Download - Bab 3 xi pkn
BAB 3
Keterbukaan dan Keadilan dalam
Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Created by :1. MIRA HERDHANI (20)2. M. FIRMAN N. (21)
XI IPA 2
SMA N 1 PURWODADI 2012 / 2013
Standar Kompetensi3. Sikap keterbukaan dan keadilan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara
Kompetensi Dasar3.1 Mendeskripsikan pengertian dan pentingnya
keterbukaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
3.2 Menganalisis dampak penyelenggaraan pemerintah yang tidak transparan.3.3 Menunjukkan sikap keterbukaan dan keadilan
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pentingnya keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Pengertian
Ciri keterbukaan
Jaminan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Macam keadilan
Keadilan
Keterbukaan
KeterbukaanKeterbukaan merupakan perwujudan sikap jujur, rendah hati, adil, serta mau menerima pendapat dan kritik orang lain.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
keterbukaan berarti hal terbuka, perasaan toleransi, dan hati-hati serta merupakan landasan untuk berkomunikasi.
Kamus Umum Bahasa Indonesia, “adil” artinya kejujuran, kelurusan, keikhlasan yang tidak berat sebelah
Keadilan mengandung pengertian sebagai suatu hal yang tidak berat sebelah atau tidak memihak dan tidak sewenang-wenang.
Ensiklopedi Indonesia menyebutkan kata ‘adil’ (bahasa arab) mengandung pengertian :
o Tidak berat sebelah atau tidak memihak ke salah satu pihak.
o Memberikan sesuatu kepada setiap orang sesuai dengan hak yang harus diperolehnya.
o Mengetahui hak dan kewajiban, mengerti mana yang benar dan mana yang salah, bertindak jujur dan tepat menurut peraturan atau syarat dan rukun yang telah ditetapkan.
o Orang yang berbuat adil adalah kebalikan dari orang fasiq.
Menurut Plato, keadilan dibedakan menjadi 2, yakni :
Keadilan MoralSuatu perbuatan yang dapat dikatakan adil secara moral jika telah mampu memberikan perlakuan yang seimbang antara hak dan kawajibannya.
Keadilan ProseduralSuatu perbuatan dikatakan adil secara prosedural jika seseorang telah mampu melaksanakan perbuatan adil berdasarkan tata cara yang telah ditetapkan.
Thomas Hobbes, keadilan adalah suatu perbuatan yang didasarkan pada perjanjian yang telah disepakati.
Panitia Ad-hoc MPRS 1966Keadilan dibagi menjadi 2, yaitu : Keadilan Individual
Yaitu keadilan yang bergantung pada kehendak baik atau kehendak buruk masing-masing individu.
Keadilan Sosialyaitu keadilan yang pelaksanaannya tergantung pada struktur yag terdapat dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, dan ideologi.
Ciri-ciri Keterbukaan1) Terbuka (transparan) dalam proses maupun pelaksanaan kebijakan
publik.2) Menjadi dasar atau pedoman dalam dialog dan berkomunikasi.3) Berterus terang dan tidak menutupi kesalahan dirinya maupun yang
dilakukan orang lain.4) Tidak merahasiakan sesuatu yang berdampak pada kecurigaan orang
lain.5) Bersikap hati-hati dan selektif (chek and recheck) dalam menerima dan
mengolah informasi dari mana pun sumbernya.6) Toleransi dan tenggang rasa terhadap orang lain.7) Mau mengakui kelemahan atau kekurangan dirinya atas segala yang
dilakukan.8) Sangat menyadari keberagaman dalam berbagai bidang kehidupan.9) Mau bekerja sama dan menghargai orang lain.10) Mau dan mampu beradaptasi dengan berbagai perubahan yang terjadi.
Sikap terbuka dan transparan sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Untuk mewujudkan sikap terbuka atau transparan diperlukan kondisi sebagai berikut :
• Terwujudnya nilai-nilai agama dan nilai-nilai budaya bangsa sebagai sumber etika dan moral.
• Terwujudnya sila Persatuan Indonesia yang merupakan sila ketiga dari Pancasila sebagai landasan untuk mempersatukan bangsa.
• Terwujudnya penyelenggara negara yang mampu memahami dan mengelola kemajemukan secara baik dan adil.
• Pulihnya kepercayaan masyarakat kepada penyelanggara negara dan antar sesama masyarakat sehingga dapat menjadi landasan kerukunan dalam hidup bernegara.
