bab 3 xi pkn

62
BAB 3 Keterbukaan dan Keadilan dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

Upload: mira-herdhani

Post on 23-Jun-2015

567 views

Category:

Documents


19 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 3 xi pkn

BAB 3

Keterbukaan dan Keadilan dalam

Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

Page 2: Bab 3 xi pkn

Created by :1. MIRA HERDHANI (20)2. M. FIRMAN N. (21)

XI IPA 2

SMA N 1 PURWODADI 2012 / 2013

Page 3: Bab 3 xi pkn

Standar Kompetensi3. Sikap keterbukaan dan keadilan dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara

Kompetensi Dasar3.1 Mendeskripsikan pengertian dan pentingnya

keterbukaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

3.2 Menganalisis dampak penyelenggaraan pemerintah yang tidak transparan.3.3 Menunjukkan sikap keterbukaan dan keadilan

dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Page 4: Bab 3 xi pkn

Pentingnya keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

Pengertian

Ciri keterbukaan

Jaminan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

Macam keadilan

Keadilan

Keterbukaan

Page 5: Bab 3 xi pkn

KeterbukaanKeterbukaan merupakan perwujudan sikap jujur, rendah hati, adil, serta mau menerima pendapat dan kritik orang lain.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,

keterbukaan berarti hal terbuka, perasaan toleransi, dan hati-hati serta merupakan landasan untuk berkomunikasi.

Page 6: Bab 3 xi pkn

Kamus Umum Bahasa Indonesia, “adil” artinya kejujuran, kelurusan, keikhlasan yang tidak berat sebelah

Keadilan mengandung pengertian sebagai suatu hal yang tidak berat sebelah atau tidak memihak dan tidak sewenang-wenang.

Page 7: Bab 3 xi pkn

Ensiklopedi Indonesia menyebutkan kata ‘adil’ (bahasa arab) mengandung pengertian :

o Tidak berat sebelah atau tidak memihak ke salah satu pihak.

o Memberikan sesuatu kepada setiap orang sesuai dengan hak yang harus diperolehnya.

o Mengetahui hak dan kewajiban, mengerti mana yang benar dan mana yang salah, bertindak jujur dan tepat menurut peraturan atau syarat dan rukun yang telah ditetapkan.

o Orang yang berbuat adil adalah kebalikan dari orang fasiq.

Page 8: Bab 3 xi pkn

Menurut Plato, keadilan dibedakan menjadi 2, yakni :

Keadilan MoralSuatu perbuatan yang dapat dikatakan adil secara moral jika telah mampu memberikan perlakuan yang seimbang antara hak dan kawajibannya.

Keadilan ProseduralSuatu perbuatan dikatakan adil secara prosedural jika seseorang telah mampu melaksanakan perbuatan adil berdasarkan tata cara yang telah ditetapkan.

Page 9: Bab 3 xi pkn

Thomas Hobbes, keadilan adalah suatu perbuatan yang didasarkan pada perjanjian yang telah disepakati.

Panitia Ad-hoc MPRS 1966Keadilan dibagi menjadi 2, yaitu : Keadilan Individual

Yaitu keadilan yang bergantung pada kehendak baik atau kehendak buruk masing-masing individu.

Keadilan Sosialyaitu keadilan yang pelaksanaannya tergantung pada struktur yag terdapat dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, dan ideologi.

Page 10: Bab 3 xi pkn

Ciri-ciri Keterbukaan1) Terbuka (transparan) dalam proses maupun pelaksanaan kebijakan

publik.2) Menjadi dasar atau pedoman dalam dialog dan berkomunikasi.3) Berterus terang dan tidak menutupi kesalahan dirinya maupun yang

dilakukan orang lain.4) Tidak merahasiakan sesuatu yang berdampak pada kecurigaan orang

lain.5) Bersikap hati-hati dan selektif (chek and recheck) dalam menerima dan

mengolah informasi dari mana pun sumbernya.6) Toleransi dan tenggang rasa terhadap orang lain.7) Mau mengakui kelemahan atau kekurangan dirinya atas segala yang

dilakukan.8) Sangat menyadari keberagaman dalam berbagai bidang kehidupan.9) Mau bekerja sama dan menghargai orang lain.10) Mau dan mampu beradaptasi dengan berbagai perubahan yang terjadi.

