model pembelajaran group investigation

16
Model Pembelajaran Group Investigation Strategi pembelajaran yang baik adalah ketika tercipta suasana pembelajaran yang kondusif bagi tercapainya tujuan pendidikan. Selain itu, strategi pembelajaran juga harus memperhitungkan semua kondisi siswa, baik itu keadaan internal maupun eksternal siswa. Metode pembelajaran Investigasi Kelompok atau Group investigation mengambil model dari masyarakat, terutama mengenai mekanisme sosial yang ada pada masyarakat yang biasa dilakukan melalui kesepakatan bersama. Melalui kesepakatan inilah siswa mempelajari pengetahuan dan mereka melibatkan diri dalam pemecahan masalah sosial (Winataputra, 2001 34). Pengertian Group investigation Model Group investigation seringkali disebut sebagai metode pembelajaran kooperatif yang paling kompleks. Hal ini disebabkan oleh metode ini memadukan beberapa landasan pemikiran, yaitu berdasarkan pandangan konstruktivistik, democratic teaching, dan kelompok belajar kooperatif. Berdasarkan pandangan konstruktivistik, proses pembelajaran dengan model group investigation memberikan kesempatan seluas- luasnya kepada siswa untuk terlibat secara langsung dan aktif dalam proses pembelajaran mulai dari perencanaan sampai cara mempelajari suatu topik melalui investigasi. Democratic teaching adalah proses pembelajaran yang dilandasi oleh nilai-nilai demokrasi, yaitu penghargaan terhadap kemampuan, menjunjung keadilan, menerapkan persamaan kesempatan, dan memperhatikan keberagaman peserta didik (Budimansyah, 2007: 7). Group investigation adalah kelompok kecil untuk menuntun dan mendorong siswa dalam keterlibatan belajar. Metode ini menuntut siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok (group process skills). Hasil akhir dari kelompok adalah sumbangan ide dari tiap anggota serta pembelajaran kelompok yang notabene lebih mengasah kemampuan intelektual siswa dibandingkan belajar secara individual.

Upload: rahmat-ramadhan

Post on 28-Oct-2015

270 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Model Pembelajaran Group Investigation

Model Pembelajaran Group Investigation Strategi pembelajaran yang baik adalah ketika tercipta suasana pembelajaran yang kondusif

bagi tercapainya tujuan pendidikan. Selain itu, strategi pembelajaran juga harus memperhitungkan semua kondisi siswa, baik itu keadaan internal maupun eksternal siswa. Metode pembelajaran Investigasi Kelompok atau Group investigation mengambil model dari masyarakat, terutama mengenai mekanisme sosial yang ada pada masyarakat yang biasa dilakukan melalui kesepakatan bersama. Melalui kesepakatan inilah siswa mempelajari pengetahuan dan mereka melibatkan diri dalam pemecahan masalah sosial (Winataputra, 2001 34).

Pengertian Group investigation

Model Group investigation seringkali disebut sebagai metode pembelajaran kooperatif yang paling kompleks. Hal ini disebabkan oleh metode ini memadukan beberapa landasan pemikiran, yaitu berdasarkan pandangan konstruktivistik, democratic teaching, dan kelompok belajar kooperatif.

Berdasarkan pandangan konstruktivistik, proses pembelajaran dengan model  group investigation memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk terlibat secara langsung dan aktif dalam proses pembelajaran mulai dari perencanaan sampai cara mempelajari suatu topik melalui investigasi. Democratic teaching adalah proses pembelajaran yang dilandasi oleh nilai-nilai demokrasi, yaitu penghargaan terhadap kemampuan, menjunjung keadilan, menerapkan persamaan kesempatan, dan memperhatikan keberagaman peserta didik (Budimansyah, 2007: 7). 

Group investigation adalah kelompok kecil untuk menuntun dan mendorong siswa dalam keterlibatan belajar. Metode ini menuntut siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok (group process skills). Hasil akhir dari kelompok adalah sumbangan ide dari tiap anggota serta pembelajaran kelompok yang notabene lebih mengasah kemampuan intelektual siswa dibandingkan belajar secara individual.

Eggen & Kauchak (dalam Maimunah, 2005: 21) mengemukakan Group investigation adalah strategi belajar kooperatif yeng menempatkan siswa ke dalam kelompok untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa metode GI mempunyai fokus utama untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik atau objek khusus.

