model kusdian untuk an model stokastik murni pemilihan rute (7 juni 2006)

Upload: dr-ir-r-didin-kusdian-mt

Post on 30-May-2018

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/14/2019 Model KUSDIAN Untuk an Model Stokastik Murni Pemilihan Rute (7 Juni 2006)

    1/258

    1

    MODEL STOKASTIK UNTUK PEMBEBANAN LALULINTAS

    BANYAK-RUTE DENGAN MEMPERTIMBANGKAN

    PERSEPSI BIAYA PERJALANAN

    DISERTASI

    Karya tulis sebagai salah satu syarat

    untuk memperoleh gelar Doktor dariInstitut Teknologi Bandung

    Oleh

    R DIDIN KUSDIAN

    NIM : 34200033

    Program Studi Transportasi

    INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    2006

  • 8/14/2019 Model KUSDIAN Untuk an Model Stokastik Murni Pemilihan Rute (7 Juni 2006)

    2/258

    2

    Bab I Pendahuluan

    I.1 Deskripsi Topik Penelitian Dan Latar Belakang

    Keragaman dan sebaran potensi sosial-ekonomi secara ruang menimbulkan

    kebutuhan akan transportasi. Transportasi dibutuhkan untuk mengatasi hambatan

    jarak antar benua, antar pulau, antar kota dan antar zona dalam kota, dimana orang

    dan barang bergerak dari tempat asal menuju tempat tujuan, untuk tujuan suatu

    aktivitas dan mendapat nilai tambah.

    Kebutuhan transportasi cenderung terus meningkat, hal ini terjadi di Indonesia,

    terutama di wilayah perkotaan. Transportasi akan menjadi kebutuhan semakin

    banyak orang, sejalan dengan pertumbuhan penduduk dan jumlah kendaraan. Di

    wilayah perkotaan intensitas transportasi relatif lebih tinggi dibandingkan daerah

    luar kota dengan kerapatan penduduk yang rendah. Transportasi barang di

    perkotaan berlangsung terus-menerus untuk memenuhi segala jenis kebutuhan

    penduduk kota. Perjalanan antar zona di dalam suatu wilayah perkotaan akan

    terdiri dari terutama perjalanan yang dilakukan sehari-hari oleh para pekerja, dan

    perjalanan perniagaan barang. Dalam hal ukuran kota, Direktorat Jenderal

    Perhubungan Darat, membagi kota menjadi: kota raya (jumlah penduduk

    >1.000.000 orang), kota besar (jumlah penduduk 500.000-1.000.000 orang), kota

    sedang (jumlah penduduk 100.000-500.000 orang), kota kecil (jumlah penduduk

  • 8/14/2019 Model KUSDIAN Untuk an Model Stokastik Murni Pemilihan Rute (7 Juni 2006)

    3/258

    3

    dengan luas area 16.729 Ha, jumlah penduduk 2.193.268 jiwa, panjang jalan total

    1.168,681 km, tercatat jumlah kendaraan 548.288, dan pertumbuhan kendaraan

    sepeda motor 1200 kendaraan per bulan, serta mobil 300 kendaraan per bulan.

    Persoalan yang sering timbul di perkotaan adalah kemacetan lalulintas. Dengan

    pesatnya pertumbuhan lalulintas kendaraan di perkotaan kemacetan menjadi

    masalah yang dihadapi oleh hampir setiap kota-kota besar di Indonesia.

    Sering terjadinya kemacetan lalulintas akan menimbulkan kerugian baik terhadap

    pelaku perjalanan maupun terhadap sistem sosial. Akibat yang ditimbulkan oleh

    kemacetan antara lain penurunan produktivitas individu dan sistem ekonomi

    akibat adanya waktu terbuang, penambahan polutan udara, dan pemborosan

    persediaan bahan bakar.

    Kejadian kemacetan perlu diperkirakan jauh sebelumnya oleh pihak fasilitator

    transportasi, untuk dapat direncanakan dan dirancang manajemen pencegahan dan

    pengatasannya. Untuk ini diperlukan pengembangan teknik kajian sistem

    transportasi.

    Kajian sistem transportasi kota, akan memerlukan pemodelan untuk

    memperkirakan gerakan. Gerakan yang dimaksud adalah gerakan orang atau

    barang dengan menggunakan kendaraan diatas jalan dari asal ke tujuan. Pada

    suatu interval waktu kejadian gerakan yang telah diperkirakan itu berlangsung

    serentak dimasing-masing ruas pada jaringan jalan. Pada interval waktu itu

    gerakan yang terjadi di ruas jalan dapat dinyatakan dengan besaran volume ruas.Pada konteks waktu masa datang volume lalulintas tersebut, didapat dari hasil

    perkiraan melalui pemodelan termasuk model pembebanan lalulintas. Perkiraan

    volume lalulintas ini berguna sekali untuk perencanaan sistem jaringan jalan dan

    manajemen lalulintas. Perencanaan bersifat antisipasi terhadap kemungkinan yang

    mungkin terjadi di masa datang, baik jangka pendek, jangka menengah maupun

    jangka panjang. Pengembangan riset pemodelan pemilihan rute memegang

  • 8/14/2019 Model KUSDIAN Untuk an Model Stokastik Murni Pemilihan Rute (7 Juni 2006)

    4/258

    4

    peranan penting dalam pengembangan pemodelan transportasi untuk kepentingan

    perencanaan sistem transportasi yang efektif dan efisien.

    Kemacetan dapat diupayakan untuk dikurangi dengan mengoptimalkan

    penggunaan jaringan jalan melalui manajemen lalulintas, atau jika diperlukan

    dengan menambah kapasitas aksesbilitas jaringan melalui penambahan ruas jalan

    baru.

    Penanggulangan kemacetan dapat dilakukan melalui suatu perencanaan, jadi

    kemacetan perlu diperkirakan sebelumnya lalu direncanakan tindakan untuk

    mengantisipasinya.

    Dalam kajian sistem transportasi kota diperlukan penyusunan prosedur

    perhitungan untuk menganalisa hubungan antara kebutuhan transportasi dan

    penyediaan sistem transportasi. Kebutuhan transportasi yang dimaksud adalah

    jumlah gerakan orang atau barang dengan menggunakan kendaraan diatas jalan

    dari asal ke tujuan. Sedangkan penyediaan adalah penambahan atau pengaturan

    pemakaian ruas jalan yang menyatu dalam jaringan jalan.

    Dari sisi kebutuhan akan diperlukan suatu perkiraan jumlah dan pola sebaran

    terhadap ruang. Hal ini akan termasuk sebaran perilaku. Sisi penyediaan

    menyangkut sifat fisik dan sebaran ruang. Kajian dilakukan simultan dari dua sisi

    tersebut.

    Pada suatu interval waktu kejadian gerakan yang telah diperkirakan ituberlangsung serentak di masing-masing ruas pada jaringan jalan. Pada interval

    waktu itu besaran volume arus yang terjadi di setiap ruas jalan perlu diprediksi.

    Prediksi dapat dilakukan dengan menggunakan model pemilihan rute dan

    pembebanan lalulintas.

    Sebagai bagian detil dari pemodelan prosedur perhitungan kajian kebutuhan-

    penyediaan transportasi diatas adalah pemodelan biaya perjalanan. Biaya

  • 8/14/2019 Model KUSDIAN Untuk an Model Stokastik Murni Pemilihan Rute (7 Juni 2006)

    5/258

    5

    perjalanan sangat dipengaruhi oleh persepsi masing-masing pelaku perjalanan.

    Diperlukan suatu kajian untuk mendapatkan rumusan biaya perjalanan yang dapat

    digunakan untuk kajian kebutuhan-sediaan dalam kajian sistem. Kajian rumusan

    biaya perjalanan akan lebih baik jika menyertakan faktor persepsi yang terjadi

    dalam kenyataan.

    I.2 Masalah Penelitian, Tujuan dan Lingkup Permasalahan

    Masalah yang menjadi perhatian dalam penelitian ini adalah bahwa diperlukan

    suatu prosedur perhitungan yang berlatar belakang peniruan perilaku pengguna

    jalan dalam mengambil keputusan pemilihan rute. Prosedur perhitungan ini

    ditujukan untuk menghasilkan perkiraan volume lalulintas di setiap ruas jalan.

    Dengan dasar perkiraan volume lalulintas di setiap ruas jalan ini dapat disusun

    suatu rencana peningkatan efisiensi penggunaan jaringan melalui pengaturan

    lalulintas, dan dapat juga dipelajari kelayakan alternatif-alternatif peningkatan

    kapasitas fisik jaringan melalui penambahan ruas jalan.

    Model pemilihan rute merupakan satu tahapan dalam pemodelan kebutuhan

    transportasi, dan dengan pembebanan lalulintas (yang menggunakan model

    pemilihan rute) dilakukan analisa hubungan kebutuhan dan penyediaan. Persoalan

    awal model ini adalah bagaimana merumuskan biaya perjalanan. Rumusan biaya

    perjalanan akan lebih mendekati kenyataan jika mempertimbangkan adanya

    perbedaan persepsi.

    Penelitian ini bertujuan untuk memodelkan adanya suatu proses atau sifatstokastik dari sisi kebutuhan yaitu sisi para pelaku perjalanan, berupa perbedaan

    dan sebaran persepsi terhadap biaya perjalanan.

    Pada sistem lalulintas manusia merupakan komponen sistem. Dalam populasi

    manusia akan selalu terdapat perbedaan-perbedaan. Dimana akan terdapat

    kelompok yang dibedakan oleh faktor-faktor: usia, etnis, pendidikan, pendapatan,

    status ekonomi, kepentingan saat melakukan perjalanan dan lain-lain.

  • 8/14/2019 Model KUSDIAN Untuk an Model Stokastik Murni Pemilihan Rute (7 Juni 2006)

    6/258

    6

    Perbedaan ini kemudian menimbulkan perbedaan persepsi terhadap terhadap

    komponen-komponen atribut perjalanan. Atribut perjalanan yang menjadi bagian

    dari kebutuhan transportasi menurut Jotin dan Lall (1998) secara umum

    mencakup: waktu, kecepatan, efisiensi, ongkos perjalanan, keselamatan,

    kenyamanan.

    Untuk dapat merumuskan model biaya perjalanan diperlukan informasi dari

    pelaku perjalanan atau sebahagiannya sebagai sampel, mengenai pandangannya

    tentang komponen biaya perjalanan yang dipertimbangkan menurut persepsi

    masing-masing, dan informasi yang dapat menggambarkan nilai waktu serta

    persepsi mengenai biaya perjalanan harapannya.

    Berdasarkan informasi yang didapat dari sampel pelaku perjalanan dapat

    dianalisis dan dirumuskan model biaya perjalanan. Proses analisis dan perumusan

    memerlukan teknik dan prosedur tertentu yang dapat menyertakan pertimbangan

    adanya perbedaan persepsi.

    Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan model biaya perjalanan yang

    mempertimbangkan adanya perbedaan persepsi diantara para pelaku perjalanan,

    model ini kemudian dapat digunakan untuk kajian dan analisis jaringan

    transportasi.

    Biaya perjalanan yang menjadi objek penelitian adalah biaya perjalanan dengan

    menggunakan kendaraan pribadi khususnya kendaraan pribadi roda empat (mobil

    pribadi), dengan tujuan perjalanan sehari-hari untuk bekerja atau sekolah.

    I.3 Hipotesis

    Hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda tentang biaya perjalanan dan

    komponen- komponennya.

  • 8/14/2019 Model KUSDIAN Untuk an Model Stokastik Murni Pemilihan Rute (7 Juni 2006)

    7/258

  • 8/14/2019 Model KUSDIAN Untuk an Model Stokastik Murni Pemilihan Rute (7 Juni 2006)

    8/258

    8

    ditanyakan dalam hal efisiensi penggunaan bahan bakar terhadap jarak tempuh

    perjalanan.

    Dari data jawaban responden yang terkumpul kemudian dilakukan analisis dengan

    penerapan teori himpunan fuzzy, kuantifkasi fuzzy dan regresi fuzzy, untuk

    mendapatkan gambaran adanya keragaman dan dihitung parameter-parameter dari

    sebaran persepsi biaya perjalan.

    Dari analisis bisa didapat koefisien regresi sebagai parameter model dan nilai

    variansi untuk menjelaskan karakteristik sebaran persepsi yang terjadi. Dari

    besaran variansi bisa didapat standar deviasi sebagai parameter sebaran. Dari data

    dan analisanya akan didapat pula himpunan sebaran nilai waktu dan rataannya

    serta sebaran bobot pertimbangan komponen biaya dan rataannya.

