modul 6

40
PROTESA MAKSILOFASIAL Prostesa maksilofasial adalah perawatan khusus kedokteran gigi yang bertujuan untuk memulihkan wajah cacat yang disebabkan oleh kelainan anatomi oleh kanker, trauma atau kongenital melalui perangkat buatan, yang umumnya melekat pada kulit dengan bantuan perekat. Protesa maksilofasial mempunyai peran yang penting dalam rehabilitasi pasien yang menderita cacat pada wajah yang parah yang disebabkan oleh kanker, trauma, penyakit atau kelainan bawaan. Perangkat prostetik maksilofasial dapat dipasang dengan bantuan perekat, dengan cara mekanis, implant kraniofasial dan anatomi jaringan lunak. Perekat merupakan metode yang efektif dan umum digunakan. Pemulihan bagian tubuh yang hilang karena kelainan bawaan atau akibat dari kejadian umum seperti kecelakaan dan penggantian bagian tubuh tersebut berfungsi untuk memulihkan fungsi dan estetika yang hilang, yang dilakukan dengan menggunakan bahan

Upload: aulina-refri-rahmi

Post on 26-Sep-2015

67 views

Category:

Documents


26 download

DESCRIPTION

modul 6 gigi

TRANSCRIPT

PROTESA MAKSILOFASIALProstesa maksilofasial adalah perawatan khusus kedokteran gigi yang bertujuan untuk memulihkan wajah cacat yang disebabkan oleh kelainan anatomi oleh kanker, trauma atau kongenital melalui perangkat buatan, yang umumnya melekat pada kulit dengan bantuan perekat.Protesa maksilofasial mempunyai peran yang penting dalam rehabilitasi pasien yang menderita cacat pada wajah yang parah yang disebabkan oleh kanker, trauma, penyakit atau kelainan bawaan.Perangkat prostetik maksilofasial dapat dipasang dengan bantuan perekat, dengan cara mekanis, implant kraniofasial dan anatomi jaringan lunak. Perekat merupakan metode yang efektif dan umum digunakan.Pemulihan bagian tubuh yang hilang karena kelainan bawaan atau akibat dari kejadian umum seperti kecelakaan dan penggantian bagian tubuh tersebut berfungsi untuk memulihkan fungsi dan estetika yang hilang, yang dilakukan dengan menggunakan bahan bio-kompatibel.Penggunaan bahan tersebut untuk memulihkan bagian tubuh yang hilang telah digunakan selama bertahun-tahun sampai sekarang.2.9 BAHAN PROTESA MAKSILOFASIALUntuk saat ini, tidak ada bahan-bahan yang tersedia secara komersial yang memenuhi semua persyaratan bahan yang ideal.Setiap bahan memiliki keuntungan dan kerugian tersendiri. Penelitian kedepannya diharapkan dapat fokus pada dua tujuan utama yaitu :1. Meningkatkan sifat bahan, sehingga akan sama kurang lebih seperti jaringan pada manusia.1. Warna dari pewarna stabil untuk mewarnai protesa wajah.12Yang paling penting dalam pengobatan prostetik pada pasien seperti ini yaitu retensi yang memadai, kestabilan dan juga dukungan. Ukuran dan lokasi cacat biasanya mempengaruhi jumlah gangguan dan kesulitan dalam rehabilitasi prostetik.Adapun selama berabad abad protesa digunakan untuk menutupi kerusakan maksilofasial.Meski ada perbaikan dalam teknik bedah dan restorasi, bahan bahan yang digunakan dalam prostetik maksilofasial adalah jauh dari ideal. Sebagai tambahan, bahan tersebut harus menyerupai kulit dalam warna dan tekstur.Adapun bahan maksilofasial yaitu :1. Lateks. Adalah bahan lunak dan tidak mahal yang digunakan untuk membuat protesa yang menyerupai bentuk sesungguhnya. Sayangnya bahan ini lemah, cepat mengalami degenerasi, menunjukkan ketidakstabilan warna serta dapat menyebabkan reaksi alergi. Akibatnya, lateks jarang digunakan dalam pembentukan protesa maksilofasial.1. Vinil Plastisol. Resin vinil yang diplastiskan kadang kadang digunakan dalam aplikasi maksilofasial. Plastisol adalah cairan kental berisi partikel kecil vinil yang tersebar dalam suatu bahan pembuat plastis. Bahan pewarna ditambahkan pada bahan ini untuk menyesuaikan warna kulit individu. Sayangnya, vinil plastisol mengeras dengan bertambahnya waktu karena hilangnya bahan pembuat plastis. Sinar ultraviolet juga memiliki efek samping terhadap bahan bahan ini, untuk alasan inilah penggunaan vinil plastisol menjadi terbatas.1. Karet Silikon. Silicon yang digunakan saat ini adalah silicon vulkanisasi panas dan vulkanisasi temperatur ruangan, keduanya mempunyai keuntungan dan kekurangan.1. Polimer Poliuretan. Poliuretan adalah bahan yang paling sering digunakan akhir akhir ini dalam prostetik maksilofasial. Pembuatan protesa poliuretan memerlukan perbandingan proporsi yang akurat dari 3 komponen

OVERDENTURESDefinisi overdentures1. Merupakan protesa yang dirancang untuk menutup secara lengkap suatu gigi atau akar yang telah dipreparasi.( Kamus Kedokteran Gigi F.J Harty)1. Merupakan complete denture yang sebagian didukung oleh gigi asli (Alfred H.Geering,dkk)1. Merupakan protesa lepasan yang menutupi seluruh permukaan oklusal dari sebuah akar atau implan (Harold W.Preiskel)1. Overdenture memiliki kelebihan dibandingkan complete denture pada kekuatan gigit, efektifitas mengunyah dan menahan tekanan, dan ketika ada beberapa gigi yang menahan beban kunyah maka jaringan pendukung akan lebih terjaga

Tujuan umum overdentureDengan menyisakan akar-akar geligi pada rahang dapat memperlambat atau mencegah resorpsi dari residual ridge, yang tak terelakkan (pasti terjadi) paska ekstraksi gigi.

