pkn sma sistem pemerintahan
DESCRIPTION
Sistem PemerintahanTRANSCRIPT
SISTEM PEMERINTAHAN
SISTEM PEMERINTAHAN
SISTEM PEMERINTAHANYANG ADA DIBERBAGAI
NEGARA
PENGERTIAN SISTEMPEMERINTAHAN
Bentuk negara, Bentuk pemerintahan,
macam-macam sistempemerintahan
TIPE-TIPE KABINET
PENGARUH SISTEM PEMERINTAHAN SUATU NEGARA TERHADAP NEGARA
LAIN
BIDANG SISTEM HUKUMSUATU NEGARA
BIDANG KEWARGANEGARAA
BIDANG POLITIK DAN HUB INTERNASIONAL
BIDANG EKONOMI
BIDANG PERTAHANAN DAN KEAMANAN
PELAKSANAAN SISTEM PEMERINTAHANDI INDONESIA
PERIODE BERDASAR UUD 1945
PERIODE BERDASAR K. RIS 1949
PERIODE BERDASAR UUDS 1950
PERIODE BERLAKUNYA KEMBALI UUD 1945
PERIODE REFORMASI
PERBANDINGAN ANTARA PELAKSANAANSISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA
DENGAN NEGARA LAIN
AMERIKA SERIKAT
INGGRIS
AUSTRALIA
INDONESIA
A. Sistem pemerintahan yang ada diberbagai negara
1. Pengertian Sistem Pemerintahan
a. Makna sistem
1) Kamus Umum Bahasa Indonesia Sistem adalah susunan kesatuan – kesatuan yang masing-masing tidak berdiri sendiri-sendiri , tetapi berfungsi membentuk kesatuan secara keseluruhan.
2) Sistem adalah kesatuan yang utuh dari suatu rangkaian ,yang
kait mengkait satu sama lain.
b. Unsur – unsur sistem
1) Seperangkat komponen , elemen, bagian.
2) Saling berkaitan/ tergantung
3) Kesatuan yang terintegrasi ( terkait dan menyatu )
4) Memiliki peranan dan tujuan tertentu.
c. Makna Pemerintahan
Pemerintah
Dalam arti luas Keseluruhan lembaga negara yang ada (MPR,Presiden,DPR,BPK,MA )
Dalam artisempitEksekutif saja/ pelaksana pemerintahan ( bisa Presiden, bisa Perdana Menteri )
Kepala negara Bisa Presiden, bisa raja, kaisar,
Sultan , ratu Yang dipertuan Agung , dll.
Jadi Sistem Pemerintahan :
a. Mekanisme dan cara kerja yang membicarakan bagaimana pembagian kekuasaan serta hubungan antar lembaga-lembaga yang
menjalankan kekuasaan-kekuasaan negara dalam rangka menyelenggarakan kepentingan rakyat.
b. Keseluruhan dari susunan/ tatanan yang teratur dari lembaga- lembaga negara yang berkaitan satu sama lainnya, baik langsung maupun tidak langsung menurut suatu rencana / pola untuk
mencapai tujuan negara.
2. Bentuk Negara dan Bentuk Pemerintahan
a. Bentuk Negara
Bentuk Negara
Kesatuan/ UnitarisSistem Sentralisasi
Sistem Desentralisasi
Federasi/Serikat
Negara Serikat
Serikat Negara/ Konfederasi
Keterangan :
a. Negara Kesatuan : Negara yang bersusunan tunggal, kedaulatan kedalam dan keluar ditangan pemerintah
pusat . (hanya ada satu UUD, Kepala negara,dewan menteri,dan Parlemen)
b. Sistem Sentralisasi : Kekuasaan untuk mengatur seluruh wilayah negara ditangan pemerintah pusat ( daerah tidak diberi hak otonom)
c. Sistem Desentralisasi : Daerah diberi hak otonom ( hak untuk mengurus rumah tangganya sendiri )
d. Serikat / Federasi : Negara yang bersusunan jamak / didalam negara terdapat negara bagian.
