mo hukum agama dan moral
TRANSCRIPT
MO HUKUM AGAMA DAN MORAL
KELUARGA YANG MINTA PENGOBATAN DENGAN SEGALA CARA
Kelompok VII
03006149 M Ardiyansyah Rakun
03007210 Rayindra Dwi Rizky
03008074 Dessy Esa Sriyani
03008080 Dian Ichwani
03008081 Dian Rosa Ari Zona
03008082 Diaz Rahmadi Gusnadi
03008086 Aditya Ilham Noer
03008087 Diyana
03008248 Vanessa Aryani O M
03008249 Vicky Nanda Julia
03008253 Vitya Resanindya
03008254 Viva Vianadi
03008259 Yasmine Marela
03008260 Yolanda Nababan
03008261 Yovita Devi Kornelin
03008265 Yurike Aprina
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA 22 JULI 2011
1
BAB I
PENDAHULUAN
Meningkatnya jumlah pasien dengan penyakit yang belum dapat disembuhkan baik
pada dewasa dan anak seperti penyakit kanker penyakit degeneratif penyakit paru obstruktif
kronis cystic fibrosisstroke Parkinson gagal jantungheart failure penyakit genetika dan
penyakit infeksi seperti HIVAIDS yang memerlukan perawatan paliatif disamping kegiatan
promotif preventif kuratif dan rehabilitatif Namun saat ini pelayanan kesehatan di
Indonesia belum menyentuh kebutuhan pasien dengan penyakit yang sulit disembuhkan
tersebut terutama pada stadium lanjut dimana prioritas pelayanan tidak hanya pada
penyembuhan tetapi juga perawatan agar mencapai kualitas hidup yang terbaik bagi pasien
dan keluarganya
Pada stadium lanjut pasien dengan penyakit kronis tidak hanya mengalami berbagai
masalah fisik seperti nyeri sesak nafas penurunan berat badan gangguan aktivitas tetapi
juga mengalami gangguan psikososial dan spiritual yang mempengaruhi kualitas hidup pasien
dan keluarganya Maka kebutuhan pasien pada stadium lanjut suatu penyakit tidak hanya
pemenuhanpengobatan gejala fisik namun juga pentingnya dukungan terhadap kebutuhan
psikologis sosial dan spiritual yang dilakukan dengan pendekatan interdisiplin yang dikenal
sebagai perawatan paliatif (1)
2
BAB II
LAPORAN KASUS
SESI 1
Bapak Arman (61 tahun) dan Ny Nani (60 tahun) sudah 35 tahun menikah Mereka
dikaruniai dua orang anak perempuan yang semuanya sudah berumah tangga dan
memberikan dua orang cucu Kondisi ekonomi keluarga Bapak Armand an Ny Nani cukup
baik memiliki dua perusahaan yang berjalan dengan baik Bapak Armand an Ny Nani cukup
dikenal dilingkungannya karena keduanya aktif dalam kegiatan social dan keagamaan
bahkan Bapak Arman menjadi salah satu donator tetap pada sebuah panti asuhan Walaupun
sebelumnya pak Arman adalah seorang perokok berat namun sudah sejak 5 tahun terakhir ini
berhenti total merokok dan aktif berolah raga Sejak satu tahun yll pak Arman kerap kali
merasa pusing dan sakit di daerah lehernya serta batuk-batuk Pemeriksaan oleh dokter di
kantornya dinyatakan tensinya 13080 mmHg jantung dan paru-parunya baik Pak Arman
diberi obat simptomatik biasa namun tidak ada perbaikan
Pak Arman lalu periksa ke dokter spesialis di klinik yang cukup besar Hasil
pemeriksaan menunjukan pak Arman menderita kanker paru-paru yang sudah bermetastase
ke tulang Dokter menganjurkan untuk dilakukan penyinaran dan kemoterapi Pak Arman dan
istrinya tidak 100 percaya pada hasil pemeriksaan dokter tadi dan menginginkan second
opinion di luar negeri Istrinya Ny Nani begitu terpukul mendengar keterangan dokter dan
merasa heran tidak mengerti mengapa Tuhan memberikan cobaan yang begitu berat
kepadanya Sambil menangis ia menyatakan bahwa ia belum siap bila ditinggal suaminya
untuk selamanya Sebaliknya bapak Arman tampak lebih tegar dan merasa yakin bahwa ini
adalah sapaam Tuhan dan Tuhan pasti punya rencana sendiri dengan memberikan penyakit
kepadanya
3
SESI 2
Bapak Arman dan NyNani ingin memperoleh second opinion lalu berangkatlah ke
luar negeri untuk berobat Hasil pemeriksaan medis di luar negeri menyatakan bahwa pak
Arman menderita kanker paru-paru stadium lanjut yang sudah bermetastase ke tulang-tulang
Beberapa ruas tulang vertebra servikalnya sudah begitu rapuh dan harus segera diatasi agar
tidak menjepit saraf-sarafnya Operasi perbaikan vertebra servikal berhasil baik Untuk
kankernya pak Arman harus menjalani pengobatan penyinaran dan kemoterapi Setelah
pengobatan selesai pak Arman dan istrinya pulang ke Jakarta Kondisi pak Arman tampak
ada kemajuan dan semangat hidupnya tetap tinggi
Sebulan kemudian pak Arman kembali ke luar negeri untuk kontrol penyakitnya
Hasilnya begitu menggembirakan Kanker parunya dinyatakan sudah hampir menghilang
Kemoterapi diteruskan dan kemudian pak Arman kembali lagi ke Jakarta Namun beberapa
minggu kemudian kondisi pak Arman justru mulai menurun ia menjadi kesulitan untuk
berjalan Bicaranya sangat pelan dan cenderung banyak tidur Bila makan dan minum pak
Arman selalu kesulitan menelan (keselak) Pak Arman secara drastis tampak sangat lemah
Saat kembali periksa ke luar negeri dokter menyatakan bahwa kankernya sudah menjalar ke
otak Dokter menyarankan agar pak Arman menjalani pengobatan paliatif saja NyNani tidak
setuju dengan saran dokter ia tetap minta agar dokter mau mengobati suaminya dengan
segala cara agar dapat disembuhkan
4
BAB III
PEMBAHASAN
Identitas Pasien
Nama Bpk Arman
Usia 61 tahun
Alamat -
Pekerjaan Pengusaha ekonomi cukup baik
Status Menikah
Masalah yang terdapat pada pasien ini adalah
1 Keluhan pusing sakit daerah leher batuk-batuk
2 Diberi pengobatan tidak membaik
3 Riwayat perokok berat
4 Didiagnosa kanker paru-paru yang sudah metastasis ke tulang
5 Sudah dalam stage terminal
Sakit menurut sudut pandang Bioetika
Sehat menurut WHO adalah sejahtera fisik mental social dan bukan hanya tidak
adanya penyakit atau keterbatasan Merasa sehat atau sakit amat tergantung pada persepsi
manusia tidak semata-mata ada atau tidaknya penyakit
Sakit dari sudut pandang agama
1 Islam
Pandangan agama Islam sakit merupakan ujian iman sebagaimana dijelaskan
dalam Surat Al Anbiya ayat 35
5
ldquoTiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati Kami akan menguji kamu dengan
keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya) Dan hanya kepada
kamilah kamu dikembalikanrdquo
Sikap dalam menghadapi penyakit a Ikhlas dan sabar (QS 2 153 QS 2 155 QS 39
10)
b Berdoa (QS 40 60)
c Berobat pada ahlinya tidak menggunakan hal ndash hal yang haram diperbolehkan
dengan pengobatan Ruqiyah
d Tidak keluar dari daerah wabah
e Tidak mengunjungi orang sehat bila berpenyakit menular
f Bertawakal (QS 8 2)
2 Kristen
Dari sudut pandang agama kristen sakit penyakit disebabkan terutama karena
dosa Sakit penyakit semua atas seijin Tuhan dan didalam kontrol Tuhan contoh
dalam kisah Ayub Roma 828
ldquoKita tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk
mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia yaitu bagi mereka yang
terpanggil sesuai dengan rencana Allahrdquo
3 Hindu
Pandangan agama hindu menyatakan bahwa sakit ialah ketidakseimbangan
antara tiga unsur yaitu wayu (udara) teja (api) dan apah (air) yang disebut tridosa
Hal ini diungkapkan pula pada Ayur Weda ldquoBahwa yang menyebabkan seseorang
sakit adalah tidak adanya harmoni pada diri perseorangan dalam hubungannya dengan
lingkungan luarnya dan obat adalah alat untuk mengembalikan harmoni inirdquo
4 Buddha
Menurut agama Buddha sakit merupakan corak kehidupan yaitu perasaan
subyektif yang tidak menyenangkan
Berdasarkan Dhammapada 147 ldquoLihatlah tubuh yang indah banyak orang
yang menganggapnya sangat berharga dan dirawat dengan sungguh-sungguh tetapi
sesungguhnya tubuh ini tidaklah kekal penuh luka ditopang oleh sekumpulan tulang
dan mudah sekali terserang penyakitrdquo
6
Sakit parah sakit yang berat terdapat kerusakan satu atau organ tubuh atau
lebih yang sukar untuk dipulihkan lagi dan terdapat kerusakan sistem yang sulit
untuk dikoreksi
Manfaat pasien sakit parah memberikan kesempatan kepada keluarga untuk
mewujudkan rasa cinta kasih dan kasih sayang terhadap si sakit lalu mengembangkan
empati melakukan perawatan paliatif sesuai dengan kemampuan finansial kondisi
sakit penderita dan harapan hidup
5 Katolik
Dalam pandangan agama katolik sakit merupakan konsekuensi logis manusia
sebagai makhluk yang memiliki tubuh Dan menyebabkan manusia sakit adalah
manusia itu sendiri karena kelalaian manusia menjaga tubuh Pandangan tersebut
dilandasi oleh pemahaman tentang eksistensi Allah atau Tuhan sebagai Mahabaik
Oleh karena itu segala sesuatu yang tidak baik tidak berasal dari Allah Allah adalah
cinta kasih (I Yoh 4 816) Bukan Tuhan yang menyebabkan manusia sakit tetapi
karena kelalaian manusia
Sakit menurut Hukum
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan BAB I
Pasal 1
1 Kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik mental spiritual maupun social
yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara social dan
ekonomi
Penolakan tindakan medis dan second opinion
Berdasarkan prinsip dasar bioetika yang menghormati otonomi pasien maka pasien
berhak menolak tindakan medis yang akan dilakukan dan berhak untuk meminta second
opinion
Menurut undang-undang nomor 24 tahun 2004 pasal 52
Pasien dalam menerima pelayanan dan praktik kedokteran mempunyai hak
7
a Mendapat penjelasan secara lengkap tenteang tindakan medis
b Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain
c Mendapat pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis
d Menolak tindakan medis dan
e Mendapatkan isi rekam medis
Kematian menurut pandangan agama
1 Buddha
Definisi kematian menurut Buddha adalah seseorang dapat dikatakan mati
apabila kesadaran ajal (cuticitta) telah muncul dalam dirinya Begitu muncul sesaat
kesadaran ajal akan langsung padam Kepadaman kesadaran ajal merupakan `the
point of no returnrsquo bagi suatu makhluk dalam kehidupan ini Pada nsure-unsur
jasmaniah kematian ditandai dengan terputusnya kemampuan hidup (jicircvitindriya)
Kematian mutlak yang merupakan keterputusan daur penderitaan para
Arahanta Kematian pada dasarnya diakibatkan oleh empat macam sebab yaitu
karena habisnya usia (acircyukkhaya) karena habisnya akibat perbuatan penyebab
kelahiran serta perbuatan pendukung (kammakkhaya)(2) karena habisnya usia serta
akibat perbuatan (ubhayakkhaya) karena terputus oleh kecelakaan bencana atau
malapetaka (upacchedaka)
Menurut Buddha setiap kelahiran pasti diakhiri dengan kematian (sabbe
sankhara anicca)
2 Katolik
Dalam KGK 1013 dikatakan ldquoKematian adalah titik akhir peziarahan manusia
di dunia titik akhir dari masa rahmat dan be1as kasihan yang Allah berikan
kepadanya supaya melewati kehidupan dunia ini sesuai dengan rencana Allah dan
dengan demikian menentukan nasibnya yang terakhirrdquo
8
Sebenarnya Allah Pencipta menentukan supaya manusia tidak mati Namun
dosa telah membuat manusia harus mengakhiri hidupnya dengan kematian Dengan
demikian kematian sebenarnya bertentangan dengan maksud Allah Pencipta (KGK
1008) Selanjutnya KGK 108 menyatakan ldquoMagisterium Gereja mengajarkan bahwa
kematian telah masuk ke dalam dunia karena manusia telah berdosa Walaupun
manusia mempunyai kodrat yang dapat mati namun Pencipta menentukan supaya ia
tidak mati Dengan demikian kematian bertentangan dengan keputusan Allah
Pencipta Kematian masuk ke dunia sebagai akibat dosa ldquoKematian badan yang
dapat dihindari seandainya manusia tidak berdosardquo (GS 18) adalah ldquomusuh terakhirrdquo
manusia yang harus dikalahkanrdquo
3 Kristen
Menurut Kristen kematian bukanlah termasuk ciptaan Allah tetapi merupakan
hasil dari dosa manusia yang berontak terhadap sang pencipta
Kejadian 319 ldquodengan berpeluh engkau akan mencari makananmu sampai
engkau kembali lagi menjadi tanah karena dari situlah engkau diambil sebab engkau
debu dan engkau akan kembali menjadi deburdquoPengkhotbah 127 ldquoDan debu kembali
menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang
mengaruniakannyardquo
4 Islam
Menurut islam sesungguhnya semua makhluk hidup pada akhirnya akan mati
dan manusia pada dasar diciptakan dari benda mati
Dalam surat Al-Baqarah 28 dijelaskan
ldquoMengapa kamu kafir kepada Allah padahal kamu tadinya mati lalu Allah
menghidupkan kamu kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali
kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikanrdquo
Surat Al-Baqarah 36
ldquoDan untukmu tempat tinggal diatas bumi dan kesenangan hingga waktu yang
ditentukanrdquo
5 Hindu
9
Menurut Hindu kematian tak ubahnya seperti orang yang berganti pakaian
dan pitra yagna sebagai proses kembalinya panca maha bhuta serta cerminan bakti
anak terhadap orang tua
Pada skenario sesi 2 didapatkan data bahwa bapak Arman dan NyNani ingin
memperoleh second opinion ke luar negeri untuk mengobati penyakit bapak Arman Pada
hasil pemeriksaan medis di luar negeri menyatakan bahwa pak Arman menderita kanker
paru-paru stadium lanjut yang sudah bermetastase ke tulang-tulang dan membutuhkan
operasi perbaikan pada beberapa ruas tulang vertebra servikalnya agar tidak menjepit saraf-
sarafnya Setelah dilakukan operasi perbaikan vertebra servikal oleh dokter luar negeri
hasilnya berhasil baik Ketika pak Arman kembali ke luar negeri untuk kontrol penyakitnya
kanker parunya dinyatakan sudah hampir menghilang namun beberapa minggu kemudian
kondisi pak Arman justru mulai menurun Saat kembali periksa ke luar negeri dokter
menyatakan bahwa kankernya sudah menjalar ke otak Dokter menyarankan agar pak Arman
menjalani pengobatan paliatif saja
Dari segi medis saran dokter luar negeri agar melakukan pengobatan paliatif saja
sudah dianggap benar
Dari segi bioetik dokter Indonesia telah memenuhi salah satu dari prinsip dasar
bioetika yaitu menghormati otonomi pasien untuk mendapatkan second opinion ke luar
negeri Sedangkan dokter luar negeri juga telah memenuhi dua prinsip dasar bioetika yaitu
prinsip berbuat baik (beneficence) serta prinsip tidak merugikan (non maleficence) Ketika
penyakit kanker pak Arman dinyatakan sudah menjalar ke otak dokter seharusnya
memberikan penjelasan dengan benar bahwa pilihan pengobatan pada pasien stadium
terminal seperti pak Arman adalah dengan pengobatan paliatif atau tidak diterapi sama sekali
Selain itu dokter hendaknya memberikan edukasi mengenai resiko yang kemungkinan akan
terjadi apabila tetap dilakukan tindakan medis atau pengobatan dengan segala cara yaitu bisa
saja penderitaan pasien akan bertambah atau bahkan bisa sebabkan pasien meninggal
Keputusan dokter untuk memberikan perawatan paliatif sudah benar didasarkan bukan hanya
dari kualitas hidup pasien tetapi juga atas dasar indikasi medis Akan tetapi dokter juga harus
menyadari bahwa semua keputusan yang terbaik ada pada pasien
Dari segi hukum dokter yang menangani pak Arman berhak mendapatkan
perlindungan hukum karena sudah menangani pasien sesuai dengan standar profesi dan
10
standar prosedur operasional Hal ini sesuai dengan Pasal 50 UU 292004 tentang praktik
kedokteran yang berisi Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran
mempunyai hak memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai
dengan standar profesi dan standar prosedur operasional serta memberikan pelayanan medis
menurut standar profesi dan standar prosedur operasional
Sikap dokter dalam menangani pasien dengan penyakit pada stadium terminal
1 Bioetika salah satu tujuan ilmu kedokteran adalah mencegah kematian
yang belum saatnya Bila sudah saatnya meninggal Ilmu Kedoktern tidak
bias memperpanjang umur tugasnya adalah mengantar agar pasien bias
meninggal dengan damai Pilihan bagi pasien yang sedang sekarat adalah
terapi paliatif dan no treatment
2 Hukum Tujuan Ilmu Kedokteran mencegah menyembuhkan sakit
meringankan penderitaan mendampingi pasien selama perawatan dan saat ndash
saat menjelang ajal Pada pasien stadium terminal secara medis belum ada
obat yang bisa manyembuhkan umumnya terjadi pada pasien yang
menjelang ajal
3 Agama Buddha terus memberikan perawatan dan terapi dengan sebaik-
baiknya Pembacaan Paritta ndash Paritta suci dengan harapan kamma baiknya
segera berbuah lalu meninggal dunia (karena fisiknya tidak dapat
dipergunakan lagi untuk hidup) dan terlahir kembali ke alam yang lebih
baik Berdasarkan ajaran agama Buddha bahwa sakit bukan merupakan hal
yang kebetulan namun merupakan akibat dari berbuahnya perbuatan buruk
di masa lalu
4 Agama Islam adab seorang dokter terhadap pasien adalah hubungan
pribadi dengan Allah dan hubungan antar manusia Memposisikan kaidah ndash
kaidah Fiqih kedokteran terutama sikap dokter dalam mengambil tindakan
medis terhadap pasiennya
Kaidah ndash kaidah Fiqih kedokteran
1 Hukum asal segala sesuatu yang bermanfaat adalah diperbolehkan
11
2 Hukum asal segala sesuatu yang membahayakan adalah haram
3 Tidak boleh melakukan perbuatan yang berbahaya dan membahayakan
4 Kemadhratan sebisa mungkin dihilangkan
5 Madharat itu tidak ada istilah kadaluarsa
6 Kemadharatan itu tidak boleh dihilangkan dengan kemadharatan yang sama
7 Kemadharatan yang lebih berat dihilangkan dengan kemadharatan yang lebih ringan
8 Apabila ada dua kerusakan maka diambil kerusakan yang lebih ringan
9 Kemadharatan khusus bisa diambil demi menolak kemadharatan umum
10 Menolak kerusakan lebih diprioritaskan daripada mendatangkan kemashlahatan
11 Kesulitan itu menarik kepada kemudahan
12 Suatu masalah apabila sempit maka menjadi luas
13 Keterpaksaan itu membolehkan yang terlarang
14 Sesuatu yang dibolehkan karena udzur maka kebolehan itu menjadi batal jika udzurnya sudah hilang
15 Apabila sesuatu menghalangi itu hilang maka yang terhalangpun kembali
16 Kterpaksaan itu tidak menggunakan hak orang lain
17 Tidak diperbolehkan menggunakan milik orang lain kecuali dengan seizinnya
18 Kebolehan yang bersifat SyarrsquoI menggugurkan jaminan
19 Kebutuhan menempati posisi darurat baik bersifat umum maupun bersifat khusus
20 Kebijakan pemimpin atas rakyat harus didasarkan pada kemaslahatan
5 Agama Kristen obati kondisi tersebut kecuali pasien yang menolak
diperbolehkan menggunakan terapi yang memberikan kenyamanan bagi
pasien dan butuh waktu lebih singkat Prinsipnya adalah holistic care
memandang manusia bukan sebagai objek materi tidak hanya
penyembuhan etiologi medisnya saja
12
6 Agama katholik dalam menghadapi pasien yang sakit parah harus
diupayakan dengan sebaik ndash baiknya Manusia hanya bisa berusahan tapi
Tuhan yang menentukan hidup mati
7 Agama Hindu Dokter hendaknya dapat melaksanakan komunikasi yang
baik dengan pasien terutama mengenai soal penyakit dan pengobatan
Dokter hendaknya selalu berpedoman kepada Etika Profesi Medis sumpah
dokter Dalam melaksanakan tugas Bhagawad Gita Bab II sloka 47 kiranya
dapat pula dijadikan pedoman yang isinya sebagai berikut ldquoHanya pada
pelaksanaan engkau mempunyai hak dan tidak sama sekali pada hasilnya
Janganlah hasil dari pekerjaan itu menjadi alasanmu pun juga janganlah
membiarkan dirimu untuk tidak melaksanakan suatu pekerjaan apapun
13
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
Perawatan Paliatif
Perawatan paliatif (dari bahasa Latinpalliareuntuk jubah) adalah pendekatan yang
bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah yang
berhubungan dengan penyakit yang dapat mengancam jiwa melalui pencegahan dan
peniadaan melalui identifikasi dini dan penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan
masalah-masalah lain fisik psikososial dan spiritual (WHO 2002) Tujuannya untuk
mengurangi penderitaan pasien memperpanjang umurnya meningkatkan kualitas hidupnya
juga memberikan support kepada keluarganya Meski pada akhirnya pasien meninggal yang
terpenting sebelum meninggal dia sudah siap secara psikologis dan spiritual serta tidak stres
menghadapi penyakit yang dideritanya Jadi tujuan utama perawatan paliatif bukan untuk
menyembuhkan penyakit Dan yang ditangani bukan hanya penderita tetapi juga
keluarganya
Dulu perawatan ini hanya diberikan kepada pasien kanker yang secara medis sudah
tidak dapat disembuhkan lagi tetapi kini diberikan pada semua stadium kanker bahkan juga
pada penderita penyakit-penyakit lain yang mengancam kehidupan seperti HIVAIDS dan
berbagai kelainan yang bersifat kronis(2)
Prinsip-prinsip perawatan paliatif
1 Menghargai setiap kehidupan
2 Menganggap kematian sebagai proses yang normal
3 Tidak mempercepat atau menunda kematian
4 Menghargai keinginan pasien dalam mengambil keputusan
5 Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang menganggu
6 Mengintegrasikan aspek psikologis sosial dan spiritual dalam perawatan pasien dan
keluarga
7 Menghindari tindakan medis yang sia-sia(1)
14
8 Memberikan dukungan yang diperlukan agar pasien tetap aktif sesuai dengan
kondisinya sampai akhir hayat
9 Memberikan dukungan kepada keluarga dalam masa duka cita
Sasaran kebijakan pelayanan paliatif
1 Seluruh pasien (dewasa dan anak) dan anggota keluarga lingkungan yang
memerlukan perawatan paliatif di mana pun pasien berada di seluruh Indonesia
2 Pelaksana perawatan paliatif dokter perawat tenaga kesehatan lainnya dan tenaga
terkait lainnya
3 Institusi-institusi terkait misalnya
a Dinas kesehatan propinsi dan dinas kesehatan kabupatenkota
b Rumah Sakit pemerintah dan swasta
c Puskesmas
d Rumah perawatanhospis
e Fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta lain(1)
Lingkup kegiatan perawatan paliatif
1 Jenis kegiatan perawatan paliatif meliputi
1048707 Penatalaksanaan nyeri
1048707 Penatalaksanaan keluhan fisik lain
1048707 Asuhan keperawatan
1048707 Dukungan psikologis
1048707 Dukungan sosial
1048707 Dukungan kultural dan spiritual
1048707 Dukungan persiapan dan selama masa dukacita (bereavement)
2 Perawatan paliatif dilakukan melalui rawat inap rawat jalan dan kunjunganrawat
rumah(1)
Sumber daya manusia
1 Pelaksana perawatan paliatif adalah tenaga kesehatan pekerja sosial
rohaniawan keluargarelawan
2 Kriteria pelaksana perawatan paliatif adalah telah mengikuti
pendidikanpelatihan perawatanpaliatif dan telah mendapat sertifikat
3 Pelatihan
15
a Modul pelatihan Penyusunan modul pelatihan dilakukan dengan kerjasama
antara para pakarperawatan paliatif dengan Departemen Kesehatan (Badan
Pembinaan dan PengembanganSumber Daya Manusia dan Direktorat Jenderal
Bina Pelayanan Medik) Modul-modul tersebutterdiri dari modul untuk dokter
modul untuk perawat modul untuk tenaga kesehatan lainnyamodul untuk tenaga
non medis
b Pelatih Pakar perawatan paliatif dari RS Pendidikan dan Fakultas Kedokteran
c Sertifikasi dari Departemen Kesehatan cq Pusat Pelatihan dan Pendidikan
Badan PPSDMPada tahap pertama dilakukan sertifikasi pemutihan untuk
pelaksana perawatan paliatif di 5(lima) propinsi yaitu Jakarta Yogyakarta
Surabaya Denpasar Makasar Pada tahapselanjutnya sertifikasi diberikan setelah
mengikuti pelatihan
4 Pendidikan Pendidikan formal spesialis paliatif (ilmu kedokteran paliatif ilmu
keperawatan paliatif)(1)
Tempat perawatan paliatif
Tempat untuk melakukan perawatan paliatif adalah
a Rumah sakit Untuk pasien yang harus mendapatkan perawatan yang
memerlukan pengawasan ketat tindakan khusus atau peralatan khusus
b Puskesmas Untuk pasien yang memerlukan pelayanan rawat jalan
c Rumah singgahpanti (hospis) Untuk pasien yang tidak memerlukan
pengawasan ketat tindakan khusus atau peralatan khusus tetapi belum dapat
dirawat di rumah karena masih memerlukan pengawasan tenaga kesehatan
d Rumah pasien Untuk pasien yang tidak memerlukan pengawasan ketat
tindakan khusus atau peralatan khusus atau ketrampilan perawatan yang tidak
mungkin dilakukan oleh keluarga(3)
Jenis-jenis p erawatan paliatif
1 Home Care
Dilakukan dengan melakukan kunjungan ke rumah-rumah penderita terutama yang
karena alasan-alasan tertentu tidak dapat datang ke rumah sakit Kunjungan dilakukan
oleh tim yang terdiri atas dokter paliatif psikiater perawat dan relawan untuk memantau
dan memberikan solusi atas masalah-masalah yang dialami penderita kanker dan
16
keluarganya bukan hanya menyangkut masalah medisbiologis tetapi juga masalah
psikis sosial dan spiritual Perawatan paliatif membolehkan pasien di rawat di rumah
didampingi keluarga tercinta Saat di rawat di rumah pasien biasanya akan merasa lebih
nyaman dan bisa membantu meringankan beban dan pikiran sehingga lebih siap
menghadapi penyakitnya
2 Day Care
Merupakan layanan untuk tindakan medis yang tidak memerlukan rawat inap misalnya
perawatan luka kemoterapi dsb
3 Respite Care
Merupakan layanan yang bersifat psikologis Di sini penderita maupun keluarganya dapat
berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater bersosialisasi dengan penderita kanker lain
mengikuti terapi musik atau sekedar bersantai dan beristirahat Bisa juga menitipkan
penderita kanker (selama jam kerja) jika pendamping atau keluarga yang merawatnya
ada keperluan lain(4)
Aspek medikolegal (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
812MenkesSKVII2007 tentang Kebijakan Perawatan Paliatif)
1 Informed consent pasien paham pengertian tujuan dan pelaksanaaan perawatan
paliatif (komunikasi) Setiap tindakan berisiko dilakukan informed consent Penerima
informasi pemberi persetujuan diutamakan pasien sendiri ( pasien kompeten) dan
saksi keluarga terdekat pasien tidak kompeten oleh keluarga terdekat atas nama
pasien Saat pasien kompeten tim mengusahakan memperoleh pesan pernyataan
pasien tentang hal yang harus atau boleh atau tidak boleh dilakukan terhadapnya pada
saat kompetensinya menurun atau pasien menunjuk wakilnya untuk membuat
keputusan saat ia tidak kompeten Pernyataan dibuat secara tertulis Pada keadaan
darurat untuk kepentingan pasien tim dapat melakukan tindakan kedokteran yang
diperlukan
2 Resusitasi tidak resusitasi pasien diinformasikan tentang hal ini pada saat mulai
perawatan paliatif Keputusan dibuat oleh pasien yang kompeten tim perawatan
paliatif Pasien yang kompeten memiliki hak untuk tidak menghendaki resusitasi
setelah memperoleh informasi yang adekuat dan dipahaminya Keluarga terdekat pada
dasarnya tidak boleh membuat keputusan tidak resusitasi kecuali sudah dipesankan
dalam pernyataan tertulis oleh pasien Tetapi dalam keadaan dan pertimbangan
17
tertentu permintaan tertulis oleh seluruh keluarga terdekat dapat dimintakan
penetapan pengadilan untuk pengesahannya Tim perawatan paliatif dapat membuat
keputusan unuk tidak melakukan resusitasi jika pasien dalam tahap terminal dan
tindakan resusitasi diketahui tidak akan menyembuhkan atau memperbaiki kualitas
hidupnya berdasarkan bukti ilmiah
3 Perawatan di ICU dalam menghadapi pasien terminal tim harus mengikuti pedoman
penentuan kematian batang otak dan penghentian peralatan life supporting
Menurut Prof R Sunaryadi Tejawinata dr SpTHT (K) FAAO
PGDPallMed (ECU) ndashKepala Pusat Pengembangan Paliatif amp Bebas Nyeri RSU Dr
Soetomo periode 1992-2006ndash salah satu aspek penting dalam perawatan paliatif adalah
kasih kepedulian ketulusan dan rasa syukur Begitu pentingnya aspek ini sampai
melebihi pentingnya penanganan nyeri yang mutlak harus dilakukan dalam perawatan
paliatif Masyarakat menganggap perawatan paliatif hanya untuk pasien dalam kondisi
terminal yang akan segera meninggal Namun konsep baru perawatan paliatif
menekankan pentingnya integrasi perawatan paliatif lebih dini agar masalah fisik
psikososial dan spiritual dapat diatasi dengan baik Perawatan paliatif adalah pelayanan
kesehatan yang bersifat holistik dan terintegrasi dengan melibatkan berbagai profesi
dengan dasar falsafah bahwa setiap pasien berhak mendapatkan perawatan terbaik sampai
akhir hayatnya(5)
Bagi seorang dokter butuh empati yang besar dan keterampilan khusus dalam
melakukan paliatif care Penyampaian kabar buruk (ketika pasien tidak bisa sembuh dan
harus dilakukan paliative care) pun harus ada etikanya jangan sampai ketika kita
menyampaikan kabar buruk tersebut menimbulkan Stres mendalam bagi pasien maupun
keluarganya yang berakibat semakin cepatnya proses kematian bagi pasien Terkadang
juga tindakan Euthanasia dilakukan jika tindakan Paliatif sudah dilakukan tapi pasien
masih sangat menderita Namun perlu dicatat Tindakan Euthanasia tidak semudah itu
dilakukan Banyak faktor yang harus dipertimbangkan (permintaan pasienpermintaan
keluargadasar hukumadat istiadat setempatagama dll)(6)
18
BAB V
KESIMPULAN
Bapak Arman dinyatakan mengalami kanker paru stadium lanjut yang sudah menjalar
ke otak Pada kasus seperti ini pengobatan lebih ditujukan kepada pengobatan secara paliatif
yang bertujuan untuk mengurangi penderitaan pasien meningkatkan kualitas hidupnya serta
memberikan support kepada keluarganya Selain itu dokter juga harus memberikan edukasi
dan pengertian kepada keluarga pasien mengenai resiko yang kemungkinan akan terjadi
apabila tetap dilakukan tindakan medis atau pengobatan dengan segala cara yaitu bisa saja
penderitaan pasien akan bertambah atau bahkan bisa sebabkan pasien meninggal Akan tetapi
sesuai dengan salah satu prinsip dasar bioetik dokter harus menghormati otonomi pasien dan
tetap menyerahkan keputusan yang terbaik sepenuhnya kepada pasien
19
DAFTAR PUSTAKA
1 Perawatan Paliatif Available at httpspiritiaoridDokskmenkes812707pdf
Accessed on July 20th 2011
2 Sampurna Budi Syamsu Zulhasmar Siswaja Tjetjep D Bioetik dan hukum
kedokteran Jakarta Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia 1997 p36-9
3 Perawatan Paliatif (Palliative care) Available at
httpdoktersyhurawordpresscomsistem-kesehatanperawatan-paliatif-palliative-
care Accessed on July 20th 2011
4 Perawatan Paliatif Available at httpwwwmedicaleracominfo_answerphp
thread=11209 Accessed on July 20th 2011
5 Perawatan Paliatif Kanker Available at
httprsudrsoetomojatimprovgoididindexphp Accessed on July 20th 2011
6 Perawatan Paliatif Available at httpwwwnews-medicalnethealthPalliative-Care-
What-is-Palliative-Care-28Indonesian29aspx Accessed on July 20th 2011
20
BAB I
PENDAHULUAN
Meningkatnya jumlah pasien dengan penyakit yang belum dapat disembuhkan baik
pada dewasa dan anak seperti penyakit kanker penyakit degeneratif penyakit paru obstruktif
kronis cystic fibrosisstroke Parkinson gagal jantungheart failure penyakit genetika dan
penyakit infeksi seperti HIVAIDS yang memerlukan perawatan paliatif disamping kegiatan
promotif preventif kuratif dan rehabilitatif Namun saat ini pelayanan kesehatan di
Indonesia belum menyentuh kebutuhan pasien dengan penyakit yang sulit disembuhkan
tersebut terutama pada stadium lanjut dimana prioritas pelayanan tidak hanya pada
penyembuhan tetapi juga perawatan agar mencapai kualitas hidup yang terbaik bagi pasien
dan keluarganya
Pada stadium lanjut pasien dengan penyakit kronis tidak hanya mengalami berbagai
masalah fisik seperti nyeri sesak nafas penurunan berat badan gangguan aktivitas tetapi
juga mengalami gangguan psikososial dan spiritual yang mempengaruhi kualitas hidup pasien
dan keluarganya Maka kebutuhan pasien pada stadium lanjut suatu penyakit tidak hanya
pemenuhanpengobatan gejala fisik namun juga pentingnya dukungan terhadap kebutuhan
psikologis sosial dan spiritual yang dilakukan dengan pendekatan interdisiplin yang dikenal
sebagai perawatan paliatif (1)
2
BAB II
LAPORAN KASUS
SESI 1
Bapak Arman (61 tahun) dan Ny Nani (60 tahun) sudah 35 tahun menikah Mereka
dikaruniai dua orang anak perempuan yang semuanya sudah berumah tangga dan
memberikan dua orang cucu Kondisi ekonomi keluarga Bapak Armand an Ny Nani cukup
baik memiliki dua perusahaan yang berjalan dengan baik Bapak Armand an Ny Nani cukup
dikenal dilingkungannya karena keduanya aktif dalam kegiatan social dan keagamaan
bahkan Bapak Arman menjadi salah satu donator tetap pada sebuah panti asuhan Walaupun
sebelumnya pak Arman adalah seorang perokok berat namun sudah sejak 5 tahun terakhir ini
berhenti total merokok dan aktif berolah raga Sejak satu tahun yll pak Arman kerap kali
merasa pusing dan sakit di daerah lehernya serta batuk-batuk Pemeriksaan oleh dokter di
kantornya dinyatakan tensinya 13080 mmHg jantung dan paru-parunya baik Pak Arman
diberi obat simptomatik biasa namun tidak ada perbaikan
Pak Arman lalu periksa ke dokter spesialis di klinik yang cukup besar Hasil
pemeriksaan menunjukan pak Arman menderita kanker paru-paru yang sudah bermetastase
ke tulang Dokter menganjurkan untuk dilakukan penyinaran dan kemoterapi Pak Arman dan
istrinya tidak 100 percaya pada hasil pemeriksaan dokter tadi dan menginginkan second
opinion di luar negeri Istrinya Ny Nani begitu terpukul mendengar keterangan dokter dan
merasa heran tidak mengerti mengapa Tuhan memberikan cobaan yang begitu berat
kepadanya Sambil menangis ia menyatakan bahwa ia belum siap bila ditinggal suaminya
untuk selamanya Sebaliknya bapak Arman tampak lebih tegar dan merasa yakin bahwa ini
adalah sapaam Tuhan dan Tuhan pasti punya rencana sendiri dengan memberikan penyakit
kepadanya
3
SESI 2
Bapak Arman dan NyNani ingin memperoleh second opinion lalu berangkatlah ke
luar negeri untuk berobat Hasil pemeriksaan medis di luar negeri menyatakan bahwa pak
Arman menderita kanker paru-paru stadium lanjut yang sudah bermetastase ke tulang-tulang
Beberapa ruas tulang vertebra servikalnya sudah begitu rapuh dan harus segera diatasi agar
tidak menjepit saraf-sarafnya Operasi perbaikan vertebra servikal berhasil baik Untuk
kankernya pak Arman harus menjalani pengobatan penyinaran dan kemoterapi Setelah
pengobatan selesai pak Arman dan istrinya pulang ke Jakarta Kondisi pak Arman tampak
ada kemajuan dan semangat hidupnya tetap tinggi
Sebulan kemudian pak Arman kembali ke luar negeri untuk kontrol penyakitnya
Hasilnya begitu menggembirakan Kanker parunya dinyatakan sudah hampir menghilang
Kemoterapi diteruskan dan kemudian pak Arman kembali lagi ke Jakarta Namun beberapa
minggu kemudian kondisi pak Arman justru mulai menurun ia menjadi kesulitan untuk
berjalan Bicaranya sangat pelan dan cenderung banyak tidur Bila makan dan minum pak
Arman selalu kesulitan menelan (keselak) Pak Arman secara drastis tampak sangat lemah
Saat kembali periksa ke luar negeri dokter menyatakan bahwa kankernya sudah menjalar ke
otak Dokter menyarankan agar pak Arman menjalani pengobatan paliatif saja NyNani tidak
setuju dengan saran dokter ia tetap minta agar dokter mau mengobati suaminya dengan
segala cara agar dapat disembuhkan
4
BAB III
PEMBAHASAN
Identitas Pasien
Nama Bpk Arman
Usia 61 tahun
Alamat -
Pekerjaan Pengusaha ekonomi cukup baik
Status Menikah
Masalah yang terdapat pada pasien ini adalah
1 Keluhan pusing sakit daerah leher batuk-batuk
2 Diberi pengobatan tidak membaik
3 Riwayat perokok berat
4 Didiagnosa kanker paru-paru yang sudah metastasis ke tulang
5 Sudah dalam stage terminal
Sakit menurut sudut pandang Bioetika
Sehat menurut WHO adalah sejahtera fisik mental social dan bukan hanya tidak
adanya penyakit atau keterbatasan Merasa sehat atau sakit amat tergantung pada persepsi
manusia tidak semata-mata ada atau tidaknya penyakit
Sakit dari sudut pandang agama
1 Islam
Pandangan agama Islam sakit merupakan ujian iman sebagaimana dijelaskan
dalam Surat Al Anbiya ayat 35
5
ldquoTiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati Kami akan menguji kamu dengan
keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya) Dan hanya kepada
kamilah kamu dikembalikanrdquo
Sikap dalam menghadapi penyakit a Ikhlas dan sabar (QS 2 153 QS 2 155 QS 39
10)
b Berdoa (QS 40 60)
c Berobat pada ahlinya tidak menggunakan hal ndash hal yang haram diperbolehkan
dengan pengobatan Ruqiyah
d Tidak keluar dari daerah wabah
e Tidak mengunjungi orang sehat bila berpenyakit menular
f Bertawakal (QS 8 2)
2 Kristen
Dari sudut pandang agama kristen sakit penyakit disebabkan terutama karena
dosa Sakit penyakit semua atas seijin Tuhan dan didalam kontrol Tuhan contoh
dalam kisah Ayub Roma 828
ldquoKita tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk
mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia yaitu bagi mereka yang
terpanggil sesuai dengan rencana Allahrdquo
3 Hindu
Pandangan agama hindu menyatakan bahwa sakit ialah ketidakseimbangan
antara tiga unsur yaitu wayu (udara) teja (api) dan apah (air) yang disebut tridosa
Hal ini diungkapkan pula pada Ayur Weda ldquoBahwa yang menyebabkan seseorang
sakit adalah tidak adanya harmoni pada diri perseorangan dalam hubungannya dengan
lingkungan luarnya dan obat adalah alat untuk mengembalikan harmoni inirdquo
4 Buddha
Menurut agama Buddha sakit merupakan corak kehidupan yaitu perasaan
subyektif yang tidak menyenangkan
Berdasarkan Dhammapada 147 ldquoLihatlah tubuh yang indah banyak orang
yang menganggapnya sangat berharga dan dirawat dengan sungguh-sungguh tetapi
sesungguhnya tubuh ini tidaklah kekal penuh luka ditopang oleh sekumpulan tulang
dan mudah sekali terserang penyakitrdquo
6
Sakit parah sakit yang berat terdapat kerusakan satu atau organ tubuh atau
lebih yang sukar untuk dipulihkan lagi dan terdapat kerusakan sistem yang sulit
untuk dikoreksi
Manfaat pasien sakit parah memberikan kesempatan kepada keluarga untuk
mewujudkan rasa cinta kasih dan kasih sayang terhadap si sakit lalu mengembangkan
empati melakukan perawatan paliatif sesuai dengan kemampuan finansial kondisi
sakit penderita dan harapan hidup
5 Katolik
Dalam pandangan agama katolik sakit merupakan konsekuensi logis manusia
sebagai makhluk yang memiliki tubuh Dan menyebabkan manusia sakit adalah
manusia itu sendiri karena kelalaian manusia menjaga tubuh Pandangan tersebut
dilandasi oleh pemahaman tentang eksistensi Allah atau Tuhan sebagai Mahabaik
Oleh karena itu segala sesuatu yang tidak baik tidak berasal dari Allah Allah adalah
cinta kasih (I Yoh 4 816) Bukan Tuhan yang menyebabkan manusia sakit tetapi
karena kelalaian manusia
Sakit menurut Hukum
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan BAB I
Pasal 1
1 Kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik mental spiritual maupun social
yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara social dan
ekonomi
Penolakan tindakan medis dan second opinion
Berdasarkan prinsip dasar bioetika yang menghormati otonomi pasien maka pasien
berhak menolak tindakan medis yang akan dilakukan dan berhak untuk meminta second
opinion
Menurut undang-undang nomor 24 tahun 2004 pasal 52
Pasien dalam menerima pelayanan dan praktik kedokteran mempunyai hak
7
a Mendapat penjelasan secara lengkap tenteang tindakan medis
b Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain
c Mendapat pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis
d Menolak tindakan medis dan
e Mendapatkan isi rekam medis
Kematian menurut pandangan agama
1 Buddha
Definisi kematian menurut Buddha adalah seseorang dapat dikatakan mati
apabila kesadaran ajal (cuticitta) telah muncul dalam dirinya Begitu muncul sesaat
kesadaran ajal akan langsung padam Kepadaman kesadaran ajal merupakan `the
point of no returnrsquo bagi suatu makhluk dalam kehidupan ini Pada nsure-unsur
jasmaniah kematian ditandai dengan terputusnya kemampuan hidup (jicircvitindriya)
Kematian mutlak yang merupakan keterputusan daur penderitaan para
Arahanta Kematian pada dasarnya diakibatkan oleh empat macam sebab yaitu
karena habisnya usia (acircyukkhaya) karena habisnya akibat perbuatan penyebab
kelahiran serta perbuatan pendukung (kammakkhaya)(2) karena habisnya usia serta
akibat perbuatan (ubhayakkhaya) karena terputus oleh kecelakaan bencana atau
malapetaka (upacchedaka)
Menurut Buddha setiap kelahiran pasti diakhiri dengan kematian (sabbe
sankhara anicca)
2 Katolik
Dalam KGK 1013 dikatakan ldquoKematian adalah titik akhir peziarahan manusia
di dunia titik akhir dari masa rahmat dan be1as kasihan yang Allah berikan
kepadanya supaya melewati kehidupan dunia ini sesuai dengan rencana Allah dan
dengan demikian menentukan nasibnya yang terakhirrdquo
8
Sebenarnya Allah Pencipta menentukan supaya manusia tidak mati Namun
dosa telah membuat manusia harus mengakhiri hidupnya dengan kematian Dengan
demikian kematian sebenarnya bertentangan dengan maksud Allah Pencipta (KGK
1008) Selanjutnya KGK 108 menyatakan ldquoMagisterium Gereja mengajarkan bahwa
kematian telah masuk ke dalam dunia karena manusia telah berdosa Walaupun
manusia mempunyai kodrat yang dapat mati namun Pencipta menentukan supaya ia
