master modul 6

210
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 6 “Statisctical Quality Control and Quality Cost Planning” Kelompok 10 Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro Page 1 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi dengan perkembangan teknologi yang semakin maju dan pesatnya kondisi pasar industri menuntut perusahaan harus memberikan kepuasan kepada para konsumen dengan cara memberikan produk/jasa yang sesuai dengan standar kualitas.Pada kegiatan operasional perusahaan agar dapat berjalan secara efektif dan efisien perusahaan harus melakukan pengendalian mutu untuk mengurangi produk yang gagal supaya mencapai standar kualitas. Salah satu contoh perusahaan yang mengalami masalah pengendalian kualitas adalah PT Central Power Indonesia yang bergerak di bidang generator pembangkit listrik. Perusahaan ini masih mengalami kegagalan produk yang disebabkan oleh manusia (human error), bahan baku, mesin, metode dan lingkungan dan faktor yang sering terjadi adalah manusia karena kurangnya pengarahan dan pelatihan terhadap karyawannya. Kegagalan yang sering terjadi adalah pada penekkukan plat sebesar 13 unit dalam satu tahun. Dengan Adanya masalah-masalah seperti itu maka PT. Indonesia Tamiya Motor yangmerupakan perusahaan perakitan mini 4WD akan melakukan pengendalian kualitas yang baik agar tidak ada produk-produk cacat yang didapat konsumen. Jikaproduk cacat terjadi bukan hanya produk perusahaan yang tidak dipercaya lagi oleh konsumen melainkan juga kerugian yang besar yang diperoleh perusahaankarena perusahaan harus mengeluarkann biaya-biaya kepada parakonsemenyangmendapatkan produk mainan mini 4WD yang berkualitas buruksepertiseperti biaya komplain dari pelanggan, biaya jaminan,biaya produk yang dikembalikan dll.Maka dari itu untuk menghasilkan produk yang memiliki kualitas maka diperlukan suatu pengendalian kualitas dimana dalam sistem ini menggukan acceptance sampling dansaven tools sebagai pendukung dalam pengendalian kualitas.

Upload: hanggar-pratama

Post on 16-Nov-2015

54 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

modul 6

TRANSCRIPT

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 6 Statisctical Quality Control and Quality Cost Planning

    Kelompok 10

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro Page 1

    2012

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Di era globalisasi dengan perkembangan teknologi yang semakin maju dan

    pesatnya kondisi pasar industri menuntut perusahaan harus memberikan kepuasan

    kepada para konsumen dengan cara memberikan produk/jasa yang sesuai dengan

    standar kualitas.Pada kegiatan operasional perusahaan agar dapat berjalan secara efektif

    dan efisien perusahaan harus melakukan pengendalian mutu untuk mengurangi produk

    yang gagal supaya mencapai standar kualitas.

    Salah satu contoh perusahaan yang mengalami masalah pengendalian kualitas

    adalah PT Central Power Indonesia yang bergerak di bidang generator pembangkit

    listrik. Perusahaan ini masih mengalami kegagalan produk yang disebabkan oleh

    manusia (human error), bahan baku, mesin, metode dan lingkungan dan faktor yang

    sering terjadi adalah manusia karena kurangnya pengarahan dan pelatihan terhadap

    karyawannya. Kegagalan yang sering terjadi adalah pada penekkukan plat sebesar 13

    unit dalam satu tahun.

    Dengan Adanya masalah-masalah seperti itu maka PT. Indonesia Tamiya Motor

    yangmerupakan perusahaan perakitan mini 4WD akan melakukan pengendalian kualitas

    yang baik agar tidak ada produk-produk cacat yang didapat konsumen. Jikaproduk cacat

    terjadi bukan hanya produk perusahaan yang tidak dipercaya lagi oleh konsumen

    melainkan juga kerugian yang besar yang diperoleh perusahaankarena perusahaan harus

    mengeluarkann biaya-biaya kepada parakonsemenyangmendapatkan produk mainan

    mini 4WD yang berkualitas buruksepertiseperti biaya komplain dari pelanggan, biaya

    jaminan,biaya produk yang dikembalikan dll.Maka dari itu untuk menghasilkan produk

    yang memiliki kualitas maka diperlukan suatu pengendalian kualitas dimana dalam

    sistem ini menggukan acceptance sampling dansaven tools sebagai pendukung dalam

    pengendalian kualitas.

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 6 Statisctical Quality Control and Quality Cost Planning

    Kelompok 10

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro Page 2

    2012

    1.2 Rumusan Masalah

    Bagaimana cara mengendalikan kualitas produk sehingga biaya kualitas dapat

    diminimasi oleh PT Indonesia Tamiya Motor.

    1.3 Tujuan

    a Memahami konsep dan mengaplikasikan penggunaan acceptance sampling

    pada dunia nyata.

    b Memahami konsep dan mengaplikasikan penggunaan Seven Tools pada dunia

    nyata.

    c Memahami konsep biaya kualitas.

    d Mengaplikasikan penggunaan biaya kualitas pada dunia nyata.

    1.4 Pembatasan Masalah

    Pada praktikum kali ini masalah dibatasi hanya pada pengendalian kualitas dan

    perencanaan biaya kualitas, Kemudian pada pengolahan data dengan

    menggunakan acceptance sampling, seven tools, peta kendali baik variabel

    maupun atribut dan juga melakukan perhitungalamn biaya kualitas.

    1.5 Sistematika Penulisan

    BAB I PENDAHULUAN

    Berisi tentang latar belakang pentingnya pengendalian kualitas, tujuan dari

    praktikum Modul VI Statistical Quality Control and Quality Cost Planning,

    pembatasan masalahdan sistematika penulisan.

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    Berisi tentang dasar teori definisi tentang kualitas, pengendalian kualitas,

    keuntungan pengendalian kualitas, peta kendali.seven tools, analisa biaya

    kualitas

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 6 Statisctical Quality Control and Quality Cost Planning

    Kelompok 10

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro Page 3

    2012

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    Berisi flowchart urutan kegiatan yang dilakukan dalam praktikum dan cara-cara

    atau metode yang digunakan.

    BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

    Berisi tentang pengumpulan data kualitas bahan baku dalam proses dan barang

    jadi, pengolahan data pemilihan masalah kritis, aplikasi seven tools, aplikasi

    acceptance sampling serta perhitungan biaya kualitas

    BAB V ANALISIS

    Berisi tentang analisis variabel (pengukuran) dan atribut kualitas yang

    diinspeksi, analisis diagram paretto, analisis fishbone, dan analisis proses.

    BAB VI PENUTUP

    Berisi tentang kesimpulan dan saran dari hasil praktikum yang telah dilakukan

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 6 Statisctical Quality Control and Quality Cost Planning

    Kelompok 10

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro Page 4

    2012

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Definisi Kualitas

    Pengendalian kualitas dilakukan dalam upaya untuk meningkatkan rasa

    kepercayaan konsumen terhadap produk yang dihasilkan serta untuk menjamin

    perkembangan perusahaan di masa mendatang. Definisi kualitas yang sering

    digunakan berasal dari Crosby (1979) yang mendefinisikan Quality is

    conformance to requirements or specifications yang diartikan bahwa kualitas

    adalah suatu kesesuaian untuk memenuhi persyaratan atau spesifikasi. Definisi

    yang lebih umum dari kualitas adalah definisi yang dikemukan oleh Juran (1974)

    yaitu Quality is fitness for use dimana definisi ini menekankan pada point yang

    penting yaitu pengendali dibalik penentuan level kualitas yang harus dipenuhi oleh

    produk atau jasa yaitu konsumen. Akibatnya yaitu apabila keinginan konsumen

    berubah maka kualitas yang ditetapkan juga berubah. Hal ini menunjukkan bahwa

    terdapat beberapa elemen yang menentukan level dari kualitas produk atau jasa

    yang dinamakan karakteristik kualitas.

    (Amitava Mitra. 1993: 5)

    Beberapa jenis dari karakteristik kualitas ini bisa dibentuk yaitu misalnya

    karakteristik struktur disusun oleh bentuk produk, kekuatan menahan beban, berat

    dan lain-lain. Untuk karakteristik sensor, elemen penyusunnya yaitu keindahan

    model produk, tekstur produk, unsur estetik produk dan lain-lain. Sedangkan untuk

    karakteristik berdasar waktu yaitu mengenai jaminan, layanan purna jual, keandalan

    dan kemudahan dalam perawatan. Karakteristik kualitas dapat digolongkan menjadi

    dua kelompok utama, yaitu:

    a. Karakteristik variable

    Merupakan karakteristik yang dapat diukur dan diwujudkan dengan skala

    numerik. Contoh: panjang kursi (mm), tebal sandaran kursi (mm), Diameter

    dari lubang (pada desain furniture) dalam millimeter

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 6 Statisctical Quality Control and Quality Cost Planning

    Kelompok 10

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro Page 5

    2012

    b. Karakteristik atribut (sifat)

    Jika karakteristik itu dapat diklasifikasikan, apakah termasuk kesesuaian atau

    ketidaksesuaian untuk memenuhi permintaan spesifikasi. Tidak bisa

    digunakan skala numerik. Untuk pernyataan atribut maka kita tidak bisa

    menggunakan skala numerik melainkan diekspresikan dengan atribut. Contoh:

    warna kayu assembling yang termasuk diterima atau tidak, hasil sanding dan

    hal lainnya yang termasuk atribut.

    2.2 Pengendalian Kualitas

    Pengendalian kualitas menurut Sritomo Wignjosoebroto

    (252:2003) merupakan suatu sistem verifikasi dan penjagaan/perawatan dari suatu

    tingkatan / derajat kualitas pproduk atau proses yang di kehendaki dengan cara

    perencanaan yang seksama, pemakaian peralatan yang sesuai, inspeksi yang terus

    menerus, serta tindakan korektif bilamana diperlukan. Dengan demikian hasil yang

    diperoleh dengan kegiatan pegendalian kualitas benar-benar bisa memenuhi standar

    yang telah direncanakan.

    Menurut Deming, pengendalian mutu terpadu adalah semua aktivitas

    yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan jangka panjang yang efisien dan

    ekonomis. Urutan aktivitas tersebut dikenal dengan sebutan Siklus Deming yakni

    PDCA (Plan, Do, Check, Action).

    Tujuan diadakannya pengendalian kualitas adalah menyediakan suatu

    alat baru yang membuat pemeriksaan proses menjadi lebih efektif (Eugene L. Grant

    & Richard S. Leavenworth, 1993, 28), dan untuk mendapatkan gambaran bahwa

    spesifikasi produk yang telah ditetapkan apakah masih sesuai dengan kualitas

    standar atau perlu pengecekan terhadap kesalahan-kesalahan yang terjadi, sehingga

    dapat menurunkan kualitas produk tersebut.

    Pengendalian kualitas ini dilakukan dalam upaya untuk meningkatkan rasa

    percaya konsumen terhadap produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan,

    tujuan jangka panjangnya adalah untuk perkembangan perusahaan tersebut masa

    datang. Kualitas dibagi menjadi 2 yaitu:

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 6 Statisctical Quality Control and Quality Cost Planning

    Kelompok 10

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro Page 6

    2012

    Kualitas rancangan adalah semua barang dan jasa yang dihasilkan dalam berbagai

    tingkat kualitas,

    Kualitas kecocokan adalah seberapa baik produk tersebut sesuai dengan

    spesifikasi dan kelonggaran yang disyaratkan oleh rancangan tersebut.

    Sedangkan pengendalian kualitas adalah aktivitas keteknikan dan manajemen

    dimana dengan aktivitas itu kita bisa mengukur ciri-ciri kualitas produk,

    membandingkannya dengan spesifikasi atau persyaratan, dan bisa mengambil

    tindakan pemulihan yang sesuai apabila ada perbedaan antara penampilan yang

    sebenarnya dengan yang standar.