Page 11: Bab 3 xi pkn

Sikap terbuka dan transparan sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Untuk mewujudkan sikap terbuka atau transparan diperlukan kondisi sebagai berikut :

• Terwujudnya nilai-nilai agama dan nilai-nilai budaya bangsa sebagai sumber etika dan moral.

• Terwujudnya sila Persatuan Indonesia yang merupakan sila ketiga dari Pancasila sebagai landasan untuk mempersatukan bangsa.

• Terwujudnya penyelenggara negara yang mampu memahami dan mengelola kemajemukan secara baik dan adil.

• Pulihnya kepercayaan masyarakat kepada penyelanggara negara dan antar sesama masyarakat sehingga dapat menjadi landasan kerukunan dalam hidup bernegara.

Page 12: Bab 3 xi pkn

Adil adalah sendi pokok di dalam soal hukum. Setiap orang di mana pun negaranya harus merasakan keadilan. Perbedaan tingkat dan kedudukan sosial, perbedaan derajat dan keturunan tidak boleh dijadikan alasan untuk memperbedakan hak seseorang di hadapan hukum, baik hukum Tuhan maupun hukum yang dibuat manusia.

Page 13: Bab 3 xi pkn

MENURUT ARISTOTELES TERDAPAT 5 JENIS KEADILAN

Keadilan Komutatif : yaitu perlakuan terhadap seseorang dengan tidak melihat jasa yang diberikannya.

Keadilan Distributif : yaitu perlakuan terhadap seseorang dengan jasa yang

telah diberikannya.

Keadilan Kodrat Alam : yaitu memberi sesuatu sesuai dengan yang diberikan

orang lain kepada kita

Keadilan Konvensional : yaitu jika seorang warga negara telah mentaati peraturan

perundang-undangan yang telah dikeluarkan.

Keadilan Perbaikan : yaitu jika seseorang telah berusaha memulihakan mana baik

orang lain yang telah tercemar.

Keadilan Perbaikan

Page 14: Bab 3 xi pkn

Tuntutan Keadilan

Dalam Arti Formal

Dalam Arti Material

Bahwa keadilan menuntut agar hukum berlaku secara umum. Semua orang dalam situasi yang sama diperlakukan secara sama. Dengan kata lain, hukum tidak mengenal pengecualian. Oleh karena itu, di hadapan hukum, kedudukan orang adalah sama. Inilah yang disebut dengan “ KESAMAAN KEDUDUKAN”

Bahwa hukum harus adil. Adil disini adalah yang dianggap oleh masyarakat. Jadi bukan bukan sekedar secara formal seperti apa yang tertulis. Itulah sebab perlunya penyesuaian antara keputusan sidang dan penilaian masyarakat.

Page 15: Bab 3 xi pkn

Asas Umum Penyelenggaraan Pemerintahan yang Baik

Asas Kepastian Hukum

Asas Meniadakan Akibat Suatu Keputusan yang

BatalAsas Keseimbangan

Asas Bertindak Cermat

Asas Perlakuan yang JujurAsas Kesamaan

Asas Larangan Kesewenang-wenangan

Asas Larangan Penyalahgunaan

wewenang

Asas penyelenggaraan kepentingan umum

Page 16: Bab 3 xi pkn

Aspek Kepastian HukumAsas yang menghendaki agar sikap dan keputusan pejabat administrasi negara yang mana pun tidak boleh menimbulkan keguncangan hukum atau status hukum.Aspek KeseimbanganAsas yang menyatakan bahwa tindakan disiplin yang dijatuhkan oleh pejabat administrasi negara harus seimbang dengan kesalahan yang dibuatnya.Aspek KesamaanDalam asas ini dinyatakan bahwa pejabat administrasi negara menjatuhkan keputusan tanpa pandang bulu.

Page 17: Bab 3 xi pkn

Asas Larangan Kesewenang-WenanganKeputusan sewenang-wenang adalah keputusan yang tidak mempertimbangkan semua faktor yang relevan secara lengkap dan wajar sehingga secara akal kurang susuai. Asas Larangan Penyalahgunaan Wewenang Menyatakan bahwa penyalahgunaan wewenang terjadi bilamana suatu wewenang dipergunakan untuk tujuan yang menyimpang dari apa yang telah ditetapkan. Asas Bertindak CermatJika pejabat admimistrasi negara telah mengambil keputusan dengan kurang hati-hati sehingga menimbulkan kerugian bagi masyarakat.