tidak mati Dengan demikian kematian bertentangan dengan keputusan Allah
Pencipta Kematian masuk ke dunia sebagai akibat dosa ldquoKematian badan yang
dapat dihindari seandainya manusia tidak berdosardquo (GS 18) adalah ldquomusuh terakhirrdquo
manusia yang harus dikalahkanrdquo
3 Kristen
Menurut Kristen kematian bukanlah termasuk ciptaan Allah tetapi merupakan
hasil dari dosa manusia yang berontak terhadap sang pencipta
Kejadian 319 ldquodengan berpeluh engkau akan mencari makananmu sampai
engkau kembali lagi menjadi tanah karena dari situlah engkau diambil sebab engkau
debu dan engkau akan kembali menjadi deburdquoPengkhotbah 127 ldquoDan debu kembali
menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang
mengaruniakannyardquo
4 Islam
Menurut islam sesungguhnya semua makhluk hidup pada akhirnya akan mati
dan manusia pada dasar diciptakan dari benda mati
Dalam surat Al-Baqarah 28 dijelaskan
ldquoMengapa kamu kafir kepada Allah padahal kamu tadinya mati lalu Allah
menghidupkan kamu kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali
kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikanrdquo
Surat Al-Baqarah 36
ldquoDan untukmu tempat tinggal diatas bumi dan kesenangan hingga waktu yang
ditentukanrdquo
5 Hindu
9
Menurut Hindu kematian tak ubahnya seperti orang yang berganti pakaian
dan pitra yagna sebagai proses kembalinya panca maha bhuta serta cerminan bakti
anak terhadap orang tua
Pada skenario sesi 2 didapatkan data bahwa bapak Arman dan NyNani ingin
memperoleh second opinion ke luar negeri untuk mengobati penyakit bapak Arman Pada
hasil pemeriksaan medis di luar negeri menyatakan bahwa pak Arman menderita kanker
paru-paru stadium lanjut yang sudah bermetastase ke tulang-tulang dan membutuhkan
operasi perbaikan pada beberapa ruas tulang vertebra servikalnya agar tidak menjepit saraf-
sarafnya Setelah dilakukan operasi perbaikan vertebra servikal oleh dokter luar negeri
hasilnya berhasil baik Ketika pak Arman kembali ke luar negeri untuk kontrol penyakitnya
kanker parunya dinyatakan sudah hampir menghilang namun beberapa minggu kemudian
kondisi pak Arman justru mulai menurun Saat kembali periksa ke luar negeri dokter
menyatakan bahwa kankernya sudah menjalar ke otak Dokter menyarankan agar pak Arman
menjalani pengobatan paliatif saja
Dari segi medis saran dokter luar negeri agar melakukan pengobatan paliatif saja
sudah dianggap benar
Dari segi bioetik dokter Indonesia telah memenuhi salah satu dari prinsip dasar
bioetika yaitu menghormati otonomi pasien untuk mendapatkan second opinion ke luar
negeri Sedangkan dokter luar negeri juga telah memenuhi dua prinsip dasar bioetika yaitu
prinsip berbuat baik (beneficence) serta prinsip tidak merugikan (non maleficence) Ketika
penyakit kanker pak Arman dinyatakan sudah menjalar ke otak dokter seharusnya
memberikan penjelasan dengan benar bahwa pilihan pengobatan pada pasien stadium
terminal seperti pak Arman adalah dengan pengobatan paliatif atau tidak diterapi sama sekali
Selain itu dokter hendaknya memberikan edukasi mengenai resiko yang kemungkinan akan
terjadi apabila tetap dilakukan tindakan medis atau pengobatan dengan segala cara yaitu bisa
saja penderitaan pasien akan bertambah atau bahkan bisa sebabkan pasien meninggal
Keputusan dokter untuk memberikan perawatan paliatif sudah benar didasarkan bukan hanya
dari kualitas hidup pasien tetapi juga atas dasar indikasi medis Akan tetapi dokter juga harus
menyadari bahwa semua keputusan yang terbaik ada pada pasien
Dari segi hukum dokter yang menangani pak Arman berhak mendapatkan
perlindungan hukum karena sudah menangani pasien sesuai dengan standar profesi dan
10
standar prosedur operasional Hal ini sesuai dengan Pasal 50 UU 292004 tentang praktik
kedokteran yang berisi Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran
mempunyai hak memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai
dengan standar profesi dan standar prosedur operasional serta memberikan pelayanan medis
menurut standar profesi dan standar prosedur operasional
Sikap dokter dalam menangani pasien dengan penyakit pada stadium terminal
1 Bioetika salah satu tujuan ilmu kedokteran adalah mencegah kematian
yang belum saatnya Bila sudah saatnya meninggal Ilmu Kedoktern tidak
bias memperpanjang umur tugasnya adalah mengantar agar pasien bias
meninggal dengan damai Pilihan bagi pasien yang sedang sekarat adalah
terapi paliatif dan no treatment
2 Hukum Tujuan Ilmu Kedokteran mencegah menyembuhkan sakit
meringankan penderitaan mendampingi pasien selama perawatan dan saat ndash
saat menjelang ajal Pada pasien stadium terminal secara medis belum ada
obat yang bisa manyembuhkan umumnya terjadi pada pasien yang
menjelang ajal
3 Agama Buddha terus memberikan perawatan dan terapi dengan sebaik-
baiknya Pembacaan Paritta ndash Paritta suci dengan harapan kamma baiknya
segera berbuah lalu meninggal dunia (karena fisiknya tidak dapat
dipergunakan lagi untuk hidup) dan terlahir kembali ke alam yang lebih
baik Berdasarkan ajaran agama Buddha bahwa sakit bukan merupakan hal
yang kebetulan namun merupakan akibat dari berbuahnya perbuatan buruk
di masa lalu
4 Agama Islam adab seorang dokter terhadap pasien adalah hubungan
pribadi dengan Allah dan hubungan antar manusia Memposisikan kaidah ndash
kaidah Fiqih kedokteran terutama sikap dokter dalam mengambil tindakan
medis terhadap pasiennya
Kaidah ndash kaidah Fiqih kedokteran
1 Hukum asal segala sesuatu yang bermanfaat adalah diperbolehkan
11
2 Hukum asal segala sesuatu yang membahayakan adalah haram
3 Tidak boleh melakukan perbuatan yang berbahaya dan membahayakan
4 Kemadhratan sebisa mungkin dihilangkan
5 Madharat itu tidak ada istilah kadaluarsa
6 Kemadharatan itu tidak boleh dihilangkan dengan kemadharatan yang sama
7 Kemadharatan yang lebih berat dihilangkan dengan kemadharatan yang lebih ringan
8 Apabila ada dua kerusakan maka diambil kerusakan yang lebih ringan
9 Kemadharatan khusus bisa diambil demi menolak kemadharatan umum
10 Menolak kerusakan lebih diprioritaskan daripada mendatangkan kemashlahatan
11 Kesulitan itu menarik kepada kemudahan
12 Suatu masalah apabila sempit maka menjadi luas
13 Keterpaksaan itu membolehkan yang terlarang
14 Sesuatu yang dibolehkan karena udzur maka kebolehan itu menjadi batal jika udzurnya sudah hilang
15 Apabila sesuatu menghalangi itu hilang maka yang terhalangpun kembali
16 Kterpaksaan itu tidak menggunakan hak orang lain
17 Tidak diperbolehkan menggunakan milik orang lain kecuali dengan seizinnya
18 Kebolehan yang bersifat SyarrsquoI menggugurkan jaminan
19 Kebutuhan menempati posisi darurat baik bersifat umum maupun bersifat khusus
20 Kebijakan pemimpin atas rakyat harus didasarkan pada kemaslahatan
5 Agama Kristen obati kondisi tersebut kecuali pasien yang menolak
diperbolehkan menggunakan terapi yang memberikan kenyamanan bagi
pasien dan butuh waktu lebih singkat Prinsipnya adalah holistic care
memandang manusia bukan sebagai objek materi tidak hanya
penyembuhan etiologi medisnya saja
12
6 Agama katholik dalam menghadapi pasien yang sakit parah harus
diupayakan dengan sebaik ndash baiknya Manusia hanya bisa berusahan tapi
Tuhan yang menentukan hidup mati
7 Agama Hindu Dokter hendaknya dapat melaksanakan komunikasi yang
baik dengan pasien terutama mengenai soal penyakit dan pengobatan
Dokter hendaknya selalu berpedoman kepada Etika Profesi Medis sumpah
dokter Dalam melaksanakan tugas Bhagawad Gita Bab II sloka 47 kiranya
dapat pula dijadikan pedoman yang isinya sebagai berikut ldquoHanya pada
pelaksanaan engkau mempunyai hak dan tidak sama sekali pada hasilnya
Janganlah hasil dari pekerjaan itu menjadi alasanmu pun juga janganlah
membiarkan dirimu untuk tidak melaksanakan suatu pekerjaan apapun
13
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
Perawatan Paliatif
Perawatan paliatif (dari bahasa Latinpalliareuntuk jubah) adalah pendekatan yang
bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah yang
berhubungan dengan penyakit yang dapat mengancam jiwa melalui pencegahan dan
peniadaan melalui identifikasi dini dan penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan
masalah-masalah lain fisik psikososial dan spiritual (WHO 2002) Tujuannya untuk
mengurangi penderitaan pasien memperpanjang umurnya meningkatkan kualitas hidupnya
juga memberikan support kepada keluarganya Meski pada akhirnya pasien meninggal yang
terpenting sebelum meninggal dia sudah siap secara psikologis dan spiritual serta tidak stres
menghadapi penyakit yang dideritanya Jadi tujuan utama perawatan paliatif bukan untuk
menyembuhkan penyakit Dan yang ditangani bukan hanya penderita tetapi juga
keluarganya
Dulu perawatan ini hanya diberikan kepada pasien kanker yang secara medis sudah
tidak dapat disembuhkan lagi tetapi kini diberikan pada semua stadium kanker bahkan juga
pada penderita penyakit-penyakit lain yang mengancam kehidupan seperti HIVAIDS dan
berbagai kelainan yang bersifat kronis(2)
Prinsip-prinsip perawatan paliatif
1 Menghargai setiap kehidupan
2 Menganggap kematian sebagai proses yang normal
3 Tidak mempercepat atau menunda kematian
4 Menghargai keinginan pasien dalam mengambil keputusan
5 Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang menganggu
6 Mengintegrasikan aspek psikologis sosial dan spiritual dalam perawatan pasien dan
keluarga
7 Menghindari tindakan medis yang sia-sia(1)
14
8 Memberikan dukungan yang diperlukan agar pasien tetap aktif sesuai dengan
kondisinya sampai akhir hayat
9 Memberikan dukungan kepada keluarga dalam masa duka cita
Sasaran kebijakan pelayanan paliatif
1 Seluruh pasien (dewasa dan anak) dan anggota keluarga lingkungan yang
memerlukan perawatan paliatif di mana pun pasien berada di seluruh Indonesia
2 Pelaksana perawatan paliatif dokter perawat tenaga kesehatan lainnya dan tenaga
terkait lainnya
3 Institusi-institusi terkait misalnya
a Dinas kesehatan propinsi dan dinas kesehatan kabupatenkota
b Rumah Sakit pemerintah dan swasta
c Puskesmas
d Rumah perawatanhospis
e Fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta lain(1)
Lingkup kegiatan perawatan paliatif
1 Jenis kegiatan perawatan paliatif meliputi
1048707 Penatalaksanaan nyeri
1048707 Penatalaksanaan keluhan fisik lain
1048707 Asuhan keperawatan
1048707 Dukungan psikologis
1048707 Dukungan sosial
1048707 Dukungan kultural dan spiritual
1048707 Dukungan persiapan dan selama masa dukacita (bereavement)
2 Perawatan paliatif dilakukan melalui rawat inap rawat jalan dan kunjunganrawat
rumah(1)
Sumber daya manusia
1 Pelaksana perawatan paliatif adalah tenaga kesehatan pekerja sosial
rohaniawan keluargarelawan
2 Kriteria pelaksana perawatan paliatif adalah telah mengikuti
pendidikanpelatihan perawatanpaliatif dan telah mendapat sertifikat
3 Pelatihan
15
a Modul pelatihan Penyusunan modul pelatihan dilakukan dengan kerjasama
antara para pakarperawatan paliatif dengan Departemen Kesehatan (Badan
Pembinaan dan PengembanganSumber Daya Manusia dan Direktorat Jenderal
Bina Pelayanan Medik) Modul-modul tersebutterdiri dari modul untuk dokter
modul untuk perawat modul untuk tenaga kesehatan lainnyamodul untuk tenaga
non medis
b Pelatih Pakar perawatan paliatif dari RS Pendidikan dan Fakultas Kedokteran
c Sertifikasi dari Departemen Kesehatan cq Pusat Pelatihan dan Pendidikan
Badan PPSDMPada tahap pertama dilakukan sertifikasi pemutihan untuk
pelaksana perawatan paliatif di 5(lima) propinsi yaitu Jakarta Yogyakarta
Surabaya Denpasar Makasar Pada tahapselanjutnya sertifikasi diberikan setelah
mengikuti pelatihan
4 Pendidikan Pendidikan formal spesialis paliatif (ilmu kedokteran paliatif ilmu
keperawatan paliatif)(1)
Tempat perawatan paliatif
Tempat untuk melakukan perawatan paliatif adalah
a Rumah sakit Untuk pasien yang harus mendapatkan perawatan yang
memerlukan pengawasan ketat tindakan khusus atau peralatan khusus
b Puskesmas Untuk pasien yang memerlukan pelayanan rawat jalan
c Rumah singgahpanti (hospis) Untuk pasien yang tidak memerlukan
pengawasan ketat tindakan khusus atau peralatan khusus tetapi belum dapat
dirawat di rumah karena masih memerlukan pengawasan tenaga kesehatan
d Rumah pasien Untuk pasien yang tidak memerlukan pengawasan ketat
tindakan khusus atau peralatan khusus atau ketrampilan perawatan yang tidak
mungkin dilakukan oleh keluarga(3)
Jenis-jenis p erawatan paliatif
1 Home Care
Dilakukan dengan melakukan kunjungan ke rumah-rumah penderita terutama yang
karena alasan-alasan tertentu tidak dapat datang ke rumah sakit Kunjungan dilakukan
oleh tim yang terdiri atas dokter paliatif psikiater perawat dan relawan untuk memantau
dan memberikan solusi atas masalah-masalah yang dialami penderita kanker dan
16
keluarganya bukan hanya menyangkut masalah medisbiologis tetapi juga masalah
psikis sosial dan spiritual Perawatan paliatif membolehkan pasien di rawat di rumah
didampingi keluarga tercinta Saat di rawat di rumah pasien biasanya akan merasa lebih
nyaman dan bisa membantu meringankan beban dan pikiran sehingga lebih siap
menghadapi penyakitnya
2 Day Care
Merupakan layanan untuk tindakan medis yang tidak memerlukan rawat inap misalnya
perawatan luka kemoterapi dsb
3 Respite Care
Merupakan layanan yang bersifat psikologis Di sini penderita maupun keluarganya dapat
berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater bersosialisasi dengan penderita kanker lain
mengikuti terapi musik atau sekedar bersantai dan beristirahat Bisa juga menitipkan
penderita kanker (selama jam kerja) jika pendamping atau keluarga yang merawatnya
ada keperluan lain(4)
Aspek medikolegal (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
812MenkesSKVII2007 tentang Kebijakan Perawatan Paliatif)
1 Informed consent pasien paham pengertian tujuan dan pelaksanaaan perawatan
paliatif (komunikasi) Setiap tindakan berisiko dilakukan informed consent Penerima
informasi pemberi persetujuan diutamakan pasien sendiri ( pasien kompeten) dan
saksi keluarga terdekat pasien tidak kompeten oleh keluarga terdekat atas nama
pasien Saat pasien kompeten tim mengusahakan memperoleh pesan pernyataan
pasien tentang hal yang harus atau boleh atau tidak boleh dilakukan terhadapnya pada
saat kompetensinya menurun atau pasien menunjuk wakilnya untuk membuat
keputusan saat ia tidak kompeten Pernyataan dibuat secara tertulis Pada keadaan
darurat untuk kepentingan pasien tim dapat melakukan tindakan kedokteran yang
diperlukan
2 Resusitasi tidak resusitasi pasien diinformasikan tentang hal ini pada saat mulai
perawatan paliatif Keputusan dibuat oleh pasien yang kompeten tim perawatan
paliatif Pasien yang kompeten memiliki hak untuk tidak menghendaki resusitasi
setelah memperoleh informasi yang adekuat dan dipahaminya Keluarga terdekat pada
dasarnya tidak boleh membuat keputusan tidak resusitasi kecuali sudah dipesankan
dalam pernyataan tertulis oleh pasien Tetapi dalam keadaan dan pertimbangan
17
tertentu permintaan tertulis oleh seluruh keluarga terdekat dapat dimintakan
penetapan pengadilan untuk pengesahannya Tim perawatan paliatif dapat membuat
keputusan unuk tidak melakukan resusitasi jika pasien dalam tahap terminal dan
tindakan resusitasi diketahui tidak akan menyembuhkan atau memperbaiki kualitas
hidupnya berdasarkan bukti ilmiah
3 Perawatan di ICU dalam menghadapi pasien terminal tim harus mengikuti pedoman
penentuan kematian batang otak dan penghentian peralatan life supporting
Menurut Prof R Sunaryadi Tejawinata dr SpTHT (K) FAAO
PGDPallMed (ECU) ndashKepala Pusat Pengembangan Paliatif amp Bebas Nyeri RSU Dr
Soetomo periode 1992-2006ndash salah satu aspek penting dalam perawatan paliatif adalah
kasih kepedulian ketulusan dan rasa syukur Begitu pentingnya aspek ini sampai
melebihi pentingnya penanganan nyeri yang mutlak harus dilakukan dalam perawatan
paliatif Masyarakat menganggap perawatan paliatif hanya untuk pasien dalam kondisi
terminal yang akan segera meninggal Namun konsep baru perawatan paliatif
menekankan pentingnya integrasi perawatan paliatif lebih dini agar masalah fisik
psikososial dan spiritual dapat diatasi dengan baik Perawatan paliatif adalah pelayanan
kesehatan yang bersifat holistik dan terintegrasi dengan melibatkan berbagai profesi
dengan dasar falsafah bahwa setiap pasien berhak mendapatkan perawatan terbaik sampai
akhir hayatnya(5)
Bagi seorang dokter butuh empati yang besar dan keterampilan khusus dalam
melakukan paliatif care Penyampaian kabar buruk (ketika pasien tidak bisa sembuh dan
harus dilakukan paliative care) pun harus ada etikanya jangan sampai ketika kita
menyampaikan kabar buruk tersebut menimbulkan Stres mendalam bagi pasien maupun
keluarganya yang berakibat semakin cepatnya proses kematian bagi pasien Terkadang
juga tindakan Euthanasia dilakukan jika tindakan Paliatif sudah dilakukan tapi pasien
masih sangat menderita Namun perlu dicatat Tindakan Euthanasia tidak semudah itu
dilakukan Banyak faktor yang harus dipertimbangkan (permintaan pasienpermintaan
keluargadasar hukumadat istiadat setempatagama dll)(6)
18
BAB V
KESIMPULAN
Bapak Arman dinyatakan mengalami kanker paru stadium lanjut yang sudah menjalar
ke otak Pada kasus seperti ini pengobatan lebih ditujukan kepada pengobatan secara paliatif
yang bertujuan untuk mengurangi penderitaan pasien meningkatkan kualitas hidupnya serta
memberikan support kepada keluarganya Selain itu dokter juga harus memberikan edukasi
dan pengertian kepada keluarga pasien mengenai resiko yang kemungkinan akan terjadi
apabila tetap dilakukan tindakan medis atau pengobatan dengan segala cara yaitu bisa saja
penderitaan pasien akan bertambah atau bahkan bisa sebabkan pasien meninggal Akan tetapi
sesuai dengan salah satu prinsip dasar bioetik dokter harus menghormati otonomi pasien dan
tetap menyerahkan keputusan yang terbaik sepenuhnya kepada pasien
19
DAFTAR PUSTAKA
1 Perawatan Paliatif Available at httpspiritiaoridDokskmenkes812707pdf
Accessed on July 20th 2011
2 Sampurna Budi Syamsu Zulhasmar Siswaja Tjetjep D Bioetik dan hukum
kedokteran Jakarta Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia 1997 p36-9
3 Perawatan Paliatif (Palliative care) Available at
httpdoktersyhurawordpresscomsistem-kesehatanperawatan-paliatif-palliative-
care Accessed on July 20th 2011
4 Perawatan Paliatif Available at httpwwwmedicaleracominfo_answerphp
thread=11209 Accessed on July 20th 2011
5 Perawatan Paliatif Kanker Available at
httprsudrsoetomojatimprovgoididindexphp Accessed on July 20th 2011
6 Perawatan Paliatif Available at httpwwwnews-medicalnethealthPalliative-Care-
What-is-Palliative-Care-28Indonesian29aspx Accessed on July 20th 2011
20
BAB II
LAPORAN KASUS
SESI 1
Bapak Arman (61 tahun) dan Ny Nani (60 tahun) sudah 35 tahun menikah Mereka
dikaruniai dua orang anak perempuan yang semuanya sudah berumah tangga dan
memberikan dua orang cucu Kondisi ekonomi keluarga Bapak Armand an Ny Nani cukup
baik memiliki dua perusahaan yang berjalan dengan baik Bapak Armand an Ny Nani cukup
dikenal dilingkungannya karena keduanya aktif dalam kegiatan social dan keagamaan
bahkan Bapak Arman menjadi salah satu donator tetap pada sebuah panti asuhan Walaupun
sebelumnya pak Arman adalah seorang perokok berat namun sudah sejak 5 tahun terakhir ini
berhenti total merokok dan aktif berolah raga Sejak satu tahun yll pak Arman kerap kali
merasa pusing dan sakit di daerah lehernya serta batuk-batuk Pemeriksaan oleh dokter di
kantornya dinyatakan tensinya 13080 mmHg jantung dan paru-parunya baik Pak Arman
diberi obat simptomatik biasa namun tidak ada perbaikan
Pak Arman lalu periksa ke dokter spesialis di klinik yang cukup besar Hasil
pemeriksaan menunjukan pak Arman menderita kanker paru-paru yang sudah bermetastase
ke tulang Dokter menganjurkan untuk dilakukan penyinaran dan kemoterapi Pak Arman dan
istrinya tidak 100 percaya pada hasil pemeriksaan dokter tadi dan menginginkan second
opinion di luar negeri Istrinya Ny Nani begitu terpukul mendengar keterangan dokter dan
merasa heran tidak mengerti mengapa Tuhan memberikan cobaan yang begitu berat
kepadanya Sambil menangis ia menyatakan bahwa ia belum siap bila ditinggal suaminya
untuk selamanya Sebaliknya bapak Arman tampak lebih tegar dan merasa yakin bahwa ini
adalah sapaam Tuhan dan Tuhan pasti punya rencana sendiri dengan memberikan penyakit
kepadanya
3
SESI 2
Bapak Arman dan NyNani ingin memperoleh second opinion lalu berangkatlah ke
luar negeri untuk berobat Hasil pemeriksaan medis di luar negeri menyatakan bahwa pak
Arman menderita kanker paru-paru stadium lanjut yang sudah bermetastase ke tulang-tulang
Beberapa ruas tulang vertebra servikalnya sudah begitu rapuh dan harus segera diatasi agar
tidak menjepit saraf-sarafnya Operasi perbaikan vertebra servikal berhasil baik Untuk
kankernya pak Arman harus menjalani pengobatan penyinaran dan kemoterapi Setelah
pengobatan selesai pak Arman dan istrinya pulang ke Jakarta Kondisi pak Arman tampak
ada kemajuan dan semangat hidupnya tetap tinggi
Sebulan kemudian pak Arman kembali ke luar negeri untuk kontrol penyakitnya
Hasilnya begitu menggembirakan Kanker parunya dinyatakan sudah hampir menghilang
Kemoterapi diteruskan dan kemudian pak Arman kembali lagi ke Jakarta Namun beberapa
minggu kemudian kondisi pak Arman justru mulai menurun ia menjadi kesulitan untuk
berjalan Bicaranya sangat pelan dan cenderung banyak tidur Bila makan dan minum pak
Arman selalu kesulitan menelan (keselak) Pak Arman secara drastis tampak sangat lemah
Saat kembali periksa ke luar negeri dokter menyatakan bahwa kankernya sudah menjalar ke
otak Dokter menyarankan agar pak Arman menjalani pengobatan paliatif saja NyNani tidak
setuju dengan saran dokter ia tetap minta agar dokter mau mengobati suaminya dengan
segala cara agar dapat disembuhkan
4
BAB III
PEMBAHASAN
Identitas Pasien
Nama Bpk Arman
Usia 61 tahun
Alamat -
Pekerjaan Pengusaha ekonomi cukup baik
Status Menikah
Masalah yang terdapat pada pasien ini adalah
1 Keluhan pusing sakit daerah leher batuk-batuk
2 Diberi pengobatan tidak membaik
3 Riwayat perokok berat
4 Didiagnosa kanker paru-paru yang sudah metastasis ke tulang
5 Sudah dalam stage terminal
Sakit menurut sudut pandang Bioetika
Sehat menurut WHO adalah sejahtera fisik mental social dan bukan hanya tidak
adanya penyakit atau keterbatasan Merasa sehat atau sakit amat tergantung pada persepsi
manusia tidak semata-mata ada atau tidaknya penyakit
Sakit dari sudut pandang agama
1 Islam
Pandangan agama Islam sakit merupakan ujian iman sebagaimana dijelaskan
dalam Surat Al Anbiya ayat 35
5
ldquoTiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati Kami akan menguji kamu dengan
keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya) Dan hanya kepada
kamilah kamu dikembalikanrdquo
Sikap dalam menghadapi penyakit a Ikhlas dan sabar (QS 2 153 QS 2 155 QS 39
10)
b Berdoa (QS 40 60)
c Berobat pada ahlinya tidak menggunakan hal ndash hal yang haram diperbolehkan
dengan pengobatan Ruqiyah
d Tidak keluar dari daerah wabah
e Tidak mengunjungi orang sehat bila berpenyakit menular
f Bertawakal (QS 8 2)
2 Kristen
Dari sudut pandang agama kristen sakit penyakit disebabkan terutama karena
dosa Sakit penyakit semua atas seijin Tuhan dan didalam kontrol Tuhan contoh
dalam kisah Ayub Roma 828
ldquoKita tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk
mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia yaitu bagi mereka yang
terpanggil sesuai dengan rencana Allahrdquo
3 Hindu
Pandangan agama hindu menyatakan bahwa sakit ialah ketidakseimbangan
antara tiga unsur yaitu wayu (udara) teja (api) dan apah (air) yang disebut tridosa
Hal ini diungkapkan pula pada Ayur Weda ldquoBahwa yang menyebabkan seseorang
sakit adalah tidak adanya harmoni pada diri perseorangan dalam hubungannya dengan
lingkungan luarnya dan obat adalah alat untuk mengembalikan harmoni inirdquo
4 Buddha
Menurut agama Buddha sakit merupakan corak kehidupan yaitu perasaan
subyektif yang tidak menyenangkan
Berdasarkan Dhammapada 147 ldquoLihatlah tubuh yang indah banyak orang
yang menganggapnya sangat berharga dan dirawat dengan sungguh-sungguh tetapi
sesungguhnya tubuh ini tidaklah kekal penuh luka ditopang oleh sekumpulan tulang
dan mudah sekali terserang penyakitrdquo
6
Sakit parah sakit yang berat terdapat kerusakan satu atau organ tubuh atau
lebih yang sukar untuk dipulihkan lagi dan terdapat kerusakan sistem yang sulit
untuk dikoreksi
Manfaat pasien sakit parah memberikan kesempatan kepada keluarga untuk
mewujudkan rasa cinta kasih dan kasih sayang terhadap si sakit lalu mengembangkan
empati melakukan perawatan paliatif sesuai dengan kemampuan finansial kondisi
sakit penderita dan harapan hidup
5 Katolik
Dalam pandangan agama katolik sakit merupakan konsekuensi logis manusia
sebagai makhluk yang memiliki tubuh Dan menyebabkan manusia sakit adalah
manusia itu sendiri karena kelalaian manusia menjaga tubuh Pandangan tersebut
dilandasi oleh pemahaman tentang eksistensi Allah atau Tuhan sebagai Mahabaik
Oleh karena itu segala sesuatu yang tidak baik tidak berasal dari Allah Allah adalah
cinta kasih (I Yoh 4 816) Bukan Tuhan yang menyebabkan manusia sakit tetapi
karena kelalaian manusia
Sakit menurut Hukum
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan BAB I
Pasal 1
1 Kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik mental spiritual maupun social
yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara social dan
ekonomi
Penolakan tindakan medis dan second opinion
Berdasarkan prinsip dasar bioetika yang menghormati otonomi pasien maka pasien
berhak menolak tindakan medis yang akan dilakukan dan berhak untuk meminta second
opinion
Menurut undang-undang nomor 24 tahun 2004 pasal 52
Pasien dalam menerima pelayanan dan praktik kedokteran mempunyai hak
7
a Mendapat penjelasan secara lengkap tenteang tindakan medis
b Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain
c Mendapat pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis
d Menolak tindakan medis dan
e Mendapatkan isi rekam medis
Kematian menurut pandangan agama
1 Buddha
Definisi kematian menurut Buddha adalah seseorang dapat dikatakan mati
apabila kesadaran ajal (cuticitta) telah muncul dalam dirinya Begitu muncul sesaat
kesadaran ajal akan langsung padam Kepadaman kesadaran ajal merupakan `the
point of no returnrsquo bagi suatu makhluk dalam kehidupan ini Pada nsure-unsur
jasmaniah kematian ditandai dengan terputusnya kemampuan hidup (jicircvitindriya)
Kematian mutlak yang merupakan keterputusan daur penderitaan para
Arahanta Kematian pada dasarnya diakibatkan oleh empat macam sebab yaitu
karena habisnya usia (acircyukkhaya) karena habisnya akibat perbuatan penyebab
kelahiran serta perbuatan pendukung (kammakkhaya)(2) karena habisnya usia serta
akibat perbuatan (ubhayakkhaya) karena terputus oleh kecelakaan bencana atau
malapetaka (upacchedaka)
Menurut Buddha setiap kelahiran pasti diakhiri dengan kematian (sabbe
sankhara anicca)
2 Katolik
Dalam KGK 1013 dikatakan ldquoKematian adalah titik akhir peziarahan manusia
di dunia titik akhir dari masa rahmat dan be1as kasihan yang Allah berikan
kepadanya supaya melewati kehidupan dunia ini sesuai dengan rencana Allah dan
dengan demikian menentukan nasibnya yang terakhirrdquo
8
Sebenarnya Allah Pencipta menentukan supaya manusia tidak mati Namun
dosa telah membuat manusia harus mengakhiri hidupnya dengan kematian Dengan
demikian kematian sebenarnya bertentangan dengan maksud Allah Pencipta (KGK
1008) Selanjutnya KGK 108 menyatakan ldquoMagisterium Gereja mengajarkan bahwa
kematian telah masuk ke dalam dunia karena manusia telah berdosa Walaupun
manusia mempunyai kodrat yang dapat mati namun Pencipta menentukan supaya ia
tidak mati Dengan demikian kematian bertentangan dengan keputusan Allah
Pencipta Kematian masuk ke dunia sebagai akibat dosa ldquoKematian badan yang
dapat dihindari seandainya manusia tidak berdosardquo (GS 18) adalah ldquomusuh terakhirrdquo
manusia yang harus dikalahkanrdquo
3 Kristen
Menurut Kristen kematian bukanlah termasuk ciptaan Allah tetapi merupakan
hasil dari dosa manusia yang berontak terhadap sang pencipta
Kejadian 319 ldquodengan berpeluh engkau akan mencari makananmu sampai
engkau kembali lagi menjadi tanah karena dari situlah engkau diambil sebab engkau
debu dan engkau akan kembali menjadi deburdquoPengkhotbah 127 ldquoDan debu kembali
menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang
mengaruniakannyardquo
4 Islam
Menurut islam sesungguhnya semua makhluk hidup pada akhirnya akan mati
dan manusia pada dasar diciptakan dari benda mati
Dalam surat Al-Baqarah 28 dijelaskan
ldquoMengapa kamu kafir kepada Allah padahal kamu tadinya mati lalu Allah
menghidupkan kamu kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali
kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikanrdquo
Surat Al-Baqarah 36
ldquoDan untukmu tempat tinggal diatas bumi dan kesenangan hingga waktu yang
ditentukanrdquo
5 Hindu
9
Menurut Hindu kematian tak ubahnya seperti orang yang berganti pakaian
dan pitra yagna sebagai proses kembalinya panca maha bhuta serta cerminan bakti
anak terhadap orang tua
Pada skenario sesi 2 didapatkan data bahwa bapak Arman dan NyNani ingin
memperoleh second opinion ke luar negeri untuk mengobati penyakit bapak Arman Pada
hasil pemeriksaan medis di luar negeri menyatakan bahwa pak Arman menderita kanker
paru-paru stadium lanjut yang sudah bermetastase ke tulang-tulang dan membutuhkan
operasi perbaikan pada beberapa ruas tulang vertebra servikalnya agar tidak menjepit saraf-
sarafnya Setelah dilakukan operasi perbaikan vertebra servikal oleh dokter luar negeri
hasilnya berhasil baik Ketika pak Arman kembali ke luar negeri untuk kontrol penyakitnya
kanker parunya dinyatakan sudah hampir menghilang namun beberapa minggu kemudian
kondisi pak Arman justru mulai menurun Saat kembali periksa ke luar negeri dokter
menyatakan bahwa kankernya sudah menjalar ke otak Dokter menyarankan agar pak Arman
menjalani pengobatan paliatif saja
Dari segi medis saran dokter luar negeri agar melakukan pengobatan paliatif saja
sudah dianggap benar
Dari segi bioetik dokter Indonesia telah memenuhi salah satu dari prinsip dasar
bioetika yaitu menghormati otonomi pasien untuk mendapatkan second opinion ke luar
negeri Sedangkan dokter luar negeri juga telah memenuhi dua prinsip dasar bioetika yaitu
prinsip berbuat baik (beneficence) serta prinsip tidak merugikan (non maleficence) Ketika
penyakit kanker pak Arman dinyatakan sudah menjalar ke otak dokter seharusnya
memberikan penjelasan dengan benar bahwa pilihan pengobatan pada pasien stadium
terminal seperti pak Arman adalah dengan pengobatan paliatif atau tidak diterapi sama sekali
Selain itu dokter hendaknya memberikan edukasi mengenai resiko yang kemungkinan akan
terjadi apabila tetap dilakukan tindakan medis atau pengobatan dengan segala cara yaitu bisa
saja penderitaan pasien akan bertambah atau bahkan bisa sebabkan pasien meninggal
Keputusan dokter untuk memberikan perawatan paliatif sudah benar didasarkan bukan hanya
dari kualitas hidup pasien tetapi juga atas dasar indikasi medis Akan tetapi dokter juga harus
menyadari bahwa semua keputusan yang terbaik ada pada pasien
Dari segi hukum dokter yang menangani pak Arman berhak mendapatkan
perlindungan hukum karena sudah menangani pasien sesuai dengan standar profesi dan
10
standar prosedur operasional Hal ini sesuai dengan Pasal 50 UU 292004 tentang praktik
kedokteran yang berisi Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran
mempunyai hak memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai
dengan standar profesi dan standar prosedur operasional serta memberikan pelayanan medis
menurut standar profesi dan standar prosedur operasional
Sikap dokter dalam menangani pasien dengan penyakit pada stadium terminal
1 Bioetika salah satu tujuan ilmu kedokteran adalah mencegah kematian
yang belum saatnya Bila sudah saatnya meninggal Ilmu Kedoktern tidak
bias memperpanjang umur tugasnya adalah mengantar agar pasien bias
meninggal dengan damai Pilihan bagi pasien yang sedang sekarat adalah
terapi paliatif dan no treatment
2 Hukum Tujuan Ilmu Kedokteran mencegah menyembuhkan sakit
meringankan penderitaan mendampingi pasien selama perawatan dan saat ndash
saat menjelang ajal Pada pasien stadium terminal secara medis belum ada
obat yang bisa manyembuhkan umumnya terjadi pada pasien yang
menjelang ajal
3 Agama Buddha terus memberikan perawatan dan terapi dengan sebaik-
baiknya Pembacaan Paritta ndash Paritta suci dengan harapan kamma baiknya
segera berbuah lalu meninggal dunia (karena fisiknya tidak dapat
dipergunakan lagi untuk hidup) dan terlahir kembali ke alam yang lebih
baik Berdasarkan ajaran agama Buddha bahwa sakit bukan merupakan hal
yang kebetulan namun merupakan akibat dari berbuahnya perbuatan buruk
di masa lalu
4 Agama Islam adab seorang dokter terhadap pasien adalah hubungan
pribadi dengan Allah dan hubungan antar manusia Memposisikan kaidah ndash
kaidah Fiqih kedokteran terutama sikap dokter dalam mengambil tindakan
medis terhadap pasiennya
Kaidah ndash kaidah Fiqih kedokteran
1 Hukum asal segala sesuatu yang bermanfaat adalah diperbolehkan
11
2 Hukum asal segala sesuatu yang membahayakan adalah haram
3 Tidak boleh melakukan perbuatan yang berbahaya dan membahayakan
4 Kemadhratan sebisa mungkin dihilangkan
5 Madharat itu tidak ada istilah kadaluarsa
6 Kemadharatan itu tidak boleh dihilangkan dengan kemadharatan yang sama
7 Kemadharatan yang lebih berat dihilangkan dengan kemadharatan yang lebih ringan
8 Apabila ada dua kerusakan maka diambil kerusakan yang lebih ringan
9 Kemadharatan khusus bisa diambil demi menolak kemadharatan umum
10 Menolak kerusakan lebih diprioritaskan daripada mendatangkan kemashlahatan
11 Kesulitan itu menarik kepada kemudahan
12 Suatu masalah apabila sempit maka menjadi luas
13 Keterpaksaan itu membolehkan yang terlarang
14 Sesuatu yang dibolehkan karena udzur maka kebolehan itu menjadi batal jika udzurnya sudah hilang
15 Apabila sesuatu menghalangi itu hilang maka yang terhalangpun kembali
16 Kterpaksaan itu tidak menggunakan hak orang lain
17 Tidak diperbolehkan menggunakan milik orang lain kecuali dengan seizinnya
18 Kebolehan yang bersifat SyarrsquoI menggugurkan jaminan
19 Kebutuhan menempati posisi darurat baik bersifat umum maupun bersifat khusus
20 Kebijakan pemimpin atas rakyat harus didasarkan pada kemaslahatan
5 Agama Kristen obati kondisi tersebut kecuali pasien yang menolak
diperbolehkan menggunakan terapi yang memberikan kenyamanan bagi
pasien dan butuh waktu lebih singkat Prinsipnya adalah holistic care
memandang manusia bukan sebagai objek materi tidak hanya
penyembuhan etiologi medisnya saja
12
6 Agama katholik dalam menghadapi pasien yang sakit parah harus
diupayakan dengan sebaik ndash baiknya Manusia hanya bisa berusahan tapi
Tuhan yang menentukan hidup mati
7 Agama Hindu Dokter hendaknya dapat melaksanakan komunikasi yang
baik dengan pasien terutama mengenai soal penyakit dan pengobatan
Dokter hendaknya selalu berpedoman kepada Etika Profesi Medis sumpah
dokter Dalam melaksanakan tugas Bhagawad Gita Bab II sloka 47 kiranya
dapat pula dijadikan pedoman yang isinya sebagai berikut ldquoHanya pada
pelaksanaan engkau mempunyai hak dan tidak sama sekali pada hasilnya
Janganlah hasil dari pekerjaan itu menjadi alasanmu pun juga janganlah
membiarkan dirimu untuk tidak melaksanakan suatu pekerjaan apapun
13
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
Perawatan Paliatif
Perawatan paliatif (dari bahasa Latinpalliareuntuk jubah) adalah pendekatan yang
bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah yang
berhubungan dengan penyakit yang dapat mengancam jiwa melalui pencegahan dan
peniadaan melalui identifikasi dini dan penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan
masalah-masalah lain fisik psikososial dan spiritual (WHO 2002) Tujuannya untuk
mengurangi penderitaan pasien memperpanjang umurnya meningkatkan kualitas hidupnya
juga memberikan support kepada keluarganya Meski pada akhirnya pasien meninggal yang
terpenting sebelum meninggal dia sudah siap secara psikologis dan spiritual serta tidak stres
menghadapi penyakit yang dideritanya Jadi tujuan utama perawatan paliatif bukan untuk
menyembuhkan penyakit Dan yang ditangani bukan hanya penderita tetapi juga
keluarganya
Dulu perawatan ini hanya diberikan kepada pasien kanker yang secara medis sudah
tidak dapat disembuhkan lagi tetapi kini diberikan pada semua stadium kanker bahkan juga
pada penderita penyakit-penyakit lain yang mengancam kehidupan seperti HIVAIDS dan
berbagai kelainan yang bersifat kronis(2)
Prinsip-prinsip perawatan paliatif
1 Menghargai setiap kehidupan
2 Menganggap kematian sebagai proses yang normal
3 Tidak mempercepat atau menunda kematian
4 Menghargai keinginan pasien dalam mengambil keputusan
5 Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang menganggu
6 Mengintegrasikan aspek psikologis sosial dan spiritual dalam perawatan pasien dan
keluarga
7 Menghindari tindakan medis yang sia-sia(1)
14
8 Memberikan dukungan yang diperlukan agar pasien tetap aktif sesuai dengan
kondisinya sampai akhir hayat
9 Memberikan dukungan kepada keluarga dalam masa duka cita
Sasaran kebijakan pelayanan paliatif
1 Seluruh pasien (dewasa dan anak) dan anggota keluarga lingkungan yang
memerlukan perawatan paliatif di mana pun pasien berada di seluruh Indonesia
2 Pelaksana perawatan paliatif dokter perawat tenaga kesehatan lainnya dan tenaga
terkait lainnya
3 Institusi-institusi terkait misalnya
a Dinas kesehatan propinsi dan dinas kesehatan kabupatenkota
b Rumah Sakit pemerintah dan swasta
c Puskesmas
d Rumah perawatanhospis
e Fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta lain(1)
Lingkup kegiatan perawatan paliatif
1 Jenis kegiatan perawatan paliatif meliputi
1048707 Penatalaksanaan nyeri
1048707 Penatalaksanaan keluhan fisik lain
1048707 Asuhan keperawatan
1048707 Dukungan psikologis
1048707 Dukungan sosial
1048707 Dukungan kultural dan spiritual
1048707 Dukungan persiapan dan selama masa dukacita (bereavement)
2 Perawatan paliatif dilakukan melalui rawat inap rawat jalan dan kunjunganrawat
rumah(1)
Sumber daya manusia
1 Pelaksana perawatan paliatif adalah tenaga kesehatan pekerja sosial
rohaniawan keluargarelawan
2 Kriteria pelaksana perawatan paliatif adalah telah mengikuti
pendidikanpelatihan perawatanpaliatif dan telah mendapat sertifikat
3 Pelatihan
15
a Modul pelatihan Penyusunan modul pelatihan dilakukan dengan kerjasama
antara para pakarperawatan paliatif dengan Departemen Kesehatan (Badan
Pembinaan dan PengembanganSumber Daya Manusia dan Direktorat Jenderal
Bina Pelayanan Medik) Modul-modul tersebutterdiri dari modul untuk dokter
modul untuk perawat modul untuk tenaga kesehatan lainnyamodul untuk tenaga
non medis
b Pelatih Pakar perawatan paliatif dari RS Pendidikan dan Fakultas Kedokteran
c Sertifikasi dari Departemen Kesehatan cq Pusat Pelatihan dan Pendidikan
Badan PPSDMPada tahap pertama dilakukan sertifikasi pemutihan untuk
pelaksana perawatan paliatif di 5(lima) propinsi yaitu Jakarta Yogyakarta
Surabaya Denpasar Makasar Pada tahapselanjutnya sertifikasi diberikan setelah
mengikuti pelatihan
4 Pendidikan Pendidikan formal spesialis paliatif (ilmu kedokteran paliatif ilmu
keperawatan paliatif)(1)
Tempat perawatan paliatif
Tempat untuk melakukan perawatan paliatif adalah
a Rumah sakit Untuk pasien yang harus mendapatkan perawatan yang
memerlukan pengawasan ketat tindakan khusus atau peralatan khusus
b Puskesmas Untuk pasien yang memerlukan pelayanan rawat jalan
c Rumah singgahpanti (hospis) Untuk pasien yang tidak memerlukan
pengawasan ketat tindakan khusus atau peralatan khusus tetapi belum dapat
dirawat di rumah karena masih memerlukan pengawasan tenaga kesehatan
d Rumah pasien Untuk pasien yang tidak memerlukan pengawasan ketat
