama tertentu. Budaya ini sangat kuat pengaruhynya dalam pemerintahan Orde Baru. Di dalamnya terdapat beragam subkultur seperti kelompok birokrat, intelektual, dan militer. Dari ketiga tipe budaya politik yang berkembang di Indonesia maka kita tidak bisa menentukan budaya politik mana yang paling berpengaruh dalam kehidupan negara Indonesia. Tetapi ketiga tipe budaya politik seperti yang dikemukakan oleh Almond hampir mempengaruhi seluruh budaya politik Indonesia.
47
2. Masa transisi menuju demokrasi sangat berdampak pada berkembangnya budaya politik partisipan di Indonesia. Karena masyarakat sudah memiliki pemahaman yang baik mengenai empat dimensi penentu budaya politik. Masyarakat sudah mulai memiliki pengetahuan yang memadai mengenai sistem politik secara umum, tentang peran pemerintah dalam membuat kebijakan beserta penguatan, dan berpartisipasi aktif dalam proses politik yang berlangsung. Masyarakat juga cenderung diarahkan pada peran pribadi yang aktif dalam semua dimensi di atas, meskipun perasaan dan evaluasi mereka terhadap perasn tersebut bisa saja bersifat menerima atau menolak. Masyarakt mulai menyadari bahwa merekalah pemegang kedaulatan tertinggi. Mereka bukan lagi menjadi objek politik tetapi subjek politik.
3. Politik parokial adalah budaya politik yang frekkuensi orientasi mereka terhadap empat dimensi penentu budaya politik mendekati nol atau tidak memiliki perhatian sama sekali terhadap keempat dimensi tersebut. Tipe budaya politik ini umumnya terdapat pada masyarakat suku Afrika atau masyarakat pedalaman di Indonesia. Di sini peran kepala suku, kepala kampung, atau tokoh masyarakat sangat berperan baik dalam bidang politik, ekonomi, dan religius. Sedangkan budaya politik partisipan adalah suatu bentuk budaya politik di mana anggota masyarakat sudah memiliki pemahaman yang baik mengenai empat dimensi penentu budaya politik. Mereka memiliki pengetahuai yang memadai mengenai sistem politik secara umum tentang peran pemerintah dalam membuat kebijakan beserta penguatan, dan berpartisipasi aktif dlaam proses politkk yang berlangsung. Jika dikaitkan dengan dimensi budaya politik maka dimensi pertama yang membedakan antara budaya politik parokial dan budaya partisipan. Di mana tingkat pengetahuan masyarakat mengenai sistem politik negara, seperti pengetahuan tentang sejarah, letak geografis, dan konstitusi negara. Selain itu pada pemahaman masyarakat mengenai struktur dan peran pemerintah dalam membuat kebijakan, penguatan kebijakan yang meliputi masukan opini dari masyarakat dan media massa kepada pemerintah. Partisipasi masyarakat dalam budaya politik parokial sangat bergantung pada pemimpinnya sedangkan dalam budaya politik partisipan masyarakat sudah ikut terlibat dalam sistem politik pemerintahan.
4. Menurut hemat saya, dalam menjalankan pemerintahan sekarang ini, pemerintahan masih mengedepankan hubungan patron-klien. Hal itu masih sangat dipengaruhi oleh budaya politik tradisioanl yang berkembang dalam masyarakat kita. Namun, sejalan dengan perkembangan zaman, sistem ini mulai diminimalisir karena pengetahuan dan pemahaman masyarakat akan budaya politik semakin maju. Hal itu ditunjukkan lewat partisipasi masyarakat dalam menentukan pemimpinnya, dan kebijakan dalam pembangunan negara.
5. Hubungan antara budaya politik dan partisipasi politik terletak pada sistem nilai bersama yang berkembang dalam suatu masyarakat yang memiliki kesadaran untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan kolektif dan penentuan kebijakan publik untuk masyarakat seluruhnya.
6. Orientasi politik menurut Almond dan Verba sebagai berikut:- Orientasi kognitif merupakan pengetahuan masyarakat tentang sistem
politik, peran, dan segala kewajibannya. Termasuk di dalamnya adalah pengetahuan mengenai kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah.
- Orientasi afektif, merupakan perasaan masyarakat terhadap sistem politik dan perannya, serta para aktor dan penampilannya. Perasaan masyarakat ini bisa saja merupakan perasaan untuk menolak atau menerima sistem politik atau kebijakan yang dibuat.
- Orientasi evaluatif, merupakan keputusan dan pendapat masyarakat tentang objek-objek politik yang secara tipikal melibatkan nilai moral yang
48
ada dalam masyarakat dengan kriteria informasi dan perasaan yang mereka miliki.
Dari ketiga orientasi politik ini, Almond dan Verba mengidentifikasi tiga objek yang dituju dalam orientasi politik. Ketiga objek dari orientasi politik tersebut adalah:- Peran atau struktur dari sebuah institusi politik. Contohnya adalah peran
atau struktur badan legislatif (DPR) dan eksekutif (pemerintah) atau birokrasi. Yang dituju pada objek ini adalah lebih pada institusinya buka aktor atau orangnya.
- Para pemegang jabatan atau aktor dari sebuah institusi negara seperti pemimpin monarki, legislator, dan administrator. Yang dituju pada objek kedua ini justru pada aktor atau orangnya.
- Kebijakan atau keputusan, penguatan keputusan yang dibuat oleh para aktor di dalam negara. Yang dituju pada objek ketiga ini adalah produk dari aktor-aktor politik.
7. Tidak mungkin suatu masyarakat memiliki budaya politik. Karena budaya politik merupakan dimensi psikologis dari ssitem politik. Budaya politik juga merupakan kultur politik yang berkembang dan dipraktikkan oleh suatu masyarakat tertentu. Dalam setiap masyarakat, terdapat budaya politik yang menggambarkan pandangan mereka mengenai proses politik yang berlangsung di lingkungannya sendiri. Jadi dapat disimpulkan bahwa suatu masyarakat tidak mungkin tidak ada budaya politik.