Pertimbangan klinis penggunaan overdentures1. Kondisi periodontal dan prognosisnya1. Distribusi geligi yang tersisa1. Oral hygene1. Kondisi residual ridge1. Fungsi neuromuskular1. Riwayat kesehatan umum

Pertimbangan non klinis penggunaan overdentures1. Sikap pasien terhadap pemakaian overdenture (keoperatifan)1. Kondisi finansial pasien1. Status psikososial

Indikasi overdentures:1. Dilakukan pada kasus proyeksi anterior yang berlebih pada alveolar ridge pada maxilla/ untuk pengurangan processus alveolar yang mengalami elongasi1. Paling banyak dilakukan pada maloklusi kelas II divisi I1. Untuk mengeluarkan pus dari suatu abses pada gigi1. Untuk preparasi rahang untuk tujuan prostetik memperkuat stabilitasdan retensi GT1. Menghilangkan alveolar ridge yang runcing1. Menghilangkan tuberositas untuk mendapatkan prutesa yang stabil dan enak dipakai1. Untuk eksisi eksostosis1. Menghilangkan interseptal bone disease1. Untuk undercut1. Untuk keperluan perawatan endodontik, bila pemakaian orto tidak maksimal1. Untuk penyakit perio yang parah yang mengakibatkan kelangan sebagian kecil tulang alveolar1. Ektraksi gigi yang traumatik, maupun karena trauma eksternal1. Tersisa paling sedikit satu gigi yang masih dapat dipertahankan. 1. Kebersihan mulut yang cukup baik untuk menghambat atau mencegah karies yang cepat atau kerusakan jaringan periodontal. 1. Jika prognosa untuk pemakaian gigi tiruan lengkap yang buruk karena adanya resorpsi linggir yang berat, xerostomia, refleks muntah yang berat, kemampuan belajar yang kurang, faktor psikologis dll. 1. Kerusakan gigi tersisa akan menjadi lebih parah oleh tipe perawatan yang lain. 1. Tidak ada tipe perawatan prostetik yang menjanjikan hasil perawatan yang lebih baik, sebanding dengan biaya yang dikeluarkan.

Kontra indikasi overdentures:1. Apabila pembuatan gigi tiruan dengan metode lain prognosanya lebih baik1. Bila pasien tidak dapat memelihara gigi penyangga dan jaringan sekelilingnya, sehingga kehilangan gigi-geligi tidak dapat dihindarkan.1. Overdenture kontraindikasi ketika metode lainnya sanggup memberikan hasil lebih baik.1. Secara psikologis pasien tidak dapat menerima tipe denture lepasan.1. Ketika pasien tidak dapat menjaga gigi penyangga dan jaringan periodontal disekitarnya.

Examination, Diagnosis and Treatment Planning 1. History and Records1. Medical HistoryPenyakit debilitating dan gangguan psikiatri bisa mengganggu kemampuan pasien untuk bisa menjaga kebersihan mulut. Kedua hal ini merupakan kontraindikasi pembuatan overdenture.1. Dental HistoryPerlu diketahui bagaimana usaha yang dilakukan pasien dirumah dalam menjaga kebersihan mulut meliputi metode, material dan frekuensi untuk melihat status oral hygiene pasien.pasien dengan oral hygiene yang baik memiliki prognosis penggunaan overdenture yang lebih baik.1. Pretreatment RecordsCetakan akurat untuk diagnose digunakan untuk sumber informasi pemilihan gigi abutment. Oklusi harus dianalisis untuk melihat apakah ada kontak oklusal yang deflektif. Informasi yang diperoleh dari cetakan diagnostic adalah hubungan antar rahang, tuberositas, tori, ruang denture yang tersedia, undercut pada jaringan dan ukuran untuk panduan penyusunan gigi.1. Examination1. Visual and Digital ExaminationYang perlu diperiksa secra visual adalah rongga mulut, lidah, gigi, bibir, mukosa bukal, gingival, dasar mulut, palatum lunak dank eras dan dilihat apakah ada perubahan yang disebabkan keadaan patologis pada bagian tersebut.Pemeriksaan digital untuk melihat eksostosis, ridge mylohyoid yang tajam, dan tuberositas yang displaceable. Adanya undercut pada jaringan harus dikoreksi secara bedah sebelum perawatan overdenture.1. Dental ExaminationLesi karies dan restorasi harus dicatat. Gigi hilang dan kondisi ruangnya harus diperhatikan. Oklusi, adanya kebiasaan bruxism atau kebiasaan lidah yang kurang baik juga harus dilihat. 1. Periodontal ExaminationAdanya kehilangan tulang dan periodontal pocket merupakan karaokteristik dari penyakit periodontal.1. Radiographic ExaminatiuonPeriapikal radiografi digunakan untuk seleksi pemilihan gigi abutment. Sedangkan foto panoramic penting untuk melihat apakah dukungan tulang terdesia, gigi impaksi, ritasi mahkota-akar, patologi apical, lesi radiolusen dan radiopak, status perawatan endodontic sebelumnya, potensi perawatan endodontic dan keadaan jaringan periodonsium. 1. KonsultasiDokter gigi harus melakukan konsultasi dengan periodontist dan endodontist terkait perawatan pada gigi abutment.1. DiagnosisDiagnosis ditegakkan dari hasil cetakan, pemeriksaan radiograf, riwayat pasien, laporan laboratorium, pemeriksaan dan konsultasi.1. Treatment Planning1. Patient ConferenceSemua prosedur perawatan yang akan dilakukan harus dijelaskan kepada pasien, meliputi lama perawatan, rasa ketidaknyamanan, risiko, metode alternative perawatan dan tujuan serta keuntungannya.1. Tipe Denture1. Immediate overdenture1. Transitional overdenture1. Remote overdenture1. Abutment SelectionGigi yang akan dijadikan abutment harus dievaluasi :1. Status periodontalGigi abutment harus memiliki mobilitas gigi yang minimal, dukungan tulang yang adekuat dan bisa dilakukan perawatan periodontal.1. Kavitas kariesIdealnya ggi abutment tidak atau memiliki karies yang minimal.1. Potensial perawatan endodonticPerawatan endodontic direkomendasikan untuk gigi abutment overdenture. Kesuksesan perawatan ini memiliki kontribusi pada estetik dengan adanya reduksi gigi abutment dan menggantinya dengan ukuran dan bentuk yang hampir sama.1. Pertimbangan posisiGigi abutment pada satu rahang bisa memberikan distribusi tekanan yang idela seperti 2 kaninus dan 2 premolar kedua dalam 1 lengkung rahang.