e. Negara Serikat : Gabungan dari beberapa negara bagian yang tidak merdeka dan tidak berdaulat sedang yang
berdaulat adalah gabungan dari negara bagian itu.
f. Serikat Negara : Gabungan dari beberapa negara yang merdeka dan berdaulat penuh baik kedalam maupun keluar.
b. Bentuk Pemerintahan
Bentuk PemerintahanAjaran Modern
Republik
Monarki
Tokoh :
1. G JellineckR
M
Dasar Pembeda Cara pembentukan kehendak Negara
RDi tentukan rakyat banyak
M Di tentukan satu orang
2. Leon Duguit R
M
Dasar Pembeda Cara penunjukkan/pengangkatan Kepala Negara
R Di Pilih
M HakWaris/ Keturunan
3. Otto KuellreutterR
M
Dasar Pembeda
Teori Persamaan dan ketidaksamaan
R Rakyat punya hak yang sama
M Rakyat tidak punya hak yang sama
Macam – macam Bentuk Pemerintahan Republik
Republik
AbsolutKekuasaan Presiden tak terbatas / sewenang - wenang
Konstitusional Kekuasaan Presiden dibatasi Undang- Undang/ Konstitusi
Parlementer Kekuasaan Pemerintahan berada di tangan PM dan PM bertanggungjawab pada Parlemen.
Macam – macam Monarki :
Monarki
Absolut Kekuasaan Raja tak terbatas/ sewenang – wengang.
Konstitusional Kekuasaan Raja dibatasi UU/ konstitusi
Parlementer Kekuasaan pemerintahan terletak ditangan PM yang bertanggungjawab kepada Parlemen, sedang Raja berkedudukan sebagai kepala negara.
3. Sistem Pemerintahan
TIPE - TIPE KABINET
MinisteriilParlementer
K. Partai
K. Koalisi
K. Nasional
Exstra Parlementer
Presidensiil
Dasar Pembeda :
1. Dilihat dari siapa yang bertanggungjawab terhadap jalannya pemerintahan
2. Dilihat dari ada tidaknya campur tangan parlemen/ DPR dalam pembentukkan kabinet.
3. Dilihat dari susunan personalia kabinet yang dihubungkan dengan kekuatan politik yang ada di parlemen.
Keterangan :
a. Kabinet Ministeriil adalah suatu kabinet dimana tanggung jawab jalannya
pemerintahan terletak di tangan perdana menteri / para menteri yang bertanggungjawab pada parlemen/ DPR , sedang kedudukan presiden hanya
selaku kepala negara .
b. Kabinet Presidensiil adalah suatu kabinet dimana tanggung jawab jalannya
pemerintahan terletak ditangan presiden , sehingga kedudukan presiden selaku kepala pemerintahan sekaligus kepala negara. Para menteri diangkat dan diperhentikan presiden oleh karenanya menteri bertanggung jawab kepada presiden.
c. Kabinet Parlementer adalah suatu kabinet yang dalam pembentukannya ada campur tangan parlemen/DPR
d. Kabinet Exstra Parlementer adalah suatu kabinet yang bembentukannya tidak ada campur tangan parlemen/DPR
e. Kabinet Partai adalah kabinet yang menteri-menterinya berasal dari satu partai
f. Kabinet Koalisi adalah kabinet yang menteri-menterinya berasal dari beberapa partai yang menguasai kursi DPR
g. Kabinet Nasional adalah suatu kabinet yang menteri-menterinya berasal dari
seluruh partai yang mempunyai kursi di Parlemen/ DPR CIRI – CIRI SISTEM PEMERINTAHAN PRESIDENSIIL
a. Presiden berkedudukan sebagai kepala pemerintahan sekaligus
kepala negara.
b. Menteri – menteri pembantu presiden diangkat dan bertanggungjawab pada
presiden.
c. Menteri-menteri tidak bertanggungjawab pada DPR/ Parlemen.
d. Presiden tidak dapat dijatuhkan Parlemen sebaliknya Parlemen tidak dapat di
bubarkan Presiden.
e. Masa jabatan pemerintahan dapat ditentukan jangka waktunya.