Adil adalah sendi pokok di dalam soal hukum. Setiap orang di mana pun negaranya harus merasakan keadilan. Perbedaan tingkat dan kedudukan sosial, perbedaan derajat dan keturunan tidak boleh dijadikan alasan untuk memperbedakan hak seseorang di hadapan hukum, baik hukum Tuhan maupun hukum yang dibuat manusia.
MENURUT ARISTOTELES TERDAPAT 5 JENIS KEADILAN
Keadilan Komutatif : yaitu perlakuan terhadap seseorang dengan tidak melihat jasa yang diberikannya.
Keadilan Distributif : yaitu perlakuan terhadap seseorang dengan jasa yang
telah diberikannya.
Keadilan Kodrat Alam : yaitu memberi sesuatu sesuai dengan yang diberikan
orang lain kepada kita
Keadilan Konvensional : yaitu jika seorang warga negara telah mentaati peraturan
perundang-undangan yang telah dikeluarkan.
Keadilan Perbaikan : yaitu jika seseorang telah berusaha memulihakan mana baik
orang lain yang telah tercemar.
Keadilan Perbaikan
Tuntutan Keadilan
Dalam Arti Formal
Dalam Arti Material
Bahwa keadilan menuntut agar hukum berlaku secara umum. Semua orang dalam situasi yang sama diperlakukan secara sama. Dengan kata lain, hukum tidak mengenal pengecualian. Oleh karena itu, di hadapan hukum, kedudukan orang adalah sama. Inilah yang disebut dengan “ KESAMAAN KEDUDUKAN”
Bahwa hukum harus adil. Adil disini adalah yang dianggap oleh masyarakat. Jadi bukan bukan sekedar secara formal seperti apa yang tertulis. Itulah sebab perlunya penyesuaian antara keputusan sidang dan penilaian masyarakat.
Asas Umum Penyelenggaraan Pemerintahan yang Baik
Asas Kepastian Hukum
Asas Meniadakan Akibat Suatu Keputusan yang
BatalAsas Keseimbangan
Asas Bertindak Cermat
Asas Perlakuan yang JujurAsas Kesamaan
Asas Larangan Kesewenang-wenangan
Asas Larangan Penyalahgunaan
wewenang
Asas penyelenggaraan kepentingan umum
Aspek Kepastian HukumAsas yang menghendaki agar sikap dan keputusan pejabat administrasi negara yang mana pun tidak boleh menimbulkan keguncangan hukum atau status hukum.Aspek KeseimbanganAsas yang menyatakan bahwa tindakan disiplin yang dijatuhkan oleh pejabat administrasi negara harus seimbang dengan kesalahan yang dibuatnya.Aspek KesamaanDalam asas ini dinyatakan bahwa pejabat administrasi negara menjatuhkan keputusan tanpa pandang bulu.
Asas Larangan Kesewenang-WenanganKeputusan sewenang-wenang adalah keputusan yang tidak mempertimbangkan semua faktor yang relevan secara lengkap dan wajar sehingga secara akal kurang susuai. Asas Larangan Penyalahgunaan Wewenang Menyatakan bahwa penyalahgunaan wewenang terjadi bilamana suatu wewenang dipergunakan untuk tujuan yang menyimpang dari apa yang telah ditetapkan. Asas Bertindak CermatJika pejabat admimistrasi negara telah mengambil keputusan dengan kurang hati-hati sehingga menimbulkan kerugian bagi masyarakat.
Asas Perlakuan yang JujurMenghendaki adanya pemberian kebebasan yang seluas-luasnya kepada masyarakat untuk kebenaran. Asas Meniadakan Akibat Suatu Keputusan yang BatalDalam asas ini dimaksudkan bahwa keputusan Centrale Raad va Baroep, 20 September 1920 tentang seorang pegawai yang berdasarkan Peradilan Kepegawaian (Amotenarengerecht) tingkat pertama diberhentikan, tetapi oleh peradilan tingkat banding putusan pemberhentian dibatalkan. Asas Penyelenggaraan Kepentingan UmumDalam asas ini tindakan aktif dan positif dari pejabat administrasi negara adalah penyelenggaraan kepentingan umum.
