etika, moral, akhlak (agama) ppt
TRANSCRIPT
Kelompok 61. Aisyah Turidho2. Bella Timorti Pertiwi3. Fitriyah
ETIKA, MORAL, AKHLAK
ETIKASecara etimologi, kata "etika" berasal dari bahasa Yunani kuno"ethos" yang artinya adat kebiasaan sama dengan akhlak dalam arti bahasa. Artinya etika adalah sebuah pranata perilaku seseorang atau sekelompok orang, yang tersusun dari suatu sistem nilai atau norma yang diambil dari gejala-gejala alamiah masyarakat kelompok tersebut.
moral Moral berasal dari kata latin "Mos" dan
"Mores" (bentuk jamaknya) yang berarti adat atau cara hidup. Moral adalah tindakan manusia yang sesusai dengan ide-ide umum (masyarakat) yang baik dan wajar. Moral dan etika memiliki kesamaan dalam hal baik dan buruk.
akhlak Kata akhlak berasal dari kala khalaqa dengan akar kata
khaluqun yang berarti perangai, tabiat dan adat, atau dari kata kalqun yang berarti kejadian, buatan dan ciptaan. Jadi secara etimologi akhlak itu berarti perangai, adat, tabiat atau system perilaku yang dibuat (Daradjat, 1984;253). Akhlak secara kebahasaan bisa baik, bisa juga buruk tergantungkepada tata nilai yang dipakai sebagai landasannya, meskipun secara sosiologis di Indonesia kata akhlak sudah mengandung konotasi baik, jadi "orang yang berakhlak" berarti orang yang berakhlak baik. Sebenarnya kata akhlak baik dapat disebut dengan akhlak al-karomah sedangkan yang buruk disebut dengan akhlak mazmumah.
Karakteristik Etika dalam Islam (Akhlak)
1. Sebuah moral yang beralasan (argumentatif) dan dapat dipahamiIslam selalu bersandar pada penilaian yang logis dan alasan(argumentatif) yang dapat diterima oleh akal yang lurus dan naluri yang sehat, yaitu dengan menjelaskan maslahat (kebaikan) dibalik apa yang diperintahkan-Nya dan kerusakan dari terjadinya apa yang dilarang-Nya (Q.S Al-Ankabut;45, Q.S Al-Jumu’ah;9)
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain).
Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S Al-Ankabut:45)
Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (Q.S Al-Jumu’ah:9)
2. Moral Universal
3. Kesesuaian dengan fitrah
Binatang tercela
4. Memperhatikan Realita
Al-qur’an tidak membebankan kepada manusiasuatu kewajiban untuk mencintai musuhmusuhnya, karena hal ini merupakan sesuatu halyang tidak dimiliki jiwa manusia, akan tetapi al Qur’anmemerintahkan kepada orang-orang mukmin untuk berlaku adil terhadap musuhmusuhnya, supaya ras permusuhan dan kebencian mereka terhadap musuh-musuhnya tidak mendorong untuk melakukan pelanggaran terhadap musuh-musuh mereka.
5. Moral Positif
6. Komprehensifitas (menyeluruh)
Islam bukanlah agama yang menganggap bahwamoral dalam agama berkisar pada pelaksanaan ibadah ritual atau seremonial, padahal akhlak atau etika Islam tidak membiarkan kegiatan manusia hanya dalam ibadah mahdah saja. Islam menggariskan bahwa hubungan manusia dengan dirinya sendiri dan manusia lainnya serta hubungan manusia dengan alam secara global maupun detail haruslah dengan etika Islam atau akhlak. Oleh sebab itu, akhlak Islam meletakkan apa yang dikehendaki manusia dari adab susila yang tinggi dan luhur.
7. Tawazun (keseimbangan)
Hubungan Tasawuf dengan AkhlakTasawuf berasal dari kata suf artinya kain yang dibuat dari wool. Sebab para penganut tasawuf pada masa dulu hanya menggunakan pakaian dari bulu binatang atau kain wool kasar, wool ini menggambarkan kesederhanaan dan kemiskinan. Kaum sufi sebagai golongan yang hidup sederhana dan miskin, tetapi berhati suci dan mulia (Suryana, 1996;78). Istilah tasawuf atau sufi baru muncul pada abad ke-2 H. Pada dasarnya tasawuf merupakan pola hidup sederhana, memperbanyak ibadah dengan mendekatkan diri kepada Allah, mensucikan jiwa dengan menjauhi hawa nafsu dan lain sebagainya. Tasawuf ini tidak dikenal siapa pencetusnya dan tidak pula diketahui secara pasti mengenai pengertian terminologisnya.