Page 18: Bab 3 xi pkn

Asas Perlakuan yang JujurMenghendaki adanya pemberian kebebasan yang seluas-luasnya kepada masyarakat untuk kebenaran. Asas Meniadakan Akibat Suatu Keputusan yang BatalDalam asas ini dimaksudkan bahwa keputusan Centrale Raad va Baroep, 20 September 1920 tentang seorang pegawai yang berdasarkan Peradilan Kepegawaian (Amotenarengerecht) tingkat pertama diberhentikan, tetapi oleh peradilan tingkat banding putusan pemberhentian dibatalkan. Asas Penyelenggaraan Kepentingan UmumDalam asas ini tindakan aktif dan positif dari pejabat administrasi negara adalah penyelenggaraan kepentingan umum.

Page 19: Bab 3 xi pkn

Peraturan Perundang-Undangan Mengenai Jaminan Keadilan Bagi Warga Negara

Undang-Undang Dasar 1945 :1. Bidang Hukun dan Pemerintahan

(pasal 27)2. Bidang Politik (pasal 28)3. Bidang HAM (pasal 28 A – 28 J)4. Bidang Keagamaan (pasal 29)5. Bidang Pertahanan Negara (pasal

30)6. Bidang Pendidikan dan

Kebudayaan (pasal 31 dan 32)7. Bidang Kesejahteraan Sosial

(pasal 33 dan 34)

Undang-Undang :1. UU No. 8 Th. 1981 tentang KUHP2. UU No. 14 Th. 1985 tentang MA3. UU No. 35 Th. 1999 tentang Kekuasaan Kehakiman4. UU No. 39 Th. 1999 tentang HAM5. UU No. 26 Th. 2000 tentang Pengadilan HAM6. UU No. 31 Th. 2002 tentang Partai Politik

Page 20: Bab 3 xi pkn

Sikap keterbukaan yang dituntut kepada aparat penegak hukum adalah adanya transparansi, akuntabilitas, dan profesionalisme dalam bekerja serta hasil kinerja yang optimal. Jika suatu negara memiliki aparat penegak hukum yang melakukan tindakan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN), makanegara itu akan terjerumus dalam keterpurukan pemerintah mabokrasi atau dalam istilah Polybios disebut okhlokrasi. Pemerintahan okhlokrasi digambarkansebagai suatu pemerintahan yang banyak diwarnai dengan kekacauan, kebobrokan, dan korupsi yang merajalela sehingga hukum dan keadilan sulit ditegakkan.jika keadaan tersebut tidak segera diperbaiki maka akan muncul krisis kepercayaan masyarakat.

Page 21: Bab 3 xi pkn

Dampak Penyelenggaraan

Pemerintahan yang Tidak Transparan

Karakteristik Pemerintahan

Dampak Pemerintahan

yang Tidak Transparan

Pengertian Pemerintah dan Pemerintahan

Konsepsi Pemerintahan (Governance)

Kepemerintahan yang Baik (Good

Governance)

Aktor dalam Kepemerintahan

Page 22: Bab 3 xi pkn

Istilah pemerintahan (government) dapa

dibedakan dengan pemerintahan(governing).

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata

pemerintah berarti lembaga atau orang yang

bertugas mengatur dan memajukan negara

dengan rakyatnya.

Sedangkan pemerintahan adalah hal cara,

hasil kerja memerintah, mengatur negara

dengan rakyatnya.

Page 23: Bab 3 xi pkn

Pemerintah

Dalam Arti Luas

Dalam Arti Sempit

Adalah suatu pemerintahan yang berdaulat sebagai gabungan semua badan atau lembaga kenegaraan yang berkuasa dan memerintah di wilayah suatu negara, meliputi badan eksekutif, legislatif, dan yudikatif.

Adalah suatu pemerintahan yang berdaulat sebagai badan atau lembaga yang mempunyai wewenang melaksanakan kebijakan negara (eksekutif) yang terdiri dari presiden, wapres, dan para menteri (kabinet)

Page 24: Bab 3 xi pkn

Karakteristik Pemerintahan dalam Masyarakat Modern

• KompleksitasDalam menghadapi kondisi yang kompleks, pola penyelenggaraan pemerintah perlu ditekankan pada fungsi koordinasi dan komposi.