tindakan khusus atau peralatan khusus atau ketrampilan perawatan yang tidak
mungkin dilakukan oleh keluarga(3)
Jenis-jenis p erawatan paliatif
1 Home Care
Dilakukan dengan melakukan kunjungan ke rumah-rumah penderita terutama yang
karena alasan-alasan tertentu tidak dapat datang ke rumah sakit Kunjungan dilakukan
oleh tim yang terdiri atas dokter paliatif psikiater perawat dan relawan untuk memantau
dan memberikan solusi atas masalah-masalah yang dialami penderita kanker dan
16
keluarganya bukan hanya menyangkut masalah medisbiologis tetapi juga masalah
psikis sosial dan spiritual Perawatan paliatif membolehkan pasien di rawat di rumah
didampingi keluarga tercinta Saat di rawat di rumah pasien biasanya akan merasa lebih
nyaman dan bisa membantu meringankan beban dan pikiran sehingga lebih siap
menghadapi penyakitnya
2 Day Care
Merupakan layanan untuk tindakan medis yang tidak memerlukan rawat inap misalnya
perawatan luka kemoterapi dsb
3 Respite Care
Merupakan layanan yang bersifat psikologis Di sini penderita maupun keluarganya dapat
berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater bersosialisasi dengan penderita kanker lain
mengikuti terapi musik atau sekedar bersantai dan beristirahat Bisa juga menitipkan
penderita kanker (selama jam kerja) jika pendamping atau keluarga yang merawatnya
ada keperluan lain(4)
Aspek medikolegal (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
812MenkesSKVII2007 tentang Kebijakan Perawatan Paliatif)
1 Informed consent pasien paham pengertian tujuan dan pelaksanaaan perawatan
paliatif (komunikasi) Setiap tindakan berisiko dilakukan informed consent Penerima
informasi pemberi persetujuan diutamakan pasien sendiri ( pasien kompeten) dan
saksi keluarga terdekat pasien tidak kompeten oleh keluarga terdekat atas nama
pasien Saat pasien kompeten tim mengusahakan memperoleh pesan pernyataan
pasien tentang hal yang harus atau boleh atau tidak boleh dilakukan terhadapnya pada
saat kompetensinya menurun atau pasien menunjuk wakilnya untuk membuat
keputusan saat ia tidak kompeten Pernyataan dibuat secara tertulis Pada keadaan
darurat untuk kepentingan pasien tim dapat melakukan tindakan kedokteran yang
diperlukan
2 Resusitasi tidak resusitasi pasien diinformasikan tentang hal ini pada saat mulai
perawatan paliatif Keputusan dibuat oleh pasien yang kompeten tim perawatan
paliatif Pasien yang kompeten memiliki hak untuk tidak menghendaki resusitasi
setelah memperoleh informasi yang adekuat dan dipahaminya Keluarga terdekat pada
dasarnya tidak boleh membuat keputusan tidak resusitasi kecuali sudah dipesankan
dalam pernyataan tertulis oleh pasien Tetapi dalam keadaan dan pertimbangan
17
tertentu permintaan tertulis oleh seluruh keluarga terdekat dapat dimintakan
penetapan pengadilan untuk pengesahannya Tim perawatan paliatif dapat membuat
keputusan unuk tidak melakukan resusitasi jika pasien dalam tahap terminal dan
tindakan resusitasi diketahui tidak akan menyembuhkan atau memperbaiki kualitas
hidupnya berdasarkan bukti ilmiah
3 Perawatan di ICU dalam menghadapi pasien terminal tim harus mengikuti pedoman
penentuan kematian batang otak dan penghentian peralatan life supporting
Menurut Prof R Sunaryadi Tejawinata dr SpTHT (K) FAAO
PGDPallMed (ECU) ndashKepala Pusat Pengembangan Paliatif amp Bebas Nyeri RSU Dr
Soetomo periode 1992-2006ndash salah satu aspek penting dalam perawatan paliatif adalah
kasih kepedulian ketulusan dan rasa syukur Begitu pentingnya aspek ini sampai
melebihi pentingnya penanganan nyeri yang mutlak harus dilakukan dalam perawatan
paliatif Masyarakat menganggap perawatan paliatif hanya untuk pasien dalam kondisi
terminal yang akan segera meninggal Namun konsep baru perawatan paliatif
menekankan pentingnya integrasi perawatan paliatif lebih dini agar masalah fisik
psikososial dan spiritual dapat diatasi dengan baik Perawatan paliatif adalah pelayanan
kesehatan yang bersifat holistik dan terintegrasi dengan melibatkan berbagai profesi
dengan dasar falsafah bahwa setiap pasien berhak mendapatkan perawatan terbaik sampai
akhir hayatnya(5)
Bagi seorang dokter butuh empati yang besar dan keterampilan khusus dalam
melakukan paliatif care Penyampaian kabar buruk (ketika pasien tidak bisa sembuh dan
harus dilakukan paliative care) pun harus ada etikanya jangan sampai ketika kita
menyampaikan kabar buruk tersebut menimbulkan Stres mendalam bagi pasien maupun
keluarganya yang berakibat semakin cepatnya proses kematian bagi pasien Terkadang
juga tindakan Euthanasia dilakukan jika tindakan Paliatif sudah dilakukan tapi pasien
masih sangat menderita Namun perlu dicatat Tindakan Euthanasia tidak semudah itu
dilakukan Banyak faktor yang harus dipertimbangkan (permintaan pasienpermintaan
keluargadasar hukumadat istiadat setempatagama dll)(6)
18
BAB V
KESIMPULAN
Bapak Arman dinyatakan mengalami kanker paru stadium lanjut yang sudah menjalar
ke otak Pada kasus seperti ini pengobatan lebih ditujukan kepada pengobatan secara paliatif
yang bertujuan untuk mengurangi penderitaan pasien meningkatkan kualitas hidupnya serta
memberikan support kepada keluarganya Selain itu dokter juga harus memberikan edukasi
dan pengertian kepada keluarga pasien mengenai resiko yang kemungkinan akan terjadi
apabila tetap dilakukan tindakan medis atau pengobatan dengan segala cara yaitu bisa saja
penderitaan pasien akan bertambah atau bahkan bisa sebabkan pasien meninggal Akan tetapi
sesuai dengan salah satu prinsip dasar bioetik dokter harus menghormati otonomi pasien dan
tetap menyerahkan keputusan yang terbaik sepenuhnya kepada pasien
19
DAFTAR PUSTAKA
1 Perawatan Paliatif Available at httpspiritiaoridDokskmenkes812707pdf
Accessed on July 20th 2011
2 Sampurna Budi Syamsu Zulhasmar Siswaja Tjetjep D Bioetik dan hukum
kedokteran Jakarta Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia 1997 p36-9
3 Perawatan Paliatif (Palliative care) Available at
httpdoktersyhurawordpresscomsistem-kesehatanperawatan-paliatif-palliative-
care Accessed on July 20th 2011
4 Perawatan Paliatif Available at httpwwwmedicaleracominfo_answerphp
thread=11209 Accessed on July 20th 2011
5 Perawatan Paliatif Kanker Available at
httprsudrsoetomojatimprovgoididindexphp Accessed on July 20th 2011
6 Perawatan Paliatif Available at httpwwwnews-medicalnethealthPalliative-Care-
What-is-Palliative-Care-28Indonesian29aspx Accessed on July 20th 2011
20
SESI 2
Bapak Arman dan NyNani ingin memperoleh second opinion lalu berangkatlah ke
luar negeri untuk berobat Hasil pemeriksaan medis di luar negeri menyatakan bahwa pak
Arman menderita kanker paru-paru stadium lanjut yang sudah bermetastase ke tulang-tulang
Beberapa ruas tulang vertebra servikalnya sudah begitu rapuh dan harus segera diatasi agar
tidak menjepit saraf-sarafnya Operasi perbaikan vertebra servikal berhasil baik Untuk
kankernya pak Arman harus menjalani pengobatan penyinaran dan kemoterapi Setelah
pengobatan selesai pak Arman dan istrinya pulang ke Jakarta Kondisi pak Arman tampak
ada kemajuan dan semangat hidupnya tetap tinggi
Sebulan kemudian pak Arman kembali ke luar negeri untuk kontrol penyakitnya
Hasilnya begitu menggembirakan Kanker parunya dinyatakan sudah hampir menghilang
Kemoterapi diteruskan dan kemudian pak Arman kembali lagi ke Jakarta Namun beberapa
minggu kemudian kondisi pak Arman justru mulai menurun ia menjadi kesulitan untuk
berjalan Bicaranya sangat pelan dan cenderung banyak tidur Bila makan dan minum pak
Arman selalu kesulitan menelan (keselak) Pak Arman secara drastis tampak sangat lemah
Saat kembali periksa ke luar negeri dokter menyatakan bahwa kankernya sudah menjalar ke
otak Dokter menyarankan agar pak Arman menjalani pengobatan paliatif saja NyNani tidak
setuju dengan saran dokter ia tetap minta agar dokter mau mengobati suaminya dengan
segala cara agar dapat disembuhkan
4
BAB III
PEMBAHASAN
Identitas Pasien
Nama Bpk Arman
Usia 61 tahun
Alamat -
Pekerjaan Pengusaha ekonomi cukup baik
Status Menikah
Masalah yang terdapat pada pasien ini adalah
1 Keluhan pusing sakit daerah leher batuk-batuk
2 Diberi pengobatan tidak membaik
3 Riwayat perokok berat
4 Didiagnosa kanker paru-paru yang sudah metastasis ke tulang
5 Sudah dalam stage terminal
Sakit menurut sudut pandang Bioetika
Sehat menurut WHO adalah sejahtera fisik mental social dan bukan hanya tidak
adanya penyakit atau keterbatasan Merasa sehat atau sakit amat tergantung pada persepsi
manusia tidak semata-mata ada atau tidaknya penyakit
Sakit dari sudut pandang agama
1 Islam
Pandangan agama Islam sakit merupakan ujian iman sebagaimana dijelaskan
dalam Surat Al Anbiya ayat 35
5
ldquoTiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati Kami akan menguji kamu dengan
keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya) Dan hanya kepada
kamilah kamu dikembalikanrdquo
Sikap dalam menghadapi penyakit a Ikhlas dan sabar (QS 2 153 QS 2 155 QS 39
10)
b Berdoa (QS 40 60)
c Berobat pada ahlinya tidak menggunakan hal ndash hal yang haram diperbolehkan
dengan pengobatan Ruqiyah
d Tidak keluar dari daerah wabah
e Tidak mengunjungi orang sehat bila berpenyakit menular
f Bertawakal (QS 8 2)
2 Kristen
Dari sudut pandang agama kristen sakit penyakit disebabkan terutama karena
dosa Sakit penyakit semua atas seijin Tuhan dan didalam kontrol Tuhan contoh
dalam kisah Ayub Roma 828
ldquoKita tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk
mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia yaitu bagi mereka yang
terpanggil sesuai dengan rencana Allahrdquo
3 Hindu
Pandangan agama hindu menyatakan bahwa sakit ialah ketidakseimbangan
antara tiga unsur yaitu wayu (udara) teja (api) dan apah (air) yang disebut tridosa
Hal ini diungkapkan pula pada Ayur Weda ldquoBahwa yang menyebabkan seseorang
sakit adalah tidak adanya harmoni pada diri perseorangan dalam hubungannya dengan
lingkungan luarnya dan obat adalah alat untuk mengembalikan harmoni inirdquo
4 Buddha
Menurut agama Buddha sakit merupakan corak kehidupan yaitu perasaan
subyektif yang tidak menyenangkan
Berdasarkan Dhammapada 147 ldquoLihatlah tubuh yang indah banyak orang
yang menganggapnya sangat berharga dan dirawat dengan sungguh-sungguh tetapi
sesungguhnya tubuh ini tidaklah kekal penuh luka ditopang oleh sekumpulan tulang
dan mudah sekali terserang penyakitrdquo
6
Sakit parah sakit yang berat terdapat kerusakan satu atau organ tubuh atau
lebih yang sukar untuk dipulihkan lagi dan terdapat kerusakan sistem yang sulit
untuk dikoreksi
Manfaat pasien sakit parah memberikan kesempatan kepada keluarga untuk
mewujudkan rasa cinta kasih dan kasih sayang terhadap si sakit lalu mengembangkan
empati melakukan perawatan paliatif sesuai dengan kemampuan finansial kondisi
sakit penderita dan harapan hidup
5 Katolik
Dalam pandangan agama katolik sakit merupakan konsekuensi logis manusia
sebagai makhluk yang memiliki tubuh Dan menyebabkan manusia sakit adalah
manusia itu sendiri karena kelalaian manusia menjaga tubuh Pandangan tersebut
dilandasi oleh pemahaman tentang eksistensi Allah atau Tuhan sebagai Mahabaik
Oleh karena itu segala sesuatu yang tidak baik tidak berasal dari Allah Allah adalah
cinta kasih (I Yoh 4 816) Bukan Tuhan yang menyebabkan manusia sakit tetapi
karena kelalaian manusia
Sakit menurut Hukum
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan BAB I
Pasal 1
1 Kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik mental spiritual maupun social
yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara social dan
ekonomi
Penolakan tindakan medis dan second opinion
Berdasarkan prinsip dasar bioetika yang menghormati otonomi pasien maka pasien
berhak menolak tindakan medis yang akan dilakukan dan berhak untuk meminta second
opinion
Menurut undang-undang nomor 24 tahun 2004 pasal 52
Pasien dalam menerima pelayanan dan praktik kedokteran mempunyai hak
7
a Mendapat penjelasan secara lengkap tenteang tindakan medis
b Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain
c Mendapat pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis
d Menolak tindakan medis dan
e Mendapatkan isi rekam medis
Kematian menurut pandangan agama
1 Buddha
Definisi kematian menurut Buddha adalah seseorang dapat dikatakan mati
apabila kesadaran ajal (cuticitta) telah muncul dalam dirinya Begitu muncul sesaat
kesadaran ajal akan langsung padam Kepadaman kesadaran ajal merupakan `the
point of no returnrsquo bagi suatu makhluk dalam kehidupan ini Pada nsure-unsur
jasmaniah kematian ditandai dengan terputusnya kemampuan hidup (jicircvitindriya)
Kematian mutlak yang merupakan keterputusan daur penderitaan para
Arahanta Kematian pada dasarnya diakibatkan oleh empat macam sebab yaitu
karena habisnya usia (acircyukkhaya) karena habisnya akibat perbuatan penyebab
kelahiran serta perbuatan pendukung (kammakkhaya)(2) karena habisnya usia serta
akibat perbuatan (ubhayakkhaya) karena terputus oleh kecelakaan bencana atau
malapetaka (upacchedaka)
Menurut Buddha setiap kelahiran pasti diakhiri dengan kematian (sabbe
sankhara anicca)
2 Katolik
Dalam KGK 1013 dikatakan ldquoKematian adalah titik akhir peziarahan manusia
di dunia titik akhir dari masa rahmat dan be1as kasihan yang Allah berikan
kepadanya supaya melewati kehidupan dunia ini sesuai dengan rencana Allah dan
dengan demikian menentukan nasibnya yang terakhirrdquo
8
Sebenarnya Allah Pencipta menentukan supaya manusia tidak mati Namun
dosa telah membuat manusia harus mengakhiri hidupnya dengan kematian Dengan
demikian kematian sebenarnya bertentangan dengan maksud Allah Pencipta (KGK
1008) Selanjutnya KGK 108 menyatakan ldquoMagisterium Gereja mengajarkan bahwa
kematian telah masuk ke dalam dunia karena manusia telah berdosa Walaupun
manusia mempunyai kodrat yang dapat mati namun Pencipta menentukan supaya ia
tidak mati Dengan demikian kematian bertentangan dengan keputusan Allah
Pencipta Kematian masuk ke dunia sebagai akibat dosa ldquoKematian badan yang
dapat dihindari seandainya manusia tidak berdosardquo (GS 18) adalah ldquomusuh terakhirrdquo
manusia yang harus dikalahkanrdquo
3 Kristen
Menurut Kristen kematian bukanlah termasuk ciptaan Allah tetapi merupakan
hasil dari dosa manusia yang berontak terhadap sang pencipta
Kejadian 319 ldquodengan berpeluh engkau akan mencari makananmu sampai
engkau kembali lagi menjadi tanah karena dari situlah engkau diambil sebab engkau
debu dan engkau akan kembali menjadi deburdquoPengkhotbah 127 ldquoDan debu kembali
menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang
mengaruniakannyardquo
4 Islam
Menurut islam sesungguhnya semua makhluk hidup pada akhirnya akan mati
dan manusia pada dasar diciptakan dari benda mati
Dalam surat Al-Baqarah 28 dijelaskan
ldquoMengapa kamu kafir kepada Allah padahal kamu tadinya mati lalu Allah
menghidupkan kamu kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali
kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikanrdquo
Surat Al-Baqarah 36
ldquoDan untukmu tempat tinggal diatas bumi dan kesenangan hingga waktu yang
ditentukanrdquo
5 Hindu
9
Menurut Hindu kematian tak ubahnya seperti orang yang berganti pakaian
dan pitra yagna sebagai proses kembalinya panca maha bhuta serta cerminan bakti
anak terhadap orang tua
Pada skenario sesi 2 didapatkan data bahwa bapak Arman dan NyNani ingin
memperoleh second opinion ke luar negeri untuk mengobati penyakit bapak Arman Pada
hasil pemeriksaan medis di luar negeri menyatakan bahwa pak Arman menderita kanker
paru-paru stadium lanjut yang sudah bermetastase ke tulang-tulang dan membutuhkan
operasi perbaikan pada beberapa ruas tulang vertebra servikalnya agar tidak menjepit saraf-
sarafnya Setelah dilakukan operasi perbaikan vertebra servikal oleh dokter luar negeri
hasilnya berhasil baik Ketika pak Arman kembali ke luar negeri untuk kontrol penyakitnya
kanker parunya dinyatakan sudah hampir menghilang namun beberapa minggu kemudian
kondisi pak Arman justru mulai menurun Saat kembali periksa ke luar negeri dokter
menyatakan bahwa kankernya sudah menjalar ke otak Dokter menyarankan agar pak Arman
menjalani pengobatan paliatif saja
Dari segi medis saran dokter luar negeri agar melakukan pengobatan paliatif saja
sudah dianggap benar
Dari segi bioetik dokter Indonesia telah memenuhi salah satu dari prinsip dasar
bioetika yaitu menghormati otonomi pasien untuk mendapatkan second opinion ke luar
negeri Sedangkan dokter luar negeri juga telah memenuhi dua prinsip dasar bioetika yaitu
prinsip berbuat baik (beneficence) serta prinsip tidak merugikan (non maleficence) Ketika
penyakit kanker pak Arman dinyatakan sudah menjalar ke otak dokter seharusnya
memberikan penjelasan dengan benar bahwa pilihan pengobatan pada pasien stadium
terminal seperti pak Arman adalah dengan pengobatan paliatif atau tidak diterapi sama sekali
Selain itu dokter hendaknya memberikan edukasi mengenai resiko yang kemungkinan akan
terjadi apabila tetap dilakukan tindakan medis atau pengobatan dengan segala cara yaitu bisa
saja penderitaan pasien akan bertambah atau bahkan bisa sebabkan pasien meninggal
Keputusan dokter untuk memberikan perawatan paliatif sudah benar didasarkan bukan hanya
dari kualitas hidup pasien tetapi juga atas dasar indikasi medis Akan tetapi dokter juga harus
menyadari bahwa semua keputusan yang terbaik ada pada pasien
Dari segi hukum dokter yang menangani pak Arman berhak mendapatkan
perlindungan hukum karena sudah menangani pasien sesuai dengan standar profesi dan
10
standar prosedur operasional Hal ini sesuai dengan Pasal 50 UU 292004 tentang praktik
kedokteran yang berisi Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran
mempunyai hak memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai
dengan standar profesi dan standar prosedur operasional serta memberikan pelayanan medis
menurut standar profesi dan standar prosedur operasional
Sikap dokter dalam menangani pasien dengan penyakit pada stadium terminal
1 Bioetika salah satu tujuan ilmu kedokteran adalah mencegah kematian
yang belum saatnya Bila sudah saatnya meninggal Ilmu Kedoktern tidak
bias memperpanjang umur tugasnya adalah mengantar agar pasien bias
meninggal dengan damai Pilihan bagi pasien yang sedang sekarat adalah
terapi paliatif dan no treatment
2 Hukum Tujuan Ilmu Kedokteran mencegah menyembuhkan sakit
meringankan penderitaan mendampingi pasien selama perawatan dan saat ndash
saat menjelang ajal Pada pasien stadium terminal secara medis belum ada
obat yang bisa manyembuhkan umumnya terjadi pada pasien yang
menjelang ajal
3 Agama Buddha terus memberikan perawatan dan terapi dengan sebaik-
baiknya Pembacaan Paritta ndash Paritta suci dengan harapan kamma baiknya
segera berbuah lalu meninggal dunia (karena fisiknya tidak dapat
dipergunakan lagi untuk hidup) dan terlahir kembali ke alam yang lebih
baik Berdasarkan ajaran agama Buddha bahwa sakit bukan merupakan hal
yang kebetulan namun merupakan akibat dari berbuahnya perbuatan buruk
di masa lalu
4 Agama Islam adab seorang dokter terhadap pasien adalah hubungan
pribadi dengan Allah dan hubungan antar manusia Memposisikan kaidah ndash
kaidah Fiqih kedokteran terutama sikap dokter dalam mengambil tindakan
medis terhadap pasiennya
Kaidah ndash kaidah Fiqih kedokteran
1 Hukum asal segala sesuatu yang bermanfaat adalah diperbolehkan
11
2 Hukum asal segala sesuatu yang membahayakan adalah haram
3 Tidak boleh melakukan perbuatan yang berbahaya dan membahayakan
4 Kemadhratan sebisa mungkin dihilangkan
5 Madharat itu tidak ada istilah kadaluarsa
6 Kemadharatan itu tidak boleh dihilangkan dengan kemadharatan yang sama
7 Kemadharatan yang lebih berat dihilangkan dengan kemadharatan yang lebih ringan
8 Apabila ada dua kerusakan maka diambil kerusakan yang lebih ringan
9 Kemadharatan khusus bisa diambil demi menolak kemadharatan umum
10 Menolak kerusakan lebih diprioritaskan daripada mendatangkan kemashlahatan
11 Kesulitan itu menarik kepada kemudahan
12 Suatu masalah apabila sempit maka menjadi luas
13 Keterpaksaan itu membolehkan yang terlarang
14 Sesuatu yang dibolehkan karena udzur maka kebolehan itu menjadi batal jika udzurnya sudah hilang
15 Apabila sesuatu menghalangi itu hilang maka yang terhalangpun kembali
16 Kterpaksaan itu tidak menggunakan hak orang lain
17 Tidak diperbolehkan menggunakan milik orang lain kecuali dengan seizinnya
18 Kebolehan yang bersifat SyarrsquoI menggugurkan jaminan
19 Kebutuhan menempati posisi darurat baik bersifat umum maupun bersifat khusus
20 Kebijakan pemimpin atas rakyat harus didasarkan pada kemaslahatan
5 Agama Kristen obati kondisi tersebut kecuali pasien yang menolak
diperbolehkan menggunakan terapi yang memberikan kenyamanan bagi
pasien dan butuh waktu lebih singkat Prinsipnya adalah holistic care
memandang manusia bukan sebagai objek materi tidak hanya
penyembuhan etiologi medisnya saja
12
6 Agama katholik dalam menghadapi pasien yang sakit parah harus
diupayakan dengan sebaik ndash baiknya Manusia hanya bisa berusahan tapi
Tuhan yang menentukan hidup mati
7 Agama Hindu Dokter hendaknya dapat melaksanakan komunikasi yang
baik dengan pasien terutama mengenai soal penyakit dan pengobatan
Dokter hendaknya selalu berpedoman kepada Etika Profesi Medis sumpah
dokter Dalam melaksanakan tugas Bhagawad Gita Bab II sloka 47 kiranya
dapat pula dijadikan pedoman yang isinya sebagai berikut ldquoHanya pada
pelaksanaan engkau mempunyai hak dan tidak sama sekali pada hasilnya
Janganlah hasil dari pekerjaan itu menjadi alasanmu pun juga janganlah
membiarkan dirimu untuk tidak melaksanakan suatu pekerjaan apapun
13
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
Perawatan Paliatif
Perawatan paliatif (dari bahasa Latinpalliareuntuk jubah) adalah pendekatan yang
bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah yang
berhubungan dengan penyakit yang dapat mengancam jiwa melalui pencegahan dan
peniadaan melalui identifikasi dini dan penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan
masalah-masalah lain fisik psikososial dan spiritual (WHO 2002) Tujuannya untuk
mengurangi penderitaan pasien memperpanjang umurnya meningkatkan kualitas hidupnya
juga memberikan support kepada keluarganya Meski pada akhirnya pasien meninggal yang
terpenting sebelum meninggal dia sudah siap secara psikologis dan spiritual serta tidak stres
menghadapi penyakit yang dideritanya Jadi tujuan utama perawatan paliatif bukan untuk
menyembuhkan penyakit Dan yang ditangani bukan hanya penderita tetapi juga
keluarganya
Dulu perawatan ini hanya diberikan kepada pasien kanker yang secara medis sudah
tidak dapat disembuhkan lagi tetapi kini diberikan pada semua stadium kanker bahkan juga
pada penderita penyakit-penyakit lain yang mengancam kehidupan seperti HIVAIDS dan
berbagai kelainan yang bersifat kronis(2)
Prinsip-prinsip perawatan paliatif
1 Menghargai setiap kehidupan
2 Menganggap kematian sebagai proses yang normal
3 Tidak mempercepat atau menunda kematian
4 Menghargai keinginan pasien dalam mengambil keputusan
5 Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang menganggu
6 Mengintegrasikan aspek psikologis sosial dan spiritual dalam perawatan pasien dan
keluarga
7 Menghindari tindakan medis yang sia-sia(1)
14
8 Memberikan dukungan yang diperlukan agar pasien tetap aktif sesuai dengan
kondisinya sampai akhir hayat
9 Memberikan dukungan kepada keluarga dalam masa duka cita
Sasaran kebijakan pelayanan paliatif
1 Seluruh pasien (dewasa dan anak) dan anggota keluarga lingkungan yang
memerlukan perawatan paliatif di mana pun pasien berada di seluruh Indonesia
2 Pelaksana perawatan paliatif dokter perawat tenaga kesehatan lainnya dan tenaga
terkait lainnya
3 Institusi-institusi terkait misalnya
a Dinas kesehatan propinsi dan dinas kesehatan kabupatenkota
b Rumah Sakit pemerintah dan swasta
c Puskesmas
d Rumah perawatanhospis
e Fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta lain(1)
Lingkup kegiatan perawatan paliatif
1 Jenis kegiatan perawatan paliatif meliputi
1048707 Penatalaksanaan nyeri
1048707 Penatalaksanaan keluhan fisik lain
1048707 Asuhan keperawatan
1048707 Dukungan psikologis
1048707 Dukungan sosial
1048707 Dukungan kultural dan spiritual
1048707 Dukungan persiapan dan selama masa dukacita (bereavement)
2 Perawatan paliatif dilakukan melalui rawat inap rawat jalan dan kunjunganrawat
rumah(1)
Sumber daya manusia
1 Pelaksana perawatan paliatif adalah tenaga kesehatan pekerja sosial
rohaniawan keluargarelawan
2 Kriteria pelaksana perawatan paliatif adalah telah mengikuti
pendidikanpelatihan perawatanpaliatif dan telah mendapat sertifikat
3 Pelatihan
15
a Modul pelatihan Penyusunan modul pelatihan dilakukan dengan kerjasama
antara para pakarperawatan paliatif dengan Departemen Kesehatan (Badan
Pembinaan dan PengembanganSumber Daya Manusia dan Direktorat Jenderal
Bina Pelayanan Medik) Modul-modul tersebutterdiri dari modul untuk dokter
modul untuk perawat modul untuk tenaga kesehatan lainnyamodul untuk tenaga
non medis
b Pelatih Pakar perawatan paliatif dari RS Pendidikan dan Fakultas Kedokteran
c Sertifikasi dari Departemen Kesehatan cq Pusat Pelatihan dan Pendidikan
Badan PPSDMPada tahap pertama dilakukan sertifikasi pemutihan untuk
pelaksana perawatan paliatif di 5(lima) propinsi yaitu Jakarta Yogyakarta
Surabaya Denpasar Makasar Pada tahapselanjutnya sertifikasi diberikan setelah
mengikuti pelatihan
4 Pendidikan Pendidikan formal spesialis paliatif (ilmu kedokteran paliatif ilmu
keperawatan paliatif)(1)
Tempat perawatan paliatif
Tempat untuk melakukan perawatan paliatif adalah
a Rumah sakit Untuk pasien yang harus mendapatkan perawatan yang
memerlukan pengawasan ketat tindakan khusus atau peralatan khusus
b Puskesmas Untuk pasien yang memerlukan pelayanan rawat jalan
c Rumah singgahpanti (hospis) Untuk pasien yang tidak memerlukan
pengawasan ketat tindakan khusus atau peralatan khusus tetapi belum dapat
dirawat di rumah karena masih memerlukan pengawasan tenaga kesehatan
d Rumah pasien Untuk pasien yang tidak memerlukan pengawasan ketat
tindakan khusus atau peralatan khusus atau ketrampilan perawatan yang tidak
mungkin dilakukan oleh keluarga(3)
Jenis-jenis p erawatan paliatif
1 Home Care
Dilakukan dengan melakukan kunjungan ke rumah-rumah penderita terutama yang
karena alasan-alasan tertentu tidak dapat datang ke rumah sakit Kunjungan dilakukan
oleh tim yang terdiri atas dokter paliatif psikiater perawat dan relawan untuk memantau
dan memberikan solusi atas masalah-masalah yang dialami penderita kanker dan
16
keluarganya bukan hanya menyangkut masalah medisbiologis tetapi juga masalah
psikis sosial dan spiritual Perawatan paliatif membolehkan pasien di rawat di rumah
didampingi keluarga tercinta Saat di rawat di rumah pasien biasanya akan merasa lebih
nyaman dan bisa membantu meringankan beban dan pikiran sehingga lebih siap
menghadapi penyakitnya
2 Day Care
Merupakan layanan untuk tindakan medis yang tidak memerlukan rawat inap misalnya
perawatan luka kemoterapi dsb
3 Respite Care
Merupakan layanan yang bersifat psikologis Di sini penderita maupun keluarganya dapat
berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater bersosialisasi dengan penderita kanker lain
mengikuti terapi musik atau sekedar bersantai dan beristirahat Bisa juga menitipkan
penderita kanker (selama jam kerja) jika pendamping atau keluarga yang merawatnya
ada keperluan lain(4)
Aspek medikolegal (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
812MenkesSKVII2007 tentang Kebijakan Perawatan Paliatif)
1 Informed consent pasien paham pengertian tujuan dan pelaksanaaan perawatan
paliatif (komunikasi) Setiap tindakan berisiko dilakukan informed consent Penerima
informasi pemberi persetujuan diutamakan pasien sendiri ( pasien kompeten) dan
saksi keluarga terdekat pasien tidak kompeten oleh keluarga terdekat atas nama
pasien Saat pasien kompeten tim mengusahakan memperoleh pesan pernyataan
pasien tentang hal yang harus atau boleh atau tidak boleh dilakukan terhadapnya pada
saat kompetensinya menurun atau pasien menunjuk wakilnya untuk membuat
keputusan saat ia tidak kompeten Pernyataan dibuat secara tertulis Pada keadaan
darurat untuk kepentingan pasien tim dapat melakukan tindakan kedokteran yang
diperlukan
2 Resusitasi tidak resusitasi pasien diinformasikan tentang hal ini pada saat mulai
perawatan paliatif Keputusan dibuat oleh pasien yang kompeten tim perawatan
paliatif Pasien yang kompeten memiliki hak untuk tidak menghendaki resusitasi
setelah memperoleh informasi yang adekuat dan dipahaminya Keluarga terdekat pada
dasarnya tidak boleh membuat keputusan tidak resusitasi kecuali sudah dipesankan
dalam pernyataan tertulis oleh pasien Tetapi dalam keadaan dan pertimbangan
17
tertentu permintaan tertulis oleh seluruh keluarga terdekat dapat dimintakan
penetapan pengadilan untuk pengesahannya Tim perawatan paliatif dapat membuat
keputusan unuk tidak melakukan resusitasi jika pasien dalam tahap terminal dan
tindakan resusitasi diketahui tidak akan menyembuhkan atau memperbaiki kualitas
hidupnya berdasarkan bukti ilmiah
3 Perawatan di ICU dalam menghadapi pasien terminal tim harus mengikuti pedoman
penentuan kematian batang otak dan penghentian peralatan life supporting
Menurut Prof R Sunaryadi Tejawinata dr SpTHT (K) FAAO
PGDPallMed (ECU) ndashKepala Pusat Pengembangan Paliatif amp Bebas Nyeri RSU Dr
Soetomo periode 1992-2006ndash salah satu aspek penting dalam perawatan paliatif adalah
kasih kepedulian ketulusan dan rasa syukur Begitu pentingnya aspek ini sampai
melebihi pentingnya penanganan nyeri yang mutlak harus dilakukan dalam perawatan
paliatif Masyarakat menganggap perawatan paliatif hanya untuk pasien dalam kondisi
terminal yang akan segera meninggal Namun konsep baru perawatan paliatif
menekankan pentingnya integrasi perawatan paliatif lebih dini agar masalah fisik
psikososial dan spiritual dapat diatasi dengan baik Perawatan paliatif adalah pelayanan
kesehatan yang bersifat holistik dan terintegrasi dengan melibatkan berbagai profesi
dengan dasar falsafah bahwa setiap pasien berhak mendapatkan perawatan terbaik sampai
akhir hayatnya(5)
Bagi seorang dokter butuh empati yang besar dan keterampilan khusus dalam
melakukan paliatif care Penyampaian kabar buruk (ketika pasien tidak bisa sembuh dan
harus dilakukan paliative care) pun harus ada etikanya jangan sampai ketika kita
menyampaikan kabar buruk tersebut menimbulkan Stres mendalam bagi pasien maupun
keluarganya yang berakibat semakin cepatnya proses kematian bagi pasien Terkadang
juga tindakan Euthanasia dilakukan jika tindakan Paliatif sudah dilakukan tapi pasien
masih sangat menderita Namun perlu dicatat Tindakan Euthanasia tidak semudah itu
dilakukan Banyak faktor yang harus dipertimbangkan (permintaan pasienpermintaan
keluargadasar hukumadat istiadat setempatagama dll)(6)
18
BAB V
KESIMPULAN
Bapak Arman dinyatakan mengalami kanker paru stadium lanjut yang sudah menjalar
ke otak Pada kasus seperti ini pengobatan lebih ditujukan kepada pengobatan secara paliatif
yang bertujuan untuk mengurangi penderitaan pasien meningkatkan kualitas hidupnya serta
memberikan support kepada keluarganya Selain itu dokter juga harus memberikan edukasi
dan pengertian kepada keluarga pasien mengenai resiko yang kemungkinan akan terjadi
apabila tetap dilakukan tindakan medis atau pengobatan dengan segala cara yaitu bisa saja
penderitaan pasien akan bertambah atau bahkan bisa sebabkan pasien meninggal Akan tetapi
sesuai dengan salah satu prinsip dasar bioetik dokter harus menghormati otonomi pasien dan
tetap menyerahkan keputusan yang terbaik sepenuhnya kepada pasien
19
DAFTAR PUSTAKA
1 Perawatan Paliatif Available at httpspiritiaoridDokskmenkes812707pdf
Accessed on July 20th 2011
2 Sampurna Budi Syamsu Zulhasmar Siswaja Tjetjep D Bioetik dan hukum
kedokteran Jakarta Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia 1997 p36-9
3 Perawatan Paliatif (Palliative care) Available at
httpdoktersyhurawordpresscomsistem-kesehatanperawatan-paliatif-palliative-
care Accessed on July 20th 2011
4 Perawatan Paliatif Available at httpwwwmedicaleracominfo_answerphp
thread=11209 Accessed on July 20th 2011
5 Perawatan Paliatif Kanker Available at
httprsudrsoetomojatimprovgoididindexphp Accessed on July 20th 2011
6 Perawatan Paliatif Available at httpwwwnews-medicalnethealthPalliative-Care-
What-is-Palliative-Care-28Indonesian29aspx Accessed on July 20th 2011
20
BAB III
PEMBAHASAN
Identitas Pasien
Nama Bpk Arman
Usia 61 tahun
Alamat -
Pekerjaan Pengusaha ekonomi cukup baik
Status Menikah
Masalah yang terdapat pada pasien ini adalah
1 Keluhan pusing sakit daerah leher batuk-batuk
2 Diberi pengobatan tidak membaik
3 Riwayat perokok berat
4 Didiagnosa kanker paru-paru yang sudah metastasis ke tulang
5 Sudah dalam stage terminal
Sakit menurut sudut pandang Bioetika
Sehat menurut WHO adalah sejahtera fisik mental social dan bukan hanya tidak
adanya penyakit atau keterbatasan Merasa sehat atau sakit amat tergantung pada persepsi
manusia tidak semata-mata ada atau tidaknya penyakit
Sakit dari sudut pandang agama
1 Islam
Pandangan agama Islam sakit merupakan ujian iman sebagaimana dijelaskan
dalam Surat Al Anbiya ayat 35
5
ldquoTiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati Kami akan menguji kamu dengan
keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya) Dan hanya kepada
kamilah kamu dikembalikanrdquo
Sikap dalam menghadapi penyakit a Ikhlas dan sabar (QS 2 153 QS 2 155 QS 39
10)
b Berdoa (QS 40 60)
c Berobat pada ahlinya tidak menggunakan hal ndash hal yang haram diperbolehkan
dengan pengobatan Ruqiyah
d Tidak keluar dari daerah wabah
e Tidak mengunjungi orang sehat bila berpenyakit menular
f Bertawakal (QS 8 2)
2 Kristen
Dari sudut pandang agama kristen sakit penyakit disebabkan terutama karena
dosa Sakit penyakit semua atas seijin Tuhan dan didalam kontrol Tuhan contoh
dalam kisah Ayub Roma 828
ldquoKita tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk
mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia yaitu bagi mereka yang
terpanggil sesuai dengan rencana Allahrdquo
3 Hindu
Pandangan agama hindu menyatakan bahwa sakit ialah ketidakseimbangan
antara tiga unsur yaitu wayu (udara) teja (api) dan apah (air) yang disebut tridosa
Hal ini diungkapkan pula pada Ayur Weda ldquoBahwa yang menyebabkan seseorang
sakit adalah tidak adanya harmoni pada diri perseorangan dalam hubungannya dengan
lingkungan luarnya dan obat adalah alat untuk mengembalikan harmoni inirdquo
4 Buddha
Menurut agama Buddha sakit merupakan corak kehidupan yaitu perasaan
subyektif yang tidak menyenangkan
Berdasarkan Dhammapada 147 ldquoLihatlah tubuh yang indah banyak orang
yang menganggapnya sangat berharga dan dirawat dengan sungguh-sungguh tetapi
sesungguhnya tubuh ini tidaklah kekal penuh luka ditopang oleh sekumpulan tulang
dan mudah sekali terserang penyakitrdquo
6
Sakit parah sakit yang berat terdapat kerusakan satu atau organ tubuh atau
lebih yang sukar untuk dipulihkan lagi dan terdapat kerusakan sistem yang sulit
untuk dikoreksi
Manfaat pasien sakit parah memberikan kesempatan kepada keluarga untuk
mewujudkan rasa cinta kasih dan kasih sayang terhadap si sakit lalu mengembangkan
empati melakukan perawatan paliatif sesuai dengan kemampuan finansial kondisi
sakit penderita dan harapan hidup
5 Katolik
Dalam pandangan agama katolik sakit merupakan konsekuensi logis manusia
sebagai makhluk yang memiliki tubuh Dan menyebabkan manusia sakit adalah
manusia itu sendiri karena kelalaian manusia menjaga tubuh Pandangan tersebut
dilandasi oleh pemahaman tentang eksistensi Allah atau Tuhan sebagai Mahabaik
Oleh karena itu segala sesuatu yang tidak baik tidak berasal dari Allah Allah adalah
cinta kasih (I Yoh 4 816) Bukan Tuhan yang menyebabkan manusia sakit tetapi
karena kelalaian manusia
Sakit menurut Hukum
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan BAB I
Pasal 1
1 Kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik mental spiritual maupun social
yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara social dan
ekonomi
Penolakan tindakan medis dan second opinion
Berdasarkan prinsip dasar bioetika yang menghormati otonomi pasien maka pasien
berhak menolak tindakan medis yang akan dilakukan dan berhak untuk meminta second
opinion
Menurut undang-undang nomor 24 tahun 2004 pasal 52
Pasien dalam menerima pelayanan dan praktik kedokteran mempunyai hak
7
a Mendapat penjelasan secara lengkap tenteang tindakan medis
b Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain
c Mendapat pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis
d Menolak tindakan medis dan
e Mendapatkan isi rekam medis
Kematian menurut pandangan agama
1 Buddha
Definisi kematian menurut Buddha adalah seseorang dapat dikatakan mati
apabila kesadaran ajal (cuticitta) telah muncul dalam dirinya Begitu muncul sesaat
kesadaran ajal akan langsung padam Kepadaman kesadaran ajal merupakan `the
point of no returnrsquo bagi suatu makhluk dalam kehidupan ini Pada nsure-unsur
jasmaniah kematian ditandai dengan terputusnya kemampuan hidup (jicircvitindriya)
Kematian mutlak yang merupakan keterputusan daur penderitaan para
Arahanta Kematian pada dasarnya diakibatkan oleh empat macam sebab yaitu
karena habisnya usia (acircyukkhaya) karena habisnya akibat perbuatan penyebab
kelahiran serta perbuatan pendukung (kammakkhaya)(2) karena habisnya usia serta
akibat perbuatan (ubhayakkhaya) karena terputus oleh kecelakaan bencana atau
malapetaka (upacchedaka)
Menurut Buddha setiap kelahiran pasti diakhiri dengan kematian (sabbe
sankhara anicca)
2 Katolik
Dalam KGK 1013 dikatakan ldquoKematian adalah titik akhir peziarahan manusia
di dunia titik akhir dari masa rahmat dan be1as kasihan yang Allah berikan
kepadanya supaya melewati kehidupan dunia ini sesuai dengan rencana Allah dan
dengan demikian menentukan nasibnya yang terakhirrdquo
8
Sebenarnya Allah Pencipta menentukan supaya manusia tidak mati Namun
dosa telah membuat manusia harus mengakhiri hidupnya dengan kematian Dengan
demikian kematian sebenarnya bertentangan dengan maksud Allah Pencipta (KGK
1008) Selanjutnya KGK 108 menyatakan ldquoMagisterium Gereja mengajarkan bahwa
kematian telah masuk ke dalam dunia karena manusia telah berdosa Walaupun
manusia mempunyai kodrat yang dapat mati namun Pencipta menentukan supaya ia
tidak mati Dengan demikian kematian bertentangan dengan keputusan Allah
Pencipta Kematian masuk ke dunia sebagai akibat dosa ldquoKematian badan yang
dapat dihindari seandainya manusia tidak berdosardquo (GS 18) adalah ldquomusuh terakhirrdquo
manusia yang harus dikalahkanrdquo
3 Kristen
Menurut Kristen kematian bukanlah termasuk ciptaan Allah tetapi merupakan
hasil dari dosa manusia yang berontak terhadap sang pencipta
Kejadian 319 ldquodengan berpeluh engkau akan mencari makananmu sampai
engkau kembali lagi menjadi tanah karena dari situlah engkau diambil sebab engkau
debu dan engkau akan kembali menjadi deburdquoPengkhotbah 127 ldquoDan debu kembali
menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang
mengaruniakannyardquo
4 Islam
Menurut islam sesungguhnya semua makhluk hidup pada akhirnya akan mati
dan manusia pada dasar diciptakan dari benda mati
Dalam surat Al-Baqarah 28 dijelaskan
ldquoMengapa kamu kafir kepada Allah padahal kamu tadinya mati lalu Allah
menghidupkan kamu kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali
kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikanrdquo
Surat Al-Baqarah 36
ldquoDan untukmu tempat tinggal diatas bumi dan kesenangan hingga waktu yang
ditentukanrdquo
5 Hindu
9
Menurut Hindu kematian tak ubahnya seperti orang yang berganti pakaian
dan pitra yagna sebagai proses kembalinya panca maha bhuta serta cerminan bakti
anak terhadap orang tua
Pada skenario sesi 2 didapatkan data bahwa bapak Arman dan NyNani ingin
