mo hukum agama dan moral

30
MO HUKUM AGAMA DAN MORAL KELUARGA YANG MINTA PENGOBATAN DENGAN SEGALA CARA Kelompok VII 030.06.149 M Ardiyansyah Rakun 030.07.210 Rayindra Dwi Rizky 030.08.074 Dessy Esa Sriyani 030.08.080 Dian Ichwani 030.08.081 Dian Rosa Ari Zona 030.08.082 Diaz Rahmadi Gusnadi 030.08.086 Aditya Ilham Noer 030.08.087 Diyana 030.08.248 Vanessa Aryani O M 030.08.249 Vicky Nanda Julia 030.08.253 Vitya Resanindya 030.08.254 Viva Vianadi 030.08.259 Yasmine Marela 030.08.260 Yolanda Nababan 030.08.261 Yovita Devi Kornelin 030.08.265 Yurike Aprina 1

Upload: vanessa-aryani-octavia-mardani

Post on 18-Feb-2015

90 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Mo Hukum Agama Dan Moral

MO HUKUM AGAMA DAN MORAL

KELUARGA YANG MINTA PENGOBATAN DENGAN SEGALA CARA

Kelompok VII

03006149 M Ardiyansyah Rakun

03007210 Rayindra Dwi Rizky

03008074 Dessy Esa Sriyani

03008080 Dian Ichwani

03008081 Dian Rosa Ari Zona

03008082 Diaz Rahmadi Gusnadi

03008086 Aditya Ilham Noer

03008087 Diyana

03008248 Vanessa Aryani O M

03008249 Vicky Nanda Julia

03008253 Vitya Resanindya

03008254 Viva Vianadi

03008259 Yasmine Marela

03008260 Yolanda Nababan

03008261 Yovita Devi Kornelin

03008265 Yurike Aprina

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA 22 JULI 2011

1

BAB I

PENDAHULUAN

Meningkatnya jumlah pasien dengan penyakit yang belum dapat disembuhkan baik

pada dewasa dan anak seperti penyakit kanker penyakit degeneratif penyakit paru obstruktif

kronis cystic fibrosisstroke Parkinson gagal jantungheart failure penyakit genetika dan

penyakit infeksi seperti HIVAIDS yang memerlukan perawatan paliatif disamping kegiatan

promotif preventif kuratif dan rehabilitatif Namun saat ini pelayanan kesehatan di

Indonesia belum menyentuh kebutuhan pasien dengan penyakit yang sulit disembuhkan

tersebut terutama pada stadium lanjut dimana prioritas pelayanan tidak hanya pada

penyembuhan tetapi juga perawatan agar mencapai kualitas hidup yang terbaik bagi pasien

dan keluarganya

Pada stadium lanjut pasien dengan penyakit kronis tidak hanya mengalami berbagai

masalah fisik seperti nyeri sesak nafas penurunan berat badan gangguan aktivitas tetapi

juga mengalami gangguan psikososial dan spiritual yang mempengaruhi kualitas hidup pasien

dan keluarganya Maka kebutuhan pasien pada stadium lanjut suatu penyakit tidak hanya

pemenuhanpengobatan gejala fisik namun juga pentingnya dukungan terhadap kebutuhan

psikologis sosial dan spiritual yang dilakukan dengan pendekatan interdisiplin yang dikenal

sebagai perawatan paliatif (1)

2

BAB II

LAPORAN KASUS

SESI 1

Bapak Arman (61 tahun) dan Ny Nani (60 tahun) sudah 35 tahun menikah Mereka

dikaruniai dua orang anak perempuan yang semuanya sudah berumah tangga dan

memberikan dua orang cucu Kondisi ekonomi keluarga Bapak Armand an Ny Nani cukup

baik memiliki dua perusahaan yang berjalan dengan baik Bapak Armand an Ny Nani cukup

dikenal dilingkungannya karena keduanya aktif dalam kegiatan social dan keagamaan

bahkan Bapak Arman menjadi salah satu donator tetap pada sebuah panti asuhan Walaupun

sebelumnya pak Arman adalah seorang perokok berat namun sudah sejak 5 tahun terakhir ini

berhenti total merokok dan aktif berolah raga Sejak satu tahun yll pak Arman kerap kali

merasa pusing dan sakit di daerah lehernya serta batuk-batuk Pemeriksaan oleh dokter di

kantornya dinyatakan tensinya 13080 mmHg jantung dan paru-parunya baik Pak Arman

diberi obat simptomatik biasa namun tidak ada perbaikan

Pak Arman lalu periksa ke dokter spesialis di klinik yang cukup besar Hasil

pemeriksaan menunjukan pak Arman menderita kanker paru-paru yang sudah bermetastase

ke tulang Dokter menganjurkan untuk dilakukan penyinaran dan kemoterapi Pak Arman dan

istrinya tidak 100 percaya pada hasil pemeriksaan dokter tadi dan menginginkan second

opinion di luar negeri Istrinya Ny Nani begitu terpukul mendengar keterangan dokter dan

merasa heran tidak mengerti mengapa Tuhan memberikan cobaan yang begitu berat

kepadanya Sambil menangis ia menyatakan bahwa ia belum siap bila ditinggal suaminya

untuk selamanya Sebaliknya bapak Arman tampak lebih tegar dan merasa yakin bahwa ini

adalah sapaam Tuhan dan Tuhan pasti punya rencana sendiri dengan memberikan penyakit

kepadanya

3

SESI 2

Bapak Arman dan NyNani ingin memperoleh second opinion lalu berangkatlah ke

luar negeri untuk berobat Hasil pemeriksaan medis di luar negeri menyatakan bahwa pak

Arman menderita kanker paru-paru stadium lanjut yang sudah bermetastase ke tulang-tulang

Beberapa ruas tulang vertebra servikalnya sudah begitu rapuh dan harus segera diatasi agar

tidak menjepit saraf-sarafnya Operasi perbaikan vertebra servikal berhasil baik Untuk

kankernya pak Arman harus menjalani pengobatan penyinaran dan kemoterapi Setelah

pengobatan selesai pak Arman dan istrinya pulang ke Jakarta Kondisi pak Arman tampak

ada kemajuan dan semangat hidupnya tetap tinggi

Sebulan kemudian pak Arman kembali ke luar negeri untuk kontrol penyakitnya

Hasilnya begitu menggembirakan Kanker parunya dinyatakan sudah hampir menghilang

Kemoterapi diteruskan dan kemudian pak Arman kembali lagi ke Jakarta Namun beberapa

minggu kemudian kondisi pak Arman justru mulai menurun ia menjadi kesulitan untuk

berjalan Bicaranya sangat pelan dan cenderung banyak tidur Bila makan dan minum pak

Arman selalu kesulitan menelan (keselak) Pak Arman secara drastis tampak sangat lemah

Saat kembali periksa ke luar negeri dokter menyatakan bahwa kankernya sudah menjalar ke

otak Dokter menyarankan agar pak Arman menjalani pengobatan paliatif saja NyNani tidak

setuju dengan saran dokter ia tetap minta agar dokter mau mengobati suaminya dengan

segala cara agar dapat disembuhkan

4

BAB III

PEMBAHASAN

Identitas Pasien

Nama Bpk Arman

Usia 61 tahun

Alamat -

Pekerjaan Pengusaha ekonomi cukup baik

Status Menikah

Masalah yang terdapat pada pasien ini adalah

1 Keluhan pusing sakit daerah leher batuk-batuk

2 Diberi pengobatan tidak membaik

3 Riwayat perokok berat

4 Didiagnosa kanker paru-paru yang sudah metastasis ke tulang

5 Sudah dalam stage terminal

Sakit menurut sudut pandang Bioetika

Sehat menurut WHO adalah sejahtera fisik mental social dan bukan hanya tidak

adanya penyakit atau keterbatasan Merasa sehat atau sakit amat tergantung pada persepsi

manusia tidak semata-mata ada atau tidaknya penyakit

Sakit dari sudut pandang agama

1 Islam

Pandangan agama Islam sakit merupakan ujian iman sebagaimana dijelaskan

dalam Surat Al Anbiya ayat 35

5

ldquoTiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati Kami akan menguji kamu dengan

keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya) Dan hanya kepada

kamilah kamu dikembalikanrdquo

Sikap dalam menghadapi penyakit a Ikhlas dan sabar (QS 2 153 QS 2 155 QS 39

10)

b Berdoa (QS 40 60)

c Berobat pada ahlinya tidak menggunakan hal ndash hal yang haram diperbolehkan

dengan pengobatan Ruqiyah

d Tidak keluar dari daerah wabah

e Tidak mengunjungi orang sehat bila berpenyakit menular

f Bertawakal (QS 8 2)

2 Kristen

Dari sudut pandang agama kristen sakit penyakit disebabkan terutama karena

dosa Sakit penyakit semua atas seijin Tuhan dan didalam kontrol Tuhan contoh

dalam kisah Ayub Roma 828

ldquoKita tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk

mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia yaitu bagi mereka yang

terpanggil sesuai dengan rencana Allahrdquo

3 Hindu

Pandangan agama hindu menyatakan bahwa sakit ialah ketidakseimbangan

antara tiga unsur yaitu wayu (udara) teja (api) dan apah (air) yang disebut tridosa

Hal ini diungkapkan pula pada Ayur Weda ldquoBahwa yang menyebabkan seseorang

sakit adalah tidak adanya harmoni pada diri perseorangan dalam hubungannya dengan

lingkungan luarnya dan obat adalah alat untuk mengembalikan harmoni inirdquo

4 Buddha

Menurut agama Buddha sakit merupakan corak kehidupan yaitu perasaan

subyektif yang tidak menyenangkan

Berdasarkan Dhammapada 147 ldquoLihatlah tubuh yang indah banyak orang

yang menganggapnya sangat berharga dan dirawat dengan sungguh-sungguh tetapi

sesungguhnya tubuh ini tidaklah kekal penuh luka ditopang oleh sekumpulan tulang

dan mudah sekali terserang penyakitrdquo

6

Sakit parah sakit yang berat terdapat kerusakan satu atau organ tubuh atau

lebih yang sukar untuk dipulihkan lagi dan terdapat kerusakan sistem yang sulit

untuk dikoreksi

Manfaat pasien sakit parah memberikan kesempatan kepada keluarga untuk

mewujudkan rasa cinta kasih dan kasih sayang terhadap si sakit lalu mengembangkan

empati melakukan perawatan paliatif sesuai dengan kemampuan finansial kondisi

sakit penderita dan harapan hidup

5 Katolik

Dalam pandangan agama katolik sakit merupakan konsekuensi logis manusia

sebagai makhluk yang memiliki tubuh Dan menyebabkan manusia sakit adalah

manusia itu sendiri karena kelalaian manusia menjaga tubuh Pandangan tersebut

dilandasi oleh pemahaman tentang eksistensi Allah atau Tuhan sebagai Mahabaik

Oleh karena itu segala sesuatu yang tidak baik tidak berasal dari Allah Allah adalah

cinta kasih (I Yoh 4 816) Bukan Tuhan yang menyebabkan manusia sakit tetapi

karena kelalaian manusia

Sakit menurut Hukum

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan BAB I

Pasal 1

1 Kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik mental spiritual maupun social

yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara social dan

ekonomi

Penolakan tindakan medis dan second opinion

Berdasarkan prinsip dasar bioetika yang menghormati otonomi pasien maka pasien

berhak menolak tindakan medis yang akan dilakukan dan berhak untuk meminta second

opinion

Menurut undang-undang nomor 24 tahun 2004 pasal 52

Pasien dalam menerima pelayanan dan praktik kedokteran mempunyai hak

7

a Mendapat penjelasan secara lengkap tenteang tindakan medis

b Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain

c Mendapat pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis

d Menolak tindakan medis dan

e Mendapatkan isi rekam medis

Kematian menurut pandangan agama

1 Buddha

Definisi kematian menurut Buddha adalah seseorang dapat dikatakan mati

apabila kesadaran ajal (cuticitta) telah muncul dalam dirinya Begitu muncul sesaat

kesadaran ajal akan langsung padam Kepadaman kesadaran ajal merupakan `the

point of no returnrsquo bagi suatu makhluk dalam kehidupan ini Pada nsure-unsur

jasmaniah kematian ditandai dengan terputusnya kemampuan hidup (jicircvitindriya)

Kematian mutlak yang merupakan keterputusan daur penderitaan para

Arahanta Kematian pada dasarnya diakibatkan oleh empat macam sebab yaitu

karena habisnya usia (acircyukkhaya) karena habisnya akibat perbuatan penyebab

kelahiran serta perbuatan pendukung (kammakkhaya)(2) karena habisnya usia serta

akibat perbuatan (ubhayakkhaya) karena terputus oleh kecelakaan bencana atau

malapetaka (upacchedaka)

Menurut Buddha setiap kelahiran pasti diakhiri dengan kematian (sabbe

sankhara anicca)

2 Katolik

Dalam KGK 1013 dikatakan ldquoKematian adalah titik akhir peziarahan manusia

di dunia titik akhir dari masa rahmat dan be1as kasihan yang Allah berikan

kepadanya supaya melewati kehidupan dunia ini sesuai dengan rencana Allah dan

dengan demikian menentukan nasibnya yang terakhirrdquo

8

Sebenarnya Allah Pencipta menentukan supaya manusia tidak mati Namun

dosa telah membuat manusia harus mengakhiri hidupnya dengan kematian Dengan

demikian kematian sebenarnya bertentangan dengan maksud Allah Pencipta (KGK

1008) Selanjutnya KGK 108 menyatakan ldquoMagisterium Gereja mengajarkan bahwa

kematian telah masuk ke dalam dunia karena manusia telah berdosa Walaupun

manusia mempunyai kodrat yang dapat mati namun Pencipta menentukan supaya ia

tidak mati Dengan demikian kematian bertentangan dengan keputusan Allah

Pencipta Kematian masuk ke dunia sebagai akibat dosa ldquoKematian badan yang

dapat dihindari seandainya manusia tidak berdosardquo (GS 18) adalah ldquomusuh terakhirrdquo

manusia yang harus dikalahkanrdquo

3 Kristen

Menurut Kristen kematian bukanlah termasuk ciptaan Allah tetapi merupakan

hasil dari dosa manusia yang berontak terhadap sang pencipta

Kejadian 319 ldquodengan berpeluh engkau akan mencari makananmu sampai

engkau kembali lagi menjadi tanah karena dari situlah engkau diambil sebab engkau

debu dan engkau akan kembali menjadi deburdquoPengkhotbah 127 ldquoDan debu kembali

menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang

mengaruniakannyardquo

4 Islam

Menurut islam sesungguhnya semua makhluk hidup pada akhirnya akan mati

dan manusia pada dasar diciptakan dari benda mati

Dalam surat Al-Baqarah 28 dijelaskan

ldquoMengapa kamu kafir kepada Allah padahal kamu tadinya mati lalu Allah

menghidupkan kamu kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali

kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikanrdquo

Surat Al-Baqarah 36

ldquoDan untukmu tempat tinggal diatas bumi dan kesenangan hingga waktu yang

ditentukanrdquo

5 Hindu

9

Menurut Hindu kematian tak ubahnya seperti orang yang berganti pakaian

dan pitra yagna sebagai proses kembalinya panca maha bhuta serta cerminan bakti

anak terhadap orang tua

Pada skenario sesi 2 didapatkan data bahwa bapak Arman dan NyNani ingin

memperoleh second opinion ke luar negeri untuk mengobati penyakit bapak Arman Pada

hasil pemeriksaan medis di luar negeri menyatakan bahwa pak Arman menderita kanker

paru-paru stadium lanjut yang sudah bermetastase ke tulang-tulang dan membutuhkan

operasi perbaikan pada beberapa ruas tulang vertebra servikalnya agar tidak menjepit saraf-

sarafnya Setelah dilakukan operasi perbaikan vertebra servikal oleh dokter luar negeri

hasilnya berhasil baik Ketika pak Arman kembali ke luar negeri untuk kontrol penyakitnya

kanker parunya dinyatakan sudah hampir menghilang namun beberapa minggu kemudian

kondisi pak Arman justru mulai menurun Saat kembali periksa ke luar negeri dokter

menyatakan bahwa kankernya sudah menjalar ke otak Dokter menyarankan agar pak Arman

menjalani pengobatan paliatif saja

Dari segi medis saran dokter luar negeri agar melakukan pengobatan paliatif saja

sudah dianggap benar

Dari segi bioetik dokter Indonesia telah memenuhi salah satu dari prinsip dasar

bioetika yaitu menghormati otonomi pasien untuk mendapatkan second opinion ke luar

negeri Sedangkan dokter luar negeri juga telah memenuhi dua prinsip dasar bioetika yaitu

prinsip berbuat baik (beneficence) serta prinsip tidak merugikan (non maleficence) Ketika

penyakit kanker pak Arman dinyatakan sudah menjalar ke otak dokter seharusnya

memberikan penjelasan dengan benar bahwa pilihan pengobatan pada pasien stadium

terminal seperti pak Arman adalah dengan pengobatan paliatif atau tidak diterapi sama sekali

Selain itu dokter hendaknya memberikan edukasi mengenai resiko yang kemungkinan akan

terjadi apabila tetap dilakukan tindakan medis atau pengobatan dengan segala cara yaitu bisa

saja penderitaan pasien akan bertambah atau bahkan bisa sebabkan pasien meninggal

Keputusan dokter untuk memberikan perawatan paliatif sudah benar didasarkan bukan hanya

dari kualitas hidup pasien tetapi juga atas dasar indikasi medis Akan tetapi dokter juga harus

menyadari bahwa semua keputusan yang terbaik ada pada pasien

Dari segi hukum dokter yang menangani pak Arman berhak mendapatkan

perlindungan hukum karena sudah menangani pasien sesuai dengan standar profesi dan

10

standar prosedur operasional Hal ini sesuai dengan Pasal 50 UU 292004 tentang praktik

kedokteran yang berisi Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran

mempunyai hak memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai

dengan standar profesi dan standar prosedur operasional serta memberikan pelayanan medis

menurut standar profesi dan standar prosedur operasional

Sikap dokter dalam menangani pasien dengan penyakit pada stadium terminal

1 Bioetika salah satu tujuan ilmu kedokteran adalah mencegah kematian

yang belum saatnya Bila sudah saatnya meninggal Ilmu Kedoktern tidak

bias memperpanjang umur tugasnya adalah mengantar agar pasien bias

meninggal dengan damai Pilihan bagi pasien yang sedang sekarat adalah

terapi paliatif dan no treatment

2 Hukum Tujuan Ilmu Kedokteran mencegah menyembuhkan sakit

meringankan penderitaan mendampingi pasien selama perawatan dan saat ndash

saat menjelang ajal Pada pasien stadium terminal secara medis belum ada

obat yang bisa manyembuhkan umumnya terjadi pada pasien yang

menjelang ajal

3 Agama Buddha terus memberikan perawatan dan terapi dengan sebaik-

baiknya Pembacaan Paritta ndash Paritta suci dengan harapan kamma baiknya

segera berbuah lalu meninggal dunia (karena fisiknya tidak dapat

dipergunakan lagi untuk hidup) dan terlahir kembali ke alam yang lebih

baik Berdasarkan ajaran agama Buddha bahwa sakit bukan merupakan hal

yang kebetulan namun merupakan akibat dari berbuahnya perbuatan buruk

di masa lalu

4 Agama Islam adab seorang dokter terhadap pasien adalah hubungan

pribadi dengan Allah dan hubungan antar manusia Memposisikan kaidah ndash

kaidah Fiqih kedokteran terutama sikap dokter dalam mengambil tindakan

medis terhadap pasiennya

Kaidah ndash kaidah Fiqih kedokteran

1 Hukum asal segala sesuatu yang bermanfaat adalah diperbolehkan

11

2 Hukum asal segala sesuatu yang membahayakan adalah haram

3 Tidak boleh melakukan perbuatan yang berbahaya dan membahayakan

4 Kemadhratan sebisa mungkin dihilangkan

5 Madharat itu tidak ada istilah kadaluarsa

6 Kemadharatan itu tidak boleh dihilangkan dengan kemadharatan yang sama

7 Kemadharatan yang lebih berat dihilangkan dengan kemadharatan yang lebih ringan

8 Apabila ada dua kerusakan maka diambil kerusakan yang lebih ringan

9 Kemadharatan khusus bisa diambil demi menolak kemadharatan umum

10 Menolak kerusakan lebih diprioritaskan daripada mendatangkan kemashlahatan

11 Kesulitan itu menarik kepada kemudahan

12 Suatu masalah apabila sempit maka menjadi luas

13 Keterpaksaan itu membolehkan yang terlarang

14 Sesuatu yang dibolehkan karena udzur maka kebolehan itu menjadi batal jika udzurnya sudah hilang

15 Apabila sesuatu menghalangi itu hilang maka yang terhalangpun kembali

16 Kterpaksaan itu tidak menggunakan hak orang lain

17 Tidak diperbolehkan menggunakan milik orang lain kecuali dengan seizinnya

18 Kebolehan yang bersifat SyarrsquoI menggugurkan jaminan

19 Kebutuhan menempati posisi darurat baik bersifat umum maupun bersifat khusus

20 Kebijakan pemimpin atas rakyat harus didasarkan pada kemaslahatan

5 Agama Kristen obati kondisi tersebut kecuali pasien yang menolak

diperbolehkan menggunakan terapi yang memberikan kenyamanan bagi

pasien dan butuh waktu lebih singkat Prinsipnya adalah holistic care

memandang manusia bukan sebagai objek materi tidak hanya

penyembuhan etiologi medisnya saja

12

6 Agama katholik dalam menghadapi pasien yang sakit parah harus

diupayakan dengan sebaik ndash baiknya Manusia hanya bisa berusahan tapi

Tuhan yang menentukan hidup mati

7 Agama Hindu Dokter hendaknya dapat melaksanakan komunikasi yang

baik dengan pasien terutama mengenai soal penyakit dan pengobatan

Dokter hendaknya selalu berpedoman kepada Etika Profesi Medis sumpah

dokter Dalam melaksanakan tugas Bhagawad Gita Bab II sloka 47 kiranya

dapat pula dijadikan pedoman yang isinya sebagai berikut ldquoHanya pada

pelaksanaan engkau mempunyai hak dan tidak sama sekali pada hasilnya

Janganlah hasil dari pekerjaan itu menjadi alasanmu pun juga janganlah

membiarkan dirimu untuk tidak melaksanakan suatu pekerjaan apapun

13

BAB IV

TINJAUAN PUSTAKA

Perawatan Paliatif

Perawatan paliatif (dari bahasa Latinpalliareuntuk jubah) adalah pendekatan yang

bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah yang

berhubungan dengan penyakit yang dapat mengancam jiwa melalui pencegahan dan

peniadaan melalui identifikasi dini dan penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan

masalah-masalah lain fisik psikososial dan spiritual (WHO 2002) Tujuannya untuk

mengurangi penderitaan pasien memperpanjang umurnya meningkatkan kualitas hidupnya

juga memberikan support kepada keluarganya Meski pada akhirnya pasien meninggal yang

terpenting sebelum meninggal dia sudah siap secara psikologis dan spiritual serta tidak stres

menghadapi penyakit yang dideritanya Jadi tujuan utama perawatan paliatif bukan untuk

menyembuhkan penyakit Dan yang ditangani bukan hanya penderita tetapi juga

keluarganya

Dulu perawatan ini hanya diberikan kepada pasien kanker yang secara medis sudah

tidak dapat disembuhkan lagi tetapi kini diberikan pada semua stadium kanker bahkan juga

pada penderita penyakit-penyakit lain yang mengancam kehidupan seperti HIVAIDS dan

berbagai kelainan yang bersifat kronis(2)

Prinsip-prinsip perawatan paliatif

1 Menghargai setiap kehidupan

2 Menganggap kematian sebagai proses yang normal

3 Tidak mempercepat atau menunda kematian

4 Menghargai keinginan pasien dalam mengambil keputusan

5 Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang menganggu

6 Mengintegrasikan aspek psikologis sosial dan spiritual dalam perawatan pasien dan

keluarga

7 Menghindari tindakan medis yang sia-sia(1)

14

8 Memberikan dukungan yang diperlukan agar pasien tetap aktif sesuai dengan

kondisinya sampai akhir hayat

9 Memberikan dukungan kepada keluarga dalam masa duka cita

Sasaran kebijakan pelayanan paliatif

1 Seluruh pasien (dewasa dan anak) dan anggota keluarga lingkungan yang

memerlukan perawatan paliatif di mana pun pasien berada di seluruh Indonesia

2 Pelaksana perawatan paliatif dokter perawat tenaga kesehatan lainnya dan tenaga

terkait lainnya

3 Institusi-institusi terkait misalnya

a Dinas kesehatan propinsi dan dinas kesehatan kabupatenkota

b Rumah Sakit pemerintah dan swasta

c Puskesmas

d Rumah perawatanhospis

e Fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta lain(1)

Lingkup kegiatan perawatan paliatif

1 Jenis kegiatan perawatan paliatif meliputi

1048707 Penatalaksanaan nyeri

1048707 Penatalaksanaan keluhan fisik lain

1048707 Asuhan keperawatan

1048707 Dukungan psikologis

1048707 Dukungan sosial

1048707 Dukungan kultural dan spiritual

1048707 Dukungan persiapan dan selama masa dukacita (bereavement)

2 Perawatan paliatif dilakukan melalui rawat inap rawat jalan dan kunjunganrawat

rumah(1)

Sumber daya manusia

1 Pelaksana perawatan paliatif adalah tenaga kesehatan pekerja sosial

rohaniawan keluargarelawan

2 Kriteria pelaksana perawatan paliatif adalah telah mengikuti

pendidikanpelatihan perawatanpaliatif dan telah mendapat sertifikat

3 Pelatihan

15

a Modul pelatihan Penyusunan modul pelatihan dilakukan dengan kerjasama

antara para pakarperawatan paliatif dengan Departemen Kesehatan (Badan

Pembinaan dan PengembanganSumber Daya Manusia dan Direktorat Jenderal

Bina Pelayanan Medik) Modul-modul tersebutterdiri dari modul untuk dokter

modul untuk perawat modul untuk tenaga kesehatan lainnyamodul untuk tenaga

non medis

b Pelatih Pakar perawatan paliatif dari RS Pendidikan dan Fakultas Kedokteran

c Sertifikasi dari Departemen Kesehatan cq Pusat Pelatihan dan Pendidikan

Badan PPSDMPada tahap pertama dilakukan sertifikasi pemutihan untuk

pelaksana perawatan paliatif di 5(lima) propinsi yaitu Jakarta Yogyakarta

Surabaya Denpasar Makasar Pada tahapselanjutnya sertifikasi diberikan setelah

mengikuti pelatihan

4 Pendidikan Pendidikan formal spesialis paliatif (ilmu kedokteran paliatif ilmu

keperawatan paliatif)(1)

Tempat perawatan paliatif

Tempat untuk melakukan perawatan paliatif adalah

a Rumah sakit Untuk pasien yang harus mendapatkan perawatan yang

memerlukan pengawasan ketat tindakan khusus atau peralatan khusus

b Puskesmas Untuk pasien yang memerlukan pelayanan rawat jalan

c Rumah singgahpanti (hospis) Untuk pasien yang tidak memerlukan

pengawasan ketat tindakan khusus atau peralatan khusus tetapi belum dapat

dirawat di rumah karena masih memerlukan pengawasan tenaga kesehatan

d Rumah pasien Untuk pasien yang tidak memerlukan pengawasan ketat

tindakan khusus atau peralatan khusus atau ketrampilan perawatan yang tidak

mungkin dilakukan oleh keluarga(3)

Jenis-jenis p erawatan paliatif

1 Home Care

Dilakukan dengan melakukan kunjungan ke rumah-rumah penderita terutama yang

karena alasan-alasan tertentu tidak dapat datang ke rumah sakit Kunjungan dilakukan

oleh tim yang terdiri atas dokter paliatif psikiater perawat dan relawan untuk memantau

dan memberikan solusi atas masalah-masalah yang dialami penderita kanker dan

16

keluarganya bukan hanya menyangkut masalah medisbiologis tetapi juga masalah

psikis sosial dan spiritual Perawatan paliatif membolehkan pasien di rawat di rumah

didampingi keluarga tercinta Saat di rawat di rumah pasien biasanya akan merasa lebih

nyaman dan bisa membantu meringankan beban dan pikiran sehingga lebih siap

menghadapi penyakitnya

2 Day Care

Merupakan layanan untuk tindakan medis yang tidak memerlukan rawat inap misalnya

perawatan luka kemoterapi dsb

3 Respite Care

Merupakan layanan yang bersifat psikologis Di sini penderita maupun keluarganya dapat

berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater bersosialisasi dengan penderita kanker lain

mengikuti terapi musik atau sekedar bersantai dan beristirahat Bisa juga menitipkan

penderita kanker (selama jam kerja) jika pendamping atau keluarga yang merawatnya

ada keperluan lain(4)

Aspek medikolegal (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

812MenkesSKVII2007 tentang Kebijakan Perawatan Paliatif)

1 Informed consent pasien paham pengertian tujuan dan pelaksanaaan perawatan

paliatif (komunikasi) Setiap tindakan berisiko dilakukan informed consent Penerima

informasi pemberi persetujuan diutamakan pasien sendiri ( pasien kompeten) dan

saksi keluarga terdekat pasien tidak kompeten oleh keluarga terdekat atas nama

pasien Saat pasien kompeten tim mengusahakan memperoleh pesan pernyataan

pasien tentang hal yang harus atau boleh atau tidak boleh dilakukan terhadapnya pada

saat kompetensinya menurun atau pasien menunjuk wakilnya untuk membuat

keputusan saat ia tidak kompeten Pernyataan dibuat secara tertulis Pada keadaan

darurat untuk kepentingan pasien tim dapat melakukan tindakan kedokteran yang

diperlukan

2 Resusitasi tidak resusitasi pasien diinformasikan tentang hal ini pada saat mulai

perawatan paliatif Keputusan dibuat oleh pasien yang kompeten tim perawatan

paliatif Pasien yang kompeten memiliki hak untuk tidak menghendaki resusitasi

setelah memperoleh informasi yang adekuat dan dipahaminya Keluarga terdekat pada

dasarnya tidak boleh membuat keputusan tidak resusitasi kecuali sudah dipesankan

dalam pernyataan tertulis oleh pasien Tetapi dalam keadaan dan pertimbangan

17

tertentu permintaan tertulis oleh seluruh keluarga terdekat dapat dimintakan

penetapan pengadilan untuk pengesahannya Tim perawatan paliatif dapat membuat

keputusan unuk tidak melakukan resusitasi jika pasien dalam tahap terminal dan

tindakan resusitasi diketahui tidak akan menyembuhkan atau memperbaiki kualitas

hidupnya berdasarkan bukti ilmiah

3 Perawatan di ICU dalam menghadapi pasien terminal tim harus mengikuti pedoman

penentuan kematian batang otak dan penghentian peralatan life supporting

Menurut Prof R Sunaryadi Tejawinata dr SpTHT (K) FAAO

PGDPallMed (ECU) ndashKepala Pusat Pengembangan Paliatif amp Bebas Nyeri RSU Dr

Soetomo periode 1992-2006ndash salah satu aspek penting dalam perawatan paliatif adalah

kasih kepedulian ketulusan dan rasa syukur Begitu pentingnya aspek ini sampai

melebihi pentingnya penanganan nyeri yang mutlak harus dilakukan dalam perawatan

paliatif Masyarakat menganggap perawatan paliatif hanya untuk pasien dalam kondisi

terminal yang akan segera meninggal Namun konsep baru perawatan paliatif

menekankan pentingnya integrasi perawatan paliatif lebih dini agar masalah fisik

psikososial dan spiritual dapat diatasi dengan baik Perawatan paliatif adalah pelayanan

kesehatan yang bersifat holistik dan terintegrasi dengan melibatkan berbagai profesi

dengan dasar falsafah bahwa setiap pasien berhak mendapatkan perawatan terbaik sampai

akhir hayatnya(5)

Bagi seorang dokter butuh empati yang besar dan keterampilan khusus dalam

melakukan paliatif care Penyampaian kabar buruk (ketika pasien tidak bisa sembuh dan

harus dilakukan paliative care) pun harus ada etikanya jangan sampai ketika kita

menyampaikan kabar buruk tersebut menimbulkan Stres mendalam bagi pasien maupun

keluarganya yang berakibat semakin cepatnya proses kematian bagi pasien Terkadang

juga tindakan Euthanasia dilakukan jika tindakan Paliatif sudah dilakukan tapi pasien

masih sangat menderita Namun perlu dicatat Tindakan Euthanasia tidak semudah itu

dilakukan Banyak faktor yang harus dipertimbangkan (permintaan pasienpermintaan

keluargadasar hukumadat istiadat setempatagama dll)(6)

18

BAB V

KESIMPULAN

Bapak Arman dinyatakan mengalami kanker paru stadium lanjut yang sudah menjalar

ke otak Pada kasus seperti ini pengobatan lebih ditujukan kepada pengobatan secara paliatif

yang bertujuan untuk mengurangi penderitaan pasien meningkatkan kualitas hidupnya serta

memberikan support kepada keluarganya Selain itu dokter juga harus memberikan edukasi

dan pengertian kepada keluarga pasien mengenai resiko yang kemungkinan akan terjadi

apabila tetap dilakukan tindakan medis atau pengobatan dengan segala cara yaitu bisa saja

penderitaan pasien akan bertambah atau bahkan bisa sebabkan pasien meninggal Akan tetapi

sesuai dengan salah satu prinsip dasar bioetik dokter harus menghormati otonomi pasien dan

tetap menyerahkan keputusan yang terbaik sepenuhnya kepada pasien

19

DAFTAR PUSTAKA

1 Perawatan Paliatif Available at httpspiritiaoridDokskmenkes812707pdf

Accessed on July 20th 2011

2 Sampurna Budi Syamsu Zulhasmar Siswaja Tjetjep D Bioetik dan hukum

kedokteran Jakarta Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia 1997 p36-9

3 Perawatan Paliatif (Palliative care) Available at

httpdoktersyhurawordpresscomsistem-kesehatanperawatan-paliatif-palliative-

care Accessed on July 20th 2011

4 Perawatan Paliatif Available at httpwwwmedicaleracominfo_answerphp

thread=11209 Accessed on July 20th 2011

5 Perawatan Paliatif Kanker Available at

httprsudrsoetomojatimprovgoididindexphp Accessed on July 20th 2011

6 Perawatan Paliatif Available at httpwwwnews-medicalnethealthPalliative-Care-

What-is-Palliative-Care-28Indonesian29aspx Accessed on July 20th 2011

20

Page 2: Mo Hukum Agama Dan Moral

BAB I

PENDAHULUAN

Meningkatnya jumlah pasien dengan penyakit yang belum dapat disembuhkan baik

pada dewasa dan anak seperti penyakit kanker penyakit degeneratif penyakit paru obstruktif

kronis cystic fibrosisstroke Parkinson gagal jantungheart failure penyakit genetika dan

penyakit infeksi seperti HIVAIDS yang memerlukan perawatan paliatif disamping kegiatan

promotif preventif kuratif dan rehabilitatif Namun saat ini pelayanan kesehatan di

Indonesia belum menyentuh kebutuhan pasien dengan penyakit yang sulit disembuhkan

tersebut terutama pada stadium lanjut dimana prioritas pelayanan tidak hanya pada

penyembuhan tetapi juga perawatan agar mencapai kualitas hidup yang terbaik bagi pasien

dan keluarganya

Pada stadium lanjut pasien dengan penyakit kronis tidak hanya mengalami berbagai

masalah fisik seperti nyeri sesak nafas penurunan berat badan gangguan aktivitas tetapi

juga mengalami gangguan psikososial dan spiritual yang mempengaruhi kualitas hidup pasien

dan keluarganya Maka kebutuhan pasien pada stadium lanjut suatu penyakit tidak hanya

pemenuhanpengobatan gejala fisik namun juga pentingnya dukungan terhadap kebutuhan

psikologis sosial dan spiritual yang dilakukan dengan pendekatan interdisiplin yang dikenal

sebagai perawatan paliatif (1)

2

BAB II

LAPORAN KASUS

SESI 1

Bapak Arman (61 tahun) dan Ny Nani (60 tahun) sudah 35 tahun menikah Mereka

dikaruniai dua orang anak perempuan yang semuanya sudah berumah tangga dan

memberikan dua orang cucu Kondisi ekonomi keluarga Bapak Armand an Ny Nani cukup

baik memiliki dua perusahaan yang berjalan dengan baik Bapak Armand an Ny Nani cukup

dikenal dilingkungannya karena keduanya aktif dalam kegiatan social dan keagamaan

bahkan Bapak Arman menjadi salah satu donator tetap pada sebuah panti asuhan Walaupun

sebelumnya pak Arman adalah seorang perokok berat namun sudah sejak 5 tahun terakhir ini

berhenti total merokok dan aktif berolah raga Sejak satu tahun yll pak Arman kerap kali

merasa pusing dan sakit di daerah lehernya serta batuk-batuk Pemeriksaan oleh dokter di

kantornya dinyatakan tensinya 13080 mmHg jantung dan paru-parunya baik Pak Arman

diberi obat simptomatik biasa namun tidak ada perbaikan

Pak Arman lalu periksa ke dokter spesialis di klinik yang cukup besar Hasil

pemeriksaan menunjukan pak Arman menderita kanker paru-paru yang sudah bermetastase

ke tulang Dokter menganjurkan untuk dilakukan penyinaran dan kemoterapi Pak Arman dan

istrinya tidak 100 percaya pada hasil pemeriksaan dokter tadi dan menginginkan second

opinion di luar negeri Istrinya Ny Nani begitu terpukul mendengar keterangan dokter dan

merasa heran tidak mengerti mengapa Tuhan memberikan cobaan yang begitu berat

kepadanya Sambil menangis ia menyatakan bahwa ia belum siap bila ditinggal suaminya

untuk selamanya Sebaliknya bapak Arman tampak lebih tegar dan merasa yakin bahwa ini

adalah sapaam Tuhan dan Tuhan pasti punya rencana sendiri dengan memberikan penyakit

kepadanya

3

SESI 2

Bapak Arman dan NyNani ingin memperoleh second opinion lalu berangkatlah ke

luar negeri untuk berobat Hasil pemeriksaan medis di luar negeri menyatakan bahwa pak

Arman menderita kanker paru-paru stadium lanjut yang sudah bermetastase ke tulang-tulang

Beberapa ruas tulang vertebra servikalnya sudah begitu rapuh dan harus segera diatasi agar

tidak menjepit saraf-sarafnya Operasi perbaikan vertebra servikal berhasil baik Untuk

kankernya pak Arman harus menjalani pengobatan penyinaran dan kemoterapi Setelah

pengobatan selesai pak Arman dan istrinya pulang ke Jakarta Kondisi pak Arman tampak

ada kemajuan dan semangat hidupnya tetap tinggi

Sebulan kemudian pak Arman kembali ke luar negeri untuk kontrol penyakitnya

Hasilnya begitu menggembirakan Kanker parunya dinyatakan sudah hampir menghilang

Kemoterapi diteruskan dan kemudian pak Arman kembali lagi ke Jakarta Namun beberapa

minggu kemudian kondisi pak Arman justru mulai menurun ia menjadi kesulitan untuk

berjalan Bicaranya sangat pelan dan cenderung banyak tidur Bila makan dan minum pak

Arman selalu kesulitan menelan (keselak) Pak Arman secara drastis tampak sangat lemah

Saat kembali periksa ke luar negeri dokter menyatakan bahwa kankernya sudah menjalar ke

otak Dokter menyarankan agar pak Arman menjalani pengobatan paliatif saja NyNani tidak

setuju dengan saran dokter ia tetap minta agar dokter mau mengobati suaminya dengan

segala cara agar dapat disembuhkan

4

BAB III

PEMBAHASAN

Identitas Pasien

Nama Bpk Arman

Usia 61 tahun

Alamat -

Pekerjaan Pengusaha ekonomi cukup baik

Status Menikah

Masalah yang terdapat pada pasien ini adalah

1 Keluhan pusing sakit daerah leher batuk-batuk

2 Diberi pengobatan tidak membaik

3 Riwayat perokok berat

4 Didiagnosa kanker paru-paru yang sudah metastasis ke tulang

5 Sudah dalam stage terminal

Sakit menurut sudut pandang Bioetika

Sehat menurut WHO adalah sejahtera fisik mental social dan bukan hanya tidak

adanya penyakit atau keterbatasan Merasa sehat atau sakit amat tergantung pada persepsi

manusia tidak semata-mata ada atau tidaknya penyakit

Sakit dari sudut pandang agama

1 Islam

Pandangan agama Islam sakit merupakan ujian iman sebagaimana dijelaskan

dalam Surat Al Anbiya ayat 35

5

ldquoTiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati Kami akan menguji kamu dengan

keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya) Dan hanya kepada

kamilah kamu dikembalikanrdquo

Sikap dalam menghadapi penyakit a Ikhlas dan sabar (QS 2 153 QS 2 155 QS 39

10)

b Berdoa (QS 40 60)

c Berobat pada ahlinya tidak menggunakan hal ndash hal yang haram diperbolehkan

dengan pengobatan Ruqiyah

d Tidak keluar dari daerah wabah

e Tidak mengunjungi orang sehat bila berpenyakit menular

f Bertawakal (QS 8 2)

2 Kristen

Dari sudut pandang agama kristen sakit penyakit disebabkan terutama karena

dosa Sakit penyakit semua atas seijin Tuhan dan didalam kontrol Tuhan contoh

dalam kisah Ayub Roma 828

ldquoKita tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk

mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia yaitu bagi mereka yang

terpanggil sesuai dengan rencana Allahrdquo

3 Hindu

Pandangan agama hindu menyatakan bahwa sakit ialah ketidakseimbangan

antara tiga unsur yaitu wayu (udara) teja (api) dan apah (air) yang disebut tridosa

Hal ini diungkapkan pula pada Ayur Weda ldquoBahwa yang menyebabkan seseorang

sakit adalah tidak adanya harmoni pada diri perseorangan dalam hubungannya dengan

lingkungan luarnya dan obat adalah alat untuk mengembalikan harmoni inirdquo

4 Buddha

Menurut agama Buddha sakit merupakan corak kehidupan yaitu perasaan

subyektif yang tidak menyenangkan

Berdasarkan Dhammapada 147 ldquoLihatlah tubuh yang indah banyak orang

yang menganggapnya sangat berharga dan dirawat dengan sungguh-sungguh tetapi

sesungguhnya tubuh ini tidaklah kekal penuh luka ditopang oleh sekumpulan tulang

dan mudah sekali terserang penyakitrdquo

6

Sakit parah sakit yang berat terdapat kerusakan satu atau organ tubuh atau

lebih yang sukar untuk dipulihkan lagi dan terdapat kerusakan sistem yang sulit

untuk dikoreksi

Manfaat pasien sakit parah memberikan kesempatan kepada keluarga untuk

mewujudkan rasa cinta kasih dan kasih sayang terhadap si sakit lalu mengembangkan

empati melakukan perawatan paliatif sesuai dengan kemampuan finansial kondisi

sakit penderita dan harapan hidup

5 Katolik

Dalam pandangan agama katolik sakit merupakan konsekuensi logis manusia

sebagai makhluk yang memiliki tubuh Dan menyebabkan manusia sakit adalah

manusia itu sendiri karena kelalaian manusia menjaga tubuh Pandangan tersebut

dilandasi oleh pemahaman tentang eksistensi Allah atau Tuhan sebagai Mahabaik

Oleh karena itu segala sesuatu yang tidak baik tidak berasal dari Allah Allah adalah

cinta kasih (I Yoh 4 816) Bukan Tuhan yang menyebabkan manusia sakit tetapi

karena kelalaian manusia

Sakit menurut Hukum

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan BAB I

Pasal 1

1 Kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik mental spiritual maupun social

yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara social dan

ekonomi

Penolakan tindakan medis dan second opinion

Berdasarkan prinsip dasar bioetika yang menghormati otonomi pasien maka pasien

berhak menolak tindakan medis yang akan dilakukan dan berhak untuk meminta second

opinion

Menurut undang-undang nomor 24 tahun 2004 pasal 52

Pasien dalam menerima pelayanan dan praktik kedokteran mempunyai hak

7

a Mendapat penjelasan secara lengkap tenteang tindakan medis

b Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain

c Mendapat pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis

d Menolak tindakan medis dan

e Mendapatkan isi rekam medis

Kematian menurut pandangan agama

1 Buddha

Definisi kematian menurut Buddha adalah seseorang dapat dikatakan mati

apabila kesadaran ajal (cuticitta) telah muncul dalam dirinya Begitu muncul sesaat

kesadaran ajal akan langsung padam Kepadaman kesadaran ajal merupakan `the

point of no returnrsquo bagi suatu makhluk dalam kehidupan ini Pada nsure-unsur

jasmaniah kematian ditandai dengan terputusnya kemampuan hidup (jicircvitindriya)

Kematian mutlak yang merupakan keterputusan daur penderitaan para

Arahanta Kematian pada dasarnya diakibatkan oleh empat macam sebab yaitu

karena habisnya usia (acircyukkhaya) karena habisnya akibat perbuatan penyebab

kelahiran serta perbuatan pendukung (kammakkhaya)(2) karena habisnya usia serta

akibat perbuatan (ubhayakkhaya) karena terputus oleh kecelakaan bencana atau

malapetaka (upacchedaka)