8. (Jawaban untuk nomor 8 disesuaikan dengan artikel di koran atau internet)9. Negara sangat berperan dalam membentuk partisipasi politik
masyarakatnya. Contohnya, pada masa pemerintahan Orde Baru terjadi pembatasan politik terhadap masyarakat. Sehingga masyarakat menerima begitu saja apa yang menjadi keputusan pemerintah atau negara. Meskipun negara membatasi partisipasi politik, namun ada beberapa keadaan di mana para pemimpin pemeritanhan mengambil jalan lain dan berusaha untuk mengerahkan kelompok-kelompok politik baru untuk menunjang kedudukan mereka. Beberapa peristiwa perluasan partisipasi politik yang paling menonjol sesungguhnya adalah telah terjadi dalam beberapa keadaan di mana pihak yang mempunyai hasrat juga mempunyai kemampuan. Selian itu, negara sebagai suatu organisasi merupakan satu sistem politik yang menyangkut proses penentu dan pelaksana tujuan tertentu. Untuk mencapai tujuan tersebut, setiap insan politik harus dapat menunjukkan partisipasinya dalam kegiatan yagn berkatain hak warga negara, yang bertujuan untuk ikut mempengaruhi pengambilan keputusan oleh pemerintah. Hal itu dapat dilihat dari terbentuknya organisasi-organisasi politik dan organisasi masyarakat, lahirnya kelompok-kelompok kepentingan, kelompok-kelompok penekan dan LSM, pelaksanaan Pemilu dan munculnya kelompok-kelompok kontemporer.
10. Syarat ideal menuju budaya politik yang demokratis adalah menempatkan rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi. Rakyat bukan lagi menjadi objek tetapi menjadi subjek dari sebuah negara. Karena dengan dengan mengembangkan budaya politik demokratis diharapkan seluruh rakyat dapat memiliki peran yang lebih aktif dalam menentukan nasib bangsa ke depan. Dengan mengembalikan kedaulatan negara pada rakyat, maka para pemegang kekuasaan tidak lagi dipandang sebagai tuan yang harus dilayani. Sebaliknya, mereka adalah pelayan yang harus melayani semua kebutuhan rakyat.
49
C. (jawaban diserahkan pada masing-masing siswa, asalkan disertai alasan yang jelas dan sesuai)
BAB 2A. Pilihan Ganda
1. a2. b3. c4. a5. a6. c7. a8. b9. c10.a
B. Esai 1. Masyarakat madani dapat didefinisikan sebagai suatu
masyarakat yang beradab dalam membangun, menjalani, dan memaknai kehidupannya. Untuk mencapai tata masyarakat seperiti ini, persyaratan yang harus dipenuhi antara lain adanya keterlibatan dalam pengambilan keputusan yang menyangkut kepentingan bersama, kontrol masyarakat dalam jalannya proses pemerintahan, serta keterlibatan dan kemerdekaan masyarakat dalam memilih pemimpinnya. Ciri-ciri masyarakat madani sebagai berikut: Free public sphere (ruang publik yang bebas)
Ruang publik diartikan sebagai wilayah di mana masyarakat serbagai warga negara memiliki akses penuh terhadap setiap kegiatan politik. Warga negara berhak melakukan kegiatan secara merdeka dalam menyampaikan pendapat, berserikat, berkumpul serta mempublikasikan informasi kepada publik.
Demokratisasi Demokratisasi menjamin munculnya masyarakat madani. Karena pelaku politik daslam suatu negara cenderung menyumbat masyarakat sipil. Mekanisme demokrasilah yang memiliki kekuatan untuk mengoreksi kecenderungan itu. Sementara itu, untuk menumbuhkan demokratisasi dibutuhkan kesiapan anggota masyarakat berupa kesadaran pribadi, kesetaraan, dan kemandirian. Syarat-syarat tersebut berbanding lurus dengan kesediaan untuk menerima dan memberi secara berimbang.
ToleransiToleransi adalah kesediaan individu untuk menerima pandangan-pandangan politik dan sikap sosial yang berbeda. Toleransi merupakan sikap yang dikembangkan dalam masyarakat madani untuk menunjukkan sikap saling menghargai dan menghormati pendapat serta aktivitas yang dilakukan oleh orang atau kelompok masyarakat lain yang berbeda.
PluralismePluralisme adalah sikap mengakui dan menerima kenyataan masyarakat yang majemuk disertai sikap tulus bahwa kemajemukan itu bernilai positif dan merupakan rahmat Tuhan. Oleh karena itu, tidak ada masyarakat yang tunggal, monolitik, sama, dan sebangun dalam segala segi.
50
Keadilan sosialKeadilan sosial yang dimaksud adalah keseimbangan dan pembagian yang proporsional antara hak dan kewajiban setiap warga negara yang mencakup seluruh aspek kehidupan. Ini memungkinkan jika tidak adanya monopoli dan pemusatan salah satu aspek kehidupan pada seseorang atau sekolompok masyarakat.
Partisipasi sosialPartisipasi sosial yagn benarb-enar bersih dari rekayasa merupakan awal yang baik bagi terciptanya masyarakat madani. Partisipasi sosial yang bersih dapat terjadi apabila tersedia iklim yang memungkinkan otonomi individu terjaga. Antitesis dari masyarakat madani adalah tirani yang memasung kehidupan bagnsa secara kultural dan struktural, serta menempatkan cara-cara manipulatif dan represif sebagai instrumen sosialnya.
Supremasi hukumPenghargaan terhadap supremasi hukum merupakan jaminan terciptanya keadilan. Keadilan harus diposisikan secara netral. Artinya, tidak ada pengecualian untuk memperoleh kebenaran di atas hukum. Ini bisa terjadi apabila terdapat komitmen yang kuat antarkomponen bangsa untuk saling mengikat diri dalam sistem dan mekanisme yang disepakati bersama. Demokrasi tanpa didukung oleh penghargaan terhadap tegaknya hukum akan mengarah pada dominasi mayoritas yang pada gilirannya menghilangkan rasa keadilan bagi kelompok mayoritas.
Dilihat dari ciri-ciri masyarakat madani di atas, semua ciri itu sudah ada dalam masyarakat Indonesia. Di mana setiap ciri sudah memberi ciri khas bagi bangsa Indonesia. Free public sphere atau ruang publik yang bebas bagi masyarakat sangat terbuka bagi masyarakat untuk menyampaikan pendapat seperti adanya kebebasan pers, berserikat atau berkumpul. Dalam proses demokratisasi, adanya keterlibatan masyarakat Pemilu atau pemilihan umum. Toleransi, dan pluralisme sudah nampak dalam kehidupan bangsa Indonesia. Masyarakat saling menghormati satu sama meskipun pandangan politik, agama, ras, sukunya berbeda. Sedangkan partisipasi sosial dan supremasi hukum pun mulai ditegakkan. Sebagai contoh, muncul peraturan perundang-undangan yang mengatur kehidupan bangsa. Namun, yang masih dipertanyakan adalah ciri keadilan sosial karena keadilan sosial ini masih dalam proses perjuangan yang panjang. Karena masih ada masyarakata yang kaya dan miskin.