Pemilihan gigi penyanggaMenurut Brewwer AA, dkk. Pemilihan gigi penangga didasarkan pada kriteria:1. Status periodontal1. Gigi penyangga harus memiliki periodontal yang sehat sebelum overdenture dibuat. Kriteria:1. Tanpa saku periodontal yang dalam (kurang dari 3 mm dari apeks)1. Ketinggian tulang yang cukup (apabila kurang dari 25% maka gigi dicabut)1. Mempunyai gingiva cekat yang lebar1. Pergerakannya tidak bertambah setelah diperpendek.1. Aktivitas karies1. Sebaiknya dipilih gigi-geligi tanpa karies, namun gigi-geligi yang sudah diserang karies bukan merupakan kontraindikasi sebagai gigi penyangga.1. Potensi untuk perawatan endodontik1. Setiap gigi yang dapat dirawat endodontik dapat dijadikan sebagai gigi penyangga overdenture, namun bila gigi berakar tunggal lebih disukai karena lebih sederhana dan gigi2 tersebut (canin dan premolar) dapat menahan banyak tekanan pengunyahan. 1. Rasio mahkota-akar diperbaiki setelah perawatan ortho.1. Perawatan ini memungkinkan penggunaan gigi yang malposisi, mobilitas, gigi yang sudah mengalami hemiseksi dan amputasi akar.1. Pertimbangan letak gigi penyangga1. Adanya gigi-geligi pada 2 sisi dari lengkung rahang akan lebih baik, hal ini memberi stabilitas pada lengkung rahang yang berseberangan.1. Tujuan dari pembuatan overdenture adalah untuk mempertahankan tulang rahang dari resopsi, maka gigi penyangga yang dipilih sebaiknya memiliki antagonis yang asli.1. Idealnya situasi yang paling baik adalah memiliki 4 gigi penyangga pada setiap rahang, misalnya 2 kanin dan 2 premolar. Penyebaran ini memungkiinkan stabilitas dan dukungan maksilmal pada overdenture yang benar-benar didukung oleh gigi.1. Bila terdapat 3 gigi penyangga diusahakan untuk memperoleh keadaan dimana terdapat 1 gigi penyangga di depan sedangkan yang lain di bagian sisi kiri dan kanan, tetapi apabila hanya terdapat 2 gigi penyangga makan lebih baik posisinya pada kedua sisi rahang untuk menciptakan dukungan yang optimal.1. Gigi-gigi insisiv bawah dan insisiv 2 atas tidak ideal sebagai penayangga karen apermukaan ligamen periodontalnya lebih sempit. Selain itu, kenyataannya bahwa pencabutan gigi-gigi ini dapat menghilangkan perlunya membersihkan gigi penyangga yang berdekatan.1. Gigi penyangga yang tidak berdekatan biasanya hasilnya lebih baik. Satu kanin dan satu premolar pertama berdekatan , tidak memberikan dukungan yang lebih daripada satu gigi penyangga. Kadang-kadang gigi penyangga yang berdekatan lebih sulit bagi pasien untuk membersihkannya dan keberadaannya menyulitkan penyusunan gigi pada overdenture.

Persiapan rongga mulut sebelum OverdentureProsedur PeriodontalMerupakan hal yang paling penting dalam persiapan sebelum membuat overdenture, dalam prosedur ini akan mempengaruhi apakah jaringan periodontium dapat terjaga tetap sehat dalam menahan tekanan dari overdenture.Terdapat 2 tindakan1. Initial therapy (hygiene phase)Tahapan untuk membersihkan rongga mulut melalui dental prophylaxis, scaling, root planning, excavasi karies dan tambalan sementara, eliminasi iritasi gingiva iatrogenic, eliminasi trauma karena denture yang kurang pas, instruksi untuk meningkatkan OH.1. Periodontal surgeryKetika initial therapy sudah tercapai dan hasilnya positif, maka periodontal surgery bisa dilakukan, diantaranya yaitu:1. Root planning dengan akses visual langsung1. Reduksi poket periodontal dengan gingivektomi atau flap1. Surgical untuk pemanjangan mahkota1. Melebarkan attached gingiva melalui mucogingival surgeryKonsekuensi jika tidak dilakukan prosedur periodontal Perdarahan, resesi gingiva, Inflamasi gingiva, tarikan dari moveable mucosa1. Akibat persiapan periodontal yang tidak sempurna1. Perdarahan disertai inflamasi gusi di sekitar gigi penyangga.1. Resesi gusi: jaringan rusak yang terinflamasi selama preparasi selama preparasi gigi secara perlahan akan membaik dan resesi gusi muncul.Hiperplasi gusi dan jaringan granulasi bertambah.

Prosedur prostetik tahap awal1. Tujuan: untuk menoong jaringan pendukung GT dan sistem neuromuskular sehingga kondisinya menjadi baik yang memungkinkan untuk menerima adanya suatu overenture.1. Prosedur prostetik meliputi: (penjelasan pada makalah)1. Perubahan suatu GT sebagian menjadi overdenture provisional/sementara1. Modifikasi GT yang sudah ada1. Perawatan awal dengan suatu GTSL1. Prosedur diagnostik fungsional

Prosedur bedah1. Urutan prosedur bedah yang mungkin diperlukan dalam mempersiapkan pasien untuk memakai overdenture meliputi hampir seluruh tindakan bedah mulut, misalnya pada hasil foto radiologis 25 % kasus menunjukkan temuan yang memerlukan tindakan bedah seperti fraktur ujung kara gigi, gigi impaksi, kista, dan kelainan lain/ di atas tulang.1. Meliputi:1. Pencabutan gigi yang sudah tidak bisa diharapkan lagi. Nila dilakukan tindakan tersebut, maka manfaatnya harus diambil untuk meningkatkan kondisi periodontal dari gigi-gigi tetangganya yang diselamatkan yaitu dengan cara skalling terbuka/tertutup, eksisi/flap.1. Koreksi bedah prostetik dari jaringan lunak seperti: eksisi fibroma, frenektomi labial dan bukal dan memperdalam vestibulum seringkali diperlukan dalam mempersiapkan lingir dengan kehilangan sebagian gigi intuk menerima suatu overdenture.1. Setiap intervensi bedah menghasilkan beberapa resopsi tulang lokal dan pengerutan mukosa. Untuk alasan ini, maka pembedahan harus direncanakan sejak awal paling tidak bulan sebelum protesa definitif.