    Model biaya perjalanan dan besaran parameter-parameter yang didapat bisa

    digunakan kemudian untuk analisis jaringan, dalam hal ini adalah analisis

    kebutuhan-sediaan melalui penerapan model pemilihan rute dan pembebanan

    kebutuhan pergerakan keatas jaringan jalan.

    I.5 Pelaksanaan Penelitian Secara Garis Besar

    Penelitian diawali dengan melakukan studi pustaka. Dari hasil studi pustaka

    dipilih topik permasalahan yang akan diteliti, dan disusun pemetaan hasil

    penelitian yang telah ada serta gambaran posisi penelitian disertasi ini. Pemilihan

    topik dan fokus penelitian didasarkan pada asas manfaat penelitian denganmempertimbangkan potensi kemungkinan kelayakan pelaksanaannya dari sisi

    sumberdaya yang tersedia. Penelitian ini memilih topik pemodelan persepsi biaya

    perjalanan yang dikaitkan dengan pembebanan jaringan.

    Tahap pelaksanaan penelitian diawali dengan disain daftar pertanyaan dan pilot

    survey kuesioner, kemudian dicoba analisa hasilnya untuk menyempurnakan

    daftar pertanyaan. Selanjutnya dilakukan survey kuesioner.

  • 8/14/2019 Model KUSDIAN Untuk an Model Stokastik Murni Pemilihan Rute (7 Juni 2006)

    9/258

    9

    Survey dilakukan dengan cara pengisian angket dan wawancara. Responden

    adalah pelaku perjalanan yang menggunakan kendaraan pribadi untuk perjalanan

    sehari-hari dalam wilayah Bandung yang menggunakan ruas tol Pasteur-

    Padalarang. Responden dipilih berdasarkan perkiraan tempat tinggal dan tempat

    kerja atau sekolah. Berdasarkan tempat tinggal, dipilih responden yang bermukim

    di wilayah pemukiman Bandung barat, misalnya komplek Bumi Parahiyangan

    Padalarang.

    Dari jawaban responden terhimpun data tentang: pendapatan bulanan, jam kerja

    per hari, hari kerja per minggu, karakteristik efisiensi bahan bakar kendaraan yang

    digunakan, besarnya biaya pengeluaran satu kali makan siang, waktu tempuh yang

    diharapkan atau diperkiranan, dan pendapat masing-masing tentang bobot

    kepentingan mempertimbangkan komponen biaya bahan bakar, ongkos tol dan

    waktu, serta skala tingkat kepuasan (kenyamanan) melewati ruas jalan yang

    ditanyakan (ruas jalan tol Pasteur-Padalarang).

    Pengolahan jawaban responden dilakukan dengan pendekatan teori himpunan

    fuzzy, kuantifikasifuzzy dan regresifuzzy.

    Dari data pendapatan bulanan dan waktu kerja dianalisa sebaran nilai waktu dan

    rataannya. Sebaran nilai waktu dinyatakan dalam himpunan fuzzy, besaran nilai

    waktu merupakan rataanfuzzy dari himpunanfuzzy nilai waktu.

    Jarak tempuh adalah data jarak ruas tol Pasteur-Padalarang, yang sama bagi

    semua pengguna jalan, perbedaan ongkos jarak dapat turun dari perbedaankarakteristik efisiensi konsumsi bahan bakar kendaraan masing-masing.

    Data harapan atau perkiraan waktu tempuh [menit] dan hasil hitungan nilai waktu

    [rupiah/jam], kemudian dikalikan untuk mendapatkan besaran biaya waktu

    masing-masing responden.

  • 8/14/2019 Model KUSDIAN Untuk an Model Stokastik Murni Pemilihan Rute (7 Juni 2006)

    10/258

    10

    Komponen biaya ongkos tol, biaya jarak (biaya bahan bakar minyak), dan biaya

    waktu (persepsi waktu tempuh dikali nilaiwaktu), dijumlahkan untuk

    mendapatkan biaya gabungan.

    Biaya gabungan dan komponen-komponennya berbeda untuk masing-masing

    responden, perbedaan ini merupakan sebaran yang dapat dinyatakan sebagai

    himpunan fuzzy. Selanjutnya dengan kuantifikasi fuzzy dan regresi fuzzy bisa

    didapat parameter yang menjelaskan tingkat pengaruh masing-masing komponen

    biaya pada biaya gabungan. Dapat diperoleh juga besarnya variansi yang

    menjelaskan karakteristik sebaran.

    Data pendapat responden menyangkut bobot (tingkat kepentingan)

    dipertimbangkannya masing-masing komponen biaya gabungan diolah dengan

    cara serupa sehingga didapatfuzzy-mean bobot komponen biaya ongkos tol, biaya

    jarak (biaya bahan bakar) dan biaya waktu.

    Parameter sebaran yang didapat dari analisis regresi fuzzy (variansi = kuadrat

    deviasi standar), fuzzy-mean dari bobot komponen, dan fuzzy-mean dari nilai

    waktu kemudian digunakan sebagai penerapan dalam analisis pembebanan

    jaringan jalan wilayah Bandung. Untuk ini digunakan data matrik perjalanan hasil

    estimasi dan data jaringan jalan yang telah dimodelkan. Sebaran persepsi biaya

    perjalanan digunakan sebaran normal dengan nilai parameter sebaran hasil regresi

    tadi.

    Pada pembebanan diperlukan informasi model jaringan yang disusun menjadidata numerik. Posisi penelitian yang terkait dalam peta model pemilihan rute

    untuk pembebanan dapat dilihat pada Gambar I.1 dan Gambar I.2

  • 8/14/2019 Model KUSDIAN Untuk an Model Stokastik Murni Pemilihan Rute (7 Juni 2006)

    11/258

    11

    Model Agregat Pemilihan Rute Untuk

    Pembenanan Lalulintas

    Dengan Mempertimbangkan

    Batasan Kapasitas

    Tanpa Mempertimbangkan

    Batasan Kapasitas

    Equilibrium

    All-Or-Nothing

    Stokastik Murni

    Kecepatan

    (speed) Tidak

    Konstan

    Terhadap Arus

    Pendekatan :

    Kecepatan

    (speed) Konstan

    Terhadap Arus

    Gambar I.1 Pemilahan Jenis Model Pemilihan Rute

    Berdasarkan Pendekatannya

    Stochastic

    Equilibrium

    Pembebanan all-or nothing

    berulang

    Pembebanan Bertahap

    Meminimumkan

    Fungsi Tujuan

    Dengan Batasan

    Perilaku Arus;

    Algoritma Frank

    Wolfe

    PembebananBerulang

    Model Pemilihan Rute

    Model Disagregat Model Agregat

  • 8/14/2019 Model KUSDIAN Untuk an Model Stokastik Murni Pemilihan Rute (7 Juni 2006)

    12/258

    12

    Penelitian Model

    Persepsi Biaya

    Perjalanan (2006)

    Gambar I.2 Peta Posisi Penelitian Disertasi

    Model PembenananTanpa Mempertimbangkan

    Batasan Kapasitas Lalulintas

    Tanpa Mempertimbangkan

    Efek Stokastik (Persepsi

    Dianggap Sama)

    Dengan Mempertimbangkan Efek

    Stokastik (Perbedaan Persepsi)

    Model Sakarovitch

    (1968);

    Model Dial (1971)

    Model

    All-or-Nothing

    Model Burrel

    (1968)

    Model Fuzzy

    Lotan (1992);

    Henn (1997);

    Akiyama (1998)

    Pembebanan

    RutePembebanan Rute

  • 8/14/2019 Model KUSDIAN Untuk an Model Stokastik Murni Pemilihan Rute (7 Juni 2006)

    13/258

    13

    I.6 Kontribusi dan Manfaat

    Dari penelitian yang dilakukan dihasilkan kontribusi berupa suatu pendekatan

    baru terhadap peniruan perilaku pengguna jalan, dimana antara pengguna jalan

    satu dengan lainnya dapat berbeda dalam memperkirakan biaya perjalanan ruas

    yang membentuk biaya perjalanan rute.

    Manfaat dari model yang dibuat dalam penelitian ini adalah dapat digunakan

    untuk proses perhitungan dan analisa jaringan, terutama jaringan jalan perkotaan.

    Proses perhitungan dan analisa jaringan selalu diperlukan untuk mengevaluasi

    efisiensi penggunaan jaringan jalan, dan kelayakan tingkat pelayanan jaringan

    jalan. Evaluasi diperlukan untuk mengantisipasi masalah yang tidak diinginkan,

    misalnya tingkat kemacetan yang terlalu tinggi di suatu ruas, sehingga perlu

    dipelajari manfaat berbagai alternatif penanggulangan yang direncanakan untuk

    dilaksanakan. Alternatif penanggulangan dapat berupa pengaturan kembali pola

    arus lalulintas maupun berupa pembangunan jalan baru yang ditambahkan pada

    jaringan. Sebelum alternatif-alternatif penanggulangan ini dilaksanakan, perlu

    dilakukan perhitungan, analisa dan evaluasi, melalui model perhitungan, dimana

    model pemilihan rute yang dihasilkan penelitian disertasi ini dapat menjadi bagian

    dari pada proses perhitungan tersebut.

    I.7 Sistematika Disertasi

    Disertasi inidisusun terdiri dari 6 (enam) bab. Bab satu adalah bab pendahuluan

    yang berisi penjelasan tentang latar belakang dipilihnya topik penelitian, hipotesisyang mendasari penelitian yang dilakukan, tujuan penelitian disertasi ini, ruang

    lingkup penelitian yang telah dilakukan, metoda yang digunakan dalam penelitian,

    garis besar pelaksanaan penelitian dan bagian ini yang memaparkan sistematika

    penulisan disertasi ini.

    Bab dua berisi tinjauan pustaka dimana dalam bab dua dituliskan kembali

    rangkuman dari hasil penelaahan pustaka yang telah dilakukan pada tahap

    pertama dari penelitian disertasi ini. Tinjauan pustaka yang dituliskan kembali

  • 8/14/2019 Model KUSDIAN Untuk an Model Stokastik Murni Pemilihan Rute (7 Juni 2006)

    14/258

    14

    adalah terbatas pada yang terkait atau menjadi latar belakang pengembangan

    model yang dibuat pada disertasi ini.

    Bab tiga berisi pembahasan tentang pengembangan model persepsi biaya

    perjalanan yang didasarkan pada pengolahan data jawaban responden menyangkut

    komponen biaya perjalanan. Pengolahan data jawaban responden dilakukan

    dengan pendekatan teori himpunan fuzzy dan teori kuantifikasi fuzzy.

    Bab empat berisi tentang percobaan penggunaan model biaya perjalanan untuk

    pembebanan jaringan jalan. Bab ini menjelaskan mengenai pemodelan jaringan

    jalan dan hasil estimasi kebtuha gerak daerah kajian, yaitu wilayah Bandung.

    Pendekatan pemilihan rute digunakan model all-or-nothing, model sebaran

    merata, dan sebaran normal.

    Bab lima berisi pembahasan hasil perhitungan dan analisis pemodelan persepsi

    biaya perjalanan dan penerapannya pada pembebanan jaringan jalan nyata daerah

    kajian. Dalam bab ini dituliskan pembahasan mengenai karakteristik persepsi

    orang dalam hubungan antar komponen biaya perjalanan, serta karakteristik hasil

    pembebanan jaringan melalui beberapa pendekatan.

    Bab enam berisi butir-butir kesimpulan yang ditarik dari hasil pembentukan

    model, penerapan model dan pembahasannya. Pada bab ini diutarakan pula saran

    untuk penelitian lanjutan.

  • 8/14/2019 Model KUSDIAN Untuk an Model Stokastik Murni Pemilihan Rute (7 Juni 2006)

    15/258

    15

    Bab II Tinjauan Pustaka

    II.1 Perencanaan dan Pemodelan Transportasi

    Perencanaan transportasi dilakukan melalui atau dengan menggunakan

    pemodelan transportasi. Model dapat didefinisikan sebagai bentuk penyederhaaan

    atau pendekatan dari dunia nyata (Ortuzar, 1994). Transportasi banyak

    dimodelkan dengan model grafis dan model matematis. Model grafis berbentuk

    gambar (titik, garis, baris berarah, bentuk, warna) yang menyampaikan informasi

    tentang realita, disesuaikan dengan tujuan atau konteks bahasan. Model

    matematis menggunakan persamaan atau fungsi matematika sebagai media dalam

    usaha mencerminkan realita, dengan model matematika pembahasan dapat

    dilakukan mengikuti prosedur analisis matematis, sehingga bahasan persoalan

    dapat dipahami dan berlaku secara luas (universal).