Menurut Buddha setiap kelahiran pasti diakhiri dengan kematian (sabbe

sankhara anicca)

2 Katolik

Dalam KGK 1013 dikatakan ldquoKematian adalah titik akhir peziarahan manusia

di dunia titik akhir dari masa rahmat dan be1as kasihan yang Allah berikan

kepadanya supaya melewati kehidupan dunia ini sesuai dengan rencana Allah dan

dengan demikian menentukan nasibnya yang terakhirrdquo

8

Sebenarnya Allah Pencipta menentukan supaya manusia tidak mati Namun

dosa telah membuat manusia harus mengakhiri hidupnya dengan kematian Dengan

demikian kematian sebenarnya bertentangan dengan maksud Allah Pencipta (KGK

1008) Selanjutnya KGK 108 menyatakan ldquoMagisterium Gereja mengajarkan bahwa

kematian telah masuk ke dalam dunia karena manusia telah berdosa Walaupun

manusia mempunyai kodrat yang dapat mati namun Pencipta menentukan supaya ia

tidak mati Dengan demikian kematian bertentangan dengan keputusan Allah

Pencipta Kematian masuk ke dunia sebagai akibat dosa ldquoKematian badan yang

dapat dihindari seandainya manusia tidak berdosardquo (GS 18) adalah ldquomusuh terakhirrdquo

manusia yang harus dikalahkanrdquo

3 Kristen

Menurut Kristen kematian bukanlah termasuk ciptaan Allah tetapi merupakan

hasil dari dosa manusia yang berontak terhadap sang pencipta

Kejadian 319 ldquodengan berpeluh engkau akan mencari makananmu sampai

engkau kembali lagi menjadi tanah karena dari situlah engkau diambil sebab engkau

debu dan engkau akan kembali menjadi deburdquoPengkhotbah 127 ldquoDan debu kembali

menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang

mengaruniakannyardquo

4 Islam

Menurut islam sesungguhnya semua makhluk hidup pada akhirnya akan mati

dan manusia pada dasar diciptakan dari benda mati

Dalam surat Al-Baqarah 28 dijelaskan

ldquoMengapa kamu kafir kepada Allah padahal kamu tadinya mati lalu Allah

menghidupkan kamu kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali

kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikanrdquo

Surat Al-Baqarah 36

ldquoDan untukmu tempat tinggal diatas bumi dan kesenangan hingga waktu yang

ditentukanrdquo

5 Hindu

9

Menurut Hindu kematian tak ubahnya seperti orang yang berganti pakaian

dan pitra yagna sebagai proses kembalinya panca maha bhuta serta cerminan bakti

anak terhadap orang tua

Pada skenario sesi 2 didapatkan data bahwa bapak Arman dan NyNani ingin

memperoleh second opinion ke luar negeri untuk mengobati penyakit bapak Arman Pada

hasil pemeriksaan medis di luar negeri menyatakan bahwa pak Arman menderita kanker

paru-paru stadium lanjut yang sudah bermetastase ke tulang-tulang dan membutuhkan

operasi perbaikan pada beberapa ruas tulang vertebra servikalnya agar tidak menjepit saraf-

sarafnya Setelah dilakukan operasi perbaikan vertebra servikal oleh dokter luar negeri

hasilnya berhasil baik Ketika pak Arman kembali ke luar negeri untuk kontrol penyakitnya

kanker parunya dinyatakan sudah hampir menghilang namun beberapa minggu kemudian

kondisi pak Arman justru mulai menurun Saat kembali periksa ke luar negeri dokter

menyatakan bahwa kankernya sudah menjalar ke otak Dokter menyarankan agar pak Arman

menjalani pengobatan paliatif saja

Dari segi medis saran dokter luar negeri agar melakukan pengobatan paliatif saja

sudah dianggap benar

Dari segi bioetik dokter Indonesia telah memenuhi salah satu dari prinsip dasar

bioetika yaitu menghormati otonomi pasien untuk mendapatkan second opinion ke luar

negeri Sedangkan dokter luar negeri juga telah memenuhi dua prinsip dasar bioetika yaitu

prinsip berbuat baik (beneficence) serta prinsip tidak merugikan (non maleficence) Ketika

penyakit kanker pak Arman dinyatakan sudah menjalar ke otak dokter seharusnya

memberikan penjelasan dengan benar bahwa pilihan pengobatan pada pasien stadium

terminal seperti pak Arman adalah dengan pengobatan paliatif atau tidak diterapi sama sekali

Selain itu dokter hendaknya memberikan edukasi mengenai resiko yang kemungkinan akan

terjadi apabila tetap dilakukan tindakan medis atau pengobatan dengan segala cara yaitu bisa

saja penderitaan pasien akan bertambah atau bahkan bisa sebabkan pasien meninggal

Keputusan dokter untuk memberikan perawatan paliatif sudah benar didasarkan bukan hanya

dari kualitas hidup pasien tetapi juga atas dasar indikasi medis Akan tetapi dokter juga harus

menyadari bahwa semua keputusan yang terbaik ada pada pasien

Dari segi hukum dokter yang menangani pak Arman berhak mendapatkan

perlindungan hukum karena sudah menangani pasien sesuai dengan standar profesi dan

10

standar prosedur operasional Hal ini sesuai dengan Pasal 50 UU 292004 tentang praktik

kedokteran yang berisi Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran

mempunyai hak memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai

dengan standar profesi dan standar prosedur operasional serta memberikan pelayanan medis

menurut standar profesi dan standar prosedur operasional

Sikap dokter dalam menangani pasien dengan penyakit pada stadium terminal

1 Bioetika salah satu tujuan ilmu kedokteran adalah mencegah kematian

yang belum saatnya Bila sudah saatnya meninggal Ilmu Kedoktern tidak

bias memperpanjang umur tugasnya adalah mengantar agar pasien bias

meninggal dengan damai Pilihan bagi pasien yang sedang sekarat adalah

terapi paliatif dan no treatment

2 Hukum Tujuan Ilmu Kedokteran mencegah menyembuhkan sakit

meringankan penderitaan mendampingi pasien selama perawatan dan saat ndash

saat menjelang ajal Pada pasien stadium terminal secara medis belum ada

obat yang bisa manyembuhkan umumnya terjadi pada pasien yang

menjelang ajal

3 Agama Buddha terus memberikan perawatan dan terapi dengan sebaik-

baiknya Pembacaan Paritta ndash Paritta suci dengan harapan kamma baiknya

segera berbuah lalu meninggal dunia (karena fisiknya tidak dapat

dipergunakan lagi untuk hidup) dan terlahir kembali ke alam yang lebih

baik Berdasarkan ajaran agama Buddha bahwa sakit bukan merupakan hal

yang kebetulan namun merupakan akibat dari berbuahnya perbuatan buruk

di masa lalu

4 Agama Islam adab seorang dokter terhadap pasien adalah hubungan

pribadi dengan Allah dan hubungan antar manusia Memposisikan kaidah ndash

kaidah Fiqih kedokteran terutama sikap dokter dalam mengambil tindakan

medis terhadap pasiennya

Kaidah ndash kaidah Fiqih kedokteran

1 Hukum asal segala sesuatu yang bermanfaat adalah diperbolehkan

11

2 Hukum asal segala sesuatu yang membahayakan adalah haram

3 Tidak boleh melakukan perbuatan yang berbahaya dan membahayakan

4 Kemadhratan sebisa mungkin dihilangkan

5 Madharat itu tidak ada istilah kadaluarsa

6 Kemadharatan itu tidak boleh dihilangkan dengan kemadharatan yang sama

7 Kemadharatan yang lebih berat dihilangkan dengan kemadharatan yang lebih ringan

8 Apabila ada dua kerusakan maka diambil kerusakan yang lebih ringan

9 Kemadharatan khusus bisa diambil demi menolak kemadharatan umum

10 Menolak kerusakan lebih diprioritaskan daripada mendatangkan kemashlahatan

11 Kesulitan itu menarik kepada kemudahan

12 Suatu masalah apabila sempit maka menjadi luas

13 Keterpaksaan itu membolehkan yang terlarang

14 Sesuatu yang dibolehkan karena udzur maka kebolehan itu menjadi batal jika udzurnya sudah hilang

15 Apabila sesuatu menghalangi itu hilang maka yang terhalangpun kembali

16 Kterpaksaan itu tidak menggunakan hak orang lain

17 Tidak diperbolehkan menggunakan milik orang lain kecuali dengan seizinnya

18 Kebolehan yang bersifat SyarrsquoI menggugurkan jaminan

19 Kebutuhan menempati posisi darurat baik bersifat umum maupun bersifat khusus

20 Kebijakan pemimpin atas rakyat harus didasarkan pada kemaslahatan

5 Agama Kristen obati kondisi tersebut kecuali pasien yang menolak

diperbolehkan menggunakan terapi yang memberikan kenyamanan bagi

pasien dan butuh waktu lebih singkat Prinsipnya adalah holistic care

memandang manusia bukan sebagai objek materi tidak hanya

penyembuhan etiologi medisnya saja

12

6 Agama katholik dalam menghadapi pasien yang sakit parah harus

diupayakan dengan sebaik ndash baiknya Manusia hanya bisa berusahan tapi

Tuhan yang menentukan hidup mati

7 Agama Hindu Dokter hendaknya dapat melaksanakan komunikasi yang

baik dengan pasien terutama mengenai soal penyakit dan pengobatan

Dokter hendaknya selalu berpedoman kepada Etika Profesi Medis sumpah

dokter Dalam melaksanakan tugas Bhagawad Gita Bab II sloka 47 kiranya

dapat pula dijadikan pedoman yang isinya sebagai berikut ldquoHanya pada

pelaksanaan engkau mempunyai hak dan tidak sama sekali pada hasilnya

Janganlah hasil dari pekerjaan itu menjadi alasanmu pun juga janganlah

membiarkan dirimu untuk tidak melaksanakan suatu pekerjaan apapun

13

BAB IV

TINJAUAN PUSTAKA

Perawatan Paliatif

Perawatan paliatif (dari bahasa Latinpalliareuntuk jubah) adalah pendekatan yang

bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah yang

berhubungan dengan penyakit yang dapat mengancam jiwa melalui pencegahan dan

peniadaan melalui identifikasi dini dan penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan

masalah-masalah lain fisik psikososial dan spiritual (WHO 2002) Tujuannya untuk

mengurangi penderitaan pasien memperpanjang umurnya meningkatkan kualitas hidupnya

juga memberikan support kepada keluarganya Meski pada akhirnya pasien meninggal yang

terpenting sebelum meninggal dia sudah siap secara psikologis dan spiritual serta tidak stres

menghadapi penyakit yang dideritanya Jadi tujuan utama perawatan paliatif bukan untuk

menyembuhkan penyakit Dan yang ditangani bukan hanya penderita tetapi juga

keluarganya

Dulu perawatan ini hanya diberikan kepada pasien kanker yang secara medis sudah

tidak dapat disembuhkan lagi tetapi kini diberikan pada semua stadium kanker bahkan juga

pada penderita penyakit-penyakit lain yang mengancam kehidupan seperti HIVAIDS dan

berbagai kelainan yang bersifat kronis(2)

Prinsip-prinsip perawatan paliatif

1 Menghargai setiap kehidupan

2 Menganggap kematian sebagai proses yang normal

3 Tidak mempercepat atau menunda kematian

4 Menghargai keinginan pasien dalam mengambil keputusan

5 Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang menganggu

6 Mengintegrasikan aspek psikologis sosial dan spiritual dalam perawatan pasien dan

keluarga

7 Menghindari tindakan medis yang sia-sia(1)

14

8 Memberikan dukungan yang diperlukan agar pasien tetap aktif sesuai dengan

kondisinya sampai akhir hayat

9 Memberikan dukungan kepada keluarga dalam masa duka cita

Sasaran kebijakan pelayanan paliatif

1 Seluruh pasien (dewasa dan anak) dan anggota keluarga lingkungan yang

memerlukan perawatan paliatif di mana pun pasien berada di seluruh Indonesia

2 Pelaksana perawatan paliatif dokter perawat tenaga kesehatan lainnya dan tenaga

terkait lainnya

3 Institusi-institusi terkait misalnya

a Dinas kesehatan propinsi dan dinas kesehatan kabupatenkota

b Rumah Sakit pemerintah dan swasta

c Puskesmas

d Rumah perawatanhospis

e Fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta lain(1)

Lingkup kegiatan perawatan paliatif

1 Jenis kegiatan perawatan paliatif meliputi

1048707 Penatalaksanaan nyeri

1048707 Penatalaksanaan keluhan fisik lain

1048707 Asuhan keperawatan

1048707 Dukungan psikologis

1048707 Dukungan sosial

1048707 Dukungan kultural dan spiritual

1048707 Dukungan persiapan dan selama masa dukacita (bereavement)

2 Perawatan paliatif dilakukan melalui rawat inap rawat jalan dan kunjunganrawat

rumah(1)

Sumber daya manusia

1 Pelaksana perawatan paliatif adalah tenaga kesehatan pekerja sosial

rohaniawan keluargarelawan

2 Kriteria pelaksana perawatan paliatif adalah telah mengikuti

pendidikanpelatihan perawatanpaliatif dan telah mendapat sertifikat

3 Pelatihan

15

a Modul pelatihan Penyusunan modul pelatihan dilakukan dengan kerjasama

antara para pakarperawatan paliatif dengan Departemen Kesehatan (Badan

Pembinaan dan PengembanganSumber Daya Manusia dan Direktorat Jenderal

Bina Pelayanan Medik) Modul-modul tersebutterdiri dari modul untuk dokter

modul untuk perawat modul untuk tenaga kesehatan lainnyamodul untuk tenaga

non medis

b Pelatih Pakar perawatan paliatif dari RS Pendidikan dan Fakultas Kedokteran

c Sertifikasi dari Departemen Kesehatan cq Pusat Pelatihan dan Pendidikan

Badan PPSDMPada tahap pertama dilakukan sertifikasi pemutihan untuk

pelaksana perawatan paliatif di 5(lima) propinsi yaitu Jakarta Yogyakarta

Surabaya Denpasar Makasar Pada tahapselanjutnya sertifikasi diberikan setelah

mengikuti pelatihan

4 Pendidikan Pendidikan formal spesialis paliatif (ilmu kedokteran paliatif ilmu

keperawatan paliatif)(1)

Tempat perawatan paliatif

Tempat untuk melakukan perawatan paliatif adalah

a Rumah sakit Untuk pasien yang harus mendapatkan perawatan yang

memerlukan pengawasan ketat tindakan khusus atau peralatan khusus

b Puskesmas Untuk pasien yang memerlukan pelayanan rawat jalan

c Rumah singgahpanti (hospis) Untuk pasien yang tidak memerlukan

pengawasan ketat tindakan khusus atau peralatan khusus tetapi belum dapat

dirawat di rumah karena masih memerlukan pengawasan tenaga kesehatan

d Rumah pasien Untuk pasien yang tidak memerlukan pengawasan ketat

tindakan khusus atau peralatan khusus atau ketrampilan perawatan yang tidak

mungkin dilakukan oleh keluarga(3)

Jenis-jenis p erawatan paliatif

1 Home Care

Dilakukan dengan melakukan kunjungan ke rumah-rumah penderita terutama yang

karena alasan-alasan tertentu tidak dapat datang ke rumah sakit Kunjungan dilakukan

oleh tim yang terdiri atas dokter paliatif psikiater perawat dan relawan untuk memantau

dan memberikan solusi atas masalah-masalah yang dialami penderita kanker dan

16

keluarganya bukan hanya menyangkut masalah medisbiologis tetapi juga masalah

psikis sosial dan spiritual Perawatan paliatif membolehkan pasien di rawat di rumah

didampingi keluarga tercinta Saat di rawat di rumah pasien biasanya akan merasa lebih

nyaman dan bisa membantu meringankan beban dan pikiran sehingga lebih siap

menghadapi penyakitnya

2 Day Care

Merupakan layanan untuk tindakan medis yang tidak memerlukan rawat inap misalnya

perawatan luka kemoterapi dsb

3 Respite Care

Merupakan layanan yang bersifat psikologis Di sini penderita maupun keluarganya dapat

berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater bersosialisasi dengan penderita kanker lain

mengikuti terapi musik atau sekedar bersantai dan beristirahat Bisa juga menitipkan

penderita kanker (selama jam kerja) jika pendamping atau keluarga yang merawatnya

ada keperluan lain(4)

Aspek medikolegal (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

812MenkesSKVII2007 tentang Kebijakan Perawatan Paliatif)

1 Informed consent pasien paham pengertian tujuan dan pelaksanaaan perawatan

paliatif (komunikasi) Setiap tindakan berisiko dilakukan informed consent Penerima

informasi pemberi persetujuan diutamakan pasien sendiri ( pasien kompeten) dan

saksi keluarga terdekat pasien tidak kompeten oleh keluarga terdekat atas nama

pasien Saat pasien kompeten tim mengusahakan memperoleh pesan pernyataan

pasien tentang hal yang harus atau boleh atau tidak boleh dilakukan terhadapnya pada

saat kompetensinya menurun atau pasien menunjuk wakilnya untuk membuat

keputusan saat ia tidak kompeten Pernyataan dibuat secara tertulis Pada keadaan

darurat untuk kepentingan pasien tim dapat melakukan tindakan kedokteran yang

diperlukan

2 Resusitasi tidak resusitasi pasien diinformasikan tentang hal ini pada saat mulai

perawatan paliatif Keputusan dibuat oleh pasien yang kompeten tim perawatan

paliatif Pasien yang kompeten memiliki hak untuk tidak menghendaki resusitasi

setelah memperoleh informasi yang adekuat dan dipahaminya Keluarga terdekat pada

dasarnya tidak boleh membuat keputusan tidak resusitasi kecuali sudah dipesankan

dalam pernyataan tertulis oleh pasien Tetapi dalam keadaan dan pertimbangan

17

tertentu permintaan tertulis oleh seluruh keluarga terdekat dapat dimintakan

penetapan pengadilan untuk pengesahannya Tim perawatan paliatif dapat membuat

keputusan unuk tidak melakukan resusitasi jika pasien dalam tahap terminal dan

tindakan resusitasi diketahui tidak akan menyembuhkan atau memperbaiki kualitas

hidupnya berdasarkan bukti ilmiah

3 Perawatan di ICU dalam menghadapi pasien terminal tim harus mengikuti pedoman

penentuan kematian batang otak dan penghentian peralatan life supporting

Menurut Prof R Sunaryadi Tejawinata dr SpTHT (K) FAAO

PGDPallMed (ECU) ndashKepala Pusat Pengembangan Paliatif amp Bebas Nyeri RSU Dr

Soetomo periode 1992-2006ndash salah satu aspek penting dalam perawatan paliatif adalah

kasih kepedulian ketulusan dan rasa syukur Begitu pentingnya aspek ini sampai

melebihi pentingnya penanganan nyeri yang mutlak harus dilakukan dalam perawatan

paliatif Masyarakat menganggap perawatan paliatif hanya untuk pasien dalam kondisi

terminal yang akan segera meninggal Namun konsep baru perawatan paliatif

menekankan pentingnya integrasi perawatan paliatif lebih dini agar masalah fisik

psikososial dan spiritual dapat diatasi dengan baik Perawatan paliatif adalah pelayanan

kesehatan yang bersifat holistik dan terintegrasi dengan melibatkan berbagai profesi

dengan dasar falsafah bahwa setiap pasien berhak mendapatkan perawatan terbaik sampai

akhir hayatnya(5)

Bagi seorang dokter butuh empati yang besar dan keterampilan khusus dalam

melakukan paliatif care Penyampaian kabar buruk (ketika pasien tidak bisa sembuh dan

harus dilakukan paliative care) pun harus ada etikanya jangan sampai ketika kita

menyampaikan kabar buruk tersebut menimbulkan Stres mendalam bagi pasien maupun

keluarganya yang berakibat semakin cepatnya proses kematian bagi pasien Terkadang

juga tindakan Euthanasia dilakukan jika tindakan Paliatif sudah dilakukan tapi pasien

masih sangat menderita Namun perlu dicatat Tindakan Euthanasia tidak semudah itu

dilakukan Banyak faktor yang harus dipertimbangkan (permintaan pasienpermintaan

keluargadasar hukumadat istiadat setempatagama dll)(6)

18

BAB V

KESIMPULAN

Bapak Arman dinyatakan mengalami kanker paru stadium lanjut yang sudah menjalar

ke otak Pada kasus seperti ini pengobatan lebih ditujukan kepada pengobatan secara paliatif

yang bertujuan untuk mengurangi penderitaan pasien meningkatkan kualitas hidupnya serta

memberikan support kepada keluarganya Selain itu dokter juga harus memberikan edukasi

dan pengertian kepada keluarga pasien mengenai resiko yang kemungkinan akan terjadi

apabila tetap dilakukan tindakan medis atau pengobatan dengan segala cara yaitu bisa saja

penderitaan pasien akan bertambah atau bahkan bisa sebabkan pasien meninggal Akan tetapi

sesuai dengan salah satu prinsip dasar bioetik dokter harus menghormati otonomi pasien dan

tetap menyerahkan keputusan yang terbaik sepenuhnya kepada pasien

19

DAFTAR PUSTAKA

1 Perawatan Paliatif Available at httpspiritiaoridDokskmenkes812707pdf

Accessed on July 20th 2011

2 Sampurna Budi Syamsu Zulhasmar Siswaja Tjetjep D Bioetik dan hukum

kedokteran Jakarta Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia 1997 p36-9

3 Perawatan Paliatif (Palliative care) Available at

httpdoktersyhurawordpresscomsistem-kesehatanperawatan-paliatif-palliative-

care Accessed on July 20th 2011

4 Perawatan Paliatif Available at httpwwwmedicaleracominfo_answerphp

thread=11209 Accessed on July 20th 2011

5 Perawatan Paliatif Kanker Available at

httprsudrsoetomojatimprovgoididindexphp Accessed on July 20th 2011

6 Perawatan Paliatif Available at httpwwwnews-medicalnethealthPalliative-Care-

What-is-Palliative-Care-28Indonesian29aspx Accessed on July 20th 2011

20

Page 3: Mo Hukum Agama Dan Moral

BAB II

LAPORAN KASUS

SESI 1

Bapak Arman (61 tahun) dan Ny Nani (60 tahun) sudah 35 tahun menikah Mereka

dikaruniai dua orang anak perempuan yang semuanya sudah berumah tangga dan

memberikan dua orang cucu Kondisi ekonomi keluarga Bapak Armand an Ny Nani cukup

baik memiliki dua perusahaan yang berjalan dengan baik Bapak Armand an Ny Nani cukup

dikenal dilingkungannya karena keduanya aktif dalam kegiatan social dan keagamaan

bahkan Bapak Arman menjadi salah satu donator tetap pada sebuah panti asuhan Walaupun

sebelumnya pak Arman adalah seorang perokok berat namun sudah sejak 5 tahun terakhir ini

berhenti total merokok dan aktif berolah raga Sejak satu tahun yll pak Arman kerap kali

merasa pusing dan sakit di daerah lehernya serta batuk-batuk Pemeriksaan oleh dokter di

kantornya dinyatakan tensinya 13080 mmHg jantung dan paru-parunya baik Pak Arman

diberi obat simptomatik biasa namun tidak ada perbaikan

Pak Arman lalu periksa ke dokter spesialis di klinik yang cukup besar Hasil

pemeriksaan menunjukan pak Arman menderita kanker paru-paru yang sudah bermetastase

ke tulang Dokter menganjurkan untuk dilakukan penyinaran dan kemoterapi Pak Arman dan

istrinya tidak 100 percaya pada hasil pemeriksaan dokter tadi dan menginginkan second

opinion di luar negeri Istrinya Ny Nani begitu terpukul mendengar keterangan dokter dan

merasa heran tidak mengerti mengapa Tuhan memberikan cobaan yang begitu berat

kepadanya Sambil menangis ia menyatakan bahwa ia belum siap bila ditinggal suaminya

untuk selamanya Sebaliknya bapak Arman tampak lebih tegar dan merasa yakin bahwa ini

adalah sapaam Tuhan dan Tuhan pasti punya rencana sendiri dengan memberikan penyakit

kepadanya

3

SESI 2

Bapak Arman dan NyNani ingin memperoleh second opinion lalu berangkatlah ke

luar negeri untuk berobat Hasil pemeriksaan medis di luar negeri menyatakan bahwa pak

Arman menderita kanker paru-paru stadium lanjut yang sudah bermetastase ke tulang-tulang

Beberapa ruas tulang vertebra servikalnya sudah begitu rapuh dan harus segera diatasi agar

tidak menjepit saraf-sarafnya Operasi perbaikan vertebra servikal berhasil baik Untuk

kankernya pak Arman harus menjalani pengobatan penyinaran dan kemoterapi Setelah

pengobatan selesai pak Arman dan istrinya pulang ke Jakarta Kondisi pak Arman tampak

ada kemajuan dan semangat hidupnya tetap tinggi

Sebulan kemudian pak Arman kembali ke luar negeri untuk kontrol penyakitnya

Hasilnya begitu menggembirakan Kanker parunya dinyatakan sudah hampir menghilang

Kemoterapi diteruskan dan kemudian pak Arman kembali lagi ke Jakarta Namun beberapa

minggu kemudian kondisi pak Arman justru mulai menurun ia menjadi kesulitan untuk

berjalan Bicaranya sangat pelan dan cenderung banyak tidur Bila makan dan minum pak

Arman selalu kesulitan menelan (keselak) Pak Arman secara drastis tampak sangat lemah

Saat kembali periksa ke luar negeri dokter menyatakan bahwa kankernya sudah menjalar ke

otak Dokter menyarankan agar pak Arman menjalani pengobatan paliatif saja NyNani tidak

setuju dengan saran dokter ia tetap minta agar dokter mau mengobati suaminya dengan

segala cara agar dapat disembuhkan

4

BAB III

PEMBAHASAN

Identitas Pasien

Nama Bpk Arman

Usia 61 tahun

Alamat -

Pekerjaan Pengusaha ekonomi cukup baik

Status Menikah

Masalah yang terdapat pada pasien ini adalah

1 Keluhan pusing sakit daerah leher batuk-batuk

2 Diberi pengobatan tidak membaik

3 Riwayat perokok berat

4 Didiagnosa kanker paru-paru yang sudah metastasis ke tulang

5 Sudah dalam stage terminal

Sakit menurut sudut pandang Bioetika

Sehat menurut WHO adalah sejahtera fisik mental social dan bukan hanya tidak

adanya penyakit atau keterbatasan Merasa sehat atau sakit amat tergantung pada persepsi

manusia tidak semata-mata ada atau tidaknya penyakit

Sakit dari sudut pandang agama

1 Islam

Pandangan agama Islam sakit merupakan ujian iman sebagaimana dijelaskan

dalam Surat Al Anbiya ayat 35

5

ldquoTiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati Kami akan menguji kamu dengan

keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya) Dan hanya kepada

kamilah kamu dikembalikanrdquo

Sikap dalam menghadapi penyakit a Ikhlas dan sabar (QS 2 153 QS 2 155 QS 39

10)

b Berdoa (QS 40 60)

c Berobat pada ahlinya tidak menggunakan hal ndash hal yang haram diperbolehkan

dengan pengobatan Ruqiyah

d Tidak keluar dari daerah wabah

e Tidak mengunjungi orang sehat bila berpenyakit menular

f Bertawakal (QS 8 2)

2 Kristen

Dari sudut pandang agama kristen sakit penyakit disebabkan terutama karena

dosa Sakit penyakit semua atas seijin Tuhan dan didalam kontrol Tuhan contoh

dalam kisah Ayub Roma 828

ldquoKita tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk

mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia yaitu bagi mereka yang

terpanggil sesuai dengan rencana Allahrdquo

3 Hindu

Pandangan agama hindu menyatakan bahwa sakit ialah ketidakseimbangan

antara tiga unsur yaitu wayu (udara) teja (api) dan apah (air) yang disebut tridosa

Hal ini diungkapkan pula pada Ayur Weda ldquoBahwa yang menyebabkan seseorang

sakit adalah tidak adanya harmoni pada diri perseorangan dalam hubungannya dengan

lingkungan luarnya dan obat adalah alat untuk mengembalikan harmoni inirdquo

4 Buddha

Menurut agama Buddha sakit merupakan corak kehidupan yaitu perasaan

subyektif yang tidak menyenangkan

Berdasarkan Dhammapada 147 ldquoLihatlah tubuh yang indah banyak orang

yang menganggapnya sangat berharga dan dirawat dengan sungguh-sungguh tetapi

sesungguhnya tubuh ini tidaklah kekal penuh luka ditopang oleh sekumpulan tulang

dan mudah sekali terserang penyakitrdquo

6

Sakit parah sakit yang berat terdapat kerusakan satu atau organ tubuh atau

lebih yang sukar untuk dipulihkan lagi dan terdapat kerusakan sistem yang sulit

untuk dikoreksi

Manfaat pasien sakit parah memberikan kesempatan kepada keluarga untuk

mewujudkan rasa cinta kasih dan kasih sayang terhadap si sakit lalu mengembangkan

empati melakukan perawatan paliatif sesuai dengan kemampuan finansial kondisi

sakit penderita dan harapan hidup

5 Katolik

Dalam pandangan agama katolik sakit merupakan konsekuensi logis manusia

sebagai makhluk yang memiliki tubuh Dan menyebabkan manusia sakit adalah

manusia itu sendiri karena kelalaian manusia menjaga tubuh Pandangan tersebut

dilandasi oleh pemahaman tentang eksistensi Allah atau Tuhan sebagai Mahabaik

Oleh karena itu segala sesuatu yang tidak baik tidak berasal dari Allah Allah adalah

cinta kasih (I Yoh 4 816) Bukan Tuhan yang menyebabkan manusia sakit tetapi

karena kelalaian manusia

Sakit menurut Hukum

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan BAB I

Pasal 1

1 Kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik mental spiritual maupun social

yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara social dan

ekonomi

Penolakan tindakan medis dan second opinion

Berdasarkan prinsip dasar bioetika yang menghormati otonomi pasien maka pasien

berhak menolak tindakan medis yang akan dilakukan dan berhak untuk meminta second

opinion

Menurut undang-undang nomor 24 tahun 2004 pasal 52

Pasien dalam menerima pelayanan dan praktik kedokteran mempunyai hak

7

a Mendapat penjelasan secara lengkap tenteang tindakan medis

b Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain

c Mendapat pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis

d Menolak tindakan medis dan

e Mendapatkan isi rekam medis

Kematian menurut pandangan agama

1 Buddha

Definisi kematian menurut Buddha adalah seseorang dapat dikatakan mati

apabila kesadaran ajal (cuticitta) telah muncul dalam dirinya Begitu muncul sesaat

kesadaran ajal akan langsung padam Kepadaman kesadaran ajal merupakan `the

point of no returnrsquo bagi suatu makhluk dalam kehidupan ini Pada nsure-unsur

jasmaniah kematian ditandai dengan terputusnya kemampuan hidup (jicircvitindriya)

Kematian mutlak yang merupakan keterputusan daur penderitaan para

Arahanta Kematian pada dasarnya diakibatkan oleh empat macam sebab yaitu

karena habisnya usia (acircyukkhaya) karena habisnya akibat perbuatan penyebab

kelahiran serta perbuatan pendukung (kammakkhaya)(2) karena habisnya usia serta

akibat perbuatan (ubhayakkhaya) karena terputus oleh kecelakaan bencana atau

malapetaka (upacchedaka)

Menurut Buddha setiap kelahiran pasti diakhiri dengan kematian (sabbe

sankhara anicca)

2 Katolik

Dalam KGK 1013 dikatakan ldquoKematian adalah titik akhir peziarahan manusia

di dunia titik akhir dari masa rahmat dan be1as kasihan yang Allah berikan

kepadanya supaya melewati kehidupan dunia ini sesuai dengan rencana Allah dan

dengan demikian menentukan nasibnya yang terakhirrdquo

8

Sebenarnya Allah Pencipta menentukan supaya manusia tidak mati Namun

dosa telah membuat manusia harus mengakhiri hidupnya dengan kematian Dengan

demikian kematian sebenarnya bertentangan dengan maksud Allah Pencipta (KGK

1008) Selanjutnya KGK 108 menyatakan ldquoMagisterium Gereja mengajarkan bahwa

kematian telah masuk ke dalam dunia karena manusia telah berdosa Walaupun

manusia mempunyai kodrat yang dapat mati namun Pencipta menentukan supaya ia

tidak mati Dengan demikian kematian bertentangan dengan keputusan Allah

Pencipta Kematian masuk ke dunia sebagai akibat dosa ldquoKematian badan yang

dapat dihindari seandainya manusia tidak berdosardquo (GS 18) adalah ldquomusuh terakhirrdquo

manusia yang harus dikalahkanrdquo

3 Kristen

Menurut Kristen kematian bukanlah termasuk ciptaan Allah tetapi merupakan

hasil dari dosa manusia yang berontak terhadap sang pencipta

Kejadian 319 ldquodengan berpeluh engkau akan mencari makananmu sampai

engkau kembali lagi menjadi tanah karena dari situlah engkau diambil sebab engkau

debu dan engkau akan kembali menjadi deburdquoPengkhotbah 127 ldquoDan debu kembali

menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang

mengaruniakannyardquo

4 Islam

Menurut islam sesungguhnya semua makhluk hidup pada akhirnya akan mati

dan manusia pada dasar diciptakan dari benda mati

Dalam surat Al-Baqarah 28 dijelaskan

ldquoMengapa kamu kafir kepada Allah padahal kamu tadinya mati lalu Allah

menghidupkan kamu kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali

kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikanrdquo

Surat Al-Baqarah 36

ldquoDan untukmu tempat tinggal diatas bumi dan kesenangan hingga waktu yang

ditentukanrdquo

5 Hindu

9

Menurut Hindu kematian tak ubahnya seperti orang yang berganti pakaian

dan pitra yagna sebagai proses kembalinya panca maha bhuta serta cerminan bakti

anak terhadap orang tua

Pada skenario sesi 2 didapatkan data bahwa bapak Arman dan NyNani ingin

memperoleh second opinion ke luar negeri untuk mengobati penyakit bapak Arman Pada

hasil pemeriksaan medis di luar negeri menyatakan bahwa pak Arman menderita kanker

paru-paru stadium lanjut yang sudah bermetastase ke tulang-tulang dan membutuhkan

operasi perbaikan pada beberapa ruas tulang vertebra servikalnya agar tidak menjepit saraf-

sarafnya Setelah dilakukan operasi perbaikan vertebra servikal oleh dokter luar negeri

hasilnya berhasil baik Ketika pak Arman kembali ke luar negeri untuk kontrol penyakitnya

kanker parunya dinyatakan sudah hampir menghilang namun beberapa minggu kemudian

kondisi pak Arman justru mulai menurun Saat kembali periksa ke luar negeri dokter

menyatakan bahwa kankernya sudah menjalar ke otak Dokter menyarankan agar pak Arman

menjalani pengobatan paliatif saja

Dari segi medis saran dokter luar negeri agar melakukan pengobatan paliatif saja

sudah dianggap benar

Dari segi bioetik dokter Indonesia telah memenuhi salah satu dari prinsip dasar

bioetika yaitu menghormati otonomi pasien untuk mendapatkan second opinion ke luar

negeri Sedangkan dokter luar negeri juga telah memenuhi dua prinsip dasar bioetika yaitu

prinsip berbuat baik (beneficence) serta prinsip tidak merugikan (non maleficence) Ketika

penyakit kanker pak Arman dinyatakan sudah menjalar ke otak dokter seharusnya

memberikan penjelasan dengan benar bahwa pilihan pengobatan pada pasien stadium

terminal seperti pak Arman adalah dengan pengobatan paliatif atau tidak diterapi sama sekali

Selain itu dokter hendaknya memberikan edukasi mengenai resiko yang kemungkinan akan

terjadi apabila tetap dilakukan tindakan medis atau pengobatan dengan segala cara yaitu bisa

saja penderitaan pasien akan bertambah atau bahkan bisa sebabkan pasien meninggal

Keputusan dokter untuk memberikan perawatan paliatif sudah benar didasarkan bukan hanya

dari kualitas hidup pasien tetapi juga atas dasar indikasi medis Akan tetapi dokter juga harus

menyadari bahwa semua keputusan yang terbaik ada pada pasien

Dari segi hukum dokter yang menangani pak Arman berhak mendapatkan

perlindungan hukum karena sudah menangani pasien sesuai dengan standar profesi dan

10

standar prosedur operasional Hal ini sesuai dengan Pasal 50 UU 292004 tentang praktik

kedokteran yang berisi Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran

mempunyai hak memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai

dengan standar profesi dan standar prosedur operasional serta memberikan pelayanan medis

menurut standar profesi dan standar prosedur operasional

Sikap dokter dalam menangani pasien dengan penyakit pada stadium terminal

1 Bioetika salah satu tujuan ilmu kedokteran adalah mencegah kematian

yang belum saatnya Bila sudah saatnya meninggal Ilmu Kedoktern tidak

bias memperpanjang umur tugasnya adalah mengantar agar pasien bias

meninggal dengan damai Pilihan bagi pasien yang sedang sekarat adalah

terapi paliatif dan no treatment

2 Hukum Tujuan Ilmu Kedokteran mencegah menyembuhkan sakit

meringankan penderitaan mendampingi pasien selama perawatan dan saat ndash

saat menjelang ajal Pada pasien stadium terminal secara medis belum ada

obat yang bisa manyembuhkan umumnya terjadi pada pasien yang

menjelang ajal

3 Agama Buddha terus memberikan perawatan dan terapi dengan sebaik-

baiknya Pembacaan Paritta ndash Paritta suci dengan harapan kamma baiknya

segera berbuah lalu meninggal dunia (karena fisiknya tidak dapat

dipergunakan lagi untuk hidup) dan terlahir kembali ke alam yang lebih

baik Berdasarkan ajaran agama Buddha bahwa sakit bukan merupakan hal

yang kebetulan namun merupakan akibat dari berbuahnya perbuatan buruk

di masa lalu

4 Agama Islam adab seorang dokter terhadap pasien adalah hubungan

pribadi dengan Allah dan hubungan antar manusia Memposisikan kaidah ndash

kaidah Fiqih kedokteran terutama sikap dokter dalam mengambil tindakan

medis terhadap pasiennya

Kaidah ndash kaidah Fiqih kedokteran

1 Hukum asal segala sesuatu yang bermanfaat adalah diperbolehkan

11

2 Hukum asal segala sesuatu yang membahayakan adalah haram

3 Tidak boleh melakukan perbuatan yang berbahaya dan membahayakan

4 Kemadhratan sebisa mungkin dihilangkan

5 Madharat itu tidak ada istilah kadaluarsa

6 Kemadharatan itu tidak boleh dihilangkan dengan kemadharatan yang sama

7 Kemadharatan yang lebih berat dihilangkan dengan kemadharatan yang lebih ringan

8 Apabila ada dua kerusakan maka diambil kerusakan yang lebih ringan

9 Kemadharatan khusus bisa diambil demi menolak kemadharatan umum

10 Menolak kerusakan lebih diprioritaskan daripada mendatangkan kemashlahatan

11 Kesulitan itu menarik kepada kemudahan

12 Suatu masalah apabila sempit maka menjadi luas

13 Keterpaksaan itu membolehkan yang terlarang

14 Sesuatu yang dibolehkan karena udzur maka kebolehan itu menjadi batal jika udzurnya sudah hilang

15 Apabila sesuatu menghalangi itu hilang maka yang terhalangpun kembali

16 Kterpaksaan itu tidak menggunakan hak orang lain

17 Tidak diperbolehkan menggunakan milik orang lain kecuali dengan seizinnya

18 Kebolehan yang bersifat SyarrsquoI menggugurkan jaminan

19 Kebutuhan menempati posisi darurat baik bersifat umum maupun bersifat khusus

20 Kebijakan pemimpin atas rakyat harus didasarkan pada kemaslahatan

5 Agama Kristen obati kondisi tersebut kecuali pasien yang menolak

diperbolehkan menggunakan terapi yang memberikan kenyamanan bagi

pasien dan butuh waktu lebih singkat Prinsipnya adalah holistic care

memandang manusia bukan sebagai objek materi tidak hanya

penyembuhan etiologi medisnya saja

12

6 Agama katholik dalam menghadapi pasien yang sakit parah harus

diupayakan dengan sebaik ndash baiknya Manusia hanya bisa berusahan tapi

Tuhan yang menentukan hidup mati

7 Agama Hindu Dokter hendaknya dapat melaksanakan komunikasi yang

baik dengan pasien terutama mengenai soal penyakit dan pengobatan

Dokter hendaknya selalu berpedoman kepada Etika Profesi Medis sumpah

dokter Dalam melaksanakan tugas Bhagawad Gita Bab II sloka 47 kiranya

dapat pula dijadikan pedoman yang isinya sebagai berikut ldquoHanya pada

pelaksanaan engkau mempunyai hak dan tidak sama sekali pada hasilnya

Janganlah hasil dari pekerjaan itu menjadi alasanmu pun juga janganlah

membiarkan dirimu untuk tidak melaksanakan suatu pekerjaan apapun

13

BAB IV

TINJAUAN PUSTAKA

Perawatan Paliatif

Perawatan paliatif (dari bahasa Latinpalliareuntuk jubah) adalah pendekatan yang

bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah yang

berhubungan dengan penyakit yang dapat mengancam jiwa melalui pencegahan dan

peniadaan melalui identifikasi dini dan penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan

masalah-masalah lain fisik psikososial dan spiritual (WHO 2002) Tujuannya untuk

mengurangi penderitaan pasien memperpanjang umurnya meningkatkan kualitas hidupnya

juga memberikan support kepada keluarganya Meski pada akhirnya pasien meninggal yang

terpenting sebelum meninggal dia sudah siap secara psikologis dan spiritual serta tidak stres

menghadapi penyakit yang dideritanya Jadi tujuan utama perawatan paliatif bukan untuk

menyembuhkan penyakit Dan yang ditangani bukan hanya penderita tetapi juga

keluarganya

Dulu perawatan ini hanya diberikan kepada pasien kanker yang secara medis sudah

tidak dapat disembuhkan lagi tetapi kini diberikan pada semua stadium kanker bahkan juga

pada penderita penyakit-penyakit lain yang mengancam kehidupan seperti HIVAIDS dan

berbagai kelainan yang bersifat kronis(2)

Prinsip-prinsip perawatan paliatif

1 Menghargai setiap kehidupan

2 Menganggap kematian sebagai proses yang normal

3 Tidak mempercepat atau menunda kematian

4 Menghargai keinginan pasien dalam mengambil keputusan

5 Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang menganggu

6 Mengintegrasikan aspek psikologis sosial dan spiritual dalam perawatan pasien dan

keluarga

7 Menghindari tindakan medis yang sia-sia(1)

14

8 Memberikan dukungan yang diperlukan agar pasien tetap aktif sesuai dengan

kondisinya sampai akhir hayat

9 Memberikan dukungan kepada keluarga dalam masa duka cita

Sasaran kebijakan pelayanan paliatif

1 Seluruh pasien (dewasa dan anak) dan anggota keluarga lingkungan yang

memerlukan perawatan paliatif di mana pun pasien berada di seluruh Indonesia

2 Pelaksana perawatan paliatif dokter perawat tenaga kesehatan lainnya dan tenaga

terkait lainnya

3 Institusi-institusi terkait misalnya

a Dinas kesehatan propinsi dan dinas kesehatan kabupatenkota

b Rumah Sakit pemerintah dan swasta

c Puskesmas

d Rumah perawatanhospis

e Fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta lain(1)

Lingkup kegiatan perawatan paliatif

1 Jenis kegiatan perawatan paliatif meliputi

1048707 Penatalaksanaan nyeri

1048707 Penatalaksanaan keluhan fisik lain

1048707 Asuhan keperawatan

1048707 Dukungan psikologis

1048707 Dukungan sosial

1048707 Dukungan kultural dan spiritual

1048707 Dukungan persiapan dan selama masa dukacita (bereavement)

2 Perawatan paliatif dilakukan melalui rawat inap rawat jalan dan kunjunganrawat

rumah(1)

Sumber daya manusia

1 Pelaksana perawatan paliatif adalah tenaga kesehatan pekerja sosial

rohaniawan keluargarelawan

2 Kriteria pelaksana perawatan paliatif adalah telah mengikuti

pendidikanpelatihan perawatanpaliatif dan telah mendapat sertifikat

3 Pelatihan

15

a Modul pelatihan Penyusunan modul pelatihan dilakukan dengan kerjasama

antara para pakarperawatan paliatif dengan Departemen Kesehatan (Badan

Pembinaan dan PengembanganSumber Daya Manusia dan Direktorat Jenderal

Bina Pelayanan Medik) Modul-modul tersebutterdiri dari modul untuk dokter

modul untuk perawat modul untuk tenaga kesehatan lainnyamodul untuk tenaga

non medis

b Pelatih Pakar perawatan paliatif dari RS Pendidikan dan Fakultas Kedokteran

c Sertifikasi dari Departemen Kesehatan cq Pusat Pelatihan dan Pendidikan

Badan PPSDMPada tahap pertama dilakukan sertifikasi pemutihan untuk

pelaksana perawatan paliatif di 5(lima) propinsi yaitu Jakarta Yogyakarta

Surabaya Denpasar Makasar Pada tahapselanjutnya sertifikasi diberikan setelah

mengikuti pelatihan

4 Pendidikan Pendidikan formal spesialis paliatif (ilmu kedokteran paliatif ilmu

keperawatan paliatif)(1)