Tasawuf berusaha mentransedensikan segala pandangan, sikap dan tindakan atau perilaku manusia sehingga membuahkan pengalaman ketasawufan dan religius. Contohnya melatih sikap zuhud dalam pengertian ”hati tidak dikendalikan atau didominasi oleh dunia” dan sikap tawakal dalam pengertian ”berikhtiar dengan keras lalu berserah diri kepada Allah atas segala hasil yang diraihnya”. Dengan demikian berperang pada doktrin tasawuf lebih akan membentuk pribadi manusia yang berakhlak (bermoral), karena doktrin yang terkandung dalam nilai-nilai tasawuf lebih menekankan aspek aktualisasi nilai-nilai luhur, perasaan etis dan kesadaran moral (Jamal Syarif, 2003:120).
Aktualisasi Akhlak dalam Kehidupan
1. Akhlak kepada Allah
Beribadah Berzikir Berdo’a
Akhlak terhadap Manusia
• Akhlak terhadap diri sendiri
Jujur
Menjaga Kesucian
• Akhlak terhadap orang tua
Dampak Modernisasi dan Globalisasi Terhadap Etika, Moral dan Akhlak Pemuda-Pemudi Bangsa
• Sikap Positif
1) Penerimaan secara terbuka (open minded); lebih dinamis,tidak terbelenggu
2) hal-hal lama yang bersikap kolot3) Pola fikir pemuda-pemudi bangsa ini lebih cerdas dan tidak sulit
mendapatkan pendidikan karena hampir semua wilayah sudah di samaratakan terhadap dunia pendidikan
4) Mempermudah mayarakat dalam segala aspek dan bidang tertentu5) Membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat6) Tidak lagi terikat oleh budaya atau aturan-aturan tertentu(bisa terbuka).7) Mengembangkan sikap antisipatif dan selektif kepekaan (antisipatif)
dalam menilai hal-hal yang akan atau sedang terjadi.
• Sikap Negatif
1) Tertutup dan was-was (apatis)2) masyarakat yang telah merasa nyaman dengan kondisi kehidupan masyarakat yang ada3) Acuh tak acuh4) Mudah terjadinya konflik antar kelompok ataupun individu5) Masyarakat ada sebagian menerima ada juga sebagian yang menolak
terhadap 6) Globalisasi7) masyarakat awam yang kurang memahami arti strategis modernisasi dan
globalisasi8) Kurang selektif dalam menyikapi perubahan modernisasi dengan
menerima setiap bentuk hal-hal baru tanpa adanya seleksi/filter 9) Mudah terjadinya penyimpangan dan lain sebagainya tentunya masih
banyak hal-hal negatif lain yang tanpa kita sadari itu akan membawa kerugian bagi bangsa ini ataupun kemajuan yang bernilai positif untuk bangsa ini.
Faktor-Faktor Kemerosotan Etika, Moral dan Akhlak
Memudarnya kualitas
keimanan
Kemajuan teknologi
Pengaruh lingkungan
Hilanganya sikap kejujuran
Metode Peningkatan Etika, Moral dan Akhlak
• Metode Syari’at 1. Dengan cara membiasakan diri untuk melakukan kebaikan dan menjauhi yang dilarang syara’. 2. Berusaha menjauhkan diri dari permusuhan.
3. Membiasakan diri untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dimana kita tinggal.
• Metode Pengembangan Diri1. Berupaya meneladani perbuatan-perbuatan
terpuji dari pribadi-pribadi yang dikagumi.2. Membiasakan konsisten untuk melakukan
kebiasaan-kebiasaan terpuji dan menghilangkan sifat-sifat tercela yang ada pada diri.
3. Berusaha meningkatkan potensi-potensi baik yang ada pada diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
• Metode Kesufian1. Membiasakan diri bersifat zuhud.2. Mendekatkan diri kepada Allah SWT.3. Berusaha untuk meningkatkan kualitas
ibadah.
• Berhuznusan. Bagaimana cara kita berpikir positif ke pada allah
• Dampak globalisasi, bagaimana cara kita memfilter damapak globalisasi
• Ahlak dan tasawuf hubungan, dan bagaimanan implemntasi akhlak dan taswuf dalam kehidupan sehari hari
• Bagaimana cara kita mengkonsistenkan akhlak yang baik.