    II.2 Pendekatan Perencanaan Transportasi

    Pendekatan perencanaan transportasi pada dasarnya berkaitan dengan hubungan

    antara kebutuhan dan pemenuhan kebutuhan (demand-supply) transportasi.

    Perencanaan transportasi adalah proses-proses yang mencakup analisis dari pola-

    pola perjalanan saat sekarang, prediksi pola-pola perjalanan masa datang, usulan

    untuk infrastruktur dan pelayanan transportasi, serta eavaluasi terhadap usulan

    alternatif proyek-proyek. Hasil dari proses-proses tersebut adalah sebuah rencana,

    yaitu suatu set pengembangan dari sistem transportasi untuk dipertimbangkan

    oleh para pengambil keputusan guna dilaksanakan (Fricker 2004). Salah satuproses yang perlu dilakukan dalam perencanaan adalah usaha untuk

    memperkirkan kebutuhan perjalanan pada masa datang. Melalui pendifinisian

    kerangka horison waktu masa datang disusun beberapa alternatif skenario yang

    akan diterapkan. Skala waktu masa datang tersebut dapat dipilah menjadi jangka

    pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Skenario yang diputuskan untuk

    diterapkan pada jangka pendek terkisar pada horison waktu lebih pendek dari 5

    tahun, jangka menengah antara 10 sampai 20 tahun, sedangkan jangka panjang

  • 8/14/2019 Model KUSDIAN Untuk an Model Stokastik Murni Pemilihan Rute (7 Juni 2006)

    16/258

    16

    lebih dari 20 tahun. Rencana disusun berdasarkan pada hasil prediksi kebutuhan

    transportasi pada tahun-tahun masa datang sesuai jangka waktu yang ditentukan,

    rencana dibuat sebagai suatu bentuk antisipasi terhadap kebutuhan masa depan.

    II.4 Pengertian Sistem Transportasi dan Pandangan Sistem Terhadap

    Transportasi

    Pendekatan sistem adalah pendekatan serentak menyeluruh, yang dapat digunakan

    misalnya untuk suatu teknik perencanaan. Perencanaan dengan pendekatan sistem

    membutuhkan analisis faktor-faktor dominan yang berhubungan dengan

    permasalahan. Sistem adalah gabungan beberapa komponen atau objek yang

    saling berkaitan dan saling mempengaruhi.

    Jika dipandang sebagai suatu sistem, transportasi memiliki tiga aspek kegunaan

    atau utilitas yang membentuk tujuan luas yaitu: akses ruang atau lokasi, waktu

    perjalanan yang dapat diterima, dan biaya yang rendah (Fricker, 2004).

    Transportasi berfungsi untuk menciptakan utilitas lokasi atau akses. Transportasi

    terikat erat dengan cara bagaimana suatu lahan atau lokasi digunakan. Utilitas

    waktu berhubungan dengan kecepatan perjalanan dari transportasi, yaitu jarak

    yang ditempuh dibagi dengan total waktu perjalanan, termasuk waktu berhenti dan

    tundaan dari tempat asal sampai tempat tujuan. Utilitas biaya dari transportasi

    dapat dilihat berdasarkan keefektifan biaya yang dikeluarkan untuk transportasi,

    sebagai contoh jika untuk suatu tujuan hubungan masih dapat dilakukan melalui

    alat telekomunikasi, maka pengeluaran biaya untuk transportasi menjadi kurangefektif.

    Pengertian sistem transportasi memerlukan dukungan pengetahuan dan pengertian

    yang terdiri dari tiga area utama. Area pertama adalah pengetahuan tentang

    komponen-komponen sistem transportasi. Area kedua adalah pengetahuan yang

    mencakup semua aktivitas yang diperlukan untuk pengadaan sistem transportasi

    pada tempat tertentu, mulai dari perencanaan, operasi dan pemeliharaan. Area

  • 8/14/2019 Model KUSDIAN Untuk an Model Stokastik Murni Pemilihan Rute (7 Juni 2006)

    17/258

    17

    ketiga pengetahuan yang berkaitan dengan identifikasi isu-isu yang mungkin tidak

    termasuk dalam proses-proses pembuatan keputusan transportasi, tetapi mungkin

    dapat dipengaruhi oleh keputusan-keputusan tersebut. Isu-isu ini sering

    diidentifikasi sebagai eksternalitas.

    Komponen-komponen sistem transportasi membentuk tiga kelompok komponen

    yaitu moda-moda (modes), pergerakan (movement) dan arus (flow). Moda terdiri

    dari aspek: kendaraan, jalan, kendali, teknologi gerak, tenologi tenaga, titik

    transfer antar-moda, muatan (penumpang atau barang), dan pengemudi.

    Pengadaan sistem transportasi pada tempatnya, mencakup aspek-aspek:

    perencanaan dan analisis, penanaman modal, kebutuhan pengguna dan pentarifan,

    kualitas pelayanan, pengoperasian, struktur industri, riset dan teknologi.

    Sedangkan yang termasuk eksternalitas, yaitu isu-isu untuk kelangsungan atau

    kelanggengan, mencakup aspek-aspek: mobilitas/aksesbilitas, ekuitas (keadilan),

    pengambilan keputusan pemerintah, perdagangan internasional, pekerja

    transportasi, politik bahan bakar minyak, faktor-faktor lingkungan, perilaku

    pengemudi, keamanan, dan aksesbilitas untuk penyandang cacat.

    Analisis sistem transportasi adalah suatu cara untuk mendisain atau memodifikasi

    sistem transportasi untuk memenuhi kebutuhan pengguna. Dimulai dengan

    penentuan sasaran sistem yang mencakup: pemeriksaan kelayakan sistem atau

    modifikasi sistem yang diusulkan, mengestimasi biaya-biaya yang tercakup,

    mengevaluasi alternatif cara-cara untuk mencapai sasaran. Tantangan dari analisissistem transportasi adalah dalam melakukan campur tangan secara halus serta

    secara sengaja, dalam suatu tatanan masyarakat yang kompleks agar dapat

    menggunakan transportasi dengan efektif, melalui koordinasi dengan tindakan-

    tindakan lain yang dilakukan masyarakat atau perseorangan untuk mencapai

    tujuan dari masyarakat tersebut.

  • 8/14/2019 Model KUSDIAN Untuk an Model Stokastik Murni Pemilihan Rute (7 Juni 2006)

    18/258

    18

    Penentuan batasan sistem atau hierarki sistem dimulai dengan penetapan

    kebutuhan sistem. Kemudian selanjutnya ditelaah dan dilakukan penentuan

    terhadap: tujuan dari sistem, batas geografi dari fungsi sistem yang akan

    dianalisis, spesifikasi teknis yang dibutuhkan untuk mendukung kegunaan sistem,

    kapasitas sistem, ketersediaan dan kesiapan sistem untuk dioperasikan ketika

    dibutuhkan, kehandalan operasi sistem, efektivitas-biaya dari sistem.

    Alat utama untuk analisis sistem adalah ukuran-ukuran kinerja sistem. Ukuran

    kinerja sistem yang akan dijadikan dasar pengambilan keputusan investasi

    transportasi ini harus dipilih secara hati-hati. Sebagai ilustrasi beberapa ukuran

    yang dapat berhubungan dengan kinerja sistem transportasi misalnya: laju rata-

    rata dan kecepatan maksimum dalam kilometer per jam, jumlah perjalanan

    barang atau penumpang dalam ton-kilometer atau orang-kilometer per tahun,

    kapasitas operasional dalam operasi per jam atau mobil penumpang per jam per

    lajur atau perjalanan kendaraan-kilometer per tahun, kepadatan lalulintas dalam

    kendaraan penumpang per kilometer per lajur, rentang jelajah layanan dalam

    kilometer, intensitas ataupenggunaan enerji dalam liter per ton-kilometer barang

    atau per orang-kilometer penumpang,percepatan dan perlambatan (pengereman)

    dalam meter per detik per detik, biaya operasi transportasi dalam rupiah per ton-

    kilometer barang atau orang-kilometer penumpang, keamanan diukur dalam

    kecelakaan fatal atau kecelakaan per tahun atau per kilometer perjalanan,

    kehandalan diukur dalam kegagalan per unit waktu atau per unit jarak perjalalan

    artinya waktu antar kegagalan, ketersediaan atau kesiapan dinyatakan dalam

    prosen probabilitas, kinerja cuaca dinyatakan dalam meter jarak pengereman

    diatas permukaan basah,polusi kimia dalam gram hidro karbon per unit jarak atauwaktu, polusi suara dalam desibel, dan produktivitas dinyatakan dalam ton-

    kilometer terantarkan per jam-buruh.

    II.3 Metodologi Perencanaan Transportasi

    Perencanaan transportasi dilakukan dengan menggunakan analisis hubungan

    kebutuhan-sediaan transportasi. Karena perencanaan mencakup antisipasi

  • 8/14/2019 Model KUSDIAN Untuk an Model Stokastik Murni Pemilihan Rute (7 Juni 2006)

    19/258

    19

    terhadap kebutuhan masa depan, dalam proses perencanaan diperlukan prosedur

    untuk memperkirakan kebutuhan transportasi di masa depan, untuk ini dibuat

    model kebutuhan perjalanan. Keluaran atau hasil utama dari model kebutuhan

    perjalanan adalah jumlah lalulintas yang diharapkan akan menggunakan setiap

    ruas jalan dalam jaringan jalan untuk horison (perkiraan) beberapa tahun

    kedepan, dengan asumsi atau skenario masukan tertentu menyangkut misalnya

    populasi, jumlah lapangan kerja, pola guna lahan dan susunan jaringan pada tahun

    tersebut. Dalam analisis pola perjalanan harus dipertimbangkan apa yang

    menimbulkan terjadinya perjalanan dan keputusan-keputusan apa yang diambil

    oleh pelaku perjalanan.

    Metoda pemodelan kebutuhan perjalanan berdasarkan kepada beberapa konsep.

    Pertama, kebanyakan transportasi dilakukan bukan demi perjalanan itu sendiri,

    tetapi untuk melakukan sesuatu di tempat tujuan, misalnya bekerja,

    sekolah/kuliah. Transportasi adalah suatu kebutuhan turunan dari kebutuhan

    aktivitas. Kedua, pola perjalanan sangat dipengaruhi oleh pola guna lahan. Sifat

    dari aktivitas yang diplot diatas lahan tertentu akan menentukan jumlah perjalanan

    yang terbangkitkan dari atau tertarik ke lokasi itu.

    Beberapa elemen dari keputusan seseorang berkenaan dengan transportasi

    mungkin dibuat dibawah sadar, dengan atau tanpa secara simultan, bedasarkan

    pemikiran hati-hati ataupun sedikit sekali menggunakan pertimbangan rasional,

    diluar dari kebiasaan, dan mungkin tunduk pada perubahan yang terjadi selama

    perjalanan. Kemudian dalam metodologi perencanaan dimodelkan terdapat empat-

    langkah prosedur yang mengasumsikan pelaku perjalanan mempertimbangkanempat pertanyaan terurut sebagai berikut :

    1. Apakah akan melakukan perjalanan ?

    2. Tempat mana yang akan dituju ?

    3. Moda transportasi apa yang akan digunakan ?

    4. Rute mana yang akan dilalui ?

  • 8/14/2019 Model KUSDIAN Untuk an Model Stokastik Murni Pemilihan Rute (7 Juni 2006)

    20/258

    20

    Walaupun ada beberapa orang yang mungkin tidak melakukan pertimbangan

    dengan urutan prosedur diatas, tetapi dalam konteks perencanaan jumlah orang

    yang ditinjau dapat mencapai ratusan bahkan ribuan pelaku perjalanan.

    Hubungan antara guna lahan dan transportasi dapat berlangsung dua arah.

    Perjalanan dilakukan seseorang sebagai hasil suatu keputusan untuk pergi ke suatu

    tempat guna melakukan suatu kegiatan disana. Perjalanan dilakukan sebagai

    respon keputusan pemilik lahan dalam bagaimana menggunakan atau

    memanfaatkan lahan mereka. Fasilitas dan layanan transportasi juga suatu respon

    terhadap guna lahan, selain dalam rangka antisipasi terhadap lalulintas yang bakal

    dihasilkan atau sebagai respon terhadap kebutuhan perjalanan yang tengah

    berlangsung. Hubungan ini terjadi juga dalam arah sebaliknya, misalnya

    keputusan-keputusan menyangkut guna lahan dipengaruhi oleh fasilitas dan

    layanan transportasi yang telah ada atau yang diizinkan.

