modalitas radiologi.doc

8
25 BAB IV MODALITAS RADIOLOGI 4.1 Pemeriksaan Radiologi Foto polos vertebrae anterior dan lateral merupakan pemeriksaan wajib pada pasien dengan keluhan nyeri punggung. Pada pasien dengan nyeri punggung dan tidak ada temuan klinis keterlibatan akar saraf, computed tomography (CT) scan vertebrae lumbal dapat memberi informasi mengenai spondylolisthesis dan penyebabnya, bersama dengan kondisi lain yang mungkin, seperti herniasi disk, spondylosis dan stenosis kanalis spinalis. Penyakirt lain yang berkaitan seperti spina bifida dapat dilihat. Pada pasien dengan radikulopati, CT mielografi dapat memberi informasi mengenai kelainan radix saraf dan etiologinya, seperti herniasi disk, abses atau neoplasma. Magnetic Resonance Imaging (MRI) dapat memberi gambaran vertebrae tanpa paparan radiasi. 1 1. Foto Polos Vertebrae Empat pandangan x-ray tulang belakang yang diperlukan untuk evaluasi radiologi lengkap: anterior-posterior (AP) (gambar 4.1), lateral (gambar 4.2) dan obliq bilateral (4.3). Foto lumvosaktal proyeksi anteroposterior pasien laiki-laki 21 tahun dengan spondilolistesis derajat berat menunjukkan gambaran densitas curvilinier pada daerah sacrum

Upload: risna-oktavia

Post on 07-Nov-2015

333 views

Category:

Documents


42 download

TRANSCRIPT

30

BAB IV

MODALITAS RADIOLOGI4.1 Pemeriksaan Radiologi

Foto polos vertebrae anterior dan lateral merupakan pemeriksaan wajib pada pasien dengan keluhan nyeri punggung. Pada pasien dengan nyeri punggung dan tidak ada temuan klinis keterlibatan akar saraf, computed tomography (CT) scan vertebrae lumbal dapat memberi informasi mengenai spondylolisthesis dan penyebabnya, bersama dengan kondisi lain yang mungkin, seperti herniasi disk, spondylosis dan stenosis kanalis spinalis. Penyakirt lain yang berkaitan seperti spina bifida dapat dilihat. Pada pasien dengan radikulopati, CT mielografi dapat memberi informasi mengenai kelainan radix saraf dan etiologinya, seperti herniasi disk, abses atau neoplasma. Magnetic Resonance Imaging (MRI) dapat memberi gambaran vertebrae tanpa paparan radiasi.11. Foto Polos VertebraeEmpat pandangan x-ray tulang belakang yang diperlukan untuk evaluasi radiologi lengkap: anterior-posterior (AP) (gambar 4.1), lateral (gambar 4.2) dan obliq bilateral (4.3). Foto lumvosaktal proyeksi anteroposterior pasien laiki-laki 21 tahun dengan spondilolistesis derajat berat menunjukkan gambaran densitas curvilinier pada daerah sacrum membentuk gambaran topi Napoleoon terbalik (Inverted napoleons hat sign). Bentukan ini akibat listesis L5 terhadap S1.11

Gambar 4.1 Inverted Napoleons Hat signFoto lateral pada gambar di bawah ini berguna dalam mendeteksi spondylolisthesis dan menunjukkan bagian yang mengalami kerusakan.3

Gambar 4.2 Spondylolisthesis grade I. Radiografi lateral yang setentang vertebrae L4-S1 menunjukkan lucency di daerah pars (panah). Pars bilateral mengalami kerusakan sehingga tampak dalam proyeksi lateral1.Proyeksi oblique sangat berguna dalam memvisualisasikan kerusakan pars interarticularis, yang memiliki penampilan Scottie dog sign karena terlihat seperti kerah di leher anjing terrier Skotlandia. Pemanjangan pars juga dapat terlihat. Gambar 4.3a menunjukkan adanya pars cacat bilateral (panah), dengan penampilan menyerupai Scottie dog with a collar. (leher adalah kerusakan pars). Gambar 4.2b Diagram dalam proyeksi miring menunjukkan komponen tulang belakang yang mengakibatkan munculnya Scottie dog with a collar.1,3

Foto polos juga dapat menunjukkan spondylolisthesis kongenital dan spondylosis. Pada trauma, fraktur dapat terlihat. Perhatikan adanya gejala yang menunjukkan penyebab lain, seperti osteoma osteoid, penyakit Paget dan lesi osteolitik. Grade spondylolisthesis dapat diukur dengan menggunakan tampilan lateral (seperti yang terlihat pada gambar di bawah).

