mklh kltp
DESCRIPTION
mmmTRANSCRIPT
MAKALAH METODA PEMISAHAN
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Preparatif dan Metoda Densitometri
Disusun Oleh
Kelompok 7
1. Ayu Nurliansari 12482010
2. Agus Riauzi 12482010
3. Olivia 12482010
4. Sri Pitasari 1248201064
5. Siti Zubaidah 1248201057
6. Silvy Febry Andini 1110096140318
7. Ussi Martina 12482010
8. Uswatun Khasanah 1248201064
9. Yessi Seftiara 1248201066
10. Yuliandani 12482010
PROGRAM STUDI ILMU FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
YAYASAN HARAPAN IBU JAMBI
TAHUN AJARAN 2014/2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu analisis kimia menjadi meragukan jika pengukuran sifat tidak berhubungan
dengan sifat spesifik senyawa terukur. Analisis meliputi pengambilan cuplikan,
pemisahan senyawa pengganggu, isolasi senyawa yang dimaksudkan, pemekatan terlebih
dahulu sebelum identifikasi dan pengukuran. Terdapat banyak teknik pemisahan tetapi
kromatografi merupakan teknik yang paling banyak digunakan.
Kromatografi pertama kali diberikan oleh Michael Tswett, seorangahli botani Rusia, pada
tahun 1906.Kromatografi berasal dari bahasa Yunani ‗Kromatos‘ yang berarti warnadan
‗Graphos‘ yang berarti menulis.
Kromatografi adalah metode pemisahan komponen kimia yang didasarkan pada
perbedaan antara fase bergerak dan fase diam dari komponen-komponen yang terdapat
dalam suatu sampel uji. Komponen yang dipisahkan tersebut dapat dikuantifikasi dengan
menggunakan detektor dan/atau dikoleksi untuk analisa lebih lanjut. Instrumen untuk
mengkuantifikasi adalah Gas and liquid chromatography dengan mass spechtrometry
(GC-MC dan LCMC); Fourier transform infrared spectroscopy (GC-FTIR) dan diode-
array UV-VIS absoprtionspectroscopy (HPLC-UV-VIS). Kromatografi gas (GC)
digunakan untuk memisahkan senyawa organik menguap (volatile). Fase bergerak adalah
gas dan fase diam biasanya cairan. High Performance Liquid Chromatografi (HPLC)
adalah variasi dari khromatografi cairan yang menggunakan pompa bertekanan tinggi
untuk meningkatkan efisiensi pemisahan senyawa kimia. Kromatografi cair (LC)
digunakan untuk menganalisis pemisahan campuran, yang mengandung ion-ion logam
dan senyawa organik. Fase bergerak adalah pelarut dan fase diam adalah cairan yang
mendukung padatan, padatan, dan ion pengganti resin.
Kromatografi dalam berbagai bentuknya telah digunakan secara luas sebagai
teknik pemisahan dan analisis. Pada tahun 1941, Martin dan Synge, yang kemudian
mendapat hadiah Nobel, dalam makalahnya mengemukakan pengertian-pengertian dasar
tentang kromatografi gas (GC) dan HPLC. Tidak kurang dari 10 tahun kemudian, yaitu
pada tahun 1952, James dan Martin untuk pertama kali mengintrodusir penggunaan GC.
Sejak saat itu GC telah menjadi bentuk kromatografi yang paling baik dan berkembang
dengan sangat cepat. Bentuk- bentuk kromatografi yang lain seperti kromatografi kertas,
kromatografi lapis tipis (TLC), kromatografi penukar ion dan kromatografi eksklusi
(semuanya termasuk kromatografi cairan), belum memperoleh sukses yang sama seperti
yang telah dicapai oleh GC. Hal ini disebabkan karena efisiensinya yang rendah serta
waktu analisisnya yang panjang: Pada awal tahun 1960-an, Giddings menunjukkan
bahwa kerangka kerja teoritis yang dikembangkan untuk GC berlaku sama baiknya untuk
kromatografi cairan, dan antara tahun 1967 – 1969 Kirkland, Huber, dan kelompok
Horvath, Preiss dan Lipsky mengemukakan penggunaan HPLC yang pertama kali.
Dengan menggunakan tekanan yang tinggi (sampai dengan 5000 psi), HPLC dapat
mengatasi kelemahan-kelemahan dari kromatografi cairan pada umumnya, misalnya
viskositas cairan yang relatif lebih besar dibanding dengan viskositas gas, sehingga
HPLC mampu memberikan waktu analisis (5 - 30 menit) yang kurang lebih sama dengan
waktu analisisnya GC.
Kromatografi digunakan sebagai untuk memisahkan substansi campuran menjadi
komponen-komponennya, misalnya senyawa Flavonoida dan isoflavonoida yang terdapat
pada tahu, tempe, bubuk kedelai dan tauco serta Scoparia dulcis, Lindernia anagalis, dan
Torenia violacea. Yang pada senyawa isoflavon memiliki banyak manfaat. Beberapa
kelebihan senyawa isoflavon yang potensial bagi kesehatan manusia, di antaranya adalah
sebagai antioksidan, antitumor / antikanker, antikolesterol, antivirus, antialergi, dan dapat
mencegah osteoporosis. Dan semua kromatografi bekerja berdasarkan metode
kromatografi.