    II.4 Model Sistem Kegiatan dan Sistem Jaringan

    Model ini dapat digunakan untuk mencerminkan hubungan antara sistem tata guna

    lahan (kegiatan) dengan sistem transportasi (jaringan) dengan menggunakan

    beberapa seri fungsi atau persamaan (model matematik). Dengan model ini dapat

    diterangkan cara kerja sistem dan hubungan keterkaitan antar sistem secara

    terukur. Dalam model ini, hubungan antara sistem tata guna lahan (kegiatan),

    sistem prasarana transportasi (jaringan), dan sistem arus lalulintas (pergerakan)

    dinyatakan secara matematis.

    Daerah kajian dibagi menjadi beberapa zona internal dan zona eksternal, untuk

    mencerminkan sistem aktivitas. Jaringan jalan dicerminkan oleh ruas dan simpul,

    dimana simpul merupakan persimpangan ruas jalan. Setiap zona diwakili oleh

    pusat zona, yang dihubungkan ke jaringan jalan oleh penghubung pusat zona.

    Sistem penomoran (integer) pusat zona, zona, simpul dan ruas, akan

    memungkinkan pemodelan dan analisa secara matematik serta pemrograman

    komputer.

  • 8/14/2019 Model KUSDIAN Untuk an Model Stokastik Murni Pemilihan Rute (7 Juni 2006)

    21/258

    21

    II.5 Atribut

    Proses pengambilan keputusan individu setelah keputusan melakukan transportasi

    diambil, selanjutnya akan dihadapkan pada situasi memilih : tempat tujuan, cara

    mencapai atau alat transportasi yang akan digunakan, dan rute atau lintasan yang

    akan dilewati. Pada kenyataanya bisa terdapat lebih dari satu bahkan banyak

    pilihan. Keputusan biasanya diambil begitu saja oleh individu pelaku perjalanan.

    Model transportasi berupaya untuk menggambarkan proses pengambilan

    keputusan ini, untuk dapat memperkirakan kebutuhan transportasi pada suatu

    tempat. Menurut model individu akan membandingkan diantara alternatif pilihan,

    sebelum mengambil keputusan memilih salah satunya. Yang dibandingkan adalah

    ciri dari masing-masing alternatif yang kemudian disebut atribut. Sehingga atribut

    dapat berupa: atribut tempat, atribut alat transportasi, atribut jalan.

    Atribut tempat misalnya: keramaiannya, pemandangannya, kelengkapan prasarana

    dan sarananya. Atribut alat transportasi misalnya: ongkos, waktu tempuh

    (kecepatan), kemudahan mencapai tempat tujuan akhir, waktu menunggu,

    kenyamanan, keamanan. Sedangkan atribut jalan dapat berupa: jarak, hambatan

    samping, waktu perjalanan, kenyamanan tikungan, kenyamanan kelandaian

    memanjang (naik-turun), ongkos tol.

    Nilai atribut dapat berbeda diantara alternatif dan bersamaan dengan itu atribut

    dalam pandangan individu dapat berbeda dengan individu lain, antara individu-

    individu dan pilihan-pilihan terjadi hubungan bersilangan. Hubungan ini ada yang

    dapt dijelaskan secara rasional dan ada yang tidak mudah dijelaskan. Modelberusaha menjelaskan situasi dan proses kompleks hubungan (relasi) antara

    individu dalam populasi dengan pilihan-pilihan. Model yang jelas dapat

    digunakan untuk memperkirakan situasi dimasa depan dan memberi usulan untuk

    mengantisipasinya.

  • 8/14/2019 Model KUSDIAN Untuk an Model Stokastik Murni Pemilihan Rute (7 Juni 2006)

    22/258

    22

    II.6 Bangkitan Pergerakan

    Dalam perencanaan perlu diperkirakan berapa jumlah perjalanan yang berawal

    atau berakhir di setiap lokasi dimana area studi dibagi menjadi beberapa lokasi

    yang berupa zona analisis lalulintas. Dalam pengelompokan atau agregasi

    perjalanan yang dihasilkan oleh suatu zona pertanyaan urutan pertama pada

    prosedur pertimbangan perjalanan individu Apakah akan melakukan perjalanan

    ? dikolektifkan menjadi Berapa perjalanan yang akan dilakukan dari (atau

    menuju) zona ini?. Setiap perjalanan dilakukan untuk tujuan tertentu, di tahap

    awal ditentukan tujuan dari perjalanan, standar tujuan perjalanan adalah: bekerja,

    sekolah, belanja, rekreasi.

    Proses pemodelan mengambil asumsi bahwa jumlah perjalanan yang dilakukan

    dari suatu zona tertentu merupakan fungsi dari karakteristik tertentu yang dapat

    diukur dari zona itu atau penduduknya. Sebagai contoh, umumnya dapat diterima

    bahwa suatu rumah tangga atau keluarga akan menghasilkan jumlah perjalanan

    kendaraan pribadi mingguan yang lebih banyak jika memiliki karakteristik:

    banyak anggota keluarga berusia batas izin mengemudi, banyak anggota keluarga

    yang bekerja, penghasilan tinggi, banyak memiliki kendaraan.

    Dengan diawali pengumpulan data yang terkait dengan karakteristik zona atau

    karakteristik rumah tangga penduduk zona dalam jumlah sampel yang mencukupi,

    perkiraan jumlah bangkitan pergerakan dari tiap zona dapat dilakukan dengan

    membuat model regresi linier dengan bentuk seperti persamaan II-1 berikut:

    nnXaXaXaaT ++++= ...22110 (II.1)

    dimana iX adalah suatu faktor yang menjelaskan tingkat perjalanan yang terjadi

    dan ia koefisien atau konstanta yang mengubah faktor-faktor ini kedalam jumlah

    perjalanan T. Regresi dapat dihitung salah satunya dengan berbasis rumah tangga,

    setelah kecukupan sampel rumah tangga untuk setiap zona dipenuhi. Pendekatan

    lainnya yang dapat digunakan adalah model klasifikasi silang untuk bangkitan

    perjalanan (Fricker, 2004).

  • 8/14/2019 Model KUSDIAN Untuk an Model Stokastik Murni Pemilihan Rute (7 Juni 2006)

    23/258

    23

    Analisis regresi untuk bangkitan pergerakan ( iOT= ) dan tarikan pergerakan

    ( dDT= ) dapat dihitung dengan basis zona, dimana variabel terikat pada

    pesamaan (II.1) adalah bangkitan atau tarikan dan variabel bebas dicari melalui

    analisis regresi-korelasi dengan menggunakan data statistik sosio-ekonomi zona.

    II.7 Sebaran Pergerakan

    Setelah bisa didapat besaran perjalanan yang dibangkitkan oleh setiap zona,

    persoalan selanjutnya adalah menyangkut berapa jumlah perjalanan yang berawal

    dari suatu zona akan berakhir di zona tujuan tertentu. Setiap perjalanan memiliki

    dua ujung yaitu asal dan tujuan. Pada tahap sebaran pergerakan dua ujung ini

    terhubungkan untuk terbentuknya perjalanan terhubung ( idT ), yang

    merepresentasikan jumlah perjalanan yang dibangkitkan di zona i dan tertarik ke

    zona d. Jika setiap ujung bangkitan dan ujung tarikan perjalanan telah dapat

    ditentukan, sebuah matrik perjalanan dapat terbentuk. Setiap zona memiliki satu

    baris dan satu kolom dalam matrik, sel matrik berisi angka yang menyatakan

    jumlah perjalanan yang ber-asal atau dibangkitkan dari zona idan ber-tujuan atau

    tertarik ke zona d. Matrik perjalanan disebut juga Matrik Asal Tujuan (MAT),

    atau tabel perjalanan (trip table), yang merangkum kebutuhan (demand)

    transportasi untuk suatu batasan wilayah (geografis) kajian analisis sistem.

    Prosedur standar untuk mengubah total bangkitan ( iO ) dan tarikan ( dD ) antar

    zona menjadi perjalanan terhubung idT antara lain Model Gravity. Model Gravity

    dikembangkan sesuai dua asumsi mendasar:

    - Suatu perjalanan yang dibangkitkan dari zona i adalah lebih besar

    kemungkinannya untuk tertarik pada suatu zona tarikan yang memiliki tingkat

    atau jumlah tarikan (penarik) yang besar atau tinggi.

    - Suatu perjalanan yang dibangkitkan dari zona i adalah lebih besar

    kemungkinannya untuk tertarik pada suatu zona tarikan yang lebih dekat ke

    zona i.

  • 8/14/2019 Model KUSDIAN Untuk an Model Stokastik Murni Pemilihan Rute (7 Juni 2006)

    24/258

    24

    Model gravity analog dengan Hukum Newton tentang gravitasi, dimana gaya

    gravitasi antara dua benda adalah perkalian masa dua benda tersebut dibagi

    dengan kuadrat jarak antara keduanya. Secara analog dapat dijelaskan bahwa

    kemungkinan terjadinya perjalanan terhubung antara dua tempat berbanding

    terbalik dengan kuadrat jarak antara dua tempat tersebut, dengan demikian jumlah

    perjalanan yang mungkin dihasilkan antara dua tempat berbanding terbalik dengan

    kuadrat jarak antara kedua tempat tersebut. Setiap kendaraan bergerak dengan laju

    perjalanan, jika jarak dibagi oleh laju perjalanan akan didapat waktu tempuh

    perjalanan. Kemudian pemodelan kebutuhan perjalanan membentuk persamaan

    II-2 berikut:

    =

    k

    ikk

    idd

    iidFA

    FAPT (II-2)

    dimana idT adalah jumlah perjalanan yang berangkat dari zona i menuju zonad.

    idF adalah suatu fungsi yang menerangkan keterpisahan zona i dari zona ddan

    biasanya disebut faktor waktu perjalanan atau faktor hambatan. Secara normal,

    pemisahan antar zona diukur dalam bentuk waktu perjalanan idt . Bentuk yang

    paling dikenal dari idF adalah:

    2

    2

    1 == idid

    idt

    tF (II-3)

    Bentuk umum dari persamaan (II-3) adalah : bidid atF =

    Untuk dapat membuat suatu distribusi panjang perjalanan dikenal juga fungsi

    faktoer hambatan yang disebut Fungsi Tanner, yang bentuknya sebagai berikut:

    jdctb

    idid eatF = (II-4)

  • 8/14/2019 Model KUSDIAN Untuk an Model Stokastik Murni Pemilihan Rute (7 Juni 2006)

    25/258

    25

    Parameter-parameter a, b, dan c digunakan untuk mencocokkan matrik perjalanan

    (atau distribusi panjang perjalanan) hasil model dengan hasil observasi lapangan

    untuk suatu area studi (Fricker, 2004).

    II.8 Pemilihan Moda

    Pada suatu waktu dan kondisi seseorang telah memutuskan untuk berangkat ke

    suatu tempat guna melakukan suatu aktivitas. Untuk mencapai tempat yang dituju

    dihadapi alternatif pilihan dengan menggunakan apa gerakan akan dilakukan.

    Gerakan yang paling dasar dan pasti dilakukan adalah berjalan kaki, misalnya

    menuju tempat kendaraan yang akan digunakan, untuk penyandang cacata yang

    tidak dapat berjalan kaki diperlukan bantuan orang lain dan kendaraan khusus

    yaitu kursi roda. Jarak merupakan batasan penggunaan jenis moda. Moda jalan

    kaki atau kursi roda bagi penyandang cacat hanya dapat dilakukan atau digunakan

    untuk jarak dekat, pilihan berjalan kaki disamping dipengaruhi oleh tujuan

    perjalanan pertimbangan pemilihannya dipengaruhi oleh kemampuan kecepatan

    berjalan kaki, batasan penghematan tenaga serta batasan penghematan waktu.

    Moda kendaraan yang selanjutnya menjadi pilihan dapat kendaraan pribadi atau

    kendaraan umum. Ketersediaan kendaraan umum yang bisa dipilih akan

    tergantung pada tempat atau kota dimana perjalanan akan dilakukan. Kendaraan

    pribadi yang banyak digunakan adalah sepeda motor dan mobil pribadi. Mobil

    pribadi akan lebih besar pengaruhnya pada konteks analisis perencanaan jaringan

    jalan, dibandingkan sepeda motor, dari sisi perjalanan orang.

    Dalam hal penggunaan moda, terdapat sekelompok orang yang tidak memilikilebih dari satu pilihan, misalnya karena kelompok ini tidak memiliki kendaraan

    pribadi atau dari sisi usia terlalu muda sehingga belum sampai usianya untuk

    memiliki surat izin mengemudi atau usianya sudah cukup lanjut dan secara fisik

    tidak mungkin mengemudi. Kelompok yang tidak memiliki pilihan ini disebut

    captive.