2. Supremasi hukum adalah sikap atau penghargaan hukum yang dapat memberi keadilan bagia semua orang. Artinya tidak ada pengecualian untuk memperoleh kebenaran di atas hukum. Hukum harus ditegakkan dmei membentuk sebuah masyarakat beradab. Menurut hemat saya, supremasi hukum sudah mulai diterapkan di Indonesia hal itu dapat kita lihat dalam demokrasi dalam bidang politik di mana terdapat penegakkan kembali asas-asas hukum dan kepastian hukum, ada upaya untuk memberi kehidupan yang layak bagi semua warga negara, dan demokrasi dalam bidang hukum seperti pengakuan dan perlindungan HAM, serta peradilan yang bebas dan tidak memihak. Contohnya ada upaya hukum untuk mengadili pihak-pihak yang terlibat
51
dalam pembunuhan aktivis HAM Munir. Atau pembebasan para narapidana politik dan tahanan politik.
3. Sebab-sebab runtuhnya Orde Lama dan Orde Baru:- Pemerintahan yang bersifat otoriter yang terwujud dalam sistem
pemerintahan demokrasi terpimpin.- Terjadi penyimpangan ideologi, yaitu konsepsi Pancasila berubah
menjadi konsepsi Nasakom (Nasionalisme, Agama, dan Komunis)- MPRS melalui ketetapan MPRS N0. III/MPRS/1963 mengangkat Presiden
Soekarno menjadi Presiden Seumur hidup.- DPR hasil Pemilu 1955 dibubaskan oleh Presiden.- Hak budge DPR tidak berjalan dengan baik pada tahun 1960 karena
tidak mengajukan RUU APBN untuk mendapatkan persetujuan dari DPR sebelum berlakunya tahun anggaran yang bersangkutan.
- Pemimpin lembaga tertinggi negara dan lembaga tinggi negara dijadikan menteri negara, yang berarti dijadikan sebagai pembantu presiden.
- Berubanya kebijakan politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif menjadi ‘Poros Jakarta-Peking,” konfrontosi dengan Malaysia, hinga pada puncaknya, Indonesia kelaur dari keanggota PBB.
Sebab-sebab keruntuhan Orde Baru:- Demokrasi Pancasila dalam rezim ORBA masih sebatas retorika dan
gagasan, belum mendarat dalam tataran penerapan. Karena dalam praktek kenegaraan dan pemerintahan, rezim ini tidak memberi ruang bagi kehidupan demokrasi. Rezim ini ditandai dengan adanya: Dominannya peranan ABRI Birokratisasi dan sentralisasi pengambilan keputusan politik Pengebirian peran dan fungsi partai politik Campur tangan pemerintahan dalam berbagai urusan partai politik
dan publik. Massa mengambang Monopoli ideologi negara Inkorporasi lembaga non pemerintah.
- Orde Baru berupaya menanamkan keyakinan bahwa pertumbuhan ekonomi dan stabilitas politik hanya bisa dicapai dengan membatasi partisipasi politik. Pada saat bersamaan, masyarakat digiring ke pemahaman ini sebagai bagian utuh dari negara.
- Adanya program indoktrinasi Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila.
- Menghindari perbedaan pendapat berarti menciptakan harmoni.- Orde Baru kemudian tak ubanya sebagai sebuah panser pragmatisme
yang berjalan tanpa hambatan. - Karakter totalitarian yang berlalu kental. Karekter ini menjadi sesuatu
yang sangat ganjil di tengah Indonesia yang tengah berkembang pesat selama dekade 1990-an. Meningkatnya kesadaran rakyat dan munculnya kelas menengah baru membuat kian banyak orang yagn mulai sadar akan haknya.
4. Menurut hemat saya, stabilitas politik, ekonomi, dan pertahanan keamanan belum terwujud dalam setiap orde. Hal itu dapat kita lihat dalam setiap orde.Kondisi politik pada zaman Orde Lama tidak stabil karena sistem parlementer tidak berjalan dengan baik. Karena partai politik dan lembaga
52
legislatif sangat mendominasi pemerintahan. Kabinet parlamenter yang dibangun sangat rapuh sehingga usia kabinet ini tidak bertahan lama. - Terjadi penyimpangan-penyimpangan seperti penyimpangan ideologis,
pemusatan kekuasaan, mengangkat presiden seumur hidup, perubahan sikap politik dan lain sebagainya.
- Dari segi positifnya, Presiden memberlakukan kembali UUD 1945 melalui Dekrit Presiden 5 Juli 1959.
Kondisi stabilitas politik, ekonomi, pertahanan dan keamaan yang terjadi pada Orde Lama lebih stabil dengan memberi koreks terhadap penyelenggaraan pemerintahan pada rezim Orde Lama. Dalam bidang politik, pemerintahan Orde Baru berupaya menegakkan kembali asas-asas hukum dan kepastian hukum, dalam bidang ekonomi ada upaya untuk memberi kehidupan yang layak bagi semua warga, dan dalam bidang hukum terdapat pengakuan dan perlindungan HAM serta peradilan yang bebas dan tidak memihak. Namun kenyataan, praktek kenegaraan dan pemeritahan rezim Orde Baru tidak memberi ruang kepada demokrasi, membatasi partisipasi politik, pengindoktrinasian P4, menghindari perbedaan pendapat, dan aspirasi politik dikebiri, dan pembatasan dalam mengeluarkan pendapat dan kritik, karakter totalitarian sangat kental. Kondisi stabilitas politik, ekonomi, pertahanan dan keamanan pada orde reformasi sudah mulai menunjukkan pembaruan. - Adanya kebebasan pers- Kemerdekaan membentuk partai politik- Terselenggaranya pemilu yang demokratis- Pembebasan narapidana politik dan tahanan politik- Otonomi daerah- Adanya reposisi dan redefinisi TNI dalam kaitannya dengan
keberadaannya pada sebuah negara demokrasi.- Diamandemennya pasal-pasal dalam konstitusi Negara RI
5. Pelaksanaan demokrasi akan berjalan dengan baik jika terdapat payung hukum yang khusus mengaturnya karena penghargaan terhadap supremasi hukum merupakan jaminan terciptanya keadilan. Artinya demokrasi tanpa didukung oleh penghargaan terhadap tegaknya hukum akan mengarah pada dominasi mayoritas pada gilirannya menghilangkan rasa keadilan bagi bagi kelompok minoritas. Demikian pula jika partisipasi masyarakat dalam demokrasi tanpa penegakkan hukum makan membentuk masyarakat tanpa kendali. Kepastian hukum berhubungan dengan demokrasi terdapat dalam pemilihan umum seperti tata cara pemilu, kejelasan dan kepastian aturan main dalam pelaksanaan pemilu yang jurdil dan bebas, dan rahasia. Selain itu terdapat sanksi dan hukuman dalam penegakan hukum dan pelaksanaan penindakan bagi yang melanggar atas dasar kepastian aturan yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan. Kepastian pelaksanaan keadilan dalam sanksi pelanggaran, dan penghitungan suara yang jujur karena adanya kontrol masyarakat sendiri dan independsi lembaga pengawas pemilu mengenai perselisihan hasil pemilu.