memperoleh second opinion ke luar negeri untuk mengobati penyakit bapak Arman Pada
hasil pemeriksaan medis di luar negeri menyatakan bahwa pak Arman menderita kanker
paru-paru stadium lanjut yang sudah bermetastase ke tulang-tulang dan membutuhkan
operasi perbaikan pada beberapa ruas tulang vertebra servikalnya agar tidak menjepit saraf-
sarafnya Setelah dilakukan operasi perbaikan vertebra servikal oleh dokter luar negeri
hasilnya berhasil baik Ketika pak Arman kembali ke luar negeri untuk kontrol penyakitnya
kanker parunya dinyatakan sudah hampir menghilang namun beberapa minggu kemudian
kondisi pak Arman justru mulai menurun Saat kembali periksa ke luar negeri dokter
menyatakan bahwa kankernya sudah menjalar ke otak Dokter menyarankan agar pak Arman
menjalani pengobatan paliatif saja
Dari segi medis saran dokter luar negeri agar melakukan pengobatan paliatif saja
sudah dianggap benar
Dari segi bioetik dokter Indonesia telah memenuhi salah satu dari prinsip dasar
bioetika yaitu menghormati otonomi pasien untuk mendapatkan second opinion ke luar
negeri Sedangkan dokter luar negeri juga telah memenuhi dua prinsip dasar bioetika yaitu
prinsip berbuat baik (beneficence) serta prinsip tidak merugikan (non maleficence) Ketika
penyakit kanker pak Arman dinyatakan sudah menjalar ke otak dokter seharusnya
memberikan penjelasan dengan benar bahwa pilihan pengobatan pada pasien stadium
terminal seperti pak Arman adalah dengan pengobatan paliatif atau tidak diterapi sama sekali
Selain itu dokter hendaknya memberikan edukasi mengenai resiko yang kemungkinan akan
terjadi apabila tetap dilakukan tindakan medis atau pengobatan dengan segala cara yaitu bisa
saja penderitaan pasien akan bertambah atau bahkan bisa sebabkan pasien meninggal
Keputusan dokter untuk memberikan perawatan paliatif sudah benar didasarkan bukan hanya
dari kualitas hidup pasien tetapi juga atas dasar indikasi medis Akan tetapi dokter juga harus
menyadari bahwa semua keputusan yang terbaik ada pada pasien
Dari segi hukum dokter yang menangani pak Arman berhak mendapatkan
perlindungan hukum karena sudah menangani pasien sesuai dengan standar profesi dan
10
standar prosedur operasional Hal ini sesuai dengan Pasal 50 UU 292004 tentang praktik
kedokteran yang berisi Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran
mempunyai hak memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai
dengan standar profesi dan standar prosedur operasional serta memberikan pelayanan medis
menurut standar profesi dan standar prosedur operasional
Sikap dokter dalam menangani pasien dengan penyakit pada stadium terminal
1 Bioetika salah satu tujuan ilmu kedokteran adalah mencegah kematian
yang belum saatnya Bila sudah saatnya meninggal Ilmu Kedoktern tidak
bias memperpanjang umur tugasnya adalah mengantar agar pasien bias
meninggal dengan damai Pilihan bagi pasien yang sedang sekarat adalah
terapi paliatif dan no treatment
2 Hukum Tujuan Ilmu Kedokteran mencegah menyembuhkan sakit
meringankan penderitaan mendampingi pasien selama perawatan dan saat ndash
saat menjelang ajal Pada pasien stadium terminal secara medis belum ada
obat yang bisa manyembuhkan umumnya terjadi pada pasien yang
menjelang ajal
3 Agama Buddha terus memberikan perawatan dan terapi dengan sebaik-
baiknya Pembacaan Paritta ndash Paritta suci dengan harapan kamma baiknya
segera berbuah lalu meninggal dunia (karena fisiknya tidak dapat
dipergunakan lagi untuk hidup) dan terlahir kembali ke alam yang lebih
baik Berdasarkan ajaran agama Buddha bahwa sakit bukan merupakan hal
yang kebetulan namun merupakan akibat dari berbuahnya perbuatan buruk
di masa lalu
4 Agama Islam adab seorang dokter terhadap pasien adalah hubungan
pribadi dengan Allah dan hubungan antar manusia Memposisikan kaidah ndash
kaidah Fiqih kedokteran terutama sikap dokter dalam mengambil tindakan
medis terhadap pasiennya
Kaidah ndash kaidah Fiqih kedokteran
1 Hukum asal segala sesuatu yang bermanfaat adalah diperbolehkan
11
2 Hukum asal segala sesuatu yang membahayakan adalah haram
3 Tidak boleh melakukan perbuatan yang berbahaya dan membahayakan
4 Kemadhratan sebisa mungkin dihilangkan
5 Madharat itu tidak ada istilah kadaluarsa
6 Kemadharatan itu tidak boleh dihilangkan dengan kemadharatan yang sama
7 Kemadharatan yang lebih berat dihilangkan dengan kemadharatan yang lebih ringan
8 Apabila ada dua kerusakan maka diambil kerusakan yang lebih ringan
9 Kemadharatan khusus bisa diambil demi menolak kemadharatan umum
10 Menolak kerusakan lebih diprioritaskan daripada mendatangkan kemashlahatan
11 Kesulitan itu menarik kepada kemudahan
12 Suatu masalah apabila sempit maka menjadi luas
13 Keterpaksaan itu membolehkan yang terlarang
14 Sesuatu yang dibolehkan karena udzur maka kebolehan itu menjadi batal jika udzurnya sudah hilang
15 Apabila sesuatu menghalangi itu hilang maka yang terhalangpun kembali
16 Kterpaksaan itu tidak menggunakan hak orang lain
17 Tidak diperbolehkan menggunakan milik orang lain kecuali dengan seizinnya
18 Kebolehan yang bersifat SyarrsquoI menggugurkan jaminan
19 Kebutuhan menempati posisi darurat baik bersifat umum maupun bersifat khusus
20 Kebijakan pemimpin atas rakyat harus didasarkan pada kemaslahatan
5 Agama Kristen obati kondisi tersebut kecuali pasien yang menolak
diperbolehkan menggunakan terapi yang memberikan kenyamanan bagi
pasien dan butuh waktu lebih singkat Prinsipnya adalah holistic care
memandang manusia bukan sebagai objek materi tidak hanya
penyembuhan etiologi medisnya saja
12
6 Agama katholik dalam menghadapi pasien yang sakit parah harus
diupayakan dengan sebaik ndash baiknya Manusia hanya bisa berusahan tapi
Tuhan yang menentukan hidup mati
7 Agama Hindu Dokter hendaknya dapat melaksanakan komunikasi yang
baik dengan pasien terutama mengenai soal penyakit dan pengobatan
Dokter hendaknya selalu berpedoman kepada Etika Profesi Medis sumpah
dokter Dalam melaksanakan tugas Bhagawad Gita Bab II sloka 47 kiranya
dapat pula dijadikan pedoman yang isinya sebagai berikut ldquoHanya pada
pelaksanaan engkau mempunyai hak dan tidak sama sekali pada hasilnya
Janganlah hasil dari pekerjaan itu menjadi alasanmu pun juga janganlah
membiarkan dirimu untuk tidak melaksanakan suatu pekerjaan apapun
13
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
Perawatan Paliatif
Perawatan paliatif (dari bahasa Latinpalliareuntuk jubah) adalah pendekatan yang
bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah yang
berhubungan dengan penyakit yang dapat mengancam jiwa melalui pencegahan dan
peniadaan melalui identifikasi dini dan penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan
masalah-masalah lain fisik psikososial dan spiritual (WHO 2002) Tujuannya untuk
mengurangi penderitaan pasien memperpanjang umurnya meningkatkan kualitas hidupnya
juga memberikan support kepada keluarganya Meski pada akhirnya pasien meninggal yang
terpenting sebelum meninggal dia sudah siap secara psikologis dan spiritual serta tidak stres
menghadapi penyakit yang dideritanya Jadi tujuan utama perawatan paliatif bukan untuk
menyembuhkan penyakit Dan yang ditangani bukan hanya penderita tetapi juga
keluarganya
Dulu perawatan ini hanya diberikan kepada pasien kanker yang secara medis sudah
tidak dapat disembuhkan lagi tetapi kini diberikan pada semua stadium kanker bahkan juga
pada penderita penyakit-penyakit lain yang mengancam kehidupan seperti HIVAIDS dan
berbagai kelainan yang bersifat kronis(2)
Prinsip-prinsip perawatan paliatif
1 Menghargai setiap kehidupan
2 Menganggap kematian sebagai proses yang normal
3 Tidak mempercepat atau menunda kematian
4 Menghargai keinginan pasien dalam mengambil keputusan
5 Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang menganggu
6 Mengintegrasikan aspek psikologis sosial dan spiritual dalam perawatan pasien dan
keluarga
7 Menghindari tindakan medis yang sia-sia(1)
14
8 Memberikan dukungan yang diperlukan agar pasien tetap aktif sesuai dengan
kondisinya sampai akhir hayat
9 Memberikan dukungan kepada keluarga dalam masa duka cita
Sasaran kebijakan pelayanan paliatif
1 Seluruh pasien (dewasa dan anak) dan anggota keluarga lingkungan yang
memerlukan perawatan paliatif di mana pun pasien berada di seluruh Indonesia
2 Pelaksana perawatan paliatif dokter perawat tenaga kesehatan lainnya dan tenaga
terkait lainnya
3 Institusi-institusi terkait misalnya
a Dinas kesehatan propinsi dan dinas kesehatan kabupatenkota
b Rumah Sakit pemerintah dan swasta
c Puskesmas
d Rumah perawatanhospis
e Fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta lain(1)
Lingkup kegiatan perawatan paliatif
1 Jenis kegiatan perawatan paliatif meliputi
1048707 Penatalaksanaan nyeri
1048707 Penatalaksanaan keluhan fisik lain
1048707 Asuhan keperawatan
1048707 Dukungan psikologis
1048707 Dukungan sosial
1048707 Dukungan kultural dan spiritual
1048707 Dukungan persiapan dan selama masa dukacita (bereavement)
2 Perawatan paliatif dilakukan melalui rawat inap rawat jalan dan kunjunganrawat
rumah(1)
Sumber daya manusia
1 Pelaksana perawatan paliatif adalah tenaga kesehatan pekerja sosial
rohaniawan keluargarelawan
2 Kriteria pelaksana perawatan paliatif adalah telah mengikuti
pendidikanpelatihan perawatanpaliatif dan telah mendapat sertifikat
3 Pelatihan
15
a Modul pelatihan Penyusunan modul pelatihan dilakukan dengan kerjasama
antara para pakarperawatan paliatif dengan Departemen Kesehatan (Badan
Pembinaan dan PengembanganSumber Daya Manusia dan Direktorat Jenderal
Bina Pelayanan Medik) Modul-modul tersebutterdiri dari modul untuk dokter
modul untuk perawat modul untuk tenaga kesehatan lainnyamodul untuk tenaga
non medis
b Pelatih Pakar perawatan paliatif dari RS Pendidikan dan Fakultas Kedokteran
c Sertifikasi dari Departemen Kesehatan cq Pusat Pelatihan dan Pendidikan
Badan PPSDMPada tahap pertama dilakukan sertifikasi pemutihan untuk
pelaksana perawatan paliatif di 5(lima) propinsi yaitu Jakarta Yogyakarta
Surabaya Denpasar Makasar Pada tahapselanjutnya sertifikasi diberikan setelah
mengikuti pelatihan
4 Pendidikan Pendidikan formal spesialis paliatif (ilmu kedokteran paliatif ilmu
keperawatan paliatif)(1)
Tempat perawatan paliatif
Tempat untuk melakukan perawatan paliatif adalah
a Rumah sakit Untuk pasien yang harus mendapatkan perawatan yang
memerlukan pengawasan ketat tindakan khusus atau peralatan khusus
b Puskesmas Untuk pasien yang memerlukan pelayanan rawat jalan
c Rumah singgahpanti (hospis) Untuk pasien yang tidak memerlukan
pengawasan ketat tindakan khusus atau peralatan khusus tetapi belum dapat
dirawat di rumah karena masih memerlukan pengawasan tenaga kesehatan
d Rumah pasien Untuk pasien yang tidak memerlukan pengawasan ketat
tindakan khusus atau peralatan khusus atau ketrampilan perawatan yang tidak
mungkin dilakukan oleh keluarga(3)
Jenis-jenis p erawatan paliatif
1 Home Care
Dilakukan dengan melakukan kunjungan ke rumah-rumah penderita terutama yang
karena alasan-alasan tertentu tidak dapat datang ke rumah sakit Kunjungan dilakukan
oleh tim yang terdiri atas dokter paliatif psikiater perawat dan relawan untuk memantau
dan memberikan solusi atas masalah-masalah yang dialami penderita kanker dan
16
keluarganya bukan hanya menyangkut masalah medisbiologis tetapi juga masalah
psikis sosial dan spiritual Perawatan paliatif membolehkan pasien di rawat di rumah
didampingi keluarga tercinta Saat di rawat di rumah pasien biasanya akan merasa lebih
nyaman dan bisa membantu meringankan beban dan pikiran sehingga lebih siap
menghadapi penyakitnya
2 Day Care
Merupakan layanan untuk tindakan medis yang tidak memerlukan rawat inap misalnya
perawatan luka kemoterapi dsb
3 Respite Care
Merupakan layanan yang bersifat psikologis Di sini penderita maupun keluarganya dapat
berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater bersosialisasi dengan penderita kanker lain
mengikuti terapi musik atau sekedar bersantai dan beristirahat Bisa juga menitipkan
penderita kanker (selama jam kerja) jika pendamping atau keluarga yang merawatnya
ada keperluan lain(4)
Aspek medikolegal (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
812MenkesSKVII2007 tentang Kebijakan Perawatan Paliatif)
1 Informed consent pasien paham pengertian tujuan dan pelaksanaaan perawatan
paliatif (komunikasi) Setiap tindakan berisiko dilakukan informed consent Penerima
informasi pemberi persetujuan diutamakan pasien sendiri ( pasien kompeten) dan
saksi keluarga terdekat pasien tidak kompeten oleh keluarga terdekat atas nama
pasien Saat pasien kompeten tim mengusahakan memperoleh pesan pernyataan
pasien tentang hal yang harus atau boleh atau tidak boleh dilakukan terhadapnya pada
saat kompetensinya menurun atau pasien menunjuk wakilnya untuk membuat
keputusan saat ia tidak kompeten Pernyataan dibuat secara tertulis Pada keadaan
darurat untuk kepentingan pasien tim dapat melakukan tindakan kedokteran yang
diperlukan
2 Resusitasi tidak resusitasi pasien diinformasikan tentang hal ini pada saat mulai
perawatan paliatif Keputusan dibuat oleh pasien yang kompeten tim perawatan
paliatif Pasien yang kompeten memiliki hak untuk tidak menghendaki resusitasi
setelah memperoleh informasi yang adekuat dan dipahaminya Keluarga terdekat pada
dasarnya tidak boleh membuat keputusan tidak resusitasi kecuali sudah dipesankan
dalam pernyataan tertulis oleh pasien Tetapi dalam keadaan dan pertimbangan
17
tertentu permintaan tertulis oleh seluruh keluarga terdekat dapat dimintakan
penetapan pengadilan untuk pengesahannya Tim perawatan paliatif dapat membuat
keputusan unuk tidak melakukan resusitasi jika pasien dalam tahap terminal dan
tindakan resusitasi diketahui tidak akan menyembuhkan atau memperbaiki kualitas
hidupnya berdasarkan bukti ilmiah
3 Perawatan di ICU dalam menghadapi pasien terminal tim harus mengikuti pedoman
penentuan kematian batang otak dan penghentian peralatan life supporting
Menurut Prof R Sunaryadi Tejawinata dr SpTHT (K) FAAO
PGDPallMed (ECU) ndashKepala Pusat Pengembangan Paliatif amp Bebas Nyeri RSU Dr
Soetomo periode 1992-2006ndash salah satu aspek penting dalam perawatan paliatif adalah
kasih kepedulian ketulusan dan rasa syukur Begitu pentingnya aspek ini sampai
melebihi pentingnya penanganan nyeri yang mutlak harus dilakukan dalam perawatan
paliatif Masyarakat menganggap perawatan paliatif hanya untuk pasien dalam kondisi
terminal yang akan segera meninggal Namun konsep baru perawatan paliatif
menekankan pentingnya integrasi perawatan paliatif lebih dini agar masalah fisik
psikososial dan spiritual dapat diatasi dengan baik Perawatan paliatif adalah pelayanan
kesehatan yang bersifat holistik dan terintegrasi dengan melibatkan berbagai profesi
dengan dasar falsafah bahwa setiap pasien berhak mendapatkan perawatan terbaik sampai
akhir hayatnya(5)
Bagi seorang dokter butuh empati yang besar dan keterampilan khusus dalam
melakukan paliatif care Penyampaian kabar buruk (ketika pasien tidak bisa sembuh dan
harus dilakukan paliative care) pun harus ada etikanya jangan sampai ketika kita
menyampaikan kabar buruk tersebut menimbulkan Stres mendalam bagi pasien maupun
keluarganya yang berakibat semakin cepatnya proses kematian bagi pasien Terkadang
juga tindakan Euthanasia dilakukan jika tindakan Paliatif sudah dilakukan tapi pasien
masih sangat menderita Namun perlu dicatat Tindakan Euthanasia tidak semudah itu
dilakukan Banyak faktor yang harus dipertimbangkan (permintaan pasienpermintaan
keluargadasar hukumadat istiadat setempatagama dll)(6)
18
BAB V
KESIMPULAN
Bapak Arman dinyatakan mengalami kanker paru stadium lanjut yang sudah menjalar
ke otak Pada kasus seperti ini pengobatan lebih ditujukan kepada pengobatan secara paliatif
yang bertujuan untuk mengurangi penderitaan pasien meningkatkan kualitas hidupnya serta
memberikan support kepada keluarganya Selain itu dokter juga harus memberikan edukasi
dan pengertian kepada keluarga pasien mengenai resiko yang kemungkinan akan terjadi
apabila tetap dilakukan tindakan medis atau pengobatan dengan segala cara yaitu bisa saja
penderitaan pasien akan bertambah atau bahkan bisa sebabkan pasien meninggal Akan tetapi
sesuai dengan salah satu prinsip dasar bioetik dokter harus menghormati otonomi pasien dan
tetap menyerahkan keputusan yang terbaik sepenuhnya kepada pasien
19
DAFTAR PUSTAKA
1 Perawatan Paliatif Available at httpspiritiaoridDokskmenkes812707pdf
Accessed on July 20th 2011
2 Sampurna Budi Syamsu Zulhasmar Siswaja Tjetjep D Bioetik dan hukum
kedokteran Jakarta Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia 1997 p36-9
3 Perawatan Paliatif (Palliative care) Available at
httpdoktersyhurawordpresscomsistem-kesehatanperawatan-paliatif-palliative-
care Accessed on July 20th 2011
4 Perawatan Paliatif Available at httpwwwmedicaleracominfo_answerphp
thread=11209 Accessed on July 20th 2011
5 Perawatan Paliatif Kanker Available at
httprsudrsoetomojatimprovgoididindexphp Accessed on July 20th 2011
6 Perawatan Paliatif Available at httpwwwnews-medicalnethealthPalliative-Care-
What-is-Palliative-Care-28Indonesian29aspx Accessed on July 20th 2011
20
ldquoTiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati Kami akan menguji kamu dengan
keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya) Dan hanya kepada
kamilah kamu dikembalikanrdquo
Sikap dalam menghadapi penyakit a Ikhlas dan sabar (QS 2 153 QS 2 155 QS 39
10)
b Berdoa (QS 40 60)
c Berobat pada ahlinya tidak menggunakan hal ndash hal yang haram diperbolehkan
dengan pengobatan Ruqiyah
d Tidak keluar dari daerah wabah
e Tidak mengunjungi orang sehat bila berpenyakit menular
f Bertawakal (QS 8 2)
2 Kristen
Dari sudut pandang agama kristen sakit penyakit disebabkan terutama karena
dosa Sakit penyakit semua atas seijin Tuhan dan didalam kontrol Tuhan contoh
dalam kisah Ayub Roma 828
ldquoKita tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk
mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia yaitu bagi mereka yang
terpanggil sesuai dengan rencana Allahrdquo
3 Hindu
Pandangan agama hindu menyatakan bahwa sakit ialah ketidakseimbangan
antara tiga unsur yaitu wayu (udara) teja (api) dan apah (air) yang disebut tridosa
Hal ini diungkapkan pula pada Ayur Weda ldquoBahwa yang menyebabkan seseorang
sakit adalah tidak adanya harmoni pada diri perseorangan dalam hubungannya dengan
lingkungan luarnya dan obat adalah alat untuk mengembalikan harmoni inirdquo
4 Buddha
Menurut agama Buddha sakit merupakan corak kehidupan yaitu perasaan
subyektif yang tidak menyenangkan
Berdasarkan Dhammapada 147 ldquoLihatlah tubuh yang indah banyak orang
yang menganggapnya sangat berharga dan dirawat dengan sungguh-sungguh tetapi
sesungguhnya tubuh ini tidaklah kekal penuh luka ditopang oleh sekumpulan tulang
dan mudah sekali terserang penyakitrdquo
6
Sakit parah sakit yang berat terdapat kerusakan satu atau organ tubuh atau
lebih yang sukar untuk dipulihkan lagi dan terdapat kerusakan sistem yang sulit
untuk dikoreksi
Manfaat pasien sakit parah memberikan kesempatan kepada keluarga untuk
mewujudkan rasa cinta kasih dan kasih sayang terhadap si sakit lalu mengembangkan
empati melakukan perawatan paliatif sesuai dengan kemampuan finansial kondisi
sakit penderita dan harapan hidup
5 Katolik
Dalam pandangan agama katolik sakit merupakan konsekuensi logis manusia
sebagai makhluk yang memiliki tubuh Dan menyebabkan manusia sakit adalah
manusia itu sendiri karena kelalaian manusia menjaga tubuh Pandangan tersebut
dilandasi oleh pemahaman tentang eksistensi Allah atau Tuhan sebagai Mahabaik
Oleh karena itu segala sesuatu yang tidak baik tidak berasal dari Allah Allah adalah
cinta kasih (I Yoh 4 816) Bukan Tuhan yang menyebabkan manusia sakit tetapi
karena kelalaian manusia
Sakit menurut Hukum
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan BAB I
Pasal 1
1 Kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik mental spiritual maupun social
yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara social dan
ekonomi
Penolakan tindakan medis dan second opinion
Berdasarkan prinsip dasar bioetika yang menghormati otonomi pasien maka pasien
berhak menolak tindakan medis yang akan dilakukan dan berhak untuk meminta second
opinion
Menurut undang-undang nomor 24 tahun 2004 pasal 52
Pasien dalam menerima pelayanan dan praktik kedokteran mempunyai hak
7
a Mendapat penjelasan secara lengkap tenteang tindakan medis
b Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain
c Mendapat pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis
d Menolak tindakan medis dan
e Mendapatkan isi rekam medis
Kematian menurut pandangan agama
1 Buddha
Definisi kematian menurut Buddha adalah seseorang dapat dikatakan mati
apabila kesadaran ajal (cuticitta) telah muncul dalam dirinya Begitu muncul sesaat
kesadaran ajal akan langsung padam Kepadaman kesadaran ajal merupakan `the
point of no returnrsquo bagi suatu makhluk dalam kehidupan ini Pada nsure-unsur
jasmaniah kematian ditandai dengan terputusnya kemampuan hidup (jicircvitindriya)
Kematian mutlak yang merupakan keterputusan daur penderitaan para
Arahanta Kematian pada dasarnya diakibatkan oleh empat macam sebab yaitu
karena habisnya usia (acircyukkhaya) karena habisnya akibat perbuatan penyebab
kelahiran serta perbuatan pendukung (kammakkhaya)(2) karena habisnya usia serta
akibat perbuatan (ubhayakkhaya) karena terputus oleh kecelakaan bencana atau
malapetaka (upacchedaka)
Menurut Buddha setiap kelahiran pasti diakhiri dengan kematian (sabbe
sankhara anicca)
2 Katolik
Dalam KGK 1013 dikatakan ldquoKematian adalah titik akhir peziarahan manusia
di dunia titik akhir dari masa rahmat dan be1as kasihan yang Allah berikan
kepadanya supaya melewati kehidupan dunia ini sesuai dengan rencana Allah dan
dengan demikian menentukan nasibnya yang terakhirrdquo
8
Sebenarnya Allah Pencipta menentukan supaya manusia tidak mati Namun
dosa telah membuat manusia harus mengakhiri hidupnya dengan kematian Dengan
demikian kematian sebenarnya bertentangan dengan maksud Allah Pencipta (KGK
1008) Selanjutnya KGK 108 menyatakan ldquoMagisterium Gereja mengajarkan bahwa
kematian telah masuk ke dalam dunia karena manusia telah berdosa Walaupun
manusia mempunyai kodrat yang dapat mati namun Pencipta menentukan supaya ia
tidak mati Dengan demikian kematian bertentangan dengan keputusan Allah
Pencipta Kematian masuk ke dunia sebagai akibat dosa ldquoKematian badan yang
dapat dihindari seandainya manusia tidak berdosardquo (GS 18) adalah ldquomusuh terakhirrdquo
manusia yang harus dikalahkanrdquo
3 Kristen
Menurut Kristen kematian bukanlah termasuk ciptaan Allah tetapi merupakan
hasil dari dosa manusia yang berontak terhadap sang pencipta
Kejadian 319 ldquodengan berpeluh engkau akan mencari makananmu sampai
engkau kembali lagi menjadi tanah karena dari situlah engkau diambil sebab engkau
debu dan engkau akan kembali menjadi deburdquoPengkhotbah 127 ldquoDan debu kembali
menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang
mengaruniakannyardquo
4 Islam
Menurut islam sesungguhnya semua makhluk hidup pada akhirnya akan mati
dan manusia pada dasar diciptakan dari benda mati
Dalam surat Al-Baqarah 28 dijelaskan
ldquoMengapa kamu kafir kepada Allah padahal kamu tadinya mati lalu Allah
menghidupkan kamu kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali
kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikanrdquo
Surat Al-Baqarah 36
ldquoDan untukmu tempat tinggal diatas bumi dan kesenangan hingga waktu yang
ditentukanrdquo
5 Hindu
9
Menurut Hindu kematian tak ubahnya seperti orang yang berganti pakaian
dan pitra yagna sebagai proses kembalinya panca maha bhuta serta cerminan bakti
anak terhadap orang tua
Pada skenario sesi 2 didapatkan data bahwa bapak Arman dan NyNani ingin
memperoleh second opinion ke luar negeri untuk mengobati penyakit bapak Arman Pada
hasil pemeriksaan medis di luar negeri menyatakan bahwa pak Arman menderita kanker
paru-paru stadium lanjut yang sudah bermetastase ke tulang-tulang dan membutuhkan
operasi perbaikan pada beberapa ruas tulang vertebra servikalnya agar tidak menjepit saraf-
sarafnya Setelah dilakukan operasi perbaikan vertebra servikal oleh dokter luar negeri
hasilnya berhasil baik Ketika pak Arman kembali ke luar negeri untuk kontrol penyakitnya
kanker parunya dinyatakan sudah hampir menghilang namun beberapa minggu kemudian
kondisi pak Arman justru mulai menurun Saat kembali periksa ke luar negeri dokter
menyatakan bahwa kankernya sudah menjalar ke otak Dokter menyarankan agar pak Arman
menjalani pengobatan paliatif saja
Dari segi medis saran dokter luar negeri agar melakukan pengobatan paliatif saja
sudah dianggap benar
Dari segi bioetik dokter Indonesia telah memenuhi salah satu dari prinsip dasar
bioetika yaitu menghormati otonomi pasien untuk mendapatkan second opinion ke luar
negeri Sedangkan dokter luar negeri juga telah memenuhi dua prinsip dasar bioetika yaitu
prinsip berbuat baik (beneficence) serta prinsip tidak merugikan (non maleficence) Ketika
penyakit kanker pak Arman dinyatakan sudah menjalar ke otak dokter seharusnya
memberikan penjelasan dengan benar bahwa pilihan pengobatan pada pasien stadium
terminal seperti pak Arman adalah dengan pengobatan paliatif atau tidak diterapi sama sekali
Selain itu dokter hendaknya memberikan edukasi mengenai resiko yang kemungkinan akan
terjadi apabila tetap dilakukan tindakan medis atau pengobatan dengan segala cara yaitu bisa
saja penderitaan pasien akan bertambah atau bahkan bisa sebabkan pasien meninggal
Keputusan dokter untuk memberikan perawatan paliatif sudah benar didasarkan bukan hanya
dari kualitas hidup pasien tetapi juga atas dasar indikasi medis Akan tetapi dokter juga harus
menyadari bahwa semua keputusan yang terbaik ada pada pasien
Dari segi hukum dokter yang menangani pak Arman berhak mendapatkan
perlindungan hukum karena sudah menangani pasien sesuai dengan standar profesi dan
10
standar prosedur operasional Hal ini sesuai dengan Pasal 50 UU 292004 tentang praktik
kedokteran yang berisi Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran
mempunyai hak memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai
dengan standar profesi dan standar prosedur operasional serta memberikan pelayanan medis
menurut standar profesi dan standar prosedur operasional
Sikap dokter dalam menangani pasien dengan penyakit pada stadium terminal
1 Bioetika salah satu tujuan ilmu kedokteran adalah mencegah kematian
yang belum saatnya Bila sudah saatnya meninggal Ilmu Kedoktern tidak
bias memperpanjang umur tugasnya adalah mengantar agar pasien bias
meninggal dengan damai Pilihan bagi pasien yang sedang sekarat adalah
terapi paliatif dan no treatment
2 Hukum Tujuan Ilmu Kedokteran mencegah menyembuhkan sakit
meringankan penderitaan mendampingi pasien selama perawatan dan saat ndash
saat menjelang ajal Pada pasien stadium terminal secara medis belum ada
obat yang bisa manyembuhkan umumnya terjadi pada pasien yang
menjelang ajal
3 Agama Buddha terus memberikan perawatan dan terapi dengan sebaik-
baiknya Pembacaan Paritta ndash Paritta suci dengan harapan kamma baiknya
segera berbuah lalu meninggal dunia (karena fisiknya tidak dapat
dipergunakan lagi untuk hidup) dan terlahir kembali ke alam yang lebih
baik Berdasarkan ajaran agama Buddha bahwa sakit bukan merupakan hal
yang kebetulan namun merupakan akibat dari berbuahnya perbuatan buruk
di masa lalu
4 Agama Islam adab seorang dokter terhadap pasien adalah hubungan
pribadi dengan Allah dan hubungan antar manusia Memposisikan kaidah ndash
kaidah Fiqih kedokteran terutama sikap dokter dalam mengambil tindakan
medis terhadap pasiennya
Kaidah ndash kaidah Fiqih kedokteran
1 Hukum asal segala sesuatu yang bermanfaat adalah diperbolehkan
11
2 Hukum asal segala sesuatu yang membahayakan adalah haram
3 Tidak boleh melakukan perbuatan yang berbahaya dan membahayakan
4 Kemadhratan sebisa mungkin dihilangkan
5 Madharat itu tidak ada istilah kadaluarsa
6 Kemadharatan itu tidak boleh dihilangkan dengan kemadharatan yang sama
7 Kemadharatan yang lebih berat dihilangkan dengan kemadharatan yang lebih ringan
8 Apabila ada dua kerusakan maka diambil kerusakan yang lebih ringan
9 Kemadharatan khusus bisa diambil demi menolak kemadharatan umum
10 Menolak kerusakan lebih diprioritaskan daripada mendatangkan kemashlahatan
11 Kesulitan itu menarik kepada kemudahan
12 Suatu masalah apabila sempit maka menjadi luas
13 Keterpaksaan itu membolehkan yang terlarang
14 Sesuatu yang dibolehkan karena udzur maka kebolehan itu menjadi batal jika udzurnya sudah hilang
15 Apabila sesuatu menghalangi itu hilang maka yang terhalangpun kembali
16 Kterpaksaan itu tidak menggunakan hak orang lain
17 Tidak diperbolehkan menggunakan milik orang lain kecuali dengan seizinnya
18 Kebolehan yang bersifat SyarrsquoI menggugurkan jaminan
19 Kebutuhan menempati posisi darurat baik bersifat umum maupun bersifat khusus
20 Kebijakan pemimpin atas rakyat harus didasarkan pada kemaslahatan
5 Agama Kristen obati kondisi tersebut kecuali pasien yang menolak
diperbolehkan menggunakan terapi yang memberikan kenyamanan bagi
pasien dan butuh waktu lebih singkat Prinsipnya adalah holistic care
memandang manusia bukan sebagai objek materi tidak hanya
penyembuhan etiologi medisnya saja
12
6 Agama katholik dalam menghadapi pasien yang sakit parah harus
diupayakan dengan sebaik ndash baiknya Manusia hanya bisa berusahan tapi
Tuhan yang menentukan hidup mati
7 Agama Hindu Dokter hendaknya dapat melaksanakan komunikasi yang
baik dengan pasien terutama mengenai soal penyakit dan pengobatan
Dokter hendaknya selalu berpedoman kepada Etika Profesi Medis sumpah
dokter Dalam melaksanakan tugas Bhagawad Gita Bab II sloka 47 kiranya
dapat pula dijadikan pedoman yang isinya sebagai berikut ldquoHanya pada
pelaksanaan engkau mempunyai hak dan tidak sama sekali pada hasilnya
Janganlah hasil dari pekerjaan itu menjadi alasanmu pun juga janganlah
membiarkan dirimu untuk tidak melaksanakan suatu pekerjaan apapun
13
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
Perawatan Paliatif
Perawatan paliatif (dari bahasa Latinpalliareuntuk jubah) adalah pendekatan yang
bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah yang
berhubungan dengan penyakit yang dapat mengancam jiwa melalui pencegahan dan
peniadaan melalui identifikasi dini dan penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan
masalah-masalah lain fisik psikososial dan spiritual (WHO 2002) Tujuannya untuk
mengurangi penderitaan pasien memperpanjang umurnya meningkatkan kualitas hidupnya
juga memberikan support kepada keluarganya Meski pada akhirnya pasien meninggal yang
terpenting sebelum meninggal dia sudah siap secara psikologis dan spiritual serta tidak stres
menghadapi penyakit yang dideritanya Jadi tujuan utama perawatan paliatif bukan untuk
menyembuhkan penyakit Dan yang ditangani bukan hanya penderita tetapi juga
keluarganya
Dulu perawatan ini hanya diberikan kepada pasien kanker yang secara medis sudah
tidak dapat disembuhkan lagi tetapi kini diberikan pada semua stadium kanker bahkan juga
pada penderita penyakit-penyakit lain yang mengancam kehidupan seperti HIVAIDS dan
berbagai kelainan yang bersifat kronis(2)
Prinsip-prinsip perawatan paliatif
1 Menghargai setiap kehidupan
2 Menganggap kematian sebagai proses yang normal
3 Tidak mempercepat atau menunda kematian
4 Menghargai keinginan pasien dalam mengambil keputusan
5 Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang menganggu
6 Mengintegrasikan aspek psikologis sosial dan spiritual dalam perawatan pasien dan
keluarga
7 Menghindari tindakan medis yang sia-sia(1)
14
8 Memberikan dukungan yang diperlukan agar pasien tetap aktif sesuai dengan
kondisinya sampai akhir hayat
9 Memberikan dukungan kepada keluarga dalam masa duka cita
Sasaran kebijakan pelayanan paliatif
1 Seluruh pasien (dewasa dan anak) dan anggota keluarga lingkungan yang
memerlukan perawatan paliatif di mana pun pasien berada di seluruh Indonesia
2 Pelaksana perawatan paliatif dokter perawat tenaga kesehatan lainnya dan tenaga
terkait lainnya
3 Institusi-institusi terkait misalnya
a Dinas kesehatan propinsi dan dinas kesehatan kabupatenkota
b Rumah Sakit pemerintah dan swasta
c Puskesmas
d Rumah perawatanhospis
e Fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta lain(1)
Lingkup kegiatan perawatan paliatif
1 Jenis kegiatan perawatan paliatif meliputi
1048707 Penatalaksanaan nyeri
1048707 Penatalaksanaan keluhan fisik lain
1048707 Asuhan keperawatan
1048707 Dukungan psikologis
1048707 Dukungan sosial
1048707 Dukungan kultural dan spiritual
1048707 Dukungan persiapan dan selama masa dukacita (bereavement)
2 Perawatan paliatif dilakukan melalui rawat inap rawat jalan dan kunjunganrawat
rumah(1)
Sumber daya manusia
1 Pelaksana perawatan paliatif adalah tenaga kesehatan pekerja sosial
rohaniawan keluargarelawan
2 Kriteria pelaksana perawatan paliatif adalah telah mengikuti
pendidikanpelatihan perawatanpaliatif dan telah mendapat sertifikat
3 Pelatihan
15
a Modul pelatihan Penyusunan modul pelatihan dilakukan dengan kerjasama
antara para pakarperawatan paliatif dengan Departemen Kesehatan (Badan
Pembinaan dan PengembanganSumber Daya Manusia dan Direktorat Jenderal
Bina Pelayanan Medik) Modul-modul tersebutterdiri dari modul untuk dokter
modul untuk perawat modul untuk tenaga kesehatan lainnyamodul untuk tenaga
non medis
b Pelatih Pakar perawatan paliatif dari RS Pendidikan dan Fakultas Kedokteran
c Sertifikasi dari Departemen Kesehatan cq Pusat Pelatihan dan Pendidikan
Badan PPSDMPada tahap pertama dilakukan sertifikasi pemutihan untuk
pelaksana perawatan paliatif di 5(lima) propinsi yaitu Jakarta Yogyakarta
Surabaya Denpasar Makasar Pada tahapselanjutnya sertifikasi diberikan setelah
mengikuti pelatihan
4 Pendidikan Pendidikan formal spesialis paliatif (ilmu kedokteran paliatif ilmu
keperawatan paliatif)(1)
Tempat perawatan paliatif
Tempat untuk melakukan perawatan paliatif adalah
a Rumah sakit Untuk pasien yang harus mendapatkan perawatan yang
memerlukan pengawasan ketat tindakan khusus atau peralatan khusus
b Puskesmas Untuk pasien yang memerlukan pelayanan rawat jalan
c Rumah singgahpanti (hospis) Untuk pasien yang tidak memerlukan
pengawasan ketat tindakan khusus atau peralatan khusus tetapi belum dapat
dirawat di rumah karena masih memerlukan pengawasan tenaga kesehatan
d Rumah pasien Untuk pasien yang tidak memerlukan pengawasan ketat
tindakan khusus atau peralatan khusus atau ketrampilan perawatan yang tidak
mungkin dilakukan oleh keluarga(3)
Jenis-jenis p erawatan paliatif
1 Home Care
Dilakukan dengan melakukan kunjungan ke rumah-rumah penderita terutama yang
karena alasan-alasan tertentu tidak dapat datang ke rumah sakit Kunjungan dilakukan
oleh tim yang terdiri atas dokter paliatif psikiater perawat dan relawan untuk memantau
dan memberikan solusi atas masalah-masalah yang dialami penderita kanker dan
16
keluarganya bukan hanya menyangkut masalah medisbiologis tetapi juga masalah
psikis sosial dan spiritual Perawatan paliatif membolehkan pasien di rawat di rumah
didampingi keluarga tercinta Saat di rawat di rumah pasien biasanya akan merasa lebih
nyaman dan bisa membantu meringankan beban dan pikiran sehingga lebih siap
menghadapi penyakitnya
2 Day Care
Merupakan layanan untuk tindakan medis yang tidak memerlukan rawat inap misalnya
perawatan luka kemoterapi dsb
3 Respite Care
Merupakan layanan yang bersifat psikologis Di sini penderita maupun keluarganya dapat
berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater bersosialisasi dengan penderita kanker lain
mengikuti terapi musik atau sekedar bersantai dan beristirahat Bisa juga menitipkan
penderita kanker (selama jam kerja) jika pendamping atau keluarga yang merawatnya
ada keperluan lain(4)
Aspek medikolegal (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
812MenkesSKVII2007 tentang Kebijakan Perawatan Paliatif)
1 Informed consent pasien paham pengertian tujuan dan pelaksanaaan perawatan
paliatif (komunikasi) Setiap tindakan berisiko dilakukan informed consent Penerima
informasi pemberi persetujuan diutamakan pasien sendiri ( pasien kompeten) dan
saksi keluarga terdekat pasien tidak kompeten oleh keluarga terdekat atas nama
pasien Saat pasien kompeten tim mengusahakan memperoleh pesan pernyataan
pasien tentang hal yang harus atau boleh atau tidak boleh dilakukan terhadapnya pada
saat kompetensinya menurun atau pasien menunjuk wakilnya untuk membuat
keputusan saat ia tidak kompeten Pernyataan dibuat secara tertulis Pada keadaan
darurat untuk kepentingan pasien tim dapat melakukan tindakan kedokteran yang
diperlukan
2 Resusitasi tidak resusitasi pasien diinformasikan tentang hal ini pada saat mulai
perawatan paliatif Keputusan dibuat oleh pasien yang kompeten tim perawatan
paliatif Pasien yang kompeten memiliki hak untuk tidak menghendaki resusitasi
setelah memperoleh informasi yang adekuat dan dipahaminya Keluarga terdekat pada
dasarnya tidak boleh membuat keputusan tidak resusitasi kecuali sudah dipesankan
dalam pernyataan tertulis oleh pasien Tetapi dalam keadaan dan pertimbangan
17
tertentu permintaan tertulis oleh seluruh keluarga terdekat dapat dimintakan
penetapan pengadilan untuk pengesahannya Tim perawatan paliatif dapat membuat
keputusan unuk tidak melakukan resusitasi jika pasien dalam tahap terminal dan
tindakan resusitasi diketahui tidak akan menyembuhkan atau memperbaiki kualitas
hidupnya berdasarkan bukti ilmiah
3 Perawatan di ICU dalam menghadapi pasien terminal tim harus mengikuti pedoman
penentuan kematian batang otak dan penghentian peralatan life supporting
Menurut Prof R Sunaryadi Tejawinata dr SpTHT (K) FAAO
PGDPallMed (ECU) ndashKepala Pusat Pengembangan Paliatif amp Bebas Nyeri RSU Dr
Soetomo periode 1992-2006ndash salah satu aspek penting dalam perawatan paliatif adalah
kasih kepedulian ketulusan dan rasa syukur Begitu pentingnya aspek ini sampai
melebihi pentingnya penanganan nyeri yang mutlak harus dilakukan dalam perawatan
paliatif Masyarakat menganggap perawatan paliatif hanya untuk pasien dalam kondisi
terminal yang akan segera meninggal Namun konsep baru perawatan paliatif
menekankan pentingnya integrasi perawatan paliatif lebih dini agar masalah fisik
psikososial dan spiritual dapat diatasi dengan baik Perawatan paliatif adalah pelayanan
kesehatan yang bersifat holistik dan terintegrasi dengan melibatkan berbagai profesi
dengan dasar falsafah bahwa setiap pasien berhak mendapatkan perawatan terbaik sampai
akhir hayatnya(5)
Bagi seorang dokter butuh empati yang besar dan keterampilan khusus dalam
melakukan paliatif care Penyampaian kabar buruk (ketika pasien tidak bisa sembuh dan
harus dilakukan paliative care) pun harus ada etikanya jangan sampai ketika kita
menyampaikan kabar buruk tersebut menimbulkan Stres mendalam bagi pasien maupun
keluarganya yang berakibat semakin cepatnya proses kematian bagi pasien Terkadang
juga tindakan Euthanasia dilakukan jika tindakan Paliatif sudah dilakukan tapi pasien
masih sangat menderita Namun perlu dicatat Tindakan Euthanasia tidak semudah itu
dilakukan Banyak faktor yang harus dipertimbangkan (permintaan pasienpermintaan
keluargadasar hukumadat istiadat setempatagama dll)(6)
18
BAB V
KESIMPULAN
Bapak Arman dinyatakan mengalami kanker paru stadium lanjut yang sudah menjalar
ke otak Pada kasus seperti ini pengobatan lebih ditujukan kepada pengobatan secara paliatif
yang bertujuan untuk mengurangi penderitaan pasien meningkatkan kualitas hidupnya serta
memberikan support kepada keluarganya Selain itu dokter juga harus memberikan edukasi
dan pengertian kepada keluarga pasien mengenai resiko yang kemungkinan akan terjadi
apabila tetap dilakukan tindakan medis atau pengobatan dengan segala cara yaitu bisa saja
penderitaan pasien akan bertambah atau bahkan bisa sebabkan pasien meninggal Akan tetapi