Peraturan Perundang-Undangan Mengenai Jaminan Keadilan Bagi Warga Negara
Undang-Undang Dasar 1945 :1. Bidang Hukun dan Pemerintahan
(pasal 27)2. Bidang Politik (pasal 28)3. Bidang HAM (pasal 28 A – 28 J)4. Bidang Keagamaan (pasal 29)5. Bidang Pertahanan Negara (pasal
30)6. Bidang Pendidikan dan
Kebudayaan (pasal 31 dan 32)7. Bidang Kesejahteraan Sosial
(pasal 33 dan 34)
Undang-Undang :1. UU No. 8 Th. 1981 tentang KUHP2. UU No. 14 Th. 1985 tentang MA3. UU No. 35 Th. 1999 tentang Kekuasaan Kehakiman4. UU No. 39 Th. 1999 tentang HAM5. UU No. 26 Th. 2000 tentang Pengadilan HAM6. UU No. 31 Th. 2002 tentang Partai Politik
Sikap keterbukaan yang dituntut kepada aparat penegak hukum adalah adanya transparansi, akuntabilitas, dan profesionalisme dalam bekerja serta hasil kinerja yang optimal. Jika suatu negara memiliki aparat penegak hukum yang melakukan tindakan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN), makanegara itu akan terjerumus dalam keterpurukan pemerintah mabokrasi atau dalam istilah Polybios disebut okhlokrasi. Pemerintahan okhlokrasi digambarkansebagai suatu pemerintahan yang banyak diwarnai dengan kekacauan, kebobrokan, dan korupsi yang merajalela sehingga hukum dan keadilan sulit ditegakkan.jika keadaan tersebut tidak segera diperbaiki maka akan muncul krisis kepercayaan masyarakat.
Dampak Penyelenggaraan
Pemerintahan yang Tidak Transparan
Karakteristik Pemerintahan
Dampak Pemerintahan
yang Tidak Transparan
Pengertian Pemerintah dan Pemerintahan
Konsepsi Pemerintahan (Governance)
Kepemerintahan yang Baik (Good
Governance)
Aktor dalam Kepemerintahan
Istilah pemerintahan (government) dapa
dibedakan dengan pemerintahan(governing).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata
pemerintah berarti lembaga atau orang yang
bertugas mengatur dan memajukan negara
dengan rakyatnya.
Sedangkan pemerintahan adalah hal cara,
hasil kerja memerintah, mengatur negara
dengan rakyatnya.
Pemerintah
Dalam Arti Luas
Dalam Arti Sempit
Adalah suatu pemerintahan yang berdaulat sebagai gabungan semua badan atau lembaga kenegaraan yang berkuasa dan memerintah di wilayah suatu negara, meliputi badan eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
Adalah suatu pemerintahan yang berdaulat sebagai badan atau lembaga yang mempunyai wewenang melaksanakan kebijakan negara (eksekutif) yang terdiri dari presiden, wapres, dan para menteri (kabinet)
Karakteristik Pemerintahan dalam Masyarakat Modern
• KompleksitasDalam menghadapi kondisi yang kompleks, pola penyelenggaraan pemerintah perlu ditekankan pada fungsi koordinasi dan komposi.
• DinamikaDalam hal ini pola pemerintahan yang dapat dikembangkan adalah pengaturan atau pengendalian dan kolaborasi ( pola interaksi saling mengendalikan di antara berbagai aktor yang terlibat atau kepentingan dalam bidang tertentu).
• KeanekaragamanMasyarakat dengan berbagai kepentingan yang beragam dapat diatasi dengan pola penyelenggaraan pemerintah yang menekankankan pengaturan (regulation) dan integrasi atau keterpaduan (integration).
Konsepsi Kepemerintahan (Governance)
Koiman Kepemerintahan lebih merupakan serangkaian proses interaksi sosial politik antara pemerintah dengan masyarakat dalam berbagai bidangyang berkaitan dengankepentingan masyarakat dan intervensi pemerintah atas kepentingan tersebut.
Pinto Istilah governance mengandung arti : praktik penyelenggaraan kekuasaan dan
kewenangan oleh pemerintah dalam pengelolaan urusan pemerintahan secara umum, dan pembangunan ekonomi .
FOKUS :Istilah governance tidak hanya berarti kepemerintahan sebagai suatu kegiatan, tapi juga mengandung arti kepengurusan, pengelolaan, pengarahan, pembinaan, penyelenggaraan, dan bisa juga diartikan pemerintahan. Oleh sebab itu muncul istilah lain seperti : public governance, private governance, corporate governance, dan banking governance.
Aktor-Aktor dalam Kepemerintahan
Negara dan PemerintahanMerupakan keseluruhan lembaga politik dan sektor publik. Peran dan tanggung jawabnya adalah di bidang hukum, pelayanan publik, desentralisasi, transparansi umum, dan pemberdayaan masyarakat.