Tujuan Model Pembelajaran Grup Investigasi

Metode Grup Investigation paling sedikit memiliki tiga tujuan yang saling terkait:

1. Group Investigasi membantu siswa untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik secara sistematis dan analitik. Hal ini mempunyai implikasi yang positif terhadap pengembangan keterampilan penemuan dan membentu mencapai tujuan. 

2. Pemahaman secara mendalam terhadap suatu topik yang dilakukan melaui investigasi.3. Group Investigasi melatih siswa untuk bekaerja secara kooperatif dalam memecahkan

suatu masalah. Dengan adanya kegiatan tersebut, siswa dibekali keterampilan hidup (life

Page 2: Model Pembelajaran Group Investigation

skill) yang berharga dalam kehidupan bermasyarakat. Jadi guru menerapkan model pembelajaran GI dapat mencapai tiga hal, yaitu dapat belajar dengan penemuan, belajar isi dan belajar untuk bekerjas secara kooperatif.

Langkah-langkah model pembelajaran Group Investigasi

Sharan (dalam Supandi, 2005: 6) mengemukakaan langkah-langkah pembelajaran pada model pemelajaran GI sebagai  berikut.

1. Guru  membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang heterogen.2. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok yang harus dikerjakan.3. Guru  memanggil ketua-ketuaa kelompok untuk memanggil  materi tugas secara

kooperatif dalam kelompoknya.4. Masing-masing kelompok membahas materi tugaas secara  kooperatif dalam

kelompoknya.5. Setelah selesai, masing-masing  kelompok yang diwakili ketua kelompok  atau salah  satu

anggotanya menyampaikan hasil pembahasannya.6. Kelompok lain  dapat memberikan tanggapan  terhadap hasil pembahasannya.7. Guru memberikan penjelasan singkat (klarifikasi) bila  terjadi kesalahan  konsep dan

memberikan kesimpulan.8. Evaluasi.

Tahap-tahap pembelajaran Grup Investigasi

Pelaksanaan langkah-langkah pembelajaran di atas tentunya harus berdasarkan prinsip pengelolaan atau reaksi dari metode pembelajaran kooperatif model Group Investigation. Dimana di dalam kelas yang menerapakan model GI, pengajar lebih berperan sebagai konselor, konsultan, dan pemberi kritik yang bersahabat. Dalam kerangka ini pengajar seyogyanya membimbing dan mengarahkan kelompok menjadi tiga tahap:

1. Tahap pemecahan masalah,2. Tahap pengelolaan kelas,3. Tahap pemaknaan secara perseorangan. 

Tahap pemecahan masalah berkenaan dengan proses menjawab pertanyaan, apa yang menjadi hakikat masalah, dan apa yang menjadi fokus masalah. Tahap pengelolaan kelas berkenaan dengan proses menjawab pertanyaan, informasi apa yang saja yang diperlukan, bagaimana mengorganisasikan kelompok untuk memperoleh informasi itu. Sedangkan tahap pemaknaan perseorangan berkenaan dengan proses pengkajian bagaimana kelompok menghayati kesimpulan yang dibuatnya, dan apa yeng membedakan seseorang sebagai hasil dari mengikuti proses tersebut (Thelen dalam Winataputra, 2001: 37). 

Page 3: Model Pembelajaran Group Investigation

Kerangka Pembelajaran Grup Investigasi

Dari kerangka operasional pembelajaran Group Investigation yang ditulis oleh Joise & Weil ini dapat kita ketahui bahwa kerangka operasional model pembelajaran Group Investigation adalah sebagai berikut:

1. Siswa dihadapkan dengan situasi bermasalah2. Siswa melakukan eksplorasi sebagai respon terhadap situasi yang problematis.3. Siswa merumuskan tugas-tugas belajar atau learning taks dan mengorganisasikan untuk

membangun suatu proses penelitian.4. Siswa melakukan kegiatan belajar individual dan kelompok.5. Siswa menganalisis kemajuan dan proses yang dilakukan dalam proses penelitian

kelompok.6. Melakukan proses pengulangan kegiatan atau Recycle Activities.

Model Pembelajaran Go Around

Model pembelajaran kooperatif tipe go around sebenarnya adalah variasi dari model pembelajaran kooperatif tipe group investigasi.