Ciri – ciri Sistem Pemerintahan Parlementer
a. Kekuasaan pemerintahan terletak ditangan PM
b. Kedudukan Presiden sebagai kepala negara yang tidak dapat diganggu gugat
c. Para menteri/ PM bertanggungjawab pada Parlemen
d. Kabinet/ para menteri dapat dijatuhkan parlemen sebaliknya parlemen dapat dibubarkan oleh Presiden/kepala negara
e. Jangka waktu pemerintahan tidak dapat ditentukan
f. Pembentukan kabinet didasarkan pada kekuatan yang menguasai kursi Parlemen
g. Para anggota kabinet baik seluruhnya maupun sebagian merupakan anggota parlemen.
Kelebihan dan kekurangan sistem presidensial
KelebihanSelama masa jabatannya presiden tdk dpt dijthkan oleh DPRPemerintah punya waktu untuk melaksanakan progamnya tanpa terganggu krisis kabinetPenyusunan program kerja mudah disesuaikan dengan lama masa jabatannya yang dipegang eksekutif
Kekurangankarena presiden selama masa jabatannya tidak dapat dijatuhkan oleh DPR maka pengawasan rakyat terhadap pemerintah kurang berpengaruhPengaruh rakyat kepada politik negara kurang mendapat tempat yang seluas luasnyaPada umumnya keputusan yang diambil hasil tawar menawar antara esekutif dan legislatif shg berdampak pada hasil keputusan yang tidak tegas
Kelebihan dan kekurangan sistem pemerintahan parlementer
Kelebihan
mudah mencapai kesesuaian pendapat antara esekutif dengan legislatif selama pemerintahan bukan kabinet koalisi
Mentri2 akan berhati2 dalam menjalankan tgsnya karena setiap saat dapat dijatuhkan oleh parlemen
Kekurangan
Kedudukan esekutif tidak stabil karena kabinet dapat diberhentikan setiap saat oleh parlemen
sering terjadi pergantian kabinet bila kabinet dalam bentuk koalisi sehingga kebijakan politik negara menjadi labil
C. Pelaksanaan Sistem Pemerintahan di Indonesia
NONO JENIS JENIS KONSTITUSIKONSTITUSI
PERIODEPERIODE BENTUK BENTUK NEGARANEGARA
BENTUK BENTUK PEMERINTAHANPEMERINTAHAN
SISTEM SISTEM PEMERINTAHANPEMERINTAHAN
1.1.
22
3.3.
4.4.
UUD 1945UUD 1945
K.RIS 1949K.RIS 1949
UUDS 50UUDS 50
UUD 1945UUD 1945
a.Orde Lamaa.Orde Lama
b. Orde Barub. Orde Baru
c. Reformasic. Reformasi
18 agustus 1945 s/d18 agustus 1945 s/d
27 Desember 194927 Desember 1949
27 Desember 1949 27 Desember 1949 s/ds/d
17 Agustus 195017 Agustus 1950
17 Agustus 1950 s/d17 Agustus 1950 s/d
5 juli 19595 juli 1959
5 Juli 1959 s/d5 Juli 1959 s/d
SekarangSekarang
5 Juli 1959 s/d 11 5 Juli 1959 s/d 11 Maret 1966Maret 1966
11 Maret 1966 s/d 11 Maret 1966 s/d
21 Mei 199821 Mei 1998
21 Mei 1998 s/d 21 Mei 1998 s/d SekarangSekarang
KesatuanKesatuan
SerikatSerikat
KesatuanKesatuan
KesatuanKesatuan
RepublikRepublik
RepublikRepublik
RepublikRepublik
RepublikRepublik
PresidensiilPresidensiil
ParlementerParlementer
ParlementerParlementer
PresidensiilPresidensiil
1. Dinamika Perkembangan ketatanegaraan Republik Indonesia
Penyimpangan – Penyimpngan yang terjadi kurun waktu berlakunya UUD 1945 Periode 18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949
1. Dikeluarkannya Maklumat Wakil Presiden No. X Tanggal 16 Oktober 1945
Isinya : mengubah kedudukan KNIP yang semula pembantu Presiden menjadi Badan legislatif dan ikut menetapkan GBHN.