  • 8/14/2019 Model KUSDIAN Untuk an Model Stokastik Murni Pemilihan Rute (7 Juni 2006)

    26/258

    26

    Model pemilihan moda didekati dari pilihan orang terhadap utilitas moda, dimana

    setiap moda memiliki utilitas yang merupakan gabungan dari atribut-atribut yang

    melekat pada moda tersebut. Dengan asumsi terdapat perbedaan pilihan diantara

    pengguna transportasi, kemudian dibuat model pemisahan (atau pembagian)

    proporsi pengguna untuk moda-moda yang tersedia. Pemisahan penggunaan moda

    terbentuk dari perbedaan pilihan terhadap utilitas yang merupakan gabungan dari

    atribut-atribut moda-moda yang menjadi pilihan.

    Bentuk sederhana dari model utilitas yang sering digunakan dalam analisis

    transportasi adalah bentuk linier sederhana seperti persamaan II-5 berikut:

    niniiiiiii XaXaXaaU ++++= ...22110 (II.5)

    dimana iU adalah utilitas dari pilihan i, iX1 , ..., niX adalah atribut yang melekat

    pada pilihan i, 1a , ..., na adalah koefisien dari model, dan 0a adalah konstanta

    model.

    Dari sisi pilihan pandangan individu, atribut yang dimiliki suatu moda dapat

    sesuatu yang ukurannya sama atau mudah diperbandingkan diantara banyak orang

    misalnya ongkos, waktu tunggu, waktu dalam kendaraan, dan dapat pula sesuatu

    yang ukurannya relatif misalnya keamanan dan kenyamanan. Bentuk dari

    kenyamanan yang paling awal terasa oleh pelaku perjalanan biasanya adalah

    kemudahan mencapai titik akhir tujuan, dalam hal ini maksudnya adalah sifat dari

    pintu ke pintu (dor to dor), atribut ini sulit dimiliki kelompok moda kendaraan

    umum tanpa pergantian moda, sedangkan pergantian moda itu sendiri adalah

    bentuk dari ketidaknyamaman.

    Sifat unik pandangan individu terhadap utilitas pilihan pada kenyataannya dapat

    mencakup semua atribut, sebagai akibat dari perbedaan karakteristik individual,

    misalnya tingkat pendapatan, sehingga nilai relatif antar individu dapat berbeda

    sesuai perbandingan antara harga masing-masing atribut (misalnya ongkos)

    dibandingkan terhadap pendapatan. Hal ini dapat berlaku untuk atribut dengan

    ukuran waktu. Disamping itu pilihan yang sama dapat dipilih pengguna melalui

  • 8/14/2019 Model KUSDIAN Untuk an Model Stokastik Murni Pemilihan Rute (7 Juni 2006)

    27/258

    27

    alasan atau cara berbeda. Jadi setiap individu dapat dikatakan memiliki utilitas

    sendiri-sendiri, hal ini merupakan kesulitan bagi pemodelan. Pada pemodelan

    kemudian perbedaan ini didekati melalui pengelompokkan (agregasi), dari

    perbedaan individu menjadi perbedaan kelas atau kelompok. Model pemilihan

    moda diturunkan dengan dasar kecenderungan bahwa setiap orang (yang memiliki

    pilihan) akan memilih moda yang terbesar utilitasnya bagi dirinya.

    Frickers (2004) menuliskan fungsi utilitas moda seperti pada persamaan II-6

    berikut:

    +++++= nmnmmmmmmm XaXaXaaU ...22110 (II.6)

    dimana mU adalah utilitas dari moda m, mX1 , ..., nmX adalah atribut yang

    melekat atau menjadi ciri pada moda m, yang merupakan variabel terukur yang

    membantu menjelaskan bahwa pelaku perjalanan dengan kategori tertentu akan

    memilih moda m, misalnya waktu perjalanan dan ongkos. Suku persamaan

    11Xa , ..., nnXa pada persamaan (II.5) merupakan utilitas yang dapat diukur

    )(mV . Sedangkan adalah suatu peubah acak untuk memasukan kedalam

    hitungan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pelaku perjalanan

    dimana faktor-faktor tersebut tidak mudah diukur atau diobservasi.

    Peubah acak merupakan peubah yang mewakili kekhasan cara pandang

    individual yang mempengaruhi keputusan individual. Kesulitan observasi

    terhadap peubah ini timbul karena cara pandang individual ini pada kenyataannya

    tidak sama dan tidak pasti. Ketidakpastian ini dalam pemodelan dikodekan

    melalui model distribusi.

    Selanjutnya model pilihan moda yang mudah dan sering digunakan adalah model

    pilihan diskret yaitu model logit-multinomial. Model ini bisa didapat melalui

    asumsi bahwa faktor ketidakpastian yang mempengaruhi individu dalam

    mengambil pilihan keputusannya ( ), terdistribusi ( )(f ) sesuai distribusi

    Gumbel. Kemudian dengan mengambilnya pada rataan atau nilai harapan sama

  • 8/14/2019 Model KUSDIAN Untuk an Model Stokastik Murni Pemilihan Rute (7 Juni 2006)

    28/258

    28

    dengan 0, model pilihan moda menjadi sederhana seperti pada persamaan II.7

    berikut:

    == kj jm

    m V

    V

    P,1

    )exp(

    )exp(

    (II.7)

    dimana mP adalah probabilitas pelaku perjalanan untuk memilih moda m dari

    himpunan moda tertentu yang dapat dipilih, mV adalah utilitas terukur moda m

    dan kj ,1= menyatakan himpunan moda yang dapat dipilih.

    Pemodelan pemilihan moda dapat dilakukan pada 4 (empat) jenis posisi tahapan

    dalam proses pemodelan untuk analisis sistem transportasi. Pertama, posisi proses

    pemodelan pilihan moda melekat pada tahapan menghitung bangkitan pergerakan;

    disini pergerakan angkutan umum langsung dipisahkan dengan angkutan pribadi.

    Kemudian, setiap moda dianalisis secara terpisah pada model hitungan distribusi

    pergerakan yang dilanjutkan model hitungan pembebanan jaringan.

    Kedua, pemodelan pilihan moda dilakukan pada urutan kedua setelah didapat

    hasil dari hitungan model bangkitan pergerakan, kemudian setelah didapat

    hasilnya diteruskan dengan model hitungan sebaran pergerakan lalu setelah itu

    dilanjutkan dengan model hitungan pemilihan rute dan pembebanan.

    Ketiga, pemodelan pemilihan moda menyatu dengan pemodelan sebaran

    pergerakan, yaitu pada tahap kedua setelah didapat hasil dari model hitungan

    bangkitan pergerakan, setelah model sebaran dan pilihan moda dilanjutkandengan pemodelan pilihan rute dan pembebanan.

    Keempat, pemodelan pilihan moda dilakukan pada urutan tahap ketiga setelah

    model bangkitan dan model sebaran pergerakan, kemudian dilanjutkan

    perhitungan model pemilihan rute dan pembebanan. Empat jenis posisi pemodelan

    pilihan moda dalam rangkaian tahapan pemodelan transportasi ini diilustrasikan

    oleh Gambar 2.1. (Tamin, 2000).

  • 8/14/2019 Model KUSDIAN Untuk an Model Stokastik Murni Pemilihan Rute (7 Juni 2006)

    29/258

    29

    Gambar II.1 Alternatif Posisi Model Pemilihan ModaSumber : Tamin (2000)

    II.9 Model Untuk Pilihan

    Pemodelan pilihan telah dibuat menjadi model distkrit untuk digunakan dalamsituasi dimana individu harus memilih dari set alternatif pilihan tertentu. Model

    ini dikembangkan melalui kerangka teori utilitas acak. Secara umum postulat dari

    model pilihan diskrit adalah bahwa probabilitas individu menentukan pilihan dari

    set alternatif pilihan dipengaruhi oleh atau merupakan merupakan fungsi dari

    karanteristik sosial-ekonomi individu dan bandingan kemenarikan antar pilihan.

    G-MS

    D

    A

    Jenis I

    G

    MS

    D

    A

    Jenis II

    G

    D-MS

    A

    Jenis III

    G

    D

    MS

    A

    Jenis IV

    Keterangan : A =Assignment = pembebanan rute

    D =Distribution = sebaran pergerakan

    MS =Modal Split = pemilihan moda

    G = Trip Generation = bangkitan pergerakan

  • 8/14/2019 Model KUSDIAN Untuk an Model Stokastik Murni Pemilihan Rute (7 Juni 2006)

    30/258

    30

    Untuk memprediksi bahwa suatu alternatif akan terpilih, nilai utilitasnya harus

    dapat dibedakan dari pilihan-pilihan alternatif dan ditransformasikan kedalam

    suatu nilai probabilitas antara 0 dan 1. Terdapat beberapa transformasi matematis

    yang dapat digunakan yang secara tipikal tujuan penerapannya adalah untuk

    mendapatkan penggambaran kurva bentuk S, antara lain: Logit dan Probit.

    Logit:

    )exp()exp(

    )exp(

    11

    11

    VV

    VP

    +=

    Probit:

    122

    21

    2

    2

    2

    21

    21

    2

    1

    1

    2

    1

    112

    )1(2

    2

    )1(2

    1exp

    dxdx

    xxxx

    PxVV

    +

    +

    =

    dimana matrik kovariansi distribusi normal yang berkaitan dengan model probit

    memiliki bentuk:

    =

    2

    221

    21

    2

    1

    Model pilihan diskrit tidak dapat dikalibrasi dengan teknik pendekatan kurva

    standar yang umum dipakai, karena peubah tidak-bebasnya iP adalah probabilitas

    yang tidak teramati (antara 0 dan 1) dan pengamatan-pengamatan adalah pada

    pilihan-pilihan para individu (baik 0 maupun 1); pengecualian dari hal ini adalahmodel-model untuk kelompok individual yang homogen, atau dimana perilaku

    setiap individu telah tercatat dalam beberapa kali, sebab frekuensi pilihan yang

    telah teramati juga merupakan variabel antara 0 dan 1.

    Sifat model pilihan diskrit dirangkum sebagai berikut:

    1. Model demanddisagregat berbasis pada teori perilaku individual dan tidak

    merupakan suatu jenis apapun dari analogi-fisikal. Sebagai suatu upaya yang

  • 8/14/2019 Model KUSDIAN Untuk an Model Stokastik Murni Pemilihan Rute (7 Juni 2006)

    31/258

    31

    dibuat untuk menjelaskan perilaku individual, sebagai bentuk keuntungannya

    dibanding model lain model ini lebih memungkinkan untuk stabil (atau

    memiliki keluwesan untuk ditransfer) terhadap waktu dan tempat.

    2. Model demand disagregat diestimasi dengan menggunakan data individual

    sehingga memiliki implikasi berikut:

    lebih efisien dalam hal penggunaan informasi; titik data yang diperlukan lebih

    sedikit dimana seseorang dan pilihan-pilihannya dapat digunakan sebagai

    suatu observasi terhadap banyak variabel yang akan diamati, sedangkan dalam

    pemodelan agregat satu hasil observasi adalah merupakan rata-rata dari

    banyak (kadang ribuan) individu.

    dengan menggunakan data menyangkut seorang individu maka semua

    keragaman yang melekat pada dirinya dapat dimanfaatkan sebagai informasi.

    model demand disagregat dapat saja, prinsipnya, digunakan untuk suatu

    tingkatan agregasi, tetapi walaupun dapat terjelaskan proses agregasi ini tidak

    trivial (tidak berlaku sebaliknya, dimana sifat yang telah ditentukan sebagai

    ciri kelompok tidak langsung dapat diuraikan atau dicari kebalikannya untuk

    menemukan individu-individu dengan ciri tersebut), kejelasan yang dimaksud

    adalah bahwa dapat ditentukan ada beberapa orang atau individu yang

    memiliki karakteristik serupa dengan individu yang diamati atau diobservasi.

    Penentuan ini mengikuti suatu sifat alam yang logis dan dapat dijelaskan

    secara statistik dengan suatu tingkat kepercayaan tertentu.

    model demanddisagregat kecil kemungkinan terkena bias dari korelasi antar

    unit agregat. Model yang didekati dengan model agregat berbasis zona

    misalnya untuk model bangkitan pergerakan, mengandung persoalan dalam

    proses agregasinya yaitu bahwa ada perilaku individu yang tersembunyikan

    oleh karakteristik zona yang tak teridentifikasi; hal ini dikenal sebagai korelasi

    ekologi.