Langkah-langkah:1) Membagi siswa kedalam kelompok kecil yang terdiri dari 4 - 5 siswa2) Memberikan pertanyaan terbuka yang bersifat analitis3) Mengajak setiap siswa untuk berpartisipasi dalam menjawab pertanyaan kelompoknya secara bergiliran searah jarum jam dalam kurun waktu yang disepakati.

Model Pembelajaran Reciprocal Teaching

Reciprocal teaching adalah pendekatan konstruktivis yang berdasarkan pada prinsip-prinsip pembuatan / pengajuan pertanyaan (Trianto, 2007 : 96). Menurut Sriyanti dan Marlina ( 2003:118 ) pembelajaran terbalik merupakan  salah satu model pembelajaran yang memiliki manfaat agar tujuan pembelajaran tercapai melalui kegiatan belajar mandiri sehingga peserta didik mampu menjelaskan temuannya kepada pihak lain serta dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar mandiri.

Menurut Suyatno (2009 : 64), reciprocal teaching merupakan strategi pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip pengajuan pertanyaan dimana siswa ketrampilan-ketrampilan metakognitif diajarkan melalui pengajaran langsung dan pemodelan oleh guru. Pembelajaran menggunakan reciprocal  teaching harus memperhatikan tiga hal yaitu siswa belajar mengingat, berfikir dan memotivasi diri. Dalam reciprocal teaching, guru mengajarkan siswa keterampilan-keterampilan kognitif penting dengan menciptakan pengalaman belajar, melalui pemodelan perilaku tertentu dan kemudian membantu siswa mengembangkan keterampilan tersebut atas usaha mereka sendiri dengan pemberian semangat (Brown dalam Trianto, 2007 : 96).

Untuk memahami isi sebuah buku materi siswa harus membaca,dan membaca identik dengan belajar. Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku.( R.Gagne dalam Slamet,1995:13 ). Sehingga dengan keterampilan yang dimilikinya siswa mampu memahami isi buku dan mampu mengatasi

Page 4: Model Pembelajaran Group Investigation

kesulitannya. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk membantu siswa dalam memahami isi suatu buku adalah model pembelajaran terbalik ( Reciprocal Teaching ).

Berdasarkan pengertian tersebut dapat diartikan bahwa pembelajaran terbalik (Reciprocal Teacing ) adalah suatu metode pembelajaran yang dirancang untuk memberikan manfaat agar tujuan pembelajaran tercapai dan memberikan ketrampilan pada siswa dalam memahami apa yang dibaca didasarkan pada pengajuan pertanyaan.            Menurut Palinscar,Brown ( dalam Evendi,2001:5 ) kegiatan-kegiatan dalam model pembelajaran tebalik (Reciprocal ) meliputi:

a)        Menyusun pertanyaan b)        Membuat ringkasan ( ikhtisar )c)        Membuat prediksi dan d)       Mengklasifikasi atau mencatat hal-hal yang kurang jelas dari bacaan.

Menurut Suyatno (2009 : 64)

langkah-langkah  pelaksanaan reciprocal teaching antara lain :a)        Membagikan bacaan hari inib)        Menjelaskan bahwa guru berperan sebagai guru pada bacaan pertamac)        Meminta siswa membaca bacaan pada bagian yang ditetapkand)       Setelah membaca, siswa disuruh melakukan pemodelan..e)        Meminta siswa memberikan komentar terhadap pembelajaran guruf)         Siswa lain membaca dengan tidak bersuara bagian materi bacaan yang laing)        Memilih salah satu siswa yang berperan sebagai guruh)        Membimbing siswa yang berperan sebagai gurui)          Mengurangi bimbingan siswa yang menjadi guru secara periodic

Pengajaran terbalik terutama dikembangkan untuk membantu guru menggunakan dialog-dialog belajar yang bersifat kerjasama untuk mengajarkan pemahaman bacaan secara mandiri (Trianto, 2007 : 96). Melalui pengajaran terbalik, siswa diajarkan empat strategi pemahaman pengaturan diri yaitu perangkuman, pengajuan pertanyaan, berbicara dan prediksi.