Prosedur endodontik1. Perawatan endodontik diperlukan karena gigi akan diperpendek sampai hampir setinggi gusi/ karena bagian dari saluran akar memerlukan suatu pasak/sekrup/ karen agigi non vital dan tidak terdapat pengisian SA yang sempurna.1. Guttap point digunakan dengan suatu sealer SA yang menambah kepastian penutupan lengkap dari saluran akan tetapi hal-hal berikut harus diperhatikan:1. Saat saluran akar diekskavasi untuk membentuk suatu ruang, maka guttap point tidak boleh seluruhnya terangkat.1. Perhatian khusus harus dilakukan saat preparasi ruang untuk pasak di dekat apeks untuk memastikan bahwa tidak terjadi perdorongan guttap ke apeks.

Tipe - tipe Overdenturesa. Immediate Overdenture1. Dibuat untuk insersi segera setelah kehilangan beberapa gigi.1. Digunakan ketika pasien memiliki banyak gigi yang tidak bisa diharapkan.1. Gigi penyangga dipilih dan dirawat, dan overdenture diinsersikan sebagai penggantian segera.1. Dapat digunakan untuk beberapa tahun.1. Sebagian besar pasien dapat menerima immediate overdenture.

b. Transitional Overdenture1. Diperoleh dengan mengubah denture sebagian lepasan yang sudah ada.

c. Remote Overdenture1. Dibuat untuk insersi pada beberapa rentang waktu yang jauh dari kehilangan gigi.1. Untuk pasien dengan gigi yang sedikit tersisa, yang semuanya dijadikan penyangga.1. Gigi penyangga dapat dirawat endodontik, dipreparasi, dan diberikan coping pelindung sebelum remote overdenture dibuat.

Elemen-elemen Pendukung Overdenture1. Unsur-unsur pendukung overdenture adalah semua yang berperan menyalurkan daya kunyah ke periodontal.1. Metode yang paling sederhana dan murah untuk menambah dukungan pada overdenture dari giig tersisa adalah menutup akar yang telh dirawat endo dengan amalgam,komposit, atau GIC.1. Akar-akar gigi yang hanya berperan sebagai unsur pendukung sering kali ditutup koping emas pelindung untuk mencegah karies.1. Jika gigi penyangga telah dipendekkan sampai setinggi gusi, koping harus dihubungkan ke saluran akar oleh sebuah post atau inlay sentral.1. Jika gigi yang telah dipreparasi berada pada beberapa milimeter di atas puncak linggir, koping emas tidak memerlukan tambahan retensi dari pasak.1. Pada pasien usia lanjut, pulpa telah menyusut sehingga gigi dapat dipendekkan tanpa devitalisasi.1. Koping akar berbentuk kupah juga dapat dipertimbangkan bila ruangan yang tersedia tidak cukup untuk kaitan dan tambahan retensi gigi tiruan sama sekali tidak diperlukan.1. Mempertahankan akar gigi pada tempatnya sebagai unsur pendukung membantu mempertahankan kontur linggir sehingga penampilan gigi tiruan jauh lebih baik.1. Untuk pendukung seperti itu, dapat menciptakan stabilitas yang lebih baik untuk protesa dengan menambah permukaan dukungan periodontal.1. Unsur pendukung tersebut tidak memperlihatkan seberapa banyak unsur pendukung di atas gusi, unsur pendukung menonjol di atas gusi,unsur pendukung mengalami sedikit atau tanpa daya memotong.1. Untuk alasan inilah akar dengan keterlibatan perio yang beratpun dapat berguna untuk jangka panjang sebagai unsur pendukung dengan syarat akar tersebut telah mendapat perawatan periodontal yang tepat.

PrognosisPrognosis tergantung dari bagaimana pasien memelihara kebersihan mulut paska insersi overdenture

Keuntungan dan Kerugian Overdenture1. Keuntungan1. Fungsi stabilitas yang lebih bak1. Retensi baik1. Peningkatan efisiensi pengunyahan karena stabilitas dan retensi yang baik1. Tekanan pada mukosa berkurang1. Mudah beradaptasi1. Mudah untuk diperbaiki1. Bisa dibentuk roofless pada overdenture maksila1. Estetik baik1. Prosedur yang familiar bagu teknisi dan dokter gigi1. Memudahkan pengukuran dimensi oklusi vertical1. Kerugian1. Mahal1. Bulky daripada fixed atau removable partial denture1. Beberapa pasien lebih memilih fixed partial denture1. Bila pasien tidak bisa menjaga kebersihan mulut, akan terjadi karies dan penyakit periodontal1. Adanya soft tissue undercuts berpengaruh pada kurannya retensi dan buruknya estetik1. Breakage of denture tipis dan tekanan terkonsentrasi diatas abutments

Follow up care for the overdenture patientRoot Caries1. Terjadi pada lebih dari 30% gigi abutment yang tak terlindungi dan 15% dari mereka tidak ditutupi oleh root copings.1. Faktor yang mendukung onset karies akar : kehilangan periodontal attachment, asupan tinggi dari karbohidrat yang difermentasi dan xerostomia karena sebab apapun.1. Diagnosis dan pencegahan:1. Aplikasikan flouride harian baik dengan flouride rinsing solution atau dengan flouride gel.1. Gel dapat diaplikasikan secara langsung pada abutment dengan jari, sikat gigi/ujung kapas atau tidak secara langsung dengan melapisi bagian dalam denture sebelum ditempatkan.1. Karies terdeteksi dengan explorer saat pemeriksaan klinis.1. Ro: hanya menentukan lokasi lesi pada permukaan proximal, membantu menentukan kedalamannya.1. Terapi:1. Localized supra-alveolar root caries: biasanya dapat diekskavasasi dan kerusakan dirawat dengan material restorasi. Posisi kavitas mengakibatkan kesulitan teknik manipulasi filling material tanpa kontaminasi.1. Extensive supra-alveolar lesion, yang berada di bawah root copings jarang bisa dirawat dengan direct restorasi.1. Prognosis1. Perawatan karies infra-alveolar : jarang menguntungkan terutama jika dinding dari post space terlibat. Di sini, biaya-manfaat-ratio pengobatan harus dievaluasi bahkan lebih kritis daripada dalam kasus lesi extensive supra-alveolar.

Periodontal follow-up careRecall examination1. Kontrol pasien untuk deteksi awal periodontal dan lesi karies sangat penting untuk overdenture pasien.1. Kontrol I dijadwalkan 3 bulan setelah penempatan prosthesis. Setelah itu interval kontrol ditentukan situasi individu. Jika OH optimum, periodontal resistance baik dan tidak ada masalah dengan interaksi prosthetic ,intervalnya 12 bulan.1. Pada semua kasus lain, kontrol tiap 6 bulan.1. Pemeriksaan periodontal meliputi evaluasi kebersihan pasien dari abutment dan denture, pengukuran kedalaman poket dan pergerakan gigi, menentukan lebar attachment gingiva dan derajat inflamasi marginal gingiva.1. Ro berkala pada gigi abutment membantu prognosisnya.