6. Perbedaan nilai demokrasi menurut Blaug & Schwarzmantel dengan pemikiran Riswandha Imawan sebagai berikut: Prinsip-prinsip demokrasi menurut Blaug dan Schwarzmantel sebagai
berikut:- Kebebasan dan otonomi (freedom and autonomy)- Persamaan (equality)
53
- Perwakilan (representation)- Kekuasan mayoritas (majority rule)- Kewarganegaraan (citizenship)
Prinsip-prinsip demokrasi menurut Riswandha Imawan sebagai berikut:Menurut Riswandha, prinsip-prinsip demora yang dikehendaki oleh rakyat adalah sebagai berikut:- Demokrasi yang deliberatif (mengutamakan musyawarah)- Substantif (mengena ke akar permasalahan)- Partisipatif (melibatkan seluruh rakyat)
7. Yang menyebabkan Demokrasi Pancasila belum menunjukkan perubahan yang signifikan dalam berbagai kehidupan bangsa dan negara sebbagai berikut: Karena demokrasi Pancasila masih dimaknai sebatas arena politik.
Pendidikan politik terhadap masyarakat tidak diikuti dengan demokrasi di bidang ekonomi, sosial, dan keagamaan.
Demokrasi masih sebatas keikutsertaan masyarakat dalam Pemilu, itupun masih sebatas memilih pemimpin. Padahal demokrasi adalah wahana di mana rakyat menunjukkan kedaulatannya.
Karena kita selalu mengikuti trend demokrasi yang ada di negara-negara lain. Kita tidak pernah melihat demokrasi yang berdasarkan nilai-nilai yang berkembang dalam masyarakat.
8. Kelemahan dari sistem pemilu pada tahun 2004 untuk memilih anggota DPR karena calon wakil rakyat ditentukan oleh partai politik yang belum tentu disetujui oleh masyarakat atau rakyat. Selain itu, setiap peserta parpol dapat mengajukan calon sebanyak 120 persen dari jumlahkursi yang tersedia maka secara otomatis menguntungkan partai politik yang besar. Lalu di mana wakil rakyat yang diusulkan oleh rakyat sendiri? Itulah kelemahan dairi sistem pemilu pada tahun 2004 untuk memilih anggota DPR. Akibatnya sistem pemilihan seperti menyebabkan wakil rakyat bukan membela kepentingan rakyat tetapi justru membela kepentingan partainya.
9. Beberapa prasyarat yang menjadi dasar dan nilai bagi eksistensi masyarakat madani:a. Adanya free public sphere (ruang publik yang
bebas)Dalam ruang publik yang bebas ini masyarakat sebagai warga negara memiliki akses penuh terhadap setiap kegiatan publik. Warga negara dapat melakukan keegiatan secara merdeka seperti menyampaikan pendapat, berserikat, berkumpul dan mempublikasikan informasi kepada publik. Dengan demikian tidak terjadi pembungkaman kebebasan warga negara dalam menyalurkan aspirasnya yang berkenaan dengan kepentingan umum oleh pemerintah yang berkuasa.
b. Demokratisasi Untuk menumbuhkan demokratisasi dibutuhkan kesiapan anggota masyarakat berupa kesadaran pribadi, kesetaraan, dan kemandirian. Syarat-syarat tersebut berbanding lurus secara berimbang. Dengan demikian, mekanisme demokrasi antarkomponen bangsa, terutama pelaku politik praktis, merupakan bagian yang terpenting dalam menuju masyarakat madani.
c. Toleransi
54
Toleransi adalah kesediaan individu untuk menerima pandangan-pandangan politik dan sikap sosial yang berbeda.
d. PluralismePluralisme adaslah sikap mengakui dan menerima kenyataan masyarakat yang majemuk disertai sikap tulus bahwa kemajemukan itu bernilai positif dan merupakan rahmat Tuhan.
e. Keadilan sosialKeadilan sosial yang dimaksud adalah keseimbangan dan pembagian yang proporsional antara hak dan kewajiban setiap warga negara yang mencakup seluruh aspek kehidupan.
f. Partisipasi sosialPartisipasi sosial yang benar-benar bersih dari rekayasa merupakan awal yang baik bagi terciptanya masyarakat madani. Partisipasi sosial yang bersih dapat terjadi apabila tersedia iklim yang memungkinkan otonomi individu terjaga.
g. Supremasi hukumPenghargaan terhadap hukum merupakan jaminan terciptanya keadilan. Keadilan harus diposisikan secara netral. Artinya, tidak ada pengecualian untuk memperoleh kebenaran atas hukum.
10. Menurut hemat saya, penyusunan anggota kabinet terkesan kompromi dan “politik dagang sapi” karena pengaruh partai politik terutama partai politik yang besar. Hal ini menimbulkan proses demokrasi di negeri ini akan berjalan sangat lamban. Jika bangsa Indonesia mau menerapkan sistem demokrasi yang murni maka harus berpaling pada esensi utama demokrasi yaitu berdasarkan pilihan rakyat dan presiden terpilih memilih anggota kabinet tanpa campur tangan dari legislatif.