sesuai dengan salah satu prinsip dasar bioetik dokter harus menghormati otonomi pasien dan
tetap menyerahkan keputusan yang terbaik sepenuhnya kepada pasien
19
DAFTAR PUSTAKA
1 Perawatan Paliatif Available at httpspiritiaoridDokskmenkes812707pdf
Accessed on July 20th 2011
2 Sampurna Budi Syamsu Zulhasmar Siswaja Tjetjep D Bioetik dan hukum
kedokteran Jakarta Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia 1997 p36-9
3 Perawatan Paliatif (Palliative care) Available at
httpdoktersyhurawordpresscomsistem-kesehatanperawatan-paliatif-palliative-
care Accessed on July 20th 2011
4 Perawatan Paliatif Available at httpwwwmedicaleracominfo_answerphp
thread=11209 Accessed on July 20th 2011
5 Perawatan Paliatif Kanker Available at
httprsudrsoetomojatimprovgoididindexphp Accessed on July 20th 2011
6 Perawatan Paliatif Available at httpwwwnews-medicalnethealthPalliative-Care-
What-is-Palliative-Care-28Indonesian29aspx Accessed on July 20th 2011
20
Sakit parah sakit yang berat terdapat kerusakan satu atau organ tubuh atau
lebih yang sukar untuk dipulihkan lagi dan terdapat kerusakan sistem yang sulit
untuk dikoreksi
Manfaat pasien sakit parah memberikan kesempatan kepada keluarga untuk
mewujudkan rasa cinta kasih dan kasih sayang terhadap si sakit lalu mengembangkan
empati melakukan perawatan paliatif sesuai dengan kemampuan finansial kondisi
sakit penderita dan harapan hidup
5 Katolik
Dalam pandangan agama katolik sakit merupakan konsekuensi logis manusia
sebagai makhluk yang memiliki tubuh Dan menyebabkan manusia sakit adalah
manusia itu sendiri karena kelalaian manusia menjaga tubuh Pandangan tersebut
dilandasi oleh pemahaman tentang eksistensi Allah atau Tuhan sebagai Mahabaik
Oleh karena itu segala sesuatu yang tidak baik tidak berasal dari Allah Allah adalah
cinta kasih (I Yoh 4 816) Bukan Tuhan yang menyebabkan manusia sakit tetapi
karena kelalaian manusia
Sakit menurut Hukum
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan BAB I
Pasal 1
1 Kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik mental spiritual maupun social
yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara social dan
ekonomi
Penolakan tindakan medis dan second opinion
Berdasarkan prinsip dasar bioetika yang menghormati otonomi pasien maka pasien
berhak menolak tindakan medis yang akan dilakukan dan berhak untuk meminta second
opinion
Menurut undang-undang nomor 24 tahun 2004 pasal 52
Pasien dalam menerima pelayanan dan praktik kedokteran mempunyai hak
7
a Mendapat penjelasan secara lengkap tenteang tindakan medis
b Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain
c Mendapat pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis
d Menolak tindakan medis dan
e Mendapatkan isi rekam medis
Kematian menurut pandangan agama
1 Buddha
Definisi kematian menurut Buddha adalah seseorang dapat dikatakan mati
apabila kesadaran ajal (cuticitta) telah muncul dalam dirinya Begitu muncul sesaat
kesadaran ajal akan langsung padam Kepadaman kesadaran ajal merupakan `the
point of no returnrsquo bagi suatu makhluk dalam kehidupan ini Pada nsure-unsur
jasmaniah kematian ditandai dengan terputusnya kemampuan hidup (jicircvitindriya)
Kematian mutlak yang merupakan keterputusan daur penderitaan para
Arahanta Kematian pada dasarnya diakibatkan oleh empat macam sebab yaitu
karena habisnya usia (acircyukkhaya) karena habisnya akibat perbuatan penyebab
kelahiran serta perbuatan pendukung (kammakkhaya)(2) karena habisnya usia serta
akibat perbuatan (ubhayakkhaya) karena terputus oleh kecelakaan bencana atau
malapetaka (upacchedaka)
Menurut Buddha setiap kelahiran pasti diakhiri dengan kematian (sabbe
sankhara anicca)
2 Katolik
Dalam KGK 1013 dikatakan ldquoKematian adalah titik akhir peziarahan manusia
di dunia titik akhir dari masa rahmat dan be1as kasihan yang Allah berikan
kepadanya supaya melewati kehidupan dunia ini sesuai dengan rencana Allah dan
dengan demikian menentukan nasibnya yang terakhirrdquo
8
Sebenarnya Allah Pencipta menentukan supaya manusia tidak mati Namun
dosa telah membuat manusia harus mengakhiri hidupnya dengan kematian Dengan
demikian kematian sebenarnya bertentangan dengan maksud Allah Pencipta (KGK
1008) Selanjutnya KGK 108 menyatakan ldquoMagisterium Gereja mengajarkan bahwa
kematian telah masuk ke dalam dunia karena manusia telah berdosa Walaupun
manusia mempunyai kodrat yang dapat mati namun Pencipta menentukan supaya ia
tidak mati Dengan demikian kematian bertentangan dengan keputusan Allah
Pencipta Kematian masuk ke dunia sebagai akibat dosa ldquoKematian badan yang
dapat dihindari seandainya manusia tidak berdosardquo (GS 18) adalah ldquomusuh terakhirrdquo
manusia yang harus dikalahkanrdquo
3 Kristen
Menurut Kristen kematian bukanlah termasuk ciptaan Allah tetapi merupakan
hasil dari dosa manusia yang berontak terhadap sang pencipta
Kejadian 319 ldquodengan berpeluh engkau akan mencari makananmu sampai
engkau kembali lagi menjadi tanah karena dari situlah engkau diambil sebab engkau
debu dan engkau akan kembali menjadi deburdquoPengkhotbah 127 ldquoDan debu kembali
menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang
mengaruniakannyardquo
4 Islam
Menurut islam sesungguhnya semua makhluk hidup pada akhirnya akan mati
dan manusia pada dasar diciptakan dari benda mati
Dalam surat Al-Baqarah 28 dijelaskan
ldquoMengapa kamu kafir kepada Allah padahal kamu tadinya mati lalu Allah
menghidupkan kamu kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali
kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikanrdquo
Surat Al-Baqarah 36
ldquoDan untukmu tempat tinggal diatas bumi dan kesenangan hingga waktu yang
ditentukanrdquo
5 Hindu
9
Menurut Hindu kematian tak ubahnya seperti orang yang berganti pakaian
dan pitra yagna sebagai proses kembalinya panca maha bhuta serta cerminan bakti
anak terhadap orang tua
Pada skenario sesi 2 didapatkan data bahwa bapak Arman dan NyNani ingin
memperoleh second opinion ke luar negeri untuk mengobati penyakit bapak Arman Pada
hasil pemeriksaan medis di luar negeri menyatakan bahwa pak Arman menderita kanker
paru-paru stadium lanjut yang sudah bermetastase ke tulang-tulang dan membutuhkan
operasi perbaikan pada beberapa ruas tulang vertebra servikalnya agar tidak menjepit saraf-
sarafnya Setelah dilakukan operasi perbaikan vertebra servikal oleh dokter luar negeri
hasilnya berhasil baik Ketika pak Arman kembali ke luar negeri untuk kontrol penyakitnya
kanker parunya dinyatakan sudah hampir menghilang namun beberapa minggu kemudian
kondisi pak Arman justru mulai menurun Saat kembali periksa ke luar negeri dokter
menyatakan bahwa kankernya sudah menjalar ke otak Dokter menyarankan agar pak Arman
menjalani pengobatan paliatif saja
Dari segi medis saran dokter luar negeri agar melakukan pengobatan paliatif saja
sudah dianggap benar
Dari segi bioetik dokter Indonesia telah memenuhi salah satu dari prinsip dasar
bioetika yaitu menghormati otonomi pasien untuk mendapatkan second opinion ke luar
negeri Sedangkan dokter luar negeri juga telah memenuhi dua prinsip dasar bioetika yaitu
prinsip berbuat baik (beneficence) serta prinsip tidak merugikan (non maleficence) Ketika
penyakit kanker pak Arman dinyatakan sudah menjalar ke otak dokter seharusnya
memberikan penjelasan dengan benar bahwa pilihan pengobatan pada pasien stadium
terminal seperti pak Arman adalah dengan pengobatan paliatif atau tidak diterapi sama sekali
Selain itu dokter hendaknya memberikan edukasi mengenai resiko yang kemungkinan akan
terjadi apabila tetap dilakukan tindakan medis atau pengobatan dengan segala cara yaitu bisa
saja penderitaan pasien akan bertambah atau bahkan bisa sebabkan pasien meninggal
Keputusan dokter untuk memberikan perawatan paliatif sudah benar didasarkan bukan hanya
dari kualitas hidup pasien tetapi juga atas dasar indikasi medis Akan tetapi dokter juga harus
menyadari bahwa semua keputusan yang terbaik ada pada pasien
Dari segi hukum dokter yang menangani pak Arman berhak mendapatkan
perlindungan hukum karena sudah menangani pasien sesuai dengan standar profesi dan
10
standar prosedur operasional Hal ini sesuai dengan Pasal 50 UU 292004 tentang praktik
kedokteran yang berisi Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran
mempunyai hak memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai
dengan standar profesi dan standar prosedur operasional serta memberikan pelayanan medis
menurut standar profesi dan standar prosedur operasional
Sikap dokter dalam menangani pasien dengan penyakit pada stadium terminal
1 Bioetika salah satu tujuan ilmu kedokteran adalah mencegah kematian
yang belum saatnya Bila sudah saatnya meninggal Ilmu Kedoktern tidak
bias memperpanjang umur tugasnya adalah mengantar agar pasien bias
meninggal dengan damai Pilihan bagi pasien yang sedang sekarat adalah
terapi paliatif dan no treatment
2 Hukum Tujuan Ilmu Kedokteran mencegah menyembuhkan sakit
meringankan penderitaan mendampingi pasien selama perawatan dan saat ndash
saat menjelang ajal Pada pasien stadium terminal secara medis belum ada
obat yang bisa manyembuhkan umumnya terjadi pada pasien yang
menjelang ajal
3 Agama Buddha terus memberikan perawatan dan terapi dengan sebaik-
baiknya Pembacaan Paritta ndash Paritta suci dengan harapan kamma baiknya
segera berbuah lalu meninggal dunia (karena fisiknya tidak dapat
dipergunakan lagi untuk hidup) dan terlahir kembali ke alam yang lebih
baik Berdasarkan ajaran agama Buddha bahwa sakit bukan merupakan hal
yang kebetulan namun merupakan akibat dari berbuahnya perbuatan buruk
di masa lalu
4 Agama Islam adab seorang dokter terhadap pasien adalah hubungan
pribadi dengan Allah dan hubungan antar manusia Memposisikan kaidah ndash
kaidah Fiqih kedokteran terutama sikap dokter dalam mengambil tindakan
medis terhadap pasiennya
Kaidah ndash kaidah Fiqih kedokteran
1 Hukum asal segala sesuatu yang bermanfaat adalah diperbolehkan
11
2 Hukum asal segala sesuatu yang membahayakan adalah haram
3 Tidak boleh melakukan perbuatan yang berbahaya dan membahayakan
4 Kemadhratan sebisa mungkin dihilangkan
5 Madharat itu tidak ada istilah kadaluarsa
6 Kemadharatan itu tidak boleh dihilangkan dengan kemadharatan yang sama
7 Kemadharatan yang lebih berat dihilangkan dengan kemadharatan yang lebih ringan
8 Apabila ada dua kerusakan maka diambil kerusakan yang lebih ringan
9 Kemadharatan khusus bisa diambil demi menolak kemadharatan umum
10 Menolak kerusakan lebih diprioritaskan daripada mendatangkan kemashlahatan
11 Kesulitan itu menarik kepada kemudahan
12 Suatu masalah apabila sempit maka menjadi luas
13 Keterpaksaan itu membolehkan yang terlarang
14 Sesuatu yang dibolehkan karena udzur maka kebolehan itu menjadi batal jika udzurnya sudah hilang
15 Apabila sesuatu menghalangi itu hilang maka yang terhalangpun kembali
16 Kterpaksaan itu tidak menggunakan hak orang lain
17 Tidak diperbolehkan menggunakan milik orang lain kecuali dengan seizinnya
18 Kebolehan yang bersifat SyarrsquoI menggugurkan jaminan
19 Kebutuhan menempati posisi darurat baik bersifat umum maupun bersifat khusus
20 Kebijakan pemimpin atas rakyat harus didasarkan pada kemaslahatan
5 Agama Kristen obati kondisi tersebut kecuali pasien yang menolak
diperbolehkan menggunakan terapi yang memberikan kenyamanan bagi
pasien dan butuh waktu lebih singkat Prinsipnya adalah holistic care
memandang manusia bukan sebagai objek materi tidak hanya
penyembuhan etiologi medisnya saja
12
6 Agama katholik dalam menghadapi pasien yang sakit parah harus
diupayakan dengan sebaik ndash baiknya Manusia hanya bisa berusahan tapi
Tuhan yang menentukan hidup mati
7 Agama Hindu Dokter hendaknya dapat melaksanakan komunikasi yang
baik dengan pasien terutama mengenai soal penyakit dan pengobatan
Dokter hendaknya selalu berpedoman kepada Etika Profesi Medis sumpah
dokter Dalam melaksanakan tugas Bhagawad Gita Bab II sloka 47 kiranya
dapat pula dijadikan pedoman yang isinya sebagai berikut ldquoHanya pada
pelaksanaan engkau mempunyai hak dan tidak sama sekali pada hasilnya
Janganlah hasil dari pekerjaan itu menjadi alasanmu pun juga janganlah
membiarkan dirimu untuk tidak melaksanakan suatu pekerjaan apapun
13
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
Perawatan Paliatif
Perawatan paliatif (dari bahasa Latinpalliareuntuk jubah) adalah pendekatan yang
bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah yang
berhubungan dengan penyakit yang dapat mengancam jiwa melalui pencegahan dan
peniadaan melalui identifikasi dini dan penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan
masalah-masalah lain fisik psikososial dan spiritual (WHO 2002) Tujuannya untuk
mengurangi penderitaan pasien memperpanjang umurnya meningkatkan kualitas hidupnya
juga memberikan support kepada keluarganya Meski pada akhirnya pasien meninggal yang
terpenting sebelum meninggal dia sudah siap secara psikologis dan spiritual serta tidak stres
menghadapi penyakit yang dideritanya Jadi tujuan utama perawatan paliatif bukan untuk
menyembuhkan penyakit Dan yang ditangani bukan hanya penderita tetapi juga
keluarganya
Dulu perawatan ini hanya diberikan kepada pasien kanker yang secara medis sudah
tidak dapat disembuhkan lagi tetapi kini diberikan pada semua stadium kanker bahkan juga
pada penderita penyakit-penyakit lain yang mengancam kehidupan seperti HIVAIDS dan
berbagai kelainan yang bersifat kronis(2)
Prinsip-prinsip perawatan paliatif
1 Menghargai setiap kehidupan
2 Menganggap kematian sebagai proses yang normal
3 Tidak mempercepat atau menunda kematian
4 Menghargai keinginan pasien dalam mengambil keputusan
5 Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang menganggu
6 Mengintegrasikan aspek psikologis sosial dan spiritual dalam perawatan pasien dan
keluarga
7 Menghindari tindakan medis yang sia-sia(1)
14
8 Memberikan dukungan yang diperlukan agar pasien tetap aktif sesuai dengan
kondisinya sampai akhir hayat
9 Memberikan dukungan kepada keluarga dalam masa duka cita
Sasaran kebijakan pelayanan paliatif
1 Seluruh pasien (dewasa dan anak) dan anggota keluarga lingkungan yang
memerlukan perawatan paliatif di mana pun pasien berada di seluruh Indonesia
2 Pelaksana perawatan paliatif dokter perawat tenaga kesehatan lainnya dan tenaga
terkait lainnya
3 Institusi-institusi terkait misalnya
a Dinas kesehatan propinsi dan dinas kesehatan kabupatenkota
b Rumah Sakit pemerintah dan swasta
c Puskesmas
d Rumah perawatanhospis
e Fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta lain(1)
Lingkup kegiatan perawatan paliatif
1 Jenis kegiatan perawatan paliatif meliputi
1048707 Penatalaksanaan nyeri
1048707 Penatalaksanaan keluhan fisik lain
1048707 Asuhan keperawatan
1048707 Dukungan psikologis
1048707 Dukungan sosial
1048707 Dukungan kultural dan spiritual
1048707 Dukungan persiapan dan selama masa dukacita (bereavement)
2 Perawatan paliatif dilakukan melalui rawat inap rawat jalan dan kunjunganrawat
rumah(1)
Sumber daya manusia
1 Pelaksana perawatan paliatif adalah tenaga kesehatan pekerja sosial
rohaniawan keluargarelawan
2 Kriteria pelaksana perawatan paliatif adalah telah mengikuti
pendidikanpelatihan perawatanpaliatif dan telah mendapat sertifikat
3 Pelatihan
15
a Modul pelatihan Penyusunan modul pelatihan dilakukan dengan kerjasama
antara para pakarperawatan paliatif dengan Departemen Kesehatan (Badan
Pembinaan dan PengembanganSumber Daya Manusia dan Direktorat Jenderal
Bina Pelayanan Medik) Modul-modul tersebutterdiri dari modul untuk dokter
modul untuk perawat modul untuk tenaga kesehatan lainnyamodul untuk tenaga
non medis
b Pelatih Pakar perawatan paliatif dari RS Pendidikan dan Fakultas Kedokteran
c Sertifikasi dari Departemen Kesehatan cq Pusat Pelatihan dan Pendidikan
Badan PPSDMPada tahap pertama dilakukan sertifikasi pemutihan untuk
pelaksana perawatan paliatif di 5(lima) propinsi yaitu Jakarta Yogyakarta
Surabaya Denpasar Makasar Pada tahapselanjutnya sertifikasi diberikan setelah
mengikuti pelatihan
4 Pendidikan Pendidikan formal spesialis paliatif (ilmu kedokteran paliatif ilmu
keperawatan paliatif)(1)
Tempat perawatan paliatif
Tempat untuk melakukan perawatan paliatif adalah
a Rumah sakit Untuk pasien yang harus mendapatkan perawatan yang
memerlukan pengawasan ketat tindakan khusus atau peralatan khusus
b Puskesmas Untuk pasien yang memerlukan pelayanan rawat jalan
c Rumah singgahpanti (hospis) Untuk pasien yang tidak memerlukan
pengawasan ketat tindakan khusus atau peralatan khusus tetapi belum dapat
dirawat di rumah karena masih memerlukan pengawasan tenaga kesehatan
d Rumah pasien Untuk pasien yang tidak memerlukan pengawasan ketat
tindakan khusus atau peralatan khusus atau ketrampilan perawatan yang tidak
mungkin dilakukan oleh keluarga(3)
Jenis-jenis p erawatan paliatif
1 Home Care
Dilakukan dengan melakukan kunjungan ke rumah-rumah penderita terutama yang
karena alasan-alasan tertentu tidak dapat datang ke rumah sakit Kunjungan dilakukan
oleh tim yang terdiri atas dokter paliatif psikiater perawat dan relawan untuk memantau
dan memberikan solusi atas masalah-masalah yang dialami penderita kanker dan
16
keluarganya bukan hanya menyangkut masalah medisbiologis tetapi juga masalah
psikis sosial dan spiritual Perawatan paliatif membolehkan pasien di rawat di rumah
didampingi keluarga tercinta Saat di rawat di rumah pasien biasanya akan merasa lebih
nyaman dan bisa membantu meringankan beban dan pikiran sehingga lebih siap
menghadapi penyakitnya
2 Day Care
Merupakan layanan untuk tindakan medis yang tidak memerlukan rawat inap misalnya
perawatan luka kemoterapi dsb
3 Respite Care
Merupakan layanan yang bersifat psikologis Di sini penderita maupun keluarganya dapat
berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater bersosialisasi dengan penderita kanker lain
mengikuti terapi musik atau sekedar bersantai dan beristirahat Bisa juga menitipkan
penderita kanker (selama jam kerja) jika pendamping atau keluarga yang merawatnya
ada keperluan lain(4)
Aspek medikolegal (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
812MenkesSKVII2007 tentang Kebijakan Perawatan Paliatif)
1 Informed consent pasien paham pengertian tujuan dan pelaksanaaan perawatan
paliatif (komunikasi) Setiap tindakan berisiko dilakukan informed consent Penerima
informasi pemberi persetujuan diutamakan pasien sendiri ( pasien kompeten) dan
saksi keluarga terdekat pasien tidak kompeten oleh keluarga terdekat atas nama
pasien Saat pasien kompeten tim mengusahakan memperoleh pesan pernyataan
pasien tentang hal yang harus atau boleh atau tidak boleh dilakukan terhadapnya pada
saat kompetensinya menurun atau pasien menunjuk wakilnya untuk membuat
keputusan saat ia tidak kompeten Pernyataan dibuat secara tertulis Pada keadaan
darurat untuk kepentingan pasien tim dapat melakukan tindakan kedokteran yang
diperlukan
2 Resusitasi tidak resusitasi pasien diinformasikan tentang hal ini pada saat mulai
perawatan paliatif Keputusan dibuat oleh pasien yang kompeten tim perawatan
paliatif Pasien yang kompeten memiliki hak untuk tidak menghendaki resusitasi
setelah memperoleh informasi yang adekuat dan dipahaminya Keluarga terdekat pada
dasarnya tidak boleh membuat keputusan tidak resusitasi kecuali sudah dipesankan
dalam pernyataan tertulis oleh pasien Tetapi dalam keadaan dan pertimbangan
17
tertentu permintaan tertulis oleh seluruh keluarga terdekat dapat dimintakan
penetapan pengadilan untuk pengesahannya Tim perawatan paliatif dapat membuat
keputusan unuk tidak melakukan resusitasi jika pasien dalam tahap terminal dan
tindakan resusitasi diketahui tidak akan menyembuhkan atau memperbaiki kualitas
hidupnya berdasarkan bukti ilmiah
3 Perawatan di ICU dalam menghadapi pasien terminal tim harus mengikuti pedoman
penentuan kematian batang otak dan penghentian peralatan life supporting
Menurut Prof R Sunaryadi Tejawinata dr SpTHT (K) FAAO
PGDPallMed (ECU) ndashKepala Pusat Pengembangan Paliatif amp Bebas Nyeri RSU Dr
Soetomo periode 1992-2006ndash salah satu aspek penting dalam perawatan paliatif adalah
kasih kepedulian ketulusan dan rasa syukur Begitu pentingnya aspek ini sampai
melebihi pentingnya penanganan nyeri yang mutlak harus dilakukan dalam perawatan
paliatif Masyarakat menganggap perawatan paliatif hanya untuk pasien dalam kondisi
terminal yang akan segera meninggal Namun konsep baru perawatan paliatif
menekankan pentingnya integrasi perawatan paliatif lebih dini agar masalah fisik
psikososial dan spiritual dapat diatasi dengan baik Perawatan paliatif adalah pelayanan
kesehatan yang bersifat holistik dan terintegrasi dengan melibatkan berbagai profesi
dengan dasar falsafah bahwa setiap pasien berhak mendapatkan perawatan terbaik sampai
akhir hayatnya(5)
Bagi seorang dokter butuh empati yang besar dan keterampilan khusus dalam
melakukan paliatif care Penyampaian kabar buruk (ketika pasien tidak bisa sembuh dan
harus dilakukan paliative care) pun harus ada etikanya jangan sampai ketika kita
menyampaikan kabar buruk tersebut menimbulkan Stres mendalam bagi pasien maupun
keluarganya yang berakibat semakin cepatnya proses kematian bagi pasien Terkadang
juga tindakan Euthanasia dilakukan jika tindakan Paliatif sudah dilakukan tapi pasien
masih sangat menderita Namun perlu dicatat Tindakan Euthanasia tidak semudah itu
dilakukan Banyak faktor yang harus dipertimbangkan (permintaan pasienpermintaan
keluargadasar hukumadat istiadat setempatagama dll)(6)
18
BAB V
KESIMPULAN
Bapak Arman dinyatakan mengalami kanker paru stadium lanjut yang sudah menjalar
ke otak Pada kasus seperti ini pengobatan lebih ditujukan kepada pengobatan secara paliatif
yang bertujuan untuk mengurangi penderitaan pasien meningkatkan kualitas hidupnya serta
memberikan support kepada keluarganya Selain itu dokter juga harus memberikan edukasi
dan pengertian kepada keluarga pasien mengenai resiko yang kemungkinan akan terjadi
apabila tetap dilakukan tindakan medis atau pengobatan dengan segala cara yaitu bisa saja
penderitaan pasien akan bertambah atau bahkan bisa sebabkan pasien meninggal Akan tetapi
sesuai dengan salah satu prinsip dasar bioetik dokter harus menghormati otonomi pasien dan
tetap menyerahkan keputusan yang terbaik sepenuhnya kepada pasien
19
DAFTAR PUSTAKA
1 Perawatan Paliatif Available at httpspiritiaoridDokskmenkes812707pdf
Accessed on July 20th 2011
2 Sampurna Budi Syamsu Zulhasmar Siswaja Tjetjep D Bioetik dan hukum
kedokteran Jakarta Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia 1997 p36-9
3 Perawatan Paliatif (Palliative care) Available at
httpdoktersyhurawordpresscomsistem-kesehatanperawatan-paliatif-palliative-
care Accessed on July 20th 2011
4 Perawatan Paliatif Available at httpwwwmedicaleracominfo_answerphp
thread=11209 Accessed on July 20th 2011
5 Perawatan Paliatif Kanker Available at
httprsudrsoetomojatimprovgoididindexphp Accessed on July 20th 2011
6 Perawatan Paliatif Available at httpwwwnews-medicalnethealthPalliative-Care-
What-is-Palliative-Care-28Indonesian29aspx Accessed on July 20th 2011
20
a Mendapat penjelasan secara lengkap tenteang tindakan medis
b Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain
c Mendapat pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis
d Menolak tindakan medis dan
e Mendapatkan isi rekam medis
Kematian menurut pandangan agama
1 Buddha
Definisi kematian menurut Buddha adalah seseorang dapat dikatakan mati
apabila kesadaran ajal (cuticitta) telah muncul dalam dirinya Begitu muncul sesaat
kesadaran ajal akan langsung padam Kepadaman kesadaran ajal merupakan `the
point of no returnrsquo bagi suatu makhluk dalam kehidupan ini Pada nsure-unsur
jasmaniah kematian ditandai dengan terputusnya kemampuan hidup (jicircvitindriya)
Kematian mutlak yang merupakan keterputusan daur penderitaan para
Arahanta Kematian pada dasarnya diakibatkan oleh empat macam sebab yaitu
karena habisnya usia (acircyukkhaya) karena habisnya akibat perbuatan penyebab
kelahiran serta perbuatan pendukung (kammakkhaya)(2) karena habisnya usia serta
akibat perbuatan (ubhayakkhaya) karena terputus oleh kecelakaan bencana atau
malapetaka (upacchedaka)
Menurut Buddha setiap kelahiran pasti diakhiri dengan kematian (sabbe
sankhara anicca)
2 Katolik
Dalam KGK 1013 dikatakan ldquoKematian adalah titik akhir peziarahan manusia
di dunia titik akhir dari masa rahmat dan be1as kasihan yang Allah berikan
kepadanya supaya melewati kehidupan dunia ini sesuai dengan rencana Allah dan
dengan demikian menentukan nasibnya yang terakhirrdquo
8
Sebenarnya Allah Pencipta menentukan supaya manusia tidak mati Namun
dosa telah membuat manusia harus mengakhiri hidupnya dengan kematian Dengan
demikian kematian sebenarnya bertentangan dengan maksud Allah Pencipta (KGK
1008) Selanjutnya KGK 108 menyatakan ldquoMagisterium Gereja mengajarkan bahwa
kematian telah masuk ke dalam dunia karena manusia telah berdosa Walaupun
manusia mempunyai kodrat yang dapat mati namun Pencipta menentukan supaya ia
tidak mati Dengan demikian kematian bertentangan dengan keputusan Allah
Pencipta Kematian masuk ke dunia sebagai akibat dosa ldquoKematian badan yang
dapat dihindari seandainya manusia tidak berdosardquo (GS 18) adalah ldquomusuh terakhirrdquo
manusia yang harus dikalahkanrdquo
3 Kristen
Menurut Kristen kematian bukanlah termasuk ciptaan Allah tetapi merupakan
hasil dari dosa manusia yang berontak terhadap sang pencipta
Kejadian 319 ldquodengan berpeluh engkau akan mencari makananmu sampai
engkau kembali lagi menjadi tanah karena dari situlah engkau diambil sebab engkau
debu dan engkau akan kembali menjadi deburdquoPengkhotbah 127 ldquoDan debu kembali
menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang
mengaruniakannyardquo
4 Islam
Menurut islam sesungguhnya semua makhluk hidup pada akhirnya akan mati
dan manusia pada dasar diciptakan dari benda mati
Dalam surat Al-Baqarah 28 dijelaskan
ldquoMengapa kamu kafir kepada Allah padahal kamu tadinya mati lalu Allah
menghidupkan kamu kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali
kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikanrdquo
Surat Al-Baqarah 36
ldquoDan untukmu tempat tinggal diatas bumi dan kesenangan hingga waktu yang
ditentukanrdquo
5 Hindu
9
Menurut Hindu kematian tak ubahnya seperti orang yang berganti pakaian
dan pitra yagna sebagai proses kembalinya panca maha bhuta serta cerminan bakti
anak terhadap orang tua
Pada skenario sesi 2 didapatkan data bahwa bapak Arman dan NyNani ingin
memperoleh second opinion ke luar negeri untuk mengobati penyakit bapak Arman Pada
hasil pemeriksaan medis di luar negeri menyatakan bahwa pak Arman menderita kanker
paru-paru stadium lanjut yang sudah bermetastase ke tulang-tulang dan membutuhkan
operasi perbaikan pada beberapa ruas tulang vertebra servikalnya agar tidak menjepit saraf-
sarafnya Setelah dilakukan operasi perbaikan vertebra servikal oleh dokter luar negeri
hasilnya berhasil baik Ketika pak Arman kembali ke luar negeri untuk kontrol penyakitnya
kanker parunya dinyatakan sudah hampir menghilang namun beberapa minggu kemudian
kondisi pak Arman justru mulai menurun Saat kembali periksa ke luar negeri dokter
menyatakan bahwa kankernya sudah menjalar ke otak Dokter menyarankan agar pak Arman
menjalani pengobatan paliatif saja
Dari segi medis saran dokter luar negeri agar melakukan pengobatan paliatif saja
sudah dianggap benar
Dari segi bioetik dokter Indonesia telah memenuhi salah satu dari prinsip dasar
bioetika yaitu menghormati otonomi pasien untuk mendapatkan second opinion ke luar
negeri Sedangkan dokter luar negeri juga telah memenuhi dua prinsip dasar bioetika yaitu
prinsip berbuat baik (beneficence) serta prinsip tidak merugikan (non maleficence) Ketika
penyakit kanker pak Arman dinyatakan sudah menjalar ke otak dokter seharusnya
memberikan penjelasan dengan benar bahwa pilihan pengobatan pada pasien stadium
terminal seperti pak Arman adalah dengan pengobatan paliatif atau tidak diterapi sama sekali
Selain itu dokter hendaknya memberikan edukasi mengenai resiko yang kemungkinan akan
terjadi apabila tetap dilakukan tindakan medis atau pengobatan dengan segala cara yaitu bisa
saja penderitaan pasien akan bertambah atau bahkan bisa sebabkan pasien meninggal
Keputusan dokter untuk memberikan perawatan paliatif sudah benar didasarkan bukan hanya
dari kualitas hidup pasien tetapi juga atas dasar indikasi medis Akan tetapi dokter juga harus
menyadari bahwa semua keputusan yang terbaik ada pada pasien
Dari segi hukum dokter yang menangani pak Arman berhak mendapatkan
perlindungan hukum karena sudah menangani pasien sesuai dengan standar profesi dan
10
standar prosedur operasional Hal ini sesuai dengan Pasal 50 UU 292004 tentang praktik
kedokteran yang berisi Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran
mempunyai hak memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai
dengan standar profesi dan standar prosedur operasional serta memberikan pelayanan medis
menurut standar profesi dan standar prosedur operasional
Sikap dokter dalam menangani pasien dengan penyakit pada stadium terminal
1 Bioetika salah satu tujuan ilmu kedokteran adalah mencegah kematian
yang belum saatnya Bila sudah saatnya meninggal Ilmu Kedoktern tidak
bias memperpanjang umur tugasnya adalah mengantar agar pasien bias
meninggal dengan damai Pilihan bagi pasien yang sedang sekarat adalah
terapi paliatif dan no treatment
2 Hukum Tujuan Ilmu Kedokteran mencegah menyembuhkan sakit
meringankan penderitaan mendampingi pasien selama perawatan dan saat ndash
saat menjelang ajal Pada pasien stadium terminal secara medis belum ada
obat yang bisa manyembuhkan umumnya terjadi pada pasien yang
menjelang ajal
3 Agama Buddha terus memberikan perawatan dan terapi dengan sebaik-
baiknya Pembacaan Paritta ndash Paritta suci dengan harapan kamma baiknya
segera berbuah lalu meninggal dunia (karena fisiknya tidak dapat
dipergunakan lagi untuk hidup) dan terlahir kembali ke alam yang lebih
baik Berdasarkan ajaran agama Buddha bahwa sakit bukan merupakan hal
yang kebetulan namun merupakan akibat dari berbuahnya perbuatan buruk
di masa lalu
4 Agama Islam adab seorang dokter terhadap pasien adalah hubungan
pribadi dengan Allah dan hubungan antar manusia Memposisikan kaidah ndash
kaidah Fiqih kedokteran terutama sikap dokter dalam mengambil tindakan
medis terhadap pasiennya
Kaidah ndash kaidah Fiqih kedokteran
1 Hukum asal segala sesuatu yang bermanfaat adalah diperbolehkan
11
2 Hukum asal segala sesuatu yang membahayakan adalah haram
3 Tidak boleh melakukan perbuatan yang berbahaya dan membahayakan
4 Kemadhratan sebisa mungkin dihilangkan
5 Madharat itu tidak ada istilah kadaluarsa
6 Kemadharatan itu tidak boleh dihilangkan dengan kemadharatan yang sama
7 Kemadharatan yang lebih berat dihilangkan dengan kemadharatan yang lebih ringan
8 Apabila ada dua kerusakan maka diambil kerusakan yang lebih ringan
9 Kemadharatan khusus bisa diambil demi menolak kemadharatan umum
10 Menolak kerusakan lebih diprioritaskan daripada mendatangkan kemashlahatan
11 Kesulitan itu menarik kepada kemudahan
12 Suatu masalah apabila sempit maka menjadi luas
13 Keterpaksaan itu membolehkan yang terlarang
14 Sesuatu yang dibolehkan karena udzur maka kebolehan itu menjadi batal jika udzurnya sudah hilang
15 Apabila sesuatu menghalangi itu hilang maka yang terhalangpun kembali
16 Kterpaksaan itu tidak menggunakan hak orang lain
17 Tidak diperbolehkan menggunakan milik orang lain kecuali dengan seizinnya
18 Kebolehan yang bersifat SyarrsquoI menggugurkan jaminan
19 Kebutuhan menempati posisi darurat baik bersifat umum maupun bersifat khusus
20 Kebijakan pemimpin atas rakyat harus didasarkan pada kemaslahatan
5 Agama Kristen obati kondisi tersebut kecuali pasien yang menolak
diperbolehkan menggunakan terapi yang memberikan kenyamanan bagi
pasien dan butuh waktu lebih singkat Prinsipnya adalah holistic care
memandang manusia bukan sebagai objek materi tidak hanya
penyembuhan etiologi medisnya saja
12
6 Agama katholik dalam menghadapi pasien yang sakit parah harus
diupayakan dengan sebaik ndash baiknya Manusia hanya bisa berusahan tapi
Tuhan yang menentukan hidup mati
7 Agama Hindu Dokter hendaknya dapat melaksanakan komunikasi yang
baik dengan pasien terutama mengenai soal penyakit dan pengobatan
Dokter hendaknya selalu berpedoman kepada Etika Profesi Medis sumpah
dokter Dalam melaksanakan tugas Bhagawad Gita Bab II sloka 47 kiranya
dapat pula dijadikan pedoman yang isinya sebagai berikut ldquoHanya pada
pelaksanaan engkau mempunyai hak dan tidak sama sekali pada hasilnya
Janganlah hasil dari pekerjaan itu menjadi alasanmu pun juga janganlah
membiarkan dirimu untuk tidak melaksanakan suatu pekerjaan apapun
13
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
Perawatan Paliatif
Perawatan paliatif (dari bahasa Latinpalliareuntuk jubah) adalah pendekatan yang
bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah yang
berhubungan dengan penyakit yang dapat mengancam jiwa melalui pencegahan dan
peniadaan melalui identifikasi dini dan penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan
masalah-masalah lain fisik psikososial dan spiritual (WHO 2002) Tujuannya untuk
mengurangi penderitaan pasien memperpanjang umurnya meningkatkan kualitas hidupnya
juga memberikan support kepada keluarganya Meski pada akhirnya pasien meninggal yang
terpenting sebelum meninggal dia sudah siap secara psikologis dan spiritual serta tidak stres
menghadapi penyakit yang dideritanya Jadi tujuan utama perawatan paliatif bukan untuk
menyembuhkan penyakit Dan yang ditangani bukan hanya penderita tetapi juga
keluarganya
Dulu perawatan ini hanya diberikan kepada pasien kanker yang secara medis sudah
tidak dapat disembuhkan lagi tetapi kini diberikan pada semua stadium kanker bahkan juga
pada penderita penyakit-penyakit lain yang mengancam kehidupan seperti HIVAIDS dan
berbagai kelainan yang bersifat kronis(2)
Prinsip-prinsip perawatan paliatif
1 Menghargai setiap kehidupan
2 Menganggap kematian sebagai proses yang normal
3 Tidak mempercepat atau menunda kematian
4 Menghargai keinginan pasien dalam mengambil keputusan
5 Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang menganggu
6 Mengintegrasikan aspek psikologis sosial dan spiritual dalam perawatan pasien dan
keluarga
7 Menghindari tindakan medis yang sia-sia(1)
14
8 Memberikan dukungan yang diperlukan agar pasien tetap aktif sesuai dengan
kondisinya sampai akhir hayat
9 Memberikan dukungan kepada keluarga dalam masa duka cita
Sasaran kebijakan pelayanan paliatif
1 Seluruh pasien (dewasa dan anak) dan anggota keluarga lingkungan yang
memerlukan perawatan paliatif di mana pun pasien berada di seluruh Indonesia
2 Pelaksana perawatan paliatif dokter perawat tenaga kesehatan lainnya dan tenaga
terkait lainnya
3 Institusi-institusi terkait misalnya
a Dinas kesehatan propinsi dan dinas kesehatan kabupatenkota
b Rumah Sakit pemerintah dan swasta
c Puskesmas
d Rumah perawatanhospis
e Fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta lain(1)
Lingkup kegiatan perawatan paliatif
1 Jenis kegiatan perawatan paliatif meliputi
1048707 Penatalaksanaan nyeri
1048707 Penatalaksanaan keluhan fisik lain
1048707 Asuhan keperawatan
1048707 Dukungan psikologis
1048707 Dukungan sosial
1048707 Dukungan kultural dan spiritual
1048707 Dukungan persiapan dan selama masa dukacita (bereavement)
2 Perawatan paliatif dilakukan melalui rawat inap rawat jalan dan kunjunganrawat
rumah(1)
Sumber daya manusia
1 Pelaksana perawatan paliatif adalah tenaga kesehatan pekerja sosial
rohaniawan keluargarelawan
2 Kriteria pelaksana perawatan paliatif adalah telah mengikuti
pendidikanpelatihan perawatanpaliatif dan telah mendapat sertifikat
3 Pelatihan
15
a Modul pelatihan Penyusunan modul pelatihan dilakukan dengan kerjasama
antara para pakarperawatan paliatif dengan Departemen Kesehatan (Badan
Pembinaan dan PengembanganSumber Daya Manusia dan Direktorat Jenderal
Bina Pelayanan Medik) Modul-modul tersebutterdiri dari modul untuk dokter
modul untuk perawat modul untuk tenaga kesehatan lainnyamodul untuk tenaga
non medis
b Pelatih Pakar perawatan paliatif dari RS Pendidikan dan Fakultas Kedokteran
c Sertifikasi dari Departemen Kesehatan cq Pusat Pelatihan dan Pendidikan
Badan PPSDMPada tahap pertama dilakukan sertifikasi pemutihan untuk
pelaksana perawatan paliatif di 5(lima) propinsi yaitu Jakarta Yogyakarta
Surabaya Denpasar Makasar Pada tahapselanjutnya sertifikasi diberikan setelah
mengikuti pelatihan
4 Pendidikan Pendidikan formal spesialis paliatif (ilmu kedokteran paliatif ilmu
keperawatan paliatif)(1)
Tempat perawatan paliatif
Tempat untuk melakukan perawatan paliatif adalah
a Rumah sakit Untuk pasien yang harus mendapatkan perawatan yang
memerlukan pengawasan ketat tindakan khusus atau peralatan khusus
b Puskesmas Untuk pasien yang memerlukan pelayanan rawat jalan
c Rumah singgahpanti (hospis) Untuk pasien yang tidak memerlukan
pengawasan ketat tindakan khusus atau peralatan khusus tetapi belum dapat
dirawat di rumah karena masih memerlukan pengawasan tenaga kesehatan
d Rumah pasien Untuk pasien yang tidak memerlukan pengawasan ketat
tindakan khusus atau peralatan khusus atau ketrampilan perawatan yang tidak
mungkin dilakukan oleh keluarga(3)
Jenis-jenis p erawatan paliatif
1 Home Care
Dilakukan dengan melakukan kunjungan ke rumah-rumah penderita terutama yang
karena alasan-alasan tertentu tidak dapat datang ke rumah sakit Kunjungan dilakukan
oleh tim yang terdiri atas dokter paliatif psikiater perawat dan relawan untuk memantau
dan memberikan solusi atas masalah-masalah yang dialami penderita kanker dan
16
keluarganya bukan hanya menyangkut masalah medisbiologis tetapi juga masalah
psikis sosial dan spiritual Perawatan paliatif membolehkan pasien di rawat di rumah
didampingi keluarga tercinta Saat di rawat di rumah pasien biasanya akan merasa lebih
nyaman dan bisa membantu meringankan beban dan pikiran sehingga lebih siap
menghadapi penyakitnya
2 Day Care
Merupakan layanan untuk tindakan medis yang tidak memerlukan rawat inap misalnya
perawatan luka kemoterapi dsb
3 Respite Care
Merupakan layanan yang bersifat psikologis Di sini penderita maupun keluarganya dapat
berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater bersosialisasi dengan penderita kanker lain
mengikuti terapi musik atau sekedar bersantai dan beristirahat Bisa juga menitipkan
penderita kanker (selama jam kerja) jika pendamping atau keluarga yang merawatnya
ada keperluan lain(4)
Aspek medikolegal (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
812MenkesSKVII2007 tentang Kebijakan Perawatan Paliatif)
1 Informed consent pasien paham pengertian tujuan dan pelaksanaaan perawatan
paliatif (komunikasi) Setiap tindakan berisiko dilakukan informed consent Penerima
informasi pemberi persetujuan diutamakan pasien sendiri ( pasien kompeten) dan
saksi keluarga terdekat pasien tidak kompeten oleh keluarga terdekat atas nama
pasien Saat pasien kompeten tim mengusahakan memperoleh pesan pernyataan
pasien tentang hal yang harus atau boleh atau tidak boleh dilakukan terhadapnya pada
saat kompetensinya menurun atau pasien menunjuk wakilnya untuk membuat
keputusan saat ia tidak kompeten Pernyataan dibuat secara tertulis Pada keadaan
darurat untuk kepentingan pasien tim dapat melakukan tindakan kedokteran yang
diperlukan
2 Resusitasi tidak resusitasi pasien diinformasikan tentang hal ini pada saat mulai
perawatan paliatif Keputusan dibuat oleh pasien yang kompeten tim perawatan
paliatif Pasien yang kompeten memiliki hak untuk tidak menghendaki resusitasi
setelah memperoleh informasi yang adekuat dan dipahaminya Keluarga terdekat pada
dasarnya tidak boleh membuat keputusan tidak resusitasi kecuali sudah dipesankan
dalam pernyataan tertulis oleh pasien Tetapi dalam keadaan dan pertimbangan
17