Tempat perawatan paliatif

Tempat untuk melakukan perawatan paliatif adalah

a Rumah sakit Untuk pasien yang harus mendapatkan perawatan yang

memerlukan pengawasan ketat tindakan khusus atau peralatan khusus

b Puskesmas Untuk pasien yang memerlukan pelayanan rawat jalan

c Rumah singgahpanti (hospis) Untuk pasien yang tidak memerlukan

pengawasan ketat tindakan khusus atau peralatan khusus tetapi belum dapat

dirawat di rumah karena masih memerlukan pengawasan tenaga kesehatan

d Rumah pasien Untuk pasien yang tidak memerlukan pengawasan ketat

tindakan khusus atau peralatan khusus atau ketrampilan perawatan yang tidak

mungkin dilakukan oleh keluarga(3)

Jenis-jenis p erawatan paliatif

1 Home Care

Dilakukan dengan melakukan kunjungan ke rumah-rumah penderita terutama yang

karena alasan-alasan tertentu tidak dapat datang ke rumah sakit Kunjungan dilakukan

oleh tim yang terdiri atas dokter paliatif psikiater perawat dan relawan untuk memantau

dan memberikan solusi atas masalah-masalah yang dialami penderita kanker dan

16

keluarganya bukan hanya menyangkut masalah medisbiologis tetapi juga masalah

psikis sosial dan spiritual Perawatan paliatif membolehkan pasien di rawat di rumah

didampingi keluarga tercinta Saat di rawat di rumah pasien biasanya akan merasa lebih

nyaman dan bisa membantu meringankan beban dan pikiran sehingga lebih siap

menghadapi penyakitnya

2 Day Care

Merupakan layanan untuk tindakan medis yang tidak memerlukan rawat inap misalnya

perawatan luka kemoterapi dsb

3 Respite Care

Merupakan layanan yang bersifat psikologis Di sini penderita maupun keluarganya dapat

berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater bersosialisasi dengan penderita kanker lain

mengikuti terapi musik atau sekedar bersantai dan beristirahat Bisa juga menitipkan

penderita kanker (selama jam kerja) jika pendamping atau keluarga yang merawatnya

ada keperluan lain(4)

Aspek medikolegal (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

812MenkesSKVII2007 tentang Kebijakan Perawatan Paliatif)

1 Informed consent pasien paham pengertian tujuan dan pelaksanaaan perawatan

paliatif (komunikasi) Setiap tindakan berisiko dilakukan informed consent Penerima

informasi pemberi persetujuan diutamakan pasien sendiri ( pasien kompeten) dan

saksi keluarga terdekat pasien tidak kompeten oleh keluarga terdekat atas nama

pasien Saat pasien kompeten tim mengusahakan memperoleh pesan pernyataan

pasien tentang hal yang harus atau boleh atau tidak boleh dilakukan terhadapnya pada

saat kompetensinya menurun atau pasien menunjuk wakilnya untuk membuat

keputusan saat ia tidak kompeten Pernyataan dibuat secara tertulis Pada keadaan

darurat untuk kepentingan pasien tim dapat melakukan tindakan kedokteran yang

diperlukan

2 Resusitasi tidak resusitasi pasien diinformasikan tentang hal ini pada saat mulai

perawatan paliatif Keputusan dibuat oleh pasien yang kompeten tim perawatan

paliatif Pasien yang kompeten memiliki hak untuk tidak menghendaki resusitasi

setelah memperoleh informasi yang adekuat dan dipahaminya Keluarga terdekat pada

dasarnya tidak boleh membuat keputusan tidak resusitasi kecuali sudah dipesankan

dalam pernyataan tertulis oleh pasien Tetapi dalam keadaan dan pertimbangan

17

tertentu permintaan tertulis oleh seluruh keluarga terdekat dapat dimintakan

penetapan pengadilan untuk pengesahannya Tim perawatan paliatif dapat membuat

keputusan unuk tidak melakukan resusitasi jika pasien dalam tahap terminal dan

tindakan resusitasi diketahui tidak akan menyembuhkan atau memperbaiki kualitas

hidupnya berdasarkan bukti ilmiah

3 Perawatan di ICU dalam menghadapi pasien terminal tim harus mengikuti pedoman

penentuan kematian batang otak dan penghentian peralatan life supporting

Menurut Prof R Sunaryadi Tejawinata dr SpTHT (K) FAAO

PGDPallMed (ECU) ndashKepala Pusat Pengembangan Paliatif amp Bebas Nyeri RSU Dr

Soetomo periode 1992-2006ndash salah satu aspek penting dalam perawatan paliatif adalah

kasih kepedulian ketulusan dan rasa syukur Begitu pentingnya aspek ini sampai

melebihi pentingnya penanganan nyeri yang mutlak harus dilakukan dalam perawatan

paliatif Masyarakat menganggap perawatan paliatif hanya untuk pasien dalam kondisi

terminal yang akan segera meninggal Namun konsep baru perawatan paliatif

menekankan pentingnya integrasi perawatan paliatif lebih dini agar masalah fisik

psikososial dan spiritual dapat diatasi dengan baik Perawatan paliatif adalah pelayanan

kesehatan yang bersifat holistik dan terintegrasi dengan melibatkan berbagai profesi

dengan dasar falsafah bahwa setiap pasien berhak mendapatkan perawatan terbaik sampai

akhir hayatnya(5)

Bagi seorang dokter butuh empati yang besar dan keterampilan khusus dalam

melakukan paliatif care Penyampaian kabar buruk (ketika pasien tidak bisa sembuh dan

harus dilakukan paliative care) pun harus ada etikanya jangan sampai ketika kita

menyampaikan kabar buruk tersebut menimbulkan Stres mendalam bagi pasien maupun

keluarganya yang berakibat semakin cepatnya proses kematian bagi pasien Terkadang

juga tindakan Euthanasia dilakukan jika tindakan Paliatif sudah dilakukan tapi pasien

masih sangat menderita Namun perlu dicatat Tindakan Euthanasia tidak semudah itu

dilakukan Banyak faktor yang harus dipertimbangkan (permintaan pasienpermintaan

keluargadasar hukumadat istiadat setempatagama dll)(6)

18

BAB V

KESIMPULAN

Bapak Arman dinyatakan mengalami kanker paru stadium lanjut yang sudah menjalar

ke otak Pada kasus seperti ini pengobatan lebih ditujukan kepada pengobatan secara paliatif

yang bertujuan untuk mengurangi penderitaan pasien meningkatkan kualitas hidupnya serta

memberikan support kepada keluarganya Selain itu dokter juga harus memberikan edukasi

dan pengertian kepada keluarga pasien mengenai resiko yang kemungkinan akan terjadi

apabila tetap dilakukan tindakan medis atau pengobatan dengan segala cara yaitu bisa saja

penderitaan pasien akan bertambah atau bahkan bisa sebabkan pasien meninggal Akan tetapi

sesuai dengan salah satu prinsip dasar bioetik dokter harus menghormati otonomi pasien dan

tetap menyerahkan keputusan yang terbaik sepenuhnya kepada pasien

19

DAFTAR PUSTAKA

1 Perawatan Paliatif Available at httpspiritiaoridDokskmenkes812707pdf

Accessed on July 20th 2011

2 Sampurna Budi Syamsu Zulhasmar Siswaja Tjetjep D Bioetik dan hukum

kedokteran Jakarta Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia 1997 p36-9

3 Perawatan Paliatif (Palliative care) Available at

httpdoktersyhurawordpresscomsistem-kesehatanperawatan-paliatif-palliative-

care Accessed on July 20th 2011

4 Perawatan Paliatif Available at httpwwwmedicaleracominfo_answerphp

thread=11209 Accessed on July 20th 2011

5 Perawatan Paliatif Kanker Available at

httprsudrsoetomojatimprovgoididindexphp Accessed on July 20th 2011

6 Perawatan Paliatif Available at httpwwwnews-medicalnethealthPalliative-Care-

What-is-Palliative-Care-28Indonesian29aspx Accessed on July 20th 2011

20

Page 4: Mo Hukum Agama Dan Moral

SESI 2

Bapak Arman dan NyNani ingin memperoleh second opinion lalu berangkatlah ke

luar negeri untuk berobat Hasil pemeriksaan medis di luar negeri menyatakan bahwa pak

Arman menderita kanker paru-paru stadium lanjut yang sudah bermetastase ke tulang-tulang

Beberapa ruas tulang vertebra servikalnya sudah begitu rapuh dan harus segera diatasi agar

tidak menjepit saraf-sarafnya Operasi perbaikan vertebra servikal berhasil baik Untuk

kankernya pak Arman harus menjalani pengobatan penyinaran dan kemoterapi Setelah

pengobatan selesai pak Arman dan istrinya pulang ke Jakarta Kondisi pak Arman tampak

ada kemajuan dan semangat hidupnya tetap tinggi

Sebulan kemudian pak Arman kembali ke luar negeri untuk kontrol penyakitnya

Hasilnya begitu menggembirakan Kanker parunya dinyatakan sudah hampir menghilang

Kemoterapi diteruskan dan kemudian pak Arman kembali lagi ke Jakarta Namun beberapa

minggu kemudian kondisi pak Arman justru mulai menurun ia menjadi kesulitan untuk

berjalan Bicaranya sangat pelan dan cenderung banyak tidur Bila makan dan minum pak

Arman selalu kesulitan menelan (keselak) Pak Arman secara drastis tampak sangat lemah

Saat kembali periksa ke luar negeri dokter menyatakan bahwa kankernya sudah menjalar ke

otak Dokter menyarankan agar pak Arman menjalani pengobatan paliatif saja NyNani tidak

setuju dengan saran dokter ia tetap minta agar dokter mau mengobati suaminya dengan

segala cara agar dapat disembuhkan

4

BAB III

PEMBAHASAN

Identitas Pasien

Nama Bpk Arman

Usia 61 tahun

Alamat -

Pekerjaan Pengusaha ekonomi cukup baik

Status Menikah

Masalah yang terdapat pada pasien ini adalah

1 Keluhan pusing sakit daerah leher batuk-batuk

2 Diberi pengobatan tidak membaik

3 Riwayat perokok berat

4 Didiagnosa kanker paru-paru yang sudah metastasis ke tulang

5 Sudah dalam stage terminal

Sakit menurut sudut pandang Bioetika

Sehat menurut WHO adalah sejahtera fisik mental social dan bukan hanya tidak

adanya penyakit atau keterbatasan Merasa sehat atau sakit amat tergantung pada persepsi

manusia tidak semata-mata ada atau tidaknya penyakit

Sakit dari sudut pandang agama

1 Islam

Pandangan agama Islam sakit merupakan ujian iman sebagaimana dijelaskan

dalam Surat Al Anbiya ayat 35

5

ldquoTiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati Kami akan menguji kamu dengan

keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya) Dan hanya kepada

kamilah kamu dikembalikanrdquo

Sikap dalam menghadapi penyakit a Ikhlas dan sabar (QS 2 153 QS 2 155 QS 39

10)

b Berdoa (QS 40 60)

c Berobat pada ahlinya tidak menggunakan hal ndash hal yang haram diperbolehkan

dengan pengobatan Ruqiyah

d Tidak keluar dari daerah wabah

e Tidak mengunjungi orang sehat bila berpenyakit menular

f Bertawakal (QS 8 2)

2 Kristen

Dari sudut pandang agama kristen sakit penyakit disebabkan terutama karena

dosa Sakit penyakit semua atas seijin Tuhan dan didalam kontrol Tuhan contoh

dalam kisah Ayub Roma 828

ldquoKita tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk

mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia yaitu bagi mereka yang

terpanggil sesuai dengan rencana Allahrdquo

3 Hindu

Pandangan agama hindu menyatakan bahwa sakit ialah ketidakseimbangan

antara tiga unsur yaitu wayu (udara) teja (api) dan apah (air) yang disebut tridosa

Hal ini diungkapkan pula pada Ayur Weda ldquoBahwa yang menyebabkan seseorang

sakit adalah tidak adanya harmoni pada diri perseorangan dalam hubungannya dengan

lingkungan luarnya dan obat adalah alat untuk mengembalikan harmoni inirdquo

4 Buddha

Menurut agama Buddha sakit merupakan corak kehidupan yaitu perasaan

subyektif yang tidak menyenangkan

Berdasarkan Dhammapada 147 ldquoLihatlah tubuh yang indah banyak orang

yang menganggapnya sangat berharga dan dirawat dengan sungguh-sungguh tetapi

sesungguhnya tubuh ini tidaklah kekal penuh luka ditopang oleh sekumpulan tulang

dan mudah sekali terserang penyakitrdquo

6

Sakit parah sakit yang berat terdapat kerusakan satu atau organ tubuh atau

lebih yang sukar untuk dipulihkan lagi dan terdapat kerusakan sistem yang sulit

untuk dikoreksi

Manfaat pasien sakit parah memberikan kesempatan kepada keluarga untuk

mewujudkan rasa cinta kasih dan kasih sayang terhadap si sakit lalu mengembangkan

empati melakukan perawatan paliatif sesuai dengan kemampuan finansial kondisi

sakit penderita dan harapan hidup

5 Katolik

Dalam pandangan agama katolik sakit merupakan konsekuensi logis manusia

sebagai makhluk yang memiliki tubuh Dan menyebabkan manusia sakit adalah

manusia itu sendiri karena kelalaian manusia menjaga tubuh Pandangan tersebut

dilandasi oleh pemahaman tentang eksistensi Allah atau Tuhan sebagai Mahabaik

Oleh karena itu segala sesuatu yang tidak baik tidak berasal dari Allah Allah adalah

cinta kasih (I Yoh 4 816) Bukan Tuhan yang menyebabkan manusia sakit tetapi

karena kelalaian manusia

Sakit menurut Hukum

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan BAB I

Pasal 1

1 Kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik mental spiritual maupun social

yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara social dan

ekonomi

Penolakan tindakan medis dan second opinion

Berdasarkan prinsip dasar bioetika yang menghormati otonomi pasien maka pasien

berhak menolak tindakan medis yang akan dilakukan dan berhak untuk meminta second

opinion

Menurut undang-undang nomor 24 tahun 2004 pasal 52

Pasien dalam menerima pelayanan dan praktik kedokteran mempunyai hak

7

a Mendapat penjelasan secara lengkap tenteang tindakan medis

b Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain

c Mendapat pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis

d Menolak tindakan medis dan

e Mendapatkan isi rekam medis

Kematian menurut pandangan agama

1 Buddha

Definisi kematian menurut Buddha adalah seseorang dapat dikatakan mati

apabila kesadaran ajal (cuticitta) telah muncul dalam dirinya Begitu muncul sesaat

kesadaran ajal akan langsung padam Kepadaman kesadaran ajal merupakan `the

point of no returnrsquo bagi suatu makhluk dalam kehidupan ini Pada nsure-unsur

jasmaniah kematian ditandai dengan terputusnya kemampuan hidup (jicircvitindriya)

Kematian mutlak yang merupakan keterputusan daur penderitaan para

Arahanta Kematian pada dasarnya diakibatkan oleh empat macam sebab yaitu

karena habisnya usia (acircyukkhaya) karena habisnya akibat perbuatan penyebab

kelahiran serta perbuatan pendukung (kammakkhaya)(2) karena habisnya usia serta

akibat perbuatan (ubhayakkhaya) karena terputus oleh kecelakaan bencana atau

malapetaka (upacchedaka)

Menurut Buddha setiap kelahiran pasti diakhiri dengan kematian (sabbe

sankhara anicca)

2 Katolik

Dalam KGK 1013 dikatakan ldquoKematian adalah titik akhir peziarahan manusia

di dunia titik akhir dari masa rahmat dan be1as kasihan yang Allah berikan

kepadanya supaya melewati kehidupan dunia ini sesuai dengan rencana Allah dan

dengan demikian menentukan nasibnya yang terakhirrdquo

8

Sebenarnya Allah Pencipta menentukan supaya manusia tidak mati Namun

dosa telah membuat manusia harus mengakhiri hidupnya dengan kematian Dengan

demikian kematian sebenarnya bertentangan dengan maksud Allah Pencipta (KGK

1008) Selanjutnya KGK 108 menyatakan ldquoMagisterium Gereja mengajarkan bahwa

kematian telah masuk ke dalam dunia karena manusia telah berdosa Walaupun

manusia mempunyai kodrat yang dapat mati namun Pencipta menentukan supaya ia

tidak mati Dengan demikian kematian bertentangan dengan keputusan Allah

Pencipta Kematian masuk ke dunia sebagai akibat dosa ldquoKematian badan yang

dapat dihindari seandainya manusia tidak berdosardquo (GS 18) adalah ldquomusuh terakhirrdquo

manusia yang harus dikalahkanrdquo

3 Kristen

Menurut Kristen kematian bukanlah termasuk ciptaan Allah tetapi merupakan

hasil dari dosa manusia yang berontak terhadap sang pencipta

Kejadian 319 ldquodengan berpeluh engkau akan mencari makananmu sampai

engkau kembali lagi menjadi tanah karena dari situlah engkau diambil sebab engkau

debu dan engkau akan kembali menjadi deburdquoPengkhotbah 127 ldquoDan debu kembali

menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang

mengaruniakannyardquo

4 Islam

Menurut islam sesungguhnya semua makhluk hidup pada akhirnya akan mati

dan manusia pada dasar diciptakan dari benda mati

Dalam surat Al-Baqarah 28 dijelaskan

ldquoMengapa kamu kafir kepada Allah padahal kamu tadinya mati lalu Allah

menghidupkan kamu kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali

kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikanrdquo

Surat Al-Baqarah 36

ldquoDan untukmu tempat tinggal diatas bumi dan kesenangan hingga waktu yang

ditentukanrdquo

5 Hindu

9

Menurut Hindu kematian tak ubahnya seperti orang yang berganti pakaian

dan pitra yagna sebagai proses kembalinya panca maha bhuta serta cerminan bakti

anak terhadap orang tua

Pada skenario sesi 2 didapatkan data bahwa bapak Arman dan NyNani ingin

memperoleh second opinion ke luar negeri untuk mengobati penyakit bapak Arman Pada

hasil pemeriksaan medis di luar negeri menyatakan bahwa pak Arman menderita kanker

paru-paru stadium lanjut yang sudah bermetastase ke tulang-tulang dan membutuhkan

operasi perbaikan pada beberapa ruas tulang vertebra servikalnya agar tidak menjepit saraf-

sarafnya Setelah dilakukan operasi perbaikan vertebra servikal oleh dokter luar negeri

hasilnya berhasil baik Ketika pak Arman kembali ke luar negeri untuk kontrol penyakitnya

kanker parunya dinyatakan sudah hampir menghilang namun beberapa minggu kemudian

kondisi pak Arman justru mulai menurun Saat kembali periksa ke luar negeri dokter

menyatakan bahwa kankernya sudah menjalar ke otak Dokter menyarankan agar pak Arman

menjalani pengobatan paliatif saja

Dari segi medis saran dokter luar negeri agar melakukan pengobatan paliatif saja

sudah dianggap benar

Dari segi bioetik dokter Indonesia telah memenuhi salah satu dari prinsip dasar

bioetika yaitu menghormati otonomi pasien untuk mendapatkan second opinion ke luar

negeri Sedangkan dokter luar negeri juga telah memenuhi dua prinsip dasar bioetika yaitu

prinsip berbuat baik (beneficence) serta prinsip tidak merugikan (non maleficence) Ketika

penyakit kanker pak Arman dinyatakan sudah menjalar ke otak dokter seharusnya

memberikan penjelasan dengan benar bahwa pilihan pengobatan pada pasien stadium

terminal seperti pak Arman adalah dengan pengobatan paliatif atau tidak diterapi sama sekali

Selain itu dokter hendaknya memberikan edukasi mengenai resiko yang kemungkinan akan

terjadi apabila tetap dilakukan tindakan medis atau pengobatan dengan segala cara yaitu bisa

saja penderitaan pasien akan bertambah atau bahkan bisa sebabkan pasien meninggal

Keputusan dokter untuk memberikan perawatan paliatif sudah benar didasarkan bukan hanya

dari kualitas hidup pasien tetapi juga atas dasar indikasi medis Akan tetapi dokter juga harus

menyadari bahwa semua keputusan yang terbaik ada pada pasien

Dari segi hukum dokter yang menangani pak Arman berhak mendapatkan

perlindungan hukum karena sudah menangani pasien sesuai dengan standar profesi dan

10

standar prosedur operasional Hal ini sesuai dengan Pasal 50 UU 292004 tentang praktik

kedokteran yang berisi Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran

mempunyai hak memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai

dengan standar profesi dan standar prosedur operasional serta memberikan pelayanan medis

menurut standar profesi dan standar prosedur operasional

Sikap dokter dalam menangani pasien dengan penyakit pada stadium terminal

1 Bioetika salah satu tujuan ilmu kedokteran adalah mencegah kematian

yang belum saatnya Bila sudah saatnya meninggal Ilmu Kedoktern tidak

bias memperpanjang umur tugasnya adalah mengantar agar pasien bias

meninggal dengan damai Pilihan bagi pasien yang sedang sekarat adalah

terapi paliatif dan no treatment

2 Hukum Tujuan Ilmu Kedokteran mencegah menyembuhkan sakit

meringankan penderitaan mendampingi pasien selama perawatan dan saat ndash

saat menjelang ajal Pada pasien stadium terminal secara medis belum ada

obat yang bisa manyembuhkan umumnya terjadi pada pasien yang

menjelang ajal

3 Agama Buddha terus memberikan perawatan dan terapi dengan sebaik-

baiknya Pembacaan Paritta ndash Paritta suci dengan harapan kamma baiknya

segera berbuah lalu meninggal dunia (karena fisiknya tidak dapat

dipergunakan lagi untuk hidup) dan terlahir kembali ke alam yang lebih

baik Berdasarkan ajaran agama Buddha bahwa sakit bukan merupakan hal

yang kebetulan namun merupakan akibat dari berbuahnya perbuatan buruk

di masa lalu

4 Agama Islam adab seorang dokter terhadap pasien adalah hubungan

pribadi dengan Allah dan hubungan antar manusia Memposisikan kaidah ndash

kaidah Fiqih kedokteran terutama sikap dokter dalam mengambil tindakan

medis terhadap pasiennya

Kaidah ndash kaidah Fiqih kedokteran

1 Hukum asal segala sesuatu yang bermanfaat adalah diperbolehkan

11

2 Hukum asal segala sesuatu yang membahayakan adalah haram

3 Tidak boleh melakukan perbuatan yang berbahaya dan membahayakan

4 Kemadhratan sebisa mungkin dihilangkan

5 Madharat itu tidak ada istilah kadaluarsa

6 Kemadharatan itu tidak boleh dihilangkan dengan kemadharatan yang sama

7 Kemadharatan yang lebih berat dihilangkan dengan kemadharatan yang lebih ringan

8 Apabila ada dua kerusakan maka diambil kerusakan yang lebih ringan

9 Kemadharatan khusus bisa diambil demi menolak kemadharatan umum

10 Menolak kerusakan lebih diprioritaskan daripada mendatangkan kemashlahatan

11 Kesulitan itu menarik kepada kemudahan

12 Suatu masalah apabila sempit maka menjadi luas

13 Keterpaksaan itu membolehkan yang terlarang

14 Sesuatu yang dibolehkan karena udzur maka kebolehan itu menjadi batal jika udzurnya sudah hilang

15 Apabila sesuatu menghalangi itu hilang maka yang terhalangpun kembali

16 Kterpaksaan itu tidak menggunakan hak orang lain

17 Tidak diperbolehkan menggunakan milik orang lain kecuali dengan seizinnya

18 Kebolehan yang bersifat SyarrsquoI menggugurkan jaminan

19 Kebutuhan menempati posisi darurat baik bersifat umum maupun bersifat khusus

20 Kebijakan pemimpin atas rakyat harus didasarkan pada kemaslahatan

5 Agama Kristen obati kondisi tersebut kecuali pasien yang menolak

diperbolehkan menggunakan terapi yang memberikan kenyamanan bagi

pasien dan butuh waktu lebih singkat Prinsipnya adalah holistic care

memandang manusia bukan sebagai objek materi tidak hanya

penyembuhan etiologi medisnya saja

12

6 Agama katholik dalam menghadapi pasien yang sakit parah harus

diupayakan dengan sebaik ndash baiknya Manusia hanya bisa berusahan tapi

Tuhan yang menentukan hidup mati

7 Agama Hindu Dokter hendaknya dapat melaksanakan komunikasi yang

baik dengan pasien terutama mengenai soal penyakit dan pengobatan

Dokter hendaknya selalu berpedoman kepada Etika Profesi Medis sumpah

dokter Dalam melaksanakan tugas Bhagawad Gita Bab II sloka 47 kiranya

dapat pula dijadikan pedoman yang isinya sebagai berikut ldquoHanya pada

pelaksanaan engkau mempunyai hak dan tidak sama sekali pada hasilnya

Janganlah hasil dari pekerjaan itu menjadi alasanmu pun juga janganlah

membiarkan dirimu untuk tidak melaksanakan suatu pekerjaan apapun

13

BAB IV

TINJAUAN PUSTAKA

Perawatan Paliatif

Perawatan paliatif (dari bahasa Latinpalliareuntuk jubah) adalah pendekatan yang

bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah yang

berhubungan dengan penyakit yang dapat mengancam jiwa melalui pencegahan dan

peniadaan melalui identifikasi dini dan penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan

masalah-masalah lain fisik psikososial dan spiritual (WHO 2002) Tujuannya untuk

mengurangi penderitaan pasien memperpanjang umurnya meningkatkan kualitas hidupnya

juga memberikan support kepada keluarganya Meski pada akhirnya pasien meninggal yang

terpenting sebelum meninggal dia sudah siap secara psikologis dan spiritual serta tidak stres

menghadapi penyakit yang dideritanya Jadi tujuan utama perawatan paliatif bukan untuk

menyembuhkan penyakit Dan yang ditangani bukan hanya penderita tetapi juga

keluarganya

Dulu perawatan ini hanya diberikan kepada pasien kanker yang secara medis sudah

tidak dapat disembuhkan lagi tetapi kini diberikan pada semua stadium kanker bahkan juga

pada penderita penyakit-penyakit lain yang mengancam kehidupan seperti HIVAIDS dan

berbagai kelainan yang bersifat kronis(2)

Prinsip-prinsip perawatan paliatif

1 Menghargai setiap kehidupan

2 Menganggap kematian sebagai proses yang normal

3 Tidak mempercepat atau menunda kematian

4 Menghargai keinginan pasien dalam mengambil keputusan

5 Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang menganggu

6 Mengintegrasikan aspek psikologis sosial dan spiritual dalam perawatan pasien dan

keluarga

7 Menghindari tindakan medis yang sia-sia(1)

14

8 Memberikan dukungan yang diperlukan agar pasien tetap aktif sesuai dengan

kondisinya sampai akhir hayat

9 Memberikan dukungan kepada keluarga dalam masa duka cita

Sasaran kebijakan pelayanan paliatif

1 Seluruh pasien (dewasa dan anak) dan anggota keluarga lingkungan yang

memerlukan perawatan paliatif di mana pun pasien berada di seluruh Indonesia

2 Pelaksana perawatan paliatif dokter perawat tenaga kesehatan lainnya dan tenaga

terkait lainnya

3 Institusi-institusi terkait misalnya

a Dinas kesehatan propinsi dan dinas kesehatan kabupatenkota

b Rumah Sakit pemerintah dan swasta

c Puskesmas

d Rumah perawatanhospis

e Fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta lain(1)

Lingkup kegiatan perawatan paliatif

1 Jenis kegiatan perawatan paliatif meliputi

1048707 Penatalaksanaan nyeri

1048707 Penatalaksanaan keluhan fisik lain

1048707 Asuhan keperawatan

1048707 Dukungan psikologis

1048707 Dukungan sosial

1048707 Dukungan kultural dan spiritual

1048707 Dukungan persiapan dan selama masa dukacita (bereavement)

2 Perawatan paliatif dilakukan melalui rawat inap rawat jalan dan kunjunganrawat

rumah(1)

Sumber daya manusia

1 Pelaksana perawatan paliatif adalah tenaga kesehatan pekerja sosial

rohaniawan keluargarelawan

2 Kriteria pelaksana perawatan paliatif adalah telah mengikuti

pendidikanpelatihan perawatanpaliatif dan telah mendapat sertifikat

3 Pelatihan

15

a Modul pelatihan Penyusunan modul pelatihan dilakukan dengan kerjasama

antara para pakarperawatan paliatif dengan Departemen Kesehatan (Badan

Pembinaan dan PengembanganSumber Daya Manusia dan Direktorat Jenderal

Bina Pelayanan Medik) Modul-modul tersebutterdiri dari modul untuk dokter

modul untuk perawat modul untuk tenaga kesehatan lainnyamodul untuk tenaga

non medis

b Pelatih Pakar perawatan paliatif dari RS Pendidikan dan Fakultas Kedokteran

c Sertifikasi dari Departemen Kesehatan cq Pusat Pelatihan dan Pendidikan

Badan PPSDMPada tahap pertama dilakukan sertifikasi pemutihan untuk

pelaksana perawatan paliatif di 5(lima) propinsi yaitu Jakarta Yogyakarta

Surabaya Denpasar Makasar Pada tahapselanjutnya sertifikasi diberikan setelah

mengikuti pelatihan

4 Pendidikan Pendidikan formal spesialis paliatif (ilmu kedokteran paliatif ilmu

keperawatan paliatif)(1)

Tempat perawatan paliatif

Tempat untuk melakukan perawatan paliatif adalah

a Rumah sakit Untuk pasien yang harus mendapatkan perawatan yang

memerlukan pengawasan ketat tindakan khusus atau peralatan khusus

b Puskesmas Untuk pasien yang memerlukan pelayanan rawat jalan

c Rumah singgahpanti (hospis) Untuk pasien yang tidak memerlukan

pengawasan ketat tindakan khusus atau peralatan khusus tetapi belum dapat

dirawat di rumah karena masih memerlukan pengawasan tenaga kesehatan

d Rumah pasien Untuk pasien yang tidak memerlukan pengawasan ketat

tindakan khusus atau peralatan khusus atau ketrampilan perawatan yang tidak

mungkin dilakukan oleh keluarga(3)

Jenis-jenis p erawatan paliatif

1 Home Care

Dilakukan dengan melakukan kunjungan ke rumah-rumah penderita terutama yang

karena alasan-alasan tertentu tidak dapat datang ke rumah sakit Kunjungan dilakukan

oleh tim yang terdiri atas dokter paliatif psikiater perawat dan relawan untuk memantau

dan memberikan solusi atas masalah-masalah yang dialami penderita kanker dan

16

keluarganya bukan hanya menyangkut masalah medisbiologis tetapi juga masalah

psikis sosial dan spiritual Perawatan paliatif membolehkan pasien di rawat di rumah

didampingi keluarga tercinta Saat di rawat di rumah pasien biasanya akan merasa lebih

nyaman dan bisa membantu meringankan beban dan pikiran sehingga lebih siap

menghadapi penyakitnya

2 Day Care

Merupakan layanan untuk tindakan medis yang tidak memerlukan rawat inap misalnya

perawatan luka kemoterapi dsb

3 Respite Care

Merupakan layanan yang bersifat psikologis Di sini penderita maupun keluarganya dapat

berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater bersosialisasi dengan penderita kanker lain

mengikuti terapi musik atau sekedar bersantai dan beristirahat Bisa juga menitipkan

penderita kanker (selama jam kerja) jika pendamping atau keluarga yang merawatnya

ada keperluan lain(4)

Aspek medikolegal (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

812MenkesSKVII2007 tentang Kebijakan Perawatan Paliatif)

1 Informed consent pasien paham pengertian tujuan dan pelaksanaaan perawatan

paliatif (komunikasi) Setiap tindakan berisiko dilakukan informed consent Penerima

informasi pemberi persetujuan diutamakan pasien sendiri ( pasien kompeten) dan

saksi keluarga terdekat pasien tidak kompeten oleh keluarga terdekat atas nama

pasien Saat pasien kompeten tim mengusahakan memperoleh pesan pernyataan

pasien tentang hal yang harus atau boleh atau tidak boleh dilakukan terhadapnya pada

saat kompetensinya menurun atau pasien menunjuk wakilnya untuk membuat

keputusan saat ia tidak kompeten Pernyataan dibuat secara tertulis Pada keadaan

darurat untuk kepentingan pasien tim dapat melakukan tindakan kedokteran yang

diperlukan

2 Resusitasi tidak resusitasi pasien diinformasikan tentang hal ini pada saat mulai

perawatan paliatif Keputusan dibuat oleh pasien yang kompeten tim perawatan

paliatif Pasien yang kompeten memiliki hak untuk tidak menghendaki resusitasi

setelah memperoleh informasi yang adekuat dan dipahaminya Keluarga terdekat pada

dasarnya tidak boleh membuat keputusan tidak resusitasi kecuali sudah dipesankan

dalam pernyataan tertulis oleh pasien Tetapi dalam keadaan dan pertimbangan

17

tertentu permintaan tertulis oleh seluruh keluarga terdekat dapat dimintakan

penetapan pengadilan untuk pengesahannya Tim perawatan paliatif dapat membuat

keputusan unuk tidak melakukan resusitasi jika pasien dalam tahap terminal dan

tindakan resusitasi diketahui tidak akan menyembuhkan atau memperbaiki kualitas

hidupnya berdasarkan bukti ilmiah

3 Perawatan di ICU dalam menghadapi pasien terminal tim harus mengikuti pedoman

penentuan kematian batang otak dan penghentian peralatan life supporting

Menurut Prof R Sunaryadi Tejawinata dr SpTHT (K) FAAO

PGDPallMed (ECU) ndashKepala Pusat Pengembangan Paliatif amp Bebas Nyeri RSU Dr

Soetomo periode 1992-2006ndash salah satu aspek penting dalam perawatan paliatif adalah

kasih kepedulian ketulusan dan rasa syukur Begitu pentingnya aspek ini sampai

melebihi pentingnya penanganan nyeri yang mutlak harus dilakukan dalam perawatan

paliatif Masyarakat menganggap perawatan paliatif hanya untuk pasien dalam kondisi

terminal yang akan segera meninggal Namun konsep baru perawatan paliatif

menekankan pentingnya integrasi perawatan paliatif lebih dini agar masalah fisik

psikososial dan spiritual dapat diatasi dengan baik Perawatan paliatif adalah pelayanan

kesehatan yang bersifat holistik dan terintegrasi dengan melibatkan berbagai profesi

dengan dasar falsafah bahwa setiap pasien berhak mendapatkan perawatan terbaik sampai

akhir hayatnya(5)

Bagi seorang dokter butuh empati yang besar dan keterampilan khusus dalam

melakukan paliatif care Penyampaian kabar buruk (ketika pasien tidak bisa sembuh dan

harus dilakukan paliative care) pun harus ada etikanya jangan sampai ketika kita

menyampaikan kabar buruk tersebut menimbulkan Stres mendalam bagi pasien maupun

keluarganya yang berakibat semakin cepatnya proses kematian bagi pasien Terkadang

juga tindakan Euthanasia dilakukan jika tindakan Paliatif sudah dilakukan tapi pasien

masih sangat menderita Namun perlu dicatat Tindakan Euthanasia tidak semudah itu

dilakukan Banyak faktor yang harus dipertimbangkan (permintaan pasienpermintaan

keluargadasar hukumadat istiadat setempatagama dll)(6)

18

BAB V

KESIMPULAN

Bapak Arman dinyatakan mengalami kanker paru stadium lanjut yang sudah menjalar

ke otak Pada kasus seperti ini pengobatan lebih ditujukan kepada pengobatan secara paliatif

yang bertujuan untuk mengurangi penderitaan pasien meningkatkan kualitas hidupnya serta

memberikan support kepada keluarganya Selain itu dokter juga harus memberikan edukasi

dan pengertian kepada keluarga pasien mengenai resiko yang kemungkinan akan terjadi

apabila tetap dilakukan tindakan medis atau pengobatan dengan segala cara yaitu bisa saja

penderitaan pasien akan bertambah atau bahkan bisa sebabkan pasien meninggal Akan tetapi

sesuai dengan salah satu prinsip dasar bioetik dokter harus menghormati otonomi pasien dan

tetap menyerahkan keputusan yang terbaik sepenuhnya kepada pasien

19

DAFTAR PUSTAKA

1 Perawatan Paliatif Available at httpspiritiaoridDokskmenkes812707pdf

Accessed on July 20th 2011

2 Sampurna Budi Syamsu Zulhasmar Siswaja Tjetjep D Bioetik dan hukum

kedokteran Jakarta Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia 1997 p36-9

3 Perawatan Paliatif (Palliative care) Available at

httpdoktersyhurawordpresscomsistem-kesehatanperawatan-paliatif-palliative-

care Accessed on July 20th 2011

4 Perawatan Paliatif Available at httpwwwmedicaleracominfo_answerphp

thread=11209 Accessed on July 20th 2011

5 Perawatan Paliatif Kanker Available at

httprsudrsoetomojatimprovgoididindexphp Accessed on July 20th 2011

6 Perawatan Paliatif Available at httpwwwnews-medicalnethealthPalliative-Care-

What-is-Palliative-Care-28Indonesian29aspx Accessed on July 20th 2011

20

Page 5: Mo Hukum Agama Dan Moral

BAB III

PEMBAHASAN

Identitas Pasien

Nama Bpk Arman

Usia 61 tahun

Alamat -

Pekerjaan Pengusaha ekonomi cukup baik

Status Menikah

Masalah yang terdapat pada pasien ini adalah

1 Keluhan pusing sakit daerah leher batuk-batuk

2 Diberi pengobatan tidak membaik

3 Riwayat perokok berat

4 Didiagnosa kanker paru-paru yang sudah metastasis ke tulang

5 Sudah dalam stage terminal

Sakit menurut sudut pandang Bioetika

Sehat menurut WHO adalah sejahtera fisik mental social dan bukan hanya tidak

adanya penyakit atau keterbatasan Merasa sehat atau sakit amat tergantung pada persepsi

manusia tidak semata-mata ada atau tidaknya penyakit

Sakit dari sudut pandang agama

1 Islam

Pandangan agama Islam sakit merupakan ujian iman sebagaimana dijelaskan

dalam Surat Al Anbiya ayat 35

5

ldquoTiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati Kami akan menguji kamu dengan

keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya) Dan hanya kepada

kamilah kamu dikembalikanrdquo

Sikap dalam menghadapi penyakit a Ikhlas dan sabar (QS 2 153 QS 2 155 QS 39

10)

b Berdoa (QS 40 60)

c Berobat pada ahlinya tidak menggunakan hal ndash hal yang haram diperbolehkan

dengan pengobatan Ruqiyah

d Tidak keluar dari daerah wabah

e Tidak mengunjungi orang sehat bila berpenyakit menular

f Bertawakal (QS 8 2)

2 Kristen

Dari sudut pandang agama kristen sakit penyakit disebabkan terutama karena

dosa Sakit penyakit semua atas seijin Tuhan dan didalam kontrol Tuhan contoh

dalam kisah Ayub Roma 828

ldquoKita tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk

mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia yaitu bagi mereka yang

terpanggil sesuai dengan rencana Allahrdquo

3 Hindu

Pandangan agama hindu menyatakan bahwa sakit ialah ketidakseimbangan

antara tiga unsur yaitu wayu (udara) teja (api) dan apah (air) yang disebut tridosa

Hal ini diungkapkan pula pada Ayur Weda ldquoBahwa yang menyebabkan seseorang

sakit adalah tidak adanya harmoni pada diri perseorangan dalam hubungannya dengan

lingkungan luarnya dan obat adalah alat untuk mengembalikan harmoni inirdquo

4 Buddha

Menurut agama Buddha sakit merupakan corak kehidupan yaitu perasaan

subyektif yang tidak menyenangkan

Berdasarkan Dhammapada 147 ldquoLihatlah tubuh yang indah banyak orang

yang menganggapnya sangat berharga dan dirawat dengan sungguh-sungguh tetapi

sesungguhnya tubuh ini tidaklah kekal penuh luka ditopang oleh sekumpulan tulang

dan mudah sekali terserang penyakitrdquo

6

Sakit parah sakit yang berat terdapat kerusakan satu atau organ tubuh atau

lebih yang sukar untuk dipulihkan lagi dan terdapat kerusakan sistem yang sulit

untuk dikoreksi

Manfaat pasien sakit parah memberikan kesempatan kepada keluarga untuk

mewujudkan rasa cinta kasih dan kasih sayang terhadap si sakit lalu mengembangkan

empati melakukan perawatan paliatif sesuai dengan kemampuan finansial kondisi

sakit penderita dan harapan hidup

5 Katolik

Dalam pandangan agama katolik sakit merupakan konsekuensi logis manusia

sebagai makhluk yang memiliki tubuh Dan menyebabkan manusia sakit adalah

manusia itu sendiri karena kelalaian manusia menjaga tubuh Pandangan tersebut

dilandasi oleh pemahaman tentang eksistensi Allah atau Tuhan sebagai Mahabaik

Oleh karena itu segala sesuatu yang tidak baik tidak berasal dari Allah Allah adalah

cinta kasih (I Yoh 4 816) Bukan Tuhan yang menyebabkan manusia sakit tetapi

karena kelalaian manusia

Sakit menurut Hukum

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan BAB I

Pasal 1

1 Kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik mental spiritual maupun social

yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara social dan

ekonomi

Penolakan tindakan medis dan second opinion

Berdasarkan prinsip dasar bioetika yang menghormati otonomi pasien maka pasien

berhak menolak tindakan medis yang akan dilakukan dan berhak untuk meminta second

opinion

Menurut undang-undang nomor 24 tahun 2004 pasal 52

Pasien dalam menerima pelayanan dan praktik kedokteran mempunyai hak

7

a Mendapat penjelasan secara lengkap tenteang tindakan medis

b Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain

c Mendapat pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis

d Menolak tindakan medis dan

e Mendapatkan isi rekam medis

Kematian menurut pandangan agama

1 Buddha

Definisi kematian menurut Buddha adalah seseorang dapat dikatakan mati

apabila kesadaran ajal (cuticitta) telah muncul dalam dirinya Begitu muncul sesaat

kesadaran ajal akan langsung padam Kepadaman kesadaran ajal merupakan `the

point of no returnrsquo bagi suatu makhluk dalam kehidupan ini Pada nsure-unsur

jasmaniah kematian ditandai dengan terputusnya kemampuan hidup (jicircvitindriya)

Kematian mutlak yang merupakan keterputusan daur penderitaan para

Arahanta Kematian pada dasarnya diakibatkan oleh empat macam sebab yaitu

karena habisnya usia (acircyukkhaya) karena habisnya akibat perbuatan penyebab

kelahiran serta perbuatan pendukung (kammakkhaya)(2) karena habisnya usia serta

akibat perbuatan (ubhayakkhaya) karena terputus oleh kecelakaan bencana atau

malapetaka (upacchedaka)

Menurut Buddha setiap kelahiran pasti diakhiri dengan kematian (sabbe

sankhara anicca)