    (Douglas.1995:3)

    Pengendalian kualitas merupakan alat bagi manajemen untuk

    memperbaiki kualitas produk bila diperlukan, mempertahankan kualitas yang sudah

    tinggi dan mengurangi jumlah bahan yang rusak. (Sukanto, 2000 : 245)

    Pengendalian kualitas merupakan upaya mengurangi kerugian-kerugian

    akibat produk rusak dan banyaknya sisa produk atau scrap. (Handoko, 2000 : 435)

    Pengendalian kualitas merupakan usaha untuk mempertahankan mutu atau

    kualitas dari barang yang dihasilkan, agar sesuai dengan spesifikasi produk yang

    telah ditetapkan berdasarkan kebijakan pimpinan perusahaan. (Assauri, 1999 : 210)

    Berdasarkan beberapa pengertian pengendalian kualitas diatas dapat

    disimpulkan bahwa pengendalian kualitas merupakan alat yang penting bagi

    manajemen produksi untuk menjaga, memelihara, memperbaiki dan

    mempertahankan kualitas produk agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

    2.3 Keuntungan Pengendalian Kualitas

    Adapun keuntungan dari pengendalian kualitas adalah sebabai berikut :

    1. Mengendalikan kualitas dari produk agar sesuai dengan spesifikasi yang

    telah ditetapkan dan melakukan perbaikan kualitas produk.

    2. Sistem kualitas selalu mengalami perbaikan kontinyu sehingga dapat

    memenuhi keinginan konsumen yang dapat berubah sewaktu-waktu.

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 6 Statisctical Quality Control and Quality Cost Planning

    Kelompok 10

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro Page 7

    2012

    3. Pengendalian kualitas dapat meningkatkan produktivitas karyawan dan

    kemampuan karyawan serta dapat mengurangi volume scrap (cacat) dan

    reworks (pengerjaan ulang).

    4. Sistem kualitas dapat menurunkan biaya yang berhubungan dengan kualitas

    produk secara keseluruhan, meliputi:

    a. Biaya kerusakan dalam produksi

    b. Biaya inspeksi

    c. Biaya kerusakan diluar proses produksi, dimana untuk hal ini dapat

    dikurangi dengan cara pemeriksaan secara berkala, sistem perawatan

    mesin yang baik dan peralatan pencegah.

    5. Dengan peningkatan produktivitas maka dapat mengurangi waktu tempuh

    dari proses produksi komponen dan sub assembly, yang hasilnya dapat untuk

    memenuhi batas waktu (due dates) dari konsumen.

    6. Sistem pengendalian kualitas dapat memacu semangat untuk selalu berjuang

    dalam perbaikan berkesinambungan pada kualitas dan produktivitas.

    7. Perbaikan hubungan antar karyawan serta membina hubungan baik antara

    produsen dan konsumen.

    Oleh karena sifat dari kualitas yang sangat penting bagi kelangsungan hidup

    suatu produk maka diperlukan adanya pengendalian kualitas yang efektif.

    (Amitava. 1995: 12)

    2.4 Seven Tools

    Menurut Deming, pengendalian mutu terpadu adalah semua aktivitas yang

    perlu dilakukan untuk mencapai tujuan jangka panjang yang efisien dan

    ekonomis. Urutan aktivitas tersebut dikenal dengan sebutan Siklus Deming

    yakni PDCA (Plan, Do, Check, Action). Juran (1974) berpendapat bahwa

    Quality is fitness for use dimana definisi ini menekankan pada pengendali di

    balik penentuan level kualitas yang harus dipenuhi oleh produk atau jasa.

    Akibatnya apabila keinginan konsumen berubah maka level kualitas dapat ikut

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 6 Statisctical Quality Control and Quality Cost Planning

    Kelompok 10

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro Page 8

    2012

    berubah. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa elemen yang menetukan

    level kualitas dari suatu produk. Tujuh alat yang digunakan meliputi :

    1. Lembar Pengumpul Data (Check Sheet)

    Check Sheet adalah merupakan alat yang mutlak diperlukan bagi

    mereka yang melaksanakan penelitian dan pengendalian kualitas atau kuantitas

    barang ataupun jasa. Karena dari data yang didapat /dikumpulkan dapat

    mengambil suatu gambaran, kesimpulan ataupun keputusan yang akurat.

    Tanpa mempunyai data membuat pengambilan kesimpulan/keputusan ataupun

    rencana tindakan hanya berdasarkan kira-kira saja, sehingga bukan suatu yang

    mustahil akhirnya kesimpulan/keputusan akan jauh dari yang diharapkan.

    Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat Check Sheet, antara

    lain

    - Sasarannya harus jelas

    - Keterangan yang diperlukan memenuhi sasaran

    - Dapat diisi dengan mudah dan cepat

    - Dapat disimpulkan dengan cepat

    Secara umum Check Sheet dibagi dalam 3 jenis dengan fungsinya

    masing-masing :

    a) Check Sheet

    Suatu lembaran yang berisi bahan-bahan keterangan yang telah

    ditentukan sasaran/keperluannya dengan kolom jumlah/ukuran barang atau

    kegiatan yang diperiksa dengan penentuan waktu yang teratur ataupun bebas.

    Fungsi Check Sheet :

    - untuk menghitung jumlah produksi/jasa yang dihasilkan

    - untuk menghitung kerusakan/kesalahan produk yang dibuat

    - untuk mengukur bentuk (panjang/volume hasil produksi)

    - untuk mengukur keadaan/kondisi alat/hasil produksi

    - untuk mengukur waktu proses pekerjaan

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 6 Statisctical Quality Control and Quality Cost Planning

    Kelompok 10

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro Page 9

    2012

    Contoh check sheet :

    Gambar 2. 1 Check Sheet

    b) Check List

    Suatu lembaran yang berisi bahan-bahan keterangan yang telah

    ditentukan sasaran/ keperluannya, kegiatan yang dicocokkan keberadaanya/

    jumlahnya dengan penentuan waktu yang tertentu

    Fungsi Check List

    - untuk mencocokkan ukuran hasil produksi dengan standar

    - untuk mencocokkan jumlah pengiriman dengan pesanan

    - untuk mencocokkan barang dengan jumlah yang dibawa/dikirim

    - untuk mengontrol jenis barang yang dibeli

    c) Check drawing

    Suatu lembaran yang berisi gambar barang yang telah ditentukan untuk

    diperiksa keadaannya dan setiap barang menggunakan lembar yang berbeda.

    Fungsi Drawing :

    - untuk menunjukkan posisi/lokasi kerusakan

    - untuk mencocokkan posisi pemasangan bagian barang produksi

    - untuk pengontrolan lokasi masalah yang akan/telah diselesaikan

    2. Diagram Pareto

    Diagram Pareto adalah kombinasi dua macam bentuk grafik yaitu grafik

    kolom dan grafik garis, berguna untuk :

    - menunjukkan masalah utama/pokok masalah

    - menyatakan perbandingan masing-masing masalah terhadap keseluruhan

    - menunjukkan perbadingan masalah sebelum dan sesudah perbaikan

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 6 Statisctical Quality Control and Quality Cost Planning

    Kelompok 10

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro Page 10

    2012

    Contoh Diagram Pareto :

    Gambar 2. 2 Diagram Pareto

    3. Diagram Sebab Akibat (Fishbone Diagram)

    Disebut juga Grafik Tulang Ikan, yaitu diagram yang menunjukkan

    sebab akibat yang berguna untuk mencari atau menganalisa sebab-sebab

    timbulnya masalah sehingga memudahkan cara mengatasinya.

    Penggunaan Analisis Sebab Akibat :

    - Untuk mengenal penyebab yang penting

    - Untuk memahami semua akibat dan penyebab

    - Untuk membandingkan prosedur kerja

    - Untuk menemukan pemecahan yang tepat

    - Untuk memecahkan hal apa yang harus diilakukan

    - Untuk mengembangakan proses

    Contoh diagram sebab akibat :

    Gambar 2. 3 Diagram Sebab Akibat

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 6 Statisctical Quality Control and Quality Cost Planning

    Kelompok 10

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro Page 11

    2012

    Beberapa pokok yang perlu diingat adalah sebagai berikut :

    a.) Perlu adanya partisipasi dari semua anggota gugus, dan semua anggota harus

    benar-benar ikut terlibat didalam menganalisis penyebabnya

    b.) Harus diperoleh sejumlah ide (penyebab)

    c.) Harus didorong untuk melakukan acara secara bebas

    d.) Tidak diperkenankan untuk mengeritik

    e.) Penyebab tersebut harus terkumpul lebih dahulu sebelum sesorang

    mengambil tindakan pemecahan. Seringkali semua informasi ide ditulis pada

    sebuah papan tulis yang besar dan disajikan untuk dipertimbangkan dalam

    waktu seminggu guna memberikan kesempatan kepada mereka untuk

    menambah beberapa penyebab yang mungkin masih ada pada diagram

    tersebut seperti yang terlintas dalam pemikiran mereka.

    f.) Para anggota diminta untuk memberi tanda atau memilih penyebab yang

    mereka rasakan paling penting.

    Terdapat tiga macam jenis aplikasi Cause and Effect Diagram yang sering

    dipakai, yaitu:

    1. Cause Enumeration (Berdasar jenis penyebab)

    2. Dispersion Analysis (Berdasarkan 5 faktor utama yaitu man, machine,

    material, methode, environtment)

    3. Process Analysis (Berdasarkan proses yang dilalui)

    4. Histogram

    Histogram adalah bentuk dari grafik kolom yang memperlihatkan

    distribusi yang diperoleh bila mana dat dalam bentuk angka telah terkumpul.

    Meskipun suatu histogram dibuat berdasarkan contoh data, namun tujuannya

    adalah untuk memberikan saran mengenai kemungkinan distribusi keseluruhan

    data (populasi) yang contoh datanya diambil. Dalam Histogram, nilai dari

    peubah berkesinambungan digambarkan pada sumbu horizontal yang dibagi

    dalam kelas atau sel yang mempunyai ukuran sama. Biasanya ada satu kolom

    untuk tiap kelas dan tingginya kolom menggambarkan jumlah terjadinya nilai

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 6 Statisctical Quality Control and Quality Cost Planning

    Kelompok 10

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro Page 12

    2012

    data dalam jarak yang digambarkan oleh kelas. Histogram ini dipakai untuk

    menentukan masalah dengan melihat bentuk dan sifat dispersi dan nilai rata-rata.

    Gambar 2.4 Histogram

    5. Diagram Tebar (Scatter Diagram)

    Menggambarkan hubungan antara dua data yang dipetakan dalam suatu

    diagram. Diagram tebar digunakan sebagai alat penguji hubungan antara sebab

    dan akibat.

    Gambar 2. 5 Scatter Diagram

    http://en.wikipedia.org/wiki/Scatter_diagram

    http://en.wikipedia.org/wiki/Scatter_diagram

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 6 Statisctical Quality Control and Quality Cost Planning

    Kelompok 10

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro Page 13

    2012

    6. GrafikPengendali (Control Chart)

    Peta kendali adalah alat untuk memonitor proses sehingga variasi proses

    dapat dikendalikan secara statistik. Variasi proses tidak mungkin dihindari

    meskipun proses produksi dilaksanakan pada kondisi dan spesifikasi yang sama.

    Variasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terlibat dalam proses produksi

    seperti :

    Peralatan atau mesin yang digunakan

    Set up mesin yang kurang tepat

    Kondisi dan keahlian operator

    Kualitas material yang bervariasi

    Manfaat utama peta kendali adalah untuk :

    Menjaga stabilitas proses

    Memprediksi perilaku proses

    Melakukan penyesuaian atau perbaikan proses

    Perencanaan produksi

    Sebagai alat preventif pengendalian kualitas

    Berdasarkan jenis data karakteristik kualitas yang akan dikendalikan, peta

    kendali dapat dibagi menjadi dua yaitu :

    a. Peta kendali Variabel

    b. Peta kendali Atribut

    (Mitra, 1993)

    a.) Peta Kendali Variabel

    Peta kendali variabel digunakan jika karakteristik kualitas yang akan dikendalikan

    diperoleh melalui pengukuran dan dinyatakan dalam skala kontinu. Macam-macam

    peta kendali variabel adalah:

    1. Peta kendali X - R

    Definisi :

    - Peta X - R adalah peta kendali yang meunjukkan harga rata-rata (mean) dan

    simpangan (range) dari suatu proses.