tertentu permintaan tertulis oleh seluruh keluarga terdekat dapat dimintakan
penetapan pengadilan untuk pengesahannya Tim perawatan paliatif dapat membuat
keputusan unuk tidak melakukan resusitasi jika pasien dalam tahap terminal dan
tindakan resusitasi diketahui tidak akan menyembuhkan atau memperbaiki kualitas
hidupnya berdasarkan bukti ilmiah
3 Perawatan di ICU dalam menghadapi pasien terminal tim harus mengikuti pedoman
penentuan kematian batang otak dan penghentian peralatan life supporting
Menurut Prof R Sunaryadi Tejawinata dr SpTHT (K) FAAO
PGDPallMed (ECU) ndashKepala Pusat Pengembangan Paliatif amp Bebas Nyeri RSU Dr
Soetomo periode 1992-2006ndash salah satu aspek penting dalam perawatan paliatif adalah
kasih kepedulian ketulusan dan rasa syukur Begitu pentingnya aspek ini sampai
melebihi pentingnya penanganan nyeri yang mutlak harus dilakukan dalam perawatan
paliatif Masyarakat menganggap perawatan paliatif hanya untuk pasien dalam kondisi
terminal yang akan segera meninggal Namun konsep baru perawatan paliatif
menekankan pentingnya integrasi perawatan paliatif lebih dini agar masalah fisik
psikososial dan spiritual dapat diatasi dengan baik Perawatan paliatif adalah pelayanan
kesehatan yang bersifat holistik dan terintegrasi dengan melibatkan berbagai profesi
dengan dasar falsafah bahwa setiap pasien berhak mendapatkan perawatan terbaik sampai
akhir hayatnya(5)
Bagi seorang dokter butuh empati yang besar dan keterampilan khusus dalam
melakukan paliatif care Penyampaian kabar buruk (ketika pasien tidak bisa sembuh dan
harus dilakukan paliative care) pun harus ada etikanya jangan sampai ketika kita
menyampaikan kabar buruk tersebut menimbulkan Stres mendalam bagi pasien maupun
keluarganya yang berakibat semakin cepatnya proses kematian bagi pasien Terkadang
juga tindakan Euthanasia dilakukan jika tindakan Paliatif sudah dilakukan tapi pasien
masih sangat menderita Namun perlu dicatat Tindakan Euthanasia tidak semudah itu
dilakukan Banyak faktor yang harus dipertimbangkan (permintaan pasienpermintaan
keluargadasar hukumadat istiadat setempatagama dll)(6)
18
BAB V
KESIMPULAN
Bapak Arman dinyatakan mengalami kanker paru stadium lanjut yang sudah menjalar
ke otak Pada kasus seperti ini pengobatan lebih ditujukan kepada pengobatan secara paliatif
yang bertujuan untuk mengurangi penderitaan pasien meningkatkan kualitas hidupnya serta
memberikan support kepada keluarganya Selain itu dokter juga harus memberikan edukasi
dan pengertian kepada keluarga pasien mengenai resiko yang kemungkinan akan terjadi
apabila tetap dilakukan tindakan medis atau pengobatan dengan segala cara yaitu bisa saja
penderitaan pasien akan bertambah atau bahkan bisa sebabkan pasien meninggal Akan tetapi
sesuai dengan salah satu prinsip dasar bioetik dokter harus menghormati otonomi pasien dan
tetap menyerahkan keputusan yang terbaik sepenuhnya kepada pasien
19
DAFTAR PUSTAKA
1 Perawatan Paliatif Available at httpspiritiaoridDokskmenkes812707pdf
Accessed on July 20th 2011
2 Sampurna Budi Syamsu Zulhasmar Siswaja Tjetjep D Bioetik dan hukum
kedokteran Jakarta Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia 1997 p36-9
3 Perawatan Paliatif (Palliative care) Available at
httpdoktersyhurawordpresscomsistem-kesehatanperawatan-paliatif-palliative-
care Accessed on July 20th 2011
4 Perawatan Paliatif Available at httpwwwmedicaleracominfo_answerphp
thread=11209 Accessed on July 20th 2011
5 Perawatan Paliatif Kanker Available at
httprsudrsoetomojatimprovgoididindexphp Accessed on July 20th 2011
6 Perawatan Paliatif Available at httpwwwnews-medicalnethealthPalliative-Care-
What-is-Palliative-Care-28Indonesian29aspx Accessed on July 20th 2011
20
Sebenarnya Allah Pencipta menentukan supaya manusia tidak mati Namun
dosa telah membuat manusia harus mengakhiri hidupnya dengan kematian Dengan
demikian kematian sebenarnya bertentangan dengan maksud Allah Pencipta (KGK
1008) Selanjutnya KGK 108 menyatakan ldquoMagisterium Gereja mengajarkan bahwa
kematian telah masuk ke dalam dunia karena manusia telah berdosa Walaupun
manusia mempunyai kodrat yang dapat mati namun Pencipta menentukan supaya ia
tidak mati Dengan demikian kematian bertentangan dengan keputusan Allah
Pencipta Kematian masuk ke dunia sebagai akibat dosa ldquoKematian badan yang
dapat dihindari seandainya manusia tidak berdosardquo (GS 18) adalah ldquomusuh terakhirrdquo
manusia yang harus dikalahkanrdquo
3 Kristen
Menurut Kristen kematian bukanlah termasuk ciptaan Allah tetapi merupakan
hasil dari dosa manusia yang berontak terhadap sang pencipta
Kejadian 319 ldquodengan berpeluh engkau akan mencari makananmu sampai
engkau kembali lagi menjadi tanah karena dari situlah engkau diambil sebab engkau
debu dan engkau akan kembali menjadi deburdquoPengkhotbah 127 ldquoDan debu kembali
menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang
mengaruniakannyardquo
4 Islam
Menurut islam sesungguhnya semua makhluk hidup pada akhirnya akan mati
dan manusia pada dasar diciptakan dari benda mati
Dalam surat Al-Baqarah 28 dijelaskan
ldquoMengapa kamu kafir kepada Allah padahal kamu tadinya mati lalu Allah
menghidupkan kamu kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali
kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikanrdquo
Surat Al-Baqarah 36
ldquoDan untukmu tempat tinggal diatas bumi dan kesenangan hingga waktu yang
ditentukanrdquo
5 Hindu
9
Menurut Hindu kematian tak ubahnya seperti orang yang berganti pakaian
dan pitra yagna sebagai proses kembalinya panca maha bhuta serta cerminan bakti
anak terhadap orang tua
Pada skenario sesi 2 didapatkan data bahwa bapak Arman dan NyNani ingin
memperoleh second opinion ke luar negeri untuk mengobati penyakit bapak Arman Pada
hasil pemeriksaan medis di luar negeri menyatakan bahwa pak Arman menderita kanker
paru-paru stadium lanjut yang sudah bermetastase ke tulang-tulang dan membutuhkan
operasi perbaikan pada beberapa ruas tulang vertebra servikalnya agar tidak menjepit saraf-
sarafnya Setelah dilakukan operasi perbaikan vertebra servikal oleh dokter luar negeri
hasilnya berhasil baik Ketika pak Arman kembali ke luar negeri untuk kontrol penyakitnya
kanker parunya dinyatakan sudah hampir menghilang namun beberapa minggu kemudian
kondisi pak Arman justru mulai menurun Saat kembali periksa ke luar negeri dokter
menyatakan bahwa kankernya sudah menjalar ke otak Dokter menyarankan agar pak Arman
menjalani pengobatan paliatif saja
Dari segi medis saran dokter luar negeri agar melakukan pengobatan paliatif saja
sudah dianggap benar
Dari segi bioetik dokter Indonesia telah memenuhi salah satu dari prinsip dasar
bioetika yaitu menghormati otonomi pasien untuk mendapatkan second opinion ke luar
negeri Sedangkan dokter luar negeri juga telah memenuhi dua prinsip dasar bioetika yaitu
prinsip berbuat baik (beneficence) serta prinsip tidak merugikan (non maleficence) Ketika
penyakit kanker pak Arman dinyatakan sudah menjalar ke otak dokter seharusnya
memberikan penjelasan dengan benar bahwa pilihan pengobatan pada pasien stadium
terminal seperti pak Arman adalah dengan pengobatan paliatif atau tidak diterapi sama sekali
Selain itu dokter hendaknya memberikan edukasi mengenai resiko yang kemungkinan akan
terjadi apabila tetap dilakukan tindakan medis atau pengobatan dengan segala cara yaitu bisa
saja penderitaan pasien akan bertambah atau bahkan bisa sebabkan pasien meninggal
Keputusan dokter untuk memberikan perawatan paliatif sudah benar didasarkan bukan hanya
dari kualitas hidup pasien tetapi juga atas dasar indikasi medis Akan tetapi dokter juga harus
menyadari bahwa semua keputusan yang terbaik ada pada pasien
Dari segi hukum dokter yang menangani pak Arman berhak mendapatkan
perlindungan hukum karena sudah menangani pasien sesuai dengan standar profesi dan
10
standar prosedur operasional Hal ini sesuai dengan Pasal 50 UU 292004 tentang praktik
kedokteran yang berisi Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran
mempunyai hak memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai
dengan standar profesi dan standar prosedur operasional serta memberikan pelayanan medis
menurut standar profesi dan standar prosedur operasional
Sikap dokter dalam menangani pasien dengan penyakit pada stadium terminal
1 Bioetika salah satu tujuan ilmu kedokteran adalah mencegah kematian
yang belum saatnya Bila sudah saatnya meninggal Ilmu Kedoktern tidak
bias memperpanjang umur tugasnya adalah mengantar agar pasien bias
meninggal dengan damai Pilihan bagi pasien yang sedang sekarat adalah
terapi paliatif dan no treatment
2 Hukum Tujuan Ilmu Kedokteran mencegah menyembuhkan sakit
meringankan penderitaan mendampingi pasien selama perawatan dan saat ndash
saat menjelang ajal Pada pasien stadium terminal secara medis belum ada
obat yang bisa manyembuhkan umumnya terjadi pada pasien yang
menjelang ajal
3 Agama Buddha terus memberikan perawatan dan terapi dengan sebaik-
baiknya Pembacaan Paritta ndash Paritta suci dengan harapan kamma baiknya
segera berbuah lalu meninggal dunia (karena fisiknya tidak dapat
dipergunakan lagi untuk hidup) dan terlahir kembali ke alam yang lebih
baik Berdasarkan ajaran agama Buddha bahwa sakit bukan merupakan hal
yang kebetulan namun merupakan akibat dari berbuahnya perbuatan buruk
di masa lalu
4 Agama Islam adab seorang dokter terhadap pasien adalah hubungan
pribadi dengan Allah dan hubungan antar manusia Memposisikan kaidah ndash
kaidah Fiqih kedokteran terutama sikap dokter dalam mengambil tindakan
medis terhadap pasiennya
Kaidah ndash kaidah Fiqih kedokteran
1 Hukum asal segala sesuatu yang bermanfaat adalah diperbolehkan
11
2 Hukum asal segala sesuatu yang membahayakan adalah haram
3 Tidak boleh melakukan perbuatan yang berbahaya dan membahayakan
4 Kemadhratan sebisa mungkin dihilangkan
5 Madharat itu tidak ada istilah kadaluarsa
6 Kemadharatan itu tidak boleh dihilangkan dengan kemadharatan yang sama
7 Kemadharatan yang lebih berat dihilangkan dengan kemadharatan yang lebih ringan
8 Apabila ada dua kerusakan maka diambil kerusakan yang lebih ringan
9 Kemadharatan khusus bisa diambil demi menolak kemadharatan umum
10 Menolak kerusakan lebih diprioritaskan daripada mendatangkan kemashlahatan
11 Kesulitan itu menarik kepada kemudahan
12 Suatu masalah apabila sempit maka menjadi luas
13 Keterpaksaan itu membolehkan yang terlarang
14 Sesuatu yang dibolehkan karena udzur maka kebolehan itu menjadi batal jika udzurnya sudah hilang
15 Apabila sesuatu menghalangi itu hilang maka yang terhalangpun kembali
16 Kterpaksaan itu tidak menggunakan hak orang lain
17 Tidak diperbolehkan menggunakan milik orang lain kecuali dengan seizinnya
18 Kebolehan yang bersifat SyarrsquoI menggugurkan jaminan
19 Kebutuhan menempati posisi darurat baik bersifat umum maupun bersifat khusus
20 Kebijakan pemimpin atas rakyat harus didasarkan pada kemaslahatan
5 Agama Kristen obati kondisi tersebut kecuali pasien yang menolak
diperbolehkan menggunakan terapi yang memberikan kenyamanan bagi
pasien dan butuh waktu lebih singkat Prinsipnya adalah holistic care
memandang manusia bukan sebagai objek materi tidak hanya
penyembuhan etiologi medisnya saja
12
6 Agama katholik dalam menghadapi pasien yang sakit parah harus
diupayakan dengan sebaik ndash baiknya Manusia hanya bisa berusahan tapi
Tuhan yang menentukan hidup mati
7 Agama Hindu Dokter hendaknya dapat melaksanakan komunikasi yang
baik dengan pasien terutama mengenai soal penyakit dan pengobatan
Dokter hendaknya selalu berpedoman kepada Etika Profesi Medis sumpah
dokter Dalam melaksanakan tugas Bhagawad Gita Bab II sloka 47 kiranya
dapat pula dijadikan pedoman yang isinya sebagai berikut ldquoHanya pada
pelaksanaan engkau mempunyai hak dan tidak sama sekali pada hasilnya
Janganlah hasil dari pekerjaan itu menjadi alasanmu pun juga janganlah
membiarkan dirimu untuk tidak melaksanakan suatu pekerjaan apapun
13
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
Perawatan Paliatif
Perawatan paliatif (dari bahasa Latinpalliareuntuk jubah) adalah pendekatan yang
bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah yang
berhubungan dengan penyakit yang dapat mengancam jiwa melalui pencegahan dan
peniadaan melalui identifikasi dini dan penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan
masalah-masalah lain fisik psikososial dan spiritual (WHO 2002) Tujuannya untuk
mengurangi penderitaan pasien memperpanjang umurnya meningkatkan kualitas hidupnya
juga memberikan support kepada keluarganya Meski pada akhirnya pasien meninggal yang
terpenting sebelum meninggal dia sudah siap secara psikologis dan spiritual serta tidak stres
menghadapi penyakit yang dideritanya Jadi tujuan utama perawatan paliatif bukan untuk
menyembuhkan penyakit Dan yang ditangani bukan hanya penderita tetapi juga
keluarganya
Dulu perawatan ini hanya diberikan kepada pasien kanker yang secara medis sudah
tidak dapat disembuhkan lagi tetapi kini diberikan pada semua stadium kanker bahkan juga
pada penderita penyakit-penyakit lain yang mengancam kehidupan seperti HIVAIDS dan
berbagai kelainan yang bersifat kronis(2)
Prinsip-prinsip perawatan paliatif
1 Menghargai setiap kehidupan
2 Menganggap kematian sebagai proses yang normal
3 Tidak mempercepat atau menunda kematian
4 Menghargai keinginan pasien dalam mengambil keputusan
5 Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang menganggu
6 Mengintegrasikan aspek psikologis sosial dan spiritual dalam perawatan pasien dan
keluarga
7 Menghindari tindakan medis yang sia-sia(1)
14
8 Memberikan dukungan yang diperlukan agar pasien tetap aktif sesuai dengan
kondisinya sampai akhir hayat
9 Memberikan dukungan kepada keluarga dalam masa duka cita
Sasaran kebijakan pelayanan paliatif
1 Seluruh pasien (dewasa dan anak) dan anggota keluarga lingkungan yang
memerlukan perawatan paliatif di mana pun pasien berada di seluruh Indonesia
2 Pelaksana perawatan paliatif dokter perawat tenaga kesehatan lainnya dan tenaga
terkait lainnya
3 Institusi-institusi terkait misalnya
a Dinas kesehatan propinsi dan dinas kesehatan kabupatenkota
b Rumah Sakit pemerintah dan swasta
c Puskesmas
d Rumah perawatanhospis
e Fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta lain(1)
Lingkup kegiatan perawatan paliatif
1 Jenis kegiatan perawatan paliatif meliputi
1048707 Penatalaksanaan nyeri
1048707 Penatalaksanaan keluhan fisik lain
1048707 Asuhan keperawatan
1048707 Dukungan psikologis
1048707 Dukungan sosial
1048707 Dukungan kultural dan spiritual
1048707 Dukungan persiapan dan selama masa dukacita (bereavement)
2 Perawatan paliatif dilakukan melalui rawat inap rawat jalan dan kunjunganrawat
rumah(1)
Sumber daya manusia
1 Pelaksana perawatan paliatif adalah tenaga kesehatan pekerja sosial
rohaniawan keluargarelawan
2 Kriteria pelaksana perawatan paliatif adalah telah mengikuti
pendidikanpelatihan perawatanpaliatif dan telah mendapat sertifikat
3 Pelatihan
15
a Modul pelatihan Penyusunan modul pelatihan dilakukan dengan kerjasama
antara para pakarperawatan paliatif dengan Departemen Kesehatan (Badan
Pembinaan dan PengembanganSumber Daya Manusia dan Direktorat Jenderal
Bina Pelayanan Medik) Modul-modul tersebutterdiri dari modul untuk dokter
modul untuk perawat modul untuk tenaga kesehatan lainnyamodul untuk tenaga
non medis
b Pelatih Pakar perawatan paliatif dari RS Pendidikan dan Fakultas Kedokteran
c Sertifikasi dari Departemen Kesehatan cq Pusat Pelatihan dan Pendidikan
Badan PPSDMPada tahap pertama dilakukan sertifikasi pemutihan untuk
pelaksana perawatan paliatif di 5(lima) propinsi yaitu Jakarta Yogyakarta
Surabaya Denpasar Makasar Pada tahapselanjutnya sertifikasi diberikan setelah
mengikuti pelatihan
4 Pendidikan Pendidikan formal spesialis paliatif (ilmu kedokteran paliatif ilmu
keperawatan paliatif)(1)
Tempat perawatan paliatif
Tempat untuk melakukan perawatan paliatif adalah
a Rumah sakit Untuk pasien yang harus mendapatkan perawatan yang
memerlukan pengawasan ketat tindakan khusus atau peralatan khusus
b Puskesmas Untuk pasien yang memerlukan pelayanan rawat jalan
c Rumah singgahpanti (hospis) Untuk pasien yang tidak memerlukan
pengawasan ketat tindakan khusus atau peralatan khusus tetapi belum dapat
dirawat di rumah karena masih memerlukan pengawasan tenaga kesehatan
d Rumah pasien Untuk pasien yang tidak memerlukan pengawasan ketat
tindakan khusus atau peralatan khusus atau ketrampilan perawatan yang tidak
mungkin dilakukan oleh keluarga(3)
Jenis-jenis p erawatan paliatif
1 Home Care
Dilakukan dengan melakukan kunjungan ke rumah-rumah penderita terutama yang
karena alasan-alasan tertentu tidak dapat datang ke rumah sakit Kunjungan dilakukan
oleh tim yang terdiri atas dokter paliatif psikiater perawat dan relawan untuk memantau
dan memberikan solusi atas masalah-masalah yang dialami penderita kanker dan
16
keluarganya bukan hanya menyangkut masalah medisbiologis tetapi juga masalah
psikis sosial dan spiritual Perawatan paliatif membolehkan pasien di rawat di rumah
didampingi keluarga tercinta Saat di rawat di rumah pasien biasanya akan merasa lebih
nyaman dan bisa membantu meringankan beban dan pikiran sehingga lebih siap
menghadapi penyakitnya
2 Day Care
Merupakan layanan untuk tindakan medis yang tidak memerlukan rawat inap misalnya
perawatan luka kemoterapi dsb
3 Respite Care
Merupakan layanan yang bersifat psikologis Di sini penderita maupun keluarganya dapat
berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater bersosialisasi dengan penderita kanker lain
mengikuti terapi musik atau sekedar bersantai dan beristirahat Bisa juga menitipkan
penderita kanker (selama jam kerja) jika pendamping atau keluarga yang merawatnya
ada keperluan lain(4)
Aspek medikolegal (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
812MenkesSKVII2007 tentang Kebijakan Perawatan Paliatif)
1 Informed consent pasien paham pengertian tujuan dan pelaksanaaan perawatan
paliatif (komunikasi) Setiap tindakan berisiko dilakukan informed consent Penerima
informasi pemberi persetujuan diutamakan pasien sendiri ( pasien kompeten) dan
saksi keluarga terdekat pasien tidak kompeten oleh keluarga terdekat atas nama
pasien Saat pasien kompeten tim mengusahakan memperoleh pesan pernyataan
pasien tentang hal yang harus atau boleh atau tidak boleh dilakukan terhadapnya pada
saat kompetensinya menurun atau pasien menunjuk wakilnya untuk membuat
keputusan saat ia tidak kompeten Pernyataan dibuat secara tertulis Pada keadaan
darurat untuk kepentingan pasien tim dapat melakukan tindakan kedokteran yang
diperlukan
2 Resusitasi tidak resusitasi pasien diinformasikan tentang hal ini pada saat mulai
perawatan paliatif Keputusan dibuat oleh pasien yang kompeten tim perawatan
paliatif Pasien yang kompeten memiliki hak untuk tidak menghendaki resusitasi
setelah memperoleh informasi yang adekuat dan dipahaminya Keluarga terdekat pada
dasarnya tidak boleh membuat keputusan tidak resusitasi kecuali sudah dipesankan
dalam pernyataan tertulis oleh pasien Tetapi dalam keadaan dan pertimbangan
17
tertentu permintaan tertulis oleh seluruh keluarga terdekat dapat dimintakan
penetapan pengadilan untuk pengesahannya Tim perawatan paliatif dapat membuat
keputusan unuk tidak melakukan resusitasi jika pasien dalam tahap terminal dan
tindakan resusitasi diketahui tidak akan menyembuhkan atau memperbaiki kualitas
hidupnya berdasarkan bukti ilmiah
3 Perawatan di ICU dalam menghadapi pasien terminal tim harus mengikuti pedoman
penentuan kematian batang otak dan penghentian peralatan life supporting
Menurut Prof R Sunaryadi Tejawinata dr SpTHT (K) FAAO
PGDPallMed (ECU) ndashKepala Pusat Pengembangan Paliatif amp Bebas Nyeri RSU Dr
Soetomo periode 1992-2006ndash salah satu aspek penting dalam perawatan paliatif adalah
kasih kepedulian ketulusan dan rasa syukur Begitu pentingnya aspek ini sampai
melebihi pentingnya penanganan nyeri yang mutlak harus dilakukan dalam perawatan
paliatif Masyarakat menganggap perawatan paliatif hanya untuk pasien dalam kondisi
terminal yang akan segera meninggal Namun konsep baru perawatan paliatif
menekankan pentingnya integrasi perawatan paliatif lebih dini agar masalah fisik
psikososial dan spiritual dapat diatasi dengan baik Perawatan paliatif adalah pelayanan
kesehatan yang bersifat holistik dan terintegrasi dengan melibatkan berbagai profesi
dengan dasar falsafah bahwa setiap pasien berhak mendapatkan perawatan terbaik sampai
akhir hayatnya(5)
Bagi seorang dokter butuh empati yang besar dan keterampilan khusus dalam
melakukan paliatif care Penyampaian kabar buruk (ketika pasien tidak bisa sembuh dan
harus dilakukan paliative care) pun harus ada etikanya jangan sampai ketika kita
menyampaikan kabar buruk tersebut menimbulkan Stres mendalam bagi pasien maupun
keluarganya yang berakibat semakin cepatnya proses kematian bagi pasien Terkadang
juga tindakan Euthanasia dilakukan jika tindakan Paliatif sudah dilakukan tapi pasien
masih sangat menderita Namun perlu dicatat Tindakan Euthanasia tidak semudah itu
dilakukan Banyak faktor yang harus dipertimbangkan (permintaan pasienpermintaan
keluargadasar hukumadat istiadat setempatagama dll)(6)
18
BAB V
KESIMPULAN
Bapak Arman dinyatakan mengalami kanker paru stadium lanjut yang sudah menjalar
ke otak Pada kasus seperti ini pengobatan lebih ditujukan kepada pengobatan secara paliatif
yang bertujuan untuk mengurangi penderitaan pasien meningkatkan kualitas hidupnya serta
memberikan support kepada keluarganya Selain itu dokter juga harus memberikan edukasi
dan pengertian kepada keluarga pasien mengenai resiko yang kemungkinan akan terjadi
apabila tetap dilakukan tindakan medis atau pengobatan dengan segala cara yaitu bisa saja
penderitaan pasien akan bertambah atau bahkan bisa sebabkan pasien meninggal Akan tetapi
sesuai dengan salah satu prinsip dasar bioetik dokter harus menghormati otonomi pasien dan
tetap menyerahkan keputusan yang terbaik sepenuhnya kepada pasien
19
DAFTAR PUSTAKA
1 Perawatan Paliatif Available at httpspiritiaoridDokskmenkes812707pdf
Accessed on July 20th 2011
2 Sampurna Budi Syamsu Zulhasmar Siswaja Tjetjep D Bioetik dan hukum
kedokteran Jakarta Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia 1997 p36-9
3 Perawatan Paliatif (Palliative care) Available at
httpdoktersyhurawordpresscomsistem-kesehatanperawatan-paliatif-palliative-
care Accessed on July 20th 2011
4 Perawatan Paliatif Available at httpwwwmedicaleracominfo_answerphp
thread=11209 Accessed on July 20th 2011
5 Perawatan Paliatif Kanker Available at
httprsudrsoetomojatimprovgoididindexphp Accessed on July 20th 2011
6 Perawatan Paliatif Available at httpwwwnews-medicalnethealthPalliative-Care-
What-is-Palliative-Care-28Indonesian29aspx Accessed on July 20th 2011
20
Menurut Hindu kematian tak ubahnya seperti orang yang berganti pakaian
dan pitra yagna sebagai proses kembalinya panca maha bhuta serta cerminan bakti
anak terhadap orang tua
Pada skenario sesi 2 didapatkan data bahwa bapak Arman dan NyNani ingin
memperoleh second opinion ke luar negeri untuk mengobati penyakit bapak Arman Pada
hasil pemeriksaan medis di luar negeri menyatakan bahwa pak Arman menderita kanker
paru-paru stadium lanjut yang sudah bermetastase ke tulang-tulang dan membutuhkan
operasi perbaikan pada beberapa ruas tulang vertebra servikalnya agar tidak menjepit saraf-
sarafnya Setelah dilakukan operasi perbaikan vertebra servikal oleh dokter luar negeri
hasilnya berhasil baik Ketika pak Arman kembali ke luar negeri untuk kontrol penyakitnya
kanker parunya dinyatakan sudah hampir menghilang namun beberapa minggu kemudian
kondisi pak Arman justru mulai menurun Saat kembali periksa ke luar negeri dokter
menyatakan bahwa kankernya sudah menjalar ke otak Dokter menyarankan agar pak Arman
menjalani pengobatan paliatif saja
Dari segi medis saran dokter luar negeri agar melakukan pengobatan paliatif saja
sudah dianggap benar
Dari segi bioetik dokter Indonesia telah memenuhi salah satu dari prinsip dasar
bioetika yaitu menghormati otonomi pasien untuk mendapatkan second opinion ke luar
negeri Sedangkan dokter luar negeri juga telah memenuhi dua prinsip dasar bioetika yaitu
prinsip berbuat baik (beneficence) serta prinsip tidak merugikan (non maleficence) Ketika
penyakit kanker pak Arman dinyatakan sudah menjalar ke otak dokter seharusnya
memberikan penjelasan dengan benar bahwa pilihan pengobatan pada pasien stadium
terminal seperti pak Arman adalah dengan pengobatan paliatif atau tidak diterapi sama sekali
Selain itu dokter hendaknya memberikan edukasi mengenai resiko yang kemungkinan akan
terjadi apabila tetap dilakukan tindakan medis atau pengobatan dengan segala cara yaitu bisa
saja penderitaan pasien akan bertambah atau bahkan bisa sebabkan pasien meninggal
Keputusan dokter untuk memberikan perawatan paliatif sudah benar didasarkan bukan hanya
dari kualitas hidup pasien tetapi juga atas dasar indikasi medis Akan tetapi dokter juga harus
menyadari bahwa semua keputusan yang terbaik ada pada pasien
Dari segi hukum dokter yang menangani pak Arman berhak mendapatkan
perlindungan hukum karena sudah menangani pasien sesuai dengan standar profesi dan
10
standar prosedur operasional Hal ini sesuai dengan Pasal 50 UU 292004 tentang praktik
kedokteran yang berisi Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran
mempunyai hak memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai
dengan standar profesi dan standar prosedur operasional serta memberikan pelayanan medis
menurut standar profesi dan standar prosedur operasional
Sikap dokter dalam menangani pasien dengan penyakit pada stadium terminal
1 Bioetika salah satu tujuan ilmu kedokteran adalah mencegah kematian
yang belum saatnya Bila sudah saatnya meninggal Ilmu Kedoktern tidak
bias memperpanjang umur tugasnya adalah mengantar agar pasien bias
meninggal dengan damai Pilihan bagi pasien yang sedang sekarat adalah
terapi paliatif dan no treatment
2 Hukum Tujuan Ilmu Kedokteran mencegah menyembuhkan sakit
meringankan penderitaan mendampingi pasien selama perawatan dan saat ndash
saat menjelang ajal Pada pasien stadium terminal secara medis belum ada
obat yang bisa manyembuhkan umumnya terjadi pada pasien yang
menjelang ajal
3 Agama Buddha terus memberikan perawatan dan terapi dengan sebaik-
baiknya Pembacaan Paritta ndash Paritta suci dengan harapan kamma baiknya
segera berbuah lalu meninggal dunia (karena fisiknya tidak dapat
dipergunakan lagi untuk hidup) dan terlahir kembali ke alam yang lebih
baik Berdasarkan ajaran agama Buddha bahwa sakit bukan merupakan hal
yang kebetulan namun merupakan akibat dari berbuahnya perbuatan buruk
di masa lalu
4 Agama Islam adab seorang dokter terhadap pasien adalah hubungan
pribadi dengan Allah dan hubungan antar manusia Memposisikan kaidah ndash
kaidah Fiqih kedokteran terutama sikap dokter dalam mengambil tindakan
medis terhadap pasiennya
Kaidah ndash kaidah Fiqih kedokteran
1 Hukum asal segala sesuatu yang bermanfaat adalah diperbolehkan
11
2 Hukum asal segala sesuatu yang membahayakan adalah haram
3 Tidak boleh melakukan perbuatan yang berbahaya dan membahayakan
4 Kemadhratan sebisa mungkin dihilangkan
5 Madharat itu tidak ada istilah kadaluarsa
6 Kemadharatan itu tidak boleh dihilangkan dengan kemadharatan yang sama
7 Kemadharatan yang lebih berat dihilangkan dengan kemadharatan yang lebih ringan
8 Apabila ada dua kerusakan maka diambil kerusakan yang lebih ringan
9 Kemadharatan khusus bisa diambil demi menolak kemadharatan umum
10 Menolak kerusakan lebih diprioritaskan daripada mendatangkan kemashlahatan
11 Kesulitan itu menarik kepada kemudahan
12 Suatu masalah apabila sempit maka menjadi luas
13 Keterpaksaan itu membolehkan yang terlarang
14 Sesuatu yang dibolehkan karena udzur maka kebolehan itu menjadi batal jika udzurnya sudah hilang
15 Apabila sesuatu menghalangi itu hilang maka yang terhalangpun kembali
16 Kterpaksaan itu tidak menggunakan hak orang lain
17 Tidak diperbolehkan menggunakan milik orang lain kecuali dengan seizinnya
18 Kebolehan yang bersifat SyarrsquoI menggugurkan jaminan
19 Kebutuhan menempati posisi darurat baik bersifat umum maupun bersifat khusus
20 Kebijakan pemimpin atas rakyat harus didasarkan pada kemaslahatan
5 Agama Kristen obati kondisi tersebut kecuali pasien yang menolak
diperbolehkan menggunakan terapi yang memberikan kenyamanan bagi
pasien dan butuh waktu lebih singkat Prinsipnya adalah holistic care
memandang manusia bukan sebagai objek materi tidak hanya
penyembuhan etiologi medisnya saja
12
6 Agama katholik dalam menghadapi pasien yang sakit parah harus
diupayakan dengan sebaik ndash baiknya Manusia hanya bisa berusahan tapi
Tuhan yang menentukan hidup mati
7 Agama Hindu Dokter hendaknya dapat melaksanakan komunikasi yang
baik dengan pasien terutama mengenai soal penyakit dan pengobatan
Dokter hendaknya selalu berpedoman kepada Etika Profesi Medis sumpah
dokter Dalam melaksanakan tugas Bhagawad Gita Bab II sloka 47 kiranya
dapat pula dijadikan pedoman yang isinya sebagai berikut ldquoHanya pada
pelaksanaan engkau mempunyai hak dan tidak sama sekali pada hasilnya
Janganlah hasil dari pekerjaan itu menjadi alasanmu pun juga janganlah
membiarkan dirimu untuk tidak melaksanakan suatu pekerjaan apapun
13
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
Perawatan Paliatif
Perawatan paliatif (dari bahasa Latinpalliareuntuk jubah) adalah pendekatan yang
bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah yang
berhubungan dengan penyakit yang dapat mengancam jiwa melalui pencegahan dan
peniadaan melalui identifikasi dini dan penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan
masalah-masalah lain fisik psikososial dan spiritual (WHO 2002) Tujuannya untuk
mengurangi penderitaan pasien memperpanjang umurnya meningkatkan kualitas hidupnya
juga memberikan support kepada keluarganya Meski pada akhirnya pasien meninggal yang
terpenting sebelum meninggal dia sudah siap secara psikologis dan spiritual serta tidak stres
menghadapi penyakit yang dideritanya Jadi tujuan utama perawatan paliatif bukan untuk
menyembuhkan penyakit Dan yang ditangani bukan hanya penderita tetapi juga
keluarganya
Dulu perawatan ini hanya diberikan kepada pasien kanker yang secara medis sudah
tidak dapat disembuhkan lagi tetapi kini diberikan pada semua stadium kanker bahkan juga
pada penderita penyakit-penyakit lain yang mengancam kehidupan seperti HIVAIDS dan
berbagai kelainan yang bersifat kronis(2)
Prinsip-prinsip perawatan paliatif
1 Menghargai setiap kehidupan
2 Menganggap kematian sebagai proses yang normal
3 Tidak mempercepat atau menunda kematian
4 Menghargai keinginan pasien dalam mengambil keputusan
5 Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang menganggu
6 Mengintegrasikan aspek psikologis sosial dan spiritual dalam perawatan pasien dan
keluarga
7 Menghindari tindakan medis yang sia-sia(1)
14
8 Memberikan dukungan yang diperlukan agar pasien tetap aktif sesuai dengan
kondisinya sampai akhir hayat
9 Memberikan dukungan kepada keluarga dalam masa duka cita
Sasaran kebijakan pelayanan paliatif
1 Seluruh pasien (dewasa dan anak) dan anggota keluarga lingkungan yang
memerlukan perawatan paliatif di mana pun pasien berada di seluruh Indonesia
2 Pelaksana perawatan paliatif dokter perawat tenaga kesehatan lainnya dan tenaga
terkait lainnya
3 Institusi-institusi terkait misalnya
a Dinas kesehatan propinsi dan dinas kesehatan kabupatenkota
b Rumah Sakit pemerintah dan swasta
c Puskesmas
d Rumah perawatanhospis
e Fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta lain(1)
Lingkup kegiatan perawatan paliatif
1 Jenis kegiatan perawatan paliatif meliputi
1048707 Penatalaksanaan nyeri
1048707 Penatalaksanaan keluhan fisik lain
1048707 Asuhan keperawatan
1048707 Dukungan psikologis
1048707 Dukungan sosial
1048707 Dukungan kultural dan spiritual
1048707 Dukungan persiapan dan selama masa dukacita (bereavement)
2 Perawatan paliatif dilakukan melalui rawat inap rawat jalan dan kunjunganrawat
rumah(1)
Sumber daya manusia
1 Pelaksana perawatan paliatif adalah tenaga kesehatan pekerja sosial
rohaniawan keluargarelawan
2 Kriteria pelaksana perawatan paliatif adalah telah mengikuti
pendidikanpelatihan perawatanpaliatif dan telah mendapat sertifikat
3 Pelatihan
15
a Modul pelatihan Penyusunan modul pelatihan dilakukan dengan kerjasama
antara para pakarperawatan paliatif dengan Departemen Kesehatan (Badan
Pembinaan dan PengembanganSumber Daya Manusia dan Direktorat Jenderal
Bina Pelayanan Medik) Modul-modul tersebutterdiri dari modul untuk dokter
modul untuk perawat modul untuk tenaga kesehatan lainnyamodul untuk tenaga
non medis
b Pelatih Pakar perawatan paliatif dari RS Pendidikan dan Fakultas Kedokteran
c Sertifikasi dari Departemen Kesehatan cq Pusat Pelatihan dan Pendidikan
Badan PPSDMPada tahap pertama dilakukan sertifikasi pemutihan untuk
pelaksana perawatan paliatif di 5(lima) propinsi yaitu Jakarta Yogyakarta
Surabaya Denpasar Makasar Pada tahapselanjutnya sertifikasi diberikan setelah
mengikuti pelatihan
4 Pendidikan Pendidikan formal spesialis paliatif (ilmu kedokteran paliatif ilmu
keperawatan paliatif)(1)
Tempat perawatan paliatif
Tempat untuk melakukan perawatan paliatif adalah
a Rumah sakit Untuk pasien yang harus mendapatkan perawatan yang
memerlukan pengawasan ketat tindakan khusus atau peralatan khusus
b Puskesmas Untuk pasien yang memerlukan pelayanan rawat jalan
c Rumah singgahpanti (hospis) Untuk pasien yang tidak memerlukan
pengawasan ketat tindakan khusus atau peralatan khusus tetapi belum dapat
dirawat di rumah karena masih memerlukan pengawasan tenaga kesehatan
d Rumah pasien Untuk pasien yang tidak memerlukan pengawasan ketat
tindakan khusus atau peralatan khusus atau ketrampilan perawatan yang tidak
mungkin dilakukan oleh keluarga(3)
Jenis-jenis p erawatan paliatif
1 Home Care
Dilakukan dengan melakukan kunjungan ke rumah-rumah penderita terutama yang
karena alasan-alasan tertentu tidak dapat datang ke rumah sakit Kunjungan dilakukan
oleh tim yang terdiri atas dokter paliatif psikiater perawat dan relawan untuk memantau
dan memberikan solusi atas masalah-masalah yang dialami penderita kanker dan
16
keluarganya bukan hanya menyangkut masalah medisbiologis tetapi juga masalah
psikis sosial dan spiritual Perawatan paliatif membolehkan pasien di rawat di rumah
didampingi keluarga tercinta Saat di rawat di rumah pasien biasanya akan merasa lebih
nyaman dan bisa membantu meringankan beban dan pikiran sehingga lebih siap
menghadapi penyakitnya
2 Day Care
Merupakan layanan untuk tindakan medis yang tidak memerlukan rawat inap misalnya
perawatan luka kemoterapi dsb
3 Respite Care
Merupakan layanan yang bersifat psikologis Di sini penderita maupun keluarganya dapat
berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater bersosialisasi dengan penderita kanker lain
mengikuti terapi musik atau sekedar bersantai dan beristirahat Bisa juga menitipkan
penderita kanker (selama jam kerja) jika pendamping atau keluarga yang merawatnya
ada keperluan lain(4)
Aspek medikolegal (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
812MenkesSKVII2007 tentang Kebijakan Perawatan Paliatif)
1 Informed consent pasien paham pengertian tujuan dan pelaksanaaan perawatan
paliatif (komunikasi) Setiap tindakan berisiko dilakukan informed consent Penerima
informasi pemberi persetujuan diutamakan pasien sendiri ( pasien kompeten) dan
saksi keluarga terdekat pasien tidak kompeten oleh keluarga terdekat atas nama
pasien Saat pasien kompeten tim mengusahakan memperoleh pesan pernyataan
pasien tentang hal yang harus atau boleh atau tidak boleh dilakukan terhadapnya pada
saat kompetensinya menurun atau pasien menunjuk wakilnya untuk membuat
keputusan saat ia tidak kompeten Pernyataan dibuat secara tertulis Pada keadaan
darurat untuk kepentingan pasien tim dapat melakukan tindakan kedokteran yang
diperlukan
2 Resusitasi tidak resusitasi pasien diinformasikan tentang hal ini pada saat mulai
perawatan paliatif Keputusan dibuat oleh pasien yang kompeten tim perawatan
paliatif Pasien yang kompeten memiliki hak untuk tidak menghendaki resusitasi
setelah memperoleh informasi yang adekuat dan dipahaminya Keluarga terdekat pada
dasarnya tidak boleh membuat keputusan tidak resusitasi kecuali sudah dipesankan
dalam pernyataan tertulis oleh pasien Tetapi dalam keadaan dan pertimbangan
17
tertentu permintaan tertulis oleh seluruh keluarga terdekat dapat dimintakan
penetapan pengadilan untuk pengesahannya Tim perawatan paliatif dapat membuat
keputusan unuk tidak melakukan resusitasi jika pasien dalam tahap terminal dan
tindakan resusitasi diketahui tidak akan menyembuhkan atau memperbaiki kualitas
hidupnya berdasarkan bukti ilmiah
3 Perawatan di ICU dalam menghadapi pasien terminal tim harus mengikuti pedoman
penentuan kematian batang otak dan penghentian peralatan life supporting
Menurut Prof R Sunaryadi Tejawinata dr SpTHT (K) FAAO
PGDPallMed (ECU) ndashKepala Pusat Pengembangan Paliatif amp Bebas Nyeri RSU Dr
Soetomo periode 1992-2006ndash salah satu aspek penting dalam perawatan paliatif adalah
kasih kepedulian ketulusan dan rasa syukur Begitu pentingnya aspek ini sampai
melebihi pentingnya penanganan nyeri yang mutlak harus dilakukan dalam perawatan
paliatif Masyarakat menganggap perawatan paliatif hanya untuk pasien dalam kondisi
terminal yang akan segera meninggal Namun konsep baru perawatan paliatif
menekankan pentingnya integrasi perawatan paliatif lebih dini agar masalah fisik
psikososial dan spiritual dapat diatasi dengan baik Perawatan paliatif adalah pelayanan
kesehatan yang bersifat holistik dan terintegrasi dengan melibatkan berbagai profesi
dengan dasar falsafah bahwa setiap pasien berhak mendapatkan perawatan terbaik sampai
akhir hayatnya(5)
Bagi seorang dokter butuh empati yang besar dan keterampilan khusus dalam
melakukan paliatif care Penyampaian kabar buruk (ketika pasien tidak bisa sembuh dan
harus dilakukan paliative care) pun harus ada etikanya jangan sampai ketika kita
menyampaikan kabar buruk tersebut menimbulkan Stres mendalam bagi pasien maupun
keluarganya yang berakibat semakin cepatnya proses kematian bagi pasien Terkadang
juga tindakan Euthanasia dilakukan jika tindakan Paliatif sudah dilakukan tapi pasien
masih sangat menderita Namun perlu dicatat Tindakan Euthanasia tidak semudah itu
dilakukan Banyak faktor yang harus dipertimbangkan (permintaan pasienpermintaan
keluargadasar hukumadat istiadat setempatagama dll)(6)
18
BAB V
KESIMPULAN
Bapak Arman dinyatakan mengalami kanker paru stadium lanjut yang sudah menjalar
ke otak Pada kasus seperti ini pengobatan lebih ditujukan kepada pengobatan secara paliatif
yang bertujuan untuk mengurangi penderitaan pasien meningkatkan kualitas hidupnya serta
memberikan support kepada keluarganya Selain itu dokter juga harus memberikan edukasi
dan pengertian kepada keluarga pasien mengenai resiko yang kemungkinan akan terjadi
apabila tetap dilakukan tindakan medis atau pengobatan dengan segala cara yaitu bisa saja
penderitaan pasien akan bertambah atau bahkan bisa sebabkan pasien meninggal Akan tetapi
sesuai dengan salah satu prinsip dasar bioetik dokter harus menghormati otonomi pasien dan
tetap menyerahkan keputusan yang terbaik sepenuhnya kepada pasien
19
DAFTAR PUSTAKA
1 Perawatan Paliatif Available at httpspiritiaoridDokskmenkes812707pdf
Accessed on July 20th 2011
2 Sampurna Budi Syamsu Zulhasmar Siswaja Tjetjep D Bioetik dan hukum
kedokteran Jakarta Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia 1997 p36-9
3 Perawatan Paliatif (Palliative care) Available at
httpdoktersyhurawordpresscomsistem-kesehatanperawatan-paliatif-palliative-
care Accessed on July 20th 2011
4 Perawatan Paliatif Available at httpwwwmedicaleracominfo_answerphp
thread=11209 Accessed on July 20th 2011
5 Perawatan Paliatif Kanker Available at