• DinamikaDalam hal ini pola pemerintahan yang dapat dikembangkan adalah pengaturan atau pengendalian dan kolaborasi ( pola interaksi saling mengendalikan di antara berbagai aktor yang terlibat atau kepentingan dalam bidang tertentu).

• KeanekaragamanMasyarakat dengan berbagai kepentingan yang beragam dapat diatasi dengan pola penyelenggaraan pemerintah yang menekankankan pengaturan (regulation) dan integrasi atau keterpaduan (integration).

Page 25: Bab 3 xi pkn

Konsepsi Kepemerintahan (Governance)

Koiman Kepemerintahan lebih merupakan serangkaian proses interaksi sosial politik antara pemerintah dengan masyarakat dalam berbagai bidangyang berkaitan dengankepentingan masyarakat dan intervensi pemerintah atas kepentingan tersebut.

Pinto Istilah governance mengandung arti : praktik penyelenggaraan kekuasaan dan

kewenangan oleh pemerintah dalam pengelolaan urusan pemerintahan secara umum, dan pembangunan ekonomi .

Page 26: Bab 3 xi pkn

FOKUS :Istilah governance tidak hanya berarti kepemerintahan sebagai suatu kegiatan, tapi juga mengandung arti kepengurusan, pengelolaan, pengarahan, pembinaan, penyelenggaraan, dan bisa juga diartikan pemerintahan. Oleh sebab itu muncul istilah lain seperti : public governance, private governance, corporate governance, dan banking governance.

Page 27: Bab 3 xi pkn

Aktor-Aktor dalam Kepemerintahan

Negara dan PemerintahanMerupakan keseluruhan lembaga politik dan sektor publik. Peran dan tanggung jawabnya adalah di bidang hukum, pelayanan publik, desentralisasi, transparansi umum, dan pemberdayaan masyarakat.

Sektor WisataYaitu perusahaan swasta yang aktif dalam interaksi sistem pasar, seperti : industri, perdagangan, perbankan, dan koperasi sektor informal.

Masyarakat MadaniKelompok masyarakat yang berinteraksi secara sosial, politik, dan ekonomi. Dalam konteks kenegaraan masyarakat merupakan subjek pemerintahan.

Page 28: Bab 3 xi pkn

Wujud Pemerintahan yang Baik (good governance) adalah penyelenggaraan pemerintahan negara yang solid dan bertanggung jawab, serta efisien dan efektif, dengan mensinergiskan interaksi yang konstruktif di antara domain-domain negara, sektor swasta, dan masyarakat (society).

Page 29: Bab 3 xi pkn

Pemerintahan yang Baik Berorientasi pada 2 Hal, yakni : Orientasi ideal negara yang diarahkan pada

pencapaian tujuan nasional, yaitu mengacu pada demokratisasi dengan elemen : legitimacy, accountability, otonomi, dan devolusi (pendelagasian wewenang) kekuasaan kepada daerah dan adanya mekanisme kontrol oleh masyarakat

Pemerintahan yang berfungsi secara ideal, yaitu secara efektif dan efisien melakukan upaya pencapaian tujuan nesional. Hal ini tergantung pada sejauh mana pemerintah memiliki kompetensi, struktur, dan mekanisme politik serta administratif yang berfungsi secara efektif dan efisien.

Page 30: Bab 3 xi pkn

Aspek – Aspek Good Governance Hukum / Kebijakan, merupakan aspek yang

ditujukan pada perlindungan kebebasan. Administrative competence and transparency,

yaitu kemampuan membuat perncanaan dan melakukan implementasi secara efisien, kemampuan penyederhanaan organisasi, penciptaan disiplin, dan model administratif keterbukaan informasi.

Desentralisasi, yaitu desentralisasi regional dan dekonsentrasi dalam departemen.

Penciptaan pasar yang kompetitif, yaitu penyempurnaan mekanisme pasar, peningkatan peran pengusaha kecil, dan segmen lain dari sektor swasta, deregulasi dan kemampuan pemerintah melakukan kontrol terhadap makro ekonomi.