Kromatografi juga merupakan pemisahan campuran senyawa menjadi senyawa
murninya dan mengetahui kuantitasnya. Untuk itu, kemurnian bahan atau komposisi
campuran dengan kandungan yang berbeda dapat dianalisis dengan benar. Tidak hanya
kontrol kualitas, analisis bahan makanan dan lingkungan, tetapi juga kontrol dan optimasi
reaksi kimia dan proses berdasarkan penentuan analitik dari kuantitas material. Teknologi
yang penting untuk analisis dan pemisahan preparatif pada campuran bahan adalah
prinsip dasar kromatografi.
Pemisahan senyawa biasanya menggunakan beberapa tekhnik kromatografi.
Pemilihan teknik kromatografi sebagian besar bergantung pada sifat kelarutan senyawa
yang akan dipisahkan.
Semua kromatografi memiliki fase diam (dapat berupa padatan, atau kombinasi
cairan-padatan) dan fase gerak (berupa cairan atau gas). Fase gerak mengalir melalui fase
diam dan membawa komponen-komponen yang terdapat dalam campuran. Komponen-
komponen yang berbeda bergerak pada laju yang berbeda. Dan dalam makalah ini kami
akan membahas mengenai Kromatografi Lapis Tipis (KLT) preperatif dan metoda
densitometri.
Sebelum dilakukan partisi dan KLT maka sampel harus dalam bentuk ekstrak.
Suatu ekstrak perlu di partisi untuk mengetahui pemisahannya terdapat pelarut. Metode
partisi dilakukan dengan ECP selanjutnya dilakukan proses KLT dimana dilakukan
pemisahan berdasarkan tingkat kepolaran menggunakan eluen yang sesuai, sehingga
mendapatkan profil KLT yang baik. Ekstraksi adalah proses penarikan komponen atau
zat aktif suatu simplisia dengan menggunakan pelarut tertentu. Pemikiran metode
ekstraksi senyawa bukan atom dipergunakan oleh beberapa factor, yaitu sifat jaringan
tanaman, sifat kandungan zat aktif serta kelarutan dalam pelarut yang digunakan. Prinsip
ekstraksi adalah melarutkan senyawa polar dalam pelarut polar dan senyawa non polar
dalam senyawa non polar. Secara umum ekstraksi dilakukan secara berturut-turut mulia
dengan pelarut non polar (non heksan) lalu pelarut yang kepolarannya menengah (diklor
metan atau etil asetat) kemudian pelarut yang bersifat polar (methanol atau etanol).
Ekstraksi digolongkan ke dalam dua bagian besar berdasarkan bentuk fase yang
diekstraksi yaitu ekstraksi cair-cair dan ekstraksi cair padat, ekstraksi cair padat terdiri
dari beberapa cara yaitu maserasi, perkolasi dan ekstraksi sinambung.
Prinsip dari pemisahan adalah adanya perbedaan sifat fisik dan kimia dari
senyawa yaitu kecenderungan dari molekul untuk melarut dalam cairan (kelarutan),
kecenderungan molekul untuk menguap (keatsirian), kecenderungan molekul untuk
melekat pada permukaan bentuk serbuk labus (adsorpsi,penserapan).
Kromotgrafi lapis tipis adalah metode pemisahan fitokimia. Lapisan yang
memisahkan terdiri atas bahan berbutir-butir (fase diam), ditempatkan pada penyangga
berupa pelat gelas, logam, atau lapisan yang cocok. Campuran yang akan dipisah, berupa
larutan, ditotolkan berupa bercak atau pita (awal), kemudian pelat dimasukkan didalam
bejana tertutup rapat yang berisi larutan pengembang yang cocok (fase gerak). Pemisahan
terjadi selama perambatan kapiler (pengembangan) dan selanjutnya senyawa yang ridak
berwarna harus ditampakkan.
B. Tujuan Penulisan
Mengetahui dan memahami cara pemisahan senyawa dengan menggunakan metode
kromatografi lapis tipis (KLT) preperatif dan metod densitometry
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Kromatografi Lapis Tipis Preparatif merupakan proses isolasi yang terjadi
berdasarkan perbedaan daya serap dan daya partisi serta kelarutan dari komponen-
komponen kimia yang akan bergerak mengikuti kepolaran eluen oleh karena daya serap
adsorben terhadap komponen kimia tidak sama, maka komponen bergerak dengan
kecepatan yang berbeda sehingga hal inilah yang menyebabkan pemisahan.