Sektor WisataYaitu perusahaan swasta yang aktif dalam interaksi sistem pasar, seperti : industri, perdagangan, perbankan, dan koperasi sektor informal.
Masyarakat MadaniKelompok masyarakat yang berinteraksi secara sosial, politik, dan ekonomi. Dalam konteks kenegaraan masyarakat merupakan subjek pemerintahan.
Wujud Pemerintahan yang Baik (good governance) adalah penyelenggaraan pemerintahan negara yang solid dan bertanggung jawab, serta efisien dan efektif, dengan mensinergiskan interaksi yang konstruktif di antara domain-domain negara, sektor swasta, dan masyarakat (society).
Pemerintahan yang Baik Berorientasi pada 2 Hal, yakni : Orientasi ideal negara yang diarahkan pada
pencapaian tujuan nasional, yaitu mengacu pada demokratisasi dengan elemen : legitimacy, accountability, otonomi, dan devolusi (pendelagasian wewenang) kekuasaan kepada daerah dan adanya mekanisme kontrol oleh masyarakat
Pemerintahan yang berfungsi secara ideal, yaitu secara efektif dan efisien melakukan upaya pencapaian tujuan nesional. Hal ini tergantung pada sejauh mana pemerintah memiliki kompetensi, struktur, dan mekanisme politik serta administratif yang berfungsi secara efektif dan efisien.
Aspek – Aspek Good Governance Hukum / Kebijakan, merupakan aspek yang
ditujukan pada perlindungan kebebasan. Administrative competence and transparency,
yaitu kemampuan membuat perncanaan dan melakukan implementasi secara efisien, kemampuan penyederhanaan organisasi, penciptaan disiplin, dan model administratif keterbukaan informasi.
Desentralisasi, yaitu desentralisasi regional dan dekonsentrasi dalam departemen.
Penciptaan pasar yang kompetitif, yaitu penyempurnaan mekanisme pasar, peningkatan peran pengusaha kecil, dan segmen lain dari sektor swasta, deregulasi dan kemampuan pemerintah melakukan kontrol terhadap makro ekonomi.
Karakteristik Kepemerintahan yang Baik Menurut UNDP
(1997)
Transparan
Daya Tanggap
Aturan Hukum
Berorientasi
Akuntabilias
Saling Ketekaitan
Berkeadilan
Partisipasi
Efektifitas & Efisiensi
Bervisi Strategis
Asas Umum Pemerintahan yang Baik Menurut UU No. 28 Tahun 1999
Asas Akuntabilitas
Asas Profesionalitas
Asas Proporsionalitas
Asas Keterbukaan
Asas Kepentingan Umun
Asas Tertib Penyelenggara Negara
Asas Kepastian Hukum
Asas Kepastian HukumYaitu asas dalam negara hukum yang mengutamakan landasan peraturan perundang-undangan, kepatutan, dan keadilan dalam setiap kebijakan penyelenggaraan negara.
Asas Tertib Penyelenggara NegaraAdalah asas yang menjadi landasan keteraturan, keserasian, dan keseimbangan dalam pengendalian penyelenggaraan negara.
Asas Kepentingan UmunAdalah asas yang mendahulukan kesejahteraan umum dengan cara yang aspiratif, akomodaatif, dan selektif.
Asas KeterbukaanAdalah asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif, tentang penyelenggaraan negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan, dan rahasia negara.
Asas ProporsionalitasYaitu asas yang mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban penyelenggara negara.
Asas ProfesionalitasYaitu asas yang mengutamakan keahlian yang berlandaskan kode etik dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Asas AkuntabilitasAdalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir kegiatan penyelenggara negara harus dapat dipertanggung jawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemengang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pemerintah merupakan organ
negara yang berfungsi sebagai
pengatur kehidupan
dalam negara demi
tercapainya tujuan
negara. Untuk mencapai tujuan
negara itulah diperlukan adanya
pemerintah yang
transparan.
Suatu pemerintahan dikatakan transparan
atau terbuka jika aliran informasi yang
berhubungan dengan kepemerintahannya bisa diakses oleh publik yang
membutuhkan. Tanpa keterbukaan, suatu
pemerintah cenderung akan menuju ke
pemerintahan yang korup, otoriter, dan
diktator.
Faktor – Faktor Penyebab Pemerintahan yang Tidak Transparan
Kekuasaan Moralitas Sosial-
EkonomiPolitik & Hukum
Kekuasaan Penguasa ingin mempertahankan
kesuasaannya sehingga melakukan perbuatan “menghalalakan segala cara” demi mengejar ambisi dan tujuan politiknya.