Page 31: Bab 3 xi pkn

Karakteristik Kepemerintahan yang Baik Menurut UNDP

(1997)

Transparan

Daya Tanggap

Aturan Hukum

Berorientasi

Akuntabilias

Saling Ketekaitan

Berkeadilan

Partisipasi

Efektifitas & Efisiensi

Bervisi Strategis

Page 32: Bab 3 xi pkn

Asas Umum Pemerintahan yang Baik Menurut UU No. 28 Tahun 1999

Asas Akuntabilitas

Asas Profesionalitas

Asas Proporsionalitas

Asas Keterbukaan

Asas Kepentingan Umun

Asas Tertib Penyelenggara Negara

Asas Kepastian Hukum

Page 33: Bab 3 xi pkn

Asas Kepastian HukumYaitu asas dalam negara hukum yang mengutamakan landasan peraturan perundang-undangan, kepatutan, dan keadilan dalam setiap kebijakan penyelenggaraan negara.

Page 34: Bab 3 xi pkn

Asas Tertib Penyelenggara NegaraAdalah asas yang menjadi landasan keteraturan, keserasian, dan keseimbangan dalam pengendalian penyelenggaraan negara.

Page 35: Bab 3 xi pkn

Asas Kepentingan UmunAdalah asas yang mendahulukan kesejahteraan umum dengan cara yang aspiratif, akomodaatif, dan selektif.

Page 36: Bab 3 xi pkn

Asas KeterbukaanAdalah asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif, tentang penyelenggaraan negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan, dan rahasia negara.

Page 37: Bab 3 xi pkn

Asas ProporsionalitasYaitu asas yang mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban penyelenggara negara.

Page 38: Bab 3 xi pkn

Asas ProfesionalitasYaitu asas yang mengutamakan keahlian yang berlandaskan kode etik dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Page 39: Bab 3 xi pkn

Asas AkuntabilitasAdalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir kegiatan penyelenggara negara harus dapat dipertanggung jawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemengang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Page 40: Bab 3 xi pkn

Pemerintah merupakan organ

negara yang berfungsi sebagai

pengatur kehidupan

dalam negara demi

tercapainya tujuan

negara. Untuk mencapai tujuan

negara itulah diperlukan adanya

pemerintah yang

transparan.

Suatu pemerintahan dikatakan transparan

atau terbuka jika aliran informasi yang

berhubungan dengan kepemerintahannya bisa diakses oleh publik yang

membutuhkan. Tanpa keterbukaan, suatu

pemerintah cenderung akan menuju ke

pemerintahan yang korup, otoriter, dan

diktator.

Page 41: Bab 3 xi pkn

Faktor – Faktor Penyebab Pemerintahan yang Tidak Transparan

Kekuasaan Moralitas Sosial-

EkonomiPolitik & Hukum

Page 42: Bab 3 xi pkn

Kekuasaan Penguasa ingin mempertahankan

kesuasaannya sehingga melakukan perbuatan “menghalalakan segala cara” demi mengejar ambisi dan tujuan politiknya.

Peralihan kekuasaan yang sering menimbulkan konflik, pertumpahan darah, dan dendam antar kelompok di amsyarakat.

Pemerintah mengabaikan proses demokratisasi, sehingga rakyat tidak dapat menyalurkan aspirasinya.

Page 43: Bab 3 xi pkn

Moralitas Terabaikannya nilai-nilai agama dan nilai-nilai

luhur budaya bangsa sebagai sumber etika sehingga melahirkan perbuatan tercela antara lain berupa ketidakkadilan, pelanggaran hukum, dan pelanggaran HAM.

Page 44: Bab 3 xi pkn

Sosial-Ekonomi Sering terjadinya konflik sosial sebagai

konsekuensi keberagaman suku, agama, ras dan golongan yang tidak dikelola dengan baik dan adil.

Perilaku ekonomi yang sarat dengan praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme serta berpihak pada sekelompok pengusaha besar.

Page 45: Bab 3 xi pkn

Politik dan Hukum Sistem politik yang otoriter sehingga para

pemimpinnya tidak mampu lagi menyerap aspirasi dan memperjuangkan kepentingan masyarakat.

Hukum telah menjadi alat kekuasaan sehingga pelaksanaannya banyak bertentangan dengan prinsip-prinsip, termasuk hak warga negara di depan hukum.