Maintenance therapy1. Perawatan perodontal maintenance melibatkan lebih dari menghilangkan plak dan kalkulus. Juga hampir selalu diperlukan memotivasi dan menginstruksi perawatan yang baik di rumah pada pasien.1. Waktu faktor penting. seberapa cepat lesi periodontal berkembang berhubungan dengan kualitas OH dan tingkat stres pada gigi yang dikenai.1. Penentuan prosedur periodontal lebih lanjut berdasarkan faktor yang sama yang dipertimbangkan dalam evaluasi dan fase preliminary treatment1. Setelah evaluasimenentukan prognosis lebih lanjut dari penyakit dan memperkirakan keefektifan periodontal surgery dalam memperpanjang service life dari prosthesis

1. Evaluasi pertimbangan

Proses perencanaan terdapat 3 faseFase 1 menentukan sisa gigi yang memiliki prognosis baik dan burukFase 2 Menentukan kegunaan dan kemanfaatan untuk mempertahankan gigi dari gigi yang berprognosis baik (ditentukan oleh lokasi)Fase 3 Menentukan rencana perawatan sesuai gigi yang tersisa dan bentuk yang direncakan

FEEDING PLATE AND OBTURATORMaksilofasial adalah cabang ilmu prostodonsia yang berhubungan dengan restorasi atau penggantian system stomatognatik struktur wajah yang disebabkan oleh adanya penyakit, tindakan bedah dan kelainan bawaan dengan alat tiruan. Ruang lingkup protesa maksilofasial terdiri atas protesa extra-oral dan intra-oral. Protesa extra-oral adalah protesa yang merestorasi dan atau menggantikan bagian dari wajah atau struktur kepala yang hilang seperti protesa mata, protesa hidung dan protesa telinga. Protesa intra-oral adalah protesa yang merestorasi dan atau menggantikan kelainan struktur didalam rongga mulut seperti obturator pada celah palatum, speech aids, palatal lifts, dan feeding plate pada bayi. Celah pada palatum yang terjadi akibat kegagalan penyatuan palatum yang mempengaruhi baik pada jaringan lunak, komponen tulang bagian atas, tulang alveolar, palatum keras dan lunak biasanya berbentuk celah dan terjadi pada usia kehamilan 7-12 minggu, celah garis tengah pada palatum yang terjadi karena kegagalan 2 sisi untuk menyatu dikarenakan kelainan dalam perkembangan embriotik.2 Pada celah bibir palatum dapat dibuatkan alat bantu berupa protesa obturator untuk memperbaiki estetis, fungsi fisiologis, serta menjaga dan menggantikan jaringan lunak.Obturator merupakan maksilofasial mengembalikan cacat dengan menempati ruang yang tercipta sebagai akibat dari hilangnya atau tidak adanya jaringan, umumnya pada lengkung rahang atas. Sebuah obturator harus ringan, stabil, tidak menyebabkan iritasi, nyaman, sederhana dalam desain, mudah dilepas, dan mampu memulihkan baik kontur dan fungsi fisiologis, seperti berbicara dan menelan.4 Jika seseorang memiliki gigi asli yang cukup untuk penjangkaran protesa obturator maka dapat dibuatkan obturator dengan basis akrilik dan ditambahkan dengan elemen gigi.Bagian dari obturator terdiri dari basis akrilik, elemen gigi dan cengkeram dengan menggunakan kawat berdiameter 0,7 mm. Berbagai jenis cengkeram dapat digunakan untuk situasi yang berbeda. Namun, beberapa cengkeram yang digunakan untuk protesa pada anak-anak adalah menggunakan cengkeram Adams.Berdasakan uraian diatas, maka penulis ingin membahas mengenai Prosedur Pembuatan Obturator dengan Gigi Anterior pada Kasus Bilateral Cleft Lip Palate, karena protesa obturator ini merupakan hal yang baru bagi penulis. Dalam pembuatan obturator ini ditambahkan juga penyusunan gigi tiruan akrilik pada bagian anteriornya. Selain untuk menambah wawasan, menguasai teknik pembuatan protesa maksilofasial, tahap-tahap pengerjaan di laboratorium dengan benar, dan menambah kerampilan dalam proses pengerjaan, juga agar penulis dapat membuat protesa obturator dengan baik dan berfungsi maksimal.Obturator Obturator adalah suatu alat yang didesain untuk menutupi pembukaan, baik yang tidak alamiah atau defek pada maksila seperti cleft palate atau suatu pembuangan sebagian atau seluruh maksilla karena terdapat suatu masa tumor.3

Fungsi Obturator1. Menggantikan bagian mulut dan dapat digunakan sebagai alat bantu makan.2. Agar daerah luka atau defek tetap bersih, sehingga dapat mepercepat proses penyembuhan trauma atau post surgical defek.3. Membantu pembentukan kembali bentuk palatal atau soft palate.4. Memperbaiki fungsi bicara.5. Fungsi estetik (memperbaiki posisi bibir).6. Memperbaiki fungsi penelanan dan pengunyahan.

Tipe ObturatorObturator palatum dapat diklasifikasi berdasarkan tahapan perawatannya yaitu obturator selama pembedahan (surgical obturator), obturator interim dan obturator definitif. Terdapat beberapa tipe obturator selain obturator palatum, seperti obturator palate faringeal, obturator palatal lift (palatal lift prosthesis) dan obturator metal.

2.7 Bahan Bahan Pembuatan Obturator81. Akrilik Resin Menurut American Dental Assosiation (ADA) 1974, terdapat dua resin akrilik yaitu heat cured polymer dan self cured polymer. Resin akrilik adalah turunan etilen yang mengandung gugus vinil dalam rumus strukturnya. Dua kelompok resin akrilik dalam kedokteran gigi yaitu kelompok turunan asam akrilik, CH2 = CHCOOH, dan kelompok asam metakrilik CH2 = C(CH3)COOH. Kebanyakan basis protesa dibuat menggunakan resin poli (metilmetaktilat). Resin akrilik terdiri dari poli (metilmetakrilat) yang berbentuk bubuk disebut polimer, dan metilmetakrilat yang berbetuk cairan disebut monomer. Resin akrilik terbentuk saat dicampur dengan cairan monomer metal metakrilat dan bubuk polimerpoli (metilmetakrilat), dan campuran mengalami polimerisasi.