Peralihan kekuasaan yang sering menimbulkan konflik, pertumpahan darah, dan dendam antar kelompok di amsyarakat.
Pemerintah mengabaikan proses demokratisasi, sehingga rakyat tidak dapat menyalurkan aspirasinya.
Moralitas Terabaikannya nilai-nilai agama dan nilai-nilai
luhur budaya bangsa sebagai sumber etika sehingga melahirkan perbuatan tercela antara lain berupa ketidakkadilan, pelanggaran hukum, dan pelanggaran HAM.
Sosial-Ekonomi Sering terjadinya konflik sosial sebagai
konsekuensi keberagaman suku, agama, ras dan golongan yang tidak dikelola dengan baik dan adil.
Perilaku ekonomi yang sarat dengan praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme serta berpihak pada sekelompok pengusaha besar.
Politik dan Hukum Sistem politik yang otoriter sehingga para
pemimpinnya tidak mampu lagi menyerap aspirasi dan memperjuangkan kepentingan masyarakat.
Hukum telah menjadi alat kekuasaan sehingga pelaksanaannya banyak bertentangan dengan prinsip-prinsip, termasuk hak warga negara di depan hukum.
Dampak Khusus Penyelenggaraan Pemerintahan yang Tidak Transparan
• Rendahnya atau bahkan tidak adanya kepercayaan warga negara tehadap pemerinthahan.
• Rendahnya pertisipasi warga negara terhadap kebijakan-kebijakan yang dibuat pemerintah.
• Sikap apatis warga negara dalam mengambil inisiatif dan peran yang berkaitan dengan kebijakan publik.
• Jika warga negara apatis, ditunjang kekuasaan rezim yang kuat dan lemahnya fungsi legislatif KKN akan merajalela dan mendarah daging.
• Krisis moral dan akhlak yang akan berdampak pada ketidakadilan, pelanggaran hukum, dan HAM.
Dampak paling besar terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang tidak transparan adalah
KORUPSI.
Menurut MTI (Masyarakat Transparansi Internasional)
Korupsi merupakan perilaku pejabat, baik politisi, maupun pegawai negeri yang, yang secara tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri atau memperkaya mereke yang dekat dengannya dengan menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan kepada mereka.
Sebab – Sebab Korupsi Menurut Pendapat para Ahli
Sarlito W. Sarwono• Dorongan dari dalam
diri sendiri (seperti keinginan, hasrat, kehendak, dan lain-lain).
• Rangsangan dari luar (seperti dorongan teman, adanya kesempatan, kurang kontrol, dll).
Andi Hamzah• Kurangnya gaji pegawai negeri dibandingkan dengan kebutuhan makin meningkat.• latar belakang kebudayaan atau kultur indonesia yang merupakan sumber atau sebab meluasnya korupsi.•Manajemen yang kurang baik dan kontrol yang kurang efektif• dan efisien yang memberikan peluang orang untuk korupsi.•Modernisasi pengembangan korupsi.
Ciri-Ciri Korupsi
• Melibatkan lebih dari satu orang.• Pelaku tidak terbatas pada oknum pegawai pemerintah,
tetapi juga pegawai swasta.• Sering digunakan bahasa “sumir” untuk menerima uang
sogok, yaitu : uang kopi, uang rokok, uang semir, dsb.• Umumnya bersifat rahasia, kecuali jika sudah membudaya.• Melibatkan elemen kewajiban dan keuntungan timbal balik
yang selalu tidak berupa uang.• Mengandung unsur penipuan yang biasanya ada pada
badan publik atau masyarakat umum.
Akibat dari Korupsi• Mendelegetimasi proses demokrasi dengan mengurangi
kepercayaan publik melalui politik uang.• Mendistorsi pemgambilan keputusan pada kebijakan publik,
membuat tidak adanya akuntabilitas publik dan menafikan the rule of law.
• Meniadakan sistem promosi (reward and punishment)• Proyek pembangunan dan fasilitas umum bermutu rendah
dan tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat.• Jatuh atau rusaknya tatanan ekonomi.• Semua urusan dapat diatur sehingga hukum dapat dibeli
dengan uang.• Lahirnya kelompok pertemanan yang lebih didasarkan kepada
kepentingan pragtisme uang
Upaya Pencegahan
Tindak Pemerintah yang Tidak Transparan
Jalur Formal Pemerintahan / Kekuasaan
Jalur Organisasi Non-Pemerintah dan Media Masa
Jalur Pendidikan dan Masyarakat
Jalur Formal Pemerintahan / Kekuasaan
• Pemerintah dan pejabat publik perlu mendapat pengawasan melekat dari aparat berwenang, DPR, dan masyarakat luas.