2. CT ScanVisualisasi spondylolisthesis pada radiografi standar, radiografi polos terutama lateral, menegaskan adanya spondilolisthesis. Etiologinya mungkin tidak mudah terlihat sehingga dibutuhkan modalitas lainnya untuk memperjelas. CT Scan dapat membantu memperlihatkan gambar dalam berbagai potongan tubuh sehingga dapat menentukan etiologi yang mungkin. Pada anak yang mengalami trauma, pseudosubluxation vertebra cervikal dapat terjadi, temuan tersebut dapat menyebabkan kebingungan dengan spondylolisthesis traumatis. Korelasi klinis dapat membantu, CT scan mungkin diperlukan.12CT scan tulang belakang dapat dilakukan dengan atau tanpa kontras intratekal.

Pengaturan yang digunakan bone window (misalnya, 1500/300 HU) dan softtissue window (misalnya, 300/30 HU).12

Gambar 4.4a,b,c Potongan Sagital CT scan menunjukkan spondylolisthesis grade I dengan defek pars interartikulris.1

Gambar 4.5 CT Scan potongan axial menunjukkan spondylolisis bilateral (panah) tanpa elongasi kanalis spinalis.13. Single-photon-emission CT (SPECT)

Standaert dan Herring menyarnkan CT dikombinasikan dengan SPECT sebagai standar untuk diagnosis lesi pars interarticulari. Banyak kasus dilaporkan, hasil CT negatif bahkan ketika hasil SPECT abnormal, yang menunjukkan bahwa kedua studi ini dibutuhkan. Pada kasus lain, CT dapat membantu mengidentifikasi asal kelainan yang terlihat pada SPECT. Kerugian untuk menggunakan kedua modalitas adalah pasien terkena radiasi tambahan. Jika hanya satu metode yang akan digunakan, SPECT lebih direkomendasikan.3

Gambar 4.6 Spondylolisthesis. Vertebra lumbal pasien 14 tahun dengan nyeri punggung. note hot spot di L5, di mana salah satu akan melihat pedikel berakhir pada radiografi polos1.

Gambar 4.7 Spondilolisthesis. Axial single-photon emission CT (SPECT) menunjukkan bilateral hot spots pada pars, mengindikasikan spondylolysis.14. Magnetic Resonance Imaging (MRI)MRI lebih disukai dari CT dan SPECT karena tidak menggunakan radiasi pengion. MR kurang efektif mendeteksi spondylolysis dan spondylolisthesis. literatur menunjukkan bahwa MRI tidak sensitif seperti SPECT dalam mengidentifikasi stress fraktur pada pars interarticularis. Secara umum, MRI lebih unggul untuk memvisualisasikan patologi jaringan lunak (misalnya, penyakit disk, kompresi akar saraf, peradangan), sedangkan CT lebih unggul untuk visualisasi tulang. Dalam konteks nyeri punggung, MRI dapat informatif bila diduga etiologi selain spondylolysis dan spondylolisthesis. Feldman et al merekomendasikan MRI untuk pasien dengan nyeri punggung menetap, nyeri radikuler, nyeri malam hari dan / atau disertai keabnormal pemeriksaan neurologis.3

Gambar 4.8 Pra operasi MRI T2 menunjukkan stenosis kanalis spinalis berat pada L59Gambar 4.3b1

Gambar 4.3a1

Gambar 4.3d. Scotty dog sign3

Gambar 4.3c. Spondilolisis (panah)3

Gambar 4.3a Spondylolysis dan Spondilolisthesis gr. I pada pasien anak1

Gambar 4.3b Gr IV traumatik spondilolisthesis1