2. Silikon Bahan silikon dapat digunakan dalam pembuatan obturator palatum untuk mengembalikan fungsi organ berserta jaringan sekitarnya. Silikon adalah suatu suatu polimer sintetik yang terdiri dari rantai polisiloksan, dimana rantai polisiloksan adalah poli-dimetil-siloksan dengan kelompok terminal hidroksil. Silikon yang digunakan saat ini adalah silikon vulkanisasi panas (HTV) dan vulkanisasi temperatur ruangan (RTV). Silikon vulkanisasi temperatur ruangan (RTV) dikemas dalam bentuk pasta tunggal. Protesa dapat dipolimerisasi dalam mold stone buatan, meskipun mold yang lebih tahan lama dapat dibuat dari epoksi resin atau logam. Silikon yang divulkanisir dengan panas umumnya dikemas dalam bentuk bahan separuh padat atau menyerupai dempul yang memerlukan penggilingan, pemadatan dengan tekanan, dan aplikasi siklus panas 180o C selama 30 menit.

3. Polimetilmetakrilat Polimetilmetakrilat adalah suatu resin transparan dan sangat stabil. Bahan ini tidak mempunyai efek terhadap sinar ultra violet. Bahan ini juga stabil secara kimia terhadap panas dan menjadi lembut pada temperatur 1250C. Mold dari bahan ini dapat dibuat sebagai bahan termoplastis dan cenderung mengabsorbsi air melalui proses imbibisi. Struktur kimia yang non-crystalline memberikan sumber energi yang tinggi. Molekul-molekul polimerini dapat berdifusi dalam resin karena pengaktivasian molekulnya memerlukan sumber energi yang rendah. Polimer ini dapat larut dalam larut anorganik karena polimer ini merupakan suatu polimer yang linear.

4. Logam Titanium Pada umumnya, logam yang digunakan untuk pembuatan obturator adalah logam titanium karena logam ini memiliki biokompatibilitas yang tinggi dan tahan terhadap korosi. Namun, logam titanium ini memiliki kekurangan antara lain kurang padat dibanding dengan logam campuran yang lain.Cengkeram Retensi untuk Obturator Cengkram harus didesain sedemikian rupa sehingga bagian yang melingkari serta menyentuh sebagian besar keliling gigi, pengimbangan, retensi, dukungan, stabilisasi dan pasifitas. Cengkeram retensi digunakan untuk pembuatan obturator, diantaranya adalah: Cengkeram Half-Jackson Cengkeram C Cengkeram Adam Cengkeram Sirkumferensial Penyusunan Gigi pada Obturator Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam penyusunan gigi tiruan akrilik pada protesa obturator, diantaranya adalah:1. Fungsi struktur disekelilingnya.Fungsi gigi seperti pengunyahan, fonetik, estetik. Pada saat menelan posisi ujung lidah menyentuh daerah palatal gigi depan rahang atas.2. Struktur sel tempat duduk jaringan.Keadaan mukosa dan submukosa haruslah menjadi pertimbangan dalam penyusunan elemen gigi tiruan. Kekuatan oklusi tidak boleh langsung pada jaringan karena akan membuat jaringan tidak mampu menahan kontak oklusi yang dilakukan oleh elemen gigi tiruan.3. Batas anatomis: Gigi depanPenyusunan gigi tiruan depan haruslah seimbang dengan posisi rahang, untuk memstabilkan elemen gigi tiruan selama berkontak dengan gigi antagonis. Gigi belakangSeperti gigi depan, gigi belakang di tentukan oleh bentuk lengkung mandibular. Gigi insisivus 1 rahang atas harus diposisikan didepan residual ridge. Pada daerah mukosa perlu dipertimbangkan bahwa tekanan yang paling berat berakhir pada retromolar pad.

Basis Protesa untuk Obturator Disebut juga plat protesa adalah bagian dari gigi tiruan yang menutupi mukosa mulut di daerah palatum labial, bukal, lingual. Ada 2 macam basis, yaitu basis dengan dukungan gigi dan basis dengan dukungan jaringan.

Dental ImplantDental implant adalah sebuah logam yang dipasang ke dalam tulang rahang diantara gingiva melalui jalan operasi. Setalah implant terpasang, dokter gigi akan dapat memasang gigi tiruan di atas implant tersebut.Karena implan akan bergabung dengan tulang rahang, maka diperlukan dukungan yang stabil pada gigi tiruan tersebut.Hal ini berfungsi supaya gigi tiruan yang dipasang tidak akan slip atau bergeser dalam mulut. Untuk melakukan perawatan implan, pasien harus memiliki gusi sehat dan tulang yang memadai untuk mendukung implan. Pasien juga harus berkomitmen untuk menjaga struktur ini agar tetap sehat.Kebersihan mulut dan kunjungan gigi yang teratur sangat penting untuk keberhasilan jangka panjang dari implan.

Indikasi dan Konta IndikasiIndikasi Implan dental :1. Rahang atas dan rahang bawah harus mempunyai lengkung yang baik sehingga orientasi cukup memuaskan untuk penanaman implant dental.2. Rongga sinus pada rahang atas atau saraf pada rahang bawah harus terletak pada posisi tidak akan menggangu penemapatan implan dental.3. Ketebalan tulang harus cukup adekuat untuk memberi dukungan implan dental.4. Pasien perduli terhadap kesehatan mulutnya dan dapat membersihkan sendiri implandental.5. Pasien tidak mempunyai kelainan sistemik.

Kontraindikasi (NIH Consessus , 1988) :1. Menderita penyakit akut1. Kehamilan 1. Memiliki penyakit metabolisme yang tidak terkontrol1. Tidak memiliki motivasi yang cukup1. Kurangnya kemampuan operator1. Tidak dapat diperbaiki secara prostodontik

American Dental Association telah mengelompokkan 2 tipe implant yang tergolong aman, yaitu:1. Endosteal implantTipe implant ini secara langsung dipasang ke dalam tulang alveolar melalui operasi. Jika jaringan gingivaa sekitarnya telah pulih atau sehat kembali, tindakan operasi kedua dibutuhkan untuk menghubungkan post dan implant. Pada akhirnya, gigi tiruan dapat ditempatkan pada post baik secara terpisah maupun berkelompok sebagai bridge atau denture.1. Subperiosteal implantTipe implant ini terdiri dari frame logam yang dipasang pada tulang alveolar dibawah jaringan gingiva. Sejalan dengan pulihnya gingiva, frame akan semakin mencengkram tulang alveolar. Post yang menempel pada frame, menonjol keluar gingiva. Sama seperti endosteal implant, gigi tiruan dapat ditempatkan pada post.