C. (jawaban diserahkan pada masing-masing siswa, asalkan disertai alasan yang jelas dan sesuai)
BAB 3A. Pilihan Ganda
1. a2. e3. c4. b5. a6. e7. d8. a9. b10. a
B. Esai1. Pernyataan UUD 1945 tentang keadilan sebagai berikut:
Keadilan yang dimaksud adalah memberi hak peada yang berhak menerimanya. Dalam hal ini, menurut UUD 1945 adalah rakyat yang berhak menerima apa yang menjadi haknya. Seperti pernyataan dalam pasal 34
55
UUD 1945, menyatakan ”Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara. Yang dimaksud dengan fakir miskin adalah orang yang sama sekali tidak mempunyai sumber mata pencaharian dan tidak mempunyai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pokok yang layak bagi kemanusiaan.
2. Dampak negatif penyelenggaraan pemerintahan yang tidak transparan sebagai berikut;
a. Tumbuh dan berkembangnya KKN (Korupsi, Kolusi, dsan Nepotisme) pada hampir semua aspek kehidupan yang melingkupi semua tingkatan. Mulai dari kelurahan hingga lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif.
b. Pejabat atau kepala daerah yang terpilih karena politik uang, setelah memerintah atau memegang kekuasaan akan selalu memikirkan dan menyusun strategi bagaiman modalnya bisa kembali. Akibatnya, terjadi berbapai penyunatan anggaran bagi rakyat miskin.
c. Menimbulkan kesengsaraan dan kemiskinan yang semakin dalam. Akses orang miskin terhadap fasilitas publik akan terus dikurangi.
d. Menimbulkan jurang pemisah yang begitu dalam antara si kaya dan si miskin. Akibatnya, masyarakat yang adil dan makmur semakin sulit diwujudkan. Kesenjangan ini juga menimbulkan pertikaian, yang dapat mengarah pada disintegrasi bangsa.
3. Pelaksanaan Ketetapan MPR Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dari KKN ternyata hanyalah sebatas peraturan yang hanya berfungsi sebagai slogan saja. Terbukti bahwa tingkat korupsi di Indonesia dalam kurun waktu singkat sudah sangat parah bahkan selalu menempati rangking puncak.
4. Menurut pendapat saya, kesungguhan pemerintah dalam melaksanakan Pasal 34 UUD 1945 pada dasarnya belum terlaksana dengan baik. Pemerintah tidak berhasil menciptakan kesempatan bagi masyarakat untuk mencapai tujuannya yaitu mensejahterakan mencerdaskan kehidupan bangsa. Akumulasi modal yang berputas pada segelintir orang saja pada masa Orde Baru, sedangkan pada masa Reformasi, upaya pemberantasan korupsi tidak berjalan dengan baik pula.
5. Privatisasi BUMN dilakukan pemerintah belakangan ini menurut hemat saya tidak sesuai dengan pasal 33 UUD 1945. Karena kemakmuran masyarakat sebenarnya lebih diutamakan dalam penjelasan pasal tersebut, bukan kemakmuran perorangan. Jika dilakukan privatisasi BUMN maka upaya untuk mensejahterakan rakyat semakin berkurang karena sumber untuk mensejahterakan rakyat sudah berada di pihak privat bukan pemerintah.
6. Ada kaitan erat antara birokrasi pemerintah yang akuntabel dan peningkatan pertumbuhan ekonomi. Karena akuntabilitas dalam birokrasi dimaksudkan bahwa setiap aktivitas dan penggunaan dana yang dilakukan oleh pemerintah dan pembangunan harus dapat dipertanggung jawabkan. Akuntabilitas sebagai perwujudan good governance dapat berbentuk akuntalibitas program, keuangan, dan politik. Upaya peningkatan birokrasi pemerintah yang akuntabel berkaitan erat dengan pertumbuhan ekonomi nasional sebagai pelaksanaan tanggung jawab pemerintah atas tuntutan publik, baik dalam statusnya sebagai warga negara maupun sebagai pembayar pajak. Pemerintah yang akuntabel memiliki daya tanggap yang tinggi terhadap kebutuhan dan kepentingan masyarakat. Hubungan yang erat terdapat pada pengelolaan birokrasi yang efisien dan efektif yang
56
menjadi syarat terpenting dalam penyediaan pelayanan publik yang memiliki kualitas tinggi dengan harga yang murah dan terjangkau oleh masyarakat.
7. Persamaan antara birokrasi pada zaman kolonial dan pada masa sekarang ini sebagai berikut;- Birokrasi menjadi alat dan sarana yang efektif untuk menguasai rakyat.
Birokrasi baik pemerintah kolonial maupun pemerintah Indonesia selalu mendominasi rakyat melalui kekuasaan yang disandang sehingga terbentuk hubungan yang tidak imbang antara pemerintah yang berkuasa dan rakyat yang dikuasai.
- Peranan rakyat terhadap eksistensi birokrasi pemerintah kurang memperoleh perhatian dan penekanan dalam kehidupan negara. Mereka yang menjabat memiliki kekuasaan yang tidak dimiliki oleh rakyat.
- Perilaku birokrasi selalu diwarnai dengan sikap sopan yang harus dilakukan oleh orang yang kekuasaannya lebih rendah.
- Birokrasi menjadi alat penguasa yang tidak mungkin netral dari kepentingan politik penguasa.
8. Prasyarat yang dibutuhkan untuk terwujudnya pemerintah yang transparan:a. Kontrol internal penyelenggara negara berupa penanaman keimanan
yang berdimensi akhlak atau moral individu penyelenggara negara.b. Perbaikan kontrol masyarakat. Masyarakat harus peduli terhadap
tindak korupsi yang dilakukan anggota masyarakat dan penyelenggara negara.
c. Perbaikan budaya yang kondusif, dengan cara memperbaiki budaya yang sudah rusak, misalnya budaya yang menganggap pejabat kaya raja adalah lumrah, budaya takut mengkritik, dan budaya takut mengontrol.
d. Perbaikan sistem politik yang menciptakan keterbukaan dan melibatkan kontrol masyarakat dalam penyelenggaraan negara.
9. Kaitan antara e-government dengan efisiensi jalannya pemerintahan:E-government adalah proses pemanfaatan teknologi informasi sebagai alat untuk membantu menjalankan sistem pemerintahan secara lebih efisien. Ada dua hal yang utama dalam pengertian e-government di atas yaitu penggunaan teknologi informasi (salah satunya internet) sebagai alat bantu, dan yang kedua tujuan pemanfaatannya sehingga pemerintah dapat berjalan lebih efisien. Karena dengan teknologi informasi yang seluruh proses atau prosedur yang ada di pemerintahan dapat dilalui dengan lebih cepat asal digunakan dengan tepat.