    3. Model disagregat adalah probabilistik; selanjutnya melalui hasil berupa

    probabilitas untuk memilih masing-masing alternatif dengan tidak

    mengindikasikan siapa yang telah memilih, penggunaan hasil model ini harus

    dilakukan melalui konsep probabilitas sebagai berikut:

  • 8/14/2019 Model KUSDIAN Untuk an Model Stokastik Murni Pemilihan Rute (7 Juni 2006)

    32/258

    32

    jumlah orang yang diharapkan menggunakan suatu pilihan perjalanan tertentu

    sama dengan penjumlahan dari tiap probabilitas individual memilih alternatif

    itu:

    =n

    ini PN

    Secara terpisah dapat dimodelkan suatu set keputusan yang independen

    dengan mempertimbangkan masing-masing keputusan sebagai suatu pilihan

    kondisional; kemudian probabilitas resultannya didapat dengan perkalian

    sehingga dihasilkan probabilitas gabungan untuk set keputusan tersebut,

    seperti berikut:

    ),,/(),/()/()(),,,( fdmrPfdmPfdPfPrmdfP = denganf= frekuensi, d= tempat tujuan; m = moda; r= rute

    4. Koefisien dari peubah penjelas Vyang tercakup dalam model bisa didapat dari

    proses estimasi. Dalam prinsip, fungsi utilitas (utility function)

    memungkinkan munculnya beberapa buah dan dengan masing-masing jenis

    dari peubah penjelas, hal ini berlaku sebaliknya didalam konsep biaya

    gabungan (generalised cost) dimana dari awal peubah-peubahnya ditentukan

    atau dibatasi demikian juga dengan parameternya ada beberapa yangditentukan dari awal pemodelan. Hal ini mengandung implikasi sebagai

    berikut:

    Model demand disagregat memberikan kemungkinan untuk

    mempertimbangkan peubah-peubah tertentu yang perlu dimasukan sesuai

    kebijakan dan tujuan suatu studi.

    koefisien-koefisien daripeubah-peubah penjelas memiliki interpretasi

    langsung utilitas marginal, misalnya merepleksikan tingkat kepentingan

    relatif dari masing-masing atribut.

    II.9.1 Kerangka Teori Utilitas Acak

    Kerangka teori utilitas acak adalah dasar bagi pembangkitan model pilihan diskrit.

    Untuk membangkitkan model ini disusun tahapan postulasi dengan memasukan

  • 8/14/2019 Model KUSDIAN Untuk an Model Stokastik Murni Pemilihan Rute (7 Juni 2006)

    33/258

    33

    asumasi atau mengawali pembangkitan dengan suatu kondisi yang mengarahkan

    pada jalan penurunan model.

    Pada tahap pertama diambil suatu kondisi dimana terdapat kumpulan individu

    yang homogen Q, yang dianggap selalu menggunakan keputusan rasional sesuai

    informasi lengkap yang dimilikinya, sehingga selalu mengambil keputusan untuk

    menentukan satu pilihan dari pilihan-pilihan yang ada dengan jalan

    memaksimumkan utilitas personalnya terhadap batasan-batasan: peraturan, sosial,

    sosial, fisik dan/atau pengalokasian sumber daya (baik waktu maupun uang).

    Utilitas personal ini unik bagi setiap individu, tetapi terdapat kemungkinan adanya

    peubah generik yang menjadi komponen utilitas beberapa individu.

    Tahap kedua adalah diumpamakan tersedia himpunan alternatif

    Nj AAAA '...,,...,1= dan himpunan X vektor-vektor dari atribut-atribut bagi tiap

    individu terhadap tiap alternatif yang terukur. Setiap individu q secara alami

    memiliki (diberkati) atribut Xx dan secara umum dihadapkan pada set pilihan

    AqA )( . Untuk meneruskan pembahasan perlu diasumsikan bahwa set pilihan

    telah ternominasi melalui suatu cara.

    Postulat dari tahap tiga adalah bahwa setiap pilihan AAj telah menyatukan

    suatu utilitas tersendirijqU untukq individual. Pemodel sebagai pengamat sistem,

    tidak mempunyai informasi lengkap tentang semua elemen-elemen yang

    dipertimbangkan oleh individu dalam membuat keputusan; untuk itu, pemodel

    mengasumsikan bahwajq

    U dapat ungkapkan melalui dua komponen:

    komponen yang dapat diukur, sistematik atau dapat diungkapkan jqV yang

    merupakan fungsi dari atribut terukur x; dan

    komponen acak jq yang merepleksikan kesalah-dugaan dan selera khusus

    dari setiap individu, bersamaan dengan kesalahan pengukuran tau observasi

    yang dilakukan pemodel. komponen ini biasa disebut juga gangguan

    (disturbances).

  • 8/14/2019 Model KUSDIAN Untuk an Model Stokastik Murni Pemilihan Rute (7 Juni 2006)

    34/258

    34

    Rangkuman postulasi dituliskan dalam persamaan linier berikut:

    jqjqjq VU += (II.8)

    yang memungkinkan pembahasan dua ketidak-rasionalan yang nyata menjadi

    dapat dijelaskan: bahwa dua individual dengan atribut-atribut yang sama

    dihadapkan pada set pilihan yang sama akan memilih opsi yang berbeda, dan

    bahwa beberapa individumungkin tidak selalu akan memelih alternatif terbaik

    (dalam sudut pandang pertimbangan terhadap atribut-atribut menurut pemodel).

    Supaya penguraian dengan persamaan (II.8) benar dibutuhkan homogenitas

    tertentu dari populasi yang menjadi objek kajian. Secara prinsip, diperlukan

    bahwa semua individu berbagi suatu set alternatif yang sama dan menghadapi

    batasan-batasan yang sama, dan untuk mencapai hal ini dibutuhkan pemisahan

    segmen pasar.

    Meskipun diungkapkan Vadalah suku yang dapat dijelaskan, terkandung subkrip

    q karena suku ini merupakan fungsi dari atribut-atribut x dan fungsi ini akan

    bervariasi dari individu ke individu. Demikian juga, tanpa kehilangan

    keberlakuannya secara umum, dapat diasumsikan bahwa suku-suku merupakan

    variabel-variabel acak dengan rataan (mean) sama dengan 0 dan terdistribusi

    dengan suatu distribusi probabilitas tertentu yang akan dicari atau ditentukan. Jika

    dilakukan pendekatan model koefisien tetap ( fixed coefficients model) dapat

    dirumuskan:

    =k

    jkqkjjq xV (II.9)

    dimana parameter-parameter diasumsikan menjadi konstan untuk semua

    individu tetapi bervariasi diantara alternatif-alternatif.

    Penting untuk ditekankan adanya dua sudut pandang dalam merumuskan

    persoalan diatas: pertama, adalah sudut pandang individu yang dengan tenang saja

    memberikan bobot pada setiap elemen yang menarik (tanpa pengacakan) dan

    memilih opsi yang paling disukainya; kedua adalah sudut pandang pemodel yang

  • 8/14/2019 Model KUSDIAN Untuk an Model Stokastik Murni Pemilihan Rute (7 Juni 2006)

    35/258

    35

    dengan mengamati hanya sebagian dari elemen-elemen tersebut membutuhkan

    gangguan untuk menjelaskan adanya pengaruh perbedaan perilaku individual

    terhadap komponen Vyang akan diperhitungkan.

    Postulasi keempat adalah bahwa individu q memilih alternatif dengan utilitas

    maksimum, jadi, individu memilih jA jika dan hanya jika:

    )(, qAAUU iiqjq (II.10)

    jadi

    jqiqiqjq VV (II.11)

    Persoalan persamaan (II.8) tidak mungkin diselesaikan dengan pemenuhan

    batasan persamaan (II.10) selama analis mengabaikan ( jqiq ). Sehingga,

    probabilitas memilihjA diberikan oleh:

    )(),(Pr qAAVVobP iiqjqjqiqjq += (II.12)

    dan selama distribusi dari gangguan tidak diketahui, adalah tidak

    memungkinkan sampai tahap ini untuk menurunkan suatu ekspresi analitik dari

    model. Tetapi sampi tahap ini, sudah dapat diketahui bahwa gangguan adalah

    suatu peubah acak dengan suatu distribusi tertentu yang dapt dituliskan kembali

    oleh ),...,()( 1 Nff = . Secara pintas, misalkan saja bahwa distribusi dari U

    yaituf(U), adalah serupa tapi dengan rataan berbeda. Dengan kata lain distribusi

    utilitas alternatif bagi setiap individu mengikuti suatu distribusi yang serupa

    tetapi rataannya berbeda (misalnya setiap alternatif cenderung mempunyai utilitas

    V, dan cenderung tidak 0). Sehingga, persamaan (II.12) dapat dituliskan kembali

    secara lebih ringkas, sebagai:

    =NR

    jq dfP )( (II.13)

    dimana

    +

    +=

    0

    )(),(

    jqjq

    iiqjqjqiq

    NV

    qAAVVR

  • 8/14/2019 Model KUSDIAN Untuk an Model Stokastik Murni Pemilihan Rute (7 Juni 2006)

    36/258

  • 8/14/2019 Model KUSDIAN Untuk an Model Stokastik Murni Pemilihan Rute (7 Juni 2006)

    37/258

    37

    Tabel II.1 Sifat Distribusi Fungsi Utilitas Antar Alternatif Pilihan

    Sifat Distribusi Fungsi Utilitas

    (Antar Alternatif Pilihan) Bebas (Independent)

    Ya Tidak

    Ya Konsisten MelanggarIdentik (Identical)

    Tidak Melanggar -

    Dari Tabel 2.1 dapat terlihat bahwa terdapat 2 kemungkinan pelanggaran terhadap

    kecocokan antara model dan kondisi objek (situasi pilihan) dimana model akan

    diterapkan, yaitu:

    1. identik tetapi tidak bebas

    2. bebas tetapi tidak identik

    II.9.2 Model Multinomial

    Dapat diungkapkan kembali bahwa situasi pilihan yang mungkin dihadapi setelah

    keputusan untuk bergerak harus diambil adalah yang pertama hanya ada satu

    pilihan, disebut captive, yang kedua adalah tersedia dua pilihan yang kemudian

    dimodelkan menjadi model dua pilihan (biner), dan selanjutnya situasi dimana

    bisa terdapat lebih dari dua pilihan. Dalam situasi terakhir ini jumlah pilihan

    banyak. Kemudian dari sejumlah banyak pilihan dinominasi menjadi sejumlah

    pilihan yang lebih dari dua, pilihan yang ternominasi menjadi set atau himpunan

    pilihan yang dihadapi individu.

    Model analitik dapat diturunkan untuk menentukan proporsi bagi produk pertama

    dan produk kedua dalam situasi terdapat dua pilihan. Untuk situasi ini bisa

    digunakan dua jenis model yaitu logit-biner dan probit-biner.

    Selanjutnya untuk situasi banyak pilihan proses pemodelan menominasi pilihan-

    pilihan menjadi set pilihan (pilihan-banyak) sehingga bisa dilakukan analisis.

  • 8/14/2019 Model KUSDIAN Untuk an Model Stokastik Murni Pemilihan Rute (7 Juni 2006)

    38/258

    38

    Model yang diturunkan untuk situasi ini adalah model pilihan nominasi-banyak

    yang sering disebut model pilihan multinomial.

    Model pilihan multinomial yang sering digunakan adalah model logit-

    multinomial, selain model ini ada juga model logit-berhierarki yang disebut juga

    hierarchical multinomial atau nested multinomial, dan model probit-multinomial.

    (Ortuzar, 1994). Pada model logit-berhierarki pembandingan alternatif

    diasumsikan dilakukan secara berjenjang dimana antar alternatif dari jenjang tidak

    setingkat tidak langsung diperbandingkan, jika prosedur ini dilanggar hasil

    pembagian proporsi bisa menjadi tidak realistis.

    Model Logit-Multinomial

    Model logit-multinomial dapat diturunkan dari asumsi bahwa komponen acak

    (gangguan ) dari utilitas mengikuti distribusi nilai ekstrim type I yang disebut

    pula distribusi Gumbel, antar alternatif distribusi adalah identik (Gumbel) dengan

    rataan berbeda, dan antar distribusi antar alternatif saling bebas.

    Fungsi distribusi gangguan dapat dituliskan menjadi:

    0,exp)( )( >= eF (II.17a)

    dan fungsi kepadatan probabilitas gangguan menjadi:

    [ ])()( exp)( = eef (II.17b)

    dimana fungsi ini mempunyai sifat-sifat bawaan: parameter lokasi yang adalah

    sama dengan modus , rataan adalah )/( += , dan variansinya adalah

    2

    2

    6

    , adalah konstantan Euleur (~0,577...). Variansi biasa dinyatakan sebagai

    kuadrat dari simpangan baku.