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 6 Statisctical Quality Control and Quality Cost Planning

    Kelompok 10

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro Page 14

    2012

    - Peta kendali ini terdiri dari dua jenis peta kendali yaitu Peta X yang

    menunjukkan harga rata-rata proses dan peta R yang menunjukkan simpangan

    atau variabilitas proses.

    - Kedua peta kendali dalan peta X - R saling melengkapi, sehingga dalam

    pembuatannya tidak dapat dipisahkan.

    Langkah Pembuatan Peta X - R

    Langkah 1

    Tentukan karakteristik kualitas yang akan dikendalikan

    Langkah 2

    Tentukan metode dan perangkat sistem inspeksi yang digunakan

    Langkah 3

    Kumpulkan data (x) dan kelompokkan dalam sub group dengan ukuran n

    Langkah 4

    Untuk setiap sub group dilakukan perhitungan :

    a. Harga rata-rata sub group dengan formula sebagai berikut :

    n

    XXXXX n

    ...321

    b. Harga range dengan formula sebagai berikut :

    terkecilterbesar XXR

    Langkah 5

    a. Hitung rata-rata keseluruhan sebagai berikut :

    k

    XXXXX

    k

    ...321

    b. Hitung rata-rata rentang sebagai berikut :

    k

    RRRRR k

    ...321

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 6 Statisctical Quality Control and Quality Cost Planning

    Kelompok 10

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro Page 15

    2012

    Langkah 6

    Hitung garis-garis kendali sebagai berikut :

    a. Untuk peta X , hitung

    - Garis sentral (Central line) : CL = X

    - Batas kendali atas (Upper Control Limit) : UCL = X + A2R

    - Batas kendali bawah (Lower Control Limit) : UCL = X - A2R

    b. Untuk peta R, hitung :

    - Garis sentral (Central line) : CL = R

    - Batas kendali atas (Upper Control Limit) : UCL = D4 R

    - Batas kendali bawah (Lower Control Limit) : UCL = D3 R

    Langkah 7

    Plot data rata-rata dan range pada peta kendali yang sesuai. Pada tahap konstruksi

    peta jika terdapat data-data yang keluar dari kontrol dan ketahui penyebabnya,

    buang data dan lakukan perhitungan ulang untuk mendapatkan CL, UCL, dan

    LCL revisi.

    Langkah 8

    Menentukan revisi CL dan batas kendali (jika diperlukan)

    Langkah 9

    Menginterpretasikan peta dan melakukan analalisis

    2. Peta kendali X - s

    Definisi :

    Peta X - s merupakan peta kendali variabel yang digunakan dalam

    mengendalikan rata-rata proses (ukuran keakuratan) dan standar deviasi (ukuran

    kepresisian).

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 6 Statisctical Quality Control and Quality Cost Planning

    Kelompok 10

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro Page 16

    2012

    Langkah pembuatan peta X - s

    Langkah pembuatan peta X - s sama dengan langkah pembuatan peta X - R.

    Perbedaaanya terletak pada nilai R yang digantikan dengan nilai s, serta

    perbedaan dalam menentukan batas-batas kendali, yaitu :

    a. Hitung mean standar deviasi sub group sampel ( s ) dan mean dari rataan

    group ( X )

    g

    s

    s

    g

    i

    i

    1

    g

    X

    X

    g

    i

    i

    1

    b. Untuk peta X , hitung

    - Garis sentral (Central line) : CL = X

    - Batas kendali atas (Upper Control Limit) : UCL = X + A3s

    - Batas kendali bawah (Lower Control Limit) : UCL = X - A3s

    c. Untuk peta s, hitung

    - Garis sentral (Central line) : CL = s

    - Batas kendali atas (Upper Control Limit) : UCL = B4 s

    - Batas kendali bawah (Lower Control Limit) : UCL = B3 s

    Montgomery, 1993

    3. Peta Kendali Variabel Khusus

    a. Peta Kendali Trend

    Definisi :

    Peta kendali Trend digunakan jika nilai X memiliki trend tertentu.

    Langkah pembuatan Peta Kendali Trend

    Tentukan persamaan Central line ( X )

    X = a + bG

    X : rata-rata tipa group

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 6 Statisctical Quality Control and Quality Cost Planning

    Kelompok 10

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro Page 17

    2012

    a : konstanmta saat G = 0

    b : slope X

    G : nomor subgroup

    Tentukan batas kendali

    UCL dan LCL berjarak A2 R dari central line

    b. Peta Kendali Moving Average Moving Range

    Definisi :

    Peta kendali Moving Average MovingRange digunakan jika kita ingin

    lebih teliti dalam melihat shifting (pergeseran) yang terjadi, serta nilai (data)

    yang digunakan merupakan nilai individual.

    Langkah pembuatan Peta Kendali Moving Average MovingRange

    Langkah pembuatan Peta Kendali Moving Average MovingRange sama

    dengan peta X - R, perbedaannya terletak pada perhitungan nilai X dan

    nilai R yaitu :

    Nilai X

    Nilai X diganti mean dari nilai Moving Average

    Nilai R

    Nilai R diganti mean dari nilai Moving Range.

    (Montgomery, 1993)

    Besaran R dan X merupakan besaran yang ditentukan oleh penyusun peta

    kendali untuk menjadi target dan besarnya ditentukan dengan mengguankan

    beberapa acuan yaitu sebagai berikut :

    1. Peta kendali terdahulu

    2. Data historis

    3. Pengalaman di masa lalu berkaitan dengan part yang sama.

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 6 Statisctical Quality Control and Quality Cost Planning

    Kelompok 10

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro Page 18

    2012

    4. Spesifikasi yang harus dihasilkan.

    Acuan ini durutkan dari yang terbaik sampai yang terburuk.

    b.) Peta Kendali Atribut

    Peta kendali atribut digunakan jika karakteristik kualitas yang akan dikendalikan

    tidak diperoleh melalui pengukuran. Nilai atribut diperoleh melalui pemeriksaan

    karakteristik produk yang hasilnya dinyatakan dengan sesuai atau tidak sesuai

    berdasarkan ukuran atau standar tertentu.

    Contoh :

    Pemeriksaan visual terhadap lengkap atau tidak lengkapnya komponen yang ada

    pada suatu produk.

    Pemeriksaan apakah suatu komponen berfungsi atau tidak berfungsi.

    Terdapat beberapa jenis peta kendali atribut. Jenis dan penggunaan peta kendali

    tersebut diberikan pada tabel berikut.

    Tabel 2.1 Jenis jenis Peta Kendali Atribut

    Jenis

    Peta Penggunaan

    1. Peta p

    Tipe data diskrit

    Menggambarkan fraksi cacat

    Ukuran sampel yang bervariasi

    2. Peta np

    Tipe data diskrit

    Menggambarkan jumlah item cacat

    Ukuran sampel sama

    3. Peta u Menggambarkan jumlah cacat per unit

    4. Peta c Menggambarkan jumlah cacat satu unit sampel

    tertentu

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 6 Statisctical Quality Control and Quality Cost Planning

    Kelompok 10

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro Page 19

    2012

    Peta p

    Pengertian :

    o p menunjukkan perbandingan jumlah item cacat atau tidak memenuhi

    spesifikasi dari sejumlah sampel.

    sampeldalamitemjumlah

    cacatyangitemjumlahp

    ___

    ___

    o Peta p ditujukan untuk pengendalian proses dimana ukuran sampel bervariasi

    sehingga besaran p akan selalu menunjukkan proporsi item yang cacat dari

    sekumpulan sampel.

    Langkah langkah Pembuatan Peta p :

    1. Lakukan pemeriksaan terhadap n buah item produk dan cacat (np). Ulangi

    pemeriksaan untuk sampel lain yang diambil dari lot produksi atau waktu produksi

    yang lain.

    2. Untuk setiap pemeriksaan (sampel i), hitung fraksi cacat dengan rumus :

    i

    iii

    n

    pnp

    3. Hitung rata rata fraksi cacat dari seluruh item yang diperiksa dengan rumus :

    k

    i

    i

    k

    i

    ii

    n

    pn

    p

    1

    1

    Dimana k = jumlah sampel yang diperiksa.

    4. Hitung standar deviasi fraksi cacat dengan rumus :

    i

    in

    pps

    )1(

    5. Buat peta p dengan batas batas kendali sebagai berikut :

    Garis sentral (Central Limit) = CL = p

    Batas Kendali Atas (UpperCentral Limit) = UCL = isp 3

    Batas Kendali Bawah (LowerCentral Limit) = LCL = isp 3

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 6 Statisctical Quality Control and Quality Cost Planning

    Kelompok 10

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro Page 20

    2012

    6. Plot fraksi cacat p untuk setiap pemeriksaan (sampel) pada peta kendali yang

    dibuat pada langkah 5.

    7. Interpretasikan peta kendali yang terbentuk dan lakukan analisi terhadapnya.

    Peta np

    Peta np pada dasarnya sama dengan peta p, hanya saja dalam peta ini ukuran

    sampel yang digunakan tetap untuk setiap kali pengamatan.

    Langkah langkah Pembuatan Peta np :

    1. Catat jumlah cacat setiap lot yang diperiksa.

    2. Hitung rata rata jumlah cacat dengan rumus :

    k

    i

    i

    k

    i

    ii

    n

    pn

    p

    1

    1

    3. Hitung garis sentral dari peta np :

    k

    i

    k

    i

    ii

    grupsub

    pn

    pn

    1

    1

    4. Hitung standar deviasi jumlah cacat dengan rumus :

    ppnsi 1 5. Plot titik titik np pada peta yang terbentuk.

    6. Interpretasikan peta dan lakukan analisis.

    Peta u

    Pengertian :

    o Peta u dipergunakan untuk menggambarkan cacat pada suatu ukran tertentu.

    Contoh :

    - Cacat tenunan kain pada luasan kain tertentu.

    - Cacat persatuan panjang suatu kabel.

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 6 Statisctical Quality Control and Quality Cost Planning

    Kelompok 10

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro Page 21

    2012

    o Pengertian u adalah sebagai berikut :

    n

    c

    diperiksayangcacatjumlah

    ditemuiyangcacatjumlahu

    ___

    ___

    o Ukuran unit yang diperiksa dalam hal ini tidak harus selalu sama.

    Langkah langkah Pembuatan Peta u :

    1. Lakukan pemeriksaan terhadap satu unit item n dan catat jumlah cacat yang ada c.

    2. Kelompokkan data berdasarkan lot, produk, sampel, dll. Buat ukuran kelompok

    data sedemikian sehingga jumlah cacat per unit lebih besar dari 2 atau 3.

    3. Hitung jumlah cacat per unit untuk setiap kelompok data. U adalah jumlah cacat

    per kelompok dibagi dengan jumlah unit kelompok tersebut.

    n

    cu

    4. Hitung juga rata rata u sebagai berikut :

    n

    uu

    5. Hitung garis garis kendali sebagai berikut :

    Garis sentral (Central Limit) = CL = u

    Batas Kendali Atas (UpperCentral Limit) = UCL = n

    uu 3

    Batas Kendali Bawah (LowerCentral Limit) = LCL = n

    uu 3

    6. Plot data u ke dalam peta.

    Peta c

    Peta c pada dasarnya sama dengan peta u, hanya saja dalam peta ini ukuran

    sampel yang digunakan tetap untuk setiap kali pengamatan.