10.Parameter yang dapat dijadikan ukuran pemerintah telah mewujudkan keadilan dan kesejahteraan pada dasarnya diperulkan jaminan UU, bantuan dan rehabilitasi sosial, proses pemberian bantuan, jaring pengaman sosial, partisipasi masyarakat, transparansi, dan hak serta kewajiban dalam jaminan kesejahteraan sosial.
C. (jawaban diserahkan pada masing-masing siswa, asalkan disertai alasan yang jelas dan sesuai)
BAB 4A. Pilihan Ganda
57
1. e2. e3. c4. b5. a6. c7. a8. a9. b10.e
B. Esai
1. Hubungan internasional memiliki implikasi hak dan kewajiban negara yang melakukan hubungan karena hubungan internasional diperlukan demi kepentingan nasional yang meliputi kepentingan ekonomi, politik, sosial, budaya, pertahanan keamanan, dan kedaulatan wilayah. Konsep kepentingan nasional merupakan dasar untuk menjelaskan perilaku luar negeri suatu negara. Kepentingan nasional juga dapat dijelaskan sebagai suatu tujuan fundamental dan faktor penentu akhir yang mengarahkan para pembuat keputusan dari suatu negara dalam merumuskan kebijakan luar negerinya. Selain itu, hubungan internasional berdampak pada hak dan kewajiban negara tersebut guna memelihara perdamaian dunia yang meliputi penyelesaian konflik secara damai, dan membuat perjanjian damai.
2. Menurut hemat saya, diplomasi yang dilakukan oleh Indonesia untuk memperbaiki citra bangsa Indonesia di mata internasional adalah Indonesia harus bersifat netral, terlepas dari nilai-nilai apakah bermoral atau tidak bermoral. Penggunaan dan nilai-nilai diplomasi harus sesuai dengan tujuan, kemampuan, dan kemahiran pelaksanaan. Maka kementerian luar negeri, kedutaan besar, atau konsulat yang mewakili negara perlu melakukan pendekatan-pendekatan persuasif dengan negara-negara yang akan diadakan kerja sama. Mereka harus membangun citra atau image yang baik tentang Indonesia.
3. Yang dilakukan negara Indonesia untuk melindungi kepentingan negaranya adalah Indonesia sebaiknya menolak keterlibatan atau ketergantungan terhadap pihak luar yang dapat mengurangi kedaulatan Indonesia. Indonesia perlu memiliki sikap tegas terhadap kebijakan internasional tersebut. Selain itu, Indonesia juga bisa menentang segala bentuk kebijakan yang merugikan Indonesia sendiri.
4. Peranan ASEAN dalam penyelesaian masalah internasional saat ini sebagai berikut:a. ASEAN Regional Forum (ARF)
Keanggotaan ARFsemakin meluas, mulai dari 10 negara ASEAN, Amerika Seritak, Australia, RRC, India, Jepang, Kanada, Korea Selatan, Selandia Baru, Rusia, dan Uni Eropa, serta Papua Niugini dan Mongolia, sebagai peninjau ARF. Dalam ARF ASEAN tetap memegang peranan penting. Tujuan dari ARF ini adalah meningkatkan kerja sama politik dan keamanan di Asia Pasifik.
b. ASEAN memelopori Perjanjian Persahbatan dan Kerja sama di Asia Tenggara (TAC.
58
Pada kesempatan ini, Jepang dan Pakistan juga turut menandatangani Perjanjian Persahabatan dan Kerja Sama di Asia Tenggara (TAC) pada tanggal 2 Juli 2004. Para Menteri Luar Negeri ASEAN dalam komunike bersama mendorong negara-negara non-Asia Tenggara lailn turut menandatangani TAC.
c. Peranan ASEAN dalam masalah Asia TimurASEAN hanya dapat melakukan lobi-lobi dan diplomasi dalam momen penting negara-negara ASEAN seperti KTT Asia-Afrika dan pertemuan-pertemuan lainnya.
d. Menyelesaikan persoalan ASEAN Vegetables Oil Club (AVOC)Persoalan AVOC antara Indonesia dan Malaysia yang mengatur kesepakatan ahrga minyak kelapa sawit menjadi keruh, karena tudingan melakukan praktek kartel dan melanggar kesepakatan perdagangan bebas. Sebenarnya dalam perdangan bebas harga ditentukan mekanisme pasar. Antara asosiasi minyak sawit Indonesia dengan Malaysia tidak ada upaya mengatur harga.
5. Yang saya ketahuai tentang WTO adalah salah satu organisasi antarpemerintah yang anggotanya terdiri dari delegasi resmi pemerintah negara-negara yang berhubungan dengan perdagangan dunia. Dampaknya terhadap Indonesia, lewat organisasi perdagangan dunia, berbagai produk yang dihasilkan oleh Indonesia dapat dipasarkan atau dikenal di luar negeri. Semakin banyak orang mengenal kekayaan Indonesia dan banyak investor ingin menanamkan modalnya di Indonesia. Selain itu, banyak produk-produk dari luar negeri bebas diperdagangkan di Indonesia. Namun di sisi lain, dengan adanya era perdagangan dunia ini, produk-produk Indonesia kadang-kadang kalah saing dengan produk-produk dari luar negeri. Dan juga orang-orang Indonesia mulai merasa gengsi kalau menggunakan produk dalam negeri. Mereka merasa menggunakan produk luar negeri lebih bermutu daripada produk dalam negeri. Jadi pengaruh WTO di satu sisi membawa dampak positif tetapi di sisi lain membawa dampak negatif.