Dalam tahap kelanjutan pelaksanaan reciprocal teaching melalui prosedur harian menurut Wikandari dalam Trianto (2009 : 175) adalah sebagai berikut :

a)        Disediakan teks bacaan berisi materi yang hendak diselesaikan b)        Dijelaskan bahwa dalam pembelajaran tersebut terdapat beberapa segmen. Segmen pertama

guru berperan sebagai pengajar (guru).c)        Siswa diminta membaca tanpa bersuara teks materi bagian demi bagian.d)       Jika siswa telah menyelesaikan bagian pertama, dilakukan pemodelan berikut

1)   Pertanyaan yang saya perkirakan akan ditanyakan guru adalah . . . . .2)   Guru memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk menjawab pertanyaan tersebut3)   Siswa merangkum dan membacakan kesimpulan dari bagain / sub bab4)   Memberikan kesempatan kepasa siswa lain untuk memprediksi hal yang akan dibahas pada sub

bab / bagian selanjutnya5)   Siswa memberikan respon6)   Siswa mampu mengekspresikan apa yang telah guru lakukan

e)        Siswa diminta memberikan komentar tentang pengajaran yang baru berlangsungf)         Pembelajaran seperti segmen pertama diulang tetapi dengan penunjukan salah satu siswa

sabagai guru.g)        Guru membimbing siswa yang ditunjuk sebagai guru

Page 5: Model Pembelajaran Group Investigation

h)        Guru mengurangi intensitas bimbingan kepada siswa yang berperan sebagai guru sampai siswa tersebut bisa mandiri dan mempunyai inisiatif sendiri untuk membantu siswa lain.

Kelebihan dan Kelemahan Reciprocal TeachingAbdul Azis (2007 :113) mengungkapkan bahwa kelebihan reciprocal teaching antara lain :

a.       Mengembangkan kreativitas siswa b.      Memupuk kerjasama antara siswa. c.       Menumbuhkan bakat siswa terutama dalam berbicara dan mengembangkan sikap. d.      Siswa lebih memperhatikan pelajaran karena menghayati sendiri. e.       Memupuk keberanian berpendapat dan berbicara di depan kelas. f.       Melatih siswa untuk menganalisa masalah dan mengambil kesimpulan dalam waktu singkat. g.      Menumbuhkan sikap menghargai guru karena siswa akan merasakan perasaan guru pada saat

mengadakan pembelajaran terutama pada saat siswa ramai atau kurang memperhatikan.h.      Dapat digunakan untuk materi pelajaran yang banyak dan alokasi waktu yang terbatas.

Kelemahan reciprocal teaching antara lain :a.       Adanya kurang kesungguhan para siswa yang berperan sebagai guru menyebabkan tujuan tak

tercapai. b.      Pendengar (siswa yang tak berperan) sering mentertawakan tingkah laku siswa yang menjadi

guru  sehingga merusak suasana.c.       Kurangnya perhatian siswa kepada pelajaran dan hanya memperhatikan aktifitas siswa yang

berperan sebagai guru membuat kesimpulan akhir sulit tercapai.Untuk mengatasi dan mengurangi dampak kelemahan penggunaan strategi reciprocal

teaching penelitin dan guru selalu memberikan bimbingan dan pengarahan dalam berbagai kesempatan. Motivasi siswa menjadi bagian penting untuk menumbuhkan kesadaran pada diri siswa terhadap keseriusan pembelajaran.

Model Pembelajaran Cooperatif Integrated Reading Composition

Menurut Etin Solihatin dan Raharjo Cooperative Learning mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau prilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri.  

Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang menuliskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar. Serta berfungsi sebagai pedoman bagi para perencana pembelajaran dan bagi para pendidik dalam merencanakan dan melaksanankan aktifitas belajar mengajar.

Roger dan David Johnson dalam Anita Lie menyatakan bahwa tidak semua kerja kelompok dianggap cooperative learning. Untuk mencapai hasil yang maksimal ada lima unsur model pembelajaran gotong royong harus ditetapkan. Kelima unsur tersebut antara lain :

1. Saling ketergantungan positif

Page 6: Model Pembelajaran Group Investigation

Untuk menciptakan kerja kelompok yang efektif, pengajar perlu menyusun tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain bisa mencapai tujuan mereka, dengan cara ini mau tidak mau setiap anggota merasa bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya agar yang lain bisa berhasil.