• Mengefektifkan fungsi dan peran aparat penegak hukum.
• Pembekalan secara intensif dan sistematis terhadap aparat pemerintah dan pejabat publik dalam nilai agama dan sosial budaya.
• Menegakkan supremasi hukum dan undang-undang secara konsisten dan bertanggung jawab serta menjamin HAM.
• Mengatur peralihan kekuasaan secara tertib, damai, demokratis.
• Menata kehidupan politik dengan baik dan seimbang sesuai hak dan kewajiban masing-masing.
• Meningkatkan integritas, profesionalisme, dan tanggung jawab dalam penyelenggaraan negara.
Jalur Organisasi Non-Pemerintah dan Media Masa
• Keterlibatan LSM atau NGO (non-Goverment Organization) dalam mengawasi setiap kebijakan publik yang dibuat pemerintah.
• Adanya kontrol sosial untuk perbaikan komunikasi yang berimbang antara pemerintah dan rakyat melalui berbagai media cetak maupun elektronik.
Jalur Pendidikan dan Masyarakat
• Memperkenalkan sejak dini melalui pembelajaran di sekolah tentang pentingnya pemerintahan yang transparan.
• Menjadikan Pancasila sebagai dasar negara yang mampu menbuka wacana dan dialog interaktif di dalam masyarakat.
• Meningkatkan kerukunan sosial antara pemeluk agama, suku, dan kelompok-kelompok masyarakat lainnya.
Sikap Keterbukaan dan Keadilan dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Perilaku Positif dalam Upaya Peningkatan
Sikap Keterbukaan dan Keadilan
Partisipasi dalam Upaya Peningkatan Sikap Keterbukaan dan
Keadilan
Perilaku Positif yang Perlu Dikembangkan dalam Upaya Peningkatan Sikap Keterbukaan
dan Keadilana) Perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan
suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.b) Sikapa adil terhadap sesama, menjaga
keseimbangan hak dan kewajiban serta menghormati hak orang lain.
c) Sikapa suka memberi pertolongan kepada orang yang memerlukan.
d) Suka bekerja keras.e) Menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat
untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan bersama.
Sementara dalam rangka Jaminan Keadilan, Perlu ditimbulkan :
o Kesadaran akan hak yang sama bagi setiap warga negara.
o Kesadaran akan adanya kewajiban yang sama bagi setiap warga negara Indonesia.
o Kesadaran akan hak dan kewajiban untuk menciptakan dan tercapainya kesejahteraan dan kemakmuran merata.
Bentuk Partisipasi dalam Upaya Peningkatan Sikap Keterbukaan dan Keadilan Warga Negara :
Pengawasan Terhadap Aparatur Negara
Peran Masyarakat
Dalam Upaya Memberantas
Korupsi
Secara Umum Pengawasan Terhadap Aparatur Negara Dimaksudkan :
Agar pelaksanaan tugas umum pemerintahan dilakukan secara tertib berdasarkan UU yang berlaku.
Agar pelaksanaan pembangunan dilakukan sesuai rencana dan prgogram pemerintah serta peraturan UU yang berlaku.
Agar hasil pembangunan dapat menjadi umpan balik berupa pendapat, kesimpulan, dan saran terhadap kebijakan, perencanaan, pembinaan, dan pembangunan.
Agar sejauh mungkin mencegah terjadinya pemborosan, kebocoran, dan penyimpangan dalam penggunaan tenaga, wewenang, uang, dan perlengkapan milik negara.
Peran Masyarakat Dalam Upaya Memberantas Korupsi
• Berusaha memahami berbagai aturan yang diterapkan pemerintah pada instansi tertentu.
• Mau mengikuti prosedur mekanisme sesuai dengan aturan yang berlakun dalam mengurus suatu kepentingan di instansi tertentu.
• Jika terdapat kejanggalan dalam penerapan aturan, tanyakan dengan baik dan sopan kepada pejabat atau instansi yang berwenang untuk mengkonfirmasi.
• Bersedia melaporkan korupsi kepada lembaga berwenang.• Mau menjadi bagian anggota masyarakat yang memberi contoh
dan keteladanan dalam menolak berbagai pemberian yang tidak semestinya.
• Melakukan kampanye preventif melalui jalur formal maupun non formal.
THE END.......