6. Tahap-tahap perjanjian internasional selalu berpedoman pada Konvensi Wna 1969 tentang Hukum Perjanjian Internasional. Dalam Konvensi itu disebutkan tahapan dalam pembuatan perjanjian internasional, baik perjanjian bilateral maupun perjanjian multilateral. Tahap-tahap perjanjian internasional sebagai berikut:
a. Perundingan (Negotiation)Perundingan merupakan perjanjian tahap pertama antarpihak/negara tentang objek tertentu. Jika belum pernah ada perjanjian yang dibuat oleh subjek yang akan membuat perjanjian, maka terlebih dahulu diadakan penjajakan (survei) atau pembicaraan pendahuluan oleh masing-masing pihak yang berkepentingan. Pada tahap negosiasi atau perundingan dapat diwakili oleh pejabat dengan menunjukkan surat kuasa penuh (fullpowers). Negosiasi bisa dilakukan oleh kepala negara, kepala pemerintahan, menteri luar negeri, atau duta besar. Jika ada kepercayaan dan kesepakatan maka ditindak lanjuti dengan tahapan kedua.
b. Penandatanganan (Signature)Untuk perjanjian yang bersifat bilateral, perjanjian internasional biasanya dilakukan oleh para menteri luar negeri (menlu) atau kepala pemerintahan. Untuk perjanjian multilateral, penandatangan teks perjanjian sudah dianggap sah jika 2/3 suara peserta yang hadir
59
memberikan suara, kecuali jika ditentukan lain. Namun, perjanjian belum dapat diberlakukan oleh masing-masing negara, sebelum diratifikasi oleh masing-masing negara.
c. Pengesahan (Ratification)Penandatangan atas perjanjian hanya bersifat sementara dan masih harus dikuatkan dengan pengesahan atau penguatan. Inilah yang siebut dengan ratifikasi. Ratifikasi merupakan suatu cara yang sudah melembaga dalam kegiatan perjanjian internasional. Adanya ratifikasi memberi keyakinan pada lembaga-lembaga perwakilan rakyat bahwa wakil yang menandatangani suatu perjanjian tidak melakukan hal-hal yang bertentangan dengan kepentingan umum dan tidak merugikan rakyatnya. Suatu negara mengikatkan diri pada suatu perjanjian dengan syarat apabila telah disahkan oleh badan yang berwenang di negaranya. Contoh perjanjian internasional Indonesia dengan negara lain yang sudah diratifikasi:- Kerja sama RI – Kanada dalam bidang pembangunan. Kerja sama
dengan Pemerintah Kanada meliputi proyek-proyek bantuan teknik dan buka merupakan proyek-proyek konstruksi atua pengadaan peralatan. Oleh karena itu, komponen pengiriman tenaga ahli dan studi kebijaksanaan/seminar cukup besar.
- Kerja sama RI – RRC dalam bidang pertanian. Kerja sama bilateral bidang pertanian (termasuk perikanan) dengan RRC didasari oleh beberapa kesepakatan seperti Minutes of Talk, Record of Discussion of the First Meeting between Indonesia and the People’s Republic of China on Fisheries Issue dan lain sebagainya.
- Kerja sama dengan pemerintah Iran terutama dalam bidang kebudayaan dan pariwisata.
- Kerja sama Kanada dengan beberapa negara ASEAN.- RI – ASEAN- Arab Saudi dengan negara-negara Teluk.
7. Menurut hemat saya, masuk menjadi anggota PBB bukan merupakan syarat mutlak bagi Indonesia untuk eksis dalam pergaulan internasional. Sebagai contoh pada masa pemerintahan Presiden Soekarno, negara Indonesia masih tetap eksis melakukan kerja sama dengan negara-negara lain. Indonesia masih bekerja sama dengan Filipina, Singapura, dan negara-negara lain. Selain itu, keterlibatan PBB akhir-akhir ini dipertanyakan setelah Amerika melakukan invansi ke Irak. Amerika sebagai salah satu negara anggota PBB tidak menjaga perdamaian tetapi bahkan menciptakan peperangan yang berkepanjangan di Irak.
8. Organisasi internasional nonpemerintah yang saya ketahui adalah Palang Merah Internasional (PMI). Organisasi ini biasanya bergerak di bidang kemanusiaan ketika terjadi bencana di sebuah negara. Organisasi selalu siap membantu negara yang mengalami bencana tersebut. Biasanya organisasi ini bergerak dalam bidang kemanusiaan. Mereka menolong atau membantu orang-orang yang terkena bencana. Orang-orang yang masuk dalam organisasi ini dilindungi oleh lembaga yang berwewenang.
9. Kerja sama internasional antara Indonesia dan Iran terjadi dalam bidang kebudayaan dan pariwisata. Cultural Agreement ditandatangani pada tanggal 27 April 1971. Draft kerja sama itu dibuat kembali dan ditandatangani kembali pada tanggal 10 Mei 2006 pada saat Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad berkunjung ke Indonesia. Penandatanganan draf
60
dilakukan oleh Sekjen Depbudpar, Dr. Sapta Nirwandar, serta Deputi Menteri untuk Asia Pasifik dan CIS dari Kementerian Luar Negeri Iran, Mehdi Safari. Untuk bidang kepariwisataan, kerja sama dituangkan dalam MoU on Tourism yang pernah ditandatangani pada atangal 16 Desember 2002. Sebagai tindak lanjut, dibentuklah The First Working Group Meeting on Tourism between Indonesia-Iran yang hasilnya dituangkan dalam bentuk Minutes of Meeting yang ditandatangani pada tanggal 8 Februari 2006. Pertemuan Menbudpar dengan Presiden Iran menghasilkan kesepakatan-kesepakatan berikut:a. Dalam Working Group Meeting telah dibicarakan upaya-
upaya peningkatan kerja sama bidang kebudayaan dan pariwisata.b. Hubungan baik selama ini diharapkan dapat ditingkatkan dari
hubungan kerja sama bilateral menjadi kerja sama regional dan internasional.
c. Pemerintah Iran menyampaikan ucapan terimakasihnya atas dukungan Pemerintah Indonesia terhadap usaha Iran memperoleh haknya dalam pembangunan ilmu pengetahuan.
d. Indonesia dan Iran sepakat untuk mengembangkan kerja sama investasi di bidang spa dan pembuatan film.
e. Pemerintah Iran berharap agar Pemerintah Indonesia dapat memberikan fasilitas visa terhadap wisatawan Iran yang berkunjung ke Indonesia, sebagaimana yang telah Pemerintah Iran berikan kepada wisatawan Indonesia yang berkunjung ke Iran. Menbudpar menampung permintaan tersebut dan menginstruksikan pada unit-unit terkait untuk disampaikan pada instansi yang berwenang.
f. Wakil presiden Iran mengundang Menbudpar untuk berkunjung ke Iran.
10.Menurut pendapat saya, hubungan kerja sama di antara enam negara tersebut harus diterapkan secara serius lewat penegakan hukum. Jika tidak maka human trafficking akan terus berlanjut. Maka yang harus dilakukan oleh keenam negara dan pemerintah tersebut membentuk sebuah perjanjian yang harus diaplikasikan dalam kehidupan bersama.