httprsudrsoetomojatimprovgoididindexphp Accessed on July 20th 2011
6 Perawatan Paliatif Available at httpwwwnews-medicalnethealthPalliative-Care-
What-is-Palliative-Care-28Indonesian29aspx Accessed on July 20th 2011
20
standar prosedur operasional Hal ini sesuai dengan Pasal 50 UU 292004 tentang praktik
kedokteran yang berisi Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran
mempunyai hak memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai
dengan standar profesi dan standar prosedur operasional serta memberikan pelayanan medis
menurut standar profesi dan standar prosedur operasional
Sikap dokter dalam menangani pasien dengan penyakit pada stadium terminal
1 Bioetika salah satu tujuan ilmu kedokteran adalah mencegah kematian
yang belum saatnya Bila sudah saatnya meninggal Ilmu Kedoktern tidak
bias memperpanjang umur tugasnya adalah mengantar agar pasien bias
meninggal dengan damai Pilihan bagi pasien yang sedang sekarat adalah
terapi paliatif dan no treatment
2 Hukum Tujuan Ilmu Kedokteran mencegah menyembuhkan sakit
meringankan penderitaan mendampingi pasien selama perawatan dan saat ndash
saat menjelang ajal Pada pasien stadium terminal secara medis belum ada
obat yang bisa manyembuhkan umumnya terjadi pada pasien yang
menjelang ajal
3 Agama Buddha terus memberikan perawatan dan terapi dengan sebaik-
baiknya Pembacaan Paritta ndash Paritta suci dengan harapan kamma baiknya
segera berbuah lalu meninggal dunia (karena fisiknya tidak dapat
dipergunakan lagi untuk hidup) dan terlahir kembali ke alam yang lebih
baik Berdasarkan ajaran agama Buddha bahwa sakit bukan merupakan hal
yang kebetulan namun merupakan akibat dari berbuahnya perbuatan buruk
di masa lalu
4 Agama Islam adab seorang dokter terhadap pasien adalah hubungan
pribadi dengan Allah dan hubungan antar manusia Memposisikan kaidah ndash
kaidah Fiqih kedokteran terutama sikap dokter dalam mengambil tindakan
medis terhadap pasiennya
Kaidah ndash kaidah Fiqih kedokteran
1 Hukum asal segala sesuatu yang bermanfaat adalah diperbolehkan
11
2 Hukum asal segala sesuatu yang membahayakan adalah haram
3 Tidak boleh melakukan perbuatan yang berbahaya dan membahayakan
4 Kemadhratan sebisa mungkin dihilangkan
5 Madharat itu tidak ada istilah kadaluarsa
6 Kemadharatan itu tidak boleh dihilangkan dengan kemadharatan yang sama
7 Kemadharatan yang lebih berat dihilangkan dengan kemadharatan yang lebih ringan
8 Apabila ada dua kerusakan maka diambil kerusakan yang lebih ringan
9 Kemadharatan khusus bisa diambil demi menolak kemadharatan umum
10 Menolak kerusakan lebih diprioritaskan daripada mendatangkan kemashlahatan
11 Kesulitan itu menarik kepada kemudahan
12 Suatu masalah apabila sempit maka menjadi luas
13 Keterpaksaan itu membolehkan yang terlarang
14 Sesuatu yang dibolehkan karena udzur maka kebolehan itu menjadi batal jika udzurnya sudah hilang
15 Apabila sesuatu menghalangi itu hilang maka yang terhalangpun kembali
16 Kterpaksaan itu tidak menggunakan hak orang lain
17 Tidak diperbolehkan menggunakan milik orang lain kecuali dengan seizinnya
18 Kebolehan yang bersifat SyarrsquoI menggugurkan jaminan
19 Kebutuhan menempati posisi darurat baik bersifat umum maupun bersifat khusus
20 Kebijakan pemimpin atas rakyat harus didasarkan pada kemaslahatan
5 Agama Kristen obati kondisi tersebut kecuali pasien yang menolak
diperbolehkan menggunakan terapi yang memberikan kenyamanan bagi
pasien dan butuh waktu lebih singkat Prinsipnya adalah holistic care
memandang manusia bukan sebagai objek materi tidak hanya
penyembuhan etiologi medisnya saja
12
6 Agama katholik dalam menghadapi pasien yang sakit parah harus
diupayakan dengan sebaik ndash baiknya Manusia hanya bisa berusahan tapi
Tuhan yang menentukan hidup mati
7 Agama Hindu Dokter hendaknya dapat melaksanakan komunikasi yang
baik dengan pasien terutama mengenai soal penyakit dan pengobatan
Dokter hendaknya selalu berpedoman kepada Etika Profesi Medis sumpah
dokter Dalam melaksanakan tugas Bhagawad Gita Bab II sloka 47 kiranya
dapat pula dijadikan pedoman yang isinya sebagai berikut ldquoHanya pada
pelaksanaan engkau mempunyai hak dan tidak sama sekali pada hasilnya
Janganlah hasil dari pekerjaan itu menjadi alasanmu pun juga janganlah
membiarkan dirimu untuk tidak melaksanakan suatu pekerjaan apapun
13
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
Perawatan Paliatif
Perawatan paliatif (dari bahasa Latinpalliareuntuk jubah) adalah pendekatan yang
bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah yang
berhubungan dengan penyakit yang dapat mengancam jiwa melalui pencegahan dan
peniadaan melalui identifikasi dini dan penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan
masalah-masalah lain fisik psikososial dan spiritual (WHO 2002) Tujuannya untuk
mengurangi penderitaan pasien memperpanjang umurnya meningkatkan kualitas hidupnya
juga memberikan support kepada keluarganya Meski pada akhirnya pasien meninggal yang
terpenting sebelum meninggal dia sudah siap secara psikologis dan spiritual serta tidak stres
menghadapi penyakit yang dideritanya Jadi tujuan utama perawatan paliatif bukan untuk
menyembuhkan penyakit Dan yang ditangani bukan hanya penderita tetapi juga
keluarganya
Dulu perawatan ini hanya diberikan kepada pasien kanker yang secara medis sudah
tidak dapat disembuhkan lagi tetapi kini diberikan pada semua stadium kanker bahkan juga
pada penderita penyakit-penyakit lain yang mengancam kehidupan seperti HIVAIDS dan
berbagai kelainan yang bersifat kronis(2)
Prinsip-prinsip perawatan paliatif
1 Menghargai setiap kehidupan
2 Menganggap kematian sebagai proses yang normal
3 Tidak mempercepat atau menunda kematian
4 Menghargai keinginan pasien dalam mengambil keputusan
5 Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang menganggu
6 Mengintegrasikan aspek psikologis sosial dan spiritual dalam perawatan pasien dan
keluarga
7 Menghindari tindakan medis yang sia-sia(1)
14
8 Memberikan dukungan yang diperlukan agar pasien tetap aktif sesuai dengan
kondisinya sampai akhir hayat
9 Memberikan dukungan kepada keluarga dalam masa duka cita
Sasaran kebijakan pelayanan paliatif
1 Seluruh pasien (dewasa dan anak) dan anggota keluarga lingkungan yang
memerlukan perawatan paliatif di mana pun pasien berada di seluruh Indonesia
2 Pelaksana perawatan paliatif dokter perawat tenaga kesehatan lainnya dan tenaga
terkait lainnya
3 Institusi-institusi terkait misalnya
a Dinas kesehatan propinsi dan dinas kesehatan kabupatenkota
b Rumah Sakit pemerintah dan swasta
c Puskesmas
d Rumah perawatanhospis
e Fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta lain(1)
Lingkup kegiatan perawatan paliatif
1 Jenis kegiatan perawatan paliatif meliputi
1048707 Penatalaksanaan nyeri
1048707 Penatalaksanaan keluhan fisik lain
1048707 Asuhan keperawatan
1048707 Dukungan psikologis
1048707 Dukungan sosial
1048707 Dukungan kultural dan spiritual
1048707 Dukungan persiapan dan selama masa dukacita (bereavement)
2 Perawatan paliatif dilakukan melalui rawat inap rawat jalan dan kunjunganrawat
rumah(1)
Sumber daya manusia
1 Pelaksana perawatan paliatif adalah tenaga kesehatan pekerja sosial
rohaniawan keluargarelawan
2 Kriteria pelaksana perawatan paliatif adalah telah mengikuti
pendidikanpelatihan perawatanpaliatif dan telah mendapat sertifikat
3 Pelatihan
15
a Modul pelatihan Penyusunan modul pelatihan dilakukan dengan kerjasama
antara para pakarperawatan paliatif dengan Departemen Kesehatan (Badan
Pembinaan dan PengembanganSumber Daya Manusia dan Direktorat Jenderal
Bina Pelayanan Medik) Modul-modul tersebutterdiri dari modul untuk dokter
modul untuk perawat modul untuk tenaga kesehatan lainnyamodul untuk tenaga
non medis
b Pelatih Pakar perawatan paliatif dari RS Pendidikan dan Fakultas Kedokteran
c Sertifikasi dari Departemen Kesehatan cq Pusat Pelatihan dan Pendidikan
Badan PPSDMPada tahap pertama dilakukan sertifikasi pemutihan untuk
pelaksana perawatan paliatif di 5(lima) propinsi yaitu Jakarta Yogyakarta
Surabaya Denpasar Makasar Pada tahapselanjutnya sertifikasi diberikan setelah
mengikuti pelatihan
4 Pendidikan Pendidikan formal spesialis paliatif (ilmu kedokteran paliatif ilmu
keperawatan paliatif)(1)
Tempat perawatan paliatif
Tempat untuk melakukan perawatan paliatif adalah
a Rumah sakit Untuk pasien yang harus mendapatkan perawatan yang
memerlukan pengawasan ketat tindakan khusus atau peralatan khusus
b Puskesmas Untuk pasien yang memerlukan pelayanan rawat jalan
c Rumah singgahpanti (hospis) Untuk pasien yang tidak memerlukan
pengawasan ketat tindakan khusus atau peralatan khusus tetapi belum dapat
dirawat di rumah karena masih memerlukan pengawasan tenaga kesehatan
d Rumah pasien Untuk pasien yang tidak memerlukan pengawasan ketat
tindakan khusus atau peralatan khusus atau ketrampilan perawatan yang tidak
mungkin dilakukan oleh keluarga(3)
Jenis-jenis p erawatan paliatif
1 Home Care
Dilakukan dengan melakukan kunjungan ke rumah-rumah penderita terutama yang
karena alasan-alasan tertentu tidak dapat datang ke rumah sakit Kunjungan dilakukan
oleh tim yang terdiri atas dokter paliatif psikiater perawat dan relawan untuk memantau
dan memberikan solusi atas masalah-masalah yang dialami penderita kanker dan
16
keluarganya bukan hanya menyangkut masalah medisbiologis tetapi juga masalah
psikis sosial dan spiritual Perawatan paliatif membolehkan pasien di rawat di rumah
didampingi keluarga tercinta Saat di rawat di rumah pasien biasanya akan merasa lebih
nyaman dan bisa membantu meringankan beban dan pikiran sehingga lebih siap
menghadapi penyakitnya
2 Day Care
Merupakan layanan untuk tindakan medis yang tidak memerlukan rawat inap misalnya
perawatan luka kemoterapi dsb
3 Respite Care
Merupakan layanan yang bersifat psikologis Di sini penderita maupun keluarganya dapat
berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater bersosialisasi dengan penderita kanker lain
mengikuti terapi musik atau sekedar bersantai dan beristirahat Bisa juga menitipkan
penderita kanker (selama jam kerja) jika pendamping atau keluarga yang merawatnya
ada keperluan lain(4)
Aspek medikolegal (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
812MenkesSKVII2007 tentang Kebijakan Perawatan Paliatif)
1 Informed consent pasien paham pengertian tujuan dan pelaksanaaan perawatan
paliatif (komunikasi) Setiap tindakan berisiko dilakukan informed consent Penerima
informasi pemberi persetujuan diutamakan pasien sendiri ( pasien kompeten) dan
saksi keluarga terdekat pasien tidak kompeten oleh keluarga terdekat atas nama
pasien Saat pasien kompeten tim mengusahakan memperoleh pesan pernyataan
pasien tentang hal yang harus atau boleh atau tidak boleh dilakukan terhadapnya pada
saat kompetensinya menurun atau pasien menunjuk wakilnya untuk membuat
keputusan saat ia tidak kompeten Pernyataan dibuat secara tertulis Pada keadaan
darurat untuk kepentingan pasien tim dapat melakukan tindakan kedokteran yang
diperlukan
2 Resusitasi tidak resusitasi pasien diinformasikan tentang hal ini pada saat mulai
perawatan paliatif Keputusan dibuat oleh pasien yang kompeten tim perawatan
paliatif Pasien yang kompeten memiliki hak untuk tidak menghendaki resusitasi
setelah memperoleh informasi yang adekuat dan dipahaminya Keluarga terdekat pada
dasarnya tidak boleh membuat keputusan tidak resusitasi kecuali sudah dipesankan
dalam pernyataan tertulis oleh pasien Tetapi dalam keadaan dan pertimbangan
17
tertentu permintaan tertulis oleh seluruh keluarga terdekat dapat dimintakan
penetapan pengadilan untuk pengesahannya Tim perawatan paliatif dapat membuat
keputusan unuk tidak melakukan resusitasi jika pasien dalam tahap terminal dan
tindakan resusitasi diketahui tidak akan menyembuhkan atau memperbaiki kualitas
hidupnya berdasarkan bukti ilmiah
3 Perawatan di ICU dalam menghadapi pasien terminal tim harus mengikuti pedoman
penentuan kematian batang otak dan penghentian peralatan life supporting
Menurut Prof R Sunaryadi Tejawinata dr SpTHT (K) FAAO
PGDPallMed (ECU) ndashKepala Pusat Pengembangan Paliatif amp Bebas Nyeri RSU Dr
Soetomo periode 1992-2006ndash salah satu aspek penting dalam perawatan paliatif adalah
kasih kepedulian ketulusan dan rasa syukur Begitu pentingnya aspek ini sampai
melebihi pentingnya penanganan nyeri yang mutlak harus dilakukan dalam perawatan
paliatif Masyarakat menganggap perawatan paliatif hanya untuk pasien dalam kondisi
terminal yang akan segera meninggal Namun konsep baru perawatan paliatif
menekankan pentingnya integrasi perawatan paliatif lebih dini agar masalah fisik
psikososial dan spiritual dapat diatasi dengan baik Perawatan paliatif adalah pelayanan
kesehatan yang bersifat holistik dan terintegrasi dengan melibatkan berbagai profesi
dengan dasar falsafah bahwa setiap pasien berhak mendapatkan perawatan terbaik sampai
akhir hayatnya(5)
Bagi seorang dokter butuh empati yang besar dan keterampilan khusus dalam
melakukan paliatif care Penyampaian kabar buruk (ketika pasien tidak bisa sembuh dan
harus dilakukan paliative care) pun harus ada etikanya jangan sampai ketika kita
menyampaikan kabar buruk tersebut menimbulkan Stres mendalam bagi pasien maupun
keluarganya yang berakibat semakin cepatnya proses kematian bagi pasien Terkadang
juga tindakan Euthanasia dilakukan jika tindakan Paliatif sudah dilakukan tapi pasien
masih sangat menderita Namun perlu dicatat Tindakan Euthanasia tidak semudah itu
dilakukan Banyak faktor yang harus dipertimbangkan (permintaan pasienpermintaan
keluargadasar hukumadat istiadat setempatagama dll)(6)
18
BAB V
KESIMPULAN
Bapak Arman dinyatakan mengalami kanker paru stadium lanjut yang sudah menjalar
ke otak Pada kasus seperti ini pengobatan lebih ditujukan kepada pengobatan secara paliatif
yang bertujuan untuk mengurangi penderitaan pasien meningkatkan kualitas hidupnya serta
memberikan support kepada keluarganya Selain itu dokter juga harus memberikan edukasi
dan pengertian kepada keluarga pasien mengenai resiko yang kemungkinan akan terjadi
apabila tetap dilakukan tindakan medis atau pengobatan dengan segala cara yaitu bisa saja
penderitaan pasien akan bertambah atau bahkan bisa sebabkan pasien meninggal Akan tetapi
sesuai dengan salah satu prinsip dasar bioetik dokter harus menghormati otonomi pasien dan
tetap menyerahkan keputusan yang terbaik sepenuhnya kepada pasien
19
DAFTAR PUSTAKA
1 Perawatan Paliatif Available at httpspiritiaoridDokskmenkes812707pdf
Accessed on July 20th 2011
2 Sampurna Budi Syamsu Zulhasmar Siswaja Tjetjep D Bioetik dan hukum
kedokteran Jakarta Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia 1997 p36-9
3 Perawatan Paliatif (Palliative care) Available at
httpdoktersyhurawordpresscomsistem-kesehatanperawatan-paliatif-palliative-
care Accessed on July 20th 2011
4 Perawatan Paliatif Available at httpwwwmedicaleracominfo_answerphp
thread=11209 Accessed on July 20th 2011
5 Perawatan Paliatif Kanker Available at
httprsudrsoetomojatimprovgoididindexphp Accessed on July 20th 2011
6 Perawatan Paliatif Available at httpwwwnews-medicalnethealthPalliative-Care-
What-is-Palliative-Care-28Indonesian29aspx Accessed on July 20th 2011
20
2 Hukum asal segala sesuatu yang membahayakan adalah haram
3 Tidak boleh melakukan perbuatan yang berbahaya dan membahayakan
4 Kemadhratan sebisa mungkin dihilangkan
5 Madharat itu tidak ada istilah kadaluarsa
6 Kemadharatan itu tidak boleh dihilangkan dengan kemadharatan yang sama
7 Kemadharatan yang lebih berat dihilangkan dengan kemadharatan yang lebih ringan
8 Apabila ada dua kerusakan maka diambil kerusakan yang lebih ringan
9 Kemadharatan khusus bisa diambil demi menolak kemadharatan umum
10 Menolak kerusakan lebih diprioritaskan daripada mendatangkan kemashlahatan
11 Kesulitan itu menarik kepada kemudahan
12 Suatu masalah apabila sempit maka menjadi luas
13 Keterpaksaan itu membolehkan yang terlarang
14 Sesuatu yang dibolehkan karena udzur maka kebolehan itu menjadi batal jika udzurnya sudah hilang
15 Apabila sesuatu menghalangi itu hilang maka yang terhalangpun kembali
16 Kterpaksaan itu tidak menggunakan hak orang lain
17 Tidak diperbolehkan menggunakan milik orang lain kecuali dengan seizinnya
18 Kebolehan yang bersifat SyarrsquoI menggugurkan jaminan
19 Kebutuhan menempati posisi darurat baik bersifat umum maupun bersifat khusus
20 Kebijakan pemimpin atas rakyat harus didasarkan pada kemaslahatan
5 Agama Kristen obati kondisi tersebut kecuali pasien yang menolak
diperbolehkan menggunakan terapi yang memberikan kenyamanan bagi
pasien dan butuh waktu lebih singkat Prinsipnya adalah holistic care
memandang manusia bukan sebagai objek materi tidak hanya
penyembuhan etiologi medisnya saja
12
6 Agama katholik dalam menghadapi pasien yang sakit parah harus
diupayakan dengan sebaik ndash baiknya Manusia hanya bisa berusahan tapi
Tuhan yang menentukan hidup mati
7 Agama Hindu Dokter hendaknya dapat melaksanakan komunikasi yang
baik dengan pasien terutama mengenai soal penyakit dan pengobatan
Dokter hendaknya selalu berpedoman kepada Etika Profesi Medis sumpah
dokter Dalam melaksanakan tugas Bhagawad Gita Bab II sloka 47 kiranya
dapat pula dijadikan pedoman yang isinya sebagai berikut ldquoHanya pada
pelaksanaan engkau mempunyai hak dan tidak sama sekali pada hasilnya
Janganlah hasil dari pekerjaan itu menjadi alasanmu pun juga janganlah
membiarkan dirimu untuk tidak melaksanakan suatu pekerjaan apapun
13
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
Perawatan Paliatif
Perawatan paliatif (dari bahasa Latinpalliareuntuk jubah) adalah pendekatan yang
bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah yang
berhubungan dengan penyakit yang dapat mengancam jiwa melalui pencegahan dan
peniadaan melalui identifikasi dini dan penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan
masalah-masalah lain fisik psikososial dan spiritual (WHO 2002) Tujuannya untuk
mengurangi penderitaan pasien memperpanjang umurnya meningkatkan kualitas hidupnya
juga memberikan support kepada keluarganya Meski pada akhirnya pasien meninggal yang
terpenting sebelum meninggal dia sudah siap secara psikologis dan spiritual serta tidak stres
menghadapi penyakit yang dideritanya Jadi tujuan utama perawatan paliatif bukan untuk
menyembuhkan penyakit Dan yang ditangani bukan hanya penderita tetapi juga
keluarganya
Dulu perawatan ini hanya diberikan kepada pasien kanker yang secara medis sudah
tidak dapat disembuhkan lagi tetapi kini diberikan pada semua stadium kanker bahkan juga
pada penderita penyakit-penyakit lain yang mengancam kehidupan seperti HIVAIDS dan
berbagai kelainan yang bersifat kronis(2)
Prinsip-prinsip perawatan paliatif
1 Menghargai setiap kehidupan
2 Menganggap kematian sebagai proses yang normal
3 Tidak mempercepat atau menunda kematian
4 Menghargai keinginan pasien dalam mengambil keputusan
5 Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang menganggu
6 Mengintegrasikan aspek psikologis sosial dan spiritual dalam perawatan pasien dan
keluarga
7 Menghindari tindakan medis yang sia-sia(1)
14
8 Memberikan dukungan yang diperlukan agar pasien tetap aktif sesuai dengan
kondisinya sampai akhir hayat
9 Memberikan dukungan kepada keluarga dalam masa duka cita
Sasaran kebijakan pelayanan paliatif
1 Seluruh pasien (dewasa dan anak) dan anggota keluarga lingkungan yang
memerlukan perawatan paliatif di mana pun pasien berada di seluruh Indonesia
2 Pelaksana perawatan paliatif dokter perawat tenaga kesehatan lainnya dan tenaga
terkait lainnya
3 Institusi-institusi terkait misalnya
a Dinas kesehatan propinsi dan dinas kesehatan kabupatenkota
b Rumah Sakit pemerintah dan swasta
c Puskesmas
d Rumah perawatanhospis
e Fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta lain(1)
Lingkup kegiatan perawatan paliatif
1 Jenis kegiatan perawatan paliatif meliputi
1048707 Penatalaksanaan nyeri
1048707 Penatalaksanaan keluhan fisik lain
1048707 Asuhan keperawatan
1048707 Dukungan psikologis
1048707 Dukungan sosial
1048707 Dukungan kultural dan spiritual
1048707 Dukungan persiapan dan selama masa dukacita (bereavement)
2 Perawatan paliatif dilakukan melalui rawat inap rawat jalan dan kunjunganrawat
rumah(1)
Sumber daya manusia
1 Pelaksana perawatan paliatif adalah tenaga kesehatan pekerja sosial
rohaniawan keluargarelawan
2 Kriteria pelaksana perawatan paliatif adalah telah mengikuti
pendidikanpelatihan perawatanpaliatif dan telah mendapat sertifikat
3 Pelatihan
15
a Modul pelatihan Penyusunan modul pelatihan dilakukan dengan kerjasama
antara para pakarperawatan paliatif dengan Departemen Kesehatan (Badan
Pembinaan dan PengembanganSumber Daya Manusia dan Direktorat Jenderal
Bina Pelayanan Medik) Modul-modul tersebutterdiri dari modul untuk dokter
modul untuk perawat modul untuk tenaga kesehatan lainnyamodul untuk tenaga
non medis
b Pelatih Pakar perawatan paliatif dari RS Pendidikan dan Fakultas Kedokteran
c Sertifikasi dari Departemen Kesehatan cq Pusat Pelatihan dan Pendidikan
Badan PPSDMPada tahap pertama dilakukan sertifikasi pemutihan untuk
pelaksana perawatan paliatif di 5(lima) propinsi yaitu Jakarta Yogyakarta
Surabaya Denpasar Makasar Pada tahapselanjutnya sertifikasi diberikan setelah
mengikuti pelatihan
4 Pendidikan Pendidikan formal spesialis paliatif (ilmu kedokteran paliatif ilmu
keperawatan paliatif)(1)
Tempat perawatan paliatif
Tempat untuk melakukan perawatan paliatif adalah
a Rumah sakit Untuk pasien yang harus mendapatkan perawatan yang
memerlukan pengawasan ketat tindakan khusus atau peralatan khusus
b Puskesmas Untuk pasien yang memerlukan pelayanan rawat jalan
c Rumah singgahpanti (hospis) Untuk pasien yang tidak memerlukan
pengawasan ketat tindakan khusus atau peralatan khusus tetapi belum dapat
dirawat di rumah karena masih memerlukan pengawasan tenaga kesehatan
d Rumah pasien Untuk pasien yang tidak memerlukan pengawasan ketat
tindakan khusus atau peralatan khusus atau ketrampilan perawatan yang tidak
mungkin dilakukan oleh keluarga(3)
Jenis-jenis p erawatan paliatif
1 Home Care
Dilakukan dengan melakukan kunjungan ke rumah-rumah penderita terutama yang
karena alasan-alasan tertentu tidak dapat datang ke rumah sakit Kunjungan dilakukan
oleh tim yang terdiri atas dokter paliatif psikiater perawat dan relawan untuk memantau
dan memberikan solusi atas masalah-masalah yang dialami penderita kanker dan
16
keluarganya bukan hanya menyangkut masalah medisbiologis tetapi juga masalah
psikis sosial dan spiritual Perawatan paliatif membolehkan pasien di rawat di rumah
didampingi keluarga tercinta Saat di rawat di rumah pasien biasanya akan merasa lebih
nyaman dan bisa membantu meringankan beban dan pikiran sehingga lebih siap
menghadapi penyakitnya
2 Day Care
Merupakan layanan untuk tindakan medis yang tidak memerlukan rawat inap misalnya
perawatan luka kemoterapi dsb
3 Respite Care
Merupakan layanan yang bersifat psikologis Di sini penderita maupun keluarganya dapat
berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater bersosialisasi dengan penderita kanker lain
mengikuti terapi musik atau sekedar bersantai dan beristirahat Bisa juga menitipkan
penderita kanker (selama jam kerja) jika pendamping atau keluarga yang merawatnya
ada keperluan lain(4)
Aspek medikolegal (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
812MenkesSKVII2007 tentang Kebijakan Perawatan Paliatif)
1 Informed consent pasien paham pengertian tujuan dan pelaksanaaan perawatan
paliatif (komunikasi) Setiap tindakan berisiko dilakukan informed consent Penerima
informasi pemberi persetujuan diutamakan pasien sendiri ( pasien kompeten) dan
saksi keluarga terdekat pasien tidak kompeten oleh keluarga terdekat atas nama
pasien Saat pasien kompeten tim mengusahakan memperoleh pesan pernyataan
pasien tentang hal yang harus atau boleh atau tidak boleh dilakukan terhadapnya pada
saat kompetensinya menurun atau pasien menunjuk wakilnya untuk membuat
keputusan saat ia tidak kompeten Pernyataan dibuat secara tertulis Pada keadaan
darurat untuk kepentingan pasien tim dapat melakukan tindakan kedokteran yang
diperlukan
2 Resusitasi tidak resusitasi pasien diinformasikan tentang hal ini pada saat mulai
perawatan paliatif Keputusan dibuat oleh pasien yang kompeten tim perawatan
paliatif Pasien yang kompeten memiliki hak untuk tidak menghendaki resusitasi
setelah memperoleh informasi yang adekuat dan dipahaminya Keluarga terdekat pada
dasarnya tidak boleh membuat keputusan tidak resusitasi kecuali sudah dipesankan
dalam pernyataan tertulis oleh pasien Tetapi dalam keadaan dan pertimbangan
17
tertentu permintaan tertulis oleh seluruh keluarga terdekat dapat dimintakan
penetapan pengadilan untuk pengesahannya Tim perawatan paliatif dapat membuat
keputusan unuk tidak melakukan resusitasi jika pasien dalam tahap terminal dan
tindakan resusitasi diketahui tidak akan menyembuhkan atau memperbaiki kualitas
hidupnya berdasarkan bukti ilmiah
3 Perawatan di ICU dalam menghadapi pasien terminal tim harus mengikuti pedoman
penentuan kematian batang otak dan penghentian peralatan life supporting
Menurut Prof R Sunaryadi Tejawinata dr SpTHT (K) FAAO
PGDPallMed (ECU) ndashKepala Pusat Pengembangan Paliatif amp Bebas Nyeri RSU Dr
Soetomo periode 1992-2006ndash salah satu aspek penting dalam perawatan paliatif adalah
kasih kepedulian ketulusan dan rasa syukur Begitu pentingnya aspek ini sampai
melebihi pentingnya penanganan nyeri yang mutlak harus dilakukan dalam perawatan
paliatif Masyarakat menganggap perawatan paliatif hanya untuk pasien dalam kondisi
terminal yang akan segera meninggal Namun konsep baru perawatan paliatif
menekankan pentingnya integrasi perawatan paliatif lebih dini agar masalah fisik
psikososial dan spiritual dapat diatasi dengan baik Perawatan paliatif adalah pelayanan
kesehatan yang bersifat holistik dan terintegrasi dengan melibatkan berbagai profesi
dengan dasar falsafah bahwa setiap pasien berhak mendapatkan perawatan terbaik sampai
akhir hayatnya(5)
Bagi seorang dokter butuh empati yang besar dan keterampilan khusus dalam
melakukan paliatif care Penyampaian kabar buruk (ketika pasien tidak bisa sembuh dan
harus dilakukan paliative care) pun harus ada etikanya jangan sampai ketika kita
menyampaikan kabar buruk tersebut menimbulkan Stres mendalam bagi pasien maupun
keluarganya yang berakibat semakin cepatnya proses kematian bagi pasien Terkadang
juga tindakan Euthanasia dilakukan jika tindakan Paliatif sudah dilakukan tapi pasien
masih sangat menderita Namun perlu dicatat Tindakan Euthanasia tidak semudah itu
dilakukan Banyak faktor yang harus dipertimbangkan (permintaan pasienpermintaan
keluargadasar hukumadat istiadat setempatagama dll)(6)
18
BAB V
KESIMPULAN
Bapak Arman dinyatakan mengalami kanker paru stadium lanjut yang sudah menjalar
ke otak Pada kasus seperti ini pengobatan lebih ditujukan kepada pengobatan secara paliatif
yang bertujuan untuk mengurangi penderitaan pasien meningkatkan kualitas hidupnya serta
memberikan support kepada keluarganya Selain itu dokter juga harus memberikan edukasi
dan pengertian kepada keluarga pasien mengenai resiko yang kemungkinan akan terjadi
apabila tetap dilakukan tindakan medis atau pengobatan dengan segala cara yaitu bisa saja
penderitaan pasien akan bertambah atau bahkan bisa sebabkan pasien meninggal Akan tetapi
sesuai dengan salah satu prinsip dasar bioetik dokter harus menghormati otonomi pasien dan
tetap menyerahkan keputusan yang terbaik sepenuhnya kepada pasien
19
DAFTAR PUSTAKA
1 Perawatan Paliatif Available at httpspiritiaoridDokskmenkes812707pdf
Accessed on July 20th 2011
2 Sampurna Budi Syamsu Zulhasmar Siswaja Tjetjep D Bioetik dan hukum
kedokteran Jakarta Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia 1997 p36-9
3 Perawatan Paliatif (Palliative care) Available at
httpdoktersyhurawordpresscomsistem-kesehatanperawatan-paliatif-palliative-
care Accessed on July 20th 2011
4 Perawatan Paliatif Available at httpwwwmedicaleracominfo_answerphp
thread=11209 Accessed on July 20th 2011
5 Perawatan Paliatif Kanker Available at
httprsudrsoetomojatimprovgoididindexphp Accessed on July 20th 2011
6 Perawatan Paliatif Available at httpwwwnews-medicalnethealthPalliative-Care-
What-is-Palliative-Care-28Indonesian29aspx Accessed on July 20th 2011
20
6 Agama katholik dalam menghadapi pasien yang sakit parah harus
diupayakan dengan sebaik ndash baiknya Manusia hanya bisa berusahan tapi
Tuhan yang menentukan hidup mati
7 Agama Hindu Dokter hendaknya dapat melaksanakan komunikasi yang
baik dengan pasien terutama mengenai soal penyakit dan pengobatan
Dokter hendaknya selalu berpedoman kepada Etika Profesi Medis sumpah
dokter Dalam melaksanakan tugas Bhagawad Gita Bab II sloka 47 kiranya
dapat pula dijadikan pedoman yang isinya sebagai berikut ldquoHanya pada
pelaksanaan engkau mempunyai hak dan tidak sama sekali pada hasilnya
Janganlah hasil dari pekerjaan itu menjadi alasanmu pun juga janganlah
membiarkan dirimu untuk tidak melaksanakan suatu pekerjaan apapun
13
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
Perawatan Paliatif
Perawatan paliatif (dari bahasa Latinpalliareuntuk jubah) adalah pendekatan yang
bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah yang
berhubungan dengan penyakit yang dapat mengancam jiwa melalui pencegahan dan
peniadaan melalui identifikasi dini dan penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan
masalah-masalah lain fisik psikososial dan spiritual (WHO 2002) Tujuannya untuk
mengurangi penderitaan pasien memperpanjang umurnya meningkatkan kualitas hidupnya
juga memberikan support kepada keluarganya Meski pada akhirnya pasien meninggal yang
terpenting sebelum meninggal dia sudah siap secara psikologis dan spiritual serta tidak stres
menghadapi penyakit yang dideritanya Jadi tujuan utama perawatan paliatif bukan untuk
menyembuhkan penyakit Dan yang ditangani bukan hanya penderita tetapi juga
keluarganya
Dulu perawatan ini hanya diberikan kepada pasien kanker yang secara medis sudah
tidak dapat disembuhkan lagi tetapi kini diberikan pada semua stadium kanker bahkan juga
pada penderita penyakit-penyakit lain yang mengancam kehidupan seperti HIVAIDS dan
berbagai kelainan yang bersifat kronis(2)
Prinsip-prinsip perawatan paliatif
1 Menghargai setiap kehidupan
2 Menganggap kematian sebagai proses yang normal
3 Tidak mempercepat atau menunda kematian
4 Menghargai keinginan pasien dalam mengambil keputusan
5 Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang menganggu
6 Mengintegrasikan aspek psikologis sosial dan spiritual dalam perawatan pasien dan
keluarga
7 Menghindari tindakan medis yang sia-sia(1)
14
8 Memberikan dukungan yang diperlukan agar pasien tetap aktif sesuai dengan
kondisinya sampai akhir hayat
9 Memberikan dukungan kepada keluarga dalam masa duka cita
Sasaran kebijakan pelayanan paliatif
1 Seluruh pasien (dewasa dan anak) dan anggota keluarga lingkungan yang
memerlukan perawatan paliatif di mana pun pasien berada di seluruh Indonesia
2 Pelaksana perawatan paliatif dokter perawat tenaga kesehatan lainnya dan tenaga
terkait lainnya
3 Institusi-institusi terkait misalnya
a Dinas kesehatan propinsi dan dinas kesehatan kabupatenkota
b Rumah Sakit pemerintah dan swasta
c Puskesmas
d Rumah perawatanhospis
e Fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta lain(1)
Lingkup kegiatan perawatan paliatif
1 Jenis kegiatan perawatan paliatif meliputi
1048707 Penatalaksanaan nyeri
1048707 Penatalaksanaan keluhan fisik lain
1048707 Asuhan keperawatan
1048707 Dukungan psikologis
1048707 Dukungan sosial
1048707 Dukungan kultural dan spiritual
1048707 Dukungan persiapan dan selama masa dukacita (bereavement)
2 Perawatan paliatif dilakukan melalui rawat inap rawat jalan dan kunjunganrawat
rumah(1)
Sumber daya manusia
1 Pelaksana perawatan paliatif adalah tenaga kesehatan pekerja sosial
rohaniawan keluargarelawan
2 Kriteria pelaksana perawatan paliatif adalah telah mengikuti
pendidikanpelatihan perawatanpaliatif dan telah mendapat sertifikat
3 Pelatihan
15
a Modul pelatihan Penyusunan modul pelatihan dilakukan dengan kerjasama
antara para pakarperawatan paliatif dengan Departemen Kesehatan (Badan
Pembinaan dan PengembanganSumber Daya Manusia dan Direktorat Jenderal
Bina Pelayanan Medik) Modul-modul tersebutterdiri dari modul untuk dokter
modul untuk perawat modul untuk tenaga kesehatan lainnyamodul untuk tenaga
non medis
b Pelatih Pakar perawatan paliatif dari RS Pendidikan dan Fakultas Kedokteran
c Sertifikasi dari Departemen Kesehatan cq Pusat Pelatihan dan Pendidikan
Badan PPSDMPada tahap pertama dilakukan sertifikasi pemutihan untuk
pelaksana perawatan paliatif di 5(lima) propinsi yaitu Jakarta Yogyakarta
Surabaya Denpasar Makasar Pada tahapselanjutnya sertifikasi diberikan setelah
mengikuti pelatihan
4 Pendidikan Pendidikan formal spesialis paliatif (ilmu kedokteran paliatif ilmu
keperawatan paliatif)(1)
Tempat perawatan paliatif
Tempat untuk melakukan perawatan paliatif adalah
a Rumah sakit Untuk pasien yang harus mendapatkan perawatan yang
memerlukan pengawasan ketat tindakan khusus atau peralatan khusus
b Puskesmas Untuk pasien yang memerlukan pelayanan rawat jalan
c Rumah singgahpanti (hospis) Untuk pasien yang tidak memerlukan
pengawasan ketat tindakan khusus atau peralatan khusus tetapi belum dapat
dirawat di rumah karena masih memerlukan pengawasan tenaga kesehatan
d Rumah pasien Untuk pasien yang tidak memerlukan pengawasan ketat
tindakan khusus atau peralatan khusus atau ketrampilan perawatan yang tidak
mungkin dilakukan oleh keluarga(3)
Jenis-jenis p erawatan paliatif
1 Home Care
Dilakukan dengan melakukan kunjungan ke rumah-rumah penderita terutama yang
karena alasan-alasan tertentu tidak dapat datang ke rumah sakit Kunjungan dilakukan
oleh tim yang terdiri atas dokter paliatif psikiater perawat dan relawan untuk memantau
dan memberikan solusi atas masalah-masalah yang dialami penderita kanker dan
16
keluarganya bukan hanya menyangkut masalah medisbiologis tetapi juga masalah
psikis sosial dan spiritual Perawatan paliatif membolehkan pasien di rawat di rumah
didampingi keluarga tercinta Saat di rawat di rumah pasien biasanya akan merasa lebih
nyaman dan bisa membantu meringankan beban dan pikiran sehingga lebih siap
menghadapi penyakitnya
2 Day Care
Merupakan layanan untuk tindakan medis yang tidak memerlukan rawat inap misalnya
perawatan luka kemoterapi dsb
3 Respite Care
Merupakan layanan yang bersifat psikologis Di sini penderita maupun keluarganya dapat
berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater bersosialisasi dengan penderita kanker lain
mengikuti terapi musik atau sekedar bersantai dan beristirahat Bisa juga menitipkan
penderita kanker (selama jam kerja) jika pendamping atau keluarga yang merawatnya
ada keperluan lain(4)
Aspek medikolegal (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
812MenkesSKVII2007 tentang Kebijakan Perawatan Paliatif)
1 Informed consent pasien paham pengertian tujuan dan pelaksanaaan perawatan
paliatif (komunikasi) Setiap tindakan berisiko dilakukan informed consent Penerima
informasi pemberi persetujuan diutamakan pasien sendiri ( pasien kompeten) dan
saksi keluarga terdekat pasien tidak kompeten oleh keluarga terdekat atas nama
pasien Saat pasien kompeten tim mengusahakan memperoleh pesan pernyataan
pasien tentang hal yang harus atau boleh atau tidak boleh dilakukan terhadapnya pada
saat kompetensinya menurun atau pasien menunjuk wakilnya untuk membuat
keputusan saat ia tidak kompeten Pernyataan dibuat secara tertulis Pada keadaan
darurat untuk kepentingan pasien tim dapat melakukan tindakan kedokteran yang
diperlukan
2 Resusitasi tidak resusitasi pasien diinformasikan tentang hal ini pada saat mulai
perawatan paliatif Keputusan dibuat oleh pasien yang kompeten tim perawatan
paliatif Pasien yang kompeten memiliki hak untuk tidak menghendaki resusitasi
setelah memperoleh informasi yang adekuat dan dipahaminya Keluarga terdekat pada
dasarnya tidak boleh membuat keputusan tidak resusitasi kecuali sudah dipesankan
dalam pernyataan tertulis oleh pasien Tetapi dalam keadaan dan pertimbangan
17
tertentu permintaan tertulis oleh seluruh keluarga terdekat dapat dimintakan
penetapan pengadilan untuk pengesahannya Tim perawatan paliatif dapat membuat
keputusan unuk tidak melakukan resusitasi jika pasien dalam tahap terminal dan
tindakan resusitasi diketahui tidak akan menyembuhkan atau memperbaiki kualitas
hidupnya berdasarkan bukti ilmiah
3 Perawatan di ICU dalam menghadapi pasien terminal tim harus mengikuti pedoman
penentuan kematian batang otak dan penghentian peralatan life supporting
Menurut Prof R Sunaryadi Tejawinata dr SpTHT (K) FAAO
PGDPallMed (ECU) ndashKepala Pusat Pengembangan Paliatif amp Bebas Nyeri RSU Dr
Soetomo periode 1992-2006ndash salah satu aspek penting dalam perawatan paliatif adalah
kasih kepedulian ketulusan dan rasa syukur Begitu pentingnya aspek ini sampai
melebihi pentingnya penanganan nyeri yang mutlak harus dilakukan dalam perawatan
paliatif Masyarakat menganggap perawatan paliatif hanya untuk pasien dalam kondisi
terminal yang akan segera meninggal Namun konsep baru perawatan paliatif
menekankan pentingnya integrasi perawatan paliatif lebih dini agar masalah fisik
psikososial dan spiritual dapat diatasi dengan baik Perawatan paliatif adalah pelayanan
kesehatan yang bersifat holistik dan terintegrasi dengan melibatkan berbagai profesi
dengan dasar falsafah bahwa setiap pasien berhak mendapatkan perawatan terbaik sampai
akhir hayatnya(5)
Bagi seorang dokter butuh empati yang besar dan keterampilan khusus dalam
melakukan paliatif care Penyampaian kabar buruk (ketika pasien tidak bisa sembuh dan
harus dilakukan paliative care) pun harus ada etikanya jangan sampai ketika kita
menyampaikan kabar buruk tersebut menimbulkan Stres mendalam bagi pasien maupun
keluarganya yang berakibat semakin cepatnya proses kematian bagi pasien Terkadang
juga tindakan Euthanasia dilakukan jika tindakan Paliatif sudah dilakukan tapi pasien
masih sangat menderita Namun perlu dicatat Tindakan Euthanasia tidak semudah itu
dilakukan Banyak faktor yang harus dipertimbangkan (permintaan pasienpermintaan
keluargadasar hukumadat istiadat setempatagama dll)(6)
18
BAB V
KESIMPULAN
Bapak Arman dinyatakan mengalami kanker paru stadium lanjut yang sudah menjalar
ke otak Pada kasus seperti ini pengobatan lebih ditujukan kepada pengobatan secara paliatif
yang bertujuan untuk mengurangi penderitaan pasien meningkatkan kualitas hidupnya serta
memberikan support kepada keluarganya Selain itu dokter juga harus memberikan edukasi
dan pengertian kepada keluarga pasien mengenai resiko yang kemungkinan akan terjadi
apabila tetap dilakukan tindakan medis atau pengobatan dengan segala cara yaitu bisa saja
penderitaan pasien akan bertambah atau bahkan bisa sebabkan pasien meninggal Akan tetapi
sesuai dengan salah satu prinsip dasar bioetik dokter harus menghormati otonomi pasien dan
tetap menyerahkan keputusan yang terbaik sepenuhnya kepada pasien
19
DAFTAR PUSTAKA
1 Perawatan Paliatif Available at httpspiritiaoridDokskmenkes812707pdf
Accessed on July 20th 2011
2 Sampurna Budi Syamsu Zulhasmar Siswaja Tjetjep D Bioetik dan hukum
kedokteran Jakarta Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia 1997 p36-9
3 Perawatan Paliatif (Palliative care) Available at
httpdoktersyhurawordpresscomsistem-kesehatanperawatan-paliatif-palliative-
care Accessed on July 20th 2011
4 Perawatan Paliatif Available at httpwwwmedicaleracominfo_answerphp
thread=11209 Accessed on July 20th 2011
5 Perawatan Paliatif Kanker Available at
httprsudrsoetomojatimprovgoididindexphp Accessed on July 20th 2011
6 Perawatan Paliatif Available at httpwwwnews-medicalnethealthPalliative-Care-
What-is-Palliative-Care-28Indonesian29aspx Accessed on July 20th 2011
20