  • 8/14/2019 Model KUSDIAN Untuk an Model Stokastik Murni Pemilihan Rute (7 Juni 2006)

    39/258

    39

    Untuk tujuan menuliskan postulasi model logit-multinomial Ortuzar (1995)

    memisalkan ada suatu koefisien yang disebar (asumsi merata) pada semua

    suku persamaan komponen terukur V dari persamaan utilitas untuk mewakili

    gangguan. Kemudian koefisien ini diberi ada hubungan (relasi) dengan deviasi

    standar (simpangan baku)2

    2

    6

    . Sehingga kemudian dapat dituliskan postulasi

    model logit-multinomial (model pilihan banyak-nominasi dengan

    menggunakan pendekatan logit) sebagai berikut:

    =

    )()exp(

    )exp(

    qAA jq

    iq

    iq

    j

    V

    VP

    (II.18)

    untuk distribusi dengan satu simpangan baku dengan nilai sama dengan 1

    menjadi:

    =

    =

    )()()exp(

    )exp(

    )1exp(

    )1exp(

    qAA jq

    iq

    qAA jq

    iq

    iq

    jj

    V

    V

    V

    VP (II.19)

    persamaan (II.19) ini serupa dengan persamaan (II.7) yang sudah dikhususkan

    untuk situasi pilihan moda. Dua persamaan ini menjadi sederhana melalui

    pengambilan 2 (dua) asumsi berbeda:

    persamaan II.18 dengan asumsi: satu simpangan baku

    )

    6( = 1

    persamaan II.7 dengan asumsi: diambil pada nilai rataannya = 0,

    sehingga fungsi utilitas (menjadi) tidak memperhitungkan komponen acak.

    Sifat Logit

    Model logit mengandung aspek sifat bebas dari alternatif yang tak-relevan

    (independence from irrelevant alternatives property/IIA). Sifat ini terkait

    dengan pengaruh munculnya alternatif pilihan baru terhadap set pilihan yang telah

    ada sebelumnya. Hasil akhir pembagian porsi pemilih untuk set pilihan yang telah

    sebelumnya merupakan fungsi dari atribut tertentu dari masing-masing alternatif

  • 8/14/2019 Model KUSDIAN Untuk an Model Stokastik Murni Pemilihan Rute (7 Juni 2006)

    40/258

    40

    pada set pilihan tersebut. Pengaruh adanya penambahan alternatif terhadap

    pembagian porsi pilihan akan sangat tergantung dari dengan alternatif yang mana

    alternatif baru ini relevan untuk saling berbagi pemilih. Jika antara atribut dari

    salah satu alternatif yang telah ada pada set semula tidak relevan untuk

    diperbandingkan dengan atribut dari alternatif baru yang menambah set pilihan,

    maka proporsi pemilih salah satu alternatif yang telah ada tadi cenderung bebas

    dari pengaruh munculnya alternatif baru. Alternatif baru akan mendapatkan porsi

    pemilih terutama dari proses berbagi dengan alternatif lainnya dari set pilihan

    semula yang atribut atau sub-atributnya relevan.

    Pendekatan Logit Pilihan Rute

    Situasi pilihan rute (dilihat dari suatu titik persimpangan jalan) dapat didekati

    dengan konsep utilitas acak dan probabilitas kondisi. Probabilitas kondisi

    misalnya dikaitkan dengan: kesempatan atau saat-diskrit (occasion) waktu t

    dimana situasi dihadapi, sebaran tingkat informasi yang dimiliki diantara

    pengguna jalan tentang kondisi jaringan jalan, atau sebaran apa saja yang terjadi

    diantara para pengguna jaringan jalan terhadap utilitas jalan yang dapat

    dijelaskan oleh terminologi komponen acak (gangguan) . Dengan sedikit

    modifikasi pada persamaan (II.17) ekspresinya dapat dituliskan sebagai berikut:

    =

    )()exp(

    )exp(

    qAA jqt

    iqt

    iqt

    j

    V

    VP

    (II.20)

    , persepsi pengguna terhadap utilitas produk (jalan) dimana persepsi ini dapat

    merupakan pembobotan yang dianut secara individual terhadap atribut produk

    tersebut. Fungsi utilitas acak untuk dapat menjelaskan hubungan individu i

    dengan alternatifj dapat dituliskan sebagai:

    ijjiijij wyVU += ),( (II.21)

    Untuk dapat dilakukan proses tinjauan analitik dengan menggunakan model

    statistik dipertimbangkan asumsi bahwa komponen deterministik ijV adalah suatu

    fungsi linier dari atribut-atribut alternatif jw dan atribut-atribut individu iy .

    Sehingga dengan asumsi tadi dapat diuraikan bahwaijjiij

    XwyV'),( =

    , dimana

  • 8/14/2019 Model KUSDIAN Untuk an Model Stokastik Murni Pemilihan Rute (7 Juni 2006)

    41/258

    41

    )'...,,( 21 ijkijijij xxxX = adalah vektor dari karakteristik-karakteristik individual I

    dan atribut-atribut dari alternatif j, sedangkan adalah vektor yang terdiri dari

    koefisien-koefisien. Vektor koefisien merepleksikan sebaran apa saja dari

    individu dalam populasi, yaitu sebaran sesuatu yang berkaitan dengan persepsi

    individual dalam populasi (demand) terhadap sistem supply dalam situasi pilihan

    rute (tergantung batasan kajian, minimal sub sistem sistem jaringan jalan, dan bisa

    termasuk sub sistem beban lalulintas berikut subsistem teknologi informasinya).

    Kemudian diumpamakan penerapan asumsi:

    komponen acak dari utilitas-utilitas (gangguan ij ) untuk alternatif berlainanterdistribusi Gumbel (Persamaan II.17), bebas, dan identik

    faktor lokasi dari distribusi Gumbel diambil nilai 0 sehingga sebaran

    sesuatu yang terjadi diantara pemilih menjadi:

    [ ] = eef exp)(

    artinya terdapat sebaran dari dengan parameter sebaran dengan variansi

    2

    2

    6

    danrataan sebaran menjadi:

    /= ,

    dimana konstantan Euleur ~ 0,577... sehingga /...557,0~ .

    Dengan adanya sebaran sesuatu (bisa berkaitan dengan persepsi) diantara

    pemilih dengan parameter sebaran ini, vektor utilitas dapat diekspresikan:

    )...()'( 210 kj XV ++++== (II.22)

    Pendekatan logit untuk situasi pilihan dimana pengemudi i = 1, 2, ...., I memilih

    satu rute diantara alternatif j = 1,2,..., J yang disediakan jaringan jalan, untuk

    kesempatan t = 1,2,....,T, menjadi dapat dituliskan dengan ekspresi sebagai

    berikut:

  • 8/14/2019 Model KUSDIAN Untuk an Model Stokastik Murni Pemilihan Rute (7 Juni 2006)

    42/258

    42

    = =

    =

    +

    +

    =J

    l

    N

    l

    ilktkli

    K

    k

    ijktkji

    it

    x

    x

    jP

    1 1

    0

    1

    0

    exp

    exp

    )(

    (II.23)

    dimana:

    )(jPit = probabilitas bahwa pengemudi ke i memilih rute j pada kesempatan t

    ( )TtJjIi ....2,1;,...,2,1;,...,2,1 ===

    ijktX = nilai dari faktor ke k untuk rute j yang dihadapi pengemudi i pada

    kesempatant

    =oj bagian intersep yang merepresentasikan ciri dalam rutej

    =k koefisien respon untuk faktor kek (k = 1,2, ...,K)

    =i angka skala bagi pengemudi i untuk distribusi Gumbel

    Dapat dilihat jelas dari persamaan (II.23) bahwa parameter i adalah khas

    secara individual. Untuk dapat mengestimasi parameter dengan konsisten terhadap

    pengambilan asumsi distribusi Gumbel tentu akan diperlukan pengamatan yang

    banyak terhadap tiap individu pengemudi, pekerjaan ini akan sulit terpenuhi.

    Salah satu solusi persoalan estimasi parameter ini bisa didapat dengan

    menggunakan suatu peubah acak- , dimana parameter tingkat-mikro

    diasumsikan terdistribusi acak diantara individu-individu dengan suatu distribusi

    probabilitas )(G .

    Untuk suatu individual tertentu i, paremeter i diumpamakan sebagai realisasi

    dari )(G . Kondisional menyangkut nilai dari , probabilitas dari pengemudi

    memilih rutej pada kesempatant yang tergambar acak bisa didapat dari:

  • 8/14/2019 Model KUSDIAN Untuk an Model Stokastik Murni Pemilihan Rute (7 Juni 2006)

    43/258

    43

    = =

    =

    +

    +

    =J

    t

    J

    l

    ilkttj

    K

    k

    ijktkj

    t

    x

    x

    jP

    1 1

    0

    1

    0

    exp

    exp

    )(

    (II.24)

    Untuk individual yang tergambar acak, probabilitas tidak-kondisional dari

    pemilihan alternatifj pada kesempatant akan menjadi:

    = )()()( dGjPjP tt (II.25)

    Untuk mengestimasi parameter-parameter, dapat diambil asumsi suatu parametrik

    tertentu yang membentuk distribusi )(G . Kemudian dengan suatu asumsi

    ditribusi bagi )(G (misalnya distribusi normal dengan rataan 0 dan variansi )

    kecocokan model dapat dikalibrasi menggunakan metoda kemiripan maksimum

    untuk mengestimasi vektor koefisien .

    Hubungan Ruas Dalam Rute

    Biasanya dilakukan pendekatan bahwa ruas jalan dalam jaringan jalan terbentuk

    oleh adanya persimpangan antar jalan berbeda arah. Ruas jalan adalah potongan

    jalan yang dibentuk oleh adanya persimpangan. Dari titik mana situasi pilihan

    akan ditinjau merupakan persoalan pendekatan untuk memodelkan pilihan. Secara

    potensial keputusan dapat dilakukan pada setiap titik persimpangan.

    Gabungan ruas-ruas yang dilewati membentuk rute (route) atau lintasan (path).

    Sehingga utilitas rute RU merupakan gabungan utilitas ruas ru . Dengan asumsi

    bentuk fungsi utilitas serupa, hubungan linier utilitas rute dan utilitas ruas dapat

    dekspresikan:

    =Rr

    rR uU (II.26)

  • 8/14/2019 Model KUSDIAN Untuk an Model Stokastik Murni Pemilihan Rute (7 Juni 2006)

    44/258

    44

    Model Probit

    Model ini diawali asumsi bahwa komponen-komponen acak dari fungsi-fungsi

    utilitas masing-masing terdistribusi menurut distribusi normal. Alasan pengabilan

    asumsi ini adalah karena distribusi normal dianggap dapat digabungkan, dan

    cukup dekat bila gabungannya diasumsikan melalui transformasi linier. Fungsi

    kepadatan distribusi gabungan dari komponen acak diasumsikan merupakan

    fungsi distribusi normal dengan banyak-variat (multivariate normal /MNV

    function).

    Distribusi normal banyak variansi adalah pengembangan multinomial dari fungsi

    kepadatan distribusi normal yang telah dikenal, untuk menggambarkan distribusi

    dari vektor komponen acak fungsi utilitas = J ,...,,( 21 ).

    Distribusi gabungan ini dicirikan oleh vektor rataan = ( J,...,, 21 ) dan

    matrik variansi gabungan , dengan ukuran ( JJ ) serta bersifat nonsingular,

    simetris, positip, definite:

    =

    2

    1

    21

    112

    2

    1

    JJ

    J

    K

    MM

    L

    jika hanya ada dua alternatif dalam set pilihan, maka akan hanya ada dua

    distribusi normal yang digabungkan, maka vektor rataan adalah = ( 21 , ) , dan

    variansi gabungan:

    =

    2

    221

    12

    2

    1

    Matrik variansi gabungan dari distribusi normal banyak-variansi sering

    diekspresikan dalam suatu bentuk baku sebagai matrik korelasi, . Elemen matrik

    diisi oleh hasil persamaan ljljjljl ,,/2 = dimana jl telah dikenal

    sebagai koefisien korelasi.

  • 8/14/2019 Model KUSDIAN Untuk an Model Stokastik Murni Pemilihan Rute (7 Juni 2006)

    45/258

    45

    Suatu vektor-acak-J(panjang vektor atau jumlah elemen =J) , dinamai X, adalah

    terdistribusi normal banyak-variat (MNV) jika fungsi kedapatannyan )(xfx

    diberikan oleh:

    ( ) [ ]TKx xxxf ).().(5,0exp2)( 12/

    =

    pernyataan ini sering diekspresikan dengan X~MNV( , ), dimana vektor- rataan

    adalah nilai ekspektasi dari vektor-acak X, ditulis [ ]XE= dan [ ]Xcov= .