2 Katolik

Dalam KGK 1013 dikatakan ldquoKematian adalah titik akhir peziarahan manusia

di dunia titik akhir dari masa rahmat dan be1as kasihan yang Allah berikan

kepadanya supaya melewati kehidupan dunia ini sesuai dengan rencana Allah dan

dengan demikian menentukan nasibnya yang terakhirrdquo

8

Sebenarnya Allah Pencipta menentukan supaya manusia tidak mati Namun

dosa telah membuat manusia harus mengakhiri hidupnya dengan kematian Dengan

demikian kematian sebenarnya bertentangan dengan maksud Allah Pencipta (KGK

1008) Selanjutnya KGK 108 menyatakan ldquoMagisterium Gereja mengajarkan bahwa

kematian telah masuk ke dalam dunia karena manusia telah berdosa Walaupun

manusia mempunyai kodrat yang dapat mati namun Pencipta menentukan supaya ia

tidak mati Dengan demikian kematian bertentangan dengan keputusan Allah

Pencipta Kematian masuk ke dunia sebagai akibat dosa ldquoKematian badan yang

dapat dihindari seandainya manusia tidak berdosardquo (GS 18) adalah ldquomusuh terakhirrdquo

manusia yang harus dikalahkanrdquo

3 Kristen

Menurut Kristen kematian bukanlah termasuk ciptaan Allah tetapi merupakan

hasil dari dosa manusia yang berontak terhadap sang pencipta

Kejadian 319 ldquodengan berpeluh engkau akan mencari makananmu sampai

engkau kembali lagi menjadi tanah karena dari situlah engkau diambil sebab engkau

debu dan engkau akan kembali menjadi deburdquoPengkhotbah 127 ldquoDan debu kembali

menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang

mengaruniakannyardquo

4 Islam

Menurut islam sesungguhnya semua makhluk hidup pada akhirnya akan mati

dan manusia pada dasar diciptakan dari benda mati

Dalam surat Al-Baqarah 28 dijelaskan

ldquoMengapa kamu kafir kepada Allah padahal kamu tadinya mati lalu Allah

menghidupkan kamu kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali

kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikanrdquo

Surat Al-Baqarah 36

ldquoDan untukmu tempat tinggal diatas bumi dan kesenangan hingga waktu yang

ditentukanrdquo

5 Hindu

9

Menurut Hindu kematian tak ubahnya seperti orang yang berganti pakaian

dan pitra yagna sebagai proses kembalinya panca maha bhuta serta cerminan bakti

anak terhadap orang tua

Pada skenario sesi 2 didapatkan data bahwa bapak Arman dan NyNani ingin

memperoleh second opinion ke luar negeri untuk mengobati penyakit bapak Arman Pada

hasil pemeriksaan medis di luar negeri menyatakan bahwa pak Arman menderita kanker

paru-paru stadium lanjut yang sudah bermetastase ke tulang-tulang dan membutuhkan

operasi perbaikan pada beberapa ruas tulang vertebra servikalnya agar tidak menjepit saraf-

sarafnya Setelah dilakukan operasi perbaikan vertebra servikal oleh dokter luar negeri

hasilnya berhasil baik Ketika pak Arman kembali ke luar negeri untuk kontrol penyakitnya

kanker parunya dinyatakan sudah hampir menghilang namun beberapa minggu kemudian

kondisi pak Arman justru mulai menurun Saat kembali periksa ke luar negeri dokter

menyatakan bahwa kankernya sudah menjalar ke otak Dokter menyarankan agar pak Arman

menjalani pengobatan paliatif saja

Dari segi medis saran dokter luar negeri agar melakukan pengobatan paliatif saja

sudah dianggap benar

Dari segi bioetik dokter Indonesia telah memenuhi salah satu dari prinsip dasar

bioetika yaitu menghormati otonomi pasien untuk mendapatkan second opinion ke luar

negeri Sedangkan dokter luar negeri juga telah memenuhi dua prinsip dasar bioetika yaitu

prinsip berbuat baik (beneficence) serta prinsip tidak merugikan (non maleficence) Ketika

penyakit kanker pak Arman dinyatakan sudah menjalar ke otak dokter seharusnya

memberikan penjelasan dengan benar bahwa pilihan pengobatan pada pasien stadium

terminal seperti pak Arman adalah dengan pengobatan paliatif atau tidak diterapi sama sekali

Selain itu dokter hendaknya memberikan edukasi mengenai resiko yang kemungkinan akan

terjadi apabila tetap dilakukan tindakan medis atau pengobatan dengan segala cara yaitu bisa

saja penderitaan pasien akan bertambah atau bahkan bisa sebabkan pasien meninggal

Keputusan dokter untuk memberikan perawatan paliatif sudah benar didasarkan bukan hanya

dari kualitas hidup pasien tetapi juga atas dasar indikasi medis Akan tetapi dokter juga harus

menyadari bahwa semua keputusan yang terbaik ada pada pasien

Dari segi hukum dokter yang menangani pak Arman berhak mendapatkan

perlindungan hukum karena sudah menangani pasien sesuai dengan standar profesi dan

10

standar prosedur operasional Hal ini sesuai dengan Pasal 50 UU 292004 tentang praktik

kedokteran yang berisi Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran

mempunyai hak memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai

dengan standar profesi dan standar prosedur operasional serta memberikan pelayanan medis

menurut standar profesi dan standar prosedur operasional

Sikap dokter dalam menangani pasien dengan penyakit pada stadium terminal

1 Bioetika salah satu tujuan ilmu kedokteran adalah mencegah kematian

yang belum saatnya Bila sudah saatnya meninggal Ilmu Kedoktern tidak

bias memperpanjang umur tugasnya adalah mengantar agar pasien bias

meninggal dengan damai Pilihan bagi pasien yang sedang sekarat adalah

terapi paliatif dan no treatment

2 Hukum Tujuan Ilmu Kedokteran mencegah menyembuhkan sakit

meringankan penderitaan mendampingi pasien selama perawatan dan saat ndash

saat menjelang ajal Pada pasien stadium terminal secara medis belum ada

obat yang bisa manyembuhkan umumnya terjadi pada pasien yang

menjelang ajal

3 Agama Buddha terus memberikan perawatan dan terapi dengan sebaik-

baiknya Pembacaan Paritta ndash Paritta suci dengan harapan kamma baiknya

segera berbuah lalu meninggal dunia (karena fisiknya tidak dapat

dipergunakan lagi untuk hidup) dan terlahir kembali ke alam yang lebih

baik Berdasarkan ajaran agama Buddha bahwa sakit bukan merupakan hal

yang kebetulan namun merupakan akibat dari berbuahnya perbuatan buruk

di masa lalu

4 Agama Islam adab seorang dokter terhadap pasien adalah hubungan

pribadi dengan Allah dan hubungan antar manusia Memposisikan kaidah ndash

kaidah Fiqih kedokteran terutama sikap dokter dalam mengambil tindakan

medis terhadap pasiennya

Kaidah ndash kaidah Fiqih kedokteran

1 Hukum asal segala sesuatu yang bermanfaat adalah diperbolehkan

11

2 Hukum asal segala sesuatu yang membahayakan adalah haram

3 Tidak boleh melakukan perbuatan yang berbahaya dan membahayakan

4 Kemadhratan sebisa mungkin dihilangkan

5 Madharat itu tidak ada istilah kadaluarsa

6 Kemadharatan itu tidak boleh dihilangkan dengan kemadharatan yang sama

7 Kemadharatan yang lebih berat dihilangkan dengan kemadharatan yang lebih ringan

8 Apabila ada dua kerusakan maka diambil kerusakan yang lebih ringan

9 Kemadharatan khusus bisa diambil demi menolak kemadharatan umum

10 Menolak kerusakan lebih diprioritaskan daripada mendatangkan kemashlahatan

11 Kesulitan itu menarik kepada kemudahan

12 Suatu masalah apabila sempit maka menjadi luas

13 Keterpaksaan itu membolehkan yang terlarang

14 Sesuatu yang dibolehkan karena udzur maka kebolehan itu menjadi batal jika udzurnya sudah hilang

15 Apabila sesuatu menghalangi itu hilang maka yang terhalangpun kembali

16 Kterpaksaan itu tidak menggunakan hak orang lain

17 Tidak diperbolehkan menggunakan milik orang lain kecuali dengan seizinnya

18 Kebolehan yang bersifat SyarrsquoI menggugurkan jaminan

19 Kebutuhan menempati posisi darurat baik bersifat umum maupun bersifat khusus

20 Kebijakan pemimpin atas rakyat harus didasarkan pada kemaslahatan

5 Agama Kristen obati kondisi tersebut kecuali pasien yang menolak

diperbolehkan menggunakan terapi yang memberikan kenyamanan bagi

pasien dan butuh waktu lebih singkat Prinsipnya adalah holistic care

memandang manusia bukan sebagai objek materi tidak hanya

penyembuhan etiologi medisnya saja

12

6 Agama katholik dalam menghadapi pasien yang sakit parah harus

diupayakan dengan sebaik ndash baiknya Manusia hanya bisa berusahan tapi

Tuhan yang menentukan hidup mati

7 Agama Hindu Dokter hendaknya dapat melaksanakan komunikasi yang

baik dengan pasien terutama mengenai soal penyakit dan pengobatan

Dokter hendaknya selalu berpedoman kepada Etika Profesi Medis sumpah

dokter Dalam melaksanakan tugas Bhagawad Gita Bab II sloka 47 kiranya

dapat pula dijadikan pedoman yang isinya sebagai berikut ldquoHanya pada

pelaksanaan engkau mempunyai hak dan tidak sama sekali pada hasilnya

Janganlah hasil dari pekerjaan itu menjadi alasanmu pun juga janganlah

membiarkan dirimu untuk tidak melaksanakan suatu pekerjaan apapun

13

BAB IV

TINJAUAN PUSTAKA

Perawatan Paliatif

Perawatan paliatif (dari bahasa Latinpalliareuntuk jubah) adalah pendekatan yang

bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah yang

berhubungan dengan penyakit yang dapat mengancam jiwa melalui pencegahan dan

peniadaan melalui identifikasi dini dan penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan

masalah-masalah lain fisik psikososial dan spiritual (WHO 2002) Tujuannya untuk

mengurangi penderitaan pasien memperpanjang umurnya meningkatkan kualitas hidupnya

juga memberikan support kepada keluarganya Meski pada akhirnya pasien meninggal yang

terpenting sebelum meninggal dia sudah siap secara psikologis dan spiritual serta tidak stres

menghadapi penyakit yang dideritanya Jadi tujuan utama perawatan paliatif bukan untuk

menyembuhkan penyakit Dan yang ditangani bukan hanya penderita tetapi juga

keluarganya

Dulu perawatan ini hanya diberikan kepada pasien kanker yang secara medis sudah

tidak dapat disembuhkan lagi tetapi kini diberikan pada semua stadium kanker bahkan juga

pada penderita penyakit-penyakit lain yang mengancam kehidupan seperti HIVAIDS dan

berbagai kelainan yang bersifat kronis(2)

Prinsip-prinsip perawatan paliatif

1 Menghargai setiap kehidupan

2 Menganggap kematian sebagai proses yang normal

3 Tidak mempercepat atau menunda kematian

4 Menghargai keinginan pasien dalam mengambil keputusan

5 Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang menganggu

6 Mengintegrasikan aspek psikologis sosial dan spiritual dalam perawatan pasien dan

keluarga

7 Menghindari tindakan medis yang sia-sia(1)

14

8 Memberikan dukungan yang diperlukan agar pasien tetap aktif sesuai dengan

kondisinya sampai akhir hayat

9 Memberikan dukungan kepada keluarga dalam masa duka cita

Sasaran kebijakan pelayanan paliatif

1 Seluruh pasien (dewasa dan anak) dan anggota keluarga lingkungan yang

memerlukan perawatan paliatif di mana pun pasien berada di seluruh Indonesia

2 Pelaksana perawatan paliatif dokter perawat tenaga kesehatan lainnya dan tenaga

terkait lainnya

3 Institusi-institusi terkait misalnya

a Dinas kesehatan propinsi dan dinas kesehatan kabupatenkota

b Rumah Sakit pemerintah dan swasta

c Puskesmas

d Rumah perawatanhospis

e Fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta lain(1)

Lingkup kegiatan perawatan paliatif

1 Jenis kegiatan perawatan paliatif meliputi

1048707 Penatalaksanaan nyeri

1048707 Penatalaksanaan keluhan fisik lain

1048707 Asuhan keperawatan

1048707 Dukungan psikologis

1048707 Dukungan sosial

1048707 Dukungan kultural dan spiritual

1048707 Dukungan persiapan dan selama masa dukacita (bereavement)

2 Perawatan paliatif dilakukan melalui rawat inap rawat jalan dan kunjunganrawat

rumah(1)

Sumber daya manusia

1 Pelaksana perawatan paliatif adalah tenaga kesehatan pekerja sosial

rohaniawan keluargarelawan

2 Kriteria pelaksana perawatan paliatif adalah telah mengikuti

pendidikanpelatihan perawatanpaliatif dan telah mendapat sertifikat

3 Pelatihan

15

a Modul pelatihan Penyusunan modul pelatihan dilakukan dengan kerjasama

antara para pakarperawatan paliatif dengan Departemen Kesehatan (Badan

Pembinaan dan PengembanganSumber Daya Manusia dan Direktorat Jenderal

Bina Pelayanan Medik) Modul-modul tersebutterdiri dari modul untuk dokter

modul untuk perawat modul untuk tenaga kesehatan lainnyamodul untuk tenaga

non medis

b Pelatih Pakar perawatan paliatif dari RS Pendidikan dan Fakultas Kedokteran

c Sertifikasi dari Departemen Kesehatan cq Pusat Pelatihan dan Pendidikan

Badan PPSDMPada tahap pertama dilakukan sertifikasi pemutihan untuk

pelaksana perawatan paliatif di 5(lima) propinsi yaitu Jakarta Yogyakarta

Surabaya Denpasar Makasar Pada tahapselanjutnya sertifikasi diberikan setelah

mengikuti pelatihan

4 Pendidikan Pendidikan formal spesialis paliatif (ilmu kedokteran paliatif ilmu

keperawatan paliatif)(1)

Tempat perawatan paliatif

Tempat untuk melakukan perawatan paliatif adalah

a Rumah sakit Untuk pasien yang harus mendapatkan perawatan yang

memerlukan pengawasan ketat tindakan khusus atau peralatan khusus

b Puskesmas Untuk pasien yang memerlukan pelayanan rawat jalan

c Rumah singgahpanti (hospis) Untuk pasien yang tidak memerlukan

pengawasan ketat tindakan khusus atau peralatan khusus tetapi belum dapat

dirawat di rumah karena masih memerlukan pengawasan tenaga kesehatan

d Rumah pasien Untuk pasien yang tidak memerlukan pengawasan ketat

tindakan khusus atau peralatan khusus atau ketrampilan perawatan yang tidak

mungkin dilakukan oleh keluarga(3)

Jenis-jenis p erawatan paliatif

1 Home Care

Dilakukan dengan melakukan kunjungan ke rumah-rumah penderita terutama yang

karena alasan-alasan tertentu tidak dapat datang ke rumah sakit Kunjungan dilakukan

oleh tim yang terdiri atas dokter paliatif psikiater perawat dan relawan untuk memantau

dan memberikan solusi atas masalah-masalah yang dialami penderita kanker dan

16

keluarganya bukan hanya menyangkut masalah medisbiologis tetapi juga masalah

psikis sosial dan spiritual Perawatan paliatif membolehkan pasien di rawat di rumah

didampingi keluarga tercinta Saat di rawat di rumah pasien biasanya akan merasa lebih

nyaman dan bisa membantu meringankan beban dan pikiran sehingga lebih siap

menghadapi penyakitnya

2 Day Care

Merupakan layanan untuk tindakan medis yang tidak memerlukan rawat inap misalnya

perawatan luka kemoterapi dsb

3 Respite Care

Merupakan layanan yang bersifat psikologis Di sini penderita maupun keluarganya dapat

berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater bersosialisasi dengan penderita kanker lain

mengikuti terapi musik atau sekedar bersantai dan beristirahat Bisa juga menitipkan

penderita kanker (selama jam kerja) jika pendamping atau keluarga yang merawatnya

ada keperluan lain(4)

Aspek medikolegal (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

812MenkesSKVII2007 tentang Kebijakan Perawatan Paliatif)

1 Informed consent pasien paham pengertian tujuan dan pelaksanaaan perawatan

paliatif (komunikasi) Setiap tindakan berisiko dilakukan informed consent Penerima

informasi pemberi persetujuan diutamakan pasien sendiri ( pasien kompeten) dan

saksi keluarga terdekat pasien tidak kompeten oleh keluarga terdekat atas nama

pasien Saat pasien kompeten tim mengusahakan memperoleh pesan pernyataan

pasien tentang hal yang harus atau boleh atau tidak boleh dilakukan terhadapnya pada

saat kompetensinya menurun atau pasien menunjuk wakilnya untuk membuat

keputusan saat ia tidak kompeten Pernyataan dibuat secara tertulis Pada keadaan

darurat untuk kepentingan pasien tim dapat melakukan tindakan kedokteran yang

diperlukan

2 Resusitasi tidak resusitasi pasien diinformasikan tentang hal ini pada saat mulai

perawatan paliatif Keputusan dibuat oleh pasien yang kompeten tim perawatan

paliatif Pasien yang kompeten memiliki hak untuk tidak menghendaki resusitasi

setelah memperoleh informasi yang adekuat dan dipahaminya Keluarga terdekat pada

dasarnya tidak boleh membuat keputusan tidak resusitasi kecuali sudah dipesankan

dalam pernyataan tertulis oleh pasien Tetapi dalam keadaan dan pertimbangan

17

tertentu permintaan tertulis oleh seluruh keluarga terdekat dapat dimintakan

penetapan pengadilan untuk pengesahannya Tim perawatan paliatif dapat membuat

keputusan unuk tidak melakukan resusitasi jika pasien dalam tahap terminal dan

tindakan resusitasi diketahui tidak akan menyembuhkan atau memperbaiki kualitas

hidupnya berdasarkan bukti ilmiah

3 Perawatan di ICU dalam menghadapi pasien terminal tim harus mengikuti pedoman

penentuan kematian batang otak dan penghentian peralatan life supporting

Menurut Prof R Sunaryadi Tejawinata dr SpTHT (K) FAAO

PGDPallMed (ECU) ndashKepala Pusat Pengembangan Paliatif amp Bebas Nyeri RSU Dr

Soetomo periode 1992-2006ndash salah satu aspek penting dalam perawatan paliatif adalah

kasih kepedulian ketulusan dan rasa syukur Begitu pentingnya aspek ini sampai

melebihi pentingnya penanganan nyeri yang mutlak harus dilakukan dalam perawatan

paliatif Masyarakat menganggap perawatan paliatif hanya untuk pasien dalam kondisi

terminal yang akan segera meninggal Namun konsep baru perawatan paliatif

menekankan pentingnya integrasi perawatan paliatif lebih dini agar masalah fisik

psikososial dan spiritual dapat diatasi dengan baik Perawatan paliatif adalah pelayanan

kesehatan yang bersifat holistik dan terintegrasi dengan melibatkan berbagai profesi

dengan dasar falsafah bahwa setiap pasien berhak mendapatkan perawatan terbaik sampai

akhir hayatnya(5)

Bagi seorang dokter butuh empati yang besar dan keterampilan khusus dalam

melakukan paliatif care Penyampaian kabar buruk (ketika pasien tidak bisa sembuh dan

harus dilakukan paliative care) pun harus ada etikanya jangan sampai ketika kita

menyampaikan kabar buruk tersebut menimbulkan Stres mendalam bagi pasien maupun

keluarganya yang berakibat semakin cepatnya proses kematian bagi pasien Terkadang

juga tindakan Euthanasia dilakukan jika tindakan Paliatif sudah dilakukan tapi pasien

masih sangat menderita Namun perlu dicatat Tindakan Euthanasia tidak semudah itu

dilakukan Banyak faktor yang harus dipertimbangkan (permintaan pasienpermintaan

keluargadasar hukumadat istiadat setempatagama dll)(6)

18

BAB V

KESIMPULAN

Bapak Arman dinyatakan mengalami kanker paru stadium lanjut yang sudah menjalar

ke otak Pada kasus seperti ini pengobatan lebih ditujukan kepada pengobatan secara paliatif

yang bertujuan untuk mengurangi penderitaan pasien meningkatkan kualitas hidupnya serta

memberikan support kepada keluarganya Selain itu dokter juga harus memberikan edukasi

dan pengertian kepada keluarga pasien mengenai resiko yang kemungkinan akan terjadi

apabila tetap dilakukan tindakan medis atau pengobatan dengan segala cara yaitu bisa saja

penderitaan pasien akan bertambah atau bahkan bisa sebabkan pasien meninggal Akan tetapi

sesuai dengan salah satu prinsip dasar bioetik dokter harus menghormati otonomi pasien dan

tetap menyerahkan keputusan yang terbaik sepenuhnya kepada pasien

19

DAFTAR PUSTAKA

1 Perawatan Paliatif Available at httpspiritiaoridDokskmenkes812707pdf

Accessed on July 20th 2011

2 Sampurna Budi Syamsu Zulhasmar Siswaja Tjetjep D Bioetik dan hukum

kedokteran Jakarta Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia 1997 p36-9

3 Perawatan Paliatif (Palliative care) Available at

httpdoktersyhurawordpresscomsistem-kesehatanperawatan-paliatif-palliative-

care Accessed on July 20th 2011

4 Perawatan Paliatif Available at httpwwwmedicaleracominfo_answerphp

thread=11209 Accessed on July 20th 2011

5 Perawatan Paliatif Kanker Available at

httprsudrsoetomojatimprovgoididindexphp Accessed on July 20th 2011

6 Perawatan Paliatif Available at httpwwwnews-medicalnethealthPalliative-Care-

What-is-Palliative-Care-28Indonesian29aspx Accessed on July 20th 2011

20

Page 6: Mo Hukum Agama Dan Moral

ldquoTiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati Kami akan menguji kamu dengan

keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya) Dan hanya kepada

kamilah kamu dikembalikanrdquo

Sikap dalam menghadapi penyakit a Ikhlas dan sabar (QS 2 153 QS 2 155 QS 39

10)

b Berdoa (QS 40 60)

c Berobat pada ahlinya tidak menggunakan hal ndash hal yang haram diperbolehkan

dengan pengobatan Ruqiyah

d Tidak keluar dari daerah wabah

e Tidak mengunjungi orang sehat bila berpenyakit menular

f Bertawakal (QS 8 2)

2 Kristen

Dari sudut pandang agama kristen sakit penyakit disebabkan terutama karena

dosa Sakit penyakit semua atas seijin Tuhan dan didalam kontrol Tuhan contoh

dalam kisah Ayub Roma 828

ldquoKita tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk

mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia yaitu bagi mereka yang

terpanggil sesuai dengan rencana Allahrdquo

3 Hindu

Pandangan agama hindu menyatakan bahwa sakit ialah ketidakseimbangan

antara tiga unsur yaitu wayu (udara) teja (api) dan apah (air) yang disebut tridosa

Hal ini diungkapkan pula pada Ayur Weda ldquoBahwa yang menyebabkan seseorang

sakit adalah tidak adanya harmoni pada diri perseorangan dalam hubungannya dengan

lingkungan luarnya dan obat adalah alat untuk mengembalikan harmoni inirdquo

4 Buddha

Menurut agama Buddha sakit merupakan corak kehidupan yaitu perasaan

subyektif yang tidak menyenangkan

Berdasarkan Dhammapada 147 ldquoLihatlah tubuh yang indah banyak orang

yang menganggapnya sangat berharga dan dirawat dengan sungguh-sungguh tetapi

sesungguhnya tubuh ini tidaklah kekal penuh luka ditopang oleh sekumpulan tulang

dan mudah sekali terserang penyakitrdquo

6

Sakit parah sakit yang berat terdapat kerusakan satu atau organ tubuh atau

lebih yang sukar untuk dipulihkan lagi dan terdapat kerusakan sistem yang sulit

untuk dikoreksi

Manfaat pasien sakit parah memberikan kesempatan kepada keluarga untuk

mewujudkan rasa cinta kasih dan kasih sayang terhadap si sakit lalu mengembangkan

empati melakukan perawatan paliatif sesuai dengan kemampuan finansial kondisi

sakit penderita dan harapan hidup

5 Katolik

Dalam pandangan agama katolik sakit merupakan konsekuensi logis manusia

sebagai makhluk yang memiliki tubuh Dan menyebabkan manusia sakit adalah

manusia itu sendiri karena kelalaian manusia menjaga tubuh Pandangan tersebut

dilandasi oleh pemahaman tentang eksistensi Allah atau Tuhan sebagai Mahabaik

Oleh karena itu segala sesuatu yang tidak baik tidak berasal dari Allah Allah adalah

cinta kasih (I Yoh 4 816) Bukan Tuhan yang menyebabkan manusia sakit tetapi

karena kelalaian manusia

Sakit menurut Hukum

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan BAB I

Pasal 1

1 Kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik mental spiritual maupun social

yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara social dan

ekonomi

Penolakan tindakan medis dan second opinion

Berdasarkan prinsip dasar bioetika yang menghormati otonomi pasien maka pasien

berhak menolak tindakan medis yang akan dilakukan dan berhak untuk meminta second

opinion

Menurut undang-undang nomor 24 tahun 2004 pasal 52

Pasien dalam menerima pelayanan dan praktik kedokteran mempunyai hak

7

a Mendapat penjelasan secara lengkap tenteang tindakan medis

b Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain

c Mendapat pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis

d Menolak tindakan medis dan

e Mendapatkan isi rekam medis

Kematian menurut pandangan agama

1 Buddha

Definisi kematian menurut Buddha adalah seseorang dapat dikatakan mati

apabila kesadaran ajal (cuticitta) telah muncul dalam dirinya Begitu muncul sesaat

kesadaran ajal akan langsung padam Kepadaman kesadaran ajal merupakan `the

point of no returnrsquo bagi suatu makhluk dalam kehidupan ini Pada nsure-unsur

jasmaniah kematian ditandai dengan terputusnya kemampuan hidup (jicircvitindriya)

Kematian mutlak yang merupakan keterputusan daur penderitaan para

Arahanta Kematian pada dasarnya diakibatkan oleh empat macam sebab yaitu

karena habisnya usia (acircyukkhaya) karena habisnya akibat perbuatan penyebab

kelahiran serta perbuatan pendukung (kammakkhaya)(2) karena habisnya usia serta

akibat perbuatan (ubhayakkhaya) karena terputus oleh kecelakaan bencana atau

malapetaka (upacchedaka)

Menurut Buddha setiap kelahiran pasti diakhiri dengan kematian (sabbe

sankhara anicca)

2 Katolik

Dalam KGK 1013 dikatakan ldquoKematian adalah titik akhir peziarahan manusia

di dunia titik akhir dari masa rahmat dan be1as kasihan yang Allah berikan

kepadanya supaya melewati kehidupan dunia ini sesuai dengan rencana Allah dan

dengan demikian menentukan nasibnya yang terakhirrdquo

8

Sebenarnya Allah Pencipta menentukan supaya manusia tidak mati Namun

dosa telah membuat manusia harus mengakhiri hidupnya dengan kematian Dengan

demikian kematian sebenarnya bertentangan dengan maksud Allah Pencipta (KGK

1008) Selanjutnya KGK 108 menyatakan ldquoMagisterium Gereja mengajarkan bahwa

kematian telah masuk ke dalam dunia karena manusia telah berdosa Walaupun

manusia mempunyai kodrat yang dapat mati namun Pencipta menentukan supaya ia

tidak mati Dengan demikian kematian bertentangan dengan keputusan Allah

Pencipta Kematian masuk ke dunia sebagai akibat dosa ldquoKematian badan yang

dapat dihindari seandainya manusia tidak berdosardquo (GS 18) adalah ldquomusuh terakhirrdquo

manusia yang harus dikalahkanrdquo

3 Kristen

Menurut Kristen kematian bukanlah termasuk ciptaan Allah tetapi merupakan

hasil dari dosa manusia yang berontak terhadap sang pencipta

Kejadian 319 ldquodengan berpeluh engkau akan mencari makananmu sampai

engkau kembali lagi menjadi tanah karena dari situlah engkau diambil sebab engkau

debu dan engkau akan kembali menjadi deburdquoPengkhotbah 127 ldquoDan debu kembali

menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang

mengaruniakannyardquo

4 Islam

Menurut islam sesungguhnya semua makhluk hidup pada akhirnya akan mati

dan manusia pada dasar diciptakan dari benda mati

Dalam surat Al-Baqarah 28 dijelaskan

ldquoMengapa kamu kafir kepada Allah padahal kamu tadinya mati lalu Allah

menghidupkan kamu kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali

kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikanrdquo

Surat Al-Baqarah 36

ldquoDan untukmu tempat tinggal diatas bumi dan kesenangan hingga waktu yang

ditentukanrdquo

5 Hindu

9

Menurut Hindu kematian tak ubahnya seperti orang yang berganti pakaian

dan pitra yagna sebagai proses kembalinya panca maha bhuta serta cerminan bakti

anak terhadap orang tua

Pada skenario sesi 2 didapatkan data bahwa bapak Arman dan NyNani ingin

memperoleh second opinion ke luar negeri untuk mengobati penyakit bapak Arman Pada

hasil pemeriksaan medis di luar negeri menyatakan bahwa pak Arman menderita kanker

paru-paru stadium lanjut yang sudah bermetastase ke tulang-tulang dan membutuhkan

operasi perbaikan pada beberapa ruas tulang vertebra servikalnya agar tidak menjepit saraf-

sarafnya Setelah dilakukan operasi perbaikan vertebra servikal oleh dokter luar negeri

hasilnya berhasil baik Ketika pak Arman kembali ke luar negeri untuk kontrol penyakitnya

kanker parunya dinyatakan sudah hampir menghilang namun beberapa minggu kemudian

kondisi pak Arman justru mulai menurun Saat kembali periksa ke luar negeri dokter

menyatakan bahwa kankernya sudah menjalar ke otak Dokter menyarankan agar pak Arman

menjalani pengobatan paliatif saja

Dari segi medis saran dokter luar negeri agar melakukan pengobatan paliatif saja

sudah dianggap benar

Dari segi bioetik dokter Indonesia telah memenuhi salah satu dari prinsip dasar

bioetika yaitu menghormati otonomi pasien untuk mendapatkan second opinion ke luar

negeri Sedangkan dokter luar negeri juga telah memenuhi dua prinsip dasar bioetika yaitu

prinsip berbuat baik (beneficence) serta prinsip tidak merugikan (non maleficence) Ketika

penyakit kanker pak Arman dinyatakan sudah menjalar ke otak dokter seharusnya

memberikan penjelasan dengan benar bahwa pilihan pengobatan pada pasien stadium

terminal seperti pak Arman adalah dengan pengobatan paliatif atau tidak diterapi sama sekali

Selain itu dokter hendaknya memberikan edukasi mengenai resiko yang kemungkinan akan

terjadi apabila tetap dilakukan tindakan medis atau pengobatan dengan segala cara yaitu bisa

saja penderitaan pasien akan bertambah atau bahkan bisa sebabkan pasien meninggal

Keputusan dokter untuk memberikan perawatan paliatif sudah benar didasarkan bukan hanya

dari kualitas hidup pasien tetapi juga atas dasar indikasi medis Akan tetapi dokter juga harus

menyadari bahwa semua keputusan yang terbaik ada pada pasien

Dari segi hukum dokter yang menangani pak Arman berhak mendapatkan

perlindungan hukum karena sudah menangani pasien sesuai dengan standar profesi dan

10

standar prosedur operasional Hal ini sesuai dengan Pasal 50 UU 292004 tentang praktik

kedokteran yang berisi Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran

mempunyai hak memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai

dengan standar profesi dan standar prosedur operasional serta memberikan pelayanan medis

menurut standar profesi dan standar prosedur operasional

Sikap dokter dalam menangani pasien dengan penyakit pada stadium terminal

1 Bioetika salah satu tujuan ilmu kedokteran adalah mencegah kematian

yang belum saatnya Bila sudah saatnya meninggal Ilmu Kedoktern tidak

bias memperpanjang umur tugasnya adalah mengantar agar pasien bias

meninggal dengan damai Pilihan bagi pasien yang sedang sekarat adalah

terapi paliatif dan no treatment

2 Hukum Tujuan Ilmu Kedokteran mencegah menyembuhkan sakit

meringankan penderitaan mendampingi pasien selama perawatan dan saat ndash

saat menjelang ajal Pada pasien stadium terminal secara medis belum ada

obat yang bisa manyembuhkan umumnya terjadi pada pasien yang

menjelang ajal

3 Agama Buddha terus memberikan perawatan dan terapi dengan sebaik-

baiknya Pembacaan Paritta ndash Paritta suci dengan harapan kamma baiknya

segera berbuah lalu meninggal dunia (karena fisiknya tidak dapat

dipergunakan lagi untuk hidup) dan terlahir kembali ke alam yang lebih

baik Berdasarkan ajaran agama Buddha bahwa sakit bukan merupakan hal

yang kebetulan namun merupakan akibat dari berbuahnya perbuatan buruk

di masa lalu

4 Agama Islam adab seorang dokter terhadap pasien adalah hubungan

pribadi dengan Allah dan hubungan antar manusia Memposisikan kaidah ndash

kaidah Fiqih kedokteran terutama sikap dokter dalam mengambil tindakan

medis terhadap pasiennya

Kaidah ndash kaidah Fiqih kedokteran

1 Hukum asal segala sesuatu yang bermanfaat adalah diperbolehkan

11

2 Hukum asal segala sesuatu yang membahayakan adalah haram

3 Tidak boleh melakukan perbuatan yang berbahaya dan membahayakan

4 Kemadhratan sebisa mungkin dihilangkan

5 Madharat itu tidak ada istilah kadaluarsa

6 Kemadharatan itu tidak boleh dihilangkan dengan kemadharatan yang sama

7 Kemadharatan yang lebih berat dihilangkan dengan kemadharatan yang lebih ringan

8 Apabila ada dua kerusakan maka diambil kerusakan yang lebih ringan

9 Kemadharatan khusus bisa diambil demi menolak kemadharatan umum

10 Menolak kerusakan lebih diprioritaskan daripada mendatangkan kemashlahatan

11 Kesulitan itu menarik kepada kemudahan

12 Suatu masalah apabila sempit maka menjadi luas

13 Keterpaksaan itu membolehkan yang terlarang

14 Sesuatu yang dibolehkan karena udzur maka kebolehan itu menjadi batal jika udzurnya sudah hilang

15 Apabila sesuatu menghalangi itu hilang maka yang terhalangpun kembali

16 Kterpaksaan itu tidak menggunakan hak orang lain

17 Tidak diperbolehkan menggunakan milik orang lain kecuali dengan seizinnya

18 Kebolehan yang bersifat SyarrsquoI menggugurkan jaminan

19 Kebutuhan menempati posisi darurat baik bersifat umum maupun bersifat khusus

20 Kebijakan pemimpin atas rakyat harus didasarkan pada kemaslahatan

5 Agama Kristen obati kondisi tersebut kecuali pasien yang menolak

diperbolehkan menggunakan terapi yang memberikan kenyamanan bagi

pasien dan butuh waktu lebih singkat Prinsipnya adalah holistic care

memandang manusia bukan sebagai objek materi tidak hanya

penyembuhan etiologi medisnya saja

12

6 Agama katholik dalam menghadapi pasien yang sakit parah harus

diupayakan dengan sebaik ndash baiknya Manusia hanya bisa berusahan tapi

Tuhan yang menentukan hidup mati

7 Agama Hindu Dokter hendaknya dapat melaksanakan komunikasi yang

baik dengan pasien terutama mengenai soal penyakit dan pengobatan

Dokter hendaknya selalu berpedoman kepada Etika Profesi Medis sumpah

dokter Dalam melaksanakan tugas Bhagawad Gita Bab II sloka 47 kiranya

dapat pula dijadikan pedoman yang isinya sebagai berikut ldquoHanya pada

pelaksanaan engkau mempunyai hak dan tidak sama sekali pada hasilnya

Janganlah hasil dari pekerjaan itu menjadi alasanmu pun juga janganlah

membiarkan dirimu untuk tidak melaksanakan suatu pekerjaan apapun

13

BAB IV

TINJAUAN PUSTAKA

Perawatan Paliatif

Perawatan paliatif (dari bahasa Latinpalliareuntuk jubah) adalah pendekatan yang

bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah yang

berhubungan dengan penyakit yang dapat mengancam jiwa melalui pencegahan dan

peniadaan melalui identifikasi dini dan penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan

masalah-masalah lain fisik psikososial dan spiritual (WHO 2002) Tujuannya untuk

mengurangi penderitaan pasien memperpanjang umurnya meningkatkan kualitas hidupnya

juga memberikan support kepada keluarganya Meski pada akhirnya pasien meninggal yang

terpenting sebelum meninggal dia sudah siap secara psikologis dan spiritual serta tidak stres

menghadapi penyakit yang dideritanya Jadi tujuan utama perawatan paliatif bukan untuk

menyembuhkan penyakit Dan yang ditangani bukan hanya penderita tetapi juga

keluarganya

Dulu perawatan ini hanya diberikan kepada pasien kanker yang secara medis sudah

tidak dapat disembuhkan lagi tetapi kini diberikan pada semua stadium kanker bahkan juga

pada penderita penyakit-penyakit lain yang mengancam kehidupan seperti HIVAIDS dan

berbagai kelainan yang bersifat kronis(2)

Prinsip-prinsip perawatan paliatif

1 Menghargai setiap kehidupan

2 Menganggap kematian sebagai proses yang normal

3 Tidak mempercepat atau menunda kematian

4 Menghargai keinginan pasien dalam mengambil keputusan

5 Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang menganggu

6 Mengintegrasikan aspek psikologis sosial dan spiritual dalam perawatan pasien dan

keluarga

7 Menghindari tindakan medis yang sia-sia(1)

14

8 Memberikan dukungan yang diperlukan agar pasien tetap aktif sesuai dengan

kondisinya sampai akhir hayat

9 Memberikan dukungan kepada keluarga dalam masa duka cita

Sasaran kebijakan pelayanan paliatif

1 Seluruh pasien (dewasa dan anak) dan anggota keluarga lingkungan yang

memerlukan perawatan paliatif di mana pun pasien berada di seluruh Indonesia

2 Pelaksana perawatan paliatif dokter perawat tenaga kesehatan lainnya dan tenaga

terkait lainnya

3 Institusi-institusi terkait misalnya

a Dinas kesehatan propinsi dan dinas kesehatan kabupatenkota

b Rumah Sakit pemerintah dan swasta

c Puskesmas

d Rumah perawatanhospis

e Fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta lain(1)

Lingkup kegiatan perawatan paliatif

1 Jenis kegiatan perawatan paliatif meliputi

1048707 Penatalaksanaan nyeri

1048707 Penatalaksanaan keluhan fisik lain

1048707 Asuhan keperawatan

1048707 Dukungan psikologis

1048707 Dukungan sosial

1048707 Dukungan kultural dan spiritual

1048707 Dukungan persiapan dan selama masa dukacita (bereavement)

2 Perawatan paliatif dilakukan melalui rawat inap rawat jalan dan kunjunganrawat

rumah(1)

Sumber daya manusia

1 Pelaksana perawatan paliatif adalah tenaga kesehatan pekerja sosial

rohaniawan keluargarelawan

2 Kriteria pelaksana perawatan paliatif adalah telah mengikuti

pendidikanpelatihan perawatanpaliatif dan telah mendapat sertifikat

3 Pelatihan

15

a Modul pelatihan Penyusunan modul pelatihan dilakukan dengan kerjasama

antara para pakarperawatan paliatif dengan Departemen Kesehatan (Badan

Pembinaan dan PengembanganSumber Daya Manusia dan Direktorat Jenderal

Bina Pelayanan Medik) Modul-modul tersebutterdiri dari modul untuk dokter

modul untuk perawat modul untuk tenaga kesehatan lainnyamodul untuk tenaga

non medis

b Pelatih Pakar perawatan paliatif dari RS Pendidikan dan Fakultas Kedokteran

c Sertifikasi dari Departemen Kesehatan cq Pusat Pelatihan dan Pendidikan

Badan PPSDMPada tahap pertama dilakukan sertifikasi pemutihan untuk

pelaksana perawatan paliatif di 5(lima) propinsi yaitu Jakarta Yogyakarta

Surabaya Denpasar Makasar Pada tahapselanjutnya sertifikasi diberikan setelah

mengikuti pelatihan

4 Pendidikan Pendidikan formal spesialis paliatif (ilmu kedokteran paliatif ilmu

keperawatan paliatif)(1)

Tempat perawatan paliatif

Tempat untuk melakukan perawatan paliatif adalah

a Rumah sakit Untuk pasien yang harus mendapatkan perawatan yang

memerlukan pengawasan ketat tindakan khusus atau peralatan khusus

b Puskesmas Untuk pasien yang memerlukan pelayanan rawat jalan

c Rumah singgahpanti (hospis) Untuk pasien yang tidak memerlukan

pengawasan ketat tindakan khusus atau peralatan khusus tetapi belum dapat

dirawat di rumah karena masih memerlukan pengawasan tenaga kesehatan

d Rumah pasien Untuk pasien yang tidak memerlukan pengawasan ketat

tindakan khusus atau peralatan khusus atau ketrampilan perawatan yang tidak

mungkin dilakukan oleh keluarga(3)

Jenis-jenis p erawatan paliatif

1 Home Care

Dilakukan dengan melakukan kunjungan ke rumah-rumah penderita terutama yang

karena alasan-alasan tertentu tidak dapat datang ke rumah sakit Kunjungan dilakukan

oleh tim yang terdiri atas dokter paliatif psikiater perawat dan relawan untuk memantau

dan memberikan solusi atas masalah-masalah yang dialami penderita kanker dan

16

keluarganya bukan hanya menyangkut masalah medisbiologis tetapi juga masalah

psikis sosial dan spiritual Perawatan paliatif membolehkan pasien di rawat di rumah

didampingi keluarga tercinta Saat di rawat di rumah pasien biasanya akan merasa lebih

nyaman dan bisa membantu meringankan beban dan pikiran sehingga lebih siap

menghadapi penyakitnya

2 Day Care

Merupakan layanan untuk tindakan medis yang tidak memerlukan rawat inap misalnya

perawatan luka kemoterapi dsb

3 Respite Care

Merupakan layanan yang bersifat psikologis Di sini penderita maupun keluarganya dapat

berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater bersosialisasi dengan penderita kanker lain

mengikuti terapi musik atau sekedar bersantai dan beristirahat Bisa juga menitipkan

penderita kanker (selama jam kerja) jika pendamping atau keluarga yang merawatnya

ada keperluan lain(4)

Aspek medikolegal (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

812MenkesSKVII2007 tentang Kebijakan Perawatan Paliatif)

1 Informed consent pasien paham pengertian tujuan dan pelaksanaaan perawatan

paliatif (komunikasi) Setiap tindakan berisiko dilakukan informed consent Penerima

informasi pemberi persetujuan diutamakan pasien sendiri ( pasien kompeten) dan

saksi keluarga terdekat pasien tidak kompeten oleh keluarga terdekat atas nama

pasien Saat pasien kompeten tim mengusahakan memperoleh pesan pernyataan

pasien tentang hal yang harus atau boleh atau tidak boleh dilakukan terhadapnya pada

saat kompetensinya menurun atau pasien menunjuk wakilnya untuk membuat

keputusan saat ia tidak kompeten Pernyataan dibuat secara tertulis Pada keadaan

darurat untuk kepentingan pasien tim dapat melakukan tindakan kedokteran yang

diperlukan

2 Resusitasi tidak resusitasi pasien diinformasikan tentang hal ini pada saat mulai

perawatan paliatif Keputusan dibuat oleh pasien yang kompeten tim perawatan

paliatif Pasien yang kompeten memiliki hak untuk tidak menghendaki resusitasi

setelah memperoleh informasi yang adekuat dan dipahaminya Keluarga terdekat pada

dasarnya tidak boleh membuat keputusan tidak resusitasi kecuali sudah dipesankan

dalam pernyataan tertulis oleh pasien Tetapi dalam keadaan dan pertimbangan

17

tertentu permintaan tertulis oleh seluruh keluarga terdekat dapat dimintakan

penetapan pengadilan untuk pengesahannya Tim perawatan paliatif dapat membuat

keputusan unuk tidak melakukan resusitasi jika pasien dalam tahap terminal dan

tindakan resusitasi diketahui tidak akan menyembuhkan atau memperbaiki kualitas

hidupnya berdasarkan bukti ilmiah

3 Perawatan di ICU dalam menghadapi pasien terminal tim harus mengikuti pedoman

penentuan kematian batang otak dan penghentian peralatan life supporting

Menurut Prof R Sunaryadi Tejawinata dr SpTHT (K) FAAO

PGDPallMed (ECU) ndashKepala Pusat Pengembangan Paliatif amp Bebas Nyeri RSU Dr

Soetomo periode 1992-2006ndash salah satu aspek penting dalam perawatan paliatif adalah

kasih kepedulian ketulusan dan rasa syukur Begitu pentingnya aspek ini sampai

melebihi pentingnya penanganan nyeri yang mutlak harus dilakukan dalam perawatan

paliatif Masyarakat menganggap perawatan paliatif hanya untuk pasien dalam kondisi

terminal yang akan segera meninggal Namun konsep baru perawatan paliatif

menekankan pentingnya integrasi perawatan paliatif lebih dini agar masalah fisik

psikososial dan spiritual dapat diatasi dengan baik Perawatan paliatif adalah pelayanan

kesehatan yang bersifat holistik dan terintegrasi dengan melibatkan berbagai profesi

dengan dasar falsafah bahwa setiap pasien berhak mendapatkan perawatan terbaik sampai

akhir hayatnya(5)

Bagi seorang dokter butuh empati yang besar dan keterampilan khusus dalam

melakukan paliatif care Penyampaian kabar buruk (ketika pasien tidak bisa sembuh dan

harus dilakukan paliative care) pun harus ada etikanya jangan sampai ketika kita

menyampaikan kabar buruk tersebut menimbulkan Stres mendalam bagi pasien maupun

keluarganya yang berakibat semakin cepatnya proses kematian bagi pasien Terkadang

juga tindakan Euthanasia dilakukan jika tindakan Paliatif sudah dilakukan tapi pasien

masih sangat menderita Namun perlu dicatat Tindakan Euthanasia tidak semudah itu

dilakukan Banyak faktor yang harus dipertimbangkan (permintaan pasienpermintaan

keluargadasar hukumadat istiadat setempatagama dll)(6)

18

BAB V

KESIMPULAN

Bapak Arman dinyatakan mengalami kanker paru stadium lanjut yang sudah menjalar

ke otak Pada kasus seperti ini pengobatan lebih ditujukan kepada pengobatan secara paliatif

yang bertujuan untuk mengurangi penderitaan pasien meningkatkan kualitas hidupnya serta

memberikan support kepada keluarganya Selain itu dokter juga harus memberikan edukasi

dan pengertian kepada keluarga pasien mengenai resiko yang kemungkinan akan terjadi

apabila tetap dilakukan tindakan medis atau pengobatan dengan segala cara yaitu bisa saja

penderitaan pasien akan bertambah atau bahkan bisa sebabkan pasien meninggal Akan tetapi

sesuai dengan salah satu prinsip dasar bioetik dokter harus menghormati otonomi pasien dan

tetap menyerahkan keputusan yang terbaik sepenuhnya kepada pasien

19

DAFTAR PUSTAKA

1 Perawatan Paliatif Available at httpspiritiaoridDokskmenkes812707pdf

Accessed on July 20th 2011

2 Sampurna Budi Syamsu Zulhasmar Siswaja Tjetjep D Bioetik dan hukum

kedokteran Jakarta Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia 1997 p36-9