Page 46: Bab 3 xi pkn

Dampak Khusus Penyelenggaraan Pemerintahan yang Tidak Transparan

• Rendahnya atau bahkan tidak adanya kepercayaan warga negara tehadap pemerinthahan.

• Rendahnya pertisipasi warga negara terhadap kebijakan-kebijakan yang dibuat pemerintah.

• Sikap apatis warga negara dalam mengambil inisiatif dan peran yang berkaitan dengan kebijakan publik.

• Jika warga negara apatis, ditunjang kekuasaan rezim yang kuat dan lemahnya fungsi legislatif KKN akan merajalela dan mendarah daging.

• Krisis moral dan akhlak yang akan berdampak pada ketidakadilan, pelanggaran hukum, dan HAM.

Page 47: Bab 3 xi pkn

Dampak paling besar terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang tidak transparan adalah

KORUPSI.

Page 48: Bab 3 xi pkn

Menurut MTI (Masyarakat Transparansi Internasional)

Korupsi merupakan perilaku pejabat, baik politisi, maupun pegawai negeri yang, yang secara tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri atau memperkaya mereke yang dekat dengannya dengan menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan kepada mereka.

Page 49: Bab 3 xi pkn

Sebab – Sebab Korupsi Menurut Pendapat para Ahli

Sarlito W. Sarwono• Dorongan dari dalam

diri sendiri (seperti keinginan, hasrat, kehendak, dan lain-lain).

• Rangsangan dari luar (seperti dorongan teman, adanya kesempatan, kurang kontrol, dll).

Andi Hamzah• Kurangnya gaji pegawai negeri dibandingkan dengan kebutuhan makin meningkat.• latar belakang kebudayaan atau kultur indonesia yang merupakan sumber atau sebab meluasnya korupsi.•Manajemen yang kurang baik dan kontrol yang kurang efektif• dan efisien yang memberikan peluang orang untuk korupsi.•Modernisasi pengembangan korupsi.

Page 50: Bab 3 xi pkn

Ciri-Ciri Korupsi

• Melibatkan lebih dari satu orang.• Pelaku tidak terbatas pada oknum pegawai pemerintah,

tetapi juga pegawai swasta.• Sering digunakan bahasa “sumir” untuk menerima uang

sogok, yaitu : uang kopi, uang rokok, uang semir, dsb.• Umumnya bersifat rahasia, kecuali jika sudah membudaya.• Melibatkan elemen kewajiban dan keuntungan timbal balik

yang selalu tidak berupa uang.• Mengandung unsur penipuan yang biasanya ada pada

badan publik atau masyarakat umum.

Page 51: Bab 3 xi pkn

Akibat dari Korupsi• Mendelegetimasi proses demokrasi dengan mengurangi

kepercayaan publik melalui politik uang.• Mendistorsi pemgambilan keputusan pada kebijakan publik,

membuat tidak adanya akuntabilitas publik dan menafikan the rule of law.

• Meniadakan sistem promosi (reward and punishment)• Proyek pembangunan dan fasilitas umum bermutu rendah

dan tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat.• Jatuh atau rusaknya tatanan ekonomi.• Semua urusan dapat diatur sehingga hukum dapat dibeli

dengan uang.• Lahirnya kelompok pertemanan yang lebih didasarkan kepada

kepentingan pragtisme uang

Page 52: Bab 3 xi pkn

Upaya Pencegahan

Tindak Pemerintah yang Tidak Transparan

Jalur Formal Pemerintahan / Kekuasaan

Jalur Organisasi Non-Pemerintah dan Media Masa

Jalur Pendidikan dan Masyarakat

Page 53: Bab 3 xi pkn

Jalur Formal Pemerintahan / Kekuasaan

• Pemerintah dan pejabat publik perlu mendapat pengawasan melekat dari aparat berwenang, DPR, dan masyarakat luas.

• Mengefektifkan fungsi dan peran aparat penegak hukum.

• Pembekalan secara intensif dan sistematis terhadap aparat pemerintah dan pejabat publik dalam nilai agama dan sosial budaya.

• Menegakkan supremasi hukum dan undang-undang secara konsisten dan bertanggung jawab serta menjamin HAM.

• Mengatur peralihan kekuasaan secara tertib, damai, demokratis.