Posts are surgically placed below the gums.Artificial teeth, grouped on a bridge, are mounted to the posts.

Implants offer a very stable and secure fit.Implants serve as a base for single replacement teeth.

1. Pemilihan Protesa Untuk Dental ImplantSebuah protesa dapat melekat pada satu atau beberapa buah implant sekaligus. Pemillihan protesa disesuaikan dengan kebutuhan pasien. Apabila pasien kehilangan seluruh gigi, maka dokter gigi dimungkinkan untuk memilih jenis protesa lepasan ataupun cekat.Berdasar pada berapa jumlah gigi yang hilang, pasien dapat dibuatkan protesa gigi tiruan single, sebagian, atau penuh. Semakin banyak jumlah gigi yang akan digantikan, semakin banyak pula dental implant yang diperlukan. Bagi kebanyakan orang, protesa permanen tidak dapat dibuat hingga tulang alveolar sudah berfusi dengan implant. Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan pemakaian protesa sementara.Protesa single digunakan untuk menggantikan satu gigi yang hilang. Hanya diperlukan satu buah implant sebagian support protesa single ini. Protesa sebagian digunakan untuk menggantikan dua atau lebih gigi yang hilang. Dua atau tiga buah implant digunakan sebagai support protesa sebagian ini. Sedangkan protesa gigi tiruan penuh digunakan untuk menggantikan seluruh gigi yang hilang pada satu rahang. Jumlah implant yang diperlukan bergantung pada jenis protesa cekat atau lepasan.

1. Implant-Supported DentureImplant-supported denture merupakan salah satu tipe overdenture yang memiliki dukungan serta ditempatkan pada implant, bukan pada gingiva seperti gigi tiruan biasanya. Implant-supported denture digunakan pada orang yang sama sekali tidak memiliki gigi pada rahangnya, tetapi masih memiliki tulang yang cukup untuk support implant. Implant-supported denture memiliki perangkat khusus sehingga dapat merekat pada implant.Implant-supported denture biasanya dipakai pada rahang bawah karena gigi tiruan biasa cenderung kurang stabil, berbeda dengan gigi tiruan yang dipasang pada rahang atas. Bagaimanapun, implant-supported denture dapat digunakan baik pada rahang atas maupun rahang bawah.Terdapat 2 jenis implant-supported denture, yaitu: bar-retained dan ball-retained. Pada kedua jenis, gigi tiruan akan dibuat pada landasan akrilik yang akan terlihat seperti gingiva, kemudian gigi artificial dari porselen atau akrilik akan berada pada landasan tersebut. Kedua tipe gigi tiruan tersebut akan memerlukan setidaknya 2 implant untuk support. 1. Bar-retained denturesBar tipis terbuat dari logam yang melekat pada 2-5 buah implant yang sebelumnya telah terpasang mengikuti lengkung rahang. Clip atau perlekatan jenis lain terpasang pada bar, gigi tiruan, atau keduanya, memungkinkan gigi tiruan dapat melekat dengan bar.1. Ball-retained denturesSetiap implant yang terpasang pada tulang alveolar memiliki perlekatan logam. Masing-masing perlekatan tersebut akan melekat pada gigi tiruan. Pada banyak kasus, perlekatan yang terdapat pada implant berbentuk bola (ball-shaped) dan akan melekat pada soketnya yang terdapat pada gigi tiruan.

Implant sering kali dipasang pada tulang alveolar bagian depan karena tulang yang terdapat pada bagian depan tersebut lebih tebal. Selain itu, tulang alveolar pada bagian depan tidak mengenai banyak syaraf ataupun struktur lain yang akan mengganggu pemasangan implant.Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan perawatan implant tergantung dari banyak factor. Perawatan implant pada rahang bawah membutuhkan waktu paling singkat sekitar 5 bulan, sedangkan pada rahang atas sekitar 7 bulan. Hal ini mencakup pelaksanaan operasi hingga pemasangan gigi tiruan. Bagaimanapun juga, proses ini dapat berlangsung selama 1 tahun bahkan lebih, terutama jika memerlukan perawatan pre-eliminasi atau bone grafting.

1. Prosedur Pemasangan Dental ImplantPada perawatan ini, biasanya dibutuhkan dua kali tindakan operasi. Operasi pertama dilakukan untuk memasang implant ke dalam tulang alveolar. Kemudian tindakan operasi kedua dilakukan untuk memasang bagian atas dari implant. Tindakan operasi kedua dilakukan 3-6 bulan setelah tindakan operasi pertama selesai.Prosedur dengan satu kali tahapa juga dapat dilakasanakan. Pada prosedur ini, dokter gigi dapat memasang implant dan bar pendukung pada satu tahapan sekaligus. Tingkat kesuksesan prosedur ini juga cukup tinggi.1. Konsultasi AwalSelama pemeriksaan pada tahap ini, dokter gigi seharusnya memeriksa riwayat medis, mengambil foto rontgen, dan membuat model cetakan pasien. Jika pasien tidak memiliki gigi tiruan sementara, dokter gigi akan membuatkannya terlebih dahulu. Gigi tiruan sementara ini dipakai hingga implant-supported denture dapat dipasangkan kemudian. Untuk menekan biaya, gigi tiruan sementara ini juga dapat digunakan sebagai gigi tiruan akhir yang akan dipasang pada implant. Dengan membuat gigi tiruan sementara ini, akan sangat memungkinkan bagi dokter gigi untuk menentukan posisi akhir pemasangan implant-supported denture. 1. Operasi PertamaUntuk memasang dental implant, buat insisi pada gingiva agar permukaan tulang dapat terlihat. Kemudian buat lubang dengan menggunakan drill dan tempatkan implant ke dalam lubang. Foto rontgen pasien jika diperlukan, untuk memastikan area pemasangan implant sudah benar. Selanjutnya tutup dan jahit gingiva pasien hingga implant tertutupi. Jika implant berada pada bagian depan mulut, berikan pasien gigi tiruan sementara agar pasien tetap dapat menggunakan giginya untuk beraktivitas.