    Langkah langkah Pembuatan Peta c :

    1. Kumpulkan data jumlah cacat c dari suatu unit item.

    2. Hitung rata rata jumlah cacat dengan rumus :

    sampel

    cc

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 6 Statisctical Quality Control and Quality Cost Planning

    Kelompok 10

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro Page 22

    2012

    3. Buat peta dengan garis garis kendali sebagai berikut :

    Garis sentral (Central Limit) = CL = c

    Batas Kendali Atas (Upper Central Limit) = UCL = cu 3

    Batas Kendali Bawah (LowerCentral Limit) = LCL = cu 3

    4. Plot data c yang diamati ke dalam peta.

    (Montgomery, 1993)

    7. Stratifikasi

    Adalah upaya untuk mengklasifikasikan persoalan menjadi kelompok sejenis

    yang lebih kecil atau menjadi unsur-unsur tunggal dari persoalan. Misalnya

    menurut: jenis kesalahan, penyebab kesalahan/kerusakan, lokasi kesalahan,

    bahan/material, hari pembuatan, unit kerja, dll.

    2.5 Rencana Penerimaan Sampel

    Rencana penerimaan sampel (acceptance sampling plans)adalah prosedur

    yang digunakan dalam mengambil keputusan terhadap produk-produk yang datang

    atau yang sudah dihasilkanperusahaan.

    Keunggulan Acceptance Sampling:

    Lebih murah

    Dapat meminimalkan kerusakan dan perpindahan tangan

    Mengurangi kesalahan dalam inspeksi,

    Dapat memotivasi pemasok bila ada penolakan bahan baku.

    Besterfield (1998)

    Kelemahan Acceptance Sampling:

    Adanya risiko penerimaan produk cacat atau penolakan produk baik

    Sedikitnya informasi mengenai produk

    Membutuhkan perencanaan dan pendokumentasian prosedur pengambilan sampel,

    Tidak adanya jaminan mengenai sejumlah produk tertentu yang akan memenuhi

    spesifikasi.

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 6 Statisctical Quality Control and Quality Cost Planning

    Kelompok 10

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro Page 23

    2012

    Acceptance Sampling untuk data Atribut dan variabel

    Acceptance sampling untuk data atribut dilakukan apabila inspeksi

    mengklasifikasikan produk sebagai produk yang baik dan produk yang cacat tanpa

    ada pengklasifikasian tingkat kesalahan atau cacat produk tersebut

    (Mitra, 1993).

    Dalam acceptance sampling untuk data variabel, karakteristik kualitas ditunjukkan

    dalam setiap sampel. Oleh karenanya, dalam acceptance sampling untuk data

    variabel dilakukan pula penghitungan rata-rata sampeldan penyimpangan atau

    deviasi standar sampel tersebut. Apabila rata-rata sampel berada di luar jangkauan

    penerimaan, maka produk tersebut akanditolak.

    Karakteristik Acceptance Sampling

    1. Indeks (AQL, AOQL, dan sebagainya) yang digunakan untuk

    menentukan"kualitas" harus menunjukkan kebutuhan konsumen dan produsen

    dan tidak dipilihhanya untuk kebutuhan statistik.

    2. Risiko dalam pengambilan sampel harus diketahui secara kuantitatif (kurva OC).

    Produsen harus memiliki perlindungan yang cukup terhadap penolakan

    produkbaik, konsumen juga harus dilindungi terhadap penerimaan produk cacat.

    3. Perencanaan harus meminimalkan biaya inspeksi produk secara

    keseluruhan.Perlu evaluasi yang lebih teliti dalam perencanaan sampel, baik

    dalampengambilan sampel tunggal, ganda, dan banyak.

    4. Perencanaan harus menggunakan pengetahuan seperti kemampuan proses, data

    pemasok, dan informasi-informasi lainnya.

    5. Perencanaan harus fleksibel menyesuaikan perubahan banyaknya produk,

    kualitas produk yang diterima, dan faktor-faktor lain yang ter-kait.

    6. Pengukuran yang diperlukan dalam perencanaan harus menyediakan

    informasiyang bermanfaat dalam memperkirakan kualitas produk secara

    individu dankualitas jangka panjang.

    Gryna (2001):

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 6 Statisctical Quality Control and Quality Cost Planning

    Kelompok 10

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro Page 24

    2012

    Indek kualitas yang dapat digunakan dalam acceptance sampling :

    1. AQL (Acceptance Quality Level = tingkat kualitas menurut produsen)

    Merupakan proporsi maksimum dari cacat atau kesalahan yang diperbolehkan.

    Produsen selalu menghendaki probabilitas penerimaan pada tingkat yang cukup

    tinggi (biasanya 0,99 atau 0,95). Sehingga produsen menginginkan semua produk

    yang baik dapat diterima atau meminimalkan risiko produsen. Risiko produsen ()

    adalah risiko yg diterima karena menolak produk baik dalam inspeksinya. Dengan

    kata lain produsen menginginkan probabilitas penerimaan(Pa) dekat dengan 1

    (satu). Probabilitas kesalahan tipe I = = 1 Pa.

    2. LQL (Limiting Quality Level = tingkat kualitas menurut konsumen)

    Merupakan kualitas ketidakpuasan atau tingkat penolakan. Probabilitas penerimaan

    LQL harus rendah, probabilitas tersebut disebut risiko konsumen () atau kesalahan

    tipe II, yaitu risiko yang dialami konsumen karena menerima produk yang cacat atau

    tidak sesuai. LQL sering disebut dg LTPD (Lot Tolerance Percent Defective).

    3. IQL (Indifference Quality Level )

    Tingkat kualitas diantara AQL dan LQL atau tingkat kualitas pada probabilitas 0.5

    untuk rencana sampel tertentu.

    4. AOQL (Average Outgoing Quality Level)

    Perkiraan hubungan yang berada diantara bagian kesalahan pada produk sebelum

    inspeksi (incoming quality) atau p dari bagian sisa kesalahan setelah inspeksi

    (outgoing quality) atau AOQ = p x Pa. Apabila incoming quality baik, maka

    outgoing quality juga harus baik, namun bila incoming quality buruk, maka

    outgoing quality akan tetap baik. Dengan kata lain incoming quality baik atau buruk,

    outgoing quality akan cenderung baik.

    Merencanakan Kebutuhan Sampel Berdasarkan Standar

    Perencanaan pengambilan standar ANSI/ASQC Z1.9 dikembangkan pada

    tahun 1980 dan dimodifikasikan menjadi ml-std 414 seta diadopsi oleh organisasi

    standar internasional (ISO) menjadi ISO/DIS 3951. Standar tersebut ditunjukkan

    dengan nilai-nilai numeric dari AQL dengan jarak 0,1% hingga 10,0%.

    ANSI/ASQC Z1.9 adalah perencanaan sempel berdasarkan pada AQL yang

    mengasumsikan bahwa distribusi dari karakteristik mutunya adalah distribusi

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 6 Statisctical Quality Control and Quality Cost Planning

    Kelompok 10

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro Page 25

    2012

    normal dengan menggunakan variabel acak. Standar ini membuat ketentuan yang

    meliputi sembilan prosedur yang dapat digunakan untuk mengevaluasi apakah

    produk tersebut dapat diterima atau tidak.

    Standar ini memepunyai 3 macam inspeksi yaitu normal, ketat dan longgar.

    Sementara itu ANSI/ASQC Z1.9. juga digunakan dalam batas spesifikasi single dan

    ganda. Untuk standar pengambilan sempel ini mempunyai 2 macam bentuk yaitu

    bentuk 1 dan 2, namun untuk double specification limit hanya bentuk 2.

    Bentuk 1 menggunakan nilai penting untuk jarak/ beda standar yang ditunjukkan

    dalam standar deviasi, antara rata-rata proses dan batas spesifikasi tertentu.

    Standar deviasi > nilai k, maka produk diterima

    Bentuk 2 menggunakan perkiran produk cacat yang ada diluat spesifikasi .

    Perkiraan < nilai m, maka produk diterima

    2.6 Konsep Biaya Kualitas

    Perusahaan-perusahaan kelas dunia menduga biaya kualitas (Quality cost) untuk

    beberapa alasan:

    Mengkuantifikasi ukuran dari masalah kualitas dalam bahasa uang , guna

    meningkatkan komunikasi diantara manager menengah dan manager puncak

    Kesempatan utama untuk merdukasi biaya dapat diidentifikasii

    Kesempatan untuk mengurangi ketidakpuasan pelanggan dan ancaman-

    ancaman yang berkaitan dengan produk yang dipasarkan dapat diidentifikasi.

    Beberapa biaya dari kualitas jelek (cost of poor quality) merupakan hasil dari

    kegagalan produk setelah penjualan.

    Beberapa perusahaan kelasdunia mengguanakan ukuran biaya kualitas sebagai

    indikator keberhasilan program perbaikan kualitas, yang dapat dihubungkan dengan

    ukuran-ukuran lain seperti:

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 6 Statisctical Quality Control and Quality Cost Planning

    Kelompok 10

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro Page 26

    2012

    Biaya kualitas dibandingkan dengan nilai penjualan (presentase biaya

    kualitas terhadap nilai penjualan), semakin rendah nilai ini menunjukkan

    program perbaikan kualitas semakin sukses

    Biaya kualitas dibandingkan terhadap keuntungan (presentase biaya kualitas

    terhadap ilai keuntungan), semakin rendah nilai ini menunjukkan program

    perbaikan kualitas semakin sukses

    Biaya kualitas dibandingkan terhadap harga pokok penjualan (cost of good

    sold), diukur berdasarkan presentase biaya kualitas total terhadap nilai harga

    pokok penjualan, dimana semakin rendah nilai ini menunjukkan program

    perbaikan kualitas semakin sukses

    Kategori Biaya Kualitas

    Pada dasaranya biaya kualitas dapat didasarkan kedalam empat jenis, yaitu:

    1. Biaya Kegagalan Internal

    Yaitu biaya yang berhubungan dengan kesalahan dan nonkonformansi yang

    ditemukan sebelum menyerahkan produk ke pelanggan. Biaya-biaya ini tidak

    akan muncul apabila tidak ditemukan kesalahan atau nonkonformansi dalam

    produk sebelum pengiriman. Contoh dari biaya kegagalan internal:

    a. Scrap : Biaya yang dikeluaraka untuk tenega kerja, material, dan biasanya

    overhead pada produk cact yang secara ekonomis tidak dapat diperbaiki

    kembali. Terdapat banyak ragam nama dari jenis ini, yaitu: scrap, cacat

    pemborosan, usang, dll.

    b. Peketrjaan ulang (Rework): biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki

    kesalahan (mengerjakan ulang) produk agar memenuhi spesifikasi yang

    ditentukan.

    c. Analisis kegagalan (failure analysis): biaya yang dikeluarkan untuk

    menganalsis kegagalan produk guna menentukan penyebab-penyebab

    kegagalan itu.

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 6 Statisctical Quality Control and Quality Cost Planning

    Kelompok 10

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro Page 27

    2012

    d. Inspeksi ulang dan pengujian ulang (reinspection and reitesting): biaya-biaya

    yang dikeluarkan untuk inpeksi ulang dan pengujian ulang produk yang telah

    mengalami pengerjaan ulang atau perbaikan kembali.

    e. Downgrading: selisih antara harga jual normal dan harga yang dikurangi

    karena alasan kualitas

    f. Avoidable Process Losses: biaya-biaya kehilangan yang terjadi meskipun

    produk tersebut tidak cacat. Sebagai contoh: kelebihan bobot produk yang

    diserahkan ke pelanggan karena variabilitas dalam peralatan pengukuran, dll.