1. Tanggung jawab perseorangan

Jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model pembelajaran koparatif setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik. Kunci keberhasilan model pembelajaran kerja kelompok adalah persiapan guru dalam menyusun tugasnya.

1. Tatap muka

Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota.

1. Komunikasi antar anggota

Ketrampilan berkomunikasi dalam kelompok ini juga merupakan proses panjang. Pembelajar tidak bisa diharapkan langsung menjadi komunikator yang andal dalam waktu sekejap. Proses ini sangat bermanfaat dan perlu ditempuh untuk memperkaya pengalaman belajar dan pembinaan perkembangan mental dan emosional para siswa.

1. Evaluasi proses kelompok

Guru perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dan lebih efektif. Waktu evaluasi tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok, tetapi bisa diadakan selang beberapa kali siswa terlibat dalam pembelajaran kooperatif.

Pembelajaran kooperatif mencakup kelompok kecil siswa yang bekerja sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan suatu masalah atau mengerjakan sesuatu  untuk mencapai suatu tujuan bersama lainnya.

Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai tiga tujuan pembelajaran yang penting yaitu:

1. Hasil belajar akademik

Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tudas-tugas akademik. Banyak ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep yang sulit.

1. Penerimaan terhadap perbedaan individu

Page 7: Model Pembelajaran Group Investigation

Efek penting ini adalah penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras, budaya, kelas sosial, kemampuan maupun ketidakmampuan.

1. Pengembangan ketrampilan sosial

Model pembelajaran kooperatif bertujuan untuk mengajarkan kepada siswa ketrampilan kerjasama dan kolaborasi.

Dalam model pembelajaran CIRC, siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen  yang terdiri atas 4 atau 5 siswa. Dalam kelompok ini tidak dibedakan atas jenis kelamin, atau tingkat kecerdasan siswa. Jadi dalam kelompok ini sebaiknya ada siswa yang pandai, sedang atau lemah, dan masing-masing siswa sebaiknya merasa cocok satu sama lain. Dengan pembelajaran kelompok, diharapkan para siswa dapat meningkatkan pikiran kritisnya, kreatif, dan menumbuhkan rasa sosial yang tinggi.

Sebelum di bentuk kelompok, siswa dijarkan bagaimana bekerjasama dengan suatu kelompok. Siswa diajari menjadi pendengar yang baik, dapat memberikan penjelasan kepada teman sekelompok, berdiskusi, mendorong teman lain untuk bekerja sama menghargai pendapat orang lain dan sebagainya. Salah satu ciri pembelajaran kooperatif adalah kemampuan siswa untuk bekerja sama dalam kelompok kecil yang heterogen. Siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan ketrampilannya, sedangkan siswa yang lemah akan terbantu dalam memahami permasalahan yang diselesaikan dalam kelompok tersebut.

Komponen-komponen CIRC

Model pembelajaran CIRC menurut slavin dalam suyitno memiliki delapan komponen, delapan komponen tersebut anyara lain:

1)     Teams yaitu pembentukan kelompok heterogen yang terdiri atas 4 atau 5 siswa,

2)     Plcement tes misalnya diperoleh dari rata-rata nilai ulangan harian sebelumnya atau berdasarkan nilai rapor agar guru mengetahui kelebihan dan kekurangan siswa pada bidang tertentu,

3)     Student creative melaksanakan tugas dalam suatu kelompok dengan menciptakan situasi dimana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya,

4)     Team study yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh kelompok dan guru memberikan bantuan kepada kelompok yang membutuhkannya,

5)     Team scorer and team recognition yaitu memberikan skor terhadap hasil kerja kelompok dan memberikan kriteria penghargaan terhadap kelompok yang berhasil secara cemerlang dan kelompok yang di pandang kurang berhasil dalam menyelesaikan tugas,

6)     Teaching group memberikan materi secara singkat dari guru menjelang  pemberian tugas kelompok,

Page 8: Model Pembelajaran Group Investigation

7)     Facts test pelaksanaan test ulangn berdasarkan fakta yang diperoleh siswa

8)     Whole-class units yaitu pemberian rangkuman materi oleh guru diakhir waktu pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah.