2. Dikeluarkannya Maklumat Pemerintah Tanggal 14 Nopember 1945
Isinya Berubahnya sistem Pemerintahan dari Presidensiil menjadi Parlementer
ALAT-ALAT KELENGKAPAN NEGARA
NONO UUD 1945UUD 1945 K. RIS 49K. RIS 49 UUDS 50UUDS 50
11
22
33
44
55
66
MPRMPR
PRESIDENPRESIDEN
DPR DPR
BPKBPK
DPA DPA
MAMA
PRESIDENPRESIDEN
MENTERIMENTERI
DPRDPR
SENATSENAT
DPKDPK
MAMA
PRESIDEN + WAPRESPRESIDEN + WAPRES
MENTERIMENTERI
DPRDPR
DPKDPK
MAMA
Pemerintah
Pasal 68
parlemen
Kedaulatan Rakyat
NONO DASAR PEMBEDADASAR PEMBEDA DASAR HUKUMDASAR HUKUM BUNYIBUNYI PELAKSANAPELAKSANA
11
22
33
4.4.
UUD 1945UUD 1945
K. RIS 49K. RIS 49
UUDS 50 UUDS 50
UUD 45 UUD 45 AmandemenAmandemen
PASAL 1 AYAT 2PASAL 1 AYAT 2
PASAL 1 AYAT 2PASAL 1 AYAT 2
PASAL 1 AYAT 2PASAL 1 AYAT 2
PASAL 1 AYAT 2PASAL 1 AYAT 2
DITANGAN DITANGAN RAKYATRAKYAT
DITANGAN DITANGAN RAKYATRAKYAT
DITANGAN DITANGAN RAKYAT RAKYAT
DITANGAN DITANGAN RAKYATRAKYAT
MPRMPR
PEMERINTAH,PEMERINTAH,
DPR, SENATDPR, SENAT
PEMERINTAH PEMERINTAH +DPR +DPR
MENURUT UUDMENURUT UUD
DEKRIT PRESIDEN 5 JULI 1959
a. Latar Belakang/ alasan dikeluarkannya Dekrit Presisen 5 juli 1959
1. Gagalnya badan konstituante dalam menjalankan tugasnya
2. Pernyataan sebagian besar anggota konstituante yang tidak mau menghadiri
sidang.
3. Keadaan ini membahayakan persatuan dan keselamatan bangsa
4. Didukung sebagian besar rakyat dan keyakinan Presiden sendiri maka
ditempuh satu-satunya jalan untuk menyelamatkan negara proklamasi
5. Piagam Jakarta menjiwai UUD 1945.
b. Isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959
1. Pembubaran badan konstituante
2. Berlakunya kembali UUD 1945
3. Tidak berlakunya UUDS 50
4. Dibentuk MPRS dan DPAS
c. Dasar Hukum Dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959
Hukum Darurat Negara ( Staats Nood Recht)
Dalam arti Obyektif
Suatu keadaan dimana hukum memberikan wewenang kepada Kepala negara bila dipandang perlu diperbolehkan mengambil tindakan – tindakan hukum meskipun melanggar HAM,UU tetapi tidak boleh melanggar UUD.
Dalam arti Subyektif
Suatu keadaan dimana hukum memberikan wewenang kepada Kepala negara bila dipandang perlu diperbolehkan mengambil tindakan – tindakan hukum meskipun melanggar HAM,UU bahkan kalau perlu boleh melanggar UUD.