    2. Biaya Kegagalan Eksternal

    Yaitu biaya-biaya yang berhubungan dengan kesalahan atau nonkonfomansi

    yang ditemukan setelah produk itu diserahkan ke pelanggan. Biaya-biaya ini

    tidak akan muncul apabila tidak ditemukan kesalahan atau nonkonformansi

    dalam produk ssetelah pengiriman. Contoh dari biaya kegagalan eksternal:

    a. Jaminan (Warranty): biaya yang dikeluarkan untuk pengantian atau

    perbaikan kembali produk yang masih berada dalam masa penjaminan

    b. Penyelesaian keluhan (Complaint Adjustment): biya-biaya yang

    dikeluarkan untuk penyelidikan dan penyelesaian keluhan yang berkaitan

    dengan produk cacat.

    c. Produk dikembalikan (Returned Product): biaya-biaya yang berkaitan

    dengan penerimaan dan penempatan produk cacat yang dikembalikan

    oleh pelangan.

    d. Allowance: biaya-biaya yang berkaitan dengan konsesi pada pelanggan

    karena produk yang berada dibawah standar kualitas yangsedang diterima

    oleh pelanggan atau yang tidak memnuhi spesifikasi penggunaan.

    3. Biaya Penilaian

    Yaitu biaya-biaya yang berhubungan dengan derajad konformansi terhadap

    persyaratan kualitas (spesifikasi yang ditetapkan). Contoh dari biaya aplikasi:

    a. Inspeksi dan pengujian kedatangan material

    b. Inspeksi dan pengujian produk dalam proses

    c. Inspeksi dan pengujian produk akhir

    d. Audit kualitas produk

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 6 Statisctical Quality Control and Quality Cost Planning

    Kelompok 10

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro Page 28

    2012

    e. Pemeliharaan akurasi peralatan pengujian

    f. Evaluasi stok

    4. Biaya Pencegahan

    Yaitu biaya-biaya yang berhubungan dengan upaya pencegahan kegagalan

    internal maupun eksternal, sehngga meminimumkan biaya kegagalan internal

    dan kegagalan eksternal. Contoh darai biaya pencegahan adalah:

    a. Perencanaan kualitas

    b. Tinjauan ulang produk baru (New Product Review)

    c. Pengendalian proses

    d. Audit kualitas

    e. Evaluasi kualitas pemasok

    f. Pelatihan

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 6 Statisctical Quality Control and Quality Cost Planning

    Kelompok 10

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro Page 29

    2012

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    Gambar 3.1 Flow Chart Penelitian

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 6 Statisctical Quality Control and Quality Cost Planning

    Kelompok 10

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro Page 30

    2012

    BAB IV

    PENGOLAHAN DAN PENGUMPULAN DATA

    4.1 Acceptance Sampling

    4.1.1 Kebijakan Sempel AsRoda

    1. Panjang as roda

    - N=25

    AQL = 0.35, berartiberdasartabel 10.1 AQL conversion table

    AQL value = 0.40 (0.280 to 0.439)

    - Hasil Output MRP as roda

    Tabel 4.1 Output MRP As Roda

    PERIODE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

    As Roda 14,170 14,170 14,170 10,696 10,696 10,696 10,696 14,238 14,238 14,238 14,238 0

    - Berdasarkan Output MRP, lot size as roda periode 1 adalah 14.170

    Berarti berdasarkan tabel 10.2 sample size code letters (s-4) diperoleh

    inspection levels adalah I = (10.001-35000)

    Tabel 4.2 Data Pengukuran Panjang As Roda

    No Ukuran x2

    1 59,8 3576,04

    2 59,7 3564,09

    3 60 3600

    4 60 3600

    5 59,9 3588,01

    6 59,85 3582,023

    7 59,8 3576,04

    8 59,8 3576,04

    9 59,8 3576,04

    10 60,1 3612,01

    11 59,95 3594,003

    12 59,9 3588,01

    13 59,9 3588,01

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 6 Statisctical Quality Control and Quality Cost Planning

    Kelompok 10

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro Page 31

    2012

    Tabel 4.2 Data Pengukuran Panjang As Roda (Lanjutan)

    No Ukuran x2

    14 60,1 3612,01

    15 59,9 3588,01

    16 59,85 3582,023

    17 60 3600

    18 60 3600

    19 59,9 3588,01

    20 60,1 3612,01

    21 59,9 3588,01

    22 60,1 3612,01

    23 59,85 3582,023

    24 59,8 3576,04

    25 60 3600

    Jumlah 1498 89760,46

    =

    =59.92

    S =

    =

    = 0.1118

    Standarperusahaanuntukpanjang as roda

    58.5mm 1,5mm

    USL = 58.5 + 1,5 = 60 mm

    LSL = 58.5 - 1,5 = 57 mm

    Zu =

    =

    = 0.715 ZL =

    =

    = 10,618

    Berdasarkan tabel 10.7 didapatkan nilai Zudan ZL

    Pu = 23,71 PL = 0 P= Pu+ PL =23,71 + 0 = 23,71

    - Berdasar table halaman 424 untuk AQL Value = 0,4 dan kode I diperoleh nilai

    m = 1,29

    - Jadi, P > m = 23,71 > 1,29 Berarti

    - Keputusannya adalah lot ditolak

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 6 Statisctical Quality Control and Quality Cost Planning

    Kelompok 10

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro Page 32

    2012

    2. Diameter as roda

    - N=25

    AQL = 0.35, berarti berdasar tabel 10.1 AQL conversion table

    AQL value = 0.40 (0.280 to 0.439)

    - Berdasarkan Output MRP, lot size as roda periode 1 adalah 14.170

    Berarti berdasarkan tabel 10.2 sample size code letters (s-4) diperoleh

    inspection levels adalah I = (10.001-35000)

    Tabel 4.3 Data Pengukuran diameter as roda

    No diameter as roda x2

    1 1,9 3,61

    2 1,88 3,5344

    3 2 4

    4 1,9 3,61

    5 1,94 3,7636

    6 2 4

    7 1,98 3,9204

    8 1,88 3,5344

    9 1,92 3,6864

    10 1,9 3,61

    11 1,92 3,6864

    12 1,88 3,5344

    13 1,92 3,6864

    14 1,86 3,4596

    15 2 4

    16 1,98 3,9204

    17 1,98 3,9204

    18 1,9 3,61

    19 1,9 3,61

    20 1,98 3,9204

    21 2,2 4,84

    22 2 4

    23 1,88 3,5344

    24 1,92 3,6864

    25 1,9 3,61

    Jumlah 48,52 94,288

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 6 Statisctical Quality Control and Quality Cost Planning

    Kelompok 10

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro Page 33

    2012

    =

    =1.941

    S =

    =

    = 0.0708

    Standar perusahaan untuk diameter as roda

    1.8 mm 0.2 mm

    USL = 1.8+ 0.2 = 2 mm

    USL = 1.8 - 0.2 = 1,6 mm

    Zu =

    =

    = 0.836 ZL =

    =

    = 4,814

    Berdasarkan tabel 10.7 didapatkan nilai Zudan ZL

    Pu = 20,14 PL = 0 P= Pu+ PL =20,14+ 0 = 20,14

    - Berdasar table halaman 424 untuk AQL Value = 0,4 dan kode I diperoleh nilai

    m =1,29

    - Jadi, Z > m = 20,14 > 1,29 Berarti

    - Keputusannya adalah lot ditolak

    4.1.2 KebijakanSempelGardan

    1. Panjang Gardan

    - N=20

    AQL = 0.18, berarti berdasar tabel 10.1 AQL conversion table

    AQL value = 0.25 (0.165 to 0.279)

    - Hasil Output MRP garden

    Tabel 4.4 Output MRP Gardan

    PERIODE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

    Gardan 7,085 7,085 7,085 5,348 5,348 5,348 5,348 7,119 7,119 7,119 7,119 0

    - Berdasarkan Output MRP, lot size as roda periode 1 adalah 7.085

    Berarti berdasarkan tabel 10.3 sample size code letters (s-4) diperoleh

    inspection levels adalah H (3201-10000)

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 6 Statisctical Quality Control and Quality Cost Planning

    Kelompok 10

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro Page 34

    2012

    Tabel 4.5 Data Pengukuran Panjang Gardan

    No PanjangGardan x2

    1 74,3 5520,49

    2 74,05 5483,403

    3 74,4 5535,36

    4 74,1 5490,81

    5 74,1 5490,81

    6 74,55 5557,703

    7 74,2 5505,64

    8 74,5 5550,25

    9 74,05 5483,403

    10 74,2 5505,64

    11 74,44 5541,314

    12 73,95 5468,603

    13 74,15 5498,223

    14 74,4 5535,36

    15 74,1 5490,81

    16 74,05 5483,403

    17 74,3 5520,49

    18 74,2 5505,64

    19 74,2 5505,64

    20 74,1 5490,81

    1484,34 110163,8

    =

    = 74,217

    S =

    =

    = 0.168

    Standarperusahaanuntukpanjang garden

    74 mm 0.75mm

    USL = 74 + 0.75 = 74.75 mm

    LSL = 74 - 0.75 = 73,25 mm

    Zu =

    =

    = 3,17 ZL =

    =

    = 6,97

    Berdasarkan tabel 10.7 didapatkan nilai Zudan ZL

    Pu = 0,008 PL = 0 P= Pu+ PL =0,008+ 0 = 0,008

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 6 Statisctical Quality Control and Quality Cost Planning

    Kelompok 10

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro Page 35

    2012

    - Berdasar table halaman 424 untuk AQL Value = 0,25 dan kode H diperoleh nilai

    m = 0,846

    - Jadi, Z < m = 0,008 < 0,846. Berarti

    - Keputusannya adalah lot diterima

    2. Diameter Gardan

    - N=20

    AQL = 0.18, berarti berdasar tabel 10.1 AQL conversion table

    AQL value = 0.25 (0.165 to 0.279)

    - Berdasarkan Output MRP, lot size as roda periode 1 adalah 7.085

    Berarti berdasarkan tabel 10.3 sample size code letters (s-4) diperoleh

    inspection levels adalah H = 20

    Tabel 4.6 Data Pengukuran Diamter Gardan

    No diameter gardan x2

    1 1,6 2,56

    2 1,4 1,96

    3 1,5 2,25

    4 1,48 2,1904

    5 1,48 2,1904

    6 1,52 2,3104

    7 1,54 2,3716

    8 1,44 2,0736

    9 1,5 2,25

    10 1,54 2,3716

    11 1,48 2,1904

    12 1,6 2,56

    13 1,58 2,4964

    14 1,6 2,56

    15 1,5 2,25

    16 1,52 2,3104

    17 1,6 2,56

    18 1,52 2,3104

    19 1,48 2,1904

    20 1,54 2,3716

    30,42 46,3276

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 6 Statisctical Quality Control and Quality Cost Planning

    Kelompok 10

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro Page 36

    2012

    =

    = 1,521

    S =

    =

    = 0.0556

    Standar perusahaan untuk diameter gardan

    1.48 mm 0.13mm

    USL = 1.48+ 0.13 = 1.61 mm

    LSL = 1.48 - 0.13 = 1.35 mm

    Zu =

    =

    = 1,6 ZL =

    =

    = 3,074

    Berdasarkan tabel 10.7 didapatkan nilai Zudan ZL

    Pu = 5,09 PL =0,016 P= Pu+ PL =5,09+ 0,016 = 5,106

    - Berdasar table halaman 424 untuk AQL Value = 0,25 diperoleh nilai m = 0,846

    - Jadi, Zu> m = 5.106> 0,846. Berarti

    - Keputusannya adalah lot ditolak

    4.1.3 KebijakanSempelBesiDinamo

    1. Diameter Besi Dinamo

    - N=20

    AQL = 0.18, berarti berdasar tabel 10.1 AQL conversion table

    AQL value = 0.25 (0.165 to 0.279)