Kegiatan Pokok CIRC

Kegiatan pokok dalam CIRC untuk menyelesaikan soal pemecahan masalah meliputi rangkain kegiatan bersama yang spesifik, yaitu:

1. Salah satu anggota atau beberapa kelompok membaca soal,2. Membuat prediksi atau menafsirkan isi soal pemecahan masalah, termasuk penulisan apa

yang diketahui, apa yang ditanyakan,3. Saling membuat rencana penyelesaian soal pemecahan masalah,4. Menuliskan penyelesaian soal pemecahan masalah secara urut,5. Saling merevisi dan mengedit pekerjaannya.

 Penerapan Model CIRC

Penerapan model pembelajaran CIRC untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dapat ditempuh dengan:

1)    Guru menerangkan suatu pokok bahasan matematika kepada siswa yang berisi materi yang akan diajarkan pada setiap pertemuan

2)    Guru memberikan latihan soal

3)    Guru siap melatih siswa untuk meningkatkan ketrampilan siswanya dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah melalui penerapan model CIRC

4)    Guru membentuk kelompok-kelompok belajar siswa yang heterogen

5)    Guru mempersiapkan soal pemecahan masalah dalam bentuk kartu masalah dan membagikannya pada setiap kelompok

6)    Setiap kelompok bekerja berdasarkan kegiatan pokok CIRC, guru mengawasinya

7)    Ketua kelompok melaporkan keberhasilan atau hambatan kelompoknya

8)    Ketua kelompok harus dapat menetapkan bahawa setiap anggota telah memahami, dan dapat mengerjakan soal pemecahan masalah

9)    Guru bertindak sebagai fasilitator

10) Guru memberikan tugas/PR secara individual

Page 9: Model Pembelajaran Group Investigation

11) Guru membubarkan kelompok dan siswa kembali ke tempat duduknya

12) Guru mengulang secara klasikal tentang strategi penyelesaian soal  pemecahan masalah

13) Guru memberikan kuis

 Kelebihan model pembelajaran CIRC:

1. Siswa dapat memberikan tanggapannya secara bebas.2. Dilatih untuk dapat bekerjasama dan menghargai pendapat orang lain.3. Dominasi guru dalam pembelajaran berkurang4. Para siswa dapat memahami soal dan mengecek pekerjaannya5. Membantu siswa yang lemah6. Meningkatkan hasil belajar khususnya dalam menyelesaikan soal yang berbentuk

pemecahan masalah.

 Kekurangan model pembelajaran CIRC:

1. Pada saat presentasi hanya siswa aktif yang tampil2. Persiapan yang perlu dilakukan yang akan menggunakan model pembelajaran koperatif

cukup rumit3. Pengelolaan kelas dan pengorganisasian peserta didik lebih sulit.

Model Pembelajaran The WilliamsTipe model pembelajaran kooperatif The Williams mengajak siswa melakukan kolaborasi

untuk menjawab sebuah pertanyaan besar yang merupakan sebuah tujuan pembelajaran. Pada model pembelajaran ini siswa dikelompok-kelompoknya secara heterogen seperti pada tipe STAD. Kemudian setiap kelompok diberikan pertanyaan yang berbeda-beda dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan kognitif yang memungkinkan siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran tersebut.

Model pembelajaran Think Pairs SharePengertian Strategi Think Pair ShareStrategi Think Pair Share (TPS) atau berfikir berpasangan berbagi merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Strategi Think Pair Share (TPS) ini berkembang dari penelitian belajar koopertif. Strategi Think Pair Share (TPS) pertama kali dikembangkan oleh Frank Lyman dan koleganya di Universitas Marryland.

Arends menyatakan bahwa Think Pair Share (TPS) merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa semua diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan dan proses yang digunakan dalam Think Pair Share (TPS) dapat memberi siswa waktu yang lebih banyak untuk berfikir, untuk merespon dan saling membantu (Trianto, 2007:61).

Model pembelajaran Think Pair Share merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif

Page 10: Model Pembelajaran Group Investigation

sederhana. Dengan model pembelajaran ini siswa dilatih bagaimana mengutarakan pendapat dan siswa juga belajar menghargai pendapat orang lain dengan tetap mengacu pada materi/tujuan pembelajaran. Think Pair Share dirancang untuk mempengaruhi interaksi siswa. Struktur ini menghendaki siswa bekerja saling membantu dalam kelompok-kelompok kecil.