3 Perawatan Paliatif (Palliative care) Available at

httpdoktersyhurawordpresscomsistem-kesehatanperawatan-paliatif-palliative-

care Accessed on July 20th 2011

4 Perawatan Paliatif Available at httpwwwmedicaleracominfo_answerphp

thread=11209 Accessed on July 20th 2011

5 Perawatan Paliatif Kanker Available at

httprsudrsoetomojatimprovgoididindexphp Accessed on July 20th 2011

6 Perawatan Paliatif Available at httpwwwnews-medicalnethealthPalliative-Care-

What-is-Palliative-Care-28Indonesian29aspx Accessed on July 20th 2011

20

Page 7: Mo Hukum Agama Dan Moral

Sakit parah sakit yang berat terdapat kerusakan satu atau organ tubuh atau

lebih yang sukar untuk dipulihkan lagi dan terdapat kerusakan sistem yang sulit

untuk dikoreksi

Manfaat pasien sakit parah memberikan kesempatan kepada keluarga untuk

mewujudkan rasa cinta kasih dan kasih sayang terhadap si sakit lalu mengembangkan

empati melakukan perawatan paliatif sesuai dengan kemampuan finansial kondisi

sakit penderita dan harapan hidup

5 Katolik

Dalam pandangan agama katolik sakit merupakan konsekuensi logis manusia

sebagai makhluk yang memiliki tubuh Dan menyebabkan manusia sakit adalah

manusia itu sendiri karena kelalaian manusia menjaga tubuh Pandangan tersebut

dilandasi oleh pemahaman tentang eksistensi Allah atau Tuhan sebagai Mahabaik

Oleh karena itu segala sesuatu yang tidak baik tidak berasal dari Allah Allah adalah

cinta kasih (I Yoh 4 816) Bukan Tuhan yang menyebabkan manusia sakit tetapi

karena kelalaian manusia

Sakit menurut Hukum

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan BAB I

Pasal 1

1 Kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik mental spiritual maupun social

yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara social dan

ekonomi

Penolakan tindakan medis dan second opinion

Berdasarkan prinsip dasar bioetika yang menghormati otonomi pasien maka pasien

berhak menolak tindakan medis yang akan dilakukan dan berhak untuk meminta second

opinion

Menurut undang-undang nomor 24 tahun 2004 pasal 52

Pasien dalam menerima pelayanan dan praktik kedokteran mempunyai hak

7

a Mendapat penjelasan secara lengkap tenteang tindakan medis

b Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain

c Mendapat pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis

d Menolak tindakan medis dan

e Mendapatkan isi rekam medis

Kematian menurut pandangan agama

1 Buddha

Definisi kematian menurut Buddha adalah seseorang dapat dikatakan mati

apabila kesadaran ajal (cuticitta) telah muncul dalam dirinya Begitu muncul sesaat

kesadaran ajal akan langsung padam Kepadaman kesadaran ajal merupakan `the

point of no returnrsquo bagi suatu makhluk dalam kehidupan ini Pada nsure-unsur

jasmaniah kematian ditandai dengan terputusnya kemampuan hidup (jicircvitindriya)

Kematian mutlak yang merupakan keterputusan daur penderitaan para

Arahanta Kematian pada dasarnya diakibatkan oleh empat macam sebab yaitu

karena habisnya usia (acircyukkhaya) karena habisnya akibat perbuatan penyebab

kelahiran serta perbuatan pendukung (kammakkhaya)(2) karena habisnya usia serta

akibat perbuatan (ubhayakkhaya) karena terputus oleh kecelakaan bencana atau

malapetaka (upacchedaka)

Menurut Buddha setiap kelahiran pasti diakhiri dengan kematian (sabbe

sankhara anicca)

2 Katolik

Dalam KGK 1013 dikatakan ldquoKematian adalah titik akhir peziarahan manusia

di dunia titik akhir dari masa rahmat dan be1as kasihan yang Allah berikan

kepadanya supaya melewati kehidupan dunia ini sesuai dengan rencana Allah dan

dengan demikian menentukan nasibnya yang terakhirrdquo

8

Sebenarnya Allah Pencipta menentukan supaya manusia tidak mati Namun

dosa telah membuat manusia harus mengakhiri hidupnya dengan kematian Dengan

demikian kematian sebenarnya bertentangan dengan maksud Allah Pencipta (KGK

1008) Selanjutnya KGK 108 menyatakan ldquoMagisterium Gereja mengajarkan bahwa

kematian telah masuk ke dalam dunia karena manusia telah berdosa Walaupun

manusia mempunyai kodrat yang dapat mati namun Pencipta menentukan supaya ia

tidak mati Dengan demikian kematian bertentangan dengan keputusan Allah

Pencipta Kematian masuk ke dunia sebagai akibat dosa ldquoKematian badan yang

dapat dihindari seandainya manusia tidak berdosardquo (GS 18) adalah ldquomusuh terakhirrdquo

manusia yang harus dikalahkanrdquo

3 Kristen

Menurut Kristen kematian bukanlah termasuk ciptaan Allah tetapi merupakan

hasil dari dosa manusia yang berontak terhadap sang pencipta

Kejadian 319 ldquodengan berpeluh engkau akan mencari makananmu sampai

engkau kembali lagi menjadi tanah karena dari situlah engkau diambil sebab engkau

debu dan engkau akan kembali menjadi deburdquoPengkhotbah 127 ldquoDan debu kembali

menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang

mengaruniakannyardquo

4 Islam

Menurut islam sesungguhnya semua makhluk hidup pada akhirnya akan mati

dan manusia pada dasar diciptakan dari benda mati

Dalam surat Al-Baqarah 28 dijelaskan

ldquoMengapa kamu kafir kepada Allah padahal kamu tadinya mati lalu Allah

menghidupkan kamu kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali

kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikanrdquo

Surat Al-Baqarah 36

ldquoDan untukmu tempat tinggal diatas bumi dan kesenangan hingga waktu yang

ditentukanrdquo

5 Hindu

9

Menurut Hindu kematian tak ubahnya seperti orang yang berganti pakaian

dan pitra yagna sebagai proses kembalinya panca maha bhuta serta cerminan bakti

anak terhadap orang tua

Pada skenario sesi 2 didapatkan data bahwa bapak Arman dan NyNani ingin

memperoleh second opinion ke luar negeri untuk mengobati penyakit bapak Arman Pada

hasil pemeriksaan medis di luar negeri menyatakan bahwa pak Arman menderita kanker

paru-paru stadium lanjut yang sudah bermetastase ke tulang-tulang dan membutuhkan

operasi perbaikan pada beberapa ruas tulang vertebra servikalnya agar tidak menjepit saraf-

sarafnya Setelah dilakukan operasi perbaikan vertebra servikal oleh dokter luar negeri

hasilnya berhasil baik Ketika pak Arman kembali ke luar negeri untuk kontrol penyakitnya

kanker parunya dinyatakan sudah hampir menghilang namun beberapa minggu kemudian

kondisi pak Arman justru mulai menurun Saat kembali periksa ke luar negeri dokter

menyatakan bahwa kankernya sudah menjalar ke otak Dokter menyarankan agar pak Arman

menjalani pengobatan paliatif saja

Dari segi medis saran dokter luar negeri agar melakukan pengobatan paliatif saja

sudah dianggap benar

Dari segi bioetik dokter Indonesia telah memenuhi salah satu dari prinsip dasar

bioetika yaitu menghormati otonomi pasien untuk mendapatkan second opinion ke luar

negeri Sedangkan dokter luar negeri juga telah memenuhi dua prinsip dasar bioetika yaitu

prinsip berbuat baik (beneficence) serta prinsip tidak merugikan (non maleficence) Ketika

penyakit kanker pak Arman dinyatakan sudah menjalar ke otak dokter seharusnya

memberikan penjelasan dengan benar bahwa pilihan pengobatan pada pasien stadium

terminal seperti pak Arman adalah dengan pengobatan paliatif atau tidak diterapi sama sekali

Selain itu dokter hendaknya memberikan edukasi mengenai resiko yang kemungkinan akan

terjadi apabila tetap dilakukan tindakan medis atau pengobatan dengan segala cara yaitu bisa

saja penderitaan pasien akan bertambah atau bahkan bisa sebabkan pasien meninggal

Keputusan dokter untuk memberikan perawatan paliatif sudah benar didasarkan bukan hanya

dari kualitas hidup pasien tetapi juga atas dasar indikasi medis Akan tetapi dokter juga harus

menyadari bahwa semua keputusan yang terbaik ada pada pasien

Dari segi hukum dokter yang menangani pak Arman berhak mendapatkan

perlindungan hukum karena sudah menangani pasien sesuai dengan standar profesi dan

10

standar prosedur operasional Hal ini sesuai dengan Pasal 50 UU 292004 tentang praktik

kedokteran yang berisi Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran

mempunyai hak memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai

dengan standar profesi dan standar prosedur operasional serta memberikan pelayanan medis

menurut standar profesi dan standar prosedur operasional

Sikap dokter dalam menangani pasien dengan penyakit pada stadium terminal

1 Bioetika salah satu tujuan ilmu kedokteran adalah mencegah kematian

yang belum saatnya Bila sudah saatnya meninggal Ilmu Kedoktern tidak

bias memperpanjang umur tugasnya adalah mengantar agar pasien bias

meninggal dengan damai Pilihan bagi pasien yang sedang sekarat adalah

terapi paliatif dan no treatment

2 Hukum Tujuan Ilmu Kedokteran mencegah menyembuhkan sakit

meringankan penderitaan mendampingi pasien selama perawatan dan saat ndash

saat menjelang ajal Pada pasien stadium terminal secara medis belum ada

obat yang bisa manyembuhkan umumnya terjadi pada pasien yang

menjelang ajal

3 Agama Buddha terus memberikan perawatan dan terapi dengan sebaik-

baiknya Pembacaan Paritta ndash Paritta suci dengan harapan kamma baiknya

segera berbuah lalu meninggal dunia (karena fisiknya tidak dapat

dipergunakan lagi untuk hidup) dan terlahir kembali ke alam yang lebih

baik Berdasarkan ajaran agama Buddha bahwa sakit bukan merupakan hal

yang kebetulan namun merupakan akibat dari berbuahnya perbuatan buruk

di masa lalu

4 Agama Islam adab seorang dokter terhadap pasien adalah hubungan

pribadi dengan Allah dan hubungan antar manusia Memposisikan kaidah ndash

kaidah Fiqih kedokteran terutama sikap dokter dalam mengambil tindakan

medis terhadap pasiennya

Kaidah ndash kaidah Fiqih kedokteran

1 Hukum asal segala sesuatu yang bermanfaat adalah diperbolehkan

11

2 Hukum asal segala sesuatu yang membahayakan adalah haram

3 Tidak boleh melakukan perbuatan yang berbahaya dan membahayakan

4 Kemadhratan sebisa mungkin dihilangkan

5 Madharat itu tidak ada istilah kadaluarsa

6 Kemadharatan itu tidak boleh dihilangkan dengan kemadharatan yang sama

7 Kemadharatan yang lebih berat dihilangkan dengan kemadharatan yang lebih ringan

8 Apabila ada dua kerusakan maka diambil kerusakan yang lebih ringan

9 Kemadharatan khusus bisa diambil demi menolak kemadharatan umum

10 Menolak kerusakan lebih diprioritaskan daripada mendatangkan kemashlahatan

11 Kesulitan itu menarik kepada kemudahan

12 Suatu masalah apabila sempit maka menjadi luas

13 Keterpaksaan itu membolehkan yang terlarang

14 Sesuatu yang dibolehkan karena udzur maka kebolehan itu menjadi batal jika udzurnya sudah hilang

15 Apabila sesuatu menghalangi itu hilang maka yang terhalangpun kembali

16 Kterpaksaan itu tidak menggunakan hak orang lain

17 Tidak diperbolehkan menggunakan milik orang lain kecuali dengan seizinnya

18 Kebolehan yang bersifat SyarrsquoI menggugurkan jaminan

19 Kebutuhan menempati posisi darurat baik bersifat umum maupun bersifat khusus

20 Kebijakan pemimpin atas rakyat harus didasarkan pada kemaslahatan

5 Agama Kristen obati kondisi tersebut kecuali pasien yang menolak

diperbolehkan menggunakan terapi yang memberikan kenyamanan bagi

pasien dan butuh waktu lebih singkat Prinsipnya adalah holistic care

memandang manusia bukan sebagai objek materi tidak hanya

penyembuhan etiologi medisnya saja

12

6 Agama katholik dalam menghadapi pasien yang sakit parah harus

diupayakan dengan sebaik ndash baiknya Manusia hanya bisa berusahan tapi

Tuhan yang menentukan hidup mati

7 Agama Hindu Dokter hendaknya dapat melaksanakan komunikasi yang

baik dengan pasien terutama mengenai soal penyakit dan pengobatan

Dokter hendaknya selalu berpedoman kepada Etika Profesi Medis sumpah

dokter Dalam melaksanakan tugas Bhagawad Gita Bab II sloka 47 kiranya

dapat pula dijadikan pedoman yang isinya sebagai berikut ldquoHanya pada

pelaksanaan engkau mempunyai hak dan tidak sama sekali pada hasilnya

Janganlah hasil dari pekerjaan itu menjadi alasanmu pun juga janganlah

membiarkan dirimu untuk tidak melaksanakan suatu pekerjaan apapun

13

BAB IV

TINJAUAN PUSTAKA

Perawatan Paliatif

Perawatan paliatif (dari bahasa Latinpalliareuntuk jubah) adalah pendekatan yang

bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah yang

berhubungan dengan penyakit yang dapat mengancam jiwa melalui pencegahan dan

peniadaan melalui identifikasi dini dan penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan

masalah-masalah lain fisik psikososial dan spiritual (WHO 2002) Tujuannya untuk

mengurangi penderitaan pasien memperpanjang umurnya meningkatkan kualitas hidupnya

juga memberikan support kepada keluarganya Meski pada akhirnya pasien meninggal yang

terpenting sebelum meninggal dia sudah siap secara psikologis dan spiritual serta tidak stres

menghadapi penyakit yang dideritanya Jadi tujuan utama perawatan paliatif bukan untuk

menyembuhkan penyakit Dan yang ditangani bukan hanya penderita tetapi juga

keluarganya

Dulu perawatan ini hanya diberikan kepada pasien kanker yang secara medis sudah

tidak dapat disembuhkan lagi tetapi kini diberikan pada semua stadium kanker bahkan juga

pada penderita penyakit-penyakit lain yang mengancam kehidupan seperti HIVAIDS dan

berbagai kelainan yang bersifat kronis(2)

Prinsip-prinsip perawatan paliatif

1 Menghargai setiap kehidupan

2 Menganggap kematian sebagai proses yang normal

3 Tidak mempercepat atau menunda kematian

4 Menghargai keinginan pasien dalam mengambil keputusan

5 Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang menganggu

6 Mengintegrasikan aspek psikologis sosial dan spiritual dalam perawatan pasien dan

keluarga

7 Menghindari tindakan medis yang sia-sia(1)

14

8 Memberikan dukungan yang diperlukan agar pasien tetap aktif sesuai dengan

kondisinya sampai akhir hayat

9 Memberikan dukungan kepada keluarga dalam masa duka cita

Sasaran kebijakan pelayanan paliatif

1 Seluruh pasien (dewasa dan anak) dan anggota keluarga lingkungan yang

memerlukan perawatan paliatif di mana pun pasien berada di seluruh Indonesia

2 Pelaksana perawatan paliatif dokter perawat tenaga kesehatan lainnya dan tenaga

terkait lainnya

3 Institusi-institusi terkait misalnya

a Dinas kesehatan propinsi dan dinas kesehatan kabupatenkota

b Rumah Sakit pemerintah dan swasta

c Puskesmas

d Rumah perawatanhospis

e Fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta lain(1)

Lingkup kegiatan perawatan paliatif

1 Jenis kegiatan perawatan paliatif meliputi

1048707 Penatalaksanaan nyeri

1048707 Penatalaksanaan keluhan fisik lain

1048707 Asuhan keperawatan

1048707 Dukungan psikologis

1048707 Dukungan sosial

1048707 Dukungan kultural dan spiritual

1048707 Dukungan persiapan dan selama masa dukacita (bereavement)

2 Perawatan paliatif dilakukan melalui rawat inap rawat jalan dan kunjunganrawat

rumah(1)

Sumber daya manusia

1 Pelaksana perawatan paliatif adalah tenaga kesehatan pekerja sosial

rohaniawan keluargarelawan

2 Kriteria pelaksana perawatan paliatif adalah telah mengikuti

pendidikanpelatihan perawatanpaliatif dan telah mendapat sertifikat

3 Pelatihan

15

a Modul pelatihan Penyusunan modul pelatihan dilakukan dengan kerjasama

antara para pakarperawatan paliatif dengan Departemen Kesehatan (Badan

Pembinaan dan PengembanganSumber Daya Manusia dan Direktorat Jenderal

Bina Pelayanan Medik) Modul-modul tersebutterdiri dari modul untuk dokter

modul untuk perawat modul untuk tenaga kesehatan lainnyamodul untuk tenaga

non medis

b Pelatih Pakar perawatan paliatif dari RS Pendidikan dan Fakultas Kedokteran

c Sertifikasi dari Departemen Kesehatan cq Pusat Pelatihan dan Pendidikan

Badan PPSDMPada tahap pertama dilakukan sertifikasi pemutihan untuk

pelaksana perawatan paliatif di 5(lima) propinsi yaitu Jakarta Yogyakarta

Surabaya Denpasar Makasar Pada tahapselanjutnya sertifikasi diberikan setelah

mengikuti pelatihan

4 Pendidikan Pendidikan formal spesialis paliatif (ilmu kedokteran paliatif ilmu

keperawatan paliatif)(1)

Tempat perawatan paliatif

Tempat untuk melakukan perawatan paliatif adalah

a Rumah sakit Untuk pasien yang harus mendapatkan perawatan yang

memerlukan pengawasan ketat tindakan khusus atau peralatan khusus

b Puskesmas Untuk pasien yang memerlukan pelayanan rawat jalan

c Rumah singgahpanti (hospis) Untuk pasien yang tidak memerlukan

pengawasan ketat tindakan khusus atau peralatan khusus tetapi belum dapat

dirawat di rumah karena masih memerlukan pengawasan tenaga kesehatan

d Rumah pasien Untuk pasien yang tidak memerlukan pengawasan ketat

tindakan khusus atau peralatan khusus atau ketrampilan perawatan yang tidak

mungkin dilakukan oleh keluarga(3)

Jenis-jenis p erawatan paliatif

1 Home Care

Dilakukan dengan melakukan kunjungan ke rumah-rumah penderita terutama yang

karena alasan-alasan tertentu tidak dapat datang ke rumah sakit Kunjungan dilakukan

oleh tim yang terdiri atas dokter paliatif psikiater perawat dan relawan untuk memantau

dan memberikan solusi atas masalah-masalah yang dialami penderita kanker dan

16

keluarganya bukan hanya menyangkut masalah medisbiologis tetapi juga masalah

psikis sosial dan spiritual Perawatan paliatif membolehkan pasien di rawat di rumah

didampingi keluarga tercinta Saat di rawat di rumah pasien biasanya akan merasa lebih

nyaman dan bisa membantu meringankan beban dan pikiran sehingga lebih siap

menghadapi penyakitnya

2 Day Care

Merupakan layanan untuk tindakan medis yang tidak memerlukan rawat inap misalnya

perawatan luka kemoterapi dsb

3 Respite Care

Merupakan layanan yang bersifat psikologis Di sini penderita maupun keluarganya dapat

berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater bersosialisasi dengan penderita kanker lain

mengikuti terapi musik atau sekedar bersantai dan beristirahat Bisa juga menitipkan

penderita kanker (selama jam kerja) jika pendamping atau keluarga yang merawatnya

ada keperluan lain(4)

Aspek medikolegal (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

812MenkesSKVII2007 tentang Kebijakan Perawatan Paliatif)

1 Informed consent pasien paham pengertian tujuan dan pelaksanaaan perawatan

paliatif (komunikasi) Setiap tindakan berisiko dilakukan informed consent Penerima

informasi pemberi persetujuan diutamakan pasien sendiri ( pasien kompeten) dan

saksi keluarga terdekat pasien tidak kompeten oleh keluarga terdekat atas nama

pasien Saat pasien kompeten tim mengusahakan memperoleh pesan pernyataan

pasien tentang hal yang harus atau boleh atau tidak boleh dilakukan terhadapnya pada

saat kompetensinya menurun atau pasien menunjuk wakilnya untuk membuat

keputusan saat ia tidak kompeten Pernyataan dibuat secara tertulis Pada keadaan

darurat untuk kepentingan pasien tim dapat melakukan tindakan kedokteran yang

diperlukan

2 Resusitasi tidak resusitasi pasien diinformasikan tentang hal ini pada saat mulai

perawatan paliatif Keputusan dibuat oleh pasien yang kompeten tim perawatan

paliatif Pasien yang kompeten memiliki hak untuk tidak menghendaki resusitasi

setelah memperoleh informasi yang adekuat dan dipahaminya Keluarga terdekat pada

dasarnya tidak boleh membuat keputusan tidak resusitasi kecuali sudah dipesankan

dalam pernyataan tertulis oleh pasien Tetapi dalam keadaan dan pertimbangan

17

tertentu permintaan tertulis oleh seluruh keluarga terdekat dapat dimintakan

penetapan pengadilan untuk pengesahannya Tim perawatan paliatif dapat membuat

keputusan unuk tidak melakukan resusitasi jika pasien dalam tahap terminal dan

tindakan resusitasi diketahui tidak akan menyembuhkan atau memperbaiki kualitas

hidupnya berdasarkan bukti ilmiah

3 Perawatan di ICU dalam menghadapi pasien terminal tim harus mengikuti pedoman

penentuan kematian batang otak dan penghentian peralatan life supporting

Menurut Prof R Sunaryadi Tejawinata dr SpTHT (K) FAAO

PGDPallMed (ECU) ndashKepala Pusat Pengembangan Paliatif amp Bebas Nyeri RSU Dr

Soetomo periode 1992-2006ndash salah satu aspek penting dalam perawatan paliatif adalah

kasih kepedulian ketulusan dan rasa syukur Begitu pentingnya aspek ini sampai

melebihi pentingnya penanganan nyeri yang mutlak harus dilakukan dalam perawatan

paliatif Masyarakat menganggap perawatan paliatif hanya untuk pasien dalam kondisi

terminal yang akan segera meninggal Namun konsep baru perawatan paliatif

menekankan pentingnya integrasi perawatan paliatif lebih dini agar masalah fisik

psikososial dan spiritual dapat diatasi dengan baik Perawatan paliatif adalah pelayanan

kesehatan yang bersifat holistik dan terintegrasi dengan melibatkan berbagai profesi

dengan dasar falsafah bahwa setiap pasien berhak mendapatkan perawatan terbaik sampai

akhir hayatnya(5)

Bagi seorang dokter butuh empati yang besar dan keterampilan khusus dalam

melakukan paliatif care Penyampaian kabar buruk (ketika pasien tidak bisa sembuh dan

harus dilakukan paliative care) pun harus ada etikanya jangan sampai ketika kita

menyampaikan kabar buruk tersebut menimbulkan Stres mendalam bagi pasien maupun

keluarganya yang berakibat semakin cepatnya proses kematian bagi pasien Terkadang

juga tindakan Euthanasia dilakukan jika tindakan Paliatif sudah dilakukan tapi pasien

masih sangat menderita Namun perlu dicatat Tindakan Euthanasia tidak semudah itu

dilakukan Banyak faktor yang harus dipertimbangkan (permintaan pasienpermintaan

keluargadasar hukumadat istiadat setempatagama dll)(6)

18

BAB V

KESIMPULAN

Bapak Arman dinyatakan mengalami kanker paru stadium lanjut yang sudah menjalar

ke otak Pada kasus seperti ini pengobatan lebih ditujukan kepada pengobatan secara paliatif

yang bertujuan untuk mengurangi penderitaan pasien meningkatkan kualitas hidupnya serta

memberikan support kepada keluarganya Selain itu dokter juga harus memberikan edukasi

dan pengertian kepada keluarga pasien mengenai resiko yang kemungkinan akan terjadi

apabila tetap dilakukan tindakan medis atau pengobatan dengan segala cara yaitu bisa saja

penderitaan pasien akan bertambah atau bahkan bisa sebabkan pasien meninggal Akan tetapi

sesuai dengan salah satu prinsip dasar bioetik dokter harus menghormati otonomi pasien dan

tetap menyerahkan keputusan yang terbaik sepenuhnya kepada pasien

19

DAFTAR PUSTAKA

1 Perawatan Paliatif Available at httpspiritiaoridDokskmenkes812707pdf

Accessed on July 20th 2011

2 Sampurna Budi Syamsu Zulhasmar Siswaja Tjetjep D Bioetik dan hukum

kedokteran Jakarta Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia 1997 p36-9

3 Perawatan Paliatif (Palliative care) Available at

httpdoktersyhurawordpresscomsistem-kesehatanperawatan-paliatif-palliative-

care Accessed on July 20th 2011

4 Perawatan Paliatif Available at httpwwwmedicaleracominfo_answerphp

thread=11209 Accessed on July 20th 2011

5 Perawatan Paliatif Kanker Available at

httprsudrsoetomojatimprovgoididindexphp Accessed on July 20th 2011

6 Perawatan Paliatif Available at httpwwwnews-medicalnethealthPalliative-Care-

What-is-Palliative-Care-28Indonesian29aspx Accessed on July 20th 2011

20

Page 8: Mo Hukum Agama Dan Moral

a Mendapat penjelasan secara lengkap tenteang tindakan medis

b Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain

c Mendapat pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis

d Menolak tindakan medis dan

e Mendapatkan isi rekam medis

Kematian menurut pandangan agama

1 Buddha

Definisi kematian menurut Buddha adalah seseorang dapat dikatakan mati

apabila kesadaran ajal (cuticitta) telah muncul dalam dirinya Begitu muncul sesaat

kesadaran ajal akan langsung padam Kepadaman kesadaran ajal merupakan `the

point of no returnrsquo bagi suatu makhluk dalam kehidupan ini Pada nsure-unsur

jasmaniah kematian ditandai dengan terputusnya kemampuan hidup (jicircvitindriya)

Kematian mutlak yang merupakan keterputusan daur penderitaan para

Arahanta Kematian pada dasarnya diakibatkan oleh empat macam sebab yaitu

karena habisnya usia (acircyukkhaya) karena habisnya akibat perbuatan penyebab

kelahiran serta perbuatan pendukung (kammakkhaya)(2) karena habisnya usia serta

akibat perbuatan (ubhayakkhaya) karena terputus oleh kecelakaan bencana atau

malapetaka (upacchedaka)

Menurut Buddha setiap kelahiran pasti diakhiri dengan kematian (sabbe

sankhara anicca)

2 Katolik

Dalam KGK 1013 dikatakan ldquoKematian adalah titik akhir peziarahan manusia

di dunia titik akhir dari masa rahmat dan be1as kasihan yang Allah berikan

kepadanya supaya melewati kehidupan dunia ini sesuai dengan rencana Allah dan

dengan demikian menentukan nasibnya yang terakhirrdquo

8

Sebenarnya Allah Pencipta menentukan supaya manusia tidak mati Namun

dosa telah membuat manusia harus mengakhiri hidupnya dengan kematian Dengan

demikian kematian sebenarnya bertentangan dengan maksud Allah Pencipta (KGK

1008) Selanjutnya KGK 108 menyatakan ldquoMagisterium Gereja mengajarkan bahwa

kematian telah masuk ke dalam dunia karena manusia telah berdosa Walaupun

manusia mempunyai kodrat yang dapat mati namun Pencipta menentukan supaya ia

tidak mati Dengan demikian kematian bertentangan dengan keputusan Allah

Pencipta Kematian masuk ke dunia sebagai akibat dosa ldquoKematian badan yang

dapat dihindari seandainya manusia tidak berdosardquo (GS 18) adalah ldquomusuh terakhirrdquo

manusia yang harus dikalahkanrdquo

3 Kristen

Menurut Kristen kematian bukanlah termasuk ciptaan Allah tetapi merupakan

hasil dari dosa manusia yang berontak terhadap sang pencipta

Kejadian 319 ldquodengan berpeluh engkau akan mencari makananmu sampai

engkau kembali lagi menjadi tanah karena dari situlah engkau diambil sebab engkau

debu dan engkau akan kembali menjadi deburdquoPengkhotbah 127 ldquoDan debu kembali

menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang

mengaruniakannyardquo

4 Islam

Menurut islam sesungguhnya semua makhluk hidup pada akhirnya akan mati

dan manusia pada dasar diciptakan dari benda mati

Dalam surat Al-Baqarah 28 dijelaskan

ldquoMengapa kamu kafir kepada Allah padahal kamu tadinya mati lalu Allah

menghidupkan kamu kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali

kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikanrdquo

Surat Al-Baqarah 36

ldquoDan untukmu tempat tinggal diatas bumi dan kesenangan hingga waktu yang

ditentukanrdquo

5 Hindu

9

Menurut Hindu kematian tak ubahnya seperti orang yang berganti pakaian

dan pitra yagna sebagai proses kembalinya panca maha bhuta serta cerminan bakti

anak terhadap orang tua

Pada skenario sesi 2 didapatkan data bahwa bapak Arman dan NyNani ingin

memperoleh second opinion ke luar negeri untuk mengobati penyakit bapak Arman Pada

hasil pemeriksaan medis di luar negeri menyatakan bahwa pak Arman menderita kanker

paru-paru stadium lanjut yang sudah bermetastase ke tulang-tulang dan membutuhkan

operasi perbaikan pada beberapa ruas tulang vertebra servikalnya agar tidak menjepit saraf-

sarafnya Setelah dilakukan operasi perbaikan vertebra servikal oleh dokter luar negeri

hasilnya berhasil baik Ketika pak Arman kembali ke luar negeri untuk kontrol penyakitnya

kanker parunya dinyatakan sudah hampir menghilang namun beberapa minggu kemudian

kondisi pak Arman justru mulai menurun Saat kembali periksa ke luar negeri dokter

menyatakan bahwa kankernya sudah menjalar ke otak Dokter menyarankan agar pak Arman

menjalani pengobatan paliatif saja

Dari segi medis saran dokter luar negeri agar melakukan pengobatan paliatif saja

sudah dianggap benar

Dari segi bioetik dokter Indonesia telah memenuhi salah satu dari prinsip dasar

bioetika yaitu menghormati otonomi pasien untuk mendapatkan second opinion ke luar

negeri Sedangkan dokter luar negeri juga telah memenuhi dua prinsip dasar bioetika yaitu

prinsip berbuat baik (beneficence) serta prinsip tidak merugikan (non maleficence) Ketika

penyakit kanker pak Arman dinyatakan sudah menjalar ke otak dokter seharusnya

memberikan penjelasan dengan benar bahwa pilihan pengobatan pada pasien stadium

terminal seperti pak Arman adalah dengan pengobatan paliatif atau tidak diterapi sama sekali

Selain itu dokter hendaknya memberikan edukasi mengenai resiko yang kemungkinan akan

terjadi apabila tetap dilakukan tindakan medis atau pengobatan dengan segala cara yaitu bisa

saja penderitaan pasien akan bertambah atau bahkan bisa sebabkan pasien meninggal

Keputusan dokter untuk memberikan perawatan paliatif sudah benar didasarkan bukan hanya

dari kualitas hidup pasien tetapi juga atas dasar indikasi medis Akan tetapi dokter juga harus

menyadari bahwa semua keputusan yang terbaik ada pada pasien

Dari segi hukum dokter yang menangani pak Arman berhak mendapatkan

perlindungan hukum karena sudah menangani pasien sesuai dengan standar profesi dan

10

standar prosedur operasional Hal ini sesuai dengan Pasal 50 UU 292004 tentang praktik

kedokteran yang berisi Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran

mempunyai hak memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai

dengan standar profesi dan standar prosedur operasional serta memberikan pelayanan medis

menurut standar profesi dan standar prosedur operasional

Sikap dokter dalam menangani pasien dengan penyakit pada stadium terminal

1 Bioetika salah satu tujuan ilmu kedokteran adalah mencegah kematian

yang belum saatnya Bila sudah saatnya meninggal Ilmu Kedoktern tidak

bias memperpanjang umur tugasnya adalah mengantar agar pasien bias

meninggal dengan damai Pilihan bagi pasien yang sedang sekarat adalah

terapi paliatif dan no treatment

2 Hukum Tujuan Ilmu Kedokteran mencegah menyembuhkan sakit

meringankan penderitaan mendampingi pasien selama perawatan dan saat ndash

saat menjelang ajal Pada pasien stadium terminal secara medis belum ada

obat yang bisa manyembuhkan umumnya terjadi pada pasien yang

menjelang ajal

3 Agama Buddha terus memberikan perawatan dan terapi dengan sebaik-

baiknya Pembacaan Paritta ndash Paritta suci dengan harapan kamma baiknya

segera berbuah lalu meninggal dunia (karena fisiknya tidak dapat

dipergunakan lagi untuk hidup) dan terlahir kembali ke alam yang lebih

baik Berdasarkan ajaran agama Buddha bahwa sakit bukan merupakan hal

yang kebetulan namun merupakan akibat dari berbuahnya perbuatan buruk

di masa lalu

4 Agama Islam adab seorang dokter terhadap pasien adalah hubungan

pribadi dengan Allah dan hubungan antar manusia Memposisikan kaidah ndash

kaidah Fiqih kedokteran terutama sikap dokter dalam mengambil tindakan

medis terhadap pasiennya

Kaidah ndash kaidah Fiqih kedokteran

1 Hukum asal segala sesuatu yang bermanfaat adalah diperbolehkan

11

2 Hukum asal segala sesuatu yang membahayakan adalah haram

3 Tidak boleh melakukan perbuatan yang berbahaya dan membahayakan

4 Kemadhratan sebisa mungkin dihilangkan

5 Madharat itu tidak ada istilah kadaluarsa

6 Kemadharatan itu tidak boleh dihilangkan dengan kemadharatan yang sama

7 Kemadharatan yang lebih berat dihilangkan dengan kemadharatan yang lebih ringan

8 Apabila ada dua kerusakan maka diambil kerusakan yang lebih ringan

9 Kemadharatan khusus bisa diambil demi menolak kemadharatan umum

10 Menolak kerusakan lebih diprioritaskan daripada mendatangkan kemashlahatan

11 Kesulitan itu menarik kepada kemudahan

12 Suatu masalah apabila sempit maka menjadi luas

13 Keterpaksaan itu membolehkan yang terlarang

14 Sesuatu yang dibolehkan karena udzur maka kebolehan itu menjadi batal jika udzurnya sudah hilang

15 Apabila sesuatu menghalangi itu hilang maka yang terhalangpun kembali

16 Kterpaksaan itu tidak menggunakan hak orang lain

17 Tidak diperbolehkan menggunakan milik orang lain kecuali dengan seizinnya

18 Kebolehan yang bersifat SyarrsquoI menggugurkan jaminan

19 Kebutuhan menempati posisi darurat baik bersifat umum maupun bersifat khusus

20 Kebijakan pemimpin atas rakyat harus didasarkan pada kemaslahatan

5 Agama Kristen obati kondisi tersebut kecuali pasien yang menolak

diperbolehkan menggunakan terapi yang memberikan kenyamanan bagi

pasien dan butuh waktu lebih singkat Prinsipnya adalah holistic care

memandang manusia bukan sebagai objek materi tidak hanya

penyembuhan etiologi medisnya saja

12

6 Agama katholik dalam menghadapi pasien yang sakit parah harus

diupayakan dengan sebaik ndash baiknya Manusia hanya bisa berusahan tapi

Tuhan yang menentukan hidup mati

7 Agama Hindu Dokter hendaknya dapat melaksanakan komunikasi yang

baik dengan pasien terutama mengenai soal penyakit dan pengobatan

Dokter hendaknya selalu berpedoman kepada Etika Profesi Medis sumpah

dokter Dalam melaksanakan tugas Bhagawad Gita Bab II sloka 47 kiranya

dapat pula dijadikan pedoman yang isinya sebagai berikut ldquoHanya pada

pelaksanaan engkau mempunyai hak dan tidak sama sekali pada hasilnya

Janganlah hasil dari pekerjaan itu menjadi alasanmu pun juga janganlah

membiarkan dirimu untuk tidak melaksanakan suatu pekerjaan apapun

13

BAB IV

TINJAUAN PUSTAKA

Perawatan Paliatif

Perawatan paliatif (dari bahasa Latinpalliareuntuk jubah) adalah pendekatan yang

bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah yang

berhubungan dengan penyakit yang dapat mengancam jiwa melalui pencegahan dan

peniadaan melalui identifikasi dini dan penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan

masalah-masalah lain fisik psikososial dan spiritual (WHO 2002) Tujuannya untuk

mengurangi penderitaan pasien memperpanjang umurnya meningkatkan kualitas hidupnya

juga memberikan support kepada keluarganya Meski pada akhirnya pasien meninggal yang

terpenting sebelum meninggal dia sudah siap secara psikologis dan spiritual serta tidak stres

menghadapi penyakit yang dideritanya Jadi tujuan utama perawatan paliatif bukan untuk

menyembuhkan penyakit Dan yang ditangani bukan hanya penderita tetapi juga

keluarganya

Dulu perawatan ini hanya diberikan kepada pasien kanker yang secara medis sudah

tidak dapat disembuhkan lagi tetapi kini diberikan pada semua stadium kanker bahkan juga

pada penderita penyakit-penyakit lain yang mengancam kehidupan seperti HIVAIDS dan

berbagai kelainan yang bersifat kronis(2)

Prinsip-prinsip perawatan paliatif

1 Menghargai setiap kehidupan

2 Menganggap kematian sebagai proses yang normal

3 Tidak mempercepat atau menunda kematian

4 Menghargai keinginan pasien dalam mengambil keputusan

5 Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang menganggu

6 Mengintegrasikan aspek psikologis sosial dan spiritual dalam perawatan pasien dan

keluarga

7 Menghindari tindakan medis yang sia-sia(1)

14

8 Memberikan dukungan yang diperlukan agar pasien tetap aktif sesuai dengan

kondisinya sampai akhir hayat

9 Memberikan dukungan kepada keluarga dalam masa duka cita

Sasaran kebijakan pelayanan paliatif

1 Seluruh pasien (dewasa dan anak) dan anggota keluarga lingkungan yang

memerlukan perawatan paliatif di mana pun pasien berada di seluruh Indonesia

2 Pelaksana perawatan paliatif dokter perawat tenaga kesehatan lainnya dan tenaga

terkait lainnya

3 Institusi-institusi terkait misalnya

a Dinas kesehatan propinsi dan dinas kesehatan kabupatenkota

b Rumah Sakit pemerintah dan swasta

c Puskesmas

d Rumah perawatanhospis

e Fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta lain(1)

Lingkup kegiatan perawatan paliatif

1 Jenis kegiatan perawatan paliatif meliputi

1048707 Penatalaksanaan nyeri

1048707 Penatalaksanaan keluhan fisik lain

1048707 Asuhan keperawatan

1048707 Dukungan psikologis

1048707 Dukungan sosial

1048707 Dukungan kultural dan spiritual

1048707 Dukungan persiapan dan selama masa dukacita (bereavement)

2 Perawatan paliatif dilakukan melalui rawat inap rawat jalan dan kunjunganrawat

rumah(1)

Sumber daya manusia

1 Pelaksana perawatan paliatif adalah tenaga kesehatan pekerja sosial

rohaniawan keluargarelawan

2 Kriteria pelaksana perawatan paliatif adalah telah mengikuti

pendidikanpelatihan perawatanpaliatif dan telah mendapat sertifikat

3 Pelatihan

15

a Modul pelatihan Penyusunan modul pelatihan dilakukan dengan kerjasama

antara para pakarperawatan paliatif dengan Departemen Kesehatan (Badan

Pembinaan dan PengembanganSumber Daya Manusia dan Direktorat Jenderal

Bina Pelayanan Medik) Modul-modul tersebutterdiri dari modul untuk dokter

modul untuk perawat modul untuk tenaga kesehatan lainnyamodul untuk tenaga

non medis

b Pelatih Pakar perawatan paliatif dari RS Pendidikan dan Fakultas Kedokteran

c Sertifikasi dari Departemen Kesehatan cq Pusat Pelatihan dan Pendidikan

Badan PPSDMPada tahap pertama dilakukan sertifikasi pemutihan untuk

pelaksana perawatan paliatif di 5(lima) propinsi yaitu Jakarta Yogyakarta

Surabaya Denpasar Makasar Pada tahapselanjutnya sertifikasi diberikan setelah

mengikuti pelatihan

4 Pendidikan Pendidikan formal spesialis paliatif (ilmu kedokteran paliatif ilmu

keperawatan paliatif)(1)

Tempat perawatan paliatif

Tempat untuk melakukan perawatan paliatif adalah

a Rumah sakit Untuk pasien yang harus mendapatkan perawatan yang

memerlukan pengawasan ketat tindakan khusus atau peralatan khusus

b Puskesmas Untuk pasien yang memerlukan pelayanan rawat jalan

c Rumah singgahpanti (hospis) Untuk pasien yang tidak memerlukan

pengawasan ketat tindakan khusus atau peralatan khusus tetapi belum dapat

dirawat di rumah karena masih memerlukan pengawasan tenaga kesehatan

d Rumah pasien Untuk pasien yang tidak memerlukan pengawasan ketat

tindakan khusus atau peralatan khusus atau ketrampilan perawatan yang tidak

mungkin dilakukan oleh keluarga(3)

Jenis-jenis p erawatan paliatif

1 Home Care

Dilakukan dengan melakukan kunjungan ke rumah-rumah penderita terutama yang

karena alasan-alasan tertentu tidak dapat datang ke rumah sakit Kunjungan dilakukan

oleh tim yang terdiri atas dokter paliatif psikiater perawat dan relawan untuk memantau

dan memberikan solusi atas masalah-masalah yang dialami penderita kanker dan

16

keluarganya bukan hanya menyangkut masalah medisbiologis tetapi juga masalah

psikis sosial dan spiritual Perawatan paliatif membolehkan pasien di rawat di rumah

didampingi keluarga tercinta Saat di rawat di rumah pasien biasanya akan merasa lebih

nyaman dan bisa membantu meringankan beban dan pikiran sehingga lebih siap

menghadapi penyakitnya

2 Day Care

Merupakan layanan untuk tindakan medis yang tidak memerlukan rawat inap misalnya

perawatan luka kemoterapi dsb

3 Respite Care

Merupakan layanan yang bersifat psikologis Di sini penderita maupun keluarganya dapat

berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater bersosialisasi dengan penderita kanker lain

mengikuti terapi musik atau sekedar bersantai dan beristirahat Bisa juga menitipkan

penderita kanker (selama jam kerja) jika pendamping atau keluarga yang merawatnya

ada keperluan lain(4)

Aspek medikolegal (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

812MenkesSKVII2007 tentang Kebijakan Perawatan Paliatif)

1 Informed consent pasien paham pengertian tujuan dan pelaksanaaan perawatan

paliatif (komunikasi) Setiap tindakan berisiko dilakukan informed consent Penerima

informasi pemberi persetujuan diutamakan pasien sendiri ( pasien kompeten) dan

saksi keluarga terdekat pasien tidak kompeten oleh keluarga terdekat atas nama

pasien Saat pasien kompeten tim mengusahakan memperoleh pesan pernyataan

pasien tentang hal yang harus atau boleh atau tidak boleh dilakukan terhadapnya pada

saat kompetensinya menurun atau pasien menunjuk wakilnya untuk membuat

keputusan saat ia tidak kompeten Pernyataan dibuat secara tertulis Pada keadaan

darurat untuk kepentingan pasien tim dapat melakukan tindakan kedokteran yang

diperlukan

2 Resusitasi tidak resusitasi pasien diinformasikan tentang hal ini pada saat mulai

perawatan paliatif Keputusan dibuat oleh pasien yang kompeten tim perawatan

paliatif Pasien yang kompeten memiliki hak untuk tidak menghendaki resusitasi

setelah memperoleh informasi yang adekuat dan dipahaminya Keluarga terdekat pada

dasarnya tidak boleh membuat keputusan tidak resusitasi kecuali sudah dipesankan

dalam pernyataan tertulis oleh pasien Tetapi dalam keadaan dan pertimbangan

17

tertentu permintaan tertulis oleh seluruh keluarga terdekat dapat dimintakan

penetapan pengadilan untuk pengesahannya Tim perawatan paliatif dapat membuat

keputusan unuk tidak melakukan resusitasi jika pasien dalam tahap terminal dan

tindakan resusitasi diketahui tidak akan menyembuhkan atau memperbaiki kualitas

hidupnya berdasarkan bukti ilmiah

3 Perawatan di ICU dalam menghadapi pasien terminal tim harus mengikuti pedoman

penentuan kematian batang otak dan penghentian peralatan life supporting

Menurut Prof R Sunaryadi Tejawinata dr SpTHT (K) FAAO

PGDPallMed (ECU) ndashKepala Pusat Pengembangan Paliatif amp Bebas Nyeri RSU Dr

Soetomo periode 1992-2006ndash salah satu aspek penting dalam perawatan paliatif adalah

kasih kepedulian ketulusan dan rasa syukur Begitu pentingnya aspek ini sampai

melebihi pentingnya penanganan nyeri yang mutlak harus dilakukan dalam perawatan

paliatif Masyarakat menganggap perawatan paliatif hanya untuk pasien dalam kondisi

terminal yang akan segera meninggal Namun konsep baru perawatan paliatif

menekankan pentingnya integrasi perawatan paliatif lebih dini agar masalah fisik

psikososial dan spiritual dapat diatasi dengan baik Perawatan paliatif adalah pelayanan

kesehatan yang bersifat holistik dan terintegrasi dengan melibatkan berbagai profesi

dengan dasar falsafah bahwa setiap pasien berhak mendapatkan perawatan terbaik sampai

akhir hayatnya(5)