Penyimpangan – penyimpangan Orde Lama :
a. Pengangkatan Presiden seumur hidup ( Tap MPR No. III/ MPR/ 1963)
bertentangan dengan pasal 7 UUD 1945
b. DPR hasil pemilu dibubarkan diganti DPRGR ( Penpres No. 4/ 1960)
c. Dilaksanakannya demokrasi terpimpin yang bergeser menjadi pemusatan kekuasaan ditangan presiden
d. Ketua MPRS dan DPRS diangkat menjadi pembantu presiden
e. Pidato presiden yang berjudul “ Penemuan Kembali Revolusi Kita /Manivesto Politik ) dijadikan GBHN ( Tap. No. I/MPRS/ 1960 )
f. Penyelenggaraan pemerintahan tidak bertumpu lagi pada UUD 1945
g. Politik luar negeri bebas aktif diselewengkan menjadi politik poros Jakarta – Peking yang berarti condong ke blok komunis
h. Indonesia konfrontasi dengan Malaysia
i. Indonesia keluar dari keanggotaan PBB
j. Munculnya bentuk peraturan per- UU-an yang baru yang berbentuk Penpres.
k. Terjadi Pemberontakan G 30 S / PKI
Supersemar dan Pemerintahan Orde Baru
a. Surat Perintah Sebelas Maret
Sejak peristiwa G 30 S / PKI banyak rakyat menuntut agar pemerintah membubarkan PKI,
namun tuntutan rakyat tersebut tidak dihiraukan . Dengan dipelopori oleh Mahasiswa maka rakyat mengadakan demonstrasi dan menyampaikan tuntutan yang terkenal “ TRITURA”
1. Bubarkan PKI
2. Bersihkan kabinet dari unsur-unsur PKI
3. Turunkan Harga
Untuk mengatasi keadaan tersebut maka Presiden mengeluarka surat perintah 11 Maret 1966 yang dikenal “ SUPERSEMAR “
Tindakan Soeharto setelah memegang Supersemar ( 12 Maret 1966 )
1. Membubarkan PKI dan Ormas-ormasnya ( BTI, GERWANI )
2. Mengamankan 15 orang menteri yang terlibat PKI
Supersemar kemudian ditetapkan dalam Tap MPRS No. IX/ MPRS/ 1966
b. Pemerintahan Orde Baru ( 11 Maret 1966 – 21 Mei 1998
Orba adalah suatu tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara yang
didasarkan pada pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan
konsekuen.
Tekat Orba :
a. Mempertahankan Pancasila dan UUD 1945
b. Melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen
TAP – TAP MPR Yang dikeluarkan tahun 1966
1. Tap MPRS No. IX / MPRS/1966 Tentang Supersemar
2. Tap MPRS No. XII/MPRS/1966 Tentang Penegasan kembali Politik Luar
Negeri Bebas Aktif.
3. Tap MPRS No. XX/MPRS/1966 Tentang Sumber Tertib Hukum RI dan
Urutan peraturan Perundang-undangan RI
4. Tap MPRS No. XXV/MPRS/1966 Tentang Pembubaran PKI dan Ormas-
ormasnya.
5. Tap MPRS No. XXXIII/MPRS/1967 Tentang Pencabutan Kekuasaan Presiden
Soekarno dan Pengangkatan Presiden Sementara Letjen Soeharto.
6. Tap MPRS No.XLIV/MPRS/1968 Tentang Pengangkatan Letjen Soeharto
sebagai Presiden RI.PENYIMPANGAN – PENYIMPANGAN ORBA :
1. Banyak terjadi KKN.
2. Terjadinya pemusatan kekuasaan di tangan Presiden
3. Terjadinya pelanggaran HAM
4. Hak politik rakyat dibatasi
5. Adanya diskriminasi hukum
6. Pancasila tidak dilaksanakan secara murni dan konsekuen
AGENDA REFORMASIAGENDA REFORMASI
• Memberantas KKNMemberantas KKN
• Menegakkan supremasi hukumMenegakkan supremasi hukum
• Menghapus DWI FUNGSI ABRIMenghapus DWI FUNGSI ABRI
• Menjamin hak politik rakyatMenjamin hak politik rakyat
• Mengembalikan kedaulatan rakyatMengembalikan kedaulatan rakyat
• Otonomi daerahOtonomi daerah