Think Pair Share dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengingat suatu informasi dan seorang siswa juga dapat belajar dari siswa lain serta saling menyampaikan idenya untuk didiskusikan sebelum disampaikan di depan kelas. Selain itu, Think Pair Share juga dapat memperbaiki rasa percaya diri dan semua siswa diberi kesempatan berpartisipasi dalam kelas.

Langkah-langkah pembelejaran Think Pair Share

Penggunan strategi Think Pair Share (TPS) adalah untuk membandingkan tanya jawab kelompok keseluruhan. Langkah-langkah dalam strategi Think Pair Share (TPS) adalah sebagi berikut:

Lagkah 1 : Berfikir (Thinking) 

Guru mengajukan suatu pertanyaan atau permasalahan yang dikaitkan dengan pelajaran, dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk berfikir sendiri jawaban atau masalah. Siswa membutuhkan penjelasan bahwa berbicara atau mengerjakan bukan bagian dari berfikir.

Langkah 2 : Berpasangan (Pairing) 

Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan apa yang telah mereka peroleh. Interaksi selama waktu yang disediakan dapat menyatukan jawaban pertanyaan yang diajukan atau menyatukan gagasan suatu msalah khusus yang diidentifikasi. Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk berpasangan.

Langkah 3 : Berbagi (Shairing) 

Pada langkah akhir guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan. Hal ini efektif untuk berkeliling ruangan dari pasangan kepasangan dan melanjutkan sampai sekitar sebagian pasangan mendapatkan kesempatan untuk melaporkan.

Model Pembelajaran Think Pairs CheckModel pembelajaran kooperatif tipe think pairs-check adalah modifikasi dari tipe think pairs share, di mana penekanan pembelajaran ada pada saat mereka diminta untuk saling cek jawaban atau tanggapan terhadap pertanyaan guru saat berada dalam pasangan.

Model Pembelajaran Think Pairs WriteTipe model pembelajaran kooperatif TPW (Think Pairs Write) juga merupakan variasi dari model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pairs Share). Penekanan model pembelajaran kooperatif tipe ini adalah setelah mereka berpasangan, mereka diminta untuk menuliskan jawaban atau tanggapan terhadappertanyaan yang telah diberikan oleh guru. Model pembelajaran kooperatif tipe TPW ini sangat cocok untuk pelajaran menulis.

Page 11: Model Pembelajaran Group Investigation

Model Pembelajaran Tea PartyPada model pembelajaran kooperatif tipe tea party, siswa membentuk dua lingkaran konsentris atau dua barisan di mana siswa saling berhadapan satu sama lain. Guru mengajukan sebuah pertanyaan (pada bidang mata pelajaran apa saja) dan kemudian siswa mendiskusikan jawabannya dengan siswa yang berhadapanan dengannya. Setelah satu menit, baris terluar atau lingkaran terluar bergerak searah jarum jamsehingga akan berhadapan dengan pasangan yang baru. Guru kemudian mengajukan pertanyaan kedua untuk mereka diskusikan. Langkah-langkah seperti ini terus dilanjutkan hingga guru selesai mengajukan 5 atau lebih pertanyaan untuk didiskusikan. Untuk sedikit variasi dapat pula  siswa diminta menuliskan pertanyaan-pertanyaan pada kartu-kartu untuk catatan nanti bila diadakan tes.

Model Pembelajaran Write AroundModel pembelajaran kooperatif tipe write around ini cocok digunakan untuk menulis

kreatif atau untuk menulis simpulan. Pertama-tama guru memberikan sebuah kalimat pembuka (contohnya: Bila kamu akan berulang tahun, maka kamu akan meminta hadiah berupa...). Mintalah semua siswa dalam setiap kelompok untuk menyelesaikan kalimat tersebut. Selanjutnya mereka ia menyerahkan kertas berisi tulisannya tersebut ke sebelah kanan, dan membaca kertas lain yang mereka terima setelah diserahkan oleh kelompok lain, kemudian menambahkan satu kalimat lagi. Setelah beberapa kali putaran, maka akan diperoleh 4 buah cerita atau tulisan (bila di kelas dibentuk 4 kelompok). Selanjutnya beri waktu bagi mereka untuk membuat sebuah kesimpulan dan atau mengedit bagian-bagian tertentu, kemudian membagi cerita atau simpulan itu dengan seluruh kelas. Write around adalah modifikasi dari model pembelajaran kooperatif go around.