Setelah pelaksanaan operasi ini, pasien diinstruksikan untuk menghindari adanya penekanan pada implant. Gigi tiruan sementara dapat dibuat sehingga tekaan dapat dialihkan ke bagian lain, bukan pada implant. Selanjutnya dokter gigi akan menunggu selama 3 sampai 4 bulan untuk jika implant terpasang pada rahang bawah, dan 5 sampai 6 bulan jika implant terpasang pada rahang atas, sebelum menjadwalkan tindakan operasi kedua. Selama rentang waktu tersebut, akan terjadi fusi antara tulang alveolar dan implant.1. Operasi KeduaSetelah implant berfusi dengan tulang alveolar, tindakan operasi kedua dapat dilaksanakan. Hal ini dapat diketahui melalui foto rontgen. Tindakan operasi kedua ini lebih sederhana daripada operasi pertama. Inisisi berukuran kecil dibuat pada gingiva agar bagian atas dari implant dapat terlihat.Healing cap (collar) ditempatkan pada kepala implant segera setelah implant terlihat. Collar ini berupa logam berbentuk bundar yang berfungsi menjauhkan gingiva dari kepala implant. Emasangan collar ini dilakukan selama 10-14 hari. Selajutnya dokter gigi akan mengatur kembali gigi tiruan sementara dan akan memberikan reline jika diperlukan.Sekitar 2 minggu setelah tindakan operasi kedua, healing caps akan digantikan dengan sandaran. Pada periode ini, gingiva pasien seharusnya sudah dalam keadaan cukup sehat untuk dilakukan pencetakan jaringan gusi dan sandaran. Model yag didapatkan dari pencetakan akan digunakan sebagai kerangka gigi tiruan.

Standard abutments connected to the tops of the implants1. Try in dan Insersi Gigi TiruanPada tahap ini, bar logam dipasang di atas sandaran. Pasien akan menjalani proses try in pertama dari kerangka gigi tiruan setelah bar logam logam terpasang dengan baik. Bar secured to abutment with screws Fitting side (inside) of the denture showing the attachments (clips)

Jika bar logam dan kerangka gigi tiruan telah terpasang dengan tepat, selanjutnya untuk sementara gigi ditempatkan kedalam kerangka dari wax. Seluruh gigi tiruan dapat dicobakan ke dalam mulut pasien. Apabia berjalan dengan baik, gigi dapat dipasangkan ke dalam kerangka gigi tiruan secara permanen. Bar atau ball attachment juga akan dipasangkan selanjutnya. Pasien dapat kembali ke dokter gigi dalam kunjungan selanjutnya untuk pemasangan gigi tiruan lengkap. Gigi tiruan dapat dipasangkan pada bar atau pada perlekatan yang berbentuk bola (ball attachment). Pada tahap ini, gigi tiruan sementara pasien akan dilakukan relining. Hal ini dimaksudkan apabila overdenture pasien hilang ataupun patah, pasien dapat menggunakan gigi tiruan sementara tersebut sebagai overdenture. Apabila kita menggunakan gigi tiruan sementara untuk dijadikan gigi tiruan permanen, maka bar atau bar attachment dapat ditempatkan pada gigi tiruan sementara tersebut.Komplikasi BedahSetiap operasi membawa kemungkinan komplikasi.Masalah yang dapat terjadi dengan operasi implan meliputi: Perdarahan Infeksi Cedera pada saraf, sinus (terletak di atas gigi atas Anda) atau rongga hidungKetika implan digunakan untuk mengganti gigi pada rahang bawah, dokter gigi bisa mengenai saraf yang ada di rahang bawah selama pengeboran.Hal ini dapat menyebabkan nyeri atau mati rasa.Jika mati rasa terjadi, biasanya mempengaruhi bagian bawah bibir dan dagu atau salah satu sisi lidah.Hal ini dapat berlangsung selama beberapa bulan sampai saraf tersebut sembuh.Dalam beberapa kasus, mungkin menjadi permanen.Pada rahang atas, ada kemungkinan pengeboran melalui tulang rahang mengenai sinus atau rongga hidung.Hal ini dapat mengakibatkan infeksi.Untuk menghindari hal ini, sinar-X diperlukan sebelum operasi untuk membantu ahli bedah saraf menentukan dimana sinus dan rongga hidung berada.Kegagalan ImplanKeberhasilan operasi implan lebih dari 90%. Kadang-kadang, implan gagal untuk mengintegrasikan dengan tulang sekitarnya. Hal ini biasanya ditemukan pada operasi tahap kedua ketika implan dalam keadaan terbuka/longgar. Dalam kasus ini, implan harus dikeluarkan.Implan yang lain dapat ditempatkan segera atau di kunjungan berikutnya. Kadang-kadang implan gagal mengintegrasikan dengan sekitar tulang setelah tahap pertama operasi.Hal ini bisa disebabkan oleh: Trauma karena pembedahan Infeksi di sekitar implan Merokok -untuk mengurangi aliran darah dalam penyembuhan gusi dan tulang, yang dapat mengganggu proses ikatan. Kurangnya tulang yang sehat - Jika tidak ada tulang yang cukup untuk implan agar tetap stabil, implan dapat bergerak di dalam tulang dan integrasi tidak akan terjadi. Titanium alergi - sangat jarang terjadi. berlebihan atau tidak rata berlaku pada implan karena cara gigi bersatu selama mengunyah dan berbicara (gigitan).Masalah juga dapat terjadi beberapa tahun setelah implan ditempatkan.Sebagai contoh, seperti gigi alami dan gusi, gusi di sekitar implan dapat terinfeksi oleh bakteri.Hal ini menyebabkan bentuk penyakit periodontal disebut periimplantitis.Jika tidak diobati, kondisi ini dapat menyebabkan hilangnya tulang.Kemudian implan dapat menjadi longgar dan harus dihilangkan/diangkat.Umumnya, situasi ini dapat diobati dengan cara yang sangat mirip dengan pengobatan untuk penyakit periodontal mempengaruhi gigi alami.Tipe lain dari komplikasi yang dapat terjadi dari waktu ke waktu adalah kerusakan.Baik implan atau restorasi yang mendukung implan (mahkota, jembatan atau gigi tiruan) dapat patah.Hal ini biasanya terjadi jika pasien mengunyah tidak selaras/ tidak dengan benar.Jika gigitan Anda tidak aktif, terlalu banyak kekuatan mungkin ditempatkan pada restorasi atau implan.Restorasi yang rusak bisa diperbaiki.Namun, implan yang retak harus dihilangkan/diangkat. Sebuah implan yang pecah/patah atau gagal karena infeksi dapat diganti dengan implan baru.Bottom of Form