• Menata kehidupan politik dengan baik dan seimbang sesuai hak dan kewajiban masing-masing.

• Meningkatkan integritas, profesionalisme, dan tanggung jawab dalam penyelenggaraan negara.

Page 54: Bab 3 xi pkn

Jalur Organisasi Non-Pemerintah dan Media Masa

• Keterlibatan LSM atau NGO (non-Goverment Organization) dalam mengawasi setiap kebijakan publik yang dibuat pemerintah.

• Adanya kontrol sosial untuk perbaikan komunikasi yang berimbang antara pemerintah dan rakyat melalui berbagai media cetak maupun elektronik.

Page 55: Bab 3 xi pkn

Jalur Pendidikan dan Masyarakat

• Memperkenalkan sejak dini melalui pembelajaran di sekolah tentang pentingnya pemerintahan yang transparan.

• Menjadikan Pancasila sebagai dasar negara yang mampu menbuka wacana dan dialog interaktif di dalam masyarakat.

• Meningkatkan kerukunan sosial antara pemeluk agama, suku, dan kelompok-kelompok masyarakat lainnya.

Page 56: Bab 3 xi pkn

Sikap Keterbukaan dan Keadilan dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

Perilaku Positif dalam Upaya Peningkatan

Sikap Keterbukaan dan Keadilan

Partisipasi dalam Upaya Peningkatan Sikap Keterbukaan dan

Keadilan

Page 57: Bab 3 xi pkn

Perilaku Positif yang Perlu Dikembangkan dalam Upaya Peningkatan Sikap Keterbukaan

dan Keadilana) Perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan

suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.b) Sikapa adil terhadap sesama, menjaga

keseimbangan hak dan kewajiban serta menghormati hak orang lain.

c) Sikapa suka memberi pertolongan kepada orang yang memerlukan.

d) Suka bekerja keras.e) Menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat

untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan bersama.

Page 58: Bab 3 xi pkn

Sementara dalam rangka Jaminan Keadilan, Perlu ditimbulkan :

o Kesadaran akan hak yang sama bagi setiap warga negara.

o Kesadaran akan adanya kewajiban yang sama bagi setiap warga negara Indonesia.

o Kesadaran akan hak dan kewajiban untuk menciptakan dan tercapainya kesejahteraan dan kemakmuran merata.

Page 59: Bab 3 xi pkn

Bentuk Partisipasi dalam Upaya Peningkatan Sikap Keterbukaan dan Keadilan Warga Negara :

Pengawasan Terhadap Aparatur Negara

Peran Masyarakat

Dalam Upaya Memberantas

Korupsi

Page 60: Bab 3 xi pkn

Secara Umum Pengawasan Terhadap Aparatur Negara Dimaksudkan :

Agar pelaksanaan tugas umum pemerintahan dilakukan secara tertib berdasarkan UU yang berlaku.

Agar pelaksanaan pembangunan dilakukan sesuai rencana dan prgogram pemerintah serta peraturan UU yang berlaku.

Agar hasil pembangunan dapat menjadi umpan balik berupa pendapat, kesimpulan, dan saran terhadap kebijakan, perencanaan, pembinaan, dan pembangunan.

Agar sejauh mungkin mencegah terjadinya pemborosan, kebocoran, dan penyimpangan dalam penggunaan tenaga, wewenang, uang, dan perlengkapan milik negara.

Page 61: Bab 3 xi pkn

Peran Masyarakat Dalam Upaya Memberantas Korupsi

• Berusaha memahami berbagai aturan yang diterapkan pemerintah pada instansi tertentu.

• Mau mengikuti prosedur mekanisme sesuai dengan aturan yang berlakun dalam mengurus suatu kepentingan di instansi tertentu.

• Jika terdapat kejanggalan dalam penerapan aturan, tanyakan dengan baik dan sopan kepada pejabat atau instansi yang berwenang untuk mengkonfirmasi.

• Bersedia melaporkan korupsi kepada lembaga berwenang.• Mau menjadi bagian anggota masyarakat yang memberi contoh

dan keteladanan dalam menolak berbagai pemberian yang tidak semestinya.

• Melakukan kampanye preventif melalui jalur formal maupun non formal.

Page 62: Bab 3 xi pkn

THE END.......