Bagi seorang dokter butuh empati yang besar dan keterampilan khusus dalam

melakukan paliatif care Penyampaian kabar buruk (ketika pasien tidak bisa sembuh dan

harus dilakukan paliative care) pun harus ada etikanya jangan sampai ketika kita

menyampaikan kabar buruk tersebut menimbulkan Stres mendalam bagi pasien maupun

keluarganya yang berakibat semakin cepatnya proses kematian bagi pasien Terkadang

juga tindakan Euthanasia dilakukan jika tindakan Paliatif sudah dilakukan tapi pasien

masih sangat menderita Namun perlu dicatat Tindakan Euthanasia tidak semudah itu

dilakukan Banyak faktor yang harus dipertimbangkan (permintaan pasienpermintaan

keluargadasar hukumadat istiadat setempatagama dll)(6)

18

BAB V

KESIMPULAN

Bapak Arman dinyatakan mengalami kanker paru stadium lanjut yang sudah menjalar

ke otak Pada kasus seperti ini pengobatan lebih ditujukan kepada pengobatan secara paliatif

yang bertujuan untuk mengurangi penderitaan pasien meningkatkan kualitas hidupnya serta

memberikan support kepada keluarganya Selain itu dokter juga harus memberikan edukasi

dan pengertian kepada keluarga pasien mengenai resiko yang kemungkinan akan terjadi

apabila tetap dilakukan tindakan medis atau pengobatan dengan segala cara yaitu bisa saja

penderitaan pasien akan bertambah atau bahkan bisa sebabkan pasien meninggal Akan tetapi

sesuai dengan salah satu prinsip dasar bioetik dokter harus menghormati otonomi pasien dan

tetap menyerahkan keputusan yang terbaik sepenuhnya kepada pasien

19

DAFTAR PUSTAKA

1 Perawatan Paliatif Available at httpspiritiaoridDokskmenkes812707pdf

Accessed on July 20th 2011

2 Sampurna Budi Syamsu Zulhasmar Siswaja Tjetjep D Bioetik dan hukum

kedokteran Jakarta Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia 1997 p36-9

3 Perawatan Paliatif (Palliative care) Available at

httpdoktersyhurawordpresscomsistem-kesehatanperawatan-paliatif-palliative-

care Accessed on July 20th 2011

4 Perawatan Paliatif Available at httpwwwmedicaleracominfo_answerphp

thread=11209 Accessed on July 20th 2011

5 Perawatan Paliatif Kanker Available at

httprsudrsoetomojatimprovgoididindexphp Accessed on July 20th 2011

6 Perawatan Paliatif Available at httpwwwnews-medicalnethealthPalliative-Care-

What-is-Palliative-Care-28Indonesian29aspx Accessed on July 20th 2011

20

Page 9: Mo Hukum Agama Dan Moral

Sebenarnya Allah Pencipta menentukan supaya manusia tidak mati Namun

dosa telah membuat manusia harus mengakhiri hidupnya dengan kematian Dengan

demikian kematian sebenarnya bertentangan dengan maksud Allah Pencipta (KGK

1008) Selanjutnya KGK 108 menyatakan ldquoMagisterium Gereja mengajarkan bahwa

kematian telah masuk ke dalam dunia karena manusia telah berdosa Walaupun

manusia mempunyai kodrat yang dapat mati namun Pencipta menentukan supaya ia

tidak mati Dengan demikian kematian bertentangan dengan keputusan Allah

Pencipta Kematian masuk ke dunia sebagai akibat dosa ldquoKematian badan yang

dapat dihindari seandainya manusia tidak berdosardquo (GS 18) adalah ldquomusuh terakhirrdquo

manusia yang harus dikalahkanrdquo

3 Kristen

Menurut Kristen kematian bukanlah termasuk ciptaan Allah tetapi merupakan

hasil dari dosa manusia yang berontak terhadap sang pencipta

Kejadian 319 ldquodengan berpeluh engkau akan mencari makananmu sampai

engkau kembali lagi menjadi tanah karena dari situlah engkau diambil sebab engkau

debu dan engkau akan kembali menjadi deburdquoPengkhotbah 127 ldquoDan debu kembali

menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang

mengaruniakannyardquo

4 Islam

Menurut islam sesungguhnya semua makhluk hidup pada akhirnya akan mati

dan manusia pada dasar diciptakan dari benda mati

Dalam surat Al-Baqarah 28 dijelaskan

ldquoMengapa kamu kafir kepada Allah padahal kamu tadinya mati lalu Allah

menghidupkan kamu kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali

kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikanrdquo

Surat Al-Baqarah 36

ldquoDan untukmu tempat tinggal diatas bumi dan kesenangan hingga waktu yang

ditentukanrdquo

5 Hindu

9

Menurut Hindu kematian tak ubahnya seperti orang yang berganti pakaian

dan pitra yagna sebagai proses kembalinya panca maha bhuta serta cerminan bakti

anak terhadap orang tua

Pada skenario sesi 2 didapatkan data bahwa bapak Arman dan NyNani ingin

memperoleh second opinion ke luar negeri untuk mengobati penyakit bapak Arman Pada

hasil pemeriksaan medis di luar negeri menyatakan bahwa pak Arman menderita kanker

paru-paru stadium lanjut yang sudah bermetastase ke tulang-tulang dan membutuhkan

operasi perbaikan pada beberapa ruas tulang vertebra servikalnya agar tidak menjepit saraf-

sarafnya Setelah dilakukan operasi perbaikan vertebra servikal oleh dokter luar negeri

hasilnya berhasil baik Ketika pak Arman kembali ke luar negeri untuk kontrol penyakitnya

kanker parunya dinyatakan sudah hampir menghilang namun beberapa minggu kemudian

kondisi pak Arman justru mulai menurun Saat kembali periksa ke luar negeri dokter

menyatakan bahwa kankernya sudah menjalar ke otak Dokter menyarankan agar pak Arman

menjalani pengobatan paliatif saja

Dari segi medis saran dokter luar negeri agar melakukan pengobatan paliatif saja

sudah dianggap benar

Dari segi bioetik dokter Indonesia telah memenuhi salah satu dari prinsip dasar

bioetika yaitu menghormati otonomi pasien untuk mendapatkan second opinion ke luar

negeri Sedangkan dokter luar negeri juga telah memenuhi dua prinsip dasar bioetika yaitu

prinsip berbuat baik (beneficence) serta prinsip tidak merugikan (non maleficence) Ketika

penyakit kanker pak Arman dinyatakan sudah menjalar ke otak dokter seharusnya

memberikan penjelasan dengan benar bahwa pilihan pengobatan pada pasien stadium

terminal seperti pak Arman adalah dengan pengobatan paliatif atau tidak diterapi sama sekali

Selain itu dokter hendaknya memberikan edukasi mengenai resiko yang kemungkinan akan

terjadi apabila tetap dilakukan tindakan medis atau pengobatan dengan segala cara yaitu bisa

saja penderitaan pasien akan bertambah atau bahkan bisa sebabkan pasien meninggal

Keputusan dokter untuk memberikan perawatan paliatif sudah benar didasarkan bukan hanya

dari kualitas hidup pasien tetapi juga atas dasar indikasi medis Akan tetapi dokter juga harus

menyadari bahwa semua keputusan yang terbaik ada pada pasien

Dari segi hukum dokter yang menangani pak Arman berhak mendapatkan

perlindungan hukum karena sudah menangani pasien sesuai dengan standar profesi dan

10

standar prosedur operasional Hal ini sesuai dengan Pasal 50 UU 292004 tentang praktik

kedokteran yang berisi Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran

mempunyai hak memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai

dengan standar profesi dan standar prosedur operasional serta memberikan pelayanan medis

menurut standar profesi dan standar prosedur operasional

Sikap dokter dalam menangani pasien dengan penyakit pada stadium terminal

1 Bioetika salah satu tujuan ilmu kedokteran adalah mencegah kematian

yang belum saatnya Bila sudah saatnya meninggal Ilmu Kedoktern tidak

bias memperpanjang umur tugasnya adalah mengantar agar pasien bias

meninggal dengan damai Pilihan bagi pasien yang sedang sekarat adalah

terapi paliatif dan no treatment

2 Hukum Tujuan Ilmu Kedokteran mencegah menyembuhkan sakit

meringankan penderitaan mendampingi pasien selama perawatan dan saat ndash

saat menjelang ajal Pada pasien stadium terminal secara medis belum ada

obat yang bisa manyembuhkan umumnya terjadi pada pasien yang

menjelang ajal

3 Agama Buddha terus memberikan perawatan dan terapi dengan sebaik-

baiknya Pembacaan Paritta ndash Paritta suci dengan harapan kamma baiknya

segera berbuah lalu meninggal dunia (karena fisiknya tidak dapat

dipergunakan lagi untuk hidup) dan terlahir kembali ke alam yang lebih

baik Berdasarkan ajaran agama Buddha bahwa sakit bukan merupakan hal

yang kebetulan namun merupakan akibat dari berbuahnya perbuatan buruk

di masa lalu

4 Agama Islam adab seorang dokter terhadap pasien adalah hubungan

pribadi dengan Allah dan hubungan antar manusia Memposisikan kaidah ndash

kaidah Fiqih kedokteran terutama sikap dokter dalam mengambil tindakan

medis terhadap pasiennya

Kaidah ndash kaidah Fiqih kedokteran

1 Hukum asal segala sesuatu yang bermanfaat adalah diperbolehkan

11

2 Hukum asal segala sesuatu yang membahayakan adalah haram

3 Tidak boleh melakukan perbuatan yang berbahaya dan membahayakan

4 Kemadhratan sebisa mungkin dihilangkan

5 Madharat itu tidak ada istilah kadaluarsa

6 Kemadharatan itu tidak boleh dihilangkan dengan kemadharatan yang sama

7 Kemadharatan yang lebih berat dihilangkan dengan kemadharatan yang lebih ringan

8 Apabila ada dua kerusakan maka diambil kerusakan yang lebih ringan

9 Kemadharatan khusus bisa diambil demi menolak kemadharatan umum

10 Menolak kerusakan lebih diprioritaskan daripada mendatangkan kemashlahatan

11 Kesulitan itu menarik kepada kemudahan

12 Suatu masalah apabila sempit maka menjadi luas

13 Keterpaksaan itu membolehkan yang terlarang

14 Sesuatu yang dibolehkan karena udzur maka kebolehan itu menjadi batal jika udzurnya sudah hilang

15 Apabila sesuatu menghalangi itu hilang maka yang terhalangpun kembali

16 Kterpaksaan itu tidak menggunakan hak orang lain

17 Tidak diperbolehkan menggunakan milik orang lain kecuali dengan seizinnya

18 Kebolehan yang bersifat SyarrsquoI menggugurkan jaminan

19 Kebutuhan menempati posisi darurat baik bersifat umum maupun bersifat khusus

20 Kebijakan pemimpin atas rakyat harus didasarkan pada kemaslahatan

5 Agama Kristen obati kondisi tersebut kecuali pasien yang menolak

diperbolehkan menggunakan terapi yang memberikan kenyamanan bagi

pasien dan butuh waktu lebih singkat Prinsipnya adalah holistic care

memandang manusia bukan sebagai objek materi tidak hanya

penyembuhan etiologi medisnya saja

12

6 Agama katholik dalam menghadapi pasien yang sakit parah harus

diupayakan dengan sebaik ndash baiknya Manusia hanya bisa berusahan tapi

Tuhan yang menentukan hidup mati

7 Agama Hindu Dokter hendaknya dapat melaksanakan komunikasi yang

baik dengan pasien terutama mengenai soal penyakit dan pengobatan

Dokter hendaknya selalu berpedoman kepada Etika Profesi Medis sumpah

dokter Dalam melaksanakan tugas Bhagawad Gita Bab II sloka 47 kiranya

dapat pula dijadikan pedoman yang isinya sebagai berikut ldquoHanya pada

pelaksanaan engkau mempunyai hak dan tidak sama sekali pada hasilnya

Janganlah hasil dari pekerjaan itu menjadi alasanmu pun juga janganlah

membiarkan dirimu untuk tidak melaksanakan suatu pekerjaan apapun

13

BAB IV

TINJAUAN PUSTAKA

Perawatan Paliatif

Perawatan paliatif (dari bahasa Latinpalliareuntuk jubah) adalah pendekatan yang

bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah yang

berhubungan dengan penyakit yang dapat mengancam jiwa melalui pencegahan dan

peniadaan melalui identifikasi dini dan penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan

masalah-masalah lain fisik psikososial dan spiritual (WHO 2002) Tujuannya untuk

mengurangi penderitaan pasien memperpanjang umurnya meningkatkan kualitas hidupnya

juga memberikan support kepada keluarganya Meski pada akhirnya pasien meninggal yang

terpenting sebelum meninggal dia sudah siap secara psikologis dan spiritual serta tidak stres

menghadapi penyakit yang dideritanya Jadi tujuan utama perawatan paliatif bukan untuk

menyembuhkan penyakit Dan yang ditangani bukan hanya penderita tetapi juga

keluarganya

Dulu perawatan ini hanya diberikan kepada pasien kanker yang secara medis sudah

tidak dapat disembuhkan lagi tetapi kini diberikan pada semua stadium kanker bahkan juga

pada penderita penyakit-penyakit lain yang mengancam kehidupan seperti HIVAIDS dan

berbagai kelainan yang bersifat kronis(2)

Prinsip-prinsip perawatan paliatif

1 Menghargai setiap kehidupan

2 Menganggap kematian sebagai proses yang normal

3 Tidak mempercepat atau menunda kematian

4 Menghargai keinginan pasien dalam mengambil keputusan

5 Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang menganggu

6 Mengintegrasikan aspek psikologis sosial dan spiritual dalam perawatan pasien dan

keluarga

7 Menghindari tindakan medis yang sia-sia(1)

14

8 Memberikan dukungan yang diperlukan agar pasien tetap aktif sesuai dengan

kondisinya sampai akhir hayat

9 Memberikan dukungan kepada keluarga dalam masa duka cita

Sasaran kebijakan pelayanan paliatif

1 Seluruh pasien (dewasa dan anak) dan anggota keluarga lingkungan yang

memerlukan perawatan paliatif di mana pun pasien berada di seluruh Indonesia

2 Pelaksana perawatan paliatif dokter perawat tenaga kesehatan lainnya dan tenaga

terkait lainnya

3 Institusi-institusi terkait misalnya

a Dinas kesehatan propinsi dan dinas kesehatan kabupatenkota

b Rumah Sakit pemerintah dan swasta

c Puskesmas

d Rumah perawatanhospis

e Fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta lain(1)

Lingkup kegiatan perawatan paliatif

1 Jenis kegiatan perawatan paliatif meliputi

1048707 Penatalaksanaan nyeri

1048707 Penatalaksanaan keluhan fisik lain

1048707 Asuhan keperawatan

1048707 Dukungan psikologis

1048707 Dukungan sosial

1048707 Dukungan kultural dan spiritual

1048707 Dukungan persiapan dan selama masa dukacita (bereavement)

2 Perawatan paliatif dilakukan melalui rawat inap rawat jalan dan kunjunganrawat

rumah(1)

Sumber daya manusia

1 Pelaksana perawatan paliatif adalah tenaga kesehatan pekerja sosial

rohaniawan keluargarelawan

2 Kriteria pelaksana perawatan paliatif adalah telah mengikuti

pendidikanpelatihan perawatanpaliatif dan telah mendapat sertifikat

3 Pelatihan

15

a Modul pelatihan Penyusunan modul pelatihan dilakukan dengan kerjasama

antara para pakarperawatan paliatif dengan Departemen Kesehatan (Badan

Pembinaan dan PengembanganSumber Daya Manusia dan Direktorat Jenderal

Bina Pelayanan Medik) Modul-modul tersebutterdiri dari modul untuk dokter

modul untuk perawat modul untuk tenaga kesehatan lainnyamodul untuk tenaga

non medis

b Pelatih Pakar perawatan paliatif dari RS Pendidikan dan Fakultas Kedokteran

c Sertifikasi dari Departemen Kesehatan cq Pusat Pelatihan dan Pendidikan

Badan PPSDMPada tahap pertama dilakukan sertifikasi pemutihan untuk

pelaksana perawatan paliatif di 5(lima) propinsi yaitu Jakarta Yogyakarta

Surabaya Denpasar Makasar Pada tahapselanjutnya sertifikasi diberikan setelah

mengikuti pelatihan

4 Pendidikan Pendidikan formal spesialis paliatif (ilmu kedokteran paliatif ilmu

keperawatan paliatif)(1)

Tempat perawatan paliatif

Tempat untuk melakukan perawatan paliatif adalah

a Rumah sakit Untuk pasien yang harus mendapatkan perawatan yang

memerlukan pengawasan ketat tindakan khusus atau peralatan khusus

b Puskesmas Untuk pasien yang memerlukan pelayanan rawat jalan

c Rumah singgahpanti (hospis) Untuk pasien yang tidak memerlukan

pengawasan ketat tindakan khusus atau peralatan khusus tetapi belum dapat

dirawat di rumah karena masih memerlukan pengawasan tenaga kesehatan

d Rumah pasien Untuk pasien yang tidak memerlukan pengawasan ketat

tindakan khusus atau peralatan khusus atau ketrampilan perawatan yang tidak

mungkin dilakukan oleh keluarga(3)

Jenis-jenis p erawatan paliatif

1 Home Care

Dilakukan dengan melakukan kunjungan ke rumah-rumah penderita terutama yang

karena alasan-alasan tertentu tidak dapat datang ke rumah sakit Kunjungan dilakukan

oleh tim yang terdiri atas dokter paliatif psikiater perawat dan relawan untuk memantau

dan memberikan solusi atas masalah-masalah yang dialami penderita kanker dan

16

keluarganya bukan hanya menyangkut masalah medisbiologis tetapi juga masalah

psikis sosial dan spiritual Perawatan paliatif membolehkan pasien di rawat di rumah

didampingi keluarga tercinta Saat di rawat di rumah pasien biasanya akan merasa lebih

nyaman dan bisa membantu meringankan beban dan pikiran sehingga lebih siap

menghadapi penyakitnya

2 Day Care

Merupakan layanan untuk tindakan medis yang tidak memerlukan rawat inap misalnya

perawatan luka kemoterapi dsb

3 Respite Care

Merupakan layanan yang bersifat psikologis Di sini penderita maupun keluarganya dapat

berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater bersosialisasi dengan penderita kanker lain

mengikuti terapi musik atau sekedar bersantai dan beristirahat Bisa juga menitipkan

penderita kanker (selama jam kerja) jika pendamping atau keluarga yang merawatnya

ada keperluan lain(4)

Aspek medikolegal (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

812MenkesSKVII2007 tentang Kebijakan Perawatan Paliatif)

1 Informed consent pasien paham pengertian tujuan dan pelaksanaaan perawatan

paliatif (komunikasi) Setiap tindakan berisiko dilakukan informed consent Penerima

informasi pemberi persetujuan diutamakan pasien sendiri ( pasien kompeten) dan

saksi keluarga terdekat pasien tidak kompeten oleh keluarga terdekat atas nama

pasien Saat pasien kompeten tim mengusahakan memperoleh pesan pernyataan

pasien tentang hal yang harus atau boleh atau tidak boleh dilakukan terhadapnya pada

saat kompetensinya menurun atau pasien menunjuk wakilnya untuk membuat

keputusan saat ia tidak kompeten Pernyataan dibuat secara tertulis Pada keadaan

darurat untuk kepentingan pasien tim dapat melakukan tindakan kedokteran yang

diperlukan

2 Resusitasi tidak resusitasi pasien diinformasikan tentang hal ini pada saat mulai

perawatan paliatif Keputusan dibuat oleh pasien yang kompeten tim perawatan

paliatif Pasien yang kompeten memiliki hak untuk tidak menghendaki resusitasi

setelah memperoleh informasi yang adekuat dan dipahaminya Keluarga terdekat pada

dasarnya tidak boleh membuat keputusan tidak resusitasi kecuali sudah dipesankan

dalam pernyataan tertulis oleh pasien Tetapi dalam keadaan dan pertimbangan

17

tertentu permintaan tertulis oleh seluruh keluarga terdekat dapat dimintakan

penetapan pengadilan untuk pengesahannya Tim perawatan paliatif dapat membuat

keputusan unuk tidak melakukan resusitasi jika pasien dalam tahap terminal dan

tindakan resusitasi diketahui tidak akan menyembuhkan atau memperbaiki kualitas

hidupnya berdasarkan bukti ilmiah

3 Perawatan di ICU dalam menghadapi pasien terminal tim harus mengikuti pedoman

penentuan kematian batang otak dan penghentian peralatan life supporting

Menurut Prof R Sunaryadi Tejawinata dr SpTHT (K) FAAO

PGDPallMed (ECU) ndashKepala Pusat Pengembangan Paliatif amp Bebas Nyeri RSU Dr

Soetomo periode 1992-2006ndash salah satu aspek penting dalam perawatan paliatif adalah

kasih kepedulian ketulusan dan rasa syukur Begitu pentingnya aspek ini sampai

melebihi pentingnya penanganan nyeri yang mutlak harus dilakukan dalam perawatan

paliatif Masyarakat menganggap perawatan paliatif hanya untuk pasien dalam kondisi

terminal yang akan segera meninggal Namun konsep baru perawatan paliatif

menekankan pentingnya integrasi perawatan paliatif lebih dini agar masalah fisik

psikososial dan spiritual dapat diatasi dengan baik Perawatan paliatif adalah pelayanan

kesehatan yang bersifat holistik dan terintegrasi dengan melibatkan berbagai profesi

dengan dasar falsafah bahwa setiap pasien berhak mendapatkan perawatan terbaik sampai

akhir hayatnya(5)

Bagi seorang dokter butuh empati yang besar dan keterampilan khusus dalam

melakukan paliatif care Penyampaian kabar buruk (ketika pasien tidak bisa sembuh dan

harus dilakukan paliative care) pun harus ada etikanya jangan sampai ketika kita

menyampaikan kabar buruk tersebut menimbulkan Stres mendalam bagi pasien maupun

keluarganya yang berakibat semakin cepatnya proses kematian bagi pasien Terkadang

juga tindakan Euthanasia dilakukan jika tindakan Paliatif sudah dilakukan tapi pasien

masih sangat menderita Namun perlu dicatat Tindakan Euthanasia tidak semudah itu

dilakukan Banyak faktor yang harus dipertimbangkan (permintaan pasienpermintaan

keluargadasar hukumadat istiadat setempatagama dll)(6)

18

BAB V

KESIMPULAN

Bapak Arman dinyatakan mengalami kanker paru stadium lanjut yang sudah menjalar

ke otak Pada kasus seperti ini pengobatan lebih ditujukan kepada pengobatan secara paliatif

yang bertujuan untuk mengurangi penderitaan pasien meningkatkan kualitas hidupnya serta

memberikan support kepada keluarganya Selain itu dokter juga harus memberikan edukasi

dan pengertian kepada keluarga pasien mengenai resiko yang kemungkinan akan terjadi

apabila tetap dilakukan tindakan medis atau pengobatan dengan segala cara yaitu bisa saja

penderitaan pasien akan bertambah atau bahkan bisa sebabkan pasien meninggal Akan tetapi

sesuai dengan salah satu prinsip dasar bioetik dokter harus menghormati otonomi pasien dan

tetap menyerahkan keputusan yang terbaik sepenuhnya kepada pasien

19

DAFTAR PUSTAKA

1 Perawatan Paliatif Available at httpspiritiaoridDokskmenkes812707pdf

Accessed on July 20th 2011

2 Sampurna Budi Syamsu Zulhasmar Siswaja Tjetjep D Bioetik dan hukum

kedokteran Jakarta Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia 1997 p36-9

3 Perawatan Paliatif (Palliative care) Available at

httpdoktersyhurawordpresscomsistem-kesehatanperawatan-paliatif-palliative-

care Accessed on July 20th 2011

4 Perawatan Paliatif Available at httpwwwmedicaleracominfo_answerphp

thread=11209 Accessed on July 20th 2011

5 Perawatan Paliatif Kanker Available at

httprsudrsoetomojatimprovgoididindexphp Accessed on July 20th 2011

6 Perawatan Paliatif Available at httpwwwnews-medicalnethealthPalliative-Care-

What-is-Palliative-Care-28Indonesian29aspx Accessed on July 20th 2011

20

Page 10: Mo Hukum Agama Dan Moral

Menurut Hindu kematian tak ubahnya seperti orang yang berganti pakaian

dan pitra yagna sebagai proses kembalinya panca maha bhuta serta cerminan bakti

anak terhadap orang tua

Pada skenario sesi 2 didapatkan data bahwa bapak Arman dan NyNani ingin

memperoleh second opinion ke luar negeri untuk mengobati penyakit bapak Arman Pada

hasil pemeriksaan medis di luar negeri menyatakan bahwa pak Arman menderita kanker

paru-paru stadium lanjut yang sudah bermetastase ke tulang-tulang dan membutuhkan

operasi perbaikan pada beberapa ruas tulang vertebra servikalnya agar tidak menjepit saraf-

sarafnya Setelah dilakukan operasi perbaikan vertebra servikal oleh dokter luar negeri

hasilnya berhasil baik Ketika pak Arman kembali ke luar negeri untuk kontrol penyakitnya

kanker parunya dinyatakan sudah hampir menghilang namun beberapa minggu kemudian

kondisi pak Arman justru mulai menurun Saat kembali periksa ke luar negeri dokter

menyatakan bahwa kankernya sudah menjalar ke otak Dokter menyarankan agar pak Arman

menjalani pengobatan paliatif saja

Dari segi medis saran dokter luar negeri agar melakukan pengobatan paliatif saja

sudah dianggap benar

Dari segi bioetik dokter Indonesia telah memenuhi salah satu dari prinsip dasar

bioetika yaitu menghormati otonomi pasien untuk mendapatkan second opinion ke luar

negeri Sedangkan dokter luar negeri juga telah memenuhi dua prinsip dasar bioetika yaitu

prinsip berbuat baik (beneficence) serta prinsip tidak merugikan (non maleficence) Ketika

penyakit kanker pak Arman dinyatakan sudah menjalar ke otak dokter seharusnya

memberikan penjelasan dengan benar bahwa pilihan pengobatan pada pasien stadium

terminal seperti pak Arman adalah dengan pengobatan paliatif atau tidak diterapi sama sekali

Selain itu dokter hendaknya memberikan edukasi mengenai resiko yang kemungkinan akan

terjadi apabila tetap dilakukan tindakan medis atau pengobatan dengan segala cara yaitu bisa

saja penderitaan pasien akan bertambah atau bahkan bisa sebabkan pasien meninggal

Keputusan dokter untuk memberikan perawatan paliatif sudah benar didasarkan bukan hanya

dari kualitas hidup pasien tetapi juga atas dasar indikasi medis Akan tetapi dokter juga harus

menyadari bahwa semua keputusan yang terbaik ada pada pasien

Dari segi hukum dokter yang menangani pak Arman berhak mendapatkan

perlindungan hukum karena sudah menangani pasien sesuai dengan standar profesi dan

10

standar prosedur operasional Hal ini sesuai dengan Pasal 50 UU 292004 tentang praktik

kedokteran yang berisi Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran

mempunyai hak memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai

dengan standar profesi dan standar prosedur operasional serta memberikan pelayanan medis

menurut standar profesi dan standar prosedur operasional

Sikap dokter dalam menangani pasien dengan penyakit pada stadium terminal

1 Bioetika salah satu tujuan ilmu kedokteran adalah mencegah kematian

yang belum saatnya Bila sudah saatnya meninggal Ilmu Kedoktern tidak

bias memperpanjang umur tugasnya adalah mengantar agar pasien bias

meninggal dengan damai Pilihan bagi pasien yang sedang sekarat adalah

terapi paliatif dan no treatment

2 Hukum Tujuan Ilmu Kedokteran mencegah menyembuhkan sakit

meringankan penderitaan mendampingi pasien selama perawatan dan saat ndash

saat menjelang ajal Pada pasien stadium terminal secara medis belum ada

obat yang bisa manyembuhkan umumnya terjadi pada pasien yang

menjelang ajal

3 Agama Buddha terus memberikan perawatan dan terapi dengan sebaik-

baiknya Pembacaan Paritta ndash Paritta suci dengan harapan kamma baiknya

segera berbuah lalu meninggal dunia (karena fisiknya tidak dapat

dipergunakan lagi untuk hidup) dan terlahir kembali ke alam yang lebih

baik Berdasarkan ajaran agama Buddha bahwa sakit bukan merupakan hal

yang kebetulan namun merupakan akibat dari berbuahnya perbuatan buruk

di masa lalu

4 Agama Islam adab seorang dokter terhadap pasien adalah hubungan

pribadi dengan Allah dan hubungan antar manusia Memposisikan kaidah ndash

kaidah Fiqih kedokteran terutama sikap dokter dalam mengambil tindakan

medis terhadap pasiennya

Kaidah ndash kaidah Fiqih kedokteran

1 Hukum asal segala sesuatu yang bermanfaat adalah diperbolehkan

11

2 Hukum asal segala sesuatu yang membahayakan adalah haram

3 Tidak boleh melakukan perbuatan yang berbahaya dan membahayakan

4 Kemadhratan sebisa mungkin dihilangkan

5 Madharat itu tidak ada istilah kadaluarsa

6 Kemadharatan itu tidak boleh dihilangkan dengan kemadharatan yang sama

7 Kemadharatan yang lebih berat dihilangkan dengan kemadharatan yang lebih ringan

8 Apabila ada dua kerusakan maka diambil kerusakan yang lebih ringan

9 Kemadharatan khusus bisa diambil demi menolak kemadharatan umum

10 Menolak kerusakan lebih diprioritaskan daripada mendatangkan kemashlahatan

11 Kesulitan itu menarik kepada kemudahan

12 Suatu masalah apabila sempit maka menjadi luas

13 Keterpaksaan itu membolehkan yang terlarang

14 Sesuatu yang dibolehkan karena udzur maka kebolehan itu menjadi batal jika udzurnya sudah hilang

15 Apabila sesuatu menghalangi itu hilang maka yang terhalangpun kembali

16 Kterpaksaan itu tidak menggunakan hak orang lain

17 Tidak diperbolehkan menggunakan milik orang lain kecuali dengan seizinnya

18 Kebolehan yang bersifat SyarrsquoI menggugurkan jaminan

19 Kebutuhan menempati posisi darurat baik bersifat umum maupun bersifat khusus

20 Kebijakan pemimpin atas rakyat harus didasarkan pada kemaslahatan

5 Agama Kristen obati kondisi tersebut kecuali pasien yang menolak

diperbolehkan menggunakan terapi yang memberikan kenyamanan bagi

pasien dan butuh waktu lebih singkat Prinsipnya adalah holistic care

memandang manusia bukan sebagai objek materi tidak hanya

penyembuhan etiologi medisnya saja

12

6 Agama katholik dalam menghadapi pasien yang sakit parah harus

diupayakan dengan sebaik ndash baiknya Manusia hanya bisa berusahan tapi

Tuhan yang menentukan hidup mati

7 Agama Hindu Dokter hendaknya dapat melaksanakan komunikasi yang

baik dengan pasien terutama mengenai soal penyakit dan pengobatan

Dokter hendaknya selalu berpedoman kepada Etika Profesi Medis sumpah

dokter Dalam melaksanakan tugas Bhagawad Gita Bab II sloka 47 kiranya

dapat pula dijadikan pedoman yang isinya sebagai berikut ldquoHanya pada

pelaksanaan engkau mempunyai hak dan tidak sama sekali pada hasilnya

Janganlah hasil dari pekerjaan itu menjadi alasanmu pun juga janganlah

membiarkan dirimu untuk tidak melaksanakan suatu pekerjaan apapun

13

BAB IV

TINJAUAN PUSTAKA

Perawatan Paliatif

Perawatan paliatif (dari bahasa Latinpalliareuntuk jubah) adalah pendekatan yang

bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah yang

berhubungan dengan penyakit yang dapat mengancam jiwa melalui pencegahan dan

peniadaan melalui identifikasi dini dan penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan

masalah-masalah lain fisik psikososial dan spiritual (WHO 2002) Tujuannya untuk

mengurangi penderitaan pasien memperpanjang umurnya meningkatkan kualitas hidupnya

juga memberikan support kepada keluarganya Meski pada akhirnya pasien meninggal yang

terpenting sebelum meninggal dia sudah siap secara psikologis dan spiritual serta tidak stres

menghadapi penyakit yang dideritanya Jadi tujuan utama perawatan paliatif bukan untuk

menyembuhkan penyakit Dan yang ditangani bukan hanya penderita tetapi juga

keluarganya

Dulu perawatan ini hanya diberikan kepada pasien kanker yang secara medis sudah

tidak dapat disembuhkan lagi tetapi kini diberikan pada semua stadium kanker bahkan juga

pada penderita penyakit-penyakit lain yang mengancam kehidupan seperti HIVAIDS dan

berbagai kelainan yang bersifat kronis(2)

Prinsip-prinsip perawatan paliatif

1 Menghargai setiap kehidupan

2 Menganggap kematian sebagai proses yang normal

3 Tidak mempercepat atau menunda kematian

4 Menghargai keinginan pasien dalam mengambil keputusan

5 Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang menganggu

6 Mengintegrasikan aspek psikologis sosial dan spiritual dalam perawatan pasien dan

keluarga

7 Menghindari tindakan medis yang sia-sia(1)

14

8 Memberikan dukungan yang diperlukan agar pasien tetap aktif sesuai dengan

kondisinya sampai akhir hayat

9 Memberikan dukungan kepada keluarga dalam masa duka cita

Sasaran kebijakan pelayanan paliatif

1 Seluruh pasien (dewasa dan anak) dan anggota keluarga lingkungan yang

memerlukan perawatan paliatif di mana pun pasien berada di seluruh Indonesia

2 Pelaksana perawatan paliatif dokter perawat tenaga kesehatan lainnya dan tenaga

terkait lainnya

3 Institusi-institusi terkait misalnya

a Dinas kesehatan propinsi dan dinas kesehatan kabupatenkota

b Rumah Sakit pemerintah dan swasta

c Puskesmas

d Rumah perawatanhospis

e Fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta lain(1)

Lingkup kegiatan perawatan paliatif

1 Jenis kegiatan perawatan paliatif meliputi

1048707 Penatalaksanaan nyeri

1048707 Penatalaksanaan keluhan fisik lain

1048707 Asuhan keperawatan

1048707 Dukungan psikologis

1048707 Dukungan sosial

1048707 Dukungan kultural dan spiritual

1048707 Dukungan persiapan dan selama masa dukacita (bereavement)

2 Perawatan paliatif dilakukan melalui rawat inap rawat jalan dan kunjunganrawat

rumah(1)

Sumber daya manusia

1 Pelaksana perawatan paliatif adalah tenaga kesehatan pekerja sosial

rohaniawan keluargarelawan

2 Kriteria pelaksana perawatan paliatif adalah telah mengikuti

pendidikanpelatihan perawatanpaliatif dan telah mendapat sertifikat

3 Pelatihan

15

a Modul pelatihan Penyusunan modul pelatihan dilakukan dengan kerjasama

antara para pakarperawatan paliatif dengan Departemen Kesehatan (Badan

Pembinaan dan PengembanganSumber Daya Manusia dan Direktorat Jenderal

Bina Pelayanan Medik) Modul-modul tersebutterdiri dari modul untuk dokter

modul untuk perawat modul untuk tenaga kesehatan lainnyamodul untuk tenaga

non medis

b Pelatih Pakar perawatan paliatif dari RS Pendidikan dan Fakultas Kedokteran

c Sertifikasi dari Departemen Kesehatan cq Pusat Pelatihan dan Pendidikan

Badan PPSDMPada tahap pertama dilakukan sertifikasi pemutihan untuk

pelaksana perawatan paliatif di 5(lima) propinsi yaitu Jakarta Yogyakarta

Surabaya Denpasar Makasar Pada tahapselanjutnya sertifikasi diberikan setelah

mengikuti pelatihan

4 Pendidikan Pendidikan formal spesialis paliatif (ilmu kedokteran paliatif ilmu

keperawatan paliatif)(1)

Tempat perawatan paliatif

Tempat untuk melakukan perawatan paliatif adalah

a Rumah sakit Untuk pasien yang harus mendapatkan perawatan yang

memerlukan pengawasan ketat tindakan khusus atau peralatan khusus

b Puskesmas Untuk pasien yang memerlukan pelayanan rawat jalan

c Rumah singgahpanti (hospis) Untuk pasien yang tidak memerlukan

pengawasan ketat tindakan khusus atau peralatan khusus tetapi belum dapat

dirawat di rumah karena masih memerlukan pengawasan tenaga kesehatan

d Rumah pasien Untuk pasien yang tidak memerlukan pengawasan ketat

tindakan khusus atau peralatan khusus atau ketrampilan perawatan yang tidak

mungkin dilakukan oleh keluarga(3)

Jenis-jenis p erawatan paliatif

1 Home Care

Dilakukan dengan melakukan kunjungan ke rumah-rumah penderita terutama yang

karena alasan-alasan tertentu tidak dapat datang ke rumah sakit Kunjungan dilakukan

oleh tim yang terdiri atas dokter paliatif psikiater perawat dan relawan untuk memantau

dan memberikan solusi atas masalah-masalah yang dialami penderita kanker dan

16

keluarganya bukan hanya menyangkut masalah medisbiologis tetapi juga masalah

psikis sosial dan spiritual Perawatan paliatif membolehkan pasien di rawat di rumah

didampingi keluarga tercinta Saat di rawat di rumah pasien biasanya akan merasa lebih

nyaman dan bisa membantu meringankan beban dan pikiran sehingga lebih siap

menghadapi penyakitnya

2 Day Care

Merupakan layanan untuk tindakan medis yang tidak memerlukan rawat inap misalnya

perawatan luka kemoterapi dsb

3 Respite Care

Merupakan layanan yang bersifat psikologis Di sini penderita maupun keluarganya dapat

berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater bersosialisasi dengan penderita kanker lain

mengikuti terapi musik atau sekedar bersantai dan beristirahat Bisa juga menitipkan

penderita kanker (selama jam kerja) jika pendamping atau keluarga yang merawatnya

ada keperluan lain(4)

Aspek medikolegal (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

812MenkesSKVII2007 tentang Kebijakan Perawatan Paliatif)

1 Informed consent pasien paham pengertian tujuan dan pelaksanaaan perawatan

paliatif (komunikasi) Setiap tindakan berisiko dilakukan informed consent Penerima

informasi pemberi persetujuan diutamakan pasien sendiri ( pasien kompeten) dan

saksi keluarga terdekat pasien tidak kompeten oleh keluarga terdekat atas nama

pasien Saat pasien kompeten tim mengusahakan memperoleh pesan pernyataan

pasien tentang hal yang harus atau boleh atau tidak boleh dilakukan terhadapnya pada

saat kompetensinya menurun atau pasien menunjuk wakilnya untuk membuat

keputusan saat ia tidak kompeten Pernyataan dibuat secara tertulis Pada keadaan

darurat untuk kepentingan pasien tim dapat melakukan tindakan kedokteran yang

diperlukan

2 Resusitasi tidak resusitasi pasien diinformasikan tentang hal ini pada saat mulai

perawatan paliatif Keputusan dibuat oleh pasien yang kompeten tim perawatan

paliatif Pasien yang kompeten memiliki hak untuk tidak menghendaki resusitasi

setelah memperoleh informasi yang adekuat dan dipahaminya Keluarga terdekat pada

dasarnya tidak boleh membuat keputusan tidak resusitasi kecuali sudah dipesankan

dalam pernyataan tertulis oleh pasien Tetapi dalam keadaan dan pertimbangan

17

tertentu permintaan tertulis oleh seluruh keluarga terdekat dapat dimintakan

penetapan pengadilan untuk pengesahannya Tim perawatan paliatif dapat membuat

keputusan unuk tidak melakukan resusitasi jika pasien dalam tahap terminal dan

tindakan resusitasi diketahui tidak akan menyembuhkan atau memperbaiki kualitas

hidupnya berdasarkan bukti ilmiah

3 Perawatan di ICU dalam menghadapi pasien terminal tim harus mengikuti pedoman

penentuan kematian batang otak dan penghentian peralatan life supporting

Menurut Prof R Sunaryadi Tejawinata dr SpTHT (K) FAAO

PGDPallMed (ECU) ndashKepala Pusat Pengembangan Paliatif amp Bebas Nyeri RSU Dr

Soetomo periode 1992-2006ndash salah satu aspek penting dalam perawatan paliatif adalah

kasih kepedulian ketulusan dan rasa syukur Begitu pentingnya aspek ini sampai

melebihi pentingnya penanganan nyeri yang mutlak harus dilakukan dalam perawatan

paliatif Masyarakat menganggap perawatan paliatif hanya untuk pasien dalam kondisi

terminal yang akan segera meninggal Namun konsep baru perawatan paliatif

menekankan pentingnya integrasi perawatan paliatif lebih dini agar masalah fisik

psikososial dan spiritual dapat diatasi dengan baik Perawatan paliatif adalah pelayanan

kesehatan yang bersifat holistik dan terintegrasi dengan melibatkan berbagai profesi

dengan dasar falsafah bahwa setiap pasien berhak mendapatkan perawatan terbaik sampai

akhir hayatnya(5)

Bagi seorang dokter butuh empati yang besar dan keterampilan khusus dalam

melakukan paliatif care Penyampaian kabar buruk (ketika pasien tidak bisa sembuh dan

harus dilakukan paliative care) pun harus ada etikanya jangan sampai ketika kita

menyampaikan kabar buruk tersebut menimbulkan Stres mendalam bagi pasien maupun

keluarganya yang berakibat semakin cepatnya proses kematian bagi pasien Terkadang

juga tindakan Euthanasia dilakukan jika tindakan Paliatif sudah dilakukan tapi pasien

masih sangat menderita Namun perlu dicatat Tindakan Euthanasia tidak semudah itu

dilakukan Banyak faktor yang harus dipertimbangkan (permintaan pasienpermintaan

keluargadasar hukumadat istiadat setempatagama dll)(6)

18

BAB V

KESIMPULAN

Bapak Arman dinyatakan mengalami kanker paru stadium lanjut yang sudah menjalar

ke otak Pada kasus seperti ini pengobatan lebih ditujukan kepada pengobatan secara paliatif

yang bertujuan untuk mengurangi penderitaan pasien meningkatkan kualitas hidupnya serta

memberikan support kepada keluarganya Selain itu dokter juga harus memberikan edukasi

dan pengertian kepada keluarga pasien mengenai resiko yang kemungkinan akan terjadi

apabila tetap dilakukan tindakan medis atau pengobatan dengan segala cara yaitu bisa saja

penderitaan pasien akan bertambah atau bahkan bisa sebabkan pasien meninggal Akan tetapi

sesuai dengan salah satu prinsip dasar bioetik dokter harus menghormati otonomi pasien dan

tetap menyerahkan keputusan yang terbaik sepenuhnya kepada pasien

19

DAFTAR PUSTAKA

1 Perawatan Paliatif Available at httpspiritiaoridDokskmenkes812707pdf

Accessed on July 20th 2011

2 Sampurna Budi Syamsu Zulhasmar Siswaja Tjetjep D Bioetik dan hukum

kedokteran Jakarta Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia 1997 p36-9