    Elemen-elemen diagonal matrik adalah variansi-variansi dari elemen-elemen

    vektor-acak X, sedangkan elemen-elemen selain elemen diagonal

    mengekspresikan variansi gabungan antara elemen-elemen matrik .

    Seperti telah dituliskan diatas sifat penting dari distribusi MNV adalah dapat

    didekat melalui transformasi linier, artinya bahwa suatu transformasi linier dari

    suatu vektor-acak terdistribusi normal membangkitkan sebuah vektor-acak baru

    yang juga terdistribusi normal.

    Urutan transformasi dapat dituliskan dengan mengawali ),...,( 1 LYYY= adalah

    suatu vektor-acak -L yang direlasikan ke X melalui suatu transformasi linier.

    Dengan kata lain:

    bmXY += . (II.27)

    dimana m adalah suatu matrik konstanta berukuran ( )LJ dan b adalah vektor

    L -konstanta. Vektor Y adalah suatu variabel acak. Vektor rataan dari Y, E[Y],

    diberikan oleh:

    [ ] bmYE += . (II.28)

    dimana [ ]XE= . Matrik variansi gabungan dari Y, [ ]Ycov , diberikan oleh:

    [ ] mmY T ..cov = (II.29)

    dimana [ ]Xcov= . Karena [ ]YE adalah suatu vektor-L dan [ ]Ycov adalah suatu

    matrik yang diharapkan berukuran LL .

  • 8/14/2019 Model KUSDIAN Untuk an Model Stokastik Murni Pemilihan Rute (7 Juni 2006)

    46/258

    46

    Jika Xadalah skalar, akan terdistribusi normal dengan fungsi kepadatan diberikan

    oleh:

    = 2

    2

    2

    )(

    exp2

    1

    )(

    x

    xfx (II.30)

    dimana adalah rataan dan 2 adalah variansi dari X. Transformasi linier

    (melalui pembagian oleh , atau satu deviasi standar):

    11= XZ (II.31)

    akan menghasilkan variabel-acak, dengan rataan (0) nol dan variansi 1 (kuadrat

    dari 1 adalah 1, artinya satu deviasi standar). Variabel Ztelah dikenal sebagai

    variat normal standar.

    Fungsi distribusi kumulatif dari suatu variat normal tidak dapat diekspresikan

    dengan pendekatan satu persamaan. Dengan menggunakan transformasi

    persamaan (II.27) distribusi kumulatif ini dapat diekspresikan dalam terminologi

    dari suatu distribusi untuk variat normal standar, dikenal sebagai kurva normal

    standar:

    dz

    z

    =

    2exp

    2

    1)(

    2

    (II.32)

    dimana z adalah nilai dimana variabel acak Zbisa didapat dengan percobaan.

    Nilai dari )(z untuk berbagai nilai z pada interval

  • 8/14/2019 Model KUSDIAN Untuk an Model Stokastik Murni Pemilihan Rute (7 Juni 2006)

    47/258

    47

    ),Pr( JlUUP ljj = (II.33)

    dengan substitusi fungsi utilitas didapat:

    ),Pr( JlVVP kljlj += (II.34)

    Persamaan (II.29) mencakup suatu perhitungan fungsi kumulatif distribusi MVN,

    yang tidak dapat terevaluasi dalam bentuk yang disederhanakan; karena

    persamaan itu mencakup integral lipat dengan dimensi 1J , sulit untuk

    dipecahkan terutama untukJyang besar atau situasi banyak pilihan. Pendekatan

    solusi dapat dilakukan dengan pendekatan Clark, atau dengan metoda simulasi

    Monte Carlo (Sheffi, 1985).

    Untuk situasi terdapat hanya 2 (dua) pilihan dimana fungsi utilitasnya dinyatakan

    oleh ),( 21 UUU= , dengan 111 += VU dan 222 += VU . Distribusi vektor

    komponen acak (gangguan) diberikan oleh:

    ),(~ MVN

    diambil rataan 0=

    ),0(~ MVN dimana vektor gangguan 21 ,( = ), vektor rataan distribusi gangguan )0,0(=

    dan

    =

    2

    221

    12

    2

    1

    , probabilitas untuk memilih alternatif pertama adalah:

    [ ])()(Pr 22111 ++= VVP

    [ ])()(Pr 2112 VV = (II.35)

    Mengacu pada karakteristik peringkasan-bentuk dari distribusi normal banyak-

    variat MVN, maka ( 12 ) adalah variabel acak terdistribusi normal dengan

    rataan nol dan variansi 212

    2

    2

    1

    2 2 += . Menggunakan transformasi

    normal standar, persamaan (II.30) mengimplikasikan bahwa:

    =

    5,02

    12

    1)(

    VVP (II.36)

  • 8/14/2019 Model KUSDIAN Untuk an Model Stokastik Murni Pemilihan Rute (7 Juni 2006)

    48/258

    48

    dimana ( ) adalah kurva normal kumulatif standar. Dengan diketahuinya nilai

    1V , 2V dan , nilai 1P dapat ditemukan dengan mengacu pada tabel distribusi

    normal standar.

    Probabilitas memilih untuk alternatif 2, dapat dihitung dan diperiksa setelah

    probabilitas memilih alternatif 1 ( 1P ) diketahui, dengan:

    11

    ==

    J

    j

    jP

    JjPj ,10 (II.37)

    Metoda Pendekatan Clark

    Pendekatan dari dua momen (kejadian) dari distribusi untuk

    ),,...max( 1 JUU dimana suatu J variabel acak mengikuti suatu kepadatan normal

    gabungan, adalah sebagai berikut:

    Jika 1U , 2U dan 3U terdistribusi MVN dengan rataan-rataan 1V , 2V dan 3V ,

    variansi-variansi 222

    1 , dan2

    3 , dan koefisien-koefisien korelasi

    1312 , dan 23 . Kemudian iv adalah momen ke-i sekitar 0 dari variabel acak,

    ),max( 21 UU , dan [ ]),max(, 213 UUU adalah koefisien korelasi antara variabel

    baru dan 3U , Clark menunjukan bahwa

    )()()( 211 aVVv ++= (II. 38a)

    )()()()()()( 212

    2

    2

    2

    2

    1

    2

    12 aVVVVv +++++= (II.38b)

    dan

    [ ]5,02

    12

    232131

    213)(

    )()(),max(,

    vvUUU

    +=

    (II.38.c)

  • 8/14/2019 Model KUSDIAN Untuk an Model Stokastik Murni Pemilihan Rute (7 Juni 2006)

    49/258

    49

    dimana

    =

    2exp)2()(

    25,0

    (distribusi normal standar)

    =

    x

    dll)()( (kurva standar normal kumulatif)

    1221

    2

    2

    2

    1

    22 +=a (variansi dari selisih 21 VV )

    dan

    a

    VV 21 =

    Sehingga distribusi dari maksimum antara 1U dan 2U dapat didekati oleh suatu

    distribusi normal melalui penggunaan kejadian-kejadian dalam persamaan (II. ).

    Dengan kata lain,

    ( ) ( )212121 ,~,max vvvNUU (II.39)

    Pendekatan ini dapat digunakan berulang untuk mendapatkan distribusi

    pendekatan dari maksimum dari beberapa variabel-variabel acak terdistribusi

    normal, dengan menghitung vektor rataan dan matrik variansi gabungan dari

    ( )[ ]JJJ UUUU ,max,,..., 121 dan mengulang proses hitungan vektor dan matrik

    tersebut untuk

    ( )( )[ ]JJJ UUUU ,max,max,..., 121 , ( )))JJjJ UUUUU ,max,max,max,..., 1231

    dan seterusnya.

    Jika JU adalah variabel terakhir yang akan dipertimbangkan, setelah J-1 kali

    iterasi akan didapat rataan pendekatan dari maksimum dari J-1 variabel yang

    dipertimbangkan (merupakan jV ), pendekatan untuk variansi dari maksimum

    2

    j dan korelasi antara maksimum ini dengan JU (merupakan jj , ). Dengan

    kata lai dapat diketahui paramete-parameter berikut:

    )Jjjj UUUUEV ,...,,,...,max 111 + = (II.40a)

  • 8/14/2019 Model KUSDIAN Untuk an Model Stokastik Murni Pemilihan Rute (7 Juni 2006)

    50/258

    50

    ( )Jjjj UUUU ,...,,,...,maxvar 111

    2

    + = (II.40b)

    )Jjjjjjj UUUUUcorr ,...,,,...,max, 11, + = (II.40c)

    Sehingga memungkinkan perhitungan probabilitas bahwa variat ke j adalah yang

    terbesar ( misalnya adalah probabilitas bahwa alternatif ke-j terpilih),jP , sebagai

    berikut:

    ) 0,...,,,...,maxPr 111 = + jjjj UUUUU

    ( )

    +

    =

    5,0

    ,

    22 2 jjjjjj

    jj VV

    (II.41)

    Metoda Simulasi

    Pendekatan metoda simulasi dapat digunakan untuk mencari solusi probabilitas

    pilihan probit dengan berbasis prosedur simulasi Monte Carlo. Metoda simulasi

    dapat diterapkan pada komputasi fungsi pilihan dari suatu pilihan diskrit.

    Dalam situasi pilihan terdapat suatu set fungsi utilitas: JjVU jjj += , .

    Dengan diberi nilai dari ),...,( 1 jVVV = , simulasi berjalan secara iteratif seperti

    berikut: suatu vektor yang terdiri dari J variabel acak tergambar pada setiap

    iterasi dari fungsi kepadatan dari . Menunjukan gambar-gambar terbangkitkan

    pada iterasi ke-n oleh nJn ,...,1 . Persepsi utilitas dari tiap alternatif kemudian

    menjadi dapat terhitung dengan penambahan komponen sistematik utilitas, jV ,

    pada komponen acak nj (yang tergambar), sehingga jVUn

    jj

    n

    j += , .

    Selanjutnya, alternatif dengan utilitas maksimum (yaitu, alternatif dimana

    lUUn

    l

    n

    j , ) terekam. Proses ini diulangi sampaiN kali. Jumlah pengulangan

    [ ]

    == jl

    ljj UUP maxPr

  • 8/14/2019 Model KUSDIAN Untuk an Model Stokastik Murni Pemilihan Rute (7 Juni 2006)

    51/258

    51

    bahwa alternatifj telah terekam (sebagai suatu utilitas maksimum) ditunjukan

    olehjN probabilitas alternatif kej dipilih, jP , diberikan oleh:

    N

    NP

    k

    j

    dimana pada suatu limit (misalnya N ), NNP kk /= .

    Metoda simulasi untuk menghitung probabilitas pilih didasarkan pada iterasi

    berikut:

    1. Menggambar realisasi dari vektor acak terdistribusi normal multi variat

    2. Merekam komponen terbesar dari vektor ini

    Probabilitas pilih untuk tiap komponen kemudian didekati oleh jumlah frekuensi

    komponen ini telah terekam sebagai yang terbesar. Makin banyak jumlah

    pengulangan ketelitian akan makin meningkat.

    Kesulitan metoda ini, jika diterapkan untuk suatu distribusi normal multi variat

    adalah menyangkut proses penggambaran Monte Carlo. Untuk membangkitkan

    satu realisasi dari suatu variabel acak terdistribusi normal tidak sulit, tetapi untuk

    membangkitkan suatu vektor normal acak dengan variansi gabungan tertentu,

    lebih sulit. Proses ini dapat diselesaikan dengan faktorisasi terhadap variansi

    gabungan, yang dikenal sebagai faktorisasi Choleski.

    Faktorisasi mencakup pencarian akar matrik, R, dari matrik variansi gabungan

    yang diketahui, sehingga:

    = TRR (II.38)

    Faktorisasi Choleski menemukan suatu matrik triangular, R, yang memenuhi

    persamaan (II.38). Untuk membangkitkan realisasi,x, dari suatu vektor acak,X,

    dimana:

    ),(~ MNVX (II.39)

  • 8/14/2019 Model KUSDIAN Untuk an Model Stokastik Murni Pemilihan Rute (7 Juni 2006)

    52/258

    52

    suatu vektor dari variat-variat acak bebas normal standar, s, dapat dibangkitkan.

    Distribusi variabel acakS ( darimana s tergambar) diberikan oleh:

    ),0(~ IMNVS (II.40)

    dimanaIadalah matrik identitas. Kemudian pertimbangkan suatu transformasi:

    += SRX (II.41)

    Dengan menggunakan hubungan seperti pada persamaan (II.28) dan (II.29),