    - Hasil Output MRP Dinamo

    Tabel 4.7 Output MRP Dinamo

    PERIODE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

    Dinamo 7,085 7,085 5,348 5,348 5,348 5,348 7,119 7,119 7,119 7,119 0 0

    - Berdasarkan Output MRP, lot size as roda periode 1 adalah 7.085

    Berarti berdasarkan tabel 10.3 sample size code letters (s-4) diperoleh

    inspection levels adalah H = (3201-10000)

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 6 Statisctical Quality Control and Quality Cost Planning

    Kelompok 10

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro Page 37

    2012

    Tabel 4.8 Data Pengukuran Diameter Besi Dinamo

    No

    diameter besi

    dynamo x2

    1 2 4

    2 2 4

    3 2,1 4,41

    4 2,18 4,7524

    5 2,06 4,2436

    6 2,1 4,41

    7 2,05 4,2025

    8 2 4

    9 2,1 4,41

    10 2,1 4,41

    11 2,06 4,2436

    12 2,08 4,3264

    13 2,1 4,41

    14 2,16 4,6656

    15 2,14 4,5796

    16 2,16 4,6656

    17 2,06 4,2436

    18 2,1 4,41

    19 2 4

    20 2,1 4,41

    Jumlah 41,65 86,7929

    =

    = 2,08

    S =

    =

    = 0.0546

    Standar perusahaan untuk diameter besidinamo

    1.95 mm 0.15mm

    USL = 1.95 + 0.15= 2.1 mm

    LSL = 1.95 - 0.15= 1,8 mm

    Zu =

    =

    = 0,320 ZL =

    =

    = 5,122

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 6 Statisctical Quality Control and Quality Cost Planning

    Kelompok 10

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro Page 38

    2012

    Berdasarkan tabel 10.7 didapatkan nilai Zudan ZL

    Pu = 37,62 PL =0 P= Pu+ PL =37,62+ 0 = 37,62

    - Berdasar tabelhalaman 424 untuk AQL Value = 0,25 dan kode H diperoleh nilai

    m = 0,846

    - Jadi, Z > m = 37,62 > 0,846. Berarti

    - Keputusannya adalah lot ditolak

    4.2 Pengumpulan dan Pengolahan Data Kualitas Raw Material

    4.2.1 Data Variabel

    1. Panjang As Roda

    a. Perhitungan manual

    Tabel 4. 9 Data Pengukuran Panjang As Roda

    No Panjang as

    roda

    Raw

    Material

    1 59,8 39

    2 59,7 26

    3 60 64

    4 60 27

    5 59,9 8

    6 59,85 2

    7 59,8 12

    8 59,8 55

    9 59,8 29

    10 60,1 34

    11 59,95 23

    12 59,9 28

    13 59,9 5

    14 60,1 15

    15 59,9 22

    16 59,85 16

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 6 Statisctical Quality Control and Quality Cost Planning

    Kelompok 10

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro Page 39

    2012

    Tabel 4. 9 Data Pengukuran Panjang As Roda (Lanjutan)

    No Panjang as

    roda

    Raw

    Material

    17 60 20

    18 60 68

    19 59,9 51

    20 60,1 18

    21 59,9 61

    22 60,1 41

    23 59,85 21

    24 59,8 53

    25 60 3

    1. Peta

    = CLR = MR =

    125

    6,2

    11 n

    MRn

    i

    0.108

    Untuk n = 2, maka D4=3,267 dan D3=0

    Jadi

    UCLR= D4 3.267 x 0.108 = 0.353925

    LCLR = D3 =0 x 0.108 = 0

    Tabel 4.10 Perhitungan I-MR untuk Panjang As Roda

    No. Raw

    Material Ukuran MR MR bar

    UCL

    MR

    LCL

    MR

    1 39 59,8

    2 26 59,7 0,1 0,108 0,353925 0

    3 64 60 0,3 0,108 0,353925 0

    4 27 60 0 0,108 0,353925 0

    5 8 59,9 0,1 0,108 0,353925 0

    6 2 59,85 0,05 0,108 0,353925 0

    7 12 59,8 0,05 0,108 0,353925 0

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 6 Statisctical Quality Control and Quality Cost Planning

    Kelompok 10

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro Page 40

    2012

    Tabel 4.10 Perhitungan I-MR untuk Panjang As Roda (Lanjutan)

    No. Raw

    Material Ukuran MR MR bar UCL MR

    LCL

    MR

    8 55 59,8 0 0,108 0,353925 0

    9 29 59,8 0 0,108 0,353925 0

    10 34 60,1 0,3 0,108 0,353925 0

    11 23 59,95 0,15 0,108 0,353925 0

    12 28 59,9 0,05 0,108 0,353925 0

    13 5 59,9 0 0,108 0,353925 0

    14 15 60,1 0,2 0,108 0,353925 0

    15 22 59,9 0,2 0,108 0,353925 0

    16 16 59,85 0,05 0,108 0,353925 0

    17 20 60 0,15 0,108 0,353925 0

    18 68 60 0 0,108 0,353925 0

    19 51 59,9 0,1 0,108 0,353925 0

    20 18 60,1 0,2 0,108 0,353925 0

    21 61 59,9 0,2 0,108 0,353925 0

    22 41 59,95 0,05 0,108 0,353925 0

    23 21 59,85 0,1 0,108 0,353925 0

    24 53 59,8 0,05 0,108 0,353925 0

    25 3 60 0,2 0,108 0,353925 0

    Jumlah 1497,85 2,6

    rata-rata 59,914 0,108333

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 6 Statisctical Quality Control and Quality Cost Planning

    Kelompok 10

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro Page 41

    2012

    Gambar 4.1 Peta Kendali MR Panjang As Roda

    Gambar 4.2 Output Software SPSS Peta Kendali I-MR Panjang As Roda

    0

    0,05

    0,1

    0,15

    0,2

    0,25

    0,3

    0,35

    0,4

    2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24

    Nila

    i MR

    Nomor Sampel

    Peta Kendali MR Panjang As Roda

    UCL MR

    LCL MR

    MR bar

    MR

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 6 Statisctical Quality Control and Quality Cost Planning

    Kelompok 10

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro Page 42

    2012

    2. Peta

    = CLX = 25

    85,1497

    1 Subgroup

    Xn

    i

    59,914

    UCL = * = 59,914 + 2,66*108 = 60,20128

    LCL = * = 59,914 - 2,66*108 = 59,62672

    USL = 58,5 + 1,5 = 60

    LSL = 58,5 1,5 = 57

    Tabel 4.11 perhitungan X bar Panjang As Roda

    No. Raw

    Material Ukuran x bar

    UCL x

    bar

    LCL x

    bar

    1 39 59,8 59,914 59,914 59,914

    2 26 59,7 59,914 60,20128 59,62672

    3 64 60 59,914 60,20128 59,62672

    4 27 60 59,914 60,20128 59,62672

    5 8 59,9 59,914 60,20128 59,62672

    6 2 59,85 59,914 60,20128 59,62672

    7 12 59,8 59,914 60,20128 59,62672

    8 55 59,8 59,914 60,20128 59,62672

    9 29 59,8 59,914 60,20128 59,62672

    10 34 60,1 59,914 60,20128 59,62672

    11 23 59,95 59,914 60,20128 59,62672

    12 28 59,9 59,914 60,20128 59,62672

    13 5 59,9 59,914 60,20128 59,62672

    14 15 60,1 59,914 60,20128 59,62672

    15 22 59,9 59,914 60,20128 59,62672

    16 16 59,85 59,914 60,20128 59,62672

    17 20 60 59,914 60,20128 59,62672

    18 68 60 59,914 60,20128 59,62672

    19 51 59,9 59,914 60,20128 59,62672

    20 18 60,1 59,914 60,20128 59,62672

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 6 Statisctical Quality Control and Quality Cost Planning

    Kelompok 10

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro Page 43

    2012

    Tabel 4.11 perhitungan X bar Panjang As Roda (Lanjutan)

    No. Raw

    Material Ukuran x bar

    UCL x

    bar

    LCL x

    bar

    21 61 59,9 59,914 60,20128 59,62672

    22 41 59,95 59,914 60,20128 59,62672

    23 21 59,85 59,914 60,20128 59,62672

    24 53 59,8 59,914 60,20128 59,62672

    25 3 60 59,914 60,20128 59,62672

    jumlah 1497,85

    rata-rata 59,914

    Gambar 4.3 Peta Kendali X bar Panjang As Roda

    55

    56

    57

    58

    59

    60

    61

    1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25

    Uku

    ran

    Nomor Sampel

    Peta Kendali X bar Panjang As Roda

    UCL x bar

    LCL x bar

    x bar

    x

    USL

    LSL

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 6 Statisctical Quality Control and Quality Cost Planning

    Kelompok 10

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro Page 44

    2012

    b. Perhitungan dengan Software

    1. Output SPSS

    Gambar 4.4 Output Software SPSS Peta Kendali Xbar-MR Panjang As Roda

    2. Output Minitab

    Gambar 4.5 Output Software Minitab Peta Kendali I-MR dan Xbar-MR Panjang As Roda

    Observation

    In

    div

    idu

    al

    Va

    lue

    252321191715131197531

    60,0

    59,8

    59,6

    _X=59,914

    UB=60

    LC L=59,6259

    Observation

    Mo

    vin

    g R

    an

    ge

    252321191715131197531

    0,4

    0,3

    0,2

    0,1

    0,0

    __MR=0,1083

    UC L=0,3540

    LC L=0

    I-MR Chart of C2

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 6 Statisctical Quality Control and Quality Cost Planning

    Kelompok 10

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro Page 45

    2012

    2. Diameter As Roda

    a. Perhitungan Manual

    Tabel 4.12 Data Pengukuran Diameter As Roda

    No diameter

    as roda

    Raw

    Material

    1 1,9 15

    2 1,88 16

    3 2 22

    4 1,9 23

    5 1,94 18

    6 2 64

    7 1,98 26

    8 1,88 68

    9 1,92 12

    10 1,9 19

    11 1,92 5

    12 1,88 51

    13 1,92 28

    14 1,86 39

    15 2 41

    16 1,98 21

    17 1,98 20

    18 1,9 53

    19 1,9 34

    20 1,98 55

    21 2,2 29

    22 2 31

    23 1,88 8

    24 1,92 2

    25 1,9 27

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 6 Statisctical Quality Control and Quality Cost Planning

    Kelompok 10

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro Page 46

    2012

    1. Peta MR bar Diameter As Roda

    = CLR = MR =

    125

    6,1

    11 n

    MRn

    i

    0.067

    Untuk n = 2, maka D4=3,267 dan D3=0

    Jadi

    UCLR= D4 3.267 x 0,067 = 0.2178

    LCLR = D3 =0 x 0,067 = 0

    Iterasi 0

    Tabel 4.13 perhitungan MR Diameter As Roda iterasi 0

    No. Raw

    Material Ukuran MR MR bar

    UCL

    MR

    LCL

    MR

    1 15 1,9

    2 16 1,88 0,02 0,067 0,2178 0

    3 22 2 0,12 0,067 0,2178 0

    4 23 1,9 0,1 0,067 0,2178 0

    5 18 1,94 0,04 0,067 0,2178 0

    6 64 2 0,06 0,067 0,2178 0

    7 26 1,98 0,02 0,067 0,2178 0

    8 68 1,88 0,1 0,067 0,2178 0

    9 12 1,92 0,04 0,067 0,2178 0

    10 19 1,9 0,02 0,067 0,2178 0

    11 5 1,92 0,02 0,067 0,2178 0

    12 51 1,88 0,04 0,067 0,2178 0

    13 28 1,92 0,04 0,067 0,2178 0

    14 39 1,86 0,06 0,067 0,2178 0

    15 41 2 0,14 0,067 0,2178 0

    16 21 1,98 0,02 0,067 0,2178 0

    17 20 1,98 0 0,067 0,2178 0

    18 53 1,9 0,08 0,067 0,2178 0

    19 34 1,9 0 0,067 0,2178 0

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 6 Statisctical Quality Control and Quality Cost Planning