3 Perawatan Paliatif (Palliative care) Available at

httpdoktersyhurawordpresscomsistem-kesehatanperawatan-paliatif-palliative-

care Accessed on July 20th 2011

4 Perawatan Paliatif Available at httpwwwmedicaleracominfo_answerphp

thread=11209 Accessed on July 20th 2011

5 Perawatan Paliatif Kanker Available at

httprsudrsoetomojatimprovgoididindexphp Accessed on July 20th 2011

6 Perawatan Paliatif Available at httpwwwnews-medicalnethealthPalliative-Care-

What-is-Palliative-Care-28Indonesian29aspx Accessed on July 20th 2011

20

Page 11: Mo Hukum Agama Dan Moral

standar prosedur operasional Hal ini sesuai dengan Pasal 50 UU 292004 tentang praktik

kedokteran yang berisi Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran

mempunyai hak memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai

dengan standar profesi dan standar prosedur operasional serta memberikan pelayanan medis

menurut standar profesi dan standar prosedur operasional

Sikap dokter dalam menangani pasien dengan penyakit pada stadium terminal

1 Bioetika salah satu tujuan ilmu kedokteran adalah mencegah kematian

yang belum saatnya Bila sudah saatnya meninggal Ilmu Kedoktern tidak

bias memperpanjang umur tugasnya adalah mengantar agar pasien bias

meninggal dengan damai Pilihan bagi pasien yang sedang sekarat adalah

terapi paliatif dan no treatment

2 Hukum Tujuan Ilmu Kedokteran mencegah menyembuhkan sakit

meringankan penderitaan mendampingi pasien selama perawatan dan saat ndash

saat menjelang ajal Pada pasien stadium terminal secara medis belum ada

obat yang bisa manyembuhkan umumnya terjadi pada pasien yang

menjelang ajal

3 Agama Buddha terus memberikan perawatan dan terapi dengan sebaik-

baiknya Pembacaan Paritta ndash Paritta suci dengan harapan kamma baiknya

segera berbuah lalu meninggal dunia (karena fisiknya tidak dapat

dipergunakan lagi untuk hidup) dan terlahir kembali ke alam yang lebih

baik Berdasarkan ajaran agama Buddha bahwa sakit bukan merupakan hal

yang kebetulan namun merupakan akibat dari berbuahnya perbuatan buruk

di masa lalu

4 Agama Islam adab seorang dokter terhadap pasien adalah hubungan

pribadi dengan Allah dan hubungan antar manusia Memposisikan kaidah ndash

kaidah Fiqih kedokteran terutama sikap dokter dalam mengambil tindakan

medis terhadap pasiennya

Kaidah ndash kaidah Fiqih kedokteran

1 Hukum asal segala sesuatu yang bermanfaat adalah diperbolehkan

11

2 Hukum asal segala sesuatu yang membahayakan adalah haram

3 Tidak boleh melakukan perbuatan yang berbahaya dan membahayakan

4 Kemadhratan sebisa mungkin dihilangkan

5 Madharat itu tidak ada istilah kadaluarsa

6 Kemadharatan itu tidak boleh dihilangkan dengan kemadharatan yang sama

7 Kemadharatan yang lebih berat dihilangkan dengan kemadharatan yang lebih ringan

8 Apabila ada dua kerusakan maka diambil kerusakan yang lebih ringan

9 Kemadharatan khusus bisa diambil demi menolak kemadharatan umum

10 Menolak kerusakan lebih diprioritaskan daripada mendatangkan kemashlahatan

11 Kesulitan itu menarik kepada kemudahan

12 Suatu masalah apabila sempit maka menjadi luas

13 Keterpaksaan itu membolehkan yang terlarang

14 Sesuatu yang dibolehkan karena udzur maka kebolehan itu menjadi batal jika udzurnya sudah hilang

15 Apabila sesuatu menghalangi itu hilang maka yang terhalangpun kembali

16 Kterpaksaan itu tidak menggunakan hak orang lain

17 Tidak diperbolehkan menggunakan milik orang lain kecuali dengan seizinnya

18 Kebolehan yang bersifat SyarrsquoI menggugurkan jaminan

19 Kebutuhan menempati posisi darurat baik bersifat umum maupun bersifat khusus

20 Kebijakan pemimpin atas rakyat harus didasarkan pada kemaslahatan

5 Agama Kristen obati kondisi tersebut kecuali pasien yang menolak

diperbolehkan menggunakan terapi yang memberikan kenyamanan bagi

pasien dan butuh waktu lebih singkat Prinsipnya adalah holistic care

memandang manusia bukan sebagai objek materi tidak hanya

penyembuhan etiologi medisnya saja

12

6 Agama katholik dalam menghadapi pasien yang sakit parah harus

diupayakan dengan sebaik ndash baiknya Manusia hanya bisa berusahan tapi

Tuhan yang menentukan hidup mati

7 Agama Hindu Dokter hendaknya dapat melaksanakan komunikasi yang

baik dengan pasien terutama mengenai soal penyakit dan pengobatan

Dokter hendaknya selalu berpedoman kepada Etika Profesi Medis sumpah

dokter Dalam melaksanakan tugas Bhagawad Gita Bab II sloka 47 kiranya

dapat pula dijadikan pedoman yang isinya sebagai berikut ldquoHanya pada

pelaksanaan engkau mempunyai hak dan tidak sama sekali pada hasilnya

Janganlah hasil dari pekerjaan itu menjadi alasanmu pun juga janganlah

membiarkan dirimu untuk tidak melaksanakan suatu pekerjaan apapun

13

BAB IV

TINJAUAN PUSTAKA

Perawatan Paliatif

Perawatan paliatif (dari bahasa Latinpalliareuntuk jubah) adalah pendekatan yang

bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah yang

berhubungan dengan penyakit yang dapat mengancam jiwa melalui pencegahan dan

peniadaan melalui identifikasi dini dan penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan

masalah-masalah lain fisik psikososial dan spiritual (WHO 2002) Tujuannya untuk

mengurangi penderitaan pasien memperpanjang umurnya meningkatkan kualitas hidupnya

juga memberikan support kepada keluarganya Meski pada akhirnya pasien meninggal yang

terpenting sebelum meninggal dia sudah siap secara psikologis dan spiritual serta tidak stres

menghadapi penyakit yang dideritanya Jadi tujuan utama perawatan paliatif bukan untuk

menyembuhkan penyakit Dan yang ditangani bukan hanya penderita tetapi juga

keluarganya

Dulu perawatan ini hanya diberikan kepada pasien kanker yang secara medis sudah

tidak dapat disembuhkan lagi tetapi kini diberikan pada semua stadium kanker bahkan juga

pada penderita penyakit-penyakit lain yang mengancam kehidupan seperti HIVAIDS dan

berbagai kelainan yang bersifat kronis(2)

Prinsip-prinsip perawatan paliatif

1 Menghargai setiap kehidupan

2 Menganggap kematian sebagai proses yang normal

3 Tidak mempercepat atau menunda kematian

4 Menghargai keinginan pasien dalam mengambil keputusan

5 Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang menganggu

6 Mengintegrasikan aspek psikologis sosial dan spiritual dalam perawatan pasien dan

keluarga

7 Menghindari tindakan medis yang sia-sia(1)

14

8 Memberikan dukungan yang diperlukan agar pasien tetap aktif sesuai dengan

kondisinya sampai akhir hayat

9 Memberikan dukungan kepada keluarga dalam masa duka cita

Sasaran kebijakan pelayanan paliatif

1 Seluruh pasien (dewasa dan anak) dan anggota keluarga lingkungan yang

memerlukan perawatan paliatif di mana pun pasien berada di seluruh Indonesia

2 Pelaksana perawatan paliatif dokter perawat tenaga kesehatan lainnya dan tenaga

terkait lainnya

3 Institusi-institusi terkait misalnya

a Dinas kesehatan propinsi dan dinas kesehatan kabupatenkota

b Rumah Sakit pemerintah dan swasta

c Puskesmas

d Rumah perawatanhospis

e Fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta lain(1)

Lingkup kegiatan perawatan paliatif

1 Jenis kegiatan perawatan paliatif meliputi

1048707 Penatalaksanaan nyeri

1048707 Penatalaksanaan keluhan fisik lain

1048707 Asuhan keperawatan

1048707 Dukungan psikologis

1048707 Dukungan sosial

1048707 Dukungan kultural dan spiritual

1048707 Dukungan persiapan dan selama masa dukacita (bereavement)

2 Perawatan paliatif dilakukan melalui rawat inap rawat jalan dan kunjunganrawat

rumah(1)

Sumber daya manusia

1 Pelaksana perawatan paliatif adalah tenaga kesehatan pekerja sosial

rohaniawan keluargarelawan

2 Kriteria pelaksana perawatan paliatif adalah telah mengikuti

pendidikanpelatihan perawatanpaliatif dan telah mendapat sertifikat

3 Pelatihan

15

a Modul pelatihan Penyusunan modul pelatihan dilakukan dengan kerjasama

antara para pakarperawatan paliatif dengan Departemen Kesehatan (Badan

Pembinaan dan PengembanganSumber Daya Manusia dan Direktorat Jenderal

Bina Pelayanan Medik) Modul-modul tersebutterdiri dari modul untuk dokter

modul untuk perawat modul untuk tenaga kesehatan lainnyamodul untuk tenaga

non medis

b Pelatih Pakar perawatan paliatif dari RS Pendidikan dan Fakultas Kedokteran

c Sertifikasi dari Departemen Kesehatan cq Pusat Pelatihan dan Pendidikan

Badan PPSDMPada tahap pertama dilakukan sertifikasi pemutihan untuk

pelaksana perawatan paliatif di 5(lima) propinsi yaitu Jakarta Yogyakarta

Surabaya Denpasar Makasar Pada tahapselanjutnya sertifikasi diberikan setelah

mengikuti pelatihan

4 Pendidikan Pendidikan formal spesialis paliatif (ilmu kedokteran paliatif ilmu

keperawatan paliatif)(1)

Tempat perawatan paliatif

Tempat untuk melakukan perawatan paliatif adalah

a Rumah sakit Untuk pasien yang harus mendapatkan perawatan yang

memerlukan pengawasan ketat tindakan khusus atau peralatan khusus

b Puskesmas Untuk pasien yang memerlukan pelayanan rawat jalan

c Rumah singgahpanti (hospis) Untuk pasien yang tidak memerlukan

pengawasan ketat tindakan khusus atau peralatan khusus tetapi belum dapat

dirawat di rumah karena masih memerlukan pengawasan tenaga kesehatan

d Rumah pasien Untuk pasien yang tidak memerlukan pengawasan ketat

tindakan khusus atau peralatan khusus atau ketrampilan perawatan yang tidak

mungkin dilakukan oleh keluarga(3)

Jenis-jenis p erawatan paliatif

1 Home Care

Dilakukan dengan melakukan kunjungan ke rumah-rumah penderita terutama yang

karena alasan-alasan tertentu tidak dapat datang ke rumah sakit Kunjungan dilakukan

oleh tim yang terdiri atas dokter paliatif psikiater perawat dan relawan untuk memantau

dan memberikan solusi atas masalah-masalah yang dialami penderita kanker dan

16

keluarganya bukan hanya menyangkut masalah medisbiologis tetapi juga masalah

psikis sosial dan spiritual Perawatan paliatif membolehkan pasien di rawat di rumah

didampingi keluarga tercinta Saat di rawat di rumah pasien biasanya akan merasa lebih

nyaman dan bisa membantu meringankan beban dan pikiran sehingga lebih siap

menghadapi penyakitnya

2 Day Care

Merupakan layanan untuk tindakan medis yang tidak memerlukan rawat inap misalnya

perawatan luka kemoterapi dsb

3 Respite Care

Merupakan layanan yang bersifat psikologis Di sini penderita maupun keluarganya dapat

berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater bersosialisasi dengan penderita kanker lain

mengikuti terapi musik atau sekedar bersantai dan beristirahat Bisa juga menitipkan

penderita kanker (selama jam kerja) jika pendamping atau keluarga yang merawatnya

ada keperluan lain(4)

Aspek medikolegal (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

812MenkesSKVII2007 tentang Kebijakan Perawatan Paliatif)

1 Informed consent pasien paham pengertian tujuan dan pelaksanaaan perawatan

paliatif (komunikasi) Setiap tindakan berisiko dilakukan informed consent Penerima

informasi pemberi persetujuan diutamakan pasien sendiri ( pasien kompeten) dan

saksi keluarga terdekat pasien tidak kompeten oleh keluarga terdekat atas nama

pasien Saat pasien kompeten tim mengusahakan memperoleh pesan pernyataan

pasien tentang hal yang harus atau boleh atau tidak boleh dilakukan terhadapnya pada

saat kompetensinya menurun atau pasien menunjuk wakilnya untuk membuat

keputusan saat ia tidak kompeten Pernyataan dibuat secara tertulis Pada keadaan

darurat untuk kepentingan pasien tim dapat melakukan tindakan kedokteran yang

diperlukan

2 Resusitasi tidak resusitasi pasien diinformasikan tentang hal ini pada saat mulai

perawatan paliatif Keputusan dibuat oleh pasien yang kompeten tim perawatan

paliatif Pasien yang kompeten memiliki hak untuk tidak menghendaki resusitasi

setelah memperoleh informasi yang adekuat dan dipahaminya Keluarga terdekat pada

dasarnya tidak boleh membuat keputusan tidak resusitasi kecuali sudah dipesankan

dalam pernyataan tertulis oleh pasien Tetapi dalam keadaan dan pertimbangan

17

tertentu permintaan tertulis oleh seluruh keluarga terdekat dapat dimintakan

penetapan pengadilan untuk pengesahannya Tim perawatan paliatif dapat membuat

keputusan unuk tidak melakukan resusitasi jika pasien dalam tahap terminal dan

tindakan resusitasi diketahui tidak akan menyembuhkan atau memperbaiki kualitas

hidupnya berdasarkan bukti ilmiah

3 Perawatan di ICU dalam menghadapi pasien terminal tim harus mengikuti pedoman

penentuan kematian batang otak dan penghentian peralatan life supporting

Menurut Prof R Sunaryadi Tejawinata dr SpTHT (K) FAAO

PGDPallMed (ECU) ndashKepala Pusat Pengembangan Paliatif amp Bebas Nyeri RSU Dr

Soetomo periode 1992-2006ndash salah satu aspek penting dalam perawatan paliatif adalah

kasih kepedulian ketulusan dan rasa syukur Begitu pentingnya aspek ini sampai

melebihi pentingnya penanganan nyeri yang mutlak harus dilakukan dalam perawatan

paliatif Masyarakat menganggap perawatan paliatif hanya untuk pasien dalam kondisi

terminal yang akan segera meninggal Namun konsep baru perawatan paliatif

menekankan pentingnya integrasi perawatan paliatif lebih dini agar masalah fisik

psikososial dan spiritual dapat diatasi dengan baik Perawatan paliatif adalah pelayanan

kesehatan yang bersifat holistik dan terintegrasi dengan melibatkan berbagai profesi

dengan dasar falsafah bahwa setiap pasien berhak mendapatkan perawatan terbaik sampai

akhir hayatnya(5)

Bagi seorang dokter butuh empati yang besar dan keterampilan khusus dalam

melakukan paliatif care Penyampaian kabar buruk (ketika pasien tidak bisa sembuh dan

harus dilakukan paliative care) pun harus ada etikanya jangan sampai ketika kita

menyampaikan kabar buruk tersebut menimbulkan Stres mendalam bagi pasien maupun

keluarganya yang berakibat semakin cepatnya proses kematian bagi pasien Terkadang

juga tindakan Euthanasia dilakukan jika tindakan Paliatif sudah dilakukan tapi pasien

masih sangat menderita Namun perlu dicatat Tindakan Euthanasia tidak semudah itu

dilakukan Banyak faktor yang harus dipertimbangkan (permintaan pasienpermintaan

keluargadasar hukumadat istiadat setempatagama dll)(6)

18

BAB V

KESIMPULAN

Bapak Arman dinyatakan mengalami kanker paru stadium lanjut yang sudah menjalar

ke otak Pada kasus seperti ini pengobatan lebih ditujukan kepada pengobatan secara paliatif

yang bertujuan untuk mengurangi penderitaan pasien meningkatkan kualitas hidupnya serta

memberikan support kepada keluarganya Selain itu dokter juga harus memberikan edukasi

dan pengertian kepada keluarga pasien mengenai resiko yang kemungkinan akan terjadi

apabila tetap dilakukan tindakan medis atau pengobatan dengan segala cara yaitu bisa saja

penderitaan pasien akan bertambah atau bahkan bisa sebabkan pasien meninggal Akan tetapi

sesuai dengan salah satu prinsip dasar bioetik dokter harus menghormati otonomi pasien dan

tetap menyerahkan keputusan yang terbaik sepenuhnya kepada pasien

19

DAFTAR PUSTAKA

1 Perawatan Paliatif Available at httpspiritiaoridDokskmenkes812707pdf

Accessed on July 20th 2011

2 Sampurna Budi Syamsu Zulhasmar Siswaja Tjetjep D Bioetik dan hukum

kedokteran Jakarta Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia 1997 p36-9

3 Perawatan Paliatif (Palliative care) Available at

httpdoktersyhurawordpresscomsistem-kesehatanperawatan-paliatif-palliative-

care Accessed on July 20th 2011

4 Perawatan Paliatif Available at httpwwwmedicaleracominfo_answerphp

thread=11209 Accessed on July 20th 2011

5 Perawatan Paliatif Kanker Available at

httprsudrsoetomojatimprovgoididindexphp Accessed on July 20th 2011

6 Perawatan Paliatif Available at httpwwwnews-medicalnethealthPalliative-Care-

What-is-Palliative-Care-28Indonesian29aspx Accessed on July 20th 2011

20

Page 12: Mo Hukum Agama Dan Moral

2 Hukum asal segala sesuatu yang membahayakan adalah haram

3 Tidak boleh melakukan perbuatan yang berbahaya dan membahayakan

4 Kemadhratan sebisa mungkin dihilangkan

5 Madharat itu tidak ada istilah kadaluarsa

6 Kemadharatan itu tidak boleh dihilangkan dengan kemadharatan yang sama

7 Kemadharatan yang lebih berat dihilangkan dengan kemadharatan yang lebih ringan

8 Apabila ada dua kerusakan maka diambil kerusakan yang lebih ringan

9 Kemadharatan khusus bisa diambil demi menolak kemadharatan umum

10 Menolak kerusakan lebih diprioritaskan daripada mendatangkan kemashlahatan

11 Kesulitan itu menarik kepada kemudahan

12 Suatu masalah apabila sempit maka menjadi luas

13 Keterpaksaan itu membolehkan yang terlarang

14 Sesuatu yang dibolehkan karena udzur maka kebolehan itu menjadi batal jika udzurnya sudah hilang

15 Apabila sesuatu menghalangi itu hilang maka yang terhalangpun kembali

16 Kterpaksaan itu tidak menggunakan hak orang lain

17 Tidak diperbolehkan menggunakan milik orang lain kecuali dengan seizinnya

18 Kebolehan yang bersifat SyarrsquoI menggugurkan jaminan

19 Kebutuhan menempati posisi darurat baik bersifat umum maupun bersifat khusus

20 Kebijakan pemimpin atas rakyat harus didasarkan pada kemaslahatan

5 Agama Kristen obati kondisi tersebut kecuali pasien yang menolak

diperbolehkan menggunakan terapi yang memberikan kenyamanan bagi

pasien dan butuh waktu lebih singkat Prinsipnya adalah holistic care

memandang manusia bukan sebagai objek materi tidak hanya

penyembuhan etiologi medisnya saja

12

6 Agama katholik dalam menghadapi pasien yang sakit parah harus

diupayakan dengan sebaik ndash baiknya Manusia hanya bisa berusahan tapi

Tuhan yang menentukan hidup mati

7 Agama Hindu Dokter hendaknya dapat melaksanakan komunikasi yang

baik dengan pasien terutama mengenai soal penyakit dan pengobatan

Dokter hendaknya selalu berpedoman kepada Etika Profesi Medis sumpah

dokter Dalam melaksanakan tugas Bhagawad Gita Bab II sloka 47 kiranya

dapat pula dijadikan pedoman yang isinya sebagai berikut ldquoHanya pada

pelaksanaan engkau mempunyai hak dan tidak sama sekali pada hasilnya

Janganlah hasil dari pekerjaan itu menjadi alasanmu pun juga janganlah

membiarkan dirimu untuk tidak melaksanakan suatu pekerjaan apapun

13

BAB IV

TINJAUAN PUSTAKA

Perawatan Paliatif

Perawatan paliatif (dari bahasa Latinpalliareuntuk jubah) adalah pendekatan yang

bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah yang

berhubungan dengan penyakit yang dapat mengancam jiwa melalui pencegahan dan

peniadaan melalui identifikasi dini dan penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan

masalah-masalah lain fisik psikososial dan spiritual (WHO 2002) Tujuannya untuk

mengurangi penderitaan pasien memperpanjang umurnya meningkatkan kualitas hidupnya

juga memberikan support kepada keluarganya Meski pada akhirnya pasien meninggal yang

terpenting sebelum meninggal dia sudah siap secara psikologis dan spiritual serta tidak stres

menghadapi penyakit yang dideritanya Jadi tujuan utama perawatan paliatif bukan untuk

menyembuhkan penyakit Dan yang ditangani bukan hanya penderita tetapi juga

keluarganya

Dulu perawatan ini hanya diberikan kepada pasien kanker yang secara medis sudah

tidak dapat disembuhkan lagi tetapi kini diberikan pada semua stadium kanker bahkan juga

pada penderita penyakit-penyakit lain yang mengancam kehidupan seperti HIVAIDS dan

berbagai kelainan yang bersifat kronis(2)

Prinsip-prinsip perawatan paliatif

1 Menghargai setiap kehidupan

2 Menganggap kematian sebagai proses yang normal

3 Tidak mempercepat atau menunda kematian

4 Menghargai keinginan pasien dalam mengambil keputusan

5 Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang menganggu

6 Mengintegrasikan aspek psikologis sosial dan spiritual dalam perawatan pasien dan

keluarga

7 Menghindari tindakan medis yang sia-sia(1)

14

8 Memberikan dukungan yang diperlukan agar pasien tetap aktif sesuai dengan

kondisinya sampai akhir hayat

9 Memberikan dukungan kepada keluarga dalam masa duka cita

Sasaran kebijakan pelayanan paliatif

1 Seluruh pasien (dewasa dan anak) dan anggota keluarga lingkungan yang

memerlukan perawatan paliatif di mana pun pasien berada di seluruh Indonesia

2 Pelaksana perawatan paliatif dokter perawat tenaga kesehatan lainnya dan tenaga

terkait lainnya

3 Institusi-institusi terkait misalnya

a Dinas kesehatan propinsi dan dinas kesehatan kabupatenkota

b Rumah Sakit pemerintah dan swasta

c Puskesmas

d Rumah perawatanhospis

e Fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta lain(1)

Lingkup kegiatan perawatan paliatif

1 Jenis kegiatan perawatan paliatif meliputi

1048707 Penatalaksanaan nyeri

1048707 Penatalaksanaan keluhan fisik lain

1048707 Asuhan keperawatan

1048707 Dukungan psikologis

1048707 Dukungan sosial

1048707 Dukungan kultural dan spiritual

1048707 Dukungan persiapan dan selama masa dukacita (bereavement)

2 Perawatan paliatif dilakukan melalui rawat inap rawat jalan dan kunjunganrawat

rumah(1)

Sumber daya manusia

1 Pelaksana perawatan paliatif adalah tenaga kesehatan pekerja sosial

rohaniawan keluargarelawan

2 Kriteria pelaksana perawatan paliatif adalah telah mengikuti

pendidikanpelatihan perawatanpaliatif dan telah mendapat sertifikat

3 Pelatihan

15

a Modul pelatihan Penyusunan modul pelatihan dilakukan dengan kerjasama

antara para pakarperawatan paliatif dengan Departemen Kesehatan (Badan

Pembinaan dan PengembanganSumber Daya Manusia dan Direktorat Jenderal

Bina Pelayanan Medik) Modul-modul tersebutterdiri dari modul untuk dokter

modul untuk perawat modul untuk tenaga kesehatan lainnyamodul untuk tenaga

non medis

b Pelatih Pakar perawatan paliatif dari RS Pendidikan dan Fakultas Kedokteran

c Sertifikasi dari Departemen Kesehatan cq Pusat Pelatihan dan Pendidikan

Badan PPSDMPada tahap pertama dilakukan sertifikasi pemutihan untuk

pelaksana perawatan paliatif di 5(lima) propinsi yaitu Jakarta Yogyakarta

Surabaya Denpasar Makasar Pada tahapselanjutnya sertifikasi diberikan setelah

mengikuti pelatihan

4 Pendidikan Pendidikan formal spesialis paliatif (ilmu kedokteran paliatif ilmu

keperawatan paliatif)(1)

Tempat perawatan paliatif

Tempat untuk melakukan perawatan paliatif adalah

a Rumah sakit Untuk pasien yang harus mendapatkan perawatan yang

memerlukan pengawasan ketat tindakan khusus atau peralatan khusus

b Puskesmas Untuk pasien yang memerlukan pelayanan rawat jalan

c Rumah singgahpanti (hospis) Untuk pasien yang tidak memerlukan

pengawasan ketat tindakan khusus atau peralatan khusus tetapi belum dapat

dirawat di rumah karena masih memerlukan pengawasan tenaga kesehatan

d Rumah pasien Untuk pasien yang tidak memerlukan pengawasan ketat

tindakan khusus atau peralatan khusus atau ketrampilan perawatan yang tidak

mungkin dilakukan oleh keluarga(3)

Jenis-jenis p erawatan paliatif

1 Home Care

Dilakukan dengan melakukan kunjungan ke rumah-rumah penderita terutama yang

karena alasan-alasan tertentu tidak dapat datang ke rumah sakit Kunjungan dilakukan

oleh tim yang terdiri atas dokter paliatif psikiater perawat dan relawan untuk memantau

dan memberikan solusi atas masalah-masalah yang dialami penderita kanker dan

16

keluarganya bukan hanya menyangkut masalah medisbiologis tetapi juga masalah

psikis sosial dan spiritual Perawatan paliatif membolehkan pasien di rawat di rumah

didampingi keluarga tercinta Saat di rawat di rumah pasien biasanya akan merasa lebih

nyaman dan bisa membantu meringankan beban dan pikiran sehingga lebih siap

menghadapi penyakitnya

2 Day Care

Merupakan layanan untuk tindakan medis yang tidak memerlukan rawat inap misalnya

perawatan luka kemoterapi dsb

3 Respite Care

Merupakan layanan yang bersifat psikologis Di sini penderita maupun keluarganya dapat

berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater bersosialisasi dengan penderita kanker lain

mengikuti terapi musik atau sekedar bersantai dan beristirahat Bisa juga menitipkan

penderita kanker (selama jam kerja) jika pendamping atau keluarga yang merawatnya

ada keperluan lain(4)

Aspek medikolegal (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

812MenkesSKVII2007 tentang Kebijakan Perawatan Paliatif)

1 Informed consent pasien paham pengertian tujuan dan pelaksanaaan perawatan

paliatif (komunikasi) Setiap tindakan berisiko dilakukan informed consent Penerima

informasi pemberi persetujuan diutamakan pasien sendiri ( pasien kompeten) dan

saksi keluarga terdekat pasien tidak kompeten oleh keluarga terdekat atas nama

pasien Saat pasien kompeten tim mengusahakan memperoleh pesan pernyataan

pasien tentang hal yang harus atau boleh atau tidak boleh dilakukan terhadapnya pada

saat kompetensinya menurun atau pasien menunjuk wakilnya untuk membuat

keputusan saat ia tidak kompeten Pernyataan dibuat secara tertulis Pada keadaan

darurat untuk kepentingan pasien tim dapat melakukan tindakan kedokteran yang

diperlukan

2 Resusitasi tidak resusitasi pasien diinformasikan tentang hal ini pada saat mulai

perawatan paliatif Keputusan dibuat oleh pasien yang kompeten tim perawatan

paliatif Pasien yang kompeten memiliki hak untuk tidak menghendaki resusitasi

setelah memperoleh informasi yang adekuat dan dipahaminya Keluarga terdekat pada

dasarnya tidak boleh membuat keputusan tidak resusitasi kecuali sudah dipesankan

dalam pernyataan tertulis oleh pasien Tetapi dalam keadaan dan pertimbangan

17

tertentu permintaan tertulis oleh seluruh keluarga terdekat dapat dimintakan

penetapan pengadilan untuk pengesahannya Tim perawatan paliatif dapat membuat

keputusan unuk tidak melakukan resusitasi jika pasien dalam tahap terminal dan

tindakan resusitasi diketahui tidak akan menyembuhkan atau memperbaiki kualitas

hidupnya berdasarkan bukti ilmiah

3 Perawatan di ICU dalam menghadapi pasien terminal tim harus mengikuti pedoman

penentuan kematian batang otak dan penghentian peralatan life supporting

Menurut Prof R Sunaryadi Tejawinata dr SpTHT (K) FAAO

PGDPallMed (ECU) ndashKepala Pusat Pengembangan Paliatif amp Bebas Nyeri RSU Dr

Soetomo periode 1992-2006ndash salah satu aspek penting dalam perawatan paliatif adalah

kasih kepedulian ketulusan dan rasa syukur Begitu pentingnya aspek ini sampai

melebihi pentingnya penanganan nyeri yang mutlak harus dilakukan dalam perawatan

paliatif Masyarakat menganggap perawatan paliatif hanya untuk pasien dalam kondisi

terminal yang akan segera meninggal Namun konsep baru perawatan paliatif

menekankan pentingnya integrasi perawatan paliatif lebih dini agar masalah fisik

psikososial dan spiritual dapat diatasi dengan baik Perawatan paliatif adalah pelayanan

kesehatan yang bersifat holistik dan terintegrasi dengan melibatkan berbagai profesi

dengan dasar falsafah bahwa setiap pasien berhak mendapatkan perawatan terbaik sampai

akhir hayatnya(5)

Bagi seorang dokter butuh empati yang besar dan keterampilan khusus dalam

melakukan paliatif care Penyampaian kabar buruk (ketika pasien tidak bisa sembuh dan

harus dilakukan paliative care) pun harus ada etikanya jangan sampai ketika kita

menyampaikan kabar buruk tersebut menimbulkan Stres mendalam bagi pasien maupun

keluarganya yang berakibat semakin cepatnya proses kematian bagi pasien Terkadang

juga tindakan Euthanasia dilakukan jika tindakan Paliatif sudah dilakukan tapi pasien

masih sangat menderita Namun perlu dicatat Tindakan Euthanasia tidak semudah itu

dilakukan Banyak faktor yang harus dipertimbangkan (permintaan pasienpermintaan

keluargadasar hukumadat istiadat setempatagama dll)(6)

18

BAB V

KESIMPULAN

Bapak Arman dinyatakan mengalami kanker paru stadium lanjut yang sudah menjalar

ke otak Pada kasus seperti ini pengobatan lebih ditujukan kepada pengobatan secara paliatif

yang bertujuan untuk mengurangi penderitaan pasien meningkatkan kualitas hidupnya serta

memberikan support kepada keluarganya Selain itu dokter juga harus memberikan edukasi

dan pengertian kepada keluarga pasien mengenai resiko yang kemungkinan akan terjadi

apabila tetap dilakukan tindakan medis atau pengobatan dengan segala cara yaitu bisa saja

penderitaan pasien akan bertambah atau bahkan bisa sebabkan pasien meninggal Akan tetapi

sesuai dengan salah satu prinsip dasar bioetik dokter harus menghormati otonomi pasien dan

tetap menyerahkan keputusan yang terbaik sepenuhnya kepada pasien

19

DAFTAR PUSTAKA

1 Perawatan Paliatif Available at httpspiritiaoridDokskmenkes812707pdf

Accessed on July 20th 2011

2 Sampurna Budi Syamsu Zulhasmar Siswaja Tjetjep D Bioetik dan hukum

kedokteran Jakarta Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia 1997 p36-9

3 Perawatan Paliatif (Palliative care) Available at

httpdoktersyhurawordpresscomsistem-kesehatanperawatan-paliatif-palliative-

care Accessed on July 20th 2011

4 Perawatan Paliatif Available at httpwwwmedicaleracominfo_answerphp

thread=11209 Accessed on July 20th 2011

5 Perawatan Paliatif Kanker Available at

httprsudrsoetomojatimprovgoididindexphp Accessed on July 20th 2011

6 Perawatan Paliatif Available at httpwwwnews-medicalnethealthPalliative-Care-

What-is-Palliative-Care-28Indonesian29aspx Accessed on July 20th 2011

20

Page 13: Mo Hukum Agama Dan Moral

6 Agama katholik dalam menghadapi pasien yang sakit parah harus

diupayakan dengan sebaik ndash baiknya Manusia hanya bisa berusahan tapi

Tuhan yang menentukan hidup mati

7 Agama Hindu Dokter hendaknya dapat melaksanakan komunikasi yang

baik dengan pasien terutama mengenai soal penyakit dan pengobatan

Dokter hendaknya selalu berpedoman kepada Etika Profesi Medis sumpah

dokter Dalam melaksanakan tugas Bhagawad Gita Bab II sloka 47 kiranya

dapat pula dijadikan pedoman yang isinya sebagai berikut ldquoHanya pada

pelaksanaan engkau mempunyai hak dan tidak sama sekali pada hasilnya

Janganlah hasil dari pekerjaan itu menjadi alasanmu pun juga janganlah

membiarkan dirimu untuk tidak melaksanakan suatu pekerjaan apapun

13

BAB IV

TINJAUAN PUSTAKA

Perawatan Paliatif

Perawatan paliatif (dari bahasa Latinpalliareuntuk jubah) adalah pendekatan yang

bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah yang

berhubungan dengan penyakit yang dapat mengancam jiwa melalui pencegahan dan

peniadaan melalui identifikasi dini dan penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan

masalah-masalah lain fisik psikososial dan spiritual (WHO 2002) Tujuannya untuk

mengurangi penderitaan pasien memperpanjang umurnya meningkatkan kualitas hidupnya

juga memberikan support kepada keluarganya Meski pada akhirnya pasien meninggal yang

terpenting sebelum meninggal dia sudah siap secara psikologis dan spiritual serta tidak stres

menghadapi penyakit yang dideritanya Jadi tujuan utama perawatan paliatif bukan untuk

menyembuhkan penyakit Dan yang ditangani bukan hanya penderita tetapi juga

keluarganya

Dulu perawatan ini hanya diberikan kepada pasien kanker yang secara medis sudah

tidak dapat disembuhkan lagi tetapi kini diberikan pada semua stadium kanker bahkan juga

pada penderita penyakit-penyakit lain yang mengancam kehidupan seperti HIVAIDS dan

berbagai kelainan yang bersifat kronis(2)

Prinsip-prinsip perawatan paliatif

1 Menghargai setiap kehidupan

2 Menganggap kematian sebagai proses yang normal

3 Tidak mempercepat atau menunda kematian

4 Menghargai keinginan pasien dalam mengambil keputusan

5 Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang menganggu

6 Mengintegrasikan aspek psikologis sosial dan spiritual dalam perawatan pasien dan

keluarga

7 Menghindari tindakan medis yang sia-sia(1)

14

8 Memberikan dukungan yang diperlukan agar pasien tetap aktif sesuai dengan

kondisinya sampai akhir hayat

9 Memberikan dukungan kepada keluarga dalam masa duka cita

Sasaran kebijakan pelayanan paliatif

1 Seluruh pasien (dewasa dan anak) dan anggota keluarga lingkungan yang

memerlukan perawatan paliatif di mana pun pasien berada di seluruh Indonesia

2 Pelaksana perawatan paliatif dokter perawat tenaga kesehatan lainnya dan tenaga

terkait lainnya

3 Institusi-institusi terkait misalnya

a Dinas kesehatan propinsi dan dinas kesehatan kabupatenkota

b Rumah Sakit pemerintah dan swasta

c Puskesmas

d Rumah perawatanhospis

e Fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta lain(1)

Lingkup kegiatan perawatan paliatif

1 Jenis kegiatan perawatan paliatif meliputi

1048707 Penatalaksanaan nyeri

1048707 Penatalaksanaan keluhan fisik lain

1048707 Asuhan keperawatan

1048707 Dukungan psikologis

1048707 Dukungan sosial

1048707 Dukungan kultural dan spiritual

1048707 Dukungan persiapan dan selama masa dukacita (bereavement)

2 Perawatan paliatif dilakukan melalui rawat inap rawat jalan dan kunjunganrawat

rumah(1)

Sumber daya manusia

1 Pelaksana perawatan paliatif adalah tenaga kesehatan pekerja sosial

rohaniawan keluargarelawan

2 Kriteria pelaksana perawatan paliatif adalah telah mengikuti

pendidikanpelatihan perawatanpaliatif dan telah mendapat sertifikat

3 Pelatihan

15

a Modul pelatihan Penyusunan modul pelatihan dilakukan dengan kerjasama

antara para pakarperawatan paliatif dengan Departemen Kesehatan (Badan

Pembinaan dan PengembanganSumber Daya Manusia dan Direktorat Jenderal

Bina Pelayanan Medik) Modul-modul tersebutterdiri dari modul untuk dokter

modul untuk perawat modul untuk tenaga kesehatan lainnyamodul untuk tenaga

non medis

b Pelatih Pakar perawatan paliatif dari RS Pendidikan dan Fakultas Kedokteran

c Sertifikasi dari Departemen Kesehatan cq Pusat Pelatihan dan Pendidikan

Badan PPSDMPada tahap pertama dilakukan sertifikasi pemutihan untuk

pelaksana perawatan paliatif di 5(lima) propinsi yaitu Jakarta Yogyakarta

Surabaya Denpasar Makasar Pada tahapselanjutnya sertifikasi diberikan setelah

mengikuti pelatihan

4 Pendidikan Pendidikan formal spesialis paliatif (ilmu kedokteran paliatif ilmu

keperawatan paliatif)(1)

Tempat perawatan paliatif

Tempat untuk melakukan perawatan paliatif adalah

a Rumah sakit Untuk pasien yang harus mendapatkan perawatan yang

memerlukan pengawasan ketat tindakan khusus atau peralatan khusus

b Puskesmas Untuk pasien yang memerlukan pelayanan rawat jalan

c Rumah singgahpanti (hospis) Untuk pasien yang tidak memerlukan

pengawasan ketat tindakan khusus atau peralatan khusus tetapi belum dapat

dirawat di rumah karena masih memerlukan pengawasan tenaga kesehatan

d Rumah pasien Untuk pasien yang tidak memerlukan pengawasan ketat

tindakan khusus atau peralatan khusus atau ketrampilan perawatan yang tidak

mungkin dilakukan oleh keluarga(3)

Jenis-jenis p erawatan paliatif

1 Home Care

Dilakukan dengan melakukan kunjungan ke rumah-rumah penderita terutama yang

karena alasan-alasan tertentu tidak dapat datang ke rumah sakit Kunjungan dilakukan

oleh tim yang terdiri atas dokter paliatif psikiater perawat dan relawan untuk memantau

dan memberikan solusi atas masalah-masalah yang dialami penderita kanker dan

16

keluarganya bukan hanya menyangkut masalah medisbiologis tetapi juga masalah

psikis sosial dan spiritual Perawatan paliatif membolehkan pasien di rawat di rumah

didampingi keluarga tercinta Saat di rawat di rumah pasien biasanya akan merasa lebih

nyaman dan bisa membantu meringankan beban dan pikiran sehingga lebih siap

menghadapi penyakitnya

2 Day Care

Merupakan layanan untuk tindakan medis yang tidak memerlukan rawat inap misalnya

perawatan luka kemoterapi dsb

3 Respite Care

Merupakan layanan yang bersifat psikologis Di sini penderita maupun keluarganya dapat

berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater bersosialisasi dengan penderita kanker lain

mengikuti terapi musik atau sekedar bersantai dan beristirahat Bisa juga menitipkan

penderita kanker (selama jam kerja) jika pendamping atau keluarga yang merawatnya

ada keperluan lain(4)

Aspek medikolegal (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

812MenkesSKVII2007 tentang Kebijakan Perawatan Paliatif)

1 Informed consent pasien paham pengertian tujuan dan pelaksanaaan perawatan

paliatif (komunikasi) Setiap tindakan berisiko dilakukan informed consent Penerima

informasi pemberi persetujuan diutamakan pasien sendiri ( pasien kompeten) dan

saksi keluarga terdekat pasien tidak kompeten oleh keluarga terdekat atas nama

pasien Saat pasien kompeten tim mengusahakan memperoleh pesan pernyataan

pasien tentang hal yang harus atau boleh atau tidak boleh dilakukan terhadapnya pada

saat kompetensinya menurun atau pasien menunjuk wakilnya untuk membuat

keputusan saat ia tidak kompeten Pernyataan dibuat secara tertulis Pada keadaan

darurat untuk kepentingan pasien tim dapat melakukan tindakan kedokteran yang

diperlukan

2 Resusitasi tidak resusitasi pasien diinformasikan tentang hal ini pada saat mulai

perawatan paliatif Keputusan dibuat oleh pasien yang kompeten tim perawatan

paliatif Pasien yang kompeten memiliki hak untuk tidak menghendaki resusitasi

setelah memperoleh informasi yang adekuat dan dipahaminya Keluarga terdekat pada

dasarnya tidak boleh membuat keputusan tidak resusitasi kecuali sudah dipesankan

dalam pernyataan tertulis oleh pasien Tetapi dalam keadaan dan pertimbangan

17

tertentu permintaan tertulis oleh seluruh keluarga terdekat dapat dimintakan

penetapan pengadilan untuk pengesahannya Tim perawatan paliatif dapat membuat

keputusan unuk tidak melakukan resusitasi jika pasien dalam tahap terminal dan

tindakan resusitasi diketahui tidak akan menyembuhkan atau memperbaiki kualitas

hidupnya berdasarkan bukti ilmiah

3 Perawatan di ICU dalam menghadapi pasien terminal tim harus mengikuti pedoman

penentuan kematian batang otak dan penghentian peralatan life supporting

Menurut Prof R Sunaryadi Tejawinata dr SpTHT (K) FAAO

PGDPallMed (ECU) ndashKepala Pusat Pengembangan Paliatif amp Bebas Nyeri RSU Dr

Soetomo periode 1992-2006ndash salah satu aspek penting dalam perawatan paliatif adalah

kasih kepedulian ketulusan dan rasa syukur Begitu pentingnya aspek ini sampai

melebihi pentingnya penanganan nyeri yang mutlak harus dilakukan dalam perawatan

paliatif Masyarakat menganggap perawatan paliatif hanya untuk pasien dalam kondisi

terminal yang akan segera meninggal Namun konsep baru perawatan paliatif

menekankan pentingnya integrasi perawatan paliatif lebih dini agar masalah fisik

psikososial dan spiritual dapat diatasi dengan baik Perawatan paliatif adalah pelayanan

kesehatan yang bersifat holistik dan terintegrasi dengan melibatkan berbagai profesi

dengan dasar falsafah bahwa setiap pasien berhak mendapatkan perawatan terbaik sampai

akhir hayatnya(5)

Bagi seorang dokter butuh empati yang besar dan keterampilan khusus dalam

melakukan paliatif care Penyampaian kabar buruk (ketika pasien tidak bisa sembuh dan

harus dilakukan paliative care) pun harus ada etikanya jangan sampai ketika kita

menyampaikan kabar buruk tersebut menimbulkan Stres mendalam bagi pasien maupun

keluarganya yang berakibat semakin cepatnya proses kematian bagi pasien Terkadang

juga tindakan Euthanasia dilakukan jika tindakan Paliatif sudah dilakukan tapi pasien

masih sangat menderita Namun perlu dicatat Tindakan Euthanasia tidak semudah itu

dilakukan Banyak faktor yang harus dipertimbangkan (permintaan pasienpermintaan

keluargadasar hukumadat istiadat setempatagama dll)(6)

18

BAB V

KESIMPULAN

Bapak Arman dinyatakan mengalami kanker paru stadium lanjut yang sudah menjalar

ke otak Pada kasus seperti ini pengobatan lebih ditujukan kepada pengobatan secara paliatif

yang bertujuan untuk mengurangi penderitaan pasien meningkatkan kualitas hidupnya serta

memberikan support kepada keluarganya Selain itu dokter juga harus memberikan edukasi

dan pengertian kepada keluarga pasien mengenai resiko yang kemungkinan akan terjadi

apabila tetap dilakukan tindakan medis atau pengobatan dengan segala cara yaitu bisa saja

penderitaan pasien akan bertambah atau bahkan bisa sebabkan pasien meninggal Akan tetapi

sesuai dengan salah satu prinsip dasar bioetik dokter harus menghormati otonomi pasien dan

tetap menyerahkan keputusan yang terbaik sepenuhnya kepada pasien

19

DAFTAR PUSTAKA

1 Perawatan Paliatif Available at httpspiritiaoridDokskmenkes812707pdf

Accessed on July 20th 2011

2 Sampurna Budi Syamsu Zulhasmar Siswaja Tjetjep D Bioetik dan hukum

kedokteran Jakarta Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia 1997 p36-9

3 Perawatan Paliatif (Palliative care) Available at

httpdoktersyhurawordpresscomsistem-kesehatanperawatan-paliatif-palliative-

care Accessed on July 20th 2011

4 Perawatan Paliatif Available at httpwwwmedicaleracominfo_answerphp

thread=11209 Accessed on July 20th 2011

5 Perawatan Paliatif Kanker Available at

httprsudrsoetomojatimprovgoididindexphp Accessed on July 20th 2011

6 Perawatan Paliatif Available at httpwwwnews-medicalnethealthPalliative-Care-

What-is-Palliative-Care-28Indonesian29aspx Accessed on July 20th 2011

20

Page 14: Mo Hukum Agama Dan Moral

BAB IV

TINJAUAN PUSTAKA

Perawatan Paliatif

Perawatan paliatif (dari bahasa Latinpalliareuntuk jubah) adalah pendekatan yang

bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah yang

berhubungan dengan penyakit yang dapat mengancam jiwa melalui pencegahan dan

peniadaan melalui identifikasi dini dan penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan

masalah-masalah lain fisik psikososial dan spiritual (WHO 2002) Tujuannya untuk

mengurangi penderitaan pasien memperpanjang umurnya meningkatkan kualitas hidupnya

juga memberikan support kepada keluarganya Meski pada akhirnya pasien meninggal yang

terpenting sebelum meninggal dia sudah siap secara psikologis dan spiritual serta tidak stres

menghadapi penyakit yang dideritanya Jadi tujuan utama perawatan paliatif bukan untuk

menyembuhkan penyakit Dan yang ditangani bukan hanya penderita tetapi juga

keluarganya

Dulu perawatan ini hanya diberikan kepada pasien kanker yang secara medis sudah

tidak dapat disembuhkan lagi tetapi kini diberikan pada semua stadium kanker bahkan juga

pada penderita penyakit-penyakit lain yang mengancam kehidupan seperti HIVAIDS dan

berbagai kelainan yang bersifat kronis(2)