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
Perawatan Paliatif
Perawatan paliatif (dari bahasa Latinpalliareuntuk jubah) adalah pendekatan yang
bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah yang
berhubungan dengan penyakit yang dapat mengancam jiwa melalui pencegahan dan
peniadaan melalui identifikasi dini dan penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan
masalah-masalah lain fisik psikososial dan spiritual (WHO 2002) Tujuannya untuk
mengurangi penderitaan pasien memperpanjang umurnya meningkatkan kualitas hidupnya
juga memberikan support kepada keluarganya Meski pada akhirnya pasien meninggal yang
terpenting sebelum meninggal dia sudah siap secara psikologis dan spiritual serta tidak stres
menghadapi penyakit yang dideritanya Jadi tujuan utama perawatan paliatif bukan untuk
menyembuhkan penyakit Dan yang ditangani bukan hanya penderita tetapi juga
keluarganya
Dulu perawatan ini hanya diberikan kepada pasien kanker yang secara medis sudah
tidak dapat disembuhkan lagi tetapi kini diberikan pada semua stadium kanker bahkan juga
pada penderita penyakit-penyakit lain yang mengancam kehidupan seperti HIVAIDS dan
berbagai kelainan yang bersifat kronis(2)
Prinsip-prinsip perawatan paliatif
1 Menghargai setiap kehidupan
2 Menganggap kematian sebagai proses yang normal
3 Tidak mempercepat atau menunda kematian
4 Menghargai keinginan pasien dalam mengambil keputusan
5 Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang menganggu
6 Mengintegrasikan aspek psikologis sosial dan spiritual dalam perawatan pasien dan
keluarga
7 Menghindari tindakan medis yang sia-sia(1)
14
8 Memberikan dukungan yang diperlukan agar pasien tetap aktif sesuai dengan
kondisinya sampai akhir hayat
9 Memberikan dukungan kepada keluarga dalam masa duka cita
Sasaran kebijakan pelayanan paliatif
1 Seluruh pasien (dewasa dan anak) dan anggota keluarga lingkungan yang
memerlukan perawatan paliatif di mana pun pasien berada di seluruh Indonesia
2 Pelaksana perawatan paliatif dokter perawat tenaga kesehatan lainnya dan tenaga
terkait lainnya
3 Institusi-institusi terkait misalnya
a Dinas kesehatan propinsi dan dinas kesehatan kabupatenkota
b Rumah Sakit pemerintah dan swasta
c Puskesmas
d Rumah perawatanhospis
e Fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta lain(1)
Lingkup kegiatan perawatan paliatif
1 Jenis kegiatan perawatan paliatif meliputi
1048707 Penatalaksanaan nyeri
1048707 Penatalaksanaan keluhan fisik lain
1048707 Asuhan keperawatan
1048707 Dukungan psikologis
1048707 Dukungan sosial
1048707 Dukungan kultural dan spiritual
1048707 Dukungan persiapan dan selama masa dukacita (bereavement)
2 Perawatan paliatif dilakukan melalui rawat inap rawat jalan dan kunjunganrawat
rumah(1)
Sumber daya manusia
1 Pelaksana perawatan paliatif adalah tenaga kesehatan pekerja sosial
rohaniawan keluargarelawan
2 Kriteria pelaksana perawatan paliatif adalah telah mengikuti
pendidikanpelatihan perawatanpaliatif dan telah mendapat sertifikat
3 Pelatihan
15
a Modul pelatihan Penyusunan modul pelatihan dilakukan dengan kerjasama
antara para pakarperawatan paliatif dengan Departemen Kesehatan (Badan
Pembinaan dan PengembanganSumber Daya Manusia dan Direktorat Jenderal
Bina Pelayanan Medik) Modul-modul tersebutterdiri dari modul untuk dokter
modul untuk perawat modul untuk tenaga kesehatan lainnyamodul untuk tenaga
non medis
b Pelatih Pakar perawatan paliatif dari RS Pendidikan dan Fakultas Kedokteran
c Sertifikasi dari Departemen Kesehatan cq Pusat Pelatihan dan Pendidikan
Badan PPSDMPada tahap pertama dilakukan sertifikasi pemutihan untuk
pelaksana perawatan paliatif di 5(lima) propinsi yaitu Jakarta Yogyakarta
Surabaya Denpasar Makasar Pada tahapselanjutnya sertifikasi diberikan setelah
mengikuti pelatihan
4 Pendidikan Pendidikan formal spesialis paliatif (ilmu kedokteran paliatif ilmu
keperawatan paliatif)(1)
Tempat perawatan paliatif
Tempat untuk melakukan perawatan paliatif adalah
a Rumah sakit Untuk pasien yang harus mendapatkan perawatan yang
memerlukan pengawasan ketat tindakan khusus atau peralatan khusus
b Puskesmas Untuk pasien yang memerlukan pelayanan rawat jalan
c Rumah singgahpanti (hospis) Untuk pasien yang tidak memerlukan
pengawasan ketat tindakan khusus atau peralatan khusus tetapi belum dapat
dirawat di rumah karena masih memerlukan pengawasan tenaga kesehatan
d Rumah pasien Untuk pasien yang tidak memerlukan pengawasan ketat
tindakan khusus atau peralatan khusus atau ketrampilan perawatan yang tidak
mungkin dilakukan oleh keluarga(3)
Jenis-jenis p erawatan paliatif
1 Home Care
Dilakukan dengan melakukan kunjungan ke rumah-rumah penderita terutama yang
karena alasan-alasan tertentu tidak dapat datang ke rumah sakit Kunjungan dilakukan
oleh tim yang terdiri atas dokter paliatif psikiater perawat dan relawan untuk memantau
dan memberikan solusi atas masalah-masalah yang dialami penderita kanker dan
16
keluarganya bukan hanya menyangkut masalah medisbiologis tetapi juga masalah
psikis sosial dan spiritual Perawatan paliatif membolehkan pasien di rawat di rumah
didampingi keluarga tercinta Saat di rawat di rumah pasien biasanya akan merasa lebih
nyaman dan bisa membantu meringankan beban dan pikiran sehingga lebih siap
menghadapi penyakitnya
2 Day Care
Merupakan layanan untuk tindakan medis yang tidak memerlukan rawat inap misalnya
perawatan luka kemoterapi dsb
3 Respite Care
Merupakan layanan yang bersifat psikologis Di sini penderita maupun keluarganya dapat
berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater bersosialisasi dengan penderita kanker lain
mengikuti terapi musik atau sekedar bersantai dan beristirahat Bisa juga menitipkan
penderita kanker (selama jam kerja) jika pendamping atau keluarga yang merawatnya
ada keperluan lain(4)
Aspek medikolegal (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
812MenkesSKVII2007 tentang Kebijakan Perawatan Paliatif)
1 Informed consent pasien paham pengertian tujuan dan pelaksanaaan perawatan
paliatif (komunikasi) Setiap tindakan berisiko dilakukan informed consent Penerima
informasi pemberi persetujuan diutamakan pasien sendiri ( pasien kompeten) dan
saksi keluarga terdekat pasien tidak kompeten oleh keluarga terdekat atas nama
pasien Saat pasien kompeten tim mengusahakan memperoleh pesan pernyataan
pasien tentang hal yang harus atau boleh atau tidak boleh dilakukan terhadapnya pada
saat kompetensinya menurun atau pasien menunjuk wakilnya untuk membuat
keputusan saat ia tidak kompeten Pernyataan dibuat secara tertulis Pada keadaan
darurat untuk kepentingan pasien tim dapat melakukan tindakan kedokteran yang
diperlukan
2 Resusitasi tidak resusitasi pasien diinformasikan tentang hal ini pada saat mulai
perawatan paliatif Keputusan dibuat oleh pasien yang kompeten tim perawatan
paliatif Pasien yang kompeten memiliki hak untuk tidak menghendaki resusitasi
setelah memperoleh informasi yang adekuat dan dipahaminya Keluarga terdekat pada
dasarnya tidak boleh membuat keputusan tidak resusitasi kecuali sudah dipesankan
dalam pernyataan tertulis oleh pasien Tetapi dalam keadaan dan pertimbangan
17
tertentu permintaan tertulis oleh seluruh keluarga terdekat dapat dimintakan
penetapan pengadilan untuk pengesahannya Tim perawatan paliatif dapat membuat
keputusan unuk tidak melakukan resusitasi jika pasien dalam tahap terminal dan
tindakan resusitasi diketahui tidak akan menyembuhkan atau memperbaiki kualitas
hidupnya berdasarkan bukti ilmiah
3 Perawatan di ICU dalam menghadapi pasien terminal tim harus mengikuti pedoman
penentuan kematian batang otak dan penghentian peralatan life supporting
Menurut Prof R Sunaryadi Tejawinata dr SpTHT (K) FAAO
PGDPallMed (ECU) ndashKepala Pusat Pengembangan Paliatif amp Bebas Nyeri RSU Dr
Soetomo periode 1992-2006ndash salah satu aspek penting dalam perawatan paliatif adalah
kasih kepedulian ketulusan dan rasa syukur Begitu pentingnya aspek ini sampai
melebihi pentingnya penanganan nyeri yang mutlak harus dilakukan dalam perawatan
paliatif Masyarakat menganggap perawatan paliatif hanya untuk pasien dalam kondisi
terminal yang akan segera meninggal Namun konsep baru perawatan paliatif
menekankan pentingnya integrasi perawatan paliatif lebih dini agar masalah fisik
psikososial dan spiritual dapat diatasi dengan baik Perawatan paliatif adalah pelayanan
kesehatan yang bersifat holistik dan terintegrasi dengan melibatkan berbagai profesi
dengan dasar falsafah bahwa setiap pasien berhak mendapatkan perawatan terbaik sampai
akhir hayatnya(5)
Bagi seorang dokter butuh empati yang besar dan keterampilan khusus dalam
melakukan paliatif care Penyampaian kabar buruk (ketika pasien tidak bisa sembuh dan
harus dilakukan paliative care) pun harus ada etikanya jangan sampai ketika kita
menyampaikan kabar buruk tersebut menimbulkan Stres mendalam bagi pasien maupun
keluarganya yang berakibat semakin cepatnya proses kematian bagi pasien Terkadang
juga tindakan Euthanasia dilakukan jika tindakan Paliatif sudah dilakukan tapi pasien
masih sangat menderita Namun perlu dicatat Tindakan Euthanasia tidak semudah itu
dilakukan Banyak faktor yang harus dipertimbangkan (permintaan pasienpermintaan
keluargadasar hukumadat istiadat setempatagama dll)(6)
18
BAB V
KESIMPULAN
Bapak Arman dinyatakan mengalami kanker paru stadium lanjut yang sudah menjalar
ke otak Pada kasus seperti ini pengobatan lebih ditujukan kepada pengobatan secara paliatif
yang bertujuan untuk mengurangi penderitaan pasien meningkatkan kualitas hidupnya serta
memberikan support kepada keluarganya Selain itu dokter juga harus memberikan edukasi
dan pengertian kepada keluarga pasien mengenai resiko yang kemungkinan akan terjadi
apabila tetap dilakukan tindakan medis atau pengobatan dengan segala cara yaitu bisa saja
penderitaan pasien akan bertambah atau bahkan bisa sebabkan pasien meninggal Akan tetapi
sesuai dengan salah satu prinsip dasar bioetik dokter harus menghormati otonomi pasien dan
tetap menyerahkan keputusan yang terbaik sepenuhnya kepada pasien
19
DAFTAR PUSTAKA
1 Perawatan Paliatif Available at httpspiritiaoridDokskmenkes812707pdf
Accessed on July 20th 2011
2 Sampurna Budi Syamsu Zulhasmar Siswaja Tjetjep D Bioetik dan hukum
kedokteran Jakarta Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia 1997 p36-9
3 Perawatan Paliatif (Palliative care) Available at
httpdoktersyhurawordpresscomsistem-kesehatanperawatan-paliatif-palliative-
care Accessed on July 20th 2011
4 Perawatan Paliatif Available at httpwwwmedicaleracominfo_answerphp
thread=11209 Accessed on July 20th 2011
5 Perawatan Paliatif Kanker Available at
httprsudrsoetomojatimprovgoididindexphp Accessed on July 20th 2011
6 Perawatan Paliatif Available at httpwwwnews-medicalnethealthPalliative-Care-
What-is-Palliative-Care-28Indonesian29aspx Accessed on July 20th 2011
20
8 Memberikan dukungan yang diperlukan agar pasien tetap aktif sesuai dengan
kondisinya sampai akhir hayat
9 Memberikan dukungan kepada keluarga dalam masa duka cita
Sasaran kebijakan pelayanan paliatif
1 Seluruh pasien (dewasa dan anak) dan anggota keluarga lingkungan yang
memerlukan perawatan paliatif di mana pun pasien berada di seluruh Indonesia
2 Pelaksana perawatan paliatif dokter perawat tenaga kesehatan lainnya dan tenaga
terkait lainnya
3 Institusi-institusi terkait misalnya
a Dinas kesehatan propinsi dan dinas kesehatan kabupatenkota
b Rumah Sakit pemerintah dan swasta
c Puskesmas
d Rumah perawatanhospis
e Fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta lain(1)
Lingkup kegiatan perawatan paliatif
1 Jenis kegiatan perawatan paliatif meliputi
1048707 Penatalaksanaan nyeri
1048707 Penatalaksanaan keluhan fisik lain
1048707 Asuhan keperawatan
1048707 Dukungan psikologis
1048707 Dukungan sosial
1048707 Dukungan kultural dan spiritual
1048707 Dukungan persiapan dan selama masa dukacita (bereavement)
2 Perawatan paliatif dilakukan melalui rawat inap rawat jalan dan kunjunganrawat
rumah(1)
Sumber daya manusia
1 Pelaksana perawatan paliatif adalah tenaga kesehatan pekerja sosial
rohaniawan keluargarelawan
2 Kriteria pelaksana perawatan paliatif adalah telah mengikuti
pendidikanpelatihan perawatanpaliatif dan telah mendapat sertifikat
3 Pelatihan
15
a Modul pelatihan Penyusunan modul pelatihan dilakukan dengan kerjasama
antara para pakarperawatan paliatif dengan Departemen Kesehatan (Badan
Pembinaan dan PengembanganSumber Daya Manusia dan Direktorat Jenderal
Bina Pelayanan Medik) Modul-modul tersebutterdiri dari modul untuk dokter
modul untuk perawat modul untuk tenaga kesehatan lainnyamodul untuk tenaga
non medis
b Pelatih Pakar perawatan paliatif dari RS Pendidikan dan Fakultas Kedokteran
c Sertifikasi dari Departemen Kesehatan cq Pusat Pelatihan dan Pendidikan
Badan PPSDMPada tahap pertama dilakukan sertifikasi pemutihan untuk
pelaksana perawatan paliatif di 5(lima) propinsi yaitu Jakarta Yogyakarta
Surabaya Denpasar Makasar Pada tahapselanjutnya sertifikasi diberikan setelah
mengikuti pelatihan
4 Pendidikan Pendidikan formal spesialis paliatif (ilmu kedokteran paliatif ilmu
keperawatan paliatif)(1)
Tempat perawatan paliatif
Tempat untuk melakukan perawatan paliatif adalah
a Rumah sakit Untuk pasien yang harus mendapatkan perawatan yang
memerlukan pengawasan ketat tindakan khusus atau peralatan khusus
b Puskesmas Untuk pasien yang memerlukan pelayanan rawat jalan
c Rumah singgahpanti (hospis) Untuk pasien yang tidak memerlukan
pengawasan ketat tindakan khusus atau peralatan khusus tetapi belum dapat
dirawat di rumah karena masih memerlukan pengawasan tenaga kesehatan
d Rumah pasien Untuk pasien yang tidak memerlukan pengawasan ketat
tindakan khusus atau peralatan khusus atau ketrampilan perawatan yang tidak
mungkin dilakukan oleh keluarga(3)
Jenis-jenis p erawatan paliatif
1 Home Care
Dilakukan dengan melakukan kunjungan ke rumah-rumah penderita terutama yang
karena alasan-alasan tertentu tidak dapat datang ke rumah sakit Kunjungan dilakukan
oleh tim yang terdiri atas dokter paliatif psikiater perawat dan relawan untuk memantau
dan memberikan solusi atas masalah-masalah yang dialami penderita kanker dan
16
keluarganya bukan hanya menyangkut masalah medisbiologis tetapi juga masalah
psikis sosial dan spiritual Perawatan paliatif membolehkan pasien di rawat di rumah
didampingi keluarga tercinta Saat di rawat di rumah pasien biasanya akan merasa lebih
nyaman dan bisa membantu meringankan beban dan pikiran sehingga lebih siap
menghadapi penyakitnya
2 Day Care
Merupakan layanan untuk tindakan medis yang tidak memerlukan rawat inap misalnya
perawatan luka kemoterapi dsb
3 Respite Care
Merupakan layanan yang bersifat psikologis Di sini penderita maupun keluarganya dapat
berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater bersosialisasi dengan penderita kanker lain
mengikuti terapi musik atau sekedar bersantai dan beristirahat Bisa juga menitipkan
penderita kanker (selama jam kerja) jika pendamping atau keluarga yang merawatnya
ada keperluan lain(4)
Aspek medikolegal (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
812MenkesSKVII2007 tentang Kebijakan Perawatan Paliatif)
1 Informed consent pasien paham pengertian tujuan dan pelaksanaaan perawatan
paliatif (komunikasi) Setiap tindakan berisiko dilakukan informed consent Penerima
informasi pemberi persetujuan diutamakan pasien sendiri ( pasien kompeten) dan
saksi keluarga terdekat pasien tidak kompeten oleh keluarga terdekat atas nama
pasien Saat pasien kompeten tim mengusahakan memperoleh pesan pernyataan
pasien tentang hal yang harus atau boleh atau tidak boleh dilakukan terhadapnya pada
saat kompetensinya menurun atau pasien menunjuk wakilnya untuk membuat
keputusan saat ia tidak kompeten Pernyataan dibuat secara tertulis Pada keadaan
darurat untuk kepentingan pasien tim dapat melakukan tindakan kedokteran yang
diperlukan
2 Resusitasi tidak resusitasi pasien diinformasikan tentang hal ini pada saat mulai
perawatan paliatif Keputusan dibuat oleh pasien yang kompeten tim perawatan
paliatif Pasien yang kompeten memiliki hak untuk tidak menghendaki resusitasi
setelah memperoleh informasi yang adekuat dan dipahaminya Keluarga terdekat pada
dasarnya tidak boleh membuat keputusan tidak resusitasi kecuali sudah dipesankan
dalam pernyataan tertulis oleh pasien Tetapi dalam keadaan dan pertimbangan
17
tertentu permintaan tertulis oleh seluruh keluarga terdekat dapat dimintakan
penetapan pengadilan untuk pengesahannya Tim perawatan paliatif dapat membuat
keputusan unuk tidak melakukan resusitasi jika pasien dalam tahap terminal dan
tindakan resusitasi diketahui tidak akan menyembuhkan atau memperbaiki kualitas
hidupnya berdasarkan bukti ilmiah
3 Perawatan di ICU dalam menghadapi pasien terminal tim harus mengikuti pedoman
penentuan kematian batang otak dan penghentian peralatan life supporting
Menurut Prof R Sunaryadi Tejawinata dr SpTHT (K) FAAO
PGDPallMed (ECU) ndashKepala Pusat Pengembangan Paliatif amp Bebas Nyeri RSU Dr
Soetomo periode 1992-2006ndash salah satu aspek penting dalam perawatan paliatif adalah
kasih kepedulian ketulusan dan rasa syukur Begitu pentingnya aspek ini sampai
melebihi pentingnya penanganan nyeri yang mutlak harus dilakukan dalam perawatan
paliatif Masyarakat menganggap perawatan paliatif hanya untuk pasien dalam kondisi
terminal yang akan segera meninggal Namun konsep baru perawatan paliatif
menekankan pentingnya integrasi perawatan paliatif lebih dini agar masalah fisik
psikososial dan spiritual dapat diatasi dengan baik Perawatan paliatif adalah pelayanan
kesehatan yang bersifat holistik dan terintegrasi dengan melibatkan berbagai profesi
dengan dasar falsafah bahwa setiap pasien berhak mendapatkan perawatan terbaik sampai
akhir hayatnya(5)
Bagi seorang dokter butuh empati yang besar dan keterampilan khusus dalam
melakukan paliatif care Penyampaian kabar buruk (ketika pasien tidak bisa sembuh dan
harus dilakukan paliative care) pun harus ada etikanya jangan sampai ketika kita
menyampaikan kabar buruk tersebut menimbulkan Stres mendalam bagi pasien maupun
keluarganya yang berakibat semakin cepatnya proses kematian bagi pasien Terkadang
juga tindakan Euthanasia dilakukan jika tindakan Paliatif sudah dilakukan tapi pasien
masih sangat menderita Namun perlu dicatat Tindakan Euthanasia tidak semudah itu
dilakukan Banyak faktor yang harus dipertimbangkan (permintaan pasienpermintaan
keluargadasar hukumadat istiadat setempatagama dll)(6)
18
BAB V
KESIMPULAN
Bapak Arman dinyatakan mengalami kanker paru stadium lanjut yang sudah menjalar
ke otak Pada kasus seperti ini pengobatan lebih ditujukan kepada pengobatan secara paliatif
yang bertujuan untuk mengurangi penderitaan pasien meningkatkan kualitas hidupnya serta
memberikan support kepada keluarganya Selain itu dokter juga harus memberikan edukasi
dan pengertian kepada keluarga pasien mengenai resiko yang kemungkinan akan terjadi
apabila tetap dilakukan tindakan medis atau pengobatan dengan segala cara yaitu bisa saja
penderitaan pasien akan bertambah atau bahkan bisa sebabkan pasien meninggal Akan tetapi
sesuai dengan salah satu prinsip dasar bioetik dokter harus menghormati otonomi pasien dan
tetap menyerahkan keputusan yang terbaik sepenuhnya kepada pasien
19
DAFTAR PUSTAKA
1 Perawatan Paliatif Available at httpspiritiaoridDokskmenkes812707pdf
Accessed on July 20th 2011
2 Sampurna Budi Syamsu Zulhasmar Siswaja Tjetjep D Bioetik dan hukum
kedokteran Jakarta Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia 1997 p36-9
3 Perawatan Paliatif (Palliative care) Available at
httpdoktersyhurawordpresscomsistem-kesehatanperawatan-paliatif-palliative-
care Accessed on July 20th 2011
4 Perawatan Paliatif Available at httpwwwmedicaleracominfo_answerphp
thread=11209 Accessed on July 20th 2011
5 Perawatan Paliatif Kanker Available at
httprsudrsoetomojatimprovgoididindexphp Accessed on July 20th 2011
6 Perawatan Paliatif Available at httpwwwnews-medicalnethealthPalliative-Care-
What-is-Palliative-Care-28Indonesian29aspx Accessed on July 20th 2011
20
a Modul pelatihan Penyusunan modul pelatihan dilakukan dengan kerjasama
antara para pakarperawatan paliatif dengan Departemen Kesehatan (Badan
Pembinaan dan PengembanganSumber Daya Manusia dan Direktorat Jenderal
Bina Pelayanan Medik) Modul-modul tersebutterdiri dari modul untuk dokter
modul untuk perawat modul untuk tenaga kesehatan lainnyamodul untuk tenaga
non medis
b Pelatih Pakar perawatan paliatif dari RS Pendidikan dan Fakultas Kedokteran
c Sertifikasi dari Departemen Kesehatan cq Pusat Pelatihan dan Pendidikan
Badan PPSDMPada tahap pertama dilakukan sertifikasi pemutihan untuk
pelaksana perawatan paliatif di 5(lima) propinsi yaitu Jakarta Yogyakarta
Surabaya Denpasar Makasar Pada tahapselanjutnya sertifikasi diberikan setelah
mengikuti pelatihan
4 Pendidikan Pendidikan formal spesialis paliatif (ilmu kedokteran paliatif ilmu
keperawatan paliatif)(1)
Tempat perawatan paliatif
Tempat untuk melakukan perawatan paliatif adalah
a Rumah sakit Untuk pasien yang harus mendapatkan perawatan yang
memerlukan pengawasan ketat tindakan khusus atau peralatan khusus
b Puskesmas Untuk pasien yang memerlukan pelayanan rawat jalan
c Rumah singgahpanti (hospis) Untuk pasien yang tidak memerlukan
pengawasan ketat tindakan khusus atau peralatan khusus tetapi belum dapat
dirawat di rumah karena masih memerlukan pengawasan tenaga kesehatan
d Rumah pasien Untuk pasien yang tidak memerlukan pengawasan ketat
tindakan khusus atau peralatan khusus atau ketrampilan perawatan yang tidak
mungkin dilakukan oleh keluarga(3)
Jenis-jenis p erawatan paliatif
1 Home Care
Dilakukan dengan melakukan kunjungan ke rumah-rumah penderita terutama yang
karena alasan-alasan tertentu tidak dapat datang ke rumah sakit Kunjungan dilakukan
oleh tim yang terdiri atas dokter paliatif psikiater perawat dan relawan untuk memantau
dan memberikan solusi atas masalah-masalah yang dialami penderita kanker dan
16
keluarganya bukan hanya menyangkut masalah medisbiologis tetapi juga masalah
psikis sosial dan spiritual Perawatan paliatif membolehkan pasien di rawat di rumah
didampingi keluarga tercinta Saat di rawat di rumah pasien biasanya akan merasa lebih
nyaman dan bisa membantu meringankan beban dan pikiran sehingga lebih siap
menghadapi penyakitnya
2 Day Care
Merupakan layanan untuk tindakan medis yang tidak memerlukan rawat inap misalnya
perawatan luka kemoterapi dsb
3 Respite Care
Merupakan layanan yang bersifat psikologis Di sini penderita maupun keluarganya dapat
berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater bersosialisasi dengan penderita kanker lain
mengikuti terapi musik atau sekedar bersantai dan beristirahat Bisa juga menitipkan
penderita kanker (selama jam kerja) jika pendamping atau keluarga yang merawatnya
ada keperluan lain(4)
Aspek medikolegal (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
812MenkesSKVII2007 tentang Kebijakan Perawatan Paliatif)
1 Informed consent pasien paham pengertian tujuan dan pelaksanaaan perawatan
paliatif (komunikasi) Setiap tindakan berisiko dilakukan informed consent Penerima
informasi pemberi persetujuan diutamakan pasien sendiri ( pasien kompeten) dan
saksi keluarga terdekat pasien tidak kompeten oleh keluarga terdekat atas nama
pasien Saat pasien kompeten tim mengusahakan memperoleh pesan pernyataan
pasien tentang hal yang harus atau boleh atau tidak boleh dilakukan terhadapnya pada
saat kompetensinya menurun atau pasien menunjuk wakilnya untuk membuat
keputusan saat ia tidak kompeten Pernyataan dibuat secara tertulis Pada keadaan
darurat untuk kepentingan pasien tim dapat melakukan tindakan kedokteran yang
diperlukan
2 Resusitasi tidak resusitasi pasien diinformasikan tentang hal ini pada saat mulai
perawatan paliatif Keputusan dibuat oleh pasien yang kompeten tim perawatan
paliatif Pasien yang kompeten memiliki hak untuk tidak menghendaki resusitasi
setelah memperoleh informasi yang adekuat dan dipahaminya Keluarga terdekat pada
dasarnya tidak boleh membuat keputusan tidak resusitasi kecuali sudah dipesankan
dalam pernyataan tertulis oleh pasien Tetapi dalam keadaan dan pertimbangan
17
tertentu permintaan tertulis oleh seluruh keluarga terdekat dapat dimintakan
penetapan pengadilan untuk pengesahannya Tim perawatan paliatif dapat membuat
keputusan unuk tidak melakukan resusitasi jika pasien dalam tahap terminal dan
tindakan resusitasi diketahui tidak akan menyembuhkan atau memperbaiki kualitas
hidupnya berdasarkan bukti ilmiah
3 Perawatan di ICU dalam menghadapi pasien terminal tim harus mengikuti pedoman
penentuan kematian batang otak dan penghentian peralatan life supporting
Menurut Prof R Sunaryadi Tejawinata dr SpTHT (K) FAAO
PGDPallMed (ECU) ndashKepala Pusat Pengembangan Paliatif amp Bebas Nyeri RSU Dr
Soetomo periode 1992-2006ndash salah satu aspek penting dalam perawatan paliatif adalah
kasih kepedulian ketulusan dan rasa syukur Begitu pentingnya aspek ini sampai
melebihi pentingnya penanganan nyeri yang mutlak harus dilakukan dalam perawatan
paliatif Masyarakat menganggap perawatan paliatif hanya untuk pasien dalam kondisi
terminal yang akan segera meninggal Namun konsep baru perawatan paliatif
menekankan pentingnya integrasi perawatan paliatif lebih dini agar masalah fisik
psikososial dan spiritual dapat diatasi dengan baik Perawatan paliatif adalah pelayanan
kesehatan yang bersifat holistik dan terintegrasi dengan melibatkan berbagai profesi
dengan dasar falsafah bahwa setiap pasien berhak mendapatkan perawatan terbaik sampai
akhir hayatnya(5)
Bagi seorang dokter butuh empati yang besar dan keterampilan khusus dalam
melakukan paliatif care Penyampaian kabar buruk (ketika pasien tidak bisa sembuh dan
harus dilakukan paliative care) pun harus ada etikanya jangan sampai ketika kita
menyampaikan kabar buruk tersebut menimbulkan Stres mendalam bagi pasien maupun
keluarganya yang berakibat semakin cepatnya proses kematian bagi pasien Terkadang
juga tindakan Euthanasia dilakukan jika tindakan Paliatif sudah dilakukan tapi pasien
masih sangat menderita Namun perlu dicatat Tindakan Euthanasia tidak semudah itu
dilakukan Banyak faktor yang harus dipertimbangkan (permintaan pasienpermintaan
keluargadasar hukumadat istiadat setempatagama dll)(6)
18
BAB V
KESIMPULAN
Bapak Arman dinyatakan mengalami kanker paru stadium lanjut yang sudah menjalar
ke otak Pada kasus seperti ini pengobatan lebih ditujukan kepada pengobatan secara paliatif
yang bertujuan untuk mengurangi penderitaan pasien meningkatkan kualitas hidupnya serta
memberikan support kepada keluarganya Selain itu dokter juga harus memberikan edukasi
dan pengertian kepada keluarga pasien mengenai resiko yang kemungkinan akan terjadi
apabila tetap dilakukan tindakan medis atau pengobatan dengan segala cara yaitu bisa saja
penderitaan pasien akan bertambah atau bahkan bisa sebabkan pasien meninggal Akan tetapi
sesuai dengan salah satu prinsip dasar bioetik dokter harus menghormati otonomi pasien dan
tetap menyerahkan keputusan yang terbaik sepenuhnya kepada pasien
19
DAFTAR PUSTAKA
1 Perawatan Paliatif Available at httpspiritiaoridDokskmenkes812707pdf
Accessed on July 20th 2011
2 Sampurna Budi Syamsu Zulhasmar Siswaja Tjetjep D Bioetik dan hukum
kedokteran Jakarta Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia 1997 p36-9
3 Perawatan Paliatif (Palliative care) Available at
httpdoktersyhurawordpresscomsistem-kesehatanperawatan-paliatif-palliative-
care Accessed on July 20th 2011
4 Perawatan Paliatif Available at httpwwwmedicaleracominfo_answerphp
thread=11209 Accessed on July 20th 2011
5 Perawatan Paliatif Kanker Available at
httprsudrsoetomojatimprovgoididindexphp Accessed on July 20th 2011
6 Perawatan Paliatif Available at httpwwwnews-medicalnethealthPalliative-Care-
What-is-Palliative-Care-28Indonesian29aspx Accessed on July 20th 2011
20
keluarganya bukan hanya menyangkut masalah medisbiologis tetapi juga masalah
psikis sosial dan spiritual Perawatan paliatif membolehkan pasien di rawat di rumah
didampingi keluarga tercinta Saat di rawat di rumah pasien biasanya akan merasa lebih
nyaman dan bisa membantu meringankan beban dan pikiran sehingga lebih siap
menghadapi penyakitnya
2 Day Care
Merupakan layanan untuk tindakan medis yang tidak memerlukan rawat inap misalnya
perawatan luka kemoterapi dsb
3 Respite Care
Merupakan layanan yang bersifat psikologis Di sini penderita maupun keluarganya dapat
berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater bersosialisasi dengan penderita kanker lain
mengikuti terapi musik atau sekedar bersantai dan beristirahat Bisa juga menitipkan
penderita kanker (selama jam kerja) jika pendamping atau keluarga yang merawatnya
ada keperluan lain(4)
Aspek medikolegal (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
812MenkesSKVII2007 tentang Kebijakan Perawatan Paliatif)
1 Informed consent pasien paham pengertian tujuan dan pelaksanaaan perawatan
paliatif (komunikasi) Setiap tindakan berisiko dilakukan informed consent Penerima
informasi pemberi persetujuan diutamakan pasien sendiri ( pasien kompeten) dan
saksi keluarga terdekat pasien tidak kompeten oleh keluarga terdekat atas nama
pasien Saat pasien kompeten tim mengusahakan memperoleh pesan pernyataan
pasien tentang hal yang harus atau boleh atau tidak boleh dilakukan terhadapnya pada
saat kompetensinya menurun atau pasien menunjuk wakilnya untuk membuat
keputusan saat ia tidak kompeten Pernyataan dibuat secara tertulis Pada keadaan
darurat untuk kepentingan pasien tim dapat melakukan tindakan kedokteran yang
diperlukan
2 Resusitasi tidak resusitasi pasien diinformasikan tentang hal ini pada saat mulai
perawatan paliatif Keputusan dibuat oleh pasien yang kompeten tim perawatan
paliatif Pasien yang kompeten memiliki hak untuk tidak menghendaki resusitasi
setelah memperoleh informasi yang adekuat dan dipahaminya Keluarga terdekat pada
dasarnya tidak boleh membuat keputusan tidak resusitasi kecuali sudah dipesankan
dalam pernyataan tertulis oleh pasien Tetapi dalam keadaan dan pertimbangan
17
tertentu permintaan tertulis oleh seluruh keluarga terdekat dapat dimintakan
penetapan pengadilan untuk pengesahannya Tim perawatan paliatif dapat membuat
keputusan unuk tidak melakukan resusitasi jika pasien dalam tahap terminal dan
tindakan resusitasi diketahui tidak akan menyembuhkan atau memperbaiki kualitas
hidupnya berdasarkan bukti ilmiah
3 Perawatan di ICU dalam menghadapi pasien terminal tim harus mengikuti pedoman
penentuan kematian batang otak dan penghentian peralatan life supporting
Menurut Prof R Sunaryadi Tejawinata dr SpTHT (K) FAAO
PGDPallMed (ECU) ndashKepala Pusat Pengembangan Paliatif amp Bebas Nyeri RSU Dr
Soetomo periode 1992-2006ndash salah satu aspek penting dalam perawatan paliatif adalah
kasih kepedulian ketulusan dan rasa syukur Begitu pentingnya aspek ini sampai
melebihi pentingnya penanganan nyeri yang mutlak harus dilakukan dalam perawatan
paliatif Masyarakat menganggap perawatan paliatif hanya untuk pasien dalam kondisi
terminal yang akan segera meninggal Namun konsep baru perawatan paliatif
menekankan pentingnya integrasi perawatan paliatif lebih dini agar masalah fisik
psikososial dan spiritual dapat diatasi dengan baik Perawatan paliatif adalah pelayanan
kesehatan yang bersifat holistik dan terintegrasi dengan melibatkan berbagai profesi
dengan dasar falsafah bahwa setiap pasien berhak mendapatkan perawatan terbaik sampai
akhir hayatnya(5)
Bagi seorang dokter butuh empati yang besar dan keterampilan khusus dalam
melakukan paliatif care Penyampaian kabar buruk (ketika pasien tidak bisa sembuh dan
harus dilakukan paliative care) pun harus ada etikanya jangan sampai ketika kita
menyampaikan kabar buruk tersebut menimbulkan Stres mendalam bagi pasien maupun
keluarganya yang berakibat semakin cepatnya proses kematian bagi pasien Terkadang
juga tindakan Euthanasia dilakukan jika tindakan Paliatif sudah dilakukan tapi pasien
masih sangat menderita Namun perlu dicatat Tindakan Euthanasia tidak semudah itu
dilakukan Banyak faktor yang harus dipertimbangkan (permintaan pasienpermintaan
keluargadasar hukumadat istiadat setempatagama dll)(6)
18
BAB V
KESIMPULAN
Bapak Arman dinyatakan mengalami kanker paru stadium lanjut yang sudah menjalar
ke otak Pada kasus seperti ini pengobatan lebih ditujukan kepada pengobatan secara paliatif
yang bertujuan untuk mengurangi penderitaan pasien meningkatkan kualitas hidupnya serta
memberikan support kepada keluarganya Selain itu dokter juga harus memberikan edukasi
dan pengertian kepada keluarga pasien mengenai resiko yang kemungkinan akan terjadi
apabila tetap dilakukan tindakan medis atau pengobatan dengan segala cara yaitu bisa saja
penderitaan pasien akan bertambah atau bahkan bisa sebabkan pasien meninggal Akan tetapi
sesuai dengan salah satu prinsip dasar bioetik dokter harus menghormati otonomi pasien dan
tetap menyerahkan keputusan yang terbaik sepenuhnya kepada pasien
19
DAFTAR PUSTAKA
1 Perawatan Paliatif Available at httpspiritiaoridDokskmenkes812707pdf
Accessed on July 20th 2011
2 Sampurna Budi Syamsu Zulhasmar Siswaja Tjetjep D Bioetik dan hukum
kedokteran Jakarta Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia 1997 p36-9
3 Perawatan Paliatif (Palliative care) Available at
httpdoktersyhurawordpresscomsistem-kesehatanperawatan-paliatif-palliative-
care Accessed on July 20th 2011
4 Perawatan Paliatif Available at httpwwwmedicaleracominfo_answerphp
thread=11209 Accessed on July 20th 2011
5 Perawatan Paliatif Kanker Available at
httprsudrsoetomojatimprovgoididindexphp Accessed on July 20th 2011
6 Perawatan Paliatif Available at httpwwwnews-medicalnethealthPalliative-Care-
What-is-Palliative-Care-28Indonesian29aspx Accessed on July 20th 2011
20
tertentu permintaan tertulis oleh seluruh keluarga terdekat dapat dimintakan
penetapan pengadilan untuk pengesahannya Tim perawatan paliatif dapat membuat
keputusan unuk tidak melakukan resusitasi jika pasien dalam tahap terminal dan
tindakan resusitasi diketahui tidak akan menyembuhkan atau memperbaiki kualitas
hidupnya berdasarkan bukti ilmiah
3 Perawatan di ICU dalam menghadapi pasien terminal tim harus mengikuti pedoman
penentuan kematian batang otak dan penghentian peralatan life supporting
Menurut Prof R Sunaryadi Tejawinata dr SpTHT (K) FAAO
PGDPallMed (ECU) ndashKepala Pusat Pengembangan Paliatif amp Bebas Nyeri RSU Dr
Soetomo periode 1992-2006ndash salah satu aspek penting dalam perawatan paliatif adalah
kasih kepedulian ketulusan dan rasa syukur Begitu pentingnya aspek ini sampai
melebihi pentingnya penanganan nyeri yang mutlak harus dilakukan dalam perawatan
paliatif Masyarakat menganggap perawatan paliatif hanya untuk pasien dalam kondisi
terminal yang akan segera meninggal Namun konsep baru perawatan paliatif
menekankan pentingnya integrasi perawatan paliatif lebih dini agar masalah fisik
psikososial dan spiritual dapat diatasi dengan baik Perawatan paliatif adalah pelayanan
kesehatan yang bersifat holistik dan terintegrasi dengan melibatkan berbagai profesi
dengan dasar falsafah bahwa setiap pasien berhak mendapatkan perawatan terbaik sampai
akhir hayatnya(5)
Bagi seorang dokter butuh empati yang besar dan keterampilan khusus dalam
melakukan paliatif care Penyampaian kabar buruk (ketika pasien tidak bisa sembuh dan
harus dilakukan paliative care) pun harus ada etikanya jangan sampai ketika kita
menyampaikan kabar buruk tersebut menimbulkan Stres mendalam bagi pasien maupun
keluarganya yang berakibat semakin cepatnya proses kematian bagi pasien Terkadang
juga tindakan Euthanasia dilakukan jika tindakan Paliatif sudah dilakukan tapi pasien
masih sangat menderita Namun perlu dicatat Tindakan Euthanasia tidak semudah itu
dilakukan Banyak faktor yang harus dipertimbangkan (permintaan pasienpermintaan
keluargadasar hukumadat istiadat setempatagama dll)(6)
18
BAB V
KESIMPULAN
Bapak Arman dinyatakan mengalami kanker paru stadium lanjut yang sudah menjalar
ke otak Pada kasus seperti ini pengobatan lebih ditujukan kepada pengobatan secara paliatif
yang bertujuan untuk mengurangi penderitaan pasien meningkatkan kualitas hidupnya serta
memberikan support kepada keluarganya Selain itu dokter juga harus memberikan edukasi
dan pengertian kepada keluarga pasien mengenai resiko yang kemungkinan akan terjadi
apabila tetap dilakukan tindakan medis atau pengobatan dengan segala cara yaitu bisa saja
penderitaan pasien akan bertambah atau bahkan bisa sebabkan pasien meninggal Akan tetapi
sesuai dengan salah satu prinsip dasar bioetik dokter harus menghormati otonomi pasien dan
tetap menyerahkan keputusan yang terbaik sepenuhnya kepada pasien
19
DAFTAR PUSTAKA
1 Perawatan Paliatif Available at httpspiritiaoridDokskmenkes812707pdf
Accessed on July 20th 2011
2 Sampurna Budi Syamsu Zulhasmar Siswaja Tjetjep D Bioetik dan hukum
kedokteran Jakarta Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia 1997 p36-9
3 Perawatan Paliatif (Palliative care) Available at
httpdoktersyhurawordpresscomsistem-kesehatanperawatan-paliatif-palliative-
care Accessed on July 20th 2011
4 Perawatan Paliatif Available at httpwwwmedicaleracominfo_answerphp
thread=11209 Accessed on July 20th 2011
5 Perawatan Paliatif Kanker Available at
httprsudrsoetomojatimprovgoididindexphp Accessed on July 20th 2011
6 Perawatan Paliatif Available at httpwwwnews-medicalnethealthPalliative-Care-
What-is-Palliative-Care-28Indonesian29aspx Accessed on July 20th 2011
20
BAB V
KESIMPULAN
Bapak Arman dinyatakan mengalami kanker paru stadium lanjut yang sudah menjalar
ke otak Pada kasus seperti ini pengobatan lebih ditujukan kepada pengobatan secara paliatif
yang bertujuan untuk mengurangi penderitaan pasien meningkatkan kualitas hidupnya serta
memberikan support kepada keluarganya Selain itu dokter juga harus memberikan edukasi
dan pengertian kepada keluarga pasien mengenai resiko yang kemungkinan akan terjadi
apabila tetap dilakukan tindakan medis atau pengobatan dengan segala cara yaitu bisa saja
penderitaan pasien akan bertambah atau bahkan bisa sebabkan pasien meninggal Akan tetapi
sesuai dengan salah satu prinsip dasar bioetik dokter harus menghormati otonomi pasien dan
tetap menyerahkan keputusan yang terbaik sepenuhnya kepada pasien
19
DAFTAR PUSTAKA
1 Perawatan Paliatif Available at httpspiritiaoridDokskmenkes812707pdf
Accessed on July 20th 2011
2 Sampurna Budi Syamsu Zulhasmar Siswaja Tjetjep D Bioetik dan hukum
kedokteran Jakarta Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia 1997 p36-9
3 Perawatan Paliatif (Palliative care) Available at
httpdoktersyhurawordpresscomsistem-kesehatanperawatan-paliatif-palliative-
care Accessed on July 20th 2011
4 Perawatan Paliatif Available at httpwwwmedicaleracominfo_answerphp
thread=11209 Accessed on July 20th 2011
5 Perawatan Paliatif Kanker Available at
httprsudrsoetomojatimprovgoididindexphp Accessed on July 20th 2011
6 Perawatan Paliatif Available at httpwwwnews-medicalnethealthPalliative-Care-
What-is-Palliative-Care-28Indonesian29aspx Accessed on July 20th 2011
20
DAFTAR PUSTAKA
1 Perawatan Paliatif Available at httpspiritiaoridDokskmenkes812707pdf
Accessed on July 20th 2011
2 Sampurna Budi Syamsu Zulhasmar Siswaja Tjetjep D Bioetik dan hukum
kedokteran Jakarta Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia 1997 p36-9
3 Perawatan Paliatif (Palliative care) Available at
httpdoktersyhurawordpresscomsistem-kesehatanperawatan-paliatif-palliative-
care Accessed on July 20th 2011
4 Perawatan Paliatif Available at httpwwwmedicaleracominfo_answerphp
thread=11209 Accessed on July 20th 2011
5 Perawatan Paliatif Kanker Available at
httprsudrsoetomojatimprovgoididindexphp Accessed on July 20th 2011
6 Perawatan Paliatif Available at httpwwwnews-medicalnethealthPalliative-Care-
What-is-Palliative-Care-28Indonesian29aspx Accessed on July 20th 2011
20