    Kelompok 10

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro Page 47

    2012

    Tabel 4.13 perhitungan MR Diameter As Roda iterasi 0

    No. Raw

    Material Ukuran MR MR bar

    UCL

    MR

    LCL

    MR

    20 55 1,98 0,08 0,067 0,2178 0

    21 29 2,2 0,22 0,067 0,2178 0

    22 31 2 0,2 0,067 0,2178 0

    23 8 1,88 0,12 0,067 0,2178 0

    24 2 1,92 0,04 0,067 0,2178 0

    25 27 1,9 0,02 0,067 0,2178 0

    jumlah 48,52 1,6

    rata-rata 1,9408 0,066667

    Sampel yang keluar yaitu sampel ke 21

    Gambar 4.6 Peta kendali MR Diameter As Roda iterasi 0

    0

    0,05

    0,1

    0,15

    0,2

    0,25

    2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24

    Nila

    i MR

    Nomor Sampel

    Peta Kendali MR Diameter As Roda

    UCL MR

    LCL MR

    MR bar

    MR

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 6 Statisctical Quality Control and Quality Cost Planning

    Kelompok 10

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro Page 48

    2012

    Gambar 4.7 Output SPSS Peta Kendali I-MR Diameter As Roda iterasi 0

    2. Peta X bar-MR

    Iterasi 0

    = CLX = 25

    5,48

    1 Subgroup

    Xn

    i

    1,9401

    UCL = * = 1,9401+ 2,66*0,067 = 2,11902

    LCL = * = 1,9401 - 2,66*0,067 = 1,76258

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 6 Statisctical Quality Control and Quality Cost Planning

    Kelompok 10

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro Page 49

    2012

    Tabel 4.14 Perhitungan X bar Diameter As Roda iterasi 0

    No. Raw

    Material Ukuran x bar UCL x bar LCL x bar

    1 15 1,9 1,9408 1,9408 1,9408

    2 16 1,88 1,9408 2,11902 1,76258

    3 22 2 1,9408 2,11902 1,76258

    4 23 1,9 1,9408 2,11902 1,76258

    5 18 1,94 1,9408 2,11902 1,76258

    6 64 2 1,9408 2,11902 1,76258

    7 26 1,98 1,9408 2,11902 1,76258

    8 68 1,88 1,9408 2,11902 1,76258

    9 12 1,92 1,9408 2,11902 1,76258

    10 19 1,9 1,9408 2,11902 1,76258

    11 5 1,92 1,9408 2,11902 1,76258

    12 51 1,88 1,9408 2,11902 1,76258

    13 28 1,92 1,9408 2,11902 1,76258

    14 39 1,86 1,9408 2,11902 1,76258

    15 41 2 1,9408 2,11902 1,76258

    16 21 1,98 1,9408 2,11902 1,76258

    17 20 1,98 1,9408 2,11902 1,76258

    18 53 1,9 1,9408 2,11902 1,76258

    19 34 1,9 1,9408 2,11902 1,76258

    20 55 1,98 1,9408 2,11902 1,76258

    21 29 2,2 1,9408 2,11902 1,76258

    22 31 2 1,9408 2,11902 1,76258

    23 8 1,88 1,9408 2,11902 1,76258

    24 2 1,92 1,9408 2,11902 1,76258

    25 27 1,9 1,9408 2,11902 1,76258

    jumlah 48,52

    rata-rata 1,9408

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 6 Statisctical Quality Control and Quality Cost Planning

    Kelompok 10

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro Page 50

    2012

    Sampel yang keluar yaitu sampel ke 21

    Gambar 4.8 Peta Kedali X bar Diameter As Roda Iterasi 0

    b. Perhitungan dengan Software

    1. Output SPSS

    Iterasi 0

    Gambar 4.9 Output SPSS Peta Kendali Xbar-MR Diameter As Roda iterasi 0

    0

    0,5

    1

    1,5

    2

    2,5

    1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25

    Uku

    ran

    Nomor Sampel

    Peta Kendali X bar Diameter As Roda

    UCL x bar

    LCL x bar

    x bar

    x

    USL

    LSL

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 6 Statisctical Quality Control and Quality Cost Planning

    Kelompok 10

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro Page 51

    2012

    2. Output Minitab

    Iterasi 0

    Gambar 4.10 Output Minitab Peta Kendali Xbar-MR dan I-MR Diameter As Roda iterasi 0

    Iterasi 1

    = CLR = MR =

    124

    2,1

    11 n

    MRn

    i

    0.052174

    Untuk n = 2, maka D4=3,267 dan D3=0

    Jadi

    UCLR= D4 3.267 x 0.052174= 0,170452

    LCLR = D3 =0 x 0.052174= 0

    Observation

    In

    div

    idu

    al

    Va

    lue

    252321191715131197531

    2,2

    2,1

    2,0

    1,9

    1,8

    _X=1,9408

    UB=2

    LC L=1,7635

    Observation

    Mo

    vin

    g R

    an

    ge

    252321191715131197531

    0,20

    0,15

    0,10

    0,05

    0,00

    __MR=0,0667

    UC L=0,2178

    LC L=0

    1

    1

    I-MR Chart of C2

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 6 Statisctical Quality Control and Quality Cost Planning

    Kelompok 10

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro Page 52

    2012

    Tabel 4.15 perhitungan MR Diameter As Roda iterasi 1

    No. Raw

    Material Ukuran MR MR bar

    UCL

    MR

    LCL

    MR

    1 15 1,9

    2 16 1,88 0,02 0,052174 0,170452 0

    3 22 2 0,12 0,052174 0,170452 0

    4 23 1,9 0,1 0,052174 0,170452 0

    5 18 1,94 0,04 0,052174 0,170452 0

    6 64 2 0,06 0,052174 0,170452 0

    7 26 1,98 0,02 0,052174 0,170452 0

    8 68 1,88 0,1 0,052174 0,170452 0

    9 12 1,92 0,04 0,052174 0,170452 0

    10 19 1,9 0,02 0,052174 0,170452 0

    11 5 1,92 0,02 0,052174 0,170452 0

    12 51 1,88 0,04 0,052174 0,170452 0

    13 28 1,92 0,04 0,052174 0,170452 0

    14 39 1,86 0,06 0,052174 0,170452 0

    15 41 2 0,14 0,052174 0,170452 0

    16 21 1,98 0,02 0,052174 0,170452 0

    17 20 1,98 0 0,052174 0,170452 0

    18 53 1,9 0,08 0,052174 0,170452 0

    19 34 1,9 0 0,052174 0,170452 0

    20 55 1,98 0,08 0,052174 0,170452 0

    22 31 2 0,02 0,052174 0,170452 0

    23 8 1,88 0,12 0,052174 0,170452 0

    24 2 1,92 0,04 0,052174 0,170452 0

    25 27 1,9 0,02 0,052174 0,170452 0

    jumlah 46,32 1,2

    rata-rata 1,93 0,052174

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 6 Statisctical Quality Control and Quality Cost Planning

    Kelompok 10

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro Page 53

    2012

    Gambar 4.11 Peta Kendali MR Diameter As Roda iterasi 1

    Gambar 4.12 Output SPSS Peta Kendali I-MR Diameter As Roda iterasi 1

    0

    0,02

    0,04

    0,06

    0,08

    0,1

    0,12

    0,14

    0,16

    0,18

    2 3 4 5 6 7 8 9 101112131415161718192021222324

    Nila

    i MR

    Nomor Sampel

    Peta Kendali MR Diameter As Roda

    UCL MR

    LCL MR

    MR bar

    MR

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 6 Statisctical Quality Control and Quality Cost Planning

    Kelompok 10

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro Page 54

    2012

    2. Peta X bar-MR

    = CLX = 24

    32,46

    1 Subgroup

    Xn

    i

    1,93

    UCL = * = 1,93+ 2,66*0,067 = 2,079583

    LCL = * = 1,93- 2,66*0,067 = 1,802017

    Tabel 4.16 perhitungan X bar Diameter As Roda iterasi 1

    No. Raw

    Material Ukuran x bar UCL x bar LCL x bar

    1 15 1,9 1,93 1,93 1,93

    2 16 1,88 1,9408 2,079583 1,802017

    3 22 2 1,9408 2,079583 1,802017

    4 23 1,9 1,9408 2,079583 1,802017

    5 18 1,94 1,9408 2,079583 1,802017

    6 64 2 1,9408 2,079583 1,802017

    7 26 1,98 1,9408 2,079583 1,802017

    8 68 1,88 1,9408 2,079583 1,802017

    9 12 1,92 1,9408 2,079583 1,802017

    10 19 1,9 1,9408 2,079583 1,802017

    11 5 1,92 1,9408 2,079583 1,802017

    12 51 1,88 1,9408 2,079583 1,802017

    13 28 1,92 1,9408 2,079583 1,802017

    14 39 1,86 1,9408 2,079583 1,802017

    15 41 2 1,9408 2,079583 1,802017

    16 21 1,98 1,9408 2,079583 1,802017

    17 20 1,98 1,9408 2,079583 1,802017

    18 53 1,9 1,9408 2,079583 1,802017

    19 34 1,9 1,9408 2,079583 1,802017

    20 55 1,98 1,9408 2,079583 1,802017

    22 31 2 1,9408 2,079583 1,802017

    23 8 1,88 1,9408 2,079583 1,802017

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 6 Statisctical Quality Control and Quality Cost Planning

    Kelompok 10

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro Page 55

    2012

    Tabel 4.16 perhitungan X bar Diameter As Roda iterasi 1

    No. Raw

    Material Ukuran x bar UCL x bar LCL x bar

    24 2 1,92 1,9408 2,079583 1,802017

    25 27 1,9 1,9408 2,079583 1,802017

    Jumlah 46,32

    rata-rata 1,93

    Gambar 4.13 Peta Kendali X bar-MR Diameter As Roda iterasi 1

    0

    0,5

    1

    1,5

    2

    2,5

    1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25

    Uku

    ran

    Nomor Sampel

    Peta Kendali X bar Diameter As Roda

    UCL x bar

    LCL x bar

    x bar

    x

    USL

    LSL

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 6 Statisctical Quality Control and Quality Cost Planning

    Kelompok 10

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro Page 56

    2012

    b. Perhitungan dengan Software

    1. Output SPSS

    Iterasi 1

    Gambar 4.14 Output SPSS Peta Kendali Xbar-MR Diameter As Roda iterasi 1

    2.Output Minitab

    Gambar 4.15 Output Minitab Peta Kendali Xbar-MR dan I-MR Diameter As Roda iterasi 1

    Observation

    In

    div

    idu

    al

    Va

    lue

    2321191715131197531

    2,00

    1,95

    1,90

    1,85

    1,80

    _X=1,93

    UB=2

    LC L=1,7912

    Observation

    Mo

    vin

    g R

    an

    ge

    2321191715131197531

    0,16

    0,12

    0,08

    0,04

    0,00

    __MR=0,0522

    UC L=0,1705

    LC L=0

    I-MR Chart of C2

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 6 Statisctical Quality Control and Quality Cost Planning

    Kelompok 10

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro Page 57

    2012

    3. Panjang Gardan

    a. Perhitungan Manual

    Tabel 4.17 Data Pengukuran Panjang Gardan

    No Panjang

    Gardan Raw Material

    1 74,3 18

    2 74,05 71

    3 74,4 60

    4 74,1 64

    5 74,1 36

    6 74,55 66

    7 74,2 1

    8 74,5 39

    9 74,05 13

    10 74,2 68

    11 74,44 61

    12 73,95 50

    13 74,15 52

    14 74,4 3

    15 74,1 41

    16 74,05 28

    17 74,3 9

    18 74,2 72

    19 74,2 56

    20 74,1 25

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 6 Statisctical Quality Control and Quality Cost Planning