Prinsip-prinsip perawatan paliatif

1 Menghargai setiap kehidupan

2 Menganggap kematian sebagai proses yang normal

3 Tidak mempercepat atau menunda kematian

4 Menghargai keinginan pasien dalam mengambil keputusan

5 Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang menganggu

6 Mengintegrasikan aspek psikologis sosial dan spiritual dalam perawatan pasien dan

keluarga

7 Menghindari tindakan medis yang sia-sia(1)

14

8 Memberikan dukungan yang diperlukan agar pasien tetap aktif sesuai dengan

kondisinya sampai akhir hayat

9 Memberikan dukungan kepada keluarga dalam masa duka cita

Sasaran kebijakan pelayanan paliatif

1 Seluruh pasien (dewasa dan anak) dan anggota keluarga lingkungan yang

memerlukan perawatan paliatif di mana pun pasien berada di seluruh Indonesia

2 Pelaksana perawatan paliatif dokter perawat tenaga kesehatan lainnya dan tenaga

terkait lainnya

3 Institusi-institusi terkait misalnya

a Dinas kesehatan propinsi dan dinas kesehatan kabupatenkota

b Rumah Sakit pemerintah dan swasta

c Puskesmas

d Rumah perawatanhospis

e Fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta lain(1)

Lingkup kegiatan perawatan paliatif

1 Jenis kegiatan perawatan paliatif meliputi

1048707 Penatalaksanaan nyeri

1048707 Penatalaksanaan keluhan fisik lain

1048707 Asuhan keperawatan

1048707 Dukungan psikologis

1048707 Dukungan sosial

1048707 Dukungan kultural dan spiritual

1048707 Dukungan persiapan dan selama masa dukacita (bereavement)

2 Perawatan paliatif dilakukan melalui rawat inap rawat jalan dan kunjunganrawat

rumah(1)

Sumber daya manusia

1 Pelaksana perawatan paliatif adalah tenaga kesehatan pekerja sosial

rohaniawan keluargarelawan

2 Kriteria pelaksana perawatan paliatif adalah telah mengikuti

pendidikanpelatihan perawatanpaliatif dan telah mendapat sertifikat

3 Pelatihan

15

a Modul pelatihan Penyusunan modul pelatihan dilakukan dengan kerjasama

antara para pakarperawatan paliatif dengan Departemen Kesehatan (Badan

Pembinaan dan PengembanganSumber Daya Manusia dan Direktorat Jenderal

Bina Pelayanan Medik) Modul-modul tersebutterdiri dari modul untuk dokter

modul untuk perawat modul untuk tenaga kesehatan lainnyamodul untuk tenaga

non medis

b Pelatih Pakar perawatan paliatif dari RS Pendidikan dan Fakultas Kedokteran

c Sertifikasi dari Departemen Kesehatan cq Pusat Pelatihan dan Pendidikan

Badan PPSDMPada tahap pertama dilakukan sertifikasi pemutihan untuk

pelaksana perawatan paliatif di 5(lima) propinsi yaitu Jakarta Yogyakarta

Surabaya Denpasar Makasar Pada tahapselanjutnya sertifikasi diberikan setelah

mengikuti pelatihan

4 Pendidikan Pendidikan formal spesialis paliatif (ilmu kedokteran paliatif ilmu

keperawatan paliatif)(1)

Tempat perawatan paliatif

Tempat untuk melakukan perawatan paliatif adalah

a Rumah sakit Untuk pasien yang harus mendapatkan perawatan yang

memerlukan pengawasan ketat tindakan khusus atau peralatan khusus

b Puskesmas Untuk pasien yang memerlukan pelayanan rawat jalan

c Rumah singgahpanti (hospis) Untuk pasien yang tidak memerlukan

pengawasan ketat tindakan khusus atau peralatan khusus tetapi belum dapat

dirawat di rumah karena masih memerlukan pengawasan tenaga kesehatan

d Rumah pasien Untuk pasien yang tidak memerlukan pengawasan ketat

tindakan khusus atau peralatan khusus atau ketrampilan perawatan yang tidak

mungkin dilakukan oleh keluarga(3)

Jenis-jenis p erawatan paliatif

1 Home Care

Dilakukan dengan melakukan kunjungan ke rumah-rumah penderita terutama yang

karena alasan-alasan tertentu tidak dapat datang ke rumah sakit Kunjungan dilakukan

oleh tim yang terdiri atas dokter paliatif psikiater perawat dan relawan untuk memantau

dan memberikan solusi atas masalah-masalah yang dialami penderita kanker dan

16

keluarganya bukan hanya menyangkut masalah medisbiologis tetapi juga masalah

psikis sosial dan spiritual Perawatan paliatif membolehkan pasien di rawat di rumah

didampingi keluarga tercinta Saat di rawat di rumah pasien biasanya akan merasa lebih

nyaman dan bisa membantu meringankan beban dan pikiran sehingga lebih siap

menghadapi penyakitnya

2 Day Care

Merupakan layanan untuk tindakan medis yang tidak memerlukan rawat inap misalnya

perawatan luka kemoterapi dsb

3 Respite Care

Merupakan layanan yang bersifat psikologis Di sini penderita maupun keluarganya dapat

berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater bersosialisasi dengan penderita kanker lain

mengikuti terapi musik atau sekedar bersantai dan beristirahat Bisa juga menitipkan

penderita kanker (selama jam kerja) jika pendamping atau keluarga yang merawatnya

ada keperluan lain(4)

Aspek medikolegal (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

812MenkesSKVII2007 tentang Kebijakan Perawatan Paliatif)

1 Informed consent pasien paham pengertian tujuan dan pelaksanaaan perawatan

paliatif (komunikasi) Setiap tindakan berisiko dilakukan informed consent Penerima

informasi pemberi persetujuan diutamakan pasien sendiri ( pasien kompeten) dan

saksi keluarga terdekat pasien tidak kompeten oleh keluarga terdekat atas nama

pasien Saat pasien kompeten tim mengusahakan memperoleh pesan pernyataan

pasien tentang hal yang harus atau boleh atau tidak boleh dilakukan terhadapnya pada

saat kompetensinya menurun atau pasien menunjuk wakilnya untuk membuat

keputusan saat ia tidak kompeten Pernyataan dibuat secara tertulis Pada keadaan

darurat untuk kepentingan pasien tim dapat melakukan tindakan kedokteran yang

diperlukan

2 Resusitasi tidak resusitasi pasien diinformasikan tentang hal ini pada saat mulai

perawatan paliatif Keputusan dibuat oleh pasien yang kompeten tim perawatan

paliatif Pasien yang kompeten memiliki hak untuk tidak menghendaki resusitasi

setelah memperoleh informasi yang adekuat dan dipahaminya Keluarga terdekat pada

dasarnya tidak boleh membuat keputusan tidak resusitasi kecuali sudah dipesankan

dalam pernyataan tertulis oleh pasien Tetapi dalam keadaan dan pertimbangan

17

tertentu permintaan tertulis oleh seluruh keluarga terdekat dapat dimintakan

penetapan pengadilan untuk pengesahannya Tim perawatan paliatif dapat membuat

keputusan unuk tidak melakukan resusitasi jika pasien dalam tahap terminal dan

tindakan resusitasi diketahui tidak akan menyembuhkan atau memperbaiki kualitas

hidupnya berdasarkan bukti ilmiah

3 Perawatan di ICU dalam menghadapi pasien terminal tim harus mengikuti pedoman

penentuan kematian batang otak dan penghentian peralatan life supporting

Menurut Prof R Sunaryadi Tejawinata dr SpTHT (K) FAAO

PGDPallMed (ECU) ndashKepala Pusat Pengembangan Paliatif amp Bebas Nyeri RSU Dr

Soetomo periode 1992-2006ndash salah satu aspek penting dalam perawatan paliatif adalah

kasih kepedulian ketulusan dan rasa syukur Begitu pentingnya aspek ini sampai

melebihi pentingnya penanganan nyeri yang mutlak harus dilakukan dalam perawatan

paliatif Masyarakat menganggap perawatan paliatif hanya untuk pasien dalam kondisi

terminal yang akan segera meninggal Namun konsep baru perawatan paliatif

menekankan pentingnya integrasi perawatan paliatif lebih dini agar masalah fisik

psikososial dan spiritual dapat diatasi dengan baik Perawatan paliatif adalah pelayanan

kesehatan yang bersifat holistik dan terintegrasi dengan melibatkan berbagai profesi

dengan dasar falsafah bahwa setiap pasien berhak mendapatkan perawatan terbaik sampai

akhir hayatnya(5)

Bagi seorang dokter butuh empati yang besar dan keterampilan khusus dalam

melakukan paliatif care Penyampaian kabar buruk (ketika pasien tidak bisa sembuh dan

harus dilakukan paliative care) pun harus ada etikanya jangan sampai ketika kita

menyampaikan kabar buruk tersebut menimbulkan Stres mendalam bagi pasien maupun

keluarganya yang berakibat semakin cepatnya proses kematian bagi pasien Terkadang

juga tindakan Euthanasia dilakukan jika tindakan Paliatif sudah dilakukan tapi pasien

masih sangat menderita Namun perlu dicatat Tindakan Euthanasia tidak semudah itu

dilakukan Banyak faktor yang harus dipertimbangkan (permintaan pasienpermintaan

keluargadasar hukumadat istiadat setempatagama dll)(6)

18

BAB V

KESIMPULAN

Bapak Arman dinyatakan mengalami kanker paru stadium lanjut yang sudah menjalar

ke otak Pada kasus seperti ini pengobatan lebih ditujukan kepada pengobatan secara paliatif

yang bertujuan untuk mengurangi penderitaan pasien meningkatkan kualitas hidupnya serta

memberikan support kepada keluarganya Selain itu dokter juga harus memberikan edukasi

dan pengertian kepada keluarga pasien mengenai resiko yang kemungkinan akan terjadi

apabila tetap dilakukan tindakan medis atau pengobatan dengan segala cara yaitu bisa saja

penderitaan pasien akan bertambah atau bahkan bisa sebabkan pasien meninggal Akan tetapi

sesuai dengan salah satu prinsip dasar bioetik dokter harus menghormati otonomi pasien dan

tetap menyerahkan keputusan yang terbaik sepenuhnya kepada pasien

19

DAFTAR PUSTAKA

1 Perawatan Paliatif Available at httpspiritiaoridDokskmenkes812707pdf

Accessed on July 20th 2011

2 Sampurna Budi Syamsu Zulhasmar Siswaja Tjetjep D Bioetik dan hukum

kedokteran Jakarta Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia 1997 p36-9

3 Perawatan Paliatif (Palliative care) Available at

httpdoktersyhurawordpresscomsistem-kesehatanperawatan-paliatif-palliative-

care Accessed on July 20th 2011

4 Perawatan Paliatif Available at httpwwwmedicaleracominfo_answerphp

thread=11209 Accessed on July 20th 2011

5 Perawatan Paliatif Kanker Available at

httprsudrsoetomojatimprovgoididindexphp Accessed on July 20th 2011

6 Perawatan Paliatif Available at httpwwwnews-medicalnethealthPalliative-Care-

What-is-Palliative-Care-28Indonesian29aspx Accessed on July 20th 2011

20

Page 15: Mo Hukum Agama Dan Moral

8 Memberikan dukungan yang diperlukan agar pasien tetap aktif sesuai dengan

kondisinya sampai akhir hayat

9 Memberikan dukungan kepada keluarga dalam masa duka cita

Sasaran kebijakan pelayanan paliatif

1 Seluruh pasien (dewasa dan anak) dan anggota keluarga lingkungan yang

memerlukan perawatan paliatif di mana pun pasien berada di seluruh Indonesia

2 Pelaksana perawatan paliatif dokter perawat tenaga kesehatan lainnya dan tenaga

terkait lainnya

3 Institusi-institusi terkait misalnya

a Dinas kesehatan propinsi dan dinas kesehatan kabupatenkota

b Rumah Sakit pemerintah dan swasta

c Puskesmas

d Rumah perawatanhospis

e Fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta lain(1)

Lingkup kegiatan perawatan paliatif

1 Jenis kegiatan perawatan paliatif meliputi

1048707 Penatalaksanaan nyeri

1048707 Penatalaksanaan keluhan fisik lain

1048707 Asuhan keperawatan

1048707 Dukungan psikologis

1048707 Dukungan sosial

1048707 Dukungan kultural dan spiritual

1048707 Dukungan persiapan dan selama masa dukacita (bereavement)

2 Perawatan paliatif dilakukan melalui rawat inap rawat jalan dan kunjunganrawat

rumah(1)

Sumber daya manusia

1 Pelaksana perawatan paliatif adalah tenaga kesehatan pekerja sosial

rohaniawan keluargarelawan

2 Kriteria pelaksana perawatan paliatif adalah telah mengikuti

pendidikanpelatihan perawatanpaliatif dan telah mendapat sertifikat

3 Pelatihan

15

a Modul pelatihan Penyusunan modul pelatihan dilakukan dengan kerjasama

antara para pakarperawatan paliatif dengan Departemen Kesehatan (Badan

Pembinaan dan PengembanganSumber Daya Manusia dan Direktorat Jenderal

Bina Pelayanan Medik) Modul-modul tersebutterdiri dari modul untuk dokter

modul untuk perawat modul untuk tenaga kesehatan lainnyamodul untuk tenaga

non medis

b Pelatih Pakar perawatan paliatif dari RS Pendidikan dan Fakultas Kedokteran

c Sertifikasi dari Departemen Kesehatan cq Pusat Pelatihan dan Pendidikan

Badan PPSDMPada tahap pertama dilakukan sertifikasi pemutihan untuk

pelaksana perawatan paliatif di 5(lima) propinsi yaitu Jakarta Yogyakarta

Surabaya Denpasar Makasar Pada tahapselanjutnya sertifikasi diberikan setelah

mengikuti pelatihan

4 Pendidikan Pendidikan formal spesialis paliatif (ilmu kedokteran paliatif ilmu

keperawatan paliatif)(1)

Tempat perawatan paliatif

Tempat untuk melakukan perawatan paliatif adalah

a Rumah sakit Untuk pasien yang harus mendapatkan perawatan yang

memerlukan pengawasan ketat tindakan khusus atau peralatan khusus

b Puskesmas Untuk pasien yang memerlukan pelayanan rawat jalan

c Rumah singgahpanti (hospis) Untuk pasien yang tidak memerlukan

pengawasan ketat tindakan khusus atau peralatan khusus tetapi belum dapat

dirawat di rumah karena masih memerlukan pengawasan tenaga kesehatan

d Rumah pasien Untuk pasien yang tidak memerlukan pengawasan ketat

tindakan khusus atau peralatan khusus atau ketrampilan perawatan yang tidak

mungkin dilakukan oleh keluarga(3)

Jenis-jenis p erawatan paliatif

1 Home Care

Dilakukan dengan melakukan kunjungan ke rumah-rumah penderita terutama yang

karena alasan-alasan tertentu tidak dapat datang ke rumah sakit Kunjungan dilakukan

oleh tim yang terdiri atas dokter paliatif psikiater perawat dan relawan untuk memantau

dan memberikan solusi atas masalah-masalah yang dialami penderita kanker dan

16

keluarganya bukan hanya menyangkut masalah medisbiologis tetapi juga masalah

psikis sosial dan spiritual Perawatan paliatif membolehkan pasien di rawat di rumah

didampingi keluarga tercinta Saat di rawat di rumah pasien biasanya akan merasa lebih

nyaman dan bisa membantu meringankan beban dan pikiran sehingga lebih siap

menghadapi penyakitnya

2 Day Care

Merupakan layanan untuk tindakan medis yang tidak memerlukan rawat inap misalnya

perawatan luka kemoterapi dsb

3 Respite Care

Merupakan layanan yang bersifat psikologis Di sini penderita maupun keluarganya dapat

berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater bersosialisasi dengan penderita kanker lain

mengikuti terapi musik atau sekedar bersantai dan beristirahat Bisa juga menitipkan

penderita kanker (selama jam kerja) jika pendamping atau keluarga yang merawatnya

ada keperluan lain(4)

Aspek medikolegal (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

812MenkesSKVII2007 tentang Kebijakan Perawatan Paliatif)

1 Informed consent pasien paham pengertian tujuan dan pelaksanaaan perawatan

paliatif (komunikasi) Setiap tindakan berisiko dilakukan informed consent Penerima

informasi pemberi persetujuan diutamakan pasien sendiri ( pasien kompeten) dan

saksi keluarga terdekat pasien tidak kompeten oleh keluarga terdekat atas nama

pasien Saat pasien kompeten tim mengusahakan memperoleh pesan pernyataan

pasien tentang hal yang harus atau boleh atau tidak boleh dilakukan terhadapnya pada

saat kompetensinya menurun atau pasien menunjuk wakilnya untuk membuat

keputusan saat ia tidak kompeten Pernyataan dibuat secara tertulis Pada keadaan

darurat untuk kepentingan pasien tim dapat melakukan tindakan kedokteran yang

diperlukan

2 Resusitasi tidak resusitasi pasien diinformasikan tentang hal ini pada saat mulai

perawatan paliatif Keputusan dibuat oleh pasien yang kompeten tim perawatan

paliatif Pasien yang kompeten memiliki hak untuk tidak menghendaki resusitasi

setelah memperoleh informasi yang adekuat dan dipahaminya Keluarga terdekat pada

dasarnya tidak boleh membuat keputusan tidak resusitasi kecuali sudah dipesankan

dalam pernyataan tertulis oleh pasien Tetapi dalam keadaan dan pertimbangan

17

tertentu permintaan tertulis oleh seluruh keluarga terdekat dapat dimintakan

penetapan pengadilan untuk pengesahannya Tim perawatan paliatif dapat membuat

keputusan unuk tidak melakukan resusitasi jika pasien dalam tahap terminal dan

tindakan resusitasi diketahui tidak akan menyembuhkan atau memperbaiki kualitas

hidupnya berdasarkan bukti ilmiah

3 Perawatan di ICU dalam menghadapi pasien terminal tim harus mengikuti pedoman

penentuan kematian batang otak dan penghentian peralatan life supporting

Menurut Prof R Sunaryadi Tejawinata dr SpTHT (K) FAAO

PGDPallMed (ECU) ndashKepala Pusat Pengembangan Paliatif amp Bebas Nyeri RSU Dr

Soetomo periode 1992-2006ndash salah satu aspek penting dalam perawatan paliatif adalah

kasih kepedulian ketulusan dan rasa syukur Begitu pentingnya aspek ini sampai

melebihi pentingnya penanganan nyeri yang mutlak harus dilakukan dalam perawatan

paliatif Masyarakat menganggap perawatan paliatif hanya untuk pasien dalam kondisi

terminal yang akan segera meninggal Namun konsep baru perawatan paliatif

menekankan pentingnya integrasi perawatan paliatif lebih dini agar masalah fisik

psikososial dan spiritual dapat diatasi dengan baik Perawatan paliatif adalah pelayanan

kesehatan yang bersifat holistik dan terintegrasi dengan melibatkan berbagai profesi

dengan dasar falsafah bahwa setiap pasien berhak mendapatkan perawatan terbaik sampai

akhir hayatnya(5)

Bagi seorang dokter butuh empati yang besar dan keterampilan khusus dalam

melakukan paliatif care Penyampaian kabar buruk (ketika pasien tidak bisa sembuh dan

harus dilakukan paliative care) pun harus ada etikanya jangan sampai ketika kita

menyampaikan kabar buruk tersebut menimbulkan Stres mendalam bagi pasien maupun

keluarganya yang berakibat semakin cepatnya proses kematian bagi pasien Terkadang

juga tindakan Euthanasia dilakukan jika tindakan Paliatif sudah dilakukan tapi pasien

masih sangat menderita Namun perlu dicatat Tindakan Euthanasia tidak semudah itu

dilakukan Banyak faktor yang harus dipertimbangkan (permintaan pasienpermintaan

keluargadasar hukumadat istiadat setempatagama dll)(6)

18

BAB V

KESIMPULAN

Bapak Arman dinyatakan mengalami kanker paru stadium lanjut yang sudah menjalar

ke otak Pada kasus seperti ini pengobatan lebih ditujukan kepada pengobatan secara paliatif

yang bertujuan untuk mengurangi penderitaan pasien meningkatkan kualitas hidupnya serta

memberikan support kepada keluarganya Selain itu dokter juga harus memberikan edukasi

dan pengertian kepada keluarga pasien mengenai resiko yang kemungkinan akan terjadi

apabila tetap dilakukan tindakan medis atau pengobatan dengan segala cara yaitu bisa saja

penderitaan pasien akan bertambah atau bahkan bisa sebabkan pasien meninggal Akan tetapi

sesuai dengan salah satu prinsip dasar bioetik dokter harus menghormati otonomi pasien dan

tetap menyerahkan keputusan yang terbaik sepenuhnya kepada pasien

19

DAFTAR PUSTAKA

1 Perawatan Paliatif Available at httpspiritiaoridDokskmenkes812707pdf

Accessed on July 20th 2011

2 Sampurna Budi Syamsu Zulhasmar Siswaja Tjetjep D Bioetik dan hukum

kedokteran Jakarta Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia 1997 p36-9

3 Perawatan Paliatif (Palliative care) Available at

httpdoktersyhurawordpresscomsistem-kesehatanperawatan-paliatif-palliative-

care Accessed on July 20th 2011

4 Perawatan Paliatif Available at httpwwwmedicaleracominfo_answerphp

thread=11209 Accessed on July 20th 2011

5 Perawatan Paliatif Kanker Available at

httprsudrsoetomojatimprovgoididindexphp Accessed on July 20th 2011

6 Perawatan Paliatif Available at httpwwwnews-medicalnethealthPalliative-Care-

What-is-Palliative-Care-28Indonesian29aspx Accessed on July 20th 2011

20

Page 16: Mo Hukum Agama Dan Moral

a Modul pelatihan Penyusunan modul pelatihan dilakukan dengan kerjasama

antara para pakarperawatan paliatif dengan Departemen Kesehatan (Badan

Pembinaan dan PengembanganSumber Daya Manusia dan Direktorat Jenderal

Bina Pelayanan Medik) Modul-modul tersebutterdiri dari modul untuk dokter

modul untuk perawat modul untuk tenaga kesehatan lainnyamodul untuk tenaga

non medis

b Pelatih Pakar perawatan paliatif dari RS Pendidikan dan Fakultas Kedokteran

c Sertifikasi dari Departemen Kesehatan cq Pusat Pelatihan dan Pendidikan

Badan PPSDMPada tahap pertama dilakukan sertifikasi pemutihan untuk

pelaksana perawatan paliatif di 5(lima) propinsi yaitu Jakarta Yogyakarta

Surabaya Denpasar Makasar Pada tahapselanjutnya sertifikasi diberikan setelah

mengikuti pelatihan

4 Pendidikan Pendidikan formal spesialis paliatif (ilmu kedokteran paliatif ilmu

keperawatan paliatif)(1)

Tempat perawatan paliatif

Tempat untuk melakukan perawatan paliatif adalah

a Rumah sakit Untuk pasien yang harus mendapatkan perawatan yang

memerlukan pengawasan ketat tindakan khusus atau peralatan khusus

b Puskesmas Untuk pasien yang memerlukan pelayanan rawat jalan

c Rumah singgahpanti (hospis) Untuk pasien yang tidak memerlukan

pengawasan ketat tindakan khusus atau peralatan khusus tetapi belum dapat

dirawat di rumah karena masih memerlukan pengawasan tenaga kesehatan

d Rumah pasien Untuk pasien yang tidak memerlukan pengawasan ketat

tindakan khusus atau peralatan khusus atau ketrampilan perawatan yang tidak

mungkin dilakukan oleh keluarga(3)

Jenis-jenis p erawatan paliatif

1 Home Care

Dilakukan dengan melakukan kunjungan ke rumah-rumah penderita terutama yang

karena alasan-alasan tertentu tidak dapat datang ke rumah sakit Kunjungan dilakukan

oleh tim yang terdiri atas dokter paliatif psikiater perawat dan relawan untuk memantau

dan memberikan solusi atas masalah-masalah yang dialami penderita kanker dan

16

keluarganya bukan hanya menyangkut masalah medisbiologis tetapi juga masalah

psikis sosial dan spiritual Perawatan paliatif membolehkan pasien di rawat di rumah

didampingi keluarga tercinta Saat di rawat di rumah pasien biasanya akan merasa lebih

nyaman dan bisa membantu meringankan beban dan pikiran sehingga lebih siap

menghadapi penyakitnya

2 Day Care

Merupakan layanan untuk tindakan medis yang tidak memerlukan rawat inap misalnya

perawatan luka kemoterapi dsb

3 Respite Care

Merupakan layanan yang bersifat psikologis Di sini penderita maupun keluarganya dapat

berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater bersosialisasi dengan penderita kanker lain

mengikuti terapi musik atau sekedar bersantai dan beristirahat Bisa juga menitipkan

penderita kanker (selama jam kerja) jika pendamping atau keluarga yang merawatnya

ada keperluan lain(4)

Aspek medikolegal (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

812MenkesSKVII2007 tentang Kebijakan Perawatan Paliatif)

1 Informed consent pasien paham pengertian tujuan dan pelaksanaaan perawatan

paliatif (komunikasi) Setiap tindakan berisiko dilakukan informed consent Penerima

informasi pemberi persetujuan diutamakan pasien sendiri ( pasien kompeten) dan

saksi keluarga terdekat pasien tidak kompeten oleh keluarga terdekat atas nama

pasien Saat pasien kompeten tim mengusahakan memperoleh pesan pernyataan

pasien tentang hal yang harus atau boleh atau tidak boleh dilakukan terhadapnya pada

saat kompetensinya menurun atau pasien menunjuk wakilnya untuk membuat

keputusan saat ia tidak kompeten Pernyataan dibuat secara tertulis Pada keadaan

darurat untuk kepentingan pasien tim dapat melakukan tindakan kedokteran yang

diperlukan

2 Resusitasi tidak resusitasi pasien diinformasikan tentang hal ini pada saat mulai

perawatan paliatif Keputusan dibuat oleh pasien yang kompeten tim perawatan

paliatif Pasien yang kompeten memiliki hak untuk tidak menghendaki resusitasi

setelah memperoleh informasi yang adekuat dan dipahaminya Keluarga terdekat pada

dasarnya tidak boleh membuat keputusan tidak resusitasi kecuali sudah dipesankan

dalam pernyataan tertulis oleh pasien Tetapi dalam keadaan dan pertimbangan

17

tertentu permintaan tertulis oleh seluruh keluarga terdekat dapat dimintakan

penetapan pengadilan untuk pengesahannya Tim perawatan paliatif dapat membuat

keputusan unuk tidak melakukan resusitasi jika pasien dalam tahap terminal dan

tindakan resusitasi diketahui tidak akan menyembuhkan atau memperbaiki kualitas

hidupnya berdasarkan bukti ilmiah

3 Perawatan di ICU dalam menghadapi pasien terminal tim harus mengikuti pedoman

penentuan kematian batang otak dan penghentian peralatan life supporting

Menurut Prof R Sunaryadi Tejawinata dr SpTHT (K) FAAO

PGDPallMed (ECU) ndashKepala Pusat Pengembangan Paliatif amp Bebas Nyeri RSU Dr

Soetomo periode 1992-2006ndash salah satu aspek penting dalam perawatan paliatif adalah

kasih kepedulian ketulusan dan rasa syukur Begitu pentingnya aspek ini sampai

melebihi pentingnya penanganan nyeri yang mutlak harus dilakukan dalam perawatan

paliatif Masyarakat menganggap perawatan paliatif hanya untuk pasien dalam kondisi

terminal yang akan segera meninggal Namun konsep baru perawatan paliatif

menekankan pentingnya integrasi perawatan paliatif lebih dini agar masalah fisik

psikososial dan spiritual dapat diatasi dengan baik Perawatan paliatif adalah pelayanan

kesehatan yang bersifat holistik dan terintegrasi dengan melibatkan berbagai profesi

dengan dasar falsafah bahwa setiap pasien berhak mendapatkan perawatan terbaik sampai

akhir hayatnya(5)

Bagi seorang dokter butuh empati yang besar dan keterampilan khusus dalam

melakukan paliatif care Penyampaian kabar buruk (ketika pasien tidak bisa sembuh dan

harus dilakukan paliative care) pun harus ada etikanya jangan sampai ketika kita

menyampaikan kabar buruk tersebut menimbulkan Stres mendalam bagi pasien maupun

keluarganya yang berakibat semakin cepatnya proses kematian bagi pasien Terkadang

juga tindakan Euthanasia dilakukan jika tindakan Paliatif sudah dilakukan tapi pasien

masih sangat menderita Namun perlu dicatat Tindakan Euthanasia tidak semudah itu

dilakukan Banyak faktor yang harus dipertimbangkan (permintaan pasienpermintaan

keluargadasar hukumadat istiadat setempatagama dll)(6)

18

BAB V

KESIMPULAN

Bapak Arman dinyatakan mengalami kanker paru stadium lanjut yang sudah menjalar

ke otak Pada kasus seperti ini pengobatan lebih ditujukan kepada pengobatan secara paliatif

yang bertujuan untuk mengurangi penderitaan pasien meningkatkan kualitas hidupnya serta

memberikan support kepada keluarganya Selain itu dokter juga harus memberikan edukasi

dan pengertian kepada keluarga pasien mengenai resiko yang kemungkinan akan terjadi

apabila tetap dilakukan tindakan medis atau pengobatan dengan segala cara yaitu bisa saja

penderitaan pasien akan bertambah atau bahkan bisa sebabkan pasien meninggal Akan tetapi

sesuai dengan salah satu prinsip dasar bioetik dokter harus menghormati otonomi pasien dan

tetap menyerahkan keputusan yang terbaik sepenuhnya kepada pasien

19

DAFTAR PUSTAKA

1 Perawatan Paliatif Available at httpspiritiaoridDokskmenkes812707pdf

Accessed on July 20th 2011

2 Sampurna Budi Syamsu Zulhasmar Siswaja Tjetjep D Bioetik dan hukum

kedokteran Jakarta Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia 1997 p36-9

3 Perawatan Paliatif (Palliative care) Available at

httpdoktersyhurawordpresscomsistem-kesehatanperawatan-paliatif-palliative-

care Accessed on July 20th 2011

4 Perawatan Paliatif Available at httpwwwmedicaleracominfo_answerphp

thread=11209 Accessed on July 20th 2011

5 Perawatan Paliatif Kanker Available at

httprsudrsoetomojatimprovgoididindexphp Accessed on July 20th 2011

6 Perawatan Paliatif Available at httpwwwnews-medicalnethealthPalliative-Care-

What-is-Palliative-Care-28Indonesian29aspx Accessed on July 20th 2011

20

Page 17: Mo Hukum Agama Dan Moral

keluarganya bukan hanya menyangkut masalah medisbiologis tetapi juga masalah

psikis sosial dan spiritual Perawatan paliatif membolehkan pasien di rawat di rumah

didampingi keluarga tercinta Saat di rawat di rumah pasien biasanya akan merasa lebih

nyaman dan bisa membantu meringankan beban dan pikiran sehingga lebih siap

menghadapi penyakitnya

2 Day Care

Merupakan layanan untuk tindakan medis yang tidak memerlukan rawat inap misalnya

perawatan luka kemoterapi dsb

3 Respite Care

Merupakan layanan yang bersifat psikologis Di sini penderita maupun keluarganya dapat

berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater bersosialisasi dengan penderita kanker lain

mengikuti terapi musik atau sekedar bersantai dan beristirahat Bisa juga menitipkan

penderita kanker (selama jam kerja) jika pendamping atau keluarga yang merawatnya

ada keperluan lain(4)

Aspek medikolegal (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

812MenkesSKVII2007 tentang Kebijakan Perawatan Paliatif)

1 Informed consent pasien paham pengertian tujuan dan pelaksanaaan perawatan

paliatif (komunikasi) Setiap tindakan berisiko dilakukan informed consent Penerima

informasi pemberi persetujuan diutamakan pasien sendiri ( pasien kompeten) dan

saksi keluarga terdekat pasien tidak kompeten oleh keluarga terdekat atas nama

pasien Saat pasien kompeten tim mengusahakan memperoleh pesan pernyataan

pasien tentang hal yang harus atau boleh atau tidak boleh dilakukan terhadapnya pada

saat kompetensinya menurun atau pasien menunjuk wakilnya untuk membuat

keputusan saat ia tidak kompeten Pernyataan dibuat secara tertulis Pada keadaan

darurat untuk kepentingan pasien tim dapat melakukan tindakan kedokteran yang

diperlukan

2 Resusitasi tidak resusitasi pasien diinformasikan tentang hal ini pada saat mulai

perawatan paliatif Keputusan dibuat oleh pasien yang kompeten tim perawatan

paliatif Pasien yang kompeten memiliki hak untuk tidak menghendaki resusitasi

setelah memperoleh informasi yang adekuat dan dipahaminya Keluarga terdekat pada

dasarnya tidak boleh membuat keputusan tidak resusitasi kecuali sudah dipesankan

dalam pernyataan tertulis oleh pasien Tetapi dalam keadaan dan pertimbangan

17

tertentu permintaan tertulis oleh seluruh keluarga terdekat dapat dimintakan

penetapan pengadilan untuk pengesahannya Tim perawatan paliatif dapat membuat

keputusan unuk tidak melakukan resusitasi jika pasien dalam tahap terminal dan

tindakan resusitasi diketahui tidak akan menyembuhkan atau memperbaiki kualitas

hidupnya berdasarkan bukti ilmiah

3 Perawatan di ICU dalam menghadapi pasien terminal tim harus mengikuti pedoman

penentuan kematian batang otak dan penghentian peralatan life supporting

Menurut Prof R Sunaryadi Tejawinata dr SpTHT (K) FAAO

PGDPallMed (ECU) ndashKepala Pusat Pengembangan Paliatif amp Bebas Nyeri RSU Dr

Soetomo periode 1992-2006ndash salah satu aspek penting dalam perawatan paliatif adalah

kasih kepedulian ketulusan dan rasa syukur Begitu pentingnya aspek ini sampai

melebihi pentingnya penanganan nyeri yang mutlak harus dilakukan dalam perawatan

paliatif Masyarakat menganggap perawatan paliatif hanya untuk pasien dalam kondisi

terminal yang akan segera meninggal Namun konsep baru perawatan paliatif

menekankan pentingnya integrasi perawatan paliatif lebih dini agar masalah fisik

psikososial dan spiritual dapat diatasi dengan baik Perawatan paliatif adalah pelayanan

kesehatan yang bersifat holistik dan terintegrasi dengan melibatkan berbagai profesi

dengan dasar falsafah bahwa setiap pasien berhak mendapatkan perawatan terbaik sampai

akhir hayatnya(5)

Bagi seorang dokter butuh empati yang besar dan keterampilan khusus dalam

melakukan paliatif care Penyampaian kabar buruk (ketika pasien tidak bisa sembuh dan

harus dilakukan paliative care) pun harus ada etikanya jangan sampai ketika kita

menyampaikan kabar buruk tersebut menimbulkan Stres mendalam bagi pasien maupun

keluarganya yang berakibat semakin cepatnya proses kematian bagi pasien Terkadang

juga tindakan Euthanasia dilakukan jika tindakan Paliatif sudah dilakukan tapi pasien

masih sangat menderita Namun perlu dicatat Tindakan Euthanasia tidak semudah itu

dilakukan Banyak faktor yang harus dipertimbangkan (permintaan pasienpermintaan

keluargadasar hukumadat istiadat setempatagama dll)(6)

18

BAB V

KESIMPULAN

Bapak Arman dinyatakan mengalami kanker paru stadium lanjut yang sudah menjalar

ke otak Pada kasus seperti ini pengobatan lebih ditujukan kepada pengobatan secara paliatif

yang bertujuan untuk mengurangi penderitaan pasien meningkatkan kualitas hidupnya serta

memberikan support kepada keluarganya Selain itu dokter juga harus memberikan edukasi

dan pengertian kepada keluarga pasien mengenai resiko yang kemungkinan akan terjadi

apabila tetap dilakukan tindakan medis atau pengobatan dengan segala cara yaitu bisa saja

penderitaan pasien akan bertambah atau bahkan bisa sebabkan pasien meninggal Akan tetapi

sesuai dengan salah satu prinsip dasar bioetik dokter harus menghormati otonomi pasien dan

tetap menyerahkan keputusan yang terbaik sepenuhnya kepada pasien

19

DAFTAR PUSTAKA

1 Perawatan Paliatif Available at httpspiritiaoridDokskmenkes812707pdf

Accessed on July 20th 2011

2 Sampurna Budi Syamsu Zulhasmar Siswaja Tjetjep D Bioetik dan hukum

kedokteran Jakarta Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia 1997 p36-9

3 Perawatan Paliatif (Palliative care) Available at

httpdoktersyhurawordpresscomsistem-kesehatanperawatan-paliatif-palliative-

care Accessed on July 20th 2011

4 Perawatan Paliatif Available at httpwwwmedicaleracominfo_answerphp

thread=11209 Accessed on July 20th 2011

5 Perawatan Paliatif Kanker Available at

httprsudrsoetomojatimprovgoididindexphp Accessed on July 20th 2011

6 Perawatan Paliatif Available at httpwwwnews-medicalnethealthPalliative-Care-

What-is-Palliative-Care-28Indonesian29aspx Accessed on July 20th 2011

20

Page 18: Mo Hukum Agama Dan Moral

tertentu permintaan tertulis oleh seluruh keluarga terdekat dapat dimintakan

penetapan pengadilan untuk pengesahannya Tim perawatan paliatif dapat membuat

keputusan unuk tidak melakukan resusitasi jika pasien dalam tahap terminal dan

tindakan resusitasi diketahui tidak akan menyembuhkan atau memperbaiki kualitas

hidupnya berdasarkan bukti ilmiah

3 Perawatan di ICU dalam menghadapi pasien terminal tim harus mengikuti pedoman

penentuan kematian batang otak dan penghentian peralatan life supporting

Menurut Prof R Sunaryadi Tejawinata dr SpTHT (K) FAAO

PGDPallMed (ECU) ndashKepala Pusat Pengembangan Paliatif amp Bebas Nyeri RSU Dr

Soetomo periode 1992-2006ndash salah satu aspek penting dalam perawatan paliatif adalah

kasih kepedulian ketulusan dan rasa syukur Begitu pentingnya aspek ini sampai

melebihi pentingnya penanganan nyeri yang mutlak harus dilakukan dalam perawatan

paliatif Masyarakat menganggap perawatan paliatif hanya untuk pasien dalam kondisi

terminal yang akan segera meninggal Namun konsep baru perawatan paliatif

menekankan pentingnya integrasi perawatan paliatif lebih dini agar masalah fisik

psikososial dan spiritual dapat diatasi dengan baik Perawatan paliatif adalah pelayanan

kesehatan yang bersifat holistik dan terintegrasi dengan melibatkan berbagai profesi

dengan dasar falsafah bahwa setiap pasien berhak mendapatkan perawatan terbaik sampai

akhir hayatnya(5)

Bagi seorang dokter butuh empati yang besar dan keterampilan khusus dalam

melakukan paliatif care Penyampaian kabar buruk (ketika pasien tidak bisa sembuh dan

harus dilakukan paliative care) pun harus ada etikanya jangan sampai ketika kita

menyampaikan kabar buruk tersebut menimbulkan Stres mendalam bagi pasien maupun

keluarganya yang berakibat semakin cepatnya proses kematian bagi pasien Terkadang

juga tindakan Euthanasia dilakukan jika tindakan Paliatif sudah dilakukan tapi pasien

masih sangat menderita Namun perlu dicatat Tindakan Euthanasia tidak semudah itu

dilakukan Banyak faktor yang harus dipertimbangkan (permintaan pasienpermintaan

keluargadasar hukumadat istiadat setempatagama dll)(6)

18

BAB V

KESIMPULAN

Bapak Arman dinyatakan mengalami kanker paru stadium lanjut yang sudah menjalar

ke otak Pada kasus seperti ini pengobatan lebih ditujukan kepada pengobatan secara paliatif

yang bertujuan untuk mengurangi penderitaan pasien meningkatkan kualitas hidupnya serta

memberikan support kepada keluarganya Selain itu dokter juga harus memberikan edukasi

dan pengertian kepada keluarga pasien mengenai resiko yang kemungkinan akan terjadi

apabila tetap dilakukan tindakan medis atau pengobatan dengan segala cara yaitu bisa saja

penderitaan pasien akan bertambah atau bahkan bisa sebabkan pasien meninggal Akan tetapi

sesuai dengan salah satu prinsip dasar bioetik dokter harus menghormati otonomi pasien dan

tetap menyerahkan keputusan yang terbaik sepenuhnya kepada pasien

19

DAFTAR PUSTAKA

1 Perawatan Paliatif Available at httpspiritiaoridDokskmenkes812707pdf

Accessed on July 20th 2011

2 Sampurna Budi Syamsu Zulhasmar Siswaja Tjetjep D Bioetik dan hukum

kedokteran Jakarta Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia 1997 p36-9

3 Perawatan Paliatif (Palliative care) Available at

httpdoktersyhurawordpresscomsistem-kesehatanperawatan-paliatif-palliative-

care Accessed on July 20th 2011

4 Perawatan Paliatif Available at httpwwwmedicaleracominfo_answerphp

thread=11209 Accessed on July 20th 2011

5 Perawatan Paliatif Kanker Available at

httprsudrsoetomojatimprovgoididindexphp Accessed on July 20th 2011

6 Perawatan Paliatif Available at httpwwwnews-medicalnethealthPalliative-Care-

What-is-Palliative-Care-28Indonesian29aspx Accessed on July 20th 2011

20

Page 19: Mo Hukum Agama Dan Moral

BAB V

KESIMPULAN

Bapak Arman dinyatakan mengalami kanker paru stadium lanjut yang sudah menjalar

ke otak Pada kasus seperti ini pengobatan lebih ditujukan kepada pengobatan secara paliatif

yang bertujuan untuk mengurangi penderitaan pasien meningkatkan kualitas hidupnya serta

memberikan support kepada keluarganya Selain itu dokter juga harus memberikan edukasi

dan pengertian kepada keluarga pasien mengenai resiko yang kemungkinan akan terjadi

apabila tetap dilakukan tindakan medis atau pengobatan dengan segala cara yaitu bisa saja

penderitaan pasien akan bertambah atau bahkan bisa sebabkan pasien meninggal Akan tetapi

sesuai dengan salah satu prinsip dasar bioetik dokter harus menghormati otonomi pasien dan

tetap menyerahkan keputusan yang terbaik sepenuhnya kepada pasien

19

DAFTAR PUSTAKA

1 Perawatan Paliatif Available at httpspiritiaoridDokskmenkes812707pdf

Accessed on July 20th 2011

2 Sampurna Budi Syamsu Zulhasmar Siswaja Tjetjep D Bioetik dan hukum

kedokteran Jakarta Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia 1997 p36-9

3 Perawatan Paliatif (Palliative care) Available at

httpdoktersyhurawordpresscomsistem-kesehatanperawatan-paliatif-palliative-

care Accessed on July 20th 2011

4 Perawatan Paliatif Available at httpwwwmedicaleracominfo_answerphp

thread=11209 Accessed on July 20th 2011

5 Perawatan Paliatif Kanker Available at

httprsudrsoetomojatimprovgoididindexphp Accessed on July 20th 2011

6 Perawatan Paliatif Available at httpwwwnews-medicalnethealthPalliative-Care-

What-is-Palliative-Care-28Indonesian29aspx Accessed on July 20th 2011

20

Page 20: Mo Hukum Agama Dan Moral

DAFTAR PUSTAKA

1 Perawatan Paliatif Available at httpspiritiaoridDokskmenkes812707pdf

Accessed on July 20th 2011

2 Sampurna Budi Syamsu Zulhasmar Siswaja Tjetjep D Bioetik dan hukum

kedokteran Jakarta Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia 1997 p36-9

3 Perawatan Paliatif (Palliative care) Available at

httpdoktersyhurawordpresscomsistem-kesehatanperawatan-paliatif-palliative-

care Accessed on July 20th 2011

4 Perawatan Paliatif Available at httpwwwmedicaleracominfo_answerphp

thread=11209 Accessed on July 20th 2011

5 Perawatan Paliatif Kanker Available at

httprsudrsoetomojatimprovgoididindexphp Accessed on July 20th 2011

6 Perawatan Paliatif Available at httpwwwnews-medicalnethealthPalliative-Care-

What-is-Palliative-Care-28Indonesian29aspx Accessed on July 20th 2011

20