B. Teori
Dalam perkembangan selanjutnya metode KLT tidak hanya digunakan untuk
mengidentifikasi noda akan tetapi juga untuk mengisolasi ekstrak, metode ini kemudian
dikenal sebagai KLT preparatif. Salah satu metode pemisahan yang memerlukan biaya
paling murah dan memakai peralatan sangat sederhana ialah kromatografi lapis tipis
preperatif (KLTP). Walaupun KLTP dapat memisahkan dalam jumlah gram, sebagian
besar pemakaian hanya dalam jumlah milligram. KLT preperatif dilakukan dengan
menggunakan lapisan tebal ( sampai 1 mm) sebagai pengganti lapisan penyerap yang
tipis.
Kromatografi lapis tipis dibagi menjadi kromatografi lapis tipis preparatif dan
kromatografi lapis tipis sentrifugal. Kromatografi lapis tipis preparatif (KLTP) adalah
salah satu metode yang memerlukan pembiayaan paling murah dan memakai peralatan
paling dasar. Walaupun KLTP dapat memisahkan bahan dalam jumlah gram, sebagian
besar pemakainya hanya dalam jumlah miligram.KLTP bersama-sama dengan
kromatografi kolom terbuka.
Ketebalan penjerap (adsorben) yang paling sering dipakai pada KLTP adalah
sekitar 0,5-2 mm. Ukuran pelat kromatografi biasanya 20 x 20 cm atau 20 x 40 cm.
Pembatasan ketebalan lapisan dan ukuran pelat sudah tentu mengurangi jumlah bahan
yang dapat dipisahkan dengan KLTP. Penjerap yang paling umum digunakan ialah silika
gel dan dipakai untuk pemisahan campuran senyawa lipofil maupun campuran senyawa
hdrofil. Cuplikan pada KLTP dilarutkan dalam sedikit pelarut sebelum ditotolkan pada
pelat KLTP. Pelarut yang baik adalah pelarut atsiri ( heksana, diklorometana, etil asetat),
karena jika pelarut kurang atsiri akan terjadi pelebaran pita. Konsentrasi cuplikan harus
sekitar 5% - 10%. Cuplikan ditotolkan berupa pita yang harus sesempit mungkin karena
pemisahan tergantung pada lebar pita.
KLTP klasik mempunyai beberapa kekurangan, kekurangan yang utama adalah
pengambilan senyawa dari pelat yang dilanjutkan dengan pengekstrasian dari penjerap.
Jika senyawa beracun harus dikerok dari pelat, dapat menimbulkan masalah yang
serius .Kekurangan yang lainya ialah jangka waktu yang diperlukn untuk pemisahan dan
adanya pencemar dan sisa dari pelat sendiri setelah pengekstrasian pita yang mengandung
senyawa yang dipisahkan dengan pelarut. Pada prinsipnya kromatografi sentrifugal
adalah kromatografi klasik dengan aliran fase gerak yang dipercepat oleh gaya
sentrifugal.
C. Instrumen Alat dan Prinsip
KLT preparatif pada dasarnya, prinsip kerjanya sama dengan KLT. Tetapi, tujuan
dilakukannya berbeda, yaitu untuk memisahkan senyawa dari fraksinya (pemisahan
isolat).
Perbedaan lainnya terletak pada ketebalan pelat atau lapisan absorbannya, di
mana pada KLT biasa untuk analisis ukurannya berkisar antara 0,1-0,25 mm, sedangkan
untuk KLT preparatif berkisar antara 0,5-2,0 mm.
Prinsip dari KLT preparatif ini yaitu berdasarkan perbedaan kemampuan masing-
masing senyawa dalam berinteraksi dengan fase diam dan kelarutan dalam pengembann
yang digunakan. Pengembang yang digunakan biasanya merupakan campuran dari
berbagai jenis pelarut dengan tujuan melakukan pemisahan berdasarkan kepolaran dan
kelarutan terhadap pengembang tersebut.
D. Cara Analisis
Pada kromatografi lapis tipis preperatif cuplikan yang akan dipisahkan ditotolkan berupa
garis pada salah satu sisi pelat lapisan besar dan dikembangkan secara tegak lurus pada
garis cuplikan sehingga campuran akan terpisah menjadi beberapa pita. Pita ditampakkan
dengan cara yang tidak merusak jika senyawa itu tanwarna, dan penyerapyang
mengandung senyawa pita dikerok dari pelat kaca. Kemudian cuplikan dielusi dari
penyerap dengan pelarut polar. Cara ini berguna untuk memisahkan campuran reaksi
sehingga diperoleh senyawa murni untuk telaah pendahuluan, untuk menyiapkan
cuplikan analisis, untuk meneliti bahan alam yang lazimnya berjumlah kecil dan
campurannya rumit dan untuk memperoleh cuplikan yang murni untuk mengkalibrasi
kromatografi lapis tipis kuantitatif.
Pengembangan plat KLTP biasanya dilakukan dalam bejana kaca yang dapat
menampung beberapa plat. Koefisienan pemisahan dapat ditingkatkan dengan cara
pengembangan berulang. Harus diperhatikan bahwa semakin lama senyawa berkontak
dengan penyerap maka semakin besar kemungkinan penguraian.