    Kelompok 10

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro Page 58

    2012

    1. Peta MR

    = CLR = MR =

    120

    58,4

    11 n

    MRn

    i

    0.241053

    Untuk n = 2, maka D4=3,267 dan D3=0

    Jadi

    UCLR= D4 3.267 x 0,241053 = 0.787519

    LCLR = D3 =0 x 0,241053 = 0

    Tabel 4.18 Perhitungan MR Panjang Gardan

    No. Raw

    Material Ukuran MR MR bar

    UCL

    MR

    LCL

    MR

    1 18 74,3

    2 71 74,05 0,25 0,241053 0,787519 0

    3 60 74,4 0,35 0,241053 0,787519 0

    4 64 74,1 0,3 0,241053 0,787519 0

    5 36 74,1 0 0,241053 0,787519 0

    6 66 74,55 0,45 0,241053 0,787519 0

    7 1 74,2 0,35 0,241053 0,787519 0

    8 39 74,5 0,3 0,241053 0,787519 0

    9 13 74,05 0,45 0,241053 0,787519 0

    10 68 74,2 0,15 0,241053 0,787519 0

    11 61 74,44 0,24 0,241053 0,787519 0

    12 50 73,95 0,49 0,241053 0,787519 0

    13 52 74,15 0,2 0,241053 0,787519 0

    14 3 74,4 0,25 0,241053 0,787519 0

    15 41 74,1 0,3 0,241053 0,787519 0

    16 28 74,05 0,05 0,241053 0,787519 0

    17 9 74,3 0,25 0,241053 0,787519 0

    18 72 74,2 0,1 0,241053 0,787519 0

    19 56 74,2 0 0,241053 0,787519 0

    20 25 74,1 0,1 0,241053 0,787519 0

    jumlah 1484,34 4,58

    rata-rata 74,217 0,241053

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 6 Statisctical Quality Control and Quality Cost Planning

    Kelompok 10

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro Page 59

    2012

    Gambar 4.16 Peta Kendali MR Panjang Gardan

    Gambar 4.17 Output SPSS Peta Kendali I-MR Panjang Gardan

    0

    0,1

    0,2

    0,3

    0,4

    0,5

    0,6

    0,7

    0,8

    0,9

    2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

    Nila

    i MR

    Nomor Sampel

    Peta Kendali MR Panjang Gardan

    UCL MR

    LCL MR

    MR bar

    MR

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 6 Statisctical Quality Control and Quality Cost Planning

    Kelompok 10

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro Page 60

    2012

    2. Peta X bar-MR

    = CLX = 20

    34,14684

    1 Subgroup

    Xn

    i

    74,217

    UCL = * = 74,217 + 2,66*0,241053 = 74,8582

    LCL = * = 74,217 - 2,66*0,241053 = 73,5758

    Tabel 4.19 Perhitungan X bar-MR Panjang Gardan

    No. Raw

    Material Ukuran x bar UCL x bar LCL x bar

    1 18 74,3 74,217 74,217 74,217

    2 71 74,05 74,217 74,8582 73,5758

    3 60 74,4 74,217 74,8582 73,5758

    4 64 74,1 74,217 74,8582 73,5758

    5 36 74,1 74,217 74,8582 73,5758

    6 66 74,55 74,217 74,8582 73,5758

    7 1 74,2 74,217 74,8582 73,5758

    8 39 74,5 74,217 74,8582 73,5758

    9 13 74,05 74,217 74,8582 73,5758

    10 68 74,2 74,217 74,8582 73,5758

    11 61 74,44 74,217 74,8582 73,5758

    12 50 73,95 74,217 74,8582 73,5758

    13 52 74,15 74,217 74,8582 73,5758

    14 3 74,4 74,217 74,8582 73,5758

    15 41 74,1 74,217 74,8582 73,5758

    16 28 74,05 74,217 74,8582 73,5758

    17 9 74,3 74,217 74,8582 73,5758

    18 72 74,2 74,217 74,8582 73,5758

    19 56 74,2 74,217 74,8582 73,5758

    20 25 74,1 74,217 74,8582 73,5758

    jumlah 1484,34

    rata-rata 74,217

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 6 Statisctical Quality Control and Quality Cost Planning

    Kelompok 10

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro Page 61

    2012

    Gambar 4.18 Peta Kendali X bar Panjang Gardan

    b. Perhitungan dengan Sofware

    1. Output SPSS

    Gambar 4.19 Output SPSS Peta Kendali Xbar-MR Panjang Gardan

    72

    72,5

    73

    73,5

    74

    74,5

    75

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121314151617181920

    Uku

    ran

    Nomor Sampel

    Peta Kendali X bar Panjang Gardan

    UCL x bar

    LCL x bar

    x bar

    x

    USL

    LSL

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 6 Statisctical Quality Control and Quality Cost Planning

    Kelompok 10

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro Page 62

    2012

    2. Output Minitab

    Gambar 4.20 Output Minitab Peta Kendali Xbar-MR dan I-MR Panjang Gardan

    4. Diameter Gardan

    a. Perhitungan Manual

    Tabel 4.20 pengukuran diameter gardan

    No diameter gardan Raw

    material

    1 1,6 59

    2 1,4 39

    3 1,5 18

    4 1,48 19

    5 1,48 28

    6 1,52 13

    7 1,54 72

    8 1,44 56

    9 1,5 1

    10 1,54 36

    Observation

    In

    div

    idu

    al

    Va

    lue

    191715131197531

    74,7

    74,4

    74,1

    73,8

    73,5

    _X=74,217

    UB=74,75

    LC L=73,576

    Observation

    Mo

    vin

    g R

    an

    ge

    191715131197531

    0,8

    0,6

    0,4

    0,2

    0,0

    __MR=0,2411

    UC L=0,7876

    LC L=0

    I-MR Chart of C2

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 6 Statisctical Quality Control and Quality Cost Planning

    Kelompok 10

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro Page 63

    2012

    Tabel 4.20 pengukuran diameter gardan (Lanjutan)

    No diameter gardan Raw

    material

    11 1,48 9

    12 1,6 52

    13 1,58 50

    14 1,6 41

    15 1,5 71

    16 1,52 3

    17 1,6 64

    18 1,52 42

    19 1,48 68

    20 1,54 66

    1. Peta MR

    = CLR = MR =

    120

    18,1

    11 n

    MRn

    i

    0.062105

    Untuk n = 2, maka D4=3,267 dan D3=0

    Jadi

    UCLR= D4 3.267 x 0.062105 = 0.202898

    LCLR = D3 =0 x 0.062105= 0

    Tabel 4.21 Perhitungan MR Diameter Gardan

    No. Raw

    Material Ukuran MR MR bar

    UCL

    MR

    LCL

    MR

    1 59 1,60

    2 39 1,40 0,2 0,062105 0,202898 0

    3 18 1,50 0,1 0,062105 0,202898 0

    4 19 1,48 0,02 0,062105 0,202898 0

    5 28 1,48 0 0,062105 0,202898 0

    6 13 1,52 0,04 0,062105 0,202898 0

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 6 Statisctical Quality Control and Quality Cost Planning

    Kelompok 10

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro Page 64

    2012

    Tabel 4.21 Perhitungan MR Diameter Gardan (Lanjutan)

    No. Raw

    Material Ukuran MR MR bar

    UCL

    MR

    LCL

    MR

    7 72 1,54 0,02 0,062105 0,202898 0

    8 56 1,44 0,10 0,062105 0,202898 0

    9 1 1,50 0,06 0,062105 0,202898 0

    10 36 1,54 0,04 0,062105 0,202898 0

    11 9 1,48 0,06 0,062105 0,202898 0

    12 52 1,60 0,12 0,062105 0,202898 0

    13 50 1,58 0,02 0,062105 0,202898 0

    14 41 1,60 0,02 0,062105 0,202898 0

    15 71 1,50 0,1 0,062105 0,202898 0

    16 3 1,52 0,02 0,062105 0,202898 0

    17 64 1,60 0,08 0,062105 0,202898 0

    18 42 1,52 0,08 0,062105 0,202898 0

    19 68 1,48 0,04 0,062105 0,202898 0

    20 66 1,54 0,06 0,062105 0,202898 0

    jumlah 30,42 1,18

    rata-rata 1,521 0,062105

    Gambar 4.21 Peta Kendali MR Diameter Gardan

    0

    0,05

    0,1

    0,15

    0,2

    0,25

    2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

    Nila

    i MR

    Nomor Sampel

    Peta Kendali MR Diameter Gardan

    UCL MR

    LCL MR

    MR bar

    MR

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 6 Statisctical Quality Control and Quality Cost Planning

    Kelompok 10

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro Page 65

    2012

    Gambar 4.22 Output SPSS Peta Kendali I-MR Diameter Gardan

    2. Peta X bar-MR

    = CLX = 20

    42,30

    1 Subgroup

    Xn

    i

    1,521

    UCL = * = 1,521+ 2,66*0,062105 = 1,6862

    LCL = * = 1,521- 2,66*0,062105 = 1,3558

    Tabel 4.22 Perhitungan X bar-MR Diameter Gardan

    No. Raw Material Ukuran x bar UCL x bar LCL x bar

    1 59 1,60 1,521 1,521 1,521

    2 39 1,40 1,521 1,6862 1,3558

    3 18 1,50 1,521 1,6862 1,3558

    4 19 1,48 1,521 1,6862 1,3558

    5 28 1,48 1,521 1,6862 1,3558

    6 13 1,52 1,521 1,6862 1,3558

    7 72 1,54 1,521 1,6862 1,3558

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 6 Statisctical Quality Control and Quality Cost Planning

    Kelompok 10

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro Page 66

    2012

    Tabel 4.22 Perhitungan X bar-MR Diameter Gardan

    No. Raw Material Ukuran x bar UCL x bar LCL x bar

    8 56 1,44 1,521 1,6862 1,3558

    9 1 1,50 1,521 1,6862 1,3558

    10 36 1,54 1,521 1,6862 1,3558

    11 9 1,48 1,521 1,6862 1,3558

    12 52 1,60 1,521 1,6862 1,3558

    13 50 1,58 1,521 1,6862 1,3558

    14 41 1,60 1,521 1,6862 1,3558

    15 71 1,50 1,521 1,6862 1,3558

    16 3 1,52 1,521 1,6862 1,3558

    17 64 1,60 1,521 1,6862 1,3558

    18 42 1,52 1,521 1,6862 1,3558

    19 68 1,48 1,521 1,6862 1,3558

    20 66 1,54 1,521 1,6862 1,3558

    jumlah 30,42

    rata-rata 1,521

    Gambar 4.23 Peta Kendali X bar Diameter Gardan

    0

    0,2

    0,4

    0,6

    0,8

    1

    1,2

    1,4

    1,6

    1,8

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

    Uku

    ran

    Nomor Sampel

    Peta Kendali X bar Diameter Gardan

    UCL x bar

    LCL x bar

    x bar

    x

    USL

    LSL

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 6 Statisctical Quality Control and Quality Cost Planning

    Kelompok 10

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro Page 67

    2012

    b. Perhitungan dengan Software

    1. Output SPSS

    Gambar 4.24 Output SPSS Peta Kendali Xbar-MR Diameter Gardan

    2. Output Minitab

    Gambar 4.25 Output Minitab Peta Kendali Xbar-MR dan I-MR Diameter Gardan

    Observation

    In

    div

    idu

    al

    Va

    lue

    191715131197531

    1,6

    1,5

    1,4

    _X=1,521

    UB=1,61

    LC L=1,3558

    Observation

    Mo

    vin

    g R

    an

    ge

    191715131197531

    0,20

    0,15

    0,10

    0,05

    0,00

    __MR=0,0621

    UC L=0,2029

    LC L=0

    I-MR Chart of C2

  • Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri

    Modul 6 Statisctical Quality Control and Quality Cost Planning

    Kelompok 10

    Program Studi Teknik Industri

    Universitas Diponegoro Page 68

    2012

    5. Diameter Besi Di