C. (jawaban diserahkan pada masing-masing siswa, asalkan
disertai alasan yang jelas dan sesuai)
BAB 5A. Pilihan Ganda
1. c2. b3. e4. c 5. a6. c7. c8. c9. c10.a
B. Esai
61
1. Tiga macam perjanjian yang telah menjadi hukum internasional yang bersifat umum antara lain:a. Negara
Negara merupakan subjek hukum internasional dalam arti yang klasik. Artinya, semenjak lahirnya hukum internasional, negara sudah diakui sebagai subjek hukum internasional. Bahkan , hingga sekarang pun, masih ada anggapan bahwa hukum internasional pada hakikatnya adalah hukum antar negara.
b. Takhta SuciTakhta Suci (Vatikan) merupakan subjek hukum internasional. Hal ini merupakan peninggalan sejarah masa lalu. Ketika itu, Paus bukan hanya merupakan kepala Gereja Roma, tetapi memiliki pula kekuasaan duniawi. Hingga sekarang, takhta suci mempunyai perwakilan diplomatik di banyak ibukota negara. Takhta suci merupakan suatu subjek hukum dalam arti yang penuh. Ia mempunyai kedudukan sejajar dengan negara.
c. Palang Merah InternasionalPalanga Merah Internasional mempunyai tempat tersendiri dalam sejarah hukum internasional. Kedudukan Palang Merah Internasional sebagai subjek hukum internasional, lahir karena sejarah masa lalu. Pada umumnya, kini Palang Merah Internasional diakui sebagai organisasi internasional yang memiliki kedudukan sebagai subjek hukum internasional, walaupun ruang lingkupnya terbatas.
2. Indonesia sebenarnya, tidak berhak kehilangan kehilangan Pulau Sipadan dan Ligitan hanya karena kepatuhan Indonesia pada hukum internasional yang telah mengatur perbatasan tersebut. Jika Indonesia dapat membuktikan catatan sejarah atau budaya, posisi strategis, atau sumber daya ekonomi, misalnya adanya minyak bumi atau air tanah maka Indonesia tidak perlu kehilangan Pulau Sipadan dan Ligitan.
3. Indonesia berhak memiliki Blok Ambalat dan memanfaatkan sumber daya alam yang terdapat di dalamnya karena dilihat dari posisi, batas, dan sumber daya alamnya, Blok Ambalat termasuk dalam wilayah negara Indonesia. Maka Indonesia berhak memiliki Blok Ambalat.
4. Jika terjadi pergeseran patok pada batas wilayah darat antara RI dan Malaysia, maka kasus tersebut termasuk sengketa teritorial karena suatu negara Malaysia mengkalim sebuah wilayah itu berada di wilayahnya. Jenis sengketa ini sering terjadi karena alasan budaya dan sejarah. Kelompok budaya tertentu mungkin telah menempati sebuah daerah dalam jangka waktu yang lamadan mendasarkan klaim mereka atas wilayah tersebut.
5. Perbedaan antara hukum publik internasional dan hukum privat internasional:a. Hukum publik internasional adalah kumpulan peraturan
hukum yang mengatur tentang hubungan antarnegara merdeka dan berdaulat. Hukum publik internasional disebut juga hukum antarnegara atau hukum internasional.
b. Hukum privat (perdata) internasional, adalah ketentuan-ketentuan yang mengatur hubungan hukum antara seseorang dan orang lain yang berlainan warga negaranya dalam sebuah negara yang
62
berkenan dengan keperdataan. Hukum privat (perdata) internasional dikenal juga dengan istilah hukum antarbangsa.
6. Hukum internasional begitu penting untuk mengatur hubungan antarnegara karena secara langsung dapat memberikan penyelesaian dalam suatu masalah hukum internasional.
7. Hukum internasional harus memperhatikan batas-batas teritorial suatu negara artinya negara melaksanakan hukum bagi semua orang dan semua barang yang ada di wilayahnya. Jadi, terhadap semua barang atau orang yang berada di luar wilayah tersebut, berlaku hukum asing (internasional) sepenuhnya.
8. Kawasan Asia Pasifik lebih stabil bila dibandingkan dengan kawasan Timur Tengah karena sengketa mengenai batas negara yang muncul ketika suatu negara mengklaim daerah di suatu negara yang berdekatan karena hal-hal tertentu yang dimiliki oleh daerah tersebut. Hal tersebut meliputi catatan sejarah atau budaya, posisi strategis, atau sumber daya ekonomi, misalnya adanya minyak bumi atau air tanah. Misalnya, sengketa antara Israel dan Palestina, antara Israel dan Lebanon dan lain sebagainya. Sengketa seperti ini membuat wilayah atau kawasan Timur Tengah menjadi tidak stabil. Sedangkan kawasan Asia Pasifik lebih stabil karena batas wilayah, budaya, dan sumber daya alam jelas dibatasi secara jelas dan pasti. Semuanya dilakukan lewat perjanjian yang tegas.
9. Perdamian dunia dapat menciptakan kemakmuran dan penghapusan kemiskinan di dunia jika semua umat manusia saling menghormati, hidup berdampingan dengan damai berdasarkan persamaan derajat. Dalam sudut pandang ilmu kewarganegaraan, yang juga merupakan hukum diplomatik, prinsip-prinsip hidup berdampingan secara damai berdasarkan persamaan derajat adalah menghormati kedaulatan negara lain, tidka mencampuri urusan dalam negera lain, dan saling bekerja sama dalam berbagai bidang kehidupan. Keadaan seperti ini akan memungkin semua warga dunia bisa menciptakan kehidupan yang lebih layak dan dengan demikian kemiskinan di dunia bisa diminimalisir atau dikurangi.
10.Terorisme dianggap sebagai kejahatan yang lintas batas negara karena dewasa ini aksi terorisme yang semakin mengancam keamanan negara dan penggunaan senjata nuklir. Negara-negara di dunia, terutama Perserikatan Bangsa-Bangsa, perlu menahan diri untuk tidak mengorganisasi, menganjurkan, membantu, mengambil inisiatif, atau berperang dalam aksi-aksi terorisme. Karena perang terhadap terorisme harus dilakukan secara hati-hati karena masih banyak negara yang tidak peduli terhadap kejahatan terorisme.
C. jawaban diserahkan pada masing-masing siswa, asalkan disertai alasan yang